Presentasi Kasus Stase RSOP
-
Upload
ira-ristinawati -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
Transcript of Presentasi Kasus Stase RSOP
Presentasi Kasus Stase RSOP
LAKI-LAKI USIA 57 TAHUN DENGAN OPEN FRACTURE
TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL DEKSTRA GRADE IIIA DAN CRUSH INJURY
REGIO ANKLE SINISTRA
Oleh :
Aldila Ayudia Amelia G0007001
Elisa Gunawan G0007192
Anung Rizki Putri U G0008055
Rudy Hartawan G0008160
Pembimbing:
dr. Anung B. Satriadi , Sp.OT
KEPANITERAAN KLINIK SMF ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSOP PROF. DR. R. SOEHARSO
SURAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Presentasi Kasus ini disusun untuk memenuhi persyaratan kepaniteraan klinik Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Presentasi kasus dengan judul:
LAKI-LAKI USIA 57 TAHUN DENGAN OPEN FRACTURE
TIBIA FIBULA 1/3 DISTAL DEKSTRA GRADE IIIA DAN CRUSH INJURY
REGIO ANKLE SINISTRA
Oleh :
Aldila Ayudia Amelia G0007001
Elisa Gunawan G0007192
Anung Rizki Putri U G0008055
Rudy Hartawan G0008160
Pembimbing
dr. Anung B. Satriadi , Sp.OT
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang becak
Alamat : Tambahrejo 01/03 Blora, Jawa Tengah
No. RM : 00.21.70.34
Masuk RS : 5 April 2012
Pemeriksaan : 5 April 2012
B. ANAMNESA
1. Keluhan Utama
Nyeri pada kedua kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang
± 10 jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami kecelakaan
ditabrak truk dari arah belakang saat istirahat dibecaknya. Pasien jatuh
dengan posisi jatuh yang tidak diketahui. Setelah jatuh, pasien merasa kedua
kakinya sakit sekali dan sulit digerakkan. Pingsan (-), mual (-), muntah (-).
Pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Dr. Soetrasno Rembang dan dirujuk
ke Rumah Sakit Orthopedi.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
R. Asma : disangkal
R. Alergi makanan : disangkal
R. Alergi makanan : disangkal
R. Jatuh sebelumnya : disangkal
R. Mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
R. Sakit jantung : disangkal
R. Hipertensi : disangkal
R. DM : disangkal
R. Asma : disangkal
5. Anamnesa Sistemik
Kepala : mesocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-) sklera ikterik (-/-)
Hidung : septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : sekret (-/-), membran thymani (intak/intak), darah (-/-)
Mulut : mulut kering (-), bibir biru (-), sariawan (-), gusi berdarah
(-), bibir pecah- pecah (-)
Tenggorokan : nyeri telan (-)
Respirasi : sesak (-), batuk (-), dahak (-), batuk darah (-), mengi (-)
Cardiovascular : nyeri dada (-), pingsan (-), kaki bengkak (-), keringat
dingin (-), lemas (-)
Gastrointestinal : mual (-) muntah (-),perut terasa panas (-) kembung (-),
sebah (-), muntah darah (-), BAB warna hitam (-), BAB
lendir darah (-), BAB sulit (-)
Genitourinaria : BAK warna kuning jernih, nyeri saat BAK (-)
Muskuloskeletal: nyeri otot (+), nyeri sendi (+), bengkak sendi (+),
Ekstremitas : Atas : pucat (-), kebiruan (-), bengkak (-), luka (-), terasa
dingin (-)
Bawah : pucat (+), kebiruan (+), bengkak (+), luka (+),
terasa dingin (+)
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
- Keadaan umum : baik
- Derajat kesadaran : compos mentis
- Derajat gizi : gizi normal
2. Tanda vital
- Tekanan darah : 144/91
- Hearth Rate : 88x/menit
- Frekuensi Pernafasan : 20x/ menit, tipe toracoabdominal.
- Suhu : 370C
3. Kulit
Kulit putih kecoklatan, kering, ujud kelainan kulit (-), hiperpigmentasi (-)
4. Kepala
Bentuk mesosefal, rambut kering (-), rambut warna hitam, sukar dicabut.
5. Wajah
Odema (-)
6. Mata
Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-), refleks
cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm)
7. Hidung
Napas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-), deviasi(-/-)
8. Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-), kering (-)
9. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-)
10. Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-), tonsil T1 - T1
11. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar, kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-), JVP tidak
meningkat
12. Toraks
Bentuk : normochest, retraksi (-), gerakan dinding dada simetris
Cor : Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : Pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi : Fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+)
Suara tambahan (-/-)
13. Abdomen
Inspeksi : Perut distended (-), darm contour (-), darm stifung (-),
Palpasi : Supel
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal,
14. Ekstremitas
Akral dingin Oedem Ikterik
15. Genital
BAK warna kuning jernih, nyeri saat BAK (-)
16. Status Lokalis
Regio Cruris Dekstra
Look : Vulnus terhecting untuk jahitan segera silk anteromedial distal side,
bengkak (+), deformitas (+)
Feel : Nyeri tekan (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (+), SpO2 digiti I-III
97 %
- -
- +
- -
+ -
- -
- -
ROM : Ankle terbatas karena nyeri
Regio Cruris Sinistra
Look : Crush Injury Regio Ankle dengan luka tepi tidak rata, kulit bagian
distal pucat
Feel : Pedis teraba akral dingin (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (-), SpO2
digiti I-V 0%
ROM : Ankle terbatas karena nyeri
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium darah tanggal 6 Mei 2012
Hb : 11.4 g/dl
Hct : 35 %
AE : 3.84 x 106 /l
AL : 9.2 x 103/l
AT : 110 x 103/l
Gol darah : B
GDS :124 mg/dl
Ureum : 27 mg/dl
Creatinin : 0.82 mg/dl
PT : 14.4 detik
APTT : 35.8 detik
INR : 1.21
HbsAg : Negatif
2. Pemeriksaan Foto Rontgen Cruris (D/S) AP/Lateral tanggal 6 Mei 2012
E. RESUME
Dari anamnesis didapatkan, ± 10 jam sebelum masuk rumah sakit pasien
mengalami kecelakaan ditabrak truk dari arah belakang saat istirahat dibecaknya.
Pasien jatuh dengan posisi jatuh yang tidak diketahui. Setelah jatuh, pasien
merasa kedua kakinya sakit sekali dan sulit digerakkan. Pingsan (-), mual (-),
muntah (-). Pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Dr. Soetrasno Rembang dan
dirujuk ke Rumah Sakit Orthopedi.
Pada pemeriksaan status lokalis pada regio cruris dekstra didapatkan Vulnus
terhecting untuk jahitan segera silk anteromedial distal side, bengkak (+),
deformitas (+), Nyeri tekan (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (+), SpO2 digiti I-III
97 %, dan ROM Ankle terbatas karena nyeri. Pada region cruris sinistra
didapatkan Crush Injury Regio Ankle dengan luka tepi tidak rata, kulit bagian
distal pucat, pedis terapa akral dingin (+), pulsasi arteri dorsalis pedis (-), SpO2
digiti I-V 0%, dan ROM Ankle terbatas karena nyeri.
Pemeriksaan laboratorium darah, didapatkan Hb 11.4 g/dl, Hct 35 %, AE
3.84 x 106 /l, AL 9.2 x 103/l, AT 110 x 103/l, Golongan darah B, GDS 124
mg/dl, Ureum 27 mg/dl, Creatinin 0.82 mg/dl, PT 14.4 detik, APTT 35.8 detik,
INR 1.21, HbsAg negatif.
Pemeriksaan Foto Rontgen Cruris dekstra didapatkan fraktur tibia fibula 1/3
distal terbuka dan pemeriksaan Foto Rontgen Cruris sinistra didapatkan crush
injury pada region ankle.
F. DIAGNOSIS
Open Fracture Tibia Fibula 1/3 distal (D) Grade III A
Crush Injury Regio Ankle (S)
G. TERAPI
a.Memberitahukan mengenai penyakit pasien kepada keluarga dan pasien
b.Infus RL 20tpm
c.Injeksi cefozalin 1 gram/8 jam
d. Injeksi gentamycin 1 ampul/8 jam
e. Injeksi ATS 1 ampul
f. Periksa laboratorium darah lengkap
g.Konsul anestesi setelah mondok di bangsal
h.Pro debridement + OREF tibia (D)
i. Pro debridement + BKA (S)
H. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam