Presentasi Kasus JIWA Non Psikotik Ilmu Kesehatan Jiwa
-
Upload
abamvc-muhammad-akbar -
Category
Documents
-
view
19 -
download
0
description
Transcript of Presentasi Kasus JIWA Non Psikotik Ilmu Kesehatan Jiwa
LAPORAN PRESENTASI KASUS
STASE ILMU KESEHATAN JIWA
NON PSIKOTIK
Dosen Pembimbing :
dr. Hilma Paramitha., Sp.KJ
Hafidh Riza P G4A013093
Bellindra PutraH G4A013094
Naelin Nikmah G4A013095
Sofia Kusumadewi G4A013096
Olga Cantika P. I G4A013097
Liliana Yeni S G4A013098
Khozatin Zuni F G4A013099
Nurvita Pranasari G4A013100
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PROFESI DOKTER
2015
1
A. IDENTITAS PASIEN
1. NamaLengkap : Ny. N
2. Umur : 58 tahun
3. JenisKelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. SukuBangsa : Jawa
6. Status Perkawinan : Menikah
7. Pendidikan terakhir : SMP
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Alamat : Kroya
10. Tanggal Periksa : 10 Juni 2015
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis diperoleh dari allo dan autoanamnesis di Poliklinik Jiwa RSUD
Banyumas, tanggal 10 Juni 2015.
Alloanamnesis diperoleh dari
a. Nama : Nn. C
b. Umur : 19 Thn
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Alamat : Kroya
f. Pekerjaan : karyawan swasta
g. Suku : Jawa
h. Hubungan : cucu
i. Lama kenal : Sejak lahir
C. ANAMNESIS (Alloanamnesis dan Autoanamnesis)
Diambil dari : Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas
Tanggal : 10 Juni 2015
KeluhanUtama
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas dengan keluhan sering
merasa bingung apabila ditempat yang baru. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan
2
yang lalu sebelum pasien meemeriksakan diri ke Poliklinik Jiwa RSUD
Banyumas.
KeluhanTambahan
Pasien juga mengeluhkan sering lupa, malas untuk beraktivitas, sering
merasa cemas dan sulit tidur.
RiwayatPenyakitSekarang
Pasien seorang perempuan berusia 58 tahun datang diantar cucu
perempuannya ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas pada tanggal 10 Juni 2015
dengan keluhan utama sering merasa bingung apabila pasien berada di tempat
baru dan sulit untuk menyusuaikan diri terhadap tempat baru. Keluhan
dirasakan sejak 3 bulan yang lalu sebelum pasien periksa ke Poliklinik Jiwa.
Selain itu, pasien merasakan menjadi sering lupa terhadap benda yang baru
saja diletakannya, sulit untuk berkonsentrasi. Akhir – akhir ini sekita 2
minggu yang lalu pasien menjadi sering merasa cemas tanpa sebab, sering
merasa deg - degan dan pasien juga mengeluhkan sulit tidur pada malam hari.
Pasien menceritakan bahwa dirinya adalah ibu rumah tangga. Sebelumnya
pasien belum pernah mengeluhkan keluhan seperti ini, semenjak terkena
stroke pasien mengeluhkan sering merasa bingung dan lupa. Pasien juga tidak
pernah Pasien mulai mengalami keluhan seperti ini setelah pasien pernah
mengalami stroke karena sumbatan di otaknya pada bulan Oktober 2014.
Sebelum terkena stroke, pasien merasa baik – baik saja, akan tetapi setelah
pasien menderita stroke, pasien lebih sering merasa bingung, sulit untuk
berkonsentrasi, dan mudah lupa. Sebelumnya pasien adalah pedagang sayuran
di sekitar rumah pasien, akan tetapi setelah pasien mengeluhkan sering
bingung, mudah lupa dan sulit berkonsentrasi. Pasien memutuskan untuk
berhenti menjadi pedagang, dan hanya berada di rumah saja bersama cucu
perempuannya.
Karena pasien sering merasa bingung, pasien membatasi komunikasi dan
interaksi dengan orang lain dan malas melakukan aktivitas. Pasien menjadi
sering berada hanya didalam rumah, jarang berinteraksi dengan tetangga.
Pasien keluar rumah hanya sesekali saja, tidak seperti dulu. Pasien juga
3
enggan untuk bepergian seorang diri, semenjak keluhan tersebut pasien selalu
meminta cucu pasien untuk menemani pasien apabila bepergian.
Sebelumnya pasien memiliki kepribadian yang terbuka terhadap keluarga
dan tetangga. Pasien tidak pernah memendam rasa kecewa atau masalah. Setiap
ada masalah pasien selalu menceritakan kepada keluarga dan meminta solusi
kepada keluarga atau orang yang dekat dengan pasien. Sebelum sakit, pasien juga
memiliki interaksi yang baik dengan tetangga sekitar rumah, sering mengikuti
arisan dan pengajian di sekitar rumah. Pasien tidak memiliki riwayat
mengkonsumsi narkoba dan minuman keras. Pasien menyangkal pernah
mendengar suara yang tidak bersumber sebelumnya, dan tidak pernah melihat
bayangan yang tidak bersumber sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat gangguan jiwa.
SILSILAH KELUARGA
4
Keterangan :
: Laki-laki
: Meninggal dunia
: Perempuan
:Pasien
Hal-hal yang Mendahului Penyakit
1. Faktor Organik
Pasien pernah stroke karena adanya sumbatan di pembuluh darah otak.
2. Faktor Pencetus
Pasien mulai mengalami sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
mengaku sering merasa bingung sejak terkena stroke pada bulan Oktober
2014.
3. Faktor Predisposisi
Pasien memiliki riwayat terkena stroke dan darah tinggi.
4. Faktor Obat – Obatan dan Alkohol
Pasien dulu pernah mengkonsumsi obat-obatan adiktif dan mengkonsumsi
alkohol sampai saat ini.
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Pasien dilahirkan dengan persalinan normal saat usia kehamilan 9 bulan.
Persalinannya dibantu oleh dukun bayi. Pasien dilahirkan dengan kehamilan
yang dikehendaki dan keadaan ibu saat melahirkan dalam keadaan sehat dan
bahagia. Pasien merupakan anak ketiga dari enam bersaudara.
Riwayat Perkembangan Awal
5
Pasien dibesarkan dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Akan tetapi setelah
ayahnya meninggal, pasien diasuh oleh neneknya. Sejak kecil pasien mengaku
kurang perhatian dari ibu. Pasien memiliki perkembangan awal yang normal.
Riwayat Perkembangan Seksual
Pasien tidak mengalami gangguan dalam perkembangan seksualnya.
Perkembangan Jiwa
Semenjak lahir pasien tinggal di lingkungan keluarga sendiri. Pasien
adalah pribadi yang periang dan dapat bersosialisasi dengan orang sekitar
rumah, Pasien selalu menceritakan masalah pribadi dan rahasianya kepada
keluarga dan orang lain agar menemukan solusi.
Riwayat Pendidikan
Pasien pertama kali masuk Sekolah Dasar umur 7 tahun dan
menyelesaikan sekolahnya hingga bangku SMP. Alasan tidak melanjutkan
sekolah karena tidak memiliki biaya.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pedagang. Semenjak keluhan muncul, pasien
memilih berhenti untuk menjadi pedagang.
Riwayat Perkawinan
Pasien telah menikah, dikaruniai 4 orang putra dan putri.
Kegiatan Moral Spiritual
Pasien sebelumnya taat menjalankan shalat lima waktu dan mengaji.
Aktifitas Sosial
Pasien suka berinteraksi dengan tetangga disekitarnya,dan sering
menceritakan masalah kepada keluarga dan orang yang dianggap dekat untuk
mencari solusi dari masalah tersebut.
Kesan Alloanamnesis dan Autoanamnesis
Dapat dipercaya (Sumber: cucu pasien)
D. KESIMPULAN AUTOANAMNESIS
1. Pasien seorang perempuan berusia 58 tahun, menikah, beragama Islam,
suku Jawa, lulusan SMP.
6
2. Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Banyumas dengan sering merasa
bingung, sering deg-degan, enggan untuk beraktifitas, sering lupa, sering
merasa cemas, dan sulit tidur. Keluhan sudah 3 bulan dirasakan oleh
pasien.
3. Pasien memiliki riwayat pernah mengalami stroke karena adanya
sumbatan di pembuluh darah otak pasien.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
a. Tekanan darah : 160/80 mmHg
b. Nadi : 88 x /menit, regular
c. RR : 20 x /menit
d. Suhu : 36,5O C
Kepala : Bentuk kepala normal, simetris
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
Telinga : Bentuk normal, simetris, tidak ada discharge
Hidung : Tidak ada napas cuping hidung, tidak ada discharge
Mulut : Tidak ada lidah sianosis
Leher : Tidak ada deviasi trakea, tidak ada benjolan yang terlihat
atau teraba
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis (IC) tak tampak
Palpasi : ICteraba di SIC V 2 jari medial LMCS, tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II LPSD
Batas jantung kanan bawah SIC IV LPSD
Batas jantung kiri atas SIC II LPSS
Batas jantung kiri bawah SIC V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : S1>S2 , reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
7
Pulmo
Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi, tidak ada massa, tidak ada
jejas
Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri
Auskultasi : Suara dasar vesikular normal, tidak ada wheezing, tidak
ada rhonki
Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, tidak ada venektasi, tidak ada massa,
tidak ada jejas
Auskultasi : Bising usus normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak ada defans muskular, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa,hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Ekstremitas : Tidak ada oedema, akral hangat
Pemeriksaan Psikiatri
1. Kesan Umum : Tak tampak sakit jiwa
2. Kesadaran : Composmentis
3. Orientasi :
Orang : Baik
Waktu : Baik
Tempat : Baik
4. Fungsi Kogniitif :
Intelegensi : menurun
Memori : terganggu
5. Fungsi Afektif :
Mood :
Afek :
Roman Muka : Hipomimik
6. Fungsi Psikomotor :
Sikap : Tenang
8
Tingkah Laku : hipoaktif
F. DIAGNOSIS KERJA
Axis I : Demensia Vaskular (F01.0)
Axis II : -
Axis III : stroke infark
Axis IV : -
Axis V : GAF 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Farmakologis
Piracetam 3x800 mg
Citicholine 3x250 mg
Amlodipine 1x5 mg
Donepezil 0-0-5 mg
Ginkobiloba 2x40 mg
Risperidone 2x0,5mg
2. Terapi Non-farmakologis
Konsep penanganan Non-farmakologis bisa menggunakan rekreasi
terapeutik. Konsep ini bermanfaat untuk meningkatkan dan
mempertahankan kebutuhan psikososial, serta bertujuan meningkatkan
dan mempertahankan kepercayaan diri, motivasi, mobilitas tantangan,
interaksi sosial dan kebugaran mental.
Aktivitas-aktivitas yang memiliki dampak terapeutik (Kusumoputro &
Sidiarto,2006) diantaranya:
1. Reminisensi
Aktivitas reminisensi dilakukan dengan berbincang-bincang mengenai
masalah yang lampau, mengingat kembali masa lampaunya dengan
memori episodik (materi tentang waktu dan tempat kejadian). Dengan
mengaktifkan memori episodik yang naratif, imajinatif dan emosional
akan meningkatkan daya ingat kembali.
9
2. Orientasi realitas
Dilakukan aktivitas orientasi nyata dengan mengingatkan lokasi,
waktu dan perang orang-orang di masa lampau.
3. Stimulasi kognitif
Sebagai aktivitas rekreasi terapeutik ini juga dilakukan stimulasi
kognitif disebut juga memory training, memory retraining atau
cognitive rehabilitation.
4. Stimulasi sensorik
5. Stimulasi fisik (berupa gerak dan latihan otak, GLO)
Aktivitas fisik seperti senam ataupun menurut selera masing-
masing. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kerja jantung dan paru
untuk mengalirkan darah yang penuh oksigen ke bagian-bagian tubuh
terutama otak selain itu juga memiliki tujuan renovasi sel tubuh.
Terapi lain dengan pendekatan psikososial adalah :
1. Care giver : mengoptimalkan kemampuan yang masih ada
2. Mengurangi perilaku sulit
3. Menjaga keselamatannya
4. Memperbaiki kualitas hidup
5. Mengurangi stres terhadap care giver
6. Memberi kepuasaan kepada care giver
Psikoterapi Keluarga
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien agar
keluarga pasien dapat mengetahui keadaan pasien yang sebenarnya dan
memberikan saran agar memotivasi dan memberikan perhatian terhadap
pasien, sehingga dapat menciptakan situasi yang mendukung
keberhasilan terapi pasien.
10
H. PROGNOSIS
PREMORBID PROGNOSIS
Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Baik
Pola asuh keluarga Tidak diperhatikan keluarga Buruk
Kepribadian premorbid Senang berinteraksi dengan
lingkungan
Baik
Stressor psikososial Tidak ada Baik
Sosial ekonomi Menengah kebawah Buruk
Riwayat keluhan yang
sama
Tidak ada Baik
MORBID PROGNOSIS
Onset Dewasa Buruk
Jenis penyakit Gangguan Cemas Baik
Perjalanan penyakit Sejak 3 bulan yang lalu Baik
Kelainan organik Riwayat stroke pada Oktober
2014
Buruk
Respon terapi Belum pernah berobat
sebelumnya
Baik
Kesimpulan : Prognosis Dubia ad Bonam
I. KESIMPULAN KASUS
1. Pasien Ny N, 58 tahun.
2. Diagnosis Multiaxial
a. Axis I : Demensia Vaskular (F01.0)
b. Axis II : -
c. Axis III : stroke infark
d. Axis IV : -
e. Axis V : GAF 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.
11
3. TerapiFarmakologis dan Non Farmakologis.
12