Presentasi Kasus i Yovita Devi

80
PRESENTASI KASUS I MUNTAH Disusun Oleh : Yovita Devi K 030.0.!"# Pe$%i$%in& : P'o(. )i*a&*o+ S,.A KEPANITERAAN K-INIK I-MU KESEHATAN ANAK PERIODE #3 ANUARI / !! MARET !0# RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 1UDHI ASIH 2AKU-TAS KEDOKTERAN UNI ERSITAS TRISAKTI AKARTA+ !0# DA2TAR ISI KATA PEN4ANTAR55555555555555555555555555 3 1A1 I PENDAHU-UAN5555555555555555555 55555...

description

KOAS

Transcript of Presentasi Kasus i Yovita Devi

PRESENTASI KASUS IMUNTAH

Disusun Oleh :Yovita Devi K030.08.261

Pembimbing :Prof. Widagdo, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKPERIODE 13 JANUARI 22 MARET 2014RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA, 2014DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3

BAB I PENDAHULUAN...4

BAB II LAPORAN KASUS6LAPORAN KASUS I..............................................................................................6LAPORAN KASUS II.............................................................................................21LAPORAN KASUS III............................................................................................34LAPORAN KASUS IV............................................................................................48LAPORAN KASUS V.............................................................................................61

BAB III ANALISIS KASUS..75BAB IV TINJAUAN PUSTAKA.80MUNTAH..80

DAFTAR PUSTAKA.95

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME atas berkah dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan presentasi kasus yang berjudul MUNTAH tepat pada waktunya. Presentasi kasus ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas yang diberikan di kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Trisakti Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih Periode 13 Januari 22 Maret 2014.Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Widagdo, Sp.A selaku pembimbing dalam penyususan presentasi kasus ini dan telah menyempatkan waktunya untuk membimbing penyusunan kasus ini. Dan teman teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan presentasi kasus ini. Saya menyadari presentasi kasus ini banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bisa membantu untuk membangun dan bermanfaat untuk presentasi kasus ini, apabila ada kesalahan, saya mohon maaf.

Jakarta, 30 Januari 2014

Yovita Devi Kornelin

BAB IPENDAHULUAN

Muntah pada bayi dan anak merupakan gejala yang sering ditemukan dan seringkali merupakan gejala awal dari berbagai macam penyakit infeksi, misalnya faringitis, otitis media, pneumonia, infeksi saluran kencing, bila disertai adanya gejala panas badan. Muntah dapat juga merupakan gejala awal dari berbagai macam kelainan seperti peningkatan tekanan intrakranial. Muntah secara klinis merupakan hal penting sebab muntah yang berkepanjangan atau persisten akan mengakibatkan gangguan metabolisme.Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang tua dan mendorong mereka sesegera mungkin mencari pertolongan untuk mengatasinya. Secara medis muntah dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik gastrointestinal maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat yang serius seperti perdarahan lambung, dehidrasi, gangguan ingesti makanan, gangguan keseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, alkalosis dan hipokloremia, gagal tumbuh kembang dan bila muntah terus berulang dapat menimbulkan komplikasi Mallory-Weiss tear of the gastro-esophageal epithelial junction dan robekan esophagus (sindroma Boerhave).Muntah harus dibedakan dari posseting, ruminasi, regurgitasi dan refluks gastroesofageal. Muntah berulang atau muntah siklik juga sering dipengaruhi oleh faktor psikologis dan biasanya didahului oleh faktor yang menggelisahkan atau menggembirakan yang berlebihan, misalnya saat marah, sesudah dihukum di sekolah, saat hari libur, pesta ulang tahun, dan sebagainya. Muntah adalah keadaan yang kompleks, terkoodinir di bawah kontrol syaraf dan yang terpenting adalah mengetahui keadaan muntah yang bagaimana yang memerlukan penilaian dan pemeriksaan yang seksama. Muntah akut merupakan gejala yang sering terjadi pada kasus abdomen akut dan infeksi intra maupun ekstra gastrointestinal. Berlainan dengan muntah akut, muntah kronis atau berulang sering merupakan faktor yang penting dari gambaran klinik suatu penyakit. Karena penyakit yang mendasari muntah kronik atau berulang sering tidak jelas, maka muntah kronik atau berulang sering disebut unexplained chronic vomiting.Pada bayi kecil dan sangat muda atau mengalami keterlambatan mental, muntah dapat membahayakan karena terjadinya aspirasi, oleh karena adanya koordinasi neuromuskuler yang belum sempurna. Untuk mencegah hal tersebut posisi bayi dapat dimiringkan atau tengkurap dan bukannya terlentang. Umur merupakan hal penting yang berkaitan dengan muntah. Pada periode neonatal terjadinya spitting atau regurgitasi sejumlah kecil isi lambung masih dalam batas kewajaran dan bukan merupakan keadaan yang patologis di mana masih terjadi kenaikan berat yang normal.

BAB IILAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTIRS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIHSTATUS PASIEN KASUS I

Nama Mahasiswa: Yovita Devi KPembimbing: Prof, Widagdo, Sp.ANIM: 030.08.261 Tanda tangan:

KASUS IIDENTITAS PASIENNama: Anak AASuku bangsa: BetawiJenis kelamin: Laki-lakiPendidikan:Belum sekolahUmur: 1 tahun 4 bulanAgama: IslamAlamat: Kp Pulo Kambing RT09/RW02, Jatinegara,CakungTempat/ tanggal lahir: Jakarta, 09-09-2012Orangtua/ WaliAyahIbu

Nama: Tn. AUmur: 28 tahunPekerjaan: Pegawai swastaPendidikan: SMPSuku bangsa: BetawiAgama: IslamAlamat: Kp Pulo Kambing RT09/RW02, Jatinegara,CakungNama: Ny.SUmur: 25 tahunPekerjaan: Ibu rumah tanggaPendidikan: SDSuku bangsa: BetawiAgama: IslamAlamat: Kp Pulo Kambing RT09/RW02, Jatinegara,Cakung

6

I. ANAMNESISLokasi : Bangsal 612 TimurTanggal / waktu: 17 Januari 2014/ 13.30 WIBTanggal masuk : 17 Januari 2014

a. Keluhan UtamaMuntah sejak 3 hari SMRSb. Keluhan TambahanMencret, demam, batuk, sesak napas.c. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dibawa oleh ibunya dengan keluhan muntah sejak 3 hari SMRS. Muntah sebanyak 2-3x/ hari tidak menyemprot, berisi susu dan makanan, sebanyak aqua gelas. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa pasien muntah setiap pasien mau makan dan diberi susu. Sejak 3 hari SMRS, terdapat demam, demam tidak naik turun, ibu pasien hanya mengukur menggunakan punggung tangan.Mencret sejak 1 minggu SMRS, dengan frekuensi 4-5x/hari, konsistensi cair, tidak ada ampas,tidak ada darah, terdapat lendir dan berbau amis, sebanyak aqua gelas. Selama diare pasien masih mau minum ASI, pasien terlihat lebih lemas dibanding biasanya. Mata pasien terlihat terlihat sedikit cekung. BAK pasien berwarna jernih dengan frekuensi 4-5x/hari dengan jumlah 200cc. Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 1 minggu SMRS, dahak berwarna bening, pilek (+). Terkadang pasien terlihat sesak napas bila setelah batuk. Pasien telah mendapatkan pengobatan di puskesmas tetapi tidak ada perbaikan. Keluhan ini pertama kali dirasakan oleh pasien. Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya.d. Riwayat Penyakit yang Pernah DideritaPenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi(-)Difteria(-)Penyakit jantung(-)

Cacingan(-)Diare(-)Penyakit ginjal(-)

DBD(-)Kejang(-)Radang paru(-)

Otitis(-)Morbili(-)TBC(-)

Parotitis(-)Operasi(-)Lain-lain(-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: Pasien tidak pernah mengalami hal serupa. e. Riwayat Kehamilan/ PersalinanKEHAMILANMorbiditas kehamilanTidak ada

Perawatan antenatalRutin kontrol ke Bidan 1 bulan sekali dan sudah mendapat imunisasi vaksin TT 2 kali

KELAHIRANTempat persalinanRumah bersalin

Penolong persalinanBidan

Cara persalinanSpontan

Penyulit : -

Masa gestasiCukup bulan

Keadaan bayiBerat lahir : 3400 gr

Panjang lahir : 51 cm

Lingkar kepala : (tidak tahu)

Langsung menangis (+)Kemerahan (+)Nilai APGAR : (tidak tahu)Kelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan riwayat kehamilan/ persalinan : Kontrol kehamilan baik, persalinan spontan, langsung menangis. Nilai cukup bulan, sesuai masa kehamilan.

f. Riwayat PerkembanganPertumbuhan gigi I: Umur 9 bulan(Normal: 5-9 bulan)Gangguan perkembangan mental : Tidak adaPsikomotorTengkurap: Umur 7 bulan(Normal: 6-9 bulan)Duduk: Umur 8 bulan(Normal: 6-9 bulan)Berdiri: Umur 12 bulan(Normal: 9-12 bulan)Berjalan: -(Normal: 13 bulan)Bicara: Umur 12 bulan(Normal: 9-12 bulan)Perkembangan pubertasBelum pubertas.Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan fisik maupun mental. Pasien belum pubertas.g. Riwayat MakananUmur (bulan)ASI/PASIBuah / BiskuitBubur SusuNasi Tim

0 2ASI---

2 4ASI---

4 6ASI---

6 8PASI-+-

8 10PASI+++

10 -12PASI+++

Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi3 x/ hari & 1 centong

Sayur3 x/ minggu

Daging-

Ayam2 x/ minggu & 1 potong

Telur1 x/ minggu & 1 buah

Tahu dan Tempe1 x/ hari & 1 potong

Susu-

Ikan-

Kesimpulan riwayat makanan: Tidak ada kesulitan makan pada pasien, jenis makanan cukup bervariasi dengan jumlah yang cukup.h. Riwayat ImunisasiVaksinDasar ( umur )Ulangan ( umur )

BCG1 bulan----

DPT / PT2 bulan4 bulan6 bulan--

Polio0 bulan2 bulan4 bulan--

Campak9 bulan----

Hepatitis B0 bulan1 bulan6 bulan--

Pneumokokus-----

Hib-----

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap. Imunisasi Pneumokokus dan Hib tidak pernah dilakukan.i. Riwayat Keluargaa. Corak Reproduksi-b. Riwayat Pernikahan Ayah / WaliIbu / Wali

NamaTn. ANy. S

Perkawinan ke-11

Umur saat menikah26 tahun23 tahun

Pendidikan terakhirSMPSD

AgamaIslamIslam

Suku bangsaBetawiBetawi

Keadaan kesehatanSehatSehat

KosanguinitasTidak adaTidak ada

Penyakit, bila ada--

c. Riwayat Penyakit Keluarga: Darah tinggi, kencing manis disangkal.Kesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit serupa. j. Riwayat LingkunganRumah pasien menyewa, pencahayaan dan pengudaraan kurang baik,terdapat satu kamr tidur,1 WC dan ruang tamu. Rumah terletak agak kedalam yang harus melalui gang yang kecil dan berada di lingkungan yang padat. Ibu mengaku mandi dan mencuci menggunakan air sumur,sedangkan air minum berasal dari air gallon.Kesimpulan keadaan lingkungan: Keadaan lingkungan kurang baik.k. Riwayat Sosial dan EkonomiAyah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp.1.500.000,-/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.Kesimpulan sosial ekonomi: Kurang baik.

II. PEMERIKSAAN FISIKA. Status GeneralisKeadaan UmumKesan Sakit: tampak sakit sedangKesadaran: compos mentisKesan Gizi: kurangKeadaan lain: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)Data AntropometriBerat Badan sekarang: 8,5 kgLingkar Kepala : 49 cmBerat Badan sebelum sakit : 9 kgLingkar Lengan Atas: 14 cmTinggi Badan: 82cmStatus Gizi BB / U = 8,5/ 11 x 100 % = 75,8 % (Gizi kurang menurut kurva NCHS) TB / U = 82/ 85 x 100 % = 101,8 % (Tinggi normal menurut kurva NCHS) BB / TB = 8,5/ 11,4 x 100 % = 74,5 % (Gizi kurang menurut kurva NCHS) LK = 49 cm (+1 SD Kurva Neillhaus) LILA= 14 cm (persentil < 50 tabel Frisancho A.R)Tanda VitalNadi: 128 x/ menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regularTekanan Darah: -Pernapasan: 46 x/ menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3Suhu: 37,60o C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)

KEPALA: Normoceohali, deformitas (-), hematoma (-), ubun-ubun cekung (+)RAMBUT: Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebalWAJAH: Wajah simetris, edema palpebra (-/-), luka atau jaringan parutMATA:Visus : tidak dinilaiPtosis: -/-Sklera ikterik: -/-Lagofthalmus: -/-Konjuntiva pucat: -/-Cekung: +/+Exophthalmus: -/-Kornea jernih : +/+Strabismus: -/-Lensa jernih: +/+Nistagmus: -/-Pupil: bulat, isokorRefleks cahaya: langsung +/+ , tidak langsung +/+TELINGA :Bentuk : normotiaTuli: -/-Nyeri tarik aurikula: -/-Nyeri tekan tragus: -/-Liang telinga: lapangMembran timpani: intak +/+Serumen: +/+Refleks cahaya: sulit dinilaiCairan: -/-HIDUNG :Bentuk: simetrisNapas cuping hidung: -/ -Sekret: -/-Deviasi septum: -Mukosa hiperemis: -/-BIBIR: Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (+), sianosis (-)MULUT: Oral higiene baik, trismus (-), mukosa gusi dan pipi merah muda, ulkus (-), halitosis (-). Lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-) massa (-)TENGGOROKAN: Arkus faring simetris, hiperemis (+). Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-). Faring hiperemis, granula (-), ulkus (-), massa (-)LEHER: Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah Tiroid tidak teraba membesar

THORAKS : JANTUNGInspeksi: Ictus cordis terlihat pada ICS V 1cm medial linea midklavikularis sinistraPalpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial linea midklavikularis sinistra Perkusi: Batas kiri jantung: ICS V linea midklavikularis sinistra Batas kanan jantung: ICS III V linea sternalis dextra Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) PARUInspeksi Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi, tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada.Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vokal fremitus sama kuat kanan dan kiriPerkusi : Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi basah -/+, wheezing -/-ABDOMEN :Inspeksi Perut cembung, tidak dijumpai adanya efloresensi bermakna, benjolan (-), turgor baik Palpasi Datar, supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar.Perkusi: Timpani pada seluruh lapang perutAuskultasi: Bising usus (+), frekuensi 4 x / menitANOGENITALIA: Testis turun sempurna (+), edema skrotum (-), hipospadi (-), epispadi (-), fimosis (-), parafimosis (-) Anal : eritem perianal (-)KGB :Preaurikuler: tidak teraba membesarPostaurikuler: tidak teraba membesarSubmandibula: tidak teraba membesarSupraclavicula: tidak teraba membesarAxilla: tidak teraba membesarInguinal: tidak teraba membesarANGGOTA GERAK :Ekstremitas : akral hangat ++/++TanganKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (-)edema (-)KakiKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (-)edema (-)KULIT: Warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler 3x/ hari tidak menyemprot, berisi susu. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa pasien muntah setiap setelah minum susu. Mencret sejak 1 hari SMRS, dengan frekuensi 5x/hari, konsistensi cair, warna hijau kekuningan, bau busuk, ada ampas, terdapat lendir dan darah (-).Sejak 3 hari SMRS, terdapat demam, demam tidak naik turun, ibu pasien hanya mengukur menggunakan punggung tangan. Pasien sudah diberi obat penurun panas 1x, tetapi tidak ada perbaikan. Batuk (-), pilek (-), dan sesak (-). BAK dikeluhkan ibu pasien menjadi jarang. Keluhan ini pertama kali dirasakan oleh pasien. Pasien tidak pernah dirawat sebelumnya.d. Riwayat Penyakit yang Pernah DideritaPenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi(-)Difteria(-)Penyakit jantung(-)

Cacingan(-)Diare(-)Penyakit ginjal(-)

DBD(-)Kejang(-)Radang paru(-)

Otitis(-)Morbili(-)TBC(-)

Parotitis(-)Operasi(-)Lain-lain(-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: Pasien tidak pernah mengalami hal serupa.

e. Riwayat Kehamilan/ PersalinanKEHAMILANMorbiditas kehamilanTidak ada

Perawatan antenatalRutin kontrol ke Bidan 1 bulan sekali dan sudah mendapat imunisasi vaksin TT 2 kali

KELAHIRANTempat persalinanRSUD Budhi Asih

Penolong persalinanDokter

Cara persalinanSC

Penyulit : lilitan tali pusat dan belum masuk PAP

Masa gestasiCukup bulan

Keadaan bayiBerat lahir : 3250 gr

Panjang lahir : 48 cm

Lingkar kepala : 36 cmLingkar dada : 33 cm

Langsung menangis (+)Kemerahan (+)Nilai APGAR : 8/9Kelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan riwayat kehamilan/ persalinan : Kontrol kehamilan baik, persalinan secara SC, langsung menangis. Nilai cukup bulan, sesuai masa kehamilan.

f. Riwayat PerkembanganPertumbuhan gigi I: Umur 9 bulan(Normal: 5-9 bulan)Gangguan perkembangan mental : Tidak adaPsikomotorTengkurap: Umur 4 bulan(Normal: 6-9 bulan)Duduk: -(Normal: 6-9 bulan)Berdiri: -(Normal: 9-12 bulan)Berjalan: -(Normal: 13 bulan)Bicara: -(Normal: 9-12 bulan)Perkembangan pubertasBelum pubertas.Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan fisik maupun mental. Pasien belum pubertas.

g. Riwayat MakananUmur (bulan)ASI/PASIBuah / BiskuitBubur SusuBubur nasi

0 2ASI---

2 4PASI(3bulan)--+ (3 bulan)

Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi-

Sayur-

Daging-

Ayam-

Telur-

Tahu dan Tempe-

Susu-

Ikan-

Kesimpulan riwayat makanan: Tidak ada kesulitan makan pada pasien, jenis makanan cukup bervariasi dengan jumlah yang cukup.h. Riwayat ImunisasiVaksinDasar ( umur )Ulangan ( umur )

BCG1 bulan----

DPT / PT2 bulan4 bulan---

Polio0 bulan2 bulan4 bulan--

Campak-----

Hepatitis B0 bulan1 bulan---

Pneumokokus-----

Hib-----

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap. Imunisasi lengkap sesuai jadwal.i. Riwayat Keluargab. Corak Reproduksi-b. Riwayat Pernikahan Ayah / WaliIbu / Wali

NamaTn. ANy. S

Perkawinan ke-11

Umur saat menikah30 tahun25 tahun

Pendidikan terakhirSLTASMP

AgamaIslamIslam

Suku bangsaBatakBatak

Keadaan kesehatanSehatSehat

KosanguinitasTidak adaTidak ada

Penyakit, bila ada--

c. Riwayat Penyakit Keluarga: Darah tinggi, kencing manis disangkal.Kesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit serupa. j. Riwayat LingkunganRumah pasien menyewa, pencahayaan dan pengudaraan baik,terdapat satu kamar tidur,1 WC dan ruang tamu. Rumah berada di lingkungan yang padat. Ibu mengaku mandi dan mencuci menggunakan air sumur, sedangkan air minum berasal dari air galon.Kesimpulan keadaan lingkungan: Keadaan lingkungan kurang baik.k. Riwayat Sosial dan EkonomiAyah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp.2.000.000,-/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.Kesimpulan sosial ekonomi: Kurang baik.

XII. PEMERIKSAAN FISIKB. Status GeneralisKeadaan UmumKesan Sakit: tampak sakit sedangKesadaran: compos mentisKesan Gizi: normalKeadaan lain: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)Data AntropometriBerat Badan sekarang: 5,7 kgLingkar Kepala : 39 cmBerat Badan sebelum sakit : 6 kgLingkar Lengan Atas: 12 cmTinggi Badan: 63 cmStatus Gizi BB / U = 5,7/6 x 100 % = 95 % (Gizi normal menurut kurva NCHS) TB / U = 63/62 x 100 % = 101 % (Tinggi normal menurut kurva NCHS) BB / TB = 5,7/6,2 x 100 % = 91 % (Gizi normal menurut kurva NCHS) LK = 39 cm (antara +2 SD sampai -2 SD Kurva Neillhaus)Tanda VitalNadi: 168 x/ menit, lemah, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regularTekanan Darah: -Pernapasan: 48 x/ menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3Suhu: 36,90o C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)

KEPALA: Deformitas (-), hematoma (-), ubun-ubun cekung (+)RAMBUT: Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebalWAJAH: Wajah simetris, edema palpebra (-/-), luka atau jaringan parutMATA:Visus : tidak dinilaiPtosis: -/-Sklera ikterik: -/-Lagofthalmus: -/-Konjuntiva pucat: -/-Cekung: -/-Exophthalmus: -/-Kornea jernih : +/+Strabismus: -/-Lensa jernih: +/+Nistagmus: -/-Pupil: bulat, isokorRefleks cahaya: langsung +/+ , tidak langsung +/+TELINGA :Bentuk : normotiaTuli: -/-Nyeri tarik aurikula: -/-Nyeri tekan tragus: -/-Liang telinga: lapangMembran timpani: intak +/+Serumen: +/+Refleks cahaya: sulit dinilaiCairan: -/-HIDUNG :Bentuk: simetrisNapas cuping hidung: -/ -Sekret: -/-Deviasi septum: -Mukosa hiperemis: -/-BIBIR: Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (+), sianosis (-)MULUT: Oral higiene baik, trismus (-), mukosa gusi dan pipi merah muda, ulkus (-), halitosis (-). Lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-) massa (-)TENGGOROKAN: Arkus faring simetris, hiperemis (+). Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-). Faring hiperemis, granula (-), ulkus (-), massa (-)LEHER: Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah Tiroid tidak teraba membesar

THORAKS : JANTUNGInspeksi: Ictus cordis terlihat pada ICS V 1cm medial linea midklavikularis sinistraPalpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial linea midklavikularis sinistra Perkusi: Batas kiri jantung: ICS V linea midklavikularis sinistra Batas kanan jantung: ICS III V linea sternalis dextra Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) PARUInspeksi Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi, tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada.Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vokal fremitus sama kuat kanan dan kiriPerkusi : Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-ABDOMEN :Inspeksi Perut cembung, tidak dijumpai adanya efloresensi bermakna, benjolan (-), turgor baik Palpasi Datar, supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar.Perkusi: Timpani pada seluruh lapang perutAuskultasi: Bising usus (+), frekuensi 4 x / menitANOGENITALIA: Jenis kelamin perempuan, labia mayor dan minor kemerahan (-), oedem (-) Anal : eritem perianal (+)KGB :Preaurikuler: tidak teraba membesarPostaurikuler: tidak teraba membesarSubmandibula: tidak teraba membesarSupraclavicula: tidak teraba membesarAxilla: tidak teraba membesarInguinal: tidak teraba membesarANGGOTA GERAK :Ekstremitas : akral hangat ++/++TanganKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (-)edema (-)KakiKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (+)edema (+)KULIT: Warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler >2 detikTULANG BELAKANG: Bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)

XIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hematologi 27-01-2014HematologiHasilNilai Normal

Leukosit6,9 ribu/ uLNormal

Eritrosit4,3 juta/ uLNormal

Hemoglobin11,7 g/dLNormal

Hematokrit36%Normal

Trombosit222,000/ uLNormal

LED37 mm/jamMeningkat

MCV82,7 fLNormal

MCH27,2 pgNormal

MCHC32,9 g/dLNormal

Hitung jenis- Basofil- Eosinofil- Netrofil Batang- Netrofil Segmen- Limfosit- Monosit1%1%3%25 %57 %13 %NormalNormalNormalNormalNormalMeningkat

GDS75Normal

KIMIA KLINIKELEKTROLITNatrium

142 mmol/ LNormal

Kalium4,5 mmol/LNormal

Klorida113 mmol/LMeningkat

Urinalisis 28-01-2014Urine LengkapHasilNilai normal

WarnaKuningNormal

KejernihanJernihNormal

Glukosa-Normal

Bilirubin-Normal

Keton-Normal

Ph6.0Normal

Berat Jenis 1.005Menurun

Albumin urin-Normal

Urobilinogen0.2 E.U/dlNormal

Nitrit-Normal

Darah- Normal

Esterase lekosit-Normal

Sedimen urin

Leukosit1 2/ LPBNormal

Eritrosit0 1/ LPBNormal

Epitel+Normal

Silinder-Normal

Kristal-Normal

Bakteri-Normal

Jamur-Normal

Laboratorium Feces Rutin (28-01-2014)Feces RutinHasilNilai normal

Makroskopik Warna Konsistensi Lendir DarahKuningCair+-CoklatLunak--

Mikroskopik Leukosit Eritrosit Amoeba Coli Amoeba Histolitika Telur cacing+-----------

Pencernaan Lemak Amilum Serat Sel ragi --------

Darah Samar--

XIV. RESUMEPasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dibawa oleh ibunya dengan keluhan muntah sejak 1 hari SMRS, sebanyak >3x/ hari tidak menyemprot, berisi susu, muntah setiap setelah minum susu. Mencret sejak 1 hari SMRS, frekuensi 5x/hari, konsistensi cair, warna hijau kekuningan, bau busuk, ada ampas, terdapat lendir dan darah (-). Demam (+), batuk (-), pilek (-), dan sesak (-), BAK jarang. Pada pemeriksaan didapatkan nadi: 168 x/menit, pernapasan: 48xmenit, suhu 36,90C. Ubun-ubun cekung, bibir kering (+), dan eritem perianal. Hasil laboratorium dalam batas normal.XV. DIAGNOSIS BANDING Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa intoleransi laktosa Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa infeksi virus Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa infeksi bakteriXVI. DIAGNOSIS KERJAGastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa intoleransi laktosa

XVII. PEMERIKSAAN ANJURAN Analisis Fases XVIII. TATALAKSANANon-medikamentosa Informasi dan edukasi mengenai keadaan dan penyakit pasien Observasi tanda vital Tirah baring Intake cairan : ASI + susu formula IV lineMedikamentosa IVFD KaEN 3B total cairan 5cc/kgBB/jam Lacto B 1x1 bks Zinkid 1x10mg Paracetamol I 4x1 bks (jika suhu 38C)

XIX. PROGNOSIS Ad Vitam: dubia ad bonam Ad Sanationam: dubia ad bonam Ad Fungsionam: dubia ad bonam

XX. FOLLOW UPTanggalSOAP

28-01-2014

Demam (-), semalam masih demam. Muntah (+)Isi susu dan makanan Makan dan minum mauKU/Kes: tss/ CM N: 144 x/ menit, S: 36,5 oC, P: 55 x/ menitKepala : normocephali, ubun-ubun cekung (-)Mata: CA -/- SI-/-Hidung: nch -, sekret -/-Mulut: bibir kering (+), faring hiperemis (-)Thorax:BJI-II reg, m (-), g (-). SN ves rh -/+, wh -/-Abdomen:Supel. BU (+)Ext: edema (-/-)

Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang dengan perbaikan et causa intoleransi laktosa

IVFD KaEN 3B total cairan 5cc/kgBB/jam Lacto B 1x1 bks Zinkid 1x10mg Paracetamol I 4x1 bks (jika suhu 38C)

29-01-2014

Muntah (-)Demam (-)BAB mulai lembek dan banyak ampasKU/Kes: tss/ CMTD: 90/60 mmHg, N: 112 x/ menit, S: 36,8 oC, P:20 x menitKepala : normocephali, ubun-ubun cekung (-)Mata: CA-/- SI-/-Hidung : nch -, sekret -/-Mulut: bibir kering (-), faring hiperemis (-)Thorax:BJI-II reg, m (-), g (-). SN ves rh -/-, wh -/-Abdomen:Supel. BU (+), NT (-)Ext: edema pretibial (-/-)Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang dengan perbaikan et causa intoleransi laktosa

IVFD KaEN 3B total cairan 5cc/kgBB/jam Lacto B 1x1 bks Zinkid 1x10mg Paracetamol I 4x1 bks (jika suhu 38C)

KASUS IIIIDENTITAS PASIENNama : An. S.BJenis Kelamin : PerempuanUmur: 2 tahun 1 bulanTempat, tanggal lahir: Jakarta, 02 Desember 2012Alamat: Jalan Bojong Indah III RT/RW 06/06, Pondok Kelapa, Duren SawitSuku Bangsa: JawaAgama: Islam

IDENTITAS ORANGTUAAYAHIBUNama : Tn. WNama : Ny. JUmur: 24 tahunUmur: 21 tahunPekerjaan: BuruhPekerjaan: Ibu rumah tanggaPendidikan: SMPPendidikan: SMPSuku bangsa: JawaSuku bangsa: JawaAgama: IslamAgama: Islam

ANAMNESISDilakukan secara alloanamnesis dengan Ny. J yang merupakan ibu kandung pasien.Lokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 510Tanggal / pukul: 27 Januari 2014 / 16.00Tanggal masuk : 27 Januari 2014, pukul 01.00, IGD RSUD Budhi Asih

A. KELUHAN UTAMAMuntah sejak 4 hari sebelum masuk RS.

B. KELUHAN TAMBAHANBatuk, demam, diare, sesak, kejang

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :An, S.B , usia 2 tahun 1 bulan, datang ke IGD RSUD Budhi Asih bersama orang tuanya dengan keluhan muntah sejak 4 hari SMRS. Muntah >5x/hari, muntah setiap kali selesai batuk, berisi cairan dan sedikit dahak berwarna kuning, volume sekitar aqua gelas. Ibu pasien mengeluhkan demam sejak 4 hari SMRS. Demam terus-menerus dan dirasa semakin panas, ibu pasien hanya mengukur suhu dengan punggung tangan. Kejang (+) pukul 18.30 WIB di klinik, selama 2 menit, sebanyak 1x, saat kejang tubuh kaku, mata mendelik keatas. Batuk (+) disertai sesak sejak 4 hari SMRS. Batuk seperti berdahak tetapi tidak bisa dikeluarkan. Nyeri dada (-), suara mengi (-), sesak tidak ada faktor pencetusnya, seperti tidur tanpa bantal saat tidur dan udara dingin. Pasien sudah berobat ke klinik, dan diberi obat, tetapi tidak ada perbaikan.

D. RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITAPenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi(-)Otitis(-)Kecelakaan(-)

Rhinitis Atopi(-)Parotitis(-)Penyakit Jantung(-)

Dermatitis Atopi(-)Difteria(-)Radang Paru(-)

Cacingan(-)Diare(-)TBC(-)

Demam Berdarah Dengue(-)Kejang(-) Asma(-)

Demam Tifoid(-)Morbili(-)Keluhan yang sama sebelumnya(-)

Kesimpulan: Pasien tidak pernah menderita penyakit sebelumnya.

E. RIWAYAT KEHAMILAN / KELAHIRANKEHAMILANMorbiditas KehamilanHipertensi (-), diabetes melitus (-), anemia (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-), infeksi pada masa kehamilan (-), keputihan (-)

Perawatan AntenatalANC ke Bidan 1 bulan sekali dan sudah mendapat imunisasi vaksinasi TT sebanyak 2 kali pada usia kehamilan 6 bulan dan 8 bulan

KELAHIRANTempat PersalinanPuskesmas

Penolong PersalinanBidan

Cara PersalinanSpontan

Masa Gestasi40 minggu

Keadaan BayiBerat lahir : 3500 gr

Panjang lahir : 50 cm

Lingkar kepala : tidak tahu

Langsung menangis (+)Merah (+)Pucat (-)Biru (-)Kuning (-)Nilai APGAR : tidak tahuKelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan: Tidak ditemukan gangguan pada masa kehamilan serta pasien lahir cukup bulan, spontan tanpa penyulit dengan berat badan lahir normal.

F. RIWAYAT PERKEMBANGANPertumbuhan gigi I: Usia 7 bulan(Normal: 5-9 bulan)Gangguan perkembangan mental : Tidak ada

PsikomotorTengkurap: Umur 6 bulan(Normal : 3-4 bulan)Duduk: Lupa(Normal : 6-9 bulan)Berdiri: Umur 12 bulan(Normal : 9-12 bulan)Berjalan: Umur 18 bulan(Normal : 13 bulan)Bicara: Umur 12 bulan(Normal : 9-12 bulan)Membaca dan menulis: BelumPerkembangan pubertasRambut pubis: BelumKesimpulan: Riwayat perkembangan baik sesuai usia tetapi berjalan agak sedikit terlambat

G. RIWAYAT MAKANANUmur (bulan)ASI / PASIBuah / BiskuitBubur SusuNasi Tim

0 2ASI---

2 4ASI---

4 6ASI---

6 8ASI+++

8 10ASI+++

10 -12ASI+++

Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi / Pengganti3 x / hari, 2 centong nasi

Sayur1 x / hari, 1 centong sayur

Daging2 x / minggu, 1 potong

Telur4 x / minggu, 1 butir

Ikan3 x / minggu, 1 ekor

Tahu2 x / minggu, 1 potong

Tempe2 x / minggu, 1 potong

SusuSusu Dancow, 2 gelas 180 cc / hari

Kesimpulan: Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan serta zat gizi sehari hari baik.H. RIWAYAT IMUNISASIVaksinDasar (Umur)Ulangan (Umur)

BCG1 bulanXX---

DPT / PT2 bulan4 bulan6 bulan18 bulan--

Polio0 bulan1 bulan6 bulan18 bulan--

Campak9 bulanXX---

Hepatitis B0 bulan1 bulan6 bulan---

Kesimpulan: Imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal, pasien belum mendapatkan imunisasi ulangan.

I. RIWAYAT KELUARGAa. Corak ReproduksiNoTanggal lahir (umur)Jenis kelaminHidupLahir MatiAbortusMati(sebab)Keterangan Kesehatan

108-04-12(2 tahun 1 bulan)Perempuan+---Pasien

b. Riwayat Pernikahan AyahIbu

NamaTn. WNy. J

Perkawinan Ke -11

Umur Menikah24 tahun21 tahun

PendidikanSMPSMP

AgamaIslamIslam

Suku BangsaJawaJawa

Keadaan KesehatanSehatSehat

Kosanguinitas--

Penyakit--

c. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada dalam keluarga pasien yang mengalami hal serupa dengan pasien. Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, rhinitis atopi, ekzema ,alergi makanan serta obat-obatan, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit hati, penyakit ginjal serta keganasan dalam keluarga disangkal. Kesimpulan: Tidak ada riwayat penyakit keluarga

J. RIWAYAT LINGKUNGAN PERUMAHANPasien tinggal bersama ayah dan ibunya beserta nenek, 2 tante dengan sepupu 3 orang di rumah milik kakek pasien. Rumah beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok. Rumah terdiri dari 4 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tengah serta pekarangan pada bagian depan rumah. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara baik serta pencahayaan cukup. Sumber air bersih dari air PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya diangkut oleh petugas kebersihan. Keadaan lingkungan sekitar rumah tidak padat, jarak antar 1 rumah ke rumah lainnya tidak rapat.

Kesimpulan: Cukup baik

PEMERIKSAAN FISIKLokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 515Tanggal / pukul: 27 Januari 2014 / 15.00

C. Status GeneralisKeadaan UmumKesan sakit: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisKesan gizi: Gizi normalKeadaan lain: Pucat (+), sianosis (-), ikterik (-)

Data AntropometriBerat badan: 12 kgTinggi badan: 90 cmLingkar kepala: 47 cmLingkar lengan atas: 14 cm

Status GiziBB / U = 12/12.2 x 100 % = 98 % (Gizi baik)TB / U = 90 / 88 x 100 % = 102 % (Tinggi badan normal)BB / TB = 12 /12.4 x 100 % = 96 % (Gizi normal)LK = 47 cm (Normocephali)LLA = 14 cm (Gizi baik)

Tanda VitalNadi: 148x/ menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regularNafas: 72 x/ menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3Suhu: 37,7O C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)

KEPALA: normocephali

RAMBUT: Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut

WAJAH: Wajah simetris, benjolan (-), ruam (-)

MATA:Visus : kesan baikPtosis: -/-Sklera ikterik: -/-Lagofthalmus: -/-Konjungtiva anemis: +/+Cekung: -/- Exophthalmus: -/-Bercak bitot: -/-Endofthalmus: -/-Kornea jernih : +/+Strabismus: -/-Lensa jernih: +/+Nistagmus: -/-Pupil: bulat, isokorRefleks cahaya: Langsung +/+ , tidak langsung +/+Alis: Hitam, distribusi merataBulu mata: Hitam, distribusi merata, madarosis (-/-), trikiasis (-/-)

TELINGA :Bentuk : NormotiaTuli: -/-Nyeri tarik aurikula: -/-Nyeri tekan tragus: -/-Liang telinga: Lapang/lapangMembran timpani: Sulit dinilaiSerumen: -/-Refleks cahaya: Sulit dinilaiSekret: -/-

HIDUNG :Bentuk: SimetrisNapas cuping hidung: +/+Sekret: -/-Deviasi septum: -Mukosa hiperemis: -/-

BIBIR : Simetris saat diam, pucat (-), kering (-), sianosis (-), labioskizis (-)

MULUT : Oral higiene baik, kering (+), gigi caries (-), trismus (-), mukosa gusi dan pipi : merah muda, hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), oral thrush (-), pakaloskizis (-)

LIDAH : Normoglosia, mukosa merah muda (-), atrofi papil (-), tremor (-), coated tongue (-)

TENGGOROKAN : Arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1 hiperemis (-/-), kripta melebar (-/-), detritus (-/-), faring hiperemis (-), PND (-)

LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah

THORAKS :Inspeksi: Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-), efloresensi (-), retraksi suprastrenal (+), retraksi intercostals (-)

JANTUNGInspeksi: Ictus cordis terlihat pada ICS V linea midklavikularis sinistraPalpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V linea midklavikularis sinistraPerkusi: Batas kiri jantung: ICS V linea midklavikularis sinistra Batas kanan jantung: ICS III V linea sternalis dextra Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistraAuskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

PARUInspeksi: Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak adapernafasan yang tertinggal, pernafasan abdomino-torakal, retraksi suprastrenal (-), retraksi intercostals (-), retraksi epigastrium (+), retraksi subcostal (+), tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dadaPalpasi : Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri,Perkusi : Sonor di kedua hemithoraks paru Batas paru lambung: ICS VII linea axilarris anterior Batas paru hepar : ICS VI linea midklavikularis dextraAuskultasi : Suara napas vesikuler, reguler, ronchi +/+ basah halus, wheezing -/-

ABDOMEN :Inspeksi: Perut datar, tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun benjolan, gerakan peristaltik (-)Palpasi: Datar, supel, defans muscular (-), NT (-), organomegali (-), turgor baik, ballotemen (-/-)Perkusi: Timpani pada seluruh lapang perut, shifting dullness (-)Auskultasi: Bising usus (+), frekuensi 4 x / menit

ANOGENITALIA : jenis kelamin perempuan, tanda radang (-), ulkus (-), sekret (-), benjolan (-)Anal : eritem perianal (-)

KELENJAR GETAH BENING :Preaurikuler: Tidak teraba membesarPostaurikuler: Tidak teraba membesarSubmandibula: Tidak teraba membesarSubmental: Tidak teraba membesarSuperior cervical: Tidak teraba membesarPosterior cervical: Tidak teraba membesar Supraclavicula: Tidak teraba membesarAxilla: Tidak teraba membesarInguinal: tidak teraba membesar

ANGGOTA GERAK :Ekstremitas akral hangat ++/++, oedeme --/--TanganKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)KakiKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)

KULIT : warna sawo matang merata, pucat (-), sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik, lembab, efloresensi (-), pengisian kapiler < 2 detik

TULANG BELAKANG : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-), spina bifida (-), tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-), rambut (-)

TANDA RANGSANG MENINGEAL :Kaku kuduk (-)Brudzinski I(-)(-)Brudzinski II(-)(-)Laseq(-)(-)Kerniq(-)(-)

PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Laboratorium DarahTanggal 27 Januari 2014HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin9.3 g/ dL10,8-12,8

Hematokrit28%35-43

Leukosit8000/L6.000-17.000

Trombosit96.000/ L229.000-553.000

MCV82fL73-101

MCH27 pg23-31

MCHC33 g/dL26-34

RDW14.3 %38oC, diazdepam 1,2 mg jika suhu >38,5oCd. Ambroxol + salbutamol 3x1

PROGNOSISAd Vitam: dubia ad bonamAd Sanationam: dubia ad bonamAd Fungtionam: dubia ad bonam

FOLLOW UPTanggalSOAP

28/1/14

- muntah (+) isi maknan- batuk (+)-demam (+)Sesak (+)Kejang (-)

KU : TSS/Compos mentisTV : N = 156 x/m, R = 44x/m, S = 380CKepala : NormosefaliMata : CA -/-, SI -/-Hidung : NCH (+), sekret (-)Telinga : NT (-/-), sekret (-/-), serumen (-/-)Mulut : kering (+)Leher : KGB ttmThoraks : retraksi (+)-Pul : SN vesikuler, rhonki basah halus +/+, wh -/-, VF kanan > kiri, perkusi (sonor/pekak)- Cor : BJ I-II reguler, m (-), g (-)Abdomen : datar, BU (+) 4x/menit, SD (-), turgor baikEkstremitas : Akral hangat ++/++, CRT < 3sKejang demam sederhana dengan bronkopneumonia, anemia normositik normokrom

IVFD Asering 3cc/kgbb/jam Inj Ampicillin 4x 300 mg PCT 120 mg jika suhu >38oC, diazdepam 1,2 mg jika suhu >38,5oC Ambroxol + salbutamol 3x1

29/1/14

- muntah (-)- batuk (+)-demam (-)Sesak (+) berkurangKejang (-)

KU : TSS/Compos mentisTV : N = 148 x/m, R = 52x/m, S = 36,60CKepala : NormosefaliMata : CA -/-, SI -/-Hidung : NCH (+), sekret (-)Telinga : NT (-/-), sekret (-/-), serumen (-/-)Mulut : kering (+)Leher : KGB ttmThoraks : retraksi (+)-Pul : SN vesikuler, rhonki basah halus +/+, wh -/-, VF kanan > kiri, perkusi (sonor/pekak)- Cor : BJ I-II reguler, m (-), g (-)Abdomen : datar, BU (+) 4x/menit, SD (-), turgor baikEkstremitas : Akral hangat ++/++, CRT < 3sKejang demam sederhana dengan bronkopneumonia, anemia normositik normokrom

IVFD Asering 3cc/kgbb/jam Inj Ampicillin 4x 300 mg PCT 120 mg jika suhu >38oC, diazdepam 1,2 mg jika suhu >38,5oC Ambroxol + salbutamol 3x1

KASUS IVIDENTITAS PASIENNama: Anak NSuku bangsa: BetawiJenis kelamin: PerempuanPendidikan: SDUmur: 8 tahun 3 bulanAgama: IslamAlamat: JL. Pemuda RT 13 RW 05 No. 25 kelurahan KalibataTempat/ tanggal lahir: Jakarta, 20 oktober 2005Orangtua/ WaliAyahIbu

Nama: Tn. EUmur: 25 tahunPekerjaan: Pegawai swastaPendidikan: SMPSuku bangsa: BetawiAgama: IslamAlamat: JL. Pemuda RT 13 RW 05 No. 25 kelurahan KalibataNama: Ny.SUmur: 23 tahunPekerjaan: Ibu rumah tanggaPendidikan: SDSuku bangsa: BetawiAgama: IslamAlamat: JL. Pemuda RT 13 RW 05 No. 25 kelurahan Kalibata

XXI. ANAMNESISLokasi : Bangsal 612 TimurTanggal / waktu: 23 Januari 2014/ 13.30 WIBTanggal masuk : 28 Januari 2014

a. Keluhan UtamaMuntah sejak 1 hari SMRSb. Keluhan TambahanDemam dan lemahc. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dibawa oleh ibunya dengan keluhan muntah sejak 1 hari SMRS. Muntah sebanyak 3-4x/ hari tidak menyemprot, berisi makanan. Pasien mengeluh menjadi mual dan muntah setiap kali makan. Demam (+) sejak 4 hari SMRS, demam muncul mendadak dan naik turun. Nafsu makan dirasa menurun dan pasien mengeluh sulit untuk tidur. Sejak 1 hari SMRS, pasien merasa semakin lemah dan badan menjadi dingin. Batuk (-), sesak (-), kejang (-), dan mencret (-). BAK tidak ad keluhan.d. Riwayat Penyakit yang Pernah DideritaPenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmur

Alergi(-)Difteria(-)Penyakit jantung(-)

Cacingan(-)Diare(-)Penyakit ginjal(-)

DBD(-)Kejang(-)Radang paru(-)

Otitis(-)Morbili(-)TBC(-)

Parotitis(-)Operasi(-)Lain-lain(-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita: Pasien tidak pernah mengalami hal serupa.

e. Riwayat Kehamilan/ PersalinanKEHAMILANMorbiditas kehamilanTidak ada

Perawatan antenatalRutin kontrol ke Bidan 1 bulan sekali dan sudah mendapat imunisasi vaksin TT 2 kali

KELAHIRANTempat persalinanPuskesmas

Penolong persalinanBidan

Cara persalinanSpontan

Penyulit : -

Masa gestasiCukup bulan

Keadaan bayiBerat lahir : 2900 gr

Panjang lahir : 48 cm

Lingkar kepala : (tidak tahu)

Langsung menangis (+)Kemerahan (+)Nilai APGAR : (tidak tahu)Kelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan riwayat kehamilan/ persalinan : Kontrol kehamilan baik, persalinan spontan, langsung menangis. Nilai cukup bulan, sesuai masa kehamilan.

f. Riwayat PerkembanganPertumbuhan gigi I: Umur 9 bulan(Normal: 5-9 bulan)Gangguan perkembangan mental : Tidak adaPsikomotorTengkurap: Umur 5 bulan(Normal: 6-9 bulan)Duduk: Umur 6 bulan(Normal: 6-9 bulan)Berdiri: Umur 10 bulan(Normal: 9-12 bulan)Berjalan: Umur 12 bulan(Normal: 13 bulan)Bicara: Umur 12 bulan(Normal: 9-12 bulan)Perkembangan pubertasBelum pubertas.Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan : Tidak terdapat gangguan perkembangan fisik maupun mental. Pasien belum pubertas.g. Riwayat MakananUmur (bulan)ASI/PASIBuah / BiskuitBubur SusuNasi Tim

0 2ASI---

2 4ASI---

4 6PASI---

6 8PASI-+-

8 10PASI+++

10 -12PASI+++

Jenis MakananFrekuensi dan Jumlah

Nasi3 x/ hari & 1 centong

Sayur3 x/ minggu

Daging1x/minggu

Ayam2 x/ minggu & 1 potong

Telur1 x/ minggu & 1 buah

Tahu dan Tempe1 x/ hari & 1 potong

Susu-

Ikan2x/minggu

Kesimpulan riwayat makanan: Tidak ada kesulitan makan pada pasien, jenis makanan cukup bervariasi dengan jumlah yang cukup.h. Riwayat ImunisasiVaksinDasar ( umur )Ulangan ( umur )

BCG1 bulan----

DPT / PT2 bulan4 bulan6 bulan18 bulan-

Polio0 bulan2 bulan4 bulan18 bulan-

Campak9 bulan----

Hepatitis B0 bulan1 bulan6 bulan--

Pneumokokus-----

Hib-----

Kesimpulan riwayat imunisasi: Imunisasi dasar lengkap. Imunisasi Pneumokokus dan Hib tidak pernah dilakukan.i. Riwayat Keluargac. Corak Reproduksi-b. Riwayat Pernikahan Ayah / WaliIbu / Wali

NamaTn. ANy. S

Perkawinan ke-11

Umur saat menikah26 tahun23 tahun

Pendidikan terakhirSMPSD

AgamaIslamIslam

Suku bangsaBetawiBetawi

Keadaan kesehatanSehatSehat

KosanguinitasTidak adaTidak ada

Penyakit, bila ada--

c. Riwayat Penyakit Keluarga: Darah tinggi, kencing manis disangkal.Kesimpulan riwayat keluarga: Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit serupa. j. Riwayat LingkunganRumah pasien menyewa, pencahayaan dan pengudaraan cukup baik,terdapat dua kamar tidur,1 WC dan ruang tamu. Rumah terletak agak kedalam yang harus melalui gang yang kecil dan berada di lingkungan yang padat. Ibu mengaku mandi dan mencuci menggunakanPAM,sedangkan air minum berasal dari air gallon.Kesimpulan keadaan lingkungan: Keadaan lingkungan kurang baik.k. Riwayat Sosial dan EkonomiAyah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan Rp.2.000.000,-/bulan. Sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Menurut ibu pasien penghasilan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.Kesimpulan sosial ekonomi: Kurang baik.

XXII. PEMERIKSAAN FISIKD. Status GeneralisKeadaan UmumKesan Sakit: tampak sakit sedangKesadaran: compos mentis, lemahKesan Gizi: burukKeadaan lain: anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dyspnoe (-)Data AntropometriBerat Badan sekarang: 17 kgLingkar Kepala : 50 cmBerat Badan sebelum sakit : 19 kgLingkar Lengan Atas: - cmTinggi Badan: 130cmStatus Gizi BB / U = 17/27 x 100 % = 62,5 % (Gizi buruk menurut kurva NCHS) TB / U = 130/129 x 100 % = 100 % (Tinggi normal menurut kurva NCHS) BB / TB = 17/27 x 100 % = 62,9 % (Gizi buruk menurut kurva NCHS) LK = 50 cm (+1 SD Kurva Neillhaus)Tanda VitalNadi: 118 x/ menit, lemah, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regularTekanan Darah: 90/60 mmHgPernapasan: 28 x/ menit, tipe abdomino-torakal, inspirasi : ekspirasi = 1 : 3Suhu: 36,7o C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)

KEPALA: Deformitas (-), hematoma (-)RAMBUT: Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebalWAJAH: Wajah simetris, edema palpebra (+/+), luka atau jaringan parutMATA:Visus : tidak dinilaiPtosis: -/-Sklera ikterik: -/-Lagofthalmus: -/-Konjuntiva pucat: -/-Cekung: -/-Exophthalmus: -/-Kornea jernih : +/+Strabismus: -/-Lensa jernih: +/+Nistagmus: -/-Pupil: bulat, isokorRefleks cahaya: langsung +/+ , tidak langsung +/+TELINGA :Bentuk : normotiaTuli: -/-Nyeri tarik aurikula: -/-Nyeri tekan tragus: -/-Liang telinga: lapangMembran timpani: intak +/+Serumen: +/+Refleks cahaya: sulit dinilaiCairan: -/-HIDUNG :Bentuk: simetrisNapas cuping hidung: -/ -Sekret: -/-Deviasi septum: -Mukosa hiperemis: -/-BIBIR: Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (+), sianosis (-)MULUT: Oral higiene baik, trismus (-), mukosa gusi dan pipi merah muda, ulkus (-), halitosis (-). Lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-) massa (-)TENGGOROKAN: Arkus faring simetris, hiperemis (+). Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-). Faring hiperemis, granula (-), ulkus (-), massa (-)LEHER: Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah Tiroid tidak teraba membesar

THORAKS : JANTUNGInspeksi: Ictus cordis terlihat pada ICS V 1cm medial linea midklavikularis sinistraPalpasi: Ictus cordis teraba pada ICS V 1 cm medial linea midklavikularis sinistra Perkusi: Batas kiri jantung: ICS V linea midklavikularis sinistra Batas kanan jantung: ICS III V linea sternalis dextra Batas atas jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-) PARUInspeksi Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada pernapasan yang tertinggal, pernapasan abdomino-torakal, pada sela iga tidak terlihat adanya retraksi, tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada.Palpasi Nyeri tekan (-), benjolan (-), gerak napas simetris kanan dan kiri, vokal fremitus sama kuat kanan dan kiriPerkusi : Sonor di kedua lapang paru.Auskultasi: Suara napas vesikuler, reguler, ronkhi -/-, wheezing -/-ABDOMEN :Inspeksi Perut cembung, tidak dijumpai adanya efloresensi bermakna, benjolan (-), turgor baik Palpasi Datar, supel, NT (-), hepar dan lien tidak teraba membesar.Perkusi: Timpani pada seluruh lapang perutAuskultasi: Bising usus (+), frekuensi 4 x / menitANOGENITALIA: Testis turun sempurna (+), edema skrotum (-), hipospadi (-), epispadi (-), fimosis (-), parafimosis (-) Anal : eritem perianal (-)KGB :Preaurikuler: tidak teraba membesarPostaurikuler: tidak teraba membesarSubmandibula: tidak teraba membesarSupraclavicula: tidak teraba membesarAxilla: tidak teraba membesarInguinal: tidak teraba membesarANGGOTA GERAK :Ekstremitas : akral hangat - -/- -TanganKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (-)edema (-)KakiKananKiriTonus ototnormotonusnormotonusSendiaktifaktifRefleks fisiologis(+)(+)Refleks patologis(-)(-)Lain-lainedema (+)edema (+)KULIT: Warna sawo matang merata, pucat (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler >2 detikTULANG BELAKANG: Bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)

XXIII. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium (23-01-2014)HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin15,0 g/ dLMeningkat

Hematokrit43%Meningkat

Leukosit15.100/LMeningkat

Trombosit33.000/ LMenurun

Eritrosit 5,3 juta/ LNormal

MCV80,2 fLNormal

MCH28,3 pgNormal

MCHC35,3 g/dLNormal

RDW10,4 %Normal

Pemeriksaan Hematologi 24-01-2014HematologiHasilNilai Normal

Leukosit17,4 ribu/ uLMeningkat

Eritrosit4,2 juta/ uLNormal

Hemoglobin12,3 g/dLNormal

Hematokrit33%Normal

Trombosit43,000/ uLMenurun

LED10 mm/jamNormal

MCV79,1 fLNormal

MCH29,6 pgNormal

MCHC37,5 g/dLNormal

RDW10,4 %Normal

Hitung jenis- Basofil- Eosinofil- Netrofil Batang- Netrofil Segmen- Limfosit- Monosit1%0%0%40%52%7%NormalMenurunMenurunNormalMeningkatMeningkat

Pemeriksaan hematologi rutin 25-01-2014HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin10,0 g/ dLMenurun

Hematokrit30%Menurun

Leukosit15.100/LMeningkat

Trombosit61.000/ LMenurun

Eritrosit 3,6 juta/ LNormal

MCV85,0 fLNormal

MCH26,6 pgNormal

MCHC35,6 g/dLNormal

RDW14,2 %Normal

Pemeriksaan hematologi rutin 26-01-2014HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin10,8 g/ dLNormal

Hematokrit32%Menurun

Leukosit17.700/LMeningkat

Trombosit125.000/ LMenurun

Eritrosit 3,7 juta/ LNormal

MCV85,0 fLNormal

MCH28,9 pgNormal

MCHC34,0 g/dLNormal

RDW14,0 %Normal

Pemeriksaan hematologi rutin 27-01-2014HematologiHasilNilai Normal

Hemoglobin11,7 g/ dLNormal

Hematokrit33%Normal

Leukosit13.600/LNormal

Trombosit201.000/ LNormal

Eritrosit 4,1 juta/ LNormal

MCV81,4 fLNormal

MCH28,7 pgNormal

MCHC35,3 g/dLNormal

RDW11,3 %Normal

XXIV. RESUMEPasien datang ke IGD RSUD Budi Asih dibawa oleh ibunya dengan keluhan muntah sejak 1 hari SMRS. Muntah sebanyak 3-4x/ hari tidak menyemprot, berisi makanan. Pasien mengeluh menjadi mual dan muntah setiap kali makan. Demam (+) sejak 4 hari SMRS, demam muncul mendadak dan naik turun. Nafsu makan dirasa menurun dan pasien mengeluh sulit untuk tidur. Sejak 1 hari SMRS, pasien merasa semakin lemah dan badan menjadi dingin. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 90/ 60 mmHg, nadi: 118 x/menit (lemah, isi cukup), pernapasan: 28xmenit, suhu 36,7C. Akral --/-- dan capillary refill time >2 detik. Hasil laboratorium menunjukkan terdapat trombositopeni.XXV. DIAGNOSIS KERJADengue Syok SindromXXVI. DIAGNOSIS BANDING Dengue Syok Sindrom Demam berdarah dengueXXVII. PEMERIKSAAN ANJURAN D-dimerXXVIII. TATALAKSANANon-medikamentosa Informasi dan edukasi mengenai keadaan dan penyakit pasien Observasi tanda vital Tirah baring Intake cairan IV lineMedikamentosa Loading IVFD asering 7 cc/kgbb/jam, dilanjutkan IVFD asering 5 cc/kgbb/jam

XXIX. PROGNOSIS Ad Vitam: dubia ad bonam Ad Sanationam: dubia ad bonam Ad Fungsionam: ad bonam

XXX. FOLLOW UPTanggalSOAP

24-01-2014

Muntah (-)Lemah (+)Demam (+) KU/Kes: tss/ CMTD: 90/ 60 mmHg, N: 124 x/ menit, S: 36,5 oC, P: 40 x/ menitMata: CA -/- SI-/-Hidung: nch -, sekret -/-Mulut: bibir kering (-), faring hiperemis (-)Thorax:BJI-II reg, m (-), g (-). SN ves rh -/-, wh -/-Abdomen:Supel. BU (+), NT (-)Ext: hangat ++/++ edema (-/-) CRT 2 detik Baik

LabHiponatremi dan hipokalemiBaik

Anemia normositik normokromTrombositopenihipokalemi Trombositopeni HemokonsentrasiHipokalemiHiponatremi

DiagnosisKerja Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa infeksi virus bronkopneumoniGastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang et causa intoleransi laktosa kejang demam sederhana bronkopneumonia anemia normositik normokrom Dengue syok syndromIntoksikasi obat

Pada kelima kasus tersebut memiliki keluhan utama yang sama yaitu muntah. Terdapat persamaan dan perbedaan dari masing masing penyakit. Pada kelima kasus tersebut lamanya muntah kurang dari 1 minggu. Rata rata pasien sudah berobat sebelumnya, namun tidak ada perbaikan, sehingga pasien baru datang ke rumah sakit. Dari muntah saja sulit untuk menentukan penyebabnya, maka harus dilihat keluhan pasien secara keseluruhan. Keluhan tambahan yang terdapat pada kelima kasus tersebut beragam, karena muntah dapat menyertasi berbagai macam penyakit. Kasus kasus diatas sebagian besar memang memiliki etiologi infeksi, sehingga gejala demam akan ada pada semua kasus. Pada kasus kelima, tidak terdapat demam, karena reaksi yang terjadi yaitu reaksi hipersensitivitas terhadap obat. Pada kasus pertama dan kedua didapatkan muntah disertai keluhan mencret. Kemungkinan penyebab gangguan pada saluran cerna.Pada kasus ketiga, muntah yang didahului oleh batuk, muntah pada kasus ini disebabkan oleh mekanisme tubuh pasien dalam mengeluarkan dahak, pada usia kasus ketiga mekanisme pengeluaran dahak masih kurang.Pada kasus keempat penyebab muntah pada kasus ini, akibat adanya perasaan mual yang diakibatkan oleh perjalanan penyakit demam berdarah dengue. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital yang normal, kecuali pada kasus ketiga dimana pasien mengalami sesak sehingga terjadi takipnoe, dan pada kasus keempat dimana sedang terjadi proses kegagalan sirkulasi sehingga nadi teraba lemah. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah, didapatkan hasil lab yang hampir mirip, yaitu adanya gangguan elektrolit hiponatremi atau hipokalemi, karena muntah sendiri tanpa melihat penyebabnya dapat mempengaruhi keseimbangan dari elektrolitnya.

BAB IVTINAJAUAN PUSTAKA

MUNTAHa. DefinisiMuntah adalah pengeluaran isi lambung secara paksa melalui mulut disertai kontraksi lambung dan abdomen. Pada anak biasanya sulit untuk mendiskripsikan mual, mereka lebih sering mengeluhkan sakit perut atau keluhan umum lainnya. Muntah merupakan suatu cara di mana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang atau bahkan sangat terangsang. Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal, hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan irama pernafasan. Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang disertai peristaltik retrograde dari duodenum ke arah antrum lambung atau secara bersamaan terjadi kontraksi antrum dan duodenum. Muntah timbul bila persarafan atau otak menerima satu atau lebih pencetus seperti keracunan makanan, infeksi pada gastrointestinal, efek samping obat, atau perjalanan. Mual biasanya dapat timbul sebelum muntah.1b. Etiologi1Pembahasan etiologi muntah pada bayi dan anak berdasarkan usia adalah sebagai berikutI. Usia 0 2 Bulan :1. Kolitis Alergika : Alergi terhadap susu sapi atau susu formula berbahan dasar kedelai. Biasanya diikuti dengan diare, perdarahan rektum, dan rewel.2. Kelainan anatomis dari saluran gastrointestinal : Kelainan kongenital, termasuk stenosis atau atresia. Manifestasinya berupa intoleransi terhadap makanan pada beberapa hari pertama kehidupan.3. Refluks Esofageal : Regurgitasi yang sering terjadi segera setelah pemberian susu. Sangat sering terjadi pada neonatus; secara klinis penting bila keadaan ini menyebabkan gagal tumbuh kembang, apneu, atau bronkospasme.4. Peningkatan tekanan intracranial : Rewel atau letargi disertai dengan distensi abdomen, trauma lahir dan shaken baby syndrome.5. Malrotasi dengan volvulus : 80% dari kasus ini ditemukan pada bulan pertama kehidupan, kebanyakan disertai emesis biliaris.6. Ileus mekonium : Inspissated meconium pada kolon distal; dapat dipikirkan diagnosis cystic fibrosis.7. Necrotizing Enterocolitis : Sering terjadi khususnya pada bayi prematur terutama jika mengalami hipoksia saat lahir. Dapat disertai dengan iritabilitas atau rewel, distensi abdomen dan hematokezia.8. Overfeeding : Regurgitasi dari susu yang tidak dapat dicerna, wet-burps sering pada bayi dengan kelebihan berat badan yang diberi air susu secara berlebihan.9. Stenosis pylorus : Puncaknya pada usia 3-6 minggu kehidupan. Rasio laki-laki banding wanita adalah 5:1 dan keadaan ini sering terjadi pada anak laki-laki pertama. manifestasi klinisnya secara progresif akan semakin memburuk, proyektil, dan emesis nonbiliaris.

II. Usia 2 bulan-5 tahun.1. Tumor otak : Pikirkan terutama jika ditemukan sakit kepala yang progresif, muntah-muntah, ataksia, dan tanpa nyeri perut.2.Ketoasidosis diabetikum : Dehidrasi sedang hingga berat, riwayat polidipsi, poliuri dan polifagi.3. Korpus alienum : Dihubungkan dengan kejadian tersedak berulang, batuk terjadi tiba-tiba atau air liur yang menetes.4. Gastroenteritis : Sangat sering terjadi; sering adanya riwayat kontak dengan orang yang sakit, biasanya diikuti oleh diare dan demam.5. Trauma kepala : Muntah sering atau progresif menandakan konkusi atau perdarahan intrakranial.6. Hernia inkarserasi : Onset dari menangis, anoreksia dan pembengkakan skrotum yang terjadi tiba-tiba.7. Intussusepsi : Puncaknya terjadi pada bulan ke 6-18 kehidupan; pasien jarang mengalami diare atau demam dibandingkan dengan anak yang mengidap gastroenteritis.8. Posttusive : Seringkali, anak-anak akan muntah setelah batuk berulang atau batuk yang dipaksakan.9. Pielonefritis : Demam tinggi, tampak sakit, disuria atau polakisuria. Pasien mungkin mempunyai riwayat infeksi traktus urinarius sebelumnya.

III. Usia 6 tahun ke atas.1.Adhesi : Terutama setelah operasi abdominal atau peritonitis.2. Appendisitis : Manifestasi klinis dan lokasi nyeri bervariasi. Gejala sering terjadi termasuk nyeri yang semakin meningkat, menjalar ke kuadran kanan bawah, muntah didahului oleh nyeri, anoreksia, demam subfebril, dan konstipasi.3.Kolesistitis : Lebih sering terjadi pada perempuan, terutama dengan penyakit hemolitik (contohnya, anemia sel sabit). Ditandai dengan nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas yang terjadi secara tiba-tiba setelah makan.4. Hepatitis : Terutama disebabkan oleh infeksi virus atau akibat obat; pasien mungkin mempunyai riwayat buang air besar berwarna seperti dempul atau urin berwarna seperti teh pekat.5. Inflammatory bowel disease : Berkaitan dengan diare, hematokezia, dan nyeri perut. Striktura bisa menyebabkan terjadinya obstruksi.6. Intoksikasi : Lebih sering terjadi pada anak yang sedang belajar berjalan dan remaja. Dicurigai jika mempunyai riwayat depresi. Bisa juga disertai oleh gangguan status mental.7. Migrain : Nyeri kepala yang berat; sering terdapatnya aura sebelum serangan seperti skotoma. Pasien mungkin mempunyai riwayat nyeri kepala kronis atau riwayat keluarga dengan migrain. 8. Pankreatitis : Faktor resiko termasuk trauma perut bagian atas, riwayat infeksi sebelumnya atau sedang infeksi, penggunaan kortikosteroid, alkohol dan kolelitiasis.9. Ulkus peptikum : Pada remaja, ratio wanita:pria = 4:1. Nyeri epigastrium kronik atau berulang, sering memburuk pada waktu malam.

c. Patofisiologi2Kemampuan untuk memuntahkan merupakan suatu keuntungan karena memungkinkan pengeluaran toksin dari lambung. Muntah terjadi bila terdapat rangsangan pada pusat muntah yang berasal dari, gastrointestinal, vestibulo okular, aferen kortikal yang lebih tinggi, menuju CVC kemudian dimulai nausea, retching, ekpulsi isi lambung.Ada 2 regio anatomi di medulla yang mengontrol muntah, 1) chemoreceptor trigger zone (CTZ) dan 2) central vomiting centre (CVC). CTZ terletak di area postrema pada dasar ujung caudal ventrikel IV di luar blood brain barrier (sawar otak). Koordinasi pusat muntah dapat dirangsang melalui berbagai jaras. Muntah dapat terjadi karena tekanan psikologis melalui jaras yang kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat muntah (CVC) dan jika pusat muntah terangsang melalui vestibular atau sistim vestibuloserebelum dari labirin di dalam telinga. Rangsangan bahan kimia melalui darah atau cairan otak (LCS ) akan terdeteksi oleh CTZ. Mekanisme ini menjadi target dari banyak obat anti emetik. Nervus vagus dan visera merupakan jaras keempat yang menstimulasi muntah melalui iritasi saluran cerna dan pengosongan lambung yang lambat. Sekali pusat muntah terangsang maka cascade ini akan berjalan dan akan menyebabkan timbulnya muntah. Pencegahan muntah mungkin dapat melalui mekanisme ini.Stimulasi terhadap pusat muntah :1,2a. Stimulasi pada reseptor suprameduler- Muntah psikogenik- Peningkatan tekanan intrakranial (efusi subdural atau hematoma, edema otak, atau tumor, hidrosefalus, meningoensefalitis, sindroma Reye)- Valvulus (migrain, hipertensi)- Kejang-Penyakit vestibuler, motion sicknessb.Stimulasi pada Chemoreceptor Trigger Zone- Obat-obatan : opiat, ipecac, digoksin, antikonvulsan- Toksin- Produk metabolisme : Asidemia, ketonemia, (diabetik ketoasidosis, lactic asidosis, fenilketonuria, renal tubular asidosis),Aminoasidemia (tirosinemia, hipervalinemia, lisinuria, maple syrup urine),Asidemia organis (asidemia metilmalonik, asidemia propionik, asidemia isovalerik),Hiperamonemia (sindroma Reye, defek siklus urea), Lain-lain (intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, kelainan oksidasi asam lemak, diabetes insipidus, insufisiensi adrenal, hiperkalsemia, hipervitaminosis A)c.Stimulasi pada reseptor perifer gastrointestinalis atau obstruksi traktus gastrointestinalis atau keduanya- Faringeal : refleks menelan (sekret sinusitis, self induced rumination)- Esofageal Fungsional : refluks, akhalasia, lain-lain, dismotilitas esophagealStruktural : striktura, cincin, atresia dll. Gastrik : Ulkus peptikum, infeksi, dismotolitas/gastroparesis, obstruksi (benzoar, stenosis piloris, penyakit granulomatosus kronik)

Pada manusia muntah terdiri dari 3 aktivitas yang terkait, nausea (mual), retching dan pengeluaran isi lambung. CTZ mengandung reseptor untuk bermacam-macam sinyal neuroaktif yang menyebabkan muntah. Reseptor di CTZ diaktivasi oleh bahan-bahan proemetik di dalam sirkulasi darah atau di cairan serebrospinal (CSF). Reseptor untuk dopamin titik tangkap kerja dari apomorfin, asetilkolin, vasopresin, enkefalin, angiotensin, insulin, endorfin, substansi P, dan mediator-mediator lain Stimulator oleh teofilin dapat menghambat aktivitas proemetik dari bahan neuropeptik tersebut.Eferen dari CTZ dikirim ke CVC, selanjutnya terjadi serangkaian kejadian yang dimulai melalui spangnik vagus eferen. CVC terletak di traktus nukleus solitarius dan di sekitar formasio retikularis medula tepat di bawah CTZ.2,4Muntah sebagai respons terhadap iritasi gastrointestinal, radiasi abdomen, dilatasi gastrointestinal adalah kerja dari signal aferen nervus vagus ke pusat muntah yang dipicu oleh pelepasan lokal mediator inflamasi dari mukosa yang rusak, dengan pelepasan sekunder neurotransmiter. Eksitasi paling penting adalah serotonin dari sel enterokromafin mukosa. Pada motion sickness diketahui bahwa gerakan perubahan arah tubuh yang cepat menyebabkan orang tertentu muntah, signal aferen ke pusat muntah berasal dari reseptor di labirin dan impuls ditransmisikan terutama melalui inti vestibular ke dalam serebelum, kemudian ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya ke pusat muntah.4Berbagai rangsangan psikis, termasuk gambaran yang memuakkan, dan faktor psikologi lain dapat menyebabkan muntah melalui jaras kortek serebri dan sistem limbik menuju pusat muntah. Selain itu, gejala gastrointestinal meliputi peristaltik, salivasi, takipnea, takikardi.Terdapat tiga fase muntah, yaitu fase prodromal (fase pre-ejeksi), fase ejeksi dengan retching dan muntah dan fase post ejeksi.5,6a. Fase pre-ejeksiFase ini biasanya berlangsung sebentar, ditandai dengan mual dan dihubungkan dengan peningkatan kadar vasopressin plasma (ADH), kadang-kadang kenaikan ini melebihi tingkat vasopressin yang dibutuhkan dalam kerjanya sebagai antidiuretik dan mengganggu aktifitas mioelektrisitas di antrum gaster sehingga terjadi takigastria. Awal dari retching menyebabkan kontraksi retrograde yang kuat dimulai dari usus halus bagian bawah membawa isi dari usus halus kembali ke lambung. Pada tahap awal dari iritasi gastrointestinal atau distensi yang berlebihan, antiperistaltis mulai terjadi, sering beberapa menit sebelum muntah terjadi. Antiperistaltis dapat dimulai sampai sejauh ileum di traktus intestinal, dan gelombang antiperistaltik bergerak mundur, naik ke usus halus dengan kecepatan 2-3cm/detik; proses ini dapat mendorong sebagian isi usus kembali ke duodenum, menjadi sangat meregang. Peregangan ini menjadi faktor pencetus yang menimbulkan tindakan muntah yang sebenarnya. Sistem saraf otonom teraktivasi sehingga terjadi takikardi, vasokonstriksi dan berkeringat dingin. Sistem saraf vagus membuat traktus intestinal bagian atas menjadi relaksasi dan memicu salivasi.b. Fase ejeksiRetching biasanya mendahului muntah. Fungsi dari retching masih belum diketahui. Muntah merupakan gabungan dari kontraksi ritmik yang terkoordinasi dari diafragma, otot-otot interkostalis eksterna dan otot abdomen memeras lambung dan mengeluarkan isi lambung.Pada saat muntah, kontraksi intrinsik kuat terjadi baik pada duodenum maupun lambung, bersama dengan relaksasi sebagian dari sfingter esophagus bagian bawah, sehingga membuat muntahan mulai bergerak ke dalam esophagus. Setelah itu terjadi kerja muntah spesifik yang melibatkan otot-otot abdomen mengambil alih dan mendorong muntahan ke luar.Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah, efek yang pertama adalah (1) bernafas dalam, (2) naiknya tulang lidah dan faring untuk menarik sfingter esofagus bagian atas supaya terbuka, (3) penutupan glotis, dan (4) pengangkatan palatum mole untuk menutupi nares posterior. Kemudian datang kontraksi yang kuat ke bawah diafragma bersama dengan rangsangan kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras perut di antara diafragma dan otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan intragastrik sampai ke batas yang tinggi. Akhirnya sfingter esophagus bagian bawah berelaksasi secara lengkap, membuat pengeluaran isi lambung ke atas melalui esophagus. Jadi kerja muntah berasal dari suatu kerja memeras otot-otot abdomen bersama dengan pembukaan sfingter esophagus secara tiba-tiba sehingga isi lambung dapat dikeluarkan.c. Fase post ejeksiFase post ejeksi belum seluruhnya dimengerti, bagaimana fungsi normal tubuh kembali lagi sepenuhnya setelah mengalami muntah dan kapan muntah pertama akan diikuti muntah lainnya lagi.d. Evaluasi Klinis1,2,4,54.1. Evaluasi klinis muntah pada neonatusa. Muntah bilierDapat terjadi pada semua umur, menandakan obstruksi intestinal atau infeksi sistemik. Abnormalitas dari anatomi traktus gastrointestinal yang tampak pada minggu pertama kehidupan dengan muntah bilier dan distensi abdomen termasuk di dalamnya malrotasi, volvulus, atresia usus, sumbatan mekonium, hernia inkarserata dan agangliogenesis (Penyakit Hirscprung)b. Necrotizing Enterocolitis (NEC)Necrotizing Enterocolitis merupakan kejadian inflamasi traktus intestinal paling sering pada neonatus. Gejala dari NEC adalah distensi abdomen, muntah bilier dan adanya darah pada tinja. Bayi baru lahir dengan NEC dapat juga menunjukan gejala infeksi sistemik nonspesifik, seperti letargi, apneu, suhu tidak stabil dan syok. Necrotizing Enterocolitis terutama ditemui pada bayi preterm dan NEC juga mempengaruhi 10% bayi yang lahir aterm.c. Kelainan MetabolikInborn Errors of Metabolism harus diwaspadai akan adanya penyakit neonatus akut. Beberapa faktor yang menyebabkan cenderung terjadinya NEC. Keadaan terkait lainnya, termasuk letargi, hipotonia dan kejang.d. Kelainan NeurologisAbnormalitas susunan saraf pusat, seperti perdarahan intrakranial, hidrosefalus dan edem serebri, harus dicurigai pada neonatus dengan defisit neurologis, peningkatan lingkar kepala yang cepat dan penurunan hematokrit yang tidak dapat dijelaskan.4.2. Evaluasi klinis muntah pada bayia. Stenosis pylorusStenosis pilorus merupakan pertimbangan utama etiologi muntah pada bayi. Hipertrofi pilorus menyebabkan obstruksi pengeluaran cairan gaster di kanal pilorus. Lima persen bayi dengan orangtua yang mengalami stenosis pilorus, mengalami kelainan ini. Laki-laki lebih dipengaruhi dibanding wanita. Gejala stenosis pylorus dimulai pada umur dua hingga tiga minggu, namun dapat terjadi pada rentang waktu sejak lahir hingga usia lima bulan. Massa berukuran zaitun, dapat teraba di kuadran kanan atas.b. Refluks gastroesofageal (GER)GER merupakan kelainan gastroesofageal yang paling sering terjadi di masa bayi. Kelainan ini disebabkan oleh fungsi sfingter esofageal bagian bawah (Lower Esophageal Sfingter atau LES) yang belum matur pada bayi. Pada GER ditemui relaksasi sementara dari sfingter esofagus bagian bawah yang terjadi secara tiba-tiba, berlangsung singkat, dimana terjadi pergerakan retrograde isi lambung ke dalam esofagus. GER mewakili fenomena fisiologis yang sering dijumpai pada tahun pertama kehidupan. Sebanyak 60-70% bayi mengalami muntah setelah 24 jam menyusu, hal ini berlangsung hingga usia 3-4 bulan.Refluks gastroesofageal dapat menjadi patologis jika gejala menetap lebih dari 18-24 bulan dan atau ditemukannya komplikasi yang signifikan seperti gangguan tumbuh kembang, episode rekuren dari bronkospasme dan pneumonia, apneu atau refluks esofagitis.Selama beberapa tahun, GER pada bayi dan anak diduga timbul akibat tidak adanya tonus pada LES (Lower Esophageal Sfingter), namun banyak penelitian terkini menunjukkan bahwa tekanan pada LES pada kebanyakan pasien anak adalah normal, bahkan pada bayi preterm. Mekanisme mayor yang terjadi pada bayi dan anak kini telah dibuktikan akibat adanya transien LES relazation. Beberapa faktor yang memicu terjadinya GER adalah peningkatan volume cairan intragastrik dan posisi telentang. GER dapat juga dipicu oleh penurunan viskositas cairan diet pada bayi dibandingkan dengan makanan dewasa yang lebih padat. Dibandingkan dengan dewasa, bayi lebih mudah terkena GER karena perbedaan daya kembang lambung dan waktu pengosongan lambung yang lebih lambat.c. Alergi pada gastrointestinalAlergi susu sapi sangat jarang ditemui pada bayi dan masa awal kanak-kanak. Umumnya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada alergi ini dapat terjadi muntah, diare, kolik dan kehilangan darah.4.3. Evaluasi klinis dari muntah pada anak-anaka. Ulkus peptikum pada anak lebih muda sering dikaitkan dengan muntah. Ulkus peptikum harus dicurigai jika terdapat riwayat ulkus pada keluarga atau jika terdapat hematemesis atau anemia defisiensi besi yang tidak dapat dijelaskan atau nyeri yang sering membangunkan pasien dari tidurnya.b. Pankreatitis Pankreatitis relatif jarang menyebabkan muntah, namun seharusnya dipertimbangkan pada pasien yang pernah mengalami trauma abdomen. Pasien biasanya mengeluhkan nyeri epigastrium yang dapat menjalar ke punggung bagian tengah. Faktor predisposisi lainnya termasuk penyakit virus (gondongan), obat (steroid, azatioprin), anomali kongenital traktus bilier atau traktus pankreatikus, kolelitiasis, hipertrigliseridemia dan riwayat pankreatitis pada keluarga.c. Gangguan sistem saraf pusatMuntah persisten tanpa adanya keluhan sistemik atau keluhan gastrointestinal lainnya menandakan adanya tumor intrakranial atau peningkatan tekanan intrakranial. Penemuan gejala neurologis yang kurang jelas seperti ataksia, harus ditatalaksana dan dilakukan pemeriksaan neurologis dengan cermat.

5. Diagnosis7,85.1. AnamnesisSifat dan ciri muntah akan membantu mengetahui penyebab muntah. Muntah proyektil dapat dikaitkan dengan adanya obstruksi gastrointestinal atau tekanan intrakranial yang meningkat. Muntah persisten pada neonatus dapat dicurigai ke arah kelainan metabolik bawaan ditambah dengan adanya riwayat kematian yang tidak jelas pada saudaranya dan multipel abortus spontan pada ibunya.Bahan muntahan dalam bentuk apa yang dimakan menunjukkan bahwa makanan belum sampai di lambung dan belum dicerna oleh asam lambung berarti penyebab muntahnya di esofagus. Muntah yang mengandung gumpalan susu yang tidak berwarna coklat atau kehijauan mencerminkan bahwa bahan muntahan berasal dari lambung. Muntah yang berwarna kehijauan menunjukkan bahan muntahan berasal dari duodenum di mana terjadi obstruksi di bawah ampula vateri. Bahan muntahan berwarna merah atau kehitaman (coffee ground vomiting) menunjukkan adanya lesi di mukosa lambung. Muntah yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan robekan pada mukosa daerah sfingter bagian bawah esofagus yang menyebabkan muntah berwarna merah kehitaman (Mallory Weiss syndrome). Adanya erosi atau ulkus pada lambung menyebabkan muntah berwarna hitam, kecoklatan, atau bahkan merah karena darah belum tercerna sempurna. Pada periode neonatal darah ibu yang tertelan oleh bayi pada waktu persalinan atau puting susu ibu yang luka akibat sedotan mulut bayi, warna muntah juga berwarna kecoklatan, dapat dibedakan antara darah ibu dan bayi dengan Apt test (alkali denaturation test). Muntah fekal menunjukan adanya peritonitis atau obstruksi intestinal.Jenis dan jumlah makanan atau minuman sebelum muntah (ASI atau susu formula, makanan atau minuman lainnya), kehilangan berat badan, miksi terakhir dan perubahan perilaku harus dicermati. Poin penting lainnya adalah apakah ada riwayat alergi atau intoleran makanan dan pengobatan sebelumnya, apakah anak mengalami gejala lain seperti nyeri kepala, diare atau letargi. Perlu juga ditanyakan kondisi medis anak sebelumnya, riwayat pembedahan, riwayat bepergian ke negara berkembang dan sumber air minum dan apakah anak sebelumnya mengkonsumsi makanan yang mungkin telah tercemar.Kelainan anatomik kongenital, genetik, dan penyakit metabolik lebih sering terlihat pada periode neonatal, sedangkan peptik, infeksi, dan psikogenik sebagai penyebab muntah lebih sering terjadi dengan meningkatnya umur. Intoleransi makanan, perilaku menolak makanan dengan atau tanpa muntah sering merupakan gejala dari penyakit jantung, ginjal, paru, metabolik, genetik, atau kelainan neuromotorik.5.2.Pemeriksaan fisik1,9- Tanda-tanda dehidrasi yaitu ubun-ubun yang cekung, turgor kulit kembali lambat/sangat lambat, mulut kering, air mata yang kering,berkurangnya frekuensi miksi (kurang dari satu popok basah dalam enam jam pada bayi) atau anak dengan denyut jantung cepat (bervariasi, tergantung umur anak) sehingga dapat dinilai derajat dehidrasi untuk penatalaksanaan selanjutnya.- Iritasi peritonium dicurigai pada anak yang menahan sakit dengan posisi memeluk lutut, perlu diperiksa adanya distensi, darm countour dan darm steifung, peningkatan serta bising usus.- Teraba massa, organomegali, perut yang lunak atau tegang harus diperhatikan dan diperiksa dengan seksama. Pada pilorus hipertrofi akan teraba massa pada kuadran kanan atas perut.- Intususepsi biasanya ditandai dengan perut yang lunak, masa berbentuk sosis pada kuadran kanan atas dan ada bahagian yang kosong pada kuadran kanan bawah (Dance sign).- Rectal toucher, penurunan tonus sfingter ani, dan feses yang keras dengan jumlah yang banyak pada ampula menandakan adanya impaksi fekal. Konstipasi akan meningkatkan tonus sfingter ani, dan ampula yang kosong menandakan Hirschsprung disease.5.3.Pemeriksaan Penunjang4,8,9a. Pemeriksaan laboratorium Darah lengkap Elektrolit serum pada bayi dan anak yang dicurigai mengalami dehidrasi. Urinalisis, kultur urin, ureum dan kreatinin untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan saluran kemih atau adanya kelainan metabolik. Asam amino plasma dan asam organik urin perlu diperiksa bila dicurigai adanya penyakit metabolik yang ditandai dengan asidosis metabolik berulang yang tidak jelas penyebabnya. Amonia serum perlu diperiksa pada muntah siklik untuk menyingkirkan kemungkinan defek pada siklus urea. Faal hepar, amonia serum, dan kadar glukosa darah perlu diperiksa bila dicurigai ke arah penyakit hati. Amilase serum biasanya akan meningkat pada pasien pankreatitis akut. Kadar lipase serum lebih bermanfaat karena kadarnya tetap meninggi selama beberapa hari setelah serangan akut. Feses lengkap, darah samar dan parasit pada pasien yang dicurigai gastroenteritis atau infeksi parasit.c. UltrasonografiDilakukan pada pasien dengan kecurigaan stenosis pilorik, akan tetapi dua pertiga bayi akan memiliki hasil yang negatif sehingga menbutuhkan pemeriksaan barium meal.d. Foto polos abdomen Posisi supine dan left lateral decubitus digunakan untuk mendeteksi malformasi anatomik kongenital atau adanya obstruksi. Gambaran air-fluid levels menandakan adanya obstruksi tetapi tanda ini tidak spesifik karena dapat ditemukan pada gastroenteritis Gambaran udara bebas pada rongga abdomen, biasanya di bawah diafragma menandakan adanya perforasi.e. Barium mealTindakan ini menggunakan kontras yang nonionik, iso-osmolar, serta larut air. Dilakukan bila curiga adanya kelainan anatomis dan atau keadaan yang menyebabkan obstruksi pada pengeluaran gaster.f. Barium enemaUntuk mendeteksi obstrusi usus bagian bawah dan bisa sebagai terapi pada intususepsi.

6. Diagnosis Banding9Tabel. 1 Diagnosis Banding muntah pada bayiSeringJarang

ObstruksiGastroenteritisRefluks gastroesofagealOverfeedingInfeksi sistemikAdrenogenital syndrome Tumor Otak (Peningkatan Tekanan Intra Kranial)Keracunan MakananInborn error of metabolismAsidosis Tubular GinjalRuminasiPerdarahan Subdural

Tabel. 2 Diagnosis Banding muntah pada anak dan RemajaSeringJarang

GastroenteritisInfeksi sistemikKeracunanSindrom pertusisObat-obatanSindrom ReyeHepatitisUlkus PeptikumPankreatitisPeningkatan Tekanan Intra KranialPenyakit Telinga TengahKemoterapiAkalasiaMuntah SiklikStriktur EsofagusKelainan metabolisme bawaan

Diagnosis banding muntah berdasarkan gejala yang hampir sama adalah sebagai berikut:8a. PossetingPengeluaran sedikit isi lambung sehabis makan, biasanya meleleh keluar dari mulut. Sering didahului oleh bersendawa, tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya.b. Ruminasi (Rumination, merycism)Merupakan suatu kebiasaan abnormal, mengeluarkan isi lambung, mengunyahnya dan kemudian menelannya kembali. Kadang-kadang dirangsang secara sadar dengan mengorek faring dengan jari, tidak berbahaya. Kebiasaan ini sulit dihilangkan, memerlukan bimbingan psikologik/psikoterapi yang intensif.c. RegurgitasiDisebabkan oleh inkompetens sfingter kardioesofageal dan/atau memanjangnya waktu pengosongan isi lambung. Dapat mengganggu pertumbuhan dan menimbulkan infeksi traktus respiratorius berulang akibat aspirasi. Bisa juga sebagai salah satu penyebab sudden infant death syndrome. Sebagian besar akan menghilang sendiri dengan bertambahnya umur bayi.d. Refluks gastroesofageal (RGE)RGE adalah keluarnya isi lambung ke dalam esophagus. Keadaan ini mungkin normal atau dapat pula abnormal. Setaip refluks tidak selalu disertai regurgitasi atau muntah, tetapi setiap regurgitasi pasti disertai refluks.

7. Penatalaksanaan7,9Penatalaksanaan awal pada pasien dengan keluhan muntah adalah mengkoreksi keadaan hipovolemi dan gangguan elektrolit. Pada penyakit gastroenteritis akut dengan muntah, obat rehidrasi oral biasanya sudah cukup untuk mengatasi dehidrasi. Pada muntah bilier atau suspek obstuksi intestinal penatalaksanaan awalnya adalah dengan tidak memberikan makanan secara peroral serta memasang nasogastic tube yang dihubungkan dengan intermittent suction. Pada keadaan ini memerlukan konsultasi dengan bagian bedah untuk penatalaksanaan lebih lanjut. Pengobatan muntah ditujukan pada penyebab spesifik muntah yang dapat diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis saluran gastrointestinal yang merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), apendisitis, batu ginjal, obstruksi usus, dan peningkatan tekanan intrakranial. Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk perjalanan (motion sickness), mual dan muntah pasca operasi, kemoterapi kanker, muntah siklik, gastroparesis, dan gangguan motilitas saluran gastrointestinal.Terapi farmakologis muntah pada bayi dan anak adalah sebagai berikut :6,7a. Antagonis dopamineTidak diperlukan pada muntah akut disebabkan infeksi gastrointestinal karena biasanya merupakan self limited. Obat-obatan antiemetik biasanya diperlukan pada muntah pasca operasi, mabuk perjalanan, muntah yang disebabkan oleh obat-obatan sitotoksik, dan penyakit refluks gastroesofageal. Contohnya Metoklopramid dengan dosis pada bayi 0.1 mg/kgBB/kali PO 3-4 kali per hari. Pasca operasi 0.25 mg/kgBB per dosis IV 3-4 kali/hari bila perlu. Dosis maksimal pada bayi 0.75 mg/kgBB/hari. Akan tetapi obat ini sekarang sudah jarang digunakan karena mempunyai efek ekstrapiramidal seperti reaksi distonia dan diskinetik serta krisis okulonergik.Domperidon adalah obat pilihan yang banyak digunakan sekarang ini karenadapat dikatakan lebih aman. Domperidon merupakan derivate benzimidazolin yang secara invitro merupakan antagonis dopamine. Domperidon mencegah refluks esophagus berdasarkan efek peningkatan tonus sfingter esophagus bagian bawah.b. Antagonisme terhadap histamine (AH1)Diphenhydramine dan Dimenhydrinate (Dramamine) termasuk dalam golongan etanolamin. Golongan etanolamin memiliki efek antiemetik paling kuat diantara antihistamin (AH1) lainnya. Kedua obat ini bermanfaat untuk mengatasi mabuk perjalanan (motion sickness) atau kelainan vestibuler. Dosisnya oral: 1-1,5mg/kgBB/hari dibagi dalam 4-6 dosis. IV/IM: 5 mg/kgBB/haridibagi dalam 4 dosis.c. Prokloperazin dan KlorpromerazinMerupakan derivate fenotiazin. Dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada CTZ. Mempunyai efek kombinasi antikolinergik dan antihistamin untuk mengatasi muntah akibat obat-obatan, radiasi dan gastroenteritis. Hanya boleh digunakan untuk anak diatas 2 tahun dengan dosis 0.40.6 mg/kgBB/hari tiap dibagi dalam 3-4 dosis, dosis maksimal berat badan.d. AntikolinergikSkopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada muntah karena faktor vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik. Dosis yang digunakan adalah 0,6 mikrogram/kgBB/ hari dibagi dalam 4 dosis dengan dosis maksimal 0,3mg per dosis.e. 5-HT3 antagonis serotoninYang sering digunakan adalah Ondanasetron. Mekanisme kerjanya diduga dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada CTZ di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna. Ondansentron tidak efektif untuk pengobatan motion sickness. Dosis mengatasi muntah akibat kemoterapi 418 tahun: 0.15 mg/kgBB IV 30 menit senelum kemoterapi diberikan, diulang 4 dan 8 jam setelah dosis pertama diberikan kemudian setiap 8jam untuk 1-2 hari berikutnya.

8. Komplikasi8,9a. Komplikasi metabolik : Dehidrasi, alkalosis metabolik, gangguan elektrolit dan asam basa, deplesi kalium, natrium. Dehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan lewat muntah atau masukan yang kurang oleh karena selalu muntah. Alkalosis sebagai akibat dari hilangnya asam lambung, hal ini diperberat oleh masuknya ion hidrogen ke dalam sel karena defisiensi kalium dan berkurangnya natrium ekstraseluler. Kalium dapat hilang bersama bahan muntahan dan keluar lewat ginjal bersama-sama bikarbonat. Natrium dapat hilang lewat muntah dan urine. Pada keadaan alkalosis yang berat, pH urine dapat 7 atau 8, kadar natrium dan kalium urine tinggi walaupun terjadi deplesi Natrium dan Kalium.b. Gagal Tumbuh KembangMuntah berulang dan cukup hebat menyebabkan gangguan gizi karena intake menjadi sangat berkurang dan bila hal ini terjadi cukup lama, maka akan terjadi kegagalan tumbuh kembang.c. Aspirasi Isi LambungAspirasi bahan muntahan dapat menyebabkan asfiksia. Episode aspirasi ringan berulang menyebabkan timbulnya infeksi saluran nafas berulang. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi GERD.d. Mallory Weiss syndromeMerupakan laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung. Biasanya terjadi pada muntah hebat berlangsung lama. Pada pemeriksaan endoskopi ditemukan kemerahan pada mukosa esofagus bagian bawah daerah LES. Dalam waktu singkat akan sembuh. Bila anemia terjadi karena perdarahan hebat perlu dilakukan transfusi darah.e. Peptik esofagitisAkibat refluks berkepanjangan pada muntah kronik menyebabkan iritasi mukosa esophagus oleh asam lambung.9. Prognosis5,6Prognosis pasien dengan gejala muntah tergantung pada derajat dehidrasi dan penatalaksanaan dehidrasi, etiologi penyakit yang menyebabkan muntah, serta komplikasi yang terjadi dari muntah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Muntah pada bayi dan anak dalam kapita selekta gastroenterologi anak. CV. Sagung Seto. Jakarta.2. Sudarmo, Subijanto Marto. 2009. Penatalaksanaan muntah pada bayi dan anak. Divisi Gastroenterologi Laboratotrium Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo/FK Unair. Diakses dari http://www.pediatrik.com/buletin/20060220-hw0gpy-buletin.pdf3. Guyton and Hall, 1996. Textbook of medical physiology. 9th Ed. W. B Saunders Company. Philadelphia.4. Firmansyah, Agus. 1991. Gejala gangguan saluran cerna dalam buku ajar ilmu kesehatan anak A. H Markum.Jilid I. Gaya Baru. Jakarta; hal: 408-409.5. Charles A. Pohl, Leonard G.Gomella, series editor. Pediatrics on call. Lange medical book/McGraw-Hill. 2006:4356. Lindley, Keith J, Andrews, Paul L. Pathogenesis and treatment of cyclical vomiting. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition [serial online] 2005 September. Philadelphia.. Available from URL : www.jpgn.org.7. Scruggs, Karen and Johnson, Michael. 2004. Persistent vomiting in pediatric treatment guidelines. Current Clinical Strategies. USA; p : 129-1338. Keshav, Satish. 2004. Nausea and vomiting in the gastrointestinal system at a glance. Blackwell Science Ltd. Australia; p: 62-639. Behrman RE, 1998. Major symptoms and signs of digestive tract disorders in nelson essentials of pediatrics, 3rd ed. WB Saunders. Philadelphia;11. Schwarz, Steven M. Gastroesophageal refluks. [serial online] 2008, January 18th. Philadelphia. Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/930029-overview