Prematuritas

31
BAB I PENDAHULUAN Menurut WHO, definisi bayi prematur adalah bayi lahir hidup dimana usia kehamilannya kurang dari 37 minggu. dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu. bayi prematur ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Penelitian terkini menunjukkan bahwa seorang ibu yang lahir prematur atau memiliki saudara yang lahir prematur 60 persen berisiko melahirkan bayi prematur pada kehamilan pertama. Kehamilan berikutnya, potensi kelahiran prematur menurun menjadi 50 persen. Kelahiran prematur mempunyai dampak dan resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan pencegahan kelahiran prematur. Secara pasti masih belum diketahui penyebab kelahiran prematur pada bayi tertentu. Dari berbagai penelitian telah didapatkan berbagai faktor resiko mengapa terjadi kelahiran bayi prematur. Pada saat ini kelahiran prematur masih menjadi masalah nasional oleh karena angka kejadian di Indonesia masih diatas 10%, sedangkan di negara maju 5-10%. Sampai saat ini angka kejadian kelahiran prematur belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berarti. Kelahiran prematur berhubungan dengan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa bayi prematur ada kecenderungan pertumbuhannya

description

stase anak

Transcript of Prematuritas

BAB I PENDAHULUAN

Menurut WHO, definisi bayi prematur adalah bayi lahir hidup dimana usia kehamilannya kurang dari 37 minggu. dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu. bayi prematur ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Penelitian terkini menunjukkan bahwa seorang ibu yang lahir prematur atau memiliki saudara yang lahir prematur 60 persen berisiko melahirkan bayi prematur pada kehamilan pertama. Kehamilan berikutnya, potensi kelahiran prematur menurun menjadi 50 persen. Kelahiran prematur mempunyai dampak dan resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan pencegahan kelahiran prematur. Secara pasti masih belum diketahui penyebab kelahiran prematur pada bayi tertentu. Dari berbagai penelitian telah didapatkan berbagai faktor resiko mengapa terjadi kelahiran bayi prematur. Pada saat ini kelahiran prematur masih menjadi masalah nasional oleh karena angka kejadian di Indonesia masih diatas 10%, sedangkan di negara maju 5-10%. Sampai saat ini angka kejadian kelahiran prematur belum menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berarti. Kelahiran prematur berhubungan dengan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa bayi prematur ada kecenderungan pertumbuhannya lebih rendah dibanding bayi cukup bulan (aterm) yaitu sekitar 30%. Gangguan tumbuh kembang pada bayi prematur antara lain dapat disebabkan karena adanya maturitas organ yang belum sempurna, asfiksia, atau karena trauma persalinan. Pada perkembangan selanjutnya, bayi prematur harus menjalani adaptasi yang cukup berat dan cepat. Makin muda umur kehamilan, semakin berat adaptasi yang harus dijalani oleh bayi. Kelahiran prematur tidak hanya berdampak buruk pada saat lahir, tapi juga berefek jangka panjang pada bayi. Pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir, bayi-bayi prematur ini berisiko lebih besar mengalami infeksi, hipotermia, hipoglikemia, gangguan napas (respiratory distress syndrome), kuning (neonatal jaundice) sampai kernicterus atau penurunan kesadaran akibat tingginya kadar bilirubin indirek dalam darah bayi. Bayi-bayi prematur ini juga berisiko mengalami perdarahan otak intraventrikular yang bisa menimbulkan dampak jangka panjang yang serius. Dampak jangka panjang lainnya antara lain risiko tinggi terjadinya gangguan pertumbuhan, perkembangan, pendengaran dan pengllihatan yang terjadi pada 10-15% bayi-bayi prematur. Oleh karena itu diperlukan follow up yang intensif dan rutin.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prematuritas Prematuritas adalah suatu kondisi dimana bayi dilahirkan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Sekitar 2/3 neonatus dengan BBL < 2500 gram adalah prematur, beberapa juga ada dengan BBL > 2500. Sedangkan definisi menurut WHO, prematur adalah dimana usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu. Sekitar 12% bayi dilahirkan dalam keadaan prematur. Banyak dari bayi ini yang dilahirkan hanya beberapa minggu lebih awal dari waktu seharusnya dan tidak mengalami masalah terkait prematuritasnya. Namun, semakin prematur bayi yang dilahirkan, maka bayi semakin rentan terhadap berbagai komplikasi serius dan bahkan mengancam nyawa. Bayi yang prematur memiliki organ-organ tubuh yang belum berkembang sempurna, yang mungkin belum siap untuk dapat berfungsi diluar kandungan. Akibatnya, bayi berisiko tinggi untuk mengalami gangguan setelah dilahirkan. Prematuritas (terutama prematuritas yang ekstrim) merupakan penyebab utama adanya masalah dan kematian pada bayi baru lahir.2.2 KlasifikasiA. Bayi yang sangat prematur (extremely premature) Bayi dengan masa kehamilan 24-30 minggu. Bayi dengan masa kehamilan ini masih sangat sukar hidup terutama dinegara belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa kehamilan 28-30 minggu masih mungkin hidup dengan perawatan yang intensif.B. Bayi derajat prematur sedang (moderately premature) Bayi dengan masa kehamilan 31-36 minggu. Kehidupan bayi pada masa kehamilan ini jauh lebih baik daripada derajat yang pertama.C. Bayi derajat prematur ringan (borderline premature) Bayi dengan masa kehamilan 37-38 minggu.Klasifikasi menurut WHO :BATASANKRITERIAKETERANGAN

Sangat premature

Usia kehamilan 24-30 minggu BB bayi 1000-1500 g Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggihDampak sisanya menonjol, terutama pada IQ nerologis dan pertumbuhan fisiologis

Prematur Sedang

Usia kehamilan 31-36 mingguBB bayi 1501-2000 gDengan perawatan cangih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat

Prematur ringanUsia kehamilan 36-38 minguBerat bayi 2001-2499 gLingkaran kepala 33 cmLingkaran dada 30 cmPanjang badan sekitar 45cm

Masih sangat mungkin hidup tampa dampak sisa yang beratPerhatikan kemungkinan : Ganguan napas Daya isap lemah tdak tahan terhadap hipotermia mudah terjadi infeksi

2.3 Etiologi Kebanyakan kasus penyebabnya tidak diketahui.Prematur atau berat badan lahir rendah berhubungan dengan beberapa faktor:A. Faktor ibu1. InfeksiSemisal infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir cepat. Selain itu, harus diwaspadai juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex). Infeksi TORCH, selain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan kelahiran prematur, juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak di kemudian hari.2. Umur ibu (< 16 tahun / > 35 tahun)3. Kehamilan gandaDistensi uterus yang berebihan sehingga melewati batas toleransi, sering menyebabkan terjadinya kelahiran prematur. Usia kehamilan makin pendek dengan makin banyaknya janin pada kehamilan ganda. 4. Memiliki mulut rahim yang lemahIdealnya mulut rahim akan melebar ketika kontraksi dimulai. Kadang-kadang bayi yang tumbuh dan mendorong pada tengkuk, akan membuat mulut rahim terbuka lebih awal sebelum bayi siap untuk dilahirkan.5. Penyakit akut atau kronik yang diderita ibuPenyakit sistemik yang kronis misalnya diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal dapat menimbulkan kelahiran prematur.Penyakit jantung dan paru-paru pada ibu hamil, umumnya tidak banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kehamilan kecuali apabila penyakitnya berat sehingga dapat menimbulkan hipoksia.6. Riwayat obstetrikRiwayat obstetrik seorang ibu yang melahirkan akan berpengaruh pada kehamilan berikutnya dimana seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.B. Faktor janinAdanya kelainan dalam pembentukan janin, tidak hanya menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan intrauterin, tapi juga bisa menyebabkan terjadinya kelahiran prematur.C. Faktor plasentaPlasenta previa, solusio plasentaD. Faktor lain-lain : status ekonomiDapat dilihat dari pendapatan keluarga, level pendidikan, area geografis, dan pekerjaan.2.4 Gambaran Fisik Bayi Prematur

Gambaran fisik bayi premature, yaitu : Ukuran Fisik 1. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu2. Berat badan Bayi kurang dari 2500 gram3. Panjang badan kurang atau sekitar 45 cm4. Lingkar kepala 33 mnggu, sedang lingkar perut 30 cm, sehingga kepala tampak lebih besar, tetapi tulang kepala masih tipis.5. Gambaran Fisik : Kepala besar Kulit tipis dan transparan, sehingga gerakan peristaltik usus dapat terlihat Rambut lanugo banyak, sedangkan lapisan lemak kurang. Pembuluh darahe vena terlihat, garis-garis telapak kaki masih sedikit Telinga lunak dengan sedikit tulang rawan Jaringan payudara belum berkembang Otot masih lemah sehingga : Nafas lemah, Tangisnya masih lemah-merintih, Kemampuan menghisap masih kurang.Bayi preterm (kurang bulan), sangat berbeda dengan bayi aterm (cukup bulan) baik dalam ukuran, tampilan dan perkembangan. Perbedaan ini ditunjukkan secara sistematik dalam bagan berikut ini:Gestasi

23-25 minggu29-31 minggu 37-42 minggu

Berat lahir

Perempuan: 620 glaki-laki : 700 gPerempuan : 1,4 kgLaki-laki : 1,5 kgPerempuan 3,4 kgLaki-laki 3,55 kg

Kulit

Sangat tipis, bergelatin, berwarna merah gelap diseluruh tubuhKetebalan mediumBerwarna merah mudaKulit tebal dan pecah-pecah pada tangan&kaki, merah muda di seluruh telinga, bibir, telapak tangan&kaki.

TelingaDaun telinga lembut, tidak ada rekoilTerdapat kartilago pada tepi daun telinga, mulai ada rekoilKartilago daun telinga keras pada tepi daun telinga, mengalami rekoil segera

PayudaraTidak teraba1/2 payudara membentuk nodul berukuran 0,5-1 cm payudara membentuk nodul >1 cm

GenitaliaPria : scrotum rata, testis tidak terabaPerempuan : klitoris menonjol, labia mayor terpisah jauh, labia minor menonjolPria : skrotum-beberapa rugae, testis-di kanalis inguinalisPerempuan : labia minor dan klitoris sebagian tertutupPria : skrotum-rugae, testis didalam skrotumPerempuan: labia minor & klitoris tertutup

PosturEkstensi, tidak teratur, tidak terkoordinasiSedikit fleksi pada tungkai bawahFleksi, pergerakan ekstremitas halus

MenangisSangat pelanPelanKeras

2.5 Tumbuh Kembang 2.5.1 Pengertian Tumbuh Kembang Tumbuh kembang adalah gabungan kata pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) bukanlah proses yang sama, tetapi berjalan bersama-sama dan saling berkaitan sehingga tidak bisa dipisahkan. Pertumbuhan adalah proses yang berhubungan dengan bertambah besarnya ukuran fisik karena terjadi pembelahan dan bertambah banyaknya sel. Proses tersebut dapat diamati dan dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh, misalnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan sebagainya.Perkembangan adalah proses yang berhubungan dengan fungsi organ atau alat tubuh karena terjadinya pematangan. Pada pematangan ini terjadi diferensiasi sel dan maturasi alat atau organ sesuai dengan fungsinya. Proses tersebut dapat diamati dengan bertambahnya kepandaian keterampilan dan perilaku (afektif).2.5.2 Proses Tumbuh KembangProses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung sampai dewasa atau sampai umur 18 tahun. Tahap-tahap tumbuh kembang adalah tahap prenatal, post natal dan tahap remaja.a. Tahap Prenatal Dibagi dalam 3 kurun waktu, yaitu : masa embrio (konsepsi-6 minggu), masa tengah fetus (kehamilan 8-24 minggu), dan masa fetus lanjut (kehamilan 24 minggu- akhir). Pada trimester pertama terjadi pembentukan organ yang sangat cepat dan beberapa organ telah mulai berfungsi. Laju pertumbuhan otak terjadi 15 minggu sampai minggu ke 20 masa gestasi.b. Tahap PostnatalDibagi dalam 3 kurun waktu, yaitu : masa neonatal (dari lahir sampai umur 1bulan), masa bayi awal (umur 1bulan-1tahun), dan masa bayi lanjut (umur 1 tahun-2 tahun). Pada masa postnatal, pertumbuhan berjalan sangat cepat. Pertambahan panjang badan usia 1 tahun akan bertambah 50%, dan pertambahan berat badannya akan berlipat 3x pada waktu 1 tahun. 2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Tumbuh kembang dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu: keturunan (genetik) dan lingkungan (biopsikososial).1. Faktor GenetikFaktor genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Secara mudah dikatakan bahwa seorang anak akan besar dan tinggi bila ayah dan ibunya juga besar dan tinggi.Walaupun konstitusi seseorang ditentukan oleh bakat, namun faktor lingkungan akan memberi pengaruh dan sudah mulai berperan sejak konsepsi, dalam perkebangan intrauterin dan seterusnya.2. Faktor LingkunganLingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :a. Faktor lingkungan prenatal Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai konsepsi sampai lahir, antara lain:1. Gizi pada waktu hamil, gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menyebabkan bayi BBLR.2. Mekanis, trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.3. Toksin/ zat kimia, masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya phenytoin, thalidomide, metadhion, dan lain-lain. Demikian juga, ibu yang mengkonsumsi alkohol, perokok sering melahirkan bayi BBLR, lahir cacat, atau retardasi mental.4. Infeksi, infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH. Infeksi lainnya: varisela, HIV, polio, campak dan virus hepatitis.5. Stresb. Faktor lingkungan postnatal1. Lingkungan biologis, antara lain: ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, dll2. Faktor fisik, misalnya: cuaca, musim, keadaan geografis, sanitasi, keadaan rumah, dsb.3. Faktor psikososial, motivasi belajar, hukuman yang wajar, sekolah, cinta dan kasih sayang, dsb.4. Faktor keluarga dan adat istiadat2.6 Tumbuh Kembang Bayi Prematur Berbicara mengenai tumbuh kembang anak, organ yang sangat penting pada manusia adalah otak, sebagai pusat koordinasi aktivitas hidup, baik kognitif, psikomotor, maupun afektif.Tumbuh kembang setiap organ, terjadi melalui 3 tahap sebagai berikut :A. Tahap hiperplasi, yaitu saat jumlah sel DNA bertambah.B. Tahap hiperplasi , yaitu saat pembelahan sel berkurang, tetapi pembesaran dan kematangannya bertambah.

C. Tahap hipertropiyaitu saat pembelahan sel berhenti, tetapi besar dan fungsinya terus bertambah sampai mencapai kematangan. Laju pertumbuhan otak paling cepat adalah antara minggu ke 15 masa gestasi sampai 2 tahun setelah lahir. Dengan dimulainya fase hiperplasi sebagai fase pesat tumbuh (growth spurt), tumbuh kembang otak ditandai dengan pembelahan sel neuron, dimulai minggu ke 15 sampai minggu ke 20 masa gestasi, kemudian disusul fase oligodendrogial dan mielinisasi terjadi mulai minggu ke 30 masa gestasi sampai akhir tahun pertama. Pada tahap pesat tumbuh kembang, otak sangat peka terhadap gangguan. Setiap gangguan dapat menyebabkan perubahan yang menetap pada struktur anatomik, dan karakteristik fungsional otak.Bayi prematur belum mempunyai alat-alat tubuh sempurna seperti bayi aterm. Semakin muda umur kehamilan, maturitas organ-organ tubuh semakin belum sempurna. Beberapa gangguan tumbuh kembang anak akibat prematuritas organ-organ tubuh pada bayi lahir prematur adalah :1. Imaturitas sistem saraf pusatBeberapa masalah bisa terjadi jika bayi telah lahir sebelum otak berkembang sempurna, misalnya : Pola pernafasan yang tidak teratur dan bisa terjadi henti nafas (apneu). Hal ini terjadi karena pusat pernafasan di otak belum sempurna. Kesulitan untuk menyelaraskan minum dan bernafas. Akibtanya, bayi yang sangat prematur mungkin belum dapat menghisap dan menelan dengan normal, karena sulit menyelaraskan dengan pernafasan. mudahnya perdarahan periventrikel. Tulang tengkorak yang lunak dan jaringan imatur, lebih rentan terjadi kompresi kepala dan resiko perdarahan intrakranial. Perdaraha intrakranial dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak yang permanen dan apabila terjadi pada saat otak tumbuh dengan pesat (brain growth spurt) akan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang anak.

2. Imaturitas metabolisme bilirubin Imaturitas metabolisme bilirubin dapat mengakibatkan hiperbilirubinemia ( bilirubin serum > 10 mg/dl). Bilirubin indirek yang tidak terikat oleh albumin dapat menembus otak sehingga dapat menyebabkan encepalopati biliaris yang akan menganggu fungsi otak dikemudian hari.3. Imaturitas paru-paruRespiratory distress syndrome (RDS) atau Hyaline membrane disease merupakan hasil dari ketidakmaturan dari paru-paru dimana terjadi gangguan pertukaran gas. RDS terjadi pada bayi prematur atau kurang bulan, karena kurangnya produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini dimulai sejak kehamilan minggu ke-22. Fungsi surfaktan untuk menjaga agar kantong alveoli tetap berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas. Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang, pengembangan kurang sempurna kerana dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru (compliance) menurun 25% dari normal, pernafasan menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratorik.

4. Pneumoni aspirasi Sering ditemukan pada bayi prematur, karena refleks menelan dan batuk kurang sempurna.5. Imaturitas saluran cerna Sering terjadi gumoh (regurgitasi). Selain adanya gangguan dalam refleks menghisap dan menelan, proses pengosongan lambung bayi juga juga berlangsung lambat, sehingga dapat menyebabkan bayi sering gumoh.

6. Imaturitas ginjal sebelum dilahirkan, produk buangan yang dihasilkan oleh janin dikeluarkan melalui plasenta dan kemudian dibuang melalui ginjal ibu. Setelah bayi dilahirkan, fungsi ini diambil alih oleh ginjal bayi. Namun, fungsi ini terganggu pada bayi prematur dengan perkembangan ginjal yang belum sempurna, sehingga bayi bisa mengalami kesulitan untuk mengatur kadar garam dan air dalam tubuh. Sehingga dapat menyebabkan edema dan asidosis metabolik.7. Perkembangan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurnaAntibodi merupakan suatu zat dalam darah yang membantu memberikan perlindungan terhadap infeksi. Antibodi dari ibu masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta saat tahap akhir kehamilan. Oleh karena itu, bayi yang lahir sangat prematur memiliki kadar antibodi yang rendah dan berisiko untuk mengalami infeksi.8. Kesulitan untuk menjaga suhu tubuhKarena bayi prematur memiliki luas permukaan tubuh yang besar dibandingkan berat badannya, maka bayi prematur cenderung mengalami kehilangan panas tubuh yang lebih cepat, terutama jika mereka terpapar dengan lingkungan yang dingin. Bayi akan meningkatkan laju metabolisme tubuh untuk menghasilkan panas, yang membuat mereka kesulitan untuk bertambah berat badan. Karena bayi prematur mengalami kesulitan untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat, maka suhu tubuh bayi perlu dijaga dengan mesin penghangat atau inkubator.Peneliti lain juga menyebutkan bahwa faktor-faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang pada bayi premature adalah :1. Asfiksia asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak mampu bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir, dimana dapat menyebabkan bayi kekurangan oksigen dan membahayakan jaringan otak yang sel-selnya sedang mengalami pertumbuhan pesat serta sangat rentan terhadap gangguan dan perubahan.Kekurangan oksigen pada otak bayi dapat menyebabkan kerusakan permanen dari sel-sel otak dengan demikian dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. 2. Penyakit ibu dan komplikasi selama kehamilanPengaruh penyakit diabetes melitus pada janin selain menyebabkan cacat janin juga menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum dan kelemahan otot jantung, karena penurunan kadar kalsium akibat hiperinsulinemia dan gangguan saraf bayi akibat penurunan kadar glukosa darah bayi. 3. Trauma kepalaDapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen, sehingga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.2.7 Penilaian Pertumbuhan Anak Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari konsepsi dampai dewasa. Proses tersebut merupakan proses interaksi terus menerus antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak digunakan parameter-parameter tertentu, yaitu : ukuran antropometrik, gizi, dan maturitas. Grafik pertumbuhan untuk bayi prematur rata-rata telah didisain khusus. Setelah bayi mencapai usia 2 tahun, grafik pertumbuhan standar dapat digunakan. Tumbuh kejar (catch-up growth) pada bayi prematur biasanya terjadi selama 2-3 tahun pertama. Biasanya pertama kali terlihat pada lingkar kepala bayi, diikuti dengan berat dan panjang badan. Bayi prematur dengan retardasi pertumbuhan dalam rahim (IUGR) dan tanpa catch-up growth mempunyai risiko mengalami keterlambatan perkembangan serta kelainan medis yang lebih besar dibandingkan dengan bayi prematur dengan laju pertumbuhan normal. Menarche (menstruasi pertama kali) juga terjadi lebih lambat pada anak yang lahir prematur. Suatu penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang lahir prematur cenderung melahirkan bayi prematur pula. Penilaian pertumbuhan fisik anak dimulai dengan cara pengukuran dan menggunakan alat baku (standart) merupakan dasar utama yang harus dilakukan. Parameter yang dapat digunakan untuk penilaian pertumbuhan fisik anak yaitu pengukuran antropometri :

1. tinggi badan : pengukuran anak pada anak sampai usia 2 tahun dengan berbaring menggunakan infantometer. Diperlukan bantuan ibu untuk memegangi kepala anak agar alat tetap menempel pada ubun-ubun. Anak diatas usia 2 tahun dengan berdiri menggunakan alat stadiometer, microtoise, tinggi duduk. 2. Berat badan : pengukuran dapat dilakukan dengan tepat menggunakan timbangan elektronik.. bayi dalam keadaan telanjang, atau pada anak dengan memakai baju. Timbangan lain yang dapat digunakan dengan tepat adalah timbangan yang menggunakan dacin, atau timbangan injak yang secara teratur ditera untuk menjaga ketepatannya.usahakan agar jarum petunjuk selalu pada angka 0 setiap akan dilakukan penimbangan.3. Lingkar kepala Pengukuran pada lingkaran occipitofrontal merupakan ukuran pertumbuhan kepala dan otak. Rerata dari 3 kali pengukuran dipakai sebagai standartnya. Ukuran ini penting sekali pada keadaan keterlambatan perkembangan dan kecurigaan adanya hydrocephalus. Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi ketika lahir adalah 34-35 cm. Lingkar kepala ini akan bertambah 2 cm per bulan pada usia 0-3 bulan. Selanjutnya di usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan, dan pada usia 6-12 bulan pertambahannya 0,5 cm per bulan.4. Lingkar lenganPengkuran lengan sama seperti posisi pada waktu mengukur lingkaran kepala, dari samping dengan lengan kiri menggantung bebas disampingya. Batas pengukuran adalah pertengahan antara acromion dan olecranon pada lengan debingkokkan 90 derajat.5. Lingkar dadaPada pengukuran dada sangat dipengaruhi oleh tingkat pengukuran dan status pernafasan. Pada umumnya tekhnik pengukuran dilakukan dengan subyek berdiri tegak dengan lengan diangkat dan diturunkan setelah pita pengukur diletakkan pada tempatnya. Pita pengukur ditahan ditempat yang telah ditetapkan (melingkari puting susu pada lingkaran dada terbesar). 6. Lipatan kulitTebal lipatan kulit untuk menilai tebalnya lemak subcutan menggunakan Harpenden skinfold caliper yang dilakukan pada daerah biceps, triceps, subscapula, dan daerah panggul.

2.8 Penilaian Perkembangan Anak Untuk mengetahui perkembangan anak digunakan tahap-tahap penilaian dan tes perkembangan. Tahap-tahap tersebut adalah anamnesis, skrinning gangguan perkembangan anak, evaluasi lingkungan anak, evaluasi penglihatan dan pendengaran anak, evaluasi bicara dan bahas anak, pemeriksaan fisik serta neurologi. Kuesioner praskrining perkembangan Denver, DDST, dan The Gesell Screening Inventory merupakan uji yang sudah diakui. Tes Skrinning Perkembangan Menurut Denver (DDST)Merupakan tes psikomotorik untuk melakukan skrinning terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan merupakan tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skrinning yang baik. Tas ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi.1. Aspek perkembangan yang dinilai Perilaku sosialAspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisas, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Gerakan motorik halusAspek yang berhubungan dengan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat BahasaKemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Gerakan motorik kasarAspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh2. Alat yang digunakan Alat peraga : manik-manik, kubus warna merah, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil dan lain0lain. Lembar formulir DDST Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.3. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu : Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan evaluasi diagnostik yang lengkap.4. Cara pemeriksaan Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.5. PenilaianDari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed=P), gagal (Fail=F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity=N.O). kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. Selanjutnya berdasarkan pedoman hasil tes diklasifikan dalam :1) Abnormala) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebihb) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia . 2) Meragukana) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebihb) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.3) Tidak dapat ditesApabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.4) NormalSemua tidak tercantum dalam kriteria diatas2.9Perawatan Bayi Prematur di Rumah Sakit

Perawatan bayi prematur sangat rumit dan kompleks karena besarnya resiko yang bisa terjadi dalam awal kehidupannya. Sehingga perawatannya memerlukan pengalaman, ketrampilan, pengetahuan dan kesabaran yang cukup tinggi, dan sering memerlukan perawatan tim dari beberapa disiplin ilmu spesialis anak. Untuk itu bayi Prematur harus dirawat diruangan khusus yang disebut NICU (Neonatal Intensive Care Unit).1. Inkubator Bayi prematur sangat beresiko terjadi hipotermi atau suhu tubuh yang rendah sehingga memerlukan lingkungan udara yang hangat. Kondisi demikian memerlukan bantuan alat incubator. Inkubator adalah suatu tempat kaca yang dipakai bayi prematur untuk menjaga suhu lingkungan dan mengurangi kontak dengan orang dan lingkungan luar yang berpotensi menularkan penyakit.2. Pemberian alat bantu nafas (ventilator mekanik) Alat bantu napas diperlukan bayi prematur bila dalam keadaan sesak berat karena paru-paru belum berkembang sempurna atau karena henti napas.3. Pemberian cairan dan minuman

Pemberian minum pada bayi dilakukan bila kemampuan saluran cerna bayi sudah memungkinkan. Bila tidak memungkinkan maka cairan dan nutrisi harus dimasukkan melalui infus. Pemberian minum pada bayi premature dinaikkan secara bertahap dan harus cermat diamati perkembangannya. Pada usia kehamilan >32 minggu biasanya reflek menghisap bayi sudah mulai timbul. Sehingga sangat baik bila dapat diberikan ASI secara langsung.Minum sangat diperlukan BBLR dan prematur, selain untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya. Minuman utama dan pertama adalah air susu ibu (ASI) yang sudah tidak diragukan lagi keuntungan atau kelebihannya. ASI ibu memang paling cocok untuknya, karena di dalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serat elektrolit minimal.Biasanya bayi ini mempunyai refleks menghisap dan menelan BBLR biasanya masih sangat lemah, untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokkan ke mulutnya atau bila sangat terpaksa dengan pipa lambung. Susu formula khusus BBLR bisa diberikan bila ASI tidak dapat diberikan karena berbagai sebab.4. Pemantauan ketat pertumbuhan dan perkembangan bayiSetiap saat dalam periode tertentu bayi harus diamati secara cermat dan teliti tentang suhu badan, denyut jantung, saturasi oksigen (kemampuan paru-paru), pertumbuhan berat badan dan lingkar kepala. Pada bayi prematur tertentu kondisi otaknya harus diperiksa secara cermat dengan memakai ultrasonografi (USG kepala).5. Kebutuhan psikososialHubungan emosional bayi dan Ibu sudah terjadi sejak dalam kandungan. Hubungan ini jangan terlalu lama dipisahkan, sehingga elusan, pijatan halus dan belaian dari orangtua sangat diperlukan bayi premature untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal6. Terapi musik Selain terapi konvensional juga dilakukan terapi musik. Terapi musik tersebut berupa pemberian musik klasik dalam waktu tertentu selama perawatan. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa dengan pemberian terapi musik klasik tertentu pada bayi prematur ternyata dapat mengurangi lama perawatan.2.10 Komplikasi 1. Respiratory distress syndrome (RDS)2. Intoleransi makanankarena ketidakmatangan sistem pencernaan3. Jaundice4. Infeksi atau sepsis5. Hypothermi6. Pneumoni aspirasi7. Bronchopulmonary dysplasia8. Retinopati prematutritas, kehilangan penglihatan, atau kebutaan9. Perdarahan intraventrikular10. Pertumbuhan dan perkembangan terlambat11. Keterbelakangan mental dan motorik

2.11 Preventif1. Menjaga kesehatan sebelum dan selama masa kehamilan2. Mendapatkan perawatan prenatal sedini mungkin dalam kehamilan3. Terus mendapatkan perawatan kehamilan sampai bayi lahir4. Persalinan prematur kadang-kadang dapat diobati atau ditunda oleh obat yang menghalangi kontraksi uterus.

DAFTAR PUSTAKA

Arthur, E. Prematurity. Merck Manual Home Health Handbook. 2009.http://www.merckmanuals.com/home/childrens_health_issues/problems_in_newborns/prematurity.html. Diakses 5 Januari 2014.Kimberly, G. Premature Infant. Medline Plus. 2011.http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001562.htm. Diakses 5 januari 2014. Mayo Clinic. Premature Birth. 2011. http://www.mayoclinic.com/health/premature-birth/DS00137. Diakses 5 Januari 2014.Patient, UK 2008. Premature Babies and Their Problems. (Online). (http://www.patient.co.uk/ showdoc/40024676/. Diakses 4 Januari 2014..About these adsSantoso, AB, 2003, Hubungan Antara Kelahiran Prematur Dengan Tumbuh Kembang Anak Pada Usia 1 Tahun, Tesis, Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro, Semarang.Trachtenbarg, David, E, Thomas, B, 1998. Care of the Premature Infant: Part I. Monitoring Growth and Development. (Online). (http://www.aafp.org/afp/980501ap/trachten.html, diakses tanggal 22 Juni 2009.

Mansjoer. (2002). Kapita selekta kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI.: EGC.Cloherty, JP, Eichenwald, EC, Stark, AR, 2008, Manual of Neonatal Care, Sixth Ed. New York, London, pp : 44-50.Rudolph, AM, Kamei, RK, Overby, KJ, 2002, Rudolphs Fundamentals of Pediatrics, Third Ed. New York, pp : 142-143.Cunningham, FG , Donald MC, Gant NF. Preterm Birth. In: Williams Obstetrics. 21 Ed. Appleton & Lange 2008 : 689-718.Markum, AH. Tumbuh Kembang. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 2002. Hal : 9-64