Preliminary Study Saponifikasi Irfanty Widiastuti 131411012 2a-Tk Kel 3
-
Upload
irfanty-widiastuti -
Category
Documents
-
view
84 -
download
5
description
Transcript of Preliminary Study Saponifikasi Irfanty Widiastuti 131411012 2a-Tk Kel 3
PRELIMINARY STUDY SAPONIFIKASI
Praktikum Satuan Proses Diajukan untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing
Oleh :
Irfanty Widiastuti
NIM 131411012
Kelas 2A - TK
D3-Teknik Kimia
PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
1. Apa itu saponifikasi ?
Saponifikasi adalah proses hidrolisis ester dari alkali pada lemak yang disengaja, biasanya
dilakukan dengan penambahan basa kuat (kaustik soda) membentuk alkohol dan garam dan
sisanya asam. Atau secara singkat saponifikasi merupakan suatu reaksi yang terjadi antara
lemak dan kaustik soda atau peristiwa hidrolisa dari ester-ester.
Atom oksigen mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung dari
rantai asam karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak inilah yang
kemudian disebut sabun. Sedangkan gugus OH dalam hidroksida akan berikatan dengan
molekul gliserol, apabila ketiga gugus asam lemak tersebut lepas maka reaksi saponifikasi
dinyatakan selesai. Reaksi tersebut sebagai berikut :
http://www.academia.edu/6376246/BAB_2_Tinjauan_Pustaka_Saponifikasi
2. Sebutkan macam-macam sabun !
a. Sabun keras adalah reaksi antara asam alkanoat suhu tinggi dengan NaOH yang
menghasilkan garam natrium.
b. Sabun lunak
Sabun lunak adalah reaksi antara asam alkanoat dengan KOH yang menghasilkan garam
kalium
c. Shaving Cream
Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran
minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.
d. Sabun Cair
Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta
menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan
gliserin atau alcohol.
e. Sabun kesehatan
Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang
rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif.
Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor
carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.
f. Sabun Chip
Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun
yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu.
Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau
menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.
g. Sabun Bubuk untuk mencuci
Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing. Sabun bubuk mengandung
bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium
karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.
Berdasarkan ion yang dikandungnya, sabun dibedakan atas :
a. Cationic Sabun
Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents. Sebagai
tambahan selain adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat
antikuman yang membuat mereka banyak digunakan pada rumah sakit. Kebanyakan
sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.
b. Anionic Sabun
Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.
c. Neutral atau Non Ionic Sabun
Non ionic sabun banyak digunakan untuk keperluan pencucian piring. Karena sabun jenis
ini tidak memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang
terdapat dalam air sadah. Non ionic sabun kurang mengeluarkan busa dibandingkan
dengan ionic sabun.
Berdasarkan Jenis dan Fungsi
a. Transparant Soap
Sabun‘tembus pandang’ ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang
ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
b. Castile Soap
Sabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk
formulanya. Sabun ini aman dikonsumsi karena tidak memakai lemak hewani sama
sekali.
c. Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilang aroma tak sedap pada
bagian tubuh.Tidak dianjurkan digunakan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan
yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
d. Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat.Seringkali sabun
jerawat ini mengakibatkan kulit kering Bila pemakaiannya dibarengi dengan penggunaan
produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi, sehingga akan lebih baik jika Anda
memberi pelembab atau clarning lotion setelah menggunakan Acne Soap.
e. Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun ini biasanya dijual di gerai-gerai kecantikan.Harganya jauh lebih mahal dari sabun-
sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih.Cosmetic
soapbiasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu, seperti pada
whitening facial soap dan firming facial soap.
f. Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa
lembut dan kenyal.Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena dalamnya
terdapat kandungan gliserin, petroleurn dan beeswax yang dapat melindungi mencegah
kulit dan iritasi dan jerawat.
g. Oatmeal Soap
Dari hasil penelitian, gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan
sabunlain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak menghaluskan kulit
kering dan sensitif.
h. Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah,
minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil.Cocok untuk semua jenis kulit
dan kemungkinan membahayakan kulit sangat kecil.
http://wiwinprtw.blogspot.com/2013/01/makalah-proses-pembuatan-sabun.html
http://alfi-maysaroh.blogspot.com/2013/03/laporan-ujian-praktikum-kejuruan.html
3. Apa itu lemak ?
Lemak adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa
dengan malam atau minyak (Goldstein,1996). Lemak juga ddefinisikan sebagai senyawa
organik yang terdapat di alam dan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
nonpolar seperti suatu hidrokarbon dan dietileter (Fessenden, 1981).
Lemak adalah golongan senyawa hidrofobik yang sangat penting untuk penyimpanan
bahan pembakaran, untuk membentuk struktur membran pembawa vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak, sebagai hormon dan sebagi pengemban oligisakarida. Sebagian besar
sintesis asam-asam lemak berlangsung di sitoplasma sel-sel hati. (Vogel. 1990. Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka)
Lemak adalah senyawa alami yang tersusun oleh rangkaian asam lemak, secara kimiawi
lemak dapat diartikan sebagai triester gliserol yang biasa disebut gliserida atau trigliserida.
Senyawa trigliserida dalam suhu kamar mempunyai dua bentuk, yaitu dalam bentuk cairan
yang dikenal dengan minyak, misal : minyak jagung, minyak kelapa, dll yang secara umum
dikenal dengan minyak nabati. Bentuk yang lain adalah bentuk padat misalnya, keju, lemak,
babi, gajih, dll yang dikenal sebagai minyak hewani.
Berdasarkan fungsi dan strukturnya lipid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Trigliserida (asam lemak)
Berfungsi sebagai sumber energi yang tersusun atas ester gliserol dari asam lemak (asam
karboksliat suku tinggi). Trigliserida disebut juga lemak yang terdiri atas 2 jenis. Yaitu
lemak yang tersusun atas asam lemak yang jenuh dan minyak yang tersusun atas asam
lemak tak jenuh. Lemak berbentuk padat sedangkan minyak berwujud cair. Rumus
umumnya adalah:
H C-O-C-R2
O
HC-O-C-R'
H C-O-C-R2
O
O
Dimana R, R’ dan R” dapat merupakan gugus yang sejenis atau berbeda, misalnya C17H33
atau C17H35 dan yang lainnya. Reaksi antara lemak dan basa akan menghasilkan gliserol
dan sabun yang dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi).
2. Fospolipid
Fospolipid merupakan komponen utama pembentuk membran sel dan merupakan
senyawa yang polar. Fospolipid merupakan ester dari gliserol yang mengandung ester
asam posfat dengan rumus umum :
H C-O-C-R2
O
HC-O-C-R'
2
O
O
H C-O-P-O-R"
OH Dimana Gugus R” adalah kolin (disebut fosfatidilkolin), etanolamin (fosfatidil etanolamin),
serin (fosfatidil serin), dan inositol (fosfatidil inositol). Membran sel yang tersusun atas
fospolipida merupakan senyawa polar dimana bagian luar adalah hidrofil sedangkan
bagian dalam adalah hidrofob.
3. Steroid
Steroid merupakan lipid yang berperan dalam proses-proses biologis dalam organisme
hidup. Misalnya kolesterol, asam-asam empedu, testoteron dan lain-lain. Strukturnya
adalah:
CH3
CH3
R
Steroid tidak mengandung komponen asam lemak ataupun gliserol dan tidak dapat
mengalami penyabunan.
https://www.scribd.com/doc/239847028/uji-lemak
4. Apa itu trigliserida ?
Kata “trigliserida” berasal dari tiga (“tri-“) molekul asam lemak yang dikombinasikan
dengan molekul gliserol alkohol (“-gliserida”). Trigliserida yang lebih dikenal dengan sebutan
triasilgliserol merupakan gliserida dimana gliserol diestrerifikasi dengan 3 asam lemak.
Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", dimana R, R' dan R" masing-
masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH and
R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang
sama.
Jika ketiga asam lemak itu berbentuk identik (R = R 1= R 2) maka hasilnya akan berupa
trigliserida yang sederhana. Jika ketiga asam lemak itu berbeda, maka dihasilkan trigliserida
campuran. (Vogel, 1958)
http://www.docstoc.com/docs/125720460/PENGUJIAN-LIPIDA-dan-ASAM-LEMAK
5. Apakah reaksi yang terjadi antara lemak dengan alkali ?
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua
komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium
dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH
dikenal dengan sabun keras, sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan
sabun lunak. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa
natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Pada
umumnya sabun ditambahkan zat pewangi atau antiseptik.
Alkali bebas adalah alkali dalam sabun yang tidak terikat sebagai senyawa sabun.
Kelebihan alkali dalam sabun mandi tidak boleh melebihi 0.10 % untuk sabun natrium dan
0.14 % untuk KOH. Hal ini disebabkan karena alkali mempunyai sifat yang keras dan dapat
mengakibatkan iritasi pada kulit. kelebihan alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena
konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih pada proses penyabunan. Sabun dengan kadar
alkali yang lebih besar biasanya digolongkan ke dalam sabun cuci.
6. Apa perbedaan antara sabun keras dan sabun lunak ?
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua
komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau potasium.
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium atau natrium
dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Lemak dan minyak dari asam
lemak jenuh dengan rantai panjang (C16 –C18) menghasilkan sabun keras, sedangkan lemak
dan minyak dari asam lemak tak jenuh dengan rantai lebih pendek (C12 – C14) menghasilkan
sabun yang lebih lunak dan lebih mudah larut. Sabun yang dibuat dari NaOH lebih sukar larut
dibandingkan dengan sabun yang dibuat dari KOH. Penambahan alkohol digunakan untuk
memecah lemak sehngga dihasilkan sabun yang sempurna. Sabun yang dibuat dengan NaOH
dikenal dengan sabun keras (hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal
dengan sabun lunak (soft soap).
a. Reaksi pembuatan sabun keras dari NaOH
b. Reaksi pembuatan sabun lunak dari KOH
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39219/4/Chapter%20II.pdf
7. Sebutkan jenis lemak dan apa saja komposisi lemak ?
Lemak alam sebagian besar mengandung ester-ester dan pada dasarnya mempunyai
komposisi yang sederhana. Ester-ester asam lemak adalah non-volatil dan tidak berbau,
tetapi mempunyai semua sifat-sifat umu dari ester. Hampir selalu asam yang berbentuk
lemak mempunyai jumlah atom C genap pada setiap molekul biasanya antara C8 hingga C24.
Di samping itu didalam lemak tumbuh-tumbuhan mengandung sejumlah kecil zat-zat lain
seperti fosfolipida, vitamin, antioksida, pigmen, dan hidrokarbon. Juga minyak yang masih
kotor (crude oil) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat juga mengandung hasil-hasil dari
hidrolisis trigliserida yang sederhana dan disebut asam lemak bebas yang merupakan hasil
dari hidrolisis sebagian (Vogel, 1958).
Macam lemak berdasarkan komposisi kimia
Macam lemak Penyususn Contoh senyawa
Lemak sederhana Trigliserida Lemak, lilin, malam (padat pada
suhu kamar), minyak (cair pada
suhu kamar)
Lemak campuran Lemak dengan senyawa bukan
lemak : fosfat, protein, glukosa
Fosfolipid, fosfatid (lemak +
fosfat + kolin), lipoprotein
Derivat lemak Berasal dari hidrolisis lemak Asam lemak, gliserol, sterol,
golongan keton (kolesterol)
Macam asam lemak berdasarkan ikatan kimia
Asam lemak Sifat bagi tubuh Kandungan
ikatan rangkap
pada rantai
Wujud pada
lemak suhu
kamar
Contoh
Jenuh Nonesensial
(dapat disintesis
tubuh)
Tidak ada Padat Lemak hewani,
asam stearat, asam
palmitat
Tidak jenuh Esensial (tidak
dapat disintesis
tubuh)
Ada Umumnya
cair
Lemak nabati,
asam linoleat,
asam linolenat,
asam arakhidonat
Komposisi Lemak sebagai berikut :
Lemak atau minyak Komposisi (%)a
Palmitat Stearate Oleat Linoleat
Lemak hewani
- Lard (lemak babi) 30 - 45 5
- Mentega 25 8 35 5
- Lemak manusia 25 8 46 10
Minyak nabati
- Kelapa 8 2 6 1
- Jagung 10 5 45 38
- Kedelai 10 - 25 55
- Olive 5 5 80 7
8. Apa efek dari pengikatan gliserol dengan berbagai macam jenis asam lemak ?
Pada rumus struktur lemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalah molekul
asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama (disebut
asam lemak sederhana) dan boleh berbeda (disebut lemak campuran). Tetapi pada
umumnya, molekul lemak terbentuk dari dua atau lebih macam asam lemak. Sebagai contoh,
salah satu komponen minyak kapas mempunyai struktur sebagai berikut:
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang
diikuti oleh nama asam lemak.
http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-xii-2/8-makromolekul/3-lemak/
9. Apa reaksi stoikiometri pada pada saponifikasi ? Bagaimana menghitung kebutuhan
pereaktan ?
Tingginya asam lemak bebas pada sabun akan mengurangi daya membersihkan sabun,
karena asam lemak bebas merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam proses
pembersihan. Jumlah asam lemak merupakan jumlah total seluruh asam lemak pada sabun
yang telah atau pun yang belum bereaksi dengan alkali. Sabun yang berkualitas baik
mempunyai kandungan total asam lemak minimal 70%, hal ini berarti bahan-bahan yang
ditambahkan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan sabun kurang dari 30%. Tujuannya
untuk meningkatkan efisiensi proses pembersihan kotoran berupa minyak atau lemak pada
saat sabun digunakan.
Alkali bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak diikat sebagai senyawa. Kelebihan
alkali bebas dalam sabun tidak boleh lebih dari 0,1% untuk sabun Na, dan 0,14% untuk sabun
KOH karena alkali mempunyai sifat yang keras dan menyebabkan iritasi pada kulit. Kelebihan
alkali bebas pada sabun dapat disebabkan karena konsentrasi alkali yang pekat atau berlebih
pada proses penyabunan. Sabun yang mengandung alkali tinggi biasanya digunakan untuk
sabun cuci.
10. Apa efek pereaktan dirancang berlebih pada saponifikasi ? Apa manfaat dan kerugian dari
masing-masing pereakstan yang berlebih ?
Penggunaan jumlah NaOH yang kurang dalam reaksi saponofikasi akan menyebabkan
terbentuknya residu /sisa asam lemak (minyak) setelah reaksi. Hal ini akan menyebabkan
sabun akan terkesan licin, lebih lembut, dan lembab. Sebaliknya, penggunaan jumlah NaOH
yang berlebih dalam reaksi saponifikasi menyebabkan tidak adanya residu/asam lemak
(minyak) setelah reaksi. Hal ini menyebabkan sabun akan keras.
Penggunaan jumlah minyak atau lemak yang berlebih memberikan efek pada sabun yang
menjadi keruh.
11. Bagaimana pembuatan sabun agar menjadi wangi ?
Parfum termasuk bahan pendukung. Pewangi ditambahkan pada proses pembuatan
sabun untuk memberikan efek wangi pada produk sabun. Pewangi yang sering digunakan
dalam pembuatan sabun adalah dalam bentuk parfum dengan berbagai aroma (buah-
buahan, bunga, tanaman herbal dan lain-lain). Keberadaaan parfum memegang peranan
besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas
sabun yang ditawarkan bagus, tetapibila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam
penjualannya.
Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningandengan berat jenis
0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram(g) dapat dikonversikan ke mililiter.
Sebagai patokan 1 g parfum =1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi
ke dalamdua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umummempunyai
aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat sepertiaroma mawar dan aroma kenanga.
Pada umumnya, produsen sabunmenggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma
dari parfumtersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yangmenggunakannya.
Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi denganharganya yang lebih mahal dari jenis parfum
umum. Beberapa namaparfum yang digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya
bouquct deep water, alpine, dan spring flower.
http://alfi-maysaroh.blogspot.com/2013/03/laporan-ujian-praktikum-kejuruan.html
https://id.scribd.com/doc/91796507/Praktikum-Saponifikasi
12. Bagaimana kondisi operasi pada saponifikasi ? Mengapa suhu berpengaruh pada
saponifikasi ?
Suhu Operasi. Suhu yang tinggi akan mempercepat terjadinya reaksi tetapi dengan pengadukan
yang lambat. Selain itu, juga dapat meningkatkan selektivitas. Biasanya, suhu operasi antara 80-
950C.
Tekanan Operasi. Peningkatan tekanan akan meningkatkan kinetika reaksi tetapi menurunkan
selektivitas.
Pengadukan. Meningkatkan kecepatan pengadukan akan dapat meningkatkan kecepatan reaksi
dan penurunan selektivitas yang besar.
Katalis. Penambahan katalis dapat meningkatkan kinetika reaksi dan sedikit memperkecil
selektivitas.
13. Apakah reaksi pada saponifikasi termasuk ke dalam reaksi eksoterm atau endoterm ?
Reaksi saponifikasi termasuk ke dalam reaksi eksoterm. Ditinjau dari segi
thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat dilihat dari
persamaan Van`t Hoff :
Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (∆H negatif), maka dengan
kenaikan suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika
ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat
dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini (Smith 1987) :
Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E
adalah energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas ideal
(cal/grmol.K). Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti
harga k (konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu,
kenaikan suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang
lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan
menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta keseimbangan reaksi K akan turun
yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain hasilnya akan menurun.
Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan akibat dari
reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis. (Levenspiel, 1972)
14. Apa perbedaan pemanasan langsung dan tidak langsung pada saponifikasi ? Apa syarat
supaya pereaktan yang dipanaskan bisa terpanaskan ?
Proses Pemanasan Langsung
Pemanasan secara langsung (direct heating) merupakan metode di mana produk
yang akan dipanaskan mendapatkan sumber panas langsung dari gas panas hasil pembakaran
bahan bakar atau dengan menggunakan elemen listrik
Proses Pemanasan Tidak Langsung
Pemanasan secara tidak langsung (indirect heating) adalah merupakan metode di mana
produk yang akan dipanaskan mendapatkan sumber panas dengan cara mensirkulasikan heat
transfer medium (disebut juga sebagai heat carrier) antara heater dengan produknya (heat
consumer).
Ada bermacam-macam heat transfer medium yang digunakan, tergantung pada suhu
pemanasan yang diperlukan, bisa menggunakan air, uap, atau heat transfer oil. Pada
umumnya untuk aplikasi yang memerlukan panas dengan suhu hingga 100OC, cukup
menggunakan medium air saja, tenaga uap digunakan apabila aplikasinya memerlukan
pemanasan dengan suhu di atas 150OC. Untuk aplikasi yang memerlukan pemanasan hingga
suhu 300OC biasa digunakan medium thermal oil. Perlu dicatat bahwa heat thermal oil ini
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan lubrication oil, sehingga penggunaannya tidak
bisa saling dipertukarkan.
Keunggulan sistem pemanasan secara tidak langsung (indirect heating) dibanding sistem
pemanasan langsung (direct heating) adalah sebagai berikut :
Pemanasan lebih merata sehingga tidak terjadi pemanasan setempat yang dapat
merusak sebagian produk yang dipanaskan.
Pengaturan suhu dan distribusi panas lebih terkontrol.
Sumber panas (heater) bisa disentralisasi dan panas bisa didistribusikan ke beberapa
titik pemakaian, tidak perlu setiap titik menggunakan satu heater.
Efisiensi pemakaian panasnya sangat tinggi karena panas yang terbuang (heat loss)
sangat kecil dibanding dengan sistem direct yang secara individu mempunyai heat loss
di setiap titik pemakaian.
Biaya operasi dan perawatannya jauh lebih kecil.
Kondisi perpindahan kalor (heat transfer) lebih optimum di setiap titik pemakaian.
Proses pemanasan dan pendinginan (pengaturan temperatur) dapat dilakukan dengan
menggunakan heat carriers yang sama.
Jika heat transfer medium yang digunakan adalah oil maka dimungkinkan untuk
menghasilkan air panas (menggunakan heat exchanger), uap (dengan menggunakan
steam generator / re-boiler), atau udara panas (menggunakan air heater).
Memungkinkan untuk penyimpanan energi panas untuk mengantisipasi lonjakan
beban pada waktu yang sangat singkat.
(Riegel, 1987)
15. Apa pengaruh perbedaan suhu antara 50oC dan 70OC pada saponifikasi ?
Lebih bagus pada suhu 70 lebih lama prosesnya dan akan meningkatkan kualitas sabun
tersebut, jika 50 minyak kelapa tidak akan meyatu dan akan terbentuk sabun yang
serbuk. Ditinjau dari segi termodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini
dapat dilihat dari persamaan van’t Hoff :
𝑑 ln 𝐾
𝑑 𝑇=
∆𝐻
𝑅𝑇 (1)
karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (∆H negative), maka dengan
kenaikan suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika
ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat
dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini ( Smith 1987 ) :
k = A e –E/RT (2)
Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k
(konstanta kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan
suhu akan mempercepat reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat.
Tetapi jika kenaikan suhu telah melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan
pengurangan produk. (Levenspiel, 1972)