PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA TERHADAP WISATA...
Transcript of PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA TERHADAP WISATA...
i
PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA TERHADAP WISATA HALAL
DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Ahmad Maulana
NIM. 11150860000002
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
ii
PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA TERHADAP WISATA HALAL
DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
AHMAD MAULANA
NIM. 11150860000002
Dibawah Bimbingan :
Dr. Nofrianto, M.Ag.
NIP. 197611112003121002
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Rabu, 10 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa:
Nama : Ahmad Maulana
NIM : 11150860000002
Jurusan : Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : Preferensi Masyarakat Jakarta Terhadap Wisata Halal dan
Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 April 2019
1. Dr. Burhanudin Yusuf MM. (…………………….)
NIP. 195406181981031005 Penguji I
2. Prilla Kurnia Ningsih, Lc., ME. Sy (…………………....)
NIP. - Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Maulana
No.Induk Mahasiswa : 11150860000002
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa ijin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,
Jakarta, 08 Desember 2019
Yang Menyatakan,
(Ahmad Maulana)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas diri :
Nama : Ahmad Maulana
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tangal Lahir : Jakarta, 16 Juli 1997
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tanah Manisan Rt 004/003 Kel. Cipinang
Cempedak, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur.
Email : [email protected]
Pendidikan Formal : 2003-2009 MI Dakwah Islamiyah
2009-2012 MTs N 14 Jakarta
2012-2015 MAN 9 Jakarta
2015-Sekarang Program Sarjana (S1)
Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengalaman Organisasi :
1. Sekretaris ROHIS MAN 9 Jakarta Periode 2012-2013
2. Anggota Div. Kajian dan Penelitian HMJ Ekonomi Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2017
3. Ketua HMJ Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2018
vii
JAKARTA PREFERENCE OF HALAL TOURISM AND THE EFFECT ON
VISITING INTEREST
ABSTRACT
This study aims to analyze the factors that influence the preferences of Jakarta's
community towards halal tourism and its influence on visiting interest. In this study
primary data is used by distributing questionnaires. Determination of the sample is
done using non-probability sampling with a purposive sampling method. The
analysis in this study uses Structural Equation Modeling with the AMOS 24
Program. The results of this study indicate that all preference variables affect the
interest in visiting.
Keywords: Preference, Interests, and Structural Equation Modeling
viii
PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA TERHADAP WISATA HALAL
DAN PENGARUHNYA TERHADAP MINAT BERKUNJUNG
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi masayrakat Jakarta terhadap wisata halal dan
pengaruhnya terhadap minat berkunjung. Pada penelitian ini digunakan data primer
dengan menyebar kuisioner. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis pada
penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling dengan Program
AMOS 24. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa seluruh variabel preferensi
berepengaruh terhadap minat berkunjung.
Kata Kunci : Preferensi, Minat, dan Structural Equation Modelling
ix
KATA PENGATAR
Limpahan Puji Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia serta maunah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “PREFERENSI MASYARAKAT JAKARTA
TERHADAP WISATA HALAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP
MINAT BERKUNJUNG”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada :
1. Kepada Kedua Orang Tua penulis yang penulis amat cintai dan banggakan.
Selama ini telah mensupport penulis baik secara moril maupun materil.
2. Kepada Bapak Dr. Nofrianto yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat berharga dalam
penulisan skripsi ini.
3. Kepada segenap dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis
selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis tidak
dapat menyebutkan namanya satu persatu tapi akan selalu penulis kenang
setiap wejangan nasihat yang keluar dari mulutnya.
4. Tim Penguji Seminar Proposal : Ibu RR. Tini Anggraeni ST. M.Si. dan
Bapak Nurul Ihsan
5. Tim Penguji Ujian Komprehensif : Bapak Dr. Burhanuddin yusuf MM.,
kepada Ibu Prilla Kurnia Ningsih.
x
6. Kepada teman-teman penulis di Eksyar 2015, yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu persatu.
7. Kepada teman-teman penulis yang sudah “membully” penulis terus
menerus, karena lulus terlambat, Idam, Diba, Cubluk, Habi, Badak, Encu,
Muti, Lutfi tapi bullyan itu menjadi pecutan bagi penulis untuk se-segera
mungkin menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepada teman-teman masa kecil penulis, naldi, ujil, gilang, arip yang selalu
memberikan support bagi penulis.
9. Dan seluruh orang-orang yang telah membantu penulis namun tidak dapat
penulis sebutkan namanya, penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
10. Kepada Yopi, Galuh, Raffi, Aisyah, Dilla yang selalu siap kapanpun
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam bertukar gagasan
guna menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini msuh jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 08 Desember 2019
Ahmad Maulana
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
KATA PENGATAR .............................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................14
A. Landasan Teori ........................................................................................... 14
1. Teori Perilaku Konsumen ....................................................................... 14
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ................................... 16
3. Etika Konsumsi Islami ........................................................................... 22
4. Prinsip Konsumsi dalam Islam ............................................................... 23
5. Preferensi Konsumen.............................................................................. 25
6. Wisata Halal ........................................................................................... 29
7. Minat berkunjung ................................................................................... 32
8. Hubungan Antar Variabel....................................................................... 33
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 36
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 40
D. Hipotesis ..................................................................................................... 40
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................42
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42
B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 44
1. Populasi .................................................................................................. 44
2. Sampel .................................................................................................... 44
C. Metode pengumpulan data ......................................................................... 45
D. Skala Pengukuran ....................................................................................... 45
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................50
A. Gambaran Umum Penelitian ...................................................................... 50
B. Interpretasi Data ......................................................................................... 51
1. Pengembangan Model Secara Teoritis ................................................... 51
2. Menilai Kriteria Goodness of Fit ............................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Saran ........................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................74
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Devisa dan Kunjungan Wisatawan Mancanegara .................................. 2 Tabel 1.2 10 Besar Destinasi Wisata Halal Dunia ................................................... 5 Tabel 1.3 Kunjungan Wisatawan Manca Negara ................................................... 6 Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................. 40 Tabel 3.1 Poin-poin Acuan Kuisioner .................................................................. 43 Tabel 3.2 Kriteria Goodness of Fit ....................................................................... 48 Tabel 4.1 Output Summary ................................................................................... 52 Tabel 4.2 Parameter Summary .............................................................................. 52 Tabel 4.3 CMIN .................................................................................................... 53 Tabel 4.4 AGFI ..................................................................................................... 54 Tabel 4.5 RMSEA ................................................................................................. 54 Tabel 4.6 Modification Indices ............................................................................. 55
Gambar 4.2 Modifikasi SEM ................................................................................ 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata memiliki peran penting dalam perekonomian global,
karena mampu menjadi salah satu kontributor utama dari pertumbuhan
lapangan pekerjaan dan pembangunan ekonomi. Pariwisata juga dianggap
sebagai salah satu sumber terpenting dalam PDB nasional dinegara
manapun (El-Gohary 2016). Pariwisata adalah sektor utama yang dapat
membuka lapangan pekerjaan, mendatangkan investasi sehingga akan
berdampak kepada pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang untuk
ikut serta bersaing dalam kanca perekonomian global (Chanin et al. 2015)
Ditahun 2018 sektor ini mampu menyumbang $8.8 Triliun atau
sekitar 10,4% terhadap pertumbuhan ekonomi global dan akan diperkirakan
meningkat pada tahun 2019 sebesar $126 Triliun. Sektor ini mampu
menyerap 122.981.000 para pekerja pada tahun 2018 dan akan terus tumbuh
ditahun 2019 ini mencapai 125.959.000 atau tumbuh sekitar 2,2%. Dan
sektor ini mampu menghasilkan investasi $980 Triliun pada tahun 2019 ini
dan akan terus meningkat hingga tahun 2029 mencapai $1.400 Triliun
(WTTC, 2019).
Di Indonesia sendiri sektor ini mampu berkontribusi terhadap
perekonomian nasional. Kontribusi paling nyata dari sektor ini adalah
sumbangsihnya terhadap penerimaan devisa negara. Di tahun 2019 sektor
ini mampu menyumbang devisa sebesar $17,6 miliar. Pada tahun 2018
2
tercatat bahwa sektor ini mampu menyerap sebanyak 15,81 juta tenaga
kerja. Pariwisata juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan sektor riil.
Hal ini dikarenakan industry pariwisata memiliki hubungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap sejumlah industry perekonomian
lainnya (Nizar, 2012).
Tabel 1.1
Devisa dan Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Tahun Indikator Jumlah
2015 Devisa $12,2 Miliar
Kunjungan Wisman 10,23 Juta
2016 Devisa $13,6 Miliar
Kunjungan Wisman 11,52 Juta
2017 Devisa $15 Miliar
Kunjungan Wisman 14,4 Juta
2018 Devisa $16,1 Miliar
Kunjungan Wisman 15,81 Juta
2019 Devisa $17,6 Miliar*
Kunjungan Wisman 6,37 Juta*
Sumber : Badan Pusat Statistik
3
Terlebih lagi saat ini ada sebuah trend baru dalam berwisata yang
dikenal sebagai wisata halal. Wisata halal adalah kawasan geografis yang
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas ibadah dan umum, fasilitas pariwisata,
aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
terwujudnya kepariwisataan sesuai dengan prinsip syariah (DSN MUI,
2016). Halal tourism adalah semua kegiatan pariwisata oleh umat islam
yang berasal dari motivasi islam dan dirilis sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah (El-Gohary 2016).
Pengembangan wisata halal mencakup fasilitas, infrastruktur dan
produk serta layanan pariwisata (Bhuiyan and Darda, 2018.). Destinasi
wisata halal harus mampu menyediakan fasilitas penunjang ibadah, terdapat
penginapan yang telah tersertifikasi halal dan juga makanan yang telah
terjamin kehalalannya. Lalu dari segi penyedia layanan produk dan jasa,
biro perjalanan harus benar-benar mengetahui panduan wisata yang sesuai
dengan prinsip syariah, memiliki daftar penyedia makanan, minuman dan
tempat yang telah tersertifikasi halal, menggunakan jasa layanan lembaga
keuangan syariah dalam pengelolaan dana (DSN MUI, 2016).
Halal Tourism merupakan salah satu segmen industri dengan
pertumbuhan tercepat (Yousaf and Xiucheng 2018). Menurut GMTI tahun
2020 jumlah kedatangan wisatawan muslim mencapai 156 juta atau
mencapai 10% dari jumlah kunjungan wisatawan dunia. Hal ini meningkat
dari tahun 2017 yang hanya mencapai 131 juta wisatawan muslim. Dengan
4
jumlah yang sedemikian besar diperkiraan bahwa pengeluaran wisatawan
muslim dapat mencapai $220 miliar atau setara dengan 3,08 triliun (Global
Muslim Travel Index, 2019). Pemerintah Indonesia harus melihat hal ini
sebagai sebuah peluang agar potensi dan prospek wisata halal ini dapat
memberikan kontribusi yang maksimal terhadap perekonomian nasional,
terlebih lagi pemerintah melalui kementerian pariwisata menargetkan
jumlah kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2020.
Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama tujuan wisata halal
dunia hal ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa terlebih lagi ditahun
2018 wisata halal mampu menyumbang devisa negara sebesar Rp 40 triliun
dan akan terus meningkat hingga akhir tahun 2019 bisa mencapai 140 triliun
(Kementerian Pariwisata, 2019).
Tabel 1.2
10 Besar Destinasi Wisata Halal Dunia
Peringkat Destinasi Skor
1 Indonesia 78
2 Malaysia 78
3 Turki 75
4 Arab Saudi 72
5 UEA 71
6 Qatar 68
7 Maroko 67
5
8 Bahrain 66
9 Oman 66
10 Brunei Darussalam 65
Sumber : Global Muslim Travel Index 2019
Meskipun Indonesia telah menempati peringkat pertama untuk
tujuan destinasi wisata halal, permasalahan-permasalahan untuk
mengembangkan wisata halal kedepannya masih banyak ditemukan. Di
antaranya adalah masih kurangnya regulasi yang mengatur tentang industri
pariwisata halal (Kementerian Pariwisata, 2019). Kebijakan yang
digunakan saat ini oleh Industri wisata halal hanya mengacu kepada UU
No.10 Tahun 2009 tentang pedoman kepariwisataan, peraturan ini tidak
secara spesifik mengatur tentang Halal Tourism. Selain itu dalam
menjalankan kegiatan wisata halal pelaku industri hanya mengacu kepada
Fatwa DSN No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang pedoman dalam
penyelenggaraan wisata halal (DSN MUI, 2016).
Didalam fatwa tersebut sudah dijelaskan tentang pedoman atau
kriteria tentang wisata halal, diantaranya adalah bahwa tempat atau destinasi
yang ingin dijadikan destinasi wisata halal harus terhindar dari unsur-unsur
kemusyrikan, kemafsadatan, kemaksiatan, tabdzir/israf, dan kemunkaran
dan mampu mendatangkan kemashlahatan serta manfaat baik secara
material ataupun spiritual. Selain itu, fatwa tersebut juga mengakomodir
peraturan penunjang pendirian wisata halal seperti pedoman
penyelenggaraan hotel syariah, biro perjalanan yang menjadi pelayan dalam
melakukan wisata, serta ketentuan pendirian tempat spa/sauna.
6
02.000.0004.000.0006.000.0008.000.000
Asia SelainASEAN
Amerika Eropa Timur Tengahdan Afrika
ASEAN
Tabel 1.3
Kunjungan Wisatawan Manca Negara (juta orang)
2014 2015 2016 2017 2018
Selain dari landasan hukum yang kurang memadai, data BPS
menunjukan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia masih didominasi oleh negara-negara dikawasan Asia dan
ASEAN.
Berdasarkan data diatas jumlah pengunjung terbanyak masih
didominasi oleh wisatawan dari Asia dan ASEAN. Sedangkan wisatawan
timur tengah yang menjadi target pasar dari halal tourism ini cenderung
masih sedikit. Hal ini dikarenakan masih kurangnya promosi wisata halal
Indonesia di Timur Tengah (Kementerian Pariwisata, 2019).
Maksimalisasi potensi wisata halal harus terus dilakukan terlebih
lagi saat ini kementerian pariwisata menargetkan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara sebesar 5 juta kunjungan ke destinasi wisata halal.
Pengenalan tentang wisata halal ini dapat dilakukan melalui diplomasi
publik pada kegiatan-kegiatan intenasional (Subarkah 2018). Terlebih lagi
Indonesia saat ini telah menduduki peringkat pertama sebagai destinasi
wisata halal dunia, selain itu juga Indonesia memiliki keunggulan dalam
segi keindahan alam dan keberagama suku, budaya dan tradisi nusantara.
7
Implikasinya nanti akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara dan mendatangkan investor asing dari negara-negara lain.
Indonesia memiliki jumlah populasi muslim terbesar didunia,
dengan jumlah penduduk muslim sebesar 215 juta mewakili 13% populasi
muslim secara global. Dengan jumlah populasi sebesar itu, Indonesia
mampu menghabiskan $218,8 Miliar diseluruh sektor ekonomi
(DinarStandard, 2018). Dengan potensi perkembangan wisata halal yang
begitu besar. Namun sangat disayangkan, Indonesia tidak menjadi negara
favorit kunjungan wisatawan muslim, hal itu dikarenakan kurangnya
promosi Indonesia terhadap destinasi wisata halal (Satriana dan Faridah,
2018). Negara favorit yang menjadi tujuan para wisatawan muslim adalah
Cina, Thailand, Korea Selatan, dan Jepang (Yousaf dan Xiucheng, 2018).
Ditahun 2015 Cina mampu menarik 57 juta kunjungan wisatawan
dan 1,7 juta wisatawan tersebut berasal dari negara-negara mayoritas
muslim diantaranya adalah Malaysia, Indonesia, Kazakhstan dan Pakistan.
Pengenalan serta penyebaran Islam di Cina telah menjadikan budaya asli
Cina bercampur dengan budaya Islam (Yousaf dan Xiucheng, 2018) hal
inilah yang menjadi daya Tarik bagi wisatawan khususnya wisatawan
muslim untuk berkunjung ke Cina.
Terlebih lagi cina dengan inisiatif perdagangan yang ambisius
melalui program “One Belt One Road” menggandeng 28 negara anggota
OKI ingin menjadi eksportir makanan halal terbesar. Hal ini sudah
direalisasikan melalui investasinya ke perusahaan makanan halal
8
domestiknya yaitu Henan Shunghui Investment and Development company
dan Wuhui shuanghai food sebesar USD$32,8 juta. Selain itu Cina juga
melakukan investasi ke Dubai Halal Food Park sebesar AED 1,35 Miliyar
(DinarStandard, 2018).
Dengan investasi yang dilakukan oleh Cina kepada perusahaan
domestik dan Internasional. Maka negara ini menawarkan jaminan makanan
halal bagi turis muslim. Jumlah restoran halal di Cina ada sekitar 40.000,
selain itu Cina juga sudah memberlakukan Undang-undang tentang jaminan
makanan halal. Jadi, turis muslim yang ingin berwisata ke Cina tidak perlu
ragu dan kesulitan untuk mencari restoran halal (DinarStandard, 2018).
Selain Cina, negara favorit yang banyak dikunjungi oleh wisatawan
muslim adalah Jepang. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah kunjungan
wisatawan muslim ke Jepang mencapai 1 juta wisatawan, yang mayoritas
berasal dari Malaysia dan Indonesia (Samori, Md Salleh, dan Khalid 2016).
Bahkan untuk menarik turis muslim pemerintah jepang menyediakan
website khusus untuk para pelancong muslim. Didalamnya banyak tersedia
informasi seperti prayer room, halal food, restaurant halal dan segala hal
yang dibutuhkan oleh pelancong muslim.
Pemerintah jepang juga memberikan kemudahan bagi penduduknya
yang ingin mendirikan restoran halal ataupun hotel syariah. Bagi penduduk
yang beragama islam logo halal bisa digunakan tanpa perlu harus
diverifikasi oleh badan atau otoritas setempat. Sedangkan bagi yang non
muslim jika ingin mendirikan industri perhotelan dan restoran syariah harus
9
ada validasi halal dari otoritas setempat kecuali jika koki yang bekerja di
restoran tersebut Beragama islam maka legalitas halal tidak perlu di
verifikasi oleh lembaga setempat (Yousaf dan Xiucheng 2018).
Hal ini sangat berbeda dengan kondisi yang terjadi di Indonesia
kementerian pariwisata telah memberikan panduan kunjungan untuk turis
muslim yang akan berkunjung ke Indonesia melalui “Indonesia Guide for
Muslim Visitors”. Namun, sangat disayangkan buku tersebut hanya
diterbitkan oleh kementerian pariwisata. Dinas pariwisata didaerah-daerah
belum memiliki konsep wisata halal dan juga peta wisata halalnya sendiri,
padahal dinas pariwisata daerah lebih mengetahui tentang keadaan dan
kondisi pariwisata di daerahnya. Selain itu didalam buku panduan tersebut
hanya terdapat 5 provinsi yang dicantumkan, seperti Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur, Bali dan Lombok.
Berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh Alfian Nurdiansyah
tentang Halal Certification and Its Impact on Tourism in Southeast Asia: A
Case Study Halal Tourism in Thailand is a good example of how a Buddhist
majority Asian country is using tourism as a means of social and cultural
integration and economic advancement of its Muslim minority population
(Nurdiansyah, 2018). Memastikan Integrasi yang komprehensif dari
populasi muslim yang terus meningkat adalah prioritas nasional dari
Thailand. Pariwisata memainkan peran yang tepat untuk memaksimalkan
pertumbuhan muslim di Thailand. Jumlah populasi muslim di Thailand
10
mencapai 7 juta, jumlah konsumsi produk halal di Thailand mencapai 5%
dari total konsumsi nasional.
Selain itu Thailand menjadi negara dengan kunjungan wisatawan
muslim terbanyak dalam kategori negara-negara non-muslim setelah
Singapura. Ditahun 2016 jumlah kunjungan muslim ke Thailand mencapai
6,03 juta mencapai 18,5% dari total kunjungan selama tahun itu (Yousaf
dan Xiucheng, 2018). Thailand sendiri memiliki dua lembaga kajian halal
yang pertama Halal Standard Institute Of Thailand dan Halal Science
Center Chulalongkorn University (Aminuddin, 2016). Sertifikasi halal di
Thailand sendiri ditangani oleh Central Islamic Council Of Thailand. Hal
inilah yang menjadi daya tarik Thailand untuk dikunjungi oleh wisatawan
muslim.
Keputusan masyarakat untuk memilih berkunjung ke destinasi
wisata halal dipengaruhi oleh batasan atau kendala anggaran yang dimiliki
(Case & Fair, 2008). Dampak dari keterbatasan pendapatan akan
mempengaruhi seseorang untuk berkunjung atau tidaknya. Selain itu
keputusan konsumen dalam memilih berkunjung ke wisata halal juga
dipengaruhi oleh faktor sosial, lokasi, harga, produk dan juga religiusitas.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Essa, Rahmi, &
Riani, 2019) tentang preferensi konsumen dalam memilih hotel syariah.
Indonesia telah ditetapkan sebagai negara dengan destinasi Halal
Tourism terpopuler. Namun masih banyak hambatan untuk
mengembangkan halal tourism. Selain regulasi yang masih mengambang,
11
faktor pengetahuan masyarakat tentang wisata halal juga harus ditingkatkan.
Masih adanya anggapan bahwa wisata halal ini merupakan sebuah wisata
rohani seperti ziarah kubur, Haji atau Umroh. Padahal ruang lingkup wisata
halal tidak hanya seputaran wisata religi tersebut melainkan meliputi alam,
budaya ataupun wisata buatan yang dibingkai dengan nilai-nilai keislaman
(Rusby, Bakhri, & Yusuf, 2018).
Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh (Pratiwi & Par,
2016) tentang Analisis Pasar Pariwisata Halal di Yogyakarta menunjukan
bahwa 36% responden merasa tidak paham dengan konsep wisata halal, 35
% responden mengetahui sedikit tentang wisata halal dan 25% memahami
tentang konsep wisata halal ini, namun responden tidak dapat membedakan
antara wisata religi, wisata syariah dan ziarah. Inilah gambaran keadaaan
pariwisata halal di Indonesia saat ini. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Preferensi Masyarakat Jakarta
Terhadap Wisata Halal dan Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Faktor-Faktor apa saja yang menentukan preferensi masyarakat untuk
berkunjung ke destinasi wisata halal ?
2. Apakah Faktor Sosial, Tingkat Religiusitas, Tingkat Pengetahuan,
Pendapatan, Lokasi, Produk dan harga berpengaruh terhadap minat
berkunjung ?
12
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh faktor-faktor
preferensi masyarakat, yaitu faktor sosial, tingkat religiusitas, tingkat
pengetahuan, pendapatan, lokasi, produk dan harga berpengaruh terhadap
minat berkunjung masayarakat ke destinasi wisata halal.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih dalam
dunia akademisi, untuk masyarakat pada umumnya, untuk para stakeholder
dan untuk pribadi penulis khusunya.
1. Dunia Akademisi
Penelitian dapat memberikan manfaat teoritis dalam upaya
meningkatkan pengembangan wisata halal.
2. Untuk Masyarakat
Diharapkan mampu memberikan edukasi dan pemahaman terkait
wisata halal. Dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan
masyarakat mampu memberikan edukasi terhadap orang-orang
sekitarnya
3. Stakeholder
Dapat memberikan Inspirasi dan Kreatifitas agar para pengusaha
mampu untuk mengembangkan Tour Travel mereka. Dan khusus untuk
pemerintah agar dapat dijadikan alternatif kebijakan untuk terus
mengembangkan potensi wisata halal ini, baik dari segi Infrastruktur,
pendapatan daerah, dsb.
13
4. Untuk Penulis
Menambah wawasan bagi penulis tentang wisata halal dan
memberikan pengalaman penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam
penulisan skripsi.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Perilaku Konsumen
Teori konsumsi ditemukan oleh J.M Keynes pada tahun 1930 steelha
terjadinya depresiasi pada tahun 1929. Sebelum ditemukannya teori
konsumsi oleh Keynes, kelompok ekonomi klasik tidak mengenal
demand side mereka berpendapat bahwa “Supply Creates its Own
demand” penawaran akan selalu menciptakan permintaan, jadi dalam
perekonomian tidak akan terjadi kekurangan permintaan selama
produsen terus memproduksi barang dan jasa (Sitepu, 2017). Oleh
karena itu Keynes membantah kaum klasik dengan menawarkan konsep
baru dalam sistem perekonomian. Keynes membuktikan bahwa
keseimbangan dalam perekonomian tidak pernah tercapai tanpa
memperhatikan sisi permintaan, maka Keynes sebaliknya
berpendapatan bahwa “Demand Creates its Own Supply” Keynes
membentuk suatu fungsi konsumsi :
𝑪 = 𝒂 + 𝒄 𝒀𝒅
C = Kecenderungan mengkonsumsi marginal.
a = Konstanta atau Pengeluaran yang harus dilakukan walaupun tidak
ada pendapatan.
Yd = Pendapatan yang siap dibelanjakan (disposable) atau pendapatan
yang telah dikurangi pajak (Tx) dan ditambah dengan subsidi (Tr).
15
Konsep tentang perilaku konsumen manggambarkan tentang
tindakan masyarakat dalam memilih, memperoleh, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk atau jasa dengan sumberdya ekonominya yang
terbatas untuk mencapai kepuasan yang maksimum (Rahardja &
Manurung, 2010). Sedangkan menurut Hawkins, Best, Coney (2001)
perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau
organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan
membuang produk, layanan, pengalaman, atau ide untuk memuaskan
kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat (Dwiastuti, Shinta, and Isaskar, 2012).
Teori Perilaku Konsumen penggambaran bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatan diantara berbagai barang dan jasa yang
tersedia untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka (Pindiyck &
Runinfeld , 2012). Didalam memahami tentang perilaku konsumen
menurut Pindyck (2012) asumsi yang digunakan :
a) Preferensi /Selera Konsumen : Langkah cara praktis untuk
mengambarakan alasan-alasan orang memilih satu produk
ketimbang produk lainnya.
b) Kendala Anggaran : Konsumen juga mempertimbangkan harga.
Pada langkah ini, konsumen akan mempertimbangkan keterbatasan
anggara untuk membatasi kuantitas produk yang kan dibeli dan
dinikmati.
16
c) Pilihan Konsumen : Dengan selera dan keterbatasan anggaran yang
dimiliki oleh konsumen, maka konsumen akan membeli kombinasi
yang memaksimumkan kepuasannya. Kombinasi tersebut
tergantung kepada harga barang tersebut.
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Dwiastuti et.al. (2012) Memahami konsumen dan proses
konsumsinya memberikan berbagai keuntungan diantaranya adalah :
a) Membantu Manager dalam mengambil keputusan.
b) Memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa perilaku
konsumen.
c) Membantu legislatif dan pemerintah dalam menyusun undang-
undang dan membuat keputusan tentang perlindungan konsumen.
d) Membantu konsumen dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Substansi dari consumer behavior melihat bagaimana konsumen itu
memutuskan untuk memilih dan membeli suatu produk dan jasa. Dalam
melakukan keputusan tersebut ada berbagai macam faktor yang terlibat
baik dalam diri konsumen ataupun pengaruh dari dunia luar (Hemsley-
Brown and Oplatka, 2016). Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
barang dan jasa :
1) Faktor Pribadi (Internal)
a) Pengetahuan Konsumen
17
Semua informasi yang diketahui oleh konsumen
mengenai berbagai macam produk dan jasa serta
pengetahuan lainnya terkait produk dan jasa tersebut.
Terutama dari segi merek barang atau jasa, karakteristik
suatu merek atau brand yang sudah terkenal akan lebih
diminati dan dipercaya oleh konsumen (Hemsley-Brown
and Oplatka, 2016).
b) Lifestyle (Gaya Hidup)
Gaya hidup adalah kombinasi dari faktor pribadi dan
juga faktor sosial yang mempengaruhi cara berfikir,
bertindak dan berperilaku dalam diri seseorang. Gaya hidup
berbeda dengan kepribadian, namun gaya hidup dan
kepribadian adalah satu-kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kepribadian merefleksikan karakteristik Internal dalam diri
seseorang, sedangkan gaya hidup menggambarkan
manifestasi eksternal dari karakteristik tersebut, yang
tercermin melalui perilaku (Dwiastuti, Shinta, and Isaskar,
2012).
c) Personality (Kepribadian)
Kepribadian menunjukan karakteristik yang
terdalam pada diri manusia sekaligus sebagai pembeda satu
sama lainnya. Perbedaan karakteristik tersebut akan
mempengaruhi respon individu terhadap lingkungannya.
18
(Muniady et al. 2014). Teori tentang kepribadian
diperkenalkan pertama kali oleh Freud (1923) dalam
teorinya tersebut Freud lebih menekankan kepada faktor
biologis seperti Id, Ego dan Superego.
Id adalah aspek biologis yang sudah ada dalam diri
manusia sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan
fisiologis seperti rasa lapar, haus, nafsu seks, dsb. Superego,
aspek psikologis pada diri manusia yang menggammbarkan
sifat manusia untuk tunduk dan patuh terhadap norma-norma
sosial, etika dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Selanjutnya, Ego, unsur yang bisa dikontrol dan
dikendalikan oleh manusia, sifat ini bisa menjadi penengah
antara Id dan Superego.
Sebagai contoh, dari awal manusia lahir
menginginkan makan-makanan yang (Id), jika produsen
menuruti superegonya maka produsen akan terus
memproduksi makanan yang enak tanpa melihat unsur
kesehatan bagi konsumen. Karena ego, produsen tetap
memperhatikan faktor kesehatan dan makanan tersebut agar
konsumen terhindar dari penyakit.
d) Income (Pendapatan)
Situasi ekonomi individu, khususnya pendapatan
akan mempengaruhi pilihan terhadap suatu barang dan jasa
19
(Case & Fair, 2006). Dalam konsep ekonomi fungsi
konsumsi dilambangkan, sebagai berikut :
𝑌 = 𝐶 + 𝑆
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Tabungan
Artinya jika pendapatan seseorang berubah maka
tingkat konsumsi orang tersebut juga dapat berubah. Namun,
ada asumsi lain yang mengatakan bahwa belum tentu jika
pendapatan berubah maka konsumsi berubah, bisa juga
dalam kasus lain pendapatan tersebut ditabung.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor budaya
Budaya adalah suatu kepercayaan, nilai-nilai dan
kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat
mengarahkan orang tersebut untuk menggunakan suatu
barang atau jasa. Budaya memiliki lima unsur dasar yang
mempengaruhi individu atau sekelompok orang untuk
mengambil keputusan dalam mengkonsumsi, diantaranya
adalah : Nilai, Norma, Kebiasaan, Larangan, Mitos, dan
Simbol. Sebagai contoh acara syukuran karena panen raya
bagi petani ditahun ini hasilnya memuaskan dan mereka
merayakan keberhasilan tersebut dengan makan-makan
20
bersama dengan seluruh warga didaerah tersebut. Hal
semacam ini menjadi kebiasaan setiap panen raya tiba, maka
kebiasaan tersebut menaikan pola konsumsi didaerah
tersebut (Dwiastuti, Shinta, and Isaskar, 2012).
b) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan
meggambrkan perbedaan pendidikan, pendapatan,
permilikan harta benda, gaya hidup dan nilai-nilai yang
dianut. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi pola
konsumsi setia Individu . Dalam kasus berbelanja
masyarakat yang masuk dalam kategori kelas menengah ke
atas lebih cenderung mengkonsumsi barang-barang branded,
hal ini cenderung berlawanan dengan masyarakat menengah
kebawah yang lebih memilih pasar tradisional atau bazar
dalam berbelanja (Muniady et al. 2014).
c) Lingkungan Sosial Mikro
Adalah interaksi sosial secara langsung diantara
kelompok-kelompok masyarakat yang lebih kecil. Interaksi
sosial ini akan mempengaruhi persepsi, pengetahuan dan
juga preferensi konsumen dalam mengambil keputusan
untuk memilih suatu produk barang dan jasa. Lingkungan
sosial mikro terdiri dari keluarga dan kelompok referensi
21
konsumen, bagaimana dua lembaga ini dapat mempengaruhi
pola konsumsi.
Keluarga merupakan lingkungan awal seseorang
berinteraksi. Setiap anggota keluarga mempunyai pengaruh
dalam pengambilan keputusan pembelian maupun
pengonsumsian suatu produk barang dan jasa. Peran seorang
ibu tentunya akan lebih mempengaruhi dalam pembelian
suatu produk barang dan jasa untuk kepentingan rumah
tangga. Namun, seorang ayah mungkin akan mempengaruhi
dalam pembelian kendaraan atau perkakas.
Kelompok preferensi adalah lingkungan dimana
seseorang berinteraksi untuk mencapai tujuan yang bersama,
seperti kelompok persahabatan, kelompok hobi, kelompok
belajar, dsb. Kelompok acuan mampu memberikan pengaruh
melalu tiga komponen :
1. Pengaruh secara normatif : pengaruh melalui norma-
norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti oleh
anggota kelompok referensi.
2. Pengaruh ekspresi nilai : mempengaruhi seseorang
melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.
3. Pengaruh informasi : mempengaruhi pilihan sutau
produk barang dan jasa dari seseorang konsumen karena
kelompok acuan tersebut sangat dipercaya.
22
3. Etika Konsumsi Islami
Menurut Bahasa etika adalah karakteristik, perilaku, dan prinsip-
prinsip moral yang mengatur individu atau kelompok. Sedangkan
menurut terminologi etika adalah seperangkat nilai, norma dan dasar
moral pada perilaku individu dalam kelompok sosial yang
memungkinkan mereka untuk menentukan dan membedakan tindakan
baik atau buruk, benar atau salah. Islam memandang etika sebagai
akhlaq yang didefinisikan sebagai tindakan alamiah yang tertanam
dalam jiwa seseorang, yang diterjemahkan melalui perilaku (Mustafar
and Borhan, 2013).
Dalam mengonsumsi barang dan jasa, islam telah memberi aturan
yang harus ditaati dan dipatuhi oleh para pemeluknya. Perintah tersebut
sudah secara gamblang termaktub didalam Al-Quran, seperti perintah
untuk mengonsumsi yang halal dan menjauhi yang haram, tidak
berlebihan dalam mengonsumsi sesuatu, tidak boros itu merupakan
sebagian dari aturan yang harus ditaati oleh setiap muslim. Selain itu
sifat konsumerisme dalam islam harus memperhatikan tingkat
kebutuhan setiap individu. Imam Ghazali membagi 3 tingkat kebutuhan
manusia dalam mengkonsumsi :
a) Kebutuhan dharuriyat/primer : Kebutuhan untuk melangsungkan
kehidupan, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka kehidupan
individu tersebut dapat terancam.
23
b) Kebutuhan hajaat/sekunder : Mencakup kesenangan dan
kenyamanan. Pemenuhan kebutuhan kedua ini dilakukan jika
kebutuhan pertama yang bersifatnya mendesak telah terpenuhi.
c) Kebutuhan tahsiniaat/tersier : Kemewahan atau pelengkap
kehidupan manusia dan dengannya kehidupan manusia akan lebih
sempurna (Karim, 2015).
Dalam memenuhi kebutuhan seorang muslim diharuskan untuk
memenuhi kebutuhan dasar terlebih dahulu. Karena pemenuhan
terhadap kebutuhan dasar akan menjaga pribadi merupakan suatu
tindakan dalam menjaga Maqashid Syariah yang didalamnya
mencakup 5 tujuan dasar dalam mengkonsumsi diantaranya adalah : 1).
Agama, 2). Jiwa, 3).Keturunan, 4). Harta, 5). Akal (Mutakin, 2017) .
Oleh karena itu pandangan islam terkait tentang konsumsi tidak hanya
tentang perkara kepuasan dunia semata melainkan kehidupan akhirat
kelak.
4. Prinsip Konsumsi dalam Islam
Menurut Al-Haritsi (2006) konsumsi dalam islam dilandaskan atas
enam prinsip dasar agar tujuan dari konsumsi tidak keluar dari tujuan
yang sesuai dengan syariat, diantaranya adalah :
a) Prinsip Syariah, menyangkut dasar syariat yang harus terpenuhi
dalam melakukan konsumsi terdiri dari : Prinsip Akidah, yaitu
sebagai bentuk ketaatan manusia sebagai makhluk yang
mendapatkan beban khalifah dan amanah di bumi yang nantinya
24
diminta pertanggung jawaban oleh pencipta-Nya. Prinsip ilmu,
yaitu dalam mengonsumsi suatu barang dan jasa seorang muslim
harus mengetahui terkait hukum-hukum dalam mengonsumsi,
seperti halal dan haramnya suatu barang tersebut dilihat dari dzat,
proses mapun tujuannya. Prinsip Amaliyah, representasi dari
akidah dan ilmu yang telah diketahui.
b) Prinsip Kuantitas, menyangkut tentang seberapa banyak batasan
yang diperbolehkan oleh syariat, tidak boleh tabdzir dan israf.
c) Prinsip Prioritas, dimana memperhatikan urutan kepentingan yang
harus diprioritaskan agar tidak menjadi kemudharatan.
d) Prinsip Sosial, yaitu memperhatikan lingkungan sosial disekitarnya
sehingga terciptanya keharmonisan hidup dalam masyarakat.
Perintah saling tolong menolong, disunnahkannya untuk shadaqah,
saling memberi hadiah, dan zakat tidak lain adalah ajaran islam
agar orang sekitar mendapatkan manfaat dari keberadaan seorang
muslim, selain itu agar terjadinya distribusi pendapatan dari si kaya
kepada fakir miskin atau orang yang kurang beruntung.
e) Kaidah lingkungan, yaitu dalam mengonsumsi harus sesuai dengan
potensi daya dukung sumber daya alam dan keberlanjutannya atau
tidak merusak lingkungan
f) Tidak meniru atau mengonsumsi perbuatan yang tidak
mencerminkan etika konsumsi dalam islam.
25
5. Preferensi Konsumen
Didalam mengambil keputusan konsumen dipengaruhi oleh
preferensi mereka. Preferensi adalah kemampuan konsumen dalam
menyusun prioritas pilihan agar dapat mengambil keputusan (Rahardja
& Manurung, 2010). Preferensi adalah rasa kesukaan, pilihan atau suatu
hal yang disukai konsumen. Didalam memilih suatu produk barang dan
jasa konsumen tersebut dibatasi oleh anggaran yang dimiliki (Case &
Fair, 2006). Selain dibatasi dengan pendapatan, konsumen juga akan
memilih suatu produk barang dan jasa dengan tingkat utilitas atau
kepuasan maksimum. Menurut Rahardja dan Manurung (2010) terdapat
dua pendekatan untuk menjelaskan hal ini :
a) Teori Kardinal menjelaskan tentang nilai guna preferensi dapat
dihitung secara matematis. Pendekatan ini menjelaskan bahwa
penambahan tiap satu unit barang akan memberikan tingkat utilitas
yang semakin menurun atau yang disebut sebagai The Law of
Diminishing Marginal Utility.
b) Teori Ordinal pendekatan ini menjelaskan tentang perbandingan
konsumsi dua jenis barang dengan utilitas yang sama bagi seorang
konsumen atau yang sering disebut sebagai Indifference Curve.
Sedangkan keterbatasan anggaran dapat dijelaskan melalui Budget
Line Curve.
Selain faktor tersebut preferensi konsumen terhadap pariwisata halal
juga dipengaruhi oleh Pengetahuan konsumen tentang produk tersebut.
26
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki oleh
konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa tersebut
(Dwiastuti, Shinta, and Isaskar, 2012). Pengetahuan tersebut akan
membuat sebuah persepsi tentang produk tersebut yang mencakup
merek, konsep, atribut dan juga fitur produk.
Sedangkan menurut Sumarwan (2013) Faktor yang mempengaruhi
preferensi konsumen adalah faktor sosial. Faktor sosial adalah interaksi
sosial langsung diantara kelompok-kelompok masyarakat yang lebih
kecil, seperti keluarga, teman sepermainan, dan kelompok-kelompok
refrensi. Interaksi ini dapat memiliki pengaruh yang kuat pda
pengetahuan konsumen terhadap sebuah produk. Faktor sosial ini
memiliki ruang lingkup :
a) Keluarga
Setiap anggota keluarga memiliki pengaruh dalam
pengambilan keputusan untuk mengonsumsi suatu produk barang
atau jasa. Terdapat peran dalam mengambil keputusan dalam
lingkup keluarga :
27
1) Inisiator, Seorang anggota keluarga yang memiliki ide atau
gagasan untuk membeli dan mengonsumsi suatu produk.
2) Influence, memberi informasi kepada anggota keluarga
tentang suatu produk tau jasa.
3) Gatekeeper (penjaga pintu), mengontrol aliran info yang
masuk dlam angota keluarga.
4) Pengambil keputusan, memiliki keputusan untuk membeli
atau tidak suatu produk atau jasa.
5) Pembeli, seseorang yang membeli barang atau jasa
6) Pengguna, mengonsumsi atau menggunakan barang atau jasa
7) Pembuang, membuang suatu produk atau memberhentikan
suatu penggunaan jasa.
Keluarga merupakan tatanan dalam faktor sosial yang
mempengaruhi keputusan awal untuk mengkonsumi atau tidaknya
suatu barang dan jasa.
b) Kelompok Referensi
Kelompok adalah dua atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai tujuan bersama. Sedangkan kelompok acuan atau
referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai
dasar pembanding bagi seseorang dalam membenutk nilai dan
sikap umum atau khusus yang dijadikan sebagai pedoman dalam
berperilaku. Kelompok acuan mampu memberikan pengaruh
melalu tiga komponen:
28
1) Pengaruh secara normatif : pengaruh melalui norma-norma
sosial yang harus dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompok
referensi.
2) Pengaruh ekspresi nilai : mempengaruhi seseorang melalui
fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.
3) Pengaruh informasi : mempengaruhi pilihan produk atau
merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan
tersebut sangat dipercaya.
Selain dari faktor-faktor yang disebutkan diatas menurut
(Essa, Rahmi, & Westi , Preferensi Konsume dalam memilih hotel
syariah dikota bandung, 2019) Preferensi Konsumen terhadap
wisata halal dipengaruhi oleh faktor lain, diantaranya adalah :
1) Lokasi : Aktivitas dari kegiatan pariwisata yang mudah dicapai
oleh para wisatawan. Selain itu kondisi alam yang yang indah,
lokasi yang terjangkau menjadi nilai tersendiri bagi konsumen
untuk menentukan pilihan berkunjung ke tempat tersebut.
2) Harga : Harga merupakan nilai yag harus dibayar oleh
konsumen atas barang dan jasa yang akan dan atau telah
dinikmati. Atribut harga dalam sebuah destinasi wisata
meliputi paket berlibur dari biro perjalanan, akomodasi selama
perjalanan yang tidak ditanggung oleh biro perjalanan,.
3) Produk : Atribut dari produk meliputi tarif, kemasan, prestise
serta pelayanan yang diterima oleh konsumen. Kaitannya
29
dalam wisata halal ini meliputi pelayanan biro perjalanan,
sarana dan prasarana yang ditawarkan, dan pengetahuan biro
perjalanan tentang makanan, minuman dan tempat penginapan
yang telah tersertifikasi halal.
4) Religiusitas : sejumlah dimensi yang terkait dengan keyakinan
dan keterlibatan agama. Religiusitas dalam hal ini tolak
ukurnya adalah aspek keagamaan seseorang seperti, keyakinan
yang dipercayai, ibadah personalnya dan kepatuhan dalam
beragama (Holdcroft 2006).
6. Wisata Halal
Istilah tentang wisata berbasis agama ini sangat banyak sekali,
diantaranya adalah Halal Tourism, Islamic Torusim, Religious Tourism.
Ketiga istilah ini memiliki konsep yang sama namun cakupan yang
berbeda. Religious tourism berfokus kepada kunjungan wisatawan ke
tempat-tempat yang disakralkan, missal Muslim ke Mekkah untuk
berhaji, Kristen ke Palestina, Yahudi ke Israel dan Syiah ke Iran.
Islamic tourism lebih berfokus kepada partisipasi atau keterlibatan
wisatawan muslim dalam setiap destinasi wisata. Halal tourism
merupakan sub-kategori dari religious tourism dan mencakup segala
hal yang boleh dimiliki dan dikonsumsi oleh seorang muslim. Dengan
demikian konsep halal tourism atau wisata halal ini telah merangkum
seluruh istilah tentang wisata berbasis syariah (El-Gohary 2016)
30
Dalam ajaran islam bepergian merupakan salah satu perintah agama,
representasi ajaran tersebut terlihat melalui umroh dan haji. Selain itu,
islam juga mendorong para penganutnya untuk untuk memenuhi tujuan
lain dalam berwisata seperti rekreasi, sosialisasi, peningkatan
kesejahteraan, pencarian pengetahuan, pembelajaran dan menghargai
keindahan ciptaan tuhan (Yousaf and Xiucheng, 2018). Dalam
berwisata islam memiliki aturan-aturan yang baku dalam berwisata,
misal dalam kategori makanan dan minuman ada standarisasi yang
harus lolos proses sertifikasi halal, begitupun dengan destinasi wisata
memiliki standarisasi tersendiri, seperti terpenuhinya sarana dan
prasarana untuk beribadah dan terhidar dari kemaksiatan dan
kemudharatan.
Pariwisata berasal dari bahasa sanksekerta yaitu “pari” adalah
berulang-ulang atau berkali-kali dan “wisata” adalah perjalanan atau
bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara
berulang-ulang. Sedangkan menurut UU No.9 tahun 1990 tentang
kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta
usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Sementara itu, halal
tourism adalah sebuah konsep pariwisata dengan mengintegrasikan
nilai-nilai keislaman. Menurut (Jaelani, 2017) Perbedaan yang
mecolok antara pariwisata konvensional dengan halal tourism
diantaranya adalah :
31
No. Kategori Wisata Konvensional Wisata Halal
1. Obyek Alam, Budaya,
Kuliner, Tempat
Sejarah, dan Destinasi
Buatan Manusia
Alam, Budaya,
Kuliner, Buatan,
Tempat Ibadah,
Tempat bersejarah
dan destinasi buatan
manusia
2. Tujuan Menghibur, berfoya-
foya
Meningkatkan
spiritualitas dengan
cara melakukan
menikmati Keindahan
ciptaan Allah
sekaligus tafakkur
terhadap kebesaran-
Nya
3. Target Memenuhi kepuasan
atau kesenangan
berdasarkan nafsu dan
hanya semata-mata
untuk hiburan
Memenuhi keinginan
dan kesenangan
sertam menumbuhkan
sifat spiritualitas
4. Guide Memahami dan
menguasai informasi
tentang obyek wisata
Membuat turis
tertarik pada obyek
wisata sekaligus
menumbuhkan
spiritualitas para
wisatawan dengan
cara merenungkan
kebesaran-Nya.
5. Fasilitas
Ibadah
Hanya pelengkap Menjadi bagian yang
menyatu dengan
obyek pariwisata dan
ritual ibadah menjadi
paket hiburan
6. Kuliner Umum Standarisasi halal
32
7. Minat berkunjung
Berdasarkan KBBI Minat didefinisikan sebagai kecenderungan hati,
gairah dan keinginan terhadap sesuatu. Minat berkunjung selaras
dengan minat membeli bagi konsumen (Albarq, 2013). Sedangkan
menurut Kotler dan Susanto (2000) Minat adalah dorongan atau
rangsangan yang kuat yang memotivasi tindakan, dimana dorongan ini
dipengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif terhadap produk.
Berdasarkan pengertian diatas minat adalah kecenderungan atau
keinginan hati seseorang untuk melakukan atau memiliki suatu hal
dikarenakan oleh adanya respon atau rangsangan untuk melakukan
suatu aktivitas tersebut.
Menurut Ariana dan Sudiarta (2006) minat seseorang untuk
mengunjungi tempat wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah :
a. Keinginan berkunjung ke tempat wisata berdasarkan informasi
yang didapat dari media masa.
b. Keinginan berkunjung ketempat wisata berdasarkan cerita dari
sanak keluarga.
c. Keinginan berkunjung wisata karena rasa ingin tahu tentang tempat
wisata tersebut secara langsung.
33
8. Hubungan Antar Variabel
Berdasarkan uraian diatas maka variable yang digunakan dalam
penelitian ini adalah preferensi konsumen yang memiliki delapan faktor
mendasar :
a) Hubungan Antara variabel Faktor Sosial dan Minat
Berkunjung
Menurut Wardhani et.al. (2015) preferensi konsumen
dipengaruhi oleh faktor sosial, faktor sosial yang dimaksud adalah
bagaimana orang-orang sekitar dapat mempengaruhi konsumen
dalam melakukan keputusan pembelian. Faktor sosial ini terdiri
dari kelompok referensi dan keluarga.
b) Hubungan Antara Variabel Religiusitas dan Minat
Berkunjung
Menurut Yunus Ali (2012) dalam penelitian yang dilakukan
tentang Halal Branding: A study of Muslim consumers Perspective
menyimpulkan bahwa salah satu variabel yang mempengaruhi
keputusan konsumen dalam membeli produk adalah religiusitas
atau ketaatan terhadap agama. Religiusitas didefinisikan oleh
Johnson et.al. (2001) sebagai sejauh mana seseorang berkomitmen
terhadap keyakinannya dengan mengakui ajarannya, sehingga
representasi dari ajaran tersebut adalah perilaku. Khraim (2010)
menyatakan bahwa perbedaan dalam afiliasi keagamaan cenderung
mempengaruhi cara orang hidup, pilihan yang mereka buat, apa
34
yang mereka makan, dan dengan siapa mereka bergaul. Dapat
disimpulkan bahwa keyakinan pada agama atau Religiousity adalah
faktor penting dalam mempengaruhi perilaku konsumsi karena
aturan yang dililhami (Muttaqin, 2019).
c) Hubungan Antara Variabel Pengetahuan dan Minat
Berkunjung
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang
dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai macam produk danjasa
serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk danjasa
tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya
sebagai konsumen. Sehingga nantinya akan berimplikasi terhadap
minat untuk mengkonsumsi produk atau jasa tertentu (Dwiastuti,
Shinta , & Isaskar, 2012).
d) Hubungan Antara Variabel Pendapatan dan Minat
Berkunjung
Menurut Case and Fair (2006) Konsumsi yang dilakukan
konsumen sangat erat hubungannya dengan pendapatan yang
diterima oleh konsumen tersebut. Sehingga besar kecilnya
konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, semakin besar
pendapatan akan selalu diikuti oleh tingkat konsumsi yang semakin
besar. Jadi tingkat pendapatan dengan konsumsi berbanding lurus
dengan fungsi matematisnya :
35
𝑪 = 𝒇(𝒀)
C = Konsumsi
Y = Pendapatan
e) Hubungan Antara Variabel Lokasi dan Minat Berkunjung
Menurut Kiswanto (2011) menjelaskan bahwa lokasi adalah
pemilihan tempat yang menentukan suatu usaha produksi atau
penyedia jasa berdasarkan pertimbangan tertentudan seringkali
mennetukan kesuksesan suatu usaha, karena lokasi erat kaitannya
dengan pasar potensial suatu usaha. Lokasi sangat berpengaruh
terhadap minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata.
Oleh sebab itu pemilihan lokasi destinasi wisata, menurut Tjiptono
(2007) harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Akses, lokasi harus mudah dijangkau oleh wisatawan.
Tersedianya transportasi yang memudakan wisatawan untuk
berkunjung ke tempat tersebut.
2) Visibilitas, Lokasi atau tempat dapat dilihat secara jelas dari
jarak pandang normal, adanaya petunjuk arah menuju lokasi
dijalan utama.
3) Lalu-lintas (traffic), banyaknya orang berlalulalang akan bisa
terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian secara
spontan oleh wisatawan terhadap produk-produk khas yang
dijual oleh UMKM sekitar daerah wisata. Disisi lain kepadatan
36
lalu lintas juga dapat berpengaruh negatif terhadap kunjungan
wisatawan.
4) Lingkungan, daerah destinasi wisata harus memiliki
keunggulan dalam segi lingkungan, baik dari keindahan
alamnya, budayanya, ataupun cirikhas yang lain.
Jadi, Lokasi destinasi wisata sangat mempengaruhi minat
berkunjung wisatawan ke tempat tersebut. Letaknya yang strategis,
tempatnya mudah dijangkau, kekayaan budaya yang dimiliki dan
keindahan alamnya adalah nilai tambah yang menjadi
pertimbangan konsumen untuk berkunjung.
f) Hubungan Antara Variabel Produk dan Minat Berkunjung
Faktor produk adalah merupakan atribut yang nyata dan
tidak nyata didalamnya termasuk tariff, kemasan, prestise serta
perlayan yang diterima oleh wisatawan yang dapat memuaskan
wisatawan (Essa, Rahmi, & Westi , Preferensi Konsume dalam
memilih hotel syariah dikota bandung, 2019). Dalam destinasi
wisata halal produk yang disediakan meliputi fasilitas, layanan,
ketersediaan restoran yang telah bersertifikat halal.
B. Penelitian Terdahulu
Satria Prajna Essa Et Al. (2019) melakukan penelitian tentang
Faktor-faktor yang Menentukan Preferensi Wistawan Memilih Hotel
Syariah di Kota Bandung. Didalam penelitian yang menggunakan metode
deskriptif kuantitatif tersebut terdapat 4 faktor yang menentukan preferensi
37
masyarakat dalam menentukan atau memilih hotel syariah diantaranya yaitu
religiusitas, harga, lokasi dan produk.
Zulkifli Rusbi Et. Al. (2018) Analisis Pengetahuan Masyarakat Kota
Pekanbaru Tentang Wisata Syariah. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif, hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan
masyarakat Pekanbaru terhadap wisata syariah menunjukan presentase
sebesar 81%-100% ini menunjukan tingkat pengetahuan yang sangat
kuat/tahu.
Alwafi Ridho Subarkah (2018) Potensi dan Prospek Wisata Halal
dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah (Studi Kasus : NTB.
Menunjukan bahwa halal tourism mampu menarik kunjungan wisatawan
mancanegara terutama wisatawan muslim dan mampu menarik investasi
sehingga dalam jangka panjang wisata halal ini mampu berkontrbusi
terhadap perekonomian daerah. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deduktif.
Rizka R. (2016) Persepsi Konsumen Tentang Wisata Syariah dan
Pengaruhnya Terhadap Minat Berkunjung. Penelitian yang menggunakan
metode regresi linear berganda ini menunjukan hasil bahwa persepsi nilai
dan merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung
konsumen sedangkan variable harga tidak memiliki pengaruh yang
signifikan.
Ade Suherlan (2015) Persepsi Masyarakat Jakarta Terhadap Islamic
Tourism penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Persepsi
38
dan Preferensi masyarakat Jakarta di analisis dengan mengadaptasi
indicator yang dikemukakan oleh GMTI. Hasil penelitian tersebut
menjelaskan bahwa beberapa variable wisata di Jakarta masih rendah
kinerjanya padahal paadahal kepentingannya tinggi. Namun pada sisi lain,
terdapat variabel yang sudah bagus kinerjanya. Sementara itu, ada juga yang
memiliki kepentingan rendah dan kinernya tidak baik yaitu Dining options
and assurance, dan Number of hotels, which are promoted as Muslim
friendly.
Salman Yousaf dan Fan Xiaucheng (2018) Halal Culinary and
Tourism Marketing Strategies on Government Websites : A Prelimenery
Analysis. Penelitian ini menggunakan studi komparatif untuk
membandingkan perkembangan halal tourism di empat negara yaitu Cina,
Jepang, Thailand dan Korea Selatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
Cina, Thailand, Jepang dan Korea Selatan sangat antusias dalam
mengembangkan wisata halal.
Hatem El-Gohary (2015) Halal tourism, is it really halal?. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini dijelaskan tentang konsep dan prinsip yang paling mendasar
tentang wisata halal. Dan yang paling penting mampu menjawab pertanyaan
Apa Itu Wisata Halal? Apakah Wisata Halal dikhusukan untuk wisatawan
muslim? Apakah pariwisata halal hanya tentang negara-negara islam atau
itu juga penting untuk negara-negara lain? Apa dampak ketidakpatuhan
terhadap prinsip-prinsip halal pada hotel dan perangkat lainnya?
39
Joan C. Henderson (2015) Halal Food, Certification and Halal
Tourism : Insight From Malaysia dan Singapore. Dalam penelitian yang
menggunakan metode studi komparatif ini studi kasus yang dibandingkan
adalah Malaysia dan Singapura. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
masih kurangnya otoritas yang melakukan sertifikasi halal untuk standar
Intenasional yang berimplikasi kepada kunjungan wisatawan muslim kedua
negara tersebut. Terutama untuk Singapura yang merupakan negara non-
muslim, ada persepsi dimasyarakat bahwa negara tersebut kurang
memperhatikan standarisasi untuk halal tourism terutama pada sertifikasi
makanan halal.
Chanin et.al. (2015) Guidelines on Halal Tourism Management in
the Andaman Sea Coast of Thailand. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif yang menunjukan hasil bahwa masih kurangnya
faisilitas penunjang ibadah di Pantai Andaman Thailand, seperti ruang salat,
toilet yang tidak terpisah dan belum tersedianya restoran halal disekitaran
objek wisata.
40
C. Kerangka Pemikiran
Tabel 2.1 1 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis
Hipotesis I :
a. Hi : Variabel Faktor sosial berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
b. Ho : Variabel faktor sosial tidak berpengaruh terhadap minat
berkunjung wisata halal
Hipotesis 2 :
a. Hi : Variabel religiusitas berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
Kerangka Berpikir
Y = Minat Berkunjung
Uji Struktur Equation Model (SEM)
Interpretasi
Landasan Teori
- Theory Consumer Behaviour
- Costumer Prefrence
X1 = Faktor
Sosial X2 =
Religiusitas
X3 = Tingkat
Pengetahuan X4 =
Pendapatan X5 =
Lokasi X6 =
Produk X7 = Harga
41
b. Ho : Variabel religiusitas tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
Hipotesis 3 :
a. Hi : Variabel tingkat pengetahuan berpengaruh terhadap minat
berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel tingkat pengetahuan tidak berpengaruh terhadap minat
berkunjung wisata halal
Hipotesis 4 :
a. Hi : Variabel pendapatan berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
b. Ho : Variabel pendapatan tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
Hipotesis 5 :
a. Hi : Variabel lokasi berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata halal
b. Ho : Variabel lokasi tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
Hipotesis 6 :
a. Hi : Variabel produk berpengaruh terhadap minat berkunjung wisata
halal
b. Ho : Variabel produk tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung
wisata halal
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif.
Jenis penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan). Pada tingkat
eksplanasi penelitian ini termasuk kedalam penelitian asosiatif yaitu
penelitian yang melihat pengaruh antara variabel Independen terhadap
variabel dependen.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel faktor
sosial, religiusitas, tingkat pengetahuan, pendapatan, lokasi, produk, dan
harga sejauh mana berpengaruh terhadap minat berkunjung. Dari ketujuh
variabel independen dan satu variabel dependen tersebut dapat digunakan
indikator-indikator untuk mengukur varibel-variabel diatas.
Tabel 3.1
Poin-poin Acuan Kuisioner
Variabel Definisi Indikator
Faktor Sosial Faktor tempat individu
berinteraksi satu sama
lainkarena adanya
hubungan antara mereka
1. Dipengaruhi oleh
keluarga
2. Teman sepermainan
3. Dan kelompok acuan
Religiusitas Suatu keyakinan untuk
berpegang teguh
terhadap nilai-nilai yang
sesuai dengan konsep
syariat.
1. Infrastruktur yang
menunjang kegiatan
ibadah, baik itu
shalat ataupun
kegiatan di bulan
ramdhan.
43
Tingkat
Pengetahuan
Segala informasi yang
telah diproses dan
diorganisasikan untuk
memperoleh
pemahaman,
pembelajaran dan
pengalaman yang
terakumulasikan
sehingga bisa
diaplikasikan kedalam
masalah tertentu.
1. Konsep dan definisi
wisata halal.
Pendapatan Segala penghasilan yang
diperoleh masayarakat
atas prestasi kerjanya
baik harian, mingguan,
bulanan ataupun
tahunan.
1. Tingkat pendapatan
yang
direpresentasikan
melalui nominal.
Lokasi Tempat, letak, tempat
atau penempatan suatu
benda, keadaan pada
permukaanbumi.
1. Letak yang strategis
2. Kondisi alam yang
indah
3. Wahana permainan
Produk Sekumpulan atribut
yang nyata dan tidak
nyata didalamnya
termasuk tarif, kemasan,
prestise serta pelayanan
yang diterima oleh
konsumen yang dapat
memuaskan konsumen
tersebut
1. Bangga
2. Prestise
3. Rasa aman dan
nyaman
Minat
Berkunjung
Kecenderungan atau
keinginan langsung
untuk berkunjung
ketempat objek wisata
1. Informasi dari media
massa
2. Cerita dari sanak
keluarga
3. Keingintahuan
4. Ketertarikan
44
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat DKI
Jakarta.
2. Sampel
Adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Mufraini, 2013). Bila populasi besar, dan
penelititidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbtasan waktu, tenaga dan juga dana. Maka
penelitia dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel pada penelitian ini menggunakan
non-probability sampling dengan metode perposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik ini digunakan karena penulis tidak mengetahui jumlah populasi
dengan pasti.
Selain itu untuk melakukan teknik sampling dalam Structural
Equation Model dibutuhkan 200-400 untuk model yang mempuyai
kurang lebih 10-17 variabel (Sarwono, 2010). Dalam penelitian ini
penulis memiliki 14 variabel indikator yang menjadi dasar pembuatan
45
kuisioner dan memiliki satu variabel eksogen (Y) serta 6 variabel laten
(X). Jadi jumlah secara keseluruhan terdapat 21 variabel. Oleh sebab
itu penulis memerlukan sampel maksimal yaitu 400 sampel.
Karena menggunakan metode non-probability sampling dengan
metode purposive sampling maka terdapat kriteria-kriteria tertentu
untuk calon responden :
1. Warga yang berdomisili di Jakarta dan atau memiliki KTP DKI
Jakarta
2. Mempunya hobi traveling atau memiliki rencana untuk berlibur
pada tahun 2019
3. Berusia > 21 tahun
C. Metode pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan data primer, teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang efisien bila peneliti tahu variabel apa yang akan diukur (Sugiyono,
2017).
D. Skala Pengukuran
Variabel-variabel dalam penelitia ini diukur menggunakan Skala
Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, dan
preferensi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial
46
(Sugiyono, 2017). Dengan Skala Likert maka variabel yang diukur
menggunakan indikator variabel dan diberi bobot seperti berikut :
Tabel 3.2
Skala Likert
Variabel Bobot
a. Sangat setuju 5
b. Setuju 4
c. Kurang Setuju 3
d. Tidak setuju 2
e. Sangat tidak setuju 1
E. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian merupakan sarana yang digunakan dalam
menganalisis suatu penelitian. Dalam penelitian ini penulis menganalisis
data yng telah terkumpul dengan menggunakan metode Structural Equation
Model (SEM) menggunkan program AMOS 24 (Narimawati & Sarwono,
2017).
Dalam Menganalisis Model menggunakan metode SEM terdapat 7
langkah, sebagai berikut :
1) Pengembangan Model Secara Teoritis
Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas,
dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada
perubahan variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat
berartihubungan yang ketat atau kurang ketat. Kuatnya hubungan
47
kausalitas antara dua variable yang diasumsikan terletak pada teori yang
mendukung analisis.
2) Menyusun Diagram Jalur
Langkah Selanjutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan
diagram jalur.
3) Menyusun Persamaan Struktural
Setelah melakukan penyusunan dengan diagram jalur maka model
tersebut harus dilakukan penyusunan berdasarkan persamaan
strukturalnya. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun model
secara struktural dan menghubungkan antar model, yaitu dengan
menghubungkan antar konstruk laten endogen atau eksogen dengan
variabel indikator atau manifest.
4) Memilih jumlah Input Matrik dan Estimasi Model yang diusulkan
Model persamaan struktural persamaan struktural berbeda dengan
denga metodeteknik analisis multivariate lainnya, SEM hanya
menggunakan data input berupa matrik varian, kovarian atau matrik
korelasi. Data mentah hasil observasi dapat dimasukan ke program
AMOS dan kemudian AMOS akan merubahnya menjadi matrik
kovarian atau matrik korelasi.
5) Menilai Identifikasi Model Struktural
Menilai apakah model tersebut masuk kedalam kategori just-
identified, overindentified atau underidentified dilakukan dengan
48
menghitung data kovarian atau dan varian dibandingkan dengan jumlah
parameter yang akan diestimasi.
6) Menilai Kriteria Goodness of Fit
Model dikatakan memiliki kriteria Goodness of Fit menurut Ghozali
(2017) apabila memiliki persyaratan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Goodness of Fit
Goodness of Fit
Indices
Cut – Off Value
Chi Square Diharapkan Kecil
Probabilitas ≥ 0,05
CMIN/DF ≤ 2,00
RMSEA ≤ 0,08
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
TLI ≥ 0,95
CFI ≥ 0,95
7) Interpretasi dan Modifikasi Model
Ketika model dinyatakan diterima, maka peneliti dapat
mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk
memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness of fit. Modifikasi model
dapat dilakukan dengan memberikannilai positif kecil untuk eror term
tertentu atau menghapuskan data outlier, membuat transformasi data
non-linier, memastikan bahwa paling tidak terdapat 3 variabel indikator
disetiap variabel laten, mengumpulkan tambahan sampel, atau dapat
juga mengganti model estimasi dari maximum likelihood menjadi
49
generalized least square (GLS), atau ordinary least square (OLS).
Selain itu juga dapat menggunakan modification indices, dengan
menurunkan nilai Chi-Square jika koefisien diestimasi.
50
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Sebagaimana dijelaskan pada BAB sebelumnya bahwa penelitian ini
menggunakan analisis structural equation modelling (SEM) dengan
program AMOS 24. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
melibatkan 400 responden untuk berpartisipasi dalam mengisi kuisioner.
Sampel untuk penelitian ini adalah masyarakat Jakarta, dengan syarat-syarat
sebagai berikut : 1). Warga yang berdomisili di Jakarta dan atau memiliki
KTP DKI Jakarta. 2). Mempunyai hobi traveling atau memiliki rencana
untuk berlibur pada tahun 2019. 3). Berusia > 21 tahun.
Penelitian ini berfokus kepada faktor-faktor yang menentukan
preferensi masyarakat Jakarta untuk berkunjung ke destinasi wisata halal.
Halal tourism ini merupakan destinasi yang ditawarkan oleh pemerintah
Indonesia untuk menarik para wisatawan muslim mancanegara. Terutama
untuk wisatawan timur tengah yang masih sangat sedikit sekali berkunjung
ke Indonesia untuk berlibur. Padahal wisatawan timur tengah dalam berlibur
rata-rata spending money sekitar $1.750 atau sekitar Rp 26.250.000
(DinarStandard, 2018).
Hal inilah yang menajdikan penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terkait faktor-faktor preferensi masyarakat Jakarta dalam
berkunjung ke destinasi wisata halal. Selanjutnya akan dijabarkan terkait
data yang telah dikumpulkan oleh penulis dari hasil menyebarkan kuisioner.
51
B. Interpretasi Data
1. Pengembangan Model Secara Teoritis
Gambar 4.1
Model Structural Equation Modelling (SEM)
52
Pengujian pertama untuk model struktural adalah menilai apakah
model yang diajukan itu masuk kategori just-identified, over-identified
atau undidentified. Pengujian tersebut dapat dilakukan menghitung
jumlah data varian dank ovarian disbanding dengan jumlah parameter
yang akan diestimasi. Hal in dapat dilihat melalui tabel output summary
pada aplikasi AMOS.
Tabel 4.1
Output Summary
Number of variables in your model: 54
Number of observed variables: 23
Number of unobserved variables: 31
Number of exogenous variables: 30
Number of endogenous variables: 24
Tabel 4.2
Parameter Summary
Sumber : Output AMOS
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3 menampilkan ringkasan
parameter dalam model. Dapat dilihat terdapat 53 Regresiion Weight
dimana 31 dengan nilai tetap dan 22 yang diestimasi. 31 Fixed Weight
meliputi 7 faktor loading dan 24 error term. Terdapat 5 kovarian dan
Weights Covariances Variances Means Intercepts Total
Fixed 31 0 0 0 0 31
Labeled 0 0 1 0 0 1
Unlabeled 22 5 29 0 0 56
Total 53 5 30 0 0 88
53
30 varian yang diestimasi secara total terdapat 88 parameter dan 53
yang diestimasi.
Menghitung apakah model tersebut masuk kategori Under-
identified, just identified atau over identified dengan menghitung nilai
degree of freedom dikurang dengan jumlah parmeter yang telah
diestimasi Df = 276 – 53 = 223. Kriteria suatu model dikatakan Under-
identified apabila jumlah parameter yang diuji > dari jumlah sampel
momen, sedangkan Just identified jumlah sampel momen = jumlah
parameter yang diuji, dan over-identified jumlah sampel momen > dari
jumlah parameter yang diestimasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
model yang diteliti over-identified karena jumlah df > dari jumlah
parameter yang diuji, sehingga dapat diuji lebih lanjut.
2. Menilai Kriteria Goodness of Fit
Suatu model dikatakan baik jika memenuhi standar dari Goodness
of Fit. Hal ini merupakan tujuan dalam persamaan struktural, karena
dalam tahapan ini dapat diketahui sejauh mana hipotesis yang diajukan
cocok dengan sampel data yang ada.
Tabel 4.3
CMIN
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 57 3543,016 219 ,000 16,178
Saturated model 276 ,000 0
54
Berdasarkan tabel 4.4 nilai chi-square sebesar 3543,016 dan nilai
probabilitas ,000. Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis nol yang
menyatakan model sesuai dengan fakta empiric ditolak berarti model
tidak fit. Namun, demikian perlu diketahui bahwa nilai Chi-Square
sangat dipengaruhi oleh jumlah sampel, semakin besar maka semakin
signifikan.
Oleh karena itu dicari ukuran model fit lainnya yaitu dengan melihat
nilai GFI, AGFI dan RMSEA.
Tabel 4.4
GFI dan AGFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,319 ,601 ,497 ,477
Saturated model ,000 1,000
Independence model ,419 ,253 ,185 ,232
Tabel 4.5
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,195 ,189 ,201 ,000
Independence model ,250 ,245 ,256 ,000
Output grafik pada nilai GFI adalah .601 sedangkan nilai AGFI
menunjukan sebesar .497 keduanya belum memenuhi kriteri fit yaitu >
0.90 dan nilai RMSEA = .195 > 0.080 artinya secara keseluruhan model
55
ini belum memiliki kriteria Goodness of Fit. Karena model belum
memiliki kriteria Goodness of Fit maka dapat dilihat ketidak fitnya
model pada parameter estimasinya, dengan menampilkan output
modification indices sebagai berikut :
Tabel 4.6
Modification Indices
M.I. Par Change
e19 <--> e22 60,487 ,368
e17 <--> e24 87,413 -,262
e16 <--> e24 62,879 ,239
e15 <--> Rg 52,191 ,105
e13 <--> Kn 75,515 ,249
e13 <--> e22 111,253 ,529
e10 <--> e13 117,007 ,326
e7 <--> Income 72,865 ,204
e7 <--> e12 64,589 ,324
e5 <--> e16 64,163 -,264
e4 <--> e17 119,524 ,390
e4 <--> e9 90,341 ,475
56
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai modification
indicesnya yang tertinggi adalah hubungan e4 dengan e17 yaitu
119.524 yang artinya nilai chi-square berkurang 119.524, lalu e10 dan
e13 yaitu 117.007, e13 dn e22 yaitu 111.253, dst.
Gambar 4.2
Modifikasi Model SEM
Uji kelayakan model
Chi-Square = 3004,758
Prob =.017
GFI = .856
AGFI = .750
TLI = .771
RMSEA = .182
57
Dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa seluruh nilai goodness
of fit yang semakin membaik hal tersebut terlihat dari nilai chi square,
GFI, AGFI dan RMSEA yang semakin menurun. Namun hal ini belum
memenuhi kriteria yang diinginkan. Sehingga haru ada modifikasi
terhadap model lebih lanjut.
Tabel 4.7
Modification Indices ke-2
M.I. Par Change
e7 <--> e12 64,589 ,324
e5 <--> e16 64,163 -,264
e4 <--> e9 90,341 ,475
e15 <--> Rg 52,191 ,105
Dari tabel 4.10 nilai e4 dengan e9 memiliki modification indices
paling tinggi yaitu 90.341, e7 dengan e12 sebesar 64.589, kemudian 15
dengan e16 yaitu 64.163, dst. Ini mengindikasikan bahwa pengurangan
terhadap chi-square sebesar variabel yang akan dihubungkan tersebut.
Berikut adalah hasil modifikasi model SEM :
58
Tabel 4.8
Tabel CMIN
Tabel 4.9
Tabel GFI dan AGFI
Model RMR GFI AGFI PGFI
Default model ,611 ,947 ,890 ,787
Tabel 4.10
RMSEA
Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE
Default model ,073 ,177 ,189 ,000
Independence model ,250 ,245 ,256 ,000
Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF
Default model 67 3002,754 209 ,000 14,367
Saturated model 276 ,000 0
Independence model 23 6582,123 253 ,000 26,016
59
Gambar 4.3
Modifikasi Model SEM
Uji kelayakan model
Chi-Square = 3002,8
Prob =.051
GFI = .947
AGFI = .890
TLI = .891
RMSEA = .07
60
Dari daftar tabel diatas menunjukan bahwa hasil output dari
modifikasi model telat memenuhi kriteria Goodness of Fit. Chi-square
yang semakin menurun nila prob. > 0.05 (0.051), Nilai GFI,AGFI dan
TLI yang lebih besar dari 0.80 dan RMSEA < 0.08. Dengan demikian
dapat dilakukan analisis selanjutnya.
3. Kelayakan Parameter Estimasi
Langkah awal dalam menilai apakah parameter individual dalam
model fit atau tidak adalah melihat parameter estimasi memberikan
tanda dan besaran yang benar sesuai dengan teori. Beberapa indikasi
kesalahan model adalah adanya nilai estimasi korelasi >1.00 dan nilai
varians yang negatif
Tabel 4.11
Standardized Regression Weights
Estimate
Minat <--- FS -,658
Minat <--- Rg -,114
Minat <--- Kn ,085
Minat <--- Income -,783
Minat <--- Lokasi ,349
Minat <--- Produk ,047
X3 <--- FS ,703
X2 <--- FS ,787
X1 <--- FS ,475
X7 <--- Rg ,551
X6 <--- Rg ,751
X5 <--- Rg ,821
X4 <--- Rg ,635
X11 <--- Kn ,665
X10 <--- Kn ,515
X9 <--- Kn ,808
X13 <--- Income ,524
X12 <--- Income ,421
X21 <--- Produk ,435
X20 <--- Produk ,918
X19 <--- Produk ,795
61
Estimate
X18 <--- Produk ,564
X17 <--- Produk ,739
X16 <--- Lokasi ,880
X15 <--- Lokasi ,475
Y1 <--- Minat ,152
Y2 <--- Minat -,082
X14 <--- Lokasi ,259
X8 <--- Rg ,793
Table 4.12
Variances
Estimate S.E. C.R. P Label
FS ,428 ,060 7,123 *** par_39
Rg ,370 ,063 5,914 *** par_40
Kn ,706 ,093 7,614 *** par_41
Income ,265 ,059 4,475 *** par_42
Produk ,188 ,039 4,753 *** par_43
Lokasi ,653 ,105 6,215 *** par_44
e23 ,003 ,111 ,029 ,977 z1
e1 ,437 ,045 9,608 *** par_45
e2 ,432 ,066 6,535 *** par_46
e3 ,808 ,068 11,890 *** par_47
e4 ,848 ,065 13,139 *** par_48
e5 ,577 ,051 11,253 *** par_49
e6 ,412 ,041 10,007 *** par_50
e7 ,694 ,057 12,068 *** par_51
e8 ,891 ,075 11,872 *** par_52
e9 ,989 ,075 13,132 *** par_53
e10 ,299 ,039 7,574 *** par_54
e11 ,698 ,065 10,719 *** par_55
e12 ,929 ,079 11,757 *** par_56
e13 ,803 ,057 14,207 *** par_57
e14 ,183 ,042 4,398 *** par_58
e15 ,349 ,038 9,185 *** par_59
e16 ,613 ,046 13,332 *** par_60
e17 ,484 ,040 12,046 *** par_61
e18 ,190 ,088 2,156 ,031 par_62
62
Estimate S.E. C.R. P Label
e19 ,783 ,064 12,320 *** par_63
e20 1,156 ,136 8,479 *** par_64
e21 1,286 ,097 13,214 *** par_65
e22 1,141 ,076 14,916 *** par_66
e24 ,458 ,041 11,212 *** par_67
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai regresi tidak ada
yang melebihi 1.00 dan nilai variance tidak ada yang bernilai negatif
berarti model tersebut terbebas dari heywood case.
4. Uji Normalitas Data
Tabel 4.13
Assessment of normality (Group number 1)
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
X8 1,000 5,000 -,979 -,992 ,046 ,188
X14 1,000 5,000 -,211 -,720 -,694 -2,834
Y2 1,000 5,000 -,808 -,599 ,017 ,070
Y1 1,000 5,000 -,913 -,452 ,407 1,662
X15 1,000 5,000 -,610 -,979 -,092 -,374
X16 1,000 5,000 -,910 -,427 ,933 3,808
X17 1,000 5,000 -1,060 -,651 ,843 3,441
X18 1,000 5,000 -1,018 -,316 1,136 4,637
X19 1,000 5,000 -1,106 -,033 ,984 4,018
X20 1,000 5,000 -1,088 -,887 ,588 2,400
X21 1,000 5,000 -1,316 -,741 1,583 6,464
X12 1,000 5,000 -,401 -,271 -,613 -2,501
X13 1,000 5,000 -,754 -,156 ,271 1,107
63
Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.
X9 1,000 5,000 -,575 -,698 ,152 ,619
X10 1,000 5,000 -,288 -2,354 -,883 -3,604
X11 1,000 5,000 -,579 -,724 -,769 -3,141
X4 1,000 5,000 -,629 -,137 -,575 -2,349
X5 1,000 5,000 -1,186 -,682 ,638 2,604
X6 1,000 5,000 -1,454 -,872 1,246 5,088
X7 1,000 5,000 -,607 -,952 -,293 -1,194
X1 1,000 5,000 -1,264 -,321 1,087 4,436
X2 1,000 5,000 -,513 -,191 -,376 -1,537
X3 1,000 5,000 -,847 -,919 ,367 1,500
Multivariate 14,336 2,869
Evaluasi Normalitas dilakukan dengan menggunakan kriteria
Critical Ratio Skewness value sebesar 2.58 pada tingkat signifikansi
0,01. Data dapat disimpulkan mempunyai distribusi normal jika nilai
c.r. skewness value dibawah harga mutlak 2.58. Hasil output normalitas
data terlihat pada tabel diatas.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh data terdistribusi
normal dengan nila c.r <2.58. sedangkan uji normalitas multiariate
berdistribusi tidak normal dengan data c.r 2.869 > 2.58.
5. Evaluasi Multikolinearitas
Gambar 4.3
Multikolinearitas
64
Multikolinearitas dapat dilihat melalui determinan matriks
kovarians. Nilai determinan yang sangata kecil menunjukan adanya
multikolinearitas atau singularitas, sehingga data tersebut tidak dapat
digunakan untuk penelitian. Determinant of sample covariance matrix
= 2156734189087674189.0000 nilai tersebut jauh dari angka nol
sehingga tidak terdapat multikolinearitas terhadap data.
6. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-
indikator sebuah variabel bentukan yang menunjukan derajat sampai
dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel
bentukan yang umum. Terdapat du acara yan digunakan, yaitu contruct
reliability dan variance extracted adalah minimal 0.70 dan sedangkan
cut-off value untuk variance extracted minimal 0.50.
Composite reliability didapat dengan rumus sebagai berikut :
Construct Reliability = (∑ 𝑆𝑡𝑑.𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
(∑ 𝑆𝑡𝑑.𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2
+ ∑£𝑗
Std. Loading diperoleh dari std. regression weight sedangkan ∑£j
diperoleh dari 1 − (∑ 𝑆 𝑡𝑑. 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔)2.
Sum Std. Loading untuk :
Faktor Sosial = 0.703 + 0.787 + 0.475 = 1.965
Religiusitas = 0.551 + 0.751 + 0.821 + 0.635 + 0.793 = 3.551
Knowledge = 0.665 + 0.515 + 0.808 = 1.988
Income = 0.524 + 0.421 = 0.945
65
Produk = 0.435 + 0.918 + 0.795 + 0.564 + 0.739 = 3.451
Lokasi = 0.856 + 0.475 + 0.793 = 1.614
Sum measurement error untuk :
Faktor Sosial = 0.506 + 0.381 + 0.774 = 1.661
Religiusitas = 0.696 + 0.436 + 0.326 + 0.597 + 0.371 = 2.426
Knowledge = 0.558 + 0.735 + 0.347 = 1.640
Income = 0.725 + 0.823 = 1.548
Produk = 0.811 + 0.157 + 0.368 + 0.682 + 0.454 = 2.472
Lokasi = 0.226 + 0.774 + 0.933 = 1.933
Perhitungan Reliabilitas :
Faktor Sosial = 3.861
3.861+1.661 = 0.70
Religiusitas = 12.609601
12.609601+2.426 = 0.839
Knowledge = 3.952144
3.952144 + 1.640= 0.707
Berdasarkan data diatas cut off value diatas 0.70 berarti data dinyatakan
telah reliabel.
7. Hasil Regression Weights
Tabel 4.14
Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P Label
Minat <--- FS -,166 ,159 -1,048 ,041 par_17
Minat <--- Rg -,031 ,211 -,147 ,028 par_18
Minat <--- Kn ,017 ,153 ,110 ,010 par_19
Minat <--- Income -,252 ,205 -1,229 ,019 par_20
Minat <--- Lokasi ,276 ,146 1,892 ,049 par_21
Minat <--- Produk ,018 ,248 ,073 ,031 par_22
66
Estimate S.E. C.R. P Label
X3 <--- FS 1,000
X2 <--- FS 1,284 ,098 13,132 *** par_2
X1 <--- FS ,742 ,100 7,408 *** par_3
X7 <--- Rg 1,000
X6 <--- Rg 1,420 ,132 10,738 *** par_4
X5 <--- Rg 1,517 ,133 11,433 *** par_5
X4 <--- Rg 1,126 ,109 10,340 *** par_6
X11 <--- Kn 1,000
X10 <--- Kn ,711 ,073 9,781 *** par_7
X9 <--- Kn ,892 ,065 13,637 *** par_8
X13 <--- Income 1,000
X12 <--- Income ,869 ,099 8,786 *** par_9
X21 <--- Produk 1,000
X20 <--- Produk 2,279 ,255 8,946 *** par_10
X19 <--- Produk 1,787 ,181 9,867 *** par_11
X18 <--- Produk 1,234 ,152 8,098 *** par_12
X17 <--- Produk 1,761 ,192 9,172 *** par_13
X16 <--- Lokasi 1,000
X15 <--- Lokasi ,590 ,095 6,245 *** par_14
Y1 <--- Minat 1,000
Y2 <--- Minat -,561 ,629 -,893 ,039 par_15
X14 <--- Lokasi ,354 ,076 4,655 *** par_16
X8 <--- Rg 1,448 ,124 11,692 *** par_23
Tabel 4.14
Direct Effect
Lokasi Produk Income Kn Rg FS Minat
Minat ,276 ,018 -,252 ,017 -,031 -,166 ,000
X8 ,000 ,000 ,000 ,000 1,448 ,000 ,000
X14 ,354 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
Y2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 -,561
Y1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000
X15 ,590 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X16 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X17 ,000 1,761 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X18 ,000 1,234 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
67
Lokasi Produk Income Kn Rg FS Minat
X19 ,000 1,787 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X20 ,000 2,279 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X21 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X12 ,000 ,000 ,869 ,000 ,000 ,000 ,000
X13 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000
X9 ,000 ,000 ,000 ,892 ,000 ,000 ,000
X10 ,000 ,000 ,000 ,711 ,000 ,000 ,000
X11 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000 ,000
X4 ,000 ,000 ,000 ,000 1,126 ,000 ,000
X5 ,000 ,000 ,000 ,000 1,517 ,000 ,000
X6 ,000 ,000 ,000 ,000 1,420 ,000 ,000
X7 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000 ,000
X1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,742 ,000
X2 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,284 ,000
X3 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 1,000 ,000
Dari tabel regresi dan matrik diatas menjelaskan bahwa faktor-faktor
preferensi mampu mempengaruhi minat berkunjung. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor Sosial mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 3%
dan berpengaruh secara negatif
2. Religiusitas mampu mempengaruhi minat berkunjung dengan
parameter 0.096% dan berpengaruh positif
3. Pengetahuan mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar
0.017 dan berpengaruh positif 0.029%
4. Income mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 6% dan
berpengaruh negatif
5. Lokasi mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 8% dan
berpengaruh positif
68
6. Produk mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 0.032%
dan berpengaruh positif
7. Dari hasil pengujian data diatas menunjukan seluruh variabel
indikator berpengaruh terhadap variabel laten, hal itu terbukti dari
tingkat prob. < 0.05
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji preferensi masyarakat Jakarta
terhadap wisata halal dan pengaruhnya terhadap minat berkunjung. Dalam
penelitian ini dijelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi masyarakat Jakarta untuk berkunjung ke wisata halal. Analisis
yang dilakukan menggunakan Structural Equation Modelling menggunakan
aplikasi AMOS 24. Berdasarkan hasil uji SEM dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Faktor Sosial mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 3% dan
berpengaruh secara negatif.
2. Religiusitas mampu mempengaruhi minat berkunjung dengan
parameter 0.096% dan berpengaruh positif
3. Pengetahuan mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 0.017
dan berpengaruh positif 0.029%
4. Income mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 6% dan
berpengaruh negatif
5. Lokasi mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 8% dan
berpengaruh positif
6. Produk mampu mempengaruhi minat berkunjung sebesar 0.032% dan
berpengaruh positif
70
7. Dari hasil pengujian data diatas menunjukan seluruh variabel indikator
berpengaruh terhadap variabel laten, hal itu terbukti dari tingkat prob.
< 0.05
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
1. Untuk Penelitian selanjutnya
Hasil Penelitian dapat dijadikan acuan khususnya untuk penelitian
menggunakan analisis model struktural.
2. Untuk Para Stakeholder
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengambil
kebijakan untuk mengembangkan wisata halal dikemudian hari.
71
Daftar Pustaka
Albarq, Abbas N. 2013. ‘Measuring the Impacts of Online Word-of-Mouth on
Tourists’ Attitude and Intentions to Visit Jordan: An Empirical Study’.
International Business Research 7 (1): p14.
https://doi.org/10.5539/ibr.v7n1p14.
Aminuddin, Muh. Zumar. 2016. ‘Sertifikasi Produk Halal: Studi Perbandingan
Indonesia dan Thailand’. SHAHIH : Journal of Islamicate Multidisciplinary
1 (1): 27. https://doi.org/10.22515/shahih.v1i1.52.
Bhuiyan, Anowar Hossain, and Abud Darda. n.d. ‘Prospects and Potentials of Halal
Tourism Development in Bangladesh’, 15.
Case, K. E., & Fair, R. C. (2006). Prinsip-prinsip ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Case, K. E., & Fair, R. C. (2008). Prinsip-Prinsip ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Chanin, Oraphan, Piangpis Sriprasert, Hamzah Abd Rahman, and Mohd Sobri Don.
2015. ‘Guidelines on Halal Tourism Management in the Andaman Sea
Coast of Thailand’. Journal of Economics, Business and Management 3 (8):
791–94. https://doi.org/10.7763/JOEBM.2015.V3.287.
DinarStandard. (2018). State Of The Global Islaic Economy. Dubai: Salam
Gateaway.
DSN MUI. (2016). Pedoman Penyelenggaraan Wisata Syariah. Jakarta: Majelis
Ulama Indonesia.
Dwiastuti, Rini, Agustina Shinta, and Riyanti Isaskar. n.d. ‘ILMU PERILAKU
KONSUMEN’, 177.
El-Gohary, Hatem. 2016. ‘Halal Tourism, Is It Really Halal?’ Tourism
Management Perspectives 19 (July): 124–30.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.12.013.
Essa, S. P., Rahmi, D., & Riani, W. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi
wisatwan dalam memilih hotel syariah dikota Bandung.
72
Hemsley-Brown, Jane, and Izhar Oplatka. 2016. ‘Personal Influences on Consumer
Behaviour’. In Higher Education Consumer Choice, by Jane Hemsley-
Brown and Izhar Oplatka, 44–64. London: Palgrave Macmillan UK.
https://doi.org/10.1007/978-1-137-49720-8_3.
Holdcroft, Barbara B. 2006. ‘What Is Religiosity’. Journal of Catholic Education
10 (1). https://doi.org/10.15365/joce.1001082013.
Jaelani, Aan. 2017. ‘Halal Tourism Industry in Indonesia: Potential and Prospects’.
SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2899864.
Karim, A. (2015). Ekonomi Mikro Islami. Depok: Rajawali Pers.
Kementerian Pariwisata. (2019). Regulasi Halal Tourism. Jakarta: Kemenpar.
Mufraini, M. A. (2013). Metodologi Penelitian. Ciputat : UIN Jakarta PRESS.
Muniady, Rajennd, Abdullah Al- Mamun, P. Yukthamarani Permarupan, and Noor
Raihani Binti Zainol. 2014. ‘Factors Influencing Consumer Behavior: A
Study among University Students in Malaysia’. Asian Social Science 10 (9):
p18. https://doi.org/10.5539/ass.v10n9p18.
Mustafar, Mohd Zaid, and Joni Tamkin Borhan. 2013. ‘Muslim Consumer
Behavior: Emphasis on Ethics from Islamic Perspective’, 8.
Mutakin, Ali. 2017. ‘TEORI MAQÂSHID AL SYARÎ’AH DAN
HUBUNGANNYA DENGAN METODE ISTINBATH HUKUM’ 19 (3):
24.
Muttaqin, Z. (2019). Islamic Consumer Ethics.
Nizar, Muhammad Afdi. n.d. ‘PENGARUH PARIWISATA TERHADAP
PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA’, 20.
Nurdiansyah, A. 2018. ‘Halal Certification and Its Impact on Tourism in Southeast
Asia: A Case Study Halal Tourism in Thailand’. KnE Social Sciences 3 (5):
26. https://doi.org/10.18502/kss.v3i5.2323.
73
Pindiyck, R. S., & Runinfeld , D. L. (2012). Microeconomy. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, Ade Ela, and S Par. 2016. ‘ANALISIS PASAR WISATA SYARIAH DI
KOTA YOGYAKARTA’ 14: 20.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2010). Teori Ekonomi Mikro (Suatu Pengantar).
Jakarta: Lembaga Penerbit : FE UI.
Rusby, Zulkifli, Boy Syamsul Bakhri, and Muhammad Yusuf. 2018. ‘Analisis
Pengetahuan Masyarakat Kota Pekanbaru tentang Wisata Syariah’ 15 (2):
20.
Samori, Zakiah, Nor Zafir Md Salleh, and Mohammad Mahyuddin Khalid. 2016.
‘Current Trends on Halal Tourism: Cases on Selected Asian Countries’.
Tourism Management Perspectives 19 (July): 131–36.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.12.011.
Satriana, Eka Dewi, and Hayuun Durrotul Faridah. 2018. ‘HALAL TOURISM:
DEVELOPMENT, CHANCE AND CHALLENGE’. Journal of Halal
Product and Research 1 (2): 32. https://doi.org/10.20473/jhpr.vol.1-
issue.2.32-43.
Sitepu, Novi Indriyani. 2017. ‘PERILAKU KONSUMSI ISLAM DI
INDONESIA’. JURNAL PERSPEKTIF EKONOMI DARUSSALAM 2 (1):
91–106. https://doi.org/10.24815/jped.v2i1.6650.
Subarkah, Alwafi Ridho. 2018. ‘Potensi dan Prospek Wisata Halal Dalam
Meningkatkan Ekonomi Daerah (Studi Kasus: Nusa Tenggara Barat)’ 4 (2):
24.
WTTC. (2019). Travel & Tourism Economy Impact 2019. New York: WTTC.
Yousaf, Salman, and Fan Xiucheng. 2018. ‘Halal Culinary and Tourism Marketing
Strategies on Government Websites: A Preliminary Analysis’. Tourism
Management 68 (October): 423–43.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.04.006.
74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
75
Lampiran 1
Kuisioner Penelitian
1. Faktor Sosial
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Saya berkunjung ke destinasi
wisata halal karena keinginan
saya
2 Saya berkunjung ke destinasi
wisata halal karena keluarga
3 Saya Berkunjung ke destinasi
wisata halal karena Teman
sepermainan
2. Religiusitas
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Saya Ke Destinasi Wisata
Halal karena meghindari
kemudharatan
2 Saya berkunjung ke destinasi
wisata halal karena wisata
halal menjamin tersedianya
makanan halal
3 Saya berkunjung ke wisata
halal karena tersedianya
fasilitas ibadah
4 Saya berkunjung ke destinasi
wisata halal karena
tersedianya tempat menginap
yang telah tersertifikasi halal
5 Saya berkunjung ke destinasi
wisata halal karena
tersedianya fasilitas untuk
menunjang kegiatan selama
Ramadhan
76
3. Pendapatan
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Saya menyisihkan
penghasilan untuk berlibur ke
destinasi wisata halal
2 Saya menyisihkan
pendapatan saya untuk
investasi
4. Lokasi
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Destinasi Wisata Halal
Letaknya Strategis (dekat
bandara dan jalan utama)
2 Potensi alam yang Indah
3 Tersedianya Transportasi
menuju destinasi wisata halal
5. Produk
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Saya bangga telah berkunjung
ke destinasi wisata halal
2 Pilihan produk yang disediakan
oleh agen perjalanan ke
destinasi wisata halal beragam
3 Kenyamanan yang dirasakan
saat berkunjung ke destinasi
wisata halal
4 Saya merasa aman karena
terhindar dari hal mudharat
5 Tour guide, petugas ditempat
wisata, petugas agen perjalanan
ramah dalam melayani
77
6. Minat Berkunjung
No. Pernyataan STS/STB TS/TB KS/KB S/B SS/SB
1 Saya Berkunjung Kedestinasi
wisata halal karena ingin tahu
secara langsung tentang
destinasi tersebut
2 Saya Mencari Informasi
terkait destinasi wisata halal
78
LAMPIRAN 2
Structural Equation Modellng (SEM)
79
Lampiran 3
Goodness of Fit
Goodness of Fit
Indices
Cut – Off Value
Chi Square Diharapkan Kecil
Probabilitas ≥ 0,05
CMIN/DF ≤ 2,00
RMSEA ≤ 0,08
GFI ≥ 0,90
AGFI ≥ 0,90
TLI ≥ 0,95
CFI ≥ 0,95
80
Lampiran 4
Regression Weight
Estimate S.E. C.R. P Label
Minat <--- FS -,166 ,159 -1,048 ,041 par_17
Minat <--- Rg -,031 ,211 -,147 ,028 par_18
Minat <--- Kn ,017 ,153 ,110 ,010 par_19
Minat <--- Income -,252 ,205 -1,229 ,019 par_20
Minat <--- Lokasi ,276 ,146 1,892 ,049 par_21
Minat <--- Produk ,018 ,248 ,073 ,031 par_22
X3 <--- FS 1,000
X2 <--- FS 1,284 ,098 13,132 *** par_2
X1 <--- FS ,742 ,100 7,408 *** par_3
X7 <--- Rg 1,000
X6 <--- Rg 1,420 ,132 10,738 *** par_4
X5 <--- Rg 1,517 ,133 11,433 *** par_5
X4 <--- Rg 1,126 ,109 10,340 *** par_6
X11 <--- Kn 1,000
X10 <--- Kn ,711 ,073 9,781 *** par_7
X9 <--- Kn ,892 ,065 13,637 *** par_8
X13 <--- Income 1,000
X12 <--- Income ,869 ,099 8,786 *** par_9
X21 <--- Produk 1,000
X20 <--- Produk 2,279 ,255 8,946 *** par_10
X19 <--- Produk 1,787 ,181 9,867 *** par_11
X18 <--- Produk 1,234 ,152 8,098 *** par_12
X17 <--- Produk 1,761 ,192 9,172 *** par_13
81
Estimate S.E. C.R. P Label
X16 <--- Lokasi 1,000
X15 <--- Lokasi ,590 ,095 6,245 *** par_14
Y1 <--- Minat 1,000
Y2 <--- Minat -,561 ,629 -,893 ,039 par_15
X14 <--- Lokasi ,354 ,076 4,655 *** par_16
X8 <--- Rg 1,448 ,124 11,692 *** par_23
82
Lampiran 5
Model SEM Unidentified
83
Lampiran 6
Model SEM Unidentified
84
Lampiran 7
Model SEM Unidentified