PratiKum
Transcript of PratiKum
![Page 1: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/1.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia Nya sehingga laporan praktikum teknologi beton ini dapat kami
selesaikan.
Kegiatan praktikum teknologi sangat bermanfaat untuk melengkapi teori-
teori yang kami dapat di bangku kuliah, serta sebagai bekal kami saat terjun ke
dalam masyarakat.
Seluruh kegiatan yang kami lakukan dan kami tuliskan dalam laporan ini,
mengikuti petunjuk dari buku panduan teknilogi beton yang dikeluarkan oleh
laboratoriumFakukultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Panca bakti.
Adapun pemeriksaan yang akan dilakukan dalam pratikum teknologi beton
ini yaitu :
a. Analisis Kadar Air Agregat
b. Analisis Berat Volume Agregat
c. Analisis Kadar Lumpur
d. Analisis Berat Jenis Agregat
e. Analisis Saringan Agregat
f. Analisis Ketahanan Aus Agregat
g. Perancangan serta Uji Tekan Beton
Kami menyadari bahwa penulisan laporan pratikum teknonolgi beton ini
masih banyak kekurangan, meskipun kami sudah berusaha semaksimal mungkin.
![Page 2: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/2.jpg)
Hal ini dikarenakan oleh keterbatasan kami manusia yang tak luput dari
kekeliruan.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar
kami bisa menghasilkan yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Lewat kesempatan
ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Sondang Sylvia Manurung, ST selaku dosen mata kuliah teknologi
beton.
2. Ajuani, ST selaku laboran yang telah membimbing kam
menyelesaikan pratikum ini.
3. Teman-teman yang telah bekerja sama dalam mengerjakan segala
tugas yang diberikan dalam pratikum ini.
Semoga laporan pratikum teknologi beton ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
![Page 3: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Material konstruksi yang paling umum digunakan dalam pembangunan saat ini
adalah beton dan baja. Masing-masing material konstruksi tersebut memiliki sifat-
sifat berbeda, baik sifat menguntungkan maupun sifat yang merugikan. Namun
sampai saat ini beton merupakan naterial yang paling disukai dan sering
digunakan dalam pembuatan konstruksi bangunan, baik bangunan besar maupun
bangunan kecil.
Sebelum perang duni ke II, beton yang dihasilkan di Indonesia hanya bisa
mencapai kekuatan 60-100 kg/cm2. Namun dewasa ini, kekuatan beton yang di
pakai di Indonesia berkisar antara 200-300kg/cm untuk konstruksi bangunan biasa
sedangkan untuk bangunan tinggi dan jembatan pratekan antara 350-500kg/cm.
Dengan demikian berkembangnya pengetahuan di bidang teknologi beton, maka
perkiraan pada masa mendatang, beton dengan mutu beton yang lebih tinggi akan
mudah diperoleh.
1.2 TUJUAN PRATIKUM
Secara umum tujuan dilaksanakan Pratikum Teknologi Beton ini adalah agar para
mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat campuran beton, baik sebagai elemen
maupun sebagai struktur. Sedangkan secara khusus, dilaksanakannya pratikum
![Page 4: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/4.jpg)
Teknologi Beton ini bertujuan agar mahasiswa dapat :
a. Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat.
b. Menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan.
c. Menentukan presentase kadar lumpur dalam agregat halus.
d. Menentukan ketahanan keausan kerikil/batu pecah.
e. Menentukan komposisi komponen/unsur beton basah dengan ketentuan
kekuatan beton tekan karakteristik dan slump rencana.
f. Menentukan ukuran derajad kemudahan pengecoran adukan basah/segar
g. Membuat benda uji untuk pemeriksaaan kekuatan beton, dan
h. Menentukan kekuatan beton berbentuk silinder yang di buat dan di rawat
(cured) di laboratorium.
1.3 LINGKUP PERCOBAAN
Lingkup percobaan yang di lakukan dalam pratikum ini adalah serangkaian
pengujian laboratorium terhadap unsur-unsur pembentukan beton yang mencakup
pemeriksaan agregat, pemeriksaan kadar lumpur pada agregat dan pemeriksaan
kadar air dalam melakukan perencanaan campuran beton dengan kuat
karakteristik yang telah di tentukan.
Selama percobaan dengan penelitian ini di lakukan di laboratorium Fakultas
Teknik Universitas Panca Bhakti Pontianak.
![Page 5: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/5.jpg)
MATERIAL PENYUSUN BETON
1.1 PENDAHULUAN
Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan
oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan di
tambah dengan pasta semen. Singkatnya bahwa pasta semen mengikat pasir dan
bahan agregat lain (batu pecah, kerikil, basalt, dsd). Rongga di antara bahan kasar
di isi oleh agregat halus. Untuk itu harus ada perbandingan yang optimal antara
campuran yang bentuknya berbeda-beda agar pembentukan beton dapat
dimanfaatkan oleh seuruh material. Beton yang baik (bertulang atau tidak), harus
cukup kuat menahan beban yang bekerja kepadanya. Sifat-sifat beton yang baik
antara lain : kedap air, awet (tahan lama), tidak banyak mengalami penyusutan,
tidak retak, tidak lapuk, dan pecah-pecah serta permukaannya harus tahan
terhadap pengausan. Untuk itu, mutu beton sangat tergantung pada pemakaian
semen, ukuran agregat, mutu agregat, jenis bahan campuran, kualitas air,
perbandingan semen dan air, percampuran material penyusun beton serta
perawatan yang dilakukan. Dengan memenuhi persyaratan di atas, maka didalam
perncangan campuran beton akan di dapat mutu beton yang baik sesuai rencana.
2.2 SEMEN
Semen adalah suatu hasil produksi yang dibuat di pabrik semen. Pabrik semen
memproduksi bermacam-macam jenis semen dengan sifat dan karakteristik yang
berlainan. Semen di pakai sebagai petunjuk sekelompok bahan ikat hidrolik untuk
pembuatan beton. Hidrolik berarti :
![Page 6: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/6.jpg)
- Semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa.
- Semen produksi keras (batuan semen) yang kedap air
Semen di bedakan dalam dua kelompok utama :
1. Semen dari bahan klinker-semen portland
- Semen portland
- Semen portland abu terbang
- Semen portland berkadar besi
- Semen tanur tinggi
- Semen portland trans / puzzolan
- Semen portland putih
2. Semen lain
- Alumunium semen
- Semen bersulfat
Perbedaan di atas berdasarkan karakter dan reaksi pengerasan kimiawi. Semen
dari kelompok satu dengan yang satu tidak bereaksi (membentuk persenyawa
lain). Semen kelompok dua bila saling di campur dengan kelompok satu akan
membntuk persenyawaan baru. Ini berarti bahwa semen dari kelompok dua tidak
boleh dicampur. Semen portland dan semen portland abu terbang adalah semen
yang umum di pakai di indonesia.
Semen portland di buat dengan semen hidrolis yang dihasilkan dengan
menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang
![Page 7: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/7.jpg)
bersifat hidrolis di tambah dengan bahan yang mengatur waktu ikat (umumnya
gips). Klinker semen portland di buat dari batu kapur (CaCO3), tanah liat dan
semen biasanya di bangun di sekitar gunung kapur. Bahan dasar dari klinker
semen portland dapat di pabrikasi secara dua proses (basah dan kering). Pada
proses basah, sebelum dibakar, bahan dasar di campur dengan aor (slurry) dan
digiling sampai halus berupa “bubur halus” selanjutnya kedua produksi ini di
bakar dalam tanur putar datar pada temperatur yang tinggi sehingga di peroleh
klinker semen portland.
Bahan utama dari klonker adalah :
- Dikalsium silikat 2CaOSiO□ atau C□S
- Trikalsium silikat 3CaOSiO□ atau C□S
- Trikalsium aluminat 3CaOAL□O□ atau C□A
- Tetra kalsium aluminat ferit 4CaOAL□O□2Fe□O□ atau C□AF
Akhirnya semen portland didapat dengan cara menggilas klinker tersebut dalam
kilang peluru (kogelmolens) sampai halus dengan ditambah beruoa persen gips
(CaSO□2H□O).
2.3 AGREGAT
![Page 8: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/8.jpg)
Agregat adalah bahan-bahan campuran beton yang saling di ikat oleh perekat
semen. Agregat yang umum di pakai adalah pasir, kerikil, dan batu pecah.
Pemilihan agregat tergantung dari :
- Syarat-syarat yang di tentukan beton
- Persediaan lokasi pemnuatan beton, dan
- Perbandingan yang telah ditentukan antara biaya dan waktu
Dari pemakaian agregat spesifik, sifat-sifat beton dapat di pengaruhi suatu
pembiayaan yang sepintas lalu dapat di lakukan sebagai berikut :
- Agregat normal (kuarsit, pasir, kerikil, basalt)
- Agregat halus (puing batu, terak lahar, serbuk batu/bims)
- Agregat kasar (bariet, biji besi magnetis dan limoniet)
Kecuali agregat alami, dapat juga di gunakan produk alamisinter atau terbakar.
Beton gilas atau puing tembik batu bata. Berdasarkan ukuran butirnya, agregat
terbagi atas :
a. Agregat kasar, yaitu bagian agregat mineral yang tertahan oleh saringan no.
4 (4.76 mm). Agregat kasar terdiri dari kerikil, kerikil pecag dan batu pecah.
b. Agregat halus, yaitu bahan berupa butiran yang lolos saringan 3/8 “, hampir
semuanya lolos saringan no. 4 dan sebagian tertahan oleh saringan no. 200 (0,
074) agregat halus berupa pasir di dapat sebagai disentegrasi secara alami
serta abrasi atau pengausan batu karang atau batu pasir (stand stone). Untuk
menentukan salah satu sifat dari sifat agregat dapat di lihat dengan
![Page 9: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/9.jpg)
menentukan modulus kehausan agregat yang tertahan di atas suatu saringan
standart di bagi 100. Ukuran saringan yang digunakan : no ; 200, no ; 100, no;
50, no; 30, no; 8, no; 4, saringan 3/8”, saringan ½”, saringan ¾”, saringan
1,5”, dan saringan 2”.
2.4 AIR
Penggunaan air dalam campuran beton bertujuan agar terjadi reaksi antara
semen dan air yang menyebabkan cairan mengeras setelah beberapa waktu.
Untuk tujuan ekonomis, air yang ditambah dalam campuran beton lebih
banyak, disamping itu pula akan memudahkan di dalam pelaksanaannya.
Namun perlu lebih juga di ingat bahwa pemberian air yang terlalu banyak
akan menyebabkan berkurangnya kekuatan beton.
Karena pengerasan beton berdasarkan reaksi antara semen dan air maka sangat
diperlukan agar memeriksa apakah air yang digunakan memenuhi syarat
tertentu seperti tidak mengandungbahan perusak misalnya fosfat, minyak
asam, alkali, bahan organis atau garam.
Proses hidrolis akan berlangsung baik apabila air yang dipakai adalah air
tawar murni. Dalam hal ini air juga di gunakan untuk perawatan beton dengan
membasahi beton yang sudah jadi.
BAB II
![Page 10: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/10.jpg)
PERCOBAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR DAN HALUS
1. Tujuan percobaan
Untuk mengetahui atau menentukan kadar air pasir dengan cara kering oven.
2. Peralatan
- Timbangan
- Oven
- Pan atau wadah aluminium
3. Bahan
Agregat halus dan kasar dalam kondisi asli atau SSD.
4. Prosedur
- Timbang dab catat berat talam (W1)
- Masukan benda uji kedalam talam ± 600 gr, kemudian berat talam + benda
uji timbang. Catat beratnya (W2).
- Hitung berat uji W3 = W1 + W2
- Keringkan contoh bersama talam dalam oven selama 24 jam
- Setelah kering, contoh ditimbang dan didapatkan berat benda uji beserta
talam (W4)
- Hitung berat benda uji kering W5 = W4 + W1
5. Perhitungan
Kadar air agregat = W 3−W 5W 3
x 100 %
![Page 11: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB III
PERCOBAAN BERAT VOLUME AGREGAT KASAR DAN HALUS
1. Tujuan
Menentukan berat volume agregat kasar dan halus baik dalam keadaan
lepas maupun terikat.
2. Peralatan
- Timbangan
- Takaran berat volume
- Alat peronjok dari besi diameter 16 mm panjang 60 cm ujung bulat
3. Bahan
Agregat kasar dan halus dalam keadaan asli
4. Prosedur
a. Tanpa rojokan atau lepas
- Silinder diisi agregat sampai penuh dan angkat setinggi 15 cm, di
jatuhkan de lantai 3 x kemudian di ratakan permukaannya.
- Timbang silinder yang telah diisi agregat
b. Dengan rojokan\
- Silinder dalam keadaan kosong ditimbang
- Silinder diisi dengan agregat 1/3 bagian, dirojok 25 x. Demikian
hingga penuh, dirojok 25 x. Permukaannya diratakan.
![Page 12: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/12.jpg)
- Timbang silinder yang sudah terisi penuh agregat.
-
BAB IV
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR
Pemeriksaan kadar lumpur untuk agregat kasar
1. Tujuan
Mengetahui kadar lumpur agregat kasar
2. Peralatan
- Timbangan
- Saringan no 200 dan 50
- Pan atau wadah
- Oven
3. Bahan
- Agregat kasar kering oven
- Air bersih
4. Prosedur
Kadar lumpur = 11'1−11 ' 211 ' 1
x100 %
B. pemeriksaan kadar lumpur agregat halus
1. Tujuan
![Page 13: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/13.jpg)
Menentukan banyaknya kadar lumpur agregat halus
2. Peralatan
- Botol bening
- Penggaris / mistar
3. Bahan
- Agregat halus (pasir) asli
- Air bersih
4. prosedur
- Botol bening diisi pasir secukupnya dan air bersih hingga penuh
- Tutup rapat botol bening, lalu kocok beberapa menit
- Didiamkan selama 24 jam
- Endapan lumpur dan pasir masing-masing diukur tingginya
5. Perhitungan
Kadar lumpur ¿T 2
1=T 2x 100 %
![Page 14: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB V
PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT
Tujuan : menentukan berat jenis agregat pada kondisi SSD.
A. Pemeriksaan berat jenis agregat kasar dan halus
1. Peralatan
- Timbangan
- Labu takar 500 cc
- Oven
- Pan atau wadah
- Kerucut dan rojokan SSD
2. Bahan
- Agregat halus
3. Prosedur
Penyiapan pasir untuk kondisi SSD
Keringkan pasir dengan bantuan sinar matahari sampai kondisi
SSD
Tempatkan kerucut SSD pada bidang datar yang tidak menghisap
air
![Page 15: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/15.jpg)
Isi kerucut SSD 1/3 tingginya, rojok 9 x. Isi lagi 1/3 tingginya dan
rojok 8 x, isi lagi 1/3 tinggi dan rojok 8 x.
Ratakan permukaan dan angkat kerucut, diusahakan sampai pasir
gugur tetap berpuncak, ini merupakan SSD.
- Timbang labu takar 500 cc
- Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gr dan masukn pasir
kedalam labu takar dan timbang
- Isi labu takar yang berisi pasir dengan air bersih sampai penuh,
kemudian didihkan menggunakan sampai gelembung-gelembung
udara dalam pasir udara.
- Kemudian dinginkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan air
hingga kapasitas dan timbangan.
- Keluarkan psir dan air dari labu takar, dan labu takar di bersihkan
kemudian pasir di tiriskan dan dimasukan ke dalam oven selama 24
jam.
4. Perhitungan
Berat jenis semu = Bt
B+Bk−Bt
Berat jenis kering permukaan jenuh = 500
B+500−Bt
Berat jenis kondisi SSD = Bk
B+500−Bt
Persentase asorbasi (penyerapan) =500−BkBk
x100%
![Page 16: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/16.jpg)
B. Pemeriksaan berat jenis agregat kasar
1. Peralatan
- Timbangan
- Keranjang kawat tergantung pada timbangan
- Oven
- Pan atau wadah
- Kain lap
2. Bahan
- Agregat
3. Prosedur
- Penyiapan agregat untuk kondisi SSD
# rendam agregat kasar dalam wadah selama 24 jam
# selanjutnya angkat dan lap agregat kasar tersebut satu
persatu
- Timbang batu pecah kurang lebih 3000 gr
- Masukan keranjang yang berisi agregat kasar tersebut kedalam air
- Timbang berat dalam air _(keranjang dan kerikil)
4. Perhitungan
- Berat jenis = Bk
Bj−Ba
- Berat kering permukaan =Bk
Bj−Ba
- Berat jenis semu (Apparent) =Bk
Bk−Ba
![Page 17: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/17.jpg)
- Penyerapan (absorbsi) = Bj−BkBk
x100 %
BAB VI
ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS
1. Tujuan
Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dan agregat halus,
yang diperlukan dalam perancnagan adukan beton.
2. Peralatan
- Timbangan
- Perangkat saringan agregat kasar
- Oven dengan suhu (110±5)
- Alat pemisah contoh (sample spliter)
- Mesin penggetar saringan
- Talam
- Kuas, kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya
- Penggaris atau mistar
3. Bahan
Agregat kasar dan agregat halus yang telah dikeringkan atau diovenkan
![Page 18: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/18.jpg)
4. Prosedur
a. Benda uji dikeringkan dalam oven sampai berat contoh teta, kemudian
timbang sgregat kasar sebanyak 10000 gr dan agregat halus sebanyak
1000 gr.
b. Bersihkan agregat kemudian susun saringan yang besar ke yang kecil
c. Masukan agregat ke dalam ayakan dan di getarkan dengan mesin
penggetar selama menit.
d. Agregat yang tertinggal pada tiap ayakan ditimbang.
5. Perhitungan
a. Hitunglah presentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-
masing saringan terhadap berat total benda uji
b. Analisa gradasi dengan menetapkan jumlah presentasi lolos saringan
atau yang tertahan saringan.
c. Membuat grafik akumulasi (kurva gradasi)
d. Memeriksa grafik dengan batasan kurva gradasi untuk perencnaan
campuran beton
e. Modulus kehalusan dicari dengan rumus
MK = jumlah presentase komulatif tertahan
100
![Page 19: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/19.jpg)
BAB VII
PEMERIKSAAN KETAHANAN AUS AGREGAT KASAR
1. Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui aus agregat kasar, yang
nantinya sebagai tentang kekerasan dan keausan agregat kasar, dan
memberikan kemungkinan terjadinya pecah butir-butir agregat kasar
selama penumpukan, pemindahan maupun selama pengangkatan.
Kekerasan agregat berhunungan dengan kekuatan beton yang dibuat.
2. Peralatan
- Mesin aus angeles. Mesin ini terdiri dari silinder baja yang tertutup
pada sisinya dengan diameter 71 cm, panjang 50 cm. Silinder
tertumpu pada sumbu horizontal tempat silinder itu berputar.
Terdapat lubang untuk memasukan benda uji tutupnya terpasang
sedemikian rupa sehingga permukaan bagian dalam silinder tidak
terganggu. Di bagian dalam silinder tersebut terdapat bilah baja
melintang setinggi 8.9 cm.
![Page 20: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/20.jpg)
Bola-bola yang dengan diameter rata-rata 4,68 cm dan berat
masing-masing antara 390 gr.
- Timbangan
- Saringan no 12
- Pan/wadah
- Oven
3. Bahan
Agregat kasar kering oven
Berat dan gradasi benda uji.
Lubang ayakan berat benda uji
Lewat Tertinggal gradasi a gradasi b gradasi c
38,10 25,40 1.250 - -
25,40 19,05 1.250 - -
19,05 12,70 1.250 2.500 -
12,70 9,51 1.250 2.500 -
9,51 6,35 - - 2.500
6,35 4,75 - - 2.500
Jumlah berat benda uji 5.000 5.000 5.000
jumlah bola-bola yang sesuai untuk gradasi benda uji.
Gradasi Jumlah bola Berat semua bola
A 12 5.000+/-25
B 11 4.584+/-25
![Page 21: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/21.jpg)
C 8 3.300+/-20
4. Prosedur
- Masukan bola-bola uji kedalam mesin los angeles.
- Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 RPM, sebanyak 100
kali.
- Setelah diputar yang ke 100. Keluarkan benda uji dari mesin dan
letakan di atas ayakan no 12 dan ayak. Butiran yang tertinggal di
atas ayakan tersebut ditimbang.
- Kemudian agregat kasar tersebut dimasukan kedalam meskan los
angeles dan diputar sebanyak 400 kali.
- Keluarkan benda uji dan letakan diatas ayakan no 12, butiran-
butiran yang tertinggal diatas ayakan no 12 ditimbang.
5. Perhitungan
Keausan =A−BA
x 100
Keausan = B−CB
x100
Dimana
A = berat agregat sebelum di uji
B = berat benda uji setelah diputar 100 kali
C = berat benda uji setelah diputar 500 kali
![Page 22: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/22.jpg)
BAB VIII
CAMPURAN BETON
A. PERENCANAAN CAMPURAN BETON
1. Tujuan
Menentukan komposisi komponen / unsur beton basah dengan
ketentuan kekuatan tekan karakteristik dam slump rencana.
2. Peralatan
- Timbangan
- Wadah
- Perojok
- Sendok semen
![Page 23: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/23.jpg)
- Satu test slump
- Cetakan kubus
3. Bahan
- Air yang dicampur garam sebanyak 25%
- Semen tiga roda
- Pasir P. Limbung
- Batu pecah yang telah memenuhi syarat dan ketentuan
4. Prosedur
Perencanaan campuran beton berdasarkan SKSNI 1993
B. PELAKSAAN CAMPURAN
setelah ditetapkan unsur-unsur campuran, prosedur pratikum untuk
pelaksaan campuran beton adalah sebagai berikut :
1. Persiapan bahan dan campuran sesuai dengan rencana berat pada
wadah terpisah.
2. Persiapan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana
3. Masukan agregat kasar dan halus kedalam wadah
4. Dengan menggunakan skop atau alat pengaduk, lakukan pencampuran
agregat.
5. Tambahkan semen pada agregat campuran dan ulangi proses
6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah, dan ulangi proses
untuk mendapatkan konsistensi adukan.
![Page 24: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/24.jpg)
8. Lakukan pemeriksaaan slump
9. Apabila nilai slump sudah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan
benda uji silinder beton. Jika belum tercapai slump yang diinginkan
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali
10. Lakukan perhitungan berat jenis beton
11. Buat uji kubus sesuai dengan petunjuk
12. Jumlah benda uji ditetapkan berdasarkan volume adukan
13. Lakukan pencatatan hal-hal yang menyimpang dari perencanaan,
terutama pemakaian jumlah air dan slump.
C. PERCOBAAN SLUMP
1. Tujuan
Penentuan ukuran derajad kemudahan pengecoran adukan beton.
2. Peralatan
- Cetakan berupa kerucut terpacung dengan diameter bagian
bawah 20 cm, bagian atas 10 cm dan tinggi 30 cm. Bagian atas
dan bawah cetakan terbuka.
- Tongkat pemadat dengan diameter 18 mm, panjang 60 cm.
Ujung dibulatkan dan sebaiknya bahan tongkat dari baja tahan
karat.
- Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air
- Sendok cekung
3. Bahan
Contoh beton segar sesuai isi cetakan
![Page 25: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/25.jpg)
4. Prosedur
- Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah
- Letakan cetakan diatas pelat. Istilah cetakan sampai penuh
dengan beton segar dalam 3 lapis. Setiap lapis karat-karat 1/3
isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus
masuk tepat sampai bagian bawah tiap-tiap lapisan. Pada
lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan
tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
- Setelah pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan
pemadat. Tungu sesama setengah menit, dan dengan jangka
waktu ini semua kelebihan beton agar disekitar beton
dibersihkan.
- Cetakan diangkat perlahan tegak lurus keatas
- Balikan cetakan dan diletakan di samping benda uji
- Ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi puncak cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
5. Perhitungan
Nilai slump = tinggi – tinggi rata-rata benda uji
Nilai slump dinyatakan dalam satuan cm.
![Page 26: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/26.jpg)
BAB IX
PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI
A. PEMBUATAN BENDA UJI
1. Tujuan
Membuat bend auji pemeriksaan kekuatan beton
2. Peralatan
- Cetakan kubus dengan ukuran 15 x 15 x15 cm
- Tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm
- Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pengaduk
- Timbangan dengan ketelitian sesuai kebutuhan
- Mesin tekan yang kapasitas sesuai kebutuhan
- Satu set alat pelapis (camping)
- Peralatan tambahan: ember, sekop, sendok perata talam
3. Prosedur
Benda uji kubus harus dibuat dengan yang sesuai
dengan benda uji yang sebelumnya sudah disapu
dengan solar.
Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan
menggunakan alat lain yang tidak menyerap
Padatkan adukan dalam cetakan sampai permukaan
adukan mengkilap
![Page 27: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/27.jpg)
Isilah cetakan dengan adukan beton didalam 2 lapis,
tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan secara
merata. Pada saat melakukan pemadatan untuk lapisan
kedua dan ketiga, diusahakan tidak mengenai lapisan
pertama. Setelah selesai melakukan pemadatan, cetakan
diketukan secara perlahan-lahan sampai rongga bekas
tusukan tertutup kemudian ratakan. Biarkan beton
didalam cetakan selama 24 jam
Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan benda uji,
kemudian benda uji ditutup dengan karung goni yang
sudag dibasahi untuk perawatan.
B. PERSIAPAN PENGUJIAN
1. bersihkan permukaan benda uji yang akan dilakukan pengujian
2. timbang beratnya dan ukurannya
3. pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari
C. PEMERIKSAAN KUAT TEKKAN BETON
1. Tujuan
Menentukan kekuatan beton yang berbentuk kubus yang dibuat dan
dirawat di laboratorium. Kekuatan beton adalah perbandingan terhadap
luas penampang beton.
2. Pengujian
![Page 28: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/28.jpg)
Sebelum benda uji dilakukan pengetesan tekan beton, dilakukan
pengeringan sampel beton ditimbang itu baru bisa dilakukan pengujian
kuat beton.
3. Perhitungan
- Analisis kekuatan tekan beton karakteristik : σ’bk
Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan penentuan
tegangan tekan karakteristik ini diperoleh dengan menggunakan rumusan statistik
sebagai berikut:
Menentukan nilai diviasi standart benda uji :
S = standar deviasi
σb = kekuatan tekan beton yang dapat dari masing-masing benda uji
n = jumlah benda uji
rumus :
σ bm∑ σb
n
- Menghitung nilai kekuatan tekanan beton karakteristik, dengan kemungkinan
adanya kekuatan tidak memenuhi syarat :
σbk = σbm – 1,725 s
k = 1,725 dengan benda uji 20 buah
- Nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang diperoleh pada langkah b
dibandingkan dengan nilai rencana disebut benda uji memenuhi persyaratan
![Page 29: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/29.jpg)
mutu bila nilai ada lebih besar dari nilai rencana. Benda uji tidak memenuhi
syarat apabila mutu kekuatan tekan kurang dari nilai rencana.
- Hasil percobaan
Umumnya pemeriksaan ditetapkan untuk beton umur 3,7,14,21, atau 28 hari.
Pada pengujian ini dilakukan pada umur 28 hari.
- Perhitungan
- Buatlah analisis perhitungan kekuatan tekan karakteristik beton sesungguhnya
bandingkan standar deviasi benda uji :
- Menetapkan kekuatan tekan karakteristik beton :
Σbk = σbm – 1,725 . S
BAB X
PENUTUP
Setelah melakukan pratikum teknologi beton selama 28 hati, kami mencoba
memberi kesimpulan dan saran tentang berbagai hal yang terkait dengan hasil
pelaksanaan pratikum yang telah dilakukan.
A. PENGUJIAN BAHAN
Dari hasil pengujian bahan diperolej hasil-hasil sebagai berikut :
1. Percobaan kadar air agregat kasar dan halus
Dari hasil pratikum yang kami lakukan dan perhitungannya didapat hasil :
Kadar air untuk agregat kasar adalah 0,319
Kadar air untuk agregat halus adalah 1,279
![Page 30: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/30.jpg)
2. Percobaan berat volume agregat kasar dan halus
Dari hasil percobaan yang kami lakukan didapat hasil :
Berat volume agregat kasar dengan rojokan : 1,514
Berat volume agregat kasar tanpa rojokan : 1,337
Berat volume agregat halus dengan rojokan : 1,325
Berat volume agregat halus tanpa rojokan : 1,237
Jadi dapat disimpulkan bahwa berat volume agregat dengan rojokan lebih
besar dari pada tanpa rojokan.
3. Pemeriksaan kadar lumpur
Dari hasil pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar didapat 3,32%< 5%.
Dan untuk agregat halus didapat 1,215%<5%. Kedua kadar lumpur
agregat tersebut memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai adukan
beton.
4. Pemeriksaan berat jenis agregat
Dari hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar dan halus
didapat :
Berat jenis permukaaan jenus agregat kasar : 2,763
Penyerapan agregat kasar : 0,043
Berat jenis permukaan jenuh agregat halus : 2,618
Penyerapan agregat halus : 0,014
Hasil percobaan ini digunakan untuk menentukan berat jenis agregat campuran
yang nantinya akan digunakan dalam perancnagan adukan beton.
![Page 31: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/31.jpg)
5. Analisa saringan agregat kasar dan agregat halus
Dari hasil percobaan yang kami lakukan di dapat hasil :
Untuk agregat kasar :
MHB agregat kasar : 2,7 termasuk agregat campuran
Untuk agregat halus :
MHB agregat halus : 2,06 termasuk pasir putih
Berdasarkan greafik termasuk pada daerah gradasi II
Jadi dapat disimpulkan bahwa agregat kasar termasuk dalam jenis agregat
campuran dan agregat halus termasuk dalam jenis pasir halus.
6. Pemeriksaan ketahanan aus agregat kasar
Dari hasil percobaan ketahanan aus pada agregat kasar dengan
menggunakan los angeles di dapat :
Pada putaran ke 100 kali, nilai keausan : 5,36%<10%
Pada putaran ke 500 kali, nilai keausan : 22,06%<40%
Jadi dapat disimpulkan bahwa agregat kasar memenuhi syarat keausan bahan
sehingga layak digunakan dalam campuran beton.
7. Campuran beton (pengujian slump)
Hasil pengujian slump yang didapatkan dalam campuran beton, saat
didiamkan selama 30 menit adalah sebagai berikut :
Adukan pertama slump yang didapat : 1,50 cm
Adukan kedua slump yang didapat : 3,50 cm
Adukan ketiga slump yang didapat : 3,20 cm
Adukan keempat slump yang didapat : 2,50 cm
![Page 32: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/32.jpg)
Rata-rata slump yang di dapat : 2,675 cm
Nilai slump yang didapat dipengaruhi oleh kadar air yang ada pada
adukan beton dan cara pengadukan.
B. PENGUJIAN TEKAN
Dari hasil pengujian tekan didapat hasil sebagai berikut :
Mutu beton yang disyaratkan f’c = 17,89 Mpa dengan benda uji silinder,
ekivalen dengan K 225 pada benda uji kubus. Pada pratikum ini
menggunakan kubus sebanyak 20 kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.
Dari pengujian kuat tekan beton dengan menggunkan air yang di campur
garam sebanyak 35 gr/ltr dapat hasil :
F’c hasil tekan = 18,02 Mpa > 17,89 Mpa, atau σ bk = 226,480 kg/cm2
Dari hasil uji kuat tekan beton diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan.
C. KESIMPULAN AKHIR
Dari hasil pengujian kuat tekan beton yang telah dilakukan selama 28 hari,
dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan yang dihasilkan darp pratikum
yang kami lakukan lebih besar dari pada kuat tekan yang disyaratkan.
Namun apabila mutu beton yang di dapat lebih rendah dari yang
disyaratkan maka hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Mutu bahan yang kurang memadai karena tidak semua bahan
dilakukan pemeriksaan, seperti air dan semen.
2. Ketelitian menghitung
Pembacaan skala grafik kurang tepat, hal ini dipengaruhi grafik yang
digunakan diperbesar.
![Page 33: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/33.jpg)
3. Ketelitian menimbang
Kurang tepat membaca bacaan pada timbangan dan terburu0buru
dalam menyimpulkan nilai bacaan, serta timbangan tidak di netralkan
terlebih dahulu.
4. Ketelitian mengaduk : kuat tekan yang disyaratkan sebesar 22,5 Mpa
ialah nilai kuat tekan yang cukup besar. Tapi pengadukannya masih
dilakukan secara manual, sehingga pencampuran adukan beton kurang
merata.
5. Pemadatan yang dilakukan kurang merata, hal ini dapat dilihat dari
berat beton yang didapat.
6. Nilai slump yang besar, yang dioengaruhu oleh :
Jumlah air yang relatif banyak
Tidak ada kontrol terhadap kadar air dan daya serap
7. Ketelitian pengujian tekan dipengaruhi oleh :
Faktor manusia seperti : kadang-kadang berhenti saat
memompa alat uji, membuat tekanan yang diberikan tidak
maksimal.
Faktor alat : kerusakan kecil pada alat, karena sudah lama
digunakan.
D. SARAN
1. Pada pengujian bahan contoh yang diambil minimal dua yang
digunakan.
![Page 34: PratiKum](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022062315/55cf945f550346f57ba18ed8/html5/thumbnails/34.jpg)
2. Dalam pemeriksaan uji tekan beton, sebaiknya digunakan jumlah
contoh yang banyak untuk hasil yang mewakili.
3. Pada setiap proses penimbangan, harus bisa membaca badaan dan
kondisi timbangan harus diperhatikan.
4. Jika hasil yang didapat dari pemeriksaan contoh bahan menyatakan
bahwa bahan yang akan digunakan tidak memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan, sebaiknya pemilik proyek harus bisa mengambil
sikap yang tegas dengan menolak pemasokan bahan tersebut dan
menggantinya dengan pemasok bahan yang lain, agar mendapatkan
kualitas yang baik.