praktikum listrik dinamis
description
Transcript of praktikum listrik dinamis
HUKUM OHM
A. TUJUAN
Memahami hubungan antara tegangan dan arus dalam suatu penghantar
(Hukum Ohm).
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian bergantung pada
besarnya teganggan dari sumber arus atau catu daya?
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Jika semakin besar suatu hambatan, maka arus yang mengalir dalm suatu
rangkaian akan semakin kecil dan sebaliknya.
D. VARIABEL
Bagian I
Variabel Manipulasi : Tegangan pada catu daya
Variabel kontrol : Besarnya hambatan (R) 100𝜴Variabel respon : Besarnya arus
Bagian II
Variabel Manipulasi : Tegangan pada catu daya
Variabel kontrol : Besarnya hambatan (R) 50𝜴Variabel respon :Besarnya arus
E. ALAT DAN BAHAN
Nama Alat Jumlah
Catu Daya 1
Saklar SPST 1
Kabel Penghubung 6
Resistor 50, 5 W 1
Resistor 1
Multimeter Digital 2
Kertas mm (Tidak 1
Tersedia)
F. LANDASAN TEORI
Arus dalam sebuah penghantar ditimbulkan oleh adanya tegangan
(tegangan listrik) yang melalui penghantar. Dengan kata lain,arus ditimbulkan
oleh tegangan. Dengan demikian dalam sebuah konduktor ada hubungan
antara tegangan(V) dan arus (I). Tujuan percobaan ini menemukan hubungan
tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan (variasi) tegangan
melalui “penghantar” yang disebut resistordan mengukur arus yang
ditimbulakan untuk setiap tegangan yang ditimbulkan untuk setiap tegangan
yang digunakan . Mengenai resistor dan resistansi yang akan dipelajari,
Dengan mengubah-ubah tegangan,didapatkan arus untuk setiap nilai
tegangan. Untuk mencapai hal tersebut,kita harus mengukur pasangan
tegangan V dan I. Hal itu dapat dilakukan dengan memparalelkan voltmeter
dengan resistor,dan menghubungkan ammpermeter dan resisstor,dan
menghubungkan ammpermeter dan resistor secara seri.
G. PROSEDUR KERJA
Bagian I
1. Pilih 2V tagangan keluaran catu daya.
Ini berarti bahwa tegangan keluaran catu daya mendekati 2V (tidak
tepat 2v)
2. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian.
3. Baca tegangan resistor dan arus yang melalui resistor tersebut.
Bila tidak ada tegangan dan atau arus yang ditampilkan alat ukur,pilih
batas ukur tegangan dan atau arus yang lebih kecil. Bila masih tetap
tidak ada arus dan tegangan,periksa kembali rangkaianya.
4. Catat V dan I pada tabel pengamatan.
5. Tutup saklar rangkaian danmatikan catu daya.
6. Plih 4V pada tegangan keluaran catu daya untuk menaikan tegangan di
R menjadi 4V.
7. Ulangi langkah 3 sampai 6. Bila perlu,ubah batas ukur voltmeter dan
ammpermeter sehingga pembacaanya menjadi lebih baik.
8. Matikan kedua buah saklar (saklar rangkaian dan catu daya).
9. Ulangi langkah 7 sampai untuk nilai V yang lain ada pada catu daya.
10. Sentuh resistor dengan jari anda untuk mengetahui apakah resistor
dingin,hangat atau panas (gunakan pendapat anda untuk
memutuskanya,dingin,hangat atau panas).
11. Perhatikan dengan seksama nilai V dan I pada tabel dan lihat apaah
anda dapat menemukan “pola” pada nilai V dan I. Apa yang terjadi
pada nilai I bila V dinaikan? Apakah tetap sama,menurun,atau
meningkat?
12. Hitung VI
untuk setiap pasngan V dan I dan catat hasilnya pada tabel.
13. Uji nilai VI
!
14. Apa yang dapat anda katakan mengenai hal ini VI
? apakah nilai-nilai
tersebut berada jauh satu dengan yang lainya,hampir sama atau sama?
15. Gunakan selembar kertas milimeter blok untuk merajah grafik V
terhadap I. Tulis pendapat anda mengenai grafik tersebut,apakah
mendekati garis lengkung (kurva) atau garis lurus.
Bagian II
1. Ganti resistor 100𝜴 dengan resistor 50𝜴.
2. Lakukan langkah-langkah seperti pada bagian I dan catat pada tabel
pengamatan.
H. TABEL HASIL PENGAMATAN
Tabel bagian I,dengan hambatan 100𝜴 dan tegangan catu daya
2V,4V,6V,8Vdan 10V dengan tegangan (V) pada multimeter 20 V dan
besarnya arus (I) 20 A.
V( Volt) I(Ampere) R(𝜴)
2 0,02 100
4 0,04 100
6 0,06 100
8 0,08 100
10 0,1 100
Pada saat V menaik,I menurun/tetap/menaik(coret kata-kata yang salah).
Nilai VI
berbeda jauh/hampirsama/sama antara satu dengan yang
lainya(coret kata-kata yang salah).
Tabel bagian II,dengan hambatan 50𝜴 dan dengan catu daya dengan
teganga yang sama dengan bagian I
V(Volt
)I(Ampere) R(𝜴)
2 0,04 50
4 0,08 50
6 0,12 50
8 0,16 50
10 0,19 50
I. ANALISIS DATA
Bagian I:
1. Diketahui : V= 2
Volt
R = 100 𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I = VR
=2
100 = 0,02 volt
2. Diketahui : V= 4
Volt
R = 100𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I= VR
=4
100 = 0,04 A
3. Diketahui : V=
6Volt
R = 100 𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I = VR
=6
100 = 0,06 A
4. Diketahui : V= 8
Volt
R = 100 𝜴Ditanya : R....?
Jawab :
I = VR
=8
100 = 0,08 A
5. Diketahui : V= 10
Volt
R = 100 𝜴Ditanya : R....?
Jawab :
I = VR
=10
100 = 0,1A
J. RALAT
I I2
0,02 0
0,04 0,002
0,06 0,004
0,08 0,006
0,1 0,01𝛴I = 0,3 𝛴I2 = 0,02
Rata-rata I = Σ In
= 0,35
= 0,06
Kesalahan Mutlak (∆ I )
∆ I = 1N
√ ( NΣ I 2 )−¿¿¿
= 15√5(0,02)−¿¿¿
= 15 √ 0 ,1−0,09
5
= 15
(0,04)
= 0,008
Kesalahan Relatif (KR)
KI = ∆ II
= 0,0 080,06
X 100 % = 0,13 %
Bagian II:
1. Diketahui : V= 2 Volt
R = 50 𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I = VR
=2
50 = 0,04 volt
2. Diketahui : V= 4 Volt
R = 50𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I= VR
=4
50 = 0,08 A
3. Diketahui : V=
6Volt
R = 50 𝜴Ditanya : I....?
Jawab :
I = VR
=6
50 = 0,12 A
4. Diketahui : V= 8 Volt
R = 50 𝜴Ditanya : R....?
Jawab :
I = VR
=8
50 = 0,16 A
5. Diketahui : V= 10 Volt
R = 50 𝜴Ditanya : R....?
Jawab :
I = VR
=1050
= 0,2A
Ralat
I I2
0,04 0,002
0,08 0,006
0,12 0,014
0,16 0,026
0,19 0,036𝛴I = 0,59 𝛴I2 = 0,084
Rata-rata I = Σ In
= 0,59
5 = 0,11
Kesalahan Mutlak (∆ I )
∆ l = 1N
√ ( NΣ I 2 )−¿¿¿
= 15√5(0,084)−¿¿¿
= 15 √ 0,42−0,34
5
= 15
(0,86)
= 0,026 volt
Kesalahan Relatif (KR)
KI = ∆ II
= 0 ,0260,11
X 100 % = 23,63%
K. KESIMPULANBagian I
Berdasarkan percobaan diketahui bahwa besarnya arus yang mengalir dalam
suatu rangkaian bergantung pada besarnya teganggan dari sumber arus atau
catu daya.
Bagian II
Berdasarkan percobaan diketahui bahwa semakin besar suatu hambatan, maka
arus yang mengalir dalm suatu rangkaian akan semakin kecil dan sebaliknya.
HAMBATAN LAMPU
A. TUJUAN
Memahami dan menyadari kenyataan bahwa hambatan sebuah lampu
bergantung pada suhunya.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah banyaknya arus akan menimbulkan hambatan yang besar pada
lampu?
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Jika semakin besar hambatan lampu maka suhu lampu akan semakin panas.
D. VARIABEL
Variabel Manipulasi : Besarnya tegangan pada catu daya,besarnya arus.
Variabel kontrol : Jenis lampunya 12 V
Variabel respon : Besarnya tegangan R = V/I
E. ALAT DAN BAHAN
Nama Alat Jumlah
Catu daya 1
Saklar SPST 1
Lampu 12V,3W 1
Pemegang lampu 1
Kabe Penghubung 6
Multimeter Digital 2
Kertas grafik 1
F. LANDASAN TEORI
Ketika kita menghubungkan sebuah lampu dengan suatu beda potensial
listrik,berarti kita menghubungkan filamen kawat dalam bola lampu ke suatu
beda potensial yang menyebabkan arus listrik mengalir pada kawat, seperti
beda tekanan dalam pipa air yang menyebabkan air mengalir melalui pipa.
Semua alat listrik termasuk lampu mempunyai hambatan listrik tertentu.
Kawat-kawat listrik yang membawa listrik ke lampu-lampu dan peralatan
listrik lainnya memiliki hambatan, walaupun biasanya sangat kecil. Resistor
pada suatu rangkaian, terutama alat-alat elektronik biasanya digunakan untuk
mengendalikan besar arus listrik yang mengalir. Bagaimanakah hubungan
antara arus listrik yang melalui penghantar dengan beda potensial pada ujung-
ujung penghantar? Pada tahun 1927, Georg Simon Ohm, ahli fisika
berkebangsaan Jerman menentukan berdasarkan hasil eksperimennya bahwa
arus listrik yang melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial
yang diberikan pada ujung-ujung penghantar tersebut, yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematik berikut:
dimana: I = kuat arus listrik V = beda potensial R = hambatan
penghantar Hasil eksperimental ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Banyak
fisikawan yang akan mengatakan bahwa ini bukan merupakan hukum, tetapi
lebih berupa definisi hambatan atau deskripsi empirik dari sifat yang dimiliki
bahan (konduktor logam) tertentu. Penghantar yang sifat hambatannya
mengikuti hukum Ohm disebut penghantar Ohmik, sedangkan penghantar
yang tidak mengikuti hukum Ohm disebut penghantar non Ohmik. Untuk
memperoleh hasil pengukuran yang tepat seharusnya amperemeter harus
mempunyai hambatan dalam diabaikan sedangkan voltmeter memiliki
hambatan dalam ideal. RV I
G. PROSEDUR KERJA
1. Nyalakan catu daya dan tutup saklar. Amati pembacaan voltmeter dan
ammpermeter. Bila perlu,ubah batas ukurnya sehngga menunjukan angka
yang lebih baik.
2. Baca tegangan V dan I,dan hasilnya pada tabel pengamtan.
3. Amati nyala lampu dan rasakan “panas” lampu menggunakan jari.
Gunakan skala kuantitatif untuk menetukan nyala dan panas lampu. Anda
dapat menggunakan skala kuantitatif seperti tidak menyala,sangat
redup,redup,terang,sangat terang, untuk mengisi kolom nyala lampu.
Untuk kolom panas lampu gunakan dingin,agak dingin,hangat,lebih
hangat,panas dan sangat panas.
4. Buka saklar dan matikan catu daya,pilih tegangan catu daya
selanjutnya,yaitu 4volt.
5. Ulangi langkah-langkah dari 1-3.
6. Ulangi langkah-langkah 4 dan 5 menggunakan tegangan keluaran yang ada
pada catu daya 6,8,10 dan 12 V.
7. Hitung hambatan R dari setiap pasangan V dan I dan catat hasilnya pada
tabel.
8. Buat gravik V terhadap I menggunakan data pada tabel pengamatan
Apakah hambatan pad lampu tetap(konstan)?Dengan mengacu pada
grafik,apakah anda berpikir Hukum Ohm berlaku untuk lampu pijar?
Mengapa?
H. TABEL HASIL PENGAMATAN
Dengan tegangan pada catu daya 2,4,6,8,10 dan 12 V
I. ANALISIS DATA
1. Diketahui : V= 2 Volt
I = 0,09 A
Ditanya : R....?
Jawab :
R = VI
=2
0,09 = 22,2𝜴
2. Diketahui : V= 4 Volt
I = 0,13
Ditanya : R....?
Jawab :
R= VI
=4
0,13 = 30,77𝜴
3. Diketahui : V= 6Volt
I= 0,19 A
Ditanya : R....?
Jawab :
R = VI
=6
0,19 = 31,58 𝜴
4. Diketahui : V= 8 Volt
I= 0,21A
Ditanya : R....?
Jawab :
R = VI
=8
0,21 =
38,09𝜴
5. Diketahui : V= 10 Volt
I=0,16 A
Ditanya : R....?
Jawab :
R = VI
=10
0,16 = 62,5
Ω
V (volt) I(ampere) R¿ VI
Nyala lampuPanas
Lampu
2 0,09 22,2 Redup Dingin
4 0,13 30,77 Redup Dingin
6 0,19 31,58 Redup Hangat
8 0,21 38,09 Terang Panas
10 0,16 62,5 Terang Panas
J. RALAT
R R2
22,2 492,8
30,77 946,79
31,58 997,29
38,09 1450,85
62,5 3906,2
∆R= 185,14 ∆R2 = 7793,93
R= ΣRN
= 185,14
5 = 37,028
Kesalahan Mutlak (∆ R)
∆ R = 1N √ N ( ∆ R2 )−(R)
N
= 15
√ 5 (7793,93 )−(185,14)5
= 15
√38969,65−34276,82 ¿5
¿
= 15
(30,6)
= 6,12
Kesalahan Relatif (KR)
KR = ∆ RR
= 6,12
37,028X 100 % = 16,52%
K. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan maka didapatkan bahwa semakin besar hambatan
lampu maka suhu bholam akan semakin panas.