PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT...
Transcript of PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT...
81
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Prosiding Seminar Nasional Tahun 2016
―Pengembangan Profesionalisme Guru Dan Dosen Indonesia‖
Malang, 07 Mei 2016
PRAKTIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED
HEAD TOGETHER) TERHADAP PROGRAM BELAJAR BERCERITA
PADA ANAK USIA DINI
ANISA FAJRIANA OKTASARI
Universitas Madura
ABSTRAK
Seorang guru dituntut mampu menggunakan metode atau model pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir
pembelajaran bisa tercapai dengan baik. Dalam pembelajaran Bercerita butuh perhatian khusus, karena bercerita
merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Hal ini terbukti dengan
ditemukan banyak siswa belum mampu Bercerita dengan baik dan benar. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran Bercerita diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi dan menarik. Metode penelitian
meliputi jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah
variabel dengan memberikan suatu perlakuan atau pengkondisian terhadap sampel penelitian. Penelitian
eksperimen ini termasuk kategori True Experimental (eksperimen sungguhan). Adapun rancangan (desain)
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Control Design. Berdasarkan hasil penelitian
di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Tingkat prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di
Kabupaten Sampang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tergolong tinggi dengan nilai
rata-rata: 77.25. Ada pengaruh yang signifikan peggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
prestasi belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.
Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, nht (numbered head together), program belajar bercerita, anak usia dini
PENDAHULUAN
Seorang guru dituntut mampu
menggunakan metode atau model
pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir
pembelajaran bisa tercapai dengan baik.
Dalam pembelajaran bercerita butuh
perhatian khusus, karena bercerita
merupakan salah satu mata pelajaran yang
masih dianggap sulit dipahami oleh siswa.
Hal ini terbukti dengan ditemukan banyak
siswa belum mampu bercerita dengan baik
dan benar. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran bercerita diperlukan suatu
metode mengajar yang bervariasi dan
menarik.
Kenyataan yang terjadi adalah
penguasaan siswa terhadap materi Bercerita
masih tergolong rendah jika dibanding
dengan mata pelajaran lain. Kondisi seperti
ini terjadi pula pada Pendidikan Anak Usia
Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan
Sampang. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan guru bahwa penguasaan
materi bercerita oleh siswa masih tergolong
rendah. Banyak siswa yang kurang aktif
dalam mengaplikasikan atau memberikan
komentar ketika diberikan pertanyaan oleh
guru. Hasil observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti pada Pendidikan Anak Usia
Dini dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan
82
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Sampang menunjukan bahwa pembelajaran
bercerita di sekolah tersebut masih
menggunakan model pembelajaran
konvesional yakni suatu model
pembelajaran yang banyak didominasi oleh
guru, sementara siswa duduk secara pasif
menerima informasi pengetahuan dan
keterampilan. Hal ini diduga merupakan
salah satu penyebab terhambatnya
kreativitas dan kemandirian siswa.
Sejalan dengan hal tersebut, maka
dalam pembelajaran bercerita perlu adanya
perubahan dari pembelajaran berorientasi
pada guru (teacher oriented) menjadi
pembelajaran yang berorientasi pada peserta
didik (student oriented). Kondisi seperti ini
memposisikan guru hanya sebagai fasilitator
dalam pembelajaran, sehingga semua
peserta didik diajak terlibat aktif dalam
pembelajaran yang akhirnya dapat
meningkatkan ketuntasan belajar. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif
dalam proses belajar mengajar, yaitu
pembelajaran yang dapat menanamkan
kesadaran dalam diri para peserta didik
bahwa mereka bersatu dalam suatu upaya
bersama dan akan berhasil atau gagal
sebagai sebuah tim.
Salah satu model pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif adalah
model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif sangat cocok
diterapkan pada pembelajaran bercerita
karena dalam mempelajari bercerita tidak
cukup hanya mengetahui dan menghafal
konsep-konsep bercerita tetapi juga
dibutuhkan suatu pemahaman serta
kemampuan menyelesaikan persoalan
dengan baik. Berdasarkan uraian di atas,
maka penulis termotivasi untuk mengadakan
penelitian pada Pendidikan Anak Usia Dini
dan Taman Kanak-Kanak Kecamatan
Sampang dengan judul: “Praktik
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Head Together) terhadap
Program Belajar Bercerita pada Anak Usia
Dini.‖
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengertian dan latar
belakang masalah di atas, maka tersusun
rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana Praktik Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT (Numbered Head Together)
terhadap Program Belajar Bercerita pada
Anak Usia Dini?‖
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas,
maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk
mengetahui ―Praktik Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head
Together) terhadap Program Belajar
Bercerita pada Anak Usia Dini.‖
3. Manfaat Penelitian
1. Bagi lembaga pendidikan (sekolah)
Sebagai bahan pertimbangan dan
informasi dalam memperhatikan
83
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
keberadaan suatu model pembelajaran
demi mencapai tujuan pembelajaran.
2. Bagi guru
a. Sebagai informasi mengenai
pembelajaran bercerita serta bisa
dijadikan pertimbangan guru
dalam menentukan model
pembelajaran, dan termotivasi
agar menerapkan model
pembelajaran yang sesuai
dengan materi, sehingga dapat
menambah daya tarik peserta
didik dalam belajar bercerita.
b. Dapat dijadikan pedoman bagi
guru dalam mewujudkan
kegiatan pembelajaran yang
efektif dan efisien sehingga
menumbuhkan aktivitas dan
minat belajar peserta didik serta
tujuan prestasi belajar bercerita
bisa tercapai dengan optimal.
3. Bagi siswa
Dapat meningkatkan ketuntasan
belajar dan dapat membantu siswa menjadi
peserta didik yang lebih aktif.
4. Bagi peneliti
Sebagai wacana untuk meningkatkan
pengatahuan dan keterampilan mengajar
serta mengembangkan wawasan berfikir.
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan
terhadap sejumlah variabel dengan
memberikan suatu perlakuan atau
pengkondisian terhadap sampel penelitian.
Penelitian eksperimen ini termasuk kategori
True Experimental (eksperimen sungguhan).
Adapun rancangan (desain) penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Post-
test Only Control Design.
Dalam desain penelitian Post-test Only
Control Design ini, terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random
(R). Kelompok yang diberi perlakuan
(treatment) disebut kelas eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan
disebut kelas kontrol (Sugiyono, 2009: 76).
Bentuk desain (rancangan) penelitian
Post-test Only Control Design ini terlihat
dari tabel berikut:
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Adaptasi dari Arikunto (2006: 87 ;
Sugiyono (2009: 76)
Keterangan: O1 : Post-test pada kelompok eksperimen
O2 : Post-test pada kelompok kontrol
X : Perlakuan, yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
E : Kelompok eksperimen (kelas yang diberi perlakukan)
K : Kelompok kontrol (kelas yang tidak diberi perlakukan)
R : Randomisasi kelas sebagai sampel atas populasi
A. Deskripsi Populasi dan Penentuan
Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kelompok besar
subyek penelitian. Menurut Arikunto (2006:
E X O1
R
K O2
84
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
130), populasi adalah keseluruhan dari
subjek penelitian.
Adapun populasi yang dijadikan objek
penelitian adalah Siswa Taman Kanak-
Kanak Nurul Amin Kabupaten Sampang
sejumlah 15 siswa.
Alasan memilih populasi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Siswa tersebut perlu
mendapatkan perhatian,
pembinaan, dan pendampingan.
Penelitian ini sebagai upaya
perhatian, pembinaan, dan
pendampingan untuk kemajuan.
2. Penentuan Sampel
Dalam suatu penelitian ilmiah, sampel
merupakan wakil sekelompok dari suatu
populasi, artinya dalam menentukan sampel
harus mencerminkan wujud dari suatu
populasi.
Sugiyono (2009: 81) mengatakan
bahwa: ‖sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.‖
Untuk menentukan sampel, maka
teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Proportional Random
Sampling, yaitu pengambilan subyek dari
setiap strata atau wilayah ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya
subyek dalam masing-masing strata atau
wilayah (Arikunto, 2006: 139).
Adapun besar sampel dalam penelitian
ini adalah 5 orang siswa atau 20 % dari
populasi yang dianggap dapat mewakili
keseluruhan siswa di salah satu Taman
Kanak-Kanak (Nurul Amin) Kabupaten
Sampang yang berjumlah sebanyak 25
siswa.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang dipakai adalah
metode tes, yaitu berupa naskah
soal/instrumen post test, metode interview
(wawancara), dan dokumentasi.
1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Metode tes ini berupa post test (tes
akhir pelajaran) digunakan untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan
belajar siswa (perkembangan motorik halus)
baik di kelas eksperimen maupun di kelas
kontrol.
2. Interview (wawancara)
Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan telepon.
Dalam penelitian ini teknik wawancara
dilakukan melalui tatap muka dengan
kepala, guru pengajar, dan siswa Taman
Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.
85
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Agar hasil wawancara dapat terekam
dengan baik, dan peneliti memiliki bukti
telah melakukan wawancara kepada
informan atau sumber data, maka diperlukan
bantuan alat-alat wawancara, misalnya buku
catatan, tape recorder, dan kamera. Dalam
pelaksanaan digunakan buku catatan
sebagai alat wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prestasi, notulen rapat, leger, agenda, dan
sebagainya (Arikunto, 2006: 206).
Metode dokumentasi dalam penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan data
sekolah, baik yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus.
4. Metode Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis yang
diajukan yaitu menguji perbedaan mean
kemampuan hasil belajar (post-test) berupa
kemampuan motorik halus dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sehingga
akan diketahui ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
prestasi belajar (hasil belajar) Bercerita
maka akan mengunakan uji-t (t-test) dengan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
1x
: Nilai rata-rata hasil Post-test pada kelompok eksperimen
2x : Nilai rata-rata hasil Post-test pada kelompok kontrol
2
1s
: Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) eksperimen
2
2s : Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) kontrol
1n
: Jumlah sampel kelompok (kelas) eksperimen
2n : Jumlah sampel kelompok (kelas) kontrol
t : Nilai koefisien t-test
dk : Derajat kebebasan (kriteria pengujian hipotesis terhadap ttabel)
C. ANALISIS DATA
1. Penyajian Data
1.1 Tahap Penyajian
Setelah data yang diperoleh mulai dari
pembukaan sampai penutupan, langkah
berikutnya data tersebut disajikan dalam
bentuk tabel. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan analisis.
Tabel yang akan dipaparkan meliputi
tabel 4.1 adalah berupa hasil perolehan
sampel penelitian untuk kelompok
eksperimen (X1) sebanyak 20 siswa Taman
Kanak-Kanak Sampang yang diacak dengan
teknik proportional random sampling. Tabel
4.2 adalah berupa hasil perolehan sampel
penelitian untuk kelompok kontrol (X2)
sebanyak 20 siswa dari salah satu Taman
Kanak-Kanak Sampang yang diacak dengan
teknik proportional random sampling. Tabel
4.3 adalah Daftar Nama dan Nilai Hasil Post
Tes (Prestasi Belajar) kelompok eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Tabel 4.4 adalah daftar
nama dan nilai hasil post tes (prestasi
belajar) kelompok kontrol tanpa
menggunakan model pembelajaran
221 nndk
2
2
2
1
2
1
21 )(
n
s
n
s
xxt
(Sugiyono, 2009: 197)
86
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
kooperatif tipe NHT. Tabel 4.5 adalah
kategori rata-rata nilai prestasi belajar siswa
Taman Kanak-Kanak di Kabupaten
Sampang. Tabel 4.6 adalah daftar
perhitungan standar deviasi dan varians
untuk kelompok eksprimen dan kelompok
kontrol siswa Taman Kanak-Kanak
Kabupaten Sampang. Tabel 4.7
perbandingan nilai t hitung dengan nilai t
tabel.Tabel-tabel tersebut akan dipaparkan
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Daftar Nama Sampel Kelompok
Eksperimen
NO.
KELOMPOK EKSPERIMEN
(X1)
KELAS
1 ACH. RIVAL SARYADI B
2 FAISAL AKBAR B
3 M. RIZAL SUHADA‘ B
4 ZILFIATUS SHOLEHAH. B
5 INTAN NUR SAFITRI B
6 MEGA NUR ADINDA
NUFITASARI B
7 NADYA NUR JIHAN B
8 NAWAL ABIL PUTRI B
9 BILAL EMIRALDI ISLAMI B
10 ZAKIYA NABILAUL ANAM B
11 AISYAH FAISOL B
12 MOH. ILHAM B
13 FATMATUS ZAHRAH B
14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ
R.S. B
15 MOH. INSAN NURIS
DEWANGGA B
16 MOHAMMAD TIRMIDI
EFENDI B
17 ABDIL FITRA ARIFIN
MAULANA B
18 NURIS AMDITA
PRATITASWARI B
19 BERI ALFIAN B
20 AMELIATUS SOLIHAH B
Sumber: Dokumentasi Taman Kanak-Kanak Nurul
AminKabupaten Sampang 2014, diacak
Tabel 4.2 Daftar Nama Sampel Kelompok Kontrol
NO.
KELOMPOK KONTROL
(X2)
KELAS
1 ACH. RIVAL SARYADI B
2 FAISAL AKBAR B
3 M. RIZAL SUHADA‘ B
4 ZILFIATUS SHOLEHAH. B
5 INTAN NUR SAFITRI B
6 MEGA NUR ADINDA
NUFITASARI B
7 NADYA NUR JIHAN B
8 NAWAL ABIL PUTRI B
9 BILAL EMIRALDI ISLAMI B
10 ZAKIYA NABILA B
11 AISYAH FAISOL B
12 MOH. ILHAM B
13 FATMATUS ZAHRAH B
14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. B
15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA B
16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI B
17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA B
18 NURIS AMDITA PRATITASWARI B
87
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
19 BERI ALFIAN B
20 AMELIATUS SOLIHAH B
Sumber: Dokumentasi Taman
Kanak-Kanak Nurul Amin
Kabupaten Sampang 2014, diacak
Selanjutnya setelah penyajian tabel-
tabel di atas, maka akan disajikan tabel nilai
post-test masing-masing kelompok, baik
nilai kelompok eksperimen maupun nilai
kelompok kontrol. Hal ini bertujuan agar
bisa diketahui nilai prestasi masing-masing
siswa dari kedua kelompok tersebut. Adapun
tabel-tabel yang akan disajikan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Daftar Nilai Hasil Post Tes
(Prestasi Belajar) Kelompok
Eksperimen dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif
tipe NHT
NO.
KELOMPOK EKSPERIMEN
(X1)
SKOR X1
1 ACH. RIVAL SARYADI 80
2 FAISAL AKBAR 82
3 M. RIZAL SUHADA‘ 86
4 ZILFIATUS SHOLEHAH. 86
5 INTAN NUR SAFITRI 60
6 MEGA NUR ADINDA
NUFITASARI 80
7 NADYA NUR JIHAN 74
8 NAWAL ABIL PUTRI 84
9 BILAL EMIRALDI ISLAMI 86
10 ZAKIYA NABILAUL ANAM 84
11 AISYAH FAISOL 76
12 MOH. ILHAM 80
13 FATMATUS ZAHRAH 74
14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. 77
15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA 74
16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI 79
17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA 65
18 NURIS AMDITA PRATITASWARI 78
19 BERI ALFIAN 70
20 AMELIATUS SOLIHAH 70
JUMLAH 1.545
NILAI RATA-RATA X1 77.25
Sumber: Dokumentasi hasil pot-test
kelompok eksperimen
Tabel 4.4 Daftar Nama dan Nilai Hasil
Post Tes (Prestasi Belajar)
Kelompok Kontrol Tanpa
Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT
NO.
KELOMPOK KONTROL
(X2)
SKOR
X2
1 ACH. RIVAL SARYADI 65
2 FAISAL AKBAR 54
3 M. RIZAL SUHADA‘ 70
4 ZILFIATUS SHOLEHAH. 60
5 INTAN NUR SAFITRI 59
6 MEGA NUR ADINDA
NUFITASARI 64
7 NADYA NUR JIHAN 83
8 NAWAL ABIL PUTRI 60
9 BILAL EMIRALDI ISLAMI 60
10 ZAKIYA NABILAUL ANAM 64
11 AISYAH FAISOL 59
88
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
12 MOH. ILHAM 60
13 FATMATUS ZAHRAH 70
14 ACH. ABDURRAHMAN AZIZ R.S. 54
15 MOH. INSAN NURIS DEWANGGA 73
16 MOHAMMAD TIRMIDI EFENDI 60
17 ABDIL FITRA ARIFIN MAULANA 70
18 NURIS AMDITA PRATITASWARI 70
19 BERI ALFIAN 80
20 AMELIATUS SOLIHAH 60
JUMLAH 1.295
NILAI RATA-RATA X2 64.75
Sumber: Dokumentasi hasil pot-test
kelompok kontrol
Berdasarkan kedua tabel di atas, maka
dapat diketahui bahwa nilai prestasi belajar
Bercerita siswa dalam kelompok eksperimen
tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai
rata-rata 77,25, sedangkan nilai prestasi
belajar Bercerita siswa dalam kelompok
kontrol tergolong dalam kategori rendah
dengan nilai rata-rata 64,75. Hal ini dapat
dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.5 Kategori Rata-Rata Nilai Prestasi
Belajar Siswa Kelas B Semester I Taman
Kanak-Kanak di Kabupaten Sampang.
PRESTASI BELAJAR
(KATEGORI) NILAI
FREKUENSI ( F )
X1 X2
TINGGI 76 – 95 14 2
SEDANG 66 – 75 5 5
RENDAH 56 – 65 1 11
SANGAT RENDAH 45 – 55 0 2
JUMLAH 20 20
RATA-RATA NILAI 77.25 64.75
Sumber: Dokumentasi Taman
Kanak-Kanak Kabupaten Sampang.
2. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya dan seberapa besar
pengaruh penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap prestasi
belajar Bercerita siswa Taman Kanak-Kanak
Kabupaten Sampang. Dalam penelitian ini,
data yang dianalisis bersifat kuantitatif yaitu
data berbentuk angka-angka sebagaimana
telah dipaparkan dalam beberapa tabel di
atas.
Untuk menganalisis data tersebut digunakan
rumus t-test sampel related sebagaimana
berikut:
Keterangan:
1X
: Nilai rata-rata hasilPost-test pada kelompok eksperimen
2x :
Nilai rata-rata hasilPost-test pada kelompok kontrol
2
1s
: Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) eksperimen
2
2s :
Jumlah kuadrat simpangan kelompok (kelas) kontrol
1n
: Jumlah sampel kelompok (kelas) eksperimen
2n :
Jumlah sampel kelompok (kelas) kontrol
t : Nilai koefisien t-test
dk : Derajat kebebasan (kriteria pengujian hipotesis terhadap ttabel)
221 nndk
2
2
2
1
2
1
21 )(
n
s
n
s
XXt
(Sugiyono, 2009:
197)
89
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Tabel 4.6 Daftar Perhitungan Standar
Deviasi dan Varians Untuk
Kelompok Eksprimen dan
Kelompok Kontrol Siswa
Taman Kanak-Kanak Nurul
Amin Kabupaten Sampang
No
.
Skor
1X
1x
(
1X-
1X)
2
1x
Skor
2X
2x
(
2X-
2X)
2
2x
1 80 2.75 7.5625 65 0.25 0.0625
2 82 4.75 22.5625 54 -
10.75
115.562
5
3 86 8.75 76.5625 70 5.25 27.5625
4 86 8.75 76.5625 60 -4.75 22.5625
5 60
-
17.2
5
297.562
5 59 -5.75 33.0625
6 80 2.75 7.5625 64 -0.75 0.5625
7 74 -3.25 10.5625 83 18.25 333.062
5
8 84 6.75 45.5625 60 -4.75 22.5625
9 86 8.75 76.5625 60 -4.75 22.5625
10 84 6.75 45.5625 64 -0.75 0.5625
11 76 -1.25 1.5625 59 -5.75 33.0625
12 80 2.75 7.5625 60 -4.75 22.5625
13 74 -3.25 10.5625 70 5.25 27.5625
14 77 -0.25 0.0625 54 -
10.75
115.562
5
15 74 -3.25 10.5625 73 8.25 68.0625
Lanjutan Tabel 4.6
No.
Skor
1X
1x
( 1X -
1X )
2
1x
Skor
2X
2x
(
2X-
2X)
2
2x
16 79 1.75 3.062
5 60 -4.75 22.5625
17 65 -12.25 150.0
625 70 5.25 27.5625
18 78 0.75 0.562
5 70 5.25 27.5625
19 70 -7.25 52.56
25 80 15.25
232.562
5
20 70 -7.25 52.56
25 60 -4.75 22.5625
Juml
ah 1.545 0
955,7
5 1.295 0 1.177,75
Keterangan 1. Jumlah kelompok eksprimen (X1) = 20
2. Jumlah deviasi ( 1x ) = 0
3. Mean X1 (M X1) =
4. Jumlah 2
1x = 955.75
5. Jumlah kelompok kontrol (X2) = 20
6. Jumlah deviasi (2x ) = 0
7. Mean X2 (M X2) =
8. Jumlah 2
2x = 1.177,75
3. Uji Hipotesis
Untuk mencari nilai distribusi t
dari kedua kelompok, maka langkah
selanjutnya memasukkan nilai post-test
ke dalam rumus t (t-test), yaitu:
Sebelum memasukkan nilai post-
test ke dalam rumus t, terlebih dahulu
akan ditentukan nilai varians 1 (2
1S )
N
X 1 25,7720
545.1
N
X 2 75,6420
295.1
221 nndk
2
2
2
1
2
1
21 )(
n
s
n
s
XXt
(Sugiyono,
2009: 273)
90
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
dan varians 2 (2
2S ) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
1
)( 2
112
1
N
XXS
1
)( 2
222
2
N
XXS
(Syah, 2009: 81-82)
120
75,9552
1
S
19
75,9552
1
S
3026315789,502
1 S
303,502
1 S (hasil
pembulatan)
120
1.177,752
2
S
19
1.177,752
2
S
2
2S = 61.9868421053
2
2S = 61.987 (hasil
pembulatan)
Dari perhitungan di atas,
diperoleh nilai varians 1 (2
1S ) sebanyak
50,303, dan nilai varians 2 (2
2S )
sebanyak 61.987. Jadi, perolehan angka
bila dihitung brdasarkan rumus t (t-test)
sebagai berikut:
2
2
2
1
2
1
21 )(
n
S
n
S
XXt
20
61,987
20
50,303
64,7577,25
t
09935,351515,2
5,12
t
6145,5
5,12t
83694936167,2
5,12t
t 5,27538876301
t = 5,275 (hasil pembulatan)
dengan dk = 1n + 2n -2= 20+20-2=38
Nilai thitung yang diperoleh adalah
5,275, jika dibandingkan dengan nilai ttabel
dengan derajat bebas (dk.= 1n + 2n -2= dk.=
20+20 – 2=38) pada taraf signifikansi 5%
atau = 0,05 adalah 1,684 dan pada taraf
signifikansi 1% atau = 0,01 adalah 2,423.
Hal ini bisa di lihat dari tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai t Hitung
dengan Nilai t Tabel
dk.
(n1+
n2 -
2)
Nilai
t
hitung
Nilai ttabel
Taraf Signifikansi
5% 1%
38 5,275 1,684 2,423
Sumber: Dari hasil penghitungan
Dengan demikian maka nilai thitung =
5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau
thitung > ttabel pada taraf signifikansi 5%. Hal
ini ternyata juga thitung = 5,275 lebih besar
dari ttabel = 2,423 atau thitung > ttabel pada taraf
signifikansi 1%.
Hal tersebut berarti hipotesis nihil (Ho)
yang berbunyi: ‖Tidak ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT
terhadap prestasi belajar Bercerita siswa
Taman Kanak-Kanak Kabupaten Sampang‖,
ditolak.
Sedangkan hipotesis kerja (Ha) yang
berbunyi: ‖Ada pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
praktik belajar Bercerita Kabupaten
Sampang‖, diterima.
91
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
4. Interpretasi
Berdasarkan dari hasil analisis data
yang telah diuraikan di atas diperoleh hasil
uji hipotesis dengan t-test bahwa nilai thitung
= 5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau
thitung > ttabel lebih besar dari taraf
signifikansi 5%. Hal ini ternyata juga thitung =
5,275 lebih besar dari ttabel = 2,423 atau
thitung > ttabel lebih besar dari taraf
signifikansi 1%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hipotesis kerja (Ha) yang
diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal
ini dapat diinterpretasikan bahwa ada
pengaruh positif dan signifikan atas
penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT terhadap peningkatan prestasi
belajar mata pelajaran Bercerita.
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat prestasi belajar bercerita siswa
Taman Kanak-Kanak Nurul Amin
Kabupaten Sampang dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT tergolong tinggi
dengan nilai rata-rata: 77.25.
2. Ada pengaruh yang signifikan
peggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap prestasi
belajar Bercerita siswa Taman Kanak-
Kanak Nurul Amin Kabupaten
Sampang.
Hal ini berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan t-test yang diperoleh nilai thitung =
5,275 lebih besar dari ttabel = 1,684 atau
thitung > ttabel lebih besar dari taraf
signifikansi 5%, dan ternyata thitung = 5,275
juga lebih besar dari ttabel = 2,423 atau thitung
> ttabel lebih besar dari taraf signifikansi 1%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hipotesis kerja (Ha) yang diajukan dalam
penelitian ini diterima dan hepotesis kerja
(Ho) ditolak.
Dengan digunakan model
pembelajaran dalam proses pembelajaran
secara tepat, maka dapat diatasi sikap pasif
peserta didik. Dalam hal ini, model
pembelajaran kooperatif tipe NHT berguna
untuk menimbulkan kegairahan belajar,
memungkinkan interaksi yang lebih antar
sesama siswa sehingga membantu
meningkatkan prestasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2012). Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together (NHT) (Online),
http://blog.tp.ac.id. (diakses tanggal 19
Pebruari 2012)
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
HS, Widjono. (2007). BERCERITA Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT.
Grasindo.
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Mulyasa, Enco. (2004). Implementasi
Kurikulum 2004 – Panduan
92
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
ISSN 2502-8723
Pembelajaran KBK. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan
Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta:Delia Press
Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran
Kooperatif. Jawa Timur: Depdiknas
Dirjen Dikwen LPMP.
Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003).
Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya dalam KBK. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang.
Purwanto. M. Ngalim. (2000). Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2009). Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative
Learning: Cara Efektif dan
Menyenangkan Pacu Prestasi Seluruh
Peserta Didik. Terjemahan oleh
Narulita Yusron. Bandung: Nusa
Media.
Sugiyanto. (2010). Model-Model
Pembelajaran Inovatif. Kadipiro
Surakarta:Yuma Pustaka
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Syah, Darwyan Dkk. (2009). Pengantar
Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung
Persada Press