PRAKTEK KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA PENSIUN · Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu...
Transcript of PRAKTEK KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA PENSIUN · Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu...
KEBIJAKAN AKUNTANSI DANA PENSIUN
PADA DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
YOHANES SURYADI NIM : 97 1334 063
NIRM: 970051120602220055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2004
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................. v
ABSTRACT.............................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii
KATA PENGANTAR............................................................................... viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xvi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xviii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………….. 1
B. Batasan Masalah……………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah……………………………………… 4
D. Tujuan Penelitian………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian……………………………………… 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Dana Pensiun.……………………………. 7
1. Pengertian Akuntansi………………………………... 7
2. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dana Pensiun……. 8
3. Program Pensiun…………………………………….. 10
a. Pengertian Program Pensiun……………………… 10
b. Jenis-Jenis Program Pensiun……………………… 11
B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18........ 13
1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun…………………… 13
a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)………………… 14
b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)…………… 14
2. Asumsi Aktuaria…………………………………..…… 15
3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun………………………… 17
4. Penilaian Investasi……………………………………… 18
5. Laporan Keuangan Dana Pensiun………………………. 19
C. Akuntansi Dana Pensiun Menurut FASB No. 26.……… 21
1. Konsep Pengukuran Biaya Pensiun……………………. 21
2. Konsep Pengukuran dan Pelaporan Aktiva serta
Kewajiban Pensiun…………………………………….. 27
3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Tentang
Status Dana Pensiun…………………………………… 28
D. Kesesuaian Antara PSAK No. 18 dan FASB………….. 31
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………… 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….. 33
C. Subyek dan Obyek Penelitian…………………………….. 33
D. Data Yang Diperlukan……………………………………. 34
E. Metode Pengumpulan Data……………………………….. 34
F. Metode Analisis Data……………………………………… 34
BAB IV : DANA PENSIUN PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
A. Sejarah Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur……………………………………….. 36
B. Maksud Dan Tujuan Pembentukan Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………. 37
C. Modal Dasar Pembentukan Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………. 38
D. Susunan Pengurus Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur……………………………………….. 38
E. Biaya Manfaat Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur………………………………….…………………. 41
F. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur…………………………………………………….. 42
G. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur……………………………………………………... 49
1. Laporan Aktiva bersih…………………………………. 50
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih…………………….. 51
3. Neraca…………………………………………….……. 52
4. Laporan Perhitungan Hasil Usaha dan Beban………….. 52
5. Laporan Arus Kas………………………………………. 53
6. Catatan Atas Laporan Keuangan……………………….. 55
H. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur……………………………………………………… 59
1. Data Peserta……………………………………………. 59
2. Ikhtisar Perturan Dana Pensiun………………………… 60
3. Asumsi Aktuaria………………………………………... 65
4. Metode Penilaian Aktuaria……………………………… 66
5. Kekayaan Dana Pensiun………………………………… 67
6. Hasil Perhitungan Aktuaria……………………………… 69
7. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaria................. 71
I. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur……………………………. 71
1. Sasaran Hasil Investasi……………………………….. 71
2. Batasan Maksimum Kepada Satu Pihak……………… 71
3. Tingkat Resiko………………………………………… 71
4. Persyaratan Tingkat Likuidasi…………………………. 72
5. Metode Perhitungan Hasil Investasi…………………… 73
BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data………………………………………… 75
1. Kebijakan Biaya Manfaat Pensiun………………… 75
2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun……………….……. 79
3. Laporan Keuangan Dana Pensiun………………….. 85
a. Laporan Aktiva bersih………………………….… 85
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih………………. 91
c. Neraca……………………………………………. 95
d. Perhitungan Hasil Usaha…………………………. 99
e. Laporan Arus Kas………………………………… 101
f. Catatan Atas Laporan Keuangan…………………. 102
4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun……………………. 110
a. Metode Penilaian Aktuaria……………………….. 110
b. Asumsi Aktuaria………………………………….. 111
c. Hasil Perhitungan Aktuaria……………………….. 112
d. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaris
Terakhir…………………………………………….. 114
5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun.…………. 115
a. Deposito……………………………………………. 117
b. Saham………………………………………………. 118
c. Obligasi…………………………………………….. 119
d. Penempatan Langsung……………………………… 120
e. Tanah dan Bangunan……………………………….. 121
B. Pembahasan…………………………………………….. 124
1. Biaya Manfaat Pensiun………………………………... 124
2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur…………………………………………………. 125
3. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur……………………………………………………. 126
4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur……………………………………………………. 127
5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur………………………………………. 129
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………… 131
B. Keterbatasan Penelitian 132
B. Saran…………………………………………………….. 133
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Perbandingan Persentase Investasi Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur…………………………………… 74
Tabel 5.2. Perbandingan Jenis Investasi Dana Pensiun……………………. 117
Tabel 5.3. Kesesuaian Antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur Dan PSAK No. 18………….………………. 122
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur………………………………………………………. 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: 1. Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur
Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun Pupuk Kalimantan
Timur Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998
3. Neraca Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal 31
Desember 1999 Dan 1998
4. Laporan Hasil Usaha Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur
Tanggal 31 Desember 1999 Dan 1998
5. Laporan Arus Kas Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Tanggal
31 Desember 1999 Dan 1998
6. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember
1998 Untuk Peserta Pensiunan
7. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember
1998 Untuk Peserta Aktif
8. Data Peserta Aktif Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31
Desember 1998
9. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember
1999 Untuk Peserta Pensiunan
10. Ikhtisar Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31 Desember
1999 Untuk Peserta Aktif
11. Data Peserta Aktif Perhitungan Program Pensiun Pegawai Per 31
Desember 1999
12. Laporan Posisi Portofolio Investasi Per 31 Desember 1999
13. Laporan Hasil Investasi Per 1 Januari Sampai Dengan 31 Desember
1999
ABSTRAK YOHANES SURYADI (2004): Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur, Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara kebijakan akuntansi yang ditempuh oleh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18. Oleh karena itu jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian evaluatif. Penelitian dilaksanakan pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang berkedudukan di Jakarta, dan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2003. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan wawancara terhadap Direktur Utama dan Kepala Bagian Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode komparasi – kualitatif. Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa: 1. Kebijakan biaya manfaat pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana
pengakuan beban manfaat pensiun sesuai dengan periode di mana jasa tersebut diterima dan biaya menfaat pensiun meliputi biaya jasa kini dan biaya yang diakui pada periode berjalan, penghentian program dan pengurangan peserta.
2. Kebijakan penilaian aktiva dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana aktiva telah dinilai sesuai dengan karakteristik untuk penyusunan dalam laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, dan neraca. Dalam penyusunan neraca untuk aktiva tertentu selain nilai historis ditentukan juga nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi.
3. Kebijakan laporan keuangan dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan keuangan telah meliputi: laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih, laporan arus kas, laporan hasil usaha dan beban, neraca dan catatan atas laporan keuangan.
4. Kebijakan laporan aktuaria dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana laporan aktuaria telah mengungkapkan dasar asumsi dan metode penilaian aktuaria, nama aktuaris, hasil perhitungan aktuaria, dan tanggal laporan aktuaria terakhir.
5. Kebijakan investasi hampir sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pelaksanaan investasi telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam perundangan yang berlaku, yaitu UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, kecuali untuk investasi dalam bentuk saham tidak sesuai dengan kebijakan tersebut, karena tidak sesuai dengan batasan maksimum investasi saham sebesar 0% - 5%.
ABSTRACT
Yohanes Suryadi (2004): Accounting Policy of Pension Fund at Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, Yogyakarta: Accounting Education Study Program, Department of Social Studies Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research was conducted to find out the balance of policy of accounting used by Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur” with Standard of Financial Accounting (PSAK) number 18. Therefore, evaluative research was chosen in this study. This research was conducted at Pension Fund Foundation of “PT. Pupuk Kalimantan Timur”, which was located in Jakarta on February 2003. The data collecting techniques used were documentary method and interviews with the President and the Chief Department of Investment of Pension Fund Foundation at “PT. Pupuk Kalimantan Timur”. The data analysis technique used was comparative – qualitative method. The data analysis showed that: 1. The policy of benefit expense had been in accordance to PSAK number 18, in
which the acknowledgement of the expense of benefit pension fund had been appropriate with the period of the service received, in addition the expense of benefit plans had covered current service cost, the acknowledged past service expense, and the termination and curtailment program.
2. The policy of judgment of pension fund asset had been in accordance to PSAK number 18, in which the asset was considered appropriate with the characteristics for the arrangement of net asset statement, change net asset statement, and the arrangement of Balance Sheet. In the arrangement of balance sheet for certain asset, both historical value and fair value were calculated, in addition the difference between historical value and fair value was presented as the difference of investment evaluation.
3. The policy of financial statement of pension fund had been in accordance to PSAK number 18, in which the financial statement had covered: the net asset statement, the change net asset statement, the cash flow statement, the expense and income statement, the balance sheet and note of financial statement.
4. The policy of actuarial statement of pension plans had been in accordance to PSAK number 18, in which the actuarial statement had shown the basic assumption and the method of actuarial assessment, the name of assessor, the result of actuarial counting, and the latest date of actuarial statement.
5. The policy of investment was almost in accordance to PSAK number 18, in which the implementation of investment had already based on the rule stated in Constitution Number 11 year 1992 about the policy of investment portfolio of pension fund, except the investment of stock was not appropriate yet to the policy, because it was not appropriate with the limitation of the maximum investment of stock, that was 0% - 5%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakta menunjukan bahwa kemampuan bekerja seseorang terbatas. Setelah
melalui masa-masa produktif, akhirnya karena daya fisiknya terbatas disebabkan
oleh usia lanjut maka produktifitasnya akan berkurang. Problematika yang
dihadapi setelah berhenti atau diberhentikan dari pekerjaan adalah hilangnya
pendapatan bagi pekerja dan keluarganya. Biasanya keadaan ini sering kurang
disadari oleh yang bersangkutan, sehingga lupa untuk melakukan persiapan
sebelumnya, misalnya dengan cara menabung. Bisa juga penghasilan selama
bekerja tidak cukup untuk disisihkan untuk tabungan hari tua.
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, perusahaan memandang perlunya
jaminan kesejahteraan hari tua bagi pekerja dan keluarganya. Salah satu bentuk
jaminan kesejahteraan hari tua adalah penyelenggaraan program pensiun. Program
pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat bagi para peserta.1
Manfaat pensiun yang akan diterima oleh peserta berupa pembayaran berkala
yang akan dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan cara ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun.2 Berdasarkan lembaga yang menyelenggarakan program
1Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi
Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999.
2 Ibid., hal. 18.
pensiun pada hakekatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis program pensiun,3
yaitu:
1. Program Pensiun Publik (Public Pension Plan)
Sering disebut juga pensiun tenaga kerja, merupakan program pensiun
yang diselenggarakan oleh pemerintah sebagai jaminan dasar masa depan untuk
seluruh tenaga kerja. Kepesertaannya bersifat wajib secara nasional. Contoh:
TASPEN, ASABRI.
2. Program Pensiun Privat (Private Pension Plan)
Disebut juga pensiun perusahaan, merupakan program pensiun yang
diselenggarakan oleh perusahaan sendiri secara individual atau dengan
perusahaan lain. Perusahaan membentuk badan khusus yang akan mengelola
program pensiun ini.
Dalam skripsi ini secara khusus akan membahas Program Pensiun Privat.
Dari uraian di atas jelas bahwa program pensiun harus dikelola oleh suatu badan
hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari badan hukum pendiri. Hal ini sesuai
dengan UU No. 11 tahun 1992 tentang dana pensiun khususnya pada pasal 1 butir
1 yang menyebutkan bahwa “Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun.”
Pengelolaan dana pensiun yang terpisah dari perusahaan pendiri
dimaksudkan agar manfaat pensiun yang dijanjikan pada peserta dapat dibayarkan
tepat jumlah, tepat waktu dan kepada peserta yang tepat, dengan biaya dan resiko
3 D. Koeshartono, “Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Melalui Penyelenggaraan Program
Pensiun”, Modus, (Oktober – Desember, 1997), hal. 53.
kegagalan serendah mungkin serta dengan jaminan keamanan dana yang dapat
dipertanggungjawabkan.4
Pemenuhan kewajiban pembayaran manfaat pensiun menimbulkan
permasalahan bagi pemberi kerja yaitu pengakuan biaya manfaat pensiun. Dengan
kata lain, berapa bagian manfaat pensiun yang diakui sebagai biaya untuk periode
yang sedang berjalan, sebagai akibat dari jasa yang telah diterima dari peserta.
Selain itu penentuan jumlah yang akan dilaporkan sebagai aktiva atau kewajiban
seringkali ditemukan kesulitan.
Mengingat begitu kompleksnya masalah akuntansi yang dihadapi oleh dana
pensiun, maka membangkitkan minat penulis untuk melihat lebih jauh lagi
kebijakan akuntansi dana pensiun terutama di dalam pengakuan biaya manfaat
pensiun, penilaian aktiva, penilaian investasi dana pensiun, asumsi dan metode
aktuaria serta kebijakan dalam pengungkapan dan pelaporan mengenai laporan
keuangan dana pensiun. Penulis menggunakan Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur yang berkedudukan di Jakarta, di mana diasumsikan bahwa
perusahaan tersebut merupakan pengelola program dana pensiun privat bagi
karyawan dan karyawatinya. Untuk itu penulis akan mencoba membahas dalam
skripsi ini dengan judul:
Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun
Pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
4 Kadarisman, “Pengalokasian Kekayaan dan Investasi Dana Pensiun”, Usahawan, 10 Th.
XXIII (Oktober, 1994), hal. 16.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam skrpsi ini dapat terfokus dan sesuai dengan latar
belakang masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada beberapa hal
berikut ini:
1. Analisis terhadap kebijakan biaya manfaat pensiun
2. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva dana pensiun
3. Analisis terhadap kebijakan laporan keuangan dana pensiun
4. Analisis terhadap kebijakan laporan aktuaria dana pensiun
5. Analisis terhadap kebijakan laporan portofolio investasi dana pensiun
C. Rumusan Masalah
1. Masalah Umum
Berdasarkan batasan masalah di atas penulis mencoba merumuskan
permasalahan: Apakah kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur sudah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK)No. 18 ?
2. Masalah Khusus
a. Apakah kebijakaan pengakuan biaya manfaat pensiun pada Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?
b. Apakah kebijakaan penilaian aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?
c. Apakah kebijakaan laporan keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?
d. Apakah kebijakaan laporan aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?
e. Apakah kebijakaan laporan portofolio investasi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur telah sesuai dengan PSAK No. 18?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dalam skripsi ini
adalah untuk mengetahui dan memahami sejauh mana kesesuaian antara
kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18.
Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang
dianalisis dalam penelitian ini adalah 2 tahun, yaitu tahun 1998 dan 1999 beserta
Laporan Aktuarianya ; sedangkan Laporan Portofolio Investasi yang
dipergunakan adalah laporan per 31 Desember 1999.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan masukan yang
berharga bagi Dana Pensiuan PT. Pupuk Kalimantan Timur.
2. Bagi penulis
Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dan membandingkan
dengan pelaksanaan kebijakan akuntansi dana pensiun.
3. Bagi universitas
Menambah perbendaharaan wawasan tentang kebijakan akuntansi dana
pensiun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Akuntansi Dana Pensiun
1. Pengertian Akuntansi Akuntansi dikenal secara formal oleh seorang pastur dari Italia yaitu
Luca Pacioli dalam buku yang ditulisnya: Geometri dan Aritmatika yang di
dalamnya dikenalkan Double Entry Book Keeping.
Menurut Paul Grady akuntansi diartikan sebagai “The body of
knowledge and functions concerened with systematic originating, recording,
classifying, processing, summarizing, analizing, interpreting, and supplying of
dependable and significant information covering transaction an event which
are, in part at least, of financial character, required for the management and
operation an entity.”5 Dengan kata lain akuntansi diartikan sebagai perangkat
prosedur pemrosesan data keuangan.
Seiring dengan perkembangan jaman pengertian akuntansi juga
mengalami perkembangan. Menurut Accounting Principles Board No. 4
akuntansi diartikan sebagai “A service activity. Its function is to provide
quantitative information, primarily financial in a native about economic
entities that is intented to be useful in making economic decision”.6 Dari
definisi ini, akuntansi dilihat sebagai kegiatan yang berfungsi dalam
5 Paul Grady, Inventory of Generally Accepted Accounting Principles For Business
Enterprises, Accounting Research Study No. 7”, (New York:AICPA, 1965), par. 2. 6 Accounting Principles Board, Basic Concepts and Accounting Principles Underlaying
Financial Statements of Business Enterprises, APB Statement No. 4, (New York: AICPA, 1970) par.9.
penyediaan jasa, yaitu dalam penyediaan informasi kuantitatif tentang unti-unit
usaha yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Dari beberapa
pengertian akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi dapat diartikan
menjadi beberapa hal tergantung dari sudut mana akuntansi itu sendiri
dipandang.
2. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Dana Pensiun.
Akuntansi sebagai aktivitas jasa berfungsi untuk mengukur sumber daya
yang dimiliki perusahaan, mengukur perubahan sumber daya, klaim dan
kepentingan dalam nilai mata uang yang berlaku.
Dalam dana pensiun akuntansi diperlukan untuk memberikan informasi
yang layak bagi para pemakai laporan keuangan. Karena akuntansi untuk dana
pensiun berbeda dengan akuntansi untuk perusahaan umum maka digunakan
akuntansi dana pensiun yaitu akuntansi yang khusus digunakan oleh suatu dana
pensiun. Dana pensiun ialah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun. Jadi dapat disimpulkan bahwa
akuntansi dana pensiun memiliki pengertian sebagai aktivitas jasa atau
pelayanan yang diselenggarakan badan hukum pengelola pensiun untuk
memberikan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan mengenai
program pensiun (pengakuan, pengungkapan, dan pelaporan) untuk dapat
digunakan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya peserta pensiun,
serta digunakan untuk pengambilan keputusan.
Tujuan utama prosedur akuntansi dana pensiun ialah untuk menyediakan
informasi yang konsisten dan dapat diandalkan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai pengelolaan kekayaan yayasan dana pensiun yang
dikaitkan dengan kewajiban para peserta yang harus dipenuhi pada waktunya.
Pihak yang berkepentingan antara lain: manajemen perusahaan yang
menyelenggarakan program pensiun, para peserta program pensiun, pihak
perpajakan, pihak manajemen yayasan dana pensiun dan pihak lain.
Menurut FASB dalam SFAS No. 35, tujuan utama laporan keuangan dana
pensiun ialah “ The primary objective of a pension plan financial statement is to
provide financial information that is useful in assessing the plans present and
ability to pay benefit when due”.7 Tujuan dibentuknya dana pensiun ialah
menyediakan penghasilan (pensiun karyawan) bagi karyawan yang memasuki
masa pensiun, di mana pensiun merupakan pembayaran gaji yang tertunda.
Menurut PSAK No. 18 tahun 1995, dana pensiun dibedakan menjadi :
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja
Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang
mempekerjakan karyawan selaku pendiri untuk menyelanggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawan sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban bagi pemberi
kerja.
7 Financial Accounting Standard Board, Accounting Reporting By Benefit Pension Plan,
SFAS No. 35, (Stamford Conn., FASB, 1980), par. 5.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Yaitu dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi
jiwa, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan
atau pekerja mandiri.8
3. Program Pensiun
a. Pengertian Program Pensiun
Definisi pensiun menurut Concise Oxford Dictionary: “periodical
(usually annual) payment made especially by government, company, or
employer consideration of past service or of relinguishment of right etc.”9
Menurut ARB No. 47 : A formal arrangement for retirement benefit
whether established unilaterally or through negotiation by with
commitment, specifics or implied, have been made which can be used as
the basis for estimating cost.10
Dari beberapa pengertian program pensiun di atas dapat disimpulkan
bahwa program pensiun ialah suatu perjanjian antara pemberi kerja dengan
karyawan, dalam hal ini pemberi kerja akan memberikan sejumlah benefit
kepada karyawan selama menjalani masa pensiun secara anuitas atas jasa-
jasa yang telah diberikan kepada perusahaan.
8 Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 – Akuntansi
Dana Pensiun, Salemba Empat, Jakarta, 1999, hal 18.2. 9 N.W. Fowler dan F.G. Fowler, The Concise Oxford Dictionary of Current English, fourth
edition, (London: Oxford University Press, 1951), hal. 882. 10 Donald E. Kieiso and Jerry J. Waygandt, Intermediate Accounting, eight edition, (John Wiley and Sons, Inc., 1995), p. 1058.
b. Jenis-Jenis Program Pensiun
Ditinjau dari:
1) Pengelolaan Dana Pensiun:
a) Dikelola oleh perusahaan sendiri: dalam arti dana pensiun dibentuk
oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku
pendiri untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti
atau Program Pensiun Iuran Pasti bagi kepentingan seluruh karyawan
sebagai peserta dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja
b) Dikelola organisasi terpisah: dalam arti dana pensiun didirikan oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa yang pesertanya adalah
perorangan terutama para pekerja mandiri.
2) Kontributor:
a) Contributory: karyawan dan perusahaan bersama-sama melakukan
iuran kepada pengelola program pensiun.
b) Non Contributory: seluruh iuran ditanggung dan menjadi beban
perusahaan.
3) Kebijakan Pendanaan:
a) Funded: perusahaan telah mengakumulasikan dana pensiun melalui
suatu badan yang terpisah dari perusahaan atau pihak ketiga,
misalnya perusahaan asuransi, bank dan yayasan dana pensiun, pihak
ketiga pengelola dana pensiun melalui berbagai investasi seperti surat
berharga , deposito, obligasi, dan lain-lain.
b) Unfunded: pembayaran pensiun langsung dilakukan pada waktu
karyawan yang bersangkutan telah pensiun.
4) Dari Sudut Kewajiban atau Kepastian Pembayarannya:
a) Vested: bila sudah ada kepastian hak bagi pegawai untuk menerima
pensiun bila sudah berhenti bekerja.
b) Unvested: bila hak penerima pensiun tergantung pada hal-hal
tertentu, misalnya: berhenti bekerja sebelum mencapai masa kerja
tertentu maka tidak dapat diberikan pensiun.
5) Bisa juga diklasifikasikan sebagai:
a) Defined Contributory Plan
Program pensiun yang iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan pada masing-masing rekening peserta sebagai manfaat
pensiun. Jumlah pensiun yang diterima oleh peserta pada saat
pensiun tergantung jumlah iuran dari pemberi kerja, dari iuran
pemberi kerja dan iuran peserta, atau iuran peserta dan hasil usaha.
b) Defined Benefit Plan
Program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam
peraturan dana pensiun atau program pensiun lain yang bukan
merupakan Program Pensiun Iuran Pasti. Besar pembayaran manfaat
pensiun yang dijanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus
yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun. Variabel rumus
ini antara lain: masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja,
dan penghasilan dasar pensiun. Variabel ini ditentukan dan dihitung
oleh aktuaris.
B. Akuntansi Dana Pensiun Menurut PSAK No. 18
Dalam alinea ke-2, PSAK No. 18 menyatakan bahwa akuntansi dan
pelaporan oleh dana pensiun tidak mengatur pelaporan kepada masing-masing
peserta program pensiun mengenai hak manfaat pensiun mereka masing-masing.
Dalam alenia ke – 6, lebih lanjut dijelaskan bahwa lingkup pelaporan dana
pensiun tidak mengatur tentang kesejahteraan karyawan dalam bentuk lainnya,
misalnya kewajiban pemberian pesangon, pengaturan kompensasi yang
ditangguhkan (deffered compensation management), tunjangan kesehatan dan
kesejahteraan program bonus, dan lain-lain. Program jaminan kesejahteraan sosial
yang diwajibkan pemerintah (jamsostek) juga di luar lingkup pernyataan ini.
1. Akuntansi Biaya Manfaat Pensiun
Pengakuan beban manfaat pensiun oleh pemberi kerja ialah sebagai akibat
dari jasa yang telah diterima dari peserta, yang akan menjadi penerima manfaat
pensiun. Konsekuensinya, biaya manfaat pensiun ini harus diakui sebagai
beban pada periode di mana jasa juga diterima.
Jumlah biaya manfaat pensiun yang diakui sebagai beban pada suatu
periode tidak perlu sama dengan jumlah iuran yang dibayarkan pemberi kerja
kepada dana pensiun. Dalam menentukan jumlah setiap periode, keputusan
pemberi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi keuangan dan
pertimbangan perpajakan.
a. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)
Iuran pemberi kerja untuk jasa suatu periode tertentu harus diakui
sebagai beban pada periode tersebut. Besar iuran dinyatakan dengan peraturan
perundangan dana pensiun dengan suatu rumusan tertentu. Dengan demikian
beban manfaat pensiun yang diakui adalah jumlah iuran yang jatuh tempo
untuk periode tertentu.
Jika pemberi kerja memberikan tambahan iuran pada suatu periode
tertentu, maka tambahan iuran tersebut harus diakui sebagai beban sesuai
dengan periode jasa yang dipengaruhi. Jika tambahan iuran diberikan untuk
peserta yang masih aktif bekerja untuk jasa lalu, kompensasi atas jasa pada
periode berjalan dan periode yang akan datang, maka iuran diakui sebagai
beban secara sistematis selama harapan sisa masa kerja rata-rata peserta. Jika
tambahan iuran diberikan kepada peserta yang telah pensiun, maka tambahan
iuran tersebut ditetapkan diakui sekaligus sebagai beban pada periode janji
pemberian tambahan iuran ditetapkan, karena tidak ada lagi jasa yang diterima
pemberi kerja dari peserta tersebut.
b. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)
Beban manfaat pensiun terdiri dari:
1) Biaya Jasa Kini (Current Service Cost)
Adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan oleh peserta yang
masih aktif bekerja selama periode berjalan.
2) Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost), Koreksi Aktuaria (Experience
Adjustment) dan Perubahan Asumsi Aktuaria.
Biaya Jasa Lalu adalah biaya pemberi kerja yang menyelenggarakan
Program Pensiun Manfaat Pasti untuk jasa yang telah diberikan peserta
sampai dengan tanggal penilaian aktuarial akibat adanya:
a) pembentukan program pensiun; atau
b) perubahan program pensiun.
Koreksi aktuaria adalah koreksi atas nilai manfaat pensiun akibat
perbedaan antara asumsi aktuarial yang dipakai dan apa yang sebenarnya
terjadi.
3) Pembubaran Program (Termination) dan Pengurangan Peserta
(Curtailment).
2. Asumsi Aktuaria
Asumsi aktuaria adalah suatu rangkaian estimasi yang dipergunakan
dalam memperhitungkan Manfaat Pensiun yag berkaitan dengan perubahan-
perubahan di masa yang akan datang yang mempengaruhi pembiayaan Program
Pensiun Manfaat Pasti, antara lain: tingkat bunga, tingkat kematian, usia
pensiun normal, tingkat mengundurkan diri, tingkat kecacatan dan tingkat
kenaikan gaji.
Seperangkat asumsi aktuaria dipergunakan untuk mempertimbangkan
ketidakpastian yang terkandung dalam memproyeksikan kecenderungan tingkat
inflasi, tingkat gaji dan tingkat pengembangan dana dalam penilaian aktuaria,
sehingga terdapat hubungan keekonomian yang bersifat jangka panjang antara
inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat pengembangan dana dan tingkat diskonto,
walaupun nilai absolut beberapa asumsi yang digunakan tidak mencerminkan
kondisi aktual jangka pendek. Asumsi ini diproyeksikan untuk jangka panjang,
yaitu sampai dengan tanggal pada saat peserta terakhir diperkirakan meninggal.
PPMP membutuhkan bantuan bantuan aktuaris secara periodik untuk
menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi
aktuaria yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang
seharusnya. Tujuan pelaporan dana pensiun yang menyelenggarakan PPMP
adalah menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan
program pensiun, posisi keuangan dana pensiun, serta kinerja investasinya yang
berguna untuk menentukan besarnya kekayaan dana pensiun yang dihubungkan
dengan besarnya kewajiban membayar manfaat pensiun kepada peserta pada
saat yang telah ditentukan.
Di dalam laporan keuangan dana pensiun yang menyelenggarakan
PPMP, perlu diungkapkan mengenai penjelasan yang memadai mengenai
sumber perhitungan kewajiban aktuaria serta metode penilaian dan asumsi
aktuaria yang dipergunakan oleh aktuaris, nama aktuaris, dan tanggal pelaporan
aktuaris yang terakhir.
Kewajiban aktuaria adalah nilai sekarang pembayaran manfaat pensiun
yang akan dilakukan dana ensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan
yang sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.
Dari pembahasan tentang asumsi aktuaria di atas, asumsi aktuaria perlu
ditinjau ulang dari waktu ke waktu.
3. Penilaian Aktiva Dana Pensiun
PSAK No. 18 menetapkan kebijakan penilaian aktiva dana pensiun
sebagai berikut:
a. Untuk tujuan penyusunan neraca, khusus untuk investasi selain nilai
historis, ditentukan pula nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan
nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi
b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan
aktiva bersih, investasi dana pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair
value). Surat-surat berharga dinilai berdasarkan harga pasar karena
dianggap sebagai nilai yang paling tepat utuk mengukur nilai surat
berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama periode tersebut.
Surat-surat berharga yang jatuh temponya sudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun dinilai berdasarkan nilai
jatuh temponya dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu
investasi tidak mempunyai nilai wajar maka perlu diungkapkan alasa
mengapa nilai wajar tidak ditentukan. Aktiva operasional dinilai
berdasarkan nilai buku.
4. Penilaian Investasi
Selain mengelola dana hasil iuran peserta dan dari pemberi kerja, dana
pensiun berkewajiban pula mengembangkan dana yang terkumpul dengan
melakukan investasi sesuai dengan peraturan dan arahan dari pendiri. Untuk
tujuan pelaporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva bersih investasi
yang dilakukan oleh dana pensiun dinilai sebagai berikut:
1. Cash, rekening giro, deposito bank dinilai sebesar nilai nominal.
2. Sertifikat deposito, SBBI, SBPU dan surat pengakuan utang berumur
kurang dari satu tahun dinilai sebesar nilai tunai.
3. Saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek dinilai sebesar nilai
pasar yang wajar pada tanggal laporan.
4. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil penilaian independen.
5. Investasi tanah dan bangunan dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil
penilaian independen.
6. Piutang dinilai sebesar jumlah yang dapat ditagih setelah diperhitungkan
dengan penyisihan piutang tak tertagih.
7. Aktiva operasional seperti komputer, peralatan kantor dan peralatan lain
dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Bila aktiva seperti gedung sebagian digunakan untuk investasi dan
sebagian untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aktiva sebagai
investasi atau operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.
5. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan keuangan dana
pensiun terdiri dari laporan aktiva bersih, laporan perubahan aktiva bersih,
neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan; dan secara khusus, laporan mengenai kewajiban aktuaria dan
perubahannya perlu disusun sebagai lampiran dalam laporan keuangan.
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan
mengenai portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban dana
pensiun selama satu periode sesuai dengan peraturan dana pensiun.
Di dalam penyajiannya, laporan keuangan dana pensiun meliputi:
a. laporan aktiva bersih:
- nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat,
- dasar penilaian aktiva,
- investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis,
- kewajiban selain dari pada kewajiban aktuaria.
b. laporan perubahan aktiva bersih:
- biaya jasa kini yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau
pemberi kerja dan peserta, atau peserta,
- biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo,
- hasil investasi antara lain bunga, deviden, dan sewa,
- pendapatan lain-lain,
- manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk
pembayaran manfaat secara sekaligus,
- beban administrasi,
- beban investasi,
- beban lain-lain,
- pajak penghasilan,
- keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi,
- pengalihan dana ke - dan dari - dana pensiun lain.
c. neraca:
- posisi keuangan dana pensiun,
- nilai historis, khusus untuk investasi harus ditentukan pula nilai wajarnya.
d. perhitungan hasil usaha:
- pendapatan dan beban investasi,
- beban administrasi,
- pendapatan lain-lain.
e. laporan arus kas:
- laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha dana pensiun
selama periode pelaporan.
f. catatan atas laporan keuangan, mencangkup:
- penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama
periode laporan,
- penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,
- penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,
- rincian portofolio investasi,
- perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuaria, nama
dan tanggal laporan aktuaris terakhir.
C. Akuntansi Dana Pensiun Menurut FASB No. 26
1. Konsep Pengukuran Biaya Pensiun
Biaya atau cost diartikan sebagai nilai aktiva yang dikorbankan atau utang
yang timbul untuk mendapatkan barang dan jasa. Kesulitan pengukuran biaya
pensiun disebabkan periode yang tercakup merupakan periode yang panjang,
yaitu saat mulai kerja sampai dengan peserta meninggal dunia tetapi masih
mempunyai keluarga yang tercakup dalam program pensiun.
Dasar yang lebih tepat dalam konsep akuntansi keuangan adalah accrual
basic, di mana kejadian ekonomi diakui pada saat timbulnya hak dan
kewajiban, serta prinsip matching, dimana alokasi beban pensiun untuk suatu
periode sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan yang diterima untuk
periode yang bersangkutan. Seperti halnya beban lain, maka dalam perhitungan
biaya pensiun dan pembebanannya diperlukan taksiran-taksiran dan
pertimbangan yang sejalan dengan konsep dasar akuntansi seperti konsep
kesinambungan, periode akuntansi, penetapan beban, dan pendapatan, dan
sebagainya.
Perhitungan biaya pensiun dipengaruhi faktor-faktor yang mempunyai
tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi, maka diperlukan perhitungan yang
dilakukan secara aktuarial yang didasarkan pada asumsi yang layak. Untuk
memenuhi IAI, maka metode aktuaris perlu sistematis, rasional, dan konsisten.
Ada 3 jenis biaya yang dibebankan dalam program pensiun:
a. Biaya Jasa Lalu (Past Service Cost)
Biaya pensiun yang diperhitungkan atas jasa yang diberikan karyawan
sebelum perusahaan menyelenggarakan program pensiun atau pada saat
terjadi pembubaran program dan pengurangan peserta. Penerimaan program
pensiun adalah untuk masa kerja sekarang dan yang akan datang yang
besarnya ditentukan dengan menggunakan perhitungan aktuaria. Menurut UU
No. 11 tahun 1992 biaya ini menjadi kewajiban pemberi kerja yang tidak
dapat debebankan kepada peserta.
b. Biaya Jasa (Normal Cost atau Service Cost)
Biaya jasa yang dibebankan berdasarkan metode aktuaris yang
digunakan untuk tahun-tahun sesudah tanggal diadakannya program pensiun.
Biaya ini timbul akibat adanya peningkatan keuntungan, dan juga berarti
pembayaran pensiun di masa yang akan datang akibat jasa yang diberikan
oleh karyawan dalam periode tertentu yang besarnya merupakan nilai
sekarang dari peningkatan pembayaran pensiun tersebut yang dihitung
dengan menggunakan metode aktuaria.
c. Biaya Prajasa (Prior Service Cost)
Yaitu seluruh biaya yang terjadi pada suatu waktu tertentu setelah
diselenggarakannya program pensiun, baik biaya jasa lalu maupun biaya
normal. Perhitungan biasanya dilakukan bila ada perubahan dalam program
pensiun.
Biaya ini bermanfaat untuk program pensiun yang sudah diubah agar
dapat memperhitungkan perubahan-perubahan dalam retirement benefit. Jadi
Prior Service Cost dalam hal waktu perhitungannya. Past Service Cost
memperhitungkan waktu sebelum diselenggarakannya program pensiun.
Prior Service Cost memperhitungkan waktu sebelum waktu tertentu sebelum
diadakan program pensiun. Berhubung secara periodik harus dihitung
beberapa kewajiban perusahaan untuk memenuhi pembayaran pensiun pada
waktunya dan berapa dana yang tersedia, serta berapa selisih kekurangan atau
kelebihan, maka program ini akan melibatkan perhitungan rumit.
Komponen biaya pensiun netto untuk program pensiun yang defined
benefit menurut SFAS No. 87 ialah:
1. Biaya Jasa (Service Cost)
Dinyatakan sebagai “The actuarial present value of benefit attributed
by the pension formula to the employers service during the period.”
Merupakan nilai tunai dari benefit yang dihitung dengan menggunakan
suatu formula untuk jasa yang telah dilakukan. Biaya ini merupakan
bagian dari PBO.
2. Biaya Bunga (Interest cost on projected benefit obligation)
Menurut FASB No. 87 penetapan biaya bunga adalah sebagai akibat
berikut: “ The interest cost component recognized in the projected benefit
obligation due to the passage of time”.
Biaya bunga yang diakui untuk suatu periode ditetapkan sebagai
kenaikan PBO karena berlakunya waktu. Biaya bunga harus diakui sebagai
komponen biaya pensiun didasarkan pada nilai diskonto untuk menghitung
biaya jasa. Biaya bunga ini dihitung dengan mengalikan saldo PBO awal
tahun dengan tingkat bunga yang tepat.
3. Hasil Aktual Aktiva Dana Pensiun (Actual Return On Plan Assets)
Pengukuran hasil aktual SFAS No. 87 dinyatakan sebagai : “ Actual
return on plent assets shall be determined bassed on the value of plant
asset at the beginning and the end of the period, adjusted for contribution
and benefit payment.”
Hasil aktual dana pensiun merupakan selisih dari nilai wajar aktiva
dana pensiun pada akhir periode dan awal periode yang kemudian
disesuaikan dengan kontribusi dana pensiun yang dibayarkan.
4. Keuntungan dan Kerugian (Gains and Losses)
SFAS No. 87 menyatakan “ Gains and losses are changes in the
amount of either the PBO on plan asset resulting from experience different
from that assumed and from changes in assumption.”
Keuntungan dan kerugian yang timbul karena ada penyimpangan dari
asumsi yang dibuat dan ada perubahan yang mendasari perhitungan biaya
pensiun. Keuntungan dan kerugian dapat timbul dari: perubahan asumsi
yang digunakan, perubahan kekayaan dana pensiun, dan perubahan PBO.
Keuntungan dan kerugian harus diamortisasikan.
5. Amortisasi terhadap biaya jasa sebelumnya (Amortization Of Unrecognized
Prior Service Cost)
Didefinisikan sebagai seluruh biaya yang terjadi pada suatu waktu
setelah diselenggarakannya program pensiun baik biaya jasa maupun
biaya normal. Seluruh biaya prajasa tersebut harus diamortisasikan
berdasarkan sisa masa kerja karyawan. Perhitungan masa kerja ini
didasarkan pada asumsi aktuaria, seperti jumlah karyawan yang keluar
dan masuk setiap tahun. Amortisasi biaya prajasa untuk suatu periode
akan menambah beban pensiun periode tersebut. Biaya prajasa yang
belum diamortisasi disebut Unrecognized Prior Service Cost.
6. Amortisasi terhadap aktiva atau kewajiban akibat peralihan standar yang
direvisi ( Amortization unrecognized net asset or net obligation existing at
date of initial). 11
Penyelenggaraan program pensiun harus menentukan besarnya PBO
dan nilai pasar aktiva dana pensiun, ditambah biaya pensiun periode
sebelumnya yang belum didanai atau dikurangi biaya pensiun yang dibayar
di muka, saat mulai diterapkannya SFAS No. 87.
11 Financial Accounting Standard Board., Accounting Reporting By Benefit Pension Plan.,
SFAS No. 35, (Stamford Conn., FASB, 1980), p. 17.
Perbedaan keduanya harus diamortisasi dengan metode garis lurus
selama perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan, kecuali jika:
a. Rata-rata sisa masa kerja karyawan kurang dari 15 tahun, perusahaan
boleh mengamortisasikan selama 15 tahun
b. Semua atau sebagian besar peserta pensiun merupakan pegawai yang
tidak aktif, perusahaan harus menggunakan perkiraan rata-rata sisa
umur mereka.
Secara totalitas SFAS No. 87 menetapkan besarnya biaya pensiun sebesar
penjumlahan dari komponen-komponen di atas. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keenam komponen tersebut ialah Accumulated Benefit
Obligations (ABO) dan Projected Benefit Obligation (PBO). Menurut SFAS no.
87 ABO dinyatakan sebagai “Actuarial present value of benefit (whether vested
or non vested) attributed by the pension formula on employee service and
compensation (if applicable) prior to that date.12 Sedangkan PBO dinyatakan
sebagai “Actuarial present value as of date of all benefit attributed by the pension
benefit formula to employee service rendered prior to that date. The PBO is
measured using assumption as to future compensation levels if the pension
formula is based on those future compensation levels.13
Keduanya merupakan nilai tunai dari kewajiban pensiun yang timbul
sehubungan dengan jasa yang diberikan karyawan sampai suatu waktu tertentu
12 Financial Accounting Standard Board., Accounting Reporting By Benefit Pension Plan.,
SFAS No. 35, (Stamford Conn., FASB, 1980), p. 17. 13 Ibid., p.18.
yang dihitung dengan rumus yang telah ditetapkan. Perbedaan terletak pada
penggunaan asumsi terhadap penghasilan masa datang. ABO dihitung tanpa
memperhatikan asumsi di atas.
2. Konsep Pengukuran Dan Pelaporan Aktiva Serta Kewajiban Pensiun.
Secara teoritis untuk menggambarkan pengorbanan ekonomis yang timbul
sebagai akibat adanya kewajiban untuk menyerahkan barang dan jasa pada
pihak lain. Dalam program pensiun, pemberi kerja akan memberikan manfaat
pensiun kepada pegawai untuk jasa yang telah dilakukan pegawai.
Penangguhan pembayaran manfaat pensiun merupakan kewajiban bagi pemberi
kerja.
Menurut FASB dalam SFAS No. 87, pada halaman 35, dikatakan: “A
liability (unfounded accrued pension cost) is recognized if net periodic pension
cost recognized pursuant to this statement ezceeds amount the employer has
contributed to the plan”. Pensiun juga harus segera diakui jika accumulated
benefit obligation melebihi nilai wajar yang dimiliki dana pensiun. Dengan
demikian pengakuan dan pelaporan kewajiban pensiun minimal sebesar
Accumulated Benefit Obligation yang belum didanai (Unfunded Accumulated
Benefit Obligation).
Pengukuran Additional Minimum Liability dilakukan jika terdapat
Accumulated Benefit Obligation yang belum didanai dan:
1. Terdapat suatu aktiva yang merupakan Prepaid Pension Cost.
2. Kewajiban yang telah diakui sebagai Accrued Pension Cost lebih kecil
dibandingkan dengan Accumulated Benefit Obligation yang belum didanai.
3. Tidak ada Accrued or Prepaid Pension Cost yang telah diakui.
Pengakuan atau pengukuran aktiva pensiun menurut FASB dalam SFAS
No. 87 adalah :”An asset (prepaid pension cost) is recognized if net periodic
pension cost is less than amount the employers has contributed to the
plan.”14Aktiva diakui bila biaya pensiun netto kurang dari jumlah kontribusi
dana pihak pemberi kerja kepada dana pensiun. Hal ini wajar mengingat
kelebihan penyetoran itu mencerminkan manfaat berupa penghematan
pengeluaran kas (untuk setoran) di kemudian hari.
Selanjutnya dikatakan bahwa jika perusahaan mencatat additional
minimum libility harus diakui sebesar jumlah minimum liability. Hakekat
intangible asset ini sebenarnya adalah kerugian aktual, oleh sebab itu tidak
akan dicatat sebagai aktiva melainkan dalam rekening lawan dari rekening
modal.
3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Tentang Status Dana Pensiun
Kewajaran laporan keuangan bergantung pada kesesuaian dengan
prinsip, standar dan metode penerapan akuntansi yang lazim bagi aktiva dan
kewajiban dana pensiun. Menurut FASB dalam SFAS No. 35 tujuan utama
14 Financial Accounting Standard Board., Accounting Reporting By Benefit Pension Plan.,
SFAS No. 35, (Stamford Conn., FASB, 1980), p.3.
laporan dana pensiun : “ The primary objective of a pension plan’s financial
statement is to provide financial information that is useful in assessing the
plan’s present and future ability to pay benefit when due.” Jadi laporan
keuangan disusun untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk
memperkirakan kemampuan yayasan pada masa sekarang dan masa mendatang
dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pensiun kepada peserta pada
waktunya karena pekerja memberikan jasa jauh sebelum mereka menerima
manfaat. Perhatian mereka terpusat apakah yayasan akan membayar “future
benefit” mereka.
Laporan keuangan dana pensiun tidak dapat menyediakan seluruh
informasi yang dibutuhkan untuk perkiraan (assessment) tersebut harus juga
dilihat kombinasi dengan informasi lain, termasuk keadaan keuangan pemberi
kerja. Penekanan laporan keuangan di sini adalah memberikan informasi
keuangan mengenai kemampuan dana pensiun saat sekarang dan masa
mendatang. Laporan keuangan harus berisi mengenai sumber pendanaan
pensiun, akumulasi manfaat pensiun bagi masing-masing anggota, transaksi-
transaksi yang mempengaruhi sumber dan besar benefit, dan informasi lain
yang penting agar laporan keuangan menjadi jelas.
Agar laporan keuangan terutama dalam program defined benefit yang
sesuai dengan SFAS No. 87 tercapai, maka laporan keuangan harus
mencangkup:
a. Uraian tentang program pensiun yang diselenggarakan dan petunjuk tentang
kelompok yang dicakup, statement tentang kebijakan akuntansi dan
pendanaan, jenis aktiva yang dimiliki, rumus perhitungan benefit dan
informasi lain yang berpengaruh terhadap daya banding antar periode
akuntansi. Informasi tersebut sebagai dasar penentuan biaya, utang, dan
aktiva program pensiun.
b. Beban pensiun periode yang bersangkutan yang secara terpisah menunjukan
komponen biaya jasa, biaya bunga, hasil dari asset yang dimiliki dan nilai
netto dari komponen lainnya.
c. Skedul rekonsiliasi status program pensiun yang didanai dengan jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan meliputi:
1) Nilai wajar aktiva pensiun
2) Proyeksi utang benefit, akumulasi kewajiban benefit, dan kewajiban
benefit yang sudah pasti.
3) Jumlah biaya prajasa yang belum diamortisasikan
4) Jumlah keuntungan dan kerugian netto yang belum diakui
5) Jumlah utang dan aktiva yang timbul dalam rangka transaksi kepada
penerapan SFAS No. 87
6) Jumlah utang tambahan yang diakui
7) Jumlah utang atau aktiva pensiun yang merupakan hasil netto komponen
tersebut.
FSAB dalam SFAS No. 35 mensyaratkan laporan keuangan yang defined
benefit harus mencangkup:
1. Laporan yang berisi informasi mengenai aktiva netto yang tersedia untuk
pembayaran pensiun (net assets available for benefit).
2. Laporan mengenai perubahan aktiva netto yang tersedia.
3. Informasi nilai sekarang aktuarial dari akumulasi benefit yayasan
(accumulated plan benefit) pada tanggal pelaporan dan perubahannya.
4. Informasi mengenai pengaruh penting dari faktor-faktor tertentu terhadap
perubahan nilai sekarang dari akumulasi benefit.
Untuk program yang defined contribution tidak diatur khusus dalam
SFAS No. 35 tetapi secara umum statement tersebut dapat digunakan.
Menurut UU No. 11 tahun 1992 dana pensiun harus melaporkan laporan
keuangan yang telah diaudit akuntan publik dan laporan teknik yang disusun
oleh pengurus dan atau oleh aktuaris kepada menteri keuangan dan wajib
mengumumkan neraca dan perhitungan hasil usaha kepada peserta dan
ketentuan tentang hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan dan
perubahan yang terjadi pada peraturan dana pensiun.
D. Kesesuaian Antara PSAK No. 18 Dan Financial Accounting Standard Board
(FASB)
Tinjauan pustaka dalam skripsi ini menyajikan akuntansi dana pensiun
menurut PSAK no. 18 dan Financial Accounting Standard Board (FASB).
Penyajian ini tidak dimaksudkan untuk memberikan dua kajian yang menjadi
acuan kesesuaian dari kebijakan akuntansi dana pensiun dalam perusahaan, namun
FASB ditempatkan sebagai sumber dari penbuatan PSAK di Indonesia. Di dalam
skripsi ini, penulis akan mempergunakan PSAK sebagai pembanding kebijakan
Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
Berikut ini dijelaskan tentang keterkaitan antara FASB dan PSAK. Pada
tanggal 7 September 1994, Pengurus Pusat Ikatan Akuntansi Indonesia telah
mengesahkan PSAK No. 18 tentang Akuntansi Dana Pensiun, yang mulai
diberlakukan untuk laporan keuangan yang mencangkupi periode laporan yang
berakhir pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. PSAK No. 18 tentang
Akuntansi Dana Pensiun ini disusun dengan mengadaptasi Financial Accounting
Standard Board No. 26 tentang Accounting And Reporting by Retirement Benefit
Plants. Pengadaptasian ini memperhatikan pula peraturan perundangan tentang
Dana Pensiun yang telah berlaku di Indonesia, yaitu UU No. 11 tahun 1992
tentang Dana Pensiun serta peraturan pelaksanaannya.
Dari uraian di atas cukup untuk menjelaskan bahwa keberadaan PSAK No.
18 bukanlah sesuatu yang baru dalam akuntansi dana pensiun di Indonesia,
melainkan suatu bentuk adaptasi dari peraturan akuntansi dana pensiun yang
pernah ada, yang tentunya dengan beberapa penyesuaian yang tidak keluar dari
prinsip akuntansi dana pensiun yang telah ada.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih ialah penelitian evaluatif, karena dalam
penelitian ini penulis berusaha mengetahui pelaksanaan suatu kebijakan yang
dijalankan oleh perusahaan, dalam hal ini yaitu kebijakan akuntansi dana
pensiun.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur di kota Jakarta
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2003
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
a. Direktur Utama Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
b. Kepala Bagian Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
2. Obyek Penelitian: Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang
berkedudukan di Jakarta.
D. Data yang Diperlukan:
1. Sejarah singkat Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
2. Struktur organisasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
3. Kebijakan Biaya Manfaat Pensiun
4. Kebijakan pelaporan Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas,
Laporan Perubahan Aktiva Bersih, dan Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur
5. Kebijakan Laporan Aktuaria
6. Kebijakan Laporan Portofolio Investasi
E. Metode Pengumpulan Data:
Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara dengan
pejabat yang berkompeten guna memperoleh informasi yang relevan.
Pendokumentasian dan wawancara dilakukan pada:
1. Direktur Utama Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
2. Kepala Bagian Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
F. Metode Analisis Data
Data-data yang didapat dari hasil penelitian berupa kebijakan biaya manfaat
pensiun, penilaian dan pelaporan aktiva, penilaian investasi, serta pengungkapan
dan pelaporan keuangan serta laporan pendukung lainnya dianalisis dengan cara
melakukan pembandingan antara kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur dengan landasan teori yang telah disusun dalam PSAK No. 18
mencangkup:
1. Analisis terhadap kebijakan biaya manfaat pensiun
2. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva dana pensiun
3. Analisis terhadap kebijakan laporan keuangan dana pensiun
4. Analisis terhadap kebijakan laporan aktuaria dana pensiun
5. Analisis terhadap kebijakan laporan portofolio investasi dana pensiun
Data-data hasil dari analisis pembandingan kemudian dievaluasi dengan
menggunakan metode Komparasi – Kualitatif. Dalam metode ini evaluasi
dilakukan dengan menganalisa penerapan kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur apakah sesuai dengan PSAK No. 18 dan
pertimbangan-pertimbangan yang mendasarinya. Langkah-langkah metode
Komparasi - Kualitatif:
1. mendeskripsikan seluruh data tentang kebijakan akuntansi dana pensiun
dalam perusahaan;
2. membandingkan prosedur kebijakan yang ditempuh perusahaan dalam
mengelola akuntansi dana pensiun dengan kajian PSAK No. 18;
3. melakukan analisis kritis terhadap perbedaan-perbedaan yang telah
ditemukan dalam langkah – 2;
4. menarik kesimpulan; apakah kebijakan akuntansi dana pensiun perusahaan
telah sesuai dengan PSAK No. 18 atau sebaliknya.
BAB IV
DANA PENSIUN
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR
A. Sejarah Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah dana pensiun pemberi
kerja yang didirikan oleh PT. Pupuk Kalimantan Timur dengan maksud untuk
menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan tujuan memberikan
kesinambungan penghasilan bagi peserta yang berhak. Didirikan pada tanggal 18
Desember 1986 berdasarkan akta notaris Laden Mering, SH No. 56 dan pada
tanggal tersebut juga telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Tenggarong dan telah disahkan oleh Departemen Keuangan RI No. 5-189/MK
II/87 tanggal 10 Maret 1987.
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur merupakan kelanjutan dari
Yayasan Dana Pensiun dan Kesejahteraan Karyawan PT. Pupuk Kalimantan
Timur (YAPENKES) yang didirikan pada tanggal 31 Desember 1985 dengan
tujuan mengelola program pensiun beserta program lain yang bersifat untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur (Persero).
Dengan dikeluarkannya UU No. 11/1992, maka YAPENKES dipisah
menjadi Yayasan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yang mengelola
program pensiun dan Yayasan Tabungan Hari Tua Karyawan PT. Pupuk
Kalimantan Timur. Pada tanggal 12 September 1987 dengan Keputusan Menteri
Keuangan RI No. KEP 484/KM. 17/1997, Yayasan Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur disahkan badan hukumnya menjadi Dana Pensiun Pupuk
Kalimantan Timur (DP – PKT). Dengan demikian DP – PKT resmi menjadi
lembaga keuangan dana pensiun sehingga pengelolaannya harus sesuai dengan
UU No. 11/1992 dan peraturan pelaksanaannya.
Perubahan akta notaris yang dilakukan DP – PKT sampai dengan periode
1999 adalah sebagai berikut:
a. Akta No. 56 tanggal 12 Februari 1992 dihadapan Notaris Ny. Poerbaningsih
Adi Warsito, SH dan diumumkan dalam Berita Negara RI No. 28 tanggal 7
April 1992, tentang perubahan anggaran dasar.
b. Akta Notaris No. 47 tanggal 31 Juli 1996 dihadapan Notaris Johny Frans De
Lanoy, SH dan diumumkan dalam Berita Negara RI tanggal 22 Oktober 1996
No. 85, tentang perubahan susunan badan pengawas dan pengurus DP – PKT.
B. Maksud Dan Tujuan Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur
Maksud dan tujuan penyelenggaraan DP – PKT adalah menyelenggarakan
Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) bagi karyawan PT. Pupuk Kalimantan
Timur dan karyawan mitra pendiri dengan mengelola dan mengembangkan dana
yang dihimpun sesuai arahan investasi dan undang-undang dana pensiun. PPMP
adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran
Pasti (PPIP).
Pedoman pengelolaan dana pensiun adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992
2. Peraturan Dana Pensiun
3. Surat Keputusan Menteri Keuangan mengenai dana pensiun
4. Arahan Pendiri
5. Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan DP – PKT
C. Modal Dasar Pembentukan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Penyisihan modal dasar sebesar Rp. 1.000.000,00 dilakukan oleh pemberi
kerja berdasarkan UU. No. 11/1992 yang menjadi suatu kewajiban aktuaria.
D. Susunan Pengurus Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Sesuai SK Direksi PT. Pupuk Kalimantan Timur No. 028/VIII/1997 tanggal
11 Agustus 1997, susunan dewan pengawas dan dewan direksi adalah sebagai
berikut :
Dewan Pengawas :
Ketua : Ir. Bowo Kuntohadi, MM
Anggota : 1. Ir. Gunawan Suwardi
2. Drs. Syahid D.S.
3. Drs. Mashudianto, MM
Dewan Direksi :
Direktur Utama merangkap Direktur Investasi :
Drs. Taufik Hasbulah, MM
Direktur Administrasi Keuangan dan Kepesertaan :
Drs. Bambang Wikanto
Struktur Organisasi Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur dapat dilihat
pada gambar 4.1.
E. Biaya Manfaat Pensiun Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Berikut perhitungan Biaya Manfaat Periodik DP – PKT per 31 Desember
1998 dan 31 Desember 1999:
31 Desember 1998
a. Biaya Jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 4.712.565.798,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.538.766.928,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan Rp. 3.173.798.870,00
b. Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya Jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuarial : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
c. Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment) Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1998 Rp. 3.173.798.870,00
31 Desember 1999
a. Biaya jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 7.463.343.423,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.668.582.220,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan : Rp. 5.799.761.203,00
b. Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuaria : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
c. Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment): Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1999 Rp. 5.799.761.203,00
F. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Aktiva dana pensiun merupakan manfaat ekonomi masa depan yang
terwujud dalam potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan baik
langsung maupun tidak langsung, arus kas maupun setara kas pada dana pensiun.
Kebijakan penilaian aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
diatur sebagai berikut:
1. Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dinilai sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku, namun mengingat tujuan dan kekhususan
informasi yang diperlukan dalam neraca, untuk aktiva tertentu selain nilai
historis, perlu juga ditentukan nilai wajarnya. Selisih antara nilai historis dan
nilai wajarnya disajikan sebagai selisih penilaian investasi.
2. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan aktiva
bersih, investasi DP – PKT dinilai berdasarkan nilai wajar. Berikut garis
kebijakan akuntansi penilaian investasi :
a. Deposito
Terdiri dari deposito berjangka dan sertifikat deposito dan dicatat
sebesar nilai nominal. Deposito dalam valuta asing dicatat sebesar nilai
perolehan pada saat penempatan. Penilaian harga wajar deposito
berdasarkan nilai kurs beli Bank Indonesia pada tanggal laporan.
b. Sekuritas
Dalam bentuk saham dan obligasi yang dicatat berdasarkan harga
perolehan dengan metode Moving Average. Penilaian nilai wajar
berdasarkan harga jual di bursa efek pada akhir penutupan perdagangan
akhir tahun.
c.
Penyertaan
Penyertaan langsung berupa saham pada perusahaan lain dan dicatat
dengan menggunakan Cost Method. Penilaian berdasarkan nilai appraisal
dilakukan oleh perusahaan jasa penilai independen.
d. Tanah dan Bangunan
Tanah dan bangunan dicatat berdasarkan nilai appraisal sebagai
penilaian independen.
e. Kas
Kas dicatat dengan menggunakan metode Imprest Fund System
menurut nilai nominalnya.
f. Aktiva Tetap
Pada prinsipnya dicatat berdasarkan harga perolehan. Penyusutan
dihitung dengan metode garis lurus (Straight Line Method). Taksiran umur
ekonomis aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Alat Kantor : 3 – 5 tahun
Bangunan Permanen : 20 tahun
Bangunan Operasional : 5 tahun
Kendaraan : 3 tahun
Forniture : 3 tahun
g. Piutang
Dicatat sebesar nilai piutang yang dapat ditagih. Saldo piutang tidak
diadakan cadangan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang karena
diperkirakan saldo piutang dapat ditagih semua. Bila ada piutang yang tidak
tertagih akan dihapuskan dan dibebankan secara langsung pada saat
ditetapkan.
Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah
sebagai berikut:
1. Investasi
a. Deposito ( dalam Rp. )
1999 1998
Deposito di Bontang 16.370.550.640,00 9.721.672.600,00
Deposito di Jakarta 104.573.013.650,00 77.952.355.000,00
Deposito Manager Investasi 0,00 1.335.000.000,00
Nilai Perolehan 120.883.564.290,00 89.009.027.600,00
Nilai Wajar 128.123.116.800,00 97.955.334.500,00
Selisih Penilaian Investasi 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
b. Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Dikelola Sendiri 1.125.705.101,00 1.497.298.380,00
Ex. PT. Mashill Jaya 1.768.760.204,00 1.129.003.335,00
City Corp. Security Indonesia 3.719.441.173,00 2.328.785.190,00
Harga Perolehan 6.613.906.478,00 4.955.086.905,00
Harga Wajar 7.550.774.500,00 4.200.639.750,00
Selisih Penilaian Investasi 936.868.022,00 (754.447.155,00)
c. Obligasi (dalam Rp.)
1999 1998
Saldo Obligasi 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
d. Penyertaan Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan:
Bank Muamalat Indonesia 1.260.302.725,00 1.257.645.725,00
Saham Republika 10.605.000,00 10.605.000,00
Jumlah 1.270.907.725,00 1.268.250.725,00
Harga Wajar:
Bank Muamalat Indonesia 1.159.353.920,00 352.486.972,00
Saham Republika 4.600.550,00 5.396.891,00
Jumlah 1.163.954.470,00 357.883.863,00
Selisih Penilaian Investasi (106.953.255,00) (910.366.862,00)
e. Tanah dan Bangunan (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan 7.640.208.500,00 8.946.306.900,00
Harga Wajar 7.322.211.000,00 7.327.020.000,00
Selisih Penilaian Investasi (317.997.500,00) (312.488.500,00)
f. Total Selisih Investasi (dalam Rp.)
1999 1998
Selisih kurs valas deposito 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
Selisih investasi saham 936.868.022,00 (754.447.155,00)
Selisih Penyertaan Saham (106.953.255,00) (910.366.862,00)
Selisih Investasi Tanah dan
Bangunan (317.997.500,00) (312.488.500,00)
Total 7.751.469.777,00 6.969.004.382,00
2. Aktiva Lancar di luar Investasi (dalam Rp.)
1999 1998
a. Saldo Kas dan Bank 448.242.977,00 624.240.372,00
b. Saldo Piutang Iuran 0,00 2.665.073,00
c. Saldo Beban dibayar di muka 71.995.460,00 31.109.399,00
d. Saldo Piutang Lain-Lain 1.690.731.530,00 2.600.323.910,00
3. Aktiva Operasional (dalam Rp.)
1999 1998
a. Peralatan dan Perangkat
Komputer 277.036.970,00 232.742.970,00
b. Peralatan Kantor 96.181.351,00 86.298.851,00
c. Kendaraan 192.245.000,00 167.415.000,00
d. Furniture dan Fixture 35.038.195,00 35.038.195,00
e. Tanah 12.153.500,00 12.153.500,00
f. Sarana Bangunan kantor 64.204.072,00 64.204.072,00
g. Peralatan Lain-Lain 59.853.830,00 59.853.830,00
Nilai Perolehan 736.712.918,00 657.232.418,00
Akumulasi Penyusutan (600.050.049,00) (499.427.494,00)
Nilai Buku 136.662.869,00 157.804.924,00
4. Aktiva Lain-Lain ( dalam Rp. )
1999 1998
a. Aktiva disewakan
Harga perolehan 377.200.000,00 377.200.000,00
Akumulasi Penyusutan ( 377.199.999,00 ) ( 377.199.999,00 )
Nilai Buku 1,00 1,00
b. Bangunan dalam pelaksanaan
1999 1998
Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan
Harga Perolehan Tanah 12.049.500,00 0,00
Harga Perolehan Bangunan
dari YTHT 402.279.323,00 0,00
Jumlah Tanah dan Bangunan 414.328.823,00 413.628.823,00
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa DP-PKT di dalam
penilaian aktiva dana pensiun adalah sebagai berikut:
1. Aktiva hasil investasi dinilai sebesar nilai historis, namun untuk mengetahui
selisih penilaian investasi perlu juga dinilai nilai wajar investasi.
2. Aktiva di luar investasi dinilai sebesar nilai tunai.
3. Aktiva operasional dinilai sebesar nilai buku.
4. Aktiva lain-lain dinilai sebesar nilai buku ( kecuali bangunan dalam
pelaksanaan karena tidak ada penyusutan ). Sedangkan uang muka investasi
dinilai sebesar nilai tunai uang muka investasi.
G. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Laporan keuangan dana pensiun dimaksudkan untuk menyediakan informasi
secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi keuangan
serta kinerja investasinya yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan
dana pensiun serta dihubungkan dengan besarnya kewajiban membayar manfaat
pensiun kepada peserta pada saat tertentu.
Asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
a. Pembukuan dilakukan secara akrual.
b. Prinsip kelangsungan usaha.
c. Laporan keuangan disusun 1 tahun sekali (1 Januari – 31 Desember), kecuali
bila diperlukan untuk tujuan khusus, seperti penggabungan, pemisahan, atau
likuidasi. Laporan keuangan disusun secara komparatif untuk dua tahun
terakhir.
Laporan Keuangan DP – PKT adalah laporan dana pensiun pemberi kerja
dengan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP). Bentuk dan susunan laporan
keuangan mengacu pada Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No.
Kep. 2959/LK/1995. Laporan Keuangan DP – PKT yang dianalisis adalah laporan
keuangan 1998 dan 1999.
Laporan Keuangan DP – PKT terdiri dari:
1. Laporan Aktiva Bersih
Adalah laporan yang memberikan informasi tentang jumlah kekayaan
(aktiva) bersih dana pensiun yang tersedia untuk manfaat pensiun kepada
peserta. Komponen Aktiva Bersih DP – PKT terdiri dari :
a. Aktiva :
(1) Investasi : deposito berjangka, saham, obligasi, penyertaan saham,
tanah dan bangunan.
(2) Aktiva Lancar di luar Investasi : kas dan bank, piutang iuran, beban
dibayar di muka, piutang lain-lain.
(3) Aktiva Operasional : perangkat komputer, peralatan kantor, kendaraan,
tanah dan bangunan kantor, peralatan lain-lain.
(4) Aktiva Lain-Lain: Aktiva disewakan, uang muka investasi, bangunan
dalam pelaksanaan.
b. Pasiva :
Kewajiban Jangka Pendek: hutang manfaat pensiun jatuh tempo,
hutang pembelian saham, hutang pajak, hutang pihak ketiga.
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Adalah laporan yang memberikan informasi tentang perubahan atas
jumlah aktiva bersih tersedia untuk manfaat pensiun, serta menguraikan
penyebab terjadinya perubahan dalam suatu periode tertentu. Dalam uraian ini
harus dipisahkan penyebab terjadinya penambahan dan pengurangan aktiva
bersih. Informasi dalam laporan perubahan aktiva bersih adalah sebagai
berikut:
a. Penambahan:
(1) Pendapatan Investasi: bunga deposito, saham, dan obligasi.
(2) Penambahan (Pengurangan) Nilai Investasi.
(3) Iuran Normal: iuran pemberi kerja, iuran peserta, koreksi iuran tahun
lalu.
(4) Pendapatan Lain-Lain: sewa aktiva tetap, jasa giro, bunga tabungan dan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), lain-lain, dan pendapatan selisih kurs.
c. Pengurangan:
(1) Beban Investasi: beban custodian, fee fund manager, penalty deposito,
beban investasi lainnya.
(2) Beban Operasional: gaji dan honorarium, beban kantor, penyusutan
aktiva tetap, konsultan, beban lainnya.
(3) Manfaat Pensiun: pembayaran pensiun jatuh tempo.
(4) Beban Lain-Lain : koreksi atas beban tahun lalu, perubahan selisih kurs
giro valas, beban bank, pajak penghasilan badan.
3. Neraca
Adalah laporan yang menggambarkan keadaan pada saat tertentu, terdiri
dari aktiva yang dimiliki dana pensiun serta kewajiban yang harus dipenuhi
oleh dana pensiun. Informasi dalam neraca DP – PKT terdiri dari:
a. Aktiva
(1) Investasi ( dicatat sebesar nilai perolehan dan nilai wajar untuk
mengetahui selisih penilaian investasi).
(2) Aktiva Lancar Di Luar Investasi.
(3) Aktiva Operasional (dicatat sebesar nilai buku).
(4) Aktiva Lain-Lain.
b. Kewajiban
(1) Kewajiban Aktuaria
(2) Kewajiban Jangka Pendek
Neraca DP – PKT disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku
dan diukur berdasarkan nilai historis.
4. Laporan Perhitungan Hasil Usaha Dan Beban
Adalah laporan yang dapat menggambarkan hasil usaha dana pensiun
selama periode tertentu yang mencerminkan hasil prestasi pengurus dana
pensiun pada periode yang bersangkutan. Elemen laporan perhitungan hasil
usaha dan beban DP – PKT adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Investasi: bunga deposito, L(R) pelepasan saham dan deviden
saham, penerimaan bunga obligasi.
b. Beban Investasi : beban custodian, fee fund manager, penalty deposito,
beban investasi lainnya.
c. Beban Operasional: gaji, honorarium dan tunjangan, beban kantor, beban
penyusutan aktiva operasional, beban pihak ketiga, beban operasional
lainnya.
d. Pendapatan dan Beban Lain-Lain: sewa aktiva tetap, jasa giro, bunga
tabungan dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), lain-lain, dan pendapatan
selisih kurs, beban bank.
e. Pajak Penghasilan: pajak penghasilan, hasil usaha tahun lalu, koreksi hasil
usaha.
5. Laporan Arus kas
Adalah laporan yang menginformasikan kepada para pemakai laporan
keuangan untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih dan pengaruhnya
terhadap penerimaan dan pengeluaran kas. Agar laporan arus kas dapat
menggambarkan kondisi kas yang sejelas-jelasnya, maka dalam menyusun
laporan arus kas diklasifikasikan berdasarkan kegiatan investasi, kegiatan
operasional, dan kegiatan pendanaan selama satu periode akuntansi.
Informasi dalam Laporan Arus Kas DP – PKT adalah sebagai berikut :
a. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan yang terdiri dari:
(1) Penerimaan Bunga Deposito
(2) Penerimaan Saham dan Deviden Saham
(3) Penerimaan Obligasi
(4) Pembayaran Beban Investasi
(5) Penanaman Investasi Deposito
(6) Pengurangan (Penanaman) Investasi Saham
(7) Pengurangan (Penanaman) Investasi Obligasi
(8) Pengurangan (Penanaman) Investasi dan Penyertaan
(9) Pengurangan (Penanaman) Tanah dan Bangunan
b. Arus Kas Dari Aktivitas Operasional
Diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan
yaitu yang berasal dari transaksi dari peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan L ( R ) bersih, yang terdiri dari :
(1) Pembayaran Beban Operasional
(2) Pendapatan Lain-Lain
(3) Pajak Penghasilan
(4) Perubahan Dari Aktiva lancar
(5) Perubahan Dari Aktiva Operasional
(6) Perubahan Dari Aktiva Lainnya
(7) Perubahan Dari Kewajiban Lainnya
(8) Perubahan Pengembangan Dana Tahun Lalu
(9) Selisih Kurs Giro Valas
c. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Aktivitas dalam pendanaan mengakibatkan perubahan dalam jumlah
dan komposisi modal perusahaan, yang meliputi :
(1) Penerimaan Iuran
(2) Koreksi Iuran Tahun Lalu
(3) Pembayaran Manfaat Pensiun
6. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak
dipisahkan dari Laporan Keuangan DP – PKT secara keseluruhan, yang terdiri
dari :
a. Umum :
Sejarah Berdirinya DP – PKT
Maksud Dan Tujuan DP – PKT
Modal Dasar DP – PKT
Susunan Pengurus DP – PKT
b. Kebijakan Akuntansi
Penyusunan Laporan Keuangan DP – PKT berpedoman pada standar
akuntansi keuangan yang lazim. Sistem pencatatan menggunakan metode
akrual dan penyajiannya mengacu pada standar akuntansi dana pensiun dan
Keputusan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP. 2959/LK/95
tanggal 23 Mei 1995, dengan garis kebijakan akuntansi sebagai berikut:
1) Deposito
Terdiri dari deposito berjangka dan sertifikat deposito, dicatat
sebesar nilai nominal. Deposito dalam valuta asing dicatat sebesar nilai
perolehan pada saat penempatan. Penilaian harga wajar deposito
berdasarkan nilai kurs beli Bank Indonesia pada tanggal laporan.
2) Sekuritas
Dalam bentuk saham dan obligasi dicatat berdasarkan harga
perolehan dengan metode Moving Average. Penilaian nilai wajar
berdasarkan harga jual di bursa efek pada akhir penutupan perdagangan
akhir tahun.
3) Penyertaan
Penyertaan langsung berupa saham pada perusahaan lain dicatat
dengan menggunakan Cost Method. Penilaian berdasarkan nilai
appraisal dilakukan oleh perusahaan jasa penilai independen.
4) Tanah dan Bangunan
Tanah dan bangunan dicatat berdasarkan nilai appraisal.
5) Kas
Kas dicatat dengan menggunakan metode Imprest Fund System
menurut nilai nominalnya.
6) Aktiva Tetap
Pada prinsipnya dicatat berdasarkan harga perolehan. Penyusutan
dihitung dengan metode garis lurus (Straight Line Method). Taksiran umur
ekonomis aktiva tetap adalah sebagai berikut:
a) Alat Kantor : 3 – 5 tahun
b) Bangunan Permanen : 20 tahun
c) Bangunan Operasional : 5 tahun
d) Kendaraan : 3 tahun
e) Furniture : 3 tahun
7) Piutang
Dicatat sebesar nilai piutang yang dapat ditagih. Saldo piutang tidak
diadakan cadangan atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang karena
diperkirakan saldo piutang dapat ditagih semua. Bila ada piutang yang tidak
tertagih akan dihapuskan dan dibebankan secara langsung pada saat
ditetapkan.
8) Transaksi Valuta Asing
Pembukuan dana pensiun dilakukan dalam mata uang rupiah.
Transaksi dalam valuta asing dijabarkan dalam nilai rupiah pada saat
terjadinya. Selama transaksi valuta asing belum direalisasikan dalam mata
uang rupiah, maka selisih penjabaran antara mata uang asing dan mata uang
rupiah dicatat pada selisih penilaian investasi.
9) Iuran Dana Pensiun
Dicatat pada pos kewajiban aktuaria. Kewajiban aktuaria yang akan
dibayarkan pada satu tahun berikutnya disajikan pada pos Utang Manfaat
Pensiun Jatuh Tempo. Porsi iuran adalah :
Peserta Aktif : 5% dari PhDP
Pemberi kerja : Sesuai SK Direktur PT. Pupuk Kalimantan Timur No.
09/SKPTS/Dir/1993. Tahun 1998: 10,312% dan tahun
1999: 17,38%.
c. Komposisi Peserta PPMP DP – PKT per 31 Desember 1999 adalah sebagai
berikut:
1) Peserta Aktif:
Karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur : 2.434 peserta
Karyawan Yayasan Pupuk Kalimantan Timur : 134 peserta
Karyawan Yayasan RS. Pupuk Kalimantan Timur : 59 peserta
2) Pensiunan:
Pensiunan Pegawai : 20 peserta
Pensiunan Janda : 16 peserta
Pensiunan Yatim : 3 peserta
Pensiunan Ditunda : 30 peserta
d.
Perhitungan Kewajiban Aktuaria
PERIODE 1998 1999
Peserta Aktif 67.096.004.355,00 114.943.027.194,00
Pensiunan 1.510.075.668,00 2.804.300.154,00
Jumlah 68.606.080.034,00 117.747.327.348,00
H. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dalam Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP), jasa aktuaris diperlukan
untuk menetapkan besarnya kewajiban pendanaan pensiun, yang meliputi
kewajiban aktuaria, kewajiban solvabilitas, dan iuran normal. Perhitungan
aktuaria ini dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip
aktuaria yang wajar diterima secara umum.
Penyajian laporan aktuaria dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan
perundang-undangan (kewajiban untuk menyampaikan laporan aktuaris secara
berkala) dan untuk memperoleh informasi mengenai Kualitas Pendanaan Dana
Pensiun Pupuk Kalimantan Timur, sehingga diharapkan pengelola dana pensiun
dapat melakukan evaluasi dan analisa kemampuan dana pensiun pada masa ini
dan masa yang akan datang.
Laporan Aktuaria per 31 Desember 1999 dan 31 Desember 1998 meliputi:
1. Data Peserta
Posisi kepesertaan program pensiun pada tanggal valuasi 31 Desember
1998 adalah sebagai berikut:
a. Peserta aktif:
Jumlah peserta aktif : 2.499 peserta
Usia rata-rata : 37 tahun 11 bulan
Rata-rata masa kerja : 13 tahun 9 bulan
Jumlah penghasilan dasar pensiun setahun : Rp. 67.253.835.573,00
b. Peserta pasif (pensiunan) : 59 orang.
Tabel peserta aktif terdapat pada lampiran – 8, sedangkan untuk
tabel peserta pasif (pensiunan) terdapat pada lampiran – 6.
Posisi kepesertaan program pensiun pada tanggal valuasi 31
Desember 1998 adalah sebagai berikut:
a. Peserta aktif:
Jumlah peserta : 2.627 peserta
Usia rata-rata : 38 tahun 6 bulan
Masa kerja rata-rata : 14 tahun 3 bulan
Jumlah penghasilan dasar pensiun setahun : Rp. 33.371.644.392,00
b. Peserta pasif (pensiunan) : 69 orang.
Tabel peserta aktif terdapat pada lampiran – 11, sedangkan untuk tabel
peserta pasif (pensiunan) terdapat pada lampiran – 9.
2. Ikhtisar Peraturan Dana Pensiun
a. Kepesertaan
Peserta DP – PKT adalah karyawan tetap dan calon karyawan tetap
PT. Pupuk Kalimantan Timur serta mitra pendiri yang memenuhi syarat
kepesertaan sesuai peraturan dan telah terdaftar pada dana pensiun, yaitu:
1) Karyawan minimal berusia 18 tahun atau telah menikah.
2) Kepesertaan dimulai sejak karyawan terdaftar sebagai peserta dan
berakhir saat peserta meninggal dunia atau pensiun atau berhenti bekerja
atau telah mengalihkan haknya pada dana pensiun lain.
b. Pembiayaan Pensiun
Pembiayaan pensiun diatur sebagai berikut:
1) Peserta aktif: 5% dari penghasilan dasar pensiun.
2) Pemberi kerja : berdasarkan SK Direktur PT. Pupuk Kalimantan Timur
No. 09/SKPTS/Dir/1993 yaitu sebesar selisih dari iuran yang diperlukan
berdasarkan perhitungan aktuaris setelah dikurangi iuran peserta.
c. Hak atas pensiun dan besar pensiun
1) Manfaat Pensiun Normal
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta
yang berhenti bekerja dan telah mencapai usia pensiun normal yaitu saat
peserta berusia 56 tahun. Besar Manfaat Pensiun Normal ditentukan
berdasarkan rumus:
MP : Manfaat Pensiun
MK : Masa Kerja
F : Faktor penghargaan/tahun, ditetapkan sebesar 2,5%
PhDP : Penghasilan Dasar Pensiun
MP = MK x F x PhDP
Manfaat Pensiun Normal maksimal pada tahun 1998 adalah sebesar
75% dari PhDP dan 80% dari PhDP pada periode 1999.
2) Manfaat Pensiun Dipercepat
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta
yang berhenti bekerja dan telah mencapai usia pensiun dipercepat. Batas
usia pensiun dipercepat adalah 46 sampai 55 tahun. Besar manfaat
pensiun dipercepat dihitung berdasarkan rumus :
Masa Kerja x 2,5% x PhDP x Nilai Sekarang
3) Manfaat Pensiun Ditunda
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta yang
berhenti dan telah mempunyai masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3
tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat dan batas usia pensiun
ditunda adalah 25 tahun sampai 45 tahun. Besar manfaat pensiun ditunda
dihitung berdasarkan rumus :
Masa Kerja x 2,5% x PhDP x Nilai Sekarang
4) Manfaat Pensiun Cacat
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada peserta yang
berhenti bekerja karena cacat. Besar pembayaran manfaat pensiun dihitung
berdasarkan rumus :
Bagi peserta yang cacat karena kecelakaan kerja akibat kelalaian
orang lain maka masa kerja yang diakui adalah sampai dengan peserta
mencapai usia pensiun normal.
Masa Kerja x 2,5% x PhDP x Nilai Sekarang
5) Manfaat Pensiun Duda Atau Janda
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada duda atau
janda karena peserta meninggal dunia atau karena pensiunan meninggal
dunia. Besar manfaat pensiun duda atau janda adalah
60% x Manfaat Pensiun Normal
6) Manfaat Pensiun Anak
Adalah hak atas manfaat pensiun yang diberikan kepada anak apabila
peserta meninggal dunia atau pensiunan meninggal dunia dan tidak
mempunyai duda atau janda dan duda atau jandanya sudah meninggal dunia
atau menikah lagi. Manfaat pensiun anak diberikan kepada anak sampai usia
21 tahun. Manfaat pensiun anak tetap dapat diberikan sampai uisa anak 25
tahun, dengan syarat apabila tidak mempunyai penghasilan tetap sendiri
(belum bekerja), masih mengikuti pendidikan dan belum pernah menikah.
Besar hak manfaat pensiun anak adalah
100% x Manfaat Pensiun Janda Atau Duda
Apabila peserta meninggal dunia atau pensiunan meninggal dunia dan
tidak ada suami atau istri atau anak, maka hak atas manfaat pensiun diberikan
kepada pihak yang ditunjuk dan dibayarkan secara sekaligus. Apabila terjadi
kenaikan umum pada tabel gaji pokok peserta aktif akibat inflasi maka manfaat
pensiun yang akan diterima oleh peserta juga dinaikkan. Besar persentase
kenaikan manfaat pensiun yang diterima oleh pensiunan adalah 60% dari besar
persentase kenaikan tabel gaji pokok peserta aktif.
Apabila besar manfaat pensiun bulanan lebih kecil dari jumlah yang
ditetapkan oleh menteri maka berdasarkan pilihan peserta atau pihak yang
berhak atas manfaat pensiun dapat dibayarkan sekaligus atau secara bulanan.
Apabila pembayaran manfaat pensiun kepada peserta atau pensiunan, duda atau
janda, atau anak telah berakhir dan ternyata jumlah seluruh manfaat pensiun
yang telah dibayarkan kurang dari jumlah akumulasi iuran peserta beserta hasil
pengembangannya sampai pada saat dimulainya pembayaran manfaat pensiun,
maka selisih jumlah tersebut wajib dibayarkan sekaligus kepada ahli waris
yang sah dari peserta.
Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dipercepat
dan memiliki masa kepesertaan kurang dari tiga tahun, kepadanya dibayarkan
sekaligus jumlah iuran peserta sendiri ditambah bunga yang layak yaitu bunga
deposito bank pemerintah yang paling menguntungkan bagi peserta.
Manfaat pensiun diberikan mulai bulan berikutnya setelah peserta yang
bersangkutan berhenti bekerja dan berakhir pada akhir bulan yang
bersangkutan meninggal dunia. Manfaaat pensiun janda atau duda dibatalkan
jika janda atau duda yang bersangkutan menikah lagi terhitung mulai bulan
berikutnya setelah pernikahan dilangsungkan. Manfaat pensiun anak berakhir
pada akhir bulan anak yang bersangkutan tidak memenuhi persyaratan lagi.
3. Asumsi Aktuaria
a. Tabel Mortalita
Commisioners Standard Ordinary 1958 (CSO ’58) dengan modifikasi
usia, diperkirakan akan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia tanpa
meninggalkan persyaratan moderat yang diperlukan untuk menjamin
kecukupan dana pensiun di kemudian hari.
b. Tingkat Bunga Aktuaria
Ditetapkan 8% per tahun dihitung secara majemuk. Tingkat bunga ini
merupakan tingkat bunga yang moderat dan merupakan tingkat bunga
minimal yang memungkinkan dicapainya net investment return.
c. Biaya Penyelenggaraan Program Pensiun
Biaya penyelenggaraan program pensiun (biaya administrasi) yang
termasuk dalam perhitungan premi diasumsikan sebesar 8% dari premi
brutto per tahun.
d. Tingkat Kenaikan Gaji
Skala kenaikan gaji diasumsikan 5% per tahun dari gaji pokok
terakhir. Jika kenaikan gaji pokok melebihi asumsi yang mengakibatkan
kenaikan kewajiban, diharapkan dapat dipenuhi dari kelebihan tingkat
bunga (Excess of Interest) dari dana yang diperhitungkan pengembangannya
dengan asumsi tingkat bunga 8% per tahun.
e. Selisih Usia
Dalam perhitungan aktuaria, dipergunakan rata-rata selisih usia suami
– istri dengan asumsi 5 tahun.
4. Metode Penilaian Aktuaria
a. Perhitungan aktuaria menggunakan metode pendanaan Accrued Benefit Cost
Method (ABCM). Metode ini bertitik tolak pada kesinambungan Present
Value iuran normal dan Present Value manfaat pensiun tahun berjalan yang
harus dibayarkan pada masa yang akan datang, ditambah Present Value dari
biaya penyelenggaraan program pensiun.
b. Perhitungan kewajiban aktuaria dan iuran normal berdasarkan jaminan
pensiun yang dipertanggungjawabkan sebagai berikut:
(1) Jaminan pensiun berdasarkan past service dipergunakan sistem
perhitungan iuran sekaligus (normal cost).
(2) Jaminan pensiun dari masa kerja yang akan datang (future service)
dipergunakan sistem perhitungan iuran sekaligus (normal cost).
(3) Perhitungan kewajiban aktuaria menggunakan metode prospektif
dengan sistem kewajiban aktuaria secara netto yang didalamnya
termasuk penyediaan dana ekskaso untuk pembayaran pensiun kepada
pensiunan.
5. Kekayaan dana pensiun
a) Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 77/KMK.017/1995
kekayaan dana pensiun yang ditetapkan untuk penentuan kualitas pendanaan
dana pensiun terdiri dari:
1) Investasi
2) Kas, rekening giro, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
3) Piutang yang diperkenankan berdasarkan undang-undang dana pensiun
4) Perangkat komputer
b) Nilai Kekayaan Dana Pensiun Diperoleh Dari:
Laporan Keuangan dan Laporan Portofolio Investasi
c) Berdasarkan Laporan Keuangan DP – PKT, Auditan Dr. P. Wigjohartojo,
nilai aktiva tersedia dana pensiun adalah:
1) Per 31/12/1998: Rp. 114.835.385.616,00
2) Per 31/12/1999: Rp. 148.068.753.430,00
Besar kekayaan dana pensiun yang dapat diperhitungkan sebagai
cadangan dana adalah:
1998 1999
Investasi 110.840.878.112,00 145.160.056.770,00
Kas dan Bank 624.240.372,00 448.242.977,00
Piutang Iuran 2.665.073,00 0,00
Peralatan Komputer 84.911.227,00 84.719.058,00
Jumlah 111.552.924.559,00 145.693.018.805,00
6. Hasil Perhitungan Aktuaria
a. Kualitas Pendanaan
1998 1999
1. Kekayaan 111.552.924.559,00 145.693.018.805,00
2. Besar Pendanaan:
Kewajiban Aktuaria:
1998 1999
Peserta Aktif 67.096.004.366,00 114.943.027.194,00
Pensiunan 1.510.075.668,00 2.804.300.154,00
Jumlah 68.606.080.034,00 117.747.327.348,00
Kewajiban Solvabilitas:
1998 1999
Peserta Aktif 33.036.965.177,00 91.273.781.930,00
Pensiunan 1.510.075.668,00 2.804.300.154,00
Jumlah 34..547.040.845,00 94.078.082.084,00
Iuran Normal/Tahun:
1998 1999
Peserta Aktif :
Iuran Peserta 1.538.766.928,00 1.668.582.200,00
Iuran Pendiri : 3.173.798.870,00 5.799.761.203,00
Jumlah : 4.712.565.798,00 7.945.691.457,00
b. Dari perhitungan di atas, maka kualitas pendanaan DP – PKT adalah sebagai
berikut :
Rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria :
Periode 1998 : 111.552.924.559,00 : 68.606.080.034,00 = 162,60%
Periode 1999 : 145.693.018.805,00 : 117.747.327.348,00 = 123,73%
Rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Solvabilitas:
Periode 1998 : 111.552.924.559,00 : 34.547.040.845,00 = 322,90%
Periode 1999 : 145.693.018.805,00 : 94.078.082.084,00 = 154,86%
Berdasarkan rasio-rasio di atas, maka kualitas pendanaan DP – PKT
periode 31 Desember 1998 dan 31 Desember 1999 masuk tingkat satu ( I );
artinya: status kekayaan DP – PKT adalah kekayaan > kewajiban aktuaria
dengan rasio aktuaria lebih dari 100%. Tahun 1998 DP – PKT surplus sebesar
Rp. 42.946.844.525,00 dan tahun 1999 surplus sebesar Rp. 27.945.691.457,00.
Peningkatan sebesar 71,63% dari kewajiban aktuaria tahun 1999 karena
manfaat pensiun bagi peserta pensiun periode dipercepat dari 56 tahun < MP,
menjadi 46 tahun < MP > 55 tahun, dengan nilai sekarang sebesar 1 dan bagi
peserta yang mencapai pensiun normal mendapatkan kenaikan manfaat pensiun
sebesar 5% dari yang seharusnya diterima. Manfaat pensiun ditunda dibayar
mulai usia 46 tahun dengan nilai sekarang sesuai perhitungan aktuaria terakhir.
7. Nama Aktuaris Dan Tanggal Laporan Aktuaria
Laporan Aktuaria Program Pensiun Pupuk Kalimantan Timur disusun
berdasarkan tugas yang dipercayakan kepada PT. Jasa Aktuaria Praptasentosa
Gunajasa, berdasarkan keputusan perjanjian bersama terbaru No. 100/PG/05/99
tanggal 26 April 1999.
I. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Arahan investasi dana pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah
kebijakan investasi dari pendiri sebagai pedoman dalam melaksanakan investasi
bagi pengurus dana pensiun. Dalam arahan investasi tercantum:
1. Sasaran Hasil Investasi
Investasi dana diharapkan menghasilkan 17,50% dari total investasi
setelah dikurangi biaya-biaya yang wajar.
2. Batas Maksimum Kepada Satu Pihak
Kekayaan dana pensiun yang boleh ditanamkan pada satu pihak
maksimum 10% dari jumlah investasi dana pensiun.
3. Tingkat Resiko
a. Deposito, yaitu deposito berjangka dan sertifikat deposito yang dikeluarkan
oleh bank pemerintah atau swasta yang kinerjanya dinilai sehat oleh Bank
Indonesia selama 12 bulan terakhir.
b. Obligasi, yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan mayoritas
saham pemerintah saja. Bidang usahanya meliputi bank, asuransi, atau
public utility yang belum pernah mengalami kegagalan dalam pembayaran
kewajiban yang timbul sehubungan dengan seluruh obligasi atau obligasi
yang pernah diterbitkan.
c. Saham, yaitu saham yang tercatat di bursa efek Indonesia dan difokuskan
pada saham-saham perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan
pendapatan yang baik dan didukung oleh manajemen yang kuat.
d. Surat berharga lainnya, yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Danareksa
e. Surat berharga pasar uang, yaitu surat berharga yang diterbitkan oleh bank
atau perusahaan pemerintah atau swasta yang selama 3 tahun terakhir di
mana laporan perusahaan tersebut memberikan penilaian yang sehat.
f. Penempatan langsung:
1) Surat pengakuan hutang, yaitu surat pengakuan hutang yang berjangka
waktu lebih dari 1 tahun yang diterbitkan oleh badan hukum di
Indonesia dan dijamin oleh bank.
2) Saham, yaitu saham yang diterbitkan oleh badan hukum di Indonesia
yang berupa saham sendiri.
g. Tanah dan Bangunan, yaitu tanah yang siap dibangun atau yang mempunyai
bangunan di atasnya, yang sudah memiliki sertifikat dan surat lain yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
h. Saham atau unit penyertaan danareksa, yaitu danareksa yang dikelola oleh
manajer investasi yang telah mempunyai reputasi baik.
4. Persyaratan Tingkat Likuidasi
Investasi kekayaan dana pensiun yang dapat dicairkan dalam jangka
waktu 1 bulan, sekurang-kurangnya 5% dari jumlah investasi dana pensiun.
5. Metode Perhitungan Hasil Investasi
a) Untuk investasi dalam deposito berjangka dan sertifikat deposito, metode
perhitungan hasil investasi dihitung dengan cara hasil bunga yang diterima.
b) Obligasi; metode perhitungan hasil investasi dihitung berdasarkan bunga
obligasi, baik jenis fixed rate maupun float rate.
c) Saham; metode perhitungan yang dipergunakan untuk menghitung hasil
investasi dihitung berdasarkan deviden yang diterima dan capital gain yang
diperoleh dari hasil penjualan saham tersebut.
d) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); metode yang digunakan adalah
besarnya tingkat bunga.
e) Penempatan Langsung; metode yang digunakan adalah tingkat bunga dan
deviden termasuk capital gain-nya.
f) Tanah dan Bangunan; metode yang digunakan adalah penerimaan sewa atau
capital gain kalau dijual.
g) Saham atau unit penyertaan reksadana; metode yang digunakan adalah
deviden dan capital gain.
Berdasarkan Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun Pupuk
Kalimantan Timur yang berakhir tanggal 31 Desember 1999, perbandingan
persentase investasi dapat dilihat pada table 4.1. berikut:
Tabel 4.1. Perbandingan Persentase Investasi Dana Pensiun PT.
PupukKalimantan Timur
JENIS INVESTASI ( Rp.) ( % ) 1. Deposito
a. Menurut Lokasi :
Bontang
Jakarta
Jumlah
b. Menurut Status Bank:
Pemerintah
Swasta
17.751.668.800,00
110.371.448.000,00
128.123.116.800,00
59.957.668.800,00
68.165.448.000,00
12,23
76,03
88,26
41,30,
46,96
2. Saham
Dikelola Sendiri
Ex. Mashill
Citycorp. Sekuritas Indonesia
Jumlah
425.497.500,00
2.226.538.000,00
4.898.739.000,00
7.550.774.500,00
0,29
1,53
3,37
5,20
3. Penempatan Langsung:
Bank Muamalat
Republika
Jumlah
1.159.353.920,00
4.600.550,00
1.163.954.470,00
0,80
0,00
0,80
4. Tanah dan Bangunan:
Tanah Jl. TB. Simatupang
7.322.211.000,00
5,04
5. Obligasi 1.000.000,00 0,69 Sumber: Laporan Portofolio investasi Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Untuk Tahun Buku
Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 1999.
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan melalui penelitian pada Dana
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur, selanjutnya akan dilakukan analisis
dengan cara membandingkan data hasil penelitian dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 18. Analisis dilaksanakan dengan terlebih
dahulu mendeskripsikan seluruh data tentang kebijakan akuntansi dana pensiun
yang ditempuh oleh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
1. Kebijakan Biaya Manfaat Pensiun
Perhitungan biaya manfaat pensiun dalam Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 adalah sebagai berikut:
31 Desember 1998
Biaya Jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 4.712.565.798,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.538.766.928,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan Rp. 3.173.798.870,00
Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya Jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuarial : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment) Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1998 Rp. 3.173.798.870,00
31 Desember 1999
a. Biaya jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 7.463.343.423,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.668.582.220,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan : Rp. 5.799.761.203,00
b. Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuaria : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
c. Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment): Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1999 Rp. 5.799.761.203,00
Penjelasan:
a) Biaya Jasa Kini:
Iuran Normal:
1) Iuran Peserta: 5 % x PhDP
5% x Rp. 30.775.338.552,00 = Rp. 1.538.766.928,00 (1998)
5% x Rp. 33.371.644.392,00 = Rp. 1.668.582.220,00 (1999)
PhDP: 2 kali Gaji Pokok (setahun)
- 2 x Rp.1.282.305.773 = Rp. 2.564.611.546,00 (sebulan)
= 12 x Rp. 2.564.611.546,00 = Rp. 30.775.338.552,00( setahun), (1998)
- 2 x 1.390.485.183,00 = Rp. 2.780.970.366,00 (sebulan)
= 12 x Rp. 2.780.970.366,00 = Rp. 33.371.644.392,00 (setahun), (1999)
2) Iuran Pemberi Kerja: 10,312 % x PhDP
10,312 % x Rp. 30.775.338.552,00 = Rp. 3.173.798.870,00 (1998)
10,312 % x Rp. 33.371.644.392,00 = Rp. 5.799.761.203,00 (1999)
b) Biaya Jasa Lalu
Biaya Jasa Lalu sebesar Rp. 0,00, hal ini terjadi karena selama periode
1998 dan 1999 tidak ada biaya pemberi kerja yang timbul karena jasa yang
telah diberikan peserta sampai dengan tanggal penilaian aktuarial akibat
adanya:
1) pembentukan program pensiun; atau
2) perubahan program pensiun.
c) Koreksi Aktuarial dan Perubahan Asumsi Aktuaria
Koreksi Aktuarial dan Perubahan Asumsi Aktuaria masing-masing
sebesar Rp. 0,00. Hal ini terjadi karena selama tahun 1998 dan 1999 Dana
Pensin PT. Pupuk Kalimantan Timur tidak melakukan perubahan maupun
koreksi terhadap Asumsi Aktuarial dana Pensiunnya, sehingga tidak terjadi
beban akibat adanya Koreksi Aktuarial maupun Perubahan Asumsi Aktuarial.
d) Penghentian Program dan Pengurangan Peserta
Selama tahun 1998 dan 1999 Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur tidak melakukan Penghentian Program maupun Pengurangan Peserta
dana pensiun, sehingga tidak terjadi Biaya Penghentian Program dan
Pengurangan Peserta.
Dalam PSAK No. 18, dana pensiun yang menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti, pengakuan beban manfaat pensiun harus
memperhatikan:
1) Biaya Jasa Kini
2) Biaya Jasa Lalu, Koreksi Aktuaria, dan Perubahan Asumsi Aktuaria
3) Pembubaran Program dan Pengurangan Peserta
Dari perhitungan biaya manfaat pensiun di atas dapat kita simpulkan
bahwa Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah mengakui beban
manfaat pensiun pada periode di mana jasa tersebut diterima. Dengan melihat
pengakuan biaya manfaat pensiun yang meliputi biaya jasa kini, biaya jasa lalu,
koreksi aktuaria, perubahan asumsi aktuaria, pembubaran program dan
pengurangan peserta, maka disimpulkan bahwa kebijakan biaya manfaat
pensiun Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk periode per 31
Desember 1999 dan 31 Desember 1998 telah sesuai dengan PSAK No. 18.
2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun
Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998
dan 1999 adalah sebagai berikut:
1) Investasi
a. Deposito ( dalam Rp. )
1999 1998
Deposito di Bontang 16.370.550.640,00 9.721.672.600,00
Deposito di Jakarta 104.573.013.650,00 77.952.355.000,00
Deposito Manager Investasi 0,00 1.335.000.000,00
Nilai Perolehan 120.883.564.290,00 89.009.027.600,00
Nilai Wajar 128.123.116.800,00 97.955.334.500,00
Selisih Penilaian Investasi 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
b. Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Dikelola Sendiri 1.125.705.101,00 1.497.298.380,00
Ex. PT. Mashill Jaya 1.768.760.204,00 1.129.003.335,00
City Corp. Security Indonesia 3.719.441.173,00 2.328.785.190,00
Harga Perolehan 6.613.906.478,00 4.955.086.905,00
Harga Wajar 7.550.774.500,00 4.200.639.750,00
Selisih Penilaian Investasi 936.868.022,00 (754.447.155,00)
c. Obligasi (dalam Rp.)
1999 1998
Saldo Obligasi 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
d. Penyertaan Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan:
Bank Muamalat Indonesia 1.260.302.725,00 1.257.645.725,00
Saham Republika 10.605.000,00 10.605.000,00
Jumlah 1.270.907.725,00 1.268.250.725,00
Harga Wajar:
Bank Muamalat Indonesia 1.159.353.920,00 352.486.972,00
Saham Republika 4.600.550,00 5.396.891,00
Jumlah 1.163.954.470,00 357.883.863,00
Selisih Penilaian Investasi (106.953.255,00) (910.366.862,00)
e. Tanah dan Bangunan (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan 7.640.208.500,00 8.946.306.900,00
Harga Wajar 7.322.211.000,00 7.327.020.000,00
Selisih Penilaian Investasi (317.997.500,00) (312.488.500,00)
f. Total Selisih Investasi (dalam Rp.)
1999 1998
Selisih kurs valas deposito 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
Selisih investasi saham 936.868.022,00 (754.447.155,00)
Selisih Penyertaan Saham (106.953.255,00) (910.366.862,00)
Selisih Investasi Tanah dan
Bangunan (317.997.500,00) (312.488.500,00)
Total 7.751.469.777,00 6.969.004.382,00
2) Aktiva Lancar di luar Investasi (dalam Rp.)
1999 1998
a. Saldo Kas dan Bank 448.242.977,00 624.240.372,00
b. Saldo Piutang Iuran 0,00 2.665.073,00
c. Saldo Beban dibayar di muka 71.995.460,00 31.109.399,00
d. Saldo Piutang Lain-Lain 1.690.731.530,00 2.600.323.910,00
3) Aktiva Operasional (dalam Rp.)
1999 1998
a. Peralatan dan Perangkat
Komputer 277.036.970,00 232.742.970,00
b. Peralatan Kantor 96.181.351,00 86.298.851,00
c. Kendaraan 192.245.000,00 167.415.000,00
d. Furniture dan Fixture 35.038.195,00 35.038.195,00
e. Tanah 12.153.500,00 12.153.500,00
f. Sarana Bangunan kantor 64.204.072,00 64.204.072,00
g. Peralatan Lain-Lain 59.853.830,00 59.853.830,00
Nilai Perolehan 736.712.918,00 657.232.418,00
Akumulasi Penyusutan (600.050.049,00) (499.427.494,00)
Nilai Buku 136.662.869,00 157.804.924,00
4) Aktiva Lain-Lain ( dalam Rp. )
1999 1998
a. Aktiva disewakan
Harga perolehan 377.200.000,00 377.200.000,00
Akumulasi Penyusutan ( 377.199.999,00 ) ( 377.199.999,00 )
Nilai Buku 1,00 1,00
b. Bangunan dalam pelaksanaan
1999 1998
Nilai Perolehan Tanah dan Bangunan
Harga Perolehan Tanah 12.049.500,00 0,00
Harga Perolehan Bangunan
dari YTHT 402.279.323,00 0,00
Jumlah Tanah dan Bangunan 414.328.823,00 413.628.823,00
PSAK No. 18 menetapkan kebijakan penilaian aktiva dana pensiun
sebagai berikut:
a. Untuk tujuan penyusunan neraca, khusus untuk investasi selain nilai
historis, ditentukan pula nilai wajarnya dan selisih antara nilai historis dan
nilai wajar disajikan sebagai selisih penilaian investasi
b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih dan laporan perubahan
aktiva bersih, aktiva dinilai sebagai berikut:
1) Cash, rekening giro, deposito bank dinilai sebesar nilai nominal.
2) Sertifikat deposito, SBBI, SBPU dan surat pengakuan utang berumur
kurang dari satu tahun dinilai sebesar nilai tunai.
3) Saham dan obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek dinilai sebesar
nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan.
4) Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di
bursa efek dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil penilaian
independen.
5) Investasi tanah dan bangunan dinilai sebesar nilai appraisal sebagai hasil
penilaian independen.
6) Piutang dinilai sebesar jumlah yang dapat ditagih setelah diperhitungkan
dengan penyisihan piutang tak tertagih.
7) Aktiva operasional seperti komputer, peralatan kantor dan peralatan lain
dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur di dalam melakukan penilaian aktiva dana pensiun untuk
tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana kesesuaian
tersebut meliputi:
1. Aktiva hasil investasi dinilai sebesar nilai historis, namun untuk mengetahui
selisih penilaian investasi perlu juga dinilai nilai wajar investasi.
2. Aktiva di luar investasi dinilai sebesar nilai tunai.
3. Aktiva operasional dinilai sebesar nilai buku.
4. Aktiva lain-lain dinilai sebesar nilai buku ( kecuali bangunan dalam
pelaksanaan karena tidak ada penyusutan ). Sedangkan uang muka investasi
dinilai sebesar nilai tunai uang muka investasi.
3. Laporan Keuangan Dana Pensiun
Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun
1998 dan 1999 meliputi:
a. Laporan Aktiva Bersih
Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
tahun 1998 dan 1999 menyajikan informasi sebagai berikut:
1) Nilai Aktiva Bersih akhir periode:
1999 1998
Aktiva Bersih 147.940.721.144,00 114.571.204.683,00
2) Klasifikasi Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur:
a) Aktiva :
(1) Investasi : deposito berjangka, saham, obligasi, penyertaan
saham, tanah dan bangunan.
(2) Aktiva Lancar di luar Investasi : kas dan bank, piutang iuran,
beban dibayar di muka, piutang lain-lain.
(3) Aktiva Operasional : perangkat komputer, peralatan kantor,
kendaraan, tanah dan bangunan kantor, peralatan lain-lain.
(4) Aktiva Lain-Lain: Aktiva disewakan, uang muka investasi,
bangunan dalam pelaksanaan.
b) Pasiva :
Kewajiban Jangka Pendek: hutang manfaat pensiun jatuh
tempo, hutang pembelian saham, hutang pajak, hutang pihak
ketiga.
3) Dasar Penilaian Aktiva yang diambil oleh Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur adalah:
1) Deposito
Terdiri dari deposito berjangka dan sertifikat deposito, dicatat
sebesar nilai nominal. Deposito dalam valuta asing dicatat sebesar
nilai perolehan pada saat penempatan. Penilaian harga wajar
deposito berdasarkan nilai kurs beli Bank Indonesia pada tanggal
laporan.
2) Sekuritas
Dalam bentuk saham dan obligasi dicatat berdasarkan harga
perolehan dengan metode Moving Average. Penilaian nilai wajar
berdasarkan harga jual di bursa efek pada akhir penutupan
perdagangan akhir tahun.
3) Penyertaan
Penyertaan langsung berupa saham pada perusahaan lain
dicatat dengan menggunakan Cost Method. Penilaian berdasarkan
nilai appraisal dilakukan oleh perusahaan jasa penilai independen.
4) Tanah dan Bangunan
Tanah dan bangunan dicatat berdasarkan nilai appraisal.
5) Kas
Kas dicatat dengan menggunakan metode Imprest Fund
System menurut nilai nominalnya.
6) Aktiva Tetap
Pada prinsipnya dicatat berdasarkan harga perolehan.
Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus (Straight Line
Method). Taksiran umur ekonomis aktiva tetap adalah sebagai
berikut:
(1) Alat Kantor : 3 – 5 tahun
(2) Bangunan Permanen : 20 tahun
(3) Bangunan Operasional : 5 tahun
(4) Kendaraan : 3 tahun
(5) Furniture : 3 tahun
7) Piutang
Dicatat sebesar nilai piutang yang dapat ditagih. Saldo
piutang tidak diadakan cadangan atas kemungkinan tidak
tertagihnya piutang karena diperkirakan saldo piutang dapat ditagih
semua. Bila ada piutang yang tidak tertagih akan dihapuskan dan
dibebankan secara langsung pada saat ditetapkan.
8) Transaksi Valuta Asing
Pembukuan dana pensiun dilakukan dalam mata uang rupiah.
Transaksi dalam valuta asing dijabarkan dalam nilai rupiah pada
saat terjadinya. Selama transaksi valuta asing belum direalisasikan
dalam mata uang rupiah, maka selisih penjabaran antara mata uang
asing dan mata uang rupiah dicatat pada selisih penilaian investasi.
4) Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dirinci sebagai
berikut:
JENIS INVESTASI (Rp.) (%)
1. Deposito
Menurut Lokasi:
Bontang 17.751.668.800,00 12,23
Jakarta 110.371.448.000,00 76,03
Jumlah 128.123.116.800,00 88,26
Menurut Status Bank:
Pemerintah 59.957.668.800,00 41,30
Swasta 68.165.448.000,00 46,96
2. Saham
Dikelola sendiri 425.497.500,00 0,29
Ex. Mashill 2.226.538.000,00 1,53
Citycorp. Sekuritas Indonesia 4.898.739.000,00 3,37
Jumlah 7.550.774.500,00 5,20
3. Penempatan Langsung
Bank Muamalat 1.159.353.920,00 0,80
Republika 4.600.550,00 0,00
Jumlah 1.163.954.470,00 0,80
4. Tanah dan Bangunan:
Tanah Jl. TB. Simatupang 7.322.211.000,00 5,04
5. Obligasi 1.000.000,00 0,69
5) Kewajiban selain kewajiban aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur meliputi:
1999 1998
Hutang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo 0,00 0,00
Hutang Pembelian Saham 0,00 116.230.330,00
Hutang Pajak 6.878.699,00 18.914.077,00
Hutang Pihak Ketiga 139.053.587,00 129.036.526,00
Jumlah 146.032.286,00 264.180.933,00
Rincian selengkapnya dari Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur dapat dilihat pada lampiran 1.
Menurut PSAK No. 18, kebijakan dalam laporan aktiva bersih meliputi:
2) nilai aktiva pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat,
3) dasar penilaian aktiva,
4) investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis,
5) kewajiban selain dari pada kewajiban aktuaria.
Dari kebijakan yang ditempuh oleh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur di atas dapat simpulkan bahwa kebijakan dalam Laporan Aktiva Bersih
untuk tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan yang digariskan dalam PSAK
No. 18.
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 meliputi:
1) Biaya Jasa Kini Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur meliputi:
Iuran Normal 1999 1998
Iuran Pemberi Kerja 4.775.496.497,25 3.720.380.928,00
Iuran Peserta 1.591.832.165,75 1.240.126.976,00
Koreksi Iuran Tahun Lalu (9.518.851,00) 0,00
Jumlah Penerimaan Iuran 6.357.809.812,00 4.960.507.904,00
2) Biaya Jasa Lalu Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur yaitu:
1999 1998
Biaya Jasa Lalu 0,00 0,00
Jumlah Biaya Jasa Lalu 0,00 0,00
3) Hasil Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur meliputi:
1999 1998
Bunga Deposito 27.168.759.748,00 32.109.606.887,00
Saham 522.693.333,00 (544.056.478,00)
Obligasi 332.322.000,00 245.040.656,00
Jumlah 28.023.775.081,00 31.810.591.065,00
4) Pendapatan Lain-Lain Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
meliputi:
1999 1998
Sewa Aktiva Tetap 208.000.000,00 486.382.980,00
Jasa Giro 78.048.214,00 96.235.014,00
Lain-Lain (2.804.116,00) 192.569.100,00
Bunga Tabungan dan SBI 28.677.333,00 56.429.362,00
Pendapatan Selisih Kurs 0,00 36.012.762,00
Jumlah 311.921.431,00 867.629.218,00
5) Rincian Manfaat yang masih terhutang dan yang sudah dibayarkan
menurut Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur adalah:
Manfaat Pensiun pada tahun 1999
Peserta Aktif Pensiunan
Pensiun Hari Tua 17.244.439.275,00 146.271.432,00
Pensiun Janda atau Duda 9.989.707.064,00 64.021.068,00
Pensiun anak - 6.881.436,00
Pensiun ditunda - 132.231.793,00
Manfaat Pensiun pada tahun 1998
Peserta Aktif Pensiunan
Pensiun Hari Tua 24.018.965.565,00 83.915.868,00
Pensiun Janda atau Duda 12.666.469.772,00 37.066.476,00
Pensiun Anak - 2.477.964,00
Pensiun Ditunda - 28.271.554,00
Pensiun Ditangguhkan - 17.828.508,00
6) Beban Administrasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah:
1999 1998
Gaji dan Honorarium 655.933.389,00 527.151.796,00
Beban Kantor 393.270.116,00 344.555.495,00
Penyusutan Aktiva Tetap 100.556.084,00 78.101.280,00
Konsultan 112.112.826,00 67.387.320,00
Beban Lainnya 228.057.598,00 160.005.423,00
Jumlah 1.489.930.013,00 1.177.201.314,00
7) Beban Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur meliputi:
1999 1998
Beban Custodian 30.875.628,00 17.603.819,00
Fee Fund Manager 66.639.771,00 34.548.128,00
Penalty Deposito 46.000.000,00 0,00
Beban Investasi Lainnya 5.921.551,00 10.023.876,00
Jumlah 149.436.950,00 62.175.823,00
8) Beban Lain-Lain Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah:
1999 1998
Koreksi atas Beban Tahun Lalu 0,00 13.081.186,00
Perubahan Selisih Kurs Giro Valas 84.873.218,00 303.574.408,00
Beban Bank 19.166.769,00 15.883.828,00
Jumlah 104.039.987,00 332.539.422,00
9) Pajak Penghasilan yang menjadi tanggungan Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur adalah:
1999 1998
Pajak Penghasilan 0,00 199.485.942,00
10) Dalam Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur, penambahan (pengurangan) nilai investasinya adalah:
1999 1998
Penambahan (Pengurangan)
Nilai Investasi 782.465.395,00 6.006.735.370,00
11) Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tidak menyelenggarakan
pengalihan dan penerimaan dana dari dana pensiun lain.
Rincian selengkapnya dari Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dapat dilihat pada lampiran 2
Kebijakan dalam laporan perubahan aktiva bersih menurut PSAK No. 18
meliputi:
1) biaya jasa kini yang jatuh tempo baik yang berasal dari pemberi kerja atau
pemberi kerja dan peserta, atau peserta,
2) biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo,
3) hasil investasi antara lain bunga, deviden, dan sewa,
4) pendapatan lain-lain,
5) manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terhutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, yang meninggal atau yang cacat, juga untuk
pembayaran manfaat secara sekaligus,
6) beban administrasi,
7) beban investasi,
8) beban lain-lain,
9) pajak penghasilan,
10) keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi,
11) pengalihan dana ke - dan dari - dana pensiun lain.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan dalam Laporan
Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk
tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan PSAK No. 18.
c. Neraca
Neraca Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan
1999 meliputi:
1) Posisi keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah:
1999 1998
AKTIVA
Investasi 137.408.586.993,00 103.871.873.730,00
Selisih Penilaian Investasi 7.751.469.777,00 6.969.004.382,00
Aktiva Lancar 2.210.969.967,00 3.258.338.756,00
Selisih Kewajiban Aktuaria (30.213.401.828,00) (45.965.124.650,00)
Aktiva Operasional 136.662.869,00 157.804.924,00
Aktiva Lain-Lain 579.063.824,00 578.363.824,00
Total Aktiva 117.873.351.602,00 68.870.260.966,00
KEWAJIBAN
Kewajiban aktuaria 117.727.319.316,00 68.606.080.033,00
Kewajiban Lancar 146.032.286,00 264.180.933,00
Total Kewajiban 117.873.351.602 68.870.260.966,00
2) Di dalam Neraca, Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
menyajikan selisih penilaian investasi sebagai selisih penilaian investasi
antara nilai historis dan nilai wajarnya dengan perhitungan sebagai
berikut:
Investasi
a. Deposito ( dalam Rp. )
1999 1998
Deposito di Bontang 16.370.550.640,00 9.721.672.600,00
Deposito di Jakarta 104.573.013.650,00 77.952.355.000,00
Deposito Manager Investasi 0,00 1.335.000.000,00
Nilai Perolehan 120.883.564.290,00 9.009.027.600,00
Nilai Wajar 128.123.116.800,00 97.955.334.500,00
Selisih Penilaian Investasi 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
b. Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Dikelola Sendiri 1.125.705.101,00 1.497.298.380,00
Ex. PT. Mashill Jaya 1.768.760.204,00 1.129.003.335,00
City Corp. Security Indonesia 3.719.441.173,00 2.328.785.190,00
Harga Perolehan 6.613.906.478,00 4.955.086.905,00
Harga Wajar 7.550.774.500,00 4.200.639.750,00
Selisih Penilaian Investasi 936.868.022,00 (754.447.155,00)
c. Obligasi (dalam Rp.)
1999 1998
Saldo Obligasi 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00
d. Penyertaan Saham (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan:
Bank Muamalat Indonesia 1.260.302.725,00 1.257.645.725,00
Saham Republika 10.605.000,00 10.605.000,00
Jumlah 1.270.907.725,00 1.268.250.725,00
Harga Wajar:
Bank Muamalat Indonesia 1.159.353.920,00 352.486.972,00
Saham Republika 4.600.550,00 5.396.891,00
Jumlah 1.163.954.470,00 357.883.863,00
Selisih Penilaian Investasi (106.953.255,00) (910.366.862,00)
e. Tanah dan Bangunan (dalam Rp.)
1999 1998
Harga Perolehan 7.640.208.500,00 8.946.306.900,00
Harga Wajar 7.322.211.000,00 7.327.020.000,00
Selisih Penilaian Investasi (317.997.500,00) (312.488.500,00)
f. Total Selisih Investasi (dalam Rp.)
1999 1998
Selisih kurs valas deposito 7.239.552.510,00 8.946.306.900,00
Selisih investasi saham 936.868.022,00 (754.447.155,00)
Selisih Penyertaan Saham (106.953.255,00) (910.366.862,00)
Selisih Investasi Tanah dan
Bangunan (317.997.500,00) (312.488.500,00)
Total 7.751.469.777,00 6.969.004.382,00
Rincian selengkapnya dari Neraca Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur dapat dilihat pada lampiran 3.
Menurut PSAK No. 18, kebijakan dalam penyusunan neraca dana
pensiun meliputi:
1) posisi keuangan dana pensiun,
2) nilai historis, khusus untuk investasi harus ditentukan pula nilai wajarnya.
Kita dapat melihat bahwa kebijakan dalam Neraca Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur untuk tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan
PSAK No. 18.
d. Perhitungan Hasil Usaha
Perhitungan Hasil Usaha Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur tahun 1998 dan 1999 adalah sebagai berikut:
1) Pendapatan dan Beban Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur meliputi:
PENDAPATAN INVESTASI 1999 1998
Bunga Deposito 27.168.759.748,00 32.109.606.887,00
Laba atau Rugi Pelepasan
Saham dan Deviden Saham 522.693.333,00 (544.056.478,00)
Obligasi 332.322.000,00 245.040.656,00
Jumlah 28.023.775.081,00 31.810.591.065,00
BEBAN INVESTASI 1999 1998
Beban Custodian 30.875.628,00 17.603.819,00
Fee Fund Manager 66.639.771,00 34.548.128,00
Penalty Deposito 46.000.000,00 0,00
Beban Investasi Lainnya 5.921.551,00 10.023.876,00
Jumlah 149.436.950,00 62.175.823,00
2) Beban Administrasi
Beban Administrasi yang ditanggung oleh Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur adalah:
1999 1998
Gaji dan Honorarium 655.933.389,00 527.151.796,00
Beban Kantor 393.270.116,00 344.555.495,00
Penyusutan Aktiva Tetap 100.556.084,00 78.101.280,00
Konsultan 112.112.826,00 67.387.320,00
Beban Lainnya 228.057.598,00 160.005.423,00
Jumlah 1.489.930.013,00 1.177.201.314,00
3) Pendapatan Lain-Lain
Pendapatan Lain-Lain Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
adalah:
1999 1998
Sewa Aktiva Tetap 208.000.000,00 486.382.980,00
Jasa Giro 78.048.214,00 96.235.014,00
Lain-Lain (2.804.116,00) 192.569.100,00
Bunga Tabungan dan SBI 28.677.333,00 56.429.362,00
Pendapatan Selisih Kurs 0,00 36.012.762,00
Jumlah 311.921.431,00 867.629.218,00
Rincian selengkapnya dari Laporan Hasil Usaha Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur dapat dilihat pada lampiran 4.
Dalam PSAK No. 18, kebijakan dalam perhitungan hasil usaha dana
pensiun meliputi:
1) pendapatan dan beban investasi,
2) beban administrasi,
3) pendapatan lain-lain.
Kita dapat melihat bahwa kebijakan dalam Laporan Hasil Usaha
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk tahun 1998 dan 1999
telah sesuai dengan PSAK No. 18.
e. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun
1998 dan 1999 disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha dana pensiun
sebagai berikut:
1) Arus kas dari aktivitas investasi
2) Arus kas dari aktivitas operasional
3) Arus kas dari aktivitas pendanaan
Rincian selengkapnya dari Laporan Arus Kas Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 dapat dilihat pada lampiran
5.
Menurut PSAK No. 18, kebijakan dalam laporan arus kas adalah
laporan arus kas harus disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha dana
pensiun selama periode pelaporan.
Kita dapat melihat bahwa kebijakan dalam Laporan Arus Kas Dana
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk tahun 1998 dan 1999 telah
sesuai dengan PSAK No. 18.
f. Catatan atas laporan keuangan meliputi:
Catatan atas Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 meliputi:
1) Penjelasan tentang program pensiun Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 serta perubahannya disajikan
sebagai berikut:
a) Iuran Dana Pensiun
Dicatat pada pos kewajiban aktuaria. Kewajiban aktuaria yang akan
dibayarkan pada satu tahun berikutnya disajikan pada pos Utang
Manfaat Pensiun Jatuh Tempo. Porsi iuran adalah :
Peserta Aktif : 5% dari PhDP
Pemberi kerja : Sesuai SK Direktur PT. Pupuk Kalimantan Timur No.
09/SKPTS/Dir/1993. Tahun 1998: 10,312% dan
tahun 1999: 17,38%.
b) Komposisi Peserta Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tanggal
31 Desember 1999:
(1) Peserta Aktif:
Karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur : 2.434 peserta
Karyawan Yayasan Pupuk Kalimantan Timur : 134 peserta
Karyawan Yayasan RS. Pupuk Kalimantan Timur: 59 peserta
(2) Pensiunan:
Pensiunan Pegawai : 20 peserta
Pensiunan Janda : 16 peserta
Pensiunan Yatim : 3 peserta
Pensiunan Ditunda : 30 peserta
c) Jenis Program Pensiun
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah dana
pensiun pemberi kerja yang didirikan oleh PT. Pupuk Kalimantan
Timur dengan maksud untuk menyelenggarakan Program Pensiun
Manfaat Pasti dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan
bagi peserta yang berhak.
d) Manfaat Pensiun yang dijanjikan:
31 Desember 1998
Biaya Jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 4.712.565.798,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.538.766.928,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan Rp. 3.173.798.870,00
Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya Jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuarial : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment) Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1998 Rp. 3.173.798.870,00
31 Desember 1999
Biaya jasa Kini
Iuran Normal per tahun : Rp. 7.463.343.423,00
Iuran Peserta : ( Rp. 1.668.582.220,00 )
Biaya Jasa Kini Perusahaan : Rp. 5.799.761.203,00
Jumlah yang diakui pada periode berjalan :
Biaya jasa Lalu : Rp. 0,00
Koreksi Aktuaria : Rp. 0,00
Perubahan Asumsi : Rp. 0,00
Total Rp. 0,00
Penghentian Program (Termination) dan
Pengurangan Peserta (Curtailment): Rp. 0,00
Biaya Manfaat Pensiun Periode 1999 Rp. 5.799.761.203,00
2) Kebijakan akuntansi yang ditempuh oleh Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur berpedoman pada standar akuntansi keuangan yang
lazim. Sistem pencatatan menggunakan metode akrual dan penyajiannya
mengacu pada standar akuntansi dana pensiun dan Keputusan Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan No. KEP. 2959/LK/95 tanggal 23 Mei 1995.
3) Kebijakan pendanaan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 77/KMK.017/1995
kekayaan dana pensiun yang ditetapkan untuk penentuan kualitas pendanaan
dana pensiun terdiri dari:
a) Investasi
b) Kas, rekening giro, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
c) Piutang yang diperkenankan berdasarkan undang-undang dana pensiun
d) Perangkat komputer
4) Rincian Portofolio Investasi
JENIS INVESTASI (Rp.) (%)
1. Deposito
a) Menurut Lokasi:
Bontang 17.751.668.800,00 12,23
Jakarta 110.371.448.000,00 76,03
Jumlah 128.123.116.800,00 88,26
b) Menurut Status Bank:
Pemerintah 59.957.668.800,00 41,30
Swasta 68.165.448.000,00 46,96
2. Saham
Dikelola sendiri 425.497.500,00 0,29
Ex. Mashill 2.226.538.000,00 1,53
Citycorp. Sekuritas Indonesia 4.898.739.000,00 3,37
Jumlah 7.550.774.500,00 5,20
3. Penempatan Langsung:
Bank Muamalat 1.159.353.920,00 0,80
Republika 4.600.550,00 0,00
Jumlah 1.163.954.470,00 0,80
4. Tanah dan Bangunan:
Tanah Jl. TB. Simatupang 7.322.211.000,00 5,04
5. Obligasi 1.000.000,00 0,69
5) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian aktuaria, metode
penilaian aktuaria, asumsi aktuaria, nama dan tanggal laporan aktuaris
terakhir.
a) Perhitungan kewajiban aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur adalah sebagai berikut:
Perhitungan Kewajiban Aktuaria per 31 Desember 1998
Peserta Aktif Pensiunan
Pensiun hari Tua 41.975.806.454,00 738.069.120,00
Pensiun Janda atau Duda 25.120.197.912,00 414.573.129,00
Pensiun Anak - 23.960.767,00
Pensiun Ditunda - 174.412.413,00
Pensiun Ditangguhkan - 159.060.239,00
Jumlah 67.096.004.366,00 1.510.075.668,00
Perhitungan Kewajiban Aktuaria per 31 Desember 1999
Peserta Aktif Pensiunan
Pensiun Hari Tua 95.459.095.564,00 1.268.141.625,00
Pensiun Janda atau Duda 19.483.931.630,00 717.970.515,00
Pensiun Anak - 50.041.371,00
Pensiun Ditunda - 768.146.643,00
Jumlah 114.943.027.194,00 2.804.300.154,00
b) Metode Penilaian Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
adalah:
(1) Perhitungan aktuaria menggunakan metode pendanaan Accrued
Benefit Cost Method (ABCM). Metode ini bertitik tolak pada
kesinambungan Present Value iuran normal dan Present Value
manfaat pensiun tahun berjalan yang harus dibayarkan pada masa
yang akan datang, ditambah Present Value dari biaya penyelenggaraan
program pensiun.
(2) Perhitungan kewajiban aktuaria dan iuran normal berdasarkan jaminan
pensiun yang dipertanggungjawabkan sebagai berikut:
(a) Jaminan pensiun berdasarkan past service dipergunakan sistem
perhitungan iuran sekaligus (normal cost).
(b) Jaminan pensiun dari masa kerja yang akan datang (future
service) dipergunakan sistem perhitungan iuran sekaligus (normal
cost).
(c) Perhitungan kewajiban aktuaria menggunakan metode prospektif
dengan sistem kewajiban aktuaria secara netto yang didalamnya
termasuk penyediaan dana ekskaso untuk pembayaran pensiun
kepada pensiunan.
c) Asumsi Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah:
(1) Tabel Mortalita
Commisioners Standard Ordinary 1958 (CSO ’58) dengan
modifikasi usia, diperkirakan akan sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia tanpa meninggalkan persyaratan moderat yang diperlukan
untuk menjamin kecukupan dana pensiun di kemudian hari.
(2) Tingkat Bunga Aktuaria
Ditetapkan 8% per tahun dihitung secara majemuk. Tingkat
bunga ini merupakan tingkat bunga yang moderat dan merupakan
tingkat bunga minimal yang memungkinkan dicapainya net investment
return.
(3) Biaya Penyelenggaraan Program Pensiun
Biaya penyelenggaraan program pensiun (biaya administrasi)
yang termasuk dalam perhitungan premi diasumsikan sebesar 8% dari
premi brutto per tahun.
(4) Tingkat Kenaikan Gaji
Skala kenaikan gaji diasumsikan 5% per tahun dari gaji pokok
terakhir. Jika kenaikan gaji pokok melebihi asumsi yang
mengakibatkan kenaikan kewajiban, diharapkan dapat dipenuhi dari
kelebihan tingkat bunga (Excess of Interest) dari dana yang
diperhitungkan pengembangannya dengan asumsi tingkat bunga 8%
per tahun.
(5) Selisih Usia
Dalam perhitungan aktuaria, dipergunakan rata-rata selisih usia
suami – istri dengan asumsi 5 tahun.
d) Nama dan Tanggal Laporan Aktuaris Terakhir Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut:
Laporan Aktuaria Program Pensiun Pupuk Kalimantan Timur
disusun berdasarkan tugas yang dipercayakan kepada PT. Jasa Aktuaria
Praptasentosa Gunajasa, berdasarkan keputusan perjanjian bersama
terbaru No. 100/PG/05/99 tanggal 26 April 1999.
Dalam PSAK No 18, kebijakan dalam catatan atas laporan keuangan
dana pensiun mencangkup:
1. penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama
periode laporan,
2. penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting,
3. penjelasan mengenai kebijakan pendanaan,
4. rincian portofolio investasi,
5. perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuaria, nama
dan tanggal laporan aktuaris terakhir.
Kita dapat melihat bahwa kebijakan Catatan Atas Laporan Keuangan
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur untuk tahun 1998 dan 1999 telah
sesuai dengan PSAK No. 18.
Kebijakan dalam Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur tahun 1998 dan 1999 meliputi: Laporan Aktiva Bersih, Laporan Perubahan
Aktiva Bersih, Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan. Dengan demikian kebijakan yang ditempuh
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur ini telah sesuai dengan PSAK No.
18.
4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun
Laporan Aktuaria Program Pensiun Pegawai PT. Pupuk Kalimantan
Timur tahun 1998 dan 1999 telah memenuhi kewajiban aktuaria, di mana
kewajiban tersebut meliputi:
a. Metode Penilaian Aktuaria
Metode penilaian aktuaria pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur adalah sebagai berikut:
Perhitungan aktuaria menggunakan metode pendanaan Accrued
Benefit Cost Method (ABCM). Metode ini bertitik tolak pada
kesinambungan Present Value iuran normal dan Present Value manfaat
pensiun tahun berjalan yang harus dibayarkan pada masa yang akan datang,
ditambah Present Value dari biaya penyelenggaraan program pensiun.
Perhitungan kewajiban aktuaria dan iuran normal berdasarkan
jaminan pensiun yang dipertanggungjawabkan sebagai berikut:
a) Jaminan pensiun berdasarkan past service dipergunakan sistem
perhitungan iuran sekaligus (normal cost).
b) Jaminan pensiun dari masa kerja yang akan datang (future service)
dipergunakan sistem perhitungan iuran sekaligus (normal cost).
b. Asumsi Aktuaria
Asumsi Aktuaria yang dipergunakan oleh Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 1998
dan 31 Desember 1999 adalah sebagai berikut:
1) Tabel Mortalita
Commisioners Standard Ordinary 1958 (CSO ’58) dengan
modifikasi usia, diperkirakan akan sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia tanpa meninggalkan persyaratan moderat yang diperlukan
untuk menjamin kecukupan dana pensiun di kemudian hari.
2) Tingkat Bunga Aktuaria
Ditetapkan 8% per tahun dihitung secara majemuk. Tingkat bunga
ini merupakan tingkat bunga yang moderat dan merupakan tingkat bunga
minimal yang memungkinkan dicapainya net investment return.
3) Biaya Penyelenggaraan Program Pensiun
Biaya penyelenggaraan program pensiun (biaya administrasi) yang
termasuk dalam perhitungan premi diasumsikan sebesar 8% dari premi
brutto per tahun.
c. Hasil Perhitungan Aktuaria:
Kualitas Pendanaan
1998 1999
1. Kekayaan 111.552.924.559,00 145.693.018.805,00
2. Besar Pendanaan:
Kewajiban Aktuaria:
1998 1999
Peserta Aktif 67.096.004.366,00 114.943.027.194,00
Pensiunan 1.510.075.668,00 2.804.300.154,00
Jumlah 68.606.080.034,00 117.747.327.348,00
Kewajiban Solvabilitas:
1998 1999
Peserta Aktif 33.036.965.177,00 91.273.781.930,00
Pensiunan 1.510.075.668,00 2.804.300.154,00
Jumlah 34..547.040.845,00 94.078.082.084,00
Iuran Normal/Tahun:
1998 1999
Peserta Aktif :
Iuran Peserta 1.538.766.928,00 1.668.582.200,00
Iuran Pendiri : 3.173.798.870,00 5.799.761.203,00
Jumlah : 4.712.565.798,00 7.945.691.457,00
Dari perhitungan di atas, maka kualitas pendanaan DP – PKT adalah
sebagai berikut :
Rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Aktuaria :
Periode 1998 : 111.552.924.559,00 : 68.606.080.034,00 = 162,60%
Periode 1999 : 145.693.018.805,00 : 117.747.327.348,00 = 123,73%
Rasio Kekayaan terhadap Kewajiban Solvabilitas:
Periode 1998 : 111.552.924.559,00 : 34.547.040.845,00 = 322,90%
Periode 1999 : 145.693.018.805,00 : 94.078.082.084,00 = 154,86%
Berdasarkan rasio-rasio di atas maka kualitas pendanaan Dana
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur pada periode 31 Desember 1998 dan
31 Desember 1999 termasuk tingkat satu ( I ); artinya status kekayaan dana
pensiun adalah Kekayaan > Kewajiban Aktuaria dengan Rasio Aktuaria
lebih dari 100%. Tahun 1998 mengalami surplus sebesar Rp.
42.946.844.525,00 dan periode 1999 surplus sebesar Rp. 27.945.691.457,00.
d. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaria Terakhir
Laporan Aktuaria Program Pensiun Pupuk Kalimantan Timur disusun
berdasarkan tugas yang dipercayakan kepada PT. Jasa Aktuaria
Praptasentosa Gunajasa, berdasarkan keputusan perjanjian bersama terbaru
No. 100/PG/05/99 tanggal 26 April 1999.
Di dalam PSAK No. 18, Laporan Keuangan Dana Pensiun yang
menyelenggarakan PPMP perlu mengungkapkan penjelasan yang memadai
mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria, di mana kewajiban tersebut
meliputi:
(1) Metode Penilaian Aktuaria
(2) Asumsi Aktuaria
(3) Hasil Perhitungan Aktuaria:
(4) Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaria Terakhir
Dari hasil analisis di atas, penulis menyimpulkan bahwa Laporan
Aktuaria Program Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur periode 1998 dan
1999 telah memenuhi :
1. Ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan Dana Pensiun yang
berlaku
2. Ketentuan-ketentuan dari peraturan Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur
sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : KEP-
484/KM.17/1997 Tanggal 12 September 1997
3. Asumsi-asumsi aktuaria yang lazim berlaku di Indonesia dan dapat
dipertanggungjawabkan
4. Metode perhitungan yang sesuai dengan prinsip-prinsip aktuaria yang wajar
dan diterima secara umum.
Dari kesimpulan yang dibuat aktuaris di atas, dapat dikatakan pula bahwa
kebijakan dalam penyusunan Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 telah sesuai dengan PSAK No. 18.
5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun
Dana Pensiun mempunyai dua fungsi utama, yaitu : fungsi pertama
sebagai pengelola program pensiun, dengan tugas utama membayar pensiun
secara tepat jumlah, tepat waktu dan kepada peserta yang tepat. Fungsi yang
kedua adalah sebagai Multi Horizontal Investor, dengan tugas utama
mengembangkan dana sehingga menambah kekayaan bersih untuk mendanai
manfaat pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun yang berlaku.
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dalam melaksanakan
fungsinya yang kedua, mengikuti beberapa ketentuan yang digariskan oleh UU
No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi dana pensiun, yaitu :
1. Penempatan dana harus berdasarkan arahan investasi pendiri dalam lingkup
keputusan menteri.
2. Pengelolaan dana dapat dilakukan kepada lembaga keuangan atas
persetujuan pendiri dan dewan pengawas.
3. Kekayaan dana pensiun harus dititipkan kepada penerima titipan atas
persetujuan pendiri.
4. Dana tidak boleh diinvestasikan atau dipinjamkan, baik langsung maupun
tidak langsung, pada surat berharga serta tanah atau bangunan pada suatu
perusahaan atau perseorangan yang mempunyai hubungan afiliasi dengan
dana pensiun, kecuali surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal
dan pada tanah dan bangunan yang transaksinya menurut harga pasar.
Investasi dana pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
diharapkan menghasilkan 17,50% dari total investasi setelah dikurangi biaya-
biaya yang wajar. Jenis investasi yang dilakukan oleh pengurus sesuai dengan
jenis investasi yang diijinkan oleh peraturan pemerintah. Tabel 5.2. menyajikan
perbandingan jenis investasi.
Tabel 5.2. Perbandingan Jenis Investasi Dana Pensiun
JENIS INVESTASI Min. Max.
a. Deposito
b. Obligasi, saham, dan surat berharga lain di bursa
efek :
Obligasi
Saham
c. Surat Berharga Pasar Uang
d. Penempatan Langsung :
Surat Pengakuan Hutang
Saham
e. Tanah dan Bangunan
f. Saham dan atau Penyertaan Reksadana
70%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
100%
5%
5%
5%
5%
5%
15%
5%
Sumber: Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur Untuk Tahun
Buku Yang berakhir Tanggal 31 Desember 1999
Investasi yang dilakukan oleh pengurus Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur pada tahun 1999 adalah sebagai berikut :
a. Deposito
Yaitu deposito berjangka dan sertifikat deposito yang dikeluarkan oleh
bank pemerintah atau bank swasta yang kinerjanya dinilai sehat oleh Bank
Indonesia selama 12 bulan terakhir. Metode perhitungan hasil investasi telah
dihitung dengan cara hasil bunga yang diterima.
Deposito ditempatkan pada bank pemerintah dan bank swasta yang
berada di Bontang dan Jakarta. Persentase investasi deposito sampai dengan
31 Desember 1999 adalah sebagai berikut:
Persentase investasi menurut lokasi : Bontang : 12,23%
Jakarta : 76,03%
Total : 88,26%
Persentase investasi menurut status bank : Pemerintah : 41,30%
Swasta : 46,96%
Total : 88,26%
Menurut arahan pendiri, batas investasi deposito adalah sebesar 70% -
100%. Program dana pensiun pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur sebagian besar investasinya dalam bentuk deposito pada bank
pemerintah dan swasta yang dijamin oleh pemerintah. Jika kebijakan
tersebut berubah maka pengaruhnya sangat besar pada program pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur.
Dari persentase investasi deposito di atas, dapat disimpulkan bahwa di
dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada
arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama
mengenai batasan maksimum investasi deposito, yaitu 100%.
b. Saham
Yaitu saham yang tercatat di bursa efek Indonesia dan difokuskan
pada saham-saham perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan
pendapatan yang baik dan didukung oleh manajemen yang kuat. Metode
perhitungan hasil investasi telah dihitung berdasarkan deviden yang
diterima dan capital gain yang diperoleh dari hasil penjualan saham
tersebut. Persentase investasi saham sampai dengan 31 Desember 1999
adalah:
Dikelola sendiri : 0,29%
Ex. Mashill : 1,53%
Citicorp Sekuritas Indonesia : 3,37%
Total : 5,20%
Dalam arahan investasi, batasan investasi saham adalah sebesar 0% -
5%, berarti sampai periode 31 Desember 1999 penempatan investasi saham
melebihi batas maksimum yang ditentukan dalam arahan investasi pendiri.
Dengan kata lain kelebihan batasan investasi sebesar 0,20% merupakan
penyimpangan dari pedoman arahan investasi pendiri dan peraturan
perundangan yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi
saham, yaitu sebesar 5%.
c. Obligasi
Yaitu obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan mayoritas
pemegang saham pemerintah saja, bidang usaha public utility dan belum
pernah mengalami kegagalan dalam pembayaran kewajiban yang timbul
sehubungan dengan seluruh obligasi yang diterbitkan, yang dalam hal ini
adalah obligasi PLN III/95. Metode perhitungan hasil investasi dihitung
berdasarkan bunga obligasi, baik jenis fixed rate maupun floating rate.
Penempatan dana pada obligasi sampai dengan 31 Desember 1999
adalah sebesar 0,69% dari total investasi atau sebesar Rp. 1 Milyar. Dalam
arahan investasi batasan investasi obligasi adalah 0% - 5%, berarti di dalam
mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada arahan
investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama
mengenai batasan maksimum investasi, yaitu sebesar 5%.
d. Penempatan Langsung
Yaitu berupa surat pengakuan hutang yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun yang diterbitkan oleh badan hukum di Indonesia dan dijamin oleh
bank dan saham yang diterbitkan oleh badan hukum Indonesia yang berupa
saham pendiri. Metode perhitungan menggunakan tingkat bunga dan
deviden termasuk capital gain-nya.
Persentase investasi penempatan langsung sampai dengan periode 31
Desember 1999 adalah:
Bank Muamalat : 0,80%
Republika : 0%
Total : 0,80%
Penyertaan di atas berada dalam batas arahan investasi pendiri sebesar
0% - 5% dan sesuai dengan ketentuan investasi Dana Pensiun Pemberi
Kerja, yaitu jumlah investasi penempatan langsung maksimal 20% dari total
investasi dan penempatan pada satu pihak maksimal 10%.
e. Tanah dan Bangunan
Yaitu tanah yang siap dibangun atau yang mempunyai bangunan di
atasnya, yang sudah memiliki sertifikat dan surat lain yang dikeluarkan oleh
instansi berwenang. Investasi ini dimaksudkan untuk mendirikan
perkantoran bagi PT. Pupuk Kalimantan Timur di Jakarta.
Persentase investasi tanah dan bangunan sampai dengan periode 31
Desember 1999 adalah:
( Rp. ) ( % )
Tanah Jl. TB. Simatupang 7.322.211.000,00 5,04
Penempatan dana pada tanah dan bangunan sampai dengan 31
Desember 1999 adalah sebesar 5,04% dari total investasi. Dalam arahan
investasi batasan investasi tanah dan bangunan adalah 0% - 15%, berarti di
dalam mengelola investasi dana pensiun benar-benar berpedoman pada
arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan yang berlaku terutama
mengenai batasan maksimum investasi tanah dan bangunan, yaitu sebesar
15%.
Kebijakan yang ditempuh Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
dalam penyusunan portofolio investasi pada tahun 1999 hampir seluruhnya
mengikuti ketentuan dalam PSAK No. 18, yang menyatakan bahwa portofolio
investasi harus mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku di Indonesia,
dalam hal ini UU. No. 11 Tahun 1992. Hanya investasi dalam bentuk saham yang
tidak sesuai dengan kebijakan dalam PSAK No. 18.
Sebagai ringkasan atas seluruh analisis di atas, tabel 5.3. menyajikan
mengenai kesesuaian antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan
Timur dan PSAK No. 18.
Tabel 5.3. Kesesuaian Antara Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur Dan PSAK No. 18.
PSAK NO. 18
AKUNTANSI DANA PENSIUN SESUAI TIDAK
SESUAI
1. Analisis terhadap biaya manfaat pensiun:
Pengakuan Biaya Manfaat Pensiun
1. Analisis terhadap kebijakan penilaian aktiva
dana pensiun:
a. Dalam penyusunan neraca
b. Untuk tujuan penyusunan laporan aktiva bersih
dan laporan perubahan aktiva bersih
2. Analisis terhadap laporan keuangan dana
pensiun:
a. Laporan Aktiva bersih
b. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
c. Neraca
d. Perhitungan Hasil Usaha
e. Laporan Arus Kas
√
√
√
√
√
√
√
√
f. Catatan Atas Laporan Keuangan
3. Analisis terhadap laporan aktuaria dana
pensiun:
a. Metode Penilaian Aktuaria
b. Asumsi Aktuaria
c. Hasil Perhitungan Aktuaria
d. Nama Aktuaris dan Tanggal Laporan Aktuaris
Terakhir
5. Analisis terhadap laporan portofolio investasi
dana pensiun:
a. Deposito
b. Saham
c. Obligasi
d. Penempatan Langsung
e. Tanah dan Bangunan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur hampir
seluruhnya telah sesuai dengan PSAK No. 18. Hanya kebijakan dalam investasi,
khususnya investasi dalam bentuk saham tidak sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan arahan pendiri. Padahal investasi dalam bentuk saham diharapkan dapat
menghasilkan deviden yang menguntungkan dana pensiun karena keberhasilan
investasi dana pensiun berhubungan dengan kecukupan dana atau kekayaan yang
dimiliki dana pensiun yang bersangkutan. Namun pada tahun 1999 (pada periode
penilaian investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur) kondisi bursa efek
di Indonesia sangat tidak stabil akibat krisis ekonomi yang sedang dihadapi, sehingga
investasi dalam bentuk saham yang berlebihan terlalu beresiko bagi dana pensiun.
Karena Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti maka resiko investasi pada dana pensiun akan ditanggung
oleh pemberi kerja dengan cara membayar iuran tambahan pemberi kerja. Sehingga
dapat dikatakan bahwa ketidaksesuaian investasi dalam bentuk saham berpengaruh
terhadap kekayaan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur namun masih dalam
jumlah yang wajar. Sebaiknya kebijakan investasi dalam bentuk saham betul-betul
mengikuti arahan pendiri karena resiko yang ditimbulkan sangat merugikan bagi
peserta pensiun maupun pemberi kerja bila tetap diterapkan pada tahun-tahun
berikutnya.
B. Pembahasan
1. Biaya Manfaat Pensiun
Di dalam analisis data tentang pengakuan biaya manfaat pensiun
disimpulkan bahwa kebijakan pengakuan biaya manfaat pensiun Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan kebijakan yang digariskan
dalam PSAK No 18. Dengan kata lain biaya manfaat pensiun telah diakui
sebagai beban pada periode yang bersangkutan. Dalam pembahasan berikut ini
akan dijelaskan lebih lanjut beberapa kesulitan yang ditemukan dalam
penentuan biaya manfaat pensiun yang menyelenggarakan PPMP.
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur mempergunakan Program
Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dalam mengupayakan besarnya biaya manfaat
pensiun bagi pesertanya. Namun biaya manfaat pensiun dalam PPMP, terutama
program yang menjanjikan manfaat pensiun berdasarkan tingkat penghasilan
terakhir sebelum pensiun sulit untuk diestimasi. Jumlah kewajiban pemberi
kerja tidak pasti karena dipengaruhi beberapa variabel, misalnya: tingkat
penghasilan peserta, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat pengembangan
dana pensiun.
Kondisi ketidakpastian jangka panjang ini seringkali menimbulkan
koreksi estimasi yang dapat mempengaruhi biaya jasa kini secara sangat
berarti. Mengingat kondisi yang diasumsikan tersebut berbeda dengan kondisi
yang sebenarnya terjadi, maka perlu dilakukan penilaian aktuaria dalam jangka
waktu yang tepat.
Di Indonesia manfaat pensiun yang jatuh tempo pada tahun 1998
mengalami peningkatan sebesar 2,25%. Peningkatan tersebut kemungkinan
karena banyaknya pegawai mengajukan pensiun dipercepat akibat
memburuknya kondisi ekonomi.
2. Penilaian Aktiva Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dalam analisis data di atas telah disimpulkan bahwa penilaian aktiva
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 telah sesuai
dengan kebijakan dalam PSAK No. 18. Dalam pembahasan berikutnya
diutarakan tentang kondisi nyata dari kesulitan dalam penentuan penilaian
aktiva.
Di Indonesia penilaian aktiva dana pensiun, termasuk pada Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur sering dipertentangkan kepentingan antara
kegunaan informasi (information usefulness) dan keandalan informasi
(reliability and auditability). Untuk menyajikan informasi tentang cukup atau
tidaknya nilai aktiva dana pensiun untuk memenuhi kewajiban manfaat pensiun
pada suatu saat.
Agar penilaian aktiva lebih auditable dan dapat dihandalkan, perlu
diperhatikan bahwa penentuan nilai wajar dilakukan secara obyektif dan bila
perlu dilakukan oleh tenaga ahli yang independen. Selain itu agar audibilitas
penilaian aktiva tetap terjamin, sistem akuntansi dengan mempertahankan
catatan tentang biaya historis perlu dipertahankan agar setiap saat dapat
ditelusuri kembali ke bukti yang orisinalnya bila diperlukan.
3. Laporan Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dalam analisis data di atas telah disimpulkan bahwa kebijakan Laporan
Keuangan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah sesuai dengan
kebijakan yang digariskan dalam PSAK No. 18. Selanjutnya dalam
pembahasan berikut ini akan dijelaskan lebih jauh tentang kepentingan atas
laporan keuangan dana pensiun .
Dalam Laporan Keuangan Dana Pensiun, yang selalu menjadi
permasalahan adalah penyampaian laporan keuangan tersebut kepada Menteri
Keuangan yang pada dasarnya mempergunakan laporan keuangan tersebut
sebagai alat untuk melakukan pembinaan dan pengawasan dana pensiun
sebagaimana diamanatkan dalam pasal 50 Undang-Undang N0. 11 Tahun
1992. Pembinaan dan pengawasan tersebut meliputi pengelolaan kekayaan
dana pensiun dan penyelenggaraan program pensiun, baik dari segi keuangan
maupun teknis operasional.
Laporan keuangan yang disampaikan oleh pengelola dana pensiun
bervariasi dalam bentuk, susunan, maupun isinya. Dalam banyak kasus,
laporan keuangan dana pensiun juga tidak memberikan informasi yang jelas
mengenai posisi kekayaan dan kewajiban dana pensiun, bahkan beberapa
diantaranya cenderung menyesatkan pengguna laporan.
Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur telah menyajikan laporan
keuangannya sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku karena dana
pensiun menyadari bahwa banyak pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan tersebut.
4. Laporan Aktuaria Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dalam analisis data di atas disimpulkan bahwa Laporan aktuaria Dana
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1998 dan 1999 telah sesuai
dengan kebijakan yang digariskan dalam PSAK No. 18. Pembahasan berikut
ini menjelaskan pengaruh kondisi perekonomian Indonesia terhadap kesehatan
laporan aktuaria.
Salah satu wujud pelaksanaan atas pengawasan dan pembinaan aktivitas
dana pensiun di Indonesia adalah adanya kewajiban dana pensiun untuk
menyampaikan laporan berkala kepada menteri keuangan, yaitu laporan
aktuaris. Sampai 31 Desember 1999 jumlah dana pensiun yang menyampaikan
laporan aktuaris adalah 166 dana pensiun dari toral dana pensiun di Indonesia
sebanyak 276 dana pensiun. Terdapat kenaikan yang tajam sebesar 56%
dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan tingginya minat pengurus
dana pensiun untuk melakukan perhitungan aktuaria guna mengetahui dampak
krisis ekonomi selama periode 1997 – 1999 terhadap besarnya kewajiban dana
pensiun, rasio dan kualitas pendanaannya. Namun demikian, masih banyak
laporan aktuaris yang belum sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.
77/KMK.017/1995.
Demikian pula dengan Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur,
pengaruh krisis ekonomi terhadap kebutuhan laporan aktuaris sangat besar.
Salah satu dampak yang kuat dari krisis ekonomi ialah kenaikan suku bunga
deposito secara tajam. Pengaruh lebih lanjut ialah terhadap portofolio investasi
dana pensiun itu sendiri yang menunjukkan bahwa 65% dari total kekayaan
dana pensiun diinvestasikan di deposito. Peningkatan kualitas pendanaan
menjadi lebih baik tidak seluruhnya akibat dampak dari krisis ekonomi, namun
sebagian besar karena dana pensiun melakukan perubahan asumsi aktuaria.
5. Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
Dalam analisis data di atas disimpulkan bahwa kebijakan Laporan
Portofolio Investasi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur tahun 1999
hampir seluruhnya sesuai dengan kebijakan dalam PSAK No. 18. Pembahasan
berikut ini menjelaskan beberapa kondisi yang mempengaruhi pengambilan
kebijakan investasi pada Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur.
Krisis moneter yang melanda sejak tahun 1997 belum menampakkan
pemulihan yang berarti. Program Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur
yang sebagian besar investasinya dalam bentuk deposito, yaitu sebesar 88,26%,
sangat tergantung pada kebijakan pemerintah. Kebijakan saat ini adalah
simpanan berupa deposito, baik pada bank pemerintah maupun bank swasta
yang dijamin oleh pemerintah. Jika kebijakan di atas berubah maka
pengaruhnya sangat besar terhadap Program Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur.
Investasi dalam bentuk saham sebesar 5,20% dengan kondisi moneter
yang belum pulih mempengaruhi kondisi program dana pensiun. Dengan
belum stabilnya Pasar Modal di Indonesia maka investasi tersebut sangat
berpengaruh dalam pelaksanaan program pensiun.
Investasi dalam tanah dan bangunan sebesar 5,04% dengan kondisi
perekonomian yang belum pulih mengakibatkan pengaruh yang besar,
mengingat investasi tanah dan bangunan yang sebagian besar berupa tanah
kosong, maka cukup berpengaruh terhadap program pensiun yang telah
dicanangkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sepanjang tidak ada
perubahan kebijakan pemerintah secara material, kesinambungan Program
Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur dapat dipertahankan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa Kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT. Pupuk Kalimantan Timur pada
prinsipnya telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana kesesuaian kebijakan
tersebut ditegaskan lebih lanjut sebagai berikut ini :
1. Kebijakan biaya manfaat pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di mana
pengakuan beban manfaat pensiun sesuai dengan periode di mana jasa tersebut
diterima dan biaya menfaat pensiun meliputi biaya jasa kini dan biaya yang
diakui pada periode berjalan, penghentian program dan pengurangan peserta.
2. Kebijakan penilaian aktiva dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di
mana aktiva dinilai sesuai dengan karaktetistik untuk penyusunan dalam
Laporan Aktiva Bersih dan Laporan Perubahan Aktiva Bersih, dan penyusunan
neraca, di mana aktiva tertentu selain nilai historis ditentukan juga nilai
wajarnya dan selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai
selisih penilaian investasi.
3. Kebijakan laporan keuangan dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18,
di mana laporan keuangan telah meliputi: laporan aktiva bersih, laporan
perubahan aktiva bersih. Laporan arus kas, laporan hasil usaha dan beban,
neraca dan catatan atas laporan keuangan.
4. Kebijakan laporan aktuaria dana pensiun telah sesuai dengan PSAK No. 18, di
mana laporan aktuaria telah mengungkapkan dasar asumsi dan metode
penilaian aktuaria, nama aktuaris, hasil perhitungan aktuaria, dan tanggal
laporan aktuaria terakhir.
5. Kebijakan investasi hampir sesuai dengan PSAK No. 18, di mana pelaksanaan
investasi telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam perundangan yang
berlaku, yaitu UU No. 11 tahun 1992 tentang kebijakan portofolio investasi
dana pensiun, kecuali untuk investasi dalam bentuk saham yang tidak sesuai
dengan kebijakan tersebut.
B. Keterbatasan Penelitian
Dari keseluruhan proses penelitian pada Dana Pensiun PT. Pupuk
Kalimantan Timur, yang menjadikan data hasil analisis pada Bab V kurang
sempurna adalah adanya suatu kenyataan bahwa penulis hanya diberikan
dokumen-dokumen yang diminta, namun tidak diberikan kesempatan untuk
mendapatkan penjelasan secara lebih rinci tentang isi dokumen tersebut dan untuk
beberapa dokumen tidak disertai dengan penjelasan yang memadai. Keterbatasan
informasi dalam beberapa dokumen dimengerti oleh penulis sebagai suatu batasan
atau kebijakan dari perusahaan dalam memberikan informasi dana pensiunnya.
Keterbatasan itulah yang menuntut penulis untuk mengkonsultasikan kesulitan
yang terjadi kepada dosen pembimbing selain mencari literatur yang mendukung
tentang kebijakan akuntansi dana pensiun yang berlaku di Indonesia.
Selain keterbatasan di atas, terdapat suatu kenyataan bahwa dokumen yang
diperoleh dari Dana Pensiun merupakan salinan dari dokumen yang tidak dapat
diketahui keasliannya. Keterbatasan ini jelas mengaburkan kesehatan dalam
pelaksanaan kebijakan akuntansi dana pensiun yang bersangkutan, karena
meskipun telah dianalisis dengan cara yang benar tetap hanya menjadi analisis
yang belum tentu berpengaruh terhadap kebijakan Akuntansi Dana Pensiun PT.
Pupuk Kalimantan Timur.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisa atas kelebihan dan kekurangan pada praktek
kebijakan akuntansi dana pensiun pada Dana Pensiun Pupuk Kalimantan Timur
saran yang dapat diberikan adalah agar di dalam mengelola investasi dana pensiun
benar-benar berpedoman pada arahan investasi pendiri dan peraturan perundangan
yang berlaku terutama mengenai batasan maksimum investasi saham, yaitu 0% -
5%.
DAFTAR PUSTAKA Accounting Principle Board. Accounting For The Cost of Pension Plans. APB
Opinion No. 8 New York: AICPA, 1982. Committee of Accounting Procedure. Accounting For The Cost of Pension Plans.
Accounting Research Bulletin No. 47. Dana Pensiun Pemberi Kerja PT. Pupuk Kalimantan Timur. Peraturan Dana Pensiun
PT. Pupuk Kalimantan Timur. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI, 1997. Didi Achdijat. Aspek Aktuaria Akuntansi Program Pensiun. Usahawan, Oktober
1994, 10 Th. XXIII, hal. 21-25. Financial Accounting Standard Board. Employers. Accounting For Pension.
Statement of Financial Accounting Standard No. 87. Financial Accounting Standard Board. Objective of Financial Reporting by
Bussiness Enterprises. Statement of Financial Accounting Concept No. 1. Ikatan Akuntansi Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, Oktober 1999. Kadarisman. Kualitas Pendanaan Dana Pensiun Pemberi Kerja (Dengan Program
Pensiun Manfaat Pasti). Usahawan, Oktober 1994, No. 10 Th. XXIII, hal. 12 – 20.
_____ Pengalokasian Keakayaan dan Investasi Dana Pensiun. Usahawan, Oktober
1994, No. 10 Th. XXIII, hal. 16 – 20. Kieso, Donald E., and Jerry Waygandt. Intermediate Accounting. Seventh Edition,
New York: John Wiley and Son, 1991. Koeshartono, D. Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Melalui Penyelenggaraan
Program Pensiun. Modus, Oktober – Desember 1997, hal. 52 – 57. Pratiwi Budhiharta. Akuntansi Dana Pensiun dan Laporan Keuangan Dana Pensiun.
Modus, 1997, 13, hal. 1 – 15.