Praktek coumpounding & dispensing
-
Upload
anisya-rahmawati -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Praktek coumpounding & dispensing
1. Skrining Resep
Administratif
- nama dokter (ada)
- SIP (ada)
- Alamat praktek (ada)
- Tempat dan tanggal penulisan resep (tidak ada)
- Kata R/ (ada)
- Signatura (ada)
- Paraf dr (ada)
- Nama pasien (ada)
- Umur (tidak ada)
- Berat badan (ada)
- Alamat (ada)
Farmasetis
1) Ciprofloxacin
o Bentuk sediaan :
- Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung
Ciprofloxacin 250 mg
- Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung
ciprofloxacin 500 mg.
o Indikasi:
Mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka
terhadap ciprofloxacin, antara lain pada : saluran kemih termasuk
prostatitis, uretritis dan serpisitis gonore; saluran cerna, termasuk demam
thyfoid dan parathyfoid; saluran nafas, kecuali pneumonia dan
streptococus; kulit dan jaringan lunak, tulang dan sendi.
o Farmakologi
Ciprofloxacin (1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1 piperazinyl 3-
quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat
quinolone. Mekanisme kerjanya adalah menghambat aktifitas DNA gyrase
bakteri, bersifat bakterisida dengan spektrum luas terhadap bakteri gram
positif maupun gram negatif. Ciprofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik
melalui saluran cerna, bioavailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40%
terikat pada protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan
tubuh. metabolismenya dihati dan diekskresi terutama melalui urine.
oDosis:
1. Untuk infeksi saluran kemih : - Ringan sampai sedang : 2 x
250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg
sehari
2. Untuk infeksi saluran cerna : - Ringan / sedang / berat : 2 x
250 mg sehari
3. Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan
jaringan lunak:
- Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari
- Berat : 2 x 750 mg sehari
-Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis
maka pemberian tidak boleh kurang dari 2 x 750 mg sehari
-Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila
bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal
yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi
separuh bila diberikan 2 x sehari.
- Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit. Untuk
infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya
paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.
2) Braxidine
o Bentuk sediaan : Chlordiazepoxide 5 mg, clidinium Br 2.5
mg.
o Indikasi : Terapi gangguan saraf otonom & somatik karena
cemas. terapi simptomatik tukak lambung & usus 12 jari,
hipersekresi & hipermortilitas saluran cerna, dispepsia
nervosa, iritasi & spasme kolon, diskinesia empedu, spasme
& diskinesia ureter, sindroma iritasi usus, kolitis, diare,
dismenore.
o Farmakologi : Chlordiazepoxide - Merupakan turunan
benzodiazepin dan terutama sebagai anxiolytic dengan
kemampuan antikonvulsan, sedatif, dan amnesik. Obat ini
juga telah digunakan dalam pengobatan gejala withdrawl
alkohol akut, serta mengatasi ketakutan dan kecemasan pra
operasi. Braxidin (Chlordiazepoxide) memiliki efek
antianxiety, sedatif, analgesik ringan dan merangsang nafsu
makan. Obat ini tampaknya bekerja dengan cara
memblokir stimulasi EEG dari dalam formasi reticular
batang otak. Obat ini telah dipelajari secara ekstensif di
banyak spesies hewan dan hasilnya menunjukkan efek obat
ini terhadap sistem limbik otak, yang terlibat dalam respon
emosional. Monyet bermusuhan dibuat jinak oleh dosis obat
oral yang tidak menyebabkan sedasi. Braxidin
(Chlordiazepoxide) bekerja "menjinakkan" dengan
penghapusan ketakutan dan agresi. Efek menjinakkan
Braxidin (Chlordiazepoxide) lebih lanjut ditunjukkan pada
tikus yang dibuat liar dengan cara membuat lesi di daerah
septum otaknya. Dosis obat yang secara efektif memblokir
reaksi tidak terkendali tikus tersebut jauh di bawah dosis
yang menyebabkan sedasi pada hewan tersebut.
o Dosis: Dws 3-4 tab/hari. Lansia & penderita yang
lemah Awal 1-2 tab/hari, ditingkatkan bertahap s/d dosis
efeksif.
CTM
o Bentuk sediaan : CTM mengandung chlorpheniramine maleate 4 mg
per tablet
o Indikasi : Kondisi alergi Bersin, gatal, mata berair, hidung atau
tenggorokan gatal, dan pilek yang disebabkan oleh hay fever (rinitis
alergi), atau alergi pernapasan lainnya.
o Farmakologi:CTM mengandung chlorpheniramine maleate.
Chlorpheniramine maleate termasuk dalam kategori agen antialergi,
yaitu histamin (H1-receptor antagonist). Chlorpheniramine maleate
memiliki nama kimia 2-Pyridinepropanamine, b-(4-chlorophenyl)-
N,N-dimethyl.Obat ini biasa digunakan untuk meredakan bersin,
gatal, mata berair, hidung atau tenggorokan gatal, dan pilek yang
disebabkan oleh hay fever (rinitis alergi), atau alergi pernapasan
lainnya.
o Dexamethason
o Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang
sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara
obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5
mg prednisolone.
o Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone ................. 0.5 mg.
b. Dexamethasone ................. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat ..... 5 mg. Uraian dan
Penggunaan: Dexamethasone Harsen adalah obat antiinflamasi dan
anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone
0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5
mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Dexamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral
conticoid dari cortisone dan hydrocortisone, sehingga pengobatan
untuk kekurangan adrenocotical tidak berguna. Obat ini digunakan
sebagai glucocorticoid khususnya: untuk anti inflamasi, pengobatan
rheumatik arthritis dan penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll,
penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana
terapi glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit
leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak
dan anemia hemolytica.
o Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari (rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari.Untuk keadaan yang darurat
diberikan intra vena atau intra muskular. Anak-anak: 0.08 mg - 0.3
mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis
VIT B6
o Kandungan : piridoksin hcl (vitamin b6)
o Sub kelas terapi : Vitamin dan Mineral
o Farmakologi
Piridoksin dikonversi menjadi bentuk aktif vitamin yang bekerja
sebagai koenzim dalam variasi reaksi yang luas dalam intermediary
metabolism. Absorpsi : diabsorpsi cepat dari saluran GI pada
pemberian per oral. Disribusi : vitamin B6 disimpan terutama dalam
hepar dengan jumlah yang lebih sedikit dalam otot dan otak.
Metabolisme : Melalui 4-pyridoxic acid (bentuk aktif) dan metabolit
lain. Eliminasi : piridoksin 15-20 hari. Dalam hepar, piridoksin
dioksidasi menjadi 4-asam piridoksin yang diekskresi di urin.
o Stabilitas penyimpanan
Stabilitas : piridoksin HCl fotosensitif dan akan terdegradasi perlahan
jika terpapar matahari. Penyimpanan : sediaan piridoksin HCl harus
terlindung dari cahaya dan disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
temperatur < 40oC, lebih diutamakan pada 15-30oC. Injeksi tidak
boleh dibekukan.
o Sediaan: Tablet 10 mg, 25 mg, kaplet 10 mg, ampul 50 mg/ml x 1 ml,
100 mg/ml x 1 ml
o Indikasi:
- Selain untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6, juga
diberikan bersama vitamin lain atau sebagai multivitamin untuk
pencegahan dan pengobatan vitamin B kompleks lainnya.
- Gangguan metabolik, drug-induced neurotoxicity dan intoksikasi
akut, mushroom toxicity, sideroblastic anemia.
- Piridoksin juga diberikan bersama isoniazid (antituberkulosis) atau
hidralazin guna mencegah neuritis perifer.
- Pemberian piridoksin pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
yang mengandung estrogen dibenarkan, karena adanya defisiensi
piridoksin pada wanita-wanita tersebut.
Klinis
Ciprofloxacin
o Kontra Indikasi: - Penderita yang hipersensitivitas terhadap
siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
- tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui, anak-anak pada
masa pertumbuhan, karena pemberian dalam waktu yang lama dapat
menghambat pertumbuhan tulang rawan.
- Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
- Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat
gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar
dibandingkan denag risiko efek sampingnya.
o Peringatan dan perhatian :
-Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet
siprofloksasin harus ditelan dengan cairan
-Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi
ginjal (lihat keteranga pada dosis )
- Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai
kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
oEfek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul
antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual, muntah, diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala, pusing, gelisah,
insomnia dan euforia
-Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien
yang pernah mengalami kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
Braxidine
o Kontra Indikasi: Hipertrofi prostat & glaukoma.
o Perhatian: Gangguan hati, terapi jangka panjang. Kehamilan trimester
1.
o Efek Samping: Gangguan mental & penglihatan, mengantuk, amnesia,
ketergantungan; retensi urin, hipotensi.
o Interaksi Obat: Simetidin, alkohol, SSP depresan lan.
CTM
Efek samping : Dosis terapi AH1 umumnya menyebabkan penghambatan
sistem saraf pusat dengan gejala seperti kantuk, berkurangnya kewaspadaan
dan waktu reaksi yang lambat. Efek samping ini menguntungkan bagi pasien
yang memerlukan istirahat namun dirasa menggangu bagi mereka yang
dituntut melakukan pekerjaan dengan kewaspadaan tinggi. Oleh sebab itu,
pengguna CTM atau obat yang mengandung CTM dilarang mengendarai
kendaraan.Jadi sebenarnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah penggunaan
CTM merupakan efek samping dari obat tersebut. CTM adalah sebagai
antihistamin yang menghambat pengikatan histamin pada resaptor histamin.
Kontraindikasi : Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap obat
antihistamin
Dexamethason
o Kontra Indikasi: - Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada
penderita herpes simplex pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau
psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
- Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism
pada bayi yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-
rendahnya.
o Efek Samping: - Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek
katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan
pertumbuhan anak.
- Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila
dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
- Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
o Perhatian:
- Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat
dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
- Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan
hypothyroidism dan chirrhosis.
Vitamin b6
o Efek samping
Sistem saraf pusat : sakit kepala, kejang Mual
o Interaksi obat
Levodopa : menurunkan efek levodopa, namun hal ini tidak muncul jika dopa
decarboxylase inhibitor juga ikut diberikan. ;Altretamine : menurunkan
aktivitas altretamine. ;Phenobarbital & Phenytoin : menurunkan konsentrasi
serum ke dua obat tersebut. Hidralazin, isoniazid, penicillamine, kontrasepsi
oral : meningkatkan kebutuhan vitamin B6.
o Pengaruh kehamilan
Melewati plasenta, faktor risiko A/C. ;Dosis pada wanita hamil 1.9 mg
perhari.
o Pengaruh menyusui : Masuk dalam ASI / Kompatibel.
o Peringatan : Ketergantungan dan reaksi dapat muncul pada dosis = 200
mg/hari.
o Kontraindikasi: Pasien dengan sejarah sensitivitas pada vitamin,
hipersensitivitas terhadap piridoksin atau komponen lain dalam formulasi.
PERCAKAPAN DOKTER DAN APOTEKER
PROLOG : pada sore hari yang cerah bapak- bapak dengan membawa selembar
resep datang ke apotek cepet waras
Asisten Apoteker : selamat sore bapak ada yang bisa saya bantu, saya asisten
apoteker disini nama saya X dengan bapak siapa saya bicara ?
Pasien : Sore mbak. Saya Agus, tadi saya habis berobat dengan dr. Leliana dan saya
diberi resep (menyerahkan resep). Bisa tidak mbak saya tebus resepnya disini ?
Asisten apoteker : oh iyaa sebentar ya bapak, bapak silahkan tunggu sebentar diruang
tunggu.
PROLOG : asisten apoteker berjalan kebelakang dan menyerahkan resepnya pada
apoteker
Asisten apoteker : Maaf mengganggu, bu. Ini ada resep (menyerahkan resep).
Apoteker : Melakukan skrining resep dan melihat ada masalah pada resep tersebut.
PROLOG : apoteker menelpon dokter
Apoteker : Assalamualaikum. Selamat sore.
Dokter : Waalaikumsalam. Sore, dengan siapa?
Apoteker : Saya Amalia dari apotek cepet waras
Dokter : Iya, ada apa bu ?
Apoteker : Apa benar pasien dengan nama Agus yang beralamat di ......... adalah
pasien dokter? Pasien yang dokter diagnosis terkena tukak lambung?
Dokter : Iya benar.
Apoteker : Begini dok, resep yang diberikan ada CTM, dexamethasone, vitamin B6,
braxidine dan ciprofloxacine. Disini tertulis pada obat braxidine signanya bila perlu,
apa benar seperti itu dok?
Dokter : iya benar, pasien mengalami tukak lambung karena infeksi bakteri sehingga
saya memberikan antibiotik. Jadi braxidine nya berguna untuk tukak lambung pada
pasien
Apoteker : Begini dok, braxidine kan memiliki efek sedatif. Jika diberikan dengan
signa “bila perlu” nanti takutnya pasien salah menggunakan dok? Aturan pemakaian
kan sehari maksimal 3 kali, takutnya nanti malah disalah gunakan oleh pasien dok .
Apa tidak sebaiknya sehari 2 kali saja dok dan diberikan sebelum makan ? Menurut
dokter bagaimana ?
Dokter : Oh iya braxidine obat keras dan memiliki efek sedatif. Silahkan diganti
seperti yang mbak sarankan.
Apoteker : Kemudian diberikan juga racikan yang berisi dexamethasone, CTM dan
vitamin B6. Nah, CTM dan dexamethasone kan sama-sama sebagai antihistamin,
kalau seperti ini akan terjadi polifarmasi dok. Apa tidak sebaiknya dipilih salah satu
saja, dok ?
Dokter : Pasien ini mengalami alergi akibat penggunaan antibiotik maka dari itu saya
memberikan antihistamin mbak.
Apoteker : Iya dok, tetapi sebaiknya antihistamin yang digunakan 1 saja yaitu
dexamethasone. Jika diberikan CTM, efek samping dari CTM tersebut adalah
mengantuk padahal braxidine sendiri memiliki efek sedatif. Jadi sebaiknya diberikan
dexamethasone dan vitamin B6 nya dan CTM tidak perlu digunakan dok.
Dokter ; Iya saya sependapat dengan anda bu apoteker , trimakasih
Apoteker : iya dok, trimakasih konfirmasinya ya dok maaf mengganggu , selmat sore
Dokter : iya bu tidak apa apa, selamat sore
PROLOG : apoteker memberikan harga resep dan memberikan penjelasan pada
asisten apoteker, asisten apoteker berjalan ke pasien dan memberikan harga
Apoteker : mbak ini obatnyaa ada yang dikurangi, CTM tidak usah ikut diracik yang
diracik dexamethasone dan vitamin 6 saja juga etiket pada resep yang berisi obat
braxidine dituliskan signa pagi 1 tablet dan malam 1 tablet sebelum makan ya mbak
Asisten apoteker : iya bu. (Menghitung harga)
Asisten apoteker : bapak Agus.
Pasien : iya gimana mbak ?
Asisten apoteker : bapak ini total semuanya 150 ribu bapak bagaimana pak ? mau
diambil semua ?
Pasien :iya saya ambil semua .
PROLOG : asisten apoteker berjalan kebelakang dan meracik obat , apoteker
memberikan konseling dan KIE pada pasien.
Apoteker : Dengan bapak Agus?
Pasien : Iya bu.
Apoteker : Begini pak,
Apoteker : bapak sugiono
Pasien : iya bu
Apoteker : Diresep bapak ada 3 macam obat. Ada antibiotik ciprofloxacin , braxidine
dan obat yang satu lagi racikan
bapak disini ada 3 macam resep . disini resep yang pertama isinya antibiotik bapak
minumnya sehari 3 kali sesudah makan bapak jadi pagi hari minum 1 , sore 1 dam
malam 1 sesudah makan semua nya ya bapak obat ini harus dihabiskan ya bapak,
kemudian obat uang ke dua ini minumnya sehari 2 kali pagi 1 tablet sebelum makan
dan malam sebelum makan juga bapak sedangkan obat yang ketiga isinya racikan
bapak ini sehari minumnya 3 kali sesudah makan seperti obat pertma
Pasien : kenapa yang pertama harus habis bu apoteker
Apoteker : begini bapak kalo antibiotiknya tidak dihabiskan nanti bakteri yang ada
dalam tubuh bapak tidak sepenuhnya mati nanti Cuma pingsan aja bapak , naahh,,
nanti sewaktu waktu bapak diberikan antibiotik ciprofloxacin lagi sudah tidak
mempan bakterinya sudah resisten bapak
Pasien oh yaaaa yaa
Apoteker : bisa diulang penjelasan saaya mengenai aturan pemakaianya pak :
Pasien : iya obat pertma dan terakhir minumnya sehari 3 kali sesudah makan semua
pagi sore malam . obat yang pertama harus dihabiskan obat nomor dua minumnya
sehari 2 kali pagi dan malam hari sebelum makan
Apoteker : yak benar sekali bapak sugiono trimakasih pak, kalu ada perlu apa apa ini
kartu nama saya , kami siap melayani 24 jam trimakasih pak ada yang bisa dibantu
lagi ?
Pasien : tidak bu apoteker trimaksih penjelasanya
Apoteker : iya bapak sama sama silahkan berkunjung kembali
padahal kan disini ada kandungan psikotropik yang memiliki efek sedatif dan obat
ini digunkaan sebagai