PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA filerupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee...
Transcript of PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA filerupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee...
PRAKTEK BISNIS FRANCHISE DI INDONESIA
PENGERTIAN WARALABA
waralaba adalah perikatan yang
salah satu pihaknya diberikan hak
memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau pertemuan
dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh pihak lain tersebut
dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang dan jasa
Di Indonesia, sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan
munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi.
Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya
sistem pembelian lisensi plus, yaitu pewaralaba tidak sekadar menjadi
penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar
waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus
dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi
pengwaralaba maupun pewaralaba. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di
negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas
bisnis waralaba (franchise) di Indonesia mulai marak sekitar tahun 1970-an, yang
ditandai dengan menjamurnya restauran cepat saji (fast food) seperti Kentucky Fried
Chiken dan Pizza Hut. Hingga tahun 1992 jumlah perusahaan waralaba di Indonesia
mencapai 35 perusahaan, 6 di antaranya adalah perusahaan waralaba lokal dan sisanya
(29) adalah waralaba asing. Perkembangan waralaba asing dari tahun ke tahun sangat
pesat yaitu sebesar 710% sejak tahun 1992 hingga tahun 1997, sedangkan
perkembangan waralaba lokal hanya meningkatkan sebesar 400% (dari sejumlah 6
perusahaan menjadi 30 perusahaan). Namun sejak krisis moneter tahun 1997, jumlah
perusahaan waralaba asing mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -9.78% dari
tahun 1997 sampai dengan tahun 2001. Hal ini disebabkan karena terpuruknya nilai
rupiah sehingga biaya untuk franchise fee dan royalti fee serta biaya bahan baku,
peralatan dan perlengkapan yang dalam dollar menjadi meningkat. Hal tersebut
mempengaruhi perhitungan harga jual produk atau jasanya di Indonesia.
Kekuatan bisnis waralaba
Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide, penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain, biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis baru.
Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun bisnis baru.
Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba. Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan dan juga pemasaran.
Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
Bisa mendapat untung lebih besar?
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal banyak orang. Tapi pada kenyataannya, hal ini tidak selalu terjadi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli waralaba kepada pihak pemilik waralaba tentunya dipotong dari keuntungan yang didapat. Pembeli waralaba akan mendapatkan banyak kemudahan di saat-saat awal usaha, tapi untuk jangka panjang, para pemilik waralaba kadang menemukan bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan jauh lebih menguntungkan.
Kelemahan bisnis waralaba
Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali dari pembeli
waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua sistem telah ditentukan oleh pemilik
waralaba. Sehingga ruang gerak pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk
berkreatifitas pun terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-perjanjian
khusus.
Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap pengusaha
menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya adalah mencari supplier yang murah.
Dengan menggunakan sistem waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan.
Sehingga kita tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya reputasi waralaba
terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan yang
mengakibatkan rusaknya reputasi, maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang
anda kelola.
Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba.
Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan dukungan bagi para pembeli waralaba.
Pemotongan keuntungan
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah keuntungan yang
didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan sedikit, berarti keuntungan tersebut akan
dipotong untuk menutupi biaya ini.
Pengaruh Bisnis Waralaba Terhadap
Makro Environtment
1. Faktor Demografis
Bagi pewaralaba merupakan hal yang sangat baik untuk memberikan kemitraan kepada masyarakat
yang ingin memulai usahanya. Pewaralabaan akan lebih mudah membantu setiap orang untuk
melakukan usaha dan otomatis membuat produktivitas penduduk Indonesia semakin meningkat dan
sedikit demi sedikit mengurangi pengangguran. Kota – kota yang kurang berkembang seperti kota
besar di Jakarta dan kota di pulau Jawa akan dapat mulai meningkatkan distribusi ekonomi lewat usaha
waralaba. Karena usaha tersebut dapat dijangkau oleh setiap wilayah Indonesia, dan merupakan
peluang yang besar bagi penduduk di luar kota – kota besar tersebut.
2. Faktor alam
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi di dunia setelah Brazil. Fakta
tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia
dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi
yang bekelanjutan ( green ekonomi ). Maka dari itu makin banyaknya masyarakat yang semakin
mempunyai pemikiran yang kreatif memanfaatkan sumberdaya alam di Indonesia dengan memulai
usaha – usaha kecil yang semakin marak. Usaha yang kian lama kian berkembang akan terus
memberikan hubungan kemitraan lewat waralaba.
3. Faktor Teknologi
Di Indonesia saat ini banyak orang sudah mengenal teknologi, seperti Internet, dsb. Bisnis
waralaba dapat dikembangkan dengan mudah melalui perantara teknologi tersebut. Apalagi
bagi kalangan pebisnis, internet merupakan salah satu media untuk memasarkan produk –
produknya.
4. Faktor Politik
Saat ini di Indonesia berkembang pesat waralaba retail dan waralaba makanan siapa saji. Di
Indonesia pengaturan tentang waralaba terdapat pada Peraturan Pemerintah R.I No 16
Tahun 1997. Pengaturan tentang waralaba di Indonesia sudah jelas seperti pada Peraturan
Pemerintah sebagaimana disebutkan. Karena itu sudah jelas bagi yang ingin berbisnis
waralaba dapat membuka waralabanya di Indonesia. Dengan sudah diberitahukannya
peraturan tersebut para pewaralaba dapat membuka bisnisnya di manapun.
Faktor Sosial – Budaya
Di Indonesia sendiri ada banyak faktor budaya mamupun sosial yang mendorong banyaknya para pengusaha memilih bisnis di bidang franchise. Apalagi pengaruh –pengaruh budaya dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, buktinya banya orang yang membuka franchise restoran dari luar negeri. Hal itu dikarenakan masyarakat Indonesia akan memiliki gaya hidup yang tinggi jika ada hal – hal yang berbau western.
Faktor Ekonomi
perekonomian Nasional lebih dikuasai oleh segelintir penguasa besar yang ternyata sangat labil terhadap goncangan global. Dengan keadaan perekonomian Indonesia yang seperti itu, pendekatan bisnis melalui sistem waralaba merupakan salah satu strategi alternatif bagi pemberdayaan UKM untuk mengembangakan ekonomi dan usaha UKM di masa mendatang . Dlam hal ini, UKM harus bersinergi dengan pengusaha besar yang lebih kuat dalam hal manajemen., teknologi produk, dan akses permodalan.
Perusahaan waralaba bidang makanan
yang sukses di indonesia CFC
CFC sudah didirikan sejak
1983 di Jakarta oleh PT
Pioneerindo Gourmet
International Tbk. Awalnya
brand CFC masih dimiliki
oleh Amerika Pioneer Take
Out namun sejak
1989 brand tersebut
sepenuhnya milik Indonesia.
PIZZA HUT
Di Indonesia, Pizza Hut
membuka restoran
pertamanya tahun 1984 di
Gedung Djakarta Theatre,
daerah Thamrin, Jakarta.
Tahun 2000, restoran Pizza
Hut pertama ini dipindahkan
ke Gedung Cakrawala di
area yang sama, hingga
sekarang. Kini, Pizza Hut
mempunyai lebih dari 200
restoran yang tersebar di 22
propinsi di Indonesia, dari
Aceh hingga Abepura
KFC Sebagai pemegang hak waralaba tunggal
untuk di Indonesia, PT Fast Food
Indonesia Tbk didirikan oleh Keluarga
Gelael pada 1978. Pada 1979, Perseroan
mendapatkan akuisisi waralaba dengan
pembukaan gerai pertama pada bulan
Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.
BURGER KING Sempat tutup pada era 1980-an,
Burger King mulai dioperasikan
oleh Mitra Adiperkasa (yang juga
mengoperasikan
waralaba Starbucks), pada bulan
April 2007, dengan outlet
pertamanya di Senayan
City, Jakarta. Saat ini, Burger
King memiliki cabang-cabang di
Jakarta, Bandung, Surabaya,
Bali dan Lombok
J.Co Donuts and Coffee
J.CO
Donuts adalah restora
n dan waralaba yang
mengkhususkan
dalam donat, yogurt
beku dan kopi.
Perusahaan didirikan
dan dimiliki
oleh Johnny Andrean
Group. J.CO Donuts &
Coffee didirikan
tahun 2006.
ES TELER 77
Es Teler 77 adalah jaringan rumah
makan siap saji asal Indonesia.
Restoran ini menyajikan makanan
khas Indonesia seperti nasi
goreng, mi ayam, dan terutama es
teler. Didirikan oleh Sukyatno
Nugroho berdasarkan resep
mertuanya, Murniati Widjaja pada
tahun 1982 di Jakarta. Saat ini
sudah terdapat lebih dari
100 gerai Es Teler 77 di
Indonesia, Singapura, Malaysia,
dan Australia.
Perusahaan waralaba bidang retail yang
sukses di indonesia
ALFAMART
PT. Alfa Minimart Utama (AMU)
didirikan pada tanggal 27 Juli 1999,
dengan pemengang saham PT. Alfa
Retailindo, Tbk sebesar 51% dan PT.
Lancar Distrindo sebesar 49%. PT. Alfa
Minimart Utama (AMU) ini kemudian
membuka Alfa Minimart pada tanggal
18 Oktober 1999 berlokasi dijalan
Beringin Raya, Karawaci Tangerang.
INDOMARET
PT. INDOMARCO PRISMATAMA
(Indomaret group) merupakan
perusahaan ritel nasional dan
jejaring peritel waralaba terbesar di
Indonesia. Indomaret group memiliki
7 sektor bisnis yaitu: Retail, Grocery,
IT Consultant, Food and Baverages,
Shopping Plaza, Bakery dan Japanese
restauran
Perusahaan waralaba bidang pendidikan
yang sukses di indonesia
PRIMAGAMA
Primagama adalah usaha jasa pendidikan luar sekolah yang bergerak dibidang bimbingan belajar, didirikan tahun 1982, tepatnya pada tanggal 10 Maret 1982 di Yogyakarta. Program Bimbingan Belajar Primagama memiliki pasar sangat luas (siswa 3,4,5,6 SD – 7,8,9 SMP, dan 10,11,12 SMA IPA/IPS)
EF (ENGLISH FIRST)
EF Education First didirikan pada tahun 1965 oleh Bertil Hult, pengusaha muda berkebangsaan Swedia. Pada saat itu, EF masih merupakan perusahaan sederhana. Saat itu, tujuan kami hanya membawa siswa SMA asal Swedia untuk belajar bahasa di Inggris
Faktor kegagalan bisnis waralaba di
indonesia
Target penjualan tidak tercapai
Faktor-faktor penyebab kegagalan
franchise yang paling utama adalah
kegagalan meraih target penjualan
yang memadai, hal ini biasanya
karena tempat usaha yang kurang
strategis.
kesulitan dalam modal awal
Modal awal dan franchise fee bisa
sangat mempengaruhi laba
penyewa bisnis waralaba. Kadang
karena modal awal untuk membeli
franchise tersebut yang terlalu
mahal sehingga banyak orang yang
tidak mampu membelinya.
Kendala lokasi pemasaran
Salah satu kunci sukses dalam berbisnis
adalah lokasi, hal ini karen lokasi
memang sangat mentukan sukses atau
gagalnya sebuah bisnis. Pada intinya,
jika anda tidak bisa menemukan lokasi
yang tepat untuk membuka waralaba,
anda pasti akan kesulitan, karena si
pemilik waralaba pun tidak bisa banyak
membantu anda dalam menentukan
lokasi.
Kurang inovasi bahkan tidak pernah
melakukan inovasi
Para pelaku bisnis waralaba, setelah
mereka membeli bisnis tersebut maka
reklame, produk yang ditawarkan
sampai seragam pelayannya harus
sama.
Perusahaan waralaba yang gagal di
indonesia
BREAD STORY ROTI BUANA
KESIMPULAN
Menjalankan bisnis waralaba adalah sebuah keputusan serius yang harus
dilaksanakan dengan hati-hati. Sebelum anda menyewa waralaba, banyak
belajarlah mengenai perusahaan yang jadi target, begitu pula dengan produk
dan lokasinya. Karena bahkan dengan produk dan lokasi yang baik, belum
tentu anda bisa meraup laba. Jadi, pastikan anda tahu risikonya sebelum
membuka waralaba