Prakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
description
Transcript of Prakerin Budidaya teh Hitam Orthodox
BUDIDAYA TEH DAN PENGOLAHANTEH HITAM (ORTHODOX)
(CAMELIA SINENSIS)
PPP NUSANTARA VI (PERSERO)UNIT USAHA DANAU KEMBAR
Laporan praktek kerja IndustriDisusun Sebagai Bukti pelaksanaan Prakerin
Pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Koto BaruTahun Pelajaran 2014/2015
PESERTA PRAKERIN SMK N 1 KOTO BARUKOMPETENSI KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTO BARU2014
LEMBARAN PENGESAHANLAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Pt. Perkebunan Nusantara VI (Persero) Unit Usaha Danau Kembar24 mei – 24 Juni 2014
Disetujui Oleh :
Pembimbing Sekolah Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan Asisten Afdeling B Asisten Pabrik
FEFRI YANTI. SP RUDI SYAHPUTRA. SP ANGGI MAULANA
Mengetahui,Kepala SMK Negeri 1 Koto Baru Pimpinan/Manager
TAUFIK H. SUWANDA. SP, M. Eng SUNARYO
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT dengan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan laporan
Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang diikuti selama 2 bulan sejak tanggal 24
Mei – 24 Juni 2014.
Dengan tersusunnya laporan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Taufik H. Suwanda SP.M.Eng, selaku kepala Sekolah SMK N 1 Koto
Baru
2. Bapak Alifuddin Saragih, selaku kepala pabrik
3. Ibu Alfi Santi.SP, selaku ketua jurusan agribisnis produksi tanaman
4. Bapak Rudi Syahputra.Sp, selaku asisten afdeling B
5. Ibu Fefri Yanti.SP, selaku pembimbing di sekolah
6. Bapak Edi Santoso, selaku mandor besar afdeling B
7. Bapak Mulyadi, selaku mandor besar di pabrik
Dengan tersusunnya laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran
bertujuan untuk memperbaiki laporan di masa yang akan datang
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga laporan ini
bermanfaat terutama bagi penulis sendiri.
Solok, 21 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ 1
LEMBARAN PENGESAHAN........................................................................ 2
KATA PENGANTAR...................................................................................... 3
DAFTAR ISI..................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 5
A. Latar Belakang pelaksanaan prakerin................................................... 5B. Tujun Praktek Kerja Industri................................................................ 6C. Tempat dan Waktu................................................................................ 6D. Tema..................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN.............................................................. 7A. Sejarah Singkat Perusahaan.................................................................. 7B. Struktur organisasi................................................................................ 8C. Uraian Tugas......................................................................................... 9
BAB III BUDIDAYA TANAMAN TEH DI PTP NUSANTARA VI UNIT USAHA DANAU KEMBAR............................................... 10A. Tanaman Teh........................................................................................ 10
I. Pembibitan........................................................................................ 10II. Penanaman........................................................................................ 13
BAB IV PROSES PENGOLAHAN TEH HITAM (ORTHODOX)................ 19A. Penyediaan Pucuk Daun Segar............................................................. 19B. Pelayuan................................................................................................ 19C. Penggulungan dan Penggilingan........................................................... 20D. Sortasi Bubuk Basah............................................................................. 20E. Fermentasi............................................................................................. 20F. Pengeringan........................................................................................... 20G. Sortasi kering........................................................................................ 21H. Pengemasan........................................................................................... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 22A. Kesimpulan........................................................................................... 22B. Saran..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Praktek Kerja Industri (Prakerin) penyelenggaraan
pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi kegiatan belajar
siswa di sekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan melalui bekerja
langsung di lapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam rangka
peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai
relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja.
Harapan utama dan kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan
keahlian profesional siswa agar sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja
agar siswa memiliki etos kerja yang meliputi: kemampuan bekerja, motivasi
kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin waktu, dan
kerajinan dalam bekerja.
Adapun landasan hukum pelaksanaan Prakerin adalah:
1. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP. Nomor: 29 / 1990 tentang Pendidikan Menengah
3. Kep. Menaker No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan
Permagangan Nasional
4. PP No: 39 / 1992 tentang peranan Masyarakat dalam Pendidikan
Nasional
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor : 0490 / U / 1992 tentang Sekolah
Menengah Kejuruan
6. Surat Keputusan Mendikbud No: 080 / U / 1993 tentang Kurikulum
SMK sebagaimana telah diubah menjadi kurikulum SMK Edisi 1999
B. Tujuan Prakerin
Penyelenggaraan Prakerin bertujuan untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos
klerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match)
antara SMK dan Industri.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas profesional.
4. Memberi pengakuan dan pengahargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
C. Tempat dan Waktu
Praktek kerja lapangan ini dilakukan di PTP Nusantara VI Unit usaha Danau
kembar. Kegiatan ini berlangsung selama 2 bulan yang dimulai tanggal 24
Mei s/d 23 Juli 2014.
D. Tema
Pada kesempatan praktek kerja lapangan ini penulis menyangkut tema tentang
“Proses Budidaya Tanaman Teh”.
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Unit Usaha Danau Kembar merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) unit dari PTP Nusantara VI ( Persero ) yang berdiri berdasarkan
peraturan Pemerintah No. 11 tanggal 14 Februari 1996 dan Surat keputusan
Menteri Keuangan republik Indonesia No. 165/KMK. 016/ 1996 tanggal 11
Maret 1996 tentang penggabungan PTP Nusantara VI ( Persero ) Unit Usaha
Danau Kembar adalah Unit Usaha Ex. PTP VIII yang bernama Gunung
Talang. Sebelum diserahkan kepada PTP VIII, Hak Guna Usaha Kebun Danau
Kembar dimiliki oleh:
1. NV. CULLT MY. Teluk Gunung.
2. Tahun 1955 Expirasi Hak Erfpacht.
3. Tahun 1965 diberikan kepada PT. Kami Saiyo.
4. Tahun 1975 Hak Guna Usaha PT Kami saiyo dicabut.
5. Tahun 1976 diberi kepada PT. Pentarik Utama.
6. Tahun 1979 diserahkan kepada PTP VIII.
7. Tahun 1996 PTP berubah menjadi PTP Nusantara dan dimiliki oleh
PTP Nusantara VI ( Persero)
C. Uraian Tugas
1. Teknik Kerja
a. Pembibitan
b. Penanaman
c. Pemeliharaan
d. Panen
e. Pengolahan
2. Pelaksanaan kerja di Lapangan
a. Pengelolaan Lahan
b. Menanam
c. Pengendalian Gulma
d. Pemupukan
e. Hama dan penyakit
f. Pemetikan
3. Pengolahan di Pabrik
a. Penerimaan dan Penimbangan Bahan Baku
b. Pelayuan
c. Turun Layu
d. Penggilingan
e. Fermentasi
f. Pengeringan
g. Sortasi
h. Pengemasan
4. Disiplin Kerja
a. Masuk kerja pukul 07.00 WIB
b. Istirahat kerja pukul 09.30 – 11.00 WIB (di Lapangan), Pukul 11.00 –
14.00 WIB (di Pabrik)
c. Pulang kerja pukul 12.00 WIB (di Lapangan), Pukul 16.00 WIB (di
pabrik).
BAB III
BUDIDAYA TANAMAN TEH DI PTP NUSANTARA VI
UNIT USAHA DANAU KEMBAR
A. Tanaman Teh
Tanaman teh (Camellia Sinesis) merupakan tanaman tahunan yang hidup
di daerah dingin yaitu perbukitan dan di pegunungan. Tanaman teh diduga
berasal dari pegunungan antara Tibet dan RRC selatan yaitu di daerah antara
25-35o LU, dan antara garis meridian 95-105 o.
Keadaan tanah tanaman teh secara geologis terdiri atas jenis andosol dan
latosol dengan iklim basah yang bercurah hujan 2600 mm/tahun dan
kelembaban udara 82% s/d 90% dengan suhu rata-rata 18 o C s/d 25 o C.
I.Pembibitan
Berhasilnya pembibitan stek teh sangat ditentukan oleh kematangan
perencanaan dan persiapan yang meliputi teknik penyiapan media tanah dan
mutu bahan stek sebagai berikut :
a. Waktu Penyetekan
Penyetekan dapat dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
Maret atau bulan-bulan basah / banyak hujan.
b. Syarat Lokasi Pembibitan
Lokasi yang baik adalah lokasi yang terbuka, tidak di bawah pohon-
pohon besar atau dekat dengan bangunan yang tinggi. Paling terutama
sekali lokasi harus dekat dengan sumber air.
c. Pembuatan Naungan
Bangunan naungan yang kolektif yaitu berukuran 2 m diatas permukaan
tanah. Jarak dari tiang ke tiang 2,5 x 4,5 m
Dinding samping bagian bawah setinggi 75 cm ditutup rapat dengan
bilik bamboo atau bahan lain dan pembuatan naungan harus disertai
dengan pembuatan selokan sedalam 60 cm dan lebar 40 cm yang
berfungsi membantu pembuangan. Perhitungan luas bangunan tiap 1 m
persegi bekong dapat memuat bibit 140. Luas bangunan efektif termasuk
jalan dan selokan adalah 60%.
Contoh : apabila akan dibuat bibit sebanyak 10.000 bekong, maka luas
bangunan yang harus dibuat adalah :
10.00084
x 1 m2 = 119 m2
d. Ukuran Kantong Plastik dan Sungkup Plastik
Kantong plastik, lebar leaflet 12 m dengan panjang 25 m dan tebal 0,04
mm. plastic sheet (lembaran plastic) lebar leaflet 100 cm dan tebal 0,08
mm. kantong plastic dapat dilubangi 5 lubang dengan diameter 1 cm
pada kedua belah sisi agak kebawah. Pada sudut bagian bawah digunting
agar berlubang. Jenis plastic yang digunakan adalah jenis PE (Poly
Ethylon).
e. Persiapan Media Tanah
Sumber tanah diambil dari lahan yang sudah lama tidak diolah dn
letaknya miring. Ph tanah yang baik antara 4,5-5,5. Kemudian pisahkan
tanah atasan (top soil) dan tanah bawahan (sub soil) dan disimpan di
penyimpanan tanah 4-6 minggu dan dijaga agar tanah tetap
lembab.topsoil dan subsoil perlu diayak dengan kawat ayakan 1 cm, agar
terbebas dari sisa-sisa akar dan batu. Setelah diayak tanah perlu
dicampur dengan obat-obatan dan pupuk.
Topsoil : Dithane M-45 400 gram
Pupuk TSP 500 gram
Tawas 600 gram
Subsoil : Dithane M-45 300 gram
Tawas 1000 gram
Kantong plastic terdiri dari 2/3 bagian topsoil dan 1/3 bagian subsoil.
f. Pembuatan Bedengan dan Penyusunan Bekong
Ukuran bedengan dengan lebar 1 m dan panjang 15 m, jarak antara
bedengan 60 cm. lantai bedengan harus dinaikkan 10 cm dari permukaan
tanah dengan cara mengeruk sebagian tanah bedengan kemudian
bekong-bekong disusun rapid an berbaris tegak lurus dengan ditutupi
plastic agar terhindar dari air hujan.
g. Pembuatan Rangka Sungkup untuk Plastik Selubung
Rangka sungkup dibuat untuk dari belahan bamboo dan tali raffia.
Bentuk rangka sungkup berupa setengah lingkaran dengan tinggi puncak
rangka sungkup 40 cm dari permukaan bekong.
h. Pemeliharaan
1) Pemeliharaan Sungkup dan Penyiraman
Sungkup plastic harus dijaga tetap rapat. Jika terlihat ada genang-
genangan air diatasnya. Penyiraman dilakukan sesuai dengan hasil
pengecekan. Tanah dalam bekong tidak boleh terlalu basah atau
sebaliknya. Pada tanah-tanah yang cepat kering, penyiraman pertama
dilakukan 3-4 minggu sekali.
Nah yang dapat menahan air lebih banyak, penyiraman dilakukan 2-
3 bulan setelah penanaman. Jumlah kebutuhan air pada setiap kali
penyiraman 5-10 liter untuk 100-200 bekong.
2) Pembukaan Sungkup dan Penyesuaian dengan udara Luar
a. Pembukaan pertama dapat dilakukan setelah 3-4 bulan
(hendaknya didasarkan kepada keadaan pertumbuhan)
b. Tahap pertama sungkup dibuka 2 jam setiap hari mulai pukul 7-9
pag, selama 2 minggu. Tahap kedua dan selanjutnya lama
pembukaan ditingkatkan dari 4jam, 6 jam, 8 jam dan 12 jam
tanpa sungkup.
c. Mulai bulan ke 6 dan selanjutnya, bibit yang sehat dibuka penuh
tanpa sungkup. Pada bulan ke tujuh dilakukan sortasi vivit
dengan cara dipisahkan.
3) Penyiangan
4) Pembersihan rumput-rumputan dan lumut dengan memakai soled
bamboo, selain itu bunga yang tumbuh dari stek the harus dibuang.
5) Seleksi Bibit.
a. Bibit yang tumbuhnya setelah uur 6 bulan dipilih dan dipisahkan
dari yang kecil-kecil.
b. Bibit yang kecil disatukan dalam bedengan terpisah dan
diperlukan secara khusus, selanjutnya disungkup kembali 1-1,5
bulan untuk merangsang pertumbuhan.
i. Bibit Siap Tanam
a. Umur maksimal 12 bulan
b. Tinggi minimal 25 cm
c. System perakaran cukup baik, akar tunggang semua / minimal 2
buah, terdapat pembengkakan halus
d. Habitus sehat, kekar dan berdaun normal.
II. Penanaman
1. Persiapan Lahan
A. Pembongkaran pohon dan tunggul
B. Nyacar, nyasap semak belukar
C. Pengolahan tanah
Pencangkulan pertama = 40-60 cm
Pencangkulan kedua = 30 cm
D. Pembuatan drainase
Sesuai dengan kontur dan jumlah saluran tergantung pada
kemiringan tanah.
E. Pembuatan jalan kebun
Untuk memperkuat jalan, pada bagian-bagian yang penting perlu
dicampur dengan kapur 18 kg/m2 tanah (jalan) dengan
perbandingan 1 tanah : 4 kapur atau ditanami rumput paspalum
notatum.
2. Penanaman di Ladang
a) Jarak tanaman dan jumlah tanaman
% Kemiringan
TanahJarak Tanam
Jumlah per – ha
(Pohon)
≤ 15 120 x 90 cm 9.260
15 – 30 120 x 75 cm 11.110
≥ 30 120 x 60 cm 13.888
b) Pengajiran sistem tanam
c) Lubang Tanam
1. Ukuran lubang
Bibit asal stump = 30 x 30 x 40 cm
Bekong = 20 x 20 x 40 cm
Sulaman = 35 x 35 x 40 cm
X X X X X X X
X X X X X X X
X X X X X X
2. Waktu pembuatan
Setelah hujan pertama dibiarkan agar terkena sinar matahari.
d) Pupuk Dasar
Urea;TSP;KCL;MOPA = 12,5 + 5 + 5 + G/Lubang
(Untuk tanah ber Ph > 6 ditambah belerang lumpur 50 g atau
belerang murni (cirrus) = 10 – 15 g
e) Cara Tanam
1) Bibit dengan kantong plastic :
Penyobekan plastic harus sempurna dari ujung kantong plastic
sampai pangkal kantong plastic. Jika saat membuka kantong
plastic sebaiknya dilakukan pelan, agar tanah dan akar tetap
utuh.
2) Bibit asal stump
Penyobekannya hendaknya menggunakan dengan caplak
(sebuah alat penyobek yang terbuat dari bambu).
3. Pemeliharaan Tanaman Muda (Tanaman Belum Menghasilkan)
A. Penyulaman
Penyulaman dilakukan secepat mungkin dn dilakukan secara
berkala sampai berumur 2 tahun.
B. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 8-10 kali dalam 1 tahun
Penyiangan dapat dilakukan secara manual = koret, cangkir, sabit,
dan gacok.
C. Pemupukan
Pemupukan dilakukan 4-6 kali dalam setahun (dosis pupuk
disesuaikan dengan jenis tanah & umur tanaman)
D. Hama dan Penyakit
a. Pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara pengawasan secara
intensif.
b. Hama Intensif
Helopeltis, ulat penggulung pucuk / daun, ulat jengkol dan
tungau/mite.
c. Penyakit Utama
Cacar daun (Blister Blight) dan cendawan akar.
E. Pembentukan Bidang Petik
Pemangkasan dan centring, bending dan kombinasi antara
keduanya.
4. Pemeliharaan Tanaman menghasilkan
A. Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mekanis dan
kimiawi.
B. Pemangkasan
1. Tipe pangkasan produksi
a) Pangkasan Kepris
Ukuran tinggi pangkas 60-70 cm (dapat dilaksanakan pada
kondisi tanaman yang kurang baik)
b) Pangkasan bersih
Ukuran tinggi pangkas 45-60 cm (dapat dilakukan
menjelang kemarau ditambah ajir dan dibuang menjelang
dijendang)
c) Pangkasan Setengah Bersih
Ukuran tinggi pangkas 45-65 cm (ranting-ranting yang
dipangkas < 0,5 cm pada bagian tengah dibuang.
2. Prinsip Pemangkasan
Mengikuti (sejajar) pada permukaan tanah
3. Waktu Pemangkasan
Hindarkan pemangkasan pada musim kemarau
C. Pemetikan
Hasil tanaman teh adalah pucuk/daun muda yang pemungutannya
dengan cara dipetik.
a) Macam petikan
P.halus = p + 1; p + 2 m; b + 1 m
P.medium = p + 2; p + 3 m; b + 1; b + 2 m
P.kasar = p + 3; b+2
P.sangat kasar = p + 4; b + 3
P.keras = hanya menigngalkan kepel.
b) Daun pemeliharaan
Pengertian : kumpulan daun dibawah bidang petik yang mampu
berfotosintesa untuk pertumbuhan tanaman (aktifitas
pertumbuhan dan respirasi).
c) Istilah-istilah pucuk
a. Peko
b. Burung
c. Kepel
d. Peko nagog
e. Pucuk tanggung
f. Ceker ayam
g. Gabar
h. Kaboler
d) Daur Petik
Pengertian : selang waktu antara dua saat pemetikan
(ditentukan bun oleh kecepatan tumbuh tanaman).
D. Hanca petikan dan Cara Menghitung kebutuhan Pemetik
Hanca Petikan
Pengertian : luas areal petikan yang harus dipetik untuk satu hari
Agar daur petik sesuai dengan ketentuan, maka harus dihitung luas
kebun yang harus dipetik setiap harinya.
BAB IV
PROSES PENGOLAHAN THE HITAM (ORTHODOX)
Proses Pengolahan Teh Hitam Metode Orthodox
A. Penyediaan Pucuk Daun Segar
Mutu teh hitam hasil pengolahan terutama ditentukan oleh bahan bakunya
yaitu daun segar hasil petikan. Secara fisik, pucuk yang bermutu adalah daun
muda yang utuh, segar dan bewarna kehijauan. Menurut beberapa ahli
pengolahan, 75% mutu teh ditentukan dikebun (ketinggian tempat, jenis
petikan dan penangan hasil petikan) sisanya yang 25% ditentukan oleh proses
pengolahan.
Untuk mencapai tujuan, sebelum masuk proses pengolahan di pabrik, daun
hasil petikan harus (Setyaamidjaja, 2000):
Masih dalam keadaan segar, tidak rusak seperti patah-patah atau putus-
putus, sobek dan terperam
Tidak terlalu lama tertahan di kebun dan tidak terkena sinar matahari
secara langsung
Ditampung dalam wadah pengumpul daun dengan tidak melebihi
kapasitas optimum,
Diangkut dari kebun dengan hati-hati dan
Dipisah-pisahkan antara daun yang baik dengan daun yang rusak.
B. Pelayuan (Withering)
Pada pelayuan dalam proses pengolahan teh hitam orthodox, digunakan
palung pelayuan (withering trough). Kegiatan pelayuan terdiri atas beberapa
langkah berikut (Setyaamidjaja, 2000):
Pembeberan pucuk
Pengaturan udara
Kapasitas palung pelayuan
Tingkat layu pucuk
Lama pelayuan
C. Penggulungan dan Penggilingan
Penggulungan (rolling) akan membuat saun memar dan dinding sel rusak,
sehingga cairan sel keluar di permukaan dengan merata, dan pada saat itu
sudah mulai terjadi oksidasi enzimatis (fermentasi). Dengan adanya
penggulungan, secara fisik daun yang sudah digulung akan memudahkan
tergiling dalam proses penggilingan.
Dengan dilaksanakannya penggilingan, maka gulungan akan tergiling
menjadi partikel yng lebih kecil sesuai dengan yang dikehendaki konsumen,
gulungan akan berukuran lebih pendek, cairan sel keluar semaksimal
mungkin, dan dihasilkan bubuk basah sebanyak-banyaknya. Hasil
penggilingan adalah bubuk basah yang kemudian dipisah-pisahkan menjadi
beberapa jenis bubuk pada sortasi bubuk basah.
D. Sortasi Bubuk Basah
Bertujuan untuk memperoleh bubuk yang seragam, dan
memudahkandortasi kering, serta memudahkan dalam proses pengeringan.
Mesin yang biasa dipakai adalah Rotary Ball Breaker. Mesin ini memasang
ayakan dengan mesh (jumlah lubang per inci persegi pada ayakan) yang
berbeda sesuai dengan grade (jenis bubuk) yang diinginkan.
E. Fermentasi
Fermentasi atau oksidase enzimatis merupakan proses oksidasi senyawa
polifenol dengan bantuan enzim polifenol oxidase. Fermentasi ini dipengaruhi
oleh beberapa factor yaitu kadar air dalam bahan (hasil sortasi basah), suhu
dan kelembapan relative, kadar enzim, jenis bahan, serta tersedianya oksigen.
F. Pengeringan
Tujuan utama pengeringan adalah menghentikan proses fermentasi
senyawa polifenol dalam bubuk teh pada saat komposisi zat-zat pendukung
kualitas mencapai keadaan optimal. Dengan adanya pengeringan, kadar air
dalam teh bubuk akan berkurang, sehingga teh akan tahan lama dalam
penyimpanan. Teh produk yang dihasilkan bewarna hitam, sehingga di
pasaran produk ini disebut teh hitam orthodox untuk membedakannya dari teh
hitam CTC (Setyaamidjaja, 2000).
G. Sortasi Kering
Yang dimaksud sortasi kering adalah kegiatan memisah-misahkan teh
bubuk kering (teh hitam) menjadi jenis tertentu yang sesuai dengan yang
dikehendakidalam perdagangan. Tujuan sortasi kering adalah mendapatkan
ukuran dan warna partikel teh kering yang seragam sesuai dengan standart
yang diinginkan oleh konsumen. Sortasi kering meliputi :
Memisah-misahkan teh kering menjadi beberapa jenis (grade) yang
sesuai dengan standart perdagangan the
Menyeragamkan bentuk, ukuran dan warna masing-masing grade dan
Membersihkan teh dari serat, tangkai dan bahan-bahan lain seperti
debu dan sebagainya.
H. Pengemasan
Pengemasan atau pengepakan adalah upaya memberikan wadah bagi
produk teh hitam agar memudahkan pengiriman produk teh tersebut kepada
konsumen atau pasar dan pengiriman ke luar negeri sebagai komoditi ekspor.
Tujuan pengemasan adalah :
Untuk melindungi produk (teh hitam) dari kerusakan,
Memudahkan transportasi atau pengangkutan dari lokasi produsen ke
konsumen (pasar dalam dan luar negeri),
Efisiensi dalam penyimpanannya di gudang dan
Dapat menjadi alat promosi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa :
1) Tanaman teh dapat hidup pada kelembaban udara 80-90% dengan suhu
udara 18-25o c
2) Teh dapat diperbanyak dengan cara di stek
3) Tempat penanaman teh pada dataran tinggi
4) Pemeliharaan tanaman teh dilakukan dengan cara penyiangan,
pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian gulma, dan pengendalian
hama penyakit dengan bahan kimia.
5) Pada tanaman teh juga diperhatika kesuburan tanahnya
6) Proses pengolahan di lapangan seperti panen dapat dilakukan dengan cara
petik mesin dan petik gunting.
7) Proses pengolahan di pabrik yaitu daun basah, pelayuan, turun daun,
penggulungan, fermentasi, pengeringan, sortasi, dan pengepakan.
B. Saran
Untuk tanaman bibit teh sebaiknya ditempatkan di tempat yang teduh atau
tidak terkena cahaya matahari langsung. Tapi lebih baik lagi jika diletakkan
didalam sungkup atau naungan.
Pada penanaman teh di lapangan sebaiknya menggunakan pisau atau
karter untuk menyobek polybag dan diusahakan tanah yang ada didalam
polybag tidak hancur. Jika tanah didalam polybag sempat hancur, maka akan
mengganggu pertumbuhan bibit the yang akan ditanam.
Kemudian saat melakukan penimbunan saat menanam bibit teh sebaiknya
tanahnya sedikit diinjak supaya tanaman teh dapat berdiri tegak dan tanahnya
padat.
DAFTAR PUSTAKA
TP.1985.Pedoman Pelaksanaan Pembibitan Stek Teh. Balai Penelitian : Bandung
TP.2013.Selayang Pandang
www.mail. Archive Pembibitan The. (Selasa, 20 Agustus 2013)
www.mail. Industrial Valvesand Power. (Rabu, 21 Agustus 2013)