PR Radiologi
-
Upload
diah-andini -
Category
Documents
-
view
38 -
download
1
description
Transcript of PR Radiologi
TUGAS RADIOLOGI
Oleh :
Diah Andini, S.Ked
11180110031
Perceptor :
dr. Karyanto, Sp.Rad.
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI
RSUD DR.H.ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
1. Perbedaan foto thorax posisi PA dan AP
JAWAB
PA Antero PosteriorPenderita berdiri membelakangi sumber sinar dengan bagian ventral menempel pada film (dada)
Posisi duduk atau setengah duduk atau berbaring (supine) di meja pemotretan
Scapula berada di luar lapangan paru Scapula berada dilapangan paruUkuran jantung mendekati normal Ukuran jantung terlihat lebih besarClavicula menjungkit Clavicula tampak mendatarTampak costae posterior Tampak costae anterior
Foto thorax PA
1
2. Diferensial diagnosis radiopaque dan radiolusen pada foto thorax dan ciri
radiologisnya
JAWAB
Radiopaque:
a. Massa mediastinum
b. Oedema pulmonal
Bayangan dengan garis tidak tegas
Terdapat air brochogram
Tanda “silhoutte” yaitu hilangnya visualisasi bentuk diafragma atau
mediastinum berdekatan
Tampak perselubungan perihiler bilateral yang memberikan gambaran “bat
wings appearance”
2
c. TB paru
TB paru aktif Tampak bercak berawan disertai kavitas pada kedua
lapangan paru
TB paru lama aktif Tampak bercak berawan disertai kavitas, bintik-bintik
kalsifikasi, garis fibrosis yang menyebabkan retraksi hilus ke atas
TB paru lama tenang Tampak bintik-bintik kalsifikasi serta garis fibrosis
pada kedua lapangan paru atas
d. Pneumonia
Tampak perselubungan homogen pada lapangan atas/ tengah/bawah paru
dextra/sinistra, batas tegas
3
e. Atelektasis
Tampak perselubungan homogen pada lapangan paru disertai dengan shift
midline ke arah lesi
Terdapat bayangan lobus yang kolaps
Ditemukan tanda “silhoutte”
Pada kolpas keseluruhan paru : keseluruhan hemithorax tampak opaque dan
ada pergeseran hebat pada mediastinum dan trachea
ICS pada hemithoraks dextra/sinistra menyempit; diafragma dan batas jantung
dextra/sinistra sulit dinilai
f. Abses paru
Ditemukan lesi uang logam (coin lesion) / nodulus
Tampak kavitas pada lapangan atas/tengah/bawah paru dextra/sinistra dengan
dinding tebal, tepi reguler
4
g. Fibrosis paru
Bayangan kabur pada basis paru yang menyebabkan kurang jelasnya garis
bentuk pembuluh darah, nodulus berbatas tak jelas dengan garis penghubung
Volume paru menurun, sering jelas dan translusensi sirkular terlihat
memberikan pola “paru sarang tawon”, jantung dan arteria pulmonalis
membesar karena hipertensi pulmonal
h. Neoplasma
Tampak perselubungan homogen yang berbatas tegas pada daerah
atas/tengah/bawah paru dextra/sinistra
Terdapat kavitas dengan massa
5
i. Efusi pleura
Terlihat cairan mengelilingi paru, lebih tinggi di lateral daripada medial
Tampak perselubungan homogen pada hemithoraks dextra/sinistra yang
menutupi sinus, diafragma, dan batas jantung dextra/sinistra; cor sulit dinilai
Radiolusen:
a. Pneumothorax
Tampak hiperlusen avaskuler pada lapangan paru dextra/sinistra; adanya
gambaran paru dextra / sinistra kolaps dengan bayangan pleura visceralis yang
jelas terlihat sesuai gambaran pleural white line, dengan shift mediastinum ke
arah berlawanan (tidak selalu ada).
b. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD)
Hemidiafragma terlihat rata
Lebih sedikit pembuluh darah yang terlihat secara peripheral terutama di
bagian atas dan tengah namun arteri pulmonari terlihat besar di pertengahan
6
c. Tension pneumothorax
Pada foto inspirasi, paru yang terkena seluruhnya kolaps tetapi mediastinum
ditengah
Pada foto ekspirasi, udara terjebak di hemithorax yang terkena di bawah
tekanan positif, jantung dan paru kontralateral tertekan ke arah yang sehat
d. Pulmonary embolus
Tampak fissura horisontal dimana daerah tersebut terlihat lebih hitam
dibandingkan bagian kontralateral pada tinggi yang sama (Westermark’s sign)
dari perfusi yang berkurang pada daerah paru yang mengindikasikan bahwa
arteri pada daerah ini mengandung gumpalan besar
e. Bronkiektasis
Tampak cincin-cincin lusen pada lapangan paru dextra/sinistra yang
memberikan gambaran “honey comb appearance”
f. Flail chest
Terdapat gambaran fraktur costae yang multiple; terdapat bayangan udara
yang terlihat akibat kontusio paru
g. Emfisema lobaris
Bayangan radiolusen pada bagian paru yang bersangkutan dengan
pendorongan mediastinum ke arah kontralateral
7
h. Emfisema senilis
Tampak toraks lebih radiolusen, corakan bronkovaskular yang jarang dan
diafragma yang normal akibat atrofi septa alveolar dan jaringan paru
berkurang yang diisi oleh udara
i. Emfisema subkutis
Tampak bayangan radiolusen pada otot pektoralis mayor
8
3. Gambaran kelainan radiologis pada vertebrae
JAWAB
a. kelainan congenital
Skoliosis
b. neoplasma
Tumor vertebrae Metastase vertebrae
9
c. infeksi
Spondilitis TB
d. trauma
Fraktur vertebrae
10
e. degeneratif
Osteoarthritis spine
Spondilosis Ditemukan adanya osteofit pada kolumna vertebrae, tonjolan yang
asimetris dan berbeda bentuk, ada penyempitan diskus intervertebralis dan korpus
menjadi lebih pipih
11
4. Organ – organ intraperitoneal dan retroperitoneal pada rongga abdomen
JAWAB
Organ-organ intraperitonal:
a. Gaster
b. Colon Transversum
c. Appendiks
b. Hepar
c. Duodenum (Pars I)
d. Small intestines
e. Rektum
f. Colon Sigmoid
g. Spleen
h. Pankreas (tail)
Organ-organ Retroperitoneal:
a. Esofagus
b. Kelenjar Suprarenal
c. Aorta dan IVC
b. Pankreas (except tail)
c. Duodenum (except pars I)
d. Vesika Urinaria
e. Ureter
f. Colon Ascending
g. Colon Descending
h. Ginjal
i. Rectum (lower two-third)
12
5. Udara normal pada foto abdomen
JAWAB
Gambaran batas cairan yang normal terdapat didalam lambung dan kadang-
kadang di dalam duodenum proksimal
Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan colon
sedangkan dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari duodenum
Sedikit udara dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan air fluid level
yang minimal bukan merupakan gambaran patologis
Air fluid level juga dapat djumpai pada lumen usus besar, dan tiga sampai
lima fluid levels dengan panjang kurang dari 2,5 cm masih dalam batas normal
serta sering dijumpai di daerah kuadran kanan bawah
Dua air fluid level atau lebih dengan diameter lebih dari 2,5 cm panjang atau
kaliber merupakan kondisi abnormal dan selalu dihubungkan dengan pertanda
adanya ileus baik obstruktif atau paralitik.
13
6. Indikasi, kontraindikasi, persiapan dan pelaksanaan
JAWAB
a. Colon in Loop
Indikasi KontraindikasiKolitis kronik (kolitis ulseratif dan Crohn disease)
Perforasi usus
Karsinoma atau keganasan. Ileus paralitikDivertikel, merupakan kantong yang menonjol pada dinding colon, terdiri atas lapisan mukosa dan muskularis mukosa.
Ileus obstruksi lama (> 8 jam).
Hirschprung disease adalah kelainan kongenital yang terjadi karena tidak adanya sel ganglion dipleksus mienterik dan sub mukosa pada segmen colon distal.
Peritonitis, infeksi akut saluran cerna
Obstruksi kolon seperti invaginasi, volvulus
Kolitis berat dimana dinding abdomen menjadi sangat tipis dan ditakutkan terjadi perforasi
Atresia (tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada)
Keadaan umum pasien yang jelek
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
a. Kolon harus bersih sama sekali dari kotoran (urus-urus dengan castor oil)
b. Pola makan penderita : konsistensi lunak, non lemak.
c. Minum sebanyak-banyaknya untuk menjaga tinja agar tetap lembek.
d. Pemberian pencahar.
PELAKSANAAN
a. Lakukan foto polos abdomen. Jika faecal material masih ada, masukkan sabun
melalui dubur kemudian masukkan Barium per anus ke kolon sampai sedikit
masuk ke ileum. Pengisian larutan barium dikatakan cukup bila sudah
mencapai fleksura lienalis atau pertengahan colon transversum
b. Tunggu 1-2 menit agar barium melapisi mukosa kolon
c. Setelah yakin mukosa kolon terlapisi semua, sisa larutan dibuang sebanyak
yang dapat dikeluarkan dengan memiringkan penderita ke kiri (left decubitus)
dan menegakkan meja periksa (upright)
d. Pompa udara melalui anus sehingga colon mengembang dan terlihat
haustranya
14
e. Setelah seluruh colon mengembang sempurna, maka baru dilakukan
pemotretan.
b. IVP
Indikasi KontraindikasiBatu saluran kemih Alergi terhadap media kontrasInfeksi ginjal kronis Memiliki kelainan atau penyakit
jantung atau hepar lanjutKelainan kongenital Infeksi akut traktus urinariusTrauma abdomen Retensi cairan berlebihHematuria Multipel myelomaDisuria NeonatusTumor ginjal Pasien yang sedang dalam keadaan
kolikCheck up, oleh karena nyeri pinggang yang lama (flank pain)
Gangguan fungsi ginjal dengan ureum >60mg% atau creatinine >2mg%
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
a. Persiapan Pasien
Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum
pemeriksaan BNO
IVP dilakukan.
Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran yang
berserat.
Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat), dicampur
1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air putih 1-2 gelas,
terus puasa.
Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak
bicara guna meminimalisir udara dalam usus.
Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta buang
air kecil untuk mengosongkan blass.
Penjelasan kepada keluarga pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan dan penandatanganan informed consent
15
b. Persiapan Media Kontras
Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium, dimana
jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-2 cc/kg berat
badan.
Persiapan Alat dan Bahan
Peralatan Steril
Wings needle No. 21 G (1 buah)
Spuit 20 cc (2 buah)
Kapas alcohol atau wipes
Tourniquet
Peralatan Un-Steril
Plester
Marker R/L dan marker waktu
Media kontras Iopamiro (± 40 – 50 cc)
Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN BNO-IVP
a. Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien
b. Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui intravena
1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
c. Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan memasang
alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan dan kiri.
d. Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit setelah
injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke collecting
sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
e. Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan
ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi
media kontras.
f. Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24 x
30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi media
kontras
g. Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran
bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
16
h. Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi,
biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada
pasien yang lanjut usia).
i. Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect
untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder. Dengan
posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan ginjal yang
tidak normal) pada kasus pos hematuri.
KRITERIA GAMBAR
a. Foto 5 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal kanan dan kiri.
b. Foto 15 menit post injeksi
Tampak kontras mengisi ginjal, ureter.
c. Foto 30 menit post injeksi (full blass)
Tampak blass terisi penuh oleh kontras
d. Foto Post Mixi
Tampak blass yang telah kosong.
17
7. Diferensial diagnosa bayangan opak dan semiopak pada foto polos abdomen
JAWAB
Gambaran radioopak pada foto polos abdomen merupakan tanda adanya kalsifikasi
berupa batu. Diferensial diagnosis:
a. Nefrolithiasis
b. Ureterolithiasis
c. Vesicolithiasis
d. Kolelithiasis
e. Kolelistitis
Bayangan opak dan semiopak berhubungan dengan komposisi batu yang terjadi,
dimana berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi:
a. batu opak (batu kalsium)
b. batu semiopak (batu magnesium-amonium-fosfat atau MAP)
c. batu radiolusen (batu asam urat dan batu sistin)
Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran kanan atas
dan biasanya berbentuk poligonal. Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan
gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-15% batu kandung empedu yang bersifat
radioopak.
Bayangan radioopak pada nefrolithiasis dan vesikolithiasis
18
Bayangan batu empedu kalsium di dalam lumen kandung empedu yang berasal dari
endapan kalsium karbonat
19