PR paten - t. sampah

2
Cara – cara yang saya ajukan untuk mengakali agar kita tidak perlu membayar untuk penggunaan paten penambahan polimer/plastik ke dalam campuran aspal adalah sebagai berikut. 1. Penggantian bahan yang dilapisi. Di India, bahan yang dilapisi oleh plastik adalah aspal. Di Indonesia, bisa diakali untuk melapisi bahan bangunan. Batu bata sebagai penyusun utama gedung dapat dilapisi oleh lelehan plastik, sehingga lebih rapat (sulit ditembus air) dan lebih murah (sebagian material penyusun digantikan oleh bahan daur ulang). Penerapan lain yang mungkin untuk dilakukan adalah dengan melapisi besi penyusun casing mobil. Casing mobil yang telah dilapisi plastik menjadi lebih ringan dan murah, sehingga dapat menurunkan harga jual mobil. Casing tersebut juga menjadi lebih ringan, dan dapat dimanfaatkan di lomba balap mobil, agar mobilnya menjadi lebih cepat. Penerapan selanjutnya adalah dicampur sebagian di dalam cat. Cat yang telah dilapisi plastik akan lebih murah, dan lebih tahan terhadap air. 2. Pengubahan Rasio dan Teknik Pemrosesan. Rasio yang digunakan di India adalah 3 bagian bitumen dengan 95 bagian plastik (% berat). Rasionya dapat diubah dengan bitumen yang lebih besar. Hal ini memang akan menyebabkan biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Alternatif lainnya adalah mengganti teknik pencampurannya. Jika pada paten di India plastik dan bitumen dipanaskan secara terpisah, disini bisa diakali dengan dipanaskan secara terpisah, ditambah pengadukan sehingga keduanya akan tercampur dengan baik. Karena bitumen dan plastik didinginkan secara bersamaan, maka ikatan yang terbentuk akan lebih baik dan aspalnya menjadi lebih tahan lama. 3. Plastik juga dapat digunakan sebagai pelapis jalanan yang sudah berlubang, sehingga tekniknya berbeda sama sekali dengan yang digunakan di India. Di Indonesia, seringkali jalanan yang berlubang ditambal dengan pecahan batu bata. Hal ini tentunya merugikan, karena selain tidak tahan lama, pecahan batuan yang bentuknya tajam juga dapat merusak kendaraan yang melintasinya. Apabila jalanan tersebut dilapisi dengan lelehan plastik, makan selain mengurangi limbah, keselamatan pengguna jalan akan lebih baik.

description

pr paten - t. sampah

Transcript of PR paten - t. sampah

Page 1: PR paten - t. sampah

Cara – cara yang saya ajukan untuk mengakali agar kita tidak perlu membayar untuk penggunaan paten penambahan polimer/plastik ke dalam campuran aspal adalah sebagai berikut.

1. Penggantian bahan yang dilapisi. Di India, bahan yang dilapisi oleh plastik adalah aspal. Di Indonesia, bisa diakali untuk melapisi bahan bangunan. Batu bata sebagai penyusun utama gedung dapat dilapisi oleh lelehan plastik, sehingga lebih rapat (sulit ditembus air) dan lebih murah (sebagian material penyusun digantikan oleh bahan daur ulang). Penerapan lain yang mungkin untuk dilakukan adalah dengan melapisi besi penyusun casing mobil. Casing mobil yang telah dilapisi plastik menjadi lebih ringan dan murah, sehingga dapat menurunkan harga jual mobil. Casing tersebut juga menjadi lebih ringan, dan dapat dimanfaatkan di lomba balap mobil, agar mobilnya menjadi lebih cepat. Penerapan selanjutnya adalah dicampur sebagian di dalam cat. Cat yang telah dilapisi plastik akan lebih murah, dan lebih tahan terhadap air.

2. Pengubahan Rasio dan Teknik Pemrosesan. Rasio yang digunakan di India adalah 3 bagian bitumen dengan 95 bagian plastik (% berat). Rasionya dapat diubah dengan bitumen yang lebih besar. Hal ini memang akan menyebabkan biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Alternatif lainnya adalah mengganti teknik pencampurannya. Jika pada paten di India plastik dan bitumen dipanaskan secara terpisah, disini bisa diakali dengan dipanaskan secara terpisah, ditambah pengadukan sehingga keduanya akan tercampur dengan baik. Karena bitumen dan plastik didinginkan secara bersamaan, maka ikatan yang terbentuk akan lebih baik dan aspalnya menjadi lebih tahan lama.

3. Plastik juga dapat digunakan sebagai pelapis jalanan yang sudah berlubang, sehingga tekniknya berbeda sama sekali dengan yang digunakan di India. Di Indonesia, seringkali jalanan yang berlubang ditambal dengan pecahan batu bata. Hal ini tentunya merugikan, karena selain tidak tahan lama, pecahan batuan yang bentuknya tajam juga dapat merusak kendaraan yang melintasinya. Apabila jalanan tersebut dilapisi dengan lelehan plastik, makan selain mengurangi limbah, keselamatan pengguna jalan akan lebih baik.

Dari literatur yang saya dapatkan, paten penggunaan plastik sebagai pelapis aspal memiliki publication date 19 Mei 2006. Sedangkan yang paling baru adalah tanggal 15 Agustus 2013.

Referensi

http://www.google.com/patents/WO2013118057A1 (Tanggal Akses 12/11/13 Pukul 19.16 WIB)

http://www.allindianpatents.com/patents/198254 (Tanggal Akses 12/11/13 Pukul 19.16 WIB)

http://www.maduraimessenger.org/printed-version/2010/january/environment/ (Tanggal Akses 12/11/13 Pukul 19.18 WIB)