PPT HALUSINASI
-
Upload
choirun-nisa-nur-aini -
Category
Documents
-
view
918 -
download
206
description
Transcript of PPT HALUSINASI
ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN HALUSINASI
Kelompok 2 :Dwi wahyu STYEnjela Popi AErnia Haris H
Fara Dila SantiFellicia Kristiani M
Feri Fitriana
DEFINISI
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).
JENIS-JENIS
Halusinasi penglihatan
Halusinasi pendengaran
Halusinasi penciuman
Halusinasi pengecap Halusinasi peraba Halusinasi visceral Halusinasi
hipnagogik
Halusinasi hipnopompik
Halusinasi Kinesthetic
Halusinasi sinestetik
Halusinasi histerik
ETIOLOGI
Faktor predisposisi Biologis Psikologis Sosial Budaya
Faktor Presipitasi Biologis Sumber koping Stress
lingkungan
FASE-FASE HALUSINASI
Condemning
Consquering
Controling
Comforting 1
2
3
4
Tanda & gejala
TAHAP 1: HALUSINASI BERSIFAT TIDAK MENYENANGKAN
TAHAP 2: HALUSINASI BERSIFAT MENJIJIKKAN
Gejala klinis: Menyeriangai/
tertawa tidak sesuai Menggerakkan bibir
tanpa bicara Gerakan mata cepat Bicara lambat Diam dan pikiran
dipenuhi sesuatu yang mengasikkan
Gejala klinis: Cemas Konsentrasi menurun Ketidakmampuan
membedakan nyata dan tidak nyata
.....cont
TAHAP 3: HALUSINASI BERSIFAT MENGENDALIKAN
TAHAP 4: HALUSINASI BERSIFAT MENAKLUKKAN
Cenderung mengikuti halusinasi
Kesulitan berhubungan dengan orang lain
Perhatian atau konsentrasi menurun dan cepat berubah
Kecemasan berat (berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk).
Pasien mengikuti halusinasi
Tidak mampu mengendalikan diri
Tidak mamapu mengikuti perintah nyata
Beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
AKIBAT HALUSINASI
Data subjektif : Mengungkapkan
mendengar atau melihat objek yang mengancam
Mengungkapkan perasaan takut, cemas dan khawatir
Data objektif : Wajah tegang,
merah Mondar-mandir Mata melotot
rahang mengatup Tangan mengepal Keluar keringat
banyak Mata merah
Penatalaksanaan
KEPERAWATAN MEDIS
Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Memberi aktivitas pada klien
Memberi aktivitas pada klien
Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan
Anti psikotik: Chlorpromazine (Promactile,
Largactile) Haloperidol (Haldol,
Serenace, Lodomer) Stelazine Clozapine (Clozaril) Risperidone (Risperdal)
Anti parkinson: Trihexyphenidile Arthan
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HALUSINASI
Pengkajian
• Alasan masuk• Faktor Predisposisi• Faktor Presipitasi• Pemeriksaan Fisik
Diagnosa1. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan
halusinasi pendengaran.2. Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan
dengan menarik diri.3. solasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga
diri rendah.4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi
sosial
IntervensiDiagnosa: Resiko Perilaku kekerasan berhubungan
dengan halusinasi pendengaran.
Tujuan:
Selama perawatan diruangan, pasien tidak memperlihatkan perilaku kekerasan, dengan criteria hasil:
Dapat membina hubungan saling percaya Dapat mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, bentuk dan
akibat PK yang sering dilakukan Dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK Dapat memelih cara mengontrol PK yang efektif dan sesuai Dapat melakukan cara yang sudah dipilih untuk mengontrl PK Memasukan cara yang sudah dipilih dalam kegitan harian Mendapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol PK Dapat terlibat dalam kegiatan diruangan
Tindakan Psikoterapi Pasien
§ BHSP§ SP I: Diskusikan penyebab, tanda dan
gejala, bentuk dan akibat PK yang dilakukan pasien serta akibat PK
Latih pasien mencegah PK dengan cara: fisik (tarik nafas dalam & memukul bantal)
Masukkan dalam jadwal harian§ SP II: Diskusikan jadwal harian Latih pasien mengntrol PK dengan
cara sosial Latih pasien cara menolak dan
meminta yang asertif Masukkan dalam jadwal kegiatan
harian§ SP III: Diskusikan jadwal harian Latih cara spiritual untuk mencegah
PK Masukkan dalam jadawal kegiatan
harian
§ SP IV Diskusikan jadwal harian Diskusikan tentang manfaat obat dan
kerugian jika tidak minum obat secara teratur
Buat jadwal kegiatan harian§ Bantu pasien mempraktekan cara yang
telah diajarkan§ Anjurkan pasien untuk memilih cara
mengontrol PK yang sesuai§ Masukkan cara mengontrol PK yang telah
dipilih dalam kegiatan harian§ Validasi pelaksanaan jadwal kegiatan
pasien dirumah sakit
Keluarga Diskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien PK Jelaskan pengertian tanda dan gejala PK
yang dialami pasien serta proses terjadinya
Jelaskan dan latih cara-cara merawat pasien PK
Latih keluarga melakukan cara merawat pasien PK secara langsung
Discharge planning : jadwal aktivitas dan minum obat
Tindakan psikofarmako
Berikan obat-obatan sesuai program pasien
Memantau kefektifan dan efek samping obat yang diminum
Mengukur vital sign secara periodic
Tindakan manipulasi lingkungan
Singkirkan semua benda yang berbahaya dari pasien
Temani pasien selama dalam kondisi kegelisahan dan ketegangan mulai meningkat
Lakukan pembatasan mekanik/fisik dengan memasukkan ke ruang isolasi bila perlu
Libatkan pasien dalam stimulasi persepsi dan realita
Diagnosa: Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien mampu mengontrol halusinasi dengan kriteria hasil: Klien dapat membina hubungan saling percaya Klien dapat mengenal halusinasinya; jenis, isi, waktu, dan
frekuensi halusinasi, respon terhadap halusinasi, dan tindakan yg sudah dilakukan
Klien dapat menyebutkan dan mempraktekan cara mengntrol halusinasi yaitu dengan menghardik, bercakap-cakap dengan orang lain, terlibat/ melakukan kegiatan, dan minum obat
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya Klien dapat minum obat dengan bantuan minimal Mengungkapkan halusinasi sudah hilang atau terkontrol
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK Klien
Bina hubungan saling percaya Adakan kontak sering dan singkat Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya Tanyakan keluhan yang dirasakan
klien Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien tentang halusinasinya meliputi :
SP I Identifikasi jenis halusinasi Klien Identifikasi isi halusinasi Klien Identifikasi waktu halusinasi Klien Identifikasi frekuensi halusinasi Klien Identifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi Identifikasi respons Klien terhadap
halusinasi Ajarkan Klien menghardik halusinasiSP II Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien Latih Klien mengendalikan halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien Latih Klien mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan Klien di rumah)
Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP IV Evaluasi jadwal kegiatan harian Klien Berikan pendidikan kesehatan tentang
penggunaan obat secara teratur Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian Beri pujian jika klien menggunakan obat
dengan benar. Menganjurkan Klien mendemonstrasikan
cara control yang sudah diajarkan Menganjurkan Klien memilih salah satu
cara control halusinasi yang sesuai
Keluarga Diskusikan masalah yang dirasakn keluarga
dalam merawat Klien Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan
jenis halusinasi yang dialami Klien serta proses terjadinya
Jelaskan dan latih cara-cara merawat Klien halusinasi
Latih keluarga melakukan cara merawat Klien halusinasi secara langsung
Discharge planning : jadwal aktivitas dan minum obat
TINDAKAN PSIKOFARMAKO Berikan obat-obatan
sesuai program Klien Memantau kefektifan
dan efek samping obat yang diminum
Mengukur vital sign secara periodic
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN Libatkan Klien
dalam kegiatan di ruangan
Libatkan Klien dalam TAK halusinasi
Diagnosa: Solasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam Klien
dapat berinteraksi dengan orang lain baik secara individu maupun secara berkelompok dengan kriteria hasil :
Klien dapat membina hubungan saling percaya. Dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial. Dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain. Dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain. Dapat berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain secara
bertahap. Terlibat dalam aktivitas sehari-hari
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK Klien
SP 1 Bina hubungan saling percaya Identifikasi penyebab isolasi sosialSP 2 Diskusikan bersama Klien keuntungan
berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
Ajarkan kepada Klien cara berkenalan dengan satu orang
Anjurkan kepada Klien untuk memasukan kegiatan berkenalan dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
SP 3 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan
harian Klien Beri kesempatan pada Klien mempraktekan
cara berkenalan dengan dua orang Ajarkan Klien berbincang-bincang dengan
dua orang tetang topik tertentu Anjurkan kepada Klien untuk memasukan
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dalam jadwal kegiatan harian dirumah
SP 4 Evaluasi pelaksanaan dari jadwal kegiatan
harian Klien Jelaskan tentang obat yang diberikan Anjurkan Klien memasukan kegiatan
bersosialisasi dalam jadwal kegiatan harian dirumah
Anjurkan Klien untuk bersosialisasi dengan orang lain
Keluraga Diskusikan masalah yang
dirasakan kelura dalam merawat Klien
Jelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami Klien dan proses terjadinya
Jelaskan dan latih keluarga cara-cara merawat Klien
TINDAKAN PSIKOFARMAKA Beri obat-obatan sesuai program Pantau keefektifan dan efek sampig
obat yang diminum Ukur vital sign secara periodik
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN Libatkan dalam makan bersama Perlihatkan sikap menerima dengan
cara melakukan kontak singkat tapi sering
Berikan reinforcement positif setiap Klien berhasil melakukan suatu tindakan
Orientasikan Klien pada waktu, tempat, dan orang sesuai kebutuhannya
Diagnosa: Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x hari, klien dapat mandiri melakukan perawatan diri dengan kriteria:
Dapat menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian Menyebutkan ciri-ciri badan yang bersih dan rapi Dapat menyebutkan manfaat badan bersih dan rapi Dapat menyebutkan kerugian badan badan yang tidak bersih dan
tidak rapi Dapat mempraktikan cara melakukan cara perawatan diri
dengan benar Badan bersih dan rapi Badan tidak bau Dapat melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri
TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK Pasien
Menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian diri
Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih dan rapi Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan rapi
dan kerugian jika jika badan tidak bersih dan tidak rapi
Mengajarkan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mendemonstrasikan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
Menganjurkan pasien memasukan cara menjaga kebersihan dan kerapian kedalam jadwal kegiatan harian
Keluarga Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien dengan masalah deficit perawatan diri
Menjelaskan ciri-ciri pasien yang mengalami masalah deficit perawatan diri dan jenis deficit perawatan diri yang sering dialami oleh pasien dan proses terjadinya
Menjelaskan cara –cara merawat pasien deficit perawatan diri
Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan deficit perawatan diri
Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas perawatan diri bagi pasien dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
TINDAKAN PSIKOFARMAKO Memberikan obat-obatan sesuai
program pengobatan pasien Memantau keefektifan dan
efeksamping obat yang diminum
Mengukur vital sign secara periodic (tekanan darah, nadi dan pernafasan)
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN
Mendukung pasien untuk melakukan perawatan diri sesuai kemampuan dengan menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
Memberikan pengakuan atau penghargaan yang positif untuk kemampuannya melakukan perawatan diri
Jadwalkan pasien melakukan defekasi dan berkemih, jika pasien mengotori dirinya
Evaluasi
Pasien mempercayai perawat sebagai terapis
Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidaklah nyata dan merupakan masalah yang harus diatasi
Pasien dapat mengontrol halusinasi
Keluarga mampu merawat pasien di rumah
Let’s Go Back to The
REAL WORLD!!!
FACE YOUR REALITY