harta sepencarian dalam undang-undang pentadbiran harta islam ...
Ppt cara pengembangan harta terlarang
-
Upload
catatankuliyah -
Category
Economy & Finance
-
view
18 -
download
0
Transcript of Ppt cara pengembangan harta terlarang
CARA CARA PENGEMBANGAN HARTA YANG TERLARANG Disusun oleh : Nur hasanah
PERJUDIAN
Syara' telah melarang perjudian tersebut dengan larangan yang tegas. Bahkan, syara' menganggap harta yang diperoleh dengan cara perjudian tersebut, sebagai harta yang bukan hak milik. Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamer, perjudian, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaithan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan. Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran meminum khamer dan berjudi itu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu)."(Q.S. Al Maidah: 90-91)
Allah SWT telah mengharamkan khamer dan perjudian.Allah juga mengaitkan keduanya dengan menyembah berhala. Disamping itu, Allah juga menjadikan keduanya najis. Sebagaimana Allah SWT menyatakan:
"Maka, jauhilah najis dari berhala-berhala."(Q.S. Al Hajj: 30)
RIBA
Syara' telah melarang riba dengan larangan yang tegas, berapapun jumlahnya, baik sedikit maupun banyak. Harta hasil riba itu hukumnya jelas-jelas haram. Dan tidak seorang pun boleh memilikinya, serta harta itu akan dikembalikan kepada pemiliknya, jika mereka telah diketahui
Allah SWT berfirman: "Orang-orang yang maka (mengambil) riba tidak
dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaithan, lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai padanya larangan Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yag mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya." (Q.S. Al Baqarah: 275)
PENIPUAN DALAM JUAL BELI
Pada dasarnya transaksi jual beli itu bersifat mengikat. Apabila transaksi tersebut telah sempurna dengan adanya ijab dan qabul antara penjual dan pembeli, lalu "majelis jual beli" tersebut telah berakhir, maka transaksi tersebut berarti telah mengikat dan wajib dilaksanakan oleh pembeli dan penjual yang bersangkutan.
Imam Ibnu Majjah meriwayatkan dari Uqbah Bin Amir dari Nabi SAW yang mengatakan:
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Dan tidak halal bagi seorang untuk menjual barang kepada saudaranya, sementara di dalamnya terdapat cacat, selain dia menjelaskan cacatnya kepadanya."
PENIMBUNAN
Penimbunan secara mutlak dilarang, dan hukumnya haram. Karena adanya larangan yang tegas di dalam hadits. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dari Sa'id Bin Al Musaib dari Ma'mar Bin Abdullah Al Adawi, bahwa Nabi SAW bersabda:
"Tidak akan melakukan penimbunan selain orang yang salah."
penimbun adalah orang yang mengumpulkan barang-barang dengan menunggu waktu naiknya harga barang-barang tersebut, sehingga dia bisa menjualnya dengan harga yang tinggi, hingga warga setempat sulit untuk menjangkaunya.
PEMATOKAN HARGA
Allah SWT telah menjadikan kepada tiap orang agar membeli dengan harga yang disenangi. Ibnu Majjah meriwayatkan dari Abi Sa'id yang mengatakan: Nabi SAW bersabda:
"Sesungguhnya jual beli itu (sah karena) sama-sama suka."Namun, ketika negara mematok harga untuk umum, maka Allah telah mengharamkannya untuk membuat patokan harga barang tertentu, yang dipergunakan untuk menekan rakyat agar melakukan transaksi jual beli sesuai dengan harga patokan tersebut. Oleh karena itu, pematokan harga tersebut dilarang
Yang dimaksud dengan pematokan harga di sini adalah, bahwa seorang penguasa, atau wakilnya, atau siapa saja dari kalangan pejabat pemerintahan, memerintahkan kepada kaum muslimin --yang menjadi pelaku transaksi di pasar-- suatu putusan agar mereka menjual barang-barang dengan harga ini, dimana mereka dilarang untuk menaikkan harganya dari harga patokan, sehingga mereka tidak bisa menaikkan atau mengurangi harganya dari harga yang dipatok, demi kemaslahatan umum.
Thanks you