PPT ASMA
-
Upload
pujanawiakta -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
description
Transcript of PPT ASMA
ASMA SERANGAN SEDANG EPISODIK SERING
Oleh:Airin Que 1002005031
Pembimbing :dr. Putu Wijana, SpA
PENDAHULUAN
ASMA
Penyakit saluran nafas kronik
Mengenai semua kelompok usia
Berbagai derajat (ringan, sedang, berat)
Faktor risiko asma di antaranya: jenis kelamin, usia, riwayat atopi, lingkungan,
ras, asap rokok, polusi, dan infeksi respiratorius
Anak-anak -> Laki-laki > Perempuan
Prevalensi meningkat pada usia muda
Prevalensi Asma
Prevalensi asma sekitar 5-10% di dunia, estimasi sekitar 23.4 juta orang menderita asma, 7 juta diantaranya adalah kelompok anak-anak
World Health Organization (WHO) memprediksi 250.000 kematian asma dilaporkan di seluruh dunia setiap tahunnya
Prevalensi asma di Indonesia sebesar 4.5%, prevalensi asma anak usia 1-4 tahun 3.8% dan anak usia 5-14 tahun 3.9%
Asma
Faktor lingkungan :faktor alergen seperti tangau rumah, debu, bulu hewan peliharaan, jamur, dan asap rokok, serta cuaca dingin.
Infeksi saluran napas lain seperti faringitis dan sinusitis.
Diperkirakan 80-85% episode asma pada anak-anak terkait dengan paparan virus sebelumnya
Pada PBL ini, diidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan faktor risiko asma pada pasien
termasuk faktor lingkungan pasien.
TINJAUANPUSTAKA
Definisi Asma
kumpulan tanda dan gejala wheezing (mengi) dan/atau batuk dengan karakteristik khas berupa muncul secara
episodik dan/atau kronik; cenderung pada malam hari/dini hari (noktural); musiman; ada faktor pencetus; dan
bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan; serta adanya riwayat asma atau atopi lain
pada pasien/keluarganya
Etiologi
Faktor genetik (keturunan) yang multipel
Faktor lingkungan, mencakup:
Inducers meliputi allergen lingkungan, misal tangau rumah, bulu hewan, jamur, serbuk sari, asap rokok, dan debu.
Enhancers meliputi infeksi virus pada saluran napas (rhinovirus), ozon, obat-obatan (misalnya: aspirin dan NSAIDs dan penggunaan beta-adrenergic receptor blockers)
Triggers meliputi olahraga (exercise-induced asthma), udara/cuaca dingin, histamine, metakolin, stress
Alur Diagnosis Asma
Penilaian Derajat AsmaParameter Episodik Jarang Episodik Sering Asma Persisten
Frekuensi serangan
< 1x/bulan >1x/bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi
Di antara serangan
Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas
Tidak terganggu Mungkin terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di luar serangan
Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Obat pengendali
Tidak perlu Steroid hirupan dosis rendah
Steroid hirupan/oral
Uji faal paru di luar serangan
PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60% Variabilitias 20-30%
Variabilitas faal paru bila ada serangan
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
Derajat Serangan Asma
Parameter Ringan Sedang BeratAncaman Gagal
NapasSesak Berjalan Berbicara Istirahat
Bayi: menangis keras
Bayi: tangis pendek dan lemah, sulit menyusu/makan
Bayi: tidak mau makan/minum
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk topang lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin irritable Biasanya irritable Biasanya irritabel KebingunganSianosis Tidak ada Tidak ada Ada NyataMengi Sedang, sering
hanya pada akhir ekspirasi
Nyaring, sepanjang ekspirasi ± inspirasi
Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop pada ekspirasi dan inspirasi
Sulit/tidak terdengar
Penggunaan otot bantu respiratorik
Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradoks torako-abdominal
Retraksi Dangkal, interkostal Sedang, ditambah suprasternal
Dalam, ditambah napas cuping hidung
Dangkal/hilang
Frekuensi napas Takipnea Takipnea Takipnea BradipneaFrekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi BradikardiPulsus paradoksus Tidak ada (< 10
mmHg)Ada (10-20 mmHg) Ada (> 20 mmHg) Tidak ada, tanda
kelelahan otot respiratorik
PEER / FEV1 Pra-bronkodilator > 60% 40-60% < 40%
Post-bronkodilator > 80% 60-80% < 60% SaO2 > 95% 91-95% ≤ 90% PaO2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
Tatalaksana
Tujuan:
hidup normal, bebas dari serangan, fungsi faal paru senormal mungkin, dan mengurangi reaktivasi saluran respiratorius.
Dibagi menjadi tatalaksana jangka pendek dan jangka panjang
Rekomendasi β2 agonis kerja cepat + NaCl nebul @ 20 menit
Tatalaksana Serangan Asma pada Anak
Tatalaksana Asma pada Anak
Farmakologi
Reliever
agonis beta-2,
antikolinergik,
Methyl xantine,
kortikosteroid sistemik
Controller (anti inflamasi)
kortikosteroid,
natrium kromoglikat,
natrium nedokromil,
antihistamin aksi lambat
agonis beta-2 aksi lambat
teofilin lepas lambat
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : GAPY
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 11 April 2010
Umur : 4 tahun 7 bulan
Alamat : Bedulu
Tanggal MRS : 25 November 2014
Tanggal Pemeriksaan : 27 November 2014
ANAMNESIS
Keluhan utama: sesak napas
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien diantar oleh kedua orangtuanya ke IGD RSUD Sanjiwani pada tanggal
25 November 2014 dengan keluhan sesak napas. Sesak telah dikeluhkan sejak
satu hari sebelum pasien masuk rumah sakit. Sesak napas terjadi sejak pasien
beraktivitas di ruangan yang berdebu. Sesak dirasakan saat pagi hari dan
memberat sejak sore menjelang malam hari. . Sesak napas disertai dengan
napas yang cepat, Keluhan sesak dirasakan tidak membaik dengan perubahan
posisi. Keluhan sesak napas tidak disertai sianosis. Selama sesak berlangsung,
pasien dikatakan hanya mampu berbicara satu kalimat dengan terpatah-patah
Keluhan lain yang dirasakan pasien selain sesak napas adalah demam dan batuk.
Demam dan batuk mulai dirasakan bersamaan dengan timbulnya sesak. Saat demam muncul, keluarga pasien tidak mengecek suhu tubuh pasien. Demam dikatakan membaik tanpa obat penurun panas. Batuk disertai dengan dahak yang sulit dikeluarkan. Batuk cenderung memberat ketika malam hari. Keluhan mual dan muntah tidak dialami oleh pasien. Keluhan menggigil dan kebiruan disangkal oleh pasien.
Frekuensi buang air besar sebanyak satu kali dalam sehari dengan konsistensi agak keras dan volume sekitar setengah gelas aquadan berwarna kuning. Frekuensi buang air kecil kira-kira sebanyak lima kali dalam sehari, berwarna kuning jernih dan volume sekitar tiga pereempat gelas setiap kali buang air kecil. Keluhan muntah dan pilek disangkal.
Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan bahwa kurang lebih 2 minggu yang lalu pasien merasakan sesak napas yang sama dan memberat pada malam hari dan disertai batuk. Saat itu pasien dilarikan ke IGD RSUD Sanjiwani dan diberi uap. Dikatakan keluhan pasien membaik dan pasien dibolehkan pulang.
Riwayat pengobatan
Untuk mengobati demam dan sesaknya yang dirasakan sejak pagi hari pasien dikatakan belum menerima pengobatan sanpai saat pasien diantar ke IGD RSUD Sanjiwani.
Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga pasien dikatakan ibu pasien memiliki riwayat penyakit asma, selain itu tidak ditemukan riwayat asma maupun atopi pada anggota keluarga yang lain. Di keluarga pasien tidak ditemukan riwayat penyakit sistemik lain seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung.
Riwayat persalinan
Pasien lahir spontan dengan bantuan dokter dan dikatakan segera menangis. Berat badan lahir 3800 gram dan panjang badan dikatakan lupa. Lingkar kepala dan lingkar lengan atas juga dikatakan lupa.
Riwayat nutrisi
Pasien saat lahir diberikan Air Susu Ibu (ASI) hingga pasien berusia 2 tahun sesuai dengan kebutuhan pasien ketika itu (frekuensi on demand). Pasien mulai diperkenalkan susu formula pada usia 3 bulan dan bubur susu pada usia 6 bulan. Nasi tim mulai diberikan sejak usia 9 bulan dengan frekuensi 2-3 kali sehari. Makanan dewasa mulai diberikan saat berusia 12 bulan. Saat ini, pasien makan 3 kali sehari, dengan makanan utama nasi porsi sedang dengan lauk dan sayur.
Riwayat alergi
Dikatakan saat ini pasien belum diketahui memiliki riwayat alergi baik terhadap makanan maupun obat-obatan tertentu.
Riwayat tumbuh kembang
Menegakkan kepala : 3 bulan
Membalik badan : 3 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 5 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 11 bulan
Bicara : 14 bulan
• Riwayat Imunisasi
Imunisasi BCG : 1x usia 0 bulan
Imunisasi Polio : 4x usia 0,2,4,6
bulan
Imunisasi Hep B : 3x usia
0,2,4 bulan
Imunisasi DPT : 4x usia 2,4,6,
18-24 bulan
Imunisasi Campak: 2x usia 9,24
bulan
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Present:
Keadaan Umum: kesan sakit ringanKesadaran : compos mentisNadi: 115 x/menit isi cukup dan teraturRespirasi : 46 x/menit tipe thorakalTemperatur Axilla: 36,8º C
• Status AntopometriBerat Badan : 19 kgTinggi Badan : 95 cmBerat Badan Ideal : 14 kgLingkar Kepala : 49 cmLingkar Lengan Atas: 16 cm • Status GiziWaterlow: 107% (gizi baik)WHO: BB/TB : z score (0)- (-1)
BB/U : z score (0)- (2)TB/U : z score (-2)- (0)
Status General
Kepala : normocephali
Mata : konjungtiva pucat (-/-), secret (-/-), ikterus (-/-)
pupil isokor (+/+),refleks cahaya (+/+), edema (-/-)
THT : a. Telinga : secret (-/-)
b. Tenggorok : faringitis hiperemis (+), tonsil T1/T1
c. Lidah : basah (+)
d. Bibir : sianosis (-)
Leher : bendungan vena jugularis (-), kaku kuduk (-)
pembesaran kelenjar (-)
Leher : bendungan vena jugularis (-), kaku kuduk (-)
pembesaran kelenjar (-)
Thoraks : simetris (+)
a. Cor : S1S2 normal, regular, murmur (-)
b. Pulmo : bronkovesikuler (+/+), rales (-/-),
wheezing (+/+)
Abdomen : distensi (-), nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
Genitalia Eksterna: tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAPParameter 26/11/2014 Meningkat/Menurun Nilai Normal
WBC (K/uL) 11,6 Meningkat 4,0 – 10,0
Limfosit (#) 0,8 0,8 – 4,0
Mid Cells (#) 0,4 0,1 – 0,9
Granulosit (#) 10,4 Meningkat 2,0 – 7,0
Limfosit (%) 6,7 Menurun 20,0 – 40,0
Mid Cells (%) 3,7 3,0 – 9,0
Granulosit (%) 69,6 50,0 – 70,0
HGB (g/dl) 12,2 11,0 – 15,0
HCT (%) 38,6 37,0 – 64,0
MCV (fl) 80,4 Menurun 82,0 – 95,0
MCH (pg) 26,6 Menurun 27,0 – 31,0
MCHC (g/dl) 31,7 Menurun 32,0 – 36,0
RDW-CV 21,8 Meningkat 11,5 – 14,5
RDW-SD 57,8 Meningkat 35,0-56,0
PLT (103/uL) 276 150 – 450
Diagnosis : Asma Serangan Sedang Episodik Sering
Tanggal S O A P
26-11-
2014
Sesak
(+)
Batuk/
Pilek
(+/-)
Ma/Mi
(+/+)
Kesadaran: Compos
mentis
KU: lemah
TAx: 37,4 oC
Nadi: 114 x/menit
RR: 44 x/ menit
Mata: anemi (-) , ikterik
(–)
THT: nafas cuping hidung
(-)
Thorax:
Cor: S1S2 normal regular,
tidak ada murmur.
Pulmo: bronkovesikuler +/+.
Rales -/-. Wheezing +/+
Abdomen: Distensi (-),
bising usus + normal.
Ekstremitas: Akral hangat.
Asma Derajat Sedang
Episodik Sering
Tridek 27B 10
tpm
Metilprednisolon
3x15 mg
Cefotaxime
3x500 mg
Sanmol 3x15 cc
Ambroxol 3x cth
I
Nebul
Combivent
@4jam + NaCl
0,9% 1,5 cc
O2 2 lpm
Follow Up
27-11-
2014
Sesak
(+)
Batuk/
Pilek
(+/-)
Ma/Mi
(+/+)
Kesadaran: Compos
mentis
KU: lemah
TAx: 37,4 oC
Nadi: 110 x/menit
RR: 42 x/ menit
Mata: anemi (-) , ikterik
(–)
THT: nafas cuping hidung
(-)
Thorax:
Cor: S1S2 normal regular,
tidak ada murmur.
Pulmo: bronkovesikuler +/+.
Rales -/-. Wheezing +/+
Abdomen: Distensi (-),
bising usus + normal.
Ekstremitas: Akral
hangat.
Asma Derajat Sedang
Episodik Sering
Tridek 27B 10
tpm
Metilprednisolon
3x15 mg
Cefotaxime
3x500 mg
Sanmol 3x15 cc
Ambroxol 3x cth
I
Nebul
Combivent
@8jam + NaCl
0,9% 1,5 cc
O2 2 lpm
PENATALAKSANAAN
1. Terapi oksigen dengan nasal kanul 2 lpm
2. Nebul combivent @ 4 jam + NaCl 0,9% 1,5 cc
3. IVFD Tridex 27 B 10 tpm
4. Metilprednisolon 3x15 mg
5. Sanmol 3 x 15 cc
6. Ambroxol 3 x cth I (15 mg/ 5ml)
7. Cefotaxime 3x500 mg
PEMBAHASAN
TEORI
Definisi Asma:
- wheezing (mengi) dan/atau batuk dengan karakteristik khas
- muncul secara episodik dan/atau kronik
- cenderung pada malam hari/dini hari (noktural); musiman
- ada faktor pencetus; dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan;
- adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien/keluarganya
KASUS
Pasien mengeluh:
- sesak napas dengan napas cepat dan disertai batuk.
- sesak yang dirasakan terjadi setelah pasien beraktivitas di ruangan yang berdebu
- sesak dirasakan memberat saat malam hari
- keluarga pasien pada kasus ini, tepatnya ibu pasien memiliki riwayat asma
Parameter Ringan Sedang BeratAncaman Gagal
NapasSesak Berjalan Berbicara Istirahat
Bayi: menangis keras Bayi: tangis pendek dan lemah, sulit menyusu/makan
Bayi: tidak mau makan/minum
Posisi Bisa berbaring Lebih suka duduk Duduk topang lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin irritable Biasanya irritable Biasanya irritabel Kebingungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada NyataMengi Sedang, sering hanya
pada akhir ekspirasiNyaring, sepanjang ekspirasi ± inspirasi
Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop pada ekspirasi dan inspirasi
Sulit/tidak terdengar
Penggunaan otot bantu respiratorik
Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradoks torako-abdominal
Retraksi Dangkal, interkostal Sedang, ditambah suprasternal
Dalam, ditambah napas cuping hidung
Dangkal/hilang
Frekuensi napas Takipnea Takipnea Takipnea BradipneaFrekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi BradikardiPulsus paradoksus Tidak ada (< 10
mmHg)Ada (10-20 mmHg) Ada (> 20 mmHg) Tidak ada, tanda
kelelahan otot respiratorik
PEER / FEV1 Pra-bronkodilator > 60% 40-60% < 40% Post-bronkodilator > 80% 60-80% < 60% SaO2 > 95% 91-95% ≤ 90% PaO2 Normal > 60 mmHg < 60 mmHg PaCO2 < 45 mmHg < 45 mmHg > 45 mmHg
Parameter Episodik Jarang Episodik Sering Asma PersistenFrekuensi serangan
< 1x/bulan >1x/bulan Sering
Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir sepanjang tahun, tidak ada remisi
Di antara serangan
Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidur dan aktivitas
Tidak terganggu Mungkin terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di luar serangan
Normal Mungkin terganggu Tidak pernah normal
Obat pengendali
Tidak perlu Steroid hirupan dosis rendah
Steroid hirupan/oral
Uji faal paru di luar serangan
PEF/FEV1 > 80% PEF/FEV1 60-80% PEF/FEV1 < 60% Variabilitias 20-30%
Variabilitas faal paru bila ada serangan
Variabilitas > 15% Variabilitas > 30% Variabilitas > 50%
TEORI
Pemeriksaan penunjang:
1.pemeriksaan darah lengkap,
2. analisis gas darah
3. serum immunoglobulin E
KASUS
1. DL
combivent
metilprednisolon
2 lpm
1.Tridex 27B 10 tpm sebagai upaya pemberian terapi rumatan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
2. Antibiotik cefotaxime 3x500 mg karena pada pasien ini didapatkan hasil WBC yang meningkat.
3. Pemberian sanmol 3x15 cc apabila pasien mengalami demam
4. Ambroxol 3x cth I karena pasien memiliki keluhan batuk hingga saat ini.
KESIMPULAN
Diagnosis asma serangan sedang episodik sering didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
Melalui heteroanamnesis :pasien sesak, pasien hanya mampu berbicara satu kalimat dengan terpatah-patah dan selama sesak pasien tidak mengalami sianosis. Pasien juga sempat mengalami keluhan yang sama saat 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pemeriksaan fisik ditemukan takipnea, takikardi, dan wheezing saat dilakukan auskultasi namun tidak ditemukan nafas cuping hidung maupun sianosis.
Pada pasien ini hanya dilakukan pemeriksaan darah lengkap, namun dari pemeriksaan darah lengkap saja
Penatalaksanaan asma derajat sedang episodik sering pada pasien ini adalah dengan pemberian oksigen dan combivent. Hal ini sesuai dengan teori dimana jika terjadi serangan sedang/ berat nebulisasi langssung dengan agonis β2 + antikolinergik. Combivent merupakan kombinasi dari salbutamol (agonis β2 ) dan ipratriopium bromide (antikolinergik).
Selain mendapat terapi combivent dan oksigen, pasien juga mendapat terapi tridex 27B 10 tpm, metilprednisolon 3x15 mg, antibiotik cefotaxime 3x500 mg, sanmol 3x15 cc apabila pasien mengalami demam, dan ambroxol 3x cth I.
TERIMA KASIH