PP Westnile

download PP Westnile

of 39

description

persentasi makalah seminar tentang west nile fever yang diajukan sebagai syarat mengikuti kepaniteraan klinik senior dibagian kesehatan pelabuhan belawan medan.

Transcript of PP Westnile

Bab II -- Tinjauan Pustaka

LAPORAN KEGIATANKEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)WEST NILE FEVER TERKAIT POTENSIAL PHEIC

Disusun Oleh:

Adis Fitriani7111080372Chairu Ummatin Rangkuti7109080124Ellen Anggraini Putri7111080358Hanggoro Trisnoaji7111080359M. Qaisha Arbey7109080058Rizky Permata Indra7109080096Siti Rahmah Panjaitan7109080183Wahyu Harimurti Indiarto7109080114

FAKULTAS KEDOKTERAN UISUMEDAN2014

Pembimbing: dr. Ziad Batubara. MPH

BAB I

PENDAHULUANVirus West Nile merupakan salah satu kelompok Flavivirus yang menyerang manusia dan kuda melalui gigitan nyamuk. Centers for Disease Control (CDC) mengatakan bahwa Virus yang menularkan penyakit lewat gigitan nyamuk ini, kasusnya telah meningkat hingga 60 persen dari tahun 1999 hingga 2003 di Amerika Serikat.1.1Latar Belakang

TahunKasusKematianCFR(%)199962711,320002129,5200164914,1200233891994,5200398622642,7Tabel 1. Distribusi frekuensi kasus West Nile Fever di Amerikas Serikat Tahun 1999-2003Sumber: www.westnile.state.pa.us/action/wnv_komar_adv_vir_res_61.pdfDi Indonesia pada awal Januari 2014, berdasarkan penelitian oleh tim peneliti dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya, ditemukan 12 orang positif terjangkit virus West Nile dari 35 sampel yang diteliti pada pasien yang terindikasi di daerah Surabaya. Sebelumnya, pada bulan Oktober 2013 juga pernah dilaporkan bahwa tim peneliti dari ITD UNAIR telah menemukan 19 sampel positif virus West Nile dari 59 sampel yang ditelitiTugas dan Fungsi KKP :

melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit-penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat Negara (Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 356/Menkes/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan)

1.2.1Tujuan UmumPenulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyakit west nile fever terkait potensial PHEIC.

1.2Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui defenisi, etiologi , epidemiologi west nile fever terkait potensial PHEIC.Untuk mengetahui gejala klinis, menegakkan diagnosa, dan diagnosa banding dari west nile fever terkait potensial PHEIC.Untuk mengetahui penanggulangan PHEIC di pintu masuk negara.

1.2.2Tujuan Khusus

Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai penatalaksanaan west nile fever terkait potensial PHEICBagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan sebagai sumber kepustakaan sekaligus masukan untuk melaksanakan perannya dalam upaya pengendalian penyakit west nile fever terkait potensial PHEIC.Bagi pembaca sebagai informasi untuk menambah wawasan mengenai penyakit west nile fever terkait potensial PHEIC.

1.3Manfaat Penulisan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. DefenisiWest Nile Fever merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus west nile yang ditularkan kepada manusia maupun hewan melalui gigitan nyamuk Culex. Virus west nile menjadikan nyamuk Culex sebagai vektornya dan burung sebagai agents berkembang biaknya.

2.2. Etiologi

Virus West Nile digolongkan dalam kelompok Flavivirus yang mempunyai kedekatan antigenik dengan virus Murray Valley Encephalitis (MVE) di Australia, St. Louis Encephalitis (SLE) di Amerika, dan Japanese Encephalitis (JE) di Jepang. Virus ini juga memiliki benang RNA positif tunggal (single positive-stranded RNA) sebagai genomnya dengan panjang sekitar 9 kilobasa.

Grup : Kelompok IV ((+) ssRNA)Family : FlaviviridaeGenus : FlavivirusSpesies : West Nile Virus

2.3. Klasifikasi dari virus West Nile

pertama kali diisolasi dari darah seorang perempuan yang sedang terserang demam di daerah Omogo, Provinsi West Nile (daerah delta Sungai Nil), Uganda pada tahun 1937.

Tahun 1950 1954 dilaporkan terjadi pada orang di Israel dan telah menjadi endemi pada saat itu.tahun 1962 1964 ditemukan pada orang di daerah Camargue, Prancis dimana beberapa penderita mengalami gejala seperti encephalitis.2.3. EPIDEMIOLOGItahun 1974, dilaporkan di daerah Afrika Selatan dengan morbidity rate mencapai 55% namun bersifat ringan tanpa adanya gejala encephalitis.Rumania pada tahun 1996Tahun 1999-2003 telah mewabah di daerah Amerika Serikat. 2.4. Mode of Transmission

Masa inkubasi virus west nile pada manusia umumnya berkisar antara 3 hingga 14 hari.demam tinggi, lemah, sakit kepala, gangguan pencernaan seperti mual, muntah dan diare, kaku kuduk, Myalgia, arthralgia, dan bahkan sampai perubahan mental (CDC, 2004).

ataksia, inkoordinasi motorik, paresis, dan tremor.Gejala KlinisKuda Manusia 2.5. Gejala KlinisUmumnya pada manusia yang memiliki imun yang kuat, hanya terdapat gejala-gejala ringan. Gejala berat di temukan hanya ketika sistem imun lemah.2.6. Penegakan Diagnosa

pengukuran antobodi IgM dengan teknik IgM antibody-capture enzyme-linked immunosorbent assay (MAC-ELISA)

2. isolasi virus dari serum pasien

3. Reverse Transcription PCR (Polymerase Chain Reaction) dan Real Time PCR untuk mendeteksi RNA genom dari virus yang bersangkutan. Virus Murray Valley Encephalitis (MVE) St. Louis Encephalitis (SLE) Japanese Encephalitis(JE)Yellow FeverMeningitis2.7. Differential Diagnosis

2.8. Penanganan dan Pencegahan

PengobatanPencegahanMengurangi kontak dengan nyamuk yang merupakan vektornyaBAB IIIPEMBAHASANDEFENISI suatu instrumen internasional yang secara resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara anggota WHO, maupun bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk dipersamakan dengan negara anggota WHO

TUGAS IHR

INTERNATIONAL HEALTH REGULATION1. Bekerjasama dengan WHO dalam mengkaji risiko KLB dan PHEIC.2. Melakukan diseminasi informasi kepada lintas sektoral terkait.3. Memberi kewenangan sepenuhnya kepada petugas yang ditunjuk pada jalur kedatangan.4. Bertindak sebagai koordinator dalam menganalisis kejadian dan risiko KLB.5. Berkoordinasi secara intens dengan Bakornas Penanggulangan Bencana.6. Memberikan saran kepada Menteri Kesehatan dan Departemen terkait dalam melaksanakan notifikasi kepada WHO.7. Memberikan saran kepada Menteri Kesehatan dan Departemen terkait dalam melaksanakan rekomendasi dari WHO (sesuai Pasal 15) dan memberlakukan rekomendasi sebagai aplikasi rutin atau periodik (sesuai Pasal 6).8. Mengkaji sistem surveilans dan kapasitas dalam merespons serta mengidentifikasi kebutuhan pengembangan, termasuk kebutuhan pelatihan di tingkat nasional.9. Bekerjasama dengan WHO untuk menyiapkan dukungan program intervensi dalam pencegahan atau penanggulangan KLB dan PHEIC lainnya.10. Melaporkan perkembangan melalui kajian, perencanaan, dan pelaksanaan IHR(2005).11. Bekerjasama dengan WHO dalam menyiapkan pesan umum.12. Bekerjasama dan melakukan pertukaran informasi antar negara atau regional.

TUGAS IHRDEFENISI kejadian luar biasa yang merupakan risiko kesehatan masyarakat bagi negara lain karena dapat menyebar lintas negara dan berpotensi memerlukan respons internasional secara terkoordinasi

KRITERIA: 1. Berdampak/berisiko tinggi bagi kesehatan masyarakat.2. KLB atau sifat kejadian tidak diketahui.3. Berpotensi menyebar secara internasional.4. Berisiko terhadap perjalanan ataupun perdagangan.

Public Health Emergency Of International Concern (PHEIC)

Telaah West Nile Virus Terkait Potensial PHEIC- TRANSMISI VEKTOR HOST

DIAGNOSA DIFFERENSIAL ARUS TRANSPORTASI DAN LOKASI ENDEMIK

FUNGSI KKP:-Pelaksanaan Kekarantinaan- Pelaksanaan Upaya Kesehatan-Pelaksanaan Pengendalian Risiko Lingkungan-Pelaksanaan Investigasi KLB dan Kasus kasus tertentu Peran KKP dalam penanggulangan West Nile Fever terkait dengan Pheicmelakukan pemeriksaan, kapal atau pesawat tersebut diperintahkan untuk menuju pelabuhan/bandara terdekat yang mampu melakukan pemeriksaan.melakukan bongkar muat, atau menambah bahan bakar, air, dan makanan dan untuk mencegah penyebaran sumber infeksi dan kontaminasi.

Tugas KKP pada saat kapal dan pesawat berada di pintu masuk pilot atau nahkoda kapal wajib menyampaikan langsung kepada petugas kesehatan pelabuhan di pelabuhan/bandara bersangkutan. (WHO, 2005) Jika ditemukan kasus suspek dalam kapal atau pesawat dan tidak dapat ditangani oleh pilot atau nahkoda kapal, kapal atau pesawat tersebut dapat mendarat di pelabuhan/bandara lainPilot atau nahkoda kapal dapat melakukan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan bagi penumpang. Kemudian, pilot atau nahkoda kapal tersebut harus memberitahukan sesegera mungkin kepada petugas kesehatan pelabuhan tentang pemeriksaan yang dilakukan.

Upaya KKP Kelas I Medan dalam persiapan penanggulangan dan pencegahan PHEIC di Pintu masuk Negara (Point Of Entry)Simulasi penanggulangan PHEICmelatih SDM untuk penanggulangan kasus kegawatdaruratan yang disebabkan penyakit PHEIC.Sosialisasi dengan lintas sektor terkait dalam penanggulangan PHEIC membuat Letter of Supporting kepada rumah sakit rujukan dan instalasi terkait yang berada di sekitar Pelabuhan Laut Medan dan Bandara Kualanamu.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN1.West nile disebabkan oleh virus west nile, family flaviviridae, genus flavivirus dan nyamuk sebagai vektor nya, dengan gejala demam, lemah, sakit kepala, gangguan pencernaan, kaku kuduk, mialgia, atralgia, dan sampai menyebabkan perubahan mental.2.Penularan west nile harus melalui vektor nyamuk. Burung yang terinfeksi berinteraksi dengan vektor nyamuk dapat menularkan ke manusia dan hewan lain. Penularan west nile juga dapat terjadi dari manusia ke manusia lain.

4.1. KESIMPULAN3.Kantor Kesehatan Pelabuhan Medan sudah melakukan beberapa tindakan dalam melaksanakan Standard Operating Procedure (SOP) untuk penanganan penyakit PHEIC antara lain, simulasi penanggulangan PHEIC, melatih SDM untuk penanggulangan kasus kegawatdaruratan yang disebabkan penyakit PHEIC. Selain itu, telah dilakukan sosialisasi dengan sektor terkait dalam penanggulangan PHEIC dan membuat Letter of Supporting kepada rumah sakit rujukan dan instalasi terkait yang berada di sekitar Pelabuhan Laut Medan dan Bandara Kualanamu.

1. Bagi KKP Kelas 1 MedanMeningkatkan sosialisasi kepada instansi terkait baik yang berada di pelabuhan laut maupun udara, maskapai penerbangan, agen pelayaran tentang penyakit terkait potensi PHEIC.4.2. SARANDalam hal ini bagi dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya untuk terus berkoordinasi dengan pihak KKP dalam menindak lanjuti pencegahan dan penanggulangan terkait potensi PHEIC agar tidak masuk ke Indonesia serta meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-penyakit PHEIC.2. Bagi Instansi terkait

Perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat yang akan bepergian di lintas masuk negara tentang terkait potensi penyakit-penyakit PHEIC

3. Bagi Masyarakat

1. www.westnile.state.pa.us/action/wnv_komar_adv_vir_res_61.pdf2. CDC. (2004). West Nile virus: Background information for clinicians. 21 Desember 2004. Pp.1- 12 . Http:/www.cdc.gov/ncidod/dvbid/ westnile/clinicians/background.htm.3. Buletin Info KesPel. Vol. VIII. Edisi 3 Tahun 2013. 4. Buku Saku Departemen Kesehatan. Tahun 2012. 5. http://idhki.org/karya-tulis-ilmiah/2/343/virus-west-nile-sebagai-salah-satu-penyakit-emerging-zoonosis.html, diunduh pada tanggal 21 Juni 20146. http://itd.unair.ac.id/index.php/itd-news-archive/558-kini-saatnya-indonesia-mewaspadai-penyakit-virus-west-nile.html7. http://rismanismail2.wordpress.com/2010/12/09/west-nile-virus/8. http://www.kamusilmiah.com/kesehatan/mengenal-virus-west-nile-virus-yang-ditakuti-amerika-saat-ini/9. kkpmerauke.blogspot.com

DAFTAR PUSTAKATHANK YOU