POTENSI PANTAI SIALAMAN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI …
Transcript of POTENSI PANTAI SIALAMAN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI …
i
POTENSI PANTAI SIALAMAN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA
DI KABUPATEN DAIRI
KERTAS KARYA
OLEH
MARTHA K IMMANUELA P
142204071
PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERSETUJUAN
POTENSI PANTAI SIALAMAN SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI
KABUPATEN DAIRI
OLEH
MARTHA K IMMANUELLA
142204071
DOSEN PEMBIMBING
Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si
NIP 19871119 201504 1 002
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui Oleh Program Studi Diploma III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sebagai Kertas Karya Untuk Diploma.
Ketua Sekretaris
Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D Mukhtar, S.Sos, S.Par, M.A
NIP 19660420 199203 1 003 NIP 19580615 198703 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGESAHAN
Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan untuk melengkapi salah
satu syarat ujian Diploma Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang Perjalanan Wisata pada Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan
Pada :
Hari/Tanggal : Jumat, 08 Februari 2018
Pukul : 10.00 WIB
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Dr. Budi Agustono, M.S.
NIP 196008051987031001
Panitia Ujian
No Nama Tanda Tangan
1. Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D (..........................................)
2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si (..........................................)
3. Drs. Gustanto M.Hum (.........................................)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam kertas karya ini tidak terdapat karya yang pernah di
ajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar
pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi
berupa pembatalan gelar Ahli Madya yang saya peroleh.
Medan, Februari 2019
Penulis
Martha K Immanuela P
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
Penelitian Kertas Karya ini berjudul “Potensi Pantai Sialaman Sebagai Daerah
Tujuan Wisata di Kabupaten Dairi”. Latar belakang penelitian adalah Pantai
Sialaman sebagai salah satu objek wisata di Kabupaten Dairi yang terdapat di
kecamatan Silahisabungan memiliki potensi wisata alam berupa pemandangan yang
indah dan udaranya yang masih asri serta potensi budaya yang terdapat di kabupaten
Silahisabungan. Metode penelitian yang dilakukan adalah Penelitian kepustakaan
(library research) dan penelitian lapangan (field research) observasi dan wawancara
dengan pihak pengelola. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Pantai
Sialaman memiliki potensi wisata alam yang berupa pemandangan yang di kelilingi
perbukitan yang indah dan memiliki pasir putih yang bersih. Potensi budaya di Pantai
Sialaman Kabupaten Dairi adalah masyarakat yang masih sangat menjunjung tinggi
adat dan kebudayaan yang berlaku.
Keywoard: Pantai Sialaman, Potensi Wisata, Kabupaten Dairi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Kertas Karya yang
berjudul “Potensi Pantai Sialaman Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten
Dairi”. Penyusunan Kertas Karya ini merupakan syarat dalam menyelesaikan
Program Studi DIII Perjalanan Wisata di Universitas Sumatera Utara. Untuk itu
dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universita Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Perjalanan Wisata Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Mukhtar, Sos., S.Par., M.A selaku Sekretaris Program Studi Perjalanan
Wisata Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si. selaku Dosen pembimbing yang banyak
memberikan bimbingan, saran dan bersedia meluangkan waktu dalam
penyelesaian kertas karya ini.
5. Kepada seluruh Dosen Prodi Perjalanan Wisata yang selama ini telah
memberikan banyak ilmu dalam berbagai mata kuliah yang begitu bermanfaat
bagi penulis.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
6. Teristimewa kepada orang tua dan adik penulis yang selalu memberi
semangat, doa, dukungan kepada penulis untuk menjalankan dan
menyelesaikan kuliah
7. Kepada teman-teman Usaha Wisata 2014, Niar, Pijar, Alfri, dan Windy yang
selalu memberi semangat dalam menyelesaikan Kertas Karya ini.
8. Kepada teman-teman saya yang satu dosen pembimbing yang telah membantu
penulis dan saling memberikan dukungan.
9. Kepada teman – teman Usaha Wisata 2014 yang telah banyak memberikan
semangat dan dukungan dari awal perkuliahan hingga terselesaikan kertas
karya ini.
10. Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan nya Kertas
Karya ini yang nama nya tidak dapat saya sebutkan satu persatu saya ucapkan
terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan Kertas Karya ini belum sempurna, untuk itu
penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan di masa yang akan datang, dan penulis berharap semoga Kertas Karya ini
dapat bermanfaat.
Medan, Januari 2019
Penulis
Martha K Immanuela P
142204071
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah................................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................... 6
1.5 Manfaat Penulisan ............................................................................. 6
1.6 Metode Penulisan ............................................................................. 7
1.7 Sistematika Penulisan........................................................................ 7
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Potensi ............................................................................ 9
2.2 Pengertian Potensi Wisata ................................................................. 10
2.3 Pengertian Wisata Alam .................................................................... 11
2.4 Pengertian Wisata Budaya ................................................................ 14
2.5 Pengertian Daerah Tujuan Wisata ..................................................... 18
2.6 Pengertian Objek Wisata ................................................................... 21
BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI SIALAMAN DI KABUPATEN DAIRI
3.1 Kabupaten Dairi. ............................................................................... 23
3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi. ................................................. 23
3.1.1.1 Keadaan Alam dan Topografi ..................................................... 24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.1.1.2 Sungai ......................................................................................... 25
3.1.2 Sejarah Kabupaten Dairi. .............................................................. 25
3.2 Aksesibilitas ..................................................................................... 27
3.3 Sarana Pantai Sialaman .................................................................... 28
3.4 Gambaran Umum Pantai Sialaman .................................................. 32
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Potensi Alam Pantai Sialaman di Kabupaten Dairi........................... 34
4.2 Potensi Budaya di Pantai Sialaman Kabupaten Dairi ....................... 38
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. ...................................................................................... 44
5.2 Saran ................................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kondisi jalan lintas memasuki Kabupaten Dairi dan kondisi jalan
menuju Pantai Sialaman Kabupaten Dairi .................................. 27
Gambar 3.2 Kondisi jalan menuju Pantai Sialaman Kab. Dairi ........................ 28
Gambar 3.3 Penginapan “Risto Cafe“ di Pantai Sialaman ............................... 29
Gambar 3.4 Pondok Lesehan di Pantai Sialaman ............................................ 30
Gambar 3.5 Area parkir wisatawan Pantai Sialaman ....................................... 31
Gambar 4.1 Kondisi Keadaan Pasir di Pantai Sialaman ................................... 36
Gambar 4.2 Kondisi Pemandangan di sekitar Pantai Sialaman ........................ 37
Gambar 4.3 Rumah Panggung di Kawasan Desa Silalahi ................................ 39
Gmabar 4.4 Kegiatan adat masyarakat “manguras horbo” ............................... 40
Gmabar 4.5 Kegiatan mengunjungi makam raja............................................... 41
Gambar 4.6 Tarian Tor- tor ............................................................................... 42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Dairi ........................................ 3
Tabel 4.1. Data Kunjungan Wisatawan Di Pantai Sialaman ............................. 34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia saat ini sedang mengalami
peningkatan, dan hal ini ditandai dengan semakin banyaknya tempat wisata yang
berdiri di berbagai daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai negara
tropis dengan keanekaragaman hayati, suku, adat-istiadat, dan budaya, pemerintah
cukup memberikan perhatian khusus pada sektor pariwisata sebagai salah satu
sumber pendapatan negara.
Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang
memiliki keanekaragaman budaya yang dapat dijadikan modal bagi
pengembangan sektor pariwisata, khususnya kebudayaannya yang memiliki ciri
khas tersendiri bagi masyarakat. Pariwisata adalah peluang bisnis untuk
menyumbang devisa, penciptaan lapangan kerja, penciptaan kesempatan berusaha,
menumbuhkan kebudayaan dan kesenian, dan juga sebagai upaya mengasah atau
membina rasa hormat dan cinta tanah air bagi wisatawan domestik, dengan kata
lain, pariwisata dikembangkan tidak semata-mata sebagai sektor tunggal
melainkan terintegrasi dengan berbagai aspek kehidupan budaya, sosial, politik
dan ekonomi masyarakat.
Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten yang ada di
Provinsi Sumatera Utara di samping memiliki potensi sektor pertanian, juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
2
memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, baik objek wisata alam maupun
obyek wisata buatan yang berpotensi untuk dikembangkan yang dapat
memberikan kontribusi positif bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Dairi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa Kabupaten Dairi
memiliki luas wilayah 3.146,1 km² dan populasi 273,851 jiwa. Kabupaten Dairi
Ibu kotanya adalah Sidikalang dan merupakan salah satu kawasan daerah tujuan
wisata yang ada di Sumatera Utara. Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-
rata 700 s.d. 1.250 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Dairi sudah
seharusnya dipromosikan baik dalam negeri maupun luar negeri, dan terus
ditingkatkan secara terencana, terarah, terpadu, serta efektif yaitu dengan cara
menjadikan Dairi sebagai wahana bagi perkembangan pariwisata di Sumatera
Utara secara konsisten.
Berdasarkan data kunjungan di Dinas Pariwisata Kabupaten Dairi 2017
wisatawan lokal maupun mancanegara di Kabupaten Dairi selalu menunjukkan
trend yang positif. Dinas Pariwisata Kabupaten Dairi mencatat ada kenaikan arus
kunjungan wisatawan ke seluruh objek wisata yang terdapat di Kabupaten Dairi,
berikut data kunjungan wisatawan tercatat dari 4 tahun terakhir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
Tabel 1.1
Data Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Dairi
No Tahun Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
1 2014 3.050 3.024 6.074
2 2015 3.077 3.042 6.119
3 2016 4.259 4.331 8.590
4 2017 4.396 4.540 8.936
Sumber data : Dinas Pariwisata kabupaten Dairi 2017
Berdasarkan data tabel kunjungan di atas, dapat dipahami bahwa dari tahun
2014 hingga tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan di kawasan objek wisata di
Kabupaten Dairi terus mengalami peningkatan, terlihat bahwa terjadi peningkatan
kunjungan yang cukup signifikan pada 2016 dan tahun 2017, hal tersebut
dikarenakan Kabupaten Dairi memiliki banyak potensi wisata yang masih asri,
bernilai historis, memiliki nilai seni yang tinggi, dan diyakini mampu menarik
kunjungan wisatawan.
Salah satu potensi wisata unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Dairi
adalah Objek Wisata Pantai Sialaman yang merupakan bagian dari Pantai Silalahi.
Pantai ini terletak di Kecamatan Silahisabungan yang berhadapan langsung
dengan Danau Toba. Perjalanan menuju Pantai Silalahi dapat dicapai melalui 2
rute dari kota Medan. Jarak dari Kota Medan menuju Silalahi kurang lebih 127
Kilometer dan dapat di tempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam perjalanan.
Perjalanan dimulai dari kota medan menuju Kabupaten Karo, Berastagi sampai
Merek di lokasi ini di teruskan masuk kawasan Tongging dan di akhiri di desa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
Paropo Silalahi Kabupaten Dairi. Akses kedua dapat di diakses dari Kota Medan
yaitu jalur Lintas Timur Sumatera yaitu, Medan, Lubuk Pakam, Kota Tebing
Tinggi, Kota Siantar, Pematang Raya, Tongging dan di akhiri di Paropo
Kabupaten Dairi.
Pantai Sialaman merupakan bagian dari Pantai Silalahi yang dikenal
dengan sebutan ujung Danau Toba, hal tersebut disebabkan hanya di titik ini
kedalaman Danau Toba dapat diukur. Perairan Danau Toba di sini merupakan
palung terdalam, dengan kedalaman mencapai ± 905 Meter, dan hamparan pantai
yang indah dengan pasir putihnya diperkirakan dapat mencapai luasnya 28
Kilometer. Disamping itu air Danau Toba di kawasan Pantai Sialaman terlihat
sangat jernih sehingga ikan di danau bisa terlihat. Berbagai kegiatan yang dapat
dilakukan di Pantai Sialaman, seperti berenang dan bermain air sangat nyaman di
pantai ini. Keunikan lain adalah rumah penduduk disekitar pantai cukup unik,
karena didirikan diatas bebatuan dan konsep rumah panggung banyak di temukan
di kawasan Silalahi. Masyarakat di kawasan ini bermata pencaharian sebagai
petani, nelayan, membudidayakan ikan dan berdagang (berjualan).
Pantai Sialaman memiliki garis pantai yang cukup panjang dan memiliki
pasir putih yang indah, air yang sangat tenang serta landai sehingga membuat
wisatawan sangat nyaman bermain air di pantai tersebut. Untuk menunjang
kebutuhan wisatawan di sekitar Pantai Sialaman terdapat banyak kios-kios yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
menjajakan makanan lokal, oleh-oleh dan souvenir, akomodasi penginapan dan
fasilitas umum lainnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan, menunjukkan
bahwa Pantai Sialaman memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk
dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata dan menjadi destinasi wisata
unggulan kedepannya oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Dairi. Untuk mewujudkan
hal tersebut perlu adanya perhatian yang serius dari pemerintah setempat untuk
mewujudkan sarana dan prasarana pendukung di kawasan pantai Sialaman, baik
dari akses jalan menuju lokasi kawasan wisata yang hinga saat ini dinilai kurang
memadai serta sarana pendukung lainnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis berkeinginan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: “Potensi Pantai Sialaman
Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Dairi”.
1.2. Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ini, penulis menyadari bahwa ruang lingkup objek
wisata sangatlah luas. Untuk memperjelas batas-batas masalah yang dibahas,
penulis membuat batasan masalah dalam penulisan karya tulis ini yaitu potensi
alam dan potensi budaya dari Pantai Sialaman sebagai daerah tujuan wisata di
Kabupaten Dairi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka adapun yang
menjadi rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana Potensi Alam Pantai Sialaman di Kabupaten Dairi ?
2. Bagaimana Potensi Budaya Pantai Sialaman di Kabupaten Dairi?
1.4. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun yang menjadi tujuan
penulisan karya tulis ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Potensi Alam Pantai Sialaman di Kabupaten Dairi.
2. Untuk Mengetahui Potensi Budaya Pantai Sialaman di Kabupaten
Dairi.
1.5. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah :
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli
Madya program pendidikan Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu
budaya, Universitas Sumatera Utara.
2. Ingin mengetahui potensi Pantai Sialaman sebagai daerah tujuan
wisata di kabupaten Dairi.
3. Untuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis serta
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
1.6. Metode Penulisan
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan kertas karya ini
penulis menggunakan dua metode penelitian, yaitu:
1. Studi Keperpustakaan (Library Research)
Pengumpulan data dan informasi secara teoritis, yang di peroleh dari
buku ilmiah yang berhubungan dengan judul yang dibahas, seperti
buku-buku, media internet, perkuliahan, dan brosur yang berhubungan
dengan permasalahan.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan bersumber dari
objek wisata yang akan diteliti dengan observasi yaitu dengan
merasakan dan mengamati langsung objek dan wawancara langsung
dengan instansi masyarakat dan orang-orang yang terlibat dalam
pengelolahan dan pengembangan daerah tujuan wisata.
1.7. Sistematika Penulisan
Agar karya tulis ini tersusun secara sistematis, penulis membaginya dalam
lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang lebih mudah
diikuti dan dipahami. Masing-masing bab menjelaskan topik yang berbeda-beda
sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan diuraikan. Adapun
sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II : URAIAN TENTANG TEORI
Bab ini menjelaskan teori-teori dasar yang menjadi dasar teori
pendukung yaitu, pengertian potensi, pengertian potensi wisata, potensi
wisata alam, pengertian potensi wisata budaya, pengertian daerah
tujuan wisata dan pengertian objek wisata.
BAB III : GAMBARAN UMUM PANTAI SIALAMAN
Bab ini menguraikan tentang sejarah dan gambaran umum bagaimana
Pantainya Sialaman yang berada di Kabupaten Dairi.
BAB IV : POTENSI PANTAI SIALAMAN SEBAGAI DAERAH TUJUAN
WISATA DI KABUPATEN DAIRI
Bab ini berisikan tentang Potensi Pantai alam dan potensi budaya
Sialaman Sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Dairi.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Pengertian Potensi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 890) dijelaskan bahwa potensi
adalah kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuasaan, atau daya yang mengandung
kemungkinan untuk dikembangkan. Dalam kamus ini potensi juga diberi pengertian
lain, yaitu kemampuan - kemampuan dan kualitas - kualitas yang dimiliki atau ada
pada diri seseorang, yang belum dimanfaatkan secara maksimal atau optimal.
Pengertian potensi banyak kita temukan dalam kajian-kajian psikologi atau
referensi seputar pengembangan diri. Berikut ini dikemukakan beberapa di antaranya.
1. Potensi adalah kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam yang
menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata (Wiyono, 2006:
37).
2. Potensi adalah kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang
dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi diri yang dimaksud
adalah kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik, karakter, minat,
bakat, kecerdasan, dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri seseorang, tetapi
belum dimanfaatkan dan diolah (Prihadi, 2004: 6).
3. Potensi adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik
fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika
dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik (Habsari, 2005: 2).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Demikianlah, potensi merupakan kekuatan, kesanggupan, kemampuan, atau daya
yang dimiliki seseorang. Namun, kekuatan, kesanggupan, kemampuan atau daya itu
masih menjadi hal yang tersimpan, terpendam, tersembunyi dan sesuatu yang bisa
kita kembangkan.
2.2. Pengertian Potensi Wisata
Pengertian potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162)
adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya
tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
Menurut Sukardi (1998:67), juga mengungkapkan pengertian yang sama
mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik
wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah
tersebut.
Menurut Pendit (2002) mengemukakan bahwa “Potensi wisata adalah
berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa
dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat dikembangkan
menjadi suatu atraksi wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk
kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek-aspek lainnya.”
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa potensi
pariwisata merupakan suatu objek yang mempunyai kekuatan kuat untuk
dikembangkan dan dapat memberikan timbal balik yang positif terhadap sumber
daya wisata.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti (1996) adalah segala sesuatu
yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
seperti:
1. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati
dan memberikan kepuasan kepada wisatawan. Contohnya, pemandangan
alam, pegunungan, flora dan fauna.
2. Budaya (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal
dari seni dan kreasi manusia. Contohnya, upacara keagamaan, upacara adat
dan tarian tradisional.
3. Buatan Manusia (Man made), yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya
manusia, dan dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda
sejarah, kebudayaan, religi serta tata cara manusia.
4. Manusia (Human being), yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia yang
khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi
objek wisata. Contohnya, Suku Asmat di Irian Jaya dengan cara hidup
mereka yang masih primitife dan memiliki keunikan tersendiri.
2.3 Pengertian Potensi Wisata Alam
Menurut Soewantoro, (1997:47). Mengemukakan bahwa “Wisata alam
adalah objek wisata yang bukan buatan manusia tetapi memang terbentuk dari
alam atau dengan kata lain objek wisata natural (alam) dan bukan buatan manusia.
Wisata Alam merupakan sumber daya yang berpotensi dan berdaya tarik bagi
wisatawan serta yang ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan
alam maupun pembudidayaan”.
Menurut Soekadijo, (1996 : 28) mengemukakan bahwa objek wisata alam
adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan
alam. Objek wisata dapat diartikan sebagai sesuatu yang pada garis besarnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
berwujud obyek, barang-barang mati atau peninggalan baru yang diciptakan
manusia sebagai hasil seni dan budaya, ataupun berupa gejala-gejala alam yang
memiliki daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya agar dapat
menyaksikan, mengagumi, menikmati sehingga terpenuhilah rasa kepuasan bagi
wisatawan sesuai motif kunjungan.
Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Wisata Alam adalah
kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan
rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri
khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai sistem
penyangga kehidupan, peng-awetan keaneka-ragaman jenis tumbuhan dan
satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa
dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34
menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh
Pemerintah.
Berdasarkan beberapa teoritis menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa Wisata alam merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok dengan bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang
memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun
setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
kesegaran jasmaniah dan rohaniah, men-dapatkan pengetahuan dan pengalaman
serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam.
Prinsip wisata alam dapat dilihat dari Undang-Undang Kepariwisataan No.
9 Tahun 1990, penyelenggaraan pariwisata dilaksanakan dengan tetap
memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup
serta obyek dan daya tarik wisata itu sendiri, nilai-nilai budaya bangsa yang
menuju ke arah kemajuan adab, mempertinggi derajat kemanusiaan, kesusilaan
dan ketertiban umum guna memperkokoh jati diri bangsa dalam rangka
mewujudkan wawasan Nusantara.
Selanjutnya menurut John, dkk. (1986), prinsip wisata yang paling berhasil
mengkombinasikan sejumlah minat yang berbeda diantaranya olah raga, satwa
liar, pakaian setempat, tempat ber-seja-rah, pemandangan yang mengagumkan,
makanan. Ditambahkan pula potensi wisata alam (kawasan yang dilindungi) akan
turun dengan cepat bila biaya, waktu dan ketidak-nyamanan perjalanan meningkat
atau bila bahaya selalu mengintai.
Fasilitas – fasilitas yang memadai diperlukan agar pengunjung dapat
menikmati keindahan atau kebudayaan daerah tersebut. Penerangan disampaikan
kepada pengunjung mengingat akan pentingnya keselamatan pengunjung dan
kelestarian alam dan kebersihan lingkungan.
Wisata alam adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
gejala keunikan alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Alam, Taman Buru, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi (Direktorat Pemanfaatan
Alam dan Jasa Lingkungan, 2002).
Wisata alam mempunyai prinsip sebagai berikut (Rahardjo, 2000):
1. Kontak dengan alam
2. Pengalaman yang bermanfaat secara pribadi maupun sosial.
3. Wisata alam bukan mass tourism
4. Mencari tantangan fisik dan mental
5. Interaksi dengan masyarakat dan belajar budaya setempat
6. Adaptive dengan kondisi akomodasi pedesaan
7. Toleran terhadap ketidaknyamanan
8. Partisipasi aktif
9. Pengalaman lebih utama dibanding kenyamanan.
2.4 Pengertian Potensi Wisata Budaya
Salah satu jenis wisata yang sedang berkembang di Indonesia adalah
Wisata Budaya. Pariwisata Budaya adalah salah satu jenis pariwisata yang
menjadikan budaya sebagai daya tarik utama. International Council on
Monuments and Sites (ICOMOS) (2012) menyatakan pariwisata budaya meliputi
semua pengalaman yang didapat oleh pengunjung dari sebuah tempat yang
berbeda dari lingkungan tempat tinggalnya. Dalam pariwisata budaya pengunjung
diajak untuk mengenali budaya dan komunitas lokal, pemandangan, nilai dan gaya
hidup lokal, museum dan tempat bersejarah, seni pertunjukan, tradisi dan kuliner
dari populasi lokal atau komunitas asli. Pariwisata budaya mencakup semua aspek
dalam perjalanan untuk saling mempelajari gaya hidup maupun pemikiran
(Goeldner, 2003).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
Menurut Timothy dan Nyaupane (2009) menyebutkan bahwa pariwisata
budaya yang disebut sebagai heritage tourism biasanya bergantung kepada elemen
hidup atau terbangun dari budaya dan mengarah kepada penggunaan masa lalu
yang tangible dan intangible sebagai riset pariwisata. Hal tersebut meliputi budaya
yang ada sekarang, yang diturunkan dari masa lalu, pusaka non-material seperti
musik, tari, bahasa, agama, kuliner tradisi artistik dan festival dan pusaka material
seperti lingkungan budaya terbangun termasuk monumen, katredal, museum,
bangunan bersejarah, kastil, reruntuhan arkeologi dan relik.
Menurut Ahimsa (2004) mendefinisikan wisata budaya yang lestari
(sustainable) adalah wisata budaya yang dapat dipertahankan keberadaannya.
Tumbuhnya model pariwisata budaya yang berkelanjutan atau sustainable cultural
tourism tampak sebagai reaksi terhadap dampak negatif dari pariwisata yang
terlalu menekankan tujuan ekonomi (Suranti, 2005), yang pada dasarnya bertujuan
agar eksistensi kebudayaan yang ada selalu diupayakan untuk tetap lestari. Untuk
mempertahankan keberadaan suatu wisata budaya maka harus mempertahankan
pula budaya menjadi daya tarik utama dari wisata ini. Dengan kata lain harus ada
pengelolaan pusaka budaya yang baik.
Menurut McKercher dan du Cros (2002), pertumbuhan pariwisata budaya
bertepatan dengan timbulnya apresiasi massa dalam kebutuhan untuk menjaga dan
mengkonservasi aset budaya dan pusaka budaya yang mulai berkurang.
Akan tetapi di sisi lain, peningkatan kunjungan, pemakaian yang
berlebihan, pemakaian yang tidak pantas dan komodifikasi aset yang sama tanpa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
menghargai nilai budaya yang memberikan ancaman bagi integritas aset.
Pengkomodifikasian tersebut seringkali bertentangan dengan prinsip-prinsip
pengelolaan pusaka budaya. MacCannel (1992) dan Greenwood (1989) dalam
Soeriaatmaja, (2005) mempermasalahkan “pengkomoditasan” (commodification)
budaya dimana budaya menjadi pelayan dari konsumerisme sehingga nilai-nilai
mendalam, fungsi-fungsi sosial dan authenticity (keaslian) hilang menjadi sesuatu
yang dangkal. Soeriaatmaja menjelaskan bahwa istilah authenticity bisa
mencerminkan suatu benda, budaya atau lingkungan secara sebenar-benarnya.
McKercher (2002) menjelaskan bahwa pariwisata budaya terdiri dari 4
elemen yaitu pariwisata, penggunaan aset pusaka budaya, konsumsi produk dan
pengalaman serta wisatawan budaya. Elemen-elemen tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pariwisata.
Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk dari pariwisata itu sendiri
bukan salah satu cara pengelolaan pusaka budaya. Sebagai salah satu
bentuk pariwisata, maka kegiatan pariwisata budaya akan menarik
pengunjung dari luar wilayah setempat yang melakukan perjalanan untuk
mencari kesenangan dalam waktu yang sempit, dan yang hanya tahu
sendikit tentang aset yang dikunjungi.
2. Penggunaan Aset Pusaka Budaya
ICOMOS (2012) mendefinisikan heritage sebagai konsep luas yang
melingkupi tangible assets, seperti lingkungan alam dan lingkungan
budaya meliputi pemandangan, tempat bersejarah, situs dan lingkungan
terbangun dan aset intagible, seperti paktek budaya, pengetahuan dan
pengalaman hidup. Aset-aset ini diidentifikasi dan dikonservasi lebih
melihat nilai intrinsik dan significance untuk komunitas dibandingkan nilai
ekstrinsik seperti atraksi wisata.
3. Konsumsi pengalaman wisata dan produk
Wisatawan budaya ingin mengkonsumsi pengalaman budaya yang
bervariasi. Untuk memfasilitasi konsumsi ini, pusaka budaya (cultural
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
heritage) harus diubah menjadi produk wisata budaya. Proses pengubahan
tersebut tidak baik di mata beberapa pihak namun hal tersebut merupakan
salah satu cara dalam pengembangan yang baik dan pengelolaan yang
berkelanjutan bagi produk pariwisata budaya.
4. Wisatawan
Pariwisata budaya mempertimbangkan wisatawannya, Banyak definisi
yang mengatakan bahwa semua wisatawan budaya termotivasi atau
memutuskan untuk berwisata untuk pembelajaran yang dalam, penuh
pengalaman atau alasan eksplorasi diri. Tapi tidak jarang wisatawan yang
hanya melakukan kunjungan ke suatu pusaka budaya untuk mengetahui
saja atau bahkan hanya bagian dari sebuah perjalanan.
Untuk mencapai pariwisata budaya seperti yang disebutkan di atas,
diperlukan informasi tentang pusaka budaya yang di setiap stakeholder yang
berperan dalam pengelolaan pusaka budaya dan pengelolaan wisata. McKercher
dan du Cros (2002) menyebutkan pariwisata budaya mempunyai pengaruh besar
dalam bagaimana penyajian pusaka budaya direncanakan. Di negara maju,
pengaruh terbesar pariwisata budaya adalah pengelolaan pusaka budaya menjadi
lebih dewasa dan sadar akan penggunaan dan pengguna jika dibandingkan yang
dilakukan dalam perencanaan konservasi. ICOMOS (sumber website resmi
ICOMOS :http://www.icomos-ictc.org) menyebutkan bahwa pariwisata budaya
adalah komponen vital dari kepedulian masyarakat umum terhadap pusaka
budaya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
2.5 Pengertian Daerah Tujuan Wisata
Menurut Hadinoto (1996 : 15) adalah suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh
seorang pengunjung dimana ia dapat tinggal selama waktu tertentu. Sedangkan
pengertian umum dari daerah tujuan wisata adalah sebuah tempat dan atau kawasan
yang dapat memenuhi permintaan dan keinginan wisatawan untuk tinggal /
berkunjung. Maka disimpulkan bahwa daerah tujuan wisata merupakan tempat
dimana segala kegiatan pariwisata bisa dilakukan dengan tersedianya segala fasilitas
dan atraksi wisata untuk wisatawan.
Dalam mendukung keberadaan daerah tujuan wisata perlu ada unsur pokok
yang harus mendapat perhatian agar wisatawa dapat tenang, aman dan nyaman
didalam berkunjung. Unsur pokok tersebut adalah :
1. Objek dan daya tarik wisata
2. Prasarana wisata
3. Sarana wisata
4. Tata laksana/infrastruktur
5. Masyarakat dan lingkungan
Selain itu, didalam menentukan suatu daerah yang dimungkinkan untuk
dikunjungi oleh wisatawan adalah memenuhi persyaratan seperti:
1. Accessibility adalah suatu lokasi yang layak untuk dapat dijangkau / ditempuh
oleh wisatawan dengan alat transportasi serta dibantu dengan adanya sarana
komunikasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Contoh: alat transportasi udara, air dan darat alat komunikasi seperti telpon, Hp,
kentongan, bel, dan lain-lain.
2. Accomodation adalah suatu tempat yang di sediakan untuk memenuhi kebutuhan
tempat tinggal wisatawan yang layak, aman dan memenuhi syarat dari segi
kesehatan.
Contoh: hotel, losmen, resort, guest house, villa, dan lain-lain.
3. Attraction adalah suatu atraksi atau objek yang dikelola oleh pemerintah /
masyarakat setempat yang layak dan aman untuk wisatawan.
Contoh: Natural (alam), seperti pantai, gunung, hutan, taman laut, danau dan
lain-lain. Man made (buatan manusia), seperti candi, situs, museum, taman
rekreasi, monumen, dan lain-lain. Culture, seperti kesenian, adat istiadat, tempat
bersejarah dan lain-lain.
4. Activities adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dengan layak
dan aman. Contoh: mendaki gunung, menyelam, ski, berselancar, berenang,
menonton pertujukan, mengamati pemandangan dan lain-lain.
Seorang wisatawan yang datang kesuatu daerah tujuan wisata mempunyai
tujuan untuk memperoleh manfaat (benefit) dan kepuasan (satisfactions). Manfaat
dan kepuasan tersebut dapat diperoleh apabila suatu daerah tujuan wisata mempunyai
daya tarik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
2.6 Pengertian Objek Wisata
Objek wisata memiliki unsur-unsur pokok yang meliputi objek dan daya
tarik wisata, prasarana wisata, sarana wisata, infrastruktur dan masyarakat /
lingkungan (Suwantoro, 2004).
Menurut Suwena (2010) mengemukakan bahwa objek wisata adalah dapat
berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan
nilai jual untuk dikunjungi.
Menurut Yoeti (1996:74) mengemukakan bahwa “Objek wisata yaitu
semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang
disediakan atau bersumber pada alam saja”.
Selanjutnya (SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87).
Objek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
Objek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri
pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to
see). Di luar negeri objek wisata disebut tourist atraction (atraksi wisata),
sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan objek wisata.
Mengenai pengertian objek wisata, kita dapat melihat dari beberapa sumber antara
lain :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
1. Peraturan Pemerintah No.24/1979.
Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai
daya tarik untuk dikunjungi.
2. Surat Keputusan Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM
98/PW:102/MPPT-87.
Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik
dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
Menurut Yoeti (1996), suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan wisata
(DTW) yang baik, harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik
untuk dikunjungi, yakni:
1. Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya
sesuatu yang menarik untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang
berbeda dengan tempat-tempat lain (mempunyai keunikan tersendiri).
Disamping itu perlu juga mendapat perhatian terhadap atraksi wisata yang
dapat dijadikan sebagi entertainment bila orang berkunjung nantinya.
2. Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat
sesuatu yang menarik yang khas untuk dibeli dalam hal ini dijadikan
cendramata untuk dibawa pulang ke tempat masing-masing sehingga di
daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat berbelanja yang
menyediakan souvenir maupun kerajinan tangan lainnya dan harus
didukung pula oleh fasilitas lainnya seperti money changer dan bank.
3. Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu
aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang
berkunjung merasa betah di tempat tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu objek wisata yang
baik dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan alam dan juga
harus memiliki keunikan dan daya tarik untuk dikunjungi dan juga didukung oleh
fasilitas pada saat menikmatinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
BAB III
GAMBARAN UMUM PANTAI SIALAMAN
DI KABUPATEN DAIRI
3.1 Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Ibu kotanya ialah Sidikalang. Kabupaten ini kemudian membentuk suatu
daerah otonomi baru, dari daerah otonomi yang sudah ada sebelumnya menjadi dua
kabupaten, yaitu Kabupaten Dairi sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Pakpak
Bharat dengan dasar hukum Undang Undang Nomor 9 Tahun 2003 Tentang
Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten
Humbang Hasundutan yang dikeluarkan pada tanggal 25 Februari 2003.
3.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang ada di
Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 192.780 hektare, yaitu sekitar 2,69%
dari luas Provinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektare) yang terletak di sebelah barat
laut Provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada
ketinggian rata-rata 700 s.d. 1.250 m di atas permukaan laut, dengan 15 kecamatan.
Jumlah penduduk Kabupaten Dairi akhir tahun 2004 adalah sebanyak 271.521 jiwa
dengan banyaknya rumah tangga sebesar 59.197. Penyebaran penduduk tersebut tidak
merata di 14 kecamatan definitif. Kabupaten Dairi terdiri dari 15 kecamatan yaitu
Berampu, Gunung Sitember, Lae Parira, Parbuluan, Pegagan Hilir, Sidikalang,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
Siempat Nempu, Siempat Nempu Hilir, Siempat Nempu Hulu, Silahisabungan,
Silima Pungga-Pungga, Sitinjo, Sumbul, Tanah Pinem, Tigalingga.
Daerah Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68
% dari luas Propinsi Sumatera Utara (7.160.000 Hektar) dimana Kabupaten Dairi
terletak sebelah Barat Laut Propinsi Sumatera Utara.
3.1.1.1 Keadaan Alam dan Topografi
Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit
yang terletak antara 98000' - 98030'dan 2015'-3000'LU. Sebagian besar tanahnya
didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga
terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah ibukota Kabupaten Dairi berada
pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut.
Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d
1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat
Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 -
1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang , Kerajaan dan
Kec.Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut.
Kabupaten Dairi yang terletak disebelah barat laut propinsi Sumatera Utara yang
berbatasan dengan:
1. Sebelah utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi NAD ) dan
Kabupaten Tanah Karo
2. Sebelah timur dengan kabupaten Toba Samosir
3. Sebelah selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
4. Sebelah barat dengan Kabupaten Aceh Selatan (Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam)
3.1.1.2 Sungai
Di Kabupaten Dairi terdapat sungai-sungai yang jumlahnya cukup banyak dan
dipergunakan untuk irigasi teknis maupun setengah teknis, dimana sebagian besar
sudah dimanfaatkan menjadi pengairan sawah, perikanan, dan kebutuhan Air minum.
Adapun sungai terbesar dan terpanjang di Dairi antara lain adalah:
1. Lae Renun terbentang dari kecamatan Parbuluan sampai Kecamatan Tanah
Pinem yang selanjutnya menuju Aceh Tenggara.
2. Lae Mbilulus terbentang di Kecamatan Tiga Lingga dan Kecamatan Tanah
Pinem serta bermuara di Lae Renun.
3. Lae Sinendang terbentang di Kecamatan Sumbul dan bermuara ke Lae Renun.
4. Lae Simbelin terbentang di kecamatan Sidikalang menuju perbatasan
Kecamatan Siempat Nempu dan Kec. Silima Pungga-Pungga mengalir ke
Propinsi Aceh.
3.1.2 Sejarah Dairi
Pada Masa Agresi 1 Berdasarkan surat Residen Tapanuli Nomor 1256 tanggal
12 September 1947, maka ditetapkanlah Paulus Manurung sebagai Kepala Daerah
Tk. II pertama di kabupaten Dairi yang berkedudukan di Sidikalang, terhitung mulai
tanggal 1 Oktober 1947 (catatan : hari bersejarah ini berdasarkan kesepakatan
pemerintah dan masyarakat kelak dikukuhkan sebagai hari jadi Kabupaten Dairi,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
melalui Keputusan DPRD Kab. Dati II Dairi Nomor 4/K-DPRD/1997 tanggal 26
April 1977) Dengan demikian, Paulus Manurung (Hatian Paulus Manurung), seorang
Ahli Hukum dari Medan, Ketua Pengadilan Tebing Tinggi, pendidik, merupakan
Bupati pertama kabupaten Dairi.
Pada Masa Sesudah Tahun 1960 : kabupaten Dairi didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1964 tentang
Pembentukan Kabupaten Dairi, selanjutnya wilayahnya ditetapkan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1964 tentang Wilayah Kecamatan di kabupaten
Dairi, yang merupakan pemekaran dari kabupaten Tapanuli Utara. Penjabat Bupati
Kepala Daerah Dairi pertama ditetapkan Rambio Muda Aritonang yang bertugas
mempersiapkan pembentukan DPRD Dairi serta pemilihan Bupati definitif. Pada
kesempatan pertama Bupati Kepala Daerah Dairi terpilih dengan suara terbanyak
adalah Mayor Raja Nembah Maha pada tanggal 2 Mei 1964. Sejak tahun 1999
sampai dengan 2009 Kabupaten Dairi dipimpin oleh Bupati Dr. Master Parulian
Tumangger dan pada akhirnya digantikan oleh wakilnya, Kanjeng Raden Adipati
(KRA) Johnny Sitohang Adinegoro. Kanjeng Raden Adipati (KRA) Johnny Sitohang
Adinegoro dan Irwansyah Pasi, S.H. menjadi Bupati dan Wakil Bupati Dairi periode
2009-2014.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
3.2 Aksesibilitas
Adapun aksesibilitas meliputi beberapa unsur yaitu kondisi dan jarak jalan
darat, tipe jalan dan waktu tempuh dari pusat kota Aksebilitas yang dekat dan di
dukung dengan jalan menuju Pantai Sialaman yang lumayan cukup bagus dapat di
tempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua, jalan menuju objek wisata
dapat dikategorikan cukup baik sehingga pengunjung lebih mudah untuk menuju
Pantai Sialaman. Kondisi aksesibilitas tersebut dapat dilihat dari beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Kondisi jalan yang menghubungkan objek wisata Pantai Sialaman dengan
daerah luar kawasan objek lumayan cukup baik karena sebagian sudah di
aspal namun karena jalan menuju objek wisata cenderung banyak tikungan
dan menurun, maka pengemudi yang datang ingin berkunjung kesana di
harapkan berhati-hati dalam mengemudi dan selalu mematuhi rambu-rambu
yang sudah terpasang di sepanjang jalan menuju kawasan wisata. Berikut
dokumentasi jalan menuju objek wisata
Gambar 3.1
Kondisi Jalan Lintas memasuki Kabupaten Dairi
Sumber : Dok. Pribadi November 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
Gambar 3.2
Kondisi jalan menuju Pantai Sialaman, Kecamatan Silahisabungan
Sumber: Dok. Pribadi November 2017
3.4 Sarana Pantai Sialaman
Adapun sarana di Pantai Sialaman terdiri dari:
1. Akomodasi
Unsur terpenting didalam kepariwisataan selain objek wisatanya
adalah Akomodasi yaitu merupakan salah satu faktor penunjang dalam bidang
kepariwisataan, dimana dengan ketersediaan akomodasi sebagai tempat
peristirahatan dan menginap tersebut selain dapat memberi kemudahan bagi
para wisatawan untuk melakukan aktifitasnya juga dapat menarik wisatawan
untuk berkunjung ke lokasi wisata itu sendiri. Akomodasi untuk tempat
peristirahatan saat ini di sekitar lokasi wisata sudah tersedia dengan baik yang
meliputi rumah penginapan dan pondok-pondok wisata, sehingga bagi
wisatawan yang berkunjung di lokasi tersebut tidak perlu merasa cemas untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
beristirahat dan bermalam di lokasi tersebut, mereka dapat menentukan serta
memilih sesuai keinginan tempat peristirahatannya sesuai dengan kebutuhan
para wisatawan yang ingin menginap di kawasan wisata Pantai Sialaman,
akomodasi tempat peristirahatan ini dilakukan untuk mendukung kawasan
wisata Pantai Sialaman sebagai salah satu kawasan wisata yang nyaman dan
aman dengan akomodasi yang sudah terakomodir. Berikut dokumentasi
tempat penginapan yang tersedia di lokasi wisata Pantai Sialaman
Gambar 3.3
Penginapan “Risto Cafe” di Pantai Sialaman
Sumber: Dok. Pribadi, Februari 2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
2. Jasa Pangan
Untuk sarana jasa pangan berupa warung/rumah makan yang ada di
Pantai Sialaman pada saat ini sudah tersedia dengan baik dan mampu
melayani kebutuhan wisatawan yang datang berkunjung. Untuk para
wisatawan yang datang tidak perlu repot-repot untuk menyediakan maupun
menyiapkan perbekalan makanan, karena dilokasi wisata sudah banyak jasa
pangan maupun rumah makan yang menyiapkan makanan untuk keperluan
para wisatawan, dengan beraneka ragam suguhan makanan yang khas dapat
dinikmati.
Gambar 3.4
Pondok lesehan di Pantai Sialaman
Sumber: Dok. Pribadi Februari 2018
3. Tempat Parkir
Sampai saat ini objek wisata Pantai Sialaman didukung oleh fasilitas
berupa area parkir, warung makanan yang disediakan untuk para pengunjung
yang ingin bersantai sambil makan dan menatap pemandangan alam Pantai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Sialaman tersebut. Pada umumnya sarana dan prasarana yang terdapat di
kawasan wisata Pantai Sialaman cukup memadai, namun diharapkan
sebagian besar sarana dan prasarananya perlu mendapatkan perbaikan dan
perawatan.
Untuk memasuki objek wisata Pantai Sialaman setiap pengunjung
wajib membayar retribusi sebesar Rp. 4.000,- tarif retribusi tersebut sudah
ditentukan oleh Pemerintah setempat dan dinas terkait dan bekerjasama
dengan masyarakat setempat dalam pengelolaannya yang bertujuan untuk
menertibkan dan sebagai biaya perawatan objek wisata maupun
pengembangan sarana dan prasarana yang ada di pantai Sialaman. Berikut
kondisi fasilitas tempat parkir wisata Pantai Sialaman :
Gambar 3.5
Area Parkir Wisatawan Pantai Sialaman
Sumber: Dok. Pribadi November 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
3.4 Gambaran Umum Pantai Sialaman
Pantai Sialaman adalah pantai yang merupakan bagian dari Pantai Silalahi.
Pantai ini terletak di kecamatan Silahisabungan kabupaten Dairi. Pantai Sialaman
merupakan salah satu objek wisata pantai yang menawarkan keindahan, kesejukan
alam yang masih sangat asri, dan kejernihan air. Pantai Sialaman berhadapan
langsung dengan keindahan Danau Toba. Perjalanan menuju Pantai Silalahi dapat
dicapai melalui 2 rute dari kota Medan. Jarak dari Kota Medan menuju Silalahi
kurang lebih 127 Kilometer dan dapat di tempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam
perjalanan.
Pantai ini masih sangat asri, bisa dikatakan demikian karena udaranya dan
suasananya yang masih alami. Pantai Sialaman yang juga menjadi bagian dari Pantai
Silalahi dikenal dengan sebutan ujung Danau Toba, disebabkan hanya di titik ini
kedalaman Danau Toba dapat diukur. Perairan Danau Toba di sini merupakan palung
terdalam, dengan kedalaman mencapai ± 905 m. Potensi Pantai Sialaman yang
disuguhkan dengan hamparan pantai yang indah dengan pasir putihnya diperkirakan
dapat mencapai luasnya 28 Kilometer dan air terjun musiman yang berada di sekitar
kawasan pantai. Air Danau Toba di kawasan Pantai Sialaman terlihat sangat jernih
sehingga rumput laut didasar danau beserta ikan-ikan terlihat jelas. Berbagai kegiatan
yang dapat dilakukan di Pantai Sialaman, seperti berenang, memancing bahkan
berselancar hanya saja pada bulan-bulan tertentu. Ketinggian ombak bisa mencapai 3
meter pada bulan November.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Wisatawan juga dapat menikmati wisata budaya di kawasan Pantai Sialaman,
yang merupakan asal muasal marga silalahi. Dinamakan "Silalahi" karena masyarakat
yang berdomisili di sekitar wilayah tersebut mayoritas bermarga Silalahi, juga
dikatakan sebagai tanah leluhur marga Silalahi. Tidak jauh dari lokasi Pantai
Sialaman terdapat tugu makam silsilah Raja Silahisabungan dimana penduduk juga
sangat menjunjung tinggi adat dan kebudayaan. Selain itu, pantai ini juga
menyediakan pondok – pondok tempat para wisatawan untuk bersantai , menikmati
makanan dan menikmati angin pantai sambil memandang keindahan alam dengan
harga yang terjangkau.
Keindahan Pantai Sialaman tidak ada habisnya untuk diceritakan. Salah
satunya adalah latar belakang keindahan pantai dan pemandangannya yang masih asri
yang cocok dijadikan tempat selfie bagi para penggemar foto. Suasana yang nyaman
dan sejuk akan terasa begitu memasuki daerah Pantai Sialaman karena berbeda jauh
dengan kota yang penuh sesak. Selain itu, masyarakat juga ramah dalam menyambut
wisatawan yang datang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Potensi Pantai Sialaman di Kabupaten Dairi
Pantai Sialaman merupakan salah satu pantai yang memiliki potensi wisata
yang cukup bagus untuk dijadikan sebagai salah satu daerah destinasi tujuan wisata
di Kecamatan Silahisabungan. Pantai Sialaman memiliki daya tarik wisata tersendiri
di antara objek wisata yang terdapat di Kabupaten Dairi. Keindahan dan eksotisme
Pantai Sialaman dari setiap sisi pantainya tidak ada habisnya untuk dibicarakan.
Dalam perkembangan potensi suatu kawasan wisata, potensi wisata dan
pengunjung dapat dijadikan sebagai parameter dalam perencaaan pengembangan
suatau kawasan wisata. Gambaran potensi pengunjung yang berkunjung kelokasi
destinasi wisata diharapkan dapat menjadi suatu masukkan yang cukup berarti
dalam pengembangan kepariwisataan di masa yang akan datang. Berikut data
rangkuman kunjungan wisatawan di Pantai Sialaman dari tahun 2014 s/d 2017 :
Tabel 4.1
Data Kunjungan Wisatawan Di Pantai Sialaman
No Tahun Jumlah WNI Jumlah WNA
1 2014 4100 25
2 2015 4400 40
3 2016 5010 45
4 2017 5033 70
Sumber Data : Kecamatan Silahisabungan, 2017
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
Berdasarkan data tabel kunjungan wisatawan di atas menunjukkan bahwa
terhitung mulai dari tahun 2014 hingga tahun 2017 data kunjungan wisatawan terus
mengalami peningkatan baik dilihat dari jumlah kunjungan domestik maupun
jumlah kunjungan luar negeri (Warga Negara Asing). Hal ini menandakan tren
positif yang terjadi terhadap wisatawan yang berkunjung di Pantai Sialaman.
Dengan adanya peningkatan wisatawan yang berkunjung tersebut diharapkan dapat
menyumbangkan nilai positif dalam hal pembangunan dan pengembangan wisata di
masa yang akan datang.
Adapun potensi alam yang dimiliki oleh Pantai Sialaman adalah pasir
putihnya yang bersih, suasana alamnya yang sejuk, pemandangannya yang masih
asri. Hamparan pantai yang indah terbentang di sepanjang ± 28 Km ini membuat
wisatawan yang datang akan kagum dan takjub. Daerah yang berjarak 125 Km dari
pusat kota Medan dikenal dengan Danau yang memiliki Palung terdalam di dunia
mencapai ± 905 meter dan ini lebih tepatnya berada pada kawasan yang terletak di
sepanjang pantai meliputi desa lainnya seperti, Desa Silalahi I dan Desa Silalahi II.
Wisatawan juga akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan Danau yang luas
serta perbukitan indah yang mengelilingi pinggiran Danau. Berikut potensi Alam
yang terdapat di kawasan pantai Sialaman Kab. Dairi :
1. Potensi Pasir Putih
Keindahan pasir putih yang membingkai di pinggiran Pantai Sialaman yang
cukup indah untuk dipandang mata sejauh mata memandang, membuat para
pengunjung terkesima dan bergegas untuk memijaknya dengan melakukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
aktivitas bermain dan berjalan-jalan di sekeliling bibir pantai yang tidak ada
bosannya, bentangan pasir putih yang cukup luas membuat para pengunjung
untuk berlama-lama tinggal di sana.
Gambar 4.1
Kondisi Keadaan Pasir di Pantai Sialaman
Sumber: Dok. Pibadi November 2017
2. Pemandangan yang Asri
Pemandangan dan panorama di sekeliling pantai Sialaman tidak bisa
dilupakan begitu saja, karena sejauh mata memandang para pengunjung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
merasakan kepuasan tersendiri. Pemandangan yang ada sangat alami dan asri
yang dihiasi panorama berbukitan yang mengelilingi sekitaran pantai Sialaman
yang ditumbuhi oleh tumbuhan pepohonan yang terlihat rapi dan berwarna hijau
bila dipandang mata dari titik kejauhan.
Gambar 4.2
Kondisi Pemandangan di Sekitar Pantai Sialaman
Sumber : Dok. Pribadi Februari 2018
3. Udara yang sejuk
Potensi udara yang terdapat di sekeliling pantai Sialaman sangat sejuk dan
terasa segar ketika menghirupnya, tanpa ada polusi udara yang dapat mencemari
di lingkungan pantai Sialaman. Udara yang sejuk tersebut di pengaruhi oleh
banyaknya tumbuhan yang tumbuh dengan alami disekitaran Pantai Sialaman
dan suhu udara yang tidak terasa panas jika berada di sekitaran Pantai Sialaman
dikarenakan hembusan angin yang banyak dari Pantai Sialaman, sehingga
pengunjung merasa suhu udaranya cukup dingin dan terasa sejuk di badan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
4. Keramahan Masyarakat Sekitar
Sikap masyarakat di sekitar Pantai Sialaman pada umumnya bersikap ramah
tamah dan terbuka menerima siapa saja yang ingin berkunjung ke objek wisata
tersebut. Sikap keramahan masyarakat juga dapat dilihat dari bentuk komunikasi
yang mereka lakukan dengan tutur kata dan sapa yang santun serta ramah
terhadap semua pengunjung yang ingin berkunjung di pantai Sialaman. Mereka
tidak merasa bosan untuk memberikan informasi kepada setiap wisatawan
dalam hal menunjukkan lokasi pantai dan mengantarkan para wisatawan untuk
memilih tempat penginapan yang mereka inginkan. Pantai ini juga dikenal kaya
akan budidaya ikan tawar (ikan mas mujair) yang lezat dan tinggi proteinnya
menurut masyarakat setempat.
4.2. Potensi Budaya di Pantai Sialaman Kabupaten Dairi
Bila ditinjau dari segi budaya di Pantai Sialaman, masyarakat setempat
masih menjunjung tinggi nilai - nilai adat dan kebudayaan yang berlaku. Mayoritas
masyarakat yang tinggal di sekitaran Pantai Sialaman bermarga Silalahi.
Keunikannya juga terletak di konsep rumah penduduk disekitar, karena didirikan
diatas bebatuan dan konsep rumah panggung banyak di temukan di kawasan
Silalahi. Masyarakat di kawasan ini mayoritas bermata pencaharian sebagai petani,
nelayan, membudidayakan ikan dan berdagang (berjualan).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Gambar 4.3
Rumah panggung di kawasan Desa Silalahi
Sumber : Dok. Pribadi November 2017
Adapun kegiatan atau acara kebudayaan di Kecamatan Silahisabungan
adalah pesta Partamiangan Pomparan Silahisabungan. Acara ini biasanya diadakan
setiap tahun pada bulan November. Biasanya yang menjadi panitianya bergantian,
dari yang paling besar hingga yang paling kecil. Acara pomparan silahisabungan
sebagai ajang mempromosikan dan melestarikan budaya batak. Tidak main – main,
acara ini sebagai ajang mempertemukan Pomparan Silahisabungan dari berbagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
Kota maupun Provinsi. Berikut dokumentasi kegiatan dari acara adat yang ada di
sekitar Pantai Sialaman :
1. Manguras Horbo adalah kegiatan yang diikuti oleh raja – raja Turpuk
Gambar 4.4
Kegiatan Adat Masyarakat “Manguras Horbo”
Sumber foto: Tribun Medan, November 2018
Manguras Horbo yang dilakukan Pomparan Raja Silahisabungan
menjadi tanda dimulainya Pesta Partamiangan dan Budaya Luhutan Bolon
Pomparan Silahisabungan Bolahan Amak Sondi Raja.
Setelah manguras horbo, maka dilakukan pemotongan untuk
kemudian dimasak agar dapat disantap bersama seluruh keturunan Raja
Silahisabungan. Tujuannya agar horbo (Kerbau) yang dimakan para
keturunan Raja Silahisabungan diberikan kesehatan atau kekuatan selama
jalannya acara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
2. Mengunjungi makam para Raja
Pasca-manguras horbo, maka para keturunan Raja Silahisabungan
akan melakukan ziarah di tugu menyampaikan doa kepada Tuhan agar
kegiatan Pesta Partangiangan dan Budaya 2018 berjalan lancar.
Pada malam hari, agenda kegiatan yang berlangsung berupa Tuani
Gondang. Gondang yang dimainkan di Pesta Partangiangan dan Budaya
Silahisabungan berbeda dari Gondang Toba pada umumnya. Alunan musik
di Tuani Gondang pada kegiatan ini menghasilkan irama dan sarune yang
condong seperti alunan musik Gondang Simalungun.Tujuan dari Tuani
Gondang ini menandakan bahwa kita telah memulai pesta.
Gambar 4.5
Kegiatan Mengunjungi Makam Raja
Sumber: Tribun Medan, November 2017
3. Acara tarian tor-tor
Acara tarian tor-tor yang biasa disebut oleh masyarakat setempat,
biasanya dilakukan pada saat acara Pesta partamiangan dan budaya Raja
Silahisabungan bertujuan selain untuk mempererat dan mempersatukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
hubungan kekeluargaan antar sesama keturunan, pesta ini dilaksanakan
sebagai simbol persatuan dan melestarikan nasehat yang diwariskan Raja
Silahisabungan kepada keturunannya.
Pesta Partangiangan dan Budaya Raja Silahisabungan akan
berlangsung pada waktu-waktu tertentu dengan berbagai kegiatan, seperti
Manomba Tulang atau Hula-hula serta manortor yang diikuti seluruh
Pomparan Raja Silahisabungan.
Gambar 4.6
Tarian tor-tor
Sumber: https://hariansib.com/, November 2017
Acara lainnya adalah acara hiburan dan pesta kembang api. Dalam
rangka mendukung budaya, panitia juga mempersiapkan acara makan siri
atau marnapuran massal, makan itak massal serta meminum aek sipaulak
hosa. Acara-acara yang dilaksanakan ini juga bertujuan untuk
mempromosikan budaya dan wisata alam sebagai salah satu destinasi wisata
di Kecamatan Silahisabungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
Tidak hanya acara Pesta dan budaya Pomparan Silahisabungan, ada
juga Tao Silalahi Arts Festival (TSAF) yang biasanya diadakan setiap 1
(satu) tahun sekali yang bertujuan untuk menciptakan keanekaragaman ada
dan budaya yang ada di desa-desa wisata di Kecamatan Silahisabungan.
Kegiatan Tao Silalahi Arts Festival (TSAF) yang bertempat di kecamatan
Silahi Sabungan ini bertujuan mengenalkan kepada publik tentang
keindahan Tao Silahi Sabungan dan potensi seni budaya yang dimiliki oleh
masyarakat setempat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Potensi Wisata Pantai Sialaman sebagai
daerah tujuan wisata di Kabupaten Dairi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Potensi Alam Wisata Pantai Sialaman meliputi; Bentangan Pasir putih
yang luas di pinggiran pantai, Panorama alam sekitar yang indah dihiasi
oleh bukit-bukitan yang ditumbuhi oleh tanaman hijau asri dan alami,
kondisi udara yang masih sejuk dan masih bersih.
2. Potensi Budaya Wisata pantai Sialaman meliputi; Penduduk setempat
masih menjunjung tinggi adat dan istiadat batak yang mayoritas
penduduknya bermarga Silalahi. Bentuk budaya wisata tersebut adalah
adanya acara tahunan yang dilaksanakan setiap bulan november. Adapun
kegiatannya adalah Manguras Horbo, mengunjungi makam para Raja dan
acara acara tarian tor-tor.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
maka saran yang harus dilakukan dalam membangun dan mengembangkan Potensi
Wisata Pantai Sialaman sebagai Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Dairi
meliputi :
1. Secara keseluruhan potensi Wisata Pantai Sialaman sudah dalam kondisi
cukup baik. Pelebaran lokasi dengan pemanfaatan keseluruhan lahan yang
layak pakai menjadi hal yang perlu dikembangkan lagi. Masih terdapat bibir
pantai yang belum dimanfaatkan oleh pengelola. Hal ini akan meningkatkan
jumlah pengunjung yang datang ke lokasi wisata Pantai Sialaman. Kondisi
Pantai Sialaman yang masih alami harus dijaga kelestariannya sehingga
tidak merusak ekosistem dan tata guna lahan. Pihak pengelola juga harus
memperhatikan kebersihan lokasi.
2. Pemerintah daerah/pengelola sebaiknya lebih meningkatkan kegiatan
promosi yang dilakukan dengan melalui penyediaan paket wisata yang dapat
diakses dari jejaring sosial/internet yang dapat dijangkau oleh calon
pengunjung, serta mengadakan event-event atau acara kebudayaan yang
dilaksanakan oleh dinas pariwisata/ pengelola setempat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Badan Pusat Statistik Kabupaten Dairi. 2017. Kabupaten Dairi Dalam Angka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Habsari, Sri. (2005). Bimbingan & Konseling SMA kelas XI. Jakarta: PT Grasindo.
Hasibuan, H. Malayu. S.P. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
BumiAksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. Anggota IKAPI.
Nawawi, Hadari. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia: untuk Bisnis dan
Kompetitif. Yogyakarta: GadjahMada University Press.
Oka A. Yoeti. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung: Penerbit Offset
Angkasa.
Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramitah.
Prihadhi, Endra K. (2004). My Potensi. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Sukardi, (1998). Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta: Andi.
Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.
Suwena, I.K & Widyatmaja, G.N. (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar-Bali: Udayana University.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya.
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Wiyono, Slamet. (2006). Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo.
Sumber Internet
http://batakgaul.com/danau-toba/silahisabungan-arts-festival-untuk-promosikan-tao-
silalahi-755-1.html
https://dairibaru.com/2018/07/13/ayo-tonton-tao-silalahi-arts-festival-20-22-juli-
2018-di-silalahi/
https://www.disparbuddairi.com
https://hariansib.com
http://www.icomos-ictc.org
http://medan.tribunnews.com/manguras-horbo-tandai-pembukaan-pesta-
partangiangan-tugu-silahisabungan-2018
https://tempatberliburwisata.blogspot.com/2016/08/wisata-tao-silalahi-sumatera-
utara.html
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA