potensi angin

5
Indonesia adalah sebuah bangsa yang amat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) mulai dari air, flora dan fauna, batu bara, minyak bumi, gas alam, geothermal dan lain sebagainya. Semua kekayaan itu begitu lengkap dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai pulau Rote. Setiap daerah pasti mengandung sesuatu yang berharga untuk Indonesia. Namun sayangnya semua kekayaan tersebut seolah hanya menjadi hiasan tanpa ada manfaatnya yang berlebih karena kita masih belum mampu memaksimalkan potensi tersebut untuk di ubah atau dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna, padahal banyak sekali potensi yang bisa di ubah atau di konversi menjadi berbagai macam produk dan dapat membantu masyarakat untuk mengatasi beberapa kekurangan di berbagai sektor. Contoh kecil Indonesia masih kekurangan pada sektor energi, padahal SDA yang ada begitu mumpuni untuk menghasilkan energi yang bisa menunjang kebutuhan energi dalam negeri. Saat ini kita masih terpaku pada beberapa pembangkit listrik saja misalnya PLTA Jatiluhur, PLTU Labuan, dan beberapa Pembangkit listrik lainnya. Tetapi pemerintah belum melirik beberapa sektor yang begitu potensial untuk di ubah atau di konversi menjadi energi masa depan yang ramah lingkungan. Bila kita berbicara energi masa depan maka kita harus melihat pada potensi sumber daya alam bangsa agar ketika kita sudah berencana untuk membuatnya bahan baku utama yang harus ada dapat didapatkan dengan mudah. Indonesia di anugerahi potensi yang luar bisa untuk memasok energi, daiantaranya air, minyak bumi, gas, matahari yang selalu menyinari dan angin. Fenomena saat ini pemerintah melalui BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) sedang mengkaji dan mensosialisaikan untuk pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) yang sangat bermanfaat untuk membangkitkan energi dalam negeri tetapi terdapat kelemahan pada PLTN yaitu rawannya keamanan bila terjadi kerusakan atau kebocoran, seperti contoh PLTN Fukushima Jepang dampak radiasianya sangat berbahaya untuk makhluk hidup. Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang rawan akan bencana alam sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan sangat besar.

description

plta angin

Transcript of potensi angin

Indonesia adalah sebuah bangsa yang amat kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) mulai dari air, flora dan fauna, batu bara, minyak bumi, gas alam, geothermal dan lain sebagainya. Semua kekayaan itu begitu lengkap dari Sabang sampai Merauke dan Miangas sampai pulau Rote. Setiap daerah pasti mengandung sesuatu yang berharga untuk Indonesia.Namun sayangnya semua kekayaan tersebut seolah hanya menjadi hiasan tanpa ada manfaatnya yang berlebih karena kita masih belum mampu memaksimalkan potensi tersebut untuk di ubah atau dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna, padahal banyak sekali potensi yang bisa di ubah atau di konversi menjadi berbagai macam produk dan dapat membantu masyarakat untuk mengatasi beberapa kekurangan di berbagai sektor.Contoh kecil Indonesia masih kekurangan pada sektor energi, padahal SDA yang ada begitu mumpuni untuk menghasilkan energi yang bisa menunjang kebutuhan energi dalam negeri. Saat ini kita masih terpaku pada beberapa pembangkit listrik saja misalnya PLTA Jatiluhur, PLTU Labuan, dan beberapa Pembangkit listrik lainnya. Tetapi pemerintah belum melirik beberapa sektor yang begitu potensial untuk di ubah atau di konversi menjadi energi masa depan yang ramah lingkungan.Bila kita berbicara energi masa depan maka kita harus melihat pada potensi sumber daya alam bangsa agar ketika kita sudah berencana untuk membuatnya bahan baku utama yang harus ada dapat didapatkan dengan mudah. Indonesia di anugerahi potensi yang luar bisa untuk memasok energi, daiantaranya air, minyak bumi, gas, matahari yang selalu menyinari dan angin.Fenomena saat ini pemerintah melalui BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) sedang mengkaji dan mensosialisaikan untuk pembuatan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) yang sangat bermanfaat untuk membangkitkan energi dalam negeri tetapi terdapat kelemahan pada PLTN yaitu rawannya keamanan bila terjadi kerusakan atau kebocoran, seperti contoh PLTN Fukushima Jepang dampak radiasianya sangat berbahaya untuk makhluk hidup. Padahal Indonesia adalah salah satu negara yang rawan akan bencana alam sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan sangat besar.Pemerintah belum juga melirik potensi yang begitu besar yang terpampang di depan mata pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan masyarakat sekitar yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam. Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan baling-baling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik (http://www.litbang.esdm.go.id). Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid. Saat ini di pesisir-pesisir Indonesia masih banyak di temukan daerah yang tidak teraliri listrik, karena letak geografisnya yang terlalu jauh sehingga dana yang harus di keluarkan begitu banyak, padahal kawasan pesisir sangat berpotensi sekali karena angin selalu berhembus setiap harinya sehingga bila di terapkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin maka tidak akan ada lagi kawasan yang tidak teraliri listrik karena setiap kawasan sudah mempunyai Pembangkit Listiknya sendiri. Di Indonesia sendiri saat ini baru ada dua PLT Angin yang di buat yaitu di Papua dan Sulawesi Selatan. Tempat tersebut memang potensial untuk di buatnya PLT Angin, kita hitung saja porsentasi kawasan pesisir Indonesia. Sudah dapat dipastikan setiap pesisir pasti memiliki hembusan angin meskipun karaktersitiknya berbeda-beda tetapi tetap berpotensi untuk di buat menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Angin, seperti yang di terapkan oleh negara-negara maju di Eropa mereka memangsang baling-baling di setiap pinggir pantai tanpa harus menghilangkan keindahal alam tersebut.Bila setiap pesisir pantai di pasangi baling-baling reaktor Pembangkit Listrik maka sudah dapat di pastikan energi masa depan Indoensia akan aman tanpa harus khawatir kekurangan energi terutama energi listrik dan semua kawasan dalam Nusantara ini di terangi oleh lampu karena reaktor-reaktor tersebut berada di pesisir yang nota bene saat ini banyak yang belum teraliri listrik.Dengan PLT Angin maka Sabang Sampai Merauke dan Miangas Sampai Pulau Rote aka di terangi oleh lampu yang begitu indah dan energi masa depan Indonesia terjamin karena SDA tersbut sangat banyak dan mudah untuk di manfaatkan, sehingga bangsa kita akan berdaulat dalam bidang energi.Referensi : http://www.esdm.go.id

Jakarta, GEO ENERGI - Manajer Wind Hybrid Power Generation Project (WhyPGen), Soeripno Martosaputro, mengatakan Indonesia kaya akan sumber energi terbarukan, terutama angin. "Kalau kita bisa manfaatkan, pasokan energi listriknya sangat potensial," ungkapnya, seperti dikutip Tempo, Kamis (19/12).WhyPGen adalah proyek energi tenaga angin Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bekerja sama dengan United Nations Development Programme. Proyek ini adalah satu di antara sejumlah program penggunaan energi terbarukan di Indonesia.Dalam peta energi angin yang dipantau 3TIER, lembaga konsultan energi terbarukan, kecepatan angin di beberapa wilayah Indonesia sekitar 3-9 meter per detik, cukup kuat untuk memutar bilah turbin angin. Sebaran lokasi potensial berada di sisi selatan Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, dan bagian selatan Sulawesi. Laporan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional menyebutkan ada sekitar 130 situs di Indonesia yang layak dijadikan ladang pembangkit angin.Potensi energi listrik Indonesia yang bisa dihasilkan pembangkit tenaga angin sebenarnya bisa mencapai 9,2 Gigawatt (GW). Proyek WhyPGen sendiri saat ini baru memiliki pembangkit dengan kapasitas terpasang 9,4 Megawatt (MW). Tapi mereka berani memasang target untuk membangkitkan energi listrik sebesar 18 GW per tahun.Beberapa negara di Eropa, seperti Jerman, Belgia, Belanda, Swedia, dan Perancis, bahkan sudah menggunakan turbin angin raksasa Enercon E-126. Turbin setinggi 135 meter dengan rotor berdiameter 126 meter ini mampu menghasilkan energi listrik sebesar 7,6 MW per unit. Namun, teknologi ini tergolong mahal. Harga satu turbin kapasitas 2 MW mencapai Rp 48 miliar.Untuk mengatasi biaya tinggi, adalah dengan membangun pembangkit hibrida, yang menggabungkan tenaga angin dengan energi jenis lain seperti energi surya, air, dan diesel. Indonesia sudah memulai proyek energi terbarukan tenaga angin dengan membangun satu pembangkit listrik di Nusa Penida, Bali, pada 2007. Pembangkit tersebut menggunakan mesin diesel sebagai cadangan energi.

[JAKARTA] Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) perlu digenjot. Pemanfaatan energi angin di Indonesia juga perlu dioptimalkan. Dari 160 titik yang terukur kecepatan anginnya, diperkirakan 35-40 titik di Indonesia punya potensi kecepatan rata-rata per tahun di atas 5 meter per detik.

Untuk itulah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) menjalankan proyek Wind Hybrid Power Generation (WHyPGen) Market Development Intiatives.

Proyek hibah yang didanai oleh Global Environmental Facility (GEF) ini bertujuan mendorong komersialisasi pembangkit listrik hibrid on-grid berbasis energi angin.

Hibrid dapat diimplementasikan antara pembangkit listrik tenaga angin atau bayu dengan diesel, mikrhidro, surya, biomas, atau pun EBT lainnya.

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar mengatakan cadangan energi fosil yang semakin menipis membuat Indonesia yang dulunya mengekspor energi kini menjadi negara mengimpor energi. Diperkirakan tahun 2030 konsumsi minyak pun akan naik 3 kali lipat.

"Jika tahun 2030 tidak ada perubahan pola kebijakan subsidi, maka subsidi untuk minyak akan mencapai Rp 3000 triliun," katanya di Jakarta, Selasa (14/5) di sela MoU antara WHyGen dan beberapa mitra dalam rangkaian kegiatan WHyPGen Project Board Meeting.

Dalam pelaksanaan proyek WHyPGen BPPT tidak berjalan sendirian. Sejumlah mitra seperti Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Keuangan, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) serta Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia turut dilibatkan sebagai anggota dari Project Board untuk proyek ini.

Marzan menambahkan target utama proyek WHyPGen yang sudah dimulai tahun 2012 dan berlangsung hingga 2015 adalah pembangkit listrik berbasis energi listrik berbasis teknologi WHyPGen sebesar 18,115 GWh setara dengan pengurangan emisi CO2 sebesar 16.050 metric ton dari aplikasi terpasang 9,4 Megawatt (MW).

"Saat ini WHyPGen telah memetakan potensi energi angin di 8 lokasi yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Banten, Yogyakarta, Jawa Barat dan Bali. Teridentifikasi NTT memiliki potensi angin yang cukup bagus dengan kapasitas 50 MW dan Banten 100 MW," paparnya.

Ia pun berharap adanya kegiatan WHyPGen bisa menggenjot pemanfaatan energi angin yang saat ini tergolong lambat. Pembangkit listrik bertenaga angin yang baru dimanfaatkan hanya 2 MW, itu pun hanya hasil uji coba penelitian.

CEO PT Viron Energy Poempida Hidayatullah berharap agar pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia tidak dikuasai asing.

Ia pun mengungkapkan segera adanya feed in tarif sehingga investor tertarik. Feed in tarif ini pun harus bisa terjangkau oleh konsumen dalam negeri. [R-15]