POLIETILENA (PE)

8

Click here to load reader

description

MATERI

Transcript of POLIETILENA (PE)

Page 1: POLIETILENA   (PE)

POLIETILENA

Polietilena (disingkat PE) (IUPAC: Polietena) polimer yang terdiri dari rantai panjang

monomer etilena (IUPAC: etena). Di industri polimer, polietilena ditulis dengan singkatan PE,

perlakuan yang sama yang dilakukan oleh Polistirena (PS) dan Polipropilena (PP).

Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. Dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda.

Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa diproduksi melalu

proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau

polimerisasi adisi kationik. Setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.

Sifat fisika dari polietilen yaitu Termoplastik.Termoplastik Merupakan jenis plastik yang

bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Bahan ini juga dikategorikan

sebagai plastic komoditas diantaranya sifat mekanik tidak terlalu bagus, tidak tahan panas

aplikasinya seperti barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman.

Berdasarkan jumlah rantai karbonnya 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll). Jika

polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan strukturnya, yang pada

umumnya akan terjadi perubahan sifat-sifat fisisnya. Perubahan sifat- sifat fisis yang paling

menonjol, adalah terjadinya pembentukan ikat silang. Sejalan dengan pembentukan ikat silang,

beberapa informasi yang dapat diperoleh, yaitu :

1.      Harga Derajat kristalinitas, yang diuji dengan difraksi sinar-x.

2.      Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500.

3.      Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40.

Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang, lebih ditekankan pada permasalahan

yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan tarik dan titik leleh.

A.    Jenis dan cara produksi

      Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan member

hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilen. Polimerisasi

etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.

      Yang digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan medium dan tekanan rendah

oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing – masing menjadi polietilen masa jenis rendah

(LDPE) dengan massa jenis 0,910 – 0,926, polietilen massa jenis medium (MDPE) dengan

massa jenis 0,941 – 0,965, menurut massa jenisnya, karena sifat – sifatnya erat hubungannya

dengan massa jenisnya (kristalinitas). Termasuk polipropilen yang semua disebut polyolefin.

Sebagai tambahan, semuanya adalah polietilen dengan berat molekul rendah (1.000 – 12.000),

polietilen dengan berat molekul sangat tinggi (1 – 4 juta) demikian juga polietilen yang

dikopolimerkan, polietilen yang diikat silangkan dan polietilen dibusakan.

Page 2: POLIETILENA   (PE)

Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis polietilen yang diklasifikasikan

berdasarkan kepadatan dan percabangan molekulnya.

1)       Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight polyethylene)

(UHMWPE)

UHMWPE adalah polietilena dengan massa molekul sangat tinggi, hingga jutaan. Biasanya

berkisar antara 3.1 hingga 5.67 juta. Tingginya massa molekul membuat plastik ini sangat kuat,

namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang menjadi struktur kristal tidak efisien dan

memiliki kepadatan lebih rendah dari pada HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan teknologi

katalis, dan katalis Ziegler adalah yang paling umum. Karena ketahanannya terhadap

penyobekan dan pemotongan serta bahan kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi yang luas.

UHMWPE digunakan sebagai onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian yang bergerak

dari mesin pemutar, roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti peluru, dan sebagai

implan pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.

2)       Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) (HDPE)

HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE

memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang

sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, katalis

Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. HDPE digunakan sebagai bahan pembuat botol susu,

botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa air, dan tempat sampah.

3)       Polietilena cross-linked (Cross-linked polyethylene) (PEX atau XLPE)

PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki sambungan

cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur tingi meningkat seperti

juga ketahanan terhadap bahan kimia.

4)       Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene) (MDPE)

MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.926–0.940 g/cm3. MDPE bisa diproduksi dengan

katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE memiliki

ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE biasa digunakan pada pipa gas.

5)       Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene) (LDPE)

LDPE dicirikan dengan densitas 0.910–0.940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap

percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur kristal.

Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang rendah. Ini

mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi dengan

polimerisasi radikal bebas.

6)       Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density polyethylene) (LLDPE)

LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.915–0.925 g/cm3. LLDPE adalah polimer linier

dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup signifikan. Umumnya dibuat

dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1-butena, 1-heksena, 1-oktena,

Page 3: POLIETILENA   (PE)

dan sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil yanglebih tinggi dari LDPE, dan memiliki

ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.

7)       Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE)

VLDPE dcirikan dengan densitas 0.880–0.915 g/cm3. VLDPE adalah polimer linier dengan

tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi

etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.

B. Pembentukan Polietilena (Polietena)

     Monomer polietilena adalah etilena (etena), CH2 ═  CH2.

 

     H     H    H    H     H     H                  H   H   H    H    H    H            

      │    │     │    │     │     │                  │    │   │    │     │    │

      C ═ C  +  C ═ C  +  C ═ C  +  ....→   ─ C ─ C ─ C ─         C ─ C ─ C ─

      │    │     │    │     │     │                  │    │    │    │    │    │

      H    H    H    H     H     H                  H    H   H    H    H    H

 

      Reaksi dapat disederhanakan menjadi :

                       n CH2 ═ CH2   →  (─ CH2 ─ CH2 ─ )n

C.     Sifat – Sifat Polieten

      Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi. Karena itu

sifat – sifatnya serupa dengan sifat parafin. Terbakar kalau dinyalakan dan menjadi cair, menjadi

rata kalau dijatuhkan di atas air.

(1)   Hubungan dengan massa jenis

            Dengan cara polimerisasi etilen yang berbeda didapat struktur molekul yang berbeda

pula. Pada polietilen massa jenis rendah, molekul – molekulnya tidak mengkristal secara baik

tetapi mempunyai banyak cabang. Di pihak lain, polietilen tekanan rendah kurang bercabang dan

merupakan rantai lurus, karena itu massa jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara baik

sehingga mempunyai kristalinitas tinggi. Karena kristal yang terbentuk baik itu mempunyai gaya

antar molekul kuat, maka bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik lunak yang

tinggi pula.

(2)   Hubungan dengan berat molekul

            Sifatnya cukup berubah oleh perubahan massa jenis. Kalau massa jenis (kristalinitas)

sama, sifat – sifat mekanik dan mampu olahnya berbeda menurut ukuran molekul. Karena berat

molekul kecil, kecairannya pada waktu cair lebih baik, sedangkan ketahanan akan zat pelarut dan

Page 4: POLIETILENA   (PE)

kekuatannya menurun. Polietilen pada suhu tetap 190°C diekstruksi melalui lubang dengan

diameter 2,1 mm dan panjang 8 mm, memberikan 2161 g selama 10 menit. Jumlah yang

terekstruksikan dalam gram adalah indeks cair.

(3)   Sifat – sifat listrik

            Polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat – sifat listrik yang baik.

Terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai sebagai bahan isolasi

untuk radar, TV dan berbagai alt komunikasi. Akan mempunyai sifat lebih baik lagi jika massa

jenisnya lebih tinggi.

(4)   Sifat – sifat kimia

            Polietilen adalah bahan polimer yang sifat – sifat kimianya cukup stabil tahan berbagai

bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat. Polietilen larut dalam hidrokarbon aromatik dan

larutan hidrokarbon yang terklorinasi di atas suhu 70°C, tetapi tidak ada pelarut yang dapat

melarutkan polietilen secara sempurna pada suhu biasa. Karena bersifat non polar, polietilen

tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap. Perlu perlakuan tambahan tertentu seperti

oksidasi pada permukaan atau pengubahan struktur permukaannya oleh sinar elektron yang kuat.

Kalau dipanaskan tanpa berhubungan dengan oksigen, hanya mencair sampai 300°C, kemudian

terurai karena termal jika melampaui suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan dengan disertai

adanya oksigen akan teroksidasi walaupun baru 50°C. Karena polietilen lemah terhadap sinar

UV, bahan anti oksida seperti turunan naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti serbuk

karbon, bensofenon, ester asam salisil, dicampurkan untuk memperbaiki ketahanan UV, perlu

menjadi perhatian karena polietilen akan retak di bawah pengaruh tegangan apabila berhubungan

dengan berbagai surfaktan, minyak mineral, alkali, alcohol, dsb.

(5)   Permeabilitas gas

            Film polietilen sangat sukar ditembus air, tetapi mempunyai permeabilitas cukup tinggi

terhadap CO2, pelarut organic, parfum, dsb. Polietilen massa jenis tinggi kurang permeabel

daripada polietilen dengan massa jenis rendah.

D.     Polietilen Keperluan Khusus

(1)   Polietilen berat molekul rendah (1.000 – 12.000)

            Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas pada suhu sampai bahan dengan titik

cair 100°C tergantung pada massa jenis dan berat molekulnya. Dipergunakan untuk memperbaiki

mampu cetak dengan mencampur atau dipakai untuk membuat kertas tahan air, kain tanpa

tenunan, pelapis, dan seterusnya dengan jalan pelapisan. Dipakai juga untuk membebaskan

cetakan, permolisan, dsb.

(2)   Polietilen berat molekul sangat tinggi (1 – 4 juta)

            Bahan ini sukar untuk diolah karena kecairannya yang buruk, walaupun agak lunak

dengan meningkatnya suhu. Tetapi bahan ini mempunyai ketahanan impak yang baik, ketahanan

Page 5: POLIETILENA   (PE)

abrasi sangat baik, mempunyai sifat mekanik yang baik dan pemelaran yang kecil pada suhu

sekitar 100°C.

(3)   Polietilen berikatan silang

            Jika secara antar molekul diikat silangkan oleh penyinaran sinar radioaktif, energy tinggi

seperti dengan sinar elektron, sinar beta, sinar gama, dan seterusnya, kekuatan tarik, ketahanan

retak – tegangan menjadi lebih baik dan titik lunaknya meningkat (250°C).

(4)   Polietilen busa

            Jika polietilen diikat silangkan dan dibusakan, massa jenisnya bervariasi dari daerah yang

cukup lebar. Maka bahan ini dapat dipergunakan untuk isolasi dan bahan akustik. Bahan busa

rendah dipakai sebagai pengganti bahan kayu.

E.    Rumus Kimia

Rumus monomer dari polietilena, n menunjukkan bahwa polimer dari etena.

F.     Masalah lingkungan

Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang amat serius.

Polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegradasi oleh alam, membutuhkan waktu

ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya secara efisien.

Pada bulan Mei tahun 2008, Daniel Burd, remaja Kanada berusia 16 tahun, memenangkan

Canada-Wide Science Fair di Ottawa setelah menemukan Sphingomonas, tipe bakteri yang

mampu mendegradasi polietilena. Bersama bakteri Pseudomonas, bakteri itu mampu

mendegradasi lebih cepat.