PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI · PDF fileLaboratorium Farmakologi dan...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI UJI · PDF fileLaboratorium Farmakologi dan...
UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA
(Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN
PLETHYSMOMETER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan Oleh:
Laurensius Danang Wicaksana
NIM : 128114160
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA
(Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS
TERINDUKSI KARAGENIN MENGGUNAKAN
PLETHYSMOMETER
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan Oleh:
Laurensius Danang Wicaksana
NIM : 128114160
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“No poison can kill a positive thinker and no medicine can heal a
negative thinker”
“Laughing is the best medicine, unless with no reason, therefore you
need a medicine”
Kupersembahkan skripsi ini untuk :
Tuhan Yesus Kristus
Orang tua dan keluargaku
Sahabat-sahabat terbaikku
Teman seperjuanganku dalam penyusunan skripsi
Teman-teman seperjalanan kuliah
Almamater Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
selama proses penelitian hingga terselesaikannya naskah skripsi yang berjudul “UJI
EFEK ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERBA BARU CINA(Artemisia
vulgaris L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN MENGGUNAKAN PLETHYSMOMETER”. Merupakan
anugerah yang tidak ternilai penulis bisa memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.).
Banyak rintangan dan masalah dalam setiap saat yang dihadapi penulis dari
awal hingga akhir penyusunan naskah skripsi ini. Berkat bimbingan, bantuan,
dukungan dan doayang tulus dari berbagai pihak yang diberikan secara langsung
ataupun tidak langsung kepada penulis, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. drh. Sugiyono, M. Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan masukan serta pengarahan selama penelitian dan penyusunan
naskah skripsi ini.
2. Ipang Djunarko, M. Sc., Apt. dan Yohanes Dwiatmaka, M. Si.sebagai dosen
penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun demi
penyelesaian penelitian dan naskah skripsi ini.
3. Prof. Soegihardjo, M. Sc., Apt., selaku dosen pembimbing terdahulu yang
telah membimbing penulis.
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan berdoa untuk
penulis.
5. Abed, Satrio dan Mike sebagai teman seperjuangan yang telah bersama-
sama berjuang untuk menyelesaikan penelitian.
6. Teman-teman farmasi 2012 khususnya kelas FST B 2012 atas kebersamaan,
canda tawa, pengalaman dan dukungan untuk penulis selama menjalani
kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
PRAKATA ........................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................................... xi
ABSTRACT .................................................................................................................... xii
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 7
KESIMPULAN ............................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22
LAMPIRAN .................................................................................................................... 25
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................................... 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cina (n=5) .......................................................................................................... 11
Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cina .................................................................................................................... 12
Tabel 3. Persen (%) penghambatan inflamasi uji efek antiinflamasi pada
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis
dekokta herba baru cina .................................................................................... 13
Tabel 4. Persen (%) potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga
peringkat dosis dekokta herba baru cina ........................................................... 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek antiinflamasi
pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina ...................................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Surat Keaslian Simplisia Tanaman Herba Baru Cina pada Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 26
Lampiran 2. Surat Etichal Clearance Uji Efek Antiinflamasi Dekokta Herba Baru
Cina ............................................................................................................ 27
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi
Dekokta Herba Baru Cina .......................................................................... 28
Lampiran 4. Hasil Analisis Statistik Transform AUC dari Kelompok Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 29
Lampiran 5. Hasil uji ANOVA Transform AUC dari Kelompok Uji Antiinflamasi
Dekokta Herba Baru Cina .......................................................................... 30
Lampiran 6. Hasil uji Post Hoch Transform AUC dari Kelompok Uji
Antiinflamasi Dekokta Herba Baru Cina ................................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRAK
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang
merusak. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada gastrointestinal
seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, perforasi atau pendarahan pada
lambung atau duodenum. Tanaman baru cina memiliki kandungan flavonoid yang
tinggi yang dapat digunakan sebagai agen antioksidan dan antiinflamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dekokta herba baru cina (Artemisia
vulgaris L.) sebagai antiinflamas dan dosis dekokta herba baru cina yang dapat
digunakan sebagai agen antiinflamasi terhadap udema pada kaki mencit terinduksi
karagenin.
Mencit betina galur Swiss berjumLah 25 ekor dibagi kedalam 5 kelompok
masing-masing 5 ekor mencit. Kelompok I diberikan perlakuan pemberian
aquadest 0,5 mL (kontrol negatif); kelompok II diberikan perlakuan pemberian
kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif); kelompok III, IV
dan V diberikan perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis
masing-masing 1,12 mg/kgBB;1,68 mg/kg BB;2,24 mg/kgBB. Perlakuan pada
setiap kelompok dilakukan secara peroral dengan menggunakan kanul.Setelah 15
menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit dilakukan injeksi
karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit kemudian diukur dengan
plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Data volume udema yang didapat digunakan untuk menghitung persen
penghambatan inflamasi dan dianalisis dengan uji One way ANOVA secara
statistik dengan menggunakan program SPSS for Windows.
Dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB; 1,68 mg/kg BB; 2,24
mg/kgBB memiliki persen penghambatan inflamasi masing-masing sebesar
72,79%; 99,32%; 140,82%. Berdasarkan hasil yang didapat, disimpulkan
bahwadekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi pada ketiga
peringkat dosis dekokta herba baru cina.
Kata kunci : Antiinflamasi, dekokta, herba baru cina, Artemisia vulgaris L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Inflammation is a normal protective response to tissue injury caused by
physical trauma, chemical or microbiological substances that damage. The use of
long-term NSAIDS have gastrointestinal effects such as dyspepsia and abdominal
pain, perforation, or bleeding in the stomach or duodenum. Baru cina plant
(Artemisia vulgaris L.)has a high flavonoid content that can be used as an
antioxidant and anti-inflammatory agent. This study aims to determine the effect
of the baru cina herb decoction as anti-inflammatory and the dose that can be used
as an anti-inflammatory agent to mice induced carrageenaan.
Swiss female mice strains amount to 25 were divided into five groups
each of 5 mice. The first group was given treatment administration of 0.5 mL of
distilled water (negative control); the second group was given treatment at a dose
of diclofenac potassium administration of 9.1 mg / KgBW (positive control);
group III, IV and V are given a new herbal treatment dekokta Award china with
each dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW. Treatment in
each group carried out orally using kanul.Setelah 15 minutes giving treatment to
each group of mice injections karagenin 3% in subplanar. Edema in the legs of
mice and then measured with plethysmometer and recorded starting at 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, and 10. Data edema volume obtained is used to calculate the
percent inhibition of inflammation and calculated statistically by using SPSS for
Windows.
Baru cina herb decoction dose of 1.12 mg / kgBW; 1.68 mg / kgBW;
2.24 mg / kgBW had a percent inhibition of inflammatory respectively by
72.79%; 99.32%; 140.82%. Based on the results obtained, it was concluded that
the baru cina herbs decoctionhave anti-inflammatory activity at dose of 1.12 mg /
kgBW; 1.68 mg / kgBW; 2.24 mg / kgBW.
Keyword : Antiinflamatory, decoction, baru cina herb, Artemisia vulgaris L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia atau zat-zat mikrobiologi yang
merusak (Mycek et al., 2001). Salah satu cara penanganan inflamasi adalah
dengan menggunakan Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Golongan
OAINS populer dengan menghambat sistem enzim sikkooksigenase maupun
lipooksigenase intraseluler, yang nantinya akan berpengaruh pada respon
inflamasi yang terjadi dan menurunkan produksi berbagai
komponenprostaglandin. Penggunaan OAINS jangka panjang memiliki efek pada
gastrointestinal seperti dispepsia dan rasa nyeri pada abdomen, tidak jarang terjadi
perforasi atau pendarahan pada lambung atau duodenum (Fizgerald and Patrono,
2001). Variasi obat antiinflamasi kini telah ada banyak macamnya, namun masih
jarang ditemui obat-obatan herbal untuk antiinflamasi. Oleh karena itu perlu dicari
pengobatan alternatif untuk melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan
peradangan menggunakan obat yang berasal dari tumbuhan.
Salah satu tumbuhan yang banyak digunakan karena mengandung zat aktif
yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit adalah tumbuhan baru cina atau rumput
santa maria (Artemisia vulgaris L.). Tanaman ini bisa digunakan sebagai
antiinflamasi, analgesik, dan antikanker (Dalimartha, 2003). Tanaman baru cina
banyak mengandung senyawa-senyawa sesquiterpene lactone, terutama dalam
daunnya. Diantara senyawa-senyawa tersebut adalah santonin, ertemisin, vulgarin
dan teuremisin. Daun dan bunga terdapat minyak atsiri yang berwarna kuning.
Akar juga mengandung minyak atsiri (Anonim, 1978). Baru cina juga
mengandung aesculectin, aesculin, scopuletin, coumarin, carotenoid, borneol,
dan champor (Bisset, Grainger, and Max, 2001). Salah satu kandungan utama
dalam tanaman baru cina adalah kuersetin, yang diketahui memiliki aktifitas
biologis sepertiagen antiinflamasi dan antioksidan (Nikolova, Velickovic, 2007).
Kuersetin memiliki kelarutan yang sedikit larut dalam air (IARC, 1995).
Peningkatan suhu air dapat meningkatkan kelarutan kuersetin dalam air (Srinivas,
2010). Obat tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia
telah, terutama untuk mengobati efek-efek inflamasi. Masyarakat biasa membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
obat tradisional dengan cara merebus bahan-bahan alam. Cara ini mirip dengan
cara pembuata sediaan farmasi yaitu infusa dan dekokta. Perbedaan dari
keduannya adalah lama pemanasan. Infusa dibuat dengan pemanasan selama 15
menit, sedangkan dekokta selama 30 menit. Perbedaan lama pemanasan akan
mempengaruhi kandungan dari sediaan itu sendiri. Pemanasan yang lebih lama
pada dekokta diharapkan dapat menyari senyawa yang lebih banyak dan lebih
baik digunakan untuk senyawa-senyawa yang sukar larut dalam air. Dengan
pembuatan sediaan dekokta diharapkan dapat menyari senyawa kuersetin
sehingga dapat menimbulkan efek antiinflamasi.
Penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada tahun 2013 mengenai
efek antiinflamasi ekstrak metanol daun baru cina pada tikus dengan metode
cotton pellet granuloma menunjukkan adanya penghambatan inflamasi secara
signifikan dengan dosis 400 mg/kgBB. Namun aktivitas antiinflamasi dalam
dekokta baru cina belum diteliti secara ilmiah. Peneliti memilih menggunakan
dekokta karena merupakan sediaan yang umum digunakan oleh masyarakat, dan
untuk membandingkan dengan penelitian Afsar, Rajesh, Venu, dan Raveesha pada
tahun 2013 apakah penggunaan dekokta tetap memberikan efek
antiinflamasi.Berdasar latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menguji
efek antiinflamasi dari dekokta herba baru cina terhadap edema pada kaki mencit,
untuk mengetahui efek antiinflamasinya dan dosisnya yang dapat memberikan
efek antiinflamasi.
METODE PENELITIAN
Jenis dan rancangan penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian
eksperimental murni dengan rancangan pola acak searah. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, dan Laboratorium Farmakognosi
Fitokimia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex-
Germany), timbangan mencit, timbangan analitik, kandang mencit, tempat air
minum dan makan mencit, plethysmometer ugo basile 7141, kanul peroral dan
injeksi perkutan, corong Buchner, rotary evaporator.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, cairan
fisiologis, NaCl, kalium deklofenak, serbuk simplisia herba baru cina yang di beli
di Merapi Farma, mencit betina galur swiss umur 2-3 bulan dengan berat 20-30
gram sebanyak 25 ekor yang dibeli di LPPT UGM, karagenin yang dibeli dari
Laboratorium FMIPA UII.
Prosedur
1. Pembuatan dekokta herba baru cina
Serbuk simplisia herba baru cina diukur kadar airnya dengan moisture
belance hingga didapatkan kadar air kurang dari 10%. Serbuk kemudian diayak
dengan ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Serbuk yang
lolos ayakan nomor 40 tetapi tidak lolos ayakan nomor 50 ditimbang sebanyak 10
gram dipanaskan dalam 100 mL aquadest selama 30 menit pada suhu 90°C.
Kemudian campuran tersebut diperas menggunakan kain flannel dan ampasnya
dibilas dan diperas kembali menggunakan aquadest hingga didapatkan cairan
dekokta herba baru cina sebanyak 100 mL.
2. Pembuatan kalium diklofenak
Serbuk kalium diklofenak 0,5 gram dilarutkan dalam aquadest 100 mL
hingga diperoleh konsentrasi 0,5%.
3. Penentuan dosis
Dosis dekokta ditentukan dengan mengoptimasi dosis pada penelitian
sebelumnya yang diberikan pada tikus dengan berat badan 200 gram akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dikonversikan kedalam dosis mencit 20 gram dan volume pemberian maksima
l0,5mL. Dosis pada tikus = 400 mg/ kgBB dikonversikan dalam dosis mencit
berdasarkan D. R. Laurance dan A. L. Bacharach : 400 x 0,14 = 0,56 mg/kgBB.
Dosis ini dioptimasi menja\di 1,12 mg/kgBB dijadikan dosis rendah (kelompok
perlakuan III). Untuk dosis tinggi (kelompok perlakuan V) diambil 2 x dosis
kelompok perlakuan III yaitu 2,24 mg/kgBB, dan dosis tengah (kelompok
perlakuan IV) diambil diantara dosis kelompok perlakuan III dan V yaitu 1,68
mg/kgBB.
Dosis karagenin 3%. Dosis karagenin 3% dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut.
(
)
⁄
Dosis kalium diklofenak. Dosis kalium diklofenak untuk manusia adalah
50 mg untuk berat badan 50 kg, maka dosis untuk manusia 70 kg adalah sebesar
70 mg. Konversi dosis dari manusia 70 kg ke menit 20 g adalah sebesar 0,0026.
Perhitungan dosisnya sebagai berikut.
Dosis = 70 mg x 0,0026
= 0,182 mg/ 20 gBB mencit
= 9,1 mg/kg BB mencit
4. Pembuatan larutan karagenin 3%
Larutan karagenin sebagai zat penginduksi udema dibuat dengan cara
melarutkan 0,3 gram karagenin dalam larutan NaCl fisiologis (0,9 %) hingga
volume 10 mL pada labu takar 10 mL.
5. Pembuatan edema
Karagenin 3% dosis 75 mg/Kg BB diinjeksikan secara subplantar
(dibawah kulit telapak kaki) pada kaki mencit yang sebelumnya dibersihkan
dengan menggunakan alkohol 70 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
6. Pengujian efek antiinflamasi
Mencit berjumlah 25 ekor dibagi dalam 5 kelompok perlakuan. Semua
mencit diaklimasi selama 1 minggu. Perlakuan pada setiap kelompok dilakukan
secara peroral dengan menggunakan kanul. Kelompok I diberi perlakuan
pemberianaquadest 0,5 mL (kontrol negatif);kelompok II diberi perlakuan
pemberian kalium diklofenak dengan dosis 9,1 mg/KgBB (kontrol positif);
kelompok III diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina dengan dosis
1,12 mg/kgBB; kelompok IV diberi perlakuan pemberian dekokta herba baru cina
dengan dosis 1,68 mg/kg BB; kelompok V diberi perlakuan pemberian dekokta
herba baru cina dengan dosis 2,24 mg/kgBB. Dekokta herba baru cina
dihomogenkan terlebih dahulu dengan cara mengocoknya agar senyawa yang
tekandung didalamnya tercampur merata.
Setelah 15 menit pemberian perlakuan pada setiap kelompok mencit
dilakukan injeksi karagenin 3% secara subplanar. Udem pada kaki mencit
kemudian diukur dengan plethysmometer dan dicatat mulai dari jam ke-0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
7. Penentuan Persen Penghambatan Inflamasi (Persen Inhibisi)
Data volume udema yang didapat, kemudian digunakan untuk menghitung
luas area dibawah kurva (AUC) dengan metode trapezoid menggunakan rumus:
( ) ( ) ( )
( )
( ) ( ) ( )
( )
Keterangan :
( ) = rata-rata kelompok kontrol negatif
( ) = rata-rata kelompok kontrol positif
( ) = masing-masing hewan uji yang diberi senyawa uji
dosis sebesar n (Ikawaty, Asmara, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Untuk menghitung luas area dibawah kurva (AUC- Area Under Curve)
untuk setiap mencit pada setiap rentang waktu pengukuran dengan metode
trapezoid digunakan rumus :
(
) (
) (
)
Keterangan :
= Aera Under Curve dari jam ke-0 sampai jam ke-10
= besarnya tebal udem dari jam ke-0 sampai jam ke-10
= lamanya waktu pengukuran mulai dari jam ke-0 sampai
jam ke-10
Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik dengan
menggunakan Software SPSS 16.0 for Windows.
Data yang didapat kemudian dihitung digunakan untuk menghitung
persentase inhibisi radang sesuaiSu, Li, and Zhu (2011) sebagai berikut:
Vt = AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok
perlakuan dekokta dan kalium diklofenak
Vc = AUC rata-rata volume udema kaki mencit pada kelompok
kontrol negatif
8. Analisis Statistik
Data tebal udem yang didapatkan diuji dengan Saphiro-Wilk untuk
mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian
antar kelompoknya sebagau syarat analisis parametrik. Apabila didapat distribusi
data yang normal maka analisis dilanjudkan dengan analisis pola searah (One Way
ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan setiap
kelompok perlakuan. Kemudian dilakukan uji Scheffe untuk melihat perbedaan
masing-masing antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak
bermakna (tidak signifikan) (p>0,05). Namin jika distribusi data yang didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tidak normal, maka dilakukan analisis uji Kruskal Wallis untuk mengetahui
perbedaan aktivitas efek antiinflamasi antar kelompok. Kemudian dilanjudkan
dengan uji Mann Whitney untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok kelompok
bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).
Data dengan distribusi tidak normal dapat dinormalkan dengan mentransformasi
data tersebut menggunakan prosedur SPSS dengan fungsi log. Data yang memiliki
distribusu tidak normal setelah ditransformasi akan dilanjudkan dengan analisis
uji Kruskal Wallis (Dahlan, M.S., 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi dekokta
herba baru cina (Artemisia vulgaris L.) dan mengetahui dosis efektif dekokta
herba baru untuk menimbulkan efek antiinflamasi. Untuk mengetahui aktivitas
antiinflamasi dari dekokta herba baru cina, dilakukan pengujian menggunakan
metode induksi karagenin 3% pada kaki mencit betina galur Swiss umur 2-3
bulan. Volume udema kemudian diukur dengan plethismometer. Data yang
didapat dihitung dan dianalisis secara statistik. Kemudian dihitung persen inhibisi
inflamasinya. Inflamasi ditandai dengan terjadinya udema pada suatu bagian,
dalam penelitian ini adalah udema pada telapak kaki belakang mencit setelah
diinjeksi suspensi karagenin 3%. Senyawa yang memiliki aktifitas antiinflamasi
yaitu senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengurangi udema. Penelitian
ini meneliti adanya senyawa dengan aktivitas antiinflamasi dalam sediaan dekokta
herba baru cina.
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit betina galur
Swiss. Hewan uji yang digunakan memiliki keseragaman berat badan yaitu antara
20-30 gram dan keseragaman umur yaitu umur 2-3 bulan. Hal ini dilakukan untuk
memperkecil variabilitas biologis antar hewan uji yang digunakan sehingga bisa
memberikan respon yang sama (Yusuf, Agus, dan Ekardius, 2005). Sebelum
diberikan perlakuan, masing-masing hewan uji dipuasakan selama 12-24 jam dan
hanya diberikan minum air untuk menghindari kemungkinan adanya pengaruh
makanan terhadap kandungan bahan yang berefek pada zat uji yang bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mempengaruhi aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan sehingga bdapat
menyebabkan data yang bias.
Pengujian efek antiinflamasi dilakukan dengan membagi dua puluh lima
ekor mencit menjadi lima kelompok secara acak dengan lima ekor mencit pada
setiap kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif yang
diberikan aquadest sebagai pelarut sediaan dekokta herba baru cina sebelum
injeksi karagenin 3% sebagai penginduksi udema. Kelompok kedua diberikan
kalium diklofenak sebagai kontrol positif uji efek antiinflamasi dekokta herba
baru cina sebelum injeksi karagenin 3%. Kelompok ketiga, keempat, dan kelima
secara berturut-turut diberikan sediaan dekokta herba baru cina dengan dosis 1,12
mg/kgBB sebagai dosis paling rendah, sediaan dekokta herba baru cina dengan
dosis 1,68 mg/kgBB sebagai dosis tengah, sediaan dekokta herba baru cina
dengan dosis 2,24 mg/kgBB sebagai dosis paling tinggi. Perlakuan diberikan
secara peroral pada waktu 15 menit sebelum diberikan karagenin 3% sebagai
penginduksi udema.
Metode yang digunakan dalam uji efek antiinflamasi herba baru cina
dalam penelitian ini adalah metode pengukuran volume udema dengan
menggunakan pletismometer. Metode ini merupakan salah satu metode yang
sering digunakan selain metode pengukuran tebal udema dengan jangka sorong.
Metode ini relatif sederhana dan proses perlakuan, pengamatan, dan pengukuran,
hingga pengolahan hasil lebih objektif. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pletismometer yang digunakan untuk mengukur volume udema yang
dihasilkan. Sebelum digunakan, pletismometer dikalibrasi terlebih dahulu untuk
memastikan kelayakan, akurasi, dan presisi dari alat tersebut dalam melakukan
pengukuran.
Konsentrasi karagenin yang digunakan adalah 3% supaya didapatkan
penurunan yang terlihat signifikan atau mudah diamati tanpa merusak jaringan
pada kaki mencit agar pengamatan dan analisis hasil yang didapat bisa dilakukan
lebih mudah. Rentang waktu pemberian karagenin yaitu waktu jeda antara
pemberian zat uji secara peroral dengan pemberian injeksi karagenin secara
subplantar. Pada rentang waktu tersebut diharapkan zat uji telah terabsorbsi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dapat memberikan efek antiinflamasi secara optimal. Penginduksian udema
dengan menggunakan karagenin tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan kaki
mencit dan hanya menginduksi cedera sel sehingga sel yang cedera melepaskan
mediator yang mengawali proses inflamasi akut seperti histamin, serotonin,
bradikinin dan prostaglandin (Necas dan Bartosikova, 2013). Udema yang
terbentuk berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam setelah injeksi
karagenin. Lama waktu pengukuran udema 10 jam setelah pemberian karagenin.
Dosis kalium diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 gram adalah 9,1
mg/kgBB berdasarkan dosis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat
(Manurung, 2013).
Serbuk simplisia herba baru cina yang didapat dari Merapi Farma di ayak
pada ayakan nomor 40 dan dilanjutkan dengan ayakan nomor 50. Hal ini
dilakukan untuk menghomogenkan serbuk simplisia herba baru cina. Pengayakan
juga bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang ada didalam serbuk
simplisia, kotoran yang berukuran besar tidak akan tersaring pada ayakan nomor
40, sedangkan debu atau kotoran yang berukuran sangat kecil akan lolos ayakan
nomor 50. Serbuk yang didapat ditetapkan kadar airnya dengan moisture belance.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui serbuk yang digunakan telah memenuhi
persyaratan serbuk yang baik, yaitu kurang dari 10% (Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).
Dekokta herba baru cina dibuat dengan cara memanaskan serbuk simplisia
herba baru cina sebanyak 10 gram pada panci enamel (panci bertingkat) dengan
akuades sebanyak 100 mL. Panci bertingkat kemudian dipanaskan diatas heater
hingga suhu 90oC selama 30 menit sambil diaduk sesekali. Suhu didalam panci
harus dijaga agar tetap konstan dan tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan atau
suhu kamar dengan cara menutup panci selama pemanasan berlangsung.
Campuran disaring dengan menggunakan kain flanel selagi panas dan dibilas
ampasnya dengan air panas hingga didapatkan volume dekokta sebanyak 100 mL
dan didapatkan dekokta dengan konsentrasi 10%. Sediaan dekokta dibuat dengan
menggunakan penyari air agar senyawa-senyawa glikosida dan flavonoid yang
memiliki aktifitas antiinflamasi dapat tertarik lebih banyak kedalam sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sehingga dapat menghambat aktifitas inflamasi pada hewan uji yang telah
terinduksi karagenin 3%.Tiga tingkat dosis yang berbeda digunakan untuk melihat
keterkaitan dosis dengan efek antiinflamasi yang ditimbulkan dan melihat
tingkatan dosis yang paling efektif dalam memberikan efek antiinflamasi.
Pengukuran volume udema menggunakan plethysmometer dilakukan
dengan memberikan tanda pada pergelangan kaki mencit yang akan diukur. Hal
ini dilakukan agar pengukuran besar udema konsisten dan lebih valid. Efek
antiinflamasi ditunjukkan dengan penurunan volume udema pada kaki mencit tiap
satuan waktu setelah pemberian karagenin 3% secara subkutan yang digambarkan
dari peurunan nilai AUC (mL.jam), selain itu efek antiinflamasi juga dilihat dari
kemampuan penghambatan inflamasi masing-masing kelompok perlakuan
terhadap kontrol. Selisih volume udema kaki mencit menunjukkan adanya udema
dari pengukuran jam ke-0 hingga jam ke-10. Hasil ini digunakan untuk
menghitung luas area bawah kurva atau AUC dari setiap kelompok. Hasil yang
didapat kemudian digunakan untuk menghitung rata-rata AUC dari setiap
kelompok. Semakin besar nilai rata-rata AUCnya, maka semakin kecil penurunan
selisih volume udema kaki mencit. Maka dari itu diharapkan senyawa yang
diduga memiliki efek antiinflamasi memiliki nilai rata-rata AUC yang kecil dan
berbeda secara signifikan terhadap kontrol negatif. Data rerata AUC uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina yang didapatkan memiliki distribusi yang tidak
normal, sehingga ditransformasi dalam bentuk log untuk menormalkan data
tersebut. Hasil transformasi data rerata AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok
kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru
cinamemiliki nilai p>0,05 pada uji normalitas dan uji variansi sehingga dapat
diartikan bahwa data rerata transformasi AUC uji efek antiinflamasi pada
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta
herba baru cina memiliki distribusi data yang normal dan variansinya homogen.
Hasil rata-rata AUC pada setiap kelompok uji efek antiinflamasi dekokta herba
baru cina dapat dilihat pada Tabel I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel 1. Rata-rata AUC (mL.jam) uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina (n=5)
Kelompok Rata-rata AUC (X ± SE)
(mL.jam)
Nilai p
Kontrol negatif aquadest 0,842 ± 0,01558 0,290 (N)
Kontrol positif kalium
diklofenak dosis 9,1
mg/kg BB
0,724 ± 0,00716 0,315 (N)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
0,756 ± 0,01586 0,280 (N)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
0,725 ± 0,00954 0,065 (N)
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
0,676 ± 0,00742 0,611 (N)
Keterangan :
X = mean (rata-rata)
SE = standard error (SD/√ )
N = Distribusi data normal (p>0,05)
Hasil transformasi rata-rata AUC pada masing-masing kelompok uji
dianalisis statistik menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan hasil kelompok
uji antiinflamasi memiliki distribusi data normal dan variansi data homogen
dengan nilai p>0,05.Analisis dilanjutkan dengan analisis One Way ANOVA dan
didapatkan probabilitasnya 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan paling tidak
terdapat dua kelompok data yang mempunyai perbedaan rerata yang bermakna,
yang selanjutnya dilakukan analisis Post Hocmenggunakan uji LSD dengan
diperoleh nilai p<0,05 maka diartikan terdapat perbedaan rerata yang bermakna
antara dua kelompok data (Dahlan, 2008). Hasil analisis Post Hoc dapat dilihat
pada Tabel 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel 2. Hasil uji Post Hoc AUC uji efek antiinflamasi pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina
Kelompok Nilai p
Kontrol negatif aquadest
Kontrol positif diklofenak 0,001 (BB)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
0,010 (BB)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
0,001 (BB)
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
0,000 (BB)
Kontrol positif kalium
diklofenak dosis 9,1 mg/kg
BB
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
0,282 (TB)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
0,986 (TB)
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
0,082 (TB)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
0,289 (TB)
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
0,008 (BB)
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
0,079 (TB)
Keterangan:
BB = Berbeda bermakna (p<0,05)
TB = Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Hasil perhitungan AUC dari masing-masing kelompok digunakan untuk
menentukan persen penghambatan inflamasi. Persen (%) inhibisi inflamasi
didapatkan dengan membandingkan selisih rata-rata AUC kelompok kontrol
negatif dan AUC pada masing-masing kelompok perlakuan dengan rata-rata AUC
kontrol negatif. Persen inhibisi inflamasi dihitung untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan senyawa uji untuk menurunkan udema pada kaki belakang
mencit terinduksi karagenin 3% dibandingkan kelompok kontrol negatif. Rata-rata
persen inhibisi inflamasi pada setiap kolmpok uji dapat dilihat pada Tabel 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 3. Persen (%) penghambatan inflamasi uji efek antiinflamasi pada
kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat dosis dekokta
herba baru cina
Kelompok % inhibisi (%)
Kontrol negatif aquadest 0
Kontrol positif kalium
diklofenak dosis 9,1 mg/kg
BB
13,97
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
10,17
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
13,88
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
19,67
Dari hasil persen inhibisi inflamasi yang telah diperoleh pada kelompok
uji antiinflamasi kemudian dihitung nilai potensi relatif daya antiinflamasinya
(PRDA). Tujuannya adalah untuk membandingkan kemampuan bahan uji dalam
menghambat inflamasi terhadap kontrol positif. Persen PRDA didapatkan dari
hasil perbandingan antara persen penghambatan inflamasi kelompok perlakuan uji
antiinflamasi dengan kelompok kontrol positif kalium diklofenak. Hasil persen
PRDA masing-masing kelompok uji dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Persen (%) potensi relatif daya antiinflamasi (PRDA) uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina
Kelompok % PRDA (%)
Kontrol negatif aquadest 0,00
Kontrol positif kalium
diklofenak dosis 9,1 mg/kg
BB
100,00
Dekokta herba baru cina
dosis 1,12 mg/kgBB
72,79
Dekokta herba baru cina
dosis 1,68 mg/kgBB
99,32
Dekokta herba baru cina
dosis 2,24 mg/kgBB
140,82
Padakelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan injeksi aquadest
secara peroral dan injeksi karagenin 3% secara subkutan mengakibatkan udema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
lokal yang merupakan inflamasi akut. Besar udema pada masing-masing
kelompok dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan kurva volume udema tiap
satuan waktu pada masing-masing kelompok uji antiinflamasi (Gambar 1), terlihat
bahwa kelompok kontrol negatif yang diberikan aquadest dan diinjeksi karagenin
3% tidak terjadi penurunan udema yang signifikan dibandingkan dengan
kelompok uji lainnya dan menghasilkan besar udema yang paling tinggi.
Penurunan kecil volume udema yang terjadi disebabkan karena respon alami
tubuh terhadap inflamasi, berupa antioksidan endogen yang berupaya memulihkan
keadaan tubuh menjadi normal terhadap peradangan yang terjadi, namun respon
tersebut belum dapat mengatasi udema yang bisa dibandingkan dengan kelompok
uji lainnya. Fase awal terjadi pada beberapa jam pertama menunjukkan karagenin
telah melewati fase ini dengan merangsang keluarnya mediator prostaglandin
yang menyebabkan udema yanng bertahan hingga 10 jam pada fase akhir.
Karagenin mengakibatkan cidera sel sehingga mediator inflamasi akan dilepaskan
dan mengawali kejadian inflamasi akut. Karagenin menginduksi udema dengan 2
fase. Fase awal ditandai dengan pelepasan histamin dan serotonin dan fase kedua
ditandai dengan pelepasan prostaglandin yang akan meningkatkan COX. Setalah
pelepasan mediator inflamasi maka udema akan bertahan selama 6 jam dan
berangsur-angsur turun dalam waktu 24 jam (Suleyman dkk., 2004).
Gambar 1. Kurva volume udema (mL) terhadap waktu (jam) uji efek
antiinflamasi pada kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan ketiga peringkat
dosis dekokta herba baru cina
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Mea
n V
olu
me
Ud
ema
(ml)
Waktu (Jam)
Kontrol Ka Diklofenak
Kontrol Aquadest
DBC dosis 1,12 mg/kgBB
DBC dosis 1,68 mg/kgBB
DBC dosis 2,24 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Hasil pengujian terhadap nilai AUC pada setiap kelompok menunjukkan
bahwa pada kelompok kontrol negatif menghasilkan rata-rata AUC yang paling
besar yaitu 0,842 ± 0,01558 mL.jam. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok
kontrol negatif tidak memiliki efek antiinflamasi dan terlihat dari persen inhibisi
inflamasinya sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa karagenin dapat
menimbulkan inflamasi yang terjadi dengan penambahan volume udema pada
kaki mencit sedangkan pelarut aquadest yang dipakai untuk melarutkan kalium
diklofenak sebagai kontrol positif dan dekokta baru cina tidak memiliki efek
dalam menurunkan udema pada kaki mencit atau tidak memiliki efek
antiinflamasi.
Pada kelompok kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak, rata-rata
AUC yang dihasilkan adalah sebesar 0,724 ± 0,00716 mL.jam, yang relatif kecil
dibandingkan kelompok uji kontrol negati, dekokta herba baru cina dosis 1,12
mg/kgBB, dan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB. Namun lebih besar
dari nilai rata-rata AUC dari kelompok uji dekokta herba baru cina dosis 2,24
mg/kgBB. Nilai persen inhibisi inflamasi pada kelompok kontrol positif adalah
sebesar 13,97% dan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kontrol negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kalium diklofenak telah terbukti memiliki
potensi penghambatan inflamasi. Kalium diklofenak merupakan obat
antiinflamasi non steroid (OAINS) yang memiliki efek menurunkan udema yang
terbentuk akibat induksi karagenin. Mekanisme diklofenak meliputi reduksi
sintesis prostaglandin dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX).
Kemampuan sediaan dekokta herba baru cina dalam memberikan efek
antiinflamasi dapa dilihat dengan adanya penurunan volume udema pada kaku
mencit yang ditunjukkan dengan penurunan rata-rata nilai AUC (mL.jam),
peningkatan persen inhibisi inflamasi, dan persen potensi relatif daya
antiinflamasi.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB dapat
memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,756 ± 0,01586 mL.jam. yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rataAUC kontrol negatif (0,842±
0,01558mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mg/kgBB memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 10,17%, dan nilai
persen potensi relatif daya antiinflamasi sebesar 72,79%. yang memiliki nilai
persen inhibisi inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%,
dan memiliki nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari
kelompok kontrol negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik One Way
ANOVA kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis
1,12 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan
udema pada kaki mencit yang terinduksi karagenin.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB
memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata
AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUCsebesar0,724±
0,00716mL.jam, sedangkan memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen
potensi daya antiinflamasi yang lebih kecil dari kontrol positif yang memiliki nilai
inhibisi inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi
sebesar 100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12
mg/kgBB memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol
positif.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta
herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan
inflamasi dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, tetapi
efek yang dihasilkan lebih rendah daripada kontrol positif yang diberikan kalium
diklofenak sebagai obat antiinflamasi.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB dapat
memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,725± 0,00954 mL.jam. yang lebih kecil
dibandingkan dengan nilai rata-rata AUC kontrol negatif (0,842±
0,01558mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68
mg/kgBB memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 13,88%, dan nilai
persen potensi relatif daya antiinflamasi sebesar 99,32%. yang memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
persen inhibisi inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%,
dan memiliki nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari
kelompok kontrol negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik Oneway
ANOVA kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68
mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan udema
pada kaki mencit yang terinduksi karagenin.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB
memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata
AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,724 ± 0,00716
mL.jam, sedangkan memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen potensi daya
antiinflamasi yang lebih kecil dari kontrol positif yang memiliki nilai inhibisi
inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi sebesar
100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p>0,05) terhadap kontrol positif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba
baru cina dosis 1,68 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan inflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, tetapi efek yang
dihasilkan lebih rendah daripada kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak
sebagai obat antiinflamasi.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB dapat
memberikan nilai rata-rata AUC sebesar 0,676 ± 0,00742 mL.jam. yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata AUC kontrol negatif (0,842 ± 0,01558
mL.jam). Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB
memiliki nilai persen inhibisi inflamasi sebesar 19,67%, dan nilai persen potensi
relatif daya antiinflamasi sebesar 140,82%. yang memiliki nilai persen inhibisi
inflamasi lebih besar dari kelompok kontrol negatif sebesar 0%, dan memiliki
nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi lebih besar dari kelompok kontrol
negatif sebesar 0%. Berdasarkan analisis statistik Oneway ANOVA kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki perbedaan yang
signifikan terhadap kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki efek
penghambatan inflamasi yaitu dapat menurunkan udema pada kaki mencit yang
terinduksi karagenin.
Kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB
memiliki nilai rata-rata AUC yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata
AUC kontrol positif yang memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,724 ± 0,00716
mL.jam, serta memiliki nilai inhibisi inflamasi dan nilai persen potensi daya
antiinflamasi yang lebih besar dari kontrol positif yang memiliki nilai inhibisi
inflamasi sebesar 13,97% dan nilai persen potensi daya antiinflamasi sebesar
100%. Hasil analisis statistik menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan
bahwa kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB
memiliki perbedaan yang tidak signifikan (p<0,05) terhadap kontrol positif.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dekokta herba
baru cina dosis 2,24 mg/kgBB dapat memberikan efek penghambatan inflamasi
dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberikan aquadest, dan memiliki efek
yang lebih tinggi daripada kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak
sebagai obat antiinflamasi.
Berdasarkan tingkatan dosis kelompok perlakuan dekokta herba baru cina
menunjukkan nilai rata-rata AUC yang berbeda-beda. Kelompok perlakuan herba
baru cina dosis 1,12 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC paling tinggi yaitu
sebesar 0,756± 0,01586 mL.jam dan kelompok perlakuan herba baru cina dosis
2,24 mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC paling rendah yaitu sebesar 0,676 ±
0,00742 mL.jam, sedangkan kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68
mg/kgBB memiliki nilai rata-rata AUC sebesar 0,725 ± 0,00954 mL.jam. Jika
diurutkan dengan nilai rata-rata AUC yang paling tinggi ke yang paling rendah
adalah nilai dari kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB,
kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB, kelompok perlakuan
herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB (nilai rata-rata AUC kelompok perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB > kelompok perlakuan herba baru cina dosis
1,68 mg/kgBB > kelompok perlakuan herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB).
Pada penelitian ini, kelompok perlakuan dekokta herba baru cina pada
ketiga peringkat dosis memiliki efek antiinflamasi ditunjukkan dengan adanya
nilai persen penghambatan inflamasi.
Berdasarkan nilai persen inhibisi inflamasi dari kelompok perlakuan
dekokta herba baru cina ketiga peringkat dosis didapatkan bahwa nilai persen
inhibisi kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB adalah
yang paing rendah yaitu sebesar 10,17%, dan nilai persen inhibisi kelompok
perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB adalah yang paing tinggi
yaitu sebesar 10,67%, sedangkan nilai persen inhibisi kelompok perlakuan
dekokta herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB adalah sebesar 13,88%. Jika
diurutkan dari nilai persen inhibisi inflamasi yang paling rendah ke yang paling
tinggi dari ketiga perinkat dosis dekokta herba baru cina adalah nilai dari
kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,12 mg/kgBB, kelompok perlakuan
herba baru cina dosis 1,68 mg/kgBB, kelompok perlakuan herba baru cina dosis
2,24 mg/kgBB (nilai persen inhibisi inflamasi kelompok perlakuan herba baru
cina dosis 1,12 mg/kgBB < kelompok perlakuan herba baru cina dosis 1,68
mg/kgBB< kelompok perlakuan herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sediaan dekokta herba baru cina menunjukkan
aktifitas antiinflamasi yang dilihat dari kemampuan sediaan dekokta herba beru
cina dalam menghambat laju inflamasi.
Penghambatan inflamasi pada kelompok perlakuan dekokta herba baru
cina dosis 1,12; 1,68; 2,24 mL/kgBB, berturut-turut sebesar 10,17; 13,88; 19,67%.
Hasil yang didapat menunjukkan penghambatan kelompok perlakuan dekokta
herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB memiliki penghambatan inflamasi yang
tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besarnya dosis dekokta herba baru
cina menghasilkan efek penghambatan inflamasi yang besar pula. Penghambata
inflamasi tertinggi pada kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24
mg/kgBB menunjukkan bahwa dari ketiga peringkat dosis kelompok perlakuan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
antiinflamasi, dosis yang paling efektif untuk menghambat inflamasi adalah dosis
2,24 mg/kgBB.
Nilai persen potensi relatif daya antiinflamasi dari ketiga peringkat dosis
sediaan dekokta herba baru cina dosis 1,12; 1,68; 2,24 mL/kgBB, berturut-turut
sebesar 72,79; 99,32;, 140,82%. Berdasarkan nilai persen potensi relatif daya
antiinflamasi kelompok perlakuan dekokta herba baru cina dosis 2,24 mg/kgBB
adalah yang paling tinggi dan lebih tinggi daripada nilai persen potensi relatif
daya antiinflamasi kelompok kontrol positif yang diberikan kalium diklofenak
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa pada dosis 2,24 mg/kgBB dekokta herba
baru cina memiliki aktifitas antiinflamasi yang lebih besar dan memberikan efek
penghambatan inflamasi yang lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol
kalium diklofenak. Penelitian lebih lanjut mengenai efek antiinflamasi pada
dekokta herba baru cina dapat dilakukan untuk melihat toksisitas terhadap
pemberian dekokta herba baru cina yang digunakan dalam jangka panjang (dosis
berulang). Uji toksisitas ini bertujuan untuk pengembangan sediaan dekokta yang
digunakan untuk melihat keamanan pemakaiannya.
Inflamasi disebabkan karena kerusakan sel yang akan memicu pelepasan
asam arakidonat dan dapat diuraikan menjadi prostaglandin yang merupakan
mediator inflamasi dengan diperantarai oleh enzin siklooksigenase (COX) (Rang
et al., 2007). Oksidan reaktif seperti radikal bebas yang relatif tidak stabil (reaktif)
dihasilkan pada daerah peradangan yang berkontribusi pada kerusakan jaringan.
Ketika terjadi kerusakan jaringan tubuh mengeluarkan antioksidan endogen yang
jumlahnya terbatas untuk menstabilkan radikal. Apabila jumlah radikal bebas
semakin banyak, antioksidan endogen tidak mampu mengatasinya secara efektif
dan membutuhkan antioksidan dari luar (eksogen) (Wulandari dan Hendra, 2011).
Efek antiinflamasi dekokta herba baru cina diduga karena adanya senyawa
glikosida kuersetin. Kuersetin memiliki kemampuan dalam menangkap oksidan
reaktif seperti radikal bebas. Adanya aktifitas antioksidan ini disuga juga mampu
memberikan efek antiinflamasi yang membantu menghambat pembentukan
prostaglandin dengan menangkap radikal bebas yang membentuk inflamasi.
Antioksidan akan menghambat inisiasi pembentukan radikal bebas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menginaktifkan radikal bebas untuk menghentikan kerusakan yang diakibatkan
oleh adanya radikal bebas (Ardhie, 2011). Kelarutan kuersetin kecil pada air
sehingga senyawa kuersetin yang tersari dalam sediaan juga kurang optimal. Hal
ini menyebabkan efek aktifitas antiinflamasi yang ditimbulkan dalam dekokta
herba baru cina pada mencit terinduksi karagenin juga kurang. Nilai keberbedaan
kontrol positif kalium diklofenak dengan dekokta herba baru cina menunjukkan
nilai keberbedaan yang tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena kelarutan
kuersetin yang kecil dalam sediaan dekokta. Maka dari itu perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap efek antiinflamasi herba baru cina dalam sediaan
dengan pelarut yang sesuai.
Flavonoid memiliki kemampuan larut dalam air (Astuti, 2001), namun
tidak semuanya memiliki kelarutan yang baik dalam air (Kumar, Pandey, 2003).
Flavonoid juga berperan menghambat netrofil sehingga akan mengurangi
pelepasan asam arakidonat oleh netrofil. Mekanismenya dengan menutup jalur
siklooksigenase yang akan menghambat biosintesis eikosanoid sehingga
menurunkan kadar prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi sehingga
menghambat inflamasi pada jaringan. Flavonoid juga menstabilkan Reactive
Oxygen Species (ROS) sehingga akan menginaktifkan kerusakan jaringan pada sel
(Hidayati, Listyawati, dan Setyawan, 2005).
Penelitian ini merupakan skrining awal farmakologi untuk mengetahui
efek antiinflamasi dari dekokta herba baru cina pada mencit betina galur Swiss.
Hasil yang didapat membuktikan bahwa dekokta herba baru cina memiliki
aktivitas antiinflamasi pada ketiga peringkat dosis dekokta herba baru cina.
KESIMPULAN
Dekokta herba baru cina memiliki aktivitas antiinflamasi dengan dosis1,12
mg/kgBB; 1,68 mg/kgBB; dan 2,24 mg/kgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
DAFTAR PUSTAKA
Afsar, S.K., Rajesh Kumar, K., Venu Gopal J., Raveesha P., 2013, Assesssment of
Anti-inflamatory Activiti of Artemisia vulgaris Leaves by Cotton Pellet
Granuloma Method in Wistar Albino Rats, Journal of Pharmacy Research,
Vol.7, pp. 463-467.
Anonim, 2004, Mugwort-aka The Dreaming Herb,
http://www.herbs2000.com/herbs/herbs_mugwort.htm, diakses pada tanggal
19 Desember 2015.
Anonim, 1978, Tumbuhan Obat, Bogor, Lembaga Biologi Nasional LIPI, hal.114,
115.
Ardhie, A. M., 2011, Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah
Penuaan, Medicinus, 24(1), hal. 4-9.
Astruti, M., 2001, Radikal Bebas dan Antioksidan dalam Kesehatan Dasar
Aplikasi dan Pemanfaatan Bahan, Bag. Biokimia, FKUI, Jakarta, hal. 1-15.
Arisandi, Y., Andriani, Y., 2006 Khasiat berbagai tanaman untuk pengonbatan
berisi 158 jenis tanaman obat, Jakarta: Eska Media, hal. 23-25.
Bisset, Grainger, N., and Max, W., 2001, Herba Drugsand Phytopharmaceuticals,
Medpharm GmbH Scientific Publisher, Germany, pp. 88-89.
Corwin, Elizabeth J., 2008, Handbook of Phatophysiology 3th edition, Lippincort
William & Wilkins, Philadelphia, pp. 138-143.
Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3, Salemba
Medika, Jakarta, hal. 53-58, 85-105.
Dalimartha, S., 2002, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, Trubus Agriwidya,
Jakarta, hal.7-12.
Dalimartha, S., 2003, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Kanker, Seri
Agrisehat, Jakarta, hal. 20.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,
Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 7-9, 46.
Dyatmiko, W., 2003, Efek Antiinflamasi Perasan Kering Buah Morinda Citrifolia
Linn Secara Peroral Pada Tikus Putih, Berk. Penel. Hayati, Vol. 9, 53-55.
Fitzgerald, G., Patrono, C., 2001, The Coxibs, Selective Inhibitors of
Cyclooxygenase-2, N Engl. J Med., Vol. 345, hal. 6.
Gunawan, S. G., 2008, Farmakologi dan Terapi, Edisi 5, Departemen
Farmakologi dan Terapuetik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, hal. 231.
Gryglewski, R. J., 1977, Some Experimental Models for the Study of Inflamation
and Anti-Inflamatory Drugs, Agent Action Suppl, Birkhaueser Verlag Basel,
Rotterdam, pp. 19-21, 59.
Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Jakarta: Badan litbang
departemen kehutanan indonesia, hal.1842-1843.
Hidayati, N. A., Listyawati, S., dan Setyawan, A. D., 2005, Kandungan Kimia dan
Uji Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lantana camara L. pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus L.) Jantan, Bioteknologi, 5(1), hal. 10-17.
IARC Monograph, Quercetin, Volume 73, p. 497.
Ignatius, G. E., Zarraga, M. D., dan Ernest, R. S., 2007, Coxibs and Heart
Disease, J. American Col. of Cardio., 49, pp. 1-14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ikawaty, Z., Suparjan, A., dan Asmara, L. S., 2007, Coxibs and Heart Disease,
Journal of The American College of Cardiology, Vol. 49, pp. 1-14.
Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Dripa,
S., Salemba Medika, Jakarta, hal. 449-471.
Khanna, N., dan Sarma, S.B., 2001, Antiinflammatory and Analgesic Effect of
Herbal Preparation Septilin, Indian J. Med. Sci, 55(4), pp. 195-202.
Kee, J.,1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC, hal.
45-47.
Kumar, S., Pandey, A.K., 2003, Chemistry and Biological Activities of
Flavonoids: An Overview, The Scientific World Journal, pp. 3, 4.
Laurance, D. R., Bacharach, A. L., 1964, Evaluation of Drug Activities:
Pharmacometrics, Volume 1, Academic Press, London and New York, p.
161.
Lee, E., H. Y., Chung, I. K., Lee, S. U., Oh, and I. D., Yoo., 2000, Phenolic with
Inhibitory Activity on Mouse Brain Monoamin Oxide (MAO) from Whole
Part of Artemisia vulgaris, Food Sci, Biotechnol, Vol. 9, 179-182.
Manurung, D.Y.S., 2013, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria
ternatea L.) pada udema Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin
dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Mitchel, R, dkk 2008, Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins dan Cotran,
Penerbit EGC, Jakarta, pp. 48-50, 265.
Mycek, M. J., Harvey, R. A., Champe, P. C., 2001, Farmakologi Ulasan
Bergambar, Widya Medika, Jakarta, hal. 407-415.
Necas, J., and Bartosikova, L., 2013, Carrageenan: a Review, Veterinarni
Medicina, 58(4), pp. 187-205.
Nikolova, M., Velickovic, D., 2007, Phenological Variation in The Surface
Flavonoids of Artemisia vulgaris L. and Artemisia absinthium L., Turk J
Bot, Bulgaria, pp. 459-462.
Price, S. A., and Wilson, L. M., 1995, Clinical Concept of Desease Processes, 4th
Edition, Diterjemahkan oleh Anugerah, P., EGC, Jakarta, hal. 35-50.
Rang, H. P., Dale, M. M.,Ritter, J. M., and Moore, P. K., 2007, Pharmacology,
5th ed., Churchill Livingstone, London, pp. 231-237, 244-250, 262-267.
Rowe, C. R., Sheskey, J. P., dan Quinn, M. E., 2009, Handbook of Pharmaceutical
and Excipients, 6th
ed, Pharmaceutical Press, London, pp. 122-125.
Rowe, C. R., Sheskey, J. P., dan Weller, J. W., 2003, Handbook of
Pharmaceutical and Excipients, Edisi IV, Pharmaceutical Press and
American Pharmaceutical, London, pp. 101-103.
Singh, S., Kaur, M., Singh, A., and Kumar, B., 2014, Pharmacological Evaluation
of Anti-Inflamatory and Anti-Ulcer Potencial of Heartwood of Santalum
Album in Rats, Vol 4, Research Article, Issue I.
Siswanto,A., dan Nurulita, N. A., 2005, Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl) pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Jantan, Prossiding Seminar Nasional TOI XXVII, Batu, hal.177-
181.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Srinivas, K., Howard, L., King, J.W., 2010, Solubility and Solution
Thermodinamic Properties of Quercetin and Quercetin Dihydrat in
Subcritical Water, Journal of Food Engineering, Unitad State, pp. 208-218.
Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., and Ozta, N., 2004, Antiinflamatory
Effect of Selective COX-2 Inhibitors, J. Pharmacol, 56(6), pp. 775-780.
Tan, R.X., Zhang, W.F., Tang, H.Q., 1998, Biologically active substances from
the genus artemisia, planta med 64, hal. 295-302.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002a, Obat-obat Penting, Edisi V, Elex Media
Komputindo, Jakarta, hal. 202-302.
Tjay, T. H., danRahardja, K., 2002b, Obat-obatPenting, KhasiatdanPenggunaan,
danEfek-efekSamping, edisi ke-5, PT. Gramedia, Jakarta, hal. 160-171, 313.
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M. G. H., 2011, Phytochemical Screening and
Extraction, International Pharmaceutical Science, Vol I Issue I, pp. 99-106.
Turner, R. A., 1965, Screening Method in Pharmacology, Volume I, Academic
Press, New York, pp. 11-107, 160.
Vogel, H. G., 2002, Drug Discovery and Evaluation: Pharmacological Assays,
2nd edition, Springer, New York, pp. 669-691, 725, 761.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius, Yogyakarta,
hal. 186.
Wulandari, D., dan Hendra, P., 2011, Efek Analgesik Infusa Macaranga tanarius
L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Jurnal Bionatura, 13(2), hal. 108-117.
Yoshikawa, M., H. Shimada, J., Yamahara, and N., Murakami, 1996, Bioactive
Constituents of Chinese Natural Medicines, Chem. Pharm. Bull, Vol. 44,
1656-1662.
Yusuf, Y., Agus, S., dan Ekardius, 2005, Penilaian Viabilitas Iskema Usus Intra
Operatif dengan Angiografi Fluoreseince, Majalah Kedokteran Andalas,
I(29), hal. 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 1. Surat Keaslian Simplisia Tanaman Herba Baru Cina pada uji
antiinflamasi dekokta herba baru cina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 2. Surat Etichal Clearanceuji efek antiinflamasi dekokta herba baru
cina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 3. Hasil analisis statistik AUC dari kelompok uji antiinflamasi dekokta
herba baru cina
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
,174 25 ,050 ,902 25 ,020
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 4. Hasil analisis statistik Transform AUCdari kelompok uji
antiinflamasi dekokta herba baru cina
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
transAUC 25 100,0% 0 ,0% 25 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
transAUC Mean -,1298 ,00788
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound -,1460
Upper Bound -,1135
5% Trimmed Mean -,1313
Median -,1445
Variance ,002
Std. Deviation ,03940
Minimum -,20
Maximum -,04
Range ,15
Interquartile Range ,05
Skewness ,818 ,464
Kurtosis ,293 ,902
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
transAUC ,165 25 ,076 ,925 25 ,066
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 5. Hasil uji ANOVATransformAUC dari kelompok uji antiinflamasi
dekokta herba baru cina
Test of Homogeneity of Variances
transAUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2,598 4 20 ,067
ANOVA
transAUC
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,024 4 ,006 9,093 ,000
Within Groups ,013 20 ,001
Total ,037 24
Descriptives
transAUC
N Mean Std. Deviation Std. Error
Kontrol Aquadest 5 -,0759 ,03484 ,01558
Kontrol Ka Diklofenak 5 -,1404 ,01600 ,00716
DBC 1,12 mg/kg BB 5 -,1224 ,03323 ,01486
DBC 1,68 mg/kg BB 5 -,1401 ,02134 ,00954
DBC 2,24 mg/kg BB 5 -,1702 ,01660 ,00742
Total 25 -,1298 ,03940 ,00788
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 6. Hasil uji Post HochTransformAUC dari kelompok uji antiinflamasi
dekokta herba baru cina
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
transAUC
LSD
(I) KELOMPOK (J) KELOMPOK Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
Kontrol Aquadest Kontrol Ka Diklofenak ,06447* ,01626 ,001
DBC 1,12 mg/kg BB ,04648* ,01626 ,010
DBC 1,68 mg/kg BB ,06418* ,01626 ,001
DBC 2,24 mg/kg BB ,09427* ,01626 ,000
Kontrol Ka Diklofenak Kontrol Aquadest -,06447* ,01626 ,001
DBC 1,12 mg/kg BB -,01799 ,01626 ,282
DBC 1,68 mg/kg BB -,00029 ,01626 ,986
DBC 2,24 mg/kg BB ,02980 ,01626 ,082
DBC 1,12 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,04648* ,01626 ,010
Kontrol Ka Diklofenak ,01799 ,01626 ,282
DBC 1,68 mg/kg BB ,01770 ,01626 ,289
DBC 2,24 mg/kg BB ,04779* ,01626 ,008
DBC 1,68 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,06418* ,01626 ,001
Kontrol Ka Diklofenak ,00029 ,01626 ,986
DBC 1,12 mg/kg BB -,01770 ,01626 ,289
DBC 2,24 mg/kg BB ,03009 ,01626 ,079
DBC 2,24 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,09427* ,01626 ,000
Kontrol Ka Diklofenak -,02980 ,01626 ,082
DBC 1,12 mg/kg BB -,04779* ,01626 ,008
DBC 1,68 mg/kg BB -,03009 ,01626 ,079
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Multiple Comparisons
transAUC
LSD
(I) KELOMPOK (J) KELOMPOK 95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Kontrol Aquadest Kontrol Ka Diklofenak ,0306 ,0984
DBC 1,12 mg/kg BB ,0126 ,0804
DBC 1,68 mg/kg BB ,0303 ,0981
DBC 2,24 mg/kg BB ,0604 ,1282
Kontrol Ka Diklofenak Kontrol Aquadest -,0984 -,0306
DBC 1,12 mg/kg BB -,0519 ,0159
DBC 1,68 mg/kg BB -,0342 ,0336
DBC 2,24 mg/kg BB -,0041 ,0637
DBC 1,12 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,0804 -,0126
Kontrol Ka Diklofenak -,0159 ,0519
DBC 1,68 mg/kg BB -,0162 ,0516
DBC 2,24 mg/kg BB ,0139 ,0817
DBC 1,68 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,0981 -,0303
Kontrol Ka Diklofenak -,0336 ,0342
DBC 1,12 mg/kg BB -,0516 ,0162
DBC 2,24 mg/kg BB -,0038 ,0640
DBC 2,24 mg/kg BB Kontrol Aquadest -,1282 -,0604
Kontrol Ka Diklofenak -,0637 ,0041
DBC 1,12 mg/kg BB -,0817 -,0139
DBC 1,68 mg/kg BB -,0640 ,0038
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “UJI EFEK
ANTIINFLAMASI DEKOKTA HERB BARU
CINA (Artemisia vulgaris L.) PADA MENCIT
BETINA GALUR SWISS TERINDUKSI
KARAGENIN MENGGUNAKAN
PLETHYSMOMETER” adalah Laurensius Danang
Wicaksana. Lahir di Rembang pada tanggal 14 Juli
1994, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
dari pasangan Nurcahyo Sapto Nugroho dan
Purworini Hesti Kenconowati. Penulis menempuh pendidikan formal dari TK
Rimbani Rembang (1999-2000), SD Santa Maria Rembang (2000-2002), SDN
Sendangadi 1 Mlati (2002-2006), SMP N 3 Sleman (2006-2009), SMA Kolese De
Britto Yogyakarta (2009-2012). Penulis kemudian melanjudkan pendidikan strata
satu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Selama masa kuliah penulis aktif dalam kegiatan Cosmetic Student Club
(CSC), PSF Veronika, Desa Mitra 2013, Pengobatan Gratis dalam rangka Dies
Natalis XIX Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Donor Darah “Blood
for Others Life” yang diselenggarakan oleh JMKI Universitas Sanata Dharma,
Pharmacy Days 2012, panitia Seminar Nasional Interprofesional Health Care
“Take Care Your Miraculuos Filter Perfectly”. Kegiatan lain yang diikuti oleh
penulis adalah seminar “Motivasi dan Inspirasi Untuk Meningkatkan Leadership
Competencies”, dan Seminar Nasional Interprofesional Health Care “Take Care
Your Miraculuos Filter Perfectly”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI