PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSaya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileSaya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa...
i
Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dengan Kesejateraan Psikologis
Pada Suster Junior Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Susilawati Simarmata
Nim : 10911164
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
Hubungan Antara Keterampilan sosial Dengan Kesejateraan Psikologis
Pada Suster Junior Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL)
Oleh:
Nama : Susilar"'ati Simarmata
NIM : 109114164
Telah disetuiui oleh :
Dosen Pembimbing+(Sylvia CMYM.,M.SI.)
T*gEa : 12 Januari 2olr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGESAHAN SKRIPSI
Hubungen Antara Keterampilan sosiel Dengen Kesejetenan psikologis
Peda Suster Junior Kongrrcgasi suster Fransiskrn santa Lusia GsrL)
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Nama : Susilawati Simarmata
Tanda Tangan
Yogyakarta 2$ JAN 2015
Sanata Dharma
Widiyanto, M.SI.)
iii
t-
Nim : l09lll
$ffi14ff^Si6g'i"cvryrtalr'r.sr. ,4pq,*l#@
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Belajar dari teladan Bunda Maria yang taat pada Bapa dalam menjalankan tugasnya.
“Aku ini hamba Tuhan
terjadilah padaku menurut perkataanMU” (Luk ;1;38)
“ Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur”.
(Filipi 4:6)
Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa
yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu
pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.
(Markus 13:11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Semua makhluk memuji dan memuliakan Dikau ya Tuhan karena
keagungan Mu yang begitu besar, khususnya dalam hidupku selama
proses penyusuna skripsi. Untuk itu,saya pun mempersembahkan skripsi
ini kepada MU Tuhanku, Yesus Kristus. Saya juga mempersembahkan
kepada Bunda Maria atas segala doanya kepada putraNya Yesus, para
kudus dan malaikat pelindungku yang selalu mendoakanku, menjaga
dan menghibur saya disaat saya mengalami kegalauan.
Tidak lupa juga saya persembahkan kepada Kongregasi Suster
Fransiskan Santa Lusia, yang selalu mendoakan dan memotivasi
selama skripsi. Semoga harapan Kongregasi dapat terwujud,
sehingga dapat membangun kerajaan Allah yang nyata ditengah
orang-orang lemah dan miskin.
Kepada kedua orang tua, serta keluarga besar simarmata. Terimakasih
atas kasih sayang dan perhatian yang melimpah yang saya rasakan.
Berkat Tuhan melimpah dalam diri kalian semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PBRNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 J anuari 201 5
Penulis
(',h4U\\\H
Susilawati Simarmata
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Hubungan Antara Keterampilan Sosial Dengan Kesejateraan Psikologis
Pada Suster Junior Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL)
Susilawati Simarmata
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunga antara
keterampilan sosial dan kesejahteraan psikologis pada suster junior dalam
Kongregasi Fransiskan Santa Lusia. Hipotesis penelitian menunjukkan ada
hubunga antara keterampilan sosial dan kesejahteraan psikologis pada suster
junior. Peneliti berasumsi bahwa kedua variabel saling mempengaruhi satu
sama lain. Subjek penelitian ialah para suster junior dalam Kongregasi suster
Fransiskan Santa Lusia (KSFL), yang berjumlah 40 orang. Metode sampling
menggunakan purposive sampling. Alat pengumpulan data skala
kesejahteraan psikologis dan keterampilan sosial menggunakan skala likert.
Uji asumsi menggunakan uji linearitas dan uji normalitas. Skala
kesejahteraan psikologis menggunakan 52 item dengan koefisien reliabilitas
sebesar 0,840. Skala keterampilan sosial menggunakan 36 item dengan
koefisien reliabilitas sebesar 0,816. Uji hipotesis menggunakan teknik
korelasi Product Momen Pearson melalui program SPSS versi 21. Hasil
penelitian menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,528. Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan sosial dengan kesejahteraan psikologis
memiliki hubungan yang positif sedang dan signifikan.
Kata kunci : keterampilan sosial, dan kesejahteraan psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RELATION BETWEEN SOCIAL SKILL AND PSYCHOLOGICAL WELL
BEING AMONG JUNIOR SISTERS OF THE FRANCISCAN SISTERS OF
SAINT LUCIA (KSFL)
Susilawati Simarmata
ABSTRACT
This study aimed to determine the connection between social skills and
psychological well-being among junior sisters of Franciscan Sisters of Saint Lucia
(KSFL). The hypothesis showed the existence of the connection between social skills
and psychological well-being. The researcher assumed that the two variables
influenced each other. The subject of this study was 40 junior sisters of KSFL.
Purposive Sampling was used as the sampling method. Likert Scale was used as the
instrument to measure the scales of social skill and psychological well-being. The
assumption testing involved linearity testing and normality testing. The psychological
well-being scale used 52 items with the reliability coefficient of 0.840. The social skill
scale used 36 items with the reliability coefficient of 0.816.The hypothesis testing
used the Product Moment Pearson technique through SSPS program version 21. The
result of the study showed the coefficient correlation of 0.528. Therefore, the result
showed the medium positive and significant connection between social skills and
psychological well-being.
Keywords: Social skill, and Psychological well-being
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini, Saya Mahasiswi Univeristas Sanata Dharma
Nama : Susilawati Simarmata
Nomor induk mahasiswa : 109114164
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ooHubungan AntaraKeterampilan SosialDengan Kesejateraan Psikologis
Pada Suster Junior Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL)"
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini say4 buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal,26 lanuari 2015
Yang menyatakant. .l
.x\\\\kU \\\\\
(Susilawati Simarmata )
IX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur dan terimakasih saya sampaikan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria
penolong abadi, yang telah mendampingi dan yang selalu menyertai perjalanan saya
selama dalam proses penulisan skripsi. Saya yakin bahwa setiap persoalan yang saya
hadapi secara khusus dalam penulisan skripsi dapat saya hadapi karena Allah ada
bersama saya melalui orang-orang yang terdekat dengan saya.
Maka dari itu, dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu saya dengan berbagai cara, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
1. Yesus yang maharahim dan Bunda Maria penolong abadi, para Kudus dan
malaikat pelindung yang telah setia dalam mendampingi saya dan mendoakan
saya sehingga saya mampu menghadapi segala kesulitan ini dengan hati yang
tenang, dan fisik yang sehat.
2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma, serta kepada ibu Ratri Sunar A., M.Si sebagai
kepala program studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku dosen akademik selama lebih
kurang1 tahun (2010-2011), Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.App.
Psych selaku dosen akademik selama lebih kurang 1 Tahun (2011-2012), serta
ibu Dra.L. Pratidarmanastiti, MS. Selaku dosen akademik selama lebih kurang
2 Tahun (2012-2014), yang setia membimbing dan mendoakan kami anak
didiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu Sylvia CMYM.,M.SI, selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah
membantu, mengarahkan dan mendampingi saya dalam penyusunan skripsi.
Terimakasih pula atas kesabaran dan kesiapsediaan dalam membimbing saya.
5. Kepada kedua penguji saya, bapak Wahyudi dan Ibu Nimas yang telah menguji
saya, sehingga penelitian saya semakin baik.
6. Para dosen yang ada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendidik dan melatih saya untuk lebih terampil dan kompeten dibidang
psikologi.
7. Segenap Staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah
berusaha memberikan yang terbaik bagi kami berupa penyediaan sarana dan
prasarana akademik.
8. Kedua orang tua dan segenap keluarga Simarmata yang sudah mendoakan dan
memotivasi saya disaat saya mengalami perasaan jenuh, dan lelah. Dengan
kehadiran mereka memberi semangat bagi saya untuk tetap bertahan dalam
menghadapi kesulitan.
9. Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia, khususnya para dewan pimpinan
umum Kongregasi yang telah mempercayakan saya untuk menerima tugas
sebagai seorang pelajar. Terimakasih pula atas bantuan yang saya terima baik
dalam bentuk sprituali (doa, dan dukungan) maupun non spiritual
(menyediakan fasillitas yang mendukung studi, serta membantu dalam
membagi data kepada seluruh para suster junior). saya juga mengucapkan
terimakasih kepada para suster junior yang rela menjadi subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Suster Wina FCJ dan Engger yang telah membantu saya dalam mengelola hasil
penelitian melalui program statistik. Terimakasi atas kebaikan kalian.
11. Para teman seangkatan 2010 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang menjadi teman seperjuangan dalam mencapai keberhasilan.
12. Teman-teman terbaik yang selalu hadir untuk membantu dan mendukung saya
dengan berbagai caranya masing-masing (Ronny, Ria, Esri, Sr.Petra, Leza,
Fiona, nunung).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
ABSTRACT .............................................................................................................. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 9
BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................. 10
A. Keterampilan Sosial ............................................................................................ 10
1. Pengertian Keterampilan Sosial ..................................................................... 1
2. Aspek- Aspek Keterampilan Sosial dari beberapa tokoh : ............................. 12
2.1 Menurut Caldarella & Merrel (dalam Merrel & Gimpel, 1998) .............. 12
2.2 Johnson (dalam Supratiknya, 2006) ......................................................... 13
B. Kesejahteraan Psikologis ...................................................................................... 15
1. Pengertian kesejahteraan psikologis ............................................................... 15
2. Aspek- aspek kesejahteraan psikologis .......................................................... 17
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis ........................ 22
C. Hidup Religius ...................................................................................................... 25
1. Hidup Religius Secara Umum ................................................................... 25
2. Hidup Kongegasi suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) ......................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Dinamika Teori Kesejehteraan Psikologis Dengan Keterampilan Sosial .......... 32
E. Hipotesis ............................................................................................................ 38
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 39
A. Jenis Penelitian ................................................................................................... 39
B. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 39
C. Definisi Operasional ........................................................................................... 39
1. Keterampilan Sosial ................................................................................... 39
2. Kesejahteraan Psikologis ............................................................................ 40
D. Subjek Penelitian ............................................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 42
1. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 42
2. Alat Ukur Penelitian .................................................................................. 43
2.1 Skala Keterampilan Sosial ......................................................................... 43
2.2 Skala Kesejahteraan Psikologis .................................................................. 44
F. Kredibilitas Alat Ukur ........................................................................................ 47
1. Estimasi Validitas ...................................................................................... 47
2. Seleksi Item ............................................................................................... 48
3. Estimasi Reliabilitas .................................................................................. 49
4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian .................................................................. 50
4.1 Hasil Uji Coba Skala Keterampilan Sosial .......................................... 50
4.2 Hasil Uji Coba Skala Kesejahteraan Psikologis .................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
G. Metode Analisis Data ......................................................................................... 52
1. Uji Asumsi .............................................................................................. 52
1.1.Uji Normalitas ................................................................................... 52
1.2.Uji Linearitas ..................................................................................... 52
2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 54
A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 54
B. Data Demografi Subjek Penelitian ..................................................................... 54
C. Uji Asumsi ......................................................................................................... 58
1. Uji Normalitas ........................................................................................... 58
2. Uji Linearitas ............................................................................................. 60
D. Hasil Penelitian .................................................................................................. 61
1. Uji Hipotesis .............................................................................................. 62
E. Pembahasan ......................................................................................................... 63
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 67
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 67
B. Saran .................................................................................................................. 67
1. Bagi para pendamping suster junior ............................................................. 67
2. Bagi para peneliti selanjutnya ...................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Skala Keterampilan Sosial
Tabel 2 Skor Jawaban Subjek pada Skala Keterampilan Sosial
Tabel 3 Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis
Tabel 4 Skor Jawaban Subjek pada Skala Kesejahteraan Psikologis
Tabel 5 Spesifikasi Item-item Skala Keterampilan Sosial Hasil Uji Coba
Tabel 6 Spefikasi Item-item Skala Kesejahteraan Psikologis Hasil Uji Coba
Tabel 7 Panduan Interpretasi Koefisien Korelasi
Tabel 8 Data Demografi Kategori Usia
Tabel 9 Data Demografi Kategori Tahun Junior
Tabel 10 Data Demografi Kategori Karya
Tabel 11 Data Demografi Nama Komunitas
Tabel 12 Uji Normalitas Kesejahteraan Psikologis
Tabel 13 Uji Normalitas Keterampilan Sosial
Tabel 14 Uji Linearitas Skala Keterampilan Sosial dengan Kesejahteraan Psikologis
Tabel 15 Deskripsi Hasil Penelitian
Tabel 16 Hasil Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. BLUE PRINT SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN 2. SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN 3. RELIABILITAS SKALA PENELITIAN
LAMPIRAN 4. DATA DEMOGRAFI
LAMPIRAN 5. UJI ASUMSI
LAMPIRAN 6. UJI HIPOTESIS dan UJI T MEAN EMPIRIS DAN TEORITIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya sering mengalami perubahan seiring
dengan masa perkembangannya. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan
yang terjadi pada manusia baik secara fisik maupun psikologis.
Perkembangan manusia dihadapkan pada banyak pilihan. Misalnya, ialah
masa penentuan pekerjaan atau pemilihan karier dan gaya hidup. Menurut
Ginzberg (dalam Konseng, 1995) berpendapat bahwa perkembangan
pemilihan karier berlangsung dalam proses sejak awal masa anak-anak dan
mencapai puncaknya pada waktu seseorang mencapai umur 20 tahun.
Pemilihan pekerjaan yang tepat bagi dewasa awal akan mendatangkan
kepuasan bagi individu yang bersangkutan serta melahirkan ketenangan
dalam kehidupan bermasyarakat (Mappiare, 1983). Individu akan merasa
puas terhadap pekerjaannya, apabila memperoleh gaji yang tinggi sesuai
dengan kemampuan maupun pendidikan yang ia peroleh.
Individu juga diwarnai oleh pilihan, seperti gaya hidup menikah
atau tidak menikah. Sebagian orang menempuh gaya hidup tidak menikah
karena didasari oleh beberapa faktor. Menurut Dariyo (2003), salah satu
faktor individu memilih untuk tidak menikah (selibat) karena masalah
ideologi atau panggilan agama, seperti biarawan dan biarawati dalam gereja
katolik. Adapun tujuan biarawan/biarawati untuk hidup selibat, yakni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menerapkan salah satu dari ketiga kaul yaitu kaul kemurnian. Kemurnian
yang dimaksud ialah dimana seseorang melepaskan keinginan-keinginan
biologis maupun materi demi kerajaan Allah dan memilih hidup dalam
biara. Tujuannya agar seseorang benar-benar mendedikasikan hidupnya
untuk melayani Tuhan.
Hidup membiara tidak ditentukan oleh fungsi atau pekerjaan,
melainkan oleh corak atau cara kehidupan, khususnya mereka terikat akan
kaul-kaul atau ikatan suci lainnya dan mewajibkan diri untuk hidup menurut
tiga nasihat injil,” yaitu selibat atau keperawanan, kemiskinan, dan ketaatan
(Lumen Gentium 44). Pada abad ke-V, pada masa kekaisaran Roma di
bagian Timur lembaga monastik (golongan biarawan/biarawati) berkembang
pesat karena mereka ingin hidup menyendiri, hidup dalam kesederhanaan
tanpa milik, doa dan askese (ulah tapa mati raga). Demikian juga, mereka
melakukan kerja tangan. Hasil dari pekerjaan tangan dijual untuk
menghidupi mereka, untuk pemeliharaan biara dan membantu orang miskin.
Kongseng (1995) mengemukakan para biarawati terpanggil untuk
menguduskan dan mempersembahkan diri sebagai orang yang menghayati
hidup dan meneruskan misi Kristus, untuk mengabdi dan melayani Tuhan
dan umat manusia secara total sepanjang hidup (total life commitment).
Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan membiara pun
mengalami perubahan. Jumlah panggilan hidup membiara semakin
berkurang. Menurut data statistik Vatikan dari buku Tahunan Statistik
Gereja Katolik disebutkan bahwa jumlah calon imam, baik diosesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
maupun ordo religius (biarawan/biarawati) mengalami penurunan sejak
tahun 2003. Pada akhir tahun 2011 jumlah calon imam sebesar 120.616,
orang kemudian pada akhir 2012 mengalami penurunan menjadi 120.051
orang. Penurunan juga terjadi pada suster biarawati dari berbagai tarekat.
Pada tahun 2012, jumlah suster yang berkaul sementara dan kaul selamanya
mengalami penurunan sebesar 1,5 % dari 702,529 jiwa (sumber elektronik
Keuskupan Agung Jakarta). Karya-karya kerasulan banyak tarekat dan
kehadiran biarawan-biarawati diberbagai gereja terancam bahaya karena
kurangnya jumlah panggilan. Seperti pernah terjadi di masa-masa lain dalam
sejarah, ada tarekat-tarekat yang bahkan menghadapi risiko akan punah
sama sekali (Seri Dokumen Gereja No. 51. Art ;63).
Permasalahan di atas tentunya memiliki banyak alasan atau faktor
yang menyebabkan kemunduran jumlah panggilan tersebut. Seperti
fenomena dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia yang merupakan
salah satu dari banyaknya biarawati menunjukkan penurunan jumlah
panggilan. Berdasarkan hasil wawancara dari para pembina Suster
Fransiskan Santa Lusia pada tanggal 9 Januari 2014, selama periode lima
tahun terakhir (Tahun 2009 - 2013 ) jumlah suster junior (sebutan bagi
suster yang belum mengikat janji seumur hidup) yang meninggalkan biara
sebanyak 11 orang dari sejumlah 50 orang. Para formator mengungkapkan
persentasi para suster junior meninggalkan biara karena kurangnya daya
juang (misalnya, tidak mampu mengatasi konflik dalam komunitas, merasa
diri tidak mampu menerima tugas yang diberikan, dan tidak mampu hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam persaudaraan karena relasi yang kurang dengan komunitas ), kurang
memiliki pendirian dan ragu dalam pilihan hidup, serta mengalami
ketidakjujuran (misalnya, individu sengaja menutupi kesalahanan tanpa
mengungkapkan kepada pemimpin komunitas) berjumlah 55 %. Sementara
itu, jumlah persentasi individu yang mengalami gangguan psikosomatis
(seperti menderita penyakit hepatitis, gangguan pencernaan, gangguan
kulit), melekat pada keluarga (kurang mampu mandiri) sebanyak 20 % , dan
hampir 25 % karena kurang mampu memaknai hidup (misalnya, cenderung
bersikap pesimis, kurang mampu merefleksikan pengalaman hidup dan
doa). Fenomena yang terjadi dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa
Lusia menimbulkan asumsi peneliti bahwa para suster junior kurang
mengalami kesejahteraan psikologis sehingga mempengaruhi hidup
panggilannya. Kesejahteraan psikologis merupakan suatu kemampuan
individu dimana individu mampu mengalami kebahagiaan dan kepuasan
hidup. Hal ini tampak dari kemampuan individu dalam mengaktualisasikan
diri, memiliki kedewasaan, serta memiliki kesehatan mental (Ryff, 1995).
Ryff (2014) juga menambahkan bahwa kesejahteraan psikologis
terkait dengan tugas maupun aktivitas komunitas lainnya. Individu yang
sejahtera secara psikologis memiliki kesehatan baik secara fisik maupun
psikologis (Radhakrishnan, 2013). Dampak dari kurangnya kesejahteraan
yang dialami para suster junior yang meninggalkan biara ialah mengalami
gangguan psikosomatis, kurang memiliki daya juang dan kurang memaknai
hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menurut pandangan Ryff (1989/1995) bahwa individu yang
memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi akan mampu menunjukkan
kemampuan dalam menerima diri, misalnya menerima kelebihan maupun
kekurangan yang dimiliki. Mampu menjalin relasi yang positif terhadap
orang lain yakni dengan bersikap hangat, terbuka dan percaya terhadap
orang lain. Individu yang sejahtera secara psikologis juga terlihat mandiri
baik dalam memberikan keputusan, dan menerima tanggung jawab. Individu
juga mampu memaknai setiap kehidupan, serta mampu menguasai
lingkungan dengan menciptakan situasi lingkungan yang sesuai, dan
mengalami pertumbuhan diri secara terus – menerus, seperti mampu
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis yaitu kepribadian.
Kepribadian akan mengalami perubahan pada masa dewasa awal dan lanjut
usia (Ryff, 1995). Individu yang memiliki kepribadian terhadap kemampuan
penerimaan diri, mampu menjalin relasi yang harmonis dengan lingkungan,
dan memiliki coping skill yang efektif akan cenderung terhindar dari konflik
afdan stress (Santrock, 1999 dan Warr, 2011). Kemampuan dalam menjalin
relasi dipengaruhi oleh adanya keterampilan sosial dalam diri individu.
Menurut Combs dan Slaby (dalam Gimpel dan Merrel, 1998),
keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi dengan orang lain
dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima secara
sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan
orang lain. Keterampilan sosial juga merupakan kemampuan individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
berkomunikasi efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun
nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, yang
diperoleh dari hasil pembelajaran. Adapun ciri-ciri individu yang memiliki
keterampilan sosial seperti berani berbicara, memberi pertimbangan yang
mendalam, memberikan respon yang lebih cepat, memberikan jawaban
secara lengkap, mengutarakan bukti-bukti yang dapat menyakinkan orang
lain, tidak mudah menyerah, menuntut hubungan timbal-balik, dan lebih
terbuka dalam mengekspresikan dirinya (Eisler dkk dalam L’Abate &
Milan, 1985). Individu dengan keterampilan sosial yang memadai mampu
memperoleh reinforcement positif dari lingkungan sosialnya. Sementara itu,
individu dengan keterampilan sosial yang kurang baik umumnya cenderung
mengalami permasalahan yang berakar dari pola interaksi yang maladaptif
(Lewinsohn dalam Segrin, 2001). Segrin (2009) juga menambahkan bahwa
individu yang kurang terampil secara sosial akan sulit dalam menjalin relasi
yang positif dengan orang lain, dan kurang mampu mengolah gejala depresi.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Radhakrishnan, dan
koleganya (2013) menunjukkan hasil bahwa keterampilan sosial pada anak
remaja dengan jenis kelamin pria dan wanita yang meliputi kesadaran diri,
hubungan interpersonal, komunikasi yang efektif, dan empati memiliki
korelasi yang positif dengan keenam dimensi kesejahteraan psikologis yaitu
penerimaan diri, penguasaan lingkungan, relasi positif, tujuan hidup,
kemandirian, dan pertumbuhan diri. Adapun alasan peneliti melakukan
penelitian lebih lanjut dikarenakan penelitian ini belum diuji cobakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kepada religius khususnya biarawati dalam Kongregasi suster Fransiskan
Santa Lusia. Berdasarkan hasil data observasi pribadi terhadap para suster
junior yang meninggalkan biara, menunjukkan bahwa beberapa para suster
junior yang dinilai tidak cakap (mengundurkan diri) mampu menjalin relasi
terhadap lingkungan sosial, memiliki komunikasi yang baik, dan mampu
percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. adanya kemampuan
tersebut menimbulkan pertanyaan peneliti apakah hubungan tersebut
berlaku pada komunitas yang berusia remaja atau secara khusus pada
biarawati yang berusia pada dewasa awal. Oleh sebab itu, peneliti tertarik
untuk meneliti lebih lanjut dari penelitian sebelumnya, yakni apakah ada
hubungan antara keterampilan sosial dengan kesejahteraan psikologis pada
suster junior dalam Kongregasi Fransiskan Santa Lusia.
Suparno (2007) mengungkapkan bahwa krisis transisi akibat
pertumbuhan manusia ternyata mempengaruhi hidup para biarawan-
biarawati, dan tidak jarang menimbulkan krisis tersendiri yang dapat lebih
berat daripada orang biasa, misalnya sampai meninggalkan Kongregasi
karena tidak tahan dan tidak sempat ada yang dapat membantu. Oleh sebab
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap
biarawan/biarawati secara khusus pada masa junior. Peneliti menduga
bahwa para suster junior dalam Kongregasi Fransiskan Santa Lusia kurang
mengalami kesejahteraan psikologis dan keterampilan sosial sehingga
kurang mampu mendedikasikan hidup panggilannya, kurang mampu
terbuka terhadap lingkungan dengan permasalahan yang mereka hadapi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
memutuskan untuk meninggalkan biara. Menurut (Suparno, 2007) pada
masa yunior beberapa biarawan/biarawati muda cenderung mengalami masa
krisis sosial, krisis dalam kerja sama, terlebih dalam hidup berkomunitas
(Suparno, 2007). Pada masa ini juga individu mampu mengalami masa
pengembangan, pendalaman tentang cara hidup Kongregasi dan pematangan
lebih lanjut serta persiapan intensif untuk pilihan status hidup tetap bagi cara
hidup suster KSFL yang terwujud dengan pengikraran kaul kekal
(Konstitusi pasal 2: artikel 45).
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian yakni adakah hubungan yang signifikan
antara keterampilan sosial (social skill) dengan kesejahteraan psikologis
(psychological well-being) pada suster junior KSFL?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
yang signifikan antara keterampilan sosial (social skill) dengan
kesejahteraan psikologis (psychological well-being) pada suster junior
KSFL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi ilmu
psikologi klinis dan sosial, dalam memperdalam karya penelitian yang
sudah ada, serta dapat memberikan gambaran mengenai hubungan
kesejahteraan psikologis dengan keterampilan sosial pada suster junior
KSFL.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi
pembinaan junioral (formator) sehingga mampu membantu para suster
junior dalam mengatasi permasalahan yang di hadapi oleh para suster
junior dan menumbuhkan kesuburan panggilan hidup religius mereka,
sehingga mengalami kesejahteraan psikologis dan mampu untuk setia
pada pilihan masing-masing dan pada apa yang sudah mereka ikrarkan.
Penelitian ini juga menjadi masukan bagi peneliti bila sewaktu-waktu
diberi tanggung jawab dalam mendampingi para suster junior KSFL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keterampilan sosial
1. Pengertian keterampilan sosial
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada
dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah
memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri
dengan kehidupan sehari-hari (Mutadin, 2002). Keterampilan sosial memiliki
banyak pengertian yang dikemukakan para ahli.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan berinteraksi dengan orang
lain dalam konteks sosial dengan cara-cara khusus yang dapat diterima secara
sosial maupun nilai-nilai dan disaat yang sama berguna bagi dirinya dan
orang lain (Coms dan Slaby, dalam Gimpel dan Merrel, 1998). Keterampilan
sosial juga tidak hanya kemampuan untuk memulai dan mempertahankan
interaksi positif dengan yang lain, namun mencakup kemampuan untuk
mencapai tujuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (Morgan,
1980).
Libet dan Lewinsohn (dalam Segrin dan Givertz, 2003), menjelaskan
keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk menunjukkan
perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh lingkungan, dan jika
perilaku itu tidak baik akan diberikan punishment oleh lingkungan. Individu
yang memiliki keterampilan sosial adalah individu yang mampu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
situasi dan menyadari bidang tertentu dari perilaku yang baik dan
menghasilkan hasil yang positif (Hersen dan Bellak, 1997).
Menurut Merrel (2008), keterampilan sosial sebagai perilaku spesifik,
inisiatif, mengarahkan pada hasil sosial yang diharapkan sebagai bentuk
perilaku seseorang. Matson (Gimpel dan Merrel, 1998) juga mengemukakan
bahwa keterampilan sosial, baik secara langsung maupun tidak membantu
seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dengan standar harapan masyarakat
dalam norma-norma yang berlaku di sekelilingnya.
Bellack dan Hersen (dalam L’Abate dan Milan, 1985), mendefinisikan
istilah keterampilan sosial sebagai kemampuan individu untuk
mengungkapkan perasaan positif atau negatif dalam hubungan interpersonal
tanpa melukai atau kehilangan penguatan sosial. Konteks ini mencakup
koordinasi kemampuan respon verbal dan nonverbal. Keterampilan sosial
juga memiliki pengertian sebagai bentuk perilaku, perbuatan dan sikap yang
ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai
dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi
orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Yulis Siska, 2011)
Keterampilan sosial merupakan kemampuan individu untuk memimpin,
membangun dan mempertahankan kepercayaan, berkomunikasi secara
efektif, membuat keputusan yang tepat dan mengatur konflik secara
konstruktif ( Johnson, 2012).
Para tokoh memiliki arti yang berbeda dari keterampilan sosial, namun
yang menjadi benang merah dari keterampilan sosial yaitu adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kemampuan seseorang untuk terampil dalam menjalin relasi yang positif
dengan orang lain, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki
kepercayaan diri yang baik, mampu berkomunikasi, dan adanya manajemen
konflik.
2. Aspek-aspek keterampilan sosial
Aspek-aspek keterampilan sosial, menurut beberapa tokoh, di
antaranya :
2.1 Keterampilan sosial memiliki lima aspek, menurut Caldarella & Merrel
(dalam Merrel & Gimpel, 1998):
a). Keterampilan dalam menjalin relasi dengan teman sebaya (Peer
relationship skill)
Dimensi ini merupakan kemampuan dalam bersosialisasi antar teman
sebaya dan memiliki karakteristik untuk menjadikan orang lain sebagai
panutan atau contoh model yang baik seperti memuji atau menasehati
orang lain, berbagi pengalaman, menawarkan bantuan kepada orang
lain.
b). Keterampilan mengontrol diri (Self-management skills)
Self-management merupakan kemampuan individu untuk terampil
dalam mengendalikan diri atau perangainya untuk mengikuti aturan dan
batasan tertentu, kemampuan dalam berkompromi dengan orang lain,
serta kemampuan dalam menerima kritikan orang lain secara baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c). Keterampilan akademik (Academic skills)
Dimensi keterampilan akademis banyak dihubungkan dengan
kemampuan dalam menyelesaikan tugas secara mandiri dan mampu
berelasi dengan lingkungan sosial, melalui kemampuan ini individu
mencerminkan seorang remaja yang lebih produktif dan mandiri
dibidangnya.
d). Kemampuan dalam menjalin relasi yang akrab (Compliance skills)
Dimensi ini meliputi keterampilan dan karakteristik individu dalam
menjalin hubungan akrab dengan orang lain yang sewajarnya serta
dapat mengikuti aturan dan harapan, penggunaan bebas waktu
(manajemen waktu) dan sharing akan berbagai hal.
e). Keterampilan asertif (Assertion skill)
Merupakan kemampuan individu dalam memberikan suatu pernyataan
secara ekstrovert (terbuka), ramah kepada orang lain baik yang dikenal
maupun yang tidak, yang merupakan sebagai sarana latih diri begitu
juga dengan pernyataan sosial sebagai pemenuhan kebutuhan diri.
2.2 Aspek- aspek keterampilan sosial menurut Johnson (dalam Supratiknya,
1995) adalah keterampilan dalam berkomunikasi. Keterampilan yang
dimaksud :
a). Kemampuan untuk saling memahami. Hal ini mencakup beberapa
subkemampuan yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri
dan penerimaan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b). Kemampuan dalam mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara
tepat dan jelas. Misalnya, kemampuan menunjukkan sikap hangat dan
rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan
menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita.
c). Kemampuan untuk saling menerima dan saling memberikan dukungan
atas masalah pribadi.
d). Kemampuan memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah
antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi kita dengan
orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijelaskan di atas.
Keterampilan sosial memiliki beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai
indikator terhadap pengukuran keterampilan sosial yakni adanya
keterampilan dalam menjalin relasi antar teman sebaya atau peer
relationship skills, keterampilan dalam mengontrol diri (self management
skills), keterampilan akademik (academic skills), kemampuan dalam
menjalin relasi yang akrab (compliance skills), kemampuan untuk bersikap
terbuka (assertion skills), dan keterampilan dalam mengelola konflik
(management conflict skills).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Kesejahteraan Psikologis
1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis
Setiap manusia pada dasarnya mengharapkan kesejahteraan dan
kebahagiaan dalam hidupnya. Kesejahteraan tidak hanya secara fisik
melainkan juga secara psikologis. Kesejahteraan dan kebahagiaan merupakan
dasar kekuatan manusia, usaha, serta pertumbuhan personal (Ryff, 1989).
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi tertentu dimana individu tidak
hanya bebas dari perasaan negatif, tetapi terkait sejauh mana individu mampu
merasakan kenyamanan, kedamaian, dan kebahagiaan menurut pandangan
mereka, dan perspektif dalam mencapai potensi yang mereka miliki. Individu
dengan kesejahteraan psikologis yang baik akan memiliki kemampuan dalam
memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik
mereka, Ryff (dalam Mahmud, 2011).
Menurut Ryff dan Singer (2008), kesejahteraan psikologis merupakan
proses pertumbuhan dan pemenuhan diri seseorang yang dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Kesejahteraan psikologis pada umumnya terkait dengan
tugas maupun aktivitas komunitas lainnya (Ryff, 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Menurut Azani (2012), individu yang mengalami kesejahteraan
psikologis ditandai dengan adanya perasaaan bahagia, mempunyai kepuasan
hidup dan tidak ada gejala-gejala depresi. Hal ini juga senada dengan
pandangan Radhakrishnan (2013) yang menyatakan kesejahteraan terkait
dengan kesehatan fisik maupun psikologis dalam kehidupan seseorang.
Kesejahteraan psikologis merupakan suatu konsep kesejahteraan
psikologis individu yang mampu menerima diri mereka apa adanya, tidak
memiliki simtom depresi dan selalu memiliki tujuan hidup yang di pengaruhi
oleh fungsi psikologi positif dalam bentuk aktualisasi diri, penguasaan
lingkungan sosial dan pertumbuhan pribadi (Ryff dalam Rosalinda, L;
Latipun ; Nurhamida, Y). Kesejahteraan psikologis yang tinggi dalam diri
individu dapat ditunjukkan melalui hubungan yang baik dengan lingkungan
disekitarnya, memiliki kepercayaan diri yang baik, mampu membangun
hubungan personal dengan orang lain, dan menunjukkan adanya tujuan dan
arah dalam hidup ( Ryff & Singer dalam Henry Tenggara, 2008).
Ryff (1989,1995) juga menambahkan bahwa individu yang memiliki
kesejahteraan psikologis yang tinggi adalah individu yang memiliki respon
positif terhadap dimensi kesejahteraan psikologis, yaitu dimensi penerimaan
diri yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk menerima diri mereka
sendiri dan kehidupan masa lalu baik dari sisi positif maupun negatif.
Dimensi hubungan positif mengacu pada kemampuan untuk memiliki
hubungan yang baik dengan orang lain. Dimensi otonomi yakni sikap mandiri
dalam menentukan dan menjalani kehidupan. Dimensi penguasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
17
lingkungan, yakni kemampuan untuk memanipulasi lingkungan dan sumber
daya yang ada. Dimensi tujuan hidup, menekankan pada adanya kepercayaan
dalam diri seseorang bahwa ada tujuan dan makna dalam kehidupan,dan
dimensi pertumbuhan pribadi, menekankan pada kapasitas bagaimana
individu mengelola dan menyadari potensi yang ada dalam diri.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya
kesejahteraan psikologis merupakan suatu kemampuan individu untuk bebas
dari perasaan negatif dalam mencapai suatu tujuan. Individu yang mencapai
tujuan, tentunya akan mengalami kesejahteraan baik secara fisik maupun
psikologis dan tidak terdapat gejala depresi. Kesejahteraan psikologis
menumbuhkan kemampuan individu untuk semakin mampu menerima diri,
memiliki relasi yang positif dengan orang lain, otonomi, kemampuan dalam
menguasai lingkungan, memiliki tujuan hidup dan pertumbuhan diri.
2. Aspek-Aspek Kesejahteraan Psikologis.
Ryff dan Singer (1996), mengemukakan enam dimensi kesejahteraan
psikologis, yaitu :
a. Penerimaan diri
Dimensi penerimaan diri sebagai sentral dari kesehatan mental, seperti
karakteristik dari aktualisasi diri, keberfungsian yang optimal, kedewasaan
hidup. Teori ini juga menekankan penerimaan diri terhadap pengalaman
masa lalunya. Individu tersebut mampu mengenali dan menerima berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
18
aspek dari dirinya, baik itu kualitas diri yang baik maupun kualitas diri
yang buruk.
Dalam hidup religius, penerimaan diri dapat ditunjukkan melalui
kemampuan dalam mensyukuri atas ketiga kaul yakni hidup miskin, taat
pada aturan atau hal yang sudah ditetapkan, serta hidup dalam kemurniaan
(hidup tanpa menikah, namun bertindak bijaksana dalam komunikasi dan
pergaulan antarpribadi agar menghindari bahaya-bahaya yang
menghambat penghayatan keperawanan).
b. Relasi positif dengan yang lain
Dimensi ini mengambarkan adanya relasi interpersonal yang hangat
dan rasa percaya satu sama lain. Kemampuan untuk mencintai dipandang
sebagai komponen utama dari kesehatan mental. Individu yang
mempunyai aktualisasi diri yang baik, mempunyai perasaan empati, dan
afeksi yang kuat untuk sesama manusia dan mampu untuk mencintai,
mampu membangun relasi yang mendalam, serta mampu
mengindentifikasi dirinya secara lengkap pada orang lain, dan mampu
untuk mengarahkan dan membimbing orang lain.
Dimensi relasi positif sangat penting bagi para religius untuk
mempererat persaudaraan dengan saling membantu dengan sukarela,
saling membagi kekayaan rohani/jasmani dalam suasana kemiskinan,
persahabatan dan dialog di dalam komunitas (Prasetyo, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
19
c. Otonomi
Dimensi ini menekankan tentang kualitas sebagai determinasi diri,
kemandirian, dan pengaturan perilaku dari dalam diri. Individu yang
mempunyai aktualisasi diri menunjukkan keberfungsian yang otonom dan
memiliki ketahanan terhadap pengaruh lingkungan. Individu yang
berfungsi secara penuh ialah individu yang memiliki evaluasi internal,
dimana seseorang mencari-cari pengakuan dari orang lain, namun
melakukan evaluasi diri dengan ukuran personal. Individu tersebut tidak
lagi tergantung pada berbagai ketakutan kolektif, kepercayaan dan aturan
lingkungan. Individu tersebut memiliki kebebasan dari norma yang
mengatur kehidupan sehari-hari.
Kemandirian menjadi bagian penting bagi setiap orang secara khusus
dalam hidup membiara. Dengan adanya kemandirian para religius mampu
berkarya dan menjalankan tugas yang diserahkan oleh Kongregasi
kepadanya dengan penuh tanggung jawab, mengusahakan
perkembangannya, melibatkan diri sepenuhnya dan merasa ikut memiliki
karya Kongregasi, setia dan berjuang dalam tugas meskipun dirasa berat,
bersikap mengabdi dan bersedia dipakai di mana dibutuhkan, memberi
sumbangan konkret dengan melibatkan diri sesuai dengan persetujuan
komunitas (Prasetyo, 2001).
d. Penguasaan lingkungan
Dimensi ini merupakan kemampuan individu untuk memilih atau
menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
20
didefinisikan sebagai karakteristik kesehatan mental. Penguasaan
lingkungan berarti adanya kemampuan untuk memanipulasi dan
mengendalikan lingkungan yang kompleks. Dimensi ini menekankan pada
kemampuan individu untuk bergerak maju dalam dunia dan mengubahnya
secara kreatif melalui aktivitas mental dan fisik. Kemampuan untuk
memanfaatkan kesempatan yang ada dari lingkungan dengan sebaik-
baiknya.
Salah satu dari kemampuan penguasaan lingkungan dalam hidup
membiara ialah mampu menjalin relasi dengan komunitas, misalnya
mampu hidup sehati dan sejiwa, mampu mengabdikan diri penuh cinta
kasih kepada satu sama lain, mampu mewujudkan cinta kasih Kristus
Penebus dalam hidup bersama, saling membantu bila mengalami kesulitan,
saling memahami dan saling mempercayai, ikut ambil bagian dalam suka
dan duka sesama suster, sanggup mendengarkan, sanggup berkorban
dengan tulus dalam hidup bersaudara (Prasetyo, 2001).
e. Tujuan hidup
Dimensi ini didefinisikan sebagai kesehatan mental yang mencakup
keyakinan seseorang yang memberikan satu perasaan bahwa ada tujuan
dan arti bagi kehidupan. Memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan
dan hidup seseorang, perasaan terarah, dan kebermaknaan. Individu yang
memiliki tujuan hidup adalah individu yang produktif dan kreatif, atau
yang dapat mencapai penyatuan emosional dalam akhir hidup. Dengan
adanya tujuan hidup, para religius semakin sadar bahwa hidup membiara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
21
adalah proses panjang yang harus ditekuni dan tidak dapat berhasil baik
dalam waktu singkat ketika berhadapan dengan masalah baik di dalam
komunitas dan karya (Suparno, 2007). Sementara itu, individu juga
mampu bersyukur untuk semua yang diberikan Allah, percaya bahwa
Allah hadir, berkarya lewat gereja, kongregasi, komunitas dan peristiwa
hidup sehari-hari, dan sanggup merefleksikan pengalaman hidup sebagai
orang beriman (Prasetyo, 2001).
f. Pertumbuhan diri
Dimensi ini menjelaskan fungsi psikologis yang optimal, dimana
pertumbuhan diri tidak hanya berarti bahwa seseorang telah mencapai
suatu karakteristik-karakteristik tertentu. Namun seseorang yang terus
mengembangkan potensi mereka untuk semakin tumbuh dan berkembang
sebagai individu. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dan menyadari
potensi diri adalah penting dalam perspektif klinis bagi pertumbuhan diri,
karakteristik dari orang yang berfungsi secara penuh, misalnya dengan
keterbukaan terhadap pengalaman. Dimensi ini juga menekankan secara
eksplisit untuk terus berkembang dalam menghadapi tantangan baru
dengan tugas pada periode yang berbeda-beda dari kehidupan.
Kemampun ini tampak dalam hidup membiara melalui pengakuan dan
kerelaan dalam menggunakan bakat yang dimiliki bagi sesama, aktif
mengembangkan diri dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
menjalankan tugas yang diberikan. Dengan demikian, para religius mampu
mengikuti Kristus dengan sikap siap sedia, sederhana dan kerelaan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
22
berkorban, mengutamakan pengabdian terhadap orang yang miskin dan
terpojok sesuai teladan Ibu Kongregai (Prasetyo, 2001).
Menurut uraian di atas, bahwa kesejahteraan psikologis memiliki
indikator yaitu mampu menerima diri baik bersifat negatif maupun
positif, mampu menjalin relasi yang positif dengan orang lain, mampu
menguasai lingkungan, tidak bergantung pada orang lain (mandiri),
memiliki tujuan dan makna dalam hidup, serta mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki (pertumbuhan diri).
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan psikologis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya :
a. Usia
Ryff dan Keyes (dalam Rosalinda, L: Latipun; Nurhamida,Y, 2013),
mengatakan bahwa individu yang mencapai masa dewasa tengah lebih
memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi dibandingkan pada masa
dewasa awal maupun dewasa akhir. Hal ini dikarenakan adanya aspek
kemandirian dan penguasaan lingkungan yang meningkat pada usia
dewasa tengah.
b. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan tingkat
kesejahteraan psikologis. Pada umumnya, wanita lebih memiliki
kesejahteraan psikologis yang tinggi daripada pria. Hal ini karena wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
23
lebih memiliki kemampuan coping stress dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi dibandingkan laki-laki (Ryff dan Singer dalam Rosalinda,
L: Latipun; Nurhamida,Y, 2013)
c. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi mempengaruhi kesejahteraan psikologis
seseorang. Seperti besarnya income keluarga, tingkat pendidikan,
keberhasilan pekerjaan, kepemilikan materi dan status sosial di masyarakat
(Pinquart Sorenson, 2002). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi
pendapatan individu ketika bekerja. Seperti pada umumnya, banyak jenis
pekerjaan yang membutuhkan minimal lulusan sarjana dan memiliki
keterampilan, sehingga akan membedakan pendapatan seseorang
(Rosalinda, L; Latipun ; Nurhamida,Y, 2013).
d. Dukungan sosial
Dukungan sosial membantu individu untuk mampu menerima
kehadiran orang lain yang memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan
psikologis. Menurut Fadli (dalam Rosalinda, L; Latipun; Nurhamida,Y,
2013), bahwa ada relasi yang positif antara dukungan sosial dengan
kesejahteraan psikologis. Misalnya, individu yang menikah akan memiliki
tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini dikarenakan individu
yang menikah akan memperoleh dukungan sosial seperti dukungan
emosional (rasa cinta, perlindungan, perhatian, dan kepercayaan yang
membuat individu akan merasa nyaman, tenteram, dan merasa dicintai).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
24
e. Religiusitas
Faktor religiusitas memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan
psikologis. Individu yang taat pada agama cenderung tidak akan merasa
kesepian, sehingga kejahteraan psikologis meningkat dibandingkan
individu yang kurang taat beragama (Ryff dalam Rosalinda, L; Latipun;
Nurhamida,Y, 2013).
f. Kepribadian
Individu yang memiliki banyak kompetensi pribadi dan sosial,
seperti penerimaan diri, mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, dan coping skill yang efektif akan cenderung terhindar dari
konflik dan stress (Santrock, 2002 dan Peter Warr, 2012). Seseorang yang
tidak dapat menentukan pilihan secara bijak, tidak berani mengambil
resiko, kurangnya kemampuan mengontrol dan tidak memiliki penerimaan
diri yang baik merupakan indikasi keberadaan konflik dalam dirinya yang
akan mengurangi tingkat kesejahteraan secara psikologis di kehidupannya
(Peter Warr, 2012).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan psikologis seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yakni adanya faktor usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi,
dukungan sosial, religiusitas, dan kepribadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
25
C. Hidup Religius
1. Hidup religius secara umum
Gaya hidup merupakan suatu pilihan seseorang yang ingin dicapai
untuk memperoleh kebahagiaan hidup dengan menyadari akan adanya
konsekuensi yang bersifat positif maupun negatif yang akan diterima dalam
hidupnya. Misalnya, orang memilih hidup tidak menikah karena panggilan
agama seperti hidup religius dalam gereja Katolik (Dariyo, 2003).
Hidup religius berdasarkan Kitab Hukum Kanonik (artikel 607),
merupakan tanda bakti seluruh hidupnya, menampakkan di dalam Gereja
pernikahan yang mengagumkan yang diadakan oleh Allah, pertanda dari
zaman yang akan datang. Religius hendaknya juga menyempurnakan
penyerahan diri seutuhnya bagaikan kurban yang dipersembahkan kepada
Allah, dengan itu seluruh eksistensi dirinya menjadi ibadat yang terus-
menerus kepada Allah dalam cinta kasih.
Tom jacobs berpendapat bahwa hidup membiara atau hidup religius
bukan hidup yang khusus dan juga bukan panggilan khusus. Hidup
membiara hanya mau memperlihatkan panggilan umum secara khusus
dengan seluruh kehidupannya. Hidup membiara juga mengandung makna
sebagai jawaban atas panggilan Kristus dalam hubungan pribadi yang
semakin nyata, serta semakin menemukan arti hidupnya sendiri.
Menurut Seri Dokumen Gereja No.51, para religius atau
biarawan/biarawati memiliki tugas kenabian yaitu “Mengingatkan akan
rencana ilahi bagi umat manusia dan melayaninya, seperti rencana itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
26
diwartakan dalam kitab suci dan ternyata dari penafsiran dengan cermat
terhadap isyarat-isyarat karya penyelenggaraan Allah dalam sejarah.
Tujuan rencana itu menyelamatkan dan mendamaikan umat manusia
(Kolese 220-22)”.
Hidup religius tidak ditentukan oleh fungsi atau pekerjaan, melainkan
oleh corak atau cara kehidupan, khususnya mereka terikat akan kaul-kaul
atau ikatan suci lainnya dan mewajibkan diri untuk hidup menurut tiga
nasehat injil,” yaitu kaul selibat atau keperawanan, kaul kemiskinan, dan
kaul ketaatan (Lumen Gentium 44).
Adapun maksud dari tiga nasehat injil dalam hidup religius, menurut
Kitab Hukum Kanonik yakni :
a. Kaul Keperawanan (hidup murni)
Merupakan tanda kemurniaan yang di terima demi kerajaan Allah, yang
menjadi tanda dunia yang akan datang dan merupakan sumber kesuburan
melimpah dalam hati yang tak terbagi, membawa serta kewajiban
bertarak sempurna dalam selibat (Kan.599). Artinya, dengan kaul
keperawanan menjadi tanda atau corak hidup dimana seseorang tidak
menikah dan hanya menyerahkan dirinya kepada Kristus, yang
dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan juga
terus- menerus semakin mengarahkan diri kepada Kristus, khususnya
dalam hidup doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
27
b. Kaul Kemiskinan
Nasehat injili kemiskinan berarti hidup miskin dalam kenyataan dan
dalam semangat, hidup kerja dalam kesederhanaan dan jauh dari
kekayaan duniawi; di samping itu membawa serta ketergantungan dan
pembatasan dalam hal penggunaan serta penentuan harta-benda menurut
peraturan hukum masing-masing tarekat (Kan.600). Kaul kemiskinan
juga memiliki pengertian melalui dua aspek, yang pertama lebih asketis
artinya gaya hidup yang sederhana dan bersifat apostolis yang berarti
kerelaan menyumbangkan apa-apa saja demi kerasulan, yang tidak hanya
menyangkut harta benda melainkan tenaga, waktu, keahlian dan
keterampilan. Dengan kata lain segala kemampuan dan seluruh
kehidupan (Konferensi Waligereja Indonesia, 1996).
c. Kaul Ketaatan
Nasehat injili ketaatan, yang diterima dalam semangat iman dan cinta
kasih dalam mengikuti Kristus yang taat sampai mati, mewajibkan
tunduk terhadap pemimpin yang legitim, selaku wakil Allah, bila mereka
memerintahkan sesuatu menurut konstitusi masing-masing (Kan.601).
Ketaatan juga memiliki arti sebagai sikap patuh terhadap pemimpin, dan
menerima setiap tugas yang diberikan kepadanya tanpa memandang
tempat ataupun pekerjaan. Ketaatan memiliki makna sebagai sikap patuh
terhadap aturan yang ada dalam lembaga masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
28
Berdasarkan dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan hidup
religius memiliki makna sebagai tanda penyerahan hidup seseorang secara
total kepada Allah dengan meninggalkan kenikmatan duniawi, memiliki
tugas kenabian melayani umat manusia secara khusus mereka yang
terpinggirkan baik karena cacat fisik, psikologis maupun karena ekonomi,
serta memiliki corak kehidupan yang terikat akan ikatan suci atau kaul yaitu
kaul selibat atau keperawanan, kemiskinan dan ketaatan.
2. Hidup Religius Kongregasi KSFL
Kongregasi merupakan perkumpulan para biarawan/biarawati,
rohaniwan/rohaniwati katolik dari satu kesatuan khusus (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991). Dalam Kitab Hukum Kanonik (2006 pasal 607:2)
mengungkapkan bahwa “Kongregasi religius adalah serikat dimana para
anggotanya menurut hukum masing-masing mengucapkan kaul publik kekal
atau sementara, namun pada waktunya harus diperbaharui, dan
melaksanakan hidup persaudaraan dalam kebersamaan”.
Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) adalah salah satu
tarekat ordo ketiga regular Santo Fransiskus Asisi. Maksud dari ordo ketiga
regular yakni semua anggota tarekat religius laki-laki dan perempuan yang
menggabungkan diri dalam gerakan Fransiskan untuk melakukan pertobatan
dan mewajibkan diri melalui perjanjian nikah untuk mengikuti Kristus,
dengan menyelaraskan hidup mereka dengan hidup Kristus yang miskin,
murni, taat dan bermaksud mengikuti Kristus dengan hidup dalam kesatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
29
persaudaraan (Conti Martino, 2006). Lahirnya Kongregasi KSFL pada tahun
1841, oleh Muder Lucia Dierckx Muder Lusia mulai melaksanakan
perutusan ke Rotterdam untuk berkarya di bidang pendidikan, perawatan
orang sakit (jompo). Muder Lusia memiliki jiwa yang berhati mulia, ikhlas,
penuh cinta, dan hangat bagi sesama. Semangat hidupnya menjadi teladan
hidup bagi kongregasi KSFL hingga kini. Kongregasi Suster Fransiskan St.
Lusia (KSFL) terus berusaha menghidupi kharisma: “Yesus yang
mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba sampai wafat di
salib”.
Para suster KSFL memiliki semangat dalam melakukan tugas maupun
karya, karena didorong oleh visi dan misi spritualitas Santo Fransiskus dan
Muder Lusia.
a. Visi
Visi dari kongregasi suster Fransiskan St. Lusia yakni siap sedia
mewartakan Kerajaan Allah demi keselamatan manusia, saudara, dan
bagi semua orang yang kita jumpai.
b. Misi
Misi dari suster Fransiskan St. Lusia adalah saudara bagi semua orang
yang dijumpai, tanpa memandang perbedaan suku, agama, daerah dan
negara melainkan setiap manusia di mana pun berada. Pengabdian suster
sebagai kongregasi demi kerajaan Allah, di dalam dan di luar tanah air
terwujud dalam keterlibatan menangani masalah-masalah kehidupan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
30
di dalam gereja maupun di tengah masyarakat setiap zaman (Konstitusi
KSFL,1999 art. 6)
Semangat Muder Lusia menumbuhkan minat panggilan bagi para
wanita untuk bergabung dalam Kongregasi KSFL untuk melayani orang-
orang yang tidak mampu baik secara fisik maupun ekonomi. Menurut
konstitusi KSFL (pasal 2), mereka yang mau bergabung harus menjalani
masa pembinaan kurang lebih selama tiga tahun yakni:
a. Masa Postulan
Masa dimana seseorang ingin bergabung dalam tarekat hidup religius.
Pendidikan postulan bertujuan untuk melengkapi pengetahuan iman,
menghantar mereka ke dalam liturgi, metode doa, pengenalan
spiritualitas KSFL dan pengalaman pertama dalam karya kerasulan
Kongregasi. Pada masa ini juga individu harus diuji dan dikembangkan
dalam diri setiap anggota kedewasaan manusiawi, terutama kepekaan,
serta kecakapan tanda-tanda zaman dalam terang injil (Konstitusi, pasal 2
:artikel 18)
b. Novisiat
Masa novisiat adalah masa penyadaran awal serta saat untuk
memperkenalkan dan mendalami serta menghayati cara hidup kongregasi
sesuai dengan spritualitas dan kharisma Kongregasi. Pendidikan novis
didasarkan pada unsur-unsur hidup Kongregasi yang dibaktikan kepada
Allah (pasal 2: artikel 21). Dengan kata lain, seorang novis belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
31
mengucapkan kaul, mereka mulai belajar untuk hidup membiara dengan
mengkhususkan pada hidup doa.
c. Yunior (kaul sementara)
Suster junior adalah suster yang sudah mengucapkan kaul sementara
akan tetapi belum mengucapkan kaul kekal. Suster junior disebut suster
muda. Masa Yunior merupakan masa pengembangan, pendalaman
tentang cara hidup Kongregasi dan pematangan lebih lanjut serta
persiapan intensif untuk pilihan status hidup tetap bagi cara hidup suster
KSFL yang terwujud dengan pengikraran kaul kekal. Pada masa
yuniorat, individu harus berupaya membina diri agar semakin menjadi
pribadi religius yang matang dan dewasa lagi tangguh sesuai dengan
spiritualitas dan kharisma Kongregasi sehingga mampu melaksanakan
pengutusannya dengan penuh dedikasi.
d. Bina lanjut (kaul kekal)
Suster bina lanjut (kaul kekal) disebut juga suster senior, dimana para
suster sudah menjanjikan seluruh hidupnya hanya untuk Tuhan dan sudah
terikat seumur hidup dalam Kongregasi. Kaul kekal juga merupakan
proses pembaharuan diri pribadi dan bersama, serta penyesuaian terpadu
pada struktur-struktur yang ada sehingga kita tetap mampu menghayati
panggilan kita dalam keadaan nyata hidup sehari-hari serta semakin
terampil, sambil menerjemahkan spiritualitas dan kharisma Kongregasi,
menjawab kebutuhan jaman (pasal 2 : artikel 46).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
32
C. Dinamika Hubungan Teori Dalam Penelitian Antara Kesejahteraan
Psikologis Dengan Keterampilan Sosial Pada Suster Junior KSFL.
Manusia akan mampu bertahan hidup ketika individu tersebut
mampu menjalin relasi terhadap lingkungannya. Kemampuan tersebut
tentunya membutuhkan keterampilan sosial, dimana individu memiliki
kemampuan dalam berkomunikasi, mampu terbuka dan mampu
menghadapi konflik (Johnson, 2012). Disisi lain, individu yang kurang
memiliki keterampilan sosial akan cenderung kurang dikenal oleh teman
sebaya, kurang memiliki kepuasan dan keberhasilan dalam menjalin relasi
yang akrab, cenderung mudah depresi, dan mengalami kecemasan sosial,
serta nilai akademik yang rendah (Segrin dan Giverzt, 2003). Dampak dari
keterampilan sosial yang kurang akan mempengaruhi kepribadian individu
untuk sulit menerima diri, cenderung menarik diri dari lingkungan sosial
sehingga relasi tampak kurang, dan kurang memperoleh dukungan sosial
dari lingkungan sekitarnya. Kepribadian tersebut mempengaruhi
kesejahteraan psikologis individu.
Kesejahteraan psikologis merupakan sebuah proses pertumbuhan
dan pemenuhan diri seseorang, yang dipengaruhi lingkungan sekitar (Ryff
dan Singer, 2008). Individu yang memiliki kesejahteraan psikologis yang
tinggi adalah individu yang memiliki respon positif terhadap dimensi
kesejahteraan psikologis yakni mampu menerima diri, memiliki relasi
yang positif, mandiri, mampu menguasai lingkungan, memiliki tujuan
hidup, dan mengalami pertumbuhan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
33
Dimensi penerimaan diri dalam hidup membiara akan tampak
melalui kemampuannya dalam menerima keadaan dirinya baik kekurangan
maupun kelebihan yang dimiliki dan menerima pilihan hidupnya seperti
hidup dalam kemiskinan, kemurnian dan ketaatan terhadap para
pemimpin. Adanya kemampuan tersebut akan membantu individu untuk
mampu mengontrol diri terhadap permasalahan yang dihadapi dari
lingkungan, serta mampu menerima kritikan orang lain secara baik. Selain
itu, kesejahteraan psikologis juga akan tampak melalui kemampuannya
dalam menjalin relasi yang positif. Misalnya, mampu bersikap hangat dan
saling percaya satu sama lain. Kemampuan berelasi merupakan dasar dari
hidup membiara. Setiap suster diharapkan mampu membangun hubungan
yang baik dalam hidup berkomunitas dengan bersikap terbuka, dan mampu
bersosialisasi dengan teman sebaya (teman satu angkatan membiara).
Kemampuan tersebut tentunya memerlukan komunikasi yang baik dan
kemampuan berinteraksi dengan yang lain dengan cara yang sesuai dan
efektif (Spitzberg Cupach dalam Segrin, 2000).
Individu yang memiliki kesejahteraan psikologis juga dipengaruhi
oleh adanya pribadi yang mandiri. Individu yang mandiri akan tampak
bebas dari norma yang mengatur kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu,
kemandirian menjadi bagian penting bagi setiap orang secara khusus
dalam hidup membiara. Adanya kemampuan tersebut akan membantu
individu untuk mampu berkarya dan menjalankan tugas yang diserahkan
oleh Kongregasi dengan penuh tanggung jawab, dan menjadikan individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
34
lebih terampil secara akademik. Misalnya, mampu menyelesaikan tugas
secara mandiri dan lebih produktif.
Sementara itu, individu yang mampu menjalin relasi terhadap
lingkungan adalah individu yang terampil secara sosial, sehingga mudah
beradaptasi dengan lingkungan. Individu yang mampu beradaptasi dengan
lingkungan akan tampak mampu dalam menguasai lingkungan.
Penguasaan lingkungan dapat ditunjukkan melalui kemampuan dalam
memilih lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisik yang berarti sebagai
karakteristik kesehatan mental (Ryff, 1989). Penguasaan lingkungan dalam
hidup membiara tentunya melalui kemampuan dalam menjalin relasi
dengan komunitas, misalnya mampu hidup sehati dan sejiwa, mampu
mengabdikan diri penuh cinta kasih satu sama lain, serta mampu
mengatasi kesulitan secara bersama, mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru, seperti komunitas yang baru dan karya yang baru
pula. Adanya kemampuan tersebut dipengaruhi oleh sikap individu yang
asertif seperti mampu terbuka terhadap perasaan yang dimiliki, dan
memiliki sikap empati terhadap lingkungan sekitarnya atau dalam
komunitas. Dengan demikian, individu mampu membangun suasana
lingkungan baik.
Kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat juga ditunjukkan
melalui kemampuan individu dalam memaknai setiap peristiwa yang
dialami. Dengan adanya tujuan hidup, individu semakin terampil dalam
mengendalikan diri dalam menghadapi perasaan negative dan memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
35
keyakinan bahwa kehidupan memiliki makna tersendiri. Oleh sebab itu,
sangat penting bagi para suster junior menyadari bahwa dalam kehidupan
yang dipilih memiliki makna tersendiri sehingga meningkatkan
kemampuan para suster junior untuk lebih menghayati ketiga kaul yang
sudah dijanjikan. Dengan demikian, individu lebih mampu
mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk semakin mengalami
pertumbuhan diri. Individu yang mampu mengembangkan potensinya
adalah individu yang memiliki kemauan dalam mencoba sesuatu yang baru
dan mampu bertahan terhadap tekanan sosial, sehingga individu lebih
terampil dalam mengendalikan diri dari perasaan negative, dan mampu
mengelola konflik yang sedang dihadapi. Menurut (Segrin, C, Rynes, N.K,
2009), individu yang cenderung mengarah pada sesuatu negative dan
ketidakmampuan dalam berelasi antarsesama selama berkepanjangan
cenderung mudah depresi, yang disebabkan keterampilan sosial yang
kurang.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa
kesejahteraan psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya keterampilan
sosial seseorang secara khusus pada suster junior. Para suster junior yang
memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi akan mampu dalam
menghayati pilihan hidupnya yakni hidup dalam kemiskinan, ketaatan, dan
kemurniaan. Kemampuan dalam menyadari akan pilihan hidup yang bebas
akan berdampak baik terhadap karya dan persaudaraan hidup para suster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
36
Fransiskan Santa Lusia yang sudah tertanam sejak masa pembinaan. Hal
ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan para suster junior dalam
menerima tugas yang diberikan dengan perasaan positif dan mampu
bekerja sama dalam karya dikarenakan adanya keterampilan sosial yang
dimiliki, serta dapat menunjukkan kemampuan relasi yang baik dan
terbuka dalam hidup persaudaraan maupun dalam komunitas dalam
Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema Kerangka Teori dalam Penelitian
→
Tinggi
Tidak mampu menerima kritik orang
lain
Cenderung kaku dan tertutup
Kurang produktif dan mandiri
Kurang mampu menjalin relasi dengan
teman sebaya, kaku, dan tertutup
Kurang mampu mengontrol diri
Suster
KSFL
Mampu menerima diri
Mampu menjalin relasi positif
Memiliki kemandirian
Memiliki penguasaan lingkungan
Memiliki makna dan tujuan hidup
Mengalami pertumbuhan diri
Kesejahteraan
psikologis
Mampu menerima kritikan
Mudah berelasi dan terbuka, mampu
bersosialisasi dengan teman sebaya
Mandiri dan produktif
Mampu bersikap asertif
Terampil mengendalikan diri
Terampil mengelola konflik, dan
mengendalikan diri.
Keterampil
an sosial Tidak menerima diri
Mengisolasi diri
Bergantung pada orang lain
Kurang menyadari kesempatan yang
diberikan lingkungan Rendah
Kurang mampu memaknai hidup
Kurang mampu mengembangkan
sikap dan perilaku Kurang mampu menghadapi konflik
Tinggi
Rendah
Hidup ketiga
kaul
Karya dan
Persaudara
an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini ialah adanya hubungan antara keterampilan
sosial dengan kesejahteraan psikologis pada para suster junior KSFL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Penelitian
korelasional memiliki tujuan untuk melihat hubungan antar variabel.
Besarnya hubungan ditetapkan melalui koefisien keterhubungan atau lazim
disebut koefisien korelasi (Kasmadi, 2013). Pada penelitian ini
menggunakan dua variabel yakni kesejahteraan psikologis dengan
keterampilan sosial.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yakni :
1. Variabel independen : Keterampilan Sosial
2. Variabel dependen : Kesejahteraan Psikologis
C. Definisi Operasional
Definisi variabel penelitian ini adalah :
1. Keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan dimana individu
mampu berelasi dengan teman sebaya, mampu dalam mengendalikan
diri. Selain itu, mampu dalam akademik, mampu dalam menjalin relasi
yang akrab, bersikap asertif dan terampil dalam mengendalikan konflik.
Skala pengukuran keterampilan sosial menggunakan aspek-aspek dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
40
Merrel & Gimpel (1998) dan Johnson (dalam Supratiknya, 1995) yang
kemudian disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala likert.
Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula
keterampilan sosial yang dimiliki oleh individu.
2. Kesejahteraan Psikologis merupakan suatu kemampuan dimana individu
mampu mencapai suatu tujuan, dan mengalami kesejahteraan baik secara
fisik maupun psikologis. Hal ini tampak melalui kemampuan dalam
penerimaan diri, mampu membangun relasi dengan orang lain, memiliki
tujuan hidup, kemandirian, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan
diri. Skala pengukuran kesejahteraan psikologis menggunakan aspek-
aspek dari teori Ryff dan Singer (1991) yang kemudian disusun oleh
peneliti dengan menggunakan skala likert. Semakin tinggi skor yang
diperoleh maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang
dimiliki oleh individu.
D. Subjek Penelitian
Peneliti menggunakan subjek penelitian pada populasi yang ada
pada suster junior Kongregasi Fransiskan Santa Lusia. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012). Sugiyono juga menambahkan bahwa populasi tidak
hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
41
melainkan seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu. Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud adalah para
suster junior dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia yang
tersebar di seluruh Indonesia dengan jumlah 40 orang.
Adapun tujuan dalam penelitian ini yakni ingin mengetahui
kesejahteraan psikologis dan keterampilan sosial yang ada pada suster
junior Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL). Hal ini
dikarenakan para suster junior merupakan kategori dewasa awal yang
memiliki rentang usia 19 – 35 tahun. Menurut ilmu psikologis, pada
masa ini seseorang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional,
periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
penyesuaian diri pada pola yang baru (Santrock 2002). Demikian juga
menurut pandangan theologis, dimana pada masa ini (masa yunior)
dalam hidup religius merupakan masa pengembangan, pendalaman
tentang cara hidup Kongregasi, pematangan lebih lanjut serta persiapan
intensif untuk pilihan status hidup tetap bagi cara hidup suster KSFL
yang terwujud dengan pengikraran kaul kekal atau abadi sehingga
sangat penting untuk melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
42
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologis. Hal ini bertujuan untuk mengungkapkan gambaran aspek
kepribadian yang dimiliki subjek. Menurut Azwar (1999), skala
memiliki perbedaan dengan angket. Pada skala psikologis, pertanyaan
sebagai stimulus tertuju kepada indikator perilaku guna memancing
jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan subjek yang biasanya
tidak disadari oleh subjek, sedangkan angket berupa pertanyaan
langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendak
diungkap. Jenis skala dalam penelitian ini menggunakan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan (Sugiyono, 2011).
Peneliti juga menggunakan uji coba terpakai, yang hasilnya
sekaligus digunakan sebagai data penelitian yang akan dianalisis
(Hadi, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
43
2. Alat Ukur Penelitian
2.1 Skala Keterampilan Sosial (sosial skill)
Skala pengukuran keterampilan sosial, berdasarkan aspek-aspek
yang diuraikan oleh kedua tokoh yakni Merrel & Gimpel (1998) dan
Johnson (dalam Supratiknya, 1995) :
1). Keterampilan berelasi dengan teman sebaya (peer relation skill)
2). Keterampilan mengendalikan diri (self management skills)
3). Keterampilan akademik (academic skills)
4). Kemampuan dalam menjalin relasi yang akrab (compliance skills)
5). Keterampilan asertif (assertion skills)
1) Keterampilan dalam mengelola konflik (management conflic skills)
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa keterampilan
sosial memiliki enam aspek, yang kemudian disusun kedalam 36 butir
pernyataan yang terdiri dari 18 item favorabel dan 18 item
unfavorabel. Adapun pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel
dibawah ini.
Tabel 1
Blue Print Skala Keterampilan Sosial
Aspek keterampilan
sosial
No. Item Jumlah
Item
Bobot
% Favorabel Unfavorabel
Peer relation skills 1, 13, 26 7, 14, 20 6 16,6
Self management
skills
2, 15, 27 8, 21, 32 6 16,6
Academic skills 3, 16, 28 9, 22, 33 6 16,6
Compliance skills 4, 17, 29 10, 23, 34 6 16,6
Assertif skills 5, 18, 30 11, 24, 35 6 16,6
Self management
conflict skills
6, 19, 31 12, 25, 36 6 16,6
Total 18 18 36 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
Tabel 2
Skor Jawaban Subjek Pada Skala keterampilan sosial
Respon Favorabel Unfavorabel
Sangat tidak sesuai
(STS)
1 4
Tidak sesuai
(TS)
2 3
Sesuai
(S)
3 2
Sangat sesuai
(SS)
4 1
Jawaban setiap item instrumen keterampilan sosial menggunakan
skala likert. Peneliti menggunakan empat pilihan dari setiap jawaban,
yakni : Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Sesuai (S),
Sangat Sesuai (SS). Peneliti tidak menggunakan jawaban netral.Hal
ini untuk menghindari kecenderungan jawaban subjek untuk memilih
pilihan tengah atau menghindari respon yang diperoleh tidak cukup
bervariasi (Nusseck dalam Azwar, 2011).
2.2 Skala Kesejahteraan Psikologis
Alat ukur yang digunakan untuk pengukuran kesejahteraan
psikologis memakai skala kesejahteraan psikologis yang disusun oleh
peneliti yang mengacu pada teori Ryff, melalui enam aspek
kesejahteraan psikologis yakni :
1). Dimensi otonomi
2). Penerimaan diri
3). Relasi yang positif
4). Penguasaan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
45
5). Tujuan hidup
6). Pertumbuhan diri
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa kesejahteraan
psikologis memiliki enam aspek, yang kemudian disusun kedalam 52
butir pernyataan yang terdiri dari 26 item favorabel dan 26 item
unfavorabel. Adapun pernyataan tersebut dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 3
Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis
Aspek
kesejahteraan
psikologis
No. Item Jumlah item Bobot
Favorabel Unfavorabel
Otonomi 1, 15, 29, 42,
51
2, 14, 17, 30,
43
10 20
Penerimaan
diri
3, 16, 31, 44 18, 32, 33, 45 8 15
Relasi yang
positif
4, 19, 34, 46,
52
5, 20, 21, 35,
47
10 20
Penguasaan
lingkungan
6, 7, 22, 36 37, 8, 9, 23 8 15
Tujuan hidup 10, 24, 38, 48 11, 25, 26, 39 8 15
Pertumbuhan
diri
12, 27, 40, 49 13, 28, 41, 50 8 15
Total 26 26 52 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa keenam aspek
kesejahteraan psikologis memiliki jumlah item yang berbeda. Aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
46
otonomi dan relasi yang positif memiliki 5 item pada favorabel dan
unfavorabel, sedangkan aspek penerimaan diri, penguasaan
lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan diri memiliki jumlah item
yang sama yakni sebanyak 4 item pada favorabel dan unfavorabel.
Banyaknya item pada otonomi dan relasi yang positif dikarenakan
pada aspek tersebut sangat penting untuk melihat sejauhmana subjek
memiliki kemandirian, yang terkait dengan kemampuan dalam
memberikan keputusan sehari-hari, dan kemampuan untuk menerima
tugas yang diberikan oleh kongregasi. Peneliti juga ingin melihat
sejauhmana subjek mampu menjalin relasi yang positif dengan yang
lain atau secara khusus dalam hidup berkomunitas, yang memiliki
spiritualitas Kongregasi, yakni “ Hidup dalam Persaudaraan”.
Skor jawaban dalam skala penelitian kesejahteraan psikologis akan
diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4
Skor Jawaban Subjek Pada Skala Kesejahteraan Psikologis
Respon Favorabel Unfavorabel
Sangat tidak sesuai
(STS)
1 4
Tidak sesuai
(TS)
2 3
Sesuai
(S)
3 2
Sangat sesuai
(SS)
4 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
47
Jawaban setiap item instrumen kesejahteraan psikologis
menggunakan skala likert. Peneliti menggunakan empat pilihan
jawaban pada item, yakni : Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai
(TS), Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). Peneliti tidak menggunakan
jawaban netral. Hal ini untuk menghindari kecenderungan jawaban
subjek untuk memilih pilihan tengah atau menghindari respon yang
diperoleh tidak cukup bervariasi (Nusseck dalam Azwar, 2011).
F. Kredibilitas Alat Ukur
1. Estimasi Validitas
Suatu skala akan menghasilkan data yang akurat apabila penelitian
tersebut melakukan estimasi validitas atau validasi (Azwar, 2012). Hasil
penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono,
2011). Selain itu, suatu skala dapat dikatakan valid apabila skala tersebut
memiliki validitas yang tinggi, katakanlah bahwa koefisien yang berkisar
antara 0,30 sampai dengan 0,50 merupakan kontribusi skala yang baik
terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan dan mampu menggambarkan
apa yang seharusnya ingin diukur (Cronbach dalam Azwar, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi. Dimana
sebagian besar penilai yang lebih kompeten (expert judgement) sepakat
bahwa suatu item adalah relevan, maka item tersebut dinyatakan sebagai
item yang layak mendukung validitas isi (Azwar, 2012). Adapun yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
48
dimaksud penilai kompeten ialah dosen pembimbing. Dalam penyusunan
skala, secara teknis peneliti menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-
kisi tersebut terdapat variabel yang hendak diteliti berdasarkan indikator,
dan kemudian membuat blue print yang sesuai dengan variabel yang ingin
diteliti, sehingga menjadi suatu pernyataan atau pertanyaan. Selama proses
penyusunan skala, peneliti selalu mengkonsultasikan kepada dosen
pembimbing sebagai validator, sehingga skala layak diujicobakan.
2. Seleksi Item
Penentuan kualitas skala yang baik, pada dasarnya ditentukan pula
atas kualitas dari setiap item. Oleh sebab itu, dalam penyusunan skala
sangat penting untuk melakukan seleksi item. Secara praktis, peneliti
melakukan analisis dan seleksi item berdasarkan evaluasi kualitatif. Hal
ini bertujuan untuk menguji apakah item yang ditulis sudah dengan blue
print dan indikator perilaku yang hendak diungkapnya, menguji apakah
item telah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, dan
melihat apakah item-item yang ditulis masih mengandung sosial
desirability yang tinggi. Analisis dan seleksi item dalam penyusunan
skala berdasarkan penilaian para ahli yakni dosen pembimbing.
Kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total, biasanya
digunakan batasan rix >0,30. Jika suatu item yang lolos tidak mencukupi
jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan
sedikit batas kriteria menjadi 0,25. Dalam penelitian ini, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
49
menggunakan koefisien korelasi item total (rix) sebesar 0,25. Apabila
item yang memiliki kurang dari 0,25 (rix <0,25) dapat diinterpretasikan
sebagai item yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012).
3. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen memiliki
kualitas yang baik, sehingga menghasilkan skor yang cermat dengan
eror pengukuran kecil. Instrument yang reliabel adalah instrument yang
dapat dipercaya atau konsistensi hasil ukur, yang mengandung makna
seberapa tinggi kecermatan pengukuran (Azwar, 2012). Selain itu, dapat
juga diartikan sebagai pengukuran yang memberi hasil yang konsisten
dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas
menggunakan teknik alpha Cronbach dalam program SPSS versi 21 for
windows. Batas minimum koefisien korelasi sebagai bukti test-retest
reliability yang dipandang memuaskan adalah 0,70. Demikian
sebaliknya, kurang dari 0,70 dipandang kurang bermanfaat sebab hal itu
berarti bahwa standard error atau kesalahan baku yang terkandung
dalam skor tampak adalah sedemikian besar sehingga sulit ditafsirkan
(Klein dalam Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
50
4. Hasil Uji Coba Alat Penelitian
4.1. Hasil Uji Coba Skala Keterampilan Sosial
Pengukuran skala kesejahteraan psikologis menggunakan
program SPSS versi 21. Pemilihan item berdasarkan korelasi item total,
dengan daya beda (rix) > 0,25 (Azwar, 2012). Pengujian reliabilitas
skala menggunakan teknik alpha cronbach (ᾱ). Koefisien reliabilitas
keterampilan sosial dengan alpha corbach sebesar 0,816 dari 36
item.sedangkan jumlah item yang gugur setelah uji coba sebanyak 15
item pada favorabel dan unfavorabel. Berikut ini adalah hasil uji coba
kesejahteraan psikologis.
Tabel 5
Spesifikasi item-item
Skala Keterampilan Sosial Hasil Uji Coba
Aspek
Keterampilan
sosial
Hasil item setelah uji
coba
Jumlah
item
Bobot
Favorabel Unfavorabel
Peer relation
skills
*1,*13, 26 7, 14, 20 6 16,6
Self
management
skills
*2, 15,
*27
*8, 21, 32 6 16,6
Academic skills *3, 16, 28 9, *22, 33 6 16,6
Compliance
skills
4, 17, 29 10, 23, *34 6 16,6
Assertif skills 5, *18, 30 11, 24, *35 6 16,6
Self
management
conflict skills
6, *19,
*31
12, *25, *36 6 16,6
Jumlah 18 18 36 100
Tanda (* ) merupakan tanda item yang gugur setelah uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
51
4.2. Hasil uji Coba Skala Kesejahteraan Psikologis
Pengukuran skala kesejahteraan psikologis menggunakan program
SPSS versi 21. Pemilihan item berdasarkan korelasi item total,
dengan daya beda (rix) sebesar 0,25 (Azwar, 2012). Pengujian
reliabilitas skala menggunakan teknik alpha cronbach(ᾱ). Koefisien
reliabilitas kesejahteraan psikologis dengan alpha corbach sebesar
0,840 dari 52 item, sedangkan jumlah item yang gugur setelah uji
coba sebanyak 19 item pada favorabel dan unfavorabel. Berikut ini
adalah hasil uji coba kesejahteraan psikologis.
Tabel 6
Spesifikasi item-item
Skala Kesejahteraan Psikologis Hasil Uji Coba
Aspek
Kesejahteraan
psikologis
Hasil Item setelah uji
coba
Jumlah
item
Bobot
Favorabel Unfavorabel
Otonomi *1,*15,
29,*42, 51
2, 14, 17, 30,
*43
10 20
Penerimaan diri *3, 16,
*31, 44
18, 32, 33,
*45
8 15
Relasi yang
positif
4, 19, 34,
46, 52 *5, *20, *21,
*35, *47
10 20
Penguasaan
lingkungan
6, *7, 22,
36
8, 9, *23, 37 8 15
Tujuan hidup 10, *24,
38, *48
11, *25, 26,
39
8 15
Pertumbuhan
diri
12, 27, 40,
49
13, *28, *41,
50
8 15
Jumlah 26 26 52 100
Tanda (* ) merupakan item yang gugur setelah uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
52
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi memiliki tujuan ingin membuktikan apakah sebaran data
yang dimiliki mengikuti kurva normal atau tidak. Ada beberapa bagian
dalam menentukan uji asumsi, yaitu :
1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah
data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data
yang normal memiliki kekhasan seperti mean, median dan modusnya
memiliki nilai yang sama, serta memiliki bentuk kurva yang sama,
bell curve (Santoso, 2010). Dalam penelitian ini menggunakan
teknik analisis Shapiro-Wilk. Menurut Santoso, teknik Shapiro-wilk
dianggap lebih ukurat ketika jumlah subjek kurang dari 50, dan jika
p lebih kecil daripada 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang
dimiliki sebaran datanya tidak normal. Demikian sebaliknya, jika p
lebih besar dari pada 0,05 maka dapat dikatakan sebaran data yang
dimiliki normal.
1.2. Uji Linearitas
Uji linearitas menyatakan bahwa ada hubungan antarvariabel yang
hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Adanya peningkatan atau
penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso,
2010). Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
53
signifikansi linearitas positif p<0,05. Pengujian linearitas
menggunakan SPSS versi 21.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui hubungan kesejahteraan
psikologis dengan keterampilan sosial, peneliti menggunakan teknik
korelasi Product Momen Pearson melalui program SPSS versi 21.
Adanya korelasi yang positif terhadap variabel jika terjadi kenaikan
kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan kenaikan kuantitas dari
variabel lain atau jika terjadi kenaikan kuantitas dari suatu variabel lain
dalam satuan SD, maka korelasi kedua variabel mendekati 1 (Santoso,
2010).
Tabel 7
Panduan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval koefisien Kategori korelasi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0, 79 Tinggi
0,40 – 0, 59 Moderat/ sedang
0, 20 – 0, 39 Rendah
0,01 – 0, 19 Sangat rendah
Sumber : Darmawan (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari jumat, 19 September 2014 – 8
Oktober 2014. Subjek yang terlibat dalam penelitian ialah para suster junior
KSFL yang ada diberbagai daerah.Peneliti berkerjasama dengan pimpinan
Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) untuk menyebarkan skala
terhadap para suster junior. Adapun pemberian skala yang diberikan kepada
pimpinan kongregasi berupa soft copy dan mengirim via email. Kemudian
peneliti meminta bantuan terhadap para pemimpin Kongregasi untuk
mencetak skala sehingga menjadi bentuk hard copy dan meminta untuk
mengisi skala dengan jujur dan apa adanya. Skala yang diberikan sebanyak
43 eksemplar, namun yang kembali kepada peneliti sebanyak 40 eksemplar.
B. Data Demografi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian berjumlah 40 orang yang terdiri dari beberapa
kategori yaitu, usia, tahun junior, karya yang diterima, dan komunitas tempat
dimana subjek berkarya. Berikut adalah tabel hasil dari pengelompokan
kategori (tabel 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 8
Kategori Usia
KATEGORI TAHUN N %
USIA 22 4 10
23 9 22,5
24 4 10
25 2 5
26 1 2,5
27 4 10
28 6 15
29 3 7,5
30 1 2,5
31 2 5
32 1 2,5
33 2 5
35 1 2,5
JUMLAH 40 100
Hasil data di atas menujukkan bahwa kategori subjek yang lebih besar
pada usia 23 tahun yang berjumlah sembilan orang dengan persentasi 22,5
%, sedangkan kategori subjek yang rendah pada usia 26, 30, 32, dan 35 yang
berjumlah satu orang dengan persentasi sebesar 2,5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 9
Kategori Tahun Junior
KATEGORI TAHUN N %
Tahun Junior 1 2 5
2 8 20
3 10 25
4 9 22,5
5 3 7,5
6 4 10
7 3 7,5
8 1 2,5
JUMLAH 40 100
Berdasarkan data di atas tampak kategori tahun junior (lamanya hidup
membiara) subjek yang lebih dominan berada pada tahun junior ke-3,
berjumlah 10 orang dengan persentasi 25 %, sedangkan pada tahun ke
delapan berjumlah satu orang dengan persentasi 2,5 %.
Tabel 10
Kategori karya
KATEGORI PROFESI N %
KARYA APOTEK 1 2,5
ASRAMA DAN
DAPUR
1 2,5
DAPUR ASRAMA 1 2,5
GURU SLB 1 2,5
GURU TK 3 7,5
KANTIN 1 2,5
KLINIK 1 2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
KOLEKTOR 5 12,5
KONVEKSI 1 2,5
PENDAMPING SLB 2 5
RUMAH TANGGA 6 15
STUDI 17 42,5
JUMLAH 40 100
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kategori karya para suster
junior dalam Kongregasi suster Fransiskan Santa Lusia pada umumnya
sebagai seorang studi dengan jumlah enam orang dan persentasi 42,5 %.
Demikian sebaliknya jumlah para suster junior yang berkarya di bidang
apotek, asrama dan dapur, dapur asrama, guru SLB, kantin, klinik, dan
konveksi berjumlah satu orang dengan persentasi 2,5%.
TABEL 11
Kategori Nama Komunitas
KATEGORI PROFESI N %
Komunitas AKPER ELISABET
MEDAN
1 2,5
BUNDA HATI
KUDUS JAKARTA
1 2,5
DESA BANE LUSIA 1 7 17,5
GITA SANG SURYA
KISARAN
2 5
HATI KUDUS
LINTONGNIHUTA
1 2,5
BROMO 4 10
KOST OSF 3 7,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
SEMARANG
BEKASI 2 5
DOLOKSANGGUL 5 12,5
JL. SUDIRMAN
SIANTAR
1 2,5
JL. PARAPAT
SIANTAR
1 2,5
LAUT DENDANG 4 10
PERDAGANGAN 1 2,5
SIBORONGBORONG 1 2,5
YOGYAKARTA 6 15
JUMLAH 40 100
Hasil data di atas menunjukkan bahwa komunitas Yogyakarta memiliki
jumlah yang besar di bandingkan komunitas lainnya yakni sebesar 15 %,
sedangkan komunitas Akper Elisabet, Bunda hati Kudus Jakarta, hati Kudus
Lintongnihuta, Jl. Sudirman, Jl. Parapat, Perdangagan, Siborongborong
memiliki jumlah suster junior satu orang dengan persentasi 2,5%.
C. Uji Asumsi
1. Uji normalitas
Pada tahap uji normalitas, peneliti menggunakan program SPSS
versi 21, dengan teknik Shapiro-wilk. Menurut Santoso (2010), nilai
suatu probabilitas dikatakan normal jika probabilitas lebih besar dari 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(p >0,05). Demikian sebaliknya jika probalitas lebih kecil dari 0,05 (p<
0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki tidak normal.
Sebaran data pada variabel kesejahteraan psikologis memiliki nilai
signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,046 atau (p) < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel tersebut memiliki sebaran data yang tidak
normal.
Tabel 12
Uji Normalitas Kesejahteraan Psikologis
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
KP .944 40 .046
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
cat : KP = psychological well-being
Sebaran data pada variabel keterampilan sosial memiliki nilai
signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,088. Dengan kata lain
probabilitas lebih besar 0,05 (p >0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel keterampilan sosial memiliki distribusi yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 13
Uji Normalitas Keterampilan Sosial
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
KS .952 40 .088
a. Lilliefors Significance Correction
b. *. This is a lower bound of the true significance.
Cat : KS = Keterampilan Sosial
2. Uji Linearitas
Uji Linearitas menyatakan bahwa ada hubungan antarvariabel yang
hendak dianalisis mengikuti garis lurus. Adanya peningkatan atau
penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso,
2010). Kedua variabel memiliki relasi jika signifikansi Linearitas positif
p < 0,05. Pengujian Linearitas menggunakan SPSS versi 21. Hasil
linearitas dari skala kesejahteraan psikologis dengan keterampilan sosial
adalah 0,004. Dapat dikatakan bahwa kedua variabel linear dan memiliki
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dapat dilihat dari tabel dibawah
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 14
Uji Linearitas
Skala Keterampilan Sosial Dengan Kesejahteraan Psikologis
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KS *
KP
Between
Groups
(Combined) 1694.767 25 67.791 1.145 .406
Linearity 704.635 1 704.635 11.902 .004
Deviation
from Linearity
990.131 24 41.255 .697 .789
Within Groups 828.833 14 59.202
Total 2523.600 39
D. Hasil Penelitian
Berikut ini adalah Tabel Deskripsi Hasil Penelitian
Tabel 15
Variabel Skor Teoritik Skor Empirik
Mean Xmin Xmax Mean Xmin Xmax
Kesejahteraan
psikologis
130 52 208 144,2 128.00 174.00
Keterampilan
sosial
90 36 144 99,9 77.00 120.00
Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa mean teoritik pada
skala kesejahteraan psikologis sebesar 130, sedangkan mean empirik
berjumlah 144,2. Sementara itu, mean teoritik pada skala keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
sosial sebesar 90, sedangkan data mean empirik sebesar 99,9 data mean
empirik lebih besar dibandingkan data mean teoritik. Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki kesejahteraan
psikologis yang tinggi dan keterampilan sosial yang tinggi pula.
1. Uji Hipotesis
Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r) yang mengindikasikan
seberapa banyak relasi antardua variabel (Darmawan, 2013). Koefisien
korelasi (r) dari kedua variabel dalam penelitian adalah 0,528.
Berdasarkan pedoman hasil koefisien korelasi menurut Darmawan
(2013), hasil tersebut menunjukkan adanya korelasi yang sedang atau
moderat pada kedua variabel dan berkorelasi positif terhadap kedua
variabel yaitu kesejahteraan psikologis dengan keterampilan sosial. Hal
ini tampak dari tanda (+) didepan nilai koefisien.
Tabel 16
Hasil Uji Hipotesis
Skala Keterampilan Sosial dengan Kesejahteraan Psikologis
Correlations
Kesejahteraan
psikologis
Keterampilan sosial
skala1
Pearson Correlation 1 .528**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
skala2
Pearson Correlation .528** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh koefisien korelasi (r)
sebesar 0,528. Hasil koefisien korelasi menginterpretasikan adanya hubungan
yang sedang antara kedua variabel, dan memiliki korelasi yang positif. Hal ini
juga menunjukkan bahwa kedua variabel saling berhubungan satu sama lain,
semakin tinggi keterampilan sosial para suster junior KSFL maka akan
semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis yang dimiliki.
Menurut hasil penelitian Segrin (2009), menunjukkan bahwa ada
hubungan keterampilan sosial dengan kesejahteraan psikologis. Individu yang
memiliki keterampilan sosial adalah individu yang mampu berkomunikasi,
dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang efektif dan sesuai
(Segrin, C dan Flora, J, 2000). Hal ini juga ditambahkan oleh Caldarella &
Merrel (dalam Merrel dan Gimpel, 1998) bahwa individu yang terampil
secara sosial akan tampak melalui keterampilan dalam menjalin relasi dengan
teman sebaya, mampu mengontrol diri, keterampilan akademik, kemampuan
dalam menjalin relasi yang akrab, keterampilan untuk bersikap asertif,dan
kemampuan dalam konflik.
Individu yang terampil dalam mengontrol diri akan tampak mampu
dalam berkompromi dengan orang lain, serta mampu menerima kritikan
orang lain secara baik. Individu yang terampil mengontrol diri adalah
individu yang mampu menerima feedback dari orang sebagai evaluasi diri
atas kelemahan yang dimiliki. Adanya kemampuan tersebut mempengaruhi
individu untuk semakin menerima diri terhadap kelebihan maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kekurangan yang dimiliki. Kesadaran akan kelemahan yang dimiliki dan
menerima kekurangan tentunya didasarkan pada kemampuan dalam
mengintrospeksi diri, sehingga individu mampu mengendalikan diri dari
masalah yang dihadapi. Kemampuan tersebut juga berpengaruh terhadap
individu untuk semakin memiliki keyakinan akan arah dan tujuan hidup. Hal
ini akan tampak melalui kemampuan dalam menghayati ketiga kaul yang
sudah dijanjikan.
Keterampilan sosial juga sangat ditentukan oleh adanya
kemampuan dalam menjalin relasi dengan teman sebaya dan keterampilan
dalam menjalin relasi yang akrab. Kongregasi suster Fransiskan Santa Lusia
memiliki spiritualitas hidup dalam persaudaraan. Oleh sebab itu, para suster
junior diharapkan mampu membina hubungan dengan teman sebaya, dan
relasi yang akrab terhadap semua orang dan dalam komunitas. Kemampuan
dalam hidup berkomunitas dapat ditunjukkan melalui kemampuan dalam
memuji atau menasehati orang lain, berbagi pengalaman, dan memberikan
bantuan kepada orang lain. Adanya kemampuan tersebut membentuk individu
untuk semakin mampu menjalin relasi yang positif dengan orang lain,
sehingga memiliki kepercayaan satu sama lain, serta saling memberikan
dukungan.
Individu yang terampil secara sosial juga akan memiliki
kemampuan akademik yang baik. Misalnya individu mampu menerima tugas
secara mandiri dan lebih produktif dalam segala hal. Adanya sikap tersebut
sangat penting dalam kehidupan para suster KSFL, secara khusus pada suster
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
junior. Dengan kemampuan ini, para suster junior lebih aktif dalam segala
kegiatan, seperti mengikuti kegiatan kerohanian di lingkungan, mampu
terlibat dalam kegiatan sosial baik terhadap orangtua, remaja bahkan anak-
anak. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan individu untuk semakin
mandiri dalam segala hal. Misalnya, mampu dalam memberikan suatu
keputusan, dan mampu bertanggung jawab terhadap suatu tugas yang
diberikan.
Sementara itu, individu yang terampil secara sosial juga akan
mampu mengungkapkan perasaan positif atau negative yang dimiliki dalam
menjalin hubungan interpersonal tanpa melukai atau kehilangan penguatan
sosial (Bellack dan Hersen dalam L’Abate dan Milan, 1985). Hal ini
merupakan ciri-ciri dari sikap asertif, dimana individu mampu secara terbuka
menyatakan perasaan yang dimiliki kepada orang lain. Dengan sikap terbuka
menjadikan individu lebih mampu menguasai lingkungan. Penguasaan
lingkungan dalam hidup membiara akan tampak melalui kemampuan dalam
menjalin relasi dan kerja dalam komunitas maupun tempat para suster
berkarya.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan dalam mengatasi
masalah yang mungkin muncul dengan kemampuan dalam mengendalikan
diri, dan kemampuan untuk berkomunikasi terhadap orang lain, dengan cara-
cara yang konstruktif. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap kemampuan
individu dalam menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan, dan
menjadikan individu untuk semakin bebas dari perasaan negatif. Perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
positif berpengaruh terhadap kemampuan individu dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki, sehingga semakin mengalami pertumbuhan diri secara
terus- menerus. Individu yang mampu mengembangkan potensinya adalah
individu yang memiliki kemauan dalam mencoba sesuatu yang baru dan
mampu bertahan terhadap tekanan sosial. Menurut Ryff (1989,1995), individu
yang mampu mengalami pertumbuhan diri, memiliki relasi yang positif,
mampu memakni hidup, memiliki penguasaan lingkungan, penerimaan diri,
dan kemandirian adalah individu yang memiliki kesejahteraan psikologis
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kesejahteraan psikologis (Psychological well-being) dengan keterampilan
sosial (Sosial skill) pada suster junior dalam Kongregasi Suster Fransiskan
Santa Lusia (KSFL). Koefisien korelasi (r) dalam penelitian ini sebesar 0,528
dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kesejahteraan psikologis pada suster junior maka semakin tinggi pula
keterampilan sosial yang dimiliki. Demikian juga sebaliknya, semakin rendah
kesejahteraan psikologis, semakin rendah pula keterampilan sosial pada para
suster junior.
B. Saran
1. Bagi para pendamping suster junior
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada suster
junior, menunjukkan bahwa ada hubungan antara keterampilan sosial
dengan kesejahteraan psikologis, sehingga para suster junior yang
memiliki keterampilan sosial yang tinggi akan mempengaruhi
kesejahteraan psikologis yang tinggi pula. Oleh sebab itu, pentingnya
pembinaan dan keterampilan sosial yang diberikan oleh para pendamping
suster junior di awal pembinaan seperti pada masa postulan (calon suster),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dan masa novis (masa pendalaman spritualitas). dengan demikian, pada
masa junior para suster mampu memiliki keterampilan sosial yang tinggi
dan kesejahteraan psikologis yang tinggi pula. Kesejahteraan psikologis
dan keterampilan sosial sangat penting dalam mengatasi penurunan
jumlah panggilan yang terjadi dalam Kongregasi suster Fransiskan Santa
Lusia.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini memiliki kelemahan
dalam pengumpulan data. Adapun penyebaran data yang digunakan
peneliti terhadap para suster junior dengan melibatkan pemimpin
Kongregasi dalam menyebarkan skala, dan setelah skala terkumpul
pemimpin Kongregasi mengirimkan kepada peneliti dalam bentuk hard
copy melalui pos. Peneliti menduga penyebaran data tersebut kurang
efektif, dikarenakan subjek akan mengalami perasaan takut akan adanya
penilaian terhadap panggilan hidupnya. Oleh sebab itu, peneliti berharap
pada penelitian selanjutnya menggunakan sebaran data dengan
menggunakan media elektronik, seperti google docs dalam pengisian
skala. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya faking
(ketidakjujuran) dalam pengisian skala. Selain itu, peneliti juga
menyarankan untuk menggunakan jumlah subjek dengan populasi yang
besar. Misalnya, penelitian ditujukan pada suster junior dalam berbagai
Kongregasi untuk memperoleh data yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR PUSTAKA
Adi Rukminto. I. (1994). Psikologi, Pekerjaan Sosial, Dan Ilmu Kesejahteraan
Sosial: Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta :Raja Grafindo Persada.
Cartledge,G. (1995). Teaching Social Skills To Children And Youth: Innovative
Approaches. 3rd Ed. United States Of America.
Darmawan Deni (2013). Metode Penelitian Kuantitiatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Dariyo Agoes (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta :
Gramedia.
Feldman, O.P (2009). Human Development. Jakarta : Salemba Humanika.
Henry Tenggara, Z, dkk (2008). Kepuasaan Kerja Dan Kesejateraan Psikologis
Karyawan. Phronesis Jurnal Ilmiah Psikologi Industri Dan Organisasi.
Vol. 10, No. 1, 96-115.
Hidayah Nur, Rachmawati. A.M. (2007). Efektivitas Pelatihan Keterampilan
Sosial Terhadap Penyesuaian Diri Sosial Pada Anak Berbakat
Intelektual Di Program Akselerasi. (tidak diterbitkan). Diunduh 15 Mei
2014 dari
http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-
publikasi-04320360.pdf
Hariwijaya.M & Djaelani, M.B (2004).Teknik Menulis Skripsi & Thesis. Media
Abadi : Jogjakarta.
Hadi Sutrisno (2005). Aplikasi Ilmu Statistika Di Fakultas Psikologi. Anima,
indonesia psychological journal, Vol. 20, No. 3. 203-229. Universitas
Gadjah Mada.
Johnson,P.F & Johnson,W.D (2012). Dinamika Kelompok, Teori Dan
Keterampilan. Jakarta : Permata Puri Media
Kongseng.A. (1995). Menjawab Panggilan Tuhan (Sebuah Refleksi Psikologi).
Jakarta : Penerbit Obor.
Konferensi Wali Gereja (1996). IMAN KATOLIK. Yogjakarta : Penerbit Kanisius.
Konferensi Wali Gereja (2005). Kitab Hukum Kanonik. Bogor : Percetakan
Grafika Mardi Yuana.
Konstitusi ( 1999). Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia. Pematang Siantar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Keuskupan Agung Jakarta: Gembala baik dan murah hari (2014). Data Statistic
Vatikan 2012: Jumlah Umat Katolik, Imam, Daikon, Dan Religious Pria
Meningkat, Tetapi Jumlah Suster Biarawati Dan Calon Imam Menurun.
Diunduh 6 Juni 2014, dari (http://www.kaj.or.id/2014/05/07/7514/data-
statistik-vatikan-2012-jumlah-umat-katolik-imam-diakon-dan-religius-
pria-meningkat-tetapi-jumlah-suster-biarawati-dan-calon-imam-
menurun.php.
Kristiyanto, E. A (2009). Gerakan Awal Kongregasi Peniten Rekolek. Yogyakarta
: Kanisius.
Lavina,R. Dkk (2013).Who Have Higher Psychological Well-Being? A
Comparison Early Married And Adulthood Married Women. Journal Of
Educational, Health And Community Psychology. Vol. 2.ISSN 2088-
3129.
L’Abate, L & Milan, M.A.(1985). Handout Of Social Skill Training And
Research. New York : John Willey & Sons. Inc.
Maryani, E (tanpa tahun ). Pengembangan keterampilan sosial melalui
pembelajaran geografi. Diunduh pada tanggal 20 Mei 2014. Dikutip dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1960012119850
32ENOK_MARYANI/social_skill_geog_1.pdf.
Merrel, W. K. (2001). Assessment Of Children’s Social Skills: Recent
Developments, Best Practices, And New Directions. Diunduh pada
tanggal 10 Oktober 2014. Dikutip dari Exceptionally, 9 (1&2), 3-8.
Lawrence Erlbaum Association. Inc.
Morgan, T, G, R. (1980). Analysis Of Social Skill: The Behaviour Analysis
Approach. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2014. Dikutip dari Nato
Conferences Series. Vol. 11. Pp 103-130.
Nair, R, A & dkk (2013). Can Social Skills Predict Wellbeing? An Exploration.
European Ecademic Research. Vol. 1. ISSN 2286 - 4822. Diunduh pada
tanggal 4 April 2014. Dikutip dari www.euacademic.org/UploadArticle/51.pdf.
Peter Warr . (2012). How to Think About and Measure Psychological Well-being.
Diunduh pada tanggal 3 September 2014. Dikutip Dari Research
Methods In Accupational Health Psychology. New York.
Prasetyo, M. F. (2001). Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti 1. Yogyakarta
: Penerbit Kanisius.
Ryff, D, C. (1989). Happiness Is Everything, Or Is It? Explorations On The
Meaning Of Psychological Well-Being. Journal of personality and social
psychology. Vol. 57, No, 6, 1069-1081.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Ryff.D & Singer.B (1996). Psychological Well-Being: Meaning, Measurement,
And Implications For Psychotherapy Research. Special Article,
Psychother Psychosom; 65:14-23.
Ryff, D.C (1995). Psychological Well-Being In Adult Life. Diunduh pada tanggal
15Agustus 2014. Dikutip dari Current directions in psychological
science. Vol. 4. No. 4 (Aug, 1995), pp. 99-104.
Retno. V (2004). Hubungan Antara Persepsi Remaja Terhadap Pola Asuh
Demokratis Dengan Keterampilan Sosial Remaja. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Yogyakarta: Univeristas Sanata Dharma.
Santoso.A. (2010). Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi
Buku.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, W.J (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi
5, Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Segrin, C (2000). Poor Social Skills Are A Vulnerability Factor In The
Development Of Psychological Problems. Human communication
Research, Vol. 26. No. 3, July 2000 489-514. International
communication association.
Segrin. C. & Givert.M. (2003). Methods Of Social Skills Training And
Development. London: Lawrence Erlbaum Associates; Publisher
Segrin. C. Kristina. Rynes (2009). The Mediating Role Of Positive Relations With
Others In Associations Between Depressive Symtoms, Sosial Skills, And
Perceived Stress. Journal Of Research In Personality. No. 43.962-971.
Susanti, (2012). Hubungan Harga Diri Dan Psychological Well-Being Pada
Wanita Lajang Ditinjau Dari Bidang Pekerjaan. Calyptra : Jurnal
ilmiah mahasiswa universitas surabaya Vol. 1 No. 1.
Seri Dokumen Gereja. No.16 (1992). Pedoman-Pedoman Pembinaan Dalam
Lembaga-Lembaga Religius. Jakarta : Departemen dokumentasi dan
penerangan KWI.
Seri Dokumen Gereja. No. 51 (1996). Vita Consecrata (Hidup Bakti). Jakarta :
Departemen Dokumentasi Dan Penerangan KWI.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung
: Penerbit Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Supratiknya, A (2007). Kiat Merujuk Sumber Acuan Dalam Penulisan Karya
Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A (2008). Tata Tulis Artikel Ilmiah.Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Tom Jacobs. ( 1987). Hidup Membiara, Makna Dan Tantangannya. Yogyakarta :
Kanisius.
Vazquez, C & Hervas, G & Rohana, J.J & Gomez,D. (2009). Psychological well-
being and health. Contributions of positive psychology. Diunduh pada
tanggal 18 Desember 2014. Dikutip dari Anuario de Psicología Clínica y
de la Salud / Annuary of Clinical and Health Psychology. Vol. 5. Hal. 15-
27
Wulandari.P.D.R. (2011). Kesejahteraan Psikologis Wanita Lajang Usia Dewasa
Awal. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Yulia Siska (2011). Penerapan Metode Bermain Peran (Role Play) Dalam
Meningkatkan Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Berbicara Anak
Usia Dini. Diunduh pada tanggal 13 November 2014. Dikutip dari Jurnal
Elektronik, upi.edu/file/4-Yulia-Siska-edit.pdf. Edisi khusus No. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1. Blue print Skala Kesejahteraan Psikologis
a. Eksplikasi Konstruk : Kesejahteraan Psikologis
Komponen Favorabel Unfavorabel
Otonomi Mampu mengambil
keputusan
Mampu mengendalikan
perilaku
Mandiri
Mampu mengevaluasi diri
Mampu bertahan terhadap
tekanan sosial
Sulit memberi
keputusan
Cenderung
mengalami
kecemasan
Ketergantungan pada
orang lain
Cenderung
mengevaluasi orang
lain
Mudah menyerah
terhadap tekanan
sosial
Penerimaan diri Memiliki sikap positif
terhadap diri
Mengakui dan menerima
aspek diri
Memiliki perasaan positif
terhadap pengalaman masa
lalu.
Memiliki sikap
negatif terhadap
orang lain
Sulit menerima diri
Cenderung
mempersalahkan
pengalaman masa
lalu
Relasi yang
positif
Hangat terhadap yang lain
Percaya terhadap yang lain
Mampu memberikan
perhatian
Memilki rasa empati
Mampu akrab terhadap
yang lain
Sulit untuk bersikap
hangat terhadap yang
lain
Sedikit tertutup
Kurang memahami
orang yang menderita
Kurang mampu
memahami
penderitaan orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Cenderung
mengisolasi diri
Penguasaan
lingkungan
Memiliki kompotensi dalam
mengelola lingkungan
mampu memilih suasana
yang sesuai kebutuhan
pribadi.
Ketidakmampuan
dalam mengendalikan
masalah
Kurang mampu
menghadapi
perubahan
Tujuan hidup Mampu memaknai hidup
Memiliki keyakinan
terhadap hidup
Kurang mampu
memaknai hidup
Tidak memiliki
keyakinan terhadap
hidup
Pertumbuhan diri Terbuka terhadap
pengalaman baru
Mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki
Bersikap aktif
Sulit untuk terbuka
Kurang mampu
meningkatkan minat
yang ia miliki.
Mudah jenuh
b. Spesifikasi jumlah item
Komponen Favorabel Unfavorabel Jumlah Bobot %
Otonomi 5 5 10 20
Penerimaan
diri
4 4 8 15
Relasi yang
positif
5 5 10 20
Penguasaan
lingkungan
4 4 8 15
Tujuan hidup 4 4 8 15
Pertumbuhan
diri
4 4 8 15
Total 20 20 52 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
c. Daftar item :
Komponen Indikator Item
Otonomi Mampu mengambil
keputusan
Mampu
mengendalikan
perilaku
Mandiri
Mampu mengevaluasi
diri
Mampu bertahan
terhadap tekanan
sosial
1. Saya tidak peduli kedua
orang tua saya tidak
setuju terhadap pilihan
saya, yang penting saya
bahagia terhadap
keputusan saya.
2. Saya tidak mudah
frustrasi ketika saya
dibebani tugas yang
banyak oleh kongregasi.
3. Saya sudah terbiasa
tinggal jauh dari orang
tua ataupun keluarga.
4. Ketika saya mengalami
masalah di komunitas,
saya cenderung menilai
diri saya, bukan menilai
kesalahan orang lain.
5. Saya tidak mudah
frustrasi ketika saya
menghadapi masalah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
komunitas.
Sulit memberi
keputusan
Mudah cemas
Ketergantungan pada
orang lain
Memperoleh evaluasi
dari orang lain
Mudah menyerah
terhadap tekanan
sosial.
6. Saya merasa kurang
yakin terhadap pendapat
saya.
7. Saya cenderung ragu
terhadap hasil pekerjaan
saya.
8. Saya yakin pendapat
orang lain jauh lebih
baik daripada saya.
9. Saya tidak berani
menentang, terhadap
orang yang saya anggap
penting.
10. Pada umumnya, saya
merasa sedih dan tidak
berdaya ketika
menghadapi konflik.
Penerimaan diri Memiliki sikap positif
terhadap diri
Mengakui dan
menerima aspek diri
11. saya selalu memandang
diri saya baik adanya.
12. Saya tidak malu
mengakui kelemahan
diri saya kepada orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Memiliki perasaan
positif terhadap
pengalaman masa lalu.
Percaya diri
lain.
13. Saya tidak pernah
kecewa atas pengalaman
masa lalu saya yang
tidak menyenangkan.
14. Ketika tampil dimuka
umum, saya selalu
merasa tenang tanpa
perasaan takut.
Memiliki sikap negatif
terhadap orang lain
Sulit menerima diri
Cenderung
mempersalahkan
pengalaman masa lalu
Rendah diri
15. Saya merasa komunitas
sulit menerima
kelebihan saya.
16. Saya cenderung
mempersalahkan diri
ketika saya mengalami
kegagalan.
17. Sejak kecil saya kurang
mengalami kebebasan,
sehingga saya sulit
menjalin relasi dengan
orang lain.
Terkadang, saya merasa
malu menceritakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
keadaan keluarga saya
kepada orang lain.
Relasi yang
positif
Hangat terhadap yang
lain
Percaya terhadap
yang lain
Mampu memberikan
perhatian
Memilki rasa empati
Mampu akrab terhadap
yang lain
18. Saya terbuka terhadap
persaudaraan tanpa
memandang perbedaan.
19. Dalam komunitas saya
dapat dipercaya, dan
sebaliknya saya juga
mempercayai anggota
komunitas.
20. Saya mampu
memberikan cinta yang
tulus dan perhatian
kepada orang lain tanpa
batas.
21. Saya mampu
mengorbankan waktu
saya untuk kegiatan
komunitas.
22. Saya mudah bergaul dan
berintraksi dengan orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sulit untuk bersikap
hangat terhadap yang
lain
Sedikit tertutup
Kurang memahami
orang yang menderita
Kurang mampu
memahami penderitaan
orang lain
Cenderung
mengisolasi diri
23. Saya enggan untuk
memulai pembicaraan
ketika berjumpa dengan
orang yang tidak saya
kenal.
24. Saya kurang terbuka
mengenai kepribadian
saya kepada
persaudaraan
sekomunitas.
25. Sulit bagi saya
merasakan apa yang
dialami orang lain.
26. Saya cenderung
memikirkan diri sendiri
ketimbang memikirkan
penderitaan orang lain.
27. Saya senang
menghabiskan waktu
dengan kegiatan pribadi.
Penguasaan
lingkungan
Memiliki kompetensi
dalam mengelola
lingkungan
28. Dalam kesibukan tugas,
saya mampu membagi
waktu untuk mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Mudah menyesuaikan
diri
mampu memilih
suasana yang sesuai
kebutuhan pribadi.
Mampu bekerjasama
kegiatan komunitas.
29. saya mudah beradaptasi
dengan lingkungan yang
baru.
30. Saya tidak mudah
tergoda dengan media
sosial yang ada.
31. Saya senang berbagi
segala sesuatu dengan
teman sekomunitas.
Ketidakmampuan
dalam mengendalikan
masalah
Sulit beradaptasi
Kurang mampu
menghadapi
perubahan
32. Saya kurang mampu
menerima orang lain
yang tidak sependapat
dengan saya.
33. Pada umumnya, saya
sulit menyesuaikan diri
dengan orang-orang
yang baru saja saya
kenal.
34. Saya merasa sulit
menerima tugas yang
tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Memiliki konflik
antar pribadi
bidang saya.
35. saya sulit menghadapi
teman sekomunitas
maupun tempat saya
berkarya.
Tujuan hidup Mampu memaknai
hidup
Memiliki keyakinan
terhadap hidup
36. Saya selalu bersyukur
menjadi seorang suster
KSFL.
37. saya berharap impian
saya menjadi suster akan
terwujud.
38. Saya selalu optimis
terhadap masa yang akan
datang.
39. Saya yakin, bahwa saya
mampu menyelesaikan
setiap tugas yang
diberikan kepada saya.
Kurang mampu
memaknai hidup
40. Saya merasa kurang
memiliki arah dan tujuan
dalam hidup
41. saya sering memandang
kehidupan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Tidak memiliki
keyakinan terhadap
hidup
jauh lebih baik
dibandingkan saya.
42. Saya sering merasa
cemas dalam
menghadapi tugas dan
komunitas yang baru.
43. saya sering merasa
bahwa pekerjaan yang
saya lakukan terasa sia-
sia.
Pertumbuhan diri Terbuka terhadap
pengalaman baru
Mampu
mengembangkan
potensi yang dimiliki
44. Saya tidak pernah takut
dinilai orang lain karena
ketidaktahuan saya untuk
mencoba hal-hal yang
baru.
45. Saya dapat belajar
sesuatu hal yang baru
dengan adanya media
sosial.
46. Saya selalu siap, saat
saya ditunjuk sebagai
pemandu acara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Bersikap aktif 47. Saya senang mencoba
sesuatu yang baru.
Sulit untuk terbuka
Kurang mampu
meningkatkan minat
yang ia miliki.
Mudah jenuh
48. Saya malu mencoba
sesuatu yang baru.
49. Saya takut mendapatkan
teguran karena kesalahan
dalam melakukan
sesuatu.
50. saya merasa kurang
memiliki kebebasan
dalam mengembangkan
minat saya.
51. Terkadang saya merasa
jenuh mengikuti aturan
komunitas yang ada.
1. Blue printSkala Keterampilan Sosial
a. Eksplikasi konstruk : keterampilan sosial
Komponen Favorabel Unfavorabel
Peer relation skills Memberi pujian
Memberi arahan
kepada orang lain
Empati
Mencaci
Mendiamkan atau
pasif
Antipati
Self management
skills mampu bekerjasama
mampu menerima
kritikan
mampu
mengendalikan diri
individualistik
tidak menerima
masukan orang lain
tidak mampu
mengendalikan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Academic skills mampu
menyelesaikan tugas
secara mandiri
mampu bersosialisasi
produktif dan mandiri
dibidangnya
bergantung pada
bantuan orang lain
mengisolasi diri
kurang produktif
dan mandiri
Compliance skills relasi yang akrab
mampu membagi
waktu
terbuka
kaku
tertutup
Assertif skills asertif (terbuka
terhadap ide)
mampu bersikap tegas
ramah
pemalu
tidak tegas
pendiam
Self management
conflict skills mampu
mendengarkan
dengan baik lawan
konflik
terbuka terhadap
masalah yang dialami
mengevaluasi diri
sulit mendengarkan
lawan konflik.
Sulit terbuka
terhadap masalah
yang dialami
mempersalahkan
orang lain
b. Spesifikasi jumlah item
Kompon en Favorabel Unfavorabel Jumlah Bobot %
Peer relation skills 3 3 6 16,6
Self management skills 3 3 6 16,6
Academic skills 3 3 6 16,6
Compliance skills 3 3 6 16,6
Assertif skills 3 3 6 16,6
Self management conflict
skills
3 3 6 16,6
Total 18 18 36 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
c. Daftar item
Aspek Indikator Item
1. Peer relation
skills Memberi pujian
Memberi arahan
kepada orang lain
Empati
1. Ketika teman
sekomunitas berani tampil
di muka umum, saya
senang memberi pujian
atas keberaniannya
2. Apabila saudari saya
mengalami kebimbangan,
saya selalu memberikan
arahan.
3. Jika teman sekomunitas
sakit, saya selalu
menjenguk dan
menyiapkan minuman.
Mencaci
Mendiamkan atau
pasif
antipati
4. saya sering mencela
kesalahan orang lain yang
menurut saya salah.
5. Saya kurang peduli
terhadap peristiwa yang
terjadi di lingkungan
saya.
6. saya sulit menolong orang
yang tidak saya sukai.
2. Self
management
skills
mampu bekerjasama
mampu menerima
kritikan
mampu
mengendalikan diri
7. Pada umumnya, saya
jarang memiliki masalah
dalam karya yang saya
terima.
8. Saya tidak mudah kecewa
ketika orang lain
mengkritik saya.
9. Saya mampu menolak
ajakan orang lain.
Individualistik
Tidak menerima
masukan orang lain
Tidak mampu
mengendalikan diri
10. saya lebih suka
bekerja seorang diri.
11. Saya sulit menerima
teguran yang
disampaikan kepada saya
12. Saya sulit menolak
ajakan orang lain.
3. Academic
skills mampu
menyelesaikan tugas
secara mandiri
13. saya selalu berusaha
untuk mampu
mengerjakan tugas
secara mandiri tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Mampu
bersosialisasi
Produktif dan
mandiri di
bidangnya
dukungan orang lain.
14. Saya mudah beradaptasi
dengan lingkungan yang
baru.
15. saya suka memanfaatkan
barang-barang bekas
menjadi kerajinan
tangan.
Bergantung pada
bantuan orang lain
Mengisolasi diri
Kurang produktif dan
mandiri
16. saya kurang yakin
terhadap tugas yang saya
kerjakan.
17. Saya lebih senang
tinggal di rumah
daripada mengikuti
kegiatan.
18. Sulit bagi saya untuk
memiliki kreativitas.
4. Compliance
skills Relasi yang akrab
Mampu membagi
waktu
Terbuka
19. saya mudah dekat
dengan orang yang baru
saya kenal.
20. Dalam kesibukan harian
kampus, saya selalu
memberikan waktu
untuk mengikuti jadwal
komunitas.
21. Saya merasa bahagia,
jika saya dapat berbagi
pengalaman dengan
komunitas.
Kaku
Tertutup
22. Saya tidak suka
menghadiri kegiatan
diluar jadwal yang sudah
saya tetapkan.
23. Saya mudah gelisah
ketika seseorang
melakukan perubahan
dalam kegiatan rutinitas.
24. Saya tidak yakin orang
lain dapat membantu
menyelesaikan masalah
saya.
5. Assertif skills Asertif (terbuka
terhadap ide)
25. jika ada pertemuan
dalam komunitas, saya
kerap memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Mampu bersikap
tegas
Ramah
gagasan yang baru.
26. Saya berani menegur
kesalahan orang lain.
27. saya senang memberikan
sapaan kepada orang
lain.
Pemalu
Tidak tegas
Pendiam
28. ketika tampil di muka
umum, saya sering
kurang percaya diri.
29. Saya takut menegur
kesalahan orang lain.
30. Pada setiap tamu yang
datang, saya lebih
cenderung untuk diam
daripada berbicara
6. Self
management
conflict skills
Mampu
mendengarkan
dengan baik lawan
konflik
Mengevaluasi diri
Terbuka terhadap
masalah yang
dialami
31. saya tetap menghargai
pembicaraan orang yang
telah menyakiti hati saya
32. sebelum menilai
seseorang, saya perlu
mengevaluasi diri saya
terlebih dahulu.
33. Pada umumnya, saya
mampu mengungkapkan
perasaan kekecewaan
saya kepada orang lain.
Sulit mendengarkan
lawan konflik.
Mempersalahkan orang
lain
Sulit terbuka terhadap
masalah yang dialami
34. saya sulit mempercayai
orang yang sudah
mengecewakan saya.
35. saya sering menilai
bahwa kesalahan yang
terjadi bukan dari diri
saya.
36. Saya lebih cenderung
mendiamkan orang lain
ketika saya mengalami
konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
LAMPIRAN 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun Oleh :
Nama : Susilawati Simarmata
NIM : 109114164
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nama : Susilawati Simarmata
Nim :109114164
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, maka saya hendak melakukan
penelitian terhadap para suster junior dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa
Lusia.Besar kemungkinan penilitian ini dapat berjalan dengan baik atas bantuan
para saudari. Oleh sebab itu, saya memohon atas kesediaan para saudari untuk
mengisi skala berikut ini dengan jujur dan apa adanya. Jika para saudari bersedia,
silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan para saudari.
Hasil dari jawaban yang para saudari akan dipergunakan hanya untuk
penelitian ini, sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya dan bila ada hal yang
kurang dipahami dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Atas perhatian dan kesediaan para saudari dalam penelitian ini saya
ucapkan banyak terima kasih.
....................tanggal,.............2014
Persetujuan
Peneliti
( Susilawati Simarmata ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Petunjuk Pengisian
Inisial :
Umur :
Tahun junior :
Karya yang ditangani :
Nama komunitas :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan.
Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama kemudian berikan
jawaban para saudari pada lembar jawaban yang sudah disediakan dengan
memberika tanda silang (X) pada kolom yang sudah ada.Setiap jawaban tidak
mengandung benar atau salah, sehingga setiap orang dapat memandang secara
berbeda.Pilihlah jawaban yang sesuai ataupun yang mendekati kehidupan
anda.Peneliti juga berharap dalam memberikan jawaban hendaknya secara jujur
dan serius.
Adpun pilihan dari jawaban tersebut adalah :
STS : bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai
TS : bila pernyataan tersebut tidak sesuai
S : bila pernyataan tersebut sesuai
SS : bila pernyataan tersebut sangat sesuai
Contoh cara pengisian :
Pernyataan STS TS S SS
Saya senang bekerja bersama orang lain X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Skala ke-1
No PERNYATAAN STS TS S SS
1 Saya tidak peduli kedua orang tua saya tidak setuju
terhadap pilihan saya, yang penting saya bahagia
terhadap keputusan saya.
2 Saya merasa kurang yakin terhadap pendapat saya.
3 Saya selalu memandang diri saya baik adanya.
4 Saya terbuka terhadap persaudaraan tanpa
memandang perbedaan.
5 Saya enggan untuk memulai pembicaraan ketika
berjumpa dengan orang yang tidak saya kenal.
6 Dalam kesibukan tugas, saya mampu membagi waktu
untuk mengikuti kegiatan komunitas.
7 Saya tidak mudah tergoda dengan media sosial yang
ada.
8 Saya merasa sulit menerima tugas yang tidak sesuai
dengan bidang saya.
9 Saya sulit menghadapi teman sekomunitas maupun
tempat saya berkarya.
10 Saya selalu bersyukur menjadi seorang suster KSFL.
11 Saya sering merasa bahwa pekerjaan yang saya
lakukan terasa sia-sia.
12 Saya tidak pernah takut dinilai orang lain karena
ketidaktahuan saya untuk mencoba hal-hal yang baru.
13 Saya takut mendapatkan teguran karena kesalahan
dalam melakukan sesuatu.
14 Saya cenderung ragu terhadap hasil pekerjaan saya.
15 Ketika saya mengalami masalah di komunitas, saya
cenderung menilai diri saya, bukan menilai kesalahan
orang lain.
16 Saya tidak malu mengakui kelemahan diri saya
kepada orang lain.
17 Saya tidak berani menentang, terhadap orang yang
saya anggap penting.
18 Saya merasa komunitas sulit menerima kelebihan
saya.
19 Dalam komunitas saya dapat dipercaya, dan
sebaliknya saya juga mempercayai anggota
komunitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
20 Saya senang menghabiskan waktu dengan kegiatan
pribadi.
21 Saya cenderung memikirkan diri sendiri ketimbang
memikirkan penderitaan orang lain.
22 Saya senang berbagi segala sesuatu dengan teman
sekomunitas.
23 Pada umumnya, saya sulit menyesuaikan diri dengan
orang-orang yang baru saja saya kenal.
24 Saya berharap impian saya menjadi suster akan
terwujud.
25 Saya merasa kurang memiliki arah dan tujuan dalam
hidup
26 Saya sering merasa cemas dalam menghadapi tugas
dan komunitas yang baru.
27 Saya senang mencoba sesuatu yang baru.
28 Terkadang saya merasa jenuh mengikuti aturan
komunitas yang ada.
29 Saya tidak mudah frustrasi ketika saya dibebani tugas
yang banyak oleh kongregasi.
30 Saya yakin pendapat orang lain jauh lebih baik
daripada saya.
31 Ketika tampil dimuka umum, saya selalu merasa
tenang tanpa perasaan takut.
32 Saya cenderung mempersalahkan diri ketika saya
mengalami kegagalan.
33 Terkadang, saya merasa malu menceritakan keadaan
keluarga saya kepada orang lain.
34 Saya mampu mengorbankan waktu saya untuk
kegiatan komunitas.
35 Sulit bagi saya merasakan apa yang dialami orang
lain.
36 Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
baru.
37 Saya kurang mampu menerima orang lain yang tidak
sependapat dengan saya.
38 Saya selalu optimis terhadap masa yang akan datang.
39 Saya sering memandang kehidupan orang lain jauh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
lebih baik dibandingkan saya.
40 Saya dapat belajar sesuatu hal yang baru dengan
adanya media sosial.
41 Saya merasa kurang memiliki kebebasan dalam
mengembangkan minat saya.
42 Saya sudah terbiasa tinggal jauh dari orang tua
ataupun keluarga.
43 Pada umumnya, saya merasa sedih dan tidak berdaya
ketika menghadapi konflik.
44 Saya tidak pernah kecewa atas pengalaman masa lalu
saya yang tidak menyenangkan.
45 Sejak kecil saya kurang mengalami kebebasan,
sehingga saya sulit menjalin relasi dengan orang lain.
46 Saya mampu memberikan cinta yang tulus dan
perhatian kepada orang lain tanpa batas.
47 Saya kurang terbuka mengenai kepribadian saya
kepada persaudaraan sekomunitas.
48 Saya yakin, bahwa saya mampu menyelesaikan setiap
tugas yang diberikan kepada saya.
49 Saya selalu siap, saat saya ditunjuk sebagai pemandu
acara.
50 Saya malu mencoba sesuatu yang baru.
51 Saya tidak mudah frustrasi ketika saya menghadapi
masalah di komunitas.
52 Saya mudah bergaul dan berintraksi dengan orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Skala ke- 2
NO PERNYATAAN STS TS S SS
1 Ketika teman sekomunitas berani tampil di muka
umum, saya senang memberi pujian atas
keberaniaanya.
2 Pada umumnya, saya tidak pernah memiliki
masalah dalam karya yang saya terima.
3 Saya selalu berusaha untuk mampu mengerjakan
tugas secara mandiri tanpa dukungan orang lain.
4 Saya mudah dekat dengan orang yang baru saya
kenal.
5 Jika ada pertemuan dalam komunitas, saya kerap
memberikan gagasan yang baru.
6 Saya tetap menghargai pembicaraan orang yang
telah menyakiti hati saya
7 Saya sering mencela kesalahan orang lain yang
menurut saya salah.
8 Saya lebih suka bekerja seorang diri.
9 Saya kurang yakin terhadap tugas yang saya
kerjakan.
10 Saya tidak suka menghadiri kegiatan diluar jadwal
yang sudah saya tetapkan.
11 Ketika tampil di muka umum, saya sering kurang
percaya diri.
12 Saya sulit mempercayai orang yang sudah
mengecewakan saya.
13 Apabila saudari saya mengalami kebimbangan,
saya selalu memberikan arahan.
14 Saya kurang peduli terhadap peristiwa yang
terjadi di lingkungan saya.
15 Saya tidak mudah kecewa ketika orang lain
mengkritik saya.
16 Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
baru.
17 Dalam kesibukan harian kampus, saya selalu
memberikan waktu untuk mengikuti jadwal
komunitas.
18 Saya berani menegur kesalahan orang lain.
19 Sebelum menilai seseorang, saya perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
mengevaluasi diri saya terlebih dahulu.
20 Saya sulit menolong orang yang tidak saya sukai.
21 Saya sulit menerima teguran yang disampaikan
kepada saya
22 Saya lebih senang tinggal di rumah daripada
mengikuti kegiatan.
23 Saya mudah gelisah ketika seseorang melakukan
perubahan dalam kegiatan rutinitas.
24 Saya takut menegur kesalahan orang lain.
25 Saya sering menilai bahwa kesalahan yang terjadi
bukan dari diri saya.
26 Jika teman sekomunitas sakit, saya selalu
menjenguk dan menyiapkan minuman.
27 Saya mampu menolak ajakan orang lain.
28 Saya suka memanfaatkan barang-barang bekas
menjadi kerajinan tangan.
29 Saya merasa bahagia, jika saya dapat berbagi
pengalaman dengan komunitas.
30 Saya senang memberikan sapaan kepada orang
lain.
31 Pada umumnya, saya mampu mengungkapkan
perasaan kekecewaan saya kepada orang lain.
32 Saya sulit menolak ajakan orang lain.
33 Sulit bagi saya untuk memiliki kreativitas.
34 Saya tidak yakin orang lain dapat membantu
menyelesaikan masalah saya.
35 Pada setiap tamu yang datang, saya lebih
cenderung untuk diam daripada berbicara
36 Saya lebih cenderung mendiamkan orang lain
ketika saya mengalami konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Reliabilitas
Skala kesejahteraan psikologis
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.840 52
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
KP1 141.6750 117.866 -.012 .845
KP2 141.2500 112.654 .435 .834
KP3 141.7250 114.820 .209 .839
KP4 141.2750 114.410 .336 .836
KP5 142.0000 117.231 .048 .842
KP6 141.1250 115.138 .283 .837
KP7 141.3000 115.651 .235 .838
KP8 141.9750 113.922 .310 .836
KP9 141.1750 115.276 .299 .837
KP10 140.8500 112.438 .478 .833
KP11 141.2500 110.346 .510 .832
KP12 141.5500 111.741 .425 .834
KP13 141.7250 111.435 .399 .834
KP14 141.6250 110.804 .507 .832
KP15 141.4750 118.102 -.020 .844
KP16 141.3250 113.302 .400 .835
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
KP17 141.6250 110.651 .436 .833
KP18 141.1500 114.285 .281 .837
KP19 141.2000 115.036 .346 .836
KP20 141.2250 116.999 .074 .841
KP21 141.0500 116.921 .084 .841
KP22 141.2500 115.372 .366 .837
KP23 141.8750 117.087 .041 .843
KP24 140.8750 116.471 .062 .843
KP25 140.9750 116.692 .107 .840
KP26 141.8750 111.599 .441 .833
KP27 141.2000 115.138 .406 .836
KP28 141.9250 115.199 .247 .838
KP29 141.6250 113.574 .328 .836
KP30 141.5250 115.179 .272 .837
KP31 142.2250 115.871 .125 .841
KP32 142.0750 112.994 .332 .836
KP33 141.5000 111.538 .381 .835
KP34 141.2000 114.267 .376 .836
KP35 141.2750 116.922 .120 .840
KP36 141.5750 113.071 .377 .835
KP37 141.8750 114.317 .265 .837
KP38 141.5000 111.744 .412 .834
KP39 141.7000 110.574 .457 .833
KP40 141.1500 113.874 .495 .835
KP41 141.9750 119.102 -.090 .844
KP42 141.1250 113.958 .229 .839
KP43 141.9750 115.717 .133 .841
KP44 141.7750 112.230 .346 .835
KP45 141.6000 113.067 .246 .838
KP46 141.4500 109.844 .505 .831
KP47 141.1500 115.567 .182 .839
KP48 141.3500 116.182 .186 .839
KP49 142.0500 111.023 .462 .833
KP50 141.5000 112.718 .396 .835
KP51 141.7000 113.138 .416 .835
KP52 141.6250 113.163 .278 .837
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Reliabilitas skala Keterampilan sosial
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.816 36
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
Ks1 96.7000 65.805 -.174 .823
ks2 97.7250 63.435 .086 .819
ks3 97.4750 63.846 .045 .820
ks4 97.5750 59.840 .513 .805
ks5 97.4500 58.818 .659 .800
ks6 97.0750 61.866 .376 .810
ks7 97.2000 62.574 .203 .814
ks8 97.1500 62.797 .168 .816
ks9 97.1250 62.215 .264 .812
ks10 97.1500 60.285 .357 .809
ks11 97.5750 58.558 .534 .802
ks12 97.7500 58.500 .453 .805
ks13 97.0250 65.666 -.156 .823
ks14 96.5750 61.122 .364 .809
ks15 97.2000 59.856 .477 .805
ks16 97.4000 59.477 .527 .804
ks17 96.9500 61.382 .349 .810
ks18 96.9750 62.333 .205 .814
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
ks19 96.6750 62.328 .225 .814
ks20 97.1250 59.753 .390 .808
ks21 97.2250 60.897 .357 .809
ks22 97.2000 63.138 .111 .818
ks23 97.1750 61.687 .283 .812
ks24 97.1000 57.374 .659 .798
ks25 96.7750 65.922 -.210 .823
ks26 96.9500 57.587 .610 .799
ks27 96.9750 64.589 -.014 .820
ks28 97.3000 58.369 .574 .801
ks29 96.5500 61.792 .353 .810
ks30 96.7250 60.307 .606 .804
ks31 97.0500 62.408 .195 .815
ks32 97.1250 58.163 .569 .801
ks33 97.1250 57.804 .605 .800
ks34 96.9000 65.836 -.160 .825
ks35 97.2750 63.999 .014 .823
ks36 97.1750 63.122 .094 .819
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
DATA DEMOGRAFI
Statistics
inisial usia tahun karya komunitas
N Valid 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Inisial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
A 1 2.5 2.5 2.5
AM 1 2.5 2.5 5.0
AR 1 2.5 2.5 7.5
At 1 2.5 2.5 10.0
CS 1 2.5 2.5 12.5
DI 1 2.5 2.5 15.0
DM 1 2.5 2.5 17.5
Ev 1 2.5 2.5 20.0
FL 1 2.5 2.5 22.5
GR 1 2.5 2.5 25.0
IG 1 2.5 2.5 27.5
K 3 7.5 7.5 35.0
KT 1 2.5 2.5 37.5
Ma 1 2.5 2.5 40.0
MA 1 2.5 2.5 42.5
Mc 1 2.5 2.5 45.0
MD 1 2.5 2.5 47.5
MM 1 2.5 2.5 50.0
MS 1 2.5 2.5 52.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
MY 2 5.0 5.0 57.5
OD 1 2.5 2.5 60.0
OS 1 2.5 2.5 62.5
Pa 1 2.5 2.5 65.0
RL 1 2.5 2.5 67.5
RO 1 2.5 2.5 70.0
RS 1 2.5 2.5 72.5
S 1 2.5 2.5 75.0
SE 1 2.5 2.5 77.5
SS 1 2.5 2.5 80.0
T 1 2.5 2.5 82.5
TS 1 2.5 2.5 85.0
V 1 2.5 2.5 87.5
VG 1 2.5 2.5 90.0
W 1 2.5 2.5 92.5
YL 1 2.5 2.5 95.0
YS 1 2.5 2.5 97.5
ZF 1 2.5 2.5 100.
0
Total 40 100.0 100.0
usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
V
Valid
22 4 10.0 10.0 10.0
23 9 22.5 22.5 32.5
24 4 10.0 10.0 42.5
25 2 5.0 5.0 47.5
26 1 2.5 2.5 50.0
27 4 10.0 10.0 60.0
28 6 15.0 15.0 75.0
29 3 7.5 7.5 82.5
30 1 2.5 2.5 85.0
31 2 5.0 5.0 90.0
32 1 2.5 2.5 92.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
33 2 5.0 5.0 97.5
35 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
tahun
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
V
Valid
1 2 5.0 5.0 5.0
2 8 20.0 20.0 25.0
3 10 25.0 25.0 50.0
4 9 22.5 22.5 72.5
5 3 7.5 7.5 80.0
6 4 10.0 10.0 90.0
7 3 7.5 7.5 97.5
8 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
karya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
apotek 1 2.5 2.5 2.5
asrama n dapur 1 2.5 2.5 5.0
dapur asrama 1 2.5 2.5 7.5
guru SLB 1 2.5 2.5 10.0
guru tk 3 7.5 7.5 17.5
kantin 1 2.5 2.5 20.0
klinik 1 2.5 2.5 22.5
kolektor 5 12.5 12.5 35.0
konveksi 1 2.5 2.5 37.5
pdmping SLB 2 5.0 5.0 42.5
rumah tangga 6 15.0 15.0 57.5
studi 17 42.5 42.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Komunitas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
akper elisabet 1 2.5 2.5 2.5
PBHK jakarta 1 2.5 2.5 5.0
desa bane 7 17.5 17.5 22.5
kisaran 2 5.0 5.0 27.5
lintongnihuta 1 2.5 2.5 30.0
bromo 4 10.0 10.0 40.0
semarang 3 7.5 7.5 47.5
bekasi 2 5.0 5.0 52.5
doloksanggul 5 12.5 12.5 65.0
sudirman 1 2.5 2.5 67.5
jl.parapat 1 2.5 2.5 70.0
laut dendang 4 10.0 10.0 80.0
perdanganga
n
1 2.5 2.5 82.5
siborong2 1 2.5 2.5 85.0
yogyakarta 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Uji Normalitas Skala Kesejahteraan Psikologis
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KP 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
KP
Mean 144.2750 1.71979
95% Confidence Interval for Mean
Lower
Bound
140.7964
Upper
Bound
147.7536
5% Trimmed Mean 143.5556
Median 144.0000
Variance 118.307
Std. Deviation 10.87690
Minimum 128.00
Maximum 174.00
Range 46.00
Interquartile Range 15.00
Skewness .799 .
374
Kurtosis .827 .
733
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
KP .944 40 .046
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Uji Normalitas Skala Keterampilan sosial
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KS 40 97
.6%
1 2.
4%
41 10
0.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Keterampilan
sosial
Mean 99.9000 1.27189
95% Confidence Interval for
Mean
Lower
Bound
97.3274
Upper
Bound
102.4726
5% Trimmed Mean 99.8889
Median 99.0000
Variance 64.708
Std. Deviation 8.04411
Minimum 77.00
Maximum 120.00
Range 43.00
Interquartile Range 6.75
Skewness 148 374
Kurtosis 1.441 733
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic Statistic df Sig.
KS .147 .952 40 .088
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
UJI LINEARITAS
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
KS *
KP
Between
Groups
(Combined) 1694.767 25 67.791 1.145 .406
Linearity 704.635 1 704.635 11.902 .004
Deviation
from Linearity
990.131 24 41.255 .697 .789
Within Groups 828.833 14 59.202
Total 2523.600 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Data Deskriptif Statistic
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
usia 40 22 35 26.38 3.557
tahun 40 1 8 3.80 1.757
karya 40 1 12 9.43 3.249
komunitas 40 1 15 8.23 4.400
totalKP 40 128.00 174.00 144.2750 10.87690
otonomi 40 2.20 3.30 2.7150 .25973
penrDiri 40 1.88 3.25 2.6031 .33480
relpositif 40 2.50 3.60 2.9300 .25136
mknhdup 40 2.25 3.75 2.9781 .34424
pertDiri 40 2.13 3.63 2.6406 .27031
pengLing 40 2.25 3.25 2.7563 .26090
totalKS 40 77.00 120.00 99.9000 8.04411
PRS 40 2.50 3.67 2.9708 .28467
SMS 40 1.67 3.17 2.6667 .27477
AKS 40 1.33 3.17 2.6292 .38209
CS 40 2.00 3.50 2.8500 .26635
AS 40 2.00 3.50 2.7167 .37591
SMCS 40 2.17 3.67 2.8167 .30147
Valid N (listwise) 40
Uji T
1. Skala Kesejahteraan Psikologis
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
totalKP 40 144.2750 10.87690 1.71979
One-Sample Test
Test Value = 130
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
totalKP 8.300 39 .000 14.27500 10.7964 17.7536
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Skala Keterampilan Sosial
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
totalKS 40 99.9000 8.04411 1.27189
One-Sample Test
Test Value = 90
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
totalKS 7.784 39 .000 9.90000 7.3274 12.4726
Uji Hipotesis
Correlations
skala1 skala2
skala1
Kp
Pearson
Correlation
1 .528**
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
skala2
Ks
Pearson
Correlation
.528** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI