PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/100/2/118114051_full.pdf · SEGALA...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/100/2/118114051_full.pdf · SEGALA...
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG
PANGGUL TERHADAP HbA1c PADA KARYAWAN PRIA DEWASA
SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Deby Darmayanti
NIM : 118114051
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
KORELASI LINGKAR PINGGANG DAN RASIO LINGKAR PINGGANG
PANGGUL TERHADAP HbA1c PADA KARYAWAN PRIA DEWASA
SEHAT DI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Deby Darmayanti
NIM : 118114051
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
TUHAN , INILAH HIDUPKU
KUSERAHKAN PADAMU
SEGALA CITA-CITAKU, MASA DEPANKU
MENJADI MILIK-MU ...
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat
kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan
kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka
berjalan dan tidak menjadi lelah.”
Yesaya 40:31
Karya untuk semua perjuangan ini,
Kupersembahkan kepada
Tuhan Yesus atas semua kasihNya
Papa, Mama, Saudara atas doa
Kekasihku dan Sahabatku atas semangat
Serta Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
atas bimbingan dan penyertaan-Nya yang tidak berkesudahan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh
bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang
telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Wakil Rektor I Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama dan dosen
pembimbing akademik, yang telah mendampingi penulis sejak awal menjadi
keluarga besar Fakultas Farmasi USD dan telah menyediakan waktu dan
dukungan untuk berdiskusi dan memberi masukan dari awal hingga akhir
proses penyusunan skripsi.
3. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku
dosen penguji, atas dukungan dan masukan yang berharga.
4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Seluruh karyawan pria Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam
penelitian, yang telah membantu berlangsungnya penelitian baik langsung
maupun tidak langsung.
6. Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, serta
tenaga medis Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta yang telah membantu
pemeriksaan darah responden penelitian.
7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.
8. Papa (Husin Tandi), Mama (Meme), Saudara dan adik-adiku (Wahyu
Pratama, Christin Natalia, dan Puja Kusuma) yang selalu senantiasa
memberikan doa, kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materil.
Doa dan motivasi kalian selalu menjadi sumber semangat untuk menyelesaian
studi hingga garis akhir.
9. Anthony Timo Hartono, sebagai pasangan yang selalu memberikan semangat
dukungan, motivasi, bantuan dan doa serta penghibur disaat jenuh maupun
lelah kepada penulis.
10. Teman-teman sepayungan seperjuanganku Lisa, Shinta, Bagas, Vento, Detha,
Sarry Nala, Asri, Arvita, Bona, Tika, Avis, Ocha yang senantiasa bertukar
pikiran dan saling membantu dari awal membentuk anggota payung skripsi
hingga akhir serta selalu memberikan dukungan dan semangat selama proses
penyusunan skripsi.
11. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2011 yang telah berjuang bersama
dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya teman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
teman kelas FSM B dan FKK A 2011 yang senantiasa memberikan
dukungan.
12. Teman-teman rohani Gereja Mawar Sharon Yogyakarta serta keluarga
Connect Group dalam memberikan doa.
13. Teman-teman kost Difa (Jl.Paingan 3 no.7777), yang telah memberikan
dukungan dan doa
14. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran
yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.
Yogyakarta, 26 Januari 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMANPERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... vi
PRAKATA ................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
INTISARI .................................................................................................. xviii
ABSTRACT .................................................................................................. xix
BAB I. PENGANTAR ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
1. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
2. Keaslian Penelitian ....................................................................... 4
3. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
B. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1. Tujuan umum ............................................................................... 9
2. Tujuan khusus .............................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................... 10
A. Pengukuran Antropometri ................................................................ 10
1. Lingkar Pinggang ....................................................................... 10
2. Rasio lingkar pinggang panggul................................................. 12
B. Obesitas Sentral ................................................................................ 13
C. Resistensi Insulin dan DM Tipe 2.....................................................14
D. Kadar HbA1c ................................................................................... 16
E. Landasan Teori ................................................................................. 18
F. Hipotesis ........................................................................................... 19
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................. 20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 20
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 21
1. Variabel bebas ............................................................................ 21
2. Variabel tergantung .................................................................... 21
3. Variabel pengacau ...................................................................... 21
C. Definisi Operasional......................................................................... 21
D. Responden Penelitian ....................................................................... 22
E. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 23
F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 25
G. Teknik Pengambilan Sampel............................................................ 25
H. Instrumen Penelitian......................................................................... 25
I. Tata Cara Penelitian ......................................................................... 26
1. Observasi awal ........................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Permohonan izin dan kerjasama ................................................ 26
3. Pembuatan informed consent dan leaflet.................................... 27
4. Data Responden..........................................................................27
5. Pencarian Responden ................................................................. 28
6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ........................... 29
7. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah .... 29
8. Analisis Darah Responden..........................................................30
9. Pembagian hasil pemeriksaan .................................................... 30
10. Pengolahan data ......................................................................... 30
J. Analisis data ..................................................................................... 30
K. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 33
A. Karakteristik Penelitian .................................................................... 33
1. Usia ............................................................................................ 35
2. Lingkar Pinggang ....................................................................... 35
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul ............................................... 36
4. HbA1c ........................................................................................ 37
B. Komparatif Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar HbA1c.....................................................................39
1. Perbandingan Rerata HbA1c pada LP ≥ 94cm dan LP< 94cm
responden pria.............................................................................39
2. Perbandingan Rerata HbA1c pada RLPP ≥0,90 dan RLPP <0,90
responden pria ............................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar HbA1c Responden Pria............................................41
1. Korelasi LP terhadap kadar Hba1c Responden Pria....................42
2. Korelasi RLPP terhadap kadar Hba1c Responden Pria...............44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................47
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................48
LAMPIRAN...................................................................................................55
BIOGRAFI.....................................................................................................80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang Ideal...................................................... 11
Tabel II. Ukuran Rasio Lingkar Pinggang panggul yang Ideal ............................. 13
Tabel III. Klasifikasi Nilai HbA1c .........................................................................16
Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilai p,
dan Arah Korelasi ....................................................................................32
Tabel V. Profil Karakteristik Responden ........................................................ ........33
Tabel VI. Perbandingan Lingkar Pinggang ≤94cm dan Lingkar Pinggang <94cm
terhadap Kadar HbA1c Responden Pria .......................................... ........39
Tabel VII. Perbandingan Rasio Lingkar Pinggang Panggul ≥0,90 dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul <0,90 terhadap Kadar HbA1c Responden Pria........40
Tabel VIII. Korelasi LP dan RLPP terhadap HbA1c pada Responden Pria.............42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang ...... 11
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul ..................... 12
Gambar 3. Skema Pencarian Responden ..................................................... 23
Gambar 4. Bagan Kajian Penelitian Payung ................................................ 24
Gambar 5. Grafik Korelasi antara LP dan Kadar HbA1c Responden .......... 42
Gambar 6. Grafik Korelasi antara RLPP dan Kadar HbA1c Responden ..... 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance........................................................... 56
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian................................................................. 57
Lampiran 3. Informed Consent .................................................................... 58
Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri ............................................. 59
Lampiran 5. Leaflet ...................................................................................... 60
1. Leaflet tampak depan ....................................................................... 60
2. Leaflet tampak belakang .................................................................. 60
Lampiran 6. Surat Izin Peminjaman Tempat Penelitian .............................. 61
Lampiran 7. Reliabilitas dan Validitas Instrumen Penelitian....................... 62
1. Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................................... 62
2. Validitas Instrumen Penelitian ......................................................... 63
Lampiran 8. Surat Undangan ....................................................................... 64
Lampiran 9. Pedoman Wawancara .............................................................. 65
Lampiran 10. Dokumentasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar
Panggul ................................................................................. 66
1. Dokumentasi Pengukuran Lingkar Pinggang ................................. 66
2. Dokumentasi Pengukuran Lingkar Panggul ................................... 66
Lampiran 11. Dokumentasi Pengambilan Darah Responden ...................... 67
Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia Responden Pria ............. 68
Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden
Pria ........................................................................................ 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Responden Pria ..................................................................... 70
Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c Responden Pria......... 71
Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c pada Kelompok Lingkar
Pinggang ≥ 94 cm dan < 94 cm ............................................ 72
Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c pada Rasio Lingkar Pinggang
Panggul ≥ 0,90 dan < 0,90 .................................................... 73
Lampiran 18. Uji Perbandingan Rerata HbA1c pada Kelompok Lingkar Pinggang
≥ 94 cm dan < 94 cm ............................................................ 74
Lampiran 19. Uji Perbandingan Rerata HbA1c pada Kelompok Rasio Lingkar
Pinggang Panggul ≥ 0,90 dan < 0,90 .................................... 75
Lampiran 20. Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang terhadap HbA1c .... 76
Lampiran 21. Uji Korelasi Pearson Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap
HbA1c................................................................................... 77
Lampiran 22. Koefisien Determinasi Lingkar Pinggang terhadap Kadar HbA1c
Responden Pria......................................................................78
Lampiran 23. Koefisien Determinasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap
Kadar HbA1c Responden Pria..............................................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Antropometri adalah teknik pengukuran parameter-parameter tubuh
untuk mengetahui status gizi pada suatu individu atau populasi. Metode
pengukuran antropometri lingkar pinggang (LP) dan rasio lingkar pinggang-
panggul (RLPP) dapat digunakan untuk mendeteksi adanya obesitas sentral.
Obesitas sentral dapat memicu terjadinya resistensi insulin dalam tubuh. Adanya
resistensi insulin dapat menyebabkan risiko penyakit diabetes melitus tipe 2.
HbA1c digunakan sebagai skrinning dini adanya resiko penyakit diabetes melitus
tipe 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi lingkar pinggang
(LP) dan rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP) terhadap kadar HbA1c pada
karyawan pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan rancangan
cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling.
Dengan jumlah responden yaitu 66 orang. Pengukuran yang dilakukan yaitu
lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul, dan kadar HbA1c. Analisis data
dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirov, uji komparatif Man-Whitney serta uji
korelasi Spearman’s dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi positif bermakna
antara lingkar pinggang dengan kadar HbA1c (r=0,296; p=0,016), serta antara
rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HbA1c (r=0327; p=0,007) pada
karyawan pria dewasa sehat usia 40-50 tahun di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Kata kunci : antropometri, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang panggul
(RLPP), obesitas sentral, HbA1c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Anthropometry is the parameter measurement technique of the body to
determine the nutrient status of an individual or a population. Anthropometric
measurement method can be used in the measurement of waist circumference and
waist-to-hip circumference ratio (waist hip ratio) which will be used to detect the
central obesity. Central obesity can lead to insulin resistance in the body. The
resistance insulin can lead to the risk of Diabetes Melitus type 2. HbA1c is used as
an early screening of the risk of Diabetes Melitus type 2. The purpose of this
study is to determine the correlation of waist circumference and waist-to-hip
circumference ratio (waist hip ratio) on HbA1c to the healthy adult male staff in
Sanata Dharma University.
This study is survey analytic with cross-sectional design. The sampling is
done by non-random sampling. The number of respondents are 66 employees. The
measurement is focusing on waist circumference, waist to hip circumference ratio,
and HbA1c. Analysis of the data by the Kolmogorov-Smirov normality test, and
the, comparative test using Mann-Whitney and correlation test using Spearman’s
with a level of certainty 95%.
The conclusion of this research is, significant positive correlation with the
weakness between the waist circumference and HbA1c levels (r=0.296; p=0,016)
also between the ratio of waist to hip circumference with HbA1c levels (r=0.327;
p=0.007) to the healthy adults male staff in Sanata Dharma University in
Yogyakarta.
Keywords: Anthropometry, waist circumference, waist-to-hip circumference ratio
(waist hip ratio), central obesity, HbA1c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB 1
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000
diperkirakan 170 orang diseluruh dunia menderita Diabetes Melitus (DM) atau
sekitar 2,8% dari total populasi, peningkatan angka kejadian terus meningkat
dengan cepat dan diperkirakan tahun 2030 angka ini menjadi 366 juta jiwa atau
sekitar 4,4% dari populasi dunia. Prevalensi DM makin hari makin meningkat
baik di negara berkembang seperti Indonesia, maupun di negara maju. DM
terdapat diseluruh dunia, 90% adalah jenis Diabetes Melitus tipe 2 terjadi di
negara berkembang, peningkatan prevalensi terbesar kemungkinan akan
meningkat pada tahun 2030 (World Health Organization, 2006).
Peningkatan angka kejadian Diabetes Melitus cenderung diakibatkan
karena kejadian obesitas terutama disebabkan oleh obesitas sentral. Obesitas
sentral terjadi karena penimbunan lemak didalam rongga perut. Obesitas atau over
weight merupakan suatu akumulasi dari lemak yang dapat memprediksikan
kesehatan seseorang (WHO, 2012). Faktor yang menjadi penyebab utama dari
obesitas dan over weight adalah ketidakseimbangan energi antara makanan
(kalori) yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan (latihan atau olahraga).
Orang yang obesitas memiliki jumlah atau kadar kolesterol yang lebih tinggi dari
orang normal. Penelitian yang dilakukan oleh Suastika, Aryana, Saraswati,
Gotera, Budiartha, dan Sutanegara (2004), didapatkan hasil prevalensi obesitas
sentral sebanyak 51,1% (23 orang). Dengan jumlah subjek penelitian 45 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
selama bulan Oktober 2004 sampai dengan Mei 2005. Kelebihan berat badan
hingga obesitas sering dihubungkan dengan beberapa penyakit kronis seperti
diabetes melitus tipe-2. Hal ini disebabkan karena gangguan pengendalian gula
darah yang disebut resistensi insulin. Pada keadaan resistensi insulin jumlah
insulin yang ada jauh lebih banyak dibandingkan dengan reseptor insulin sehingga
glukosa darah tidak dapat masuk kedalam sel akibatnya terjadi penumpukan
glukosa didalam darah. Hal ini membuat kadar gula darah tinggi yang dapat
memicu terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 (Cahyono, 2008). Diabetes
Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh
untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan yang tidak efektif
dari produksi insulin. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah
(Tjandra, 2009). Menurut Center for Disease Control (2012), prevalensi obesitas
telah mencapai lebih dari 72 juta jiwa dan mencakup 17% populasi anak-anak.
Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia menempati urutan ke-4
terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari
total penduduk. Hal ini membuktikan bahwa penyakit diabetes melitus merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang sangat serius (Depkes RI, 2008).
Pengendalian glukosa darah pada penderita DM merupakan hal penting
dalam mengelola diabetes. Pengendalian glukosa darah pada penderita diabetes
melitus dapat dilihat dari dua hal yaitu glukosa darah sesaat dan glukosa darah
jangka panjang. Pemantauan glukosa darah sesaat dilihat dari glukosa darah puasa
dan 2 jam post prandial, sedangkan pengontrolan glukosa darah jangka panjang
dapat dilakukan dengan pemeriksaan HbA1c. Pemeriksaan HbA1C adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit DM terkendali
dengan baik atau tidak, serta dapat digunakan sebagai prediksi terhadap timbulnya
penyakit DM. Berdasarkan American Diabetic Association (ADA) menetapkan
nilai normal HbA1c adalah <6,5%. Kadar HbA1C yang rendah bukan berarti
penderita DM bebas dari risiko komplikasi, namun tingkat risiko akan lebih
rendah dibanding penderita DM dengan kadar HbA1C yang tinggi. Pemeriksaan
HbA1C tidak perlu puasa dan dapat diperiksa kapan saja. International Expert
Committe menetapkan pentingnya pemeriksaan HbA1C dalam skrining diagnosa
penyakit DM (America Diabetic Association, 2014).
Cara yang cukup sederhana untuk mendeteksi obesitas sentral adalah
dengan melakukan pengukuran antropometri. Antropometri merupakan cara
pengukuran yang sederhana dan praktis untuk mengidentifikasi obesitas (Sanya,
Ogwumike, Ige and Ayanniyi, 2009). Antropometri adalah teknik pengukuran
parameter-parameter tubuh untuk mengetahui status gizi pada suatu individu atau
populasi (Anonim, 2007). Pengukuran antropometri mempunyai teknik yang
sederhana untuk dilakukan, berlaku secara universal, dan tidak membutuhkan
biaya besar untuk menilai ukuran proporsi dan komposisi tubuh manusia.
Pengukuran antropometri dasar meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar
pinggang dan lingkar panggul serta indeks turunannya (indeks massa tubuh, rasio
pinggang panggul, dan rasio pinggang tinggi badan) yang digunakan sebagai
indikator untuk mendeteksi adanya penyakit dan penilaiannya dalam praktek
klinis (Khanna, Sharma, and Shidu, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui korelasi antara lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul pada karyawan pria dewasa sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Oleh karena itu pada penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui adanya korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c untuk mengidentifikasi
kelebihan berat badan atau obesitas sentral yang diasosiasikan dengan sindrom
metabolik. Kadar HbA1c merupakan indikator adanya risiko diabetes melitus.
Penelitian ini ditujukan kepada karyawan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sebagai deteksi dini terjadinya obesitas dan pemicu munculnya
penyakit diabetes melitus tipe 2 dengan melakukan pengukuran lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan
penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c pada
karyawan pria dewasa sehat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ?
2. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah :
a. “Waist Circumference and Waist-hip Ratio Predictors of Type 2 Diabetes
Mellitus in the Nepalese Population of Kavre District” (Shah, Bhandary,
Malik, Risal, and Koju, 2009). Pada penelitian ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengetahui Waist Circumference dan Waist Hip Ratio sebagai prediktor
DM tipe 2. Penelitian ini melibatkan 100 responden (53 laki-laki dan 47
perempuan) dengan 65 responden diabetes dan 35 responden tidak
diabetes. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini untuk WC laki-laki
menunjukkan hasil signifikan (p<0,001) sedangkan perempuan tidak
signifikan (p>0,05) dan hasil untuk WHC laki-laki dan perempuan
menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,0001 dan p<0,01). Hasil dari
penelitian ini memperlihatkan bahwa Waist Circumference dan Waist
Hip Ratio merupakan prediktor untuk mengidentifikasi DM tipe 2 baik
pada pria dan wanita populasi Kavre.
b. “Hubungan faktor risiko obesitas dengan rasio lingkar pinggang pinggul
mahasiswa FKM UI” (Hidayatulloh, Agus, Nurhasanah, Ani, Irawan,
Edy, 2011). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain
metode cross sectional dan melibatkan 54 responden (23 laki-laki dan 31
perempuan) dari mahasiswa FKM UI angkatan 2011 dan program pasca
sarjana. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan RLPP berisiko
(RLPP laki-laki=0,9 dan perempuan=0,8) dengan 5 jenis faktor risiko
obesitas yaitu jenis kelamin, pengetahuan, pendapatan, usia dan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Pengetahuan dan RLPP tidak memiliki hubungan
dengan p value 0,695 (p>0,05). Usia memiliki hubungan paling
berpengaruh dengan RLPP berisiko dengan p value 0,001 (p<0,05) pada
usia lebih dari 39 tahun dan dengan p value 0,012 (p<0,05) pada usia 20
hingga 39 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang panggul
Terhadap Rasio Kadar Glukosa Darah Puasa pada Mahasiswa dan
Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”
(Putri, 2013). Pada penelitian ini Lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang panggul memiliki korelasi positif yang tidak bermakna dengan
kekuatan korelasi sangat lemah terhadap kadar glukosa darah puasa pada
mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat pada responden pria memiliki nilai
r= 0,034 dan p= 0,795 pada lingkar pinggang, serta nilai r= 0,168 dan
p= 0,204 pada RLPP. Pada responden wanita, memiliki nilai r= 0,102
dan p= 0,406 pada lingkar pinggang, serta nilai r= 0,014 dan p= 0,909
pada RLPP.
d. “Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Gula Darah, Trigliserida
dan Tekanan Darah pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman,
Sumatera Barat” (Jalal, Indrawaty, Susanti, Oenzil, 2008). Pada
penelitian ini didapatkan hasil 22,8% responden ternyata menderita DM,
dengan asupan energi tinggi, karbohidrat tinggi, serat rendah, kolesterol
tinggi dan asupan omega 3 rendah. Delapan puluh tujuh persen
responden wanita dan 12,5% pria memiliki lingkar pinggang besar dari
normal. Ditemukan korelasi positif antara lingkar pinggang dengan kadar
trigliserida, kadar glukosa plasma dan tekanan darah, namun tidak
terhadap kadar HDL-kolesterol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
e. “Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung“ (Anjani, 2013). Pada penelitian ini didapatkan
korelasi sangat lemah antara lingkar pinggang terhadap rasio kadar
LDL/HDL (r= 0,127) dan korelasi lemah antara rasio lingkar pinggang-
panggul terhadap rasio kadar LDL/HDL (r= 0,304). Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian sekarang adalah pada penelitian sebelumnya,
responden yang diteliti mengidap penyakit Diabetes Melitus tipe 2,
sedangkan pada penelitian sekarang, responden yang diteliti harus sehat
tanpa penyakit degeneratif apapun.
f. “Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 di Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek Provinsi Lampung” (Putri dan Larasati, 2013). Pengolahan data
menggunakan uji analisis Chi Square tidak memenuhi syarat untuk data
ini karena terdapat 25% sel yang memiliki expected value <5.
Pengolahan data ini menggunakan uji Fisher dengan angka kemaknaan
atau α=0,05. Analisis data dengan uji Fisher menghasilkan p-value
sebesar 1.000 (2-tail) dan 0,579 (1-tail). Hasil yang diperoleh adalah p-
value >α. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara obesitas menurut IMT dengan kadar HbA1c pasien DM.
g. “Hubungan Nilai Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah” (Lipoeto,
Yerizel, Edward, Widuri, 2007). Pada penelitian ini melihat hubungan
nilai antropometri dengan kadar gula darah yang dilakukan pada 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
penduduk dewasa yang berusia 20 tahun ke atas di kabupaten Padang
Pariaman. Nilai antropometri yang diukur adalah Indeks Massa Tubuh
(IMT), Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang-panggul
(RLPP). Kadar glukosa darah puasa diukur secara enzimatik. Hasil
penelitian menunjukkan jumlah penderita obese berdasarkan IMT (lebih
dari 25) adalah 34,3%, berdasarkan LP berjumlah 38,6% dan berdasarkan
RLPP berjumlah 24,4%. Dari hasil analisa korelasi didapatkan nilai
korelasi (r) kadar glukosa darah dengan BMI adalah 0,101 (p>0,05),
dengan LP adalah 0,168 (p>0,05) dan dengan RLPP adalah 0,186
(p>0,05). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
sekarang adalah untuk melihat hubungan antropometri dengan kadar
HbA1c responden.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
korelasi lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap
kadar HbA1c pada karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat praktis. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang panggul diharapkan dapat memberikan gambaran awal
mengenai peningkatan kadar HbA1c sehingga dapat digunakan untuk
deteksi dini adanya risiko penyakit kardiovaskular dengan metode
sederhana dan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap HbA1c karyawan pria
dewasa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui adanya obesitas sentral berdasarkan pengukuran
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul.
b. Untuk mencegah terjadinya resiko penyakit obesitas sentral dan diabetes
melitus karyawan pria sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengukuran Antropometri
Antropometri merupakan kajian pengukuran tubuh manusia yang
meliputi bagian tulang, otot, dan jaringan adiposa. Hasil pengukuran antropometri
dapat menggambarkan dan mengevaluasi status gizi dan status kesehatan
seseorang atau suatu populasi, sesuai dengan indikator antropometri yang
diinginkan (NHANES, 2007). Pengukuran antropometri yang biasanya digunakan
adalah indeks massa tubuh (body mass index), lingkar pinggang (waist
circumference), rasio pinggang panggul (waist to hip ratio), rasio lingkar
pinggang terhadap tinggi (waist to stature ratio) yang disarankan untuk
mendefinisikan obesitas (Nyamdorj, 2010). Pengukuran antropometri mempunyai
teknik yang sederhana untuk dilakukan, berlaku secara universal, dan tidak
membutuhkan biaya besar untuk menilai ukuran proporsi dan komposisi tubuh
manusia (Khanna, Sharma, and Shidu, 2011).
1. Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang merupakan ukuran antropometri yang dapat digunakan
untuk menentukan obesitas sentral. Lingkar pinggang dapat digunakan untuk
melihat jumlah dan distribusi lemak dalam tubuh yang bermanfaat dalam
pemeriksaan risiko masalah kesehatan. Pada penelitian Jalal, et al. (2008)
ditunjukkan bahwa pemeriksaan lingkar pinggang adalah metode antropometri
yang mudah, murah, dan bermanfaat untuk mendeteksi obesitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Lingkar pinggang dapat digunakan sebagai prediktor risiko munculnya
penyakit kardiovaskular (Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Brenner, Tepylo, Eny, Cahill, and
Elsohemy (2010). Penelitian tersebut menemukan bahwa pengukuran LP
merupakan prediktor yang lebih baik dibanding pengukuran BMI, dalam
memprediksi munculnya risiko penyakit kardiovaskular dikalangan pria.
Lokasi pengukuran lingkar pinggang yang tepat dapat dilakukan pada
titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan iliac crest menggunakan pita
pengukur. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak sampai
menekan (WHO, 2008). Pengukuran dilakukan pada keadaan ekspirasi dengan
posisi subyek berdiri tegak, dengan kaki rapat dan lengan menggantung bebas di
sisi (Candido, Alosta, Oliveira, Freitas and Caelho 2012). Kriteria lingkar
pinggang menurut WHO (2008) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel I. Ukuran Lingkar Pinggang yang Ideal
(World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin Lingkar Pinggang
Laki-laki 94 cm
Perempuan 80 cm
Gambar 1. Posisi Pita Pengukur dalam Pengukuran Lingkar Pinggang
(Coulston, Boushey, and Ferruzi, 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Rasio lingkar pinggang panggul merupakan indeks praktis dari distribusi
lemak pada jaringan tubuh. Rasio lingkar pinggang panggul memperkirakan
jumlah lemak abdominal pada individu, apabila perbandingan antara lingkar
pinggang dan panggul semakin besar maka semakin besar pula lemak abdominal
individu tersebut (International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011). Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Esmaillzadeh, Mirmiran, and Azizi
(2004) ditunjukkan bahwa nilai rasio lingkar pinggang panggul yang tinggi
berkaitan dengan peningkatan luas lemak visceral.
Rasio lingkar pinggang panggul adalah indikator untuk menentukan
obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara
lingkar pinggang (cm) dibagi dengan lingkar panggul (cm) (Jenkins, 2011).
Pengukuran lingkar pinggang adalah pada titik tengah antara tulang rusuk
terbawah dan iliac crest (WHO, 2008) dan lingkar panggul pada titik di atas
greather trochanters dengan bantuan pita pengukur (Sandhu, Koley, and Sandhu,
2008). Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 2. Cara Mengukur Rasio Lingkar Pinggang Panggul (Dewar, 2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kriteria rasio lingkar pinggang panggul menurut WHO (2008) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel II. Nilai Rasio Lingkar Pinggang-Panggul yang Ideal
(World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Ideal
Laki-laki < 0,90
Perempuan < 0,85
Menurut de Koning, et al. (2007) antara individu obesitas dan tidak
obesitas dapat memiliki nilai rasio lingkar pinggang panggul yang sama.
Penelitian yang dilakukan oleh Lear, Humphries, Kohli, Chockalingam, and
Birmingham (2007) menunjukkan bahwa populasi Asia memiliki jaringan adiposa
viseral yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi Eropa, sehingga untuk
menentukan batas nilai lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul perlu
disesuaikan untuk tiap populasi. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh
Chan, et al. (2003) menemukan bahwa adanya korelasi positif antara rasio lingkar
pinggang panggul terhadap jaringan lemak intraabdomen yang menyebabkan
terjadinya obesitas sentral.
B. Obesitas Sentral
Obesitas merupakan suatu keadaan ditemukannya lemak yang berlebihan
dalam tubuh, terbagi menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral. Adanya
penimbunan lemak dalam tubuh atau yang dikenal sebagai obesitas sentral atau
obesitas viseral lebih mempunyai kaitan dengan kejadian penyakit kardiovaskular
(Jalal et al., 2008). Obesitas merupakan suatu kondisi dimana perbandingan berat
badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas
sentral adalah kondisi dimana terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam rongga perut (Mahan, Adair, Popkin, 2002). Obesitas sentral berkorelasi
erat dengan peningkatan mortalitas dan dapat menimbulkan risiko penyakit seperti
diabetes melitus, hipertensi, sindroma metabolik, dan penyakit jantung koroner
(Adam, 2006).
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, antara lain pengukuran
Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang, serta perbandingan lingkar
pinggang dan lingkar panggul (Caballero, 2005). Berdasarkan National Institute
of Health (2008), obesitas terjadi ketika seseorang mengkonsumsi makanan yang
memiliki kalori yang lebih banyak daripada kalori yang dibakar. Tubuh
membutuhkan kalori untuk bertahan hidup dan aktif secara fisik tetapi untuk
menjaga berat badan, seseorang perlu menyeimbangkan asupan energi yang
dimakan dengan energi yang digunakan karena keseimbangan energi ini akan
berujung pada penambahan berat badan, bahkan obesitas. Ketidakseimbangan
antara kalori yang masuk dan kalori yang keluar akan berbeda pada masing-
masing orang. Faktor genetik, lingkungan, dan faktor sosial juga berpengaruh
terhadap terjadinya obesitas. Obesitas sentral berperan besar pada perkembangan
penyakit degeneratif seperti penyakit diabetes melitus tipe 2. Pada obesitas sentral
terjadi keadaan resistensi insulin (Hidayatulloh, et al., 2011).
C. Resistensi Insulin dan DM Tipe 2
Resistensi insulin merupakan gangguan respon biologis terhadap insulin.
Resistensi insulin diawali dengan kompensasi tubuh terhadap peningkatan
konsentrasi insulin sebagai akibat dari peningkatan glukosa darah. Insulin
merupakan hormon peptida yang disekresikan oleh sel β dari pulau langerhans.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Fungsi insulin adalah untuk mengatur kadar normal glukosa darah. Insulin bekerja
memperantarai uptake glukosa seluler, regulasi metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein, serta mendorong pemisahan dan pertumbuhan sel melalui efek
motigenik pada insulin (Wilcox, Gisela, 2005).
Keadaan resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana tubuh
memproduksi insulin, tetapi tidak dapat digunakan secara efektif sehingga glukosa
tidak dapat diserap oleh sel dan terjadi penumpukan glukosa dalam darah. Pada
keadaan resistensi insulin, otot, lemak, dan hati tidak dapat merespon insulin
dengan baik sehingga tidak dapat menyerap glukosa dari aliran darah, akibatnya,
dibutuhkan insulin yang lebih banyak untuk membantu glukosa masuk kedalam
sel. Perubahan pada sensitifitas reseptor insulin akan menyebabkan insulin tidak
terikat pada reseptor sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Keadaan
ini dapat memicu terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 2 . Hal ini disebabkan
oleh ketidakmampuan sel-sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin yang
cukup untuk memenuhi peningkatan kebutuhan insulin dalam tubuh (National
Diabetes Information Clearinghouse, 2012). Keadaan konsentrasi insulin yang
tinggi secara terus menerus akan mengakibatkan perubahan pada sensitifitas
reseptor insulin (McFarlane, Banerji, and Sowers, 2001).
Keadaan obesitas dapat menjadi faktor pemicu terjadinya resistensi
insulin. Pada keadaan obesitas jumlah jaringan lemak meningkat. Jaringan lemak
akan mengalami lipolisis sehingga terjadi peningkatkan fatty fat acid. Fatty fat
acid akan dilepaskan ke sirkulasi portal dan mengalir ke hati. Fatty fat acid dapat
merangsang penurunan sensitifitas insulin di jaringan perifer (Dipiro, et al., 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Keadaan resistensi insulin lama-kelamaan dapat menyebabkan penyakit
diabetes melitus tipe 2. Kasus diabetes melitus menunjukkan bahwa jumlah
penderita diabetes melitus tahun 2011 telah mencapau 366 juta orang, jumlah ini
akan diperkirakan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030 (IDF, 2011).
Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan keadaan hiperglikemia (Powers, 2001). Diabetes melitus tipe 2 merupakan
suatu keadaan hiperglikemi kronik dengan etiologi yang kompleks, yang timbul
sebagai respons terhadap pengaruh genetik dan lingkungan. Berdasarkan Centers
for Disease Control and Prevention (2013) diabetes melitus tipe 2 umumnya
terjadi pada usia lebih dari 40 tahun. Obesitas, khususnya obesitas sentral atau
viseral merupakan keadaan yang umum dijumpai pada DM tipe 2 (Powers, 2001).
D. Kadar HbA1c
HbA1c atau disebut juga dengan hemoglobin A1c atau glikohemoglobin
adalah suatu indikator untuk mengetahui kondisi gula darah. HbA1c merupakan
hemoglobin non enzimatis yang dikombinasikan dengan gula (Acton, 2013).
HbA1c adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah
penyakit DM terkendali dengan baik atau tidak. HbA1c dapat digunakan untuk
memperkirakan kadar rata-rata glukosa darah seseorang selama 3 bulan terakhir
(Reinhold and Earl, 2014). Menurut American Diabetes Association membagi
klasifikasi kadar HbA1c dapat dilihat pada tabel II di bawah ini :
Tabel III. Klasifikasi nilai HbA1c (American Diabetes Association, 2014)
Klasifikasi Nilai HbA1c (%)
Normal < 5,7
Prediabetes 5,7-6,4
Diabetes ≥ 6,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kadar HbA1C yang rendah bukan berarti penderita DM bebas dari risiko
komplikasi, namun tingkat risiko akan lebih rendah dibanding penderita DM
dengan kadar HbA1C yang tinggi, oleh sebab itu International Expert Committe
menetapkan pentingnya pemeriksaan HbA1C dalam skrining diagnosa penyakit
DM (America Diabetic Association, 2014). Beberapa faktor yang menjadi alasan
mendukung penggunaan HbA1c sebagai alat skrining dan diagnosis diabetes
antara lain responden tidak perlu puasa, pemeriksaan dapat dilakukan kapan saja,
dapat memperkirakan keadaan glukosa darah dalam waktu yang lebih lama serta
tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek, kesalahan yang
disebabkan faktor nonglikemik yang dapat mempengaruhi nilai HbA1c sangat
jarang ditemukan dan dapat diminimalisasi dengan melakukan pemeriksaan
konfirmasi diagnosis dengan glukosa plasma, lebih stabil dalam penyimpanan,
serta HbA1c berkorelasi dengan komplikasi diabetes. Faktor-faktor yang menjadi
kekurangan HbA1c sebagai alat skrining atau diagnosis antara lain perubahan
karena faktor-faktor selain glukosa misalnya perubahan masa hidup eritrosit dan
etnis, kondisi yang dapat menggangu pengukuran seperti selected
hemoglobinopathies, pengujian HbA1c belum tersedia di beberapa laboratorium
di dunia, dan biaya yang mahal (Sacks, 2011).
HbA1c merupakan prediktor yang lebih kuat dalam menentukan risiko
diabetes dan penyakit kardiovaskuler dibanding glukosa puasa. Namun, data yang
menunjukkan peran Hba1c sebagai alat skrining diabetes masih sangat terbatas
dan bervariasi, sehingga dipandang perlu untuk menetapkan cut off standar untuk
HbA1c. Diharapkan dimasa mendatang HbA1c ini diperkirakan akan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
salah satu pemeriksaan untuk skrining maupun diagnosis diabetes. Dengan
demikian, deteksi dini dan tindakan pencegahan yang efektif dapat dilakukan
(Stump, Clark, Sowers, 2005).
E. Landasan Teori
Metode antropometri adalah salah satu metode teknik pengukuran
parameter-parameter tubuh untuk mengetahui status gizi pada suatu individu atau
populasi. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mudah untuk dilakukan oleh
semua orang karena bersifat universal serta metode yang sederhana untuk
dilakukan dan tidak memerlukan biaya yang terlalu besar, sehingga pengukuran
metode antropometri digunakan dalam penelitian. Pengukuran antropometri yang
akan digunakan yaitu teknik pengukuran lingkar pinggang (LP) dan pengukuran
rasi lingkar pinggang panggul (RLPP). Dengan mendapatkan hasil pengukuran
lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dapat untuk memprediksi
keadaan obesitas sentral pada seseorang.
Obesitas sentral dinilai dari rasio lingkar perut dibagi lingkar panggul,
seseorang dikatakan obesitas bila lingkaran perut lebih dari 94 cm pada laki-laki
dewasa dan 80 cm pada wanita dewasa. Obesitas sentral terjadi karena adanya
penumpukkan lemak didaerah perut. Obesitas sentral dianggap sebagai ancaman
kesehatan karena tubuh memproses karbohidrat dan lemak secara berlebihan
sehingga berisiko terkena diabetes melitus tipe 2 dan penyakit lain. Diabetes
melitus tipe 2 merupakan kondisi medis yang ditandai dengan ketidakcukupan
atau gangguan fungsi insulin. Oleh karena adanya resistensi insulin, sehingga
penggunaan insulin oleh tubuh menjadi tidak efektif. HbA1C adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah penyakit diabetes melitus
terkendali dengan baik atau tidak. Jadi hal ini dapat digunakan untuk memberi
gambaran mengenai kadar HbA1c yang menjadi faktor risiko penyakit diabetes
melitus tipe 2.
F. Hipotesis
Ada korelasi bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar
pinggang-panggul terhadap kadar HbA1c pada karyawan pria dewasa sehat di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik dengan
pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian survei
analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Dilakukan juga analisis korelasi antara variabel bebas dan
variabel tergantung (Notoatmodjo, 2010). Variabel bebas adalah suatu fenomena
yang mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan variabel tergantung adalah
akibat dari adanya variabel bebas. Data penelitian yang diperoleh diolah secara
komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data penelitian. Pada rancangan
penelitian potong lintang, peneliti melakukan observasi variabel pada satu waktu
tertentu, responden penelitian hanya diteliti satu kali saja tanpa adanya tindak
lanjut atau pengulangan pengukuran (Saryono, 2011).
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis korelasi antara lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul terhadap kadar HbA1c. Lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul digunakan sebagai variabel bebas
dan kadar HbA1c dalam darah sebagai variabel tergantung. Data penelitian yang
diperoleh diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara variabel bebas
dengan variabel tergantung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : LP dan RLPP
2. Variabel tergantung : kadar HbA1c
3. Variabel pengacau :
a. terkendali : Usia dan jenis kelamin
b. tak terkendali: Aktivitas, gaya hidup responden, dan kondisi
fisiologi.
C. Definisi Operasional
1. Responden penelitian karyawan pria dewasa sehat di Kampus I,II, dan III
Universitas Sanata Dharma yang masih aktif dan bersedia ikut serta dalam
penelitian ini, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditetapkan dalam penelitian.
2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antropometri dan pemeriksaan
laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran lingkar
pinggang (LP) serta rasio lingkar pinggang panggul (RLPP). Hasil
pemeriksaan laboratorium yang dianalisis adalah nilai kadar HbA1c.
3. Kadar HbA1c didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium Rumah Sakit
Bethesda, dinyatakan dalam %.
4. Kriteria nilai HbA1c yaitu glukosa darah tidak terkontrol bila HbA1c
mencapai 8% atau lebih, sedangkan glukosa darah terkontrol bila HbA1c
kurang dari 7% menurut American Diabetes Association (ADA, 2014).
5. Kriteria lingkar pinggang, lingkar panggul, dan rasio lingkar pinggul
berdasarkan World Health Organization (2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. Responden Penelitian
Responden penelitian yaitu karyawan edukatif dan administratif pria
dewasa sehat di Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
yang masih aktif, serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah responden harus berumur antara
40-50 tahun, tidak mengkonsumsi obat-obatan kadar glukosa atau obat diabetes,
serta tidak mengidap penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi. Kriteria
eksklusi yang ditentukan antara lain, tidak hadir saat pengambilan data serta hasil
pemeriksaan responden yang tidak lengkap.
Jumlah calon responden penelitian diperoleh dengan cara pengambilan
data dari bagian biro personalia dan diperoleh jumlah keseluruhan karyawan pria
sebanyak 446 orang. Kemudian data keseluruhan karyawan pria tersebut
diurutkan menurut umur (40-50 tahun) dan didapat populasi sebanyak 194 orang.
Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilaksanakan di
Kampus I, II, dan III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data
pertama dilaksanakan pada tanggal 25 September 2014 di Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan total jumlah responden pria yang terdaftar 36
orang, namun pada saat pengambilan data ada 5 orang responden yang tidak dapat
hadir. Jadi 31 orang menjalani pengukuran antropometri dan uji laboratorium.
Pengambilan data kedua dilaksanakan pada tanggal 26 September 2014 di
Kampus I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan total responden pria
yang terdaftar sebanyak 42 orang, namun pada saat pengambilan data ada 7 orang
responden yang tidak dapat hadir. Jadi 35 orang menjalani pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
antropometri dan uji laboratorium. Perolehan total jumlah responden pria yang
bersedia untuk bekerja sama dalam penelitian ini sebanyak 66 orang. Skema
responden dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Skema Pencarian Responden
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Korelasi Pengukuran Antropometri
terhadap Rasio Lipid dan HBA1c pada Karyawan Pria dan Wanita Dewasa Sehat
di Universitas Sanata Dharma”, serta “Laju Filtrasi Glomerulus Pada Karyawan
dan Karyawan Pria dan Pria Dewasa Sehat dengan Formula Cockroft-Gault,
Modification of Diet in Renal Disease, dan Chronic Kidney Disease Epidemiology
di Universitas Sanata Dharma”. Penelitian ini berfokus pada korelasi LP dan
RLPP terhadap kadar HbA1c pada karyawan pria dewasa sehat. Kajian yang
diteliti dalam penelitian ini tergambar dalam bagan berikut :
446 karyawan
pria USD
12 orang tidak hadir
dalam penelitian
78 orang menandatangani
informed consent
194 orang berusia
40-50 tahun
66 orang
responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 4. Bagan Kajian Penelitian Payung
Responden
Pria
LP dan RLPP
Body Fat
Percentage
Body Mass
Index
Laju Filtrasi Glomerolus dengan Metode CG,
MDRD, CKD-EPI
HbA1c
Rasio Lipid
HbA1c
HbA1c
Rasio Lipid
Rasio Lipid
Responden
Wanita
LP dan RLPP
Body Fat
Percentage
Body Mass
Index
Laju Filtrasi Glomerolus dengan Metode CG,
MDRD, CKD-EPI
HbA1c
Rasio Lipid
HbA1c
HbA1c
Rasio Lipid
Rasio Lipid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama dua hari dengan perincian waktu penelitian
sebagai berikut :
1. Tanggal 25 September 2014 bertempat di Hall Utara Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, pukul 07.00 – 12.00.
2. Tanggal 26 September 2014 bertempat di Ruang Seminar LPPM Kampus II
Mrican Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pukul 07.00 – 10.00.
G. Teknik Sampling
Teknik sampling pada penelitian ini adalah non-random sampling dengan
jenis purposive sampling. Pengertian non-random sampling adalah tidak semua
orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden, ada kriteria-
kriteria tertentu yang dinyatakan dalam kriteria inklusi dan eksklusi. Jenis
purposive sampling adalah sampling berdasarkan ciri atau sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2010). Pada penelitian korelasional,
sampel yang digunakan minimal 30 sampel tiap kelompok (Lodico, Spaulding,
and Voegtle, 2006).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pita pengukur merk
Butterfly® untuk mengukur lingkar pinggang dan lingkar panggul responden.
Pengukuran kadar HbA1c menggunakan Cobas C 581®. Pemeriksaan kadar
HbA1c dalam darah responden dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
I. Tata Cara Penelitian
1. Observasi Awal
Pada observasi awal ini dilakukan pencarian informasi mengenai jumlah
karyawan pria yang berusia 40-50 tahun dan yang masih aktif bekerja di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan menentukan tempat yang tepat untuk
dilakukan penelitian. Lalu pencarian laboratorium untuk menganalisis sampel
darah responden. Dilakukan diskusi dengan anggota penelitian yang lainnya serta
dosen pembimbing, maka dipilih Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta. Alasan pemilihan penggunaan laboratorium tersebut
dikarenakan laboratorium Rumah Sakit Bethesda sudah terakreditasi.
2. Permohonan izin dan kerjasama
Permohonan izin untuk melakukan penelitian ini ditujukan kepada
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk memperoleh ethical clearance
KE/FK/896/EC. Hal ini bertujuan untuk memenuhi etika penelitian menggunakan
sampel darah dan hasil penelitian dapat dipublikasikan. Permohonan izin kedua
ditujukan kepada Wakil Rektor I nomor 068c/WR I/F/VIII/2014 Universitas
Sanata Dharma. Permohonan izin ini bertujuan untuk memperoleh izin melakukan
penelitian di lingkup Universitas Sanata Dharma, yang selanjutnya izin tersebut
diteruskan ke Bagian Personalia untuk menggunakan responden karyawan
Universitas Sanata Dharma.
Permohonan kerjasama untuk pengambilan dan analisis darah, diajukan
ke bagian Laboratorium Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Penawaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kerjasama juga ditujukan kepada responden penelitian dengan menggunakan
informed consent.
3. Pembuatan informed consent dan leaflet
Leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami
gambaran mengenai penelitian ini. Konten/isi dari leaflet ini antara lain berisi
tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diterima responden, pengukuran
antropometri meliputi pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul-
panggul, body fat percentage, dan body mass index, serta pemeriksaan
laboratorium yang meliputi, kadar LDL, HDL, total kolesterol, HbA1c, dan serum
kreatinin.
Informed consent ditujukan sebagai bukti mengenai kesediaan calon
responden untuk dapat mengikuti penelitian ini. Pembuatan informed consent ini
sesuai dengan standar yang dikeluarkan Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden
penelitian yang menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini diminta untuk
mengisi data nama, usia, dan alamat pada informed consent, serta menandatangani
informed consent.
4. Data responden
Data responden pada penelitian ini berupa tabel yang berisi nama, usia,
jenis kelamin, alamat, riwayat penyakit, dan nomor telepon responden. Data ini
akan digunakan peneliti untuk melakukan kontak via telepon maupun via sms
untuk memberikan konfirmasi ulang mengenai tempat dan waktu pelaksanaan
pengukuran parameter dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kegiatan. Dilakukan juga wawancara dengan pasien dan memberikan penjelasan
secara lisan mengenai penelitian yang akan dilakukan. Pasien juga diberikan
kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
5. Pencarian responden
Pencarian data responden dilakukan setelah mendapatkan izin penelitian
dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Izin tersebut
kemudian diteruskan ke Bagian Personalia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta untuk meminta informasi mengenai karyawan yang masuk dalam
kriteria inklusi penelitian ini. Diperoleh informasi mengenai jumlah dan data diri
karyawan, serta tempat dimana bekerja, maka peneliti berusaha untuk mencari
seluruh responden yang terdapat dalam daftar nama. Namun, tidak semua
karyawan yang ada di dalam daftar nama dapat ditemui dan bersedia untuk
mengikuti penelitian ini. Hal ini disebabkan karena karyawan tersebut tidak dapat
ditemui / sedang cuti / sedang studi lanjut. Apabila calon responden dapat ditemui,
maka calon responden diberi penjelasan mengenai penelitian ini secara umum dan
juga diberikan penjelasan mengenai kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian
ini. Pada tahap ini, ada beberapa calon responden yang tidak bersedia mengikuti
penelitian ini dikarenakan beberapa alasan, dikarenakan menderita penyakit
degeneratif seperti jantung atau diabetes melitus tipe 2, takut terhadap jarum
suntik, waktu penelitian yang bertabrakan dengan acara lain, atau sedang sibuk
dalam beberapa minggu ke depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Pada tahap selanjutnya, calon responden yang telah bersedia mengikuti
penelitian akan diberi informed consent yang akan diisi dan ditandatangani
sebagai bentuk persetujuan responden untuk mengikuti penelitian ini dari awal
sampai akhir. Responden diberi informasi mengenai waktu penelitian serta tempat
penelitian.
6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pita pengukur
Butterfly®. Suatu instrumen dapat dikatakan baik dan reliable, serta memiliki
presisi yang baik apabila nilai CV (coefficient of variation) ≤ 5% (Direktorat Bina
Pelayanan Penunjang Medik, 2011). Instrumen yang telah tervalidasi dan
dikatakan reliable dalam penelitian ini diharapkan mampu menunjukkan hasil
pengukuran yang pasti dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
Pengujian reliabilitas dan validitas dilakukan pada dua pita pengukur
dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV dari pita pengukur
pertama sebesar 0,551%, sedangkan untuk nilai CV dari pita pengukur kedua
sebesar 0,677%. Dari dua nilai CV tersebut, dapat dikatakan bahwa kedua pita
pengukur tersebut valid dan reliable, karena kedua pita pengukur memiliki nilai
CV yang ≤ 5%.
7. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah
Pengambilan darah responden yang telah menandatangani informed
consent, dilakukan oleh analis dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit
Bethesda yang telah terakreditasi. Sedangkan pengukuran antropometri dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
oleh peneliti, meliputi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul.
8. Analisis darah responden
Darah responden yang sudah diambil kemudian akan dibawa ke
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda untuk dianalisis kadar
HbA1c.
9. Pembagian hasil pemeriksaan
Hasil pengukuran antropometri dan analisis darah diberikan kepada
responden segera setelah peneliti mendapatkan hasil analisis darah dari
Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda. Peneliti memberikan
penjelasan mengenai hasil pengukuran antropometri dan hasil analisis darah,
disertai dengan penjelasan mengenai terapi non farmakologi yang dapat dilakukan
responden jika terdapat hasil yang tidak normal.
10. Pengelolaan Data
Data diolah pertama kali dengan menyusun data yang sejenis, kemudian
menggolongkan data yang diperoleh ke dalam kategori yang telah ditetapkan, lalu
melakukan analisis data.
J. Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara deskriptif untuk
melihat karakteristik subyek penelitian dan statistik dengan taraf keperayaan 95%
menggunakan sistem komputer. Uji normalitas data dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirov, jika sampel >50 responden, dan uji Shapiro-Wilk, jika
sampel ≤50 responden. Suatu data yang memiliki distribusi tidak normal jika nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
p<0,05. Selanjutnya, dilakukan uji komparatif jika nilai p>0,05 maka kedua
kelompok data yang dianalisis tidak berbeda bermakna. Terakhir adalah uji
korelasi, untuk data terdistribusi normal, digunakan uji Pearson, sedangkan jika
data terdistribusi tidak normal, menggunakan uji Spearman. Suatu korelasi
dianggap bermakna jika nilai p<0,05 (Ahmad, 2011).
Pertama kali yang dilakukan pada analisis data adalah mendeskripsikan
data. Data yang dianalisis meliputi, umur, lingkar pinggang, rasio lingkar
pinggang panggul, dan kadar HbA1c. Data tersebut dianalisis dengan cara
menghitung rata-rata, simpangan deviasi, serta normalitas tiap-tiap kelompok data
data. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dikarenakan seluruh
data lebih dari 50 data.
Analisis selanjutnya dilakukan uji komparatif, pada uji ini diawali dengan
mengelompokkan data kadar HbA1c berdasarkan nilai lingkar pinggang ≥94 cm
dan < 94cm, serta berdasarkan rasio lingkar pinggang panggul ≥0,90 dan <0,90.
Tiap-tiap kelompok diuji normalitasnya, jika kedua kelompok data terdistribusi
normal, maka dilanjutkan dengan uji t tidak berpasangan, jika kedua kelompok
data tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
Analisis terakhir adalah uji korelasi antara lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul terhadap kadar HbA1c. Jika kedua data korelasi
terdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji Pearson. Jika
salah satu data atau kedua data tidak terdistribusi normal maka uji korelasi yang
digunakan menggunakan uji Spearman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel IV. Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan Kekuatan Korelasi,
Nilai p, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2011)
Parameter Nilai Interpretasi
Kekuatan korelasi
(r)
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Nilai (p) p < 0,05
p > 0,05
Terdapat korelasi yang bermakna
antara dua variabel
Tidak terdapat korelasi bermakna
antara dua variabel
Arah korelasi + (positif)
- (negatif)
Searah, semakin besar nilai satu
variabel, semakin besar pula variabel
lainnya
Berlawanan arah. Semakin besar
nilai satu variabel, semakin besar
pula variabel lainnya
K. Keterbatasan Penelitian
Kesulitan dalam penelitian ini adalah sulitnya mencari responden karena
tidak semua responden yang ada pada data yang diberikan oleh biro personalia
dapat ditemui dengan alasan sedang cuti dan melaksanakan studi lanjut. Beberapa
responden yang telah mengisi informed consent juga tidak bisa hadir karena
jadwal mengajar dan memiliki kegiatan lain yang lebih penting dan tidak bisa
ditinggalkan. Keterbatasan lainnya adalah beberapa subyek penelitian yang
ditemui sangat sulit untuk diajak terlibat dalam penelitian, sehingga membutuhkan
waktu dan tenaga yang ekstra untuk mengajak subyek penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Penelitian ini mengikutsertakan karyawan pria dewasa sehat dengan usia
40-50 tahun di kampus Universitas Sanata Dharma. Jumlah responden pada
penelitian ini sebanyak 66 orang pria yang bersedia mengikuti penelitian dan telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan dan mengetahui karakteristik data yang diperoleh. Profil
karakteristik responden yang dianalisis meliputi, usia, lingkar pinggang (LP),
rasio lingkar pinggang panggul (RLPP), dan kadar HbA1c. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah non-random sampling. Data yang didapat
kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
karena data lebih dari 50 dengan taraf kepercayaan 95%.
Tabel V. Karakteristik responden penelitian
No. Karakteristik Distribusi data (n=63) P
1. Umur (tahun) 44,48±2,931* 0,070
2. LP (cm) 86,13±7,934* 0,200*
3. RLPP (cm) 0,88±0,057* 0,200*
4. HbA1c 5,62(4,66-9,94)** 0,000
*Nilai signifikansi >0,05 berarti terdistribusi normal (Mean±SD)
**Nilai signifikansi <0,05 berarti tidak terdistribusi normal (Median
(minimum-maksimum)
1. Usia
Pada penelitian ini responden yang telibat adalah karyawan pria dewasa
sehat berusia 40-50 tahun. Rentang usia 40-50 tahun termasuk dalam kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dewasa pertengahan. Menurut Sanrock (2004) usia yang tergolong kategori
dewasa pertengahan adalah dari umur 40-60 tahun, dewasa pertengahan
merupakan umur transisi antara usia dewasa dini dengan usia dewasa lanjut. Data
usia responden diuji dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
dengan taraf kepercayaan 95%. Rerata usia responden pria pada penelitian ini
adalah 44,48 dan nilai SD± 2,931 dengan nilai signifikasi (p=0,070) yang
menunjukkan bahwa usia responden pria dalam penelitian terdistribusi normal.
Pada penelitian yang lain menyatakan bahwa peningkatan umur biasanya
terkait dengan kejadian obesitas sentral disebabkan oleh meningkatnya
penumpukan lemak tubuh, terutama lemak pusat (Martins dan Marinho, 2003).
Berdasarkan penelitian Pujiati (2007) yang melibatkan responden dengan rentang
umur 20 sampai 64 tahun sebanyak 448.352 individu mendapatkan hasil bahwa
umur (>40 tahun) berpengaruh terhadap risiko obesitas sentral. Sehingga pada
penelitian tersebut disimpulkan faktor risiko obesitas sentral dikota adalah umur
diatas 40 tahun (OR2,309), sedangkan di kabupaten faktor risiko obesitas sentral
adalah umur diatas 40 tahun (OR 3,409).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ismail, Hanafiah, Saadia,
Salmiah, Huda, and Yunus (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara tingkat HbA1c dengan usia pasien (p=0,047). Beberapa
penelitian lain juga menunjukkan hal yang sama bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara tingkat HbA1c dengan usia (Suhaiza, Ahmad, Jeriah, Alsafi,
Mohammad, and Mafauzy, 2004). Hasil penelitian lain yang sejalan dengan
penelitian ini adalah penelitian Trisnawati, Widarsa, Suastika (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
menunjukkan nilai p= 0,001. Pada umur ≥50 terjadi peningkatan angka kejadian
DM tipe 2 karena penuaan hal ini menyebabkan terjadinya penurunan sensitivitas
insulin dan menurunnya fungsi tubuh untuk metabolisme glukosa. Menurut
American Diabetic Association (2013), semakin bertambah tua atau umur
manusia, semakin menambah berkembangnya risiko penyakit diabetes. American
Heart Association (2002) dan Federasi Diabetes Internasional (IDF, 2006) telah
merekomendasikan bahwa obesitas sentral merupakan salah satu kriteria untuk
mendiagnosis sindrom metabolik pada orang dewasa dimana individu dengan
sindrom metabolisme berisiko lebih besar menderita diabetes dan penyakit
kardiovaskular.
2. Lingkar Pinggang
Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan
taraf kepercayaan 95% menunjukkan data lingkar pinggang untuk responden pria
pada penelitian ini terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
nilai signifikasi (p=0,200). Data lingkar pinggang untuk responden pria
menunjukkan nilai rerata lingkar pinggang sebesar 86,13 dan nilai SD±9,934 yang
mengidentifikasikan bahwa lingkar pinggang responden pria masuk range normal
karena nilai lingkar pinggang normal untuk pria adalah < 94 cm berdasarkan
WHO (2008). Namun, nilai simpangan deviasi yang cukup besar, menunjukkan
data semakin bervariasi.
Pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan untuk melihat
risiko obesitas salah satunya dilakukan pengukuran meliputi pengukuran lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Lingkar pinggang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
pengukur distribusi lemak abdominal yang mempunyai hubungan erat dengan
indeks massa tubuh (Bell, Popkin, 2001). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
lingkar pinggang dan pinggul sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh
bagian atas dan bawah serta dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu
yang memiliki kelebihan berat badan dan obesitas. Dalam sebuah studi prospektif
diungkapkan bahwa obesitas tubuh bagian atas (obesitas abdominal) berhubungan
kuat dengan intoleransi glukosa / diabetes melitus, hiperinsulinemia, hipertensi,
hipertrigliseridemia, dan gout dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah (Boivin,
Bronchu, Marceau, 2007). Berdasarkan beberapa studi terkini terbukti bahwa
pengukuran lingkar perut jauh lebih baik daripada Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
pengukuran obesitas lainnya (Soegih, 2004). Penelitian lain yang sejalan dengan
penelitian ini menunjukkan nilai p=0,001 berarti lingkar pinggang merupakan
variabel yang paling dominan meningkatkan risiko DM tipe 2 di Puskesmas III
Denpasar Selatan (Trisnawati, et al., 2013).
3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Rasio lingkar pinggang panggul merupakan perbandingan pengukuran
lingkar pinggang dengan lingkar panggul. Pengukuran dilakukan dengan
meteran.Data rasio lingkar pinggang panggul diuji dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95%. Pada data responden pria
menunjukan rerata sebesar 0,88 dan nilai SD±0,057 sehingga nilai rasio lingkar
pinggang panggul karyawan pria Universitas Sanata Dharma masuk ke range
normal karena nilai rasio lingkar pinggang panggul pria sebesar < 0,9 berdasarkan
WHO (2008). Nilai signifikasi yang didapat dari distribusi rasio lingkar pinggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
panggul responden pria sebesar (p=0,200) menunjukkan bahwa data rasio lingkar
pinggang panggul responden pria terdistribusi normal.
Rasio lingkar pinggang panggul adalah pembeda yang lebih baik dari
daripada ukuran umum lainnya dari obesitas, seperti indeks massa tubuh (BMI)
atau lingkar pinggang saja. Rasio Lingkar pinggang panggul merupakan nilai
indeks untuk menurunkan lingkar tubuh dan memberikan penilaian yang lebih
tepat dari adiposit sentral relatif (obesitas viseral) di seluruh ukuran tubuh
dibandingkan dengan lingkar pinggang. Berdasarkan penelitian lain mengenai
distribusi kategori BMI dan RLPP pada laki-laki 40-60 tahun menunjukkan hasil
studi subjek obesitas 40-50 tahun memiliki presentase 31,7% sedangkan subjek
obesitas 50-60 tahun dengan presentase 35% memiliki nilai yang meningkat pada
BMI dan rasio lingkar pinggang panggul (Nayak and Suresh, 2014). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Odenigbo, Odenigbo, Oguejiofor, and Adogu
(2011) yang melibatkan 400 subyek sehat (196 laki-laki dan 204 perempuan)
diperoleh hasil bahwa lingkar pinggang memiliki indeks prediksi yang lebih baik
untuk obesitas daripada rasio lingkar pinggang panggul. Rasio lingkar pinggang
panggul menunjukkan kemampuan prediktif yang rendah pada laki-laki dan
perempuan obesitas (nilai prediksi positif 33,3% pada pria dan 54,8% pada
wanita).
4. HbA1c
Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada taraf kepercayaan 95%
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang menandakan bahwa data kadar
HbA1c tidak terdistribusi normal. Kadar HbA1c responden pria memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
rerata sebesar 5,73 dan nilai SD± 0,757. Dilihat dari rata-rata HbA1c yaitu 5,59%
dapat dikatakan bahwa kadar HbA1c responden masih dalam kisaran normal.
Menurut American Diabetes Association (2010), standar diabetes yaitu jika nilai
HbA1c ≥6,5%.
HbA1c merupakan hemoglobin terglikosilasi yang dapat mengukur
konsentrasi glukosa di dalam plasma dalam jangka waktu yang lama (3 bulan
sebelumnya) (American Diabetes Association, 2010). Menurut National
Glycohemoglobin Standardization Program (2014), pengukuran HbA1c dapat
dipengaruhi oleh variasi genetik, modifikasi kimia derivat hemoglobin, masa
hidup eritrosit lebih pendek atau penurunan rata-rata umur eritrosit. Obesitas
merupakan salah satu faktor penyebab kenaikan kadar HbA1c di dalam darah.
Obesitas dapat mengakibatkan gangguan pada proses uptake glukosa ke dalam sel
sehingga mengakibatkan kadar glukosa di dalam darah meningkat (Sherwood,
2011). Suatu penelitian tentang pengujian HbA1c dapat membantu memprediksi
kemungkinan terjadinya diabetes dimasa depan. Nilai prediktif HbA1c merupakan
tes yang berguna untuk skrining diabetes secara periodik. Pada penelitian ini
pasien dengan HbA1c yang normal memiliki angka kejadian diabetes yang rendah
namun pasien dengan HbA1c tinggi yang tidak memiliki diabetes mungkin perlu
lebih berhati-hati untuk mengurangi risiko diabetes, terutama jika mengalami
kelebihan berat badan atau obesitas (Edelman, Olsen, Dudley, Harris, and Oddone
, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
B. Komparatif Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
terhadap Kadar HbA1c
Tujuan dilakukan uji komparatif adalah untuk mengetahui adakah
perbedaan bermakna antara masing-masing variabel independen seperti lingkar
pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HbA1c.
Data pada lingkar pinggang responden pria dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu kelompok dengan lingkar pinggang ≥94 cm (mengalami obesitas
sentral) dan kelompok <94 cm (tidak mengalami obesitas sentral). Pada kelompok
lingkar pinggang ≥94 cm dilakukan uji normalitas dengan menggunakan shapiro
wilk karena jumlah responden sebanyak 14 orang dan kelompok lingkar pinggang
<94 cm dilakuakan uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov smirnov
karena jumlah responden sebanyak 52 orang. Setelah itu data tersebut dinilai
perbandingan dengan menggunakan uji T tidak berpasangan jika data tersebut
terdistribusi normal dan menggunakan uji Mann-Whitney jika data tersebut salah
satu tidak terdistribusi normal atau kedua data tersebut tidak terdistrbusi normal.
1. Perbandingan rerata kadar HbA1c pada LP ≥94 cm dan LP <94 cm
responden pria
Tabel VI. Perbandingan Lingkar Pinggang ≤94cm dan Lingkar
Pinggang <94cm terhadap Kadar HbA1c Responden Pria
Kadar HbA1c LP≥94 cm (n=14) LP<94 (n=52) Signifikansi
5,98 ± 0,937 5,66 ± 0,696 0,276*
* p >0,05 menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna
Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan antara lingkar pinggang
≥94 cm dengan lingkar pinggang <94 cm terhadap kadar HbA1c pada responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pria. Jumlah responden pria dengan lingkar pinggang ≥94 cm sebanyak 14 orang,
sedangkan jumlah responden pria dengan lingkar pinggang <94 cm sebanyak 52
orang. Uji normalitas yang digunakan pada responden pria dengan lingkar
pinggang ≥94cm menggunakan Shapiro-Wilk karena data <50 orang sedangkan
untuk uji normalitas responden pria dengan lingkar pinggang ≤94 cm
menggunakan Kolmogorov-Smirnov karena data yang digunakan >50 orang. Nilai
signifikasi pada kelompok lingkar pinggang ≥94 cm terdistribusi tidak normal
(p=0,003) sedangkan kelompok lingkar pinggang <94 cm hasil terdistribusi tidak
normal (p=0,000). Hasil uji normalitas menunjukkan data terdistribusi tidak
normal, maka itu dilakukan uji komparatif Man-Whitney untuk membandingkan
rata-rata tiap kelompok. Hasil uji Man-Whitney menghasilkan nilai signifikasi
(p=0,276) yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antar kelompok
LP ≥94 cm dengan LP <94 cm.
2. Perbandingan rerata kadar Hba1c pada RLPP ≥0,90 dan RLPP <0,90
responden pria
Tabel VII. Perbandingan Rasio Lingkar Pinggang Panggul ≥0,90 dan
Rasio Lingkar Pinggang Panggul <0,90 terhadap Kadar HbA1c
Responden Pria
Kadar
HbA1c
RLPP ≥0,90 (n=24) RLPP <0,90 (n=42) Signifikansi
5,90± 0,729 5,63 ± 0,764 0,015*
*p >0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan antara rasio lingkar pinggang
panggul ≥0,90 dan rasio lingkar pinggang panggul >0,90 terhadap kadar HbA1c
pada responden pria. Jumlah responden pada kelompok rasio lingkar pinggang
panggul ≥0,90 sebanyak 24 orang, sedangkan kelompok rasio lingkar pinggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
panggul <0,90 sebanyak 42 orang. Uji normalitas yang digunakan adalah Shapiro-
Wilk karena jumlah responden <50. Didapatkan nilai signifikasi pada kelompok
rasio lingkar pinggang panggul ≥0,90 tidak terdistribusi normal (p=0,000) dan
kelompok rasio lingkar pinggang panggul <0,90 juga tidak terdistribusi normal.
Hasil uji normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal, maka itu
dilakukan uji komparatif Man-Whiney untuk membandingkan rata-rata tiap
kelompok. Hasil uji Man-Whiney menghasilkan nilai signifikasi (p=0,015) yang
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok RLPP ≥0,90
RLLP <0,90.
C. Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang
Panggul terhadap Kadar HbA1c Responden Pria
Pada penelitian ini, uji hipotesis korelasi lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul terhadap kadar HbA1c menggunakan uji korelasi
Spearman’s. Uji ini digunakan dalam uji korelasi karena kedua variabel yang akan
dikorelasikan memiliki distribusi yang tidak normal. Uji hipotesis dengan nilai
p<0,05 menunjukkan adanya korelasi yang bermakna antara dua variabel,
sedangkan uji hipotesis dengan nilai p>0,05 menunjukkan tidak adanya korelasi
yang bermakna antara dua variabel yang diuji. Uji korelasi pada penelitian ini
dilakukan antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul, terhadap
kadar HbA1c. Korelasi pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang
panggul terhadap kadar HbA1c dapat dilihat pada tabel VIII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel VIII. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Terhadap Kadar HbA1c pada Responden Pria
Variabel Bebas Variabel
Tergantung
p r r2
LP
RLPP HbA1c
0,016* 0,296 0,058
0,007* 0,327 0,046
* p <0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
1. Korelasi Lingkar Pinggang terhadap kadar Hba1c Responden Pria
Pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman’s, nilai korelasi
lingkar pinggang terhadap kadar HbA1c pada responden pria yaitu
r=0,296. Nilai korelasi ini menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan yang
lemah. Menurut Dahlan (2012) nilai korelasi antara 0,2 sampai dengan 0,4
kekuatan korelasinya tergolong lemah. Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji
signifikansi (p=0,016) dengan demikian terdapat korelasi positif yang bermakna
dengan kekuatan lemah antara lingkar pinggang dengan kadar HbA1c responden.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor anta lain ada responden yang
memiliki lingkar pinggang kecil (< 94cm), tetapi memiliki nilai HbA1c yang
tinggi (> 6,5%), serta ada responden yang memiliki lingkar pinggang besar
(≥ 94cm), tetapi memiliki nilai HbA1c yang normal.
Gambar 5. Grafik Korelasi antara Lingkar Pinggang dan Kadar
HbA1c Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada gambar diatas dapat dilihat persebaran titik-titik. Persebaran titik-
titik menunjukkan kekuatan korelasi, jika persebaran titik-titik ini semakin
mendekati garis linear maka korelasinya akan semakin kuat (Dahlan,2012). Pada
penelitian ini banyak titik-titik yang menjahui garis linear korelasi sehingga
kekuatan variabel dari lingkar pinggang dan kadar HbA1c memiliki korelasi yang
lemah.
Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian lain yang menyerupai
dengan hasil penelitian ini yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Tsenkova,
Carr, Schoeller, and Ryff (2010) menunjukkan bahwa BMI, lingkar pinggang dan
rasio pinggang pinggul memiliki nilai yang signifikan dengan HbA1c (p<0,001)
orang yang memiliki nilai rasio pinggang pinggul tinggi memiliki tingkat HbA1c
yang tinggi.
Adapun hasil penelitian lain yang tidak sejalan dengan hasil pada
penelitian ini yaitu penelitian yang dilakakukan Ismail, Hanafiah, Saadia,
Salmiah, Huda, and Yunus (2011) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat HbA1c dengan BMI (p=0,348). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Lipoeto, Yerizel, Edward, Widuri (2007) yang melihat hubungan
nilai antropometri dengan kadar gula darah pada 70 responden dewasa di
kabupaten Padang Pariaman menunjukkan hasil uji korelasi tidak bermakna
secara statistik antara lingkar pinggang dan kadar glukosa darah pada kelompok
pria dengan r=0,009 dan p>0,05 pada kelompok pria.
Dimungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian ini karena adanya
perbedaan jumlah responden pada penelitian yang dilakukan oleh Tsenkova, Carr,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Schoeller, and Ryff (2010), menggunakan 938 responden, sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Lipoeto, Yerizel, Edward, Widuri (2007),
berjumlah 70 responden dengan usia 20 tahun ke atas. Pada penelitian ini hasil
penelitian yang didapatkan sesuai dengan hipotesis, namun dengan hasil kekuatan
korelasi yang didapatkan lemah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa variabel
yang tidak dapat dikendalikan pada penelitian ini seperti gaya hidup responden,
aktifitas fisik responden, dan keadaan patologis dari responden, selain itu pada
penelitian ini hasil juga dapat dipengaruhi oleh jumlah responden yang masih
terlalu sedikit walaupun sudah memenuhi jumlah minimal responden untuk uji
korelasi dan juga jumlah responden yang tidak seimbang antara yang memiliki
lingkar pinggang ≥ 94cm dan lingkar pinggang < 94cm responden pria.
2. Korelasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap kadar Hba1c
Responden Pria
Uji korelasi rasio lingkar pinggang panggul dengan HbA1c
menggunakan uji korelasi Spearman’s karena kedua data tidak terdistribusi
normal. Nilai korelasi lingkar pinggang terhadap kadar HbA1c pada responden
pria yaitu r=0,327, nilai korelasi ini menunjukkan korelasi yang lemah. Nilai
korelasi antara 0,2 sampai dengan 0,4 kekuatan korelasinya tergolong lemah
(Dahlan,2012). Nilai signifikansi yang diperoleh dari uji signifikansi (p=0,007)
yang berarti terdapat korelasi positif yang bermakna antara rasio lingkar pinggang
panggul dengan kadar HbA1c dengan kekuatan lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 6. Grafik Korelasi antara Rasio Lingkar Pinggang Panggul
dan Kadar HbA1c Responden
Pada gambar di atas dapat dilihat persebaran titik-titik yang menunjukkan
kekuatan korelasi, jika persebaran titik-titik ini semakin mendekati garis linear
maka korelasinya akan semakin kuat (Dahlan,2012). Pada penelitian ini banyak
titik-titik yang menjahui garis linear korelasi sehingga kekuatan variabel dari
lingkar pinggang dan kadar HbA1c memiliki korelasi yang lemah. Hasil sebaran
menunjukkan korelasi positif artinya semakin besar rasio lingkar pinggang
panggul, maka kadar HbA1c semakin meningkat. Hasil ini sesuai dengan
hipotesis, sehingga dapat dikatakan adanya korelasi RLPP terhadap HbA1c yang
dapat dilihat jika nilai RLPP meningkat, maka nilai HbA1c meningkat pula, tetapi
kekuatan korelasi sangat lemah. Berdasarkan hasil penelitian Tsenkova, Carr,
Schoeller, and Ryff (2010) hasil yang didapatkan sejalan dengan hasil yang
dilakukan pada penelitian ini bahwa adanya korelasi yang bermakna (p<0,001)
antara LP dan RLPP dengan HbA1c dengan kekuatan korelasi sangat lemah
(r=0,164 pada LP, r=0,157 pada RLPP). Hal ini didukung dengan penelitian
Gupta, et al., bahwa terdapat korelasi positif bermakna antara rasio lingkar
pinggang panggul dan sindrom metabolik (r= 0,90 ; p= 0,004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Penelitian yang dilakukan Lipoeto, et al, (2007) memiliki hasil yang
berbeda dengan penelitian ini bahwa uji korelasi antara rasio lingkar pinggang–
panggul dengan kadar glukosa darah didapat nilai yang sangat rendah (r=0,186
dan p>0,05). Berdasarkan jenis kelamin, hubungan antara rasio lingkar pinggang-
panggul dengan kadar glukosa darah pada kedua kelompok pria dan wanita juga
rendah yakni r=0,106 dan r=0,202 masing-masingnya dan tidak bermakna secara
statistika p>0,05. Perbedaan hasil pada penelitian ini disebabkan karena
kemungkinan ada responden yang memiliki rasio lingkar lingkar pinggang
panggul kecil (< 0,90), tetapi memiliki nilai HbA1c yang tinggi (>6,5%), serta ada
responden yang memiliki rasio lingkar pinggang panggul besar (≥0,90), tetapi
memiliki nilai HbA1c yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari uji korelasi dalam penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa terdapat korelasi positif bermakna dengan kekuatan
lemah antara lingkar pinggang dengan kadar HbA1C (r=0,296; p=0,016) serta
rasio lingkar pinggang panggul dengan kadar HbA1c (r=0,327; p=0,007) pada
karyawan pria dewasa sehat di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Saran
1. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan jumlah sampel seimbang antara
yang memiliki LP ≥94 cm dan <94 cm, serta yang memiliki RLPP ≥0,90
dan <0,90.
2. Pada penelitian selanjutnya, juga diharapkan dapat mengecek terlebih
dahulu kadar hemoglobin sebelum melakukan tes HbA1c supaya pada tes
HbA1c menunjukkan hasil yang baik (tidak bias) dan bisa memberikan
hasil yang berkorelasi.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan kriteria sehat pada responden
tidak hanya dilakukan dengan wawancara, tetapi bisa juga didukung
dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
DAFTAR PUSTAKA
Acton, A., 2013, Blood Proteins Advances in Research and Application, Scholarly
Editions, Atlanta, p. 293.
Adam, J.M.F., 2006, Obesitas dan Sindroma Metabolik, EGC, Bandung, pp.1-8.
Ahmad, M.S., 2011, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba, Jakarta,
pp. 46,53.
American Diabetes Association, 2014, A1C Test, ADA http://www.diabetesforec
ast.org/diabetes-101/a1c-test.html, diakses 12 April 2014.
American Heart Association, 2002, Third Report of the National Cholesterol
Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel
III). Final report. Circulation 106: 3143-3421.
Anjani, I., 2013, Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
terhadap Rasio Kadar LDL/HDL pada Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
Kabupaten Temanggung, Skripsi, 69, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Balai Pelatihan dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, 2007,
Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, p. 13.
Bell, G., K., Popkin, B., M., 2001, Weight gain and its predictors in Chinese
adults, Int J nationed Metabolism Disorder, 25:1079-1086.
Bodhe, C., Jankar, D., Bhutada, T., Patwardhan, M., and Patwardhan, M., 2011,
HBA1C: Predictor of Dyslipidemiaan and Atherogenicity in Diabetes
Melitus, International Journal of Basic Medical Science, 2(5), 278.
Boivin, Brochu, Marceau, P., 2007. Regional differences in adipose tissue
metabolism in obese men, Metabolism, 56:533-540.
Brenner, D.R., Tepylo, K., Eny, K.M., Cahill, L.E., and El-Sohemy, A., 2010,
Comparison of body mass index and waist circumference as predictors of
cardiometabolic health in a population of young Canadian adults,
Diabetology & Metabolic Syndrome, 2 (28) : 1-8.
Caballero B., 2005, Nutrition Paradox-underweight and obesity in developing
countries, N Engl. J. Med . 352:1514-1516.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Cahyono, Suharjo B., 2008, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Kanisius,
Yogyakarta, pp. 58-60.
Candido, A., Alosta, J., Oliveira, C., Freitas, R., and Caelho, G., 2012,
Anthropometric Methods for Obesity Screening in Schoolchildren; The
Ouro Preto Study, Nurs Hosp, 27(1), pp.146-153.
CDC, Winnable battles, nutrition, physical activity, and obesity,
http://www.cdc.gov/WinnableBattles/Obesity/index.html, diakses tanggal
1 April 2014.
Centers for Diseases Control and Prevention, 2012, Diabetes Public Health
Resource, http://www.cdc.gov/diabetes/projects/cda2.htm, diakses pada
10 November 2014.
Chan, D.C., Watts, G.F., Barrett, P.H.R., and Burke, V., 2003, Waist
circumference, waist-to-hip ratio and body mass index as predictor of
adipose tissue compartements in men, Q J Med, 96 (6) : 441 – 447.
Couslton, A.M., Boushey, C., and Ferruzzi, M., 2013, Nutrition in the Prevention
and Treatment of Disease, Academic Press, Massachusetts, p. 447.
Dahlan, S., 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, 5th ed, Salemba
Medika, Jakarta, pp.57-59.
de Koning, L., Merchant, A.T., Pogue, J., and Anand, S.S., 2007, Waist
Circumference and Waist-to-Hip Ratio As Predictors of Cardiovascular
Events: Meta-Regression Analysis of Prospective Studies, European
Heart Journal, 28, 850-854.
De Vaus, D.A., 2002, Surveys in Social Research, Alle & Unwin, New South
Wales, p. 259.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Diabetes Melitus di Indonesia, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Dewar, W., 2013, Your Waist-to-Hip Ratio Affects Your Health, http://www.
healthy-options.com/your-waist-to-hip-ratio-affects-your-health/, diakses
tanggal 5 Maret 2014.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey,
L.M., 2008, Pharmacotherapy : a pathophysiologic Approach, Seventh
edition, Mc Graw Hill, New York, pp. 2437-2439.
Direktorat Bina Penunjang Medik, 2011, Uji Fungsi Alat Kimia Klinis dan
Hematologi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Edelman, D., Olsen, M.K., Dudley, T.K., Harris, A.C., and Oddone, E.Z., 2004,
Utility of Hemoglobin A1c in Predicting Diabetes Risk, J Gen Intern
Med, v.19(12): 1175–1180.
Esmaillzadeh, A., Mirmiran P., dan Azizi, F., 2004, Waist-to-Hip Ratio is A
Better Screening Measure for Cardiovascular Risk Factors Than Other
Anthropometric Indicators in Tehranianian Adult Men, International
Journal of Obesity, 28, 1329-1331.
Guyton, A.C., Hall, J.E., 2006, Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 882-889.
Hidayatulloh, Agus, Nurhasanah, Ani, Irawan, Edy, 2011, Hubungan Faktor
Resiko Obesitas dengan Rasio Lingkar Pinggang Pinggul Mahasiswa
FKM UI, Tim Riset Asosiasi Keluarga Gizi, Departemen Gizi FKM UI,
Jakarta, hal 1.
International Chair on Cardiometabolic Risk, 2011, WHR, Health Risk, and
Intraabdomina Fat, http://www.myhealthywaist.org/evaluatingcmr/clilic
altools/waist-to-hip-ratio/page/2/index.html#EbookPage, diakses pada 29
November 2014.
Internasional Diabetes Federation, 2011, One Adult In Ten Will Have Diabetes
By 2030, http://www.idf.org/media-events/press-releases/2011/diabetes-
atlas-8th-edition, diakses 10 April 2015.
International Diabetes Federation, 2006, The IDF Consensuses World Wide
Definition of the Metabolic Syndrome, http://www.idf.org/webdata
/docs/IDF _Meta_def_final.pdf, diakses tanggal 25 oktober 2014.
Ismail, H., Hanafiah, M., Saadiah, S., Salmiah, M.S., Yunus, M., 2011, Control
Of Glycosylated Haemoglobin (HbA1c) Among Type 2 Diabetes Melitus
Patients Attending An Urban Health Clinic In Malaysia, Medical and
Health Science Journal, vol.9 58-65.
Jalal, F., Indrawaty, N., Susanti, N., dan Oenzil, F., 2008, Lingkar pinggang,
Kadar Glukosa Darah, Trigliserida, dan Tekanan Darah Pada Etnis
Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Skripsi,
M.Med.Indo, 43(3), 129-136.
Jenkins, G., 2011, Health Tools: Waist-to-Hip Ratio, http://www.bbc.co.uk/health
/tools/hip_to_waist/hip_to_waist.shtml, diakses tanggal 7 November
2014.
Khanna, N., Sharma, R.S., and Sidhu, R.S., 2011, A Study of The Basic and
Derived Anthropometric Indices among The Healthy Adults (20-30 years
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
of age) of Amritsar City (Punjab) Having Family History of
Hypertension, Int. J. Biol. Med. Res., 2(3), 744.
Kronenberg, H.M., 2008, Williams Textbook of Endocrinology, 11 Edition,
Saunder Elsivier, Philadelphia, pp. 1614-1630.
Lipoeto, N., I., Yerizel, E., Edward, Z., Widuri, I., 2007, Hubungan Nilai
Antropometri dengan Kadar Glukosa Darah, Skripsi, Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas, Padang.
Lodico, M.G., Spaulding, D.T., Voegtle, K.H, 2006, Methods in Educational
Research : From Theory to Practice, John Wiley & Sons, San Francisco,
p. 227.
Mahan, Adair, Popkin B.M., 2002, Ethnic differences in the association betwen
body mass index and hypertension, Am J Epidemiology . 155:346-353.
Martins, I.,S., and Marinho S.,P., 2003, The Potential of Central Obesity
Antropometric Indicators as Diagnostic Tools, Rev Saude Publica, 37(6).
McFarlane, S.I., Banerji, M., and Sowers, J.R., 2001, Insulin Resistance and
Cardiovascular Disease, J Clin Endocrinol Metab, 86 (2), 713-718.
National Diabetes Information Clearinghouse, 2012, Insulin Resistance and
Prediabetes, National Institutes of Health (NIDDK), USA, pp. 1-3.
National Glycohemoglobin Standardization Program, 2014, Factor that Interfere
with HbA1c Test Results, NGSP, http://www.ngsp.org/factors.asp,
diakses tanggal 1 November 2014.
National Health and Nutrition Examination Survey, 2007, Anthropometry
Procedures Manual, CDC, USA, pp. 1-1 – 1-3.
National Institute of Health., 2008, Understanding Adult Obesity, http://win.Nidd
k.nih.gov/publications/PDFs/understandingobesityrev.pdf, diakses pada
tanggal 20 Oktober 2014.
Nayak, S., Suresh, D., R., 2014, Age Distribution and Significance of Body Mass
Index and Waist To Hip Ratio In Normatrnsive Middle Aged Males, J.
Pharmaceutical and Scientific Innovation, 3(3):257-259.
Notoadmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
hal. 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Nyamdorj, R., 2010, Anthropometric Measures of Obesity-Their Association with
Type 2 Diabetes and Hypertension Across Ethnic Groups, National
Institute for Health and Welfare, Helsinki, Finland, pp.14-16.
Odenigbo, U.M., Odenigbi, U.C., Oguejiofor, O.C., and Adogu,P.O.U., 2011,
Relantionship of Waist Circumference, Waist Hip Ratio and Body Mass
Idex as Predictor of Obesity in Adult Nigerians, Pakistan Journal Of
Nutrition, 10(1): 15-18.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2006, Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PB Perkeni, Jakarta,
hal. 4-11.
Powers A. 2001. Diabetes Melitus Di dalam: Braunwald E, Fauci A, Kasper D,
Hauser S, Longo D, Jameson J., Harrison's principles of internal
medicine. Edisi ke-15. New York: McGraw-Hill. hlm. 2109 – 2137.
Pujianti, A., 2007, Prevalensi dan Faktor Risiki Obesitas Sentral Pada Penduduk
Dewasa Kota dan Kabupaten Indonesia Tahun 2007, Tesis, 19,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Putri, A.E., dan Larasati, T.A., 2013, Hubungan Obesitas dengan Kadar HbA1c
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Laboratorium Patologi Klinik Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek Provinsi Lampung, Medical
Journal of Lampung University, 2 (4), 9-18.
Putri, Amelia, R. P., 2013, Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar
Pinggang panggul Terhadap Rasio Kadar Glukosa Darah Puasa pada
Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Skripsi, 49-52, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Reinhold, J.A., Earl, G., 2014, Clinical Therapeutics Primer:Link to the Evidence
for the Ambulatory Care Pharmacist, Jones & Bartlett Learning,
Burlington, p. 153-154.
Sacks, D.B, 2011, A1c Versus Glucose Testing : A Comparison, Diabetes Care,
34 (2), 518-523.
Sandhu, H, S., Koley, S., and Sandhu, K, S., 2008, A Study of Correlation
between Lipid Profile and Waist to Hip Ratios in Patients with Diabetes
Melitus, Anthropologist, 10(3), pp 215-218.
Santrock, J.W., 2004, Life-Span Development, 9th Edition, McGraw-Hill, New
York. pp.50-52.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Sanya, A,O., Ogwumike, O.O., Ige, A, P., and Ayanniyi, O.A., 2009, Relationship
of Waist-Hip Ratio and Body Mass Index to Blood Pressure of
Individuals in Ibadan North Local Government, AJPARS, pp. 7-11.
Saryono, 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktis Bagi
Pemula, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta, hal. 49.
Shah, A., Bhandary, S., Malik, S.L., Risal, P., and Koju, R., 2009, Waist
Circumference and Waist-hip Ratio Predictors of Type 2 Diabetes
Melitus in the Nepalese Population of Kavre District, Nepal Med Coll J,
11(4): 261-267.
Sherwood, L., 2011, Fisiologi Kedokteran, Edisi 6, EGC, Jakarta, hal. 781-789.
Soegih, Rahman, 2004, Bmi And Waist Circumference Cut Off For The Risk Of
Comorbidities Of Obesity In Populastion In Indonesia. Departement of
Nutrition Faculty of Medicine UI, Vol.13, No. 4.
Stump, CS., Clark, SE., and Sowers, JR., 2005, Oxidative Stress in Insulin-
Resistant Conditions: Cardiovascular Implications, Treat Endocrinol, (4),
343-351.
Suastika, K., Aryana I.G.P.S., Saraswati, M.R., Gotera, W., Budiartha, A.A.G.,
Sutanegara, I.N.D., 2004, A Epidemiology Study of Metabolic Syndrome
in Rural Population Bali, Internasional Journal of Obesity (28):55.
Tjandra, 2009, Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia Mencapai
21,3 Juta Orang http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release /
414-tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-
juta-orang.html, diakses tanggal 23 Februari 2014.
Trisnawati, S., Widarsa, T., Suastika, K., 2013, Faktor Risiko Diabetes Melittus
tipe 2 Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar
Selatan, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Unibersitas Udayana,
Denpasar.
Tsenkova, V.K., Carr, D., Schoeller, D.A., Ryff, C.D., 2011, Perceived Weight
Discrimination Amplifies the Link Between Central Adiposity and
Nondiabetic Glycemic Control (HbA1c), Annals of Behavioral Medicine,
vol.41 243-251.
Wang, Z., and Hoy, W, E., 2004, Waist Circumference, Body Mass Index, Hip
Circumference and Waist-to-Hip Ratio as Predictors of Cardiovascular
Disease in Aboriginal People, European Journal of Clinical Nutrition,
58, pp.888-893.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Wilcox, Gisela, 2005, Insulin and Insulin Resistance, Clin Biochem, 26(2): 19–39.
Diakses tanggal 1 November 2014.
World Health Organization, 2000, Obesity: Preventing and Managing The Global
Epidemic,http://www.who.int/nutrition/publications/obesity/WHOTRS89
4/en/ , diakses tanggal 25 Februari 2014.
World Health Organization, 2006, Prevention Of Blindness From Diabetes
Mellitus, http://www.who.int/diabetes/publications/preventiondiabetes20
06/en/, diakses tanggal 22 Februari 2014.
World Health Organization, 2008, Waist Circumference and Waist-Hip Ratio :
Report of a WHO Expert Consultation, http://whqlibdoc.who.int/
publication/2011/9789241501491eng.pdf, diakses tanggal 12 Maret
2014.
World Health Organization, 2012, Obesity and Over Weight ,http://www.Who
.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/, diakses tanggal 16 Maret 2012.
World Health Organization, 2013, Obesity and Overweight, WHO, http://www.
who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/, diakses pada tanggal 9 April
2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 1. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Lampiran 3. Informed Consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Lampiran 4. Form Pengukuran Antropometri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 5. Leaflet
1. Leaflet Tampak Depan
2. Leaflet Tampak Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 6. Surat Izin Peminjaman Tempat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 7. Reliablitas dan Validasi Instrumen Pengukuran Pita Pengukur Butterfly®
1. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Lingkar
Pinggang Mean SD CV
Lingkar
Panggul
Rasio
Lingkar
Pinggang
panggul
Mean SD CV
72,2
71,88 0,396 0,551
71,2
72,1
71,9
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Validitas Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 8. Surat Undangan
UNDANGAN
Yth,
Bapak/Ibu...........................
ditempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya penelitian yang berjudul “ Korelasi Pengukuran Antropometri
terhadap HbA1c dan Rasio Lipid, serta Pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus pada Karyawan
Edukatif dan Karyawan Administratif Pria dan Wanita Dewasa Sehat di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta”, kami mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta mengundang Bapak/ Ibu untuk berpartisipasi secara sukarela pada penelitian ini
yang akan diadakan pada:
Hari, tanggal : Kamis, 25 September 2014
Waktu : 07.00- 12.00
Tempat : Hall Selatan Kampus III Universitas Sanata Dharma
Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan partisipasi dari Bapak/ Ibu kami
mengucapkan terimakasih.
Yogyakarta, 18 September 2014
Hormat kami,
Tim Peneliti Fak. Farmasi USD
Ketentuan responden:
Usia 40-50 tahun
Berpuasa 10 - 12 jam sebelum pengambilan darah
Tidak memiliki riwayat penyakit
Tidak sedang mengkonsumsi obat
Fasilitas :
Gratis biaya cek laboratorium (rasio lipid, hbA1c, danklirenskreatinin)
Gratis biaya pengukuran antropometri
Gratis PengukuranLajuFiltrasi Glomerulus
Mendapat snack
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 9. Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 10. Dokumentasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul
1. Dokumentasi Pengukuran Lingkar Pinggang
2. Dokumentasi pengukuran Lingkar Panggul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 11. Dokumentasi Pengambilan Darah Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas Umur Responden Pria
Descriptives
Statistic Std. Error
Umur Mean 44,4848 ,36081
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 43,7643
Upper Bound 45,2054
5% Trimmed Mean 44,4495
Median 44,0000
Variance 8,592
Std. Deviation 2,93122
Minimum 40,00
Maximum 50,00
Range 10,00
Interquartile Range 5,00
Skewness ,097 ,295
Kurtosis -,999 ,582
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Umur ,105 66 ,070 ,950 66 ,010
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas Lingkar Pinggang Responden Pria
Descriptives
Statistic Std. Error
LP Mean 86,1288 1,22281
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 83,6867
Upper Bound 88,5709
5% Trimmed Mean 86,3729
Median 87,0000
Variance 98,687
Std. Deviation 9,93413
Minimum 62,00
Maximum 107,00
Range 45,00
Interquartile Range 12,75
Skewness -,348 ,295
Kurtosis ,109 ,582
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
LP ,076 66 ,200* ,982 66 ,467
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Rasio Lingkar Pinggang Panggul
Responden Pria
Descriptives
Statistic Std. Error
RLPP Mean ,8770 ,00698
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound ,8631
Upper Bound ,8909
5% Trimmed Mean ,8777
Median ,8718
Variance ,003
Std. Deviation ,05673
Minimum ,74
Maximum ,99
Range ,25
Interquartile Range ,09
Skewness -,039 ,295
Kurtosis -,528 ,582
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
RLPP ,076 66 ,200* ,987 66 ,728
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 15. Deskriptif dan Uji Normalitas HbA1c Responden Pria
Descriptives
Statistic Std. Error
HbA1c Mean 5,7303 ,09314
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5,5443
Upper Bound 5,9163
5% Trimmed Mean 5,6241
Median 5,6250
Variance ,573
Std. Deviation ,75665
Minimum 4,66
Maximum 9,94
Range 5,28
Interquartile Range ,42
Skewness 3,522 ,295
Kurtosis 16,053 ,582
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
HbA1c ,255 66 ,000 ,649 66 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 16. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar HbA1c Responden Pria pada
Lingkar Pinggang ≥94cm dan Lingkar Pinggang >94cm
Descriptives
Statistic Std. Error
HbA1cobes Mean 5,9750 ,25043
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5,4340
Upper Bound 6,5160
5% Trimmed Mean 5,9033
Median 5,7000
Variance ,878
Std. Deviation ,93701
Minimum 5,09
Maximum 8,15
Range 3,06
Interquartile Range ,79
Skewness 1,630 ,597
Kurtosis 1,983 1,154
HbA1cnormal Mean 5,6700 ,08948
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5,4767
Upper Bound 5,8633
5% Trimmed Mean 5,6750
Median 5,6900
Variance ,112
Std. Deviation ,33480
Minimum 4,97
Maximum 6,28
Range 1,31
Interquartile Range ,38
Skewness -,293 ,597
Kurtosis ,624 1,154
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HbA1cobes ,229 14 ,044 ,787 14 ,003
HbA1cnormal ,155 14 ,200* ,974 14 ,923
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 17. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar HbA1c Responden Pria pada Rasio
Lingkar Pinggang Panggul ≥0,90 dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
>0,90
Descriptives
Statistic Std. Error
HbA1cobes Mean 5,8975 ,14889
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5,5895
Upper Bound 6,2055
5% Trimmed Mean 5,8255
Median 5,7500
Variance ,532
Std. Deviation ,72940
Minimum 4,97
Maximum 8,15
Range 3,18
Interquartile Range ,51
Skewness 2,118 ,472
Kurtosis 4,961 ,918
HbA1cnormal Mean 5,8079 ,19556
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 5,4034
Upper Bound 6,2125
5% Trimmed Mean 5,6510
Median 5,6600
Variance ,918
Std. Deviation ,95806
Minimum 5,03
Maximum 9,94
Range 4,91
Interquartile Range ,50
Skewness 3,758 ,472
Kurtosis 16,211 ,918
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HbA1cobes ,245 24 ,001 ,752 24 ,000
HbA1cnormal ,303 24 ,000 ,568 24 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 18. Uji Komparatif Kadar HbA1c dengan Lingkar Pinggang (LP≥94cm) dan
Lingkar Pinggang (LP<94 cm)
Test Statisticsa
HbA1curut
Mann-Whitney U 294,500
Wilcoxon W 1672,500
Z -1,090
Asymp. Sig. (2-tailed) ,276
a. Grouping Variable: skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 19. Uji Komparatif Kadar HbA1c dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
(RLPP≥0,90) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP<0,90)
Test Statisticsa
HbA1curut
Mann-Whitney U 321,000
Wilcoxon W 1224,000
Z -2,440
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015
a. Grouping Variable: skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 20. Uji Korelasi Pearson Lingkar Pinggang terhadap Kadar HbA1c
Responden
Correlations
LP HbA1c
Spearman's rho LP Correlation Coefficient 1,000 ,296*
Sig. (2-tailed) . ,016
N 66 66
HbA1c Correlation Coefficient ,296* 1,000
Sig. (2-tailed) ,016 .
N 66 66
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 21. Uji Korelasi Pearson Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar
HbA1c Responden Pria
Correlations
RLPP HbA1c
Spearman's rho RLPP Correlation Coefficient 1,000 ,327**
Sig. (2-tailed) . ,007
N 66 66
HbA1c Correlation Coefficient ,327** 1,000
Sig. (2-tailed) ,007 .
N 66 66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 22. Koefisien Determinasi Lingkar Pinggang terhadap Kadar HbA1c
Responden Pria
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,241a ,058 ,043 ,74012
a. Predictors: (Constant), LP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 23. Koefisien Determinasi Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar
HbA1c Responden Pria
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,215a ,046 ,031 ,74467
a. Predictors: (Constant), RLPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Deby Darmayanti, lahir di
kota Bengkulu, Kabupaten Sumatera Selatan, pada
tanggal 22 April 1992. Penulis merupakan anak
pertama dari empat bersaudara pasangan Husin Tandi
dan Meidawati. Penulis menempuh jenjang pendidikan
dimulai dari TK Pelita Kasih Lubuk Linggau (1998-
1999), kemudian bersekolah di SD Xaverius Lubuk
Linggau (1999-2005), SMP Xaverius Curup
(2005-2008), dan SMA Santo Yosef Lahat (2008-2011). Selama masa SMP dan SMA penulis
aktif dalam berbagai kegiatan yaitu OSIS, panitia koperasi, mengikuti lomba dibidang
akademik serta lomba dibidang olahraga mewakili sekolah tingkat kabupaten. Pada tahun
2011 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menjalani perkuliahan penulis aktif dalam
kegiatan Kampus yaitu menjadi anggota Divisi Dana dan Usaha ”Pelepasan Wisuda Fakultas
Farmasi”, panitia Pelantikan Apoteker Baru angkatan XXIV, panitia Sarasehan Spiritualitas
Ignisian 2013 dan 2014 serta kepanitiaan berbagai acara seminar. Penulis juga telah
mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa BISKUIT BADUTS (BISKUIT BAlita
Dari kUliT piSang)” bidang kewirausahaan tahun 2014 yang didanai oleh DIKTI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI