PKN - Ketahanan Nasional
Click here to load reader
-
Upload
umar-al-faruq -
Category
Education
-
view
4.135 -
download
19
description
Transcript of PKN - Ketahanan Nasional
Pendidikan Kewarganegaraan
“Kethanan Nasional”
Kelompok 4:
1. WINDY RAHMADIA PRADANITA (135974003)2. MOH. IKBAL FITRIYANTO (135974015)3. SHINTA ANDARISTA R. (135974017)4. LILIS NURINDAH SARI (135974022)5. IMAM TAQRIDUAN (135974025)6. UMAR AL FARUQ (135974039)7. VIOLIETA AGUSTININGRUM (135974041)8. FANY ROSITA DEWI (135974043)9. RENDY ADI WIBOWO (135974050)
S1 Pendidikan Teknologi Informasi
Universitas Negeri Surabaya
2014
Pendahuluan
A. Topik
Makalah ini membahas tentang “Ketahanan Nasional”
B. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan untuk:
1) Melengkapi tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
2) Memperkenalkan serta memperdalam konsep Ketahanan Nasional
C. Garis Besar
Tiap bangsa yang sudah menegara selalu memiliki cita-cita dan
tujuan nasional yang dilukiskan dengan bahasa indah dan luhur serta
mengikat kepada setiap Warga Negara dan setiap komponen bangsa
untuk mewujudkannya. Bangsa Indonesia menyadari bahwa upaya untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tersebut dihadapkan pada
Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang harus
diatasi dan ditanggulangi dengan Kemampuan, Kekuatan, Keuletan, dan
Ketangguhan (K4).
Untuk mempelajari konsep ketahanan nasional secara utuh para
mahasiswa diharapkan telah memahami wawasan nusantara dalam
kapasitasnya sebagai landasan ketahanan nasional. Aktualisasi konsep
ketahanan nasional dapat digunakan untuk melihat, memikirkan,
menggugah, dan menumbuh-kembangkan jiwa, tanggung jawab dan
semangat setiap elemen bangsa dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kajian ini sangat penting yaitu sebagai wujud tanggung jawab
generasi saat ini dalam mengisi, menjaga dan melanjutkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang semakin modern.
Pembahasan
A. Latar Belakang Ketahanan Nasional
Pada masa silam bangsa Indonesia pernah mencapai kejayaan yaitu pada masa pemerintahan kerajaan sriwijaya (Negara nusantara I ) dan pemerintahan kerajaan majapahit ( Negara nusantara II ) , yang di tandai oleh kemampuan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat adil , makmur , aman dan tentram serta memiliki pengaruh luas baik secara kewilayahan , politik . maupun ekonomi .
Di tilik dari aspek historis , kehancuran Negara nusantara I dan II antara lain di sebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Adanya pertikaian dan perpecahan di antara para pemimpin Negara / raja sehingga Negara terpecah belah . Dampak perebutan kekuasaan di satu sisi menimbulkan instabilitas pemerintahan , sedang di sisi lain telah mendorong terjadinya upaya pemisahan wilayah , pendirian Negara baru dan sebagainya .
2. Ada serbuan atau invasi dari Negara kerajaan lain , yang menyebabkan Negara kalah perang dan terpecah-pecah .
3. Adanya bencana alam yang merusak , menghancurkan dan memusnahkan berbagai peninggalan kerajaan tersebut .
Pelajaran yang dapat di tarik dari kegagalan kerajaan I dan II adalah bagaimana mengembalikan atau menciptakan kejayaan bangsa dan Negara selama mungkin , tanpa mengulangi kesalahan yang di alami Negara-negara kerajaan di masa lalu .
Kondisi kemiskinan , penderitaan dan keterbelakangan bangsa Indonesia telah mendorong dan melahirkan putra – putri daerah dari sabang sampai merauke untuk memperjuangkan dan mengembalikan kemerdekaan melalui pemberontakan terhadap pemerintah kolonial.
Perjuangan dan pemberontakan putra-putri daerah untuk mengusir penjajah di atas mengalami kegagalan , namun semangatnya tidak pernah padam . ditilik dari sisi ketahanan nasional , kegagalan perjuangan tersebut disebabkan oleh kombinasi dari faktor-faktor berikut:
1. Pemerintah kolonial menerapkan plitik pecah-belah terhadap rakyat (devide at impera ).
2. Perjuangan dan pemberontakan bersifat kedaerahan atau local sehingga mudah dipatahkan oleh pemerintah kolonial.
3. Para pejuang kalah dalam sistem persenjataan baik sistem senjata teknologi/fisik (SISTEK) maupun sistem senjata social/psikologis (SISSOS).
4. Pemerintah kolonial melakukan tipu muslihat melalui janji-janji perundingan tetapi justru digunakan untuk menjerat dan menangkap para pejuang.
Kegagalan perjuangan putra-putri daerah tersebut telah mengilhami adanya pemikiran baru dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia memalui jalur nonfisik yang di pelopori oleh Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Gagasan Budi Utomo tersebut selanjutnya menggugah dan mendorong lahirnya berbagai organisasi politik lainnya seperti serikat islam , NU , Muhammadiyah dll . perjuangan baru nonfisik yang dirintis Budi Utomo tersebut selanjutnya di kenang dan di abadikan sebagai ANGKATAN 08 ATAU ANGKATAN PERINTIS , yang setiap tahun di peringati sebagai hari KEBANGKITAN NASIONAL .
Berdirinya organisasi social politik pasca budi utomo meskipun azaznya berbeda- beda, namun seluruhnya memiliki tujuan dan tekad yang sama yaitu mencapai kemerdekaan Indonesia . perwujudan rasa persatuan dan kesatuan sebangsa setanah airmencapai puncaknya pada kongres pemuda yang menghasilkan IKRAR PEMUDA atau Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 . kongres pemuda menghasilkan keputusan penting bagi kelanjutan perjuangan dan berdirinya NKRI sebagaimana yang di nikmati bangsa Indonesia sekrang ini . keputusan tersebut antara lain adalah :
1. Keputusan yang menyangkut ikrar pemuda , yang berisi pernyataan:Kami putra- putri Indonesia , mengaku : a. Bertumpah darah yang satu tanah (air) Indonesiab. Berbangsa satu bangsa Indonesia c. Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia
2. Untuk pertama kali dikumandangkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman, yang selanjutnya ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Indonesia.
Kongres pemuda 28 Oktober 1928 dalam hukum dan ketatanegaraan Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dan sebagai tonggak perjuangan strategis dalam mewujudkan INTEGRASI NASIONAL 1sehingga Sumpah Pemuda memiliki kekuatan yang mengikat. Untuk mengenang Sumpah Pemuda tersebut maka tonggak sejarah tersebut dinamakan ANGKATAN PENEGAS ATAU ANGKATAN 28.
Kedatangan Jepang pada tahun 1942, yang paa awalnya dianggap sebagai saudara tua dan juru penyelamat, ternyata yang terjadi sebaliknya. Jepang bertindak kejam dan semena-mena. Belajar dari pengalaman dijajah oleh Belanda, semangat bangsa Indonesia semain kuat sehingga terjadi pemberntakan dimana-mana. Kekalahan Jepang pada perang dunia II dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia, 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan yang diwakili oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta.
Pasca kemerdekaan bangsa Indonesia menghadapi 2 permasalahan pokok yaitu: 1) Agresi Militer Belanda dan sekutu, dan 2) timbulnya pemberontakan di beberapa daerah.
Belajar dari pengalaman sejarah menghadapi pemberontakan dan agresi, bangsa Indonesia menetapkan kebijakan yang berbentuk KEWASPADAAN NASIONAL. Kewaspadaan Nasional adalah sikap mental bangsa Indonesia untuk tidak lengah terhadap setiap bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG) yang ingin menghancurkan NKRI yang berdasar Pancasila dan UUD 1945. Bentuk ATHG yang membahyakan bagi kelangsungan Hidup bangsa dan negara ini dapat dikelompokkan dalam tiga bentuk ekstrim, yaitu:
1) Ekstrim kanan, yaitu kekuatan ekstrim yang ingin menyelenggarakan negara dengan dasar agama.
2) Ekstrim kiri, yaitu kekuatan ekstrim yang ingin menyelenggarakan negara dengan dasar komunisme.
3) Golongan tidak puas, yaitu sekeompok orang yang menggunakan dalih dan alasan tertentu berupaya untuk melaksanakan kehendaknya bak yang bersifat konsepsional maupun gerakan separatisme.
Kewaspadaan nsional perlu dipupuk dan ditumbuhkan secara terus-menerus dari generasi pendahulu kepada generasi sekarang agar setiap bentuk ATHG dapat ditekan seminimal mungkin.
Konsepsi ketahanan nasional pada dasarnya adalah studi tentang hakikat K.4 (kemampuan, kekuatan, keuletan dan ketangguhan) dan ATHG (Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan) yang menjadi perangkat hidp manusia baik individu, kelompok, masyarakat maupun sebagai bangsa. Pola keseimbangan antara K.4 dengan ATHG, dapat digambarkan sebagai berikut:
No. Imbangan K.4 dengan ATHG Kondisi Tannas
1. K.4 > ATHG Positif, Kondisi Tannas Mantab2. K.4 < ATHG Negatif, Kondisi Tannas Lemah
3. K.4 = ATHGTak Menentu, Kondisi Tannas
tidak baik
B. Beberapa Pengertian Dasar Ketahanan Nasional
Proses gagasan tentang ketahanan nasional di Indonesia baru
dimulai tahun 1962. Lembaga yang bertugas mengkaji dan
mengembangkan ketahanan nasional disebut dengan LEMBAGA
PERTAHANAN NASIONAL atau LEMHANAS. Tugas awal Lemhanas
adalah :
1. Mensosialisasikan Lemhanas ke dalam masyarakat
2. Menyempurnakan konsep dan substansi ketahanan nasional secara
ilmiah
3. Mengkaji permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara secara
komprehensif integral
4. Menyeleksi dan menyiapkan kader pemimpin bangsa yang sesuai
dengan kebutuhan
Berdasar latar belakang, maka definisi ketahanan nasional
mengalami perubahan yang berarti, yaitu :
1. Konsep Lemhanas tahun 1968
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara
2. Konsepsi Lemhanas tahun 1969
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa
yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari
luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia
3. Konsepsi Lemhanas tahun 1972 sampai sekarang
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan, yang mampu mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri, yang langsung atau tidak langsung, yang
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar cita-cita dan tujuan nasionalnya.
C. Hakikat Ketahanan Nasional
Kajian terhadap K.4 dan ATHG pada dasarnya merupakan
kenyataan yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia, sehingga
manusia selalu berusaha untuk membina, memupuk dan meningkat K.4
dan sedapat mungkin berupaya menekan, mengeleminir dan
menghilangkan ATHG. Kajian ini sudah dilakukan sejak zaman Romawi
kuno, yang terkenal dengan ungkapan : “CIVIS PACEM PARA
BELUM”, yang artinya : siapa mendambakan hidup damai, bersiaplah
untuk perang sebab lawan akan menyerang kita tanpa memberi tahu lebih
dahulu.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia yang digariskan oleh
Lemhanas pada hakikatnya adalah konsepsi tentang pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanaan dalam segenap aspek
kehidupan nasional secara utuh menyeluruh dan terpadu, dengan
berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 serta berpedoman pada
wawasan nusantara. Berdasar konsepsi tersebut maka tujuan ketahanan
nasional pada hakikatnya dapat dipilih ke dalam 2 tujuan yaitu :
1. Tujuan minimal, yaitu menjaga, mempertahankan dan menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan Negara selama mungkin.
2. Tujuan maksimal yaitu sebagai wahana untuk menuju kejayaan
bangsa dan Negara. Implementasi tujuan ketahanan nasional, di satu
sisi bangsa Indonesia sadar bahwa pergaulan antar bangsa akan
menentukan bagaimana pergaulan politik domestic dan politik
internasional sedang di sisi lain akan menentukan bagaimana bangsa
Indonesia memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita dan tujuan
nasional dalam kancah internasional. Penyelenggaraan ketahanan
nasional Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
mengandung nilai-nilai luhur dan bersifat universal sehingga pola
pelaksanaannya tidak mengembangkan semangat kekerasan
kekerasan, agresi dan ekspansionisme bangsa-bangsa. Berdasar
tujuan minimal dan maksimal di atas maka hakikat ketahanan
nasional adalah “KEMAMPUAN DAN KETANGGUHAN
BANGSA INDONESIA UNTUK MENJAMIN KELANGSUNGAN
HIDUPNYA MENUJU KEJAYAAN BANGSA DAN NEGARA”.
Penyelenggaraan ketahanan nasional Indonesia dilakukan melalui
pendekatan kesejahteraan dan keamanan, di mana pendekatan
kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan kemakmuran yang adil dan
merata baik jasmaniah maupun rohaniah, sedang pendekatan keamanan
digunakan untuk melindungi keberadaan dan nilai-nilai nasional bangsa
Indonesia dari segala bentuk ATHG baik dari dalam maupun luar negeri.
Penerapan kedua pendekatan tersebut harus dilakukan secara bersamaan
dalam arti bahwa pendekatan kesejahteraan dan keamanan hanya dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penyelenggaraan
pendekatan kesejahteraan memerlukan dukungan pendekatan keamanan
dan sebaliknya, sehingga pendekatan mana yang menjadi titik berat dan
diprioritaskan sangat tergantung pada kondisi dan situasi yang dihadapi
bangsa. Jika kondisinya aman maka pendekatan kesejahteraan akan
diprioritaskan, sedang jika kacau-balau maka pendekatan keamanan yang
akan menjadi prioritas.
Implementasi pendekatan kesejahteraan dan keamanan ke dalam
segenap aspek kehidupan nasional atau masing-masing gatra dapat
menggambarkan kondisi ketahanan nasional secara utuh, yaitu melalui
gambaran tingkat kesejahteraan bangsa dan kondisi keamanan Negara
yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Peranan setiap gatra terhadap
pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keamanan dapat berwujud
sebagai :
1. Peranan setiap gatra sama besarnya baik untuk pendekatan
kesejahteraan maupun pendekatan keamanan.
2. Peranan setiap setiap gatra lebih besar untuk pendekatan
kesejahteraan daripada pendekatan keamanan.
3. Peranan setiap gatra lebih besar untuk pendekatan keamanan
daripada pendekatan kesejahteraan.
Oleh karena setiap getra memiliki hubungan langsung dengan
terciptanya nilai-nilai kesejahteraan dan keamanan maka untuk
mewujudkan kondisi ketahanan nasional yang mantap maka nilai-nilai
kesejahteraan dan keamanan serta peranan setiap gatra harus dievaluasi
secara terus menerus baik secara terus menerus baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.
D. Fungsi Ketahanan Nasional
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional,
ketahanan nasional berfungsi dalam tiga hal, yaitu :
1. Sebagai doktrin nasional yaitu kebulatan ajaran atau consensus bangsa Indonesia dalam mengimplementasikan falsafah Pancasila, UUD ’45 dan wawasan nusantara dan menjadi landasan pola pikir, pola sikap dan pola tingkah laku pembangunan yang bersifat intersektoral dan multidimensional.
2. Sebagai pola dasar pembangunan nasional yaitu sebagai pedoman dan arah dalam menyusun setiap program pembangunan baik dalam APBN, GBHN maupun rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang.
3. Sebagai sistem nasional, yaitu pola kehidupan bangsa Indonesia yang bersendi dan berazas Pancasila dan UUD 1945 dalam melaksanakan kegiatan, pekerjaan dan perjuangan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional serta aspirasi bangsa yang merdeka dan berdaulat.
E. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Sifat-sifat Ketahanan Nasional:
1. Manunggal dalam arti ketahanan nasional merupakan pengintegrasian setiap aspek kehidupan nasional (Astagrata) secara utuh dan bulat serta selaras dan serasi.
2. Dinamis, dalam arti kondisi ketahanan nasional bergerak setiap waktu sesuai dengan imbangan antara K.4 dan ATHG
3. Mawas kedalam, dalam arti ketahanan nasional ditunjukkan untuk bangsa dan negara sendiri, namun harus dihindarkan prinsip nasionalisme sempit.
4. Berkewibawaan, dalam arti kondisi ketahanan nasional yang mantap secara otomatis akan memancarkan kewibawaan nasional yang diperhitungkan oleh bangsa lain.
5. Tidak membenarkan sikap adu kekuatan dan adu kekuasaan dalam arti bahwa bangsa indonesia tidak mengembangkan sikap ekspansionisme bangsa-bangsa, agresi ke negara lain atau melibatkan diri dalam konflik antar negara, justru menggalang kerjasama dengan bangsa-bangasa lain untuk menciptakan perdamaian dan ketertiban dunia yang berdasar pada kemerdekaan, kedaulatan dan keadilan.
6. Percaya pada diri sendiri, dalam arti bahwa bangsa percaya, yakin dan mampu untuk mengurus rumah tangganya sendiri tanpa bergantung pada pihak lain.
F. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Manusia pada dasarnya adalah ciptaan tuhan yang memiliki harkat
dan derajat tinggi di banding hewan , tumbuh tumbuhan dan benda mati
karena manusia diberikan kelebihan dapat berpikir (akal) dan
berbahasa .benda mati hanya memiliki bentuk wujud dan wadah saja
tumbuhan hanya memiliki wujud dan kehidupan saja sama halnya dengan
hewan .oleh karena itu jika manusia tidak menggunakan kelebihan akal
dan dapat berbahasa tersebut sebagai mana mestinya, ia akan menurun
derajatnya menjadi kelompok binatang , tumbuh tumbuhan dan benda
mati.
Dengan kelebihan akal dan dapat berbahasa manusia pada akhirnya
menjadi manusia yang berbudaya dalam arti , manusia dapat
mengembangkan nilai nilai dan hubungan hubungan dengan
lingkungannya baik bersifat supranatural, abstrak maupun yang konkrit .
hubungan manusia dengan lingkungannya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
NO Hubungan Dengan Manusia Alat atau Media
1 Manusia Dengan Tuhan Agama
2 Manusia Dengan Cita cita Ideologi3 Manusia Dengan Kekuasaan Politik
4 Manusia Dengan Kebutuhan Ekonomi
5 Manusia Dengan Rasa Aman Pertahanan dan Keamanan
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia pada dasarnya adalah
konsepsi tentang tentang pengaturan dan penyelengaraan kesejahteraan
dan keamanan dalam segenap aspek kehidupan nasional melalui metode
ASTAGATRA yang terdiri dari aspek alamiah dan aspek social dapat di
jelaskan sebagai berikut :
1. Aspek alamiah (Trigatra) yang meliputi :a. Posisi dan geografis Indonesia ( SI )b. Keadaan dan Kekayaan alam ( KAYA )c. Keadaan dan kemampuan penduduk ( MAMPU )
2. Aspek social (Pancagatra) yang meliputi :a. Ideologi ( I )b. Politik ( POL )c. Ekonomi ( EK )d. Sosial Budaya ( SOSBUD )e. Pertahan keamanan ( HANKAM )
G. Hubungan Antara Trigatra dengan Pancagatra
1. Ketahaana nasional bergantung pada kemampuan bangsa/Negara dalam memanfaatkan aspek alamiahnya sebagai dasar bagi penyelenggaraan kehidupan nasionaldi segala bidang.
2. Ketahanan nasional adalah pengertian holistic, dimana terdapat saling hubungan dan ketergantungan yang erat antara gatra dalam kesekuruhan kehidupan nasional.
3. Kelemahan di satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang lain dan mempengaruhi kondisi keseluruhan.
4. Ketahanan nasional bukan merupakan penjumlahan ketahanan setiap gataranya, melainkan ditentukan oleh struktur atau konfigurasi aspeknya secara structural funggsional (resultante).
Antara trigatra dan pancagatra serta antar gatra itu sendiri terdapat
hubungan yang erat (timbal balik), yang umumnya dinamakan interrelasi
dan interpendeni (saling hubungan dan ketergantungan).
H. Pembinaan Tingkat Ketahanan Nasional
Ketahanan mempunyai arti sempit dan statis yaitu daya lenting, sedang dalam arti luas dan dinamis adalah ketahanan pribadi yang dikembagkan secara bertahap menjadi ketahan nasional. Ketahuan pribadi akan memberikan corak yang jelas untuk di tampilkan secara nyata dalam bentuk identitas bangsa dan Negara, integritas bangsa dan Negara yang secara sadar memperjuangkan kelangsungan hidupnya. Ketahan pribadi manusa Indonesia harus mencerminkan kepribadian Pancasila, yang berintikan :
a) Percaya pada diri sendiri.
b) Bebas dari rasa ketergantungan.
c) Memiliki jiwa yang dinamis dan kreatif
d) Pantang menyerah.
Pembiinaan ketahan nasional ini perlu dilaksanakan secara simultan atau secara serentak baik pembinaan terhadap aspek kekuatan, kemampuan, keuletan, ketangguhan masyarakat maupun terhadap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang di hadapi
I. Contoh Ketahanan Nasional
1. Klaim Negeri Jiran Yang Serumpun
Telah beberapa kali negeri Jiran Malaysia membuat panas hati
sebagian besar masyarakat Indonesia. Negara yang mengusung slogan
“Truly Asia” itu telah berulang kali mengklaim kebudayaan Indonesia
sebagai miliknya. Berikut sebagian datanya :
a. Agustus 2007
Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”,
angklung, wayang kulit hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar menyatakan bahwa
pemerintah telah mendaftarkan batik dan angklung ke UNESCO, sebagai
masterpiece world heritage. Langkah ini merupakan reaksi setelah
munculnya klaim tersebut.
b. Oktober 2007
Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan
pariwisata Malaysia yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”.
Lagu ini pernah di-upload di situs resmi pariwisata Malaysia,
http://www.rasasayang.com.my dan disiarkan oleh televisi-televisi di
Malaysia. Klaim ini menuai kecaman hebat dari masyarakat Indonesia
hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu tersebut sudah
terdengar di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga
tak bisa diklaim sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang
Bariang” yang merupakan lagu asal daerah Sumatera tersebut.
c. 21 November 2007
Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang
sangat mirip Reog Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo
telah mendaftarkan Reog Ponorogo dan mendapatkan Hak Cipta
No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh Malaysia, tarian ini diberi nama
Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan
Warisan Malaysia (http://heritage.gov.my) pernah memampangnya dan
menyatakan tarian itu warisan dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor
Malaysia.
d. 25 November 2007
Pada acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta
Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun, mengancam
mengklaim Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Melayu. “Bahasa Melayu
adalah Bahasa Malaysia,” katanya. Ancaman tersebut akan dilaksanakan
bila masyarakat dan Pemerintah Indonesia masih mempermasalahkan
klaim Malaysia terhadap lagu “Rasa Sayange” yang dibuat di Malaysia
pada tahun 1907 dan tari Barongan.
e. Juni 2008
Staf Ahli Menko Kesra bidang Ekonomi Kerakyatan dan Informasi
Malaysia, Komet Mangiri mengatakan bahwa Indonesia kalah cepat dari
Malaysia dalam mematenkan batik. Tapi yang berhasil dipatenkan itu
hanya motif Parang Rusak. Adapun motif-motif lainnya berusaha
diselamatkan dengan dipatenkan sejumlah perancang dan Pemerintah
Daerah ke Depkumham dan Pemerintah mematenkan ke UNESCO.
f. Maret 2009
Melihat perkembangan tersebut, Indonesia berupaya mematenkan
batik, keris dan wayang. “Lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali” kata Kabag Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsa
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Edi Irawan.
g. Agustus 2009
Tari Pendet menjadi iklan acara Discovery Channel bertajuk
“Enigmatic Malaysia”. Setelah dipersoalkan selama beberapa hari,
Discovery Channel akhirnya memunculkan iklan itu terhitung sejak senin
24 Agustus 2009. Pemerintah Malaysia menyatakan tak pernah
mengklaim Tari Pendet.
Nota protes dialamatkan kepada Menteri Kebudayaan, Kesenian dan
Warisan Malaysia. Isinya uraian kasus-kasus yang terjadi antara kedua
negara sejak dua tahun lalu, gara-gara klaim “Rasa Sayange”, “Indang
Bariang”, “Reog Ponorogo” tersebut membuat marak demontrasi anti
Malaysia di Indonesia. Nota protes dibahas pada sidang kabinet
Malaysia, kata Jero Wacik Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Indonesia. Selanjutnya, dibuat kesepakatan bahwa jika ada karya budaya
yang berada dalam wilayah abu-abu (grey area) dan hendak dijadikan
iklan komersial, harus saling memberitahu. Bila tidak ada pemberitahuan
maka itu adalah pelanggaran etika.
Oleh karena itu, Ketahanan dan kekuatan nasional sangat
menentukan peranan negara dalam perkembangan dunia internasional.
Namun demikian tidak berarti bahwa suatu negara harus memiliki secara
mutlak keseluruhan dari unsur-unsur ketahanan dan kekuatan nasional
tersebut. Selain dari unsur-unsur Ketahanan dan kekuatan nasional yang
dimiliki oleh suatu negara, maka faktor lain yang sangat mempengaruhi
Ketahanan dan kekuatan nasional yang berkaitan dengan unsur-unsur
Ketahanan dan kekuatan nasional tersebut adalah bagaimana suatu
negara mampu mengelola dan memanfaatkan dari unsur-unsur Ketahanan
dan kekuatan nasional tersebut. Sehingga suatu negara dapat turut
berperan dalam percaturan dunia internasional.
Budaya Nasional merupakan aset Bangsa Indonesia yang harus
memperoleh perhatian terutama di era Globalisasi saat ini. Budaya
nasional menjadi bagian penting negara Indonesia yang dapat
dikembangankan dan dikelola sebaik-baiknya. Itu penting agar dapat
berfungsi lebih luas tidak hanya sekadar warisan ataupun adat istiadat
masyarakat Indonesia yang dirayakan ataupun dilaksanakan pada saat
peringatan hari Sumpah Pemuda atau hari Pahlawan saja. Budaya
nasional harus menjadi bagian dari aset Bangsa Indonesia yang dapat
mendatangkan pendapatan bagi masyarakat dan negara. Tentunya perlu
ada suatu kesadaran secara nasional dan dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia pada semua aspek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
2. Papua Merdeka
Isu tentang referendum Papua mencuat kembali.Ribuan orang turun
ke jalan-jalan di Jayapura dan Manokwari awal Agustus lalu. Mereka
mendesak pemerintah untuk segera merealisasikan referendum di tanah
Papua.Massa yang turun ke jalan-jalan di papua mereka merupakan
gabungan dari tiga kelompok organisasi yaitu Pergerakan Papua Merdeka
atau West Papua National Autority (WPNA), Komite Nasional Papua
Barat (KNPB), dan Dewan Adat Papua (DAP).
Aksi ini sekaligus mendukung konferensi Papua merdeka yang
digelar di Fast School of the Examination Schools, 75-81 High Street,
Oxford, London, Inggris pada Selasa (2/8). Temanya: "West Papua, The
Road to Freedom" Konferensi ini diselenggarakan oleh International
lawyers for West Papua (ILWP). Pembicaranya antara lain: John
Saltford, akademisi Inggris pengarang buku Autonomy of Betrayal,
Benny Wenda pemimpin FWPC yang tinggal di Inggris, Ralph
Regenvaru, Menteri Kehakiman Vanuatu, saksi Penentuan Pendapat
Rakyat tahun 1969 Clement Ronawery dan Anggota Ahli Komite PBB
untuk Pengurangan Diskriminasi terhadap Perempuan Frances Raday,
mereka menggugat keabsahan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)
tahun 1969. Mereka menganggap asal muasal landasan bersatunya Papua
dengan Indonesia cacat dan tidak sah berdasarkan hukum internasional.
Sayangnya, konferensi ini tak mengundang warga Papua yang pro
terhadap Pepera itu sendiri.
Dua hari setelah kejadian, ada penembakan dan penyerangan warga
sipil di Nafri, Abepura, Papua. Empat orang tewas. Belakangan,
kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Danny Kogoya
mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Polisi dan TNI
dengan kekuatan 300 personel berhasil menemukan markas Danny,
namun komplotan tersebut telah lari. Di tempat itu ditemukan dokumen
Papua merdeka dan bendera Bintang Kejora.
Hampir dalam waktu bersamaan, kelompok yang menamakan
dirinya Tentara Pembebasan Nasional (TPN) OPM, pimpinan Goliat
Tabuni mengklaim telah menyerang helikopter TNI di Puncak Jaya.
Serangan ini menewaskan seorang anggota TNl dan melukai tujuh orang
lainnya.
Pengakuan itu disampaikan Goliat Tabuni di markasnya di Tinggi
Nambut, Papua Barat. Di sekeliling markasnya itu dikibarkan bendera
beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, dan Bintang Kejora
serta bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sedangkan bendera Merah
Putih yang sebelumnya berkibar, diturunkan, lalu dibakar. Ia
menegaskan, penembakan itu merupakan wujud perlawanan mereka
terhadap NKRI. Mereka akan terus melawan hingga Papua merdeka
terwujud.
Tuntutan referendum Papua tak bisa dilepaskan dari kondisi
masyarakat Papua yang miskin. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Papua
pada 2010, menyebutkan, sekitar 80 persen penduduk asli Papua hidup
dalam keterbelakangan, miskin, dan sangat tertinggal dalam pendidikan.
Rumah tangga miskin mencapai 83,04 persen atau 482.184 rumah
tangga. Mereka belum terurus secara layak.
Kondisi ini sangat kontras dengan dana yang dikucurkan pemerintah
dalam Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang nilainya mencapai lebih dari
Rp 30 trilyun. Dana Otsus itu dikucurkan untuk mendorong
pembangunan infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat
setempat.Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada pertengahan bulan
April 2011 menemukan adanya dugaan penyelewengan Dana Otsus
Papua sebesar Rp 1,85 trilyun. Dana sebesar itu dipertanyakan karena
parkir dan tidak diketahui jelas pemanfaatannya dan didepositokan di
beberapa bank nasional dan daerah. Namun, Kepala BPKAD Papua
Achmad Hatari menyatakan, semua telah sesuai prosedur.
Selain masalah ekonomi, Papua juga menghadapi masalah
keamanan. Pelaksana Ketua Majelis Rakyat Papua, Joram Wambrau,
seperti dikutip BBC, situasi di beberapa lokasi kekerasan menunjukkan
terjadinya krisis kendali keamanan.Hingga kini, aparat keamanan belum
berhasil menguasai pemberontak yang menamakan dirinya OPM. Mereka
terus melakukan teror. Banyak korban tewas.
Tuntutan kemerdekaan Papua didukung oleh pihak-pihak asing
termasuk aktivis gereja. Salah satunya uskup. Menguatnya kembali isu
Papua merdeka tak bisa dilepaskan dari peran asing di sana. Sebuah
dokumen rahasia yang dibuat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI
Angkatan Darat bocor ke media Australia dan dimuat di kelompok surat
kabar Fairfax, Sabtu 03/8). Dokumen tersebut memaparkan detail
ancaman gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka.
Papua adalah pulau emas. Di sana ada tambang emas terbesar di
dunia. PT Freeport Indonesia, perusahaan Amerika sejak 1960 sudah
bercokol di sana. Keberadaannya sejak awal menimbulkan konflik
dengan masyarakat setempat, menyangkut tanah adat dan pencemaran
lingkungan. Upaya Freeport memberikan 1 persen keuntungannya
kepada masyarakat sekitar pun, sejak 1996, menimbulkan masalah baru,
konflik horisontal antar suku.
Masalah HAM juga sering terjadi di areal pertambangan. Banyak
kasus pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah kerja Freeport ditengarai
dilakukan untuk menjamin keberlangsungan operasional perusahaan.
Sementara itu, keuntungan yang didapatkan Freeport bukannya mengalir
ke negara apalagi ke rakyat Papua. Laba yang jumlahnya trilyunan itu
lari ke Amerika. Indonesia hanya mendapatkan bagian sangat kecil
berupa royalti dan pajak yang tak seberapa. Data tahun 2010, yang
didapatkan Indonesia hanya sekitar Rp 10 trilyun. Makanya, Amerika
ingin terus mempertahankan daerah kaya emas ini, yang kandungannya
diketahui sekitar 2,16 - 2,5 miliar ton. Itu belum termasuk kandungan
tembaga sebesar 22 juta ton lebih.
Namun apa yang didapatkan oleh warga Papua? Mereka hanya
menjadi korban ditengah wilayah yang kaya, hal ini bisa dilihat dari
masyarakat papua yang masih jauh dari kata sejahtera.
3.
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan
ketahanan adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara
dapat bertahan, kuat dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan. Setiap bangsa dalam mempertahankan eksistensinya dan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan
nasional. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan
ketahanan nasional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan falsafah,
budaya dan pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa
indonesia ketahanan nasional dibangun di atas dasar falsafah bangsa dan
negara Indonesia yaitu Pancasila.
Daftar Pustaka
http://intihana-blog.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-ketahanan-nasional.html
http://nidiapuspavitaloka.blogspot.com/2012/04/contoh-kasus-ketahanan-
nasional-budaya.html
MPK-UNESA. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.
Surabay: Unesa University Press.