PKM-P Muhammad Agung Hardiyanto Unila

download PKM-P Muhammad Agung Hardiyanto Unila

If you can't read please download the document

description

PKM

Transcript of PKM-P Muhammad Agung Hardiyanto Unila

  • USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    STUDI PENINGKATAN KUALITAS TEMBIKAR (TEMPE BIJI KARET)

    MELALUI METODE PENGECILAN UKURAN BIJI SEBAGAI

    ALTERNATIF BAHAN DASAR TEMPE

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    Muhammad Agung Hardiyanto 1314071038 Angkatan 2013

    Wawan Setiawan 1014071054 Angkatan 2010

    Agus Pariyanto 1014121065 Angkatan 2010

    Isnaini Rahmadi 1114051028 Angkatan 2011

    Hasep Rita 1214071037 Angkatan 2012

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2013

  • ii

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

    RINGKASAN ..................................................................................................... 1

    I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 2

    1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ........................................................... 2

    1.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 3

    1.3 Urgensi ..................................................................................................... 3

    1.4 Target dan Luaran yang Diharapkan ........................................................ 3

    1.5 Manfaat Kegiatan ..................................................................................... 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

    2.1 Biji Karet .................................................................................................. 4

    2.2 Tempe ....................................................................................................... 4

    2.3 Kandungan Gizi Biji Karet ....................................................................... 5

    2.4 Pembuatan Tempe .................................................................................... 5

    III. MET ODE PENELITIAN ........................................................................ 6

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 6

    3.2 Metode Penelitian ..................................................................................... 6

    3.3 Pelaksanan Penelitian ............................................................................... 7

    IV. BIAYA DAN J ADWAL KEGIATAN .................................................... 9

    4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 9

    4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10

  • 1

    RINGKASAN

    Program kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pengecilan

    ukuran biji karet terhadap proses dan kualitas produk (tempe biji karet) sebagai

    alternatif pengganti kedelai. Saat ini kedelai sebagai sumber bahan baku

    pembuatan tempe sebagian besar diperoleh dari impor. Jika biji karet mampu

    menggantikan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe maka angka impor

    kedelai di Indonesia dapat dikurangi dengan cara peningkatatan kualitas tempe

    biji karet. Selama ini tempe biji karet dibuat berdasarkan ukuran yang sama

    sehingga kualitas hasil tempe biji karet tidak begitu diperhatikan. Oleh sebab itu,

    perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas tempe biji karet melalui berbagai

    ukuran sehingga diharapkan mampu menghasilkan kualitas yang baik. Target dan

    luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah produk berupa Tembikar yang

    dibuat dengan ukuran tepat mampu menghasilkan kualitas tempe yang baik dan

    dapat dipasarkan untuk menggantikan tempe berbahan dasar kedelai sebagai

    alternatif dalam mengurangi kebutuhan impor kedelai.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak

    Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 level perlakuan pengecilan ukuran biji karet,

    yaitu biji karet utuh (P1), biji karet potong 2 (P2), biji karet belah 2 (P3), dan biji

    karet belah potong (P4). Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan

    sehingga diperoleh 12 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan

    biji karet. Masing-masing percobaan diberikan perlakuan suhu dan waktu yang

    sama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan

    penyediaan alat dan bahan, tahap pembuatan yang meliputi proses perendaman I,

    perebusan, penirisan dan pencucian I, pembelahan sesuai perlakuan, pencucian II ,

    perendaman II, pengukusan dan penirisan II, inokulasi (pekapangan), pengadukan,

    pembungkusan dan fermentasi. Tembikar dilakukan uji organoleptik (rasa, tekstur,

    warna, kenampakan dan penerimaan keseluruhan ) dan analisis kimia meliputi uji

    proksimat dan kandungan asam sianida (HCN). Dari metode tersebut diharapkan

    diperoleh ukuran yang tepat untuk memperoleh kualitas tempe yang baik

    sehingga menjadi alternatif pengganti kedelai.

  • 2

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

    Konsumsi tempe berbahan baku kedelai di Indonesia telah mencapai 7.0 kg per

    kapita per tahun (BPS, 2012). Seperti yang kita ketahui bahwa indonesia belum

    mampu berswasembada kedelai, sehingga harus impor dengan harga yang relatif

    mahal. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk menggantikan kedelai

    sebagai bahan baku tempe yang memiliki kandungan gizi tidak kalah dengan

    kedelai, salah satunya adalah menggunakan bahan baku biji karet.

    Biji karet merupakan biji tanaman kebun yang selama ini hampir tidak

    mempunyai nilai ekonomis sama sekali dan hanya dimanfaatkan sebagai benih

    generatif pohon karet saja. Padahal, biji karet memiliki kandungan minyak nabati

    yang tinggi dan memiliki asam lemak tak jenuh seperti Omega 3, Omega 6

    Omega 9 yang tinggi sehingga cocok sebagai bahan baku pembuatan makanan

    yang sehat. Salah satu alternatif produk olahan yang dapat dibuat dari biji karet

    adalah tempe. Selain itu ketersediaan biji karet di Indonesia sangat melimpah.

    Salah satu provinsi yang prospektif yaitu Lampung. Potensi biji karet di Lampung

    dapat dilihat dari luasnya lahan karet yang mencapai 84.887 ha dan terbagi atas

    beberapa daerah (BPS, 2012). Oleh karena itu Lampung memiliki potensi besar

    sebagai penghasil biji karet untuk pembuatan Tembikar.

    Proses pembuatan tempe biji karet tidaklah rumit, sehingga kemungkinan untuk

    mengembangkannya sangat besar, kandungan protein tempe dari biji karet lebih

    tinggi dari tempe kedelai (Wizna dkk., 2000). Akan tetapi masalah yang muncul

    dari pembuatan Tembikar yaitu kualitas tempe yang belum maksimal. Salah satu

    faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas Tembikar yaitu kurang

    diperhatikannya ukuran biji dalam proses pembuatan. Menurut Antarlina et al.

    (2002) dalam hasil penelitian Nurhidajah (2010) menunjukkan bahwa bahwa

    ukuran biji kedelai merupakan faktor penentu kualitas tempe karena berkorelasi

    positif dengan bobot dan volume tempe, pembuatan tempe kedelai hitam dengan

  • 3

    penambahan kapang 3g per kilogram kedelai kering dengan ketebalan 2cm

    merupakan hasil terbaik dalam pembuatan tempe. Oleh sebab itu, berdasarkan

    masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap studi

    peningkatan kualitas Tembikar melalui metode pengecilan ukuran biji. Rumusan

    masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:

    1. Apakah pengecilan ukuran biji karet berpengaruh terhadap kualitas tempe?

    2. Apakah pengecilan ukuran biji karet dapat menghasilkan produk (tempe)

    yang dapat menggantikan kedelai sebagai bahan dasar tempe?

    1.2 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

    1. Mengetahui pengaruh pengecilan ukuran biji karet terhadap proses dan

    kualitas produk (tempe) yang dihasilkannya.

    2. Memperoleh kualitas yang baik dari pembuatan tempe biji karet sebagai

    alternatif pengganti kedelai.

    1.3 Urgensi

    Saat ini kedelai sebagai sumber bahan baku pembuatan tempe sebagian besar

    diperoleh dari impor. Jika biji karet mampu menggantikan kedelai sebagai bahan

    dasar pembuatan tempe maka angka impor kedelai di Indonesia dapat dikurangi

    dengan cara peningkatatan kualitas Tembikar. Selama ini tempe biji karet dibuat

    berdasarkan ukuran yang sama sehingga kualitas hasil tempe biji karet tidak

    begitu diperhatikan, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas

    tempe biji karet melalui berbagai ukuran sehingga diharapkan mampu

    menghasilkan kualitas yang baik.

    1.4 Target dan Luaran yang Diharapkan

    Target dan luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Produk berupa Tembikar yang dibuat dengan ukuran yang tepat mampu

    menghasilkan kualitas tempe yang baik dan dapat dipasarkan untuk

  • 4

    menggantikan tempe berbahan dasar kedelai sebagai alternatif dalam

    mengurangi kebutuhan impor kedelai.

    2. Artikel ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi pembuatan Tembikar

    dengan kualitas yang baik.

    1.5 Manfaat Kegiatan

    Manfaat kegiatan ini adalah mendapatkan solusi atau alternatif pengganti bahan

    baku tempe dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sehingga mampu

    mengurangi impor kedelai.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Biji Karet

    Karet (Hevea braziliensis) mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki

    cost produksi yang murah. Selama ini biji karet hanya dimanfaatkan sebagai bibit

    tanaman saja, selebihnya dibiarkan terbuang. Kandungan protein yang terdapat

    pada biji karet hampir sama bila dibandingkan dengan kedelai, namun biji karet

    ini mengandung racun asam sianida (HCN). Berdasarkan hasil penelitian

    diketahui kadar asam sianida (HCN) pada biji karet hanya 0,3% sehingga tidak

    membahayakan untuk dikonsumsi. Racun ini terdapat pada bakal daunnya,

    sehingga jika dimakan akan memabukkan. Namun dengan perlakuan yang tepat,

    racun tersebut dapat dihilangkan dan biji karet ini dapat digunakan sebagai bahan

    dasar pembuat tempe dan layak dikonsumsi masyarakat (Winarno, 1986).

    2.2 Tempe

    Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional berbahan baku kedelai

    dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Selama fermentasi, biji kedelai

    terperangkap dalam rajutan miselia jamur membentuk padatan yang kompak

    berwarna putih (Steinkraus, 1960). Tekstur yang kompak juga disebabkan oleh

    miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai tersebut. Terjadinya

  • 5

    degradasi komponen-komponen dalam kedelai dapat menyebabkan terbentuknya

    flavor yang khas setelah fermentasi (Kasmidjo, 1990).

    2.3 Kandungan Gizi Biji Karet

    Biji karet mengandung nilai gizi yang baik seperti protein (27%), lemak (32%),

    mineral (2,4%) danair (9,1%) serta terdapat vitamin (A, B dan E). Jika melihat

    komposisi tersebut, kita tahu bahwa kandungan gizi biji karet tidak kalah dengan

    biji -bijian yang lainnya. Untuk itu, biji karet sangat berpotensi untuk diolah

    menjadi bahan makanan, salah satunya yaitu tempe biji karet. Apalagi menurut

    Wizna dkk. (2000) kandungan protein biji karet justru meningkat setelah menjadi

    tempe yakni 30,15% sedangkan kedelai justru turun menjadi 22,41%.

    Pemanfaatan biji karet sebagai bahan baku pembuatan tempe layak dikembangkan

    mengingat bahan baku kedelai cenderung naik yang berdampak pula pada

    kenaikan harga tempe. Dilihat dari sisi konsumsi, setiap hari orang Indonesia

    sedikitnya mengkonsumsi 4,4gr - 20gr tempe, ini berarti prospek Tembikar patut

    dan layak dikembangkan sebagai tempe komersil.

    Tabel 1 Kandungan gizi biji karet dan biji-bijian lainnya

    No. Biji (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air

    1 Biji karet 27 32 1,34 9,1

    2 Kacang Hijau 22 2,1 2,62 9,1

    3 Kacang Tanah 25 3,42 8,21 1,4

    4 Kecipir 32 8,17 0,36 5,1

    5 Kedelai 34,9 14,1 34,8 8,0

    Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1992).

    2.4 Pembuatan Tempe

    Tempe adalah makanan terkenal Indonesia yang dibuat dari kedelai melalui tiga

    tahap. Tahap pertama adalah hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan

    direndam kira-kira semalam. Menurut Ali (2008), perendaman dilakukan selama

    12-16 jam pada suhu kamar (25- C). Tahap kedua adalah pemanasan biji

    kedelai yang dilakukan dengan perebusan atau pengukusan. Tahap terakhir adalah

    fermentasi oleh jamur tempe yang banyak digunakan ialah Rhizopus oligosporus

    (Kasmidjo, 1990). Pada akhir fermentasi, kedelai akan terikat kompak. Pada

  • 6

    proses pembuatan tempe, cita rasa asli kedelai akan hilang dan dihasilkan flavor

    tempe yang khas. Selama proses juga terjadi sintesis vitamin B12 sehingga

    meningkatkan kualitas protein dan ketersediaan zat besi (Agosin dkk., 1989).

    Dalam proses pembuatan tempe fermentasi merupakan tahap yang paling penting.

    Fermentasi merupakan proses pengolahan yang dapat meningkatkan daya cerna,

    kenampakan dan flavor. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung,

    yaitu bahan baku (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan lingkungan (suhu,

    pH, dan kelembaban. Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang

    digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan

    berupa kapang (Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae) dan lingkungan pendukung

    al 6.8, kelembaban nisbi 70-80% (Ferlina, 2009).

    III. METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

    Jurusan Teknik Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

    Laboratorium Pengawasan Mutu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

    Pertanian Universitas Lampung . Penelitian akan dilakukan dari bulan Maret 2014

    sampai dengan bulan Juni 2014.

    3.2 Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4

    level perlakuan pengecilan ukuran biji karet, yaitu biji karet utuh (P1), biji karet

    potong 2 (P2), biji karet belah 2 (P3), dan biji karet belah potong (P4). Setiap

    perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 12 satuan

    percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 2kg biji karet yang sesuai dengan

    perlakuan. Total biji karet yang dibutuhkan adalah 24kg. Masing-masing

    percobaan diberikan perlakuan suhu, lama fermentasi dan konsentrasi kapang

    (Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae) yang sama.

  • 7

    3.3 Pelaksanan Penelitian

    Persiapan alat dan bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari baskom, ember, pisau, palu,

    talenan, tampah, kompor, panci, alat penggoreng (wajan), nampan, dan beberapa

    alat untuk analisis kimia meliputi uji proksimat dan kandungan asam sianida.

    Sedangkan bahan yang digunakan terdiri dari biji karet yang siap pakai, kapang,

    air, asam cuka (CH3COOH) dan daun pisang. Biji karet yang digunakan diperoleh

    dari kebun produksi karet milik PTPN VII Bandar Lampung. Biji dicuci bersih

    kemudian biji dikupas dari kulitnya menggunakan palu, setelah kulit (cangkang)

    biji terlepas, daging biji di rendam selama 24 jam.

    Proses pembuatan tempe biji karet

    Proses pembuatan tembikar diperlihatkan pada gambar 2. Biji karet yang telah

    direndam, biji direbus selama 1 jam pada suhu 100oC, tujuan dari perebusan dan

    perendaman adalah supaya air dapat berdifusi ke dalam biji karet. Untuk

    menghilangkan kandungan asam sianida dalam biji karet, setelah direbus bakal

    daun pada biji dibuang lalu ditiriskan. Selanjutnya biji karet direndam kembali

    selama 24 jam dengan menambahkan larutan asam cuka untuk merangsang proses

    laju fermentasi, setelah itu biji karet dikukus pada suhu 100oC selama 20-30 menit

    supaya menjadi lunak sehingga dapat ditembus oleh miselia kapang yang menyatukan

    biji dan tempe menjadi kompak. Biji karet kukus ini lalu ditiriskan dan didinginkan

    sampai suhu 300C hingga air tidak menetes lagi. Kemudian diberi kapang tempe

    (Rhizopus oryzae) sebanyak 2 gram ( 0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk

    aduk sampai rata. Selanjutnya dikemas dengan daun pisang. Setelah dikemas

    daun pisang dilubangi sebagai sirkulasi udara. Kemudian tempe disimpan pada

    tempat yang tidak tertutup dengan suhu kamar dan diamkan selama 3 hari 2

    malam.

    Pengamatan

    Variable yang diamati dari percobaan ini adalah kualitas tempe yang dihasilkan

    melalui uji organoleptik yaitu: (1).Tekstur tembikar (2). Kenampakan warna

    tembikar, (3). Aroma tembikar dan (4). Rasa tembikar (5) penerimaan

  • 8

    keseluruhan serta analisis kimia meliputi uji proksimat dan kandungan asam

    sianida (HCN).

    Gambar 1. Diagram alir pembuatan tembikar

    Analisis

    Data yang diperoleh, dianalisis sidik ragamnya. Selanjutnya jika terjadi perbedaan

    karena pengaruh perlakuan, data dilanjutkan dengan uji nilai tengah dengan

    menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Kemudian

    analisis uji dilakukan terhadap sifat organoleptik.

    Persiapan bahan baku biji karet 2kg

    Perendaman I (1x24 jam)

    Perebusan 100oC (1 jam)

    Penirisan, pencucuian I

    Pembelahan sesuai perlakuan

    Pencucian II

    Perendaman II (1x24 jam)

    Mulai

    Analisis dan Uji

    Selesai

    Pengukusan dan penirisan

    Inokulasi pengadukan

    Pembungkusan dan Fermentasi

    CH3COOH

    Kapang

    Daun Pisang

    Air 20L

    Air 20L

  • 9

    IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIA TAN

    4.1 Anggaran Biaya

    Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini adalah Rp. 11.272. 000,- (Sebelas Juta

    Dua Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah). Dengan rincian pada tabel 2.

    Tabel 2. Rincian biaya penelitian

    No. Uraian Biaya (Rp)

    1. Perincian Biaya Peralatan Penunjang 6.415.000,00

    2 Perincian Biaya Habis Pakai 1.007.000,00

    3 Perincian Biaya Perjalanan 2.700.000,00

    4 Perincian Biaya Lainnya 1.150.000,00

    Jumlah 11.272.000,00

    4.2 Jadwal Kegiatan

    Jadwal kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.

    Tabel 3. Jadwal kegiatan

    JENIS KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4

    Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    PERSIAPAN

    Pengadaan alat dan bahan

    Konsultasi

    PELAKSANA AN

    Cek bahan & alat

    Pelaksanaan penelitian

    PEMBAHASAN

    Analisa Hasil

    Evaluasi kegiatan

    Monitoring

    PELAPORAN

    Penyusunan laporan

    Konsultasi laporan

  • 10

    DAFTAR PUSTAKA

    Agosin E., D. Diaz, R. Aravena, and E. Yanez, 1989. Chemical and Nutritional

    Characterization of Lupine Tempeh. Journal of Food Science 54(1):

    102 104.

    Ali, I. 2008. Buat Tempe Yuuuuk. http://iqbalali.com/2008/05/07/buat-tempe-

    yuuuuk/. (Diakses pada tanggal 2 September 2013).

    BPS. 2012. Berita Resmi Statistik. Juli.No 43/07.

    Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3144-

    1992.

    Ferlina, F. 2009. Tempe. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php. (Diakses pada

    tanggal 2 September 2013).

    Kasmidjo, R.B., 1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta

    Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

    Nurhidajah. 2010. Daya Terima dan Kualitas Protein In Vitro Tempe Kedelai

    Hitam(Glycine soja) yang Diolah Pada Suhu Tinggi. Tesis Magster Gizi

    Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.

    Steinkraus, K.H., 1983. Indonesian Tempeh and Related Fermentation. Dalam :

    Handbook of Indigenous Fermented Foods, ed. KH. Steinkraus. Marcel-

    Dekker Inc., NY. Hal 1-94.

    Winarno, F.G. 986. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

    Wizna, K., A. Apriyantono, D. Fardias, N.L. Puspitasari, Sedarnawati dan S.

    Budianto. 2000. Pemanfaatan Produk Fermentasi Biji Karet (Hevea

    brasiliensis) dengan Rhizopus oligosporus dalam Ransum Ayam Boiler.

    Puslitbangnak, Bogor.

  • 11

  • 12

  • 13

  • 14

  • 15

  • 16

    Lampiran 2

    Justifikasi Anggaran Kegiatan

    1. Peralatan Penunjang

    No. Material Kuantitas

    Harga satuan

    (Rp) Jumlah

    1. Kompor Buah 4 700.000 2.800.000

    2. LPG + tabung (25 kg) Buah 4 250.000 1.000.000

    3. Regulator Buah 4 250.000 1.000.000

    4. Alat penggoreng (wajan) Unit 4 35.000 140.000

    5. Panci Buah 4 45.000 180.000

    6. Ember Buah 8 10.000 80.000

    7. Baskom Buah 4 15.000 60.000

    8. Pisau Buah 5 10.000 50.000

    9. Tampah Buah 4 10.000 40.000

    10. Talenan Buah 5 12.000 60.000

    11. Masker Kotak 3 30.000 90.000

    12. Sarung Tangan Kotak 3 30.000 90.000

    13. Tisue Kotak 2 12.500 25.000

    14. Rak Tempe Buah 6 60.000 360.000

    15. Sutil penggoreng Buah 4 25.000 100.000

    16. Serokan Buah 4 15.000 60.000

    17. Gayung Buah 5 6.000 30.000

    SUB TOTAL (Rp) 6.415.000

    2. Bahan Habis Pakai

    No. Material Kuantitas

    Harga satuan

    (Rp) Jumlah

    18. Biji karet Kg 40 10.000 400.000

    19. Kapang Tempe Kg 5 20.000 100.000

    20. Asam Cuka Botol 10 10.000 100.000

    21. Minyak goreng kg 20 15.000 300.000

    22. Bawang Putih kg 2 15.000 30.000

    23. Garam pak 1 12.000 12.000

    24. Ketumbar kg 15.000 15.000

    25. Daun pisang kg 5 10.000 50.000

    SUB TOTAL (Rp) 1.007.000

  • 17

    3. Perjalanan

    No. Material Kuantitas

    Harga satuan

    (Rp) Jumlah

    26. Perjalanan pembelian alat

    dan bahan kali 3 500.000 1.500.000

    27. Biaya Laboratorium unit 3 400.000 1.200.000

    SUB TOTAL (Rp) 2.700.000

    Lain lain

    No. Material Kuantitas

    Harga satuan

    (Rp) Jumlah

    28. Dokumentasi 300.000

    29. Penyusunan Laporan Awal 300.000

    30.

    Penyusunan Laporan

    Akhir 300.000

    31. Borang Panelis 50.000

    32. Lain-Lain (pustaka) 200.000

    SUB TOTAL (Rp) 1.150.000

    Total (Keseluruhan) 11.272.000

  • 18

    Lampiran 3

    Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan PembagianTugas

    No. Nama/NIM Program

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    (jam/mg)

    Uraian Tugas

    1 M. Agung

    Hardiyanto

    /1314071038

    Teknik

    Pertanian

    Teknologi

    Pertanian

    28 Penanggung jawab

    penelitian,

    perencanaan dan

    analisis keuangan

    2 Wawan

    Setiawan/

    1014071054

    Teknik

    Pertanian

    Teknologi

    Pertanian

    24 Pengadaan alat dan

    bahan, pelaksanaan

    serta pelaporan

    kegiatan

    3 Agus Pariyanto/

    1014121065

    Agro-

    teknologi

    Pertanian 22 Pengamatan dan

    pelaporan kegiatan

    4 Hasep Rita/

    1214071037

    Teknik

    Pertanian

    Teknologi

    Pertanian

    22 Administrasi dan

    keuangan

    5 Isnaini Rahmadi/

    1114051028

    Teknologi

    Hasil

    Pertanian

    Teknologi

    Pertanian

    22 Pengamatan dan

    pelaporan kegiatan

  • 19