PKM-P Muhammad Agung Hardiyanto Unila
-
Upload
hendrisetiawan -
Category
Documents
-
view
43 -
download
7
description
Transcript of PKM-P Muhammad Agung Hardiyanto Unila
-
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
STUDI PENINGKATAN KUALITAS TEMBIKAR (TEMPE BIJI KARET)
MELALUI METODE PENGECILAN UKURAN BIJI SEBAGAI
ALTERNATIF BAHAN DASAR TEMPE
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Muhammad Agung Hardiyanto 1314071038 Angkatan 2013
Wawan Setiawan 1014071054 Angkatan 2010
Agus Pariyanto 1014121065 Angkatan 2010
Isnaini Rahmadi 1114051028 Angkatan 2011
Hasep Rita 1214071037 Angkatan 2012
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
-
ii
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
RINGKASAN ..................................................................................................... 1
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan ........................................................... 2
1.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 3
1.3 Urgensi ..................................................................................................... 3
1.4 Target dan Luaran yang Diharapkan ........................................................ 3
1.5 Manfaat Kegiatan ..................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Biji Karet .................................................................................................. 4
2.2 Tempe ....................................................................................................... 4
2.3 Kandungan Gizi Biji Karet ....................................................................... 5
2.4 Pembuatan Tempe .................................................................................... 5
III. MET ODE PENELITIAN ........................................................................ 6
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 6
3.2 Metode Penelitian ..................................................................................... 6
3.3 Pelaksanan Penelitian ............................................................................... 7
IV. BIAYA DAN J ADWAL KEGIATAN .................................................... 9
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................ 9
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10
-
1
RINGKASAN
Program kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh pengecilan
ukuran biji karet terhadap proses dan kualitas produk (tempe biji karet) sebagai
alternatif pengganti kedelai. Saat ini kedelai sebagai sumber bahan baku
pembuatan tempe sebagian besar diperoleh dari impor. Jika biji karet mampu
menggantikan kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe maka angka impor
kedelai di Indonesia dapat dikurangi dengan cara peningkatatan kualitas tempe
biji karet. Selama ini tempe biji karet dibuat berdasarkan ukuran yang sama
sehingga kualitas hasil tempe biji karet tidak begitu diperhatikan. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas tempe biji karet melalui berbagai
ukuran sehingga diharapkan mampu menghasilkan kualitas yang baik. Target dan
luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah produk berupa Tembikar yang
dibuat dengan ukuran tepat mampu menghasilkan kualitas tempe yang baik dan
dapat dipasarkan untuk menggantikan tempe berbahan dasar kedelai sebagai
alternatif dalam mengurangi kebutuhan impor kedelai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 level perlakuan pengecilan ukuran biji karet,
yaitu biji karet utuh (P1), biji karet potong 2 (P2), biji karet belah 2 (P3), dan biji
karet belah potong (P4). Setiap perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan
sehingga diperoleh 12 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan menggunakan
biji karet. Masing-masing percobaan diberikan perlakuan suhu dan waktu yang
sama. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan
penyediaan alat dan bahan, tahap pembuatan yang meliputi proses perendaman I,
perebusan, penirisan dan pencucian I, pembelahan sesuai perlakuan, pencucian II ,
perendaman II, pengukusan dan penirisan II, inokulasi (pekapangan), pengadukan,
pembungkusan dan fermentasi. Tembikar dilakukan uji organoleptik (rasa, tekstur,
warna, kenampakan dan penerimaan keseluruhan ) dan analisis kimia meliputi uji
proksimat dan kandungan asam sianida (HCN). Dari metode tersebut diharapkan
diperoleh ukuran yang tepat untuk memperoleh kualitas tempe yang baik
sehingga menjadi alternatif pengganti kedelai.
-
2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Konsumsi tempe berbahan baku kedelai di Indonesia telah mencapai 7.0 kg per
kapita per tahun (BPS, 2012). Seperti yang kita ketahui bahwa indonesia belum
mampu berswasembada kedelai, sehingga harus impor dengan harga yang relatif
mahal. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk menggantikan kedelai
sebagai bahan baku tempe yang memiliki kandungan gizi tidak kalah dengan
kedelai, salah satunya adalah menggunakan bahan baku biji karet.
Biji karet merupakan biji tanaman kebun yang selama ini hampir tidak
mempunyai nilai ekonomis sama sekali dan hanya dimanfaatkan sebagai benih
generatif pohon karet saja. Padahal, biji karet memiliki kandungan minyak nabati
yang tinggi dan memiliki asam lemak tak jenuh seperti Omega 3, Omega 6
Omega 9 yang tinggi sehingga cocok sebagai bahan baku pembuatan makanan
yang sehat. Salah satu alternatif produk olahan yang dapat dibuat dari biji karet
adalah tempe. Selain itu ketersediaan biji karet di Indonesia sangat melimpah.
Salah satu provinsi yang prospektif yaitu Lampung. Potensi biji karet di Lampung
dapat dilihat dari luasnya lahan karet yang mencapai 84.887 ha dan terbagi atas
beberapa daerah (BPS, 2012). Oleh karena itu Lampung memiliki potensi besar
sebagai penghasil biji karet untuk pembuatan Tembikar.
Proses pembuatan tempe biji karet tidaklah rumit, sehingga kemungkinan untuk
mengembangkannya sangat besar, kandungan protein tempe dari biji karet lebih
tinggi dari tempe kedelai (Wizna dkk., 2000). Akan tetapi masalah yang muncul
dari pembuatan Tembikar yaitu kualitas tempe yang belum maksimal. Salah satu
faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas Tembikar yaitu kurang
diperhatikannya ukuran biji dalam proses pembuatan. Menurut Antarlina et al.
(2002) dalam hasil penelitian Nurhidajah (2010) menunjukkan bahwa bahwa
ukuran biji kedelai merupakan faktor penentu kualitas tempe karena berkorelasi
positif dengan bobot dan volume tempe, pembuatan tempe kedelai hitam dengan
-
3
penambahan kapang 3g per kilogram kedelai kering dengan ketebalan 2cm
merupakan hasil terbaik dalam pembuatan tempe. Oleh sebab itu, berdasarkan
masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap studi
peningkatan kualitas Tembikar melalui metode pengecilan ukuran biji. Rumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengecilan ukuran biji karet berpengaruh terhadap kualitas tempe?
2. Apakah pengecilan ukuran biji karet dapat menghasilkan produk (tempe)
yang dapat menggantikan kedelai sebagai bahan dasar tempe?
1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh pengecilan ukuran biji karet terhadap proses dan
kualitas produk (tempe) yang dihasilkannya.
2. Memperoleh kualitas yang baik dari pembuatan tempe biji karet sebagai
alternatif pengganti kedelai.
1.3 Urgensi
Saat ini kedelai sebagai sumber bahan baku pembuatan tempe sebagian besar
diperoleh dari impor. Jika biji karet mampu menggantikan kedelai sebagai bahan
dasar pembuatan tempe maka angka impor kedelai di Indonesia dapat dikurangi
dengan cara peningkatatan kualitas Tembikar. Selama ini tempe biji karet dibuat
berdasarkan ukuran yang sama sehingga kualitas hasil tempe biji karet tidak
begitu diperhatikan, oleh sebab itu perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas
tempe biji karet melalui berbagai ukuran sehingga diharapkan mampu
menghasilkan kualitas yang baik.
1.4 Target dan Luaran yang Diharapkan
Target dan luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Produk berupa Tembikar yang dibuat dengan ukuran yang tepat mampu
menghasilkan kualitas tempe yang baik dan dapat dipasarkan untuk
-
4
menggantikan tempe berbahan dasar kedelai sebagai alternatif dalam
mengurangi kebutuhan impor kedelai.
2. Artikel ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi pembuatan Tembikar
dengan kualitas yang baik.
1.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan ini adalah mendapatkan solusi atau alternatif pengganti bahan
baku tempe dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sehingga mampu
mengurangi impor kedelai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biji Karet
Karet (Hevea braziliensis) mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki
cost produksi yang murah. Selama ini biji karet hanya dimanfaatkan sebagai bibit
tanaman saja, selebihnya dibiarkan terbuang. Kandungan protein yang terdapat
pada biji karet hampir sama bila dibandingkan dengan kedelai, namun biji karet
ini mengandung racun asam sianida (HCN). Berdasarkan hasil penelitian
diketahui kadar asam sianida (HCN) pada biji karet hanya 0,3% sehingga tidak
membahayakan untuk dikonsumsi. Racun ini terdapat pada bakal daunnya,
sehingga jika dimakan akan memabukkan. Namun dengan perlakuan yang tepat,
racun tersebut dapat dihilangkan dan biji karet ini dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuat tempe dan layak dikonsumsi masyarakat (Winarno, 1986).
2.2 Tempe
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional berbahan baku kedelai
dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Selama fermentasi, biji kedelai
terperangkap dalam rajutan miselia jamur membentuk padatan yang kompak
berwarna putih (Steinkraus, 1960). Tekstur yang kompak juga disebabkan oleh
miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai tersebut. Terjadinya
-
5
degradasi komponen-komponen dalam kedelai dapat menyebabkan terbentuknya
flavor yang khas setelah fermentasi (Kasmidjo, 1990).
2.3 Kandungan Gizi Biji Karet
Biji karet mengandung nilai gizi yang baik seperti protein (27%), lemak (32%),
mineral (2,4%) danair (9,1%) serta terdapat vitamin (A, B dan E). Jika melihat
komposisi tersebut, kita tahu bahwa kandungan gizi biji karet tidak kalah dengan
biji -bijian yang lainnya. Untuk itu, biji karet sangat berpotensi untuk diolah
menjadi bahan makanan, salah satunya yaitu tempe biji karet. Apalagi menurut
Wizna dkk. (2000) kandungan protein biji karet justru meningkat setelah menjadi
tempe yakni 30,15% sedangkan kedelai justru turun menjadi 22,41%.
Pemanfaatan biji karet sebagai bahan baku pembuatan tempe layak dikembangkan
mengingat bahan baku kedelai cenderung naik yang berdampak pula pada
kenaikan harga tempe. Dilihat dari sisi konsumsi, setiap hari orang Indonesia
sedikitnya mengkonsumsi 4,4gr - 20gr tempe, ini berarti prospek Tembikar patut
dan layak dikembangkan sebagai tempe komersil.
Tabel 1 Kandungan gizi biji karet dan biji-bijian lainnya
No. Biji (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air
1 Biji karet 27 32 1,34 9,1
2 Kacang Hijau 22 2,1 2,62 9,1
3 Kacang Tanah 25 3,42 8,21 1,4
4 Kecipir 32 8,17 0,36 5,1
5 Kedelai 34,9 14,1 34,8 8,0
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (1992).
2.4 Pembuatan Tempe
Tempe adalah makanan terkenal Indonesia yang dibuat dari kedelai melalui tiga
tahap. Tahap pertama adalah hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan
direndam kira-kira semalam. Menurut Ali (2008), perendaman dilakukan selama
12-16 jam pada suhu kamar (25- C). Tahap kedua adalah pemanasan biji
kedelai yang dilakukan dengan perebusan atau pengukusan. Tahap terakhir adalah
fermentasi oleh jamur tempe yang banyak digunakan ialah Rhizopus oligosporus
(Kasmidjo, 1990). Pada akhir fermentasi, kedelai akan terikat kompak. Pada
-
6
proses pembuatan tempe, cita rasa asli kedelai akan hilang dan dihasilkan flavor
tempe yang khas. Selama proses juga terjadi sintesis vitamin B12 sehingga
meningkatkan kualitas protein dan ketersediaan zat besi (Agosin dkk., 1989).
Dalam proses pembuatan tempe fermentasi merupakan tahap yang paling penting.
Fermentasi merupakan proses pengolahan yang dapat meningkatkan daya cerna,
kenampakan dan flavor. Proses pembuatan tempe melibatkan tiga faktor pendukung,
yaitu bahan baku (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan lingkungan (suhu,
pH, dan kelembaban. Dalam proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang
digunakan adalah biji kedelai yang telah direbus dan mikroorganisme yang digunakan
berupa kapang (Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae) dan lingkungan pendukung
al 6.8, kelembaban nisbi 70-80% (Ferlina, 2009).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen
Jurusan Teknik Pertanian, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
Laboratorium Pengawasan Mutu Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Lampung . Penelitian akan dilakukan dari bulan Maret 2014
sampai dengan bulan Juni 2014.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4
level perlakuan pengecilan ukuran biji karet, yaitu biji karet utuh (P1), biji karet
potong 2 (P2), biji karet belah 2 (P3), dan biji karet belah potong (P4). Setiap
perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan sehingga diperoleh 12 satuan
percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 2kg biji karet yang sesuai dengan
perlakuan. Total biji karet yang dibutuhkan adalah 24kg. Masing-masing
percobaan diberikan perlakuan suhu, lama fermentasi dan konsentrasi kapang
(Rhizopus olygosporus, Rhizopus oryzae) yang sama.
-
7
3.3 Pelaksanan Penelitian
Persiapan alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari baskom, ember, pisau, palu,
talenan, tampah, kompor, panci, alat penggoreng (wajan), nampan, dan beberapa
alat untuk analisis kimia meliputi uji proksimat dan kandungan asam sianida.
Sedangkan bahan yang digunakan terdiri dari biji karet yang siap pakai, kapang,
air, asam cuka (CH3COOH) dan daun pisang. Biji karet yang digunakan diperoleh
dari kebun produksi karet milik PTPN VII Bandar Lampung. Biji dicuci bersih
kemudian biji dikupas dari kulitnya menggunakan palu, setelah kulit (cangkang)
biji terlepas, daging biji di rendam selama 24 jam.
Proses pembuatan tempe biji karet
Proses pembuatan tembikar diperlihatkan pada gambar 2. Biji karet yang telah
direndam, biji direbus selama 1 jam pada suhu 100oC, tujuan dari perebusan dan
perendaman adalah supaya air dapat berdifusi ke dalam biji karet. Untuk
menghilangkan kandungan asam sianida dalam biji karet, setelah direbus bakal
daun pada biji dibuang lalu ditiriskan. Selanjutnya biji karet direndam kembali
selama 24 jam dengan menambahkan larutan asam cuka untuk merangsang proses
laju fermentasi, setelah itu biji karet dikukus pada suhu 100oC selama 20-30 menit
supaya menjadi lunak sehingga dapat ditembus oleh miselia kapang yang menyatukan
biji dan tempe menjadi kompak. Biji karet kukus ini lalu ditiriskan dan didinginkan
sampai suhu 300C hingga air tidak menetes lagi. Kemudian diberi kapang tempe
(Rhizopus oryzae) sebanyak 2 gram ( 0,2 % dari bobot biji karet) sambil diaduk
aduk sampai rata. Selanjutnya dikemas dengan daun pisang. Setelah dikemas
daun pisang dilubangi sebagai sirkulasi udara. Kemudian tempe disimpan pada
tempat yang tidak tertutup dengan suhu kamar dan diamkan selama 3 hari 2
malam.
Pengamatan
Variable yang diamati dari percobaan ini adalah kualitas tempe yang dihasilkan
melalui uji organoleptik yaitu: (1).Tekstur tembikar (2). Kenampakan warna
tembikar, (3). Aroma tembikar dan (4). Rasa tembikar (5) penerimaan
-
8
keseluruhan serta analisis kimia meliputi uji proksimat dan kandungan asam
sianida (HCN).
Gambar 1. Diagram alir pembuatan tembikar
Analisis
Data yang diperoleh, dianalisis sidik ragamnya. Selanjutnya jika terjadi perbedaan
karena pengaruh perlakuan, data dilanjutkan dengan uji nilai tengah dengan
menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5%. Kemudian
analisis uji dilakukan terhadap sifat organoleptik.
Persiapan bahan baku biji karet 2kg
Perendaman I (1x24 jam)
Perebusan 100oC (1 jam)
Penirisan, pencucuian I
Pembelahan sesuai perlakuan
Pencucian II
Perendaman II (1x24 jam)
Mulai
Analisis dan Uji
Selesai
Pengukusan dan penirisan
Inokulasi pengadukan
Pembungkusan dan Fermentasi
CH3COOH
Kapang
Daun Pisang
Air 20L
Air 20L
-
9
IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIA TAN
4.1 Anggaran Biaya
Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini adalah Rp. 11.272. 000,- (Sebelas Juta
Dua Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah). Dengan rincian pada tabel 2.
Tabel 2. Rincian biaya penelitian
No. Uraian Biaya (Rp)
1. Perincian Biaya Peralatan Penunjang 6.415.000,00
2 Perincian Biaya Habis Pakai 1.007.000,00
3 Perincian Biaya Perjalanan 2.700.000,00
4 Perincian Biaya Lainnya 1.150.000,00
Jumlah 11.272.000,00
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Jadwal kegiatan
JENIS KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN
Pengadaan alat dan bahan
Konsultasi
PELAKSANA AN
Cek bahan & alat
Pelaksanaan penelitian
PEMBAHASAN
Analisa Hasil
Evaluasi kegiatan
Monitoring
PELAPORAN
Penyusunan laporan
Konsultasi laporan
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Agosin E., D. Diaz, R. Aravena, and E. Yanez, 1989. Chemical and Nutritional
Characterization of Lupine Tempeh. Journal of Food Science 54(1):
102 104.
Ali, I. 2008. Buat Tempe Yuuuuk. http://iqbalali.com/2008/05/07/buat-tempe-
yuuuuk/. (Diakses pada tanggal 2 September 2013).
BPS. 2012. Berita Resmi Statistik. Juli.No 43/07.
Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3144-
1992.
Ferlina, F. 2009. Tempe. http://www.adln.lib.unair.ac.id/go.php. (Diakses pada
tanggal 2 September 2013).
Kasmidjo, R.B., 1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta
Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Nurhidajah. 2010. Daya Terima dan Kualitas Protein In Vitro Tempe Kedelai
Hitam(Glycine soja) yang Diolah Pada Suhu Tinggi. Tesis Magster Gizi
Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.
Steinkraus, K.H., 1983. Indonesian Tempeh and Related Fermentation. Dalam :
Handbook of Indigenous Fermented Foods, ed. KH. Steinkraus. Marcel-
Dekker Inc., NY. Hal 1-94.
Winarno, F.G. 986. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Wizna, K., A. Apriyantono, D. Fardias, N.L. Puspitasari, Sedarnawati dan S.
Budianto. 2000. Pemanfaatan Produk Fermentasi Biji Karet (Hevea
brasiliensis) dengan Rhizopus oligosporus dalam Ransum Ayam Boiler.
Puslitbangnak, Bogor.
-
11
-
12
-
13
-
14
-
15
-
16
Lampiran 2
Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
No. Material Kuantitas
Harga satuan
(Rp) Jumlah
1. Kompor Buah 4 700.000 2.800.000
2. LPG + tabung (25 kg) Buah 4 250.000 1.000.000
3. Regulator Buah 4 250.000 1.000.000
4. Alat penggoreng (wajan) Unit 4 35.000 140.000
5. Panci Buah 4 45.000 180.000
6. Ember Buah 8 10.000 80.000
7. Baskom Buah 4 15.000 60.000
8. Pisau Buah 5 10.000 50.000
9. Tampah Buah 4 10.000 40.000
10. Talenan Buah 5 12.000 60.000
11. Masker Kotak 3 30.000 90.000
12. Sarung Tangan Kotak 3 30.000 90.000
13. Tisue Kotak 2 12.500 25.000
14. Rak Tempe Buah 6 60.000 360.000
15. Sutil penggoreng Buah 4 25.000 100.000
16. Serokan Buah 4 15.000 60.000
17. Gayung Buah 5 6.000 30.000
SUB TOTAL (Rp) 6.415.000
2. Bahan Habis Pakai
No. Material Kuantitas
Harga satuan
(Rp) Jumlah
18. Biji karet Kg 40 10.000 400.000
19. Kapang Tempe Kg 5 20.000 100.000
20. Asam Cuka Botol 10 10.000 100.000
21. Minyak goreng kg 20 15.000 300.000
22. Bawang Putih kg 2 15.000 30.000
23. Garam pak 1 12.000 12.000
24. Ketumbar kg 15.000 15.000
25. Daun pisang kg 5 10.000 50.000
SUB TOTAL (Rp) 1.007.000
-
17
3. Perjalanan
No. Material Kuantitas
Harga satuan
(Rp) Jumlah
26. Perjalanan pembelian alat
dan bahan kali 3 500.000 1.500.000
27. Biaya Laboratorium unit 3 400.000 1.200.000
SUB TOTAL (Rp) 2.700.000
Lain lain
No. Material Kuantitas
Harga satuan
(Rp) Jumlah
28. Dokumentasi 300.000
29. Penyusunan Laporan Awal 300.000
30.
Penyusunan Laporan
Akhir 300.000
31. Borang Panelis 50.000
32. Lain-Lain (pustaka) 200.000
SUB TOTAL (Rp) 1.150.000
Total (Keseluruhan) 11.272.000
-
18
Lampiran 3
Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan PembagianTugas
No. Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi
Waktu
(jam/mg)
Uraian Tugas
1 M. Agung
Hardiyanto
/1314071038
Teknik
Pertanian
Teknologi
Pertanian
28 Penanggung jawab
penelitian,
perencanaan dan
analisis keuangan
2 Wawan
Setiawan/
1014071054
Teknik
Pertanian
Teknologi
Pertanian
24 Pengadaan alat dan
bahan, pelaksanaan
serta pelaporan
kegiatan
3 Agus Pariyanto/
1014121065
Agro-
teknologi
Pertanian 22 Pengamatan dan
pelaporan kegiatan
4 Hasep Rita/
1214071037
Teknik
Pertanian
Teknologi
Pertanian
22 Administrasi dan
keuangan
5 Isnaini Rahmadi/
1114051028
Teknologi
Hasil
Pertanian
Teknologi
Pertanian
22 Pengamatan dan
pelaporan kegiatan
-
19