Pkm p Analisis Terhadap Iklan

20
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ANALISIS TERHADAP IKLAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA TIGA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL INDONESIA TAHUN 2010 BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Akhmad Zaynuddin 0806335536/ 2008 Kartika Ayuna Kuncoroputri 0806336394/ 2008 Rizqy Chandra Eka Putra 0806336955/ 2008 Tizi Dzul Khair 0806337200/ 2008 Tri Mulyani 0806337213/ 2008 UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010

description

contoh pkm penelitian

Transcript of Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Page 1: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS TERHADAP IKLAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA TIGA

STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL INDONESIA TAHUN 2010

BIDANG KEGIATAN

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Akhmad Zaynuddin 0806335536/ 2008

Kartika Ayuna Kuncoroputri 0806336394/ 2008

Rizqy Chandra Eka Putra 0806336955/ 2008

Tizi Dzul Khair 0806337200/ 2008

Tri Mulyani 0806337213/ 2008

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2010

Page 2: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Analisis Terhadap Iklan Obat Bebas Terbatas pada Tiga

Stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia Tahun 2010

Bidang Kegiatan : PKM-P

Ketua Pelaksana Kegiatan:

a. Nama Lengkap : Akhmad Zaynuddin

b. NPM : 0806335536

c. Jurusan : Kesehatan Masyarakat

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesia

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jln. Sawah Baru No. 4 Koja Jakarta

085714824641

f. Alamat email :[email protected]

g. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang

Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika Apt, M.Sc

b. NIP : 196706031993032002

c. Alamat Rumah : Pesona Kayangan Blok FJ No.8 Depok

d. No. Telp/ HP : 08568470670

Depok, 25 Agustus 2010

Menyetujui

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa Ketua Pelaksana Kegiatan

(Nisfarwati Volini, SKM, MKM) (Akhmad Zaynuddin)

NUP. 100013011 NPM. 0806335536

Dosen Pendamping

(Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika Apt, M.Sc)

NIP. 196706031993032002

Page 3: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Latar Belakang

Obat merupakan sebuah komoditas khusus yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia. Komoditas obat dapat berperan mulai dari tahap

penyembuhan, pemulihan, dan peningkatan suatu kondisi kesehatan. Penggunaan

komoditas ini harus memperhatikan dosis dan petunjuk penggunaan, karena obat

tidak hanya memberikan efek terapi/efek positif, namun juga beberapa efek

negatif seperti efek samping, efek toksik, toleransi, dan kontraindikasi yang

apabila terjadi kesalahan penggunaan akan menyebabkan keracunan obat dan

dapat berujung pada kematian.

Obat dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok, salah satunya

kelompok obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas adalah kelompok obat keras

yang dosisnya diturunkan sehingga obat ini dapat dijual secara bebas di pasaran

tanpa menggunakan resep dokter. Kelompok obat ini memiliki kode lingkaran

biru dengan garis tepi hitam di kemasannya. Selain itu, kelompok obat bebas

terbatas dan kelompok obat bebas dapat melakukan promosi produk/iklan.

Sebuah promosi yang tepat sangat penting dalam periklanan obat termasuk

pada kelompok obat bebas terbatas. Informasi yang disampaikan dalam iklan obat

akan berpengaruh terhadap pengetahuan masyarakat mengenai obat tersebut dan

juga dalam hal pembuatan keputusan saat melakukan pengobatan sendiri. Agar

informasi tentang pemakain obat dapat diterima secara tepat oleh masyarakat,

diperlukan informasi yang tepat pula sesuai peraturan yang berlaku.

Di Indonesia sudah terdapat peraturan mengenai periklanan obat bebas dan

bebas terbatas, yaitu SK Menkes No. 386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang Pedoman

Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman. Peraturan tersebut

berisi ketentuan umum tentang periklanan obat, seperti apa saja yang harus ada

dan tidak boleh ada dalam sebuah iklan obat. Ada banyak pihak yang berperan

dalam alur pembuatan hingga penayangan iklan obat, seperti BPOM, produsen,

production house, dan stasiun televisi yang dalam peraturan tersebut peran mereka

belum diatur dengan jelas.

Pada periklanan obat bebas dan obat bebas terbatas di Indonesia terdapat

gap antara iklan yang beredar dengan peraturan yang berlaku. Hal ini sudah

Page 4: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

banyak terjadi terutama pada tahun 1990-an. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rosmelia pada 3 majalah populer selama tahun 1990-1992, dengan

hasil 69% iklan tidak menyebutkan nama zat aktif secara benar, 29% salah dalam

menyebutkan indikasi, hanya 17% iklan yang mencantumkan peringatan/

perhatian, 0% yang menyebutkan kontraindikasi, dan secara keseluruhan hanya

4% yang memenuhi kriteria WHO. Sejak dikeluarkannya SK Menkes No.

386/Men.Kes/SK/IV/1994 penyimpangan iklan obat pun masih cukup banyak

terjadi. Menurut Drs. Bambang Dwiatmoko, M Biomed, Kepala Subdit Surveilens

Keamanan Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik BPOM pada

tahun 2007 terjadi penyimpangan iklan obat sebesar 30%. Dan pada tahun 2009

penyimpangan iklan obat bebas dan bebas terbatas yang terjadi sebesar 20-25%

(Vera, 2009).

Masalah periklanan obat merupakan sebuah hal yang kompleks karena

tidak hanya obat merupakan sebuah komoditas khusus, namun juga banyaknya

pihak yang terkait dalam pembuatan hingga penayangannya. Menurut kepala

BPOM, dasar hukum yang ada saat ini belum kuat dan juga belum dapat

diterapkan sanksi bagi para pelaku pelanggaran, yang dapat dilakukan hanya

memberikan peringatan pertama, kedua, ketiga dan pencabutan izin (Antara News,

2007). Untuk meminimalisasi dampak dari tidak adanya sanksi tersebut, BPOM

membuat kebijakan untuk mempersulit pengurusan izin iklan bagi para pelaku

pelanggaran.

Menurut Armen Muchtar dari Departemen Farmakologi dan Terapeutik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, informasi kesehatan komersial yang

salah atau tidak tepat mengakibatkan kemubaziran dan dapat mengancam jiwa

konsumen. Seperti yang terjadi pada Saidi, warga Desa Kandang, Kecamatan

Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, ia mengalami kelumpuhan dan kulitnya

melepuh akibat sering minum obat generik. Pria berusia 57 tahun itu tergolek

lemah di ruang Nusa Indah Rumah Sakit Umum Dokter Abdurrahem Situbondo.

Menurut Sugik, anak Saidi, sang ayah mengonsumsi obat generik yang dibeli di

warung untuk mengobati penyakit reumatik dan flu tulangnya yang sering

kambuh (Yaqin, 2010). Obat yang dikonsumsi merupakan salah satu jenis obat

bebas terbatas, yaitu kelompok obat analgetik antipiretik. Perilaku

Page 5: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

penggunasalahan obat (misuse) dari Saidi dapat terjadi karena informasi salah

atau informasi yang diterima tidak benar/salah sehingga menyebabkan

pemahaman/pengetahuan tentang obat menjasi salah.

Perumusan Masalah

Seperti yang kita ketahui obat merupakan suatu komoditas yang unik dan

memerlukan perlakuan khusus. Termasuk obat bebas terbatas yang merupakan

obat keras namun, dapat dijual bebas di pasaran tanpa menggunakan resep dokter.

Maka dengan sifatnya tersebut, promosi obat yang tepat dan benar menjadi hal

yang sangat penting dalam menghubungkan informasi antara produsen dan

konsumen agar mencegah dampak pengobatan yang tidak diinginkan.

Sejak dikeluarkannya SK Menkes No.386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang

Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika,

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan-Minuman, penyimpangan

iklan obat masih cukup banyak terjadi. Menurut BPOM tahun 2007 masih terjadi

penyimpangan sebesar 30%. Pada tahun 2009, penyimpangan iklan obat yang

terjadi sebesar 20-25% (Vera, 2009).

Stasiun televisi “X” dengan 48 stasiun relay-nya disaksikan oleh sekitar

180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kira-kira

80% dari jumlah penduduk Indonesia. Stasiun televisi “Y” melalui 47 stasiun

transmisi, mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta

potensial pemirsa. Dan stasiun televisi “Z” memiliki program-program menarik

dengan rating yang tinggi dan juga cakupan pemirsa yang luas. Hal-hal di atas

menarik minat produsen obat untuk mempromosikan produk mereka di stasiun-

stasiun televisi tersebut.

Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai terjadinya

fenomena tersebut dengan melakukan analisis terhadap iklan obat di tiga stasiun

televisi swasta nasional yang meliputi kesesuaian informasi pada periklanan obat

bebas terbatas, proses periklanan obat, penyebab penyimpangan, dan pihak-pihak

yang bertanggung jawab pada periklanan obat bebas terbatas.

Tujuan

Page 6: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Tujuan Umum

Mengetahui letak gap pada periklanan obat bebas terbatas dengan

melakukan analisis terhadap iklan obat bebas terbatas dari perspektif positif dan

negatif pada tiga stasiun televisi swasta nasional Indonesia tahun 2010.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui secara mendalam rantai/alur pembuatan iklan obat

bebas terbatas mulai dari pabrik/produsen sebagai pihak yang ingin

membuat iklan, kemudian BPOM yang berperan pada penilai, pemberi izin

serta pengawas penayangan iklan, lalu berlanjut kepada production house

sebagai pembuat iklan, hingga akhirnya kepada stasiun TV sebagai pihak

yang menayangkan iklan.

2. Untuk mengetahui secara mendalam pemahaman/persepsi dan sikap

masyarakat mengenai iklan obat bebas terbatas sebagai konsumen.

Luaran yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan awareness dari para

pelaku periklanan obat bebas terbatas. BPOM dapat meningkatkan perannya

dalam hal pembuatan peraturan yang lebih kuat dengan sangsi yang lebih tegas,

pengawasan iklan obat dengan dibentuknya tim pengawas, serta pemberian izin

periklanan yang lebih selektif. Produsen dan production house memperhatikan

peraturan yang berlaku serta kualitas informasi dari obat yang akan diiklankan

saat mendisain dan membuat iklan. Stasiun televisi mengetahui mengenai

peraturan periklanan obat dan hanya menayangkan iklan obat bebas terbatas yang

memenuhi peraturan. Sedangkan bagi para konsumen, diharapkan mendapatkan

informasi tentang obat bebas terbatas yang tepat dan akurat sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan, dan akhirnya tidak terjadi penggunasalahan obat

(misuse).

Manfaat Penelitian

1. Diketahuinya rantai/alur pembuatan iklan obat bebas terbatas secara

mendalam dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para

pembuat kebijakan iklan obat, khususnya BPOM dalam mengatur dan

Page 7: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

mengawasi periklanan obat di Indonesia. Selain itu, dapat digunakan

sebagai pertimbangan BPOM, produsen obat, dan production house dalam

mencari solusi masalah penyimpangan periklanan obat.

2. Dengan adanya peningkatan awareness dari para pelaku periklanan obat

bebas terbatas dapat meningkatkan kualitas informasi iklan obat sehingga

akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat mengenai obat bebas

terbatas dan dapat meminimalisasi penggunasalahan (misuse) obat bebas

terbatas.

Tinjauan Pustaka

1. Penggolongan Obat

- Golongan Obat Narkotika

Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan fisik,

psikis dan toleransi. Semua jenis obat ini harus diperoleh dengan resep dokter

asli, tidak boleh dengan menggunakan copy resep.

- Golongan Obat Keras

1. Obat Keras Tertentu (OKT)/ Psikotropika

Kelompok obat keras yang dapat menimbulkan

ketergantungan/ psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

aktivitas mental dan perilaku. OKT dapat diperoleh baik dengan resep asli

dokter maupun copy resep.

2. Obat Keras (OK)

Semua obat yang digunakan dengan cara merobek jaringan

parental (suntik), termasuk juga jenis obat baru yang tidak

menimbulkan ketergantungan. OK dapat diperoleh baik

dengan resep asli dokter maupun copy resep.

3. Obat Bebas Terbatas (OBT)

Page 8: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Obat keras yang diturunkan dosisnya, sehingga dapat dijual

atau dibeli bebas tanpa resep dokter. Kelompok OBT disertai

dengan tanda peringatan pada kemasannya.

- Golongan Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan

dapat dibeli tanpa resep dokter.

2. Peraturan-peraturan dan Kebijakan Mengenai Obat

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994

Pedoman teknis umum periklanan obat ,diantaranya:

1. Obat yang diiklankan adalah obat yang tergolong dalam obat bebas atau

obat bebas terbatas.

2. Obat yang diiklankan harus mendapat nomor persetujuan pendaftaran dari

Departemen Kesehatan RI.

3. Iklan obat dapat diedarkan di media massa setelah rancangan iklan dan

nama obat tersebut disetujui oleh Departemen Kesehatan RI

4. Informasi obat dalam iklan harus obyektif, lengkap, dan tidak

menyesatkan

5. Iklan obat tidak boleh :

a. Diperankan oleh tenaga profesi kesehatan atau aktor yang berperan

sebagai profesi kesehatan dan atau menggunakan "setting" yang

beratribut profesi kesehatan dan laboratorium.

b. Memberikan anjuran dengan mengacu pada pernyataan profesi

kesehatan mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat.

c. Memberikan anjuran mengenai khasiat, keamanan dan mutu obat

secara berlebihan.

Page 9: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

d. Mendorong penggunaan berlebihan dan penggunaan terus menerus.

e. Menunjukkan efek instan sesudah penggunaan obat.

f. Ditujukan untuk anak-anak atau menampilkan anak-anak tanpa

adanya supervisi orang dewasa atau memakai narasi suara anak-anak

yang menganjurkan penggunaan obat.

g. Menggambarkan bahwa keputusan penggunaan obat diambil oleh

anak-anak.

h. Menawarkan hadiah ataupun memberikan pernyataan garansi tentang

indikasi, kegunaan/manfaat obat.

6. Iklan obat harus:

a. Memuat anjuran untuk mencari informasi yang tepat kepada profesi

kesehatan mengenai kondisi kesehatan tertentu.

b. Mencantumkan spot peringatan perhatian sebagai berikut: BACA

ATURAN PAKAI JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI

DOKTER.

7. Untuk Media Televisi : Spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang

jelas terbaca pada satu screen/gambar terakhir dengan ukuran minimal

30% dari screen dan ditayangkan minimal 3 detik.

Etika Promosi WHO.

Di dalam etika promosi WHO ada beberapa criteria dalam periklanan obat,

diantaranya adalah:

- Iklan tidak boleh membawa keresahan bagi masyarakat

- Iklan tidak boleh ditujukan pada anak.

- Klaim untuk indikasi harus didasarkan pasda bukti ilmiah (Uji klinis).

(WHO, 1988, halaman 8-9)

- List-list yang harus ada dalam iklan adalah bahan aktif, nama dagang,

indikasi, efek samping, kontraindikasi dan peringatan, nama pabrik atau

distributor, dan cara pemakaian.

( WHO, 1988, halaman 9)

- Bahasa yang digunakan harus mudah dimengerti

(WHO, 1988 Halaman 13-14)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Iklan Obat

Page 10: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Iklan merupakan bentuk komunikasi non personal yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang bersifat menawarkan suatu produk barang atau jasa

kepada masyarakat melalui suatu media. Beberapa faktor yang melatarbelakangi

pembuatan iklan menurut beberapa ahli diantaranya:

1. Menurut Jackson dan Musselman (1992), terdapat tiga alasan politik yang

mempengaruhi pembuatan iklan, yaitu:

- Retain: mempertahankan pelanggan „loyal‟ serta menghimbau pelanggan

sekarang untuk meningkatkan pembelian mereka,

- Retrieve: menarik kembali pelanggan yang „hilang‟ serta memperlambat

arus pelanggan yang sekarang menjauh dari merk yang disenangi,

- Recruit: merekrut pelanggan „baru‟, meningkatkan arus pelangggan ke

arah produk yang diiklankan, mengganti pelanggan yang pindah ke

pesaing serta secara umum untuk memperluas pasar secara keseluruhan.

2. Menurut Rossister dan Percy (1987), pembuatan iklan bergantung pada tujuan

dari si pembuat iklan, terdapat lima tingkatan tujuan sebuah promosi:

- Category need (menumbuhkan persepsi pembeli terhadap kebutuhan)

- Brand awareness (memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang

suatu produk pada konsumen)

- Brand attitude (mendorong pemilihan terhadap suatu produk)

- Brand purchase intention (memberikan „instruksi‟ agar konsumen tergerak

dan bertindak atau membeli suatu produk)

- Purchase fasilitation (upaya mendukung kelemahan faktor pemasaran)

Maka dari itu dengan adanya iklan, produsen akan lebih mudah dalam

memasarkan produknya dan pada akhirnya keuntungan yang didapat

perusahaan akan semakin besar.

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian, kami memilih pendekatan kualitatif

dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) yang menggunakan

matriks penelitian sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Page 11: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Keterangan:

Informan: 1 = BPOM 3 = Production House 5 = Masyarakat

2 = Produsen Obat 4 = Stasiun Televisi

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi : 1. Kantor BPOM 4. Kantor Stasiun Televisi

2. Kantor Produsen Obat 5. Lingkungan Masyarakat

3. Kantor Production House

Waktu : Penelitian direncanakan akan berjalan selama 4 bulan.

Tujuan Khusus Informasi Diperlukan Informan

Rantai/alur

pembuatan iklan

Obat Bebas

Terbatas hingga

sampai ke

masyarakat.

Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan periklanan Obat

Bebas Terbatas (OBT).

1,2,3,4

Implementasi Undang-undang atau Peraturan yang berlaku

dalam membuat iklan

2, 3, 4

Prosedur dan mekanisme perizinan pembuatan hingga

pengawasan iklan Obat Bebas Terbatas (OBT).

1,2,3,4

Strategi BPOM dalam mensosialisasikan peraturan mengenai

iklan obat

1,2,3,4

System koordinasi (keterkaitan) antara BPOM, PH dan produsen

obat dalam proses pembuatan iklan.

1,2,3,4

Badan/tim khusus yang dibuat BPOM untuk mengawasi proses

pembuatan iklan hingga beredar ke masyarakat.

1

Tindakan yang dilakukan BPOM selaku badan pengawas dan

perizinan iklan dalam menyikapi iklan yang menyimpang.

1,2,3

Pendapat mengenai banyaknya iklan obat yang menyimpang dari

peraturan yang dikeluarkan oleh BPOM maupun WHO.

1,2,3,4

Cara produsen menetapkan/memilih sebuah Production House

untuk membuat iklan.

2,3

Informasi dan pesan apa saja yang biasa di sampaikan oleh

produsen obat kepada production house saat terjadi kesepakatan

pembuatan iklan.

2,3

Pemahaman mengenai etika profesi tenaga kesehatan (dokter,

Perawat, dll)

2,3

Hambatan/kesulitan yang dimiliki oleh BPOM dalam melakukan

perizinan dan pengawasan iklan obat.

1

Hambatan yang dirasakan production house dalam membuat

iklan obat yang sesuai dengan keinginan produsen obat dan

undang-undang.

3

Solusi yang dilakukan oleh BPOM, produsen obat, dan

production house, dalam menagani hambatan-hambatan yang

dirasakan

1,2,3

Pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat terhadap iklan OBT

yang ditayangkan

5

Page 12: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Informan

Sumber informasi dalam penelitian ini adalah:

1. BPOM, sebagai pemberi izin dan pengawas periklanan obat Indonesia,

serta pihak yang mengetahui aspek legal (hukum) dari periklanan obat

bebas terbatas (OBT) di Indonesia.

2. Produsen, sebagai pihak yang memproduksi obat bebas terbatas.

3. Production House, sebagai pihak yang membuat iklan OBT.

4. Stasiun televisi, sebagai pihak yang menerima penanyangan dan

menayangkan iklan obat bebas terbatas.

5. Masyarakat, sebagai pihak yang menerima informasi dari iklan.

Teknik Pengumpulan Data

Dari ketiga sasaran di atas akan diambil beberapa sampel yang nantinya

akan dikumpulkan data langsung oleh tim penulis. Instrument yang disiapkan

adalah pedoman wawancara mendalam.

Pengamatan terhadap iklan obat bebas terbatas di 3 stasiun televisi

dilakukan selama 2 minggu dengan cara pengamatan langsung oleh peneliti

selama 16 jam (jam 07.00-23.00). Setiap iklan yang muncul dicatat mengenai

waktu munculnya iklan (jam, hari dan tanggal), stasiun televisi yang

menayangkan, nama/merek dagang obat, informasi yang diberikan, dan hal-hal

yang tidak sesuai dengan peraturan periklanan obat bebas terbatas.

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data

Sumber

Informasi

Cara Pengumpulan

Data Siapa/Bagian Apa

Jumlah

Informan

BPOM Wawancara

Mendalam

- Bagian Aspek Legal Periklanan

- Unit Pemberi Izin Periklanan yang

melakukan proses penilaian terhadap

obat yang akan menayangkan iklan

2 Orang

Produsen Wawancara

Mendalam - Kepala bagian marketing perusahaan 3 Orang

Production

House

Wawancara

Mendalam - Creative director 3 Orang

Stasiun Televisi Wawancara

Mendalam - Penerima kontrak penayangan iklan 3 Orang

Masyarakat Wawancara

Mendalam

- Penonton iklan obat bebas terbatas

yang dikelompokkan berdasarkan

pendidikan (SMP, SMA, dan Perguruan

3 Orang

Page 13: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Tinggi) dengan usia 31-50 tahun.

Manajemen dan Analisis Data

Data kualitatif dikelola mengikuti tahap-tahap:

1. Transkrip hasil wawancara mendalam, transkrip ini dibuat dalam kurun

waktu <24 jam setelah wawancara selesai.

2. Pengisian laporan wawancara oleh pewawancara.

3. Analisis data dengan uji validitas triangulasi sumber. Dilakukan

crosscheck antara ketiga sumber data dan crosscheck dengan sumber

data lain yaitu dalam hal ini berkonsultasi pada bagian aspek legal di

BPOM mengenai jawaban-jawaban ketiga informan (produsen,

production house, dan stasiun televisi).

Prosedur Etik

Dalam penelitian ini, terhadap sasaran/ sumber informasi kami akan

menjunjung tinggi etik dengan tidak menanyakan hal-hal yang akan menimbulkan

ketidaknyamanan seperti masalah keuangan. Sebelum wawancara dilakukan akan

ada permintaaan kesediaan narasumber untuk di wawancara dengan cara

pengisian inform consent. Penelitian yang kami lakukan ditekankan dengan tujuan

hanya semata-mata untuk kepentingan ilmiah, tidak untuk menjatuhkan atau

menaikkan kedudukan salah satu pihak. Kami juga menjamin kerahasiaan data

yang kami dapatkan dari narasumber.

Jadwal Kegiatan

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan

Bulan

PIC I II III IV

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

1 Pengamatan

Iklan Obat x x

Tika,

Zay,

Tri,

Rizqy,

Tizi

2 Perizinan x x

Zay

3

Wawancara

Ke

Masyarakat

x

Tri

4 Wawancara x x

Zay

Page 14: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Ke BPOM

5

Wawancara

Ke Stasiun

Televisi

x x

Tika

6

Wawancara

Ke Produsen

Obat

x x

Tizi

7

Wawancara

Ke Production

House

x x Rizqy

8 Analisis Data

x x

Zay,

Tri,

Rizqy,

Tizi,

Tika

9 Penyusunan

Laporan

x

Rizqy,

Tizi,

Tri,

Tika,

Zay

Rancangan Biaya

Table 4. Rancangan Biaya

No Bentuk Kegiatan Jenis Pengeluaran Jumlah Pengeluaran Total

1. Perizinan Kesekretariatan 200000

Biaya telepon 100000

Transportasi 200000 500000

2. Kunjungan ke

produsen obat Transportasi 900000

Biaya telepon 300000 1200000

3. Kunjungan ke

Production House Transportasi 900000

Biaya telepon 300000 1200000

4. Kunjungan ke BPOM Transportasi 600000

Biaya telepon 200000 800000

5. Kunjungan ke stasiun

TV Transportasi 900000

Biaya telepon 300000 1200000

6. Wawancara dengan

masyarakat Transportasi 900000

Biaya telepon 300000 1200000

7. Penyusunan laporan Kesekretariatan

3 bendel laporan

(pemberi dana, badan

pemerintahan, peneliti) 600000 600000

8. Lain-lain Cetak foto dokumentasi 300000 300000

TOTAL 7000000

Page 15: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azruldan Joedo Prihartono. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Bina Putra

Hartono, Arif. 2005. www.journal.uii.ac.id. Moralitas Iklan: Menghindarkan

Keterjebakan Produsen dari Praktek Periklanan yang Kontra Produktif.

Diunduh pada tanggal 9 Juli 2010.

Green, Judith dan Nicky Thorogood. 2009. Qualitative Methods for Health

Research. London: SAGE Publication Ltd.

Sirait, Midian. 2008. Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia. Jakarta: ISFI

Penerbit

Suryawati, Sri. 1997. www.farklin.com. Etika Promosi Obat Bebas dan Bebas

Terbatas. Diunduh pada tanggal 9 Juli 2010.

Tanpa Nama. 2006. www.binfar.depkes.go.id. Pedoman Penggunaan Obat Bebas

dan Babas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen

Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. Diunduh pada

tanggal 10 Juni 2010

Yoga, Angga Alit Ananta. 2009. www.etd.eprints.ums.ac.id. Analisis Iklan Obat

Bebas dan Obat Bebas Terbatas pada Enam Media Cetak yang Beredar di

Kota Surakarta Periode Bulan Februari-April 2009. Diunduh pada tanggal 9

Juli 2010.

Page 16: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

DAFTAR PERTANYAAN

Informan: Unit Pemberi Izin, dan Pengawas Periklanan Obat BPOM

1. Peraturan apakah yang dijadikan acuan oleh BPOM dalam memberikan

izin dan mengawasi periklanan obat bebas terbatas di Indonesia?

2. Bagaimanakah prosedur perizinan/ mekanisme pembuatan suatu iklan obat

bebas terbatas?

3. Bagaimanakah pengawasan yang dilakukan BPOM terhadap iklan obat

bebas terbatas yang beredar di masyarakat? Adakah tim khusus?

4. Bagaimanakah system korodinasi antara BPOM, PH, produsen obat dan

stasiun televisi dalam proses pembuatan iklan obat bebas terbatas?

5. Bagaimana menurut pengamatan anda selama ini mengenai sikap produsen

dan production house untuk mengacu pada Undang-undang atau Peraturan

yang berlaku dalam membuat iklan obat bebas terbatas?

6. Bagaimana pendapat anda mengenai iklan obat bebas terbatas yang

menyimpang dari peraturan yang dikeluarkan oleh BPOM dan WHO?

7. Tindakan apa yang dilakukan BPOM selaku badan pengawas dan

perizinan iklan dalam menyikapi penyimpangan iklan obat bebas terbatas?

8. Bagaimana cara BPOM mensosialisasikan peraturan mengenai iklan obat

bebas terbatas kepada produsen, production house, dan stasiun televisi?

9. Apakah hambatan/kesulitan yang dimiliki oleh BPOM dalam melakukan

perizinan dan pengawasan iklan obat bebas terbatas?

10. Apakah solusi yang BPOM gunakan untuk menghadapi hambatan-

hambatan yang dirasakan?

Informan Praktisi Hukum dari Bagian Aspek Legal BPOM

1. Bagaimana menurut pandangan anda, mengenai iklan obat yang beredar di

media massa televisi?

2. Menurut pendapat anda apa penyebab dari penyimpangan iklan obat tsb?

3. Bagaimana sistem koordinasi yang baik untuk membuat iklan antara

BPOM, Produsen Obat, Production House?

4. Jika melihat standar iklan obat, banyak kriteria yang harus ada di dalam

iklan obat tersebut, sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa biaya

Page 17: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

penayangan iklan cukup mahal. Apakah menurut bapak ini dapat dijadikan

alasan iklan obat dibuat sesingkat mungkin sehingga menghilangkan

kriteria-kriteria tersebut?

5. Konsultasi jawaban yang diperoleh dari BPOM di unit perizinan

pembuatan iklan, Produsen Obat, Production House.

Informan: Produsen Obat

1. Apa sajakah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan periklanan obat

bebas terbatas yang anda gunakan sebagai acuan dalam membuat iklan?

2. Bagaimanakah prosedur perizinan/ mekanisme pembuatan suatu iklan obat

bebas terbatas?

3. Apa saja kriteria crucial yang anda ketahui harus ada dan tidak boleh ada

di iklan obat bebas terbatas sesuai SK Menkes, WHO, dan IFPMEA?

4. Bagaimanakah system korodinasi antara BPOM, PH, produsen obat dan

stasiun televisi dalam proses pembuatan iklan obat bebas terbatas?

5. Apa sajakah informasi dan pesan apa saja yang biasa di sampaikan oleh

produsen obat kepada production house saat terjadi kesepakatan

pembuatan iklan obat bebas terbatas?

6. Apakah anda mengetahui mengenai etika profesi tenaga kesehatan (dokter,

Perawat, dll)? Jelaskan!

7. Apakah selama ini berkonsultasi pada lembaga pengawas atau BPOM

setelah iklan obat bebas terbatas selesai di buat?

8. Bagaimana pendapat anda mengenai peraturan-peraturan yang terkait

dengan iklan obat bebas terbatas?

9. Bagaimana cara produsen menetapkan/memilih sebuah production house

untuk membuat iklan?

Informan: Production House

1. Apa sajakah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan periklanan obat

bebas terbatas yang anda gunakan sebagai acuan dalam membuat iklan?

2. Apakah kriteria-kriteria crucial yang anda ketahui harus ada dan tidak

boleh ada di iklan obat bebas terbatas sesuai SK Menkes, WHO, dan

IFPMEA?

Page 18: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

3. Bagaimanakah prosedur perizinan/ mekanisme pembuatan suatu iklan obat

bebas terbatas?

4. Bagaimanakah system korodinasi antara BPOM, PH, produsen obat dan

stasiun televisi dalam proses pembuatan iklan obat bebas terbatas?

5. Apa sajakah informasi dan pesan apa saja yang biasa di sampaikan oleh

produsen obat kepada production house saat terjadi kesepakatan

pembuatan iklan?

6. Apakah anda mengetahui mengenai etika profesi tenaga kesehatan (dokter,

Perawat, dll)? Jelaskan!

7. Apakah selama ini berkonsultasi pada lembaga pengawas atau BPOM

setelah iklan selesai di buat?

8. Apakah hambatan/kesulitan yang dirasakan dalam membuat iklan yang

sesuai dengan keinginan produsen obat?

Informan Stasiun Televisi

1. Apa sajakah peraturan-peraturan yang berkaitan dengan periklanan obat

bebas terbatas yang anda ketahui?

2. Apakah anda memperhatikan isi dari iklan obat bebas terbatas dan anda

cocokkan dengan peraturan yang berlaku sebelum iklan ditayangkan?

3. Siapa pihak yang mengurusi penayangan suatu iklan obat?

4. Bagaimana mekanisme terjadinya kesepakatan penayangan sebuah iklan

obat bebas terbatas?

5. Bagaimanakah system korodinasi antara BPOM, PH, produsen obat dan

stasiun televisi dalam proses pembuatan iklan obat bebas terbatas?

Informan Masyarakat

1. Apakah anda memperhatikan informasi yang disampaikan dalam iklan

tentang obat?

2. Bagaimana pendapat anda mengenai informasi yang di berikan iklan obat

di televisi? Apakah informasi sudah cukup jelas dan lengkap? Jelaskan!

3. Apakah anda hanya mengandalkan iklan obat untuk mengetahui jenis obat

penyakit tertentu dan cara penggunaannya?

4. Apakah anda memilih obat untuk pengobatan berdasarkan iklan yang

sering ada di televisi?

Page 19: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

BIODATA

Dosen Pembimbing

Nama Lengkap : Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika Apt, M.Sc

NIP : 196706031993032002

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 3 Juni 1967

Alamat : Jl Mutiara Depok FE-4 Depok

No. Telp. : 08568470670

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Dr. dra. Ratu Ayu Dewi Sartika Apt, M.Sc

Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Akhmad Zaynuddin

Nama Panggilan : Zay

NPM : 0806335536

Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 22 Desember 1989

Alamat : Jln. Sawah Baru No. 4 RT 004 RW 011 Koja Jakarta

Utara

No. Telp. : 021 4357738/ 085714824641

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Akhmad Zaynuddin

Anggota Kelompok

Nama Lengkap : Kartika Ayuna Kuncoroputri

Nama Panggilan : Tika

NPM : 0806336394

Page 20: Pkm p Analisis Terhadap Iklan

Alamat : Jln. Brigjen Katamso 87 RT 03 RW 02 Pangenrejo

Purworejo 54115

No. Telp. : 085643741160

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Kartika Ayuna Kuncoroputri

Nama Lengkap : Rizqy Chandra Eka Putra

NPM : 0806336955

Alamat : Jln. Nurul Iman No. 6 Metro Lampung

No. Telp. : 085279759776

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Rizqy Chandra Eka Putra

Nama Lengkap : Tizi Dzul Khair

NPM : 0806337200

Alamat : Jln. Bintara 13 No.48 RT/RW 004/013 Bintara Bekasi

17134

No. Telp. : 08568001929

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Tizi Dzul Khair

Nama Lengkap : Tri Mulyani

NPM : 0806337213

Alamat : Jln. Pertambangan, Komplek Timah D. 105 Karimun

No. Telp. : 081282721585

E-mail : [email protected]

Tanda Tangan

Tri Mulyani