Pkm Kc 12 Satrio Wicaksono Untirta Rancang Bangun Prototipe
-
Upload
ayun-makhzun -
Category
Documents
-
view
93 -
download
6
Transcript of Pkm Kc 12 Satrio Wicaksono Untirta Rancang Bangun Prototipe
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RANCANG BANGUN PROTOTIPE VENTILASI PENJEBAK DEBU SKALA
RUMAH MENGGUNAKAN SISTEM ELEKTROSTATIK PRECIPITATOR
BIDANG KEGIATAN :
PKM-KC
Diusulkan oleh :
Satrio Wicaksono 3331 10 1271 ( Angkatan 2010 )
Rendra Ardyanto 3331 10 0513 ( Angkatan 2010 )
Anggit Sri Kuncoro 3331 11 0037 ( Angkatan 2011 )
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2012
I
1.
3.
HALAMA}I PENGESAHAN
Judul Kegiatan : Rancang Bangun Prototipe Ventilasi Penjebak Debu Skala Rumah
Menggunakan Sistem Elektrostatik Precipitator
BidangKegiatan: ()PKM-P( )PKM-M ({)prU-rC
( )PKM-K ( )PKM-rKetua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIMc. Jurusan
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDNc. Alamat Rumah dan No. Telp./HP
6. Biaya Kegiatan Totala. DIKTIb. Sumber dana lain
7. langka Waktu Pelaksanaan
: Satrio Wicaksono
:3331101271: TeknikMesin
2 orung
: Ipick Setiawan, ST.,M.Eng
:440fi57707: JL. Palem Puteri atasT',{o.116
CILEGON-BANTEN/08 1 903740 1 98
d. Universitas/[ntansiiPoliteknik :UniversitasSultanAgengTirtayasae. Alamat Rumah dan No. Telp./HP : Jl. Tb Makmun no 5 RT/001 RW05 Kaujon
Buah Gede SERANG BANTEN/O83 88738602
f. Alamat e-mail : Satriowieaksorul9l2@gnail-com
: Rp.
: Rp.-t 1,996,000
4 bulan
Cilegon, 12 November 2012
Mesin Untirta
NrM.3331101271
DqgqPsndarnping
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN KULIT MUKA…………………………………..……………….....i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….……………ii
DAFTAR ISI…………………………….……………………………………….iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL……………………………………..………iv
LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………..…………..1
PERUMUSAN MASALAH………………………………………………...…….2
TUJUAN ………………………………………………………………………....2
LUARAN YANG DIHARAPKAN………………………………………..….…..2
KEGUNAAN …………………………………………………………………….3
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….…….3
METODE PALAKSANAAN………………………………………………….….6
JADWAL KEGIATAN …………………………………….………….………....9
RANCANGAN BIAYA……………………………………..………….…......…10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...12
LAMPIRAN
1) Biodata Ketua Serta Anggota Kelompok…………..…………….13
2) Biodata Dosen Pendamping………………………………..…….14
3) Desain Prototype Ventilasi Penjebak Debu…………….……..…15
iv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
GAMBAR
Gambar 1. Grafik Curah Hujan kota Serang 2011(Sumber BMKG)……..………1
Gambar 2. Diagram Skematik ESP (Mizuno 2000)…….…………….…….…….3
Gambar 3. Partikel dalam bidang seragam a) partikel bermuatan b) partikel
Terisi sebagian c) partikel pada pembebanan saturasi……………...…5
Gambar 4. Diagram Alir Tahapan Pembuatan Alat …….……….……….…...….7
Gambar 5. Diagram Alir Proses Pengujian ………..……………………….….....9
TABEL
Tabel 1. Rencana Jadwal kegiatan………………..………………………...……..9
Table 2. Rincian Rencana Biaya Alat dan Bahan ………...……………………..10
Table 3. Rincian Rencana Biaya Lain-Lain……………………………………...11
1
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Di zaman yang sudah serba canggih ini, alat-alat produksi dan sarana
transportasi berkembang secara pesatnya. Kegiatan produksi besar-besaran juga
terdapat di kota-kota besar, seiring dengan itu volume kendaraanpun bertambah
banyak. Dampaknya, produksi polusi udara yang ada di kota-kota besar itu juga
bertambah banyak. Apalagi di Negara Indonesia yang akhir-akhir ini menunjukkan
penurunan intensitas hujannya. Yang berakibat makin bertambahnya kadar polusi
yang ada di udara.
Gambar 1. Grafik Curah Hujan kota Serang 2011(Sumber BMKG)
Kota besar yang menjadi acuan penulis, untuk menulis karya ilmiah ini yaitu
kota serang dan sekitarnya. Sebagai tepat tinggal penulis kota serang ini memliki
intensitas curah hujan yang terbilang sangat kecil (BMKG 2011) oleh karenanya
polusi udaranya cukup menggangu. Polusi udara ini sendiri terdiri dari emisi gas
buang dan partikel-partikel debu. Untuk emisi gas buang (CO2,NOx,SOx,HC,PB, dll)
akan mengalir ke atas, karena emisi gas buang itu emiliki sifat udara panas yang akan
mengalir ke atas. Sedangkan partikel debu yang terkandung akan mengikuti aliran
angin dan jatuh ke permukaan dimana sudah tidak ada aliran angin yang
membawanya.
Debu yang beterbaran di udara sangat mengotori kebersihan udara yang dapat
mengganggu kesehatan manusia jika debu tersebut masuk kedalam tubuh manusia
secara terus-menerus dan dalam jumlah yang cukup banyak. Kebutuhan udara bersih
di kota-kota besar seperti sekarang ini pun bertambah seiring dengan pertambahan
penduduknya. Untuk masalah tersebut, sudah terdapat solusi yaitu dengan adanya alat
pendingin ruangan AC(Air Conditioner). Ruangan ber-AC dapat menghasilkan udara
dingin yang bersih tanpa debu. Namun dengan penggunaan AC tersebut dapat
menghasilkan gas Freon yang dapat merusak atmosfer, ditambah penggunaaan AC
tersebut memerlukan energi yang cukup besar. Sementara itu, saat ini kita sedang
galak melakukan program hemat energi.
Jika kita memandang dari segi keamanan bumi dan kesehatan manusia,
sebenarnya kebutuhan utama manusia adalah udara yang bersih, oleh karena itu
2
penulis memikirkan solusi lain dalam permasalahan peredaran debu yang sudah
makin tidak terkendali tersebut. Yaitu dengan membuat alat yang bisa mencegah
debu tersebut masuk ke tempat tinggal (rumah). Dengan menggunakan konsep listrik
statis, yaitu dengan kemampuan menarik partikel-partikel kecil ukuran debu yang ada
di sekitarnya.dengan penelitian lebih lanjut mengenai konsep tersebut diharapkan
dapat terciptanya sebuah alat yang dapat di gunakan untuk mencegah debu masuk ke
rumah tempat tinggal manusia tanpa harus mengorbankan atmosfer dan menambah
jumlah penggunaan pasokan energi.
B. PERUMUSAN MASALAH
Seiring dengan berkembangnya teknologi, menyebabkan banyaknya aktifitas
manusia yang berdampak pada lingkungan yaitu pemanasan global. Meningginya
suhu lingkungan akibat kurangnya penghijauan berdampak pada berkurangnya angka
rata-rata curah hujan setiap tahunnya, yang dalam hal ini menyebabkan produksi debu
yang beredar di udara semakin banyak. Apalagi jumlah kendaraan pribadi yang tidak
bisa di bendung jumlah keluarannya menambah jumlah polusi udara di Negara ini.
Manusia yang pada saat ini hidup dengan kualitas udara yang demikian dapat
menggangu kesehatan pernafasan. Dalam penelitian ini akan di cari solusi yang
bertujuan untuk mengatasi kebutuhan udara bersih tanpa harus menggunakan pasokan
energi yang berlebih dan tidak menimbulkan dampak bahaya bagi lingkungan,
dengan mengaplikasikan konsep listrik statis pada jalur keluar masuknya udara atau
biasa disebut ventilasi.
C. TUJUAN
Meninjau latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan desain ventilasi yang didesain sesuai dengan kerja dan
fungsinya di kombinasikan dengan gerak secara otomatis mengunakan satu
control.
2. Menentukan komposisi tegangan litrik yang sesuai dengan desain ventilasi
penjebak debu.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah alat berupa ventilasi yang
dapat menyaring debu dalam udara agar tidak ikut masuk ke dalam rumah sehingga
dapat menjaga kebersihan kadar di dalam rumah, sehingga dapat mengurangi
pekerjaan rumah untuk membersihkan debu yang menempel pada benda-benda yang
ada di dalam rumah.
3
E. KEGUNAAN
Kegunaan dari alat yang dihasilkan dari penelitian ini di bagi dalam dua aspek
yaitu:
1. Aspek lingkungan
Berkurangnya kadar debu yang ada, sehingga dapat memastikan kualitas
udara bersih yang dihirup akan mencegah bertambahnya peredaran penyakit
yang tersebar melalui polusi udara.
2. Aspek ekonomi
Dengan konsumsi energi listrik yang tidak besar, diharapkan bisa memangkas
pengeluaran untuk pembayaran listrik.
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem ESP
Elektrostatik merupakan salah satu cabang fisika yang berhadapan dengan
gaya yang dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah) kepada sebuah objek
yang bermuatan. Aplikasi elektrostatik dalam dunia industri digunakan untuk
mengatasi masalah limbah debu. Industri yang banyak mengaplikasikannya yaitu
seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), pabrik gula, dan pabrik semen. Salah
satu penerapannya yaitu penggunaan electrostatic precipitator (ESP)(Aditya Rizki
2011).
Gambar 2. Diagram Skematik ESP (Mizuno 2000).
Sebuah electrostatic precipitator (ESP), atau pembersih udara elektrostatik
adalah kumpulan partikulat perangkat yang menghilangkan partikel dari gas yang
mengalir (seperti udara) menggunakan kekuatan muatan elektrostatik diinduksi.
Electrostatic precipitators adalah perangkat filtrasi yang sangat efisien yang minimal
menghambat aliran gas melalui perangkat, dan dengan mudah dapat menghapus
partikulat halus seperti debu dan asap dari aliran udara. Berbeda dengan scrubber
basah yang menerapkan energi langsung ke mengalir. medium fluida, ESP
menerapkan energi hanya untuk partikulat dikumpulkan dan oleh karena itu sangat
efisien dalam konsumsi energi (dalam bentuk listrik ).
4
2. Plate Precipitator
Yang paling dasar dari presipitator berisi deretan kabel vertikal tipis, dan
diikuti oleh setumpuk besar pelat logam datar berorientasi vertikal, dengan piring
biasanya jarak sekitar 1 cm sampai 18 cm, tergantung pada aplikasi. Aliran udara atau
gas mengalir secara horizontal melalui ruang antara kabel, dan kemudian melewati
tumpukan piring. Sebuah tegangan negatif dari beberapa ribu volt diterapkan antara
kawat dan piring. Jika tegangan yang diberikan cukup tinggi listrik (korona) debit
mengionisasi gas di sekitar elektroda. Ion negatif mengalir ke piring dan mengisi gas
aliran partikel.
Partikel-partikel terionisasi, mengikuti medan listrik negatif yang diciptakan
oleh power supply, pindah ke piring membumi. Partikel membangun di atas piring
pengumpulan dan membentuk lapisan. Lapisan tidak runtuh, berkat tekanan
elektrostatik (diberikan dari lapisan resistivitas, medan listrik, dan arus yang mengalir
dalam lapisan dikumpulkan).
Kinerja precipitator sangat sensitif karena dua sifat partikulat:
1. Resistivitas
2. Disribusi ukuran partikel
5
Gambar 3.Partikel dalam bidang seragam a) partikel bermuatan b) partikel terisi
sebagian c) partikel pada pembebanan saturasi(Hinds 1999).
Properti ini dapat ditentukan secara ekonomis dan akurat di laboratorium.
Sebuah konsep diajarkan secara luas untuk menghitung efisiensi pengumpulan adalah
model Deutsch, yang mengasumsikan remixing tak terbatas tegak lurus partikel ke
aliran gas.
Tahanan dapat ditentukan sebagai fungsi dari temperatur sesuai dengan
Standar IEEE 548. Tes ini dilakukan di lingkungan udara yang mengandung
konsentrasi kelembaban tertentu. Tes dijalankan sebagai fungsi dari menaik atau
menurun suhu atau keduanya. Data diperoleh dengan menggunakan lapisan abu
medan listrik rata-rata dari 4 cm kV /. Karena tegangan relatif rendah digunakan dan
tidak ada asam sulfat uap hadir di lingkungan, nilai-nilai yang diperoleh
menunjukkan abu resistivitas maksimum.
3. Sifat listrik ESP
Banyaknya pembebanan diberikan pada partikel merupakan efek pada
kemampuan ESP untuk menghilangkan partikel tersuspensi. Pembebanan partikel
merupakan fungsi dari arus ion yang dihasilkan oleh elektroda di mana tergantung
pada tegangan ESP yang dioperasikan. Dua jenis tegangan akhir untuk menentukan
jangkauan operasi ESP. Yang pertama adalah timbulnya tegangan yang merupakan
tegangan terendah yang berbeda di seluruh elektroda untuk memulai ionisasi molekul
udara dan menghasilkan arus ion. Yang kedua adalah tegangan sparkover yang
merupakan tegangan tertinggi yang menghasilkan arus keluaran stabil di ESP.
Dengan demikian, ESP hanya dapat dioperasikan di kisaran dua titik akhir. Sebuah
peningkatan secara bertahap dalam arus dengan naiknya tegangan adalah sebuah tren
yang dikenal sebagai hubungan tegangan-arus. Oleh karena itu, tegangan Onset,
sparkover tegangan dan hubungan tegangan-arus ini adalah fundamental dari ESP dan
sangat penting dalam merancang komponen ESP (Fitri 2012).
4. Sistem Otomatis
Sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu tekhnologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer,
6
PLC atau mikro). Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi
terhadap manipulator (mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Penggunaan
komputer dalam suatu sistem otomasi akan menjadi lebih praktis karena dalam
sebuah komputer terdapat milliaran komputasi dalam beberapa milli detik, secara
singkt dapat dikatakan sebuah PC memiliki ukuran yang relatif kecil dan memberikan
fungsi yang lebih baik daripada pengendali mekanis (Darie 2008).
Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem otomasi,
yaitu power, program of instruction, kontrol sistem yang kesemuanya untuk
mendukung proses dari sistem otomasi tersebut.
a. Power
Power atau bisa dikatakan sumber energi dari sistem otomasi berfungsi untuk
menggerakan semua komponen dari sistem otomasi. Sumber energi bisa
menggunakan energi listrik, baterai, ataupun Accu, semuanya tergantung dari
tipe sistem otomasi itu sendiri.
b. Program
Proses kerja dari sistem otomasi mutlak memerlukan sistem kontrol baik
menggunakan mekanis, elektronik ataupun komputer. Untuk program
instruksi / perintah pada sistem kontrol mekanis maupun rangkaian elektronik
tidak menggunakan bahasa pemrograman dalam arti sesungguhnya, karena
sifatnya yang analog.
c. Kontrol
Sistem kontrol merupakan bagian penting dalam sistem otomasi. Apabila
suatu sistem otomasi dikatakan layaknya semua organ tubuh manusia
seutuhnya maka sistem kontrol merupakan bagian otak / pikiran, yang
mengatur dari keseluruhan gerak tubuh. Sistem kontrol dapat tersusun dari
komputer, rangkaian elektronik sederhana, peralatan mekanik. Hanya saja
penggunaan rangkaian elektronik, perlatan meknik mulai ditinggalkan dan
lebih mengedepankan sistem kontrol dengan penggunaan komputer dan
keluarganya (PLC, mikrokontroller).
G. METODE PELAKSANAAN
G.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini di bagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap pengumpulan informasi
mengenai debu( particular matter), merancang desain benda menggunakan software
gambar 3 dimensi, pembuatan benda berdasarkan desain yang telah dibuat, uji coba
benda dan revisi. Tahap awal yaitu pengumpulan informasi mengenai jenis dan ukran
debu yang mungkin beredar di lingkungan rumah. Informasi ini didapat dari sumber
buku, literature, jurnal dan internet. Dimana sumber-sumber tersebut telah melakukan
pengukuran dan pendataan mengenai debu (particular matter) itu sendiri. Berdasarkan
informasi yang telah didapat, tahap selanjutnya yaitu merancang desain dengan
7
menggunakan software gambar 3 dimensi yanag akan menghasilkan sebuah
gambaran benda yang akan dibuat.
Tahap selanjutnya adalah proses pembuatan benda, pada proses ini akan
memakan waktu cukup lama di karenakan pada proses pembuatan dilakukan dari
mulai pencarian alat dan bahan, pengolahan bahan menggunakan proses permesinan
dan yang terakhir perakitan. Tahap ke 4 yaitu proses uji coba yang mana akan melihat
kemampuan dari benda yang di buat dan dilihat dari beberapa aspek. Setelah melalui
proses uji coba maka akan di hasilkan suatu kesimpulan, apakah sudah layak atau
masih membutuhkan suatu revisi. Maka dari itu tahap terakhir yaitu revisi.
Gambar 4. Diagram Alir Tahapan Pembuatan Alat
Jenis dan ukuran debu
Laju aliran debu
Rancang desain
Menggunakan software solidwork
Proses pengerjaan
Uji coba
Proses machining
Proses non machining
Revisi
Benda Jadi
8
G.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan benda ini yaitu terdiri dari
alat utama dan alat yang bersifat pinjaman. Alat utama meliputi gergaji besi,
toolboks, ampelas kasar, ampelas halus, gunting pemotong pelat alumunium, power
supply, stabilizer 1000watt, jangka sorong stainless steel, kacamata las, multimeter,
inverter DC/AC, bor listrik dan pengontrol keluaran tegangan. Kemudian alat yang
bersifat pinjaman atau sewa meliputi, alat las alumunium, gerinda, dan las api
pemotong.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ini dibagi menjadi dua yaitu
bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama meliputi, pelat alumunium setebal
kurang lebih 5mm, batang alumunium, kabel rol, motor penggerak DC 12 volt, gear
besi, bealt gear, perangkat kelistrikan (solasi, colokan dll). Bahan pendukung meliputi
mur, baut, elektroda alumunium, kawat dll.
G.3 Proses Uji coba
Pada proses uji coba ini, benda akan di uji dan akan dilihat kemampuannya
dalam menangkap debu dengan menggunakan sistem ESP kemudian akan di lihat
pergerakannya menggunakan motor yang dikendalikan secara otomatis. Berikut
adalah diagram alir pengujian
Kemampuan Tangkap
Debu
Proses Pergerakan
Mekanis
Uji Kelayakan
Keamanan Dan Kemampuan
Menahan Dampak Dari Luar
Uji Coba 1
Partikel Debu Dilontarkan
Menggunakan Kipas Angin
Yang Diatur Kecepatannya
Revisi
Uji Coba 2
Sensor Cahaya Dan Switch
Revisi
9
Gambar 5. Diagram Alir Proses Pengujian
G.4 Revisi
Revisi produk ini dilakukan , apabila dalam proses uji coba produk
mengalami kegagalan ringan atau kesalahan yang sifatnya bisa diperbaiki. Dan proses
perevisian ini juga melihat dari segi kelayakan pakai dan keamanan produk, jika
produk dilihat masih kurang dari segi kelayakan dan keamanan maka produk masih
harus dilakukan revisi hingga dinyatakan layak. Kemudian produk akan melalui
proses finishing, yaitu proses dimana produk akan di rapihkan dan di tambahkan nilai
estetika seni jika diperlukan.
H. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dilakukan selama 5 bulan, dengan
jadwal sbgai berikut :
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan
No kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Konsep Dan
Perhitungan Secara
Matematika
2. Persiapan Alat Dan
Bahan
3. Tahapan Perakitan Alat
(Mengikuti Desain Yang
Telah Dibuat)
4. Pengujian Alat
Berdasarkan Daya
Revisi
Finishing
10
Tangkap Debu + Revisi
5. Pengujian Alat
Berdasarkan Sistem
Otomatis + Revisi
6. Finishing Produk
7. Pembuatan Laporan
I. RENCANA BIAYA
Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Rincian Rencana Biaya Alat dan Bahan
No Kebutuhan Harga satuan Jumlah Harga
1 Bahan:
a. Pelat alumunium
b. Batang alumunium
c. Perangkat kelistrikan
d. Kabel rol
e. Mur
f. Baut
g. Elektroda Alumunium
h. Kawat
i. Motor Penggerak DC
12volt
j. Gear Besi
k. Bealt Gear
Rp. 1,911,000
Rp. 467,000/meter
Rp. 100,000/paket
Rp. 150,000/pcs
Rp. 5,000/set
Rp.5,000/set
Rp. 347,000/pak
Rp. 5,000/meter
Rp. 150,000/buah
Rp. 15,000/buah
Rp. 18.000/buah
1x2 meter
2 meter
1 paket
1 pcs
1 set
1 set
1 pak
10 meter
2 buah
6 buah
4 buah
Rp.1,911,000
Rp.934,000
Rp. 100,000
Rp. 150,000
Rp. 5,000
Rp. 5,000
Rp. 347,000
Rp. 50,000
Rp. 300,000
Rp. 90,000
Rp. 72,000
2 Alat :
a. Gergaji besi
b. Toolboks
c. Ampelas kasar
d. Ampelas halus
e. Gunting pemotong
pelat alumunium,
f. Power supply
1000watt
g. Stabilizer 1000watt
h. Multimeter
i. Inverter DC/AC
Rp. 15,000/buah
Rp. 595,000/pcs
Rp. 5,000/lembar
Rp. 5,000/lembar
Rp. 50,000/buah
Rp. 835,000/buah
Rp. 690,000/buah
Rp. 310,000/buah
Rp. 763,000/buah
2 buah
1 pcs
5 lembar
5 lembar
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Rp. 30,000
Rp. 595,000
Rp. 25,000
Rp. 25,000
Rp. 50,000
Rp. 835,000
Rp. 690,000
Rp. 310,000
Rp. 763,000
11
j. Pengontrol keluaran
tegangan
k. Bor listrik
Rp. 75,000/buah
Rp. 430,000/buah
1 buah
1 buah
Rp. 75,000
Rp. 430,000
3 Alat pinjaman dan jasa:
a. Gerinda
b. Jasa las alumunium
c. Jasa las api pemotong
Rp. 100,000/mg
Rp. 500,000/mg
Rp. 500,000/mg
4 minggu
2 minggu
2 minggu
Rp. 400,000
Rp.1,000,000
Rp.1,000,000
Tabel 3. Rincian Rencana Biaya Lain-Lain
No Kebutuhan Harga satuan Jumlah Harga
1 Transportasi
a. Perjalanan pembelian
bahan
b. Perjalanan seminar
nasional
Rp. 100,000/orang
Rp. 150,000/orang
3
3
Rp. 300,000
Rp. 450,000
2 Kesekertariatan
a. Tinta printer
b. Penjilidan proposal
c. Pengadaan proposal
d. Penjilidan laporan
akhir
e. Pengadaan laporan
akhir
Rp. 30,000/buah
Rp. 3,500/buah
Rp. 3,000/buah
Rp. 3,500/buah
Rp. 3,000/buah
4
3
2
3
2
Rp. 120,000
Rp. 10,500
Rp. 6,000
Rp. 10,500
Rp. 6,000
TOTAL BIAYA Rp. 903,000
TOTAL BIAYA KESELURUHAN
Biaya alat dan bahan + biaya lain-lain = Rp. ( 11,093,000 + 903,000 )
= Rp. 11,996,000,-
12
J. DAFTAR PUSTAKA
Ariana, I Made. (2006)."Removal Of Marine Diesel Particulate Matter By
Electrostatic Precipitator". Paper 4a2 : Kobe University.
Boichot, R., A. Bernis, et al. (2008). "Agglomeration of diesel particles by an
electrostatic agglomerator under positive DC voltage: Experimental study".
Journal of Electrostatics 66(5–6): 235-245.
Darie. (2008). Sistem Otomatis. Retrieved from
http://darry.wordpress.com/2008/10/05/sistem-otomatis/
D.P. Thimsen, K. J. B., T.J. Kotz. (1990). "The performance of an electrostatic
agglomerator as a diesel soot emission control device." SAE Trans. 99 728–
737.
Fitri. (2012). " Electrostatic precipitator device for diesel engine to reduce
particulate matter in environment ". Review. Malaysia : Pahang University.
Hinds, W. C. (1999). "Aerosol Technology: Properties, behavior, and measurement
of airborne particles." (2nd edition), New York: Wiley Interscience.
Liati, A., Dimopoulos Eggenschwiler, P. (2010). " Characterization of particulate
matter deposited in diesel particulate filters: visual and analytical approach
in macro-,micro- and nano-scales". Combustion and Flame 157, 1658e1670.
Mizuno, A. (2000). "Electrostatic Precipitation." IEEE Transactions on Dielectrics
and Electrical Insulation, 7(5), 615-624.
R. Boichot, A. Bernis, E. Gonze. (2008). Journal of Electrostatics, 66,235-245
Rizki, Aditya. (2011). Prinsip kerja pengendap elektrostatis. Retrieved from
http://www.adityarizki.net/2011/03/prinsip-kerja-pengendap-elektrostatik-
electrostatic-precipitatoresp/
Sudrajad, Agung. (2012). "Characteristic of Particulate Matter by Tire Fuel,
International Conference on Engineering and Technology". Indonesia
:University Bandar Lampung.
Wikipedia. (n.d.). Electrostatic Precipitator. Retrieved from
http://en.wikipedia.org/wiki/Electrostatic_precipitator
13
IL LAMPIRAN.LAMPIRAN
A. biodata ketua dan anggota kelompok
1. Ketua kelompokNamaNIMJurusanUnivesitasAlamat
No. HpE-mail
Anggota Ia. Namab. NIMc. Jurusand. Universitase. Alamat
f. No. Hpg. E-mail
Satrio Wicaksono3331101271Teknik MesinSultan Ageng TirtayasaJl. Tb. Makmun no 5 Kaujon Buah Gede,Serang08388738602s atr iow ic aks ono I 9 I 2 @gmail. c om
Rendra Ardyanto3331 100513TeknikMesinSultan Ageng TirtayasaJl. D. Manirdau 2 No.9 Rt.003 Rw.09Kota Tangerang Banten08978308385r endraardyanto @yahoo. c o. id
a.
b.c.d.e.
f,oo'
2At2
trioWicakiono)NrM.333tt0t27t
(Rendra Ardyanto)MM.3331100513
t4
/ Anggota tra. Namab. NIMc. Jurusand. Universitase. Alamat
f, No. Hpg. E-mail
B. Biodata Dosen Pendamping
NamaNIDNGolongan pangkatJabatan fungsionalJurusanUniversitasBidang keahlianAlamat
No. HpE-mail
Anggit Sri Kuncoro3331 1 t0037Teknik MesinSultan Ageng TirtayasaPondok Cilegon Indatr Blok D 80/6 [email protected]
Ipick Setiawan, S.T., M.Eng.0001057707Asisten Ahli Madya (IIIa)Asisten AkademikTeknikMesinSultan Ageng TirtayasaMekanika dan Rekayasa MaterialJl. Palem Pufii Atas No.l16,Cilegon, Banten1{[email protected]
Cilegon, Oktober 2012
(Ipick Setiawano S.T., lU.Eng.)NItr)N. 0001057707
a.
b.c.d.e.
f.s.h.
l.j.
Cilegon, Oktober 2012
Anggit Sri Kuncoro)I\ilt4}X}rU0037
15