PKL transplantasi karang di Bali by Hamihud
description
Transcript of PKL transplantasi karang di Bali by Hamihud
ANALISA USAHA TRANSPLANTASI KARANG DI CV. DINAR
BANJAR KESAMBI KELURAHAN KEROBOKAN KECAMATAN
KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG PROPINSI BALI
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Oleh :
HAKIM MIFTAKHUL HUDA
NIM. 0310840027
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN
MALANG
2006
ANALISA USAHA TRANSPLANTASI KARANG DI CV. DINAR
BANJAR KESAMBI KELURAHAN KEROBOKAN KECAMATAN
KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG PROPINSI BALI
Laporan Praktek Kerja Lapang Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan
Universitas Brawijaya
Oleh :
HAKIM MIFTAKHUL HUDA
NIM. 0310840027-84
Menyetujui,
Dosen Penguji Dosen Pembimbing
(Ir. NUDDIN HARAHAP, MS) (Ir.MIMIT PRIMYASTANTO, MP)
Tanggal : Tanggal :
Mengetahui,
Ketua Jurusan
(Ir. ABDUL QOID, MS)
Tanggal :
RINGKASAN
Hakim Miftakhul Huda, Analisa Usaha Transplantasi Karang di CV. Dinar Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Propinsi Bali. Dibawah bimbingan Ir. Mimit Primyastanto, MP.
Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada usaha Transplantasi Karang di CV. Dinar Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Propinsi Bali, pada bulan Agustus-September 2006. Transplantasi karang adalah mengambil sebagian koloni karang dari koloni primer dan kemudian di ‘letakkan’ di tempat tertentu. Dalam usaha transplantasi karang di CV. Dinar unit Kerobokan dapat dibagi dalam dua lokasi usaha. Pertama adalah lokasi pembibitan dan penampungan yang terdapat di Kelurahan Kerobokan. Sedangkan lokasi kedua adalah lokasi pembesaran karang yang terdapat di pantai Serangan dan pantai Sanur yang berjarak 20 km dan 25 km dari lokasi pembibitan di Kelurahan Kerobokan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang adalah untuk mengetahui dan mempelajari : aspek teknis usaha yaitu sarana dan prasarana, pelaksanaan kegiatan usaha transplantasi karang; aspek finansial yaitu analisa usaha jangka pendek (besarnya permodalan dan biaya produksi, penerimaan, keuntungan, zakat, rentabilitas dan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (R/C ratio), analisa usaha jangka panjang (besarnya nilai Net B/C, NPV, IRR dan IRR; Aspek Pemasaran, yang meliputi: peluang pasar, daerah distribusi / saluran pemasaran dan strategi pemasarannya; Aspek sosial yaitu dampak usaha terhadap masyarakat sekitar, pengaruh pajak penjualan dan zakat; Aspek lingkungan dan faktor pendukung dan penghambat bagi usaha transplantasi karang. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan jenis data yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara partisipasi, observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan Kerobokan, pimpinan bagian perusahaan dan studi literatur di perpustakaan.
Pada awalnya, usaha dibidang perikanan ini mulai dirintis pada skala usaha rumah tangga berupa penjualan ikan hias air tawar untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal sejak tahun 1970. Kemudian usaha dikembangkan dengan penjualan ikan hias air laut sejak 1972. Selanjutnya, sejak tahun 1998 mulai melakukan penangkaran karang (coral) dengan menggunakan teknologi budidaya stek (transplantasi). Usaha transplantasi karang secara masal di unit Kerobokan dimulai pada tahun 2002. Lokasi budidaya dilakukan di pantai Serangan dan Sanur 0yang 0berjarak 20 km dan 25 km dari lokasi usaha.
Dari hasil Praktek Kerja Lapang ini dapat disimpulkan bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada usaha transplantasi karang ini meliputi : Pemilihan Lokasi ; lokasi untuk transplantasi karang diutamakan pada daerah-daerah terumbu karang yang telah mengalami kerusakan tetapi masih memenuhi syarat bagi kehidupan karang. Pelekatan stek ; potongan koloni karang ditempelkan dengan lem pada substrat buatan / tatakan (artificial base coral). Persemaian ; bibit karang yang telah ditransplantasi dibawa ke laut
dengan cara diletakkan pada rak-rak besi yang telah ditanam di dasar laut. Pembesaran dan Pemeliharaan ; bibit karang yang telah disemaikan pada rak-rak besi didasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk mendapatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang baik. Pemantauan ; pemantauan terhadap bibit yang ditanam meliputi pengukuran pertumbuhan dan penghitungan karang yang mati. Pemanenan ; karang hasil transplantasi setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat untuk restocking dan pemanfaatan lainnya selanjutnya ditangani dan dilakukan secara hati-hati agar kondisi karang tetap sehat, segar, tidak cacat dan tidak stres.
Besarnya modal investasi yang diperlukan pada tahun pertama investasi adalah Rp. 234.442.745,-. Sedangkan modal kerja yang dibutuhkan dalam satu tahun adalah sebesar Rp. 352.769.253,-. Banyak karang yang layak jual dalam jangka waktu satu tahun adalah sebesar 23.251 unit dengan nilai penjualan sebesar Rp. 492.676.306,-. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai keuntungan sebesar Rp. 105.428.891,-. Zakat dikeluarkan sebesar 2,5 % dari benefit yang diperoleh. Sehingga zakat yang harus dikeluarkan dalam satu tahun adalah Rp. 2.635.722,-. Berdasarkan perhitungan analisa usaha jangka pendek diperoleh nilai rentabilitas sebesar 44,97 %. Besarnya nilai Revenue Cost Ratio (R/C ratio) yang diperoleh adalah 1,27. Perhitungan BEP sales diperoleh nilai sebesar Rp. 247.337.490,-. Sedangkan perhitungan BEP unit diperoleh nilai sebanyak 16.625 unit.
Berdasarkan perhitungan analisa usaha jangka panjang diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 643.156.712,-. Nilai Net Benefit Cost ratio yang sebesar 6,56. Nilai Internal Rate Return yang diperoleh sebesar 73,26 % dan Payback Period selama 1,98 tahun. Nilai NPV yang positif, Net B/C lebih besar dari 1, IRR > suku bunga bank (13%) dan Payback Periode yang kurang dari umur investasi usaha (10 tahun) maka usaha transplantasi karang ini layak untuk dikembangkan.
Pemasaran karang hasil transplantasi memiliki peluang pasar yang masih terbuka lebar, tetapi perdagangan karang hasil transplantasi dibatasi jumlahnya dengan pemberian kuota ekspor. Strategi pemasaran karang CV. Dinar didasarkan pada marketing mix yang meliputi product, place, price, promotion dan prayer. Karang transplantasi dari tempat budidaya atau penangkaran diangkut dengan angkutan darat ke tempat penampungan di Kerobokan. Setelah sampai di penampungan, dikarantina beberapa waktu tertentu supaya keadaan koral hasil penangkaran atau transplantasi tersebut benar-benar dalam keadaan sehat untuk dikirim dengan angkutan udara ke pelanggan di luar negeri.Penerapan fungsi manajemen dalam usaha transplantasi karang telah dilaksanakan dengan baik, yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan.
Surat ijin yang dimiliki oleh CV Dinar adalah Akte pendirian CV, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), Surat Ijin Gangguan (HO), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha Perikanan (IUP) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau Transplantasi Karang yang Tidak Dilindungi Undang-Undang kepada CV Dinar, Pemberian Ijin Usaha Pengedar Hasil Penangkaran atau Transplantasi Koral yang Tidak Dilindungi Undang-Undang ke Luar Negeri kepada CV Dinar dan Perubahan Keputusan
Direktur Jenderal PHKA Nomer 40/ Kpts/ DJ-IV/ 2002 Tanggal 25 Oktober 2002 Tentang Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau Transplantasi Koral.
Kegiatan usaha transplantasi karang yang melanggar Undang-Undang dapat dikenai sangsi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau bahkan pencabutan ijin usaha. Oleh sebab itu, CV. Dinar berusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha transplantasi karang dengan melaksanakan Undang-Undang yang berlaku.
Kegiatan transplantasi karang dapat menunjang program konservasi alam dan pelestarian lingkungan. Disamping itu, juga meningkatkan keanekaragaman habitat ikan di dalam areal budidaya karang.
Keberadaan kegiatan usaha transplantasi karang telah memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Lapangan pekerjaan baru terbuka, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Dapat dijadikan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir atau nelayan. Pendapatan daerah dan perolehan devisa negara juga meningkat.
Faktor-faktor yang mendukung kelancaran usaha ini adalah: Perijinan lengkap sehingga kegiatan usaha lancar, pemeliharaan karang relatif mudah, lokasi usaha strategis dekat dengan bandara udara, jasa kargo dan fasilitas umum lainnya, kerjasama yang baik dengan jasa kargo sehingga pengiriman barang menjadi lancar, mendapat ISO 9001 tahun 2000 tentang peningkatan mutu sehingga mampu meningkatkan kepercayaan pihak yang berhubungan khususnya pelanggan, program kemitraan dengan nelayan yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama. Sedangkan faktor penghambat usaha adalah tingkat kematian atau kerusakan karang relatif tinggi (berkisar 30 %), ketergantungan terhadap pasang surut tinggi, pemeliharaan karang kurang optimal, ombak yang besar dapat merusak susunan meja karang di pantai, ketergantungan yang tinggi terhadap induk dari alam khusus untuk jenis tertentu, ekspor yang dibatasi oleh kuota, adanya beberapa nelayan yang kurang rajin dalam memelihara karang, munculnya pesaing baru dan sedikitnya pesanan karang.
Dalam upaya meningkatkan lebih lanjut usaha yang telah ada serta untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan maka disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen karang transplantasi dengan cara meningkatkan kontrol pemeliharaan karang sehingga besarnya nilai penjualan meningkat, memberikan rangsangan kepada nelayan, misalnya dengan pemberian fasilitas atau stratifikasi harga beli berdasarkan kualitas karang, sehingga rajin dalam memelihara karang, mengoptimalkan penggunaan tagging sehingga stok persediaan karang dapat dikontrol dengan mudah, menjalin kerjasama yang baik dengan nelayan, perusahaan sejenis dan instansi terkait sehingga tercapai hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan, melakukan penelitian dan mencari teknologi yang lebih canggih, murah dan ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi beban biaya produksi, merancang strategi pemasaran dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai media pemasaran, misalnya dengan membuka web site, mengingat tujuan ekspor karang transplantasi adalah negara-negara maju yang familiar dengan kecanggihan teknologi informasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Menguasai alam semesta karena atas ridho, rahmat
dan hidayahNya semata, Praktek Kerja Lapang mulai penyusunan usulan, pelaksanaan
dan penulisan laporan dapat diselesaikan.
Atas selesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu saya atas segala do’a dan dorongannya
2. Ir. Mimit Primyastanto, MP selaku dosen pembimbing atas segala petunjuk dan
bimbingannya sejak penulisan usulan sampai dengan laporan ini
3. Pengarang dan Penulis buku atau karya tulis yang menjadi sumber pustaka dalam
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
4. Bapak Edy Wahyuono dan Bapak Agung yang telah memberikan tempat dan
bantuannya dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
5. Bapak Prasetyo (pembimbing lapang) dan Ibu Heny (pengawas) yang telah
memberikan bimbingan dan informasi selama kegiatan PKL
6. Semua pihak yang telah membantu dimana tidak bisa kami sebutkan satu persatu
Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat, kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan laporan ini.
Malang, Desember 2006
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanRINGKASAN.......................................................................................................................iKATA PENGANTAR........................................................................................................ivDAFTAR ISI........................................................................................................................vDAFTAR TABEL.............................................................................................................viiDAFTAR GAMBAR........................................................................................................viiiDAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................ix
1. PENDAHULUAN....................................................................................................11.1 Latar Belakang.............................................................................................11.2 Maksud dan Tujuan......................................................................................3
1.2.1 Maksud.............................................................................................31.2.2 Tujuan..............................................................................................3
1.3 Kegunaan Praktek Kerja Lapang.................................................................4
2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................62.1 Transplantasi Karang...................................................................................62.2 Aspek Finansial............................................................................................8
2.2.1 Modal...............................................................................................82.2.2 Analisa usaha jangka pendek...........................................................82.2.3 Analisa usaha jangka panjang..........................................................9
2.3 Aspek Pemasaran.........................................................................................92.4 Aspek Manajemen......................................................................................102.5 Aspek Hukum.............................................................................................122.6 Aspek Lingkungan.....................................................................................122.7 Aspek Sosial Ekonomi...............................................................................12
3. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG.............................................................143.1 Partisipasi...................................................................................................143.2 Wawancara.................................................................................................143.3 Observasi....................................................................................................143.4 Jenis dan Sumber Data...............................................................................143.5 Analisa Data...............................................................................................153.6 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang..............................19
3.6.1 Lokasi.............................................................................................193.6.2 Waktu.............................................................................................19
4. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG..................................................................204.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang..........................................20
4.1.1 Letak Geografis dan Topografi......................................................204.1.2 Sejarah dan Perkembangan Usaha Transplantasi Karang..............214.1.3 Keadaan Penduduk.........................................................................224.1.4 Sarana Produksi..............................................................................224.1.5 Prasarana Produksi.........................................................................26
4.2 Teknik Transplantasi Karang.....................................................................264.3 Aspek Finansial..........................................................................................31
4.3.1 Modal.............................................................................................314.3.2 Biaya Total Produksi......................................................................324.3.3 Tenaga Kerja..................................................................................324.3.4 Produksi..........................................................................................334.3.5 Penerimaan.....................................................................................33
4.4 Analisa Usaha.............................................................................................334.4.1 Analisa Keuntungan.......................................................................334.4.2 Analisa Rentabilitas.......................................................................344.4.3 Analisa Revenue Cost Ratio (R/C ratio)........................................344.4.4 Analisa Break Event Point.............................................................344.4.5 Analisa Net Present Value.............................................................354.4.6 Analisa Net B/C.............................................................................354.4.7 Analisa Internal Rate Return..........................................................354.4.8 Analisa Payback Periode................................................................36
4.5 Aspek Pemasaran.......................................................................................364.5.1 Peluang Pasar.................................................................................364.5.2 Saluran Pemasaran.........................................................................364.5.3 Strategi Pemasaran.........................................................................37
4.6 Manajemen Usaha......................................................................................404.7 Badan Usaha...............................................................................................434.8 Aspek Lingkungan.....................................................................................434.9 Aspek Sosial Ekonomi...............................................................................444.10 Faktor Pendukung......................................................................................454.11 Faktor Penghambat.....................................................................................45
5. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................475.1 Kesimpulan................................................................................................475.2 Saran...........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................51
LAMPIRAN.......................................................................................................................53
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kebutuhan indukan selama satu tahun...................................................................23
2. Biaya investasi, biaya penyusutan dan biaya pemeliharaan pada usaha transplantasi karang CV. Dinar unit Kerobokan ...................................................54
3. Perencanaan biaya pengadaan investasi serta nilai sisa yang terjadi pada akhir periode proyek tahun 2005-2015...........................................................................57
4. Biaya tetap (FC)............................................................................................60
5. Biaya variabel (VC)......................................................................................60
6. Biaya operasional per tahun..........................................................................60
7. Penanaman, pemanenan dan penjualan karang transplantasi selama 1 tahun61
8. Perhitungan BEP (Q) per species..................................................................62
9. Perhitungan BEP (Rp) per species................................................................63
10. Perhitungan IRR............................................................................................65
11. Cash flow usaha transplantasi karang CV. Dinar unit Kerobokan................67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Indukan yang telah dipotong .................................................................................22
2. Instalasi akuarium..................................................................................................24
3. Perlengkapan selam................................................................................................24
4. Perahu tempel.........................................................................................................25
5. Lokasi pembesaran karang pantai Sanur................................................................27
6. Proses pelekatan stek..............................................................................................28
7. Karang hasil pelekatan stek....................................................................................28
8. Penebaran karang transplantasi di pantai...............................................................29
9. Karang transplantasi hasil panen............................................................................31
10. Struktur organisasi usaha transplantasi karang CV. Dinar Kerobokan..................41
11. Denah lokasi usaha transplantasi karang CV. Dinar Kerobokan...........................68
12. Peta Kelurahan Kerobokan....................................................................................69
13. Peta Kabupaten Badung.........................................................................................70
14. Acropora sp............................................................................................................71
15. Caulastrea sp.........................................................................................................71
16. Galaxea sp..............................................................................................................71
17. Hydnopora sp.........................................................................................................71
18. Montipora sp..........................................................................................................71
19. Pavona sp...............................................................................................................71
20. Seriatopora sp........................................................................................................71
21. Styllopora sp...........................................................................................................71DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar investasi dan penambahan investasi................................................................54
2. Biaya produksi...........................................................................................................60
3. Daftar penanaman dan penjualan...............................................................................61
4. Perhitungan analisa usaha jangka pendek..................................................................61
5. Cash flow usaha transplantasi karang CV. Dinar unit Kerobokan.............................65
6. Perhitungan analisa usaha jangka panjang.................................................................66
7. Denah lokasi usaha transplantasi karang unit Kerobokan..........................................68
8. Peta Kelurahan Kerobokan........................................................................................69
9. Peta Kabupaten Badung.............................................................................................70
10. Gambar karang transplantasi yang diekspor..............................................................71
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropis yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi dan merupakan
sumberdaya perikanan potensial yang dapat mamberikan manfaat bagi kehidupan
manusia di daerah pesisir. Salah satu manfaat dari terumbu karang yang sangat
penting adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mencegah terjadinya
abrasi pantai atau sering disebut sebagai pelindung pantai dari arus gelombang laut.
Bagi populasi ikan, formasi terumbu karang adalah tempat yang sangat dibutuhkan
untuk berkembang biak (Dahuri, 2001).
Lebih dari 95% wilayah Indonesia (sekitar 17.500 pulau) dikelilingi oleh lautan yang
banyak terdiri dari terumbu karang. Luas ekosistem teumbu karang di perairan Indonesia
diperkirakan sekitar 85.707 km2 yang terdiri dari 50.233 km2 terumbu penghalang, 19.540
km2 terumbu cincin (atol), 14.542 km2 terumbu tepi dan 1.402 km2 oceanic platform reef.
Luas terumbu karang Indonesia mewakili 18% dari total terumbu karang yang ada di
dunia (Tomascik,1997 dalam Dahuri, 2003). Potensi besar yang dimiliki bangsa
Indonesia akan menjadi suatu kenyataan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat
jika ekosistem pesisir dan laut tidak dirusak karena perencanaan dan pengelolaan wilayah
pesisir dan laut serta daerah aliran sungai (DAS) yang tidak terarah, termasuk di
dalamnya ekosistem terumbu karang (Abubakar, 2001).
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar Rumm : 41)
Budidaya karang tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan perairan karena
karang umumnya dapat memperoleh makanan melalui proses fotosintesa yang dilakukan
oleh simbionnya (zooxanthellae). Dengan demikian hewan karang bersifat autotrophik
dan tidak diperlukan pemberian makanan tambahan atau pakan buatan sebagaimana
kebanyakan hewan budidaya lainnya, bahkan karang dapat berfungsi sebagai penyaring
biologis (biofilters) pada lingkungan di sekitarnya, sehingga kegiatan budidaya karang
dapat mengurangi pencemaran lingkungan laut di areal budidaya (Rachman dan
Mudhita, 2002).
Terumbu karang bisa dijadikan hiasan yang diletakkan di dalam akuarium. Di
Australia dan Amerika terumbu karang mendatangkan miliaran dolar bagi bisnis wisata
dan para pencari ikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi menjadi
pemasok terumbu karang di pasar internasional. Dengan luas 51.000 km2, mampu
menghasilkan US$ yang tidak sedikit. Bisnis ini membawa peran sosial bagi kehidupan
di masa mendatang. Sebab, tidak akan terjadi lagi aksi pengrusakan karang yang
kabarnya saat ini, sekitar 61% dari areal terumbu karang Indonesia yang seluas 51.000
km2 dalam kondisi rusak. Bahkan, 15% diantaranya sudah sangat kritis. Apabila tidak
segera dilakukan rehabilitasi secara total, maka dikhawatirkan kepunahan terumbu karang
Indonesia tidak akan terelakkan lagi.
Proyek budi daya karang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar
ekspor di negara Eropa, sekaligus sebagai upaya ikut melestarikan alam dan memperbaiki
kerusakan terumbu karang dan ekonomi yang diderita masyarakat bakal semakin parah
dan memprihatinkan. Dalam usia enam bulan, karang hias sudah bisa dipanen. Karang
hias biasanya tumbuh setinggi lima sentimeter sampai 10 sentimeter tergantung dari
jenisnya. Harga karang hias yang berkualitas dengan tinggi mencapai 15 sentimeter bisa
terjual seharga US$ 30 hingga US$ 150 per buahnya (www.bppt.go.id).
Praktek Kerja Lapang menarik untuk dilaksanakan pada usaha transplantasi karang
setelah mengetahui betapa besar manfaat transplantasi karang baik secara ekonomi
maupun untuk kelestarian alam. Sehingga usaha transplantasi karang dapat
dikembangkan di daerah lain khususnya daerah yang kondisinya kritis.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud
Praktek Kerja Lapang ini mempunyai maksud untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan mahasiswa tentang usaha transplantasi karang sekaligus memahami
dan mengetahui keuntungan ataupun kerugian, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan
dipadukan dengan teori yang diperoleh pada perkuliahan dengan kenyataan yang
sebenarnya di lapangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari:
a. Aspek Teknis
sarana dan prasarana transplantasi karang
metode transplantasi karang
b. Aspek Finansial
modal
analisa usaha jangka pendek (keuntungan, R/C Ratio, BEP dan
rentabilitas)
analisa jangka panjang (NPV, Net B/C, IRR dan PP)
c. Aspek Pemasaran
peluang pasar
strategi pemasaran karang
saluran pemasaran karang
d. Aspek Manajemen
penerapan fungsi manajemen dalam usaha transplantasi karang
e. Aspek Hukum
sangsi bagi yang merusak lingkungan ekosistem
badan hukum perusahaan dan perijinan usaha
f. Aspek Lingkungan
dampak terhadap lingkungan ekosistem
g. Aspek Sosial
dampak sosial terhadap lingkungan masyarakat
1.3 KEGUNAAN PRAKTEK KERJA LAPANG
Hasil Praktek Kerja Lapang ini nantinya diharapkan dapat berguna bagi :
Peneliti
Dalam rangka melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal yang berkaitan dengan
usaha transplantasi karang
Perguruan Tinggi
Sumber informasi dan pengetahuan baru mengenai teknik transplantasi karang,
analisa usaha dan pemasaran usaha transplantasi karang
Pemerintah
Sebagai salah satu bahan informasi dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pembangunan usaha pada sub sektor perikanan khususnya usaha transplantasi karang
Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi usaha selama ini dan
perencanaan untuk yang akan datang
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transplantasi Karang
Reproduksi hewan karang dapat terjadi secara seksual maupun non seksual. Proses
reproduksi seksual dimulai dengan pembentukan klon gamet sampai terbentuknya gamet
masak, proses ini disebut sebagai gametogenesis. Gamet yang masak kemudian akan
dilepaskan dalam bentuk planula. Planula yang telah lepas akan berenang bebas dalam
perairan. Dan bila mendapati tempat yang cocok, ia akan menetap di dasar/ substrat dan
berkembang menjadi koloni baru. Karang dalam melakukan pembuahan ada yang diluar
tubuh induknya (pembuahan eksternal) dan ada yang didalam tubuh induknya
(pembuahan internal) (Nybakken, 1992).
Transplantasi karang adalah mengambil sebagian koloni karang dari koloni primer
dan kemudian di ‘letakkan’ di tempat tertentu. Penelitian tentang fragmentasi atau
transplantasi karang dari berbagai jenis karang, sejatinya sudah banyak dilakukan.
Misalnya, Bak dan Criens, pada 1981 melakukan penelitian terhadap tingkat keberhasilan
hidup karang fragmentasi jenis Madracismirabllis dan jenis Acropora sp (Scleractinia)
terhadap penyakit. Pada 1995, Clark dan Edward juga melakukan penelitian yang
bertujuan merehabilitasi kerusakan karang di kepulauan Maldive (Mawardi, 2002).
Rachman dan Kasmi (2003) dalam Ramli (2003) menambahkan bahwa kondisi
oseanografis yang memenuhi syarat dalam melakukan transplantasi karang antara lain
meliputi: suhu 25-29 0C, salinitas 33-35 0/00, pH 8,0-8,5, fosfat 0,02-0,06 ppm, nitrat 0,04-
0,05 ppm, kedalaman 2,0-12,0 m dengan dasar perairan terdiri dari pecahan karang
(rubble) atau berpasir.
Spesies karang untuk transplantasi dewasa ini dominan dilakukan pada karang yang
bercabang misalnya jenis Acropora sp. karena karang tersebut memiliki tingkat
ketahanan hidup yang besar, sangat indah, kecepatan pertumbuhannya tinggi dan
memiliki kemampuan yang besar dalam menutupi daerah ekosistem terumbu karang yang
kosong (Harriot and Fisk, 1988).
Menurut Lindahl (1999), karang yang ditransplantasi dan diikat memiliki
keberhasilan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan karang yang dibiarkan bebas
(tidak terikat). Diantara karang yang diikat, ada suatu kecenderungan bahwa ukuran
koloni yang lebih besar memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat yang didasarkan
pada metode dugaan regresi linier (<0,05).
Lama waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan karang transplantasi sampai
tergantung dari jenis, laju pertumbuhan karang, bentuk pertumbuhan, dan kondisi
lingkungannya lokasi pemeliharaan. Pertumbuhan karang transplantasi yang normal
ditandai dengan pertumbuhan jaringan pada bagian dasar yang menyatu dengan substrat
dan menutupi bagian permukaan dari substratnya dan adanya pertumbuhan tunas-tunas
baru (Rachman dan Kasmi, 2003 dalam Ramli, 2003).
Karang hasil transplantasi setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat untuk
restoking dan pemanfaatan lainnya selanjutnya ditangani dan dilakukan secara hati-hati
agar kondisi karang tetap sehat, segar, tidak cacat dan tidak stres. Karang tersebut untuk
selanjutnya dapat bertindak selaku induk dan dapat menghasilkan anakan baru sehingga
penerapan teknologi transplantasi karang ini dapat dilakukan secara berkesinambungan
(sustainable) sebab pada karang hasil transplantasi tersebut dilakukan pemotongan hanya
pada bagian karang yang dapat digunakan sebagai stek anakan dimana induk karang tetap
dibiarkan hidup (Ramli, 2003).
2.2 Aspek Finansial
Menurut Husein Umar (2001), studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui
perkiraan pendanaan dan aliran kas suatu bisnis, sehingga diketahui layak atau tidaknya
bisnis yang dimaksud.
2.2.1 Modal
Pengertian modal adalah salah satu faktor yang digunakan bersama-sama faktor
produksi untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa. Dalam pengetian ekonomi,
modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga
kerja menghasilkan barang-barang baru (Primyastanto, dkk, 2005).
2.2.2 Analisa usaha jangka pendek
Keuntungan
Keuntungan usaha adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap maupun tidak tetap (Soekartawi, 1993).
Zakat dikeluarkan sebesar 2,5 % dari benefit yang diperoleh untuk membersihkan
harta atau benefit yang didapat (Primyastanto, dkk, 2005).
Analisa R/C Ratio
Analisa Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan atau imbangan antara total
penerimaan dengan total biaya (Riyanto, 1995).
Rentabilitas
Rentabilitas suatu usaha menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva modal
yang menghasilkan laba tersebut (Primyastanto, dkk, 2005).
2.2.3 Analisa usaha jangka panjang
NPV
Net Present Value merupakan perbandingan antara Present Value kas bersih (PV of
proceed) dengan Present Value investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan Jakfar.
2003).
IRR
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila
tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan , kalau lebih kecil dikatakan
merugikan (Suad dan Suwarsono, 2000).
Net B/C
Net Benefit Cost ratio adalah perbandingan dari jumlah present value net benefit
(PVNB) yang bernilai positif dengan present value benefit (PVNB) yang bernilai negatif
(Kasmir dan Jakfar, 2003).
PP
Payback Period dari suatu investasi diperlukan untuk menggambarkan panjangnya
jangka waktu yang diperlukan agar modal yang diinvestasikan dapat diperoleh kambali
seluruhnya (Primyastanto, dkk, 2006).
2.3 Aspek Pemasaran
Pemasaran berarti mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran dan hubungan,
dengan tujuan menciptakan nilai dan memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang
atau kelompok untuk memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkan, dengan
menciptakan dan saling menukar produk dan nilai yang lain (Sunarto,2004).
Menurut Mc Donald (1991), saluran pemasaran dapat dianggap sebagai jalan yang
diambil dalam pemindahan hak suatu komoditi (mungkin berupa produk atau jasa) dari
sumber asal suplai ke konsumen terakhir.
Potensi pasar adalah peluang penjualan maksimum yang dapat dicapai oleh seluruh
penjualan baik saat ini maupun yang akan datang. Dengan kata lain pasar adalah seluruh
permintaan / kebutuhan konsumen yang didasarkan atas dua faktor yaitu jumlah
konsumen potensial dan daya beli. Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki
keinginan / hasrat untuk membeli. Sedangkan daya beli adalah kemampuan konsumen
dalam rangka untuk membeli barang (Suratman, 2001).
Menurut Suad dan Suwarsono (2000), ada dua faktor yang harus dipertimbangkan
dalam meramalkan keadaan pasar di masa yang akan datang, yaitu :
Keadaan permintaan di masa lampau
Keadaan di masa lampau sangat penting diperhatikan karena prospek di masa datang
merupakan kelanjutan dari permintaan di masa lampau.
Pertumbuhan variabel
Selain mempelajari kecenderungan di masa lampau untuk meramalkan permintaan di
masa yang akan datang juga harus memperhatikan kemungkinan perubahan dari berbagi
sektor yang mempengaruhi permintaan.
2.4 Aspek Manajemen
Kegiatan-kegiatan dalam fungsi manajemen menurut Nickels dan Mc Gaugh dalam
Sule dan Saefullah (2005) adalah sebagai berikut :
Fungsi Perencanaan
Menetapkan tujuan dan target bisnis
Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
Menetukan sumberdaya- sumberdaya yang diperlukan
Menetapkan standar / indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target
bisnis
Fungsi Pengorganisasian
Mengalokasikan sumberdaya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan
Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan
tanggung jawab
Kegiatan perekrutan, penyelesaian, pelatihan, dan pengembangan sumberdaya
manusia / tenaga kerja
Kegiatan penempatan sumberdaya manusia pada posisi yang paling tepat
Fungsi Pengarahan
Memotivasi tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang diterapkan
Fungsi Pengawasan
Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan
Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan dan target bisnis
2.5 Aspek Hukum
Aspek Hukum dalam suatu usaha sangat penting karena berhubungan dengan
kelangsungan dari usaha tersebut. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti
keabsahan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh suatu
usaha (Primyastanto, dkk, 2005).
2.6 Aspek Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah
sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Penelitian mengenai aspek lingkungan
untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika investasi atau usaha dilakukan, baik
dampak negatif maupun positif. Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah
berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik, biologi atau
sosial. Dalam usaha budidaya perikanan berhubungan langsung dengan lingkungan, oleh
karena itu suatu usaha perlu adanya AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup) agar
usaha dapat berjalan dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan (Primyastanto, dkk,
2005).
2.7 Aspek Sosial Ekonomi
Analisa aspek sosial ekonomi mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap
kehidupan masyarakat terutama masyarakat setempat baik dari sisi sosial dan ekonomi.
Dari sisi sosial, apakah dengan adanya proyek tersebut, wilayah setempat menjadi
semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik
dan sebagainya, dari segi ekonomi apakah keberadaan proyek tersebut dapat merubah
atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat (Primyastanto, dkk, 2005).
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya
sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik dan
sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya
perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan kesehatan masyarakat.
Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya perubahn gaya hidup, budaya,
adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan
memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah
dampak positif yang diperoleh adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan baik
bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya
alam yang belum terjamah. Sebaliknya dampak negatif pun tidak akan terlepas dari aspek
ekonomi, misalnya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari
luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya (Kasmir dan
Jakfar, 2003).
3. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Partisipasi
Partisipasi yaitu kegiatan yang dilakukan dengan berperan aktif dalam proses yang
berlangsung (Subagyo, 1991) dalam hal ini ikut aktif dalam beberapa kegiatan.
3.2 Wawancara
Wawancara yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara
langsung dengan mengungkapkan pertanyaan pada responden (Subagyo, 1991).
3.3 Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang
diteliti, pengambilan data dilakukan secara langsung tanpa bantuan alat (Subagyo, 1991).
3.4 Jenis dan Sumber Data
a. Data primer
Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh peneliti dari sumber utama
(Poerwanti, 2000) data primer ini diperoleh dari wawancara, observasi dan partisipasi
aktif.
Jenis data primer yang dikumpulkan meliputi sejarah berdirinya usaha, permodalan,
pemasaran, jumlah tenaga kerja, sarana dan prasarana transplantasi karang dan metode
transplantasi karang. Sumber data primer ini diperoleh dari pimpinan dan pegawai.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak lain ataupun dari data
dokumentasi, bukan dari sumber asli (Poerwanti, 2000).
Jenis data sekunder yang dikumpulkan meliputi kondisi geografis, keadaan
masyarakat, keadaan penduduk, mata pencaharian dan cash flow usaha. Sumber data
sekunder diperoleh dari pimpinan, kantor desa, perpustakaan dan media masa.
3.5 Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam Praktek kerja lapang ini yaitu analisa deskriptif
kualitatif dan analisa deskriptif kuantitatif.
Analisa data kualitatif ini terdiri dari :
Teknis pelaksanaan transplantasi karang, sejarah perkembangan usaha, lokasi tempat
usaha, sarana, prasarana dan sebagainya.
Peluang pasar, saluran pemasaran dan strategi pemasaran karang
Fungsi manajemen dalam usaha transplantasi karang
Analisa aspek sosial ekonomi dan aspek lingkungan beserta faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan transplantasi karang
Bentuk badan usaha dan kelengkapan perijinan
Analisa data yang bersifat kuantitatif yang berkaitan dengan aspek ekonomi akan
dianalisis dengan berbagai cara, yaitu :
A. Analisa investasi jangka pendek
1. Keuntungan
Keuntungan usaha atau pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan setelah
dikurangi dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap
maupun tidak tetap.
= TR-TC
dimana : π = Keuntungan
TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya Total)
2. Rentabilitas
Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut selama periode waktu tertentu.
dimana : R = Rentabilitas
L = Laba (selisih antara penerimaan dan pengeluaran)
M = Modal
3. Revenue Cost Ratio (R/C ratio)
Revenue Cost Ratio (R/C ratio) merupakan salah satu analisa untuk mengetahui
apakah biaya-biaya yang sudah dikeluarkan sudah menghasilkan keuntungan atau
belum.
dimana : TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya Total)
4. Break Even Point (BEP)
Cara perhitungan BEP ada 2 macam :
1. BEP atas dasar unit, dirumuskan :
dimana : FC = biaya tetap
P = harga jual per unit
V = biaya variabel per unit
Q = jumlah unit produk yang dijual
2. BEP atas dasar sales, dirumuskan :
dimana : FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
S = volume penjualan
B. Analisa investasi jangka panjang
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value merupakan perbandingan antara Present Value kas bersih (PV
of proceed) dengan Present Value investasi suatu proyek atau usaha.
NPV =
dimana : NBi = pendapatan bersih pada tahun ke-i
r = nilai discount factor
n = tahun ke-n dari usaha
2. Internal Rate Return (IRR)
IRR adalah tingkat bunga (dalam persen) yang akan menyamakan jumlah nilai
sekarang dari net cash flow yang diharapkan diterima (present value of future
proceeds) dengan jumlah initial investasi dari proyek (Prabhaswara dan Savitri,
2004).
IRR = i1 +
dimana : i1 = nilai discount factor ketika NPV positif
i2 = nilai discount factor ketika NPV negatif
NPV1 = nilai NPV positif
NPV2 = nilai NPV negatif
3. Net Benefit Cost ratio (Net B/C ratio)
Net Benefit Cost ratio adalah perbandingan dari jumlah present value net benefit
(PVNB) yang bernilai positif dengan present value net benefit (PVNB) yang bernilai
negatif.
Net B/C =
dimana : Nbi(+) = pendapatan tahun ke-i
Nbi(-) = pengeluaran tahun ke-i
4. Payback Period (PP)
Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu
proyek atau usaha
dimana : PVGB = pendapatan kotor yang telah di-discount factor-kan
t = lama umur proyek
3.6 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
3.6.1 Lokasi
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di CV. Dinar Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten
Badung, Propinsi Bali
3.6.2 Waktu
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus sampai dengan
14nSeptember 2006 dengan rincian sebagai berikut :
Persiapan : 5 hari
Pembuatan proposal : 10 hari
Partisipasi dan pengumpulan data : 30 hari
Penyusunan laporan : 15 hari
Total : 60 hari
4. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
4.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
Usaha transplantasi karang di CV. Dinar unit Kerobokan merupakan salah satu
pengembangan usaha CV. Dinar yang kegiatan usaha utamanya adalah mengekspor ikan
hias laut. Dalam usaha transplantasi karang di CV. Dinar unit Kerobokan dapat dibagi
dalam dua lokasi usaha. Pertama adalah lokasi pembibitan dan penampungan yang
terdapat di Kelurahan Kerobokan. Sedangkan lokasi kedua adalah lokasi pembesaran
karang yang terdapat di pantai Serangan dan pantai Sanur yang berjarak 20 km dan 25
km dari lokasi pembibitan di Kelurahan Kerobokan. Lokasi usaha di Kelurahan
Kerobokan berada di wilayah padat penduduk, dan tidak ada kegiatan perikanan di
sekitarnya. Sedangkan lokasi usaha di pantai berada pada kawasan usaha budidaya
perikanan laut, yaitu budidaya rumput laut dan karang.
4.1.1 Letak Geografis dan Topografi
Usaha transplantasi karang ini terletak di Banjar Kesambi, Kelurahan Kerobokan,
Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Propinsi Bali. Secara geografis CV. Dinar
terletak di Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara pada 115o09‘42,3“ BT -
115o14‘57“ BT dan 08o38‘44,2“ LS- 08o43’32,6“ LS. Terletak 6,6 km barat daya kota
Denpasar dengan dipengaruhi oleh musim penghujan (November - Maret) dan musim
kemarau (April - Oktober). Luas Kelurahan Kerobokan 479,2 Ha, terdiri dari : 288,9 Ha
tanah sawah, 50,94 Ha tanah tegalan, 112,8 Ha pekarangan/ rumah, 8,14 Ha prasarana
umum dan 8,4 Ha digunakan untuk prasarana sosial.
Secara geografis batas-batas Desa Kerobokan adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Kerobokan Kaja
Sebelah Selatan : Kelurahan Kerobokan Kelod
Sebelah Barat : Desa Tibubeneng
Sebelah Timur : Kelurahan Kerobokan Kaja dan Desa Padangsambian Klod
Topografi Kelurahan Kerobokan terletak pada ketinggian 65 m dari permukan air
laut, berupa dataran dengan kemiringan kurang dari 10o dan beriklim tropis.
4.1.2 Sejarah dan Perkembangan Usaha Transplantasi Karang
Pada awalnya, usaha dibidang perikanan ini mulai dirintis pada skala usaha rumah
tangga berupa penjualan ikan hias air tawar untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal sejak
tahun 1970. Kemudian usaha dikembangkan dengan penjualan ikan hias air laut sejak
1972. Tahun 1974, ekspor perdana ikan hias air laut dengan negara tujuan Jerman. Antara
tahun 1978-1980, mengembangkan usaha perawatan akuarium hotel-hotel di Bali.
Selanjutnya, ekspor ikan hias dilakukan secara kontinyu sejak tahun 1981, dengan negara
tujuan Singapura.
Dengan pesatnya perkembangan usaha perikanan ini, tahun 1987 didirikan usaha
dengan badan hukum berbentuk CV, yang selanjutnya bernama CV. Dinar. Dibawah
pengelolaan perusahaan ini, ekspor ikan hias semakin meningkat dan juga semakin
meluasnya negara tujuan, diantaranya Singapura, Jepang, Italia, Jerman, dan USA.
Sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang kelautan, CV. Dinar juga
melakukan pengembangan, penelitian dan usaha budidaya laut. Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 509/KPTS VI/1997, CV. Dinar
sejak tahun tersebut mulai melakukan penangkaran biota laut langka dari jenis Kima.
Selanjutnya, sejak tahun 1998 mulai melakukan penangkaran karang (coral) dengan
menggunakan teknologi budidaya stek (transplantasi).
Usaha transplantasi karang secara masal di unit Kerobokan dimulai pada tahun 2002.
Lokasi budidaya 0dilakukan di pantai Serangan dan Sanur 0yang 0berjarak 20 km dan 25
km dari lokasi usaha.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Sebagian besar penduduk Kelurahan Kerobokan adalah suku Bali dengan bahasa Bali
sebagai bahasa sehari-hari. Berdasarkan monografi desa tersebut penduduknya sebesar
8391 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebesar 2973 jiwa, yang terdiri dari 3356 jiwa
berjenis kelamin pria dan 5035 jiwa wanita. Penduduk Kelurahan Kerobokan mayoritas
beragama Hindu sebanyak 7770 jiwa atau 92,63% dari jumlah penduduk.
4.1.4 Sarana Produksi
Sarana produksi pada CV. Dinar terdiri dari sebagai berikut :
1. Indukan
Indukan yang digunakan dalam transplantasi karang diperoleh dari kuota tangkap
yang dimiliki oleh CV. Dinar dan dari karang yang tidak dapat diekspor (karang afkiran).
Jumlah indukan yang diperlukan selama satu tahun dapat dilihat dalam Tabel 1.
Gambar 1. Indukan yang telah dipotong
Tabel 1. Kebutuhan indukan selama satu tahun
Jumlah
JumlahIndukan
dari PembelianHarga satuan
Harga total
Jenistanam
indukankarang afkiran indukan indukan indukan
(unit) (unit) (unit) (unit) (Rp) (Rp)
Acropora sp2729
0 3411136
5 2047 2500511687
5Blastomousa sp 267 134 27 107 1500 160200
Caulastrea sp 885 59059
531 3000159300
0Echinophora sp 772 386 154 232 1750 405300
Euphyllia sp 7828 5219417
4801 3000144035
20Favites sp 87 17 3 14 1750 24360Galaxea sp 2190 548 274 274 1500 410625Hydnopora sp 640 160 48 112 2000 224000Merulina sp 551 138 34 103 2000 206625
Montipora sp1384
4 1731692
1038 2000207660
0Pachyceris sp 78 26 8 18 1750 31850
Pavona sp 1825 913183
730 2250164250
0
Pocillopora sp 3279 1093219
874 2750240460
0
Porites sp 2236 745149
596 2250134160
0
Seriatophora sp 4904 981245
736 2500183900
0
Stylophora sp 2787 929186
743 2250167220
0Tubipora sp 751 376 56 319 2500 797938
Turbinaria sp 567 189 28 161 2500 401625Total pembelian indukan
34752418
2. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam usaha transplantasi karang diantaranya adalah
tatakan sebagai media menempelnya karang, rak meja besi sebagai tempat menata tatakan
di laut dan lem untuk merekatkan karang dengan tatakan.
3. Air laut
Air laut merupakan salah satu bahan yang berperan penting dalam usaha transplantasi
karang. CV. Dinar membutuhkan air laut sebagai media ketika pembibitan dan
penampungan. Air laut diperoleh dengan cara mengambil dari pantai menggunakan truk
tangki dan ditampung dalam tandon air.
4. Listrik
Listrik pada usaha transplantasi karang sangat diperlukan untuk keperluan proses
produksi. Pada CV. Dinar menggunakan listrik sebagai tenaga pompa air dan skimmer.
Untuk menjamin ketersediaan listrik ketika suplai listrik dari PLN mati, CV. Dinar juga
memiliki Genset listrik.
5. Peralatan produksi
Peralatan produksi pada usaha ini masih dalam keadaan baik. Peralatan produksi yang
digunakan diantaranya adalah akuarium, pompa air, skimmer, mesin gerinda, tang
gunting, bor, kapak, palu, baskom, gayung dan kapi.
Gambar 2. Instalasi akuarium
6. Perlengkapan selam
Perlengkapan selam diperlukan ketika melakukan kegiatan usaha di pantai sehingga
mudah dan aman ketika bekerja. Perlengkapan tersebut adalah wet suite, snorkel, fin,
sarung tangan, sepatu selam dan sebagainya.
Gambar 3. Perlengkapan selam
7. Transportasi
Alat transportasi pada CV. Dinar terdiri dari satu mobil pick up Kijang untuk
transportasi darat dan jukung serta perahu tempel untuk transportasi di laut. Alat
transportasi tersebut digunakan untuk keperluan penanaman, pemeliharaan dan
pemanenan karang transplantasi.
Gambar 4. Perahu tempel
4.1.5 Prasarana Produksi
Prasarana produksi pada CV. Dinar terdiri dari sebagai berikut :
1. Keadaan jalan
Keadaan jalan menuju CV. Dinar sudah dalam kondisi baik dalam artian sudah di
aspal. Hanya ada beberapa bagian jalan yang mengalami sedikit kerusakan. Hal ini
merupakan salah satu penunjang kelancaran transportasi pemasaran produk.
2. Lokasi usaha
CV. Dinar terletak di kawasan penyangga kota yang relatif dekat dengan lokasi
budidaya, bandar udara dan jasa kargo sehingga dapat menghemat biaya pengangkutan
hasil panen ke tempat penampungan maupun pengiriman karang yang siap ekspor. Selain
itu CV. Dinar terletak di daerah pemukiman serta berdekatan dengan rumah pemilik
usaha, sehingga memudahkan pengawasan yang dilakukan oleh pemilik.
3. Faktor komunikasi
Di daerah lokasi usaha, fasilitas komunikasi sudah tersedia dengan baik. Untuk
memudahkan dalam hal komunikasi, lokasi usaha dilengkapi dengan jaringan Local Area
Network (LAN) dan pesawat telepon ekstensi. Sehingga koordinasi antar karyawan
berjalan lancar dan efektif. Hal ini merupakan faktor penunjang kelancaran komunikasi
antara pemilik dengan pihak-pihak yang terkait dengan usaha ini.
4.2 Teknik Transplantasi Karang
a. Pemilihan Lokasi
Lokasi untuk transplantasi karang diutamakan pada daerah-daerah terumbu karang
yang telah mengalami kerusakan tetapi masih memenuhi syarat bagi kehidupan karang.
Kondisi oseanografis yang memenuhi syarat dalam melakukan transplantasi karang
antara lain meliputi : suhu 25-29 oC, salinitas 33-35 o/oo, pH 8,0-8,5, fosfat 0,02-0,06 ppm,
nitrat 0,04-0,05 ppm, kedalaman 2-12 meter dengan dasar perairan terdiri dari pecahan
karang (rubble) atau berpasir.
`
Gambar 5. Lokasi pembesaran karang pantai Sanur
b. Pelekatan stek
Koloni karang yang dipersiapkan sebagai induk dipotong-potong dengan ukuran stek
3-5 cm. Stek karang hasil pemotongan koloni karang ditempatkan pada wadah yang telah
berisi air laut. Masing-masing potongan tersebut kemudian ditempelkan dengan lem pada
substrat buatan / tatakan (artificial base coral). Setiap tatakan diberi tagging yang berisi
kode jenis karang, pemilik kuota, urutan turunan dari alam dan urutan penanaman.
Pemberian tagging dapat mempermudah dalam pengontrolan baik terhadap pertumbuhan
maupun keberadaan karang. Dalam waktu 10-20 menit setelah penempelan, bibit karang
kemudian ditempatkan pada meja budding yang berfungsi sebagai media sementara di
dalam akuarium yang berisi air laut.
Gambar 6. Proses pelekatan stek
Gambar 7. Karang hasil pelekatan stek
c. Persemaian
Bibit karang yang telah ditransplantasi dibawa ke laut dengan cara diletakkan pada
rak-rak besi yang telah ditanam di dasar laut. Penempatan bibit juga diatur berdekatan
menurut populasi sejenis, populasi berlainan jenis tetapi bergenus sama dan populasi dari
genus yang berlainan, tergantung dari bentuk interaksi yang terjadi pada species tersebut.
Padat penebaran dalam satu rak besi ukuran 2 m x 1 m berkisar sekitar 300 bibit karang,
tergantung species yang ditebar.
Gambar 8. Penebaran karang transplantasi di pantai
d. Pembesaran dan Pemeliharaan
Pada fase ini karang hasil transplantasi akan mengalami proses adaptasi lingkungan
dan survive dari pengaruh pemotongan. Bibit karang yang telah disemaikan pada rak-rak
besi didasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk mendapatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang baik. Keterlibatan manusia dalam fase ini
hanya pada kegiatan pengontrolan seperti : pembersihan karang dari bio foulling,
kompetitor dan kontrol terhadap predator dan gangguan lingkungan lainnya. Intensitas
pembersihan bibit dilakukan tergantung menurut umur tanam, musim dan kondisi
perairan. Pada kondisi perairan normal, pembersihan bibit dibawah 2 bulan dilakukan
setiap dua minggu sekali dan setelah berumur 3 bulan ke atas dilakukan setiap sebulan
sekali. Sementara itu pada musim-musim penghujan atau pada kondisi perairan
mengalami peningkatan kekeruhan serta pada musim dimana jenis-jenis alga tertentu
berkembang pesat di perairan, maka intensitas pembersihan dilakukan setiap minggu
sekali untuk semua umur bibit yang disemaikan.
Lama waktu yang diperlukan untuk menumbuhkan karang transplantasi tergantung
dari jenis, laju pertumbuhan karang, bentuk pertumbuhan, dan kondisi lingkungan lokasi
pemeliharaan. Pertumbuhan karang transplantasi yang normal ditandai dengan
pertumbuhan jaringan pada bagian dasar yang menyatu dengan substrat dan menutupi
bagian permukaan dari substratnya dan adanya pertumbuhan tunas-tunas baru.
e. Pemantauan
Pemantauan terhadap bibit yang ditanam meliputi pengukuran pertumbuhan dan
penghitungan karang yang mati. Parameter pertumbuhan yang diamati/ dipantau terhadap
jenis-jenis karang branching meliputi ukuran tinggi maksimum koloni, diameter
maksimum koloni dan jumlah cabang. Sedangkan terhadap jenis-jenis karang non
branching diukur tinggi maksimum atau lebar maksimum koloni karang. Penghitungan
kematian karang yang ditransplantasi dilakukan dengan cara mengumpulkan (menarik
kembali) bibit yang telah mengalami kematian. Tanda-tanda bibit yang mengalami
kematian anatara lain seluruh koloni diselimuti alga, koloni berwarna pucat atau berubah
warna menjadi gelap jika sudeah mengalami kematian yang cukup lama. Penghitungan
jumlah cabang terhadap jenis-jenis karang branching dilakukan terhadap jumlah cabang
primer, cabang sekunder dan cabang tersier.
f. Pemanenan
Karang hasil transplantasi setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat untuk
restocking dan pemanfaatan lainnya selanjutnya ditangani dan dilakukan secara hati-hati
agar kondisi karang tetap sehat, segar, tidak cacat dan tidak stres. Lama waktu yang
diperlukan untuk memelihara karang sampai dengan ukuran 12 cm – 15 cm (ukuran
restocking) adalah 6 bulan kecuali untuk jenis Caulastrea sp dan Euphyllia sp diperlukan
pemeliharaan selama 8 bulan. Karang tersebut selanjutnya dapat diekspor dan sebagian
dijadikan indukan dan menghasilkan anakan baru. Sehingga penerapan teknologi
transplantasi karang ini dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Gambar 9. Karang transplantasi hasil panen
4.3 Aspek Finansial
4.3.1 Modal
Pengertian modal adalah salah satu faktor yang digunakan bersama-sama faktor
produksi untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa. Dalam pengertian ekonomi,
modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga
kerja menghasilkan barang-barang baru (Primyastanto, dkk, 2005).
Berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan, modal aktif dapat dibedakan
menjadi modal tetap dan modal kerja. Modal kerja jumlahnya lebih fleksibel, relatif
variabel dan mengalami proses dalam jangka waktu yang pendek. Sedangkan modal tetap
adalah modal yang tahan lama, dan tidak turut habis dalam proses produksi (Riyanto,
1995).
Besarnya modal investasi yang diperlukan pada tahun pertama investasi adalah
sebesar Rp. 234.442.745,-. Untuk tahun berikutnya sampai dengan tahun ke- sepuluh
diperlukan penambahan modal investasi berturut-turut sebesar Rp. 145.010,-; Rp.
1.251.012,-; Rp. 6.084.014,-; Rp.2.024.416,-; Rp. 6.241.018,- ; Rp. 31.345.020,-; Rp.
6.814.422,-; Rp.1.294.024,-; Rp. 6.241.026,-; Rp. 2.024.428,-; Rp.174.264.375,-. Dengan
kata lain modal investasi yang harus disediakan untuk kegiatan usaha transplantasi
karang sebesar Rp. 474.515.937,-.
Sedangkan modal kerja yang dibutuhkan dalam satu tahun adalah sebesar Rp.
352.769.253,-. Besarnya modal kerja untuk tiap tahun adalah sama.
4.3.2 Biaya Total Produksi
Biaya total produksi setiap tahun adalah sebesar Rp. 387.247.415,-. Besarnya biaya
total produksi diperoleh dari penjumlahan biaya tetap sebesar Rp. 106.287.777,- dengan
biaya variabel sebesar Rp. 280.959.638,-.
4.3.3 Tenaga Kerja
Kegiatan usaha transplantasi karang di CV. Dinar unit Kerobokan mempunyai lima
orang tenaga kerja. Dimana satu orang sebagai koordinator sekaligus sebagai pelaksana
dan yang lain sebagai pelaksana. Tugas koordinator adalah memberikan pelatihan dan
pengarahan kepada karyawan, khususnya karyawan baru. Karyawan di CV. Dinar unit
Kerobokan sering dilakukan rotasi dengan unit usaha transplantasi karang di daerah lain,
sehingga susunan karyawan berubah-ubah. Sistem pembayaran gaji karyawan dilakukan
seminggu atau sebulan sekali tergantung kesepakatan antara karyawan dengan pihak
personalia.
Kegiatan usaha transplantasi karang di CV. Dinar unit Kerobokan juga tidak lepas
dari peran nelayan sebanyak 17 orang yang membantu memelihara karang yang ditanam
di pantai. Nelayan mendapat upah sesuai dengan banyak karang yang berhasil dipanen.
4.3.4 Produksi
Karang yang ditransplantasi dalam satu tahun adalah sebesar 70.781 unit dan
menghasilkan karang yang dapat dipanen sebanyak 49.547 unit. Banyaknya karang yang
dapat dipanen terutama dipengaruhi oleh cara pemeliharaan oleh nelayan dan kondisi
alam.
4.3.5 Penerimaan
Penerimaan yang diperoleh dari usaha transplantasi karang didapat dari jumlah
karang hasil panen yang dapat dijual. Hal ini dikarenakan tidak semua karang hasil panen
layak untuk dijual. Harga jual karang transplantasi hasil panen ada tiga macam, untuk
jenis Caulastrea sp dan Euphyllia sp cabang 2 dijual dengan harga $ 1,5 atau setara
Rp. 14.271,- dan untuk jenis Caulastrea sp dan Euphyllia sp cabang 3 dan 4 dijual
dengan harga $ 2 atau setara Rp. 19.028,- dan selain kedua jenis tersebut dijual
seharga $ 1 atau setara Rp. 9.514,-. Banyak karang yang layak jual dalam jangka waktu
satu tahun adalah sebesar 42.469 unit dengan nilai penjualan sebesar Rp. 437.620.215,-.
4.4 Analisa Usaha
4.4.1 Analisa Keuntungan
Keuntungan usaha adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap maupun tidak tetap (Soekartawi, 1993).
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai keuntungan sebesar Rp.
40.431.464,-
Zakat dikeluarkan sebesar 2,5 % dari benefit yang diperoleh untuk membersihkan
harta atau benefit yang didapat (Primyastanto, dkk, 2005). Sehingga zakat yang harus
dikeluarkan dalam satu tahun adalah Rp. 1.010.787,-
4.4.2 Analisa Rentabilitas
Rentabilitas suatu usaha menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva modal
yang menghasilkan laba tersebut (Primyastanto, dkk, 2005).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai rentabilitas sebesar 17,25 %. Artinya modal
yang ditanam menghasilkan laba sebesar 17,25 %.
4.4.3 Analisa Revenue Cost Ratio (R/C ratio)
Analisa Revenue Cost Ratio yaitu perbandingan atau imbangan antara total
penerimaan dengan total biaya (Riyanto, 1995).
Besarnya nilai Revenue Cost Ratio (R/C ratio) yang diperoleh adalah 1,10. Artinya
setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 1,10,-.
4.4.4 Analisa Break Event Point
Analisa break-even adalah analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa tersebut
mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan, volume kegiatan, maka analisa tersebut
sering pula disebut ”Cost–Profit –Volume analysis” (C.P.V. analysis). Dalam
perencanaan keuntungan, analisa break-even merupakan ”profit planning approach”
yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost) dan penghasilan penjualan
(revenue).
Perhitungan BEP sales diperoleh nilai sebesar Rp. 296.907.369,-. Artinya penjualan
minimal yang harus tercapai agar tidak mengalami kerugian adalah sebesar Rp.
296.907.369,-. Sedangkan perhitungan BEP unit diperoleh nilai sebanyak 29.215 unit.
Artinya penjualan minimal yang harus dilakukan agar tidak mengalami kerugian adalah
sebanyak 29.215 unit.
4.4.5 Analisa Net Present Value
Net Present Value merupakan perbandingan antara Present Value kas bersih (PV of
proceed) dengan Present Value investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan Jakfar.
2003).
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 344.408.958,-. Artinya
keuntungan yang diperoleh setelah didiskonto sebesar 13 % tetap bernilai positif
sehingga usaha ini layak untuk dilanjutkan.
4.4.6 Analisa Net B/C
Net Benefit Cost ratio adalah perbandingan dari jumlah present value net benefit
(PVNB) yang bernilai positif dengan present value benefit (PVNB) yang bernilai negatif
(Kasmir dan Jakfar, 2003).
Nilai Net Benefit Cost ratio yang diperoleh sebesar 4,21. Artinya dalam jangka
sepuluh tahun usaha transplantasi karang memberikan keuntungan 4,21 kali dari biaya
yang dikeluarkan.
4.4.7 Analisa Internal Rate Return
Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila
tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan
merugikan (Suad dan Suwarsono, 2000).
Nilai Internal Rate Return yang diperoleh sebesar 48,30 % dan lebih besar dari nilai
imbalan pinjaman bank yang sebesar 13 %. Sehingga investasi pada usaha transplantasi
karang lebih menguntungkan daripada menabung di bank.
4.4.8 Analisa Payback Periode
Payback Period dari suatu investasi diperlukan untuk menggambarkan panjangnya
jangka waktu yang diperlukan agar modal yang diinvestasikan dapat diperoleh kambali
seluruhnya (Primyastanto, dkk, 2006).
Nilai Payback Period sebesar 2,22 tahun. Artinya besarnya modal investasi yang
ditanam akan dapat kembali diperoleh setelah 2,22 tahun.
4.5 Aspek Pemasaran
4.5.1 Peluang Pasar
Perdagangan karang hasil transplantasi dibatasi jumlahnya dengan pemberian kuota
ekspor dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga banyaknya
permintaan karang tidak dapat dipenuhi. Untuk memenuhi peluang pasar yang terbuka
lebar, CV. Dinar selalu meningkatkan produksinya dan meminta kenaikan kuota ekspor.
Munculnya pesaing baru dalam usaha transplantasi karang juga menjadi ancaman
karena harus berbagi pasar penjualan. Tetapi munculnya pesaing baru relatif sulit
mengingat prosedur perijinan dalam kegiatan usaha ini cukup banyak
4.5.2 Saluran Pemasaran
Karang transplantasi dari tempat budidaya atau penangkaran diangkut dengan
angkutan darat ke tempat penampungan di Kerobokan. Setelah sampai di penampungan,
dikarantina beberapa waktu tertentu supaya keadaan koral hasil penangkaran atau
transplantasi tersebut benar-benar dalam keadaan sehat untuk dikirim dengan angkutan
udara ke pelanggan di luar negeri.
Karang yang akan diekspor dilakukan pengepakan sesuai dengan standar yang
ditetapkan secara nasional (SNI) maupun secara internasional (IATA Live Animal
Regulation).
Karang hasil transplantasi dari CV. Dinar seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan
ekspor. Negara tujuan ekspor karang transplantasi diantaranya adalah Amerika Serikat,
Kanada, Inggris, Denmark, Jerman, Swis, Prancis, Polandia, Republik Ceko, Swedia,
Rusia, Jepang, Korea, Taiwan dan Selandia Baru.
4.5.3 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah cara–cara yang diterapkan sebuah usaha untuk mencapai
sasaran. Strategi pemasaran selalu berhubungan dengan marketing mix (Keegan, 1996).
1. Product (produk)
Produk adalah apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh,
dipergunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler,
1995).
Untuk menjamin kepuasan pelanggan maka CV. Dinar melaksanakan beberapa
strategi produk. Karena apabila pelanggan puas terhadap produk yang dihasilkan maka
mereka akan menjadi pelanggan setia untuk waktu yang akan datang. Strategi yang
dilakukan diantaranya adalah hanya menjual produk yang berkualitas dan selalu
melakukan percobaan untuk mengembangkan produk yang menjadi unggulan.
2. Price (harga)
Menurut Koeswara (1995), harga mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu,
pengusaha harus mengatur harga jual sedemikian rupa sehingga pihak pembeli sanggup
membeli. Harga tersebut harus fleksibel, tidak bersifat kaku sehingga mudah
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan harga. Hal ini perlu diperhatikan
mengingat strategi yang digunakan perusahaan lain pada suatu ketika dapat memakai
strategi harga untuk menarik pelanggan pengusaha tertentu.
CV. Dinar dalam penetapan harga dipusatkan pada tinggi rendahnya nilai tukar mata
uang dollar terhadap rupiah, karena produk karang transplantasi ini tujuannya adalah
pasar internasional. Harga pasar diantara para pesaing berada pada standar menengah,
sehingga dapat menembus pasar pada persaingan yang semakin ketat dan dapat
menempatkan posisi pada segmen pasar yang baik. Posisi yang tepat pada segmen pasar
ini tak lepas dari penetapan harga yang sesuai dengan kualitas produk. Untuk mengikat
hubungan dengan pelanggan CV. Dinar juga memberikan kemudahan kepada konsumen
dalam pembayaran dan melakukan obral terhadap jenis karang yang berlebih.
3. Place (tempat)
Faktor–faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan perusahaan
berbeda, secara umum beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi antara lain : a) Lingkungan masyarakat, b) Kedekatan dengan bahan baku, c)
Fasilitas dan sarana transportasi, d) Tenaga kerja, e) Kedekatan dengan pasar, dan f)
Sumberdaya–sumberdaya alam lainnya (Purwanti, P, 2003).
Kegiatan usaha transplantasi karang di CV. Dinar mempunyai lokasi pembibitan dan
penampungan relatif dekat dengan lokasi budidaya, bandar udara dan pusat jasa kargo.
Sehingga menghemat biaya transportasi dan biaya penanganan. Disamping itu kondisi
sosial masyarakatnya juga cukup baik.
4. Promotion (promosi)
Promosi adalah aktivasi dan langkah–langkah yang ditempuh perusahaan untuk
memperkenalkan dan mengingatkan pembeli terhadap produk mereka yang ada di pasar
(Koeswara, 1995).
Strategi CV. Dinar dalam memasarkan produk karangnya dengan cara personal
selling, yaitu promosi yang dilakukan pemilik dengan cara kontak pribadi dengan calon
pembeli. CV. Dinar juga pernah mengikuti pameran yang berskala internasional di luar
negeri.
5. Prayer (do’a)
Di dalam Al Qur’an yang dapat dijadikan pedoman dalam berdo’a dan seruan Allah
dalam kaitannya dengan berdo’a kepadanya sangat banyak, yang antara lain firman
Allah: ”Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwa, Aku
adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a, apabila ia berdo’a
kepada-Ku, hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS, 2 : 187).
Kemudian ”Berdo’alah (mohonlah) kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, akan masuk
neraka jahanam dalam keadaan hina-dina” (QS, 40 : 60).
Mendo’a atau memohon kepada Allah adalah inti ibadah. Orang yang mendo’a
seolah-olah munajat (berbicara) dengan Tuhan, berbisik dengan Dia, dengan memakai
kata-kata yang sopan, merendah, sebagai keadaannya orang-orang miskin yang meminta
kepada orang-orang yang kaya. Disebutkan dalam suatu hadis HR. Imam Bukhari dan
Muslim bahwa mendo’a adalah meminta diberi harta benda di dunia dan pahala di
akherat, sehingga terjauh dari api neraka.
Berdasarkan sedikit dalil Al Qur’an dan hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebelum kita melakukan usaha dianjurkan berdo’a, ketika sedang melaksanakan usaha
berdo’a dan setelah menyelesaikan suatu usaha juga berdo’a karena manusia hanya dapat
berusaha dan yang menentukan hasilnya adalah Allah semata. Segala pekerjaan yang
disertai dengan do’a yang ikhlas akan mendapat berkah walaupun hasil yang dicapai
kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pimpinan CV. Dinar sangat btoleran rehadap keyakinan karyawannya. Sehingga
setiap aktifitas usaha yang dijalankan selalu memperhatikan aspek religius. Setiap
karyawan diberi waktu untuk beribadah dan berdo’a sesuai dengan keyakinan masing-
masing, mengingat ada dua kelompok besar agama yang dianut karyawan CV. Dinar,
yaitu Islam dan Hindu.
4.6 Manajemen Usaha
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil
yang diinginkan (Allen dan Manullang, 1992). Sedangkan menurut Handoko (1992)
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan–tujuan organisasi dan penentuan
strategi, kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Usaha transplantasi di CV Dinar telah melaksanakan fungsi perencanaan dengan baik
yaitu dengan membuat rencana kerja, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Rencana kerja tersebut diantaranya adalah menghasilkan spesimen karang secara ramah
lingkungan bagi usaha perdagangan untuk memenuhi permintaan karang hias dunia,
menyediakan bibit karang untuk program restorasi dan rehabilitasi terumbu karang secara
cepat dan murah, bahan baku kerajinan souvenir, dan lain sebagainya. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas karang hasil transplantasi. Meningkatkan hubungan dua arah
dengan nelayan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi,
sumberdaya–sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya
(Handoko, 1992).
Pengorganisasian ini merupakan upaya pendistribusian jenis pekerjaan aktivitas usaha
kepada tenaga kerja yang ada. Untuk itu sangat diperlukan adanya koordinasi dan
integrasi seluruh kegiatan pemasaran, yaitu dengan mempererat kerja sama dan
menghindari pertentangan agar mudah dilakukan suatu koordinasi sehingga pada
akhirnya nanti tujuan dapat tercapai dengan baik.
Struktur organisasi yang diterapkan di unit usaha transplantasi karang CV. Dinar
Kerobokan mempunyai struktur organisasi garis yang dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 10. Struktur Organisasi Usaha Transplantasi Karang CV. Dinar Kerobokan
Pemberian tanggung jawab dan wewenang yang jelas terhadap karyawan diwujudkan
dalam job description.
c. Actuating (Pergerakan)
Menggerakkan adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaan dalam
organisasi. Dalam menjalankan organisasi para pemimpin atau manajer harus
menggerakkan bawahannya (para karyawan) unutuk mengerjakan pekerjaan yang
telah ditentukan dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk dan
memberi motivasi (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka menggerakkan karyawan di usaha
transplantasi karang CV Dinar diantaranya adalah sebagai berikut :
► Memberikan pelatihan ketrampilan yang mendukung pekerjaan.
KOORDINATORTRANSPLANTASI
ADMINISTRASITRANSPLANTASI
PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
► Melakukan rotasi tempat kerja sehingga mengurangi kejenuhan pekerjaan.
► Memberikan kenaikan gaji secara berkala.
► Memberikan berbagai macam tunjangan (Jamsostek, Tunjangan Hari Raya)
► Memberikan bonus jika target dapat terlampaui.
d. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan adalah proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas, apakah
telah sesuai dengan rencana. Jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan maka akan
segera dikendalikan (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan pada usaha transplantasi karang CV Dinar
cukup efektif. Misalnya Absensi dengan menggunakan finger printing sehingga jam kerja
karyawan dapat dipantau. Pihak perusahaan turun langsung ke lapang untuk mengetahui
hasil pemeliharaan nelayan. Melakukan evaluasi penanaman, pemeliharaan dan panen.
Melakukan evaluasi karyawan setiap periode tertentu.
4.7 Badan Usaha
Kelangsungan dan kelancaran usaha transplantasi karang di CV. Dinar sangat
diperhatikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kelengkapan surat ijin yang dimiliki oleh CV.
Dinar. Surat ijin yang dimiliki oleh CV. Dinar adalah Akte pendirian CV, Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
Surat Ijin Gangguan (HO), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha Perikanan (IUP)
dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Perdagangan karang di dunia dilindungi oleh Undang-Undang. Oleh karena itu CV.
Dinar juga mempunyai beberapa surat ijin khusus yang berhubungan dengan usaha
transplantasi karang. Surat ijin tersebut adalah Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau
Transplantasi Karang yang Tidak Dilindungi Undang-Undang kepada CV. Dinar,
Pemberian Ijin Usaha Pengedar Hasil Penangkaran atau Transplantasi Koral yang Tidak
Dilindungi Undang-Undang ke Luar Negeri kepada CV. Dinar dan Perubahan Keputusan
Direktur Jenderal PHKA Nomer 40/ Kpts/ DJ-IV/ 2002 Tanggal 25 Oktober 2002
Tentang Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau Transplantasi Koral.
Kegiatan usaha transplantasi karang yang melanggar Undang-Undang dapat dikenai
sangsi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau bahkan pencabutan ijin
usaha. Oleh sebab itu, CV. Dinar berusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
transplantasi karang dengan melaksanakan Undang-Undang yang berlaku.
4.8 Aspek Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum
suatu investasi atau usaha dijalankan. Telaah yang dilakukan untuk mengetahui dampak
yang ditimbulkan jika usaha jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun dampak positif.
Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha
dilakukan sekarang atau bisa terlihat beberapa waktu kemudian dimasa yang akan datang.
Dampak lingkungan yang terjadi adalah berubahnya lingkungan dari suatu bentuk aslinya
seperti perubahan fisik, kimia, biologi atau sosial. Perubahan lingkungan ini jika tidak
diantisipasi dari awal akan merusak tatanan yang sudah ada, baik terhadap fauna, flora
maupun manusia itu sendiri (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Kegiatan transplantasi karang dapat menunjang program konservasi alam dan
pelestarian lingkungan. Disamping itu, juga meningkatkan keanekaragaman habitat ikan
di dalam areal budidaya karang. Kegiatan transplantasi tidak mencemari lingkungan
karena tidak menggunakan zat organik tambahan seperti budidaya ikan.
4.9 Aspek Sosial dan Ekonomi
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya
sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik dan
sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya
perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan kesehatan masyarakat.
Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya perubahn gaya hidup, budaya,
adat istiadat dan struktur sosial lainnya.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan
memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah
dampak positif yang diperoleh adalah memberikan pemasukan berupa pendapatan baik
bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur sumber daya
alam yang belum terjamah. Sebaliknya dampak negatif pun tidak akan terlepas dari aspek
ekonomi, misalnya eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, masuknya pekerja dari
luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi masyarakat sekitarnya (Kasmir dan
Jakfar, 2003).
Keberadaan kegiatan usaha transplantasi karang telah memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Lapangan pekerjaan baru
terbuka, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Dapat dijadikan mata
pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir atau nelayan. Pendapatan daerah dan
perolehan devisa negara juga meningkat.
4.10 Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung usaha transplantasi karang diantaranya adalah
Perijinan lengkap sehingga kegiatan usaha lancar
Pemeliharaan karang relatif mudah
Lokasi usaha strategis dekat dengan bandara udara, jasa kargo dan fasilitas umum
lainnya
Kerjasama yang baik dengan jasa kargo sehingga pengiriman barang menjadi
lancar
Mendapat ISO 9001 tahun 2000 tentang peningkatan mutu sehingga mampu
meningkatkan kepercayaan pihak yang berhubungan khususnya pelanggan
Program kemitraan dengan nelayan yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama
4.11 Faktor Penghambat
Adapun faktor yang menjadi penghambat dalam usaha transplantasi karang adalah
Tingkat kematian atau kerusakan relatif tinggi (berkisar 30 %)
Ketergantungan terhadap pasang surut tinggi
Pemeliharaan karang kurang optimal
Ombak yang besar dapat merusak susunan meja karang di pantai
Ketergantungan yang tinggi terhadap induk dari alam khusus untuk jenis tertentu
Ekspor yang dibatasi oleh kuota
Adanya beberapa nelayan yang kurang rajin dalam memelihara karang
Munculnya pesaing baru
Sedikitnya pesanan karang
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di CV. Dinar Banjar
Kesambi, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Propinsi
Bali dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Aspek Teknis
Sarana produksi pada CV. Dinar terdiri dari sebagai berikut ; indukan, bahan baku
(tatakan, rak meja besi dan lem), air laut, listrik, peralatan produksi (akuarium, pompa
air, skimmer, mesin gerinda, tang gunting, bor, kapak, palu, baskom, gayung dan kapi),
perlengkapan selam dan alat transportasi (mobil pick up Kijang dan perahu tempel).
Prasarana produksi pada CV. Dinar terdiri dari sebagai berikut ; keadaan jalan yang
cukup baik, lokasi usaha strategis dan fasilitas komunikasi yang memadai.
Metode transplantasi karang meliputi ;
a. Pemilihan Lokasi ; lokasi untuk transplantasi karang diutamakan pada daerah-daerah
terumbu karang yang telah mengalami kerusakan tetapi masih memenuhi syarat bagi
kehidupan karang.
b. Pelekatan stek ; potongan koloni karang ditempelkan dengan lem pada substrat buatan
/ tatakan (artificial base coral).
c. Persemaian ; bibit karang yang telah ditransplantasi dibawa ke laut dengan cara
diletakkan pada rak-rak besi yang telah ditanam di dasar laut
d. Pembesaran dan Pemeliharaan ; bibit karang yang telah disemaikan pada rak-rak besi
didasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk mendapatkan kelangsungan
hidup dan pertumbuhan yang baik.
e. Pemantauan ; pemantauan terhadap bibit yang ditanam meliputi pengukuran
pertumbuhan dan penghitungan karang yang mati.
f. Pemanenan ; karang hasil transplantasi setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat
untuk restocking dan pemanfaatan lainnya selanjutnya ditangani dan dilakukan secara
hati-hati agar kondisi karang tetap sehat, segar, tidak cacat dan tidak stres.
Aspek Finansial
Besarnya modal investasi yang diperlukan pada tahun pertama investasi adalah Rp.
234.442.745,-. Sedangkan modal kerja yang dibutuhkan dalam satu tahun adalah sebesar
Rp. 323.218.689,- Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai
keuntungan sebesar Rp. 40.431.464,-. Zakat dikeluarkan sebesar 2,5 % dari benefit yang
diperoleh. Sehingga zakat yang harus dikeluarkan dalam satu tahun adalah Rp.
1.010.787,-. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai rentabilitas sebesar 17,25 %.
Besarnya nilai Revenue Cost Ratio (R/C ratio) yang diperoleh adalah 1,10. Perhitungan
BEP sales diperoleh nilai sebesar Rp. 296.907.369,-. Sedangkan perhitungan BEP unit
diperoleh nilai sebanyak 29.215 unit.
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 344.408.958,-. Nilai Net
Benefit Cost ratio yang sebesar 4,21. Nilai Internal Rate Return yang diperoleh sebesar
48,30 % dan Payback Period selama 2,22 tahun. Nilai NPV yang positif, Net B/C lebih
besar dari 1, IRR > suku bunga bank (13%) dan Payback Periode yang kurang dari umur
investasi usaha (10 tahun) maka usaha transplantasi karang ini layak untuk
dikembangkan.
Aspek Pemasaran
Peluang Pasar karang masih terbuka lebar, tetapi perdagangan karang hasil
transplantasi dibatasi jumlahnya dengan pemberian kuota ekspor.
Strategi pemasaran karang CV. Dinar didasarkan pada marketing mix yang meliputi
product, place, price promotion dan prayer
Karang transplantasi dari tempat budidaya atau penangkaran diangkut dengan
angkutan darat ke tempat penampungan di Kerobokan. Setelah sampai di penampungan,
dikarantina beberapa waktu tertentu supaya keadaan koral hasil penangkaran atau
transplantasi tersebut benar-benar dalam keadaan sehat untuk dikirim dengan angkutan
udara ke pelanggan di luar negeri.
Aspek Manajemen
Penerapan fungsi manajemen dalam usaha transplantasi karang telah dilaksanakan
dengan baik, yaitu meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan.
Aspek Hukum
Surat ijin yang dimiliki oleh CV. Dinar adalah Akte pendirian CV, Tanda Daftar
Perusahaan (TDP), Surat Keterangan Domisili Usaha, Surat Ijin Tempat Usaha (SITU),
Surat Ijin Gangguan (HO), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Ijin Usaha Perikanan (IUP)
dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau
Transplantasi Karang yang Tidak Dilindungi Undang-Undang kepada CV. Dinar,
Pemberian Ijin Usaha Pengedar Hasil Penangkaran atau Transplantasi Koral yang Tidak
Dilindungi Undang-Undang ke Luar Negeri kepada CV. Dinar dan Perubahan Keputusan
Direktur Jenderal PHKA Nomer 40/ Kpts/ DJ-IV/ 2002 Tanggal 25 Oktober 2002
Tentang Pemberian Ijin Usaha Penangkaran atau Transplantasi Koral.
Kegiatan usaha transplantasi karang yang melanggar Undang-Undang dapat dikenai
sangsi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku atau bahkan pencabutan ijin
usaha. Oleh sebab itu, CV. Dinar berusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha
transplantasi karang dengan melaksanakan Undang-Undang yang berlaku.
Aspek Lingkungan
Kegiatan transplantasi karang dapat menunjang program konservasi alam dan
pelestarian lingkungan. Disamping itu, juga meningkatkan keanekaragaman habitat ikan
di dalam areal budidaya karang.
Aspek Sosial dan Ekonomi
Keberadaan kegiatan usaha transplantasi karang telah memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat. Lapangan pekerjaan baru
terbuka, sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Dapat dijadikan mata
pencaharian alternatif bagi masyarakat pesisir atau nelayan. Pendapatan daerah dan
perolehan devisa negara juga meningkat.
5.2 Saran
Saran yang dapat dikemukakan setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapang adalah
a. Pengusaha
Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen karang transplantasi dengan cara
meningkatkan kontrol pemeliharaan karang sehingga kualitas karang meningkat,harga
jual menjadi tinggi dan total penerimaan bertambah.
Memberikan insentif ekonomi kepada nelayan terhadap kualitas produksi, misalnya
dengan pemberian fasilitas atau stratifikasi harga beli berdasarkan kualitas karang,
sehingga rajin dalam memelihara karang.
Mengoptimalkan penggunaan tagging sehingga stok persediaan karang dapat
dikontrol dengan mudah.
Menjalin kerjasama yang baik dengan nelayan, perusahaan sejenis dan instansi terkait
sehingga tercapai hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan.
Melakukan penelitian dan mencari teknologi yang lebih canggih, murah dan ramah
lingkungan sehingga dapat mengurangi beban biaya produksi.
Merancang strategi pemasaran dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang ada.
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai media pemasaran, misalnya
dengan membuka web-site, mengingat tujuan ekspor karang transplantasi adalah negara-
negara maju yang familiar dengan kecanggihan teknologi informasi.
b. Pemerintah
Merancang Undang-Undang yang mengatur usaha transplantasi karang dengan jelas
sehingga tidak terjadi eksploitasi sumberdaya alam yang tidak terkendali
c. Nelayan
Meningkatkan kerajinan dalam pemeliharaan karang sehingga kualitas dan kuantitas
karang hasil panen meningkat
d. Mahasiswa
Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi pengembangan usaha dan cara
menghadapi hambatan yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar. 2002. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Melalui Pendekatan Agribisnis dan Agroindustri dalam Upaya Penanggulangan Kerusakan Terumbu Karang. www.rudict.com. Tanggal akses : 15 Mei 2006.
Anonymous. 2005. Budidaya Karang Sekaligus Menyelamatkan Karang. www.bppt.go.id. Tanggal akses : 28 Mei 2006.
Dahuri, R. Rais J,; Ginting S.P. dan Sitepu M.J. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset Pembangunan Berkelanjutan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1997. Al-Qur’an dan terjemahannya Juz 1-30. Cv. Jaya Sakti. Surabaya.
Harriot, V.J. and D.D. Fisk. 1988. Coral Transplantation as a Reef ManagementOption. www.clidata.org/Reports/Coral_Reef/infosources. Tanggal akses 15 Mei 2006.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.
Keegan, W. 1996. Manajemen Pemasaran Global. Jilid I. Prentice Hall. Jakarta.
Koeswara, S. 1995. Pemasaran Industri. Jilid II. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Lindahl, U. 1999. Rehabilitation of Degraded Coral Reefs. In. Linden, L dan N.
Mawardi, W. 2004. Ekosistem Terumbu Karang Peranan, Kondisi dan Konservasinya. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana IPB. Bogor
Manullang, Drs. 1992. Dasar–Dasar Manajemen. Ghalia–Indonesia. Jakarta.
Nybakken,J.W. 1992. Biologi Laut Satu Pendekatan Ekologis. Gramedia. Jakarta.
Poerwanti, E. 2000. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Perilaku. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNMUH Malang. Malang.
Prabhaswara, A dan Savitri, P. 2004. Dasar Penyusunan Project Proposal. Andi. Yogyakarta.
Primyastanto, M., dkk. 2005. Perencanaan Usaha (Bussines Plan) Sebagai Aplikasi Ekonomi Perikanan. Bahtera Press. Malang.
----------------, M., dkk. 2006. Panduan Evaluasi Proyek. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang.
Purwanti, P. 2003. Manajemen Industri Perikanan (Buku 1). Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.
Rachman, A dan Mudhita, M. (2002). Giant Clams Culture: a Model For Sustainable Seafarming Management. In: W. Kastoro, et al (Eds) Proceedings on Mariculture in Indonesia. LIPI–Norway Coorporation Programs. Mataram, Lombok.
Ramli, I. 2003. Pengelolaan Terumbu Karang Melalui Penerapan TeknologiTransplantasi Karang Berbasis Masyarakat.. Lomba Karya Tulis Ilmiah Teknologi 2003 BALITBANGDA Propinsi Sulawesi Selatan.
Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Gajahmada. Yogyakarta.
Subagya, P.J. 1991. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Soekartawi. 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press. Jakarta.
Sule, E.T. dan Saefullah, K. 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media. Jakarta.
Sunarto. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. AMUS & UST Press. Yogyakarta.
Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan. J & J Learning. Yogyakarta.