pK7 Tti'ZBf - 153.92.4.138153.92.4.138/amdal_info/uploads/izin/PT PERTAMINA... · mendapatkan izin...
Transcript of pK7 Tti'ZBf - 153.92.4.138153.92.4.138/amdal_info/uploads/izin/PT PERTAMINA... · mendapatkan izin...
pK 7 t-
Tti'ZBf
M ENTER1 L IN G K U N G A N H ID U P DAN K E IIU TA N A N K EPURLIK IN D O N ESIA
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANREPUBLIK INDONESIA
NOMOR: SK. 1 0 /M enlhk/Setjen/PK L. 1 / 1 /2018
TENTANG
IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT ATAS NAMA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I
TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK RANAI-NATUNA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
M enim bang : a. bahw a berdasarkan k e ten tu an Pasal 3 ayat (1)P era tu ran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 T ahun 2006 ten tang Persyaratan dan Tata Cara Perizinan Pem buangan Air Limbah ke Laut, Setiap u sa h a d a n /a ta u kegiatan yang akan m elakukan pem buangan air lim bah ke lau t wajib m endapatkan izin dari Menteri;
b. bahw a O peration Head PT Pertam ina (Persero) M arketing O peration Region I Term inal Bahan B akar Minyak N atuna G roup m elalui su ra t Nomor 176 /F 1143C /2014-S 0 tanggal 10 D esem ber 2014, m engajukan Perm ohonan Ijin Pem buangan Limbah Cair ke Laut;
c. bahw a berdasarkan :
1) hasil verifikasi adm in istrasi oleh Pelayanan Terpadu S atu P intu K em enterian Lingkungan Hidup dan K ehutanan sesuai Nomor Registrasi R 201503180012 tanggal 18 M aret 2015;
2) Berita Acara R apat Pem bahasan Teknis IzinPem buangan Air Limbah Ke Laut PT Pertam ina (Persero) TBBM N atuna Group Nomor: BA-91 / Dep.II-2 / LH / PDAL/ 0 4 /2 0 1 4tanggal 27 April 2015;
3) Berita Acara Verifikasi Lapangan Perm ohonan Izin Pem buangan Air Limbah Ke Laut PT Pertam ina (Persero) Term inal B ahan B akar Minyak N atuna G roup Nomor BA- 130 /D ep .II/L H /P D A L /0 5 /2 0 15 tanggal 29 Mei 2015;
4) S u ra t Pjs. O peration Head TBBM N atuna G roup Nomor 0 3 4 / 1 143C /2015-S8 tanggal 4 A gustus 2015 Perihal Tindak Lanjut Verifikasi Laoanean IPLC:
-2 -
M engingat
M em perhatikan
perm ohonan Izin Pem buangan Air Limbah ke Laut Atas Nama PT Pertam ina (Persero) M arketing O peration Region I Term inal B ahan B akar Minyak R anai-N atuna telah m em enuhi persyaratan ;
d. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana d im aksud dalam h u ru f a sam pai dengan h u ru f c, perlu m enetapkan K eputusan Menteri L ingkungan Hidup dan K ehutanan ten tang Izin Pem buangan Air Limbah ke Laut Atas Nama PT Pertam ina (Persero) M arketing O peration Region I Term inal B ahan B akar Minyak R anai-N atuna;
1. U ndang-undang Nomor 32 T ahun 2009 ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. P eratu ran Pem erintah Nomor 19 T ahun 1999 ten tang Pengendalian Pencem aran d a n /a ta u Perusakan Laut;
3. P era tu ran Pem erintah Nomor 27 T ahun 2012 ten tang Izin Lingkungan;
4. P era tu ran Presiden Nomor 7 T ahun 2015 ten tang O rganisasi K em enterian Negara;
5. P era tu ran Presiden Nomor 16 T ahun 2015 ten tang K em enterian L ingkungan H idup dan K ehutanan;
6. K eputusan Menteri Negara L ingkungan HidupNomor 51 T ahun 2004 T entang Baku M utu Air Laut sebagaim ana telah d iubah dengan K eputusan Menteri Negara L ingkungan HidupNomor 179 T ahun 2004;
7. P eratu ran Menteri Negara Lingkungan HidupNomor 12 T ahun 2006 ten tang Persyaratan dan T ata Cara Perizinan Pem buangan Air Limbah Ke Laut;
8. P era tu ran M enteri Negara Lingkungan HidupNomor 19 T ahun 2010 ten tang Baku M utu Air Limbah bagi U saha d a n /a ta u Kegiatan Minyak dan G as Bumi se rta Panas Bumi;
9. P era tu ran Menteri L ingkungan H idup dan K ehutanan Nomor P. 18/M enLH K -II/2015 ten tang O rganisasi dan T ata Kerja Kem enterian Lingkungan Hidup dan K ehutanan;
1. Dokum en Upaya Pengelolaan Lingkungan danUpaya P em antauan Lingkungan Depot BBM N atuna di K abupaten K epulauan Riau yang d isetu ju i oleh D irektorat Pem bekalan dan Pem asaran Dalam Negeri, D irektorat Jendera lMinyak dan G as Bumi, Nomor:2 1 0 9 /3 8 .0 3 /DM T/99 tanggal 20 Ju li 1999;
2. R isalah Pengolahan D ata Perm ohonan Izin Pem buangan Air Limbah ke Laut PT. Pertam ina (Persero) M arketing O peration Region I Terminal
-3 -
M enetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
RPD-65/PPKL/PPKPL/PKL. 1 /1 1 /2 0 1 7 tanggal 6 November 2017;
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT ATAS NAMA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK RANAI - NATUNA.
M em berikan izin pem buangan air lim bah ke lau t kepada:
1. Nama B adan U saha : PT. Pertam inad a n /a ta u kegiatan (Persero) M arketing
O peration Region I Term inal B ahan B akar Minyak R anai-N atuna
2. B idang U saha : Penerim aan,d a n /a ta u Kegiatan Penim bunan dan
Penyaluran B ahan B akar Minyak
3. Nama Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan
: Djonny Rianto
4. Ja b a ta n : O peration Head TBBM N atuna Gorup
5. A lam at Kantor dan : Jl. DKW M oh.BantengLokasi U saha No. 091 Ranaid a n /a ta u kegiatan K abupaten N atuna
K epulauan Riau Telp. (061) 4552422 Faxs. (061) 4553761
: Pem buangan air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KESATU, bersum ber dari a ir hu jan yang bersinggungan dengan area genset, tu m p ah an & te tesan BBM, pem bersihan filling shed (pengisian BBM ke mobil tangki) dan dari ceceran, tu m p ah an a tau proses d rain tangki tim bun.
Penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan dalam m elaksanakan pem buangan a ir lim bah ke lau t sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEDUA wajib m em enuhi keten tuan :
1. ta ta letak (lay out) pem buangan air lim bah sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran I h u ru f A K eputusan ini;
2. a ir lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEDUA dilengkapi dengan titik koordinat penaatan (outlet) sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran Ilo n m f Q 1/ntMifiir.n^ i * •
-4 -
KEEMPAT
KELIMA
KEENAM
KETUJUH
3. air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam angka 2 d ibuang ke lau t pada titik koordinat pem buangan air lim bah (outfall) sebagaim ana d im aksud dalam Lam piran I h u ru f C K eputusan ini; dan
4. titik koordinat p an tau ku a litas air lau t sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran I h u ru f D K eputusan ini.
: Air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEDUA sebelum dibuang ke lau t wajib diolah terlebih d ah u lu m elalui proses pengolahan air lim bah secara fisika dengan pengendapan sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f A K eputusan ini.
: T erhadap air lim bah hasil pengolahan sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEEMPAT sebelum dibuang ke lau t penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan wajib:1. m elakukan pengukuran dan p enca ta tan debit
harian air lim bah di titik p en aa tan (outlet) dengan m enggunakan a la t u k u r debit; dan
2. m elakukan p em an tauan ku a litas air lim bah pada koordinat titik pen aa tan (outlet) sebagaim ana d im aksud dalam Amar KETIGA angka 2 paling sedikit d ilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan m enggunakan laboratorium yang terakreditasi.
: P em an tauan kua litas air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KELIMA angka 2 wajib m em enuhi param eter baku m u tu air lim bah sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f B K eputusan ini dengan m enggunakan laboratorium yang terakreditasi.
: Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan dalam m elaksanakan pem buangan air lim bah ke lau t sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEEMPAT, wajib m enaati ke ten tu an :1. m em buang air lim bah ke lau t yang m erupakan air
lim bah hasil pengolahan yang telah m em enuhi baku m utu air lim bah sebagaim ana dim aksud dalam Amar KEENAM;
2. m em buang air lim bah dengan debit air lim bah paling tinggi harian sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f C K eputusan ini;
3. m encata t debit a ir lim bah yang d ibuang ke lau t setiap hari sebagaim ana d im aksud dalam Amar KELIMA angka 1;
4. m enghitung beban a ir lim bah ra ta -ra ta bu lanan pada titik penaa tan (outlet) dengan m enggunakan ru m u s sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f D K eputusan ini;
-5 -
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
KESEBELAS
5. m enghitung beban inlet sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f E K eputusan ini; dan
6. m enghitung efisiensi pengolahan sebagaim ana te rcan tu m dalam Lam piran II h u ru f F K eputusan ini.
Penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan wajib m elakukan pem an tauan kua litas air lau t di koordinat p a n ta u kua litas air lau t sebagaim ana d im aksud dalam Amar KETIGA angka 4 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bu lan dengan m enggunakan laboratorium terakreditasi.
: P em an tauan sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEDELAPAN wajib m em enuhi param eter baku m utu a ir lau t sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran II h u ru f G K eputusan ini.
: Penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan h a ru s m elaporkan tatakelola kegiatan pem buangan air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEDUA sam pai dengan Amar KETUJUH paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bu lan dan Amar KEDELAPAN paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bu lan kepada:
1. M enteri Lingkungan Hidup dan K ehutanan m elalui D irektur Jen d era l Pengendalian Pencem aran dan K erusakan Lingkungan;
2. G ubernu r K epulauan Riau m elalui Kepala D inas Lingkungan H idup dan K ehutanan Provinsi K epulauan Riau; dan
3. B upati N atuna melalui Kepala Dinas Lingkungan H idup K abupaten N atuna.
: Dalam pe laksanaan kegiatan pem buangan air lim bah ke laut, Penanggung Jaw ab U saha dan /a ta u Kegiatan dilarang:
1. m elakukan pem buangan air lim bah selain di titik pen aa tan dan lokasi pem buangan yang telah d ite tapkan sebagaim ana d im aksud dalam Amar KETIGA angka 2 dan angka 3;
2. m elakukan pem buangan air lim bah tanpa pengolahan sebagaim ana d im aksud pada Amar KEEMPAT;
3. m elakukan pengenceran a ir lim bah yang d ibuang ke laut;
4. m elam paui kadar baku m u tu a ir lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KEENAM; dan
5. m elam paui debit pem buangan air lim bah sebagaim ana d im aksud dalam Amar KETUJUH angka 2.
-6 -
KEDUA BELAS : Dalam hal kadar baku m u tu kua litas air lim bah terlam paui yang d iak iba tkan oleh terhen tinya sebagian a ta u se lu ruh kegiatan operasi dan sam pai d im ulainya kem bali kegiatan operasi, Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan wajib m elaporkan kepada:
1. Menteri Lingkungan H idup dan K ehutanan m elalui D irektur Jen d era l Pengendalian Pencem aran dan K erusakan Lingkungan;
2. G ubernu r K epulauan Riau m elalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan K ehu tanan Provinsi K epulauan Riau; dan
3. B upati N atuna m elalui Kepala D inas Lingkungan H idup K abupaten N atuna.
KETIGA BELAS : Dalam hal terjadi pencem aran d a n /a ta u peru sakan lingkungan h idup, Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan wajib m elakukan penanggulangan dan pem ulihan fungsi lingkungan hidup.
KEEMPAT BELAS : Penanggulangan pencem aran d a n /a ta u perusakan lingkungan h idup d ilakukan dengan m enerapkan ta ta cara penanganan kondisi d a ru ra t yang dimiliki oleh penanggung jaw ab u sa h a d a n /a ta u kegiatan sebagaim ana tercan tum dalam Lam piran III K eputusan ini.
KELIMA BELAS : Pem ulihan fungsi lingkungan h idup sebagaim ana d im aksud dalam Amar KETIGA BELAS d ilaksanakan sesuai ke ten tuan p e ra tu ran perundang-undangan d a n /a ta u perkem bangan teknologi.
KEENAM BELAS : S eluruh biaya penanggulangan pencem aran d a n /a ta u p e ru sak an lingkungan h idup serta pem ulihan fungsi lingkungan h idup d ibebankan kepada Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan.
KETUJUH BELAS : Dalam hal terjadi kondisi abnorm al dalam jangka w aktu 2 x 24 jam Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan wajib m elaporkan terjad inya kondisi abnorm al dan kondisi d a ru ra t dalam dalam jangka w aktu 1 x 24 jam kepada:
1. M enteri Lingkungan H idup dan K ehu tanan m elalui D irektur Jendera l Pengendalian Pencem aran dan K erusakan Lingkungan;
2. G ubernu r K epulauan Riau m elalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi K epulauan Riau; dan
3. Bupati N atuna melalui Kepala D inas Lingkungan Hidup K abupaten N atuna.
KEDELAPAN BELAS : Dalam pe laksanaan Izin Pem buangan Air Limbah ke Laut sebagaim ana d im aksud dalam K eputusan ini, M enteri m enueaskan kenada Peiahat Ppnaawac
-7 -
KESEMBILAN BELAS : Dalam hal b e rd asa rk an hasil pengaw asansebagaim ana d im aksud dalam Am ar KEDELAPAN BELAS d item ukan pelanggaran, d ikenakan sanksi sesuai k e ten tu an p e ra tu ran perundang -undangan .
KEDUA PULUH : Sanksi sebagaim ana d im aksud dalam AmarKESEMBILAN BELAS tidak m em bebaskan Penanggung Jaw ab U saha d a n /a ta u Kegiatan dari tanggung jaw ab pem ulihan fungsi lingkungan hidup.
KEDUA PULUH SATU : K epu tusan ini m ulai berlaku pada tanggal d ite tapkanu n tu k jan g k a w aktu selam a 5 (lima) ta h u n dan d ap at d iperpan jang dengan m engajukan perm ohonan perpan jangan izin kepada M enteri L ingkungan Hidup dan K ehutanan , paling lam bat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka w aktu izin berakhir.
' dengan aslinya HUKUM,
D itetapkan di J a k a r ta pada tanggal 8 J a n u a r i 2018
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Salinan K epu tusan ini d isam paikan kepada Yth :1. Sekretaris Jen d era l K em enterian Lingkungan H idup dan K ehutanan;2. D irektur Jen d era l Pengendalian Pencem aran dan K erusakan Lingkungan;3. D irektur Je n d e ra l Planologi K ehutanan dan T ata Lingkungan;4. D irektur Je n d era l Penegakan H ukum Lingkungan dan K ehutanan;5. G ubernu r K epulauan Riau;6. B upati N atuna;7. Kepala D inas L ingkungan H idup dan K ehutanan Provinsi K epulauan Riau;8. Kepala D inas L ingkungan H idup K abupaten N atuna;9. O peration Head PT Pertam ina (Persero) M arketing O peration Region I
Term inal B ahan B akar M inyak N atuna Group.
LAMPIRAN IKEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIANOMOR: SK .IO /M enlhk/Setjen /PK L . 1 /1 /2 0 1 8 TENTANGIZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT ATAS NAMA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK RANAI - NATUNA
A. TATA LETAK (LAYOUT) TBBM RANAI - NATUNA
TBBM Desa Ranai K abupaten N atuna m em punyai 2 (dua) Oil Catcher, Oil
Catcher 2 u n tu k in term ediat yaitu sa lu ran dari areal tank i tim bun tanki 1
sam pai tank i 4 sebelum m asu k ke oil catcher u tam a, u n tu k sa lu ran d rainase
dari rum ah genset, Filling Shed dan pom pa langsung m enuju Oil Catcher 1
(Utama). Pengaliran a ir dari Oil Catcher ke badan air penerim a d ilakukan
secara g rav ita s i/ta n p a m enggunakan a la t b an tu /p o m p a .
B.KOORDINAT PENAATAN AIR LIMBAH (OUTLET)
No. Nama Titik Penatan Koordinat
1. OC-01Lintang U tara B ujur Tim ur
3° 5 6 ’ 42 .9” 108°°23’ 26 .3”
C. KOORDINAT PEMBUANGAN AIR LIMBAH (OUTFALL)
No.Nama Titik
Penatan KoordinatBadan Air Penerim a
1. OC-01Lintang U tara B ujur Tim ur
Laut N atuna3° 5 6 ’ 42 .9” 108°°23’ 26 .3”
LAM PI RAN IIKEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIANOMOR: SK. 10 /M enlhk/S etjen /PK L . 1/ 1 /2018 TENTANGIZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT ATAS NAMA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK RANAI - NATUNA
A. PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
1. Neraca Air
Water Storage
itap.ma* 6
Bak Pemadarn
kap^ax 675 rrn
Corah Hujan =
0,0073 m/hari
Kebutyhan Domestik
(MCK) & penyiraiiyen
tarnan
+JL mVliari
PetTibersjhajr) filling sh^ci
(Non Routine Activity)
+ 0.3 m3
Debit yang be rasa
Limpasan Air Hujan dari
area t>angK,i t.irrb ur. oan
filling shed. .Adajah
sebesar 3815 m3
Pa,rr)..sah5r.sec2ra fisj.ka.
i imemajlfaBtKanperdeaaan
; density air dengan BBM)
O il C a t c h e r
Maksimum
28 mVOaii
O U T F A L L
Deskripsi:
K ebutuhan a ir u n tu k operasional Term inal B ahan B akar Minyak (TBBM)
Ranai - N atuna diam bil dari gunung disim pan di Water Storage (kapasitas 6 m3) u n tu k kepentingan dom estik (MCK) sebesar 1 m3/h a r i dan
m enghasilkan a ir lim bah dom estik sebesar 1 m3/h a r i d ibuang ke parit.
U ntuk keperluan cadangan jika terjadi kebakaran pada bak penam pungan
sebesar 675 m3 dan ju g a d igunakan u n tu k pem bersihan filling shed sebesar
0,3 m3/h a r i. Air lim bah yang m asuk ke Oil Catcher dari luasan area yang
bersinggungan dengan d ra inase air hu jan se luas 3 .815 m2 dengan cu rah
hu jan 0 ,0073 m /h a ri, m aka m enghasilkan debit a ir lim bah sebesar 27,7
m3/h a r i d itam bah dari pencucian filling shed sebesar 0,3 m3/h a r i m aka
debit yang m asu k ke Oil Catcher sebanyak 28 m3/h a ri.
-2 -
2. Proses Pengolahan Air Limbah pada Oil Catcher
Diskripsi :
TBBM N atuna G roup m em punyai d u a oilcatcher, oil catcher 2 u n tu k
in term ediat ya itu sa lu ran dari areal tanki tim bun tank i 1 sam pai tanki 4 sebelum m asuk ke oil ca tcher u tam a, u n tu k sa lu ran d ra inase dari rum ah
ganset, Filling Shed d an pom pa lansung m enuju oil catcher 1 (Utama).
Pengaliran a ir dari Oil Catcher 1 d ialirkan ke sa lu ran pem buangan m enuju
outfall. Sistem pengolahan air lim bah TBBM N atuna d ibangun secara
sederhana dan sering d isebu t dengan Oil Catcher. K onsep/m etode kerja Oil
Catcher ada lah dengan m enahan lap isan m inyak yang berada di bagian a ta s
dari pada a ir ka rena bera t jen is m inyak lebih ringan dari pada bera t jen is
air. Sehingga jik a te rd ap a t m inyak (BBM) yang tum pah dan terbaw a oleh
air, m aka lap isan m inyak (BBM) akan selalu berada di bagian a ta s dari pada
air. Sum ber air lim bah pada Oil Catcher 1 berasa l dari a ir hu jan yang
bersinggungan ru an g genset, tu m p ah an & te tesan BBM, pem bersihan Filling
Shed (pengisian BBM ke mobil tangki ) dan dari ceceran, tu m p ah an a ta u
proses drain tangki tim bun. Air lim bah tadi yang telah m elalui proses
pengendapan pada Oil Catcher se lan ju tnya d ibuang lau t m elalui sa lu ran
outlet dengan debit sebesar 28 m3/h a ri.
B. BAKU MUTU AIR LIMBAH YANG DIIZINKAN DIBUANG KE LAUT
No. Param eter K adar M aksim um
1. Minyak dan Lemak 25 mg/1
2. Karbon O rganik Total 110 m g/1
3. pH 6-9
-3 -
C. DEBIT PALING TINGGI AIR LIMBAH YANG DIIZ1NKAN UNTUK DIBUANG KE LAUT
No Lokasi Titik P enataan Je n is Air Limbah Debit Paling Tinggi1 Oil C atcher 1 (induk) Air Limbah D rainase 28 m 3/h a r i
D. PERHITUNGAN BEBAN AIR LIMBAH BULANAN DARI OUTLET
L out = Q b u lan an x C out
E. PERHITUNGAN BEBAN AIR LIMBAH BULANAN DARI INLET
L in = Q b u lan an x C in
F. PERHITUNGAN EFISIENSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
EflPAL =L in - L ou t
x 100%
L in
K eterangan : L ou t L in E f lP A L
Q bu lanan C ou t
C in
beban pencem aran air lim bah outlet beban pencem aran air lim bah inlet efisiensi pengolahan a ir lim bah debit kum ulatif air lim bah dalam 1 bu lan hasil uji param eter air lim bah bu lanan yang d iu k u r oleh laboratorium di outlet hasil uji param eter air lim bah b u lan an yang d iu k u r oleh laboratorium di inlet
G. BAKU MUTU AIR LAUT
No. Param eter S a tuan B aku M utuFisika
1. K ecerahan a m >32. K ebauan - Tidak berbau3. P ad a tan te rsu sp en s i total b m g/l 804. Sam pah n ih il1 0)5. S u h u c °C alam i3 k)6. Lapisan m inyak5 - n ih il1 k)
Kimia1. pHd - 6,5 - 8,5 k)2. Salin itase ° / 0 0 alam i3 < e>3. Am m onia total (NH3-N) m g/l 0,3
4. Sulfida (H2S) m g/l 0,03
5. H idrokarbon total m g/l 16. SenyawaFenol total m S / L 0,0027. PCB (poliklorbifenil) Mg/l 0,018. S u rfak tan (deterjen) m g/l 1
-4 -
No. Param eter S a tuan B aku M utu9. M inyak dan lem ak m g/1 110. TBT (tributil tin) 6 Mg/L 0,01
Logam terlarut11. R aksa (Hg) m g/1 0,00312. Kadm ium (Cd) m g/1 0,00113. Tem baga (Cu) m g/1 0,00814. Timbal (Pb) m g/1 0,00815. Seng (Zn) _____ m g/1 0,05
Biologi1. Coliform (total) f M PN/100 mL 1000 (0
C atatan:1. Nihil ad a lah tidak terdeteksi dengan b a tas deteksi a la t yang
d igunakan (sesuai dengan m etode yang digunakan).2. Metode an a lisa m engacu pada m etode analisa u n tu k a ir lau t yang
telah ada, baik in te rnasional m au p u n nasional.3. Alami ada lah kondisi norm al su a tu lingkungan, bervariasi setiap
sa a t (siang, m alam dan m usim ).4. Pengam atan oleh m an u sia (visual).5. P engam atan oleh m an u sia (visual). Lapisan m inyak yang d iacu
adalah lap isan tipis (thin layer) dengan ketebalan 0,01mm.6. Tidak bloom adalah tidak terjadi p e rtu m b u h an yang berlebihan yang
d ap a t m enyebabkan eutrofikasi. P ertu m b u h an p lankton yang berlebihan d ipengaruh i oleh nu trien , cahaya, su h u , kecepatan a ru s , dan kestab ilan p lank ton itusendiri.a. TBT ad a lah zat antifouling yang b iasanya te rd ap a t pada cat kapal.
d iperbo lehkan terjadi p e ru b ah an sam pai dengan <10% kedalam an euphotic;
b. D iperbolehkan terjadi p e ru b ah an sam pai dengan <10%k o n sen trasi ra ta -ra ta m usim an;
c. D iperbolehkan terjadi p e ru b ah an sam pai dengan <2°C dari su h u alam i;
d. D iperbolehkan terjadi p e ru b ah an sam pai dengan <0,2 sa tu a n pH;e. D iperbolehkan terjadi p e ru b ah an sam pai dengan <5% salin itas
ra ta -ra ta m usim an;f. Berbagai jen is pestisida seperti DDT, E ndrin , E ndosulfan dan
H eptachlor;g. D iperbolehkan terjadi pe ru b ah an sam pai dengan <10%
k o n sen trasi ra ta -ra ta m usim an.
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIANOMOR: SK. 10 /M enlhk/S etjen /PK L . 1 / 1 /2 0 1 8 TENTANGIZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT ATAS NAMA PT PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I TERMINAL BAHAN BAKAR MINYAK RANAI - NATUNA
LAM PIRAN III
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) KONDISI DARURAT IPAL
Deskripsi :Apabila terjadi kcadaan d a ru ra t di Term inal BBM N atuna G roup baik berupa tu m p ah an m inyak, pencem aran lingkungan, kebakaran dll m aka akan d ilakukan Standard Operating Procedure (SOP) penanggulangan keadaan d a ru ra t sebagaim ana dijelaskan dalam s tru k tu r organisasi di a ta s yaitu:
1. Deputy ERC (Operation Head TBBM N atuna Group)a. M enyatakan telah terjadi kondisi d a ru ra t, m em ukul lonceng b e rtu ru t
tu ru t tan d a bahaya dan segera m em berlakukan S tru k tu r O rganisasi K eadaan D aru ra t (OKD).
b. M em erin tahkan agar Incident Commander, General Commander, Support Com m ander dan perangkat organisasi lainnya agar berkum pul di P usat Komando Pengendalian (Puskodal) u n tu k m erum uskan strategi penanggulangan keadaan daru ra t.
c. M enginform asikan ke ERC (General M anager MOR I) perihal kondisi d a ru ra t di Term inal BBM N atuna.
d. Berkoordinasi dengan M arine TBBM N atuna apabila terjadi tu m p ah an m inyak di pera iran dan m em butuhkan tim OSR (Oil Spill Response).
-2 -
2. Incident C om m ander (Spu Receiving, Storage & Distribution)a. M elakukan penilaian (assessm ent) keadaan d a ru ra t te rh ad ap operasional
di lokasi d ib an tu Operation.b. M em erin tahkan On Scene Commander u n tu k penanggulangan keadaan
d a ru ra t dengan d ib an tu oleh Fire Brigade dll.c. M em astikan bahw a Evacuation Team te lah m engevakuasi se lu ruh
pekerja yang berada di a rea te rb a tas dan d ia rah k an m enuju Titik B erkum pul (A ssem bly Point) te rdekat u n tu k d ilakukan pengecekan.
3. General C om m ander (Jr Supervisor GA & Security)a. M em astikan bahw a Tim K esehatan (Medical) telah siap siaga apabila
d ib u tu h k a n dan te rd ap a t korban.b. M em persiapkan p era la tan kom unikasi dan akses inform asi telah siap
d ipergunakan .c. M em bantu koordinasi dengan p ihak eksterna l terkait u sa h a
penanggu langan keadaan d a ru ra t.d. M em erin tahkan Tim Evakuasi D okum en telah m enyim pan dan
m engam ankan dokum en-dokum en penting di a rea kerja.
4. Support C om m ander (Jr Supervisor Receiving, Storage & Distribution)a. M em erin tahkan Security u n tu k m engam ankan lokasi.b. M em astikan bahw a u sa h a tim penanggulangan keadaan d a ru ra t telah
terfasilitasi k eb u tu h a n dan pera latannya.c. M em bantu tim penanggulangan keadaan d a ru ra t apab ila d ib u tu h k an
b a n tu a n tekn is te rka it pe rm asa lahan sa ran a dan fasilitas.
Apabila k ead aan d a ru ra t di Term inal BBM N atuna G roup baik berupa tu m p ah an m inyak, pencem aran lingkungan, kebakaran dll te lah ditanggulangi m aka Deputy ERC akan m encabu t s ta tu s keadaan d a ru ra t dan m em berlakukan Normal Operation se rta m em buat Laporan Kejadian Penting (LKP) perihal progres u sa h a penanggulangan keadaan d a ru ra t dan s ta tu s kondisi operasional di Term inal BBM N atuna pasca insiden u n tu k d ilaporkan kepada ERC.
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
SITI NURBAYA
♦