PJ
-
Upload
anamun-insyallah-kuat -
Category
Documents
-
view
84 -
download
0
Transcript of PJ
![Page 1: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/1.jpg)
Penginderaan Jauh Page 1
LAPORAN KKL PENGINDERAAN JAUH
“ Interpretasi citra landsat dan Quickbird Dalam Kajian Bentuk lahan”
Tugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Penginderaan Jauh
yang dibimbing oleh Bapak Purwanto
Disusun Oleh :
Andrias Teguh Jatmiko
110721435139
Offering B
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
Desember 2013
![Page 2: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/2.jpg)
Penginderaan Jauh Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah adanya rentang
panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya. Beberapa radiasi yang bisa dideteksi
dengan sistem penginderaan jarak jauh seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang
dari visible dan near sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas
yang dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material
pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari.
Sehingga material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band
panjang gelombang. Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra
satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital Number bisa
ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (greyscale), tergantung level
energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah
citra. Penerapan manfaat data informasi penginderaan jauh terutama foto satelit dianggap paling
baik sampai saat ini karena mempunyai tingkat resolusi yang amat tinggi serta sifat
stereoskopisnya sangat baik.
Pembagian citra penginderaan jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik,
dimana tiap warna mewakili sebuah objek, misalkan hutan, laut, sungai, sawah, dan lain-
lain.Makalah ini mempresentasikan disain dan implementasi perangkat lunak untuk
mengklasifikasi citra inderaja multispektral. Metode berbasis unsupervised yang diusulkan ini
adalah integrasi dari metode feature extraction, hierarchical (hirarki) clustering,
dan partitional (partisi)clustering. Feature extraction dimaksudkan untuk mendapatkan
komponen utama citra multispektral tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang redundan,
sehingga akan mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram komponen utama ini dianalisa
untuk melihat lokasi terkonsentasinya pixel dalam feature space. Sejalan dengan intepretasi ini
nantinya dapat mengetahui apa saja lahan yang bisa dikaji dengan beberapa kategori ktegori
yang ada di dalamnya.
![Page 3: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/3.jpg)
Penginderaan Jauh Page 3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil interpretasi kajian lahan yang ada di kawasan Pantai Ungapan dengan
citra quickbird?
2. Bagaimana hasil interpretasi kajian lahan di kawasan Pantai Ungapan dengan citra
landsat?
C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan KKL interpretasi citra satelit adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menggunakan software ArcGis dalam interpretasi citra
2. Agar mahasiswa dapat melakukan interpretasi kejian bentuk lahan dengan citra dari
satelit Quickbird dan Landsat
3. Untuk mengetahui keadaan langsung objek yang ada di lapangan dari citra satelit.
![Page 4: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/4.jpg)
Penginderaan Jauh Page 4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penginderaan Jauh
a. Definisi Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh adalah “Pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai
sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa
berhubungan langsung dengan bahan study.
b. Komponen dasar
Empat komponen dasar dari sistem PJ adalah target, sumber energi, alur transmisi, dan
sensor. Komponen dalam sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi
mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang menyinari atau
memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi dengan
target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada
sensor. Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elek tromagnetik.
Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap
pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyarikan informasi
mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic
dengan bantuan computer dan perangkat lunak pengolah citra.
Gambar 1. Komponen dasar
![Page 5: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/5.jpg)
Penginderaan Jauh Page 5
c. Beberapa contoh teknologi PJ
Contoh sistem PJ yang paling dikenal adalah satelit pemantauan cuaca bumi. Dalam hal ini,
target adalah permukaan bumi, yang melepaskan energi dalam bentuk radiasi infrared (atau
energi panas). Energi merambat melalui atmosfir dan ruang angkasa untuk mencapai sensor,
yang berada pada platform satelit. Beberapa level energy kemudian dicatat, dikirimkan ke stasiun
penerima di bumi, dan diubah menjadi citra yang menunjukkan perbedaan suhu pada permukaan
bumi. Dengan cara yang sama, sensor cuaca yang berada pada satelit mengukur energi cahaya
yang nampak dari matahari ketika dipantulkan oleh permukaan bumi, dikirimkan melalui ruang
angkasa kepada sensor, dicatat dan dikirim ke bumi untuk pemrosesan. Bentuk lain PJ yang
banyak dikenal pada skala yang jauh lebih kecil adalah teknologi citra untuk kedokteran seperti
Magnetic Resonance Imaging (MRI), sonogram, dan X-Ray Imaging.
Semua teknologi ini menggunakan beberapa bentuk energi untuk menghasilkan citra dari
bagian dalam tubuh manusia. Berbagai macam bentuk energi yang dihasilkan dari sebuah mesin
ditembakkan kepada target. Sensor kemudian mengukur bagaimana energi ini diserap,
dipantulkan atau dikirimkan ke arah lain oleh target, dan hasilnya akan dikumpulkan dalam
bentuk sebuah citra. Teknologi ini sangat membantu dalam hal memeriksa sistem internal dalam
tubuh manusia tanpa melakukan pembedahan. Lebih jauh lagi, PJ memungkinkan kita untuk
mempelajari hal-hal di luar planet bumi. Berbagai bentuk astronomi adalah contoh dari PJ,
karena target yang diteliti berada dalam jarak yang sangat jauh dari bumi sehingga kontak fisik
tidak dimungkinkan. Astronomer menggunakan teleskop and alat sensor lain. Informasi dicatat
dan digunakan untuk mengambil kesimpulan mengenai ruang angkasa dan alam semesta. PJ
untuk lingkungan hidup adalah penelitian mengenai interaksi antara sistem alam di bumi
menggunakan teknologi PJ.
Beberapa keuntungan menggunakan teknik PJ dalam hal ini adalah:
� Lebih luasnya ruang lingkup yang bisa dipelajari.
� Lebih seringnya sesuatu fenomena bisa diamati.
� Dimungkinkannya penelitian di tempat-tempat yang susah atau
berbahaya untuk dijangkau manusia, seperti daerah kutub, kebakaran hutan, aktivitas gunung
berapi.
![Page 6: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/6.jpg)
Penginderaan Jauh Page 6
d. Teknologi PJ
Sebuah platform PJ dirancang sesuai dengan beberapa tujuan khusus. Tipe sensor dan
kemampuannya, platform, penerima data, pengiriman dan pemrosesan harus dipilih dan
dirancang sesuai dengan tujuan tersebut dan beberapa faktor lain seperti biaya, waktu dsb.
Resolusi sensor
Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh karakteristik khusus dari
target yang ingin dipelajari dan informasi yang diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi PJ
mempunyaikebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan tipe energi
yang akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu memberikan resolusi spasial,
spectral dan temporal yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
Resolusi spasial menunjukkan level dari detail yang ditangkap oleh
sensor. Semakin detail sebuah study semakin tinggi resolusi spasial yang diperlukan. Sebagai
ilustrasi, pemetaan penggunaan lahan memerlukan resolusi spasial lebih tinggi daripada sistem
pengamatan cuaca berskala besar.
Resolusi spektral menunjukkan lebar kisaran dari masing-masing band spektral yang
diukur oleh sensor. Untuk mendeteksi kerusakan tanaman dibutuhkan sensor dengan
kisaran band yang sempit pada bagian merah.
Resolusi temporal menunjukkan interval waktu antar pengukuran. Untuk
memonitor perkembangan badai, diperlukan pengukuran setiap beberapa menit. Produksi
tanaman membutuhkan pengukuran setiap musim, sedangkan pemetaan geologi hanya
membutuhkan sekali pengukuran
Platform
Ground-Based Platforms: sensor diletakkan di atas permukaan bumi dan tidak berpindah-pindah.
Sensornya biasanya sudah baku seperti pengukur suhu, angin, pH air, intensitas gempa
dll.Biasanya sensor ini diletakkan di atas bangunan tinggi seperti menara.
Aerial platforms: biasanya diletakkan pada sayap pesawat terbang,
meskipun platform airborne lain seperti balon udara, helikopter dan roket juga bisa digunakan.
Digunakan untuk mengumpulkan citra yang sangat detail dari permukaan bumi dan hanya
ditargetkan ke lokasi tertentu, dimulai sejak awal 1900-an.
Satellite Platforms: sejak awal 1960 an sensor mulai diletakkan pada
![Page 7: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/7.jpg)
Penginderaan Jauh Page 7
satelit yang diposisikan pada orbit bumi dan teknologinya berkembang pesat sampai sekarang.
Banyak studi yang dulunya tidak mungkin menjadi mungkin.
Komunikasi dan pengumpulan data
Pengiriman data yang dikumpulkan dari sebuah sistem RS kepada pemakai kadang-kadang harus
dilakukan dengan sangat cepat. Oleh karena itu, pengiriman, penerimaan, pemrosesan dan
penyebaran data dari sebuah sensor satelit harus dirancang dengan teliti untuk memenuhi
kebutuhan pemakai. Pada ground-based platforms, pengiriman menggunakan system komunikasi
ground-based seperti radio, transmisi microwave atau computer network. Bisa juga data
disimpan pada platform untuk kemudian diambil secara manual. Pada aerial Platforms, data
biasanya disimpan onboard dan diambil setelah pesawat mendarat. Dalam hal satellite Platforms,
data dikirim ke bumi yaitu kepada sebuah stasiun penerima.
Berbagai cara transmisi yang dilakukan:
� langsung kepada stasiun penerima yang ada dalam jangkauan
� disimpan on board dan dikirimkan pada saat stasiun penerima ada
dalam jangkauan,
� terus menerus, yaitu pengiriman ke stasiun penerima melalui
komunikasi satelit berantai pada orbit bumi, atau
� kombinasi dari cara-cara tersebut. Data diterima oleh stasiun penerima dalam bentuk format
digital mentah. Kemudian data tersebut akan diproses untuk pengkoreksian sistematik, geometrik
dan atmosferik dan dikonversi menjadi format standard. Data kemudian disimpan dalam tape,
disk atau CD. Data biasanya disimpan di stasiun penerima dan pemproses, sedangkan
perpustakaan lengkap dari data biasanya dikelola oleh pemerintah ataupun perusahaan komersial
yang berkepentingan.
Radiasi Elektromagnetik
Berangkat dari bahasan kita di atas mengenai komponen system PJ, energi elektromagnetik
adalah sebuah komponen utama dari kebanyakan sistem PJ untuk lingkungan hidup, yaitu
sebagai medium untuk pengiriman informasi dari target kepada sensor. Energi elektromagnetik
merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang
gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi
gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak.
![Page 8: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/8.jpg)
Penginderaan Jauh Page 8
Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi
tergantung dari kecepatan merambatnyagelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik
adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding
terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek
suatu gelombang semakin tinggi
frekuensinya.
Gambar 2. Energi elektromagnetik
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada
level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah
panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan
karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energy elektromagnetik.
Spektrum Elektromagnetik
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan
frekuensinya disebut spectrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah
disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi
yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang
radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi
tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.
![Page 9: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/9.jpg)
Penginderaan Jauh Page 9
Gambar 3. Spektrum elektromagnetik
Pembahasan Mengenai Kelompok Energi
Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang
gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak
adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk
mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah
hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar
berkisar antara 0.8 – 100 cm.
Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama
dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem
PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan
refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah
Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur
radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik
atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
Infrared
Radiasi infrared (IR) bisa dipancarkan dari sebuah obyek ataupun dipantulkan dari sebuah
permukaan. Pancaran infrared dideteksi sebagai energi panas dan disebut thermal infrared.
Energi yang dipantulkan hampir sama dengan energi sinar nampak dan disebut dengan reflected
IR atau near IR karena posisinya pada spektrum elektromagnetik berada di dekat sinar nampak.
Panjang gelombang radiasi infrared berkisar antara
![Page 10: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/10.jpg)
Penginderaan Jauh Page 10
0.7 – 300 _m, dengan spesifikasi: near IR atau reflected IR: 0.7 – 3 _m,
dan thermal IR: 3 –15 _m
Untuk aplikasi PJ untuk lingkungan hidup menggunakan citra Landsat, Reflected IR pada band 4
(near IR), band 5,7 (Mid IR) dan thermal IR pada band 6, merupakan karakteristik utama untuk
interpretasi citra. Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan suhu permukaan laut
global (dengan thermal IR) dan sebaran vegetasi (dengan near IR).
Gambar 4. Infrared
Visible
Posisi sinar nampak pada spectrum elektromagnetik adalah di tengah. Tipe energi ini bisa
dideteksi oleh mata manusia, film dan detector elektronik. Panjang gelombang berkisar antara
0.4 to 0.7 _m. Perbedaan panjang gelombang dalam kisaran ini dideteksi oleh mata manusia dan
oleh otak diterjemahkan menjadi warna. Di bawah adalah contoh komposit
dari citra Landsat 7.
![Page 11: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/11.jpg)
Penginderaan Jauh Page 11
Gambar 5. Citra landsat komposit
Ultraviolet, X-Ray, Gamma Ray
Radiasi ultraviolet, X-Ray dan Gamma Ray berada dalam urutan paling kiri pada spectrum
elektromagnetik. Tipe radiasinya berasosiasi dengan energi tinggi, seperti pembentukan bintang,
reaksi nuklir, ledakan bintang. Panjang gelombang radiasi ultraviolet berkisar antara 3 nm-0.4
_m, sedangkan X-Ray 0.03 – 3 nm, dan Gamma ray < 0.003nm. Radiasi UV bisa dideteksi oleh
film dan detektor elektronik, sedangkan X-ray dan Gamma-ray diserap sepenuhnya oleh
atmosfer, sehingga tidak bisa diukur dengan PJ.
Interaksi Energi
Gelombang elektromagnetik (EM) yang dihasilkan matahari dipancarkan (radiated) dan masuk
ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi dengan partikel atmosfer bisa berupa
penyerapan (absorption), pemencaran (scattering) atau pemantulan kembali
(reflectance).Sebagian besar radiasi dengan energi tinggi diserap oleh atmosfer dan tidak pernah
mencapai permukaan bumi. Bagian energy yang bisa menembus atmosfer adalah yang
‘transmitted’. Semua masa dengan suhu lebih tinggi dari 0 Kelvin (-273 C) mengeluarkan (emit)
radiasi EM.
![Page 12: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/12.jpg)
Penginderaan Jauh Page 12
Gambar 6. Interaksi energi
Sensor
Radiometer adalah alat pengukur level energi dalam kisaran panjang gelombang tertentu,
yang disebut channel. PJ multispectral menggunakan sebuah radiometer yang berupa deretan dari
banyak sensor, yang masing masing peka terhadap sebuah channel atau band dari panjang
gelombang tertentu. Data spectral yang dihasilkan dari suatu target berada dalam kisaran level
energi yang ditentukan. Radiometer yang dibawa oleh pesawat terbang atau satelit mengamati
bumi dan mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari benda-benda yang ada
di permukaan bumi atau pada atmosfer. Karena masing masing jenis permukaan bumi dan tipe
partikel pada atmosfer mempunyai karakteristik spectral yang khusus (atau spectral signature)
maka data ini bisa dipakai untuk menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan
yang rata, hamper semua energi dipantulkan dari permukaan pada suatu arah, sedangkan pada
permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan
bumi berkisar diantara ke dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan. Contoh
yang lebih spesifik adalah pemantulan radiasi EM dari daun dan air. Sifat klorofil adalah
menyerap sebagian besar radiasi dengan panjang gelombang merah dan biru dan memantulkan
panjang gelombang hijau dan near IR. Sedangkan air menyerap radiasi dengan panjang
gelombang nampak tinggi dan near IR lebih banyak daripada radiasi nampak dengan panjang
gelombang pendek (biru).
![Page 13: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/13.jpg)
Penginderaan Jauh Page 13
Gambar 7. Karakteristik signal
Pengetahuan mengenai perbedaan spectral signature dari berbagai bentuk di permukaan bumi
memungkinkan kita untuk menginterpretasi citra. Tabel di sebelah kanan sangat berguna dalam
menginterpretasi vegetasi dari citra Landsat TM. Ada dua tipe deteksi yang dilakukan oleh
sensor: deteksi pasif dan aktif. Banyak bentuk PJ yang menggunakan deteksi pasif, dimana
sensor mengukur level energi yang secara alami dipancarkan, dipantulkan, atau dikirimkan oleh
target. Sensor ini hanya bisa bekerja apabila terdapat sumber energi yang alami, pada umumnya
sumber radiasi adalah matahari, sedangkan pada malam hari atau apabila permukaan bumi
tertutup awan, debu, asap dan partikel atmosfer lain, pengambilan data dengan cara deteksi pasif
tidak bisa dilakukan dengan baik.
Contoh sensor pasif yang paling dikenal adalah sensor utama pada satelit
Landsat, Thematic Mapper, yang mempunyai 7 band atau channel.
Band 1 (0.45-0.52 _m; biru) - berguna untuk membedakan kejernihan air
dan juga membedakan antara tanah dengan tanaman.
Band 2 (0.52-0.60 _m; hijau) - berguna untuk mendeteksi tanaman.
Band 3 (0.63-0.69 _m; merah) - band yang paling berguna untuk
membedakan tipe tanaman, lebih daripada band 1 dan 2.
Band 4 (0.76-0.90 _m; reflected IR) - berguna untuk meneliti biomas
tanaman, dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan daratan-air.
Band 5 (1.55-1.75 _m; reflected IR) – menunjukkan kandungan air
tanaman dan tanah, berguna untuk membedakan tipe tanaman dan
![Page 14: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/14.jpg)
Penginderaan Jauh Page 14
kesehatan tanaman. Juga digunakan untuk membedakan antara awan,
salju dan es.
Band 6 (10.4-12.5 _m; thermal IR) - berguna untuk mencari lokasi
kegiatan geothermal, mengukur tingkat stress tanaman, kebakaran, dan
kelembaban tanah.
Band 7 (2.08-2.35 _m; reflected IR) – berhubungan dengan mineral; ration
antara band 5 dan 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan deposit
mineral.
Sumber: Sabins 1986:86; Jensen 1986:34
Sedangkan pada deteksi aktif, PJ menyediakan sendiri sumber energi untuk menyinari target dan
menggunakan sensor untuk mengukur refleksi energi oleh target dengan menghitung sudut
refleksi atau waktu yang diperlukan untuk mengembalikan energi. Keuntungan menggunakan
deteksi pasif adalah pengukuran bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi sistem aktif ini
memerlukan energi yang cukup besar untuk menyinari target. Sebagai contoh adalah radar
Dopler, sebuah sistem ground-based, radar presipitasi pada satellite Tropical Rainfall Measuring
Mission (TRMM), yang merupakan spaceborne pertama yang menghasilkan peta 3-D dari
struktur badai.
2.2 Citra
Citra dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu citra foto dan citra nonfoto.
A. Citra Foto
Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera.Citra foto
dapat dibedakan atas beberapa dasar sebagai berikut:
1. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan Pada waktu memotret objek di
permukaan bumi, orang dapat memilih salah satu atau beberapa spectrum elektromagnetik
berdasarkan kepentingannya. Citra foto berdasarkan spektrumnya dapat dibedakan menjadi :
Foto pankromatik adalah citra foto dari udara yang dibuat dengan menggunakan seluruh
spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Foto udara ini sering disebut
foto udara konvensional. Ciri foto pankromatik adalah pada warna objek sama dengan
kesamaan mata manusia, sehingga baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir,
penyebarab air tanah, dan air permukaan.
![Page 15: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/15.jpg)
Penginderaan Jauh Page 15
Foto ultraviolet adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet
dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini tidak menyadap banyak
informasi tetapi untuk beberapa objek dari foto ini proses pengenalannya mudah karena
kontras yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut,
membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.
Foto ortokromatik adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari
saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Ciri foto ortokromatik adalah
banyak objek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena memiliki
film yang peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20
meter, sehingga baik untuk survei vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.
Foto inframerah asli adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara
khusus. Ciri foto inframerah asli adalah dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona
pada foto inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya, sehingga
baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.
Foto inframerah modifikasi adalah citra foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan
sebagia spectrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.
2. Berdasarkan sumbu kamera
Citra foto berdasarkan sumbu kamera dibedakan menjadi dua jenis yaitu.
Foto vertikal adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan
bumi.
Foto condong adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak
lurus ke permukaan bumi. Foto condong dibedakan sebagai berikut :
- Foto sangat condong yakni bila pada foto tampak cakrawala
- Foto agak condong yakni bila cakrawala tidak tampak pada foto
3. Berdasarkan jenis kamera
Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya
tergambar oleh satu lembar foto.
Foto jamak, yaitu beberapa foto yang digunakan pada waktu yang sama dan
menggambarkan daerah liputan yang sama.
4. Berdasarkan warna yang digunakan
![Page 16: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/16.jpg)
Penginderaan Jauh Page 16
Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu,
warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya vegetasi yang berwarna hijau dan
banyak memantulkan spectrum tampak merah, akantampak merah pada foto.
Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.
Berdasarkan sistem wahana
Berdasarkan wahana dapaat dibedakan menjadi
Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.
B. Citra Non Foto
Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto
dibedakan atas :
1. Spektrum elektromagnetik yang digunakan Berdasarkan spectrum elektromagnetik, citra
nonfoto dibedakan atas :
Citra inframerah termal adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum
inframerah termal. Pemanfaatan spectrum itu di dasarkan atas beda temperature tiap
objek yang dipantulkan ke kamera atau sensor.
Citra gelombang mikro dan Citra Radar adalah citra nonfoto yang dibuat dengan
menggunakan spectrum gelombang mikro atau radar. Citra gelombang mikro
menggunakan sumber energi alamiah ( system pasif ), sedangkan citra radar
menggunakan sumber energi buatan ( system aktif ).
2. Sensor yang digunakan
Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas :
Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal dengan saluran lebar.
Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak dengan saluran sempit
yang terdiri dari :
a. Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak
dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya nonfotografik.
b. Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum
tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat
udara.
![Page 17: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/17.jpg)
Penginderaan Jauh Page 17
3. Wahana yang digunakan
Citra dirgantara (Airbone Image), yaitu citra nonfoto yang dibuat dengan wahana yang
beroperasi di udara (dirgantara)
Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra nonfoto yang dibuat oleh sensor
dari satelit yang mengitari bumi.
2.3 Karakteristik Berbagai Citra Satelit
Landsat
Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan
diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources
Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini
membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang
mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah
diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan
eri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan
Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagalmengorbit. Landsat 5, diluncurkan
pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM
(Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7.
Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral,
yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat,
infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial
120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5
mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16
hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
Kemampuan spektral dari Landsat-TM, ditunjukkkan pada Tabel 2. Program Landsat
merupakan tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit
Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM
ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999
Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanyaLandsat-5 dan 7 sedang
beroperasi.
![Page 18: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/18.jpg)
Penginderaan Jauh Page 18
Quickbird
perusahaan swasta AS lainnya DigitalGlobe, tahun 2002 meluncurkan satelit komersial
dengan kemampuan mengungguli Ikonos. Quickbird, nama satelit ini, beresolusi spasial hingga
60 sentimeter dan 2,4 meter untuk moda pankromatik dan multispektral. Setelah kegagalan
EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh DigitalGlobe. Namun, kembali gagal.
Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu
2,4 meter (multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi spasial
paling tinggi dibanding citra satelit komersial lain. Selain resolusi spasial sangat tinggi, keempat
sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam, ukuran luas liputan, wilayah saluran
spectral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat system menggunakan
linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa CCD yang disusun linier
dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit. Jangkauan liputan satelit resolusi tinggi seperti
Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-
600 km di atas Bumi.
Berdasarkan pengalaman penulis, dengan luas liputan 16,5 x 16,5 km², data Quickbird
untuk 4 saluran ditambah 1 saluran pankromatik telah menghabiskan tempat 1,8 gigabyte. Data
sebesar ini disimpan dalam 1 file tanpa kompresi pada resolusi radiometrik 16 bit per pixel.
Semua sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru,
hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang
beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan perluasannya. Semua saluran pankromatik,
karena lebar spektrumnya mampu menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada
saluran-saluran multispektral. Unsur penting lain adalah ketatnya pemberian lisensi pemanfaatan.
Digital Globe misalnya, hanya memberikan satu jenis lisensi pemanfaatan Quickbird
pada pembeli. Jadi, bila pemerintah kota di Indonesia membeli data iniuntuk keperluan perbaikan
lingkungan permukiman urban misalnya, data yang sama tidak boleh digunakan untuk keperluan
lain seperti pajak bumi dan bangunan (PBB). Resolusi spasial tinggi ditujukan untuk mendukung
aplikasi kekotaan, seperti pengenalan pola permukiman, perkembangan dan perluasan daerah
terbangun. Saluran-saluran spektral B, H, M, IMD, dan PAN cenderung dipilih, karena telah
terbukti efektif dalam menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota. Kondisi vegetasi
tampak jelas pada komposisi warna semu (false color), yang tersusun atas saluran-saluran B, H,
IMD ataupun H, M, IMD yang masingmasing
![Page 19: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/19.jpg)
Penginderaan Jauh Page 19
ditandai dengan urutan warna biru, hijau, dan merah. Pada citra komposit warna ini, vegetasi
dengan berbagai tingkat kerapatan tampak bergradasi kemerahan. Teknik pengolahan citra
digital dengan indeks vegetasi seringkali memilih formula NDVI (normalised diference
vegetation index= IMD-M/IMD+M). Indeks atau nilai piksel yang dihasilkan kemudian sering
dijadikan ukuran kuantitatif tingkat kehijauan vegetasi. Apabila diterapkan di wilayah kota,
maka tingkat kehijauan lingkungan urban dapat digunakan sebagai salah satu parameter kualitas
lingkungan. Untuk lahan pertanian, NDVI terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan
tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
Kehadiran Quickbird dan Ikonos telah melahirkan .eforia baru. Pada praktisi inderaja yang jenuh
dengan penggunaan metode baku analisis citra berbasis Landsat dan SPOT. Klasifikasi
multispektral standar berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30 meter seringkali dianggap kurang
halus untuk kajian wilayah pertanian dan urban di Jawa.
Model-model dengan knowledgebased techniques (KBT) yang berbasis Landsat dan
SPOT umumnya tidak tersedia dalam menu baku di perangkat lunak komersial, dan lebih sulit
dioperasikan. Quickbird menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran
multispektralnya akan menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan variasi
obyek hingga marka jalan dan tembok penjara. Citra ini mudah sekali diinterpretasi secara
visual. Meski demikian, para pakar inderaja saat ini masih bergulat dengan pengembangan
metode ekstraksi informasi otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti Quickbird. Resolusi
spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan masalah baru dalam inderaja digital,
di mana respons spektral obyek tidak berhubungan langsung dengan karakter obyek secara utuh,
melainkan bagian-bagiannya. Bayangkan citra multispektral SPOT-5 beresolusi 10 meter, maka
dengan relatif mudah jaringan jalan dapat kita klasifikasi secara otomatis ke dalam kategori-
kategori .jalan aspal., .jalan beton., dan .jalan tanah., karena jalan-jalan selebar sekitar 5 hingga
12 meter akan dikenali sebagai piksel-piksel dengan nilai tertentu. Namun, pada resolusi 60 cm,
jalan selebar 15 meter akan terisi dengan pedagang kakilima, marka jalan, pengendara motor,
dan bahkan kora yang tergeletak di tengah jalan. (Danoedoro, 2004)
![Page 20: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/20.jpg)
Penginderaan Jauh Page 20
Gambar 4. Citra Quickbird Resolusi di atas Tampa, Florida USA © digitalglobe.com
![Page 21: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/21.jpg)
Penginderaan Jauh Page 21
2.4 Analisin Peta
Pengenalan obyek merupakan bagian vital dalam interpretasi citra. Untuk itu identitas
dan jenis obyek pada citra sangat diperlukan dalam analisis memecahkan masalah yang
1
2
4
7
3
5
6
![Page 22: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/22.jpg)
Penginderaan Jauh Page 22
dihadapi. Karakteristik obyek pada citra dapat digunakan untuk mengenali obyek yang
dimaksud dengan unsur interpretasi. Unsur interpretasi yang dimaksud disini adalah (a)
rona/warna, (b) bentuk, (c) ukuran, (d) tekstur, (e) pola, (f) bayangan, (g) situs, (h) asosiasi
dan (i) konvergensi bukti.
a. Rona/warna
Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap suatu obyek pada
citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk identifikasi batas obyek pada citra.
Penafsiran citra secara visual menuntut tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat
dibantu dengan teknik penajaman citra (enhancement). Rona merupakan tingkat/gradasi
keabuan yang teramati pada citra penginderaan jauh yangdipresentasikan secara hitam-putih.
Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga
akan nampak lebih hitam dibanding obyek yang relatif lebih kering. Warna merupakan
wujud yang yang tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari
spektrum elektromagnetik tampak (Sutanto 1986). Contoh obyek yang menyerap sinar biru
dan memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak kuning.
Dibandingkan dengan rona, perbedaaan warna lebih mudah dikenali oleh penafsir dalam
mengenali obyek secara visual. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra
multispektral.
b. Bentuk
Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan konfigurasi
umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh. Bentuk mempunyai
dua makna yakni bentuk luar/umum dan bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci
dan spesifik.
c. Ukuran
Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak. Ukuran
merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume (Sutanto 1996).
Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian luas daerah yang ditempati oleh kelompok
individu.
d. Tekstur
Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra. Tekstur dihasilkan oleh
kelompok unit kenampkan yang kecil, tekstur sering dinyatakan kasar, halus, ataupu belang-
![Page 23: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/23.jpg)
Penginderaan Jauh Page 23
belang (Sutanto 1996). Contoh hutan primer bertekstur kasar, hutan tanaman bertekstur
sedang, dan tanaman padi bertekstur halus.
e. Pola
Pola merupakan karakteristik makro yang digunakan untuk mendeskripsikan tata ruang
pada kenampakan di citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang yang menandai
bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah. Hal ini membuat pola
unsur penting untuk membedakan pola alami dan hasil budidaya manusia. Sebagai contoh
perkebunan karet dan kelapa sawit sangat mudah dibedakan dari hutan dengan polanya dan
jarak tanam yang seragam.
f. Bayangan
Bayangan merupakan unsur sekunder yang sering membantu untuk identifikasi obyek
secara visual, misalnya untuk mengidentifikasi hutan jarang, gugur daun, tajuk (hal ini lebih
berguna pada citra resolusi tinggi ataupun foto udara).
g. Situs
Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan atau keberadaan suatu obyek. Situs bukan cirri suatu obyek
secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor lingkungan. Contohnya hutan mangrove
selalu bersitus pada pantai tropik, ataupun muara sungai yang berhubungan langsung dengan
laut (estuaria).
h. Asosiasi (korelasi)
Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiogonomi seragam dan tumbuh pada kondisi
habitat yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan obyek lainnya.
Contoh permukiman kota identik dengan adanya jaringan transportasi jalan yang lebih
kompleks dibanding permukiman pedesaan.
i. Konvergensi bukti
Dalam proses penafsiran citra penginderaan jauh sebaiknya digunakan unsure diagnostik
citra sebanyak mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyak unsur diagnostik
citra yang digunakan semakin menciut lingkupnya untuk sampaipada suatu kesimpulan
suatu obyek tertentu. Konsep ini yang sering disebut konvergensi bukti.
![Page 24: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/24.jpg)
Penginderaan Jauh Page 24
INTERPRESTASI PETA
Peta Asli (Citra Quickbird)
Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Quickbird daerah sekitar pantai Ungapan,
Malang Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:
1. Laut
Berdasarkan warna : pada peta laut terlihat berwarna biru dengan rona semakin ke
dalam ronanya semakin gelap yang artinya mempunyai kedalaman yang relatif dalam
dan warna airnya tidak keruh. Kondisi ini disebabkan karena sifat air menyerap dan
meneruskan tenaga elektromagnetik jika dibandingkan dengan vegetasi dan tanah.
Berdasarkan asosiasi : terdapat pecah gelombang yang menandakan terdapat laut.
Berdasarkan tekstur : karena hampir keseluruhan berkomponen air maka bertekstur
lebih halus di bandingkan sawah.
2. Sungai
Berdasarkan rona dan warna : Sungai pada peta tersebut terlihat biru gelap artinya
sungai mempunya kedalaman yang besardan airnya tidak keruh. Kondisi ini
disebabkan karena sifat air menyerap dan meneruskan tenaga elektromagnetik jika
dibandingkan dengan vegetasi dan tanah.
Berdasarkan bentuk : Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang
dan berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis
warna biru. Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang dan
berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis
warna biru kehijauan. Di ujung sungai terlihat seperti muara yang menghubungkan
antara sungai dan laut, itu adalah estuari. Terdapat Estuari pada ujung sungai dekat
dengan pantai yang warnanya terlihat biru kehijauan sedikit gelap, yang berarti
kedalamannya tidak begitu besar dan airnya tidak keruh.
Berdasarkan ukuran : Sungai terlihat sedikit lebih luas daripada jalan.
Berdasarkan tektur : Air sungai pada peta terlihat bertekstur halus
![Page 25: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/25.jpg)
Penginderaan Jauh Page 25
3. Rawa
Berdasarkan warna dan rona : pada peta ini terlihat berwarna biru, hitam keabu-abuan
dan dengan rona gelap. Yang artinya bahwa rawa ini memiliki kedalaman yang
relative dalam.
Berdasarkan asosiasi : dekat dengan sungai
Berdasarkan bentuk : Bentuk rawa tidak beraturan
Berdasarkan ukuran : Rawa terlihat lebih luas bila dibandingkan dengan estuari.
Berdasarkan tektur : rawa pada peta terlihat bertekstur halus
4. Pulau
Berdasarkan warna : pada peta ini pulau berwarna hijau yang artinya pulau ini masih
terdapat banyak vegetasi.
Berdasarkan asosiasi : terdapat laut atau daerah pantai yang biasanya terdapat pulau
di sekitarnya.
Berdasarkan bentuk : Bentuk pulau bulat sedikit lonjong yang berada tersebar di
sekitar bibir pantai.
5. Perbukitan
Berdasarkan warna dan rona : perbukitan yang tertutup vegetasi pata foto udara
berwarna hijau. Warna hijau sesuai dengan keadaan nyata pada objek aslinya yakni
vegetasi berwarna hijau. Vegetasi mempunyai sifat pantulan yang tinggi pada panjang
gelombang 0,7-14, dan menurun pada panjang gelombang selanjutnya. Tingginya
pantulan vegetasi pada panjang gelombang tersebut karena pada saluran tersebut
spectrum elektromagnetik yang digunakan adalah inframerah dekat-sampai jauh. Jika
dibandingkan dengan tanah vegetasi memiliki pola spectral yang relative rendah,
karena vegetasi memiliki kandungan air yang banyak, tersimpan di daun.
Berdasarkan ukuran : Perbukitan yang tertutup vegetasi mempunyai ketinggian yang
lebih, sehingga terlihat menonjol bila dibandingkan lainnya.
Berdasarkan tekstur : Perbukitan bertekstur kasar, pada peta tersebut dataran tinggi
terutupi oleh vegetasi. Vegetasi bertekstur kasar.
![Page 26: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/26.jpg)
Penginderaan Jauh Page 26
Berdasarkan pola : Pola perbukitan pada peta dominan lebih tidak teratur. Hal Ini bisa
dilihat pada ketidakaturan daerah yang terlihat menonjol yang terdapat pada daerah
tersebut.
6. Dataran Rendah
Berdasarkan warna dan rona : dataran rendah berwarna coklat keabu-abuan karena
memiliki pola spectral yang tinggi hal ini dikarenakan tanah bersifat memantulkan
hampir semua energi yang diterima tanah dipantulkan langsung ke sensor
7. Vegetasi
Berdasarkan tekstur : vegetasi terlihat berteksture relative halus dibandingkan dengan
hutan.
Berdasarkan pola dan bentuk : vegetasi terlihat polanya adalah tertur dengan bentuk
sepadan.
Berdasarkan bayangan : Bayangan pada peta terlihat pada vegetasi. Ini menandakan
bahwa vegetasi tersebut memiliki ketinggian yang lebih pada objek disekitarnya.
Dengan tampaknya bayangan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa jam
perekaman pada pagi atau sore hari.
Pada foto udara ini bisa dikatakan tempat ini merupakan tempat wisata, karena tampak
jelas kenampakan keseluruhan didominasi oleh perbukitan dan laut. Di dalamnya terdapat juga
rawa, estuari dan sungai. Tidak banyak pemukiman, jadi masih terlihat alami. Daerah ini
memiliki pola yang tidak teratur karena perbukitan yang tersebar.
![Page 27: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/27.jpg)
Penginderaan Jauh Page 27
6
1
2
3
4
5
8 7
![Page 28: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/28.jpg)
Penginderaan Jauh Page 28
Peta Asli (Citra Landsat)
Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Landsat daerah sekitar pantai Ungapan, Malang
Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:
1. Laut
Berdasarkan warna : Laut berwarna hitam
Berdasarkan tekstur : Air laut terlihat bertekstur sedang, karena pada peta terdapat
gelombang.
2. Sungai
Berdasarkan warna : pada peta laut terlihat berwarna biru kehitam-hitamnam dengan
rona semakin ke dalam ronanya semakin gelap yang artinya mempunyai kedalaman
yang relatif dalam dan warna airnya tidak keruh.
Berdasarkan bentuk : Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang
dan berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis
warna hitam
Berdasarkan tekstur : Air sungai pada peta terlihat bertekstur halus
Berdasarkan asosiasi : Sungai berasosiasi dengan jembatan
3. Rawa
Berdasarkan warna : pada peta ini terlihat berwarna hitam. Yang artinya bahwa rawa
ini memiliki kedalaman yang relative dalam.
Berdasarkan asosiasi : dekat dengan sungai
Berdasarkan bentuk : Bentuk rawa bulat tidak beraturan
Berdasarkan tekstur : rawa pada peta terlihat bertekstur halus
4. Pulau
Berdasarkan warna : berwarna coklat muda
Berdasarkan tekstur : sedikit kasar
Berdasarkan bentuk : Bentuk pulau tidak beraturan.
![Page 29: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/29.jpg)
Penginderaan Jauh Page 29
5. Perbukitan
Berdasarkan warnanya dan rona : warna pada peta ladsat ini adalah berwarna coklat
dengan rona sedikit gelap daripada daerah lainnya.
Berdasarkan tekstur : tekstur pada daerah perbukitan lebih kasar dari pada daerah
karst.
6. Kawasan karst
Berdasarkan warna dan rona : warna pada peta ladsat ini adalah berwarna coklat
dengan rona terang.
Berdasarkan tekstur : tekstur pada daerah khars untuk peta ini adalah lebih halus dari
pada dataran tinggi.
7. Dataran Tinggi
Berdasarkan warna dan rona : Dataran tinggi terlihat berwarna coklat muda. Semakin
tinggi bukit, semakin terlihat jelas warna coklatnya.
8. Dataran Rendah
Berdasarkan warna dan rona : Dataran yang relative rendah terlihat berwarna hijau
kebiruan
![Page 30: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/30.jpg)
Penginderaan Jauh Page 30
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diagram Alir:
HHHHInterpretasi citra landsat dan
quickbird berdasarkan urutan
unsur-unsur ukuran, rona, warna,
tekstur, pola dan resolusi.
Data:
Foto Citra Landsat
Foto Citra Quickbird
ARCGIS
Klasifikasi Bentuk
Lahan
Peta interpretasi citra/ bentuk lahan
Data pengamatan
lapangan
Pengecekan lapangan
Perbaikan peta hasil interpretasi
dan hasil pengecekan lapangan
Peta bentuk lahan Final
Interpretasi citra landsat dan
quickbird berdasarkan urutan
unsur-unsur ukuran, rona, warna,
tekstur, pola dan resolusi.
![Page 31: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/31.jpg)
Penginderaan Jauh Page 31
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Laptop
2. Aplikasi Arc GIS
B. Bahan
1. Data/ Peta daerah di Ungapan
2. Citra Landsat Malang Selatan
3. Citra Quickbird Malang Selatan
3.3 Langkah-langkah pengolahan data
Langkah-langkah dalam pembuatan peta Quickbird:
1. Sediakan alat dan bahan yang telah ada.
2. Bukalah aplikasi Arc GIS
3. Klik add data untuk mengambil data yang akan diolah secara berurutan
4. Gabungkan setiap peta yang terpotong dengan cara klik gambar satu persatu pada layer
secara bergantian.
5. Pilih kolom Simbology, kemudian pilih display background value (R,G,B)
6. Kemudian gabungkan semua gambar menjadi 1 grub dengan cara mengklik kanan pada
layer
7. Kemudian pilih new group layer
8. Pilih menu arc catalog pada bagian toolbar
9. Pilih menu file, kemudian pilih new, kemudian klik shapefile
10. Kemudian ganti nama dengan nama yang dibutuhkan (Bentuk Lahan)
11. Pilih feature type dengan mengganti dengan polygon
12. Pilih edit kemudian pilih select, pilih projected coordinate system,
13. Kemudian pilih UTM, pilih WGS 1984, pilih UTM Zero 49 S, kemudian klik add, klik
apply kemudian klik ok, kemudian klik ok
14. Kemudian klik add data pilih nama yang sebelumnya sudah di save pada langkah ke-10
15. Kemudian pilih editor, pilih start editing, kemudian pilih task di bagian toolbar klik cut
poligon untuk mengetahui dan memilah beberapa bentuk lahan.
16. Pada data frame untuk pembuatan atribute bisa diubah warna dan tulisan dengan cara
klik kanan pilih symbology
17. Untuk menghentikan dan selesai mengerjakan, maka klik editor kemudian pilih save file,
pilih stop editing.
18. Dalam pembuatan grid klik layout view lalu pindahlah gambar yang dibutuhkan
19. Untuk membuat grid klik kanan pilih properties pilih grids
![Page 32: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/32.jpg)
Penginderaan Jauh Page 32
20. Pilih new grid, klik next, pilih finish klik apply dan pilih ok.
21. Untuk memberi judul peta, klik tanda A (new text)
22. Untuk memberi legenda, pilih insert, pilih legend, lalu masukkan atribute yang
dibutuhkan pilih next untuk melanjutkan.
23. Untuk membuat skala, pilih insert, pilih skala text dan skala bar
24. Untuk membuat orientasi, klik insert, pilih north arrow
25. Untuk menyimpan dalam format jpg, pilih file, pilih export map, pilih resolusinya pilih
save.
Langkah-langkah dalam pembuatan peta Landsat:
1. Sediakan alat dan bahan yang telah ada.
2. Bukalah aplikasi Arc GIS
3. Klik add data untuk mengambil data yang akan diolah secara berurutan
4. Pilih menu arc catalog pada bagian toolbar
5. Pilih menu file, kemudian pilih new, kemudian klik shapefile
6. Kemudian ganti nama dengan nama yang dibutuhkan (Bentuk Lahan)
7. Pilih feature type dengan mengganti dengan polygon
8. Pilih edit kemudian pilih select, pilih projected coordinate system,
9. Kemudian pilih UTM, pilih WGS 1984, pilih UTM Zero 49 S, kemudian klik add, klik
apply kemudian klik ok, kemudian klik ok
10. Kemudian klik add data pilih nama yang sebelumnya sudah di save pada langkah ke-10
11. Kemudian pilih editor, pilih start editing, kemudian pilih task di bagian toolbar klik cut
poligon untuk mengetahui dan memilah beberapa bentuk lahan.
12. Pada data frame untuk pembuatan atribute bisa diubah warna dan tulisan dengan cara
klik kanan pilih symbology
13. Untuk menghentikan dan selesai mengerjakan, maka klik editor kemudian pilih save file,
pilih stop editing.
14. Dalam pembuatan grid klik layout view lalu pindahlah gambar yang dibutuhkan
15. Untuk membuat grid klik kanan pilih properties pilih grids
16. Pilih new grid, klik next, pilih finish klik apply dan pilih ok.
17. Untuk memberi judul peta, klik tanda A (new text)
18. Untuk memberi legenda, pilih insert, pilih legend, lalu masukkan atribute yang
dibutuhkan pilih next untuk melanjutkan.
19. Untuk membuat skala, pilih insert, pilih skala text dan skala bar
20. Untuk membuat orientasi, klik insert, pilih north arrow
21. Untuk menyimpan dalam format jpg, pilih file, pilih export map, pilih resolusinya pilih
save.
![Page 33: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/33.jpg)
Penginderaan Jauh Page 33
3.4 INTERPRESTASI PETA
Peta Hasil Interpretasi (Citra Quickbird)
Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Quickbird daerah sekitar pantai Ungapan,
Malang Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:
![Page 34: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/34.jpg)
Penginderaan Jauh Page 34
Geomorfologi
1. Warna Orange menunjukkan perbukitan karst yang ada di
daerah Sendang Biru sekitar pantai Ungapan. Daerah perbukitan
karst. Bentanglahan karst merupakan bentang lahan yang
memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan. Luas
singkapan bentang lahan karst mencapai 25% dariluas
permukaan bumi sementara hampir 25% pula penduduk dunia
menggantungkan pemenuhan kebutuhan airnya pada air dalam
akuifer karst. Karst memiliki sifat yang sangat rentan terhadap
berbagai gangguan alami ataupun manusia. Sementara tekanan dari factor alami dan
manusia terus mengalami peningkatan, yang dapat mengakibatkan semakin
terdegradasinya lingkungan karst tersebut. Porositas sekunder yang berupa celah ataupun
rekah pada batuan. Kenampakan karst yang disusun oleh batu gamping ini mempunyai
sifat yang sangat khusus yaitu batuannya mudah larut. Dengan sifat yang mudah larut,
tersebut akan membentuk kenampakan yang resisten menjadi yaitu bentukan positif
berupa conical hill (bukitkerucut) dan kenampakan yang mudah larut atau tidak resisten
menjadi bentukan negative yaitu berupa doline, uvala. Air permukaan yang terpolusi
tidak terfiltrasi dengan baik dalam perjalanannya menuju akuifer karena jarangnya
vegetasi dan tipisnya solum tanah.
Warna Hijau muda menunjukkan Derah terbebuat adalah dataran Aluvial.
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat
proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih
rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah
antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil
rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi
![Page 35: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/35.jpg)
Penginderaan Jauh Page 35
letaknya. Dataran Aluvial memiliki manfaat yang sangat besar bagi pertanian karena
Dataran Aluvial memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dataran Aluvial merupakan
wilayah yang datar atau hampir datar yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air.
Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial” antara lain :
a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya
berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah
pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o –
30 o, makin ke hilir makin mendatar.
b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh
sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau,
danlempung.
c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,
lanau, dan lumpur.
d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat
gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan
pasir.
e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai
akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri
dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut.
2. Warnamerahmudaatau pink menunjukkan meander yang ada di daerahpantaiUngapan.
Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelok yang terjadi akibat adanya pengikisan dan
pengendapan. Pembentukan meander diawali oleh aliran air sungai di
hulu yang memiliki volume dan tenaga yang cukup kecil, sehingga pada
bagian ini sungai belum mengalami pengikisan dan aliran sungai akan
berusaha menghindari segala penghalang. Kemudian pada bagian tengah
![Page 36: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/36.jpg)
Penginderaan Jauh Page 36
sungai dan hilir mulai terjadi pengendapan dan erosi secara terus-menerus. Air mulai mengalir
dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada lekukan pada suatu kelokan sungai.
Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar (cut bank) akan menyebabkan terjadinya
erosi secara terus-menerus. Cut bank merupakan zona tanah yang tererosi oleh aliran sungai
dalam pembentukan meander. Sehingga erosi ke arah samping (erosi lateral) yang terjadi dalam
waktu yang lama akan menyebabkan cut bank semakin melebar. Sementara itu, di sisi lekukan
yang lain akan terjadi pengendapan yang menyebabkan terbentuknya point bar. Point bar
merupakan proses sedimentasi yang dominan di dalam alur sungai. Bentuk dan ukuran point bar
bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung dalam
(inner band) alur sungai.Meander yang terbentuk hasil pengikisan dan pengendapan ini dapat
berupa beberapa macam, di antaranya adalah :
a.Meander mendalam
Meander mendalam adalah meander yang terjadi karena adanya erosi vertikal dan lateral,
sehingga pengikisannya melebab dan mendalam.
b.Meander berteras
Meander berteras yaitu meander yang terjadi karena adanya pengangkatan yang bertingkat-
tingkat, sehingga pada tepi-tepi lembah pada sisi kiri dan kana terjadi teras-teras. c.Meander
lembah
Meander lembah ialah meander yang terdapat pada lembah yang sudah mencapai stadium
dewasa, lebar dari meander lembah ini dua puluh kali lebar sungai.
d.Meander bebas
Meander bebas adalah meander yang jalur meandernya tidak tertentu. Meander ini terjadi
pada sungai yang sudah mencapai stadium tua dan banyak sekali bekasbekas yang
ditinggalkan.
e.Meander pengikisan
Meander pengikisan adalah meander yang terjadi karena adanya
pengangkatan atau penurunan permukaan laut (adanya peubahan
gravitasi atau erosi basis) sehingga akan mengakibatkan erosi vertikal
aktif kembali.
3. Warna Biru pada gambar menunjukkan
bahwa tempat tersebut adalah sebuah rawa. Rawa adalah daerah pertemuan massa air laut dengan
![Page 37: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/37.jpg)
Penginderaan Jauh Page 37
air tawar yang masih termasuk wilayah pesisir. Rawa memiliki air payau sebagai tempat hidup
mangrove dan makhluk lain seperti udang. Rawa di Pantai Ungapan
4. Warna Biru Tua menunjukkan Daerah Pecah Gelombang atau Water breaker.
Daerah pecah gelombang
5. WarnaBirumudamenunjukkansungai yang ada di
sekitardaerahPantaiUngapan.
Karakteristik Sungai
KARAKTERISTIK SUNGAI BAGIAN HULU
1. merupakan awal dari aliran sungai (mata air)
2. debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan
3. kondisi dasar sungai berbatu
4. sering ditemui air terjun dan jeram
5. erosi sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal)
6. aliran air mengalir di atas batuan induk
7. aliran sungai mengerosi batuan induk
8. aliran sungai cenderung lurus
9. tidak pernah terjadi banjir
10. kualitas air masih baik
Karakteristik sungai bagian tengah
1. merupakan lanjutan dari hulu sungai
2. lembah sungai berbentuk huruf U
3. aliran air tidak terlalu deras
![Page 38: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/38.jpg)
Penginderaan Jauh Page 38
4. proses erosi sudah tidak dominan
5. proses proses transportasi hasil erosi dari hulu
Karakteristik sungai bagian hilir
1. merupakan bagian akhir sungai menuju laut
2. lembah sungai berbentuk huruf U
3. aliran air permanen
4. terdapat pengendapan di dalam alur sungai
5. sering terjadi banjir
6. terdapat daerah dataran banjir
7. aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander
8. terdapat danau tapal kuda (oxbow lake)
9. erosi sungai ke arah sampinh (lateral)
10. badan sungai melebar
![Page 39: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/39.jpg)
Penginderaan Jauh Page 39
INTERPRESTASI PETA
Peta Hasil Interpretasi (Citra Landsat)
Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Landsat daerah sekitar pantai Ungapan, Malang
Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:
![Page 40: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/40.jpg)
Penginderaan Jauh Page 40
Gambar 1.1
Dari gambar 1.1 terlihat kenampkan berupa daerah karst dan dataran alluvial. Untuk mebedakan
kedua gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya. Warna orange mencerminkan
daerah kasrt dan warna merah mencerminkan dataran karst. Hal tersebut dijelaskan dengan
karakterisitik masing-masing bentuk lahan.
Karakteristik daerah karst tercirikan sebagai berikut:
Daerah perbukitan karst. Bentanglahan karst merupakan bentang lahan yang
memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan. Luas singkapan bentang lahan karst
mencapai 25% dariluas permukaan bumi sementara hampir 25% pula penduduk dunia
menggantungkan pemenuhan kebutuhan airnya pada air dalam akuifer karst. Karst
memiliki sifat yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan alami ataupun manusia.
Sementara tekanan dari factor alami dan manusia terus mengalami peningkatan, yang
dapat mengakibatkan semakin terdegradasinya lingkungan karst tersebut. Porositas
sekunder yang berupa celah ataupun rekah pada batuan. Kenampakan karst yang disusun
oleh batu gamping ini mempunyai sifat yang sangat khusus yaitu batuannya mudah larut.
Dengan sifat yang mudah larut, tersebut akan membentuk kenampakan yang resisten
menjadi yaitu bentukan positif berupa conical hill (bukitkerucut) dan kenampakan yang
mudah larut atau tidak resisten menjadi bentukan negative yaitu berupa doline, uvala. Air
permukaan yang terpolusi tidak terfiltrasi dengan baik dalam perjalanannya menuju
akuifer karena jarangnya vegetasi dan tipisnya solum tanah.
Karakteristik dataran alluvial tercirikan sebagai berikut :
![Page 41: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/41.jpg)
Penginderaan Jauh Page 41
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi
yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis
batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi.
Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.
Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah
sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya,
daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Dataran Aluvial memiliki
manfaat yang sangat besar bagi pertanian karena Dataran Aluvial memiliki tingkat
kesuburan yang tinggi. Dataran Aluvial merupakan wilayah yang datar atau hampir datar
yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air. Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial”
antara lain :
a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya
berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah
pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o –
30 o, makin ke hilir makin mendatar.
b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh
sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau,
danlempung.
c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,
lanau, dan lumpur.
d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat
gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan
pasir.
e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai
akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri
dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut
![Page 42: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/42.jpg)
Penginderaan Jauh Page 42
Gambar 1.2
Dari gambar 1.2 terlihat kenampkan berupa daerah karst, dataran rendah, rawa dan batas pantai.
Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya. Warna orange
mencerminkan daerah kasrt , warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna biru matang
mencerminkan daerah rawa dan warna biru muda merupakan batas pantai. Hal tersebut
dijelaskan dengan karakterisitik masing-masing bentuk lahan.
Karakteristik dataran rendah
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar
200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang
terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur
Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-
lain. Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya
hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya
berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga
penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan (Anonymous,2009).
![Page 43: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/43.jpg)
Penginderaan Jauh Page 43
Dataran rendah mempunyai tekanan udara lebih tinggi sedangkan pegunungan, tekanan udaranya
lebih rendah. perpindahan udara terjadi dari tekanan udara yg tinggi ke rendah.
(Anonymous,2009).
Jenis-jenis tanah pada dataran rendah:
1. Tanah humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di
hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan
beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah
yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun
unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan
Barat dan Lampung.
5. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan
hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Karakteristik rawa
Rawa adalah daerah pertemuan massa air laut dengan air tawar yang masih termasuk wilayah
pesisir. Rawa memiliki air payau sebagai tempat hidup mangrove dan makhluk lain seperti
udang. Rawa di PantaiUngapan
Karakteristik batas pantai
![Page 44: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/44.jpg)
Penginderaan Jauh Page 44
Gambar 1.3
Dari gambar 1.3 terlihat kenampakan berupa daerah pulau, perbukitan, rawa,batas pantai dan
dataran rendah. Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya.
Warna ungu mencerminkan daerah pulau , warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna
biru matang mencerminkan daerah rawa, warna biru muda merupakan batas pantai dan warna
hijau muda dataran rendah.
Karakteristik batas pantai
Karakteristik pulau
Karakteristik pulau kecil merupakan pengertian yang terintegrasi satu dengan yang lainnya,
baik secara fisik, ekologis, sosial, budaya, dan ekonomi, yang meliputi :
Secara fisik
1. Terpisah dari pulau besar.
2. Dapat membentuk satu gugus pulau atau berdiri sendiri.
3. Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor hidroklimat laut.
4. Luas pulau kurang dari 10.000 km2, dan sangat rentan terhadap perubahan alam atau
manusia seperti : bencana angin badai, gelombang tsunami, letusan gunung berapi,
fenomena penenggelaman karena kenaikan permukaan air laut (sea level rise).
5. Substrat yang ada di pesisir biasanya bergantung pada jenis biota yang ada di sekitar
pulau, dan biasanya didominasi oleh terumbu karang atau jenis batuan yang ada di pulau-
pulau tersebut.
6. Kedalaman laut rata-rata antar pulau-pulau kecil sangat ditentukan oleh kondisi geografis
dan letak pulau-pulau kecil. Pada daerah paparan benua, kedalaman rata-rata antar pulau
![Page 45: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/45.jpg)
Penginderaan Jauh Page 45
adalah diatas atau kurang dari 100 m, contohnya pada paparan sunda di wilayah
indonesia bagian barat (sumatera, jawa, dan kalimantan) dan paparan arafura di bagian
utara australia / bagian selatan papua. Sementara itu ke arah timur indonesia, pulau-puau
kecil yang terletak di daerah laut terbuka (sulawesi, maluku, dan papua bagian utara),
yang memiliki kedalaman laut bervariasi
Gambar 1.4
Dari gambar 1.4 terlihat kenampakan berupa daerah perbukitan,batas pantai , daerah karst dan
dataran rendah. Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya.
Warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna biru muda merupakan batas pantai, warna
orange merupakan daerah karst dan warna hijau muda dataran rendah.
![Page 46: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/46.jpg)
Penginderaan Jauh Page 46
Karakteristik perbukitan
Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih
tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah
dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu
daerah yang cukup luas.
Karakteristik batas pantai
Garis pantai pada suatu negara bukan lagi menjadi perkara yang dapat diabaikan. Indonesia
mempunyai batas maritim yang potensial dengan sepuluh negara tetangga, yaitu India,
Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Filipina, Palau dan Timor
Leste (Arimjaya, dkk, 2008).
Garis pantai dipandang dari aspek hankam mempunyai kedudukan yang sangat vital bagi
kedaulatan sebuah negara yaitu :
a. penetapan batas laut negara.
b. perlindungan sumber daya kelautan dari penjarahan negara lain.
Dipandang dari aspek pengelolaan pantai, garis pantai sangat bermanfaat dalam :
a. penetapan sempadan pantai
b. perlindungan linkungan dan sumber daya alam
3.5 Analisis
Berdasarkan pengamatan di lapangan, menunjukkan adanya kesalahan dalam interpretasi
citra pada peta bentuk lahan, sehingga dengan adanya kesalahan tersebut membutuhkan
perbaikan dalam peta hasil interpretasi dengan hasil citra foto yang sebenarnya. Perbaikan-
perbaikan tersebut antara lain:
![Page 47: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/47.jpg)
Penginderaan Jauh Page 47
1. Pada daerah yang berwarna hijau menunjukkan dataran rendah, hal ini kurang
terperinci lagi karena setelah dilakukan cek lapangan daerah tersebut bukan merupakan
dataran rendah yaitu merupakan dataran alluvial yang juga disekelilingnya terdapat
perbukitan karst.
2. Di sekitar pantai Ungapan juga terdapat doline dan uvala yang nampak, pada peta yang
telah diinterpretai sebelum cek lapangan hanya terdapat perbukitan yang ditandai dengan
warna orange , hal tersebut belum terperinci, seharusnya dumunculkan bentuk lahan
doline dan uvala, karena daerah bagian barat pantai Ungapan merupakan bentuk lahan
karst dengan karakteristiknya yaitu banyak dijumpai doline dan uvala. Selain itu
interpretasi citra
3. Untuk bentuk lahan marin yang terletak di Pantai Ungapan kurang terperinci karena
belum menunjukkan batas pantai, beting dan gisik.
4. Hasil cek lapangan menunjukkan daerah rawa disekitar Pantai Ungapan yang ditandai
dengan warna ungu sudah ada dalam peta interpretasi, tetapi yang nampak hanya di
sekitar Pantai Ungapan saja, padahal disekitar dataran alluvial juga terdapat rawa.
Berdasarkan hasil perbaikan tersebut dapat dilihat hasil perbaikan peta bentuk lahan pantai
Ungapan Malang Selatan sebagai berikut:
![Page 48: PJ](https://reader035.fdocument.pub/reader035/viewer/2022081800/55cf94a9550346f57ba38f95/html5/thumbnails/48.jpg)
Penginderaan Jauh Page 48
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan KKL di lapangan pantai Ungapan dapat disimpulkan tentang
intepretasi citra satelit landsat dan quickbird. Berdasarkan pengamatan di lapangan,
menunjukkan dalam interpretasi citra pada peta bentuk lahan dengan hasil citra foto yang
sebenarnya yaitu antara lain. Pada daerah yang berwarna hijau merupakan dataran alluvial yang
juga disekelilingnya terdapat perbukitan karst. Di sekitar pantai Ungapan juga terdapat doline
dan uvala yang Nampak dengan warna orange, hal terperinci dumunculkan bentuk lahan doline
dan uvala, karena daerah bagian barat pantai Ungapan merupakan bentuk lahan karst dengan
karakteristiknya yaitu banyak dijumpai doline dan uvala. Daerah rawa disekitar Pantai Ungapan
yang ditandai dengan warna terdapat juga disekitar dataran alluvial juga terdapat rawa.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://rizkyoktaviani.blogspot.com/2012/07/klasifikasi-penggunaan-lahan-
dan_04.html
2. http://urairidho.wordpress.com/2012/06/08/penginderaan-jauh-untuk-
pengamatan-penggunaan-lahan-dan-vegetasi-menggunakan-blok-foto-udara/
3. http://sugiartogeoindo.blogspot.com/2013/01/geologi-citra-penginderaan-
jauh.html
4. http://geodatamap.blogspot.com/p/quickbird.html
5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malang
6. http://www.oocities.org/yaslinus/citra.html