PJ

48
Penginderaan Jauh Page 1 LAPORAN KKL PENGINDERAAN JAUH Interpretasi citra landsat dan Quickbird Dalam Kajian Bentuk lahanTugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Penginderaan Jauh yang dibimbing oleh Bapak Purwanto Disusun Oleh : Andrias Teguh Jatmiko 110721435139 Offering B UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI Desember 2013

Transcript of PJ

Page 1: PJ

Penginderaan Jauh Page 1

LAPORAN KKL PENGINDERAAN JAUH

“ Interpretasi citra landsat dan Quickbird Dalam Kajian Bentuk lahan”

Tugas ini disusun guna memenuhi mata kuliah Penginderaan Jauh

yang dibimbing oleh Bapak Purwanto

Disusun Oleh :

Andrias Teguh Jatmiko

110721435139

Offering B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN GEOGRAFI

Desember 2013

Page 2: PJ

Penginderaan Jauh Page 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah adanya rentang

panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya. Beberapa radiasi yang bisa dideteksi

dengan sistem penginderaan jarak jauh seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang

dari visible dan near sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas

yang dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material

pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari.

Sehingga material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band

panjang gelombang. Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra

satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital Number bisa

ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (greyscale), tergantung level

energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah

citra. Penerapan manfaat data informasi penginderaan jauh terutama foto satelit dianggap paling

baik sampai saat ini karena mempunyai tingkat resolusi yang amat tinggi serta sifat

stereoskopisnya sangat baik.

Pembagian citra penginderaan jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik,

dimana tiap warna mewakili sebuah objek, misalkan hutan, laut, sungai, sawah, dan lain-

lain.Makalah ini mempresentasikan disain dan implementasi perangkat lunak untuk

mengklasifikasi citra inderaja multispektral. Metode berbasis unsupervised yang diusulkan ini

adalah integrasi dari metode feature extraction, hierarchical (hirarki) clustering,

dan partitional (partisi)clustering. Feature extraction dimaksudkan untuk mendapatkan

komponen utama citra multispektral tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang redundan,

sehingga akan mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram komponen utama ini dianalisa

untuk melihat lokasi terkonsentasinya pixel dalam feature space. Sejalan dengan intepretasi ini

nantinya dapat mengetahui apa saja lahan yang bisa dikaji dengan beberapa kategori ktegori

yang ada di dalamnya.

Page 3: PJ

Penginderaan Jauh Page 3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil interpretasi kajian lahan yang ada di kawasan Pantai Ungapan dengan

citra quickbird?

2. Bagaimana hasil interpretasi kajian lahan di kawasan Pantai Ungapan dengan citra

landsat?

C. Tujuan

Tujuan dari kegiatan KKL interpretasi citra satelit adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat menggunakan software ArcGis dalam interpretasi citra

2. Agar mahasiswa dapat melakukan interpretasi kejian bentuk lahan dengan citra dari

satelit Quickbird dan Landsat

3. Untuk mengetahui keadaan langsung objek yang ada di lapangan dari citra satelit.

Page 4: PJ

Penginderaan Jauh Page 4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penginderaan Jauh

a. Definisi Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh adalah “Pengambilan atau pengukuran data / informasi mengenai

sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa

berhubungan langsung dengan bahan study.

b. Komponen dasar

Empat komponen dasar dari sistem PJ adalah target, sumber energi, alur transmisi, dan

sensor. Komponen dalam sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi

mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang menyinari atau

memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi dengan

target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada

sensor. Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elek tromagnetik.

Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap

pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyarikan informasi

mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic

dengan bantuan computer dan perangkat lunak pengolah citra.

Gambar 1. Komponen dasar

Page 5: PJ

Penginderaan Jauh Page 5

c. Beberapa contoh teknologi PJ

Contoh sistem PJ yang paling dikenal adalah satelit pemantauan cuaca bumi. Dalam hal ini,

target adalah permukaan bumi, yang melepaskan energi dalam bentuk radiasi infrared (atau

energi panas). Energi merambat melalui atmosfir dan ruang angkasa untuk mencapai sensor,

yang berada pada platform satelit. Beberapa level energy kemudian dicatat, dikirimkan ke stasiun

penerima di bumi, dan diubah menjadi citra yang menunjukkan perbedaan suhu pada permukaan

bumi. Dengan cara yang sama, sensor cuaca yang berada pada satelit mengukur energi cahaya

yang nampak dari matahari ketika dipantulkan oleh permukaan bumi, dikirimkan melalui ruang

angkasa kepada sensor, dicatat dan dikirim ke bumi untuk pemrosesan. Bentuk lain PJ yang

banyak dikenal pada skala yang jauh lebih kecil adalah teknologi citra untuk kedokteran seperti

Magnetic Resonance Imaging (MRI), sonogram, dan X-Ray Imaging.

Semua teknologi ini menggunakan beberapa bentuk energi untuk menghasilkan citra dari

bagian dalam tubuh manusia. Berbagai macam bentuk energi yang dihasilkan dari sebuah mesin

ditembakkan kepada target. Sensor kemudian mengukur bagaimana energi ini diserap,

dipantulkan atau dikirimkan ke arah lain oleh target, dan hasilnya akan dikumpulkan dalam

bentuk sebuah citra. Teknologi ini sangat membantu dalam hal memeriksa sistem internal dalam

tubuh manusia tanpa melakukan pembedahan. Lebih jauh lagi, PJ memungkinkan kita untuk

mempelajari hal-hal di luar planet bumi. Berbagai bentuk astronomi adalah contoh dari PJ,

karena target yang diteliti berada dalam jarak yang sangat jauh dari bumi sehingga kontak fisik

tidak dimungkinkan. Astronomer menggunakan teleskop and alat sensor lain. Informasi dicatat

dan digunakan untuk mengambil kesimpulan mengenai ruang angkasa dan alam semesta. PJ

untuk lingkungan hidup adalah penelitian mengenai interaksi antara sistem alam di bumi

menggunakan teknologi PJ.

Beberapa keuntungan menggunakan teknik PJ dalam hal ini adalah:

� Lebih luasnya ruang lingkup yang bisa dipelajari.

� Lebih seringnya sesuatu fenomena bisa diamati.

� Dimungkinkannya penelitian di tempat-tempat yang susah atau

berbahaya untuk dijangkau manusia, seperti daerah kutub, kebakaran hutan, aktivitas gunung

berapi.

Page 6: PJ

Penginderaan Jauh Page 6

d. Teknologi PJ

Sebuah platform PJ dirancang sesuai dengan beberapa tujuan khusus. Tipe sensor dan

kemampuannya, platform, penerima data, pengiriman dan pemrosesan harus dipilih dan

dirancang sesuai dengan tujuan tersebut dan beberapa faktor lain seperti biaya, waktu dsb.

Resolusi sensor

Rancangan dan penempatan sebuah sensor terutama ditentukan oleh karakteristik khusus dari

target yang ingin dipelajari dan informasi yang diinginkan dari target tersebut. Setiap aplikasi PJ

mempunyaikebutuhan khusus mengenai luas cakupan area, frekuensi pengukuran dan tipe energi

yang akan dideteksi. Oleh karena itu, sebuah sensor harus mampu memberikan resolusi spasial,

spectral dan temporal yang sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

Resolusi spasial menunjukkan level dari detail yang ditangkap oleh

sensor. Semakin detail sebuah study semakin tinggi resolusi spasial yang diperlukan. Sebagai

ilustrasi, pemetaan penggunaan lahan memerlukan resolusi spasial lebih tinggi daripada sistem

pengamatan cuaca berskala besar.

Resolusi spektral menunjukkan lebar kisaran dari masing-masing band spektral yang

diukur oleh sensor. Untuk mendeteksi kerusakan tanaman dibutuhkan sensor dengan

kisaran band yang sempit pada bagian merah.

Resolusi temporal menunjukkan interval waktu antar pengukuran. Untuk

memonitor perkembangan badai, diperlukan pengukuran setiap beberapa menit. Produksi

tanaman membutuhkan pengukuran setiap musim, sedangkan pemetaan geologi hanya

membutuhkan sekali pengukuran

Platform

Ground-Based Platforms: sensor diletakkan di atas permukaan bumi dan tidak berpindah-pindah.

Sensornya biasanya sudah baku seperti pengukur suhu, angin, pH air, intensitas gempa

dll.Biasanya sensor ini diletakkan di atas bangunan tinggi seperti menara.

Aerial platforms: biasanya diletakkan pada sayap pesawat terbang,

meskipun platform airborne lain seperti balon udara, helikopter dan roket juga bisa digunakan.

Digunakan untuk mengumpulkan citra yang sangat detail dari permukaan bumi dan hanya

ditargetkan ke lokasi tertentu, dimulai sejak awal 1900-an.

Satellite Platforms: sejak awal 1960 an sensor mulai diletakkan pada

Page 7: PJ

Penginderaan Jauh Page 7

satelit yang diposisikan pada orbit bumi dan teknologinya berkembang pesat sampai sekarang.

Banyak studi yang dulunya tidak mungkin menjadi mungkin.

Komunikasi dan pengumpulan data

Pengiriman data yang dikumpulkan dari sebuah sistem RS kepada pemakai kadang-kadang harus

dilakukan dengan sangat cepat. Oleh karena itu, pengiriman, penerimaan, pemrosesan dan

penyebaran data dari sebuah sensor satelit harus dirancang dengan teliti untuk memenuhi

kebutuhan pemakai. Pada ground-based platforms, pengiriman menggunakan system komunikasi

ground-based seperti radio, transmisi microwave atau computer network. Bisa juga data

disimpan pada platform untuk kemudian diambil secara manual. Pada aerial Platforms, data

biasanya disimpan onboard dan diambil setelah pesawat mendarat. Dalam hal satellite Platforms,

data dikirim ke bumi yaitu kepada sebuah stasiun penerima.

Berbagai cara transmisi yang dilakukan:

� langsung kepada stasiun penerima yang ada dalam jangkauan

� disimpan on board dan dikirimkan pada saat stasiun penerima ada

dalam jangkauan,

� terus menerus, yaitu pengiriman ke stasiun penerima melalui

komunikasi satelit berantai pada orbit bumi, atau

� kombinasi dari cara-cara tersebut. Data diterima oleh stasiun penerima dalam bentuk format

digital mentah. Kemudian data tersebut akan diproses untuk pengkoreksian sistematik, geometrik

dan atmosferik dan dikonversi menjadi format standard. Data kemudian disimpan dalam tape,

disk atau CD. Data biasanya disimpan di stasiun penerima dan pemproses, sedangkan

perpustakaan lengkap dari data biasanya dikelola oleh pemerintah ataupun perusahaan komersial

yang berkepentingan.

Radiasi Elektromagnetik

Berangkat dari bahasan kita di atas mengenai komponen system PJ, energi elektromagnetik

adalah sebuah komponen utama dari kebanyakan sistem PJ untuk lingkungan hidup, yaitu

sebagai medium untuk pengiriman informasi dari target kepada sensor. Energi elektromagnetik

merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang

gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi

gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak.

Page 8: PJ

Penginderaan Jauh Page 8

Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi

tergantung dari kecepatan merambatnyagelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik

adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding

terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek

suatu gelombang semakin tinggi

frekuensinya.

Gambar 2. Energi elektromagnetik

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada

level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah

panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan

karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energy elektromagnetik.

Spektrum Elektromagnetik

Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan

frekuensinya disebut spectrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah

disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi

yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang

radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi

tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.

Page 9: PJ

Penginderaan Jauh Page 9

Gambar 3. Spektrum elektromagnetik

Pembahasan Mengenai Kelompok Energi

Radio

Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang

gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak

adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk

mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah

hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar

berkisar antara 0.8 – 100 cm.

Microwave

Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama

dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem

PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan

refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah

Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur

radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik

atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.

Infrared

Radiasi infrared (IR) bisa dipancarkan dari sebuah obyek ataupun dipantulkan dari sebuah

permukaan. Pancaran infrared dideteksi sebagai energi panas dan disebut thermal infrared.

Energi yang dipantulkan hampir sama dengan energi sinar nampak dan disebut dengan reflected

IR atau near IR karena posisinya pada spektrum elektromagnetik berada di dekat sinar nampak.

Panjang gelombang radiasi infrared berkisar antara

Page 10: PJ

Penginderaan Jauh Page 10

0.7 – 300 _m, dengan spesifikasi: near IR atau reflected IR: 0.7 – 3 _m,

dan thermal IR: 3 –15 _m

Untuk aplikasi PJ untuk lingkungan hidup menggunakan citra Landsat, Reflected IR pada band 4

(near IR), band 5,7 (Mid IR) dan thermal IR pada band 6, merupakan karakteristik utama untuk

interpretasi citra. Sebagai contoh, gambar berikut menunjukkan suhu permukaan laut

global (dengan thermal IR) dan sebaran vegetasi (dengan near IR).

Gambar 4. Infrared

Visible

Posisi sinar nampak pada spectrum elektromagnetik adalah di tengah. Tipe energi ini bisa

dideteksi oleh mata manusia, film dan detector elektronik. Panjang gelombang berkisar antara

0.4 to 0.7 _m. Perbedaan panjang gelombang dalam kisaran ini dideteksi oleh mata manusia dan

oleh otak diterjemahkan menjadi warna. Di bawah adalah contoh komposit

dari citra Landsat 7.

Page 11: PJ

Penginderaan Jauh Page 11

Gambar 5. Citra landsat komposit

Ultraviolet, X-Ray, Gamma Ray

Radiasi ultraviolet, X-Ray dan Gamma Ray berada dalam urutan paling kiri pada spectrum

elektromagnetik. Tipe radiasinya berasosiasi dengan energi tinggi, seperti pembentukan bintang,

reaksi nuklir, ledakan bintang. Panjang gelombang radiasi ultraviolet berkisar antara 3 nm-0.4

_m, sedangkan X-Ray 0.03 – 3 nm, dan Gamma ray < 0.003nm. Radiasi UV bisa dideteksi oleh

film dan detektor elektronik, sedangkan X-ray dan Gamma-ray diserap sepenuhnya oleh

atmosfer, sehingga tidak bisa diukur dengan PJ.

Interaksi Energi

Gelombang elektromagnetik (EM) yang dihasilkan matahari dipancarkan (radiated) dan masuk

ke dalam atmosfer bumi. Interaksi antara radiasi dengan partikel atmosfer bisa berupa

penyerapan (absorption), pemencaran (scattering) atau pemantulan kembali

(reflectance).Sebagian besar radiasi dengan energi tinggi diserap oleh atmosfer dan tidak pernah

mencapai permukaan bumi. Bagian energy yang bisa menembus atmosfer adalah yang

‘transmitted’. Semua masa dengan suhu lebih tinggi dari 0 Kelvin (-273 C) mengeluarkan (emit)

radiasi EM.

Page 12: PJ

Penginderaan Jauh Page 12

Gambar 6. Interaksi energi

Sensor

Radiometer adalah alat pengukur level energi dalam kisaran panjang gelombang tertentu,

yang disebut channel. PJ multispectral menggunakan sebuah radiometer yang berupa deretan dari

banyak sensor, yang masing masing peka terhadap sebuah channel atau band dari panjang

gelombang tertentu. Data spectral yang dihasilkan dari suatu target berada dalam kisaran level

energi yang ditentukan. Radiometer yang dibawa oleh pesawat terbang atau satelit mengamati

bumi dan mengukur level radiasi yang dipantulkan atau dipancarkan dari benda-benda yang ada

di permukaan bumi atau pada atmosfer. Karena masing masing jenis permukaan bumi dan tipe

partikel pada atmosfer mempunyai karakteristik spectral yang khusus (atau spectral signature)

maka data ini bisa dipakai untuk menyediakan informasi mengenai sifat target. Pada permukaan

yang rata, hamper semua energi dipantulkan dari permukaan pada suatu arah, sedangkan pada

permukaan kasar, energi dipantulkan hampir merata ke semua arah. Pada umumnya permukaan

bumi berkisar diantara ke dua ekstrim tersebut, tergantung pada kekasaran permukaan. Contoh

yang lebih spesifik adalah pemantulan radiasi EM dari daun dan air. Sifat klorofil adalah

menyerap sebagian besar radiasi dengan panjang gelombang merah dan biru dan memantulkan

panjang gelombang hijau dan near IR. Sedangkan air menyerap radiasi dengan panjang

gelombang nampak tinggi dan near IR lebih banyak daripada radiasi nampak dengan panjang

gelombang pendek (biru).

Page 13: PJ

Penginderaan Jauh Page 13

Gambar 7. Karakteristik signal

Pengetahuan mengenai perbedaan spectral signature dari berbagai bentuk di permukaan bumi

memungkinkan kita untuk menginterpretasi citra. Tabel di sebelah kanan sangat berguna dalam

menginterpretasi vegetasi dari citra Landsat TM. Ada dua tipe deteksi yang dilakukan oleh

sensor: deteksi pasif dan aktif. Banyak bentuk PJ yang menggunakan deteksi pasif, dimana

sensor mengukur level energi yang secara alami dipancarkan, dipantulkan, atau dikirimkan oleh

target. Sensor ini hanya bisa bekerja apabila terdapat sumber energi yang alami, pada umumnya

sumber radiasi adalah matahari, sedangkan pada malam hari atau apabila permukaan bumi

tertutup awan, debu, asap dan partikel atmosfer lain, pengambilan data dengan cara deteksi pasif

tidak bisa dilakukan dengan baik.

Contoh sensor pasif yang paling dikenal adalah sensor utama pada satelit

Landsat, Thematic Mapper, yang mempunyai 7 band atau channel.

Band 1 (0.45-0.52 _m; biru) - berguna untuk membedakan kejernihan air

dan juga membedakan antara tanah dengan tanaman.

Band 2 (0.52-0.60 _m; hijau) - berguna untuk mendeteksi tanaman.

Band 3 (0.63-0.69 _m; merah) - band yang paling berguna untuk

membedakan tipe tanaman, lebih daripada band 1 dan 2.

Band 4 (0.76-0.90 _m; reflected IR) - berguna untuk meneliti biomas

tanaman, dan juga membedakan batas tanah-tanaman dan daratan-air.

Band 5 (1.55-1.75 _m; reflected IR) – menunjukkan kandungan air

tanaman dan tanah, berguna untuk membedakan tipe tanaman dan

Page 14: PJ

Penginderaan Jauh Page 14

kesehatan tanaman. Juga digunakan untuk membedakan antara awan,

salju dan es.

Band 6 (10.4-12.5 _m; thermal IR) - berguna untuk mencari lokasi

kegiatan geothermal, mengukur tingkat stress tanaman, kebakaran, dan

kelembaban tanah.

Band 7 (2.08-2.35 _m; reflected IR) – berhubungan dengan mineral; ration

antara band 5 dan 7 berguna untuk mendeteksi batuan dan deposit

mineral.

Sumber: Sabins 1986:86; Jensen 1986:34

Sedangkan pada deteksi aktif, PJ menyediakan sendiri sumber energi untuk menyinari target dan

menggunakan sensor untuk mengukur refleksi energi oleh target dengan menghitung sudut

refleksi atau waktu yang diperlukan untuk mengembalikan energi. Keuntungan menggunakan

deteksi pasif adalah pengukuran bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi sistem aktif ini

memerlukan energi yang cukup besar untuk menyinari target. Sebagai contoh adalah radar

Dopler, sebuah sistem ground-based, radar presipitasi pada satellite Tropical Rainfall Measuring

Mission (TRMM), yang merupakan spaceborne pertama yang menghasilkan peta 3-D dari

struktur badai.

2.2 Citra

Citra dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu citra foto dan citra nonfoto.

A. Citra Foto

Citra foto adalah gambar yang dihasilkan dengan menggunakan sensor kamera.Citra foto

dapat dibedakan atas beberapa dasar sebagai berikut:

1. Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan Pada waktu memotret objek di

permukaan bumi, orang dapat memilih salah satu atau beberapa spectrum elektromagnetik

berdasarkan kepentingannya. Citra foto berdasarkan spektrumnya dapat dibedakan menjadi :

Foto pankromatik adalah citra foto dari udara yang dibuat dengan menggunakan seluruh

spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Foto udara ini sering disebut

foto udara konvensional. Ciri foto pankromatik adalah pada warna objek sama dengan

kesamaan mata manusia, sehingga baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir,

penyebarab air tanah, dan air permukaan.

Page 15: PJ

Penginderaan Jauh Page 15

Foto ultraviolet adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet

dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini tidak menyadap banyak

informasi tetapi untuk beberapa objek dari foto ini proses pengenalannya mudah karena

kontras yang besar. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut,

membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, dan batuan kapur.

Foto ortokromatik adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari

saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Ciri foto ortokromatik adalah

banyak objek yang tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena memiliki

film yang peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20

meter, sehingga baik untuk survei vegetasi karena daun hijau tergambar dengan kontras.

Foto inframerah asli adalah citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum

inframerah dekat hingga panjang gelombang 0,9 – 1,2 mikrometer yang dibuat secara

khusus. Ciri foto inframerah asli adalah dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona

pada foto inframerah tidak ditentukan warna daun tetapi oleh sifat jaringannya, sehingga

baik untuk mendeteksi berbagai jenis tanaman termasuk tanaman yang sehat atau yang sakit.

Foto inframerah modifikasi adalah citra foto yang dibuat dengan inframerah dekat dan

sebagia spectrum tampak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau.

2. Berdasarkan sumbu kamera

Citra foto berdasarkan sumbu kamera dibedakan menjadi dua jenis yaitu.

Foto vertikal adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan

bumi.

Foto condong adalah foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak

lurus ke permukaan bumi. Foto condong dibedakan sebagai berikut :

- Foto sangat condong yakni bila pada foto tampak cakrawala

- Foto agak condong yakni bila cakrawala tidak tampak pada foto

3. Berdasarkan jenis kamera

Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya

tergambar oleh satu lembar foto.

Foto jamak, yaitu beberapa foto yang digunakan pada waktu yang sama dan

menggambarkan daerah liputan yang sama.

4. Berdasarkan warna yang digunakan

Page 16: PJ

Penginderaan Jauh Page 16

Foto berwarna semu (false color) atau foto inframerah berwarna. Pada foto berwarna semu,

warna objek tidak sama dengan warna foto. Misalnya vegetasi yang berwarna hijau dan

banyak memantulkan spectrum tampak merah, akantampak merah pada foto.

Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.

Berdasarkan sistem wahana

Berdasarkan wahana dapaat dibedakan menjadi

Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.

Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.

B. Citra Non Foto

Citra nonfoto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera. Citra nonfoto

dibedakan atas :

1. Spektrum elektromagnetik yang digunakan Berdasarkan spectrum elektromagnetik, citra

nonfoto dibedakan atas :

Citra inframerah termal adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum

inframerah termal. Pemanfaatan spectrum itu di dasarkan atas beda temperature tiap

objek yang dipantulkan ke kamera atau sensor.

Citra gelombang mikro dan Citra Radar adalah citra nonfoto yang dibuat dengan

menggunakan spectrum gelombang mikro atau radar. Citra gelombang mikro

menggunakan sumber energi alamiah ( system pasif ), sedangkan citra radar

menggunakan sumber energi buatan ( system aktif ).

2. Sensor yang digunakan

Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan atas :

Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal dengan saluran lebar.

Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak dengan saluran sempit

yang terdiri dari :

a. Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang hasilnya tidak

dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan prosesnya nonfotografik.

b. Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan spektrum

tampak maupun spektrum inframerah termal. Citra ini dapat dibuat dari pesawat

udara.

Page 17: PJ

Penginderaan Jauh Page 17

3. Wahana yang digunakan

Citra dirgantara (Airbone Image), yaitu citra nonfoto yang dibuat dengan wahana yang

beroperasi di udara (dirgantara)

Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra nonfoto yang dibuat oleh sensor

dari satelit yang mengitari bumi.

2.3 Karakteristik Berbagai Citra Satelit

Landsat

Teknologi penginderaan jauh satelit dipelopori oleh NASA Amerika Serikat dengan

diluncurkannya satelit sumberdaya alam yang pertama, yang disebut ERTS-1 (Earth Resources

Technology Satellite) pada tanggal 23 Juli 1972, menyusul ERTS-2 pada tahun 1975, satelit ini

membawa sensor RBV (Retore Beam Vidcin) dan MSS (Multi Spectral Scanner) yang

mempunyai resolusi spasial 80 x 80 m. Satelit ERTS-1, ERTS-2 yang kemudian setelah

diluncurkan berganti nama menjadi Landsat 1, Landsat 2, diteruskan dengan

eri-seri berikutnya, yaitu Landsat 3, 4, 5, 6 dan terakhir adalah Landsat 7 yang diorbitkan bulan

Maret 1998, merupakan bentuk baru dari Landsat 6 yang gagalmengorbit. Landsat 5, diluncurkan

pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi pada orbit polar, membawa sensor TM

(Thematic Mapper), yang mempunyai resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7.

Sensor Thematic Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral,

yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra merah dekat,

infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang mempunyai resolusi spasial

120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x 185 km pada permukaan bumi. Landsat 5

mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16

hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).

Kemampuan spektral dari Landsat-TM, ditunjukkkan pada Tabel 2. Program Landsat

merupakan tertua dalam program observasi bumi. Landsat dimulai tahun 1972 dengan satelit

Landsat-1 yang membawa sensor MSS multispektral. Setelah tahun 1982, Thematic Mapper TM

ditempatkan pada sensor MSS. MSS dan TM merupakan whiskbroom scanners. Pada April 1999

Landsat-7 diluncurkan dengan membawa ETM+scanner. Saat ini, hanyaLandsat-5 dan 7 sedang

beroperasi.

Page 18: PJ

Penginderaan Jauh Page 18

Quickbird

perusahaan swasta AS lainnya DigitalGlobe, tahun 2002 meluncurkan satelit komersial

dengan kemampuan mengungguli Ikonos. Quickbird, nama satelit ini, beresolusi spasial hingga

60 sentimeter dan 2,4 meter untuk moda pankromatik dan multispektral. Setelah kegagalan

EarlyBird, satelit Quickbird diluncurkan tahun 2000 oleh DigitalGlobe. Namun, kembali gagal.

Akhirnya Quickbird-2 berhasil diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu

2,4 meter (multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi spasial

paling tinggi dibanding citra satelit komersial lain. Selain resolusi spasial sangat tinggi, keempat

sistem pencitraan satelit memiliki kemiripan cara merekam, ukuran luas liputan, wilayah saluran

spectral yang digunakan, serta lisensi pemanfaatan yang ketat. Keempat system menggunakan

linear array CCD-biasa disebut pushbroom scanner. Scanner ini berupa CCD yang disusun linier

dan bergerak maju seiring gerakan orbit satelit. Jangkauan liputan satelit resolusi tinggi seperti

Quickbird sempit (kurang dari 20 km) karena beresolusi tinggi dan posisi orbitnya rendah, 400-

600 km di atas Bumi.

Berdasarkan pengalaman penulis, dengan luas liputan 16,5 x 16,5 km², data Quickbird

untuk 4 saluran ditambah 1 saluran pankromatik telah menghabiskan tempat 1,8 gigabyte. Data

sebesar ini disimpan dalam 1 file tanpa kompresi pada resolusi radiometrik 16 bit per pixel.

Semua sistem menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru,

hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang

beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan perluasannya. Semua saluran pankromatik,

karena lebar spektrumnya mampu menghasilkan resolusi spasial jauh lebih tinggi daripada

saluran-saluran multispektral. Unsur penting lain adalah ketatnya pemberian lisensi pemanfaatan.

Digital Globe misalnya, hanya memberikan satu jenis lisensi pemanfaatan Quickbird

pada pembeli. Jadi, bila pemerintah kota di Indonesia membeli data iniuntuk keperluan perbaikan

lingkungan permukiman urban misalnya, data yang sama tidak boleh digunakan untuk keperluan

lain seperti pajak bumi dan bangunan (PBB). Resolusi spasial tinggi ditujukan untuk mendukung

aplikasi kekotaan, seperti pengenalan pola permukiman, perkembangan dan perluasan daerah

terbangun. Saluran-saluran spektral B, H, M, IMD, dan PAN cenderung dipilih, karena telah

terbukti efektif dalam menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota. Kondisi vegetasi

tampak jelas pada komposisi warna semu (false color), yang tersusun atas saluran-saluran B, H,

IMD ataupun H, M, IMD yang masingmasing

Page 19: PJ

Penginderaan Jauh Page 19

ditandai dengan urutan warna biru, hijau, dan merah. Pada citra komposit warna ini, vegetasi

dengan berbagai tingkat kerapatan tampak bergradasi kemerahan. Teknik pengolahan citra

digital dengan indeks vegetasi seringkali memilih formula NDVI (normalised diference

vegetation index= IMD-M/IMD+M). Indeks atau nilai piksel yang dihasilkan kemudian sering

dijadikan ukuran kuantitatif tingkat kehijauan vegetasi. Apabila diterapkan di wilayah kota,

maka tingkat kehijauan lingkungan urban dapat digunakan sebagai salah satu parameter kualitas

lingkungan. Untuk lahan pertanian, NDVI terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan

tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.

Kehadiran Quickbird dan Ikonos telah melahirkan .eforia baru. Pada praktisi inderaja yang jenuh

dengan penggunaan metode baku analisis citra berbasis Landsat dan SPOT. Klasifikasi

multispektral standar berdasarkan resolusi spasial sekitar 20-30 meter seringkali dianggap kurang

halus untuk kajian wilayah pertanian dan urban di Jawa.

Model-model dengan knowledgebased techniques (KBT) yang berbasis Landsat dan

SPOT umumnya tidak tersedia dalam menu baku di perangkat lunak komersial, dan lebih sulit

dioperasikan. Quickbird menjawab kebutuhan itu. Resolusi 60 cm bila dipadukan dengan saluran

multispektralnya akan menghasilkan pan-sharped image, yang mampu menonjolkan variasi

obyek hingga marka jalan dan tembok penjara. Citra ini mudah sekali diinterpretasi secara

visual. Meski demikian, para pakar inderaja saat ini masih bergulat dengan pengembangan

metode ekstraksi informasi otomatis berbasis citra resolusi tinggi seperti Quickbird. Resolusi

spasial yang sangat tinggi pada Quickbird telah melahirkan masalah baru dalam inderaja digital,

di mana respons spektral obyek tidak berhubungan langsung dengan karakter obyek secara utuh,

melainkan bagian-bagiannya. Bayangkan citra multispektral SPOT-5 beresolusi 10 meter, maka

dengan relatif mudah jaringan jalan dapat kita klasifikasi secara otomatis ke dalam kategori-

kategori .jalan aspal., .jalan beton., dan .jalan tanah., karena jalan-jalan selebar sekitar 5 hingga

12 meter akan dikenali sebagai piksel-piksel dengan nilai tertentu. Namun, pada resolusi 60 cm,

jalan selebar 15 meter akan terisi dengan pedagang kakilima, marka jalan, pengendara motor,

dan bahkan kora yang tergeletak di tengah jalan. (Danoedoro, 2004)

Page 20: PJ

Penginderaan Jauh Page 20

Gambar 4. Citra Quickbird Resolusi di atas Tampa, Florida USA © digitalglobe.com

Page 21: PJ

Penginderaan Jauh Page 21

2.4 Analisin Peta

Pengenalan obyek merupakan bagian vital dalam interpretasi citra. Untuk itu identitas

dan jenis obyek pada citra sangat diperlukan dalam analisis memecahkan masalah yang

1

2

4

7

3

5

6

Page 22: PJ

Penginderaan Jauh Page 22

dihadapi. Karakteristik obyek pada citra dapat digunakan untuk mengenali obyek yang

dimaksud dengan unsur interpretasi. Unsur interpretasi yang dimaksud disini adalah (a)

rona/warna, (b) bentuk, (c) ukuran, (d) tekstur, (e) pola, (f) bayangan, (g) situs, (h) asosiasi

dan (i) konvergensi bukti.

a. Rona/warna

Rona dan warna merupakan unsur pengenal utama atau primer terhadap suatu obyek pada

citra penginderaan jauh. Fungsi utama adalah untuk identifikasi batas obyek pada citra.

Penafsiran citra secara visual menuntut tingkatan rona bagian tepi yang jelas, hal ini dapat

dibantu dengan teknik penajaman citra (enhancement). Rona merupakan tingkat/gradasi

keabuan yang teramati pada citra penginderaan jauh yangdipresentasikan secara hitam-putih.

Permukaan obyek yang basah akan cenderung menyerap cahaya elektromagnetik sehingga

akan nampak lebih hitam dibanding obyek yang relatif lebih kering. Warna merupakan

wujud yang yang tampak mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari

spektrum elektromagnetik tampak (Sutanto 1986). Contoh obyek yang menyerap sinar biru

dan memantulkan sinar hijau dan merah maka obyek tersebut akan tampak kuning.

Dibandingkan dengan rona, perbedaaan warna lebih mudah dikenali oleh penafsir dalam

mengenali obyek secara visual. Hal inilah yang dijadikan dasar untuk menciptakan citra

multispektral.

b. Bentuk

Bentuk dan ukuran merupakan asosiasi sangat erat. Bentuk menunjukkan konfigurasi

umum suatu obyek sebagaimana terekam pada citra penginderaan jauh. Bentuk mempunyai

dua makna yakni bentuk luar/umum dan bentuk rinci atau susunan bentuk yang lebih rinci

dan spesifik.

c. Ukuran

Ukuran merupakan bagian informasi konstektual selain bentuk dan letak. Ukuran

merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume (Sutanto 1996).

Ukuran merupakan cerminan penyajian penyajian luas daerah yang ditempati oleh kelompok

individu.

d. Tekstur

Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona dalam citra. Tekstur dihasilkan oleh

kelompok unit kenampkan yang kecil, tekstur sering dinyatakan kasar, halus, ataupu belang-

Page 23: PJ

Penginderaan Jauh Page 23

belang (Sutanto 1996). Contoh hutan primer bertekstur kasar, hutan tanaman bertekstur

sedang, dan tanaman padi bertekstur halus.

e. Pola

Pola merupakan karakteristik makro yang digunakan untuk mendeskripsikan tata ruang

pada kenampakan di citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang yang menandai

bagi banyak obyek bentukan manusia dan beberapa obyek alamiah. Hal ini membuat pola

unsur penting untuk membedakan pola alami dan hasil budidaya manusia. Sebagai contoh

perkebunan karet dan kelapa sawit sangat mudah dibedakan dari hutan dengan polanya dan

jarak tanam yang seragam.

f. Bayangan

Bayangan merupakan unsur sekunder yang sering membantu untuk identifikasi obyek

secara visual, misalnya untuk mengidentifikasi hutan jarang, gugur daun, tajuk (hal ini lebih

berguna pada citra resolusi tinggi ataupun foto udara).

g. Situs

Situs merupakan konotasi suatu obyek terhadap faktor-faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan atau keberadaan suatu obyek. Situs bukan cirri suatu obyek

secara langsung, tetapi kaitannya dengan faktor lingkungan. Contohnya hutan mangrove

selalu bersitus pada pantai tropik, ataupun muara sungai yang berhubungan langsung dengan

laut (estuaria).

h. Asosiasi (korelasi)

Asosiasi menunjukkan komposisi sifat fisiogonomi seragam dan tumbuh pada kondisi

habitat yang sama. Asosiasi juga berarti kedekatan erat suatu obyek dengan obyek lainnya.

Contoh permukiman kota identik dengan adanya jaringan transportasi jalan yang lebih

kompleks dibanding permukiman pedesaan.

i. Konvergensi bukti

Dalam proses penafsiran citra penginderaan jauh sebaiknya digunakan unsure diagnostik

citra sebanyak mungkin. Hal ini perlu dilakukan karena semakin banyak unsur diagnostik

citra yang digunakan semakin menciut lingkupnya untuk sampaipada suatu kesimpulan

suatu obyek tertentu. Konsep ini yang sering disebut konvergensi bukti.

Page 24: PJ

Penginderaan Jauh Page 24

INTERPRESTASI PETA

Peta Asli (Citra Quickbird)

Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Quickbird daerah sekitar pantai Ungapan,

Malang Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:

1. Laut

Berdasarkan warna : pada peta laut terlihat berwarna biru dengan rona semakin ke

dalam ronanya semakin gelap yang artinya mempunyai kedalaman yang relatif dalam

dan warna airnya tidak keruh. Kondisi ini disebabkan karena sifat air menyerap dan

meneruskan tenaga elektromagnetik jika dibandingkan dengan vegetasi dan tanah.

Berdasarkan asosiasi : terdapat pecah gelombang yang menandakan terdapat laut.

Berdasarkan tekstur : karena hampir keseluruhan berkomponen air maka bertekstur

lebih halus di bandingkan sawah.

2. Sungai

Berdasarkan rona dan warna : Sungai pada peta tersebut terlihat biru gelap artinya

sungai mempunya kedalaman yang besardan airnya tidak keruh. Kondisi ini

disebabkan karena sifat air menyerap dan meneruskan tenaga elektromagnetik jika

dibandingkan dengan vegetasi dan tanah.

Berdasarkan bentuk : Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang

dan berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis

warna biru. Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang dan

berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis

warna biru kehijauan. Di ujung sungai terlihat seperti muara yang menghubungkan

antara sungai dan laut, itu adalah estuari. Terdapat Estuari pada ujung sungai dekat

dengan pantai yang warnanya terlihat biru kehijauan sedikit gelap, yang berarti

kedalamannya tidak begitu besar dan airnya tidak keruh.

Berdasarkan ukuran : Sungai terlihat sedikit lebih luas daripada jalan.

Berdasarkan tektur : Air sungai pada peta terlihat bertekstur halus

Page 25: PJ

Penginderaan Jauh Page 25

3. Rawa

Berdasarkan warna dan rona : pada peta ini terlihat berwarna biru, hitam keabu-abuan

dan dengan rona gelap. Yang artinya bahwa rawa ini memiliki kedalaman yang

relative dalam.

Berdasarkan asosiasi : dekat dengan sungai

Berdasarkan bentuk : Bentuk rawa tidak beraturan

Berdasarkan ukuran : Rawa terlihat lebih luas bila dibandingkan dengan estuari.

Berdasarkan tektur : rawa pada peta terlihat bertekstur halus

4. Pulau

Berdasarkan warna : pada peta ini pulau berwarna hijau yang artinya pulau ini masih

terdapat banyak vegetasi.

Berdasarkan asosiasi : terdapat laut atau daerah pantai yang biasanya terdapat pulau

di sekitarnya.

Berdasarkan bentuk : Bentuk pulau bulat sedikit lonjong yang berada tersebar di

sekitar bibir pantai.

5. Perbukitan

Berdasarkan warna dan rona : perbukitan yang tertutup vegetasi pata foto udara

berwarna hijau. Warna hijau sesuai dengan keadaan nyata pada objek aslinya yakni

vegetasi berwarna hijau. Vegetasi mempunyai sifat pantulan yang tinggi pada panjang

gelombang 0,7-14, dan menurun pada panjang gelombang selanjutnya. Tingginya

pantulan vegetasi pada panjang gelombang tersebut karena pada saluran tersebut

spectrum elektromagnetik yang digunakan adalah inframerah dekat-sampai jauh. Jika

dibandingkan dengan tanah vegetasi memiliki pola spectral yang relative rendah,

karena vegetasi memiliki kandungan air yang banyak, tersimpan di daun.

Berdasarkan ukuran : Perbukitan yang tertutup vegetasi mempunyai ketinggian yang

lebih, sehingga terlihat menonjol bila dibandingkan lainnya.

Berdasarkan tekstur : Perbukitan bertekstur kasar, pada peta tersebut dataran tinggi

terutupi oleh vegetasi. Vegetasi bertekstur kasar.

Page 26: PJ

Penginderaan Jauh Page 26

Berdasarkan pola : Pola perbukitan pada peta dominan lebih tidak teratur. Hal Ini bisa

dilihat pada ketidakaturan daerah yang terlihat menonjol yang terdapat pada daerah

tersebut.

6. Dataran Rendah

Berdasarkan warna dan rona : dataran rendah berwarna coklat keabu-abuan karena

memiliki pola spectral yang tinggi hal ini dikarenakan tanah bersifat memantulkan

hampir semua energi yang diterima tanah dipantulkan langsung ke sensor

7. Vegetasi

Berdasarkan tekstur : vegetasi terlihat berteksture relative halus dibandingkan dengan

hutan.

Berdasarkan pola dan bentuk : vegetasi terlihat polanya adalah tertur dengan bentuk

sepadan.

Berdasarkan bayangan : Bayangan pada peta terlihat pada vegetasi. Ini menandakan

bahwa vegetasi tersebut memiliki ketinggian yang lebih pada objek disekitarnya.

Dengan tampaknya bayangan tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa jam

perekaman pada pagi atau sore hari.

Pada foto udara ini bisa dikatakan tempat ini merupakan tempat wisata, karena tampak

jelas kenampakan keseluruhan didominasi oleh perbukitan dan laut. Di dalamnya terdapat juga

rawa, estuari dan sungai. Tidak banyak pemukiman, jadi masih terlihat alami. Daerah ini

memiliki pola yang tidak teratur karena perbukitan yang tersebar.

Page 27: PJ

Penginderaan Jauh Page 27

6

1

2

3

4

5

8 7

Page 28: PJ

Penginderaan Jauh Page 28

Peta Asli (Citra Landsat)

Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Landsat daerah sekitar pantai Ungapan, Malang

Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:

1. Laut

Berdasarkan warna : Laut berwarna hitam

Berdasarkan tekstur : Air laut terlihat bertekstur sedang, karena pada peta terdapat

gelombang.

2. Sungai

Berdasarkan warna : pada peta laut terlihat berwarna biru kehitam-hitamnam dengan

rona semakin ke dalam ronanya semakin gelap yang artinya mempunyai kedalaman

yang relatif dalam dan warna airnya tidak keruh.

Berdasarkan bentuk : Pada foto udara sungai tampak seperti garis yang memanjang

dan berkelok-kelok. Pada foto udara sungai ini diplotkan dengan menggunakan garis

warna hitam

Berdasarkan tekstur : Air sungai pada peta terlihat bertekstur halus

Berdasarkan asosiasi : Sungai berasosiasi dengan jembatan

3. Rawa

Berdasarkan warna : pada peta ini terlihat berwarna hitam. Yang artinya bahwa rawa

ini memiliki kedalaman yang relative dalam.

Berdasarkan asosiasi : dekat dengan sungai

Berdasarkan bentuk : Bentuk rawa bulat tidak beraturan

Berdasarkan tekstur : rawa pada peta terlihat bertekstur halus

4. Pulau

Berdasarkan warna : berwarna coklat muda

Berdasarkan tekstur : sedikit kasar

Berdasarkan bentuk : Bentuk pulau tidak beraturan.

Page 29: PJ

Penginderaan Jauh Page 29

5. Perbukitan

Berdasarkan warnanya dan rona : warna pada peta ladsat ini adalah berwarna coklat

dengan rona sedikit gelap daripada daerah lainnya.

Berdasarkan tekstur : tekstur pada daerah perbukitan lebih kasar dari pada daerah

karst.

6. Kawasan karst

Berdasarkan warna dan rona : warna pada peta ladsat ini adalah berwarna coklat

dengan rona terang.

Berdasarkan tekstur : tekstur pada daerah khars untuk peta ini adalah lebih halus dari

pada dataran tinggi.

7. Dataran Tinggi

Berdasarkan warna dan rona : Dataran tinggi terlihat berwarna coklat muda. Semakin

tinggi bukit, semakin terlihat jelas warna coklatnya.

8. Dataran Rendah

Berdasarkan warna dan rona : Dataran yang relative rendah terlihat berwarna hijau

kebiruan

Page 30: PJ

Penginderaan Jauh Page 30

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Diagram Alir:

HHHHInterpretasi citra landsat dan

quickbird berdasarkan urutan

unsur-unsur ukuran, rona, warna,

tekstur, pola dan resolusi.

Data:

Foto Citra Landsat

Foto Citra Quickbird

ARCGIS

Klasifikasi Bentuk

Lahan

Peta interpretasi citra/ bentuk lahan

Data pengamatan

lapangan

Pengecekan lapangan

Perbaikan peta hasil interpretasi

dan hasil pengecekan lapangan

Peta bentuk lahan Final

Interpretasi citra landsat dan

quickbird berdasarkan urutan

unsur-unsur ukuran, rona, warna,

tekstur, pola dan resolusi.

Page 31: PJ

Penginderaan Jauh Page 31

3.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Laptop

2. Aplikasi Arc GIS

B. Bahan

1. Data/ Peta daerah di Ungapan

2. Citra Landsat Malang Selatan

3. Citra Quickbird Malang Selatan

3.3 Langkah-langkah pengolahan data

Langkah-langkah dalam pembuatan peta Quickbird:

1. Sediakan alat dan bahan yang telah ada.

2. Bukalah aplikasi Arc GIS

3. Klik add data untuk mengambil data yang akan diolah secara berurutan

4. Gabungkan setiap peta yang terpotong dengan cara klik gambar satu persatu pada layer

secara bergantian.

5. Pilih kolom Simbology, kemudian pilih display background value (R,G,B)

6. Kemudian gabungkan semua gambar menjadi 1 grub dengan cara mengklik kanan pada

layer

7. Kemudian pilih new group layer

8. Pilih menu arc catalog pada bagian toolbar

9. Pilih menu file, kemudian pilih new, kemudian klik shapefile

10. Kemudian ganti nama dengan nama yang dibutuhkan (Bentuk Lahan)

11. Pilih feature type dengan mengganti dengan polygon

12. Pilih edit kemudian pilih select, pilih projected coordinate system,

13. Kemudian pilih UTM, pilih WGS 1984, pilih UTM Zero 49 S, kemudian klik add, klik

apply kemudian klik ok, kemudian klik ok

14. Kemudian klik add data pilih nama yang sebelumnya sudah di save pada langkah ke-10

15. Kemudian pilih editor, pilih start editing, kemudian pilih task di bagian toolbar klik cut

poligon untuk mengetahui dan memilah beberapa bentuk lahan.

16. Pada data frame untuk pembuatan atribute bisa diubah warna dan tulisan dengan cara

klik kanan pilih symbology

17. Untuk menghentikan dan selesai mengerjakan, maka klik editor kemudian pilih save file,

pilih stop editing.

18. Dalam pembuatan grid klik layout view lalu pindahlah gambar yang dibutuhkan

19. Untuk membuat grid klik kanan pilih properties pilih grids

Page 32: PJ

Penginderaan Jauh Page 32

20. Pilih new grid, klik next, pilih finish klik apply dan pilih ok.

21. Untuk memberi judul peta, klik tanda A (new text)

22. Untuk memberi legenda, pilih insert, pilih legend, lalu masukkan atribute yang

dibutuhkan pilih next untuk melanjutkan.

23. Untuk membuat skala, pilih insert, pilih skala text dan skala bar

24. Untuk membuat orientasi, klik insert, pilih north arrow

25. Untuk menyimpan dalam format jpg, pilih file, pilih export map, pilih resolusinya pilih

save.

Langkah-langkah dalam pembuatan peta Landsat:

1. Sediakan alat dan bahan yang telah ada.

2. Bukalah aplikasi Arc GIS

3. Klik add data untuk mengambil data yang akan diolah secara berurutan

4. Pilih menu arc catalog pada bagian toolbar

5. Pilih menu file, kemudian pilih new, kemudian klik shapefile

6. Kemudian ganti nama dengan nama yang dibutuhkan (Bentuk Lahan)

7. Pilih feature type dengan mengganti dengan polygon

8. Pilih edit kemudian pilih select, pilih projected coordinate system,

9. Kemudian pilih UTM, pilih WGS 1984, pilih UTM Zero 49 S, kemudian klik add, klik

apply kemudian klik ok, kemudian klik ok

10. Kemudian klik add data pilih nama yang sebelumnya sudah di save pada langkah ke-10

11. Kemudian pilih editor, pilih start editing, kemudian pilih task di bagian toolbar klik cut

poligon untuk mengetahui dan memilah beberapa bentuk lahan.

12. Pada data frame untuk pembuatan atribute bisa diubah warna dan tulisan dengan cara

klik kanan pilih symbology

13. Untuk menghentikan dan selesai mengerjakan, maka klik editor kemudian pilih save file,

pilih stop editing.

14. Dalam pembuatan grid klik layout view lalu pindahlah gambar yang dibutuhkan

15. Untuk membuat grid klik kanan pilih properties pilih grids

16. Pilih new grid, klik next, pilih finish klik apply dan pilih ok.

17. Untuk memberi judul peta, klik tanda A (new text)

18. Untuk memberi legenda, pilih insert, pilih legend, lalu masukkan atribute yang

dibutuhkan pilih next untuk melanjutkan.

19. Untuk membuat skala, pilih insert, pilih skala text dan skala bar

20. Untuk membuat orientasi, klik insert, pilih north arrow

21. Untuk menyimpan dalam format jpg, pilih file, pilih export map, pilih resolusinya pilih

save.

Page 33: PJ

Penginderaan Jauh Page 33

3.4 INTERPRESTASI PETA

Peta Hasil Interpretasi (Citra Quickbird)

Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Quickbird daerah sekitar pantai Ungapan,

Malang Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:

Page 34: PJ

Penginderaan Jauh Page 34

Geomorfologi

1. Warna Orange menunjukkan perbukitan karst yang ada di

daerah Sendang Biru sekitar pantai Ungapan. Daerah perbukitan

karst. Bentanglahan karst merupakan bentang lahan yang

memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan. Luas

singkapan bentang lahan karst mencapai 25% dariluas

permukaan bumi sementara hampir 25% pula penduduk dunia

menggantungkan pemenuhan kebutuhan airnya pada air dalam

akuifer karst. Karst memiliki sifat yang sangat rentan terhadap

berbagai gangguan alami ataupun manusia. Sementara tekanan dari factor alami dan

manusia terus mengalami peningkatan, yang dapat mengakibatkan semakin

terdegradasinya lingkungan karst tersebut. Porositas sekunder yang berupa celah ataupun

rekah pada batuan. Kenampakan karst yang disusun oleh batu gamping ini mempunyai

sifat yang sangat khusus yaitu batuannya mudah larut. Dengan sifat yang mudah larut,

tersebut akan membentuk kenampakan yang resisten menjadi yaitu bentukan positif

berupa conical hill (bukitkerucut) dan kenampakan yang mudah larut atau tidak resisten

menjadi bentukan negative yaitu berupa doline, uvala. Air permukaan yang terpolusi

tidak terfiltrasi dengan baik dalam perjalanannya menuju akuifer karena jarangnya

vegetasi dan tipisnya solum tanah.

Warna Hijau muda menunjukkan Derah terbebuat adalah dataran Aluvial.

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah

hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat

proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih

rendah atau mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah

antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil

rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi

Page 35: PJ

Penginderaan Jauh Page 35

letaknya. Dataran Aluvial memiliki manfaat yang sangat besar bagi pertanian karena

Dataran Aluvial memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dataran Aluvial merupakan

wilayah yang datar atau hampir datar yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air.

Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial” antara lain :

a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya

berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah

pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o –

30 o, makin ke hilir makin mendatar.

b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh

sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau,

danlempung.

c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang

terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,

lanau, dan lumpur.

d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat

gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan

pasir.

e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai

akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri

dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut.

2. Warnamerahmudaatau pink menunjukkan meander yang ada di daerahpantaiUngapan.

Meander adalah bentuk sungai yang berkelok-kelok yang terjadi akibat adanya pengikisan dan

pengendapan. Pembentukan meander diawali oleh aliran air sungai di

hulu yang memiliki volume dan tenaga yang cukup kecil, sehingga pada

bagian ini sungai belum mengalami pengikisan dan aliran sungai akan

berusaha menghindari segala penghalang. Kemudian pada bagian tengah

Page 36: PJ

Penginderaan Jauh Page 36

sungai dan hilir mulai terjadi pengendapan dan erosi secara terus-menerus. Air mulai mengalir

dengan kecepatan yang berbeda, ketika mengalir pada lekukan pada suatu kelokan sungai.

Air yang melewati lekukan yang menjorok keluar (cut bank) akan menyebabkan terjadinya

erosi secara terus-menerus. Cut bank merupakan zona tanah yang tererosi oleh aliran sungai

dalam pembentukan meander. Sehingga erosi ke arah samping (erosi lateral) yang terjadi dalam

waktu yang lama akan menyebabkan cut bank semakin melebar. Sementara itu, di sisi lekukan

yang lain akan terjadi pengendapan yang menyebabkan terbentuknya point bar. Point bar

merupakan proses sedimentasi yang dominan di dalam alur sungai. Bentuk dan ukuran point bar

bervariasi tergantung pada besarnya alur sungai serta berkembang pada bagian lengkung dalam

(inner band) alur sungai.Meander yang terbentuk hasil pengikisan dan pengendapan ini dapat

berupa beberapa macam, di antaranya adalah :

a.Meander mendalam

Meander mendalam adalah meander yang terjadi karena adanya erosi vertikal dan lateral,

sehingga pengikisannya melebab dan mendalam.

b.Meander berteras

Meander berteras yaitu meander yang terjadi karena adanya pengangkatan yang bertingkat-

tingkat, sehingga pada tepi-tepi lembah pada sisi kiri dan kana terjadi teras-teras. c.Meander

lembah

Meander lembah ialah meander yang terdapat pada lembah yang sudah mencapai stadium

dewasa, lebar dari meander lembah ini dua puluh kali lebar sungai.

d.Meander bebas

Meander bebas adalah meander yang jalur meandernya tidak tertentu. Meander ini terjadi

pada sungai yang sudah mencapai stadium tua dan banyak sekali bekasbekas yang

ditinggalkan.

e.Meander pengikisan

Meander pengikisan adalah meander yang terjadi karena adanya

pengangkatan atau penurunan permukaan laut (adanya peubahan

gravitasi atau erosi basis) sehingga akan mengakibatkan erosi vertikal

aktif kembali.

3. Warna Biru pada gambar menunjukkan

bahwa tempat tersebut adalah sebuah rawa. Rawa adalah daerah pertemuan massa air laut dengan

Page 37: PJ

Penginderaan Jauh Page 37

air tawar yang masih termasuk wilayah pesisir. Rawa memiliki air payau sebagai tempat hidup

mangrove dan makhluk lain seperti udang. Rawa di Pantai Ungapan

4. Warna Biru Tua menunjukkan Daerah Pecah Gelombang atau Water breaker.

Daerah pecah gelombang

5. WarnaBirumudamenunjukkansungai yang ada di

sekitardaerahPantaiUngapan.

Karakteristik Sungai

KARAKTERISTIK SUNGAI BAGIAN HULU

1. merupakan awal dari aliran sungai (mata air)

2. debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan

3. kondisi dasar sungai berbatu

4. sering ditemui air terjun dan jeram

5. erosi sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal)

6. aliran air mengalir di atas batuan induk

7. aliran sungai mengerosi batuan induk

8. aliran sungai cenderung lurus

9. tidak pernah terjadi banjir

10. kualitas air masih baik

Karakteristik sungai bagian tengah

1. merupakan lanjutan dari hulu sungai

2. lembah sungai berbentuk huruf U

3. aliran air tidak terlalu deras

Page 38: PJ

Penginderaan Jauh Page 38

4. proses erosi sudah tidak dominan

5. proses proses transportasi hasil erosi dari hulu

Karakteristik sungai bagian hilir

1. merupakan bagian akhir sungai menuju laut

2. lembah sungai berbentuk huruf U

3. aliran air permanen

4. terdapat pengendapan di dalam alur sungai

5. sering terjadi banjir

6. terdapat daerah dataran banjir

7. aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander

8. terdapat danau tapal kuda (oxbow lake)

9. erosi sungai ke arah sampinh (lateral)

10. badan sungai melebar

Page 39: PJ

Penginderaan Jauh Page 39

INTERPRESTASI PETA

Peta Hasil Interpretasi (Citra Landsat)

Berdasarkan hasil praktikum interpretasi citra Landsat daerah sekitar pantai Ungapan, Malang

Selatan dapat diperoleh interpretasi beberapa obyek, diantaranya sebagai berikut:

Page 40: PJ

Penginderaan Jauh Page 40

Gambar 1.1

Dari gambar 1.1 terlihat kenampkan berupa daerah karst dan dataran alluvial. Untuk mebedakan

kedua gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya. Warna orange mencerminkan

daerah kasrt dan warna merah mencerminkan dataran karst. Hal tersebut dijelaskan dengan

karakterisitik masing-masing bentuk lahan.

Karakteristik daerah karst tercirikan sebagai berikut:

Daerah perbukitan karst. Bentanglahan karst merupakan bentang lahan yang

memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan. Luas singkapan bentang lahan karst

mencapai 25% dariluas permukaan bumi sementara hampir 25% pula penduduk dunia

menggantungkan pemenuhan kebutuhan airnya pada air dalam akuifer karst. Karst

memiliki sifat yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan alami ataupun manusia.

Sementara tekanan dari factor alami dan manusia terus mengalami peningkatan, yang

dapat mengakibatkan semakin terdegradasinya lingkungan karst tersebut. Porositas

sekunder yang berupa celah ataupun rekah pada batuan. Kenampakan karst yang disusun

oleh batu gamping ini mempunyai sifat yang sangat khusus yaitu batuannya mudah larut.

Dengan sifat yang mudah larut, tersebut akan membentuk kenampakan yang resisten

menjadi yaitu bentukan positif berupa conical hill (bukitkerucut) dan kenampakan yang

mudah larut atau tidak resisten menjadi bentukan negative yaitu berupa doline, uvala. Air

permukaan yang terpolusi tidak terfiltrasi dengan baik dalam perjalanannya menuju

akuifer karena jarangnya vegetasi dan tipisnya solum tanah.

Karakteristik dataran alluvial tercirikan sebagai berikut :

Page 41: PJ

Penginderaan Jauh Page 41

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi

yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis

batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi.

Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.

Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah

sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya,

daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Dataran Aluvial memiliki

manfaat yang sangat besar bagi pertanian karena Dataran Aluvial memiliki tingkat

kesuburan yang tinggi. Dataran Aluvial merupakan wilayah yang datar atau hampir datar

yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air. Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial”

antara lain :

a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya

berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah

pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o –

30 o, makin ke hilir makin mendatar.

b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh

sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau,

danlempung.

c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang

terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir,

lanau, dan lumpur.

d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat

gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan

pasir.

e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai

akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri

dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut

Page 42: PJ

Penginderaan Jauh Page 42

Gambar 1.2

Dari gambar 1.2 terlihat kenampkan berupa daerah karst, dataran rendah, rawa dan batas pantai.

Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya. Warna orange

mencerminkan daerah kasrt , warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna biru matang

mencerminkan daerah rawa dan warna biru muda merupakan batas pantai. Hal tersebut

dijelaskan dengan karakterisitik masing-masing bentuk lahan.

Karakteristik dataran rendah

Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai ketinggian sekitar

200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar pantai, tetapi ada juga yang

terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai dataran rendah, misalnya pantai timur

Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-

lain. Dataran rendah terjadi akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya

hasil sedimentasi sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya

berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur, sehingga

penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan (Anonymous,2009).

Page 43: PJ

Penginderaan Jauh Page 43

Dataran rendah mempunyai tekanan udara lebih tinggi sedangkan pegunungan, tekanan udaranya

lebih rendah. perpindahan udara terjadi dari tekanan udara yg tinggi ke rendah.

(Anonymous,2009).

Jenis-jenis tanah pada dataran rendah:

1. Tanah humus

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di

hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah pasir

Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan

beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

3. Tanah Alluvial

Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah

yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Laterit

Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun

unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan

Barat dan Lampung.

5. Tanah Gambut / Tanah Organosol

Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan

hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.

Karakteristik rawa

Rawa adalah daerah pertemuan massa air laut dengan air tawar yang masih termasuk wilayah

pesisir. Rawa memiliki air payau sebagai tempat hidup mangrove dan makhluk lain seperti

udang. Rawa di PantaiUngapan

Karakteristik batas pantai

Page 44: PJ

Penginderaan Jauh Page 44

Gambar 1.3

Dari gambar 1.3 terlihat kenampakan berupa daerah pulau, perbukitan, rawa,batas pantai dan

dataran rendah. Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya.

Warna ungu mencerminkan daerah pulau , warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna

biru matang mencerminkan daerah rawa, warna biru muda merupakan batas pantai dan warna

hijau muda dataran rendah.

Karakteristik batas pantai

Karakteristik pulau

Karakteristik pulau kecil merupakan pengertian yang terintegrasi satu dengan yang lainnya,

baik secara fisik, ekologis, sosial, budaya, dan ekonomi, yang meliputi :

Secara fisik

1. Terpisah dari pulau besar.

2. Dapat membentuk satu gugus pulau atau berdiri sendiri.

3. Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor hidroklimat laut.

4. Luas pulau kurang dari 10.000 km2, dan sangat rentan terhadap perubahan alam atau

manusia seperti : bencana angin badai, gelombang tsunami, letusan gunung berapi,

fenomena penenggelaman karena kenaikan permukaan air laut (sea level rise).

5. Substrat yang ada di pesisir biasanya bergantung pada jenis biota yang ada di sekitar

pulau, dan biasanya didominasi oleh terumbu karang atau jenis batuan yang ada di pulau-

pulau tersebut.

6. Kedalaman laut rata-rata antar pulau-pulau kecil sangat ditentukan oleh kondisi geografis

dan letak pulau-pulau kecil. Pada daerah paparan benua, kedalaman rata-rata antar pulau

Page 45: PJ

Penginderaan Jauh Page 45

adalah diatas atau kurang dari 100 m, contohnya pada paparan sunda di wilayah

indonesia bagian barat (sumatera, jawa, dan kalimantan) dan paparan arafura di bagian

utara australia / bagian selatan papua. Sementara itu ke arah timur indonesia, pulau-puau

kecil yang terletak di daerah laut terbuka (sulawesi, maluku, dan papua bagian utara),

yang memiliki kedalaman laut bervariasi

Gambar 1.4

Dari gambar 1.4 terlihat kenampakan berupa daerah perbukitan,batas pantai , daerah karst dan

dataran rendah. Untuk mebedakan empat gambar tersebut dilihat dari warna yang mewakilinya.

Warna hijau mencerminkan dataran rendah, warna biru muda merupakan batas pantai, warna

orange merupakan daerah karst dan warna hijau muda dataran rendah.

Page 46: PJ

Penginderaan Jauh Page 46

Karakteristik perbukitan

Bukit adalah suatu wilayah bentang alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih

tinggi dari permukaan tanah di sekelilingnya namun dengan ketinggian relatif rendah

dibandingkan dengan gunung. Perbukitan adalah rangkaian bukit yang berjajar di suatu

daerah yang cukup luas.

Karakteristik batas pantai

Garis pantai pada suatu negara bukan lagi menjadi perkara yang dapat diabaikan. Indonesia

mempunyai batas maritim yang potensial dengan sepuluh negara tetangga, yaitu India,

Thailand, Singapura, Malaysia, Vietnam, Papua Nugini, Australia, Filipina, Palau dan Timor

Leste (Arimjaya, dkk, 2008).

Garis pantai dipandang dari aspek hankam mempunyai kedudukan yang sangat vital bagi

kedaulatan sebuah negara yaitu :

a. penetapan batas laut negara.

b. perlindungan sumber daya kelautan dari penjarahan negara lain.

Dipandang dari aspek pengelolaan pantai, garis pantai sangat bermanfaat dalam :

a. penetapan sempadan pantai

b. perlindungan linkungan dan sumber daya alam

3.5 Analisis

Berdasarkan pengamatan di lapangan, menunjukkan adanya kesalahan dalam interpretasi

citra pada peta bentuk lahan, sehingga dengan adanya kesalahan tersebut membutuhkan

perbaikan dalam peta hasil interpretasi dengan hasil citra foto yang sebenarnya. Perbaikan-

perbaikan tersebut antara lain:

Page 47: PJ

Penginderaan Jauh Page 47

1. Pada daerah yang berwarna hijau menunjukkan dataran rendah, hal ini kurang

terperinci lagi karena setelah dilakukan cek lapangan daerah tersebut bukan merupakan

dataran rendah yaitu merupakan dataran alluvial yang juga disekelilingnya terdapat

perbukitan karst.

2. Di sekitar pantai Ungapan juga terdapat doline dan uvala yang nampak, pada peta yang

telah diinterpretai sebelum cek lapangan hanya terdapat perbukitan yang ditandai dengan

warna orange , hal tersebut belum terperinci, seharusnya dumunculkan bentuk lahan

doline dan uvala, karena daerah bagian barat pantai Ungapan merupakan bentuk lahan

karst dengan karakteristiknya yaitu banyak dijumpai doline dan uvala. Selain itu

interpretasi citra

3. Untuk bentuk lahan marin yang terletak di Pantai Ungapan kurang terperinci karena

belum menunjukkan batas pantai, beting dan gisik.

4. Hasil cek lapangan menunjukkan daerah rawa disekitar Pantai Ungapan yang ditandai

dengan warna ungu sudah ada dalam peta interpretasi, tetapi yang nampak hanya di

sekitar Pantai Ungapan saja, padahal disekitar dataran alluvial juga terdapat rawa.

Berdasarkan hasil perbaikan tersebut dapat dilihat hasil perbaikan peta bentuk lahan pantai

Ungapan Malang Selatan sebagai berikut:

Page 48: PJ

Penginderaan Jauh Page 48

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan KKL di lapangan pantai Ungapan dapat disimpulkan tentang

intepretasi citra satelit landsat dan quickbird. Berdasarkan pengamatan di lapangan,

menunjukkan dalam interpretasi citra pada peta bentuk lahan dengan hasil citra foto yang

sebenarnya yaitu antara lain. Pada daerah yang berwarna hijau merupakan dataran alluvial yang

juga disekelilingnya terdapat perbukitan karst. Di sekitar pantai Ungapan juga terdapat doline

dan uvala yang Nampak dengan warna orange, hal terperinci dumunculkan bentuk lahan doline

dan uvala, karena daerah bagian barat pantai Ungapan merupakan bentuk lahan karst dengan

karakteristiknya yaitu banyak dijumpai doline dan uvala. Daerah rawa disekitar Pantai Ungapan

yang ditandai dengan warna terdapat juga disekitar dataran alluvial juga terdapat rawa.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://rizkyoktaviani.blogspot.com/2012/07/klasifikasi-penggunaan-lahan-

dan_04.html

2. http://urairidho.wordpress.com/2012/06/08/penginderaan-jauh-untuk-

pengamatan-penggunaan-lahan-dan-vegetasi-menggunakan-blok-foto-udara/

3. http://sugiartogeoindo.blogspot.com/2013/01/geologi-citra-penginderaan-

jauh.html

4. http://geodatamap.blogspot.com/p/quickbird.html

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Malang

6. http://www.oocities.org/yaslinus/citra.html