PIRT versi lengkap.doc
Transcript of PIRT versi lengkap.doc
LAPORAN KUNJUNGAN P-IRT KERUPUK SIOMAY UFRIE
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas KedokteranUniversitas Islam Bandung
Disusun oleh :
GALIH TRISSEKTI 12100114001FAUZIYYAH KARIMAH 12100114047IVA REINA SYAFIRAAYU NIENDAR PUSPITA DEWI
1210011406612100114021
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Fakultas
Kedokteran Univesitas Islam Bandung.
Makalah dengan judul “Pengamatan Pangan Industri Rumah Tangga
Siomay kering Ufrie” merupakan hasil pengamatan yang dilakukan di PIRT Ufrie
yang bertempat di desa Bumiwangi
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh sebab itu, demi bertambahnya wawasan dan
pengetahuan penulis dalam penyusunan karya ilmiah dikemudian hari, penulis
dengan lapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak.
Keberhasilan dalam penyusuna makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya
dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
Prof. Dr. H. Ieva B Akbar, dr., AIF, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung.
Budiman, dr., MKM selaku koordinator Ilmu Kesehatan Masyarakat Program
Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung.
i
Titik Respati, drg., MSc-PH. selaku preseptor utama Kelompok 12 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Program Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam
Bandung.
Arriyassatul Mutaqiyyah ,dr., selaku Kepala UPF Puskesmas Sumbersari dan
preseptor lapangan Kelompok 12 Ilmu Kesehatan Masyarakat Program
Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung.
Seluruh staf UPF Puskesmas Sumbersari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten
Bandung.
Ibu Salimah selaku pemilik industri Ufrie.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Selain ucapan terima kasih, penulis juga ingin menyampaikan permohonan
maaf kepada semua pihak apabila selama pembuatan makalah ini, penulis banyak
melakukan sesuatu yang tidak berkenan.
Semoga amal ibadah kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap
makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Bandung, April 2015
Penulis
ii
EXECUTIVE SUMMARY
Industri siomay kering Ufrie terletak di Desa Bumiwangi RT 01 RW 06
Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas lahan kerja
pembuatan siomay kering adalah 3 x 4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi
adalah 3x 3 m2 dengan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 4 kilometer.
Industri terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan bangunan
permanen di ruang tertutup. Bangunan produksi PIRT Ufrie terletak di belakang
rumah pemilik yang terdiri dari tembok berbahan batu bata yang tidak dilapisi
semen dan beratap seng. Di dalam ruangan terdapat alat-alat yang digunakan
dalam proses pembuatan siomay kering, seperti baskom, pisau, katel,
penyaringan, tungku, tabung, gas, tempayan, dan cetakan. Terdapat kamar mandi
di dekat tempat produksi untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan.
Pekerja di PIRT Ufrie terdiri dari dua orang laki-laki dan dua orang
perempuan yang sekaligus pemilik dan delapan orang tetangga . Tidak ada aturan
mengenai jam kerja sehingga jika ada pekerja yang sakit maka pemilik
memperbolehkan mereka untuk beristirahat namun jika pekerja tetap
menyanggupi bekerja pun tidak jadi masalah. Kebersihan pekerja di PIRT Ufrie
masih kurang terjaga, hal ini dapat dilihat dari pakaian yang digunakan oleh
pekerja yang jarang dicuci dan tidak digunakannya alat pelindung diri selama
proses produksi. Selain itu pekerja di PIRT Ufrie tidak terbiasa untuk cuci tangan
memakai sabun selama dan sebelum proses produksi yang bisa menjadi salah satu
sumber kontaminasi pada siomay kering yang diproduksi.
iii
Proses produksi kerupuk terdiri dari proses pengolahan bahan baku dan
pencetakan dengan menggunakan peralatan yang kurang terjaga kebersihannya.
Produksi siomay kering ini tidak menggunakan bahan pewarna makanan. Posisi
kerja saat proses produksi tidak ergonomis, hal ini dikarenakan pekerja melakukan
produksi dengan posisi berdiri dan duduk selama sekitar 3-9 jam yang bisa
mengakibatkan timbulnya kaki sakit, varises, nyeri pinggang serta kekakuan pada
leher dan bahu, low back pain maupun hipotensi postural yang dapat mengurangi
produktivitas kerja.
Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko di lingkungan kerja yang bisa
menimbulkan kecelakaan kerja diantaranya : kemungkinan luka bakar diakibatkan
alat penggorengan yang besar tanpa pembatas atau terkena cipratan minyak panas
dan kemungkinan cedera tangan terjepit alat cetak akibat pencahayaan minim dan
pekerja terkesan kurang hati-hati. Produksi siomay kering oleh PIRT Ufrie ini
tidak menghasilkan limbah berbahaya yang dapat mencemari lingkungan di
sekitar tempat produksi.
Berdasarkan hasil observasi masalah-masalah yang ditemukan di PIRT
Ufrie, ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks
dan didapatkan masalah dengan skor terbesar yaitu perilaku pekerja yang tidak
mencuci tangan sebelum dan setelah memproduksi bahan pangan. Beberapa
alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut
diantaranya adalah pemberian sabun cuci tangan, pemberian poster cara mencuci
tangan yang baik dan benar, edukasi tentang cuci tangan yang baik dan benar bagi
para pekerja industri rumah tangga dan advokasi kepada pemilik industri untuk
membuat kebijakan tentang kesehatan lingkungan kerja
iv
Beberapa alternatif pemecahan masalah ditentukan satu metode yang
paling efekti dan efisien menggunakan metode scoring Reinke dan didapatkan
edukasi bagi para pekerja tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Diharapkan setelah pemberian edukasi, pekerja dapat mengetahui sebab dan
akibat yang ditimbulkan jika tidak melakukan cuci tangan sebelum dan setelah
produkasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil produk yang sehat
nantinya. Pemilik industri merespon dengan baik saat edukasi diberikan kepada
para pekerja.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iEXECUTIVE SUMMARY ................................................................................... iiiDAFTAR ISI ...................................................................................................... viDAFTAR SINGKATAN .................................................................................... viiDAFTAR TABEL .............................................................................................. viiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
BAB I PROFIL INDUSTRI ............................................................................... 11.1 Geografi Wilayah ................................................................................ 11.2 Sumber Daya Manusia ........................................................................ 11.3 Sarana dan Prasarana ........................................................................... 11.4 Bahan-Bahan Produksi ........................................................................ 21.5 Proses Pengolahan Hasil Industri ........................................................ 31.6 Jaminan Kesehatan Pekerja ................................................................. 7
BAB II HIGINE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ................................................................................ 8
2.1 2.2
Sanitasi Lingkungan Industri...............................................................Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri ............................
89
2.2.1 Kesehatan Pekerja ................................................................... 92.2.2 Kebersihan Pekerja .................................................................. 102.2.3 Kebiasaan Pekerja .................................................................... 10
2.3 Ergonomi ............................................................................................. 102.4 Kesehatan Kerja .................................................................................. 122.5 Keselamatan Kerja .............................................................................. 122.6 Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar ................................. 13
BAB III PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN ....................................... 143.1 Penentuan Prioritas Masalah di Industri ............................................. 143.2 Penentuan Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan ........... 163.3 Pelaksanaan Pemecahan Masalah ....................................................... 17
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 184.1 Simpulan ............................................................................................. 184.2 Saran .................................................................................................... 18
LAMPIRAN........................................................................................................ 21
vi
DAFTAR SINGKATAN
PIRT
: P
a
n
g
a
n
I
n
d
u
s
t
r
i
R
u
m
a
h
vii
T
a
n
g
g
a
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
TPS : Tempat Pembuangan Sampah
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Proses Pengolahan dan Hazzard................................................ 4
Tabel 3.1 Identifikasi Masalah .................................................................. 15
Tabel 3.2 Teknik Kriteria Matriks Penentuan Prioritas Masalah UKK .... 15
Tabel 3.3 Perhitungan Penyelesaian Masalah ........................................... 16
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bangunan Tempat Produksi Siomay Kering .......................... 2
Gambar 1.2 Alur Produksi dan Hazzard...................................................... 3
Gambar 1.3 Hasil Adonan Produksi Siomay Kering .................................. 7
Gambar 2.1 Peralatan Yang Digunakan Untuk Produksi............................ 9
Gambar 2.2 Baju Ganti Yang Digantung Dipintu Kamar Mandi................ 10
Gambar 2.3 Posisi Berdiri Saat Memotong Adonan................................... 11
Gambar 2.4 Posisi Berdiri Saat Menggoreng Siomay Kering..................... 11
Gambar 3.1 Pohon Masalah ........................................................................ 14
x
BAB I
PROFIL INDUSTRI
1.1 Geografi Wilayah
Industri pembuatan siomay kering ini terletak di Desa Bumiwangi RT 01
RW 06 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Luas lahan
kerja pembuatan siomay kering adalah 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan
jadi adalah 3x3 m2 dengan jarak tempuh ke puskesmas sekitar 6 kilometer. Lokasi
industri terbilang jauh dari jalan utama Ciparay. Akses jalan menuju industri
rumah tangga hanya bisa di lalui oleh satu buah sepeda motor. Letak industri ini
berada di pemukiman padat penduduk.
1.2 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia terdiri dari dua orang laki-laki, dua orang
perempuan yang merupakan anggota keluarganya sendiri dan delapan orang
tetangga. Rentang usia para pekerja adalah 30 sampai 50 tahun. Mayoritas tingkat
pendidikan adalah lulusan SMP dan SMA. Jam kerja biasa dimulai dari pukul
08.00 sampai 15.00 WIB. Pembungkusan siomay kering yang telah jadi dilakukan
oleh delapan orang tetangga setelah pembuatan siomay kering.
1.3 Sarana dan Prasarana
Industri rumah ini terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan
bangunan permanen di ruang tertutup yang terdiri dari tembok berbahan batu bata
yang tidak dilapisi semen dan beratap seng. Ruang pengerjaan siomay kering ini
1
2
luasnya 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi adalah 3x3 m2.
Kondisi ruangan berlantai tanah.
Ruangan tersebut terdapat alat-alat yang digunakan dalam proses
pembuatan siomay kering, seperti baskom, pisau, katel, penyaringan, tungku,
tabung gas, tempayan, dan cetakan. Terdapat kamar mandi didekat tempat
produksi untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan.
Gambar 1.1 Bangunan tempat produksi Siomay Kering
1.4 Bahan-Bahan Produksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan siomay kering adalah :
a) Tepung kanji
b) Air
c) Garam
d) Minyak Goreng
3
1.5 Proses Pengolahan Hasil Industri
Gambar 1.2 Alur Produksi dan Hazzard
4
NoAktifitas Higienitas
Hazard Penyakit yang dapat terjadiBiologi Kimia Fisik Ergonomy Accident Environment
1 Membuat adonan dari tepung dan air dengan menggunakan tangan
- Tidak mencuci tangan
- Tidak memakai sarung tangan
- Tempat adonan tidak dibersihkan, hanya ditaburi tepung
Memudahkan transmisi agen infeksi dari tangan pekerja
Adonan terkontaminasi debu dari atap seng
- Posisi duduk yang lama tanpa istirahat
- Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- TB- ThypoidBagi pekerja :- Dermatitis
Kontak- Low back pain- Hipotensi
postural
2 Menumbuk bahan bumbu
Alat-alat tidak dibersihkan secara adekuat terlebih dahulu
Memudahkan transmisi agen infeksi
Penyedap rasa yang digunakan tidak ditakar
Pencahaya-an tidak adekuat
Posisi berdiri dengan agak membungkuk
Kaki pekerja beresiko terkena alat tumbuk
Cair : -Padat : bekas bungkus bahan produksi
Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher
3 Mencampurkan adonan dan bumbu dengan tangan
- Tidak mencuci tangan
- Tidak memakai sarung tangan
- Tempat adonan tidak dibersihkan
Memudahkan transmisi agen infeksi dari tangan pekerja
Adonan terkontaminasi debu dari atap seng
- Posisi duduk yang lama tanpa istirahat
- Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- TB- ThypoidBagi pekerja :- Dermatitis
Kontak- Low back pain- Hipotensi
postural
Tabel 1.1 Proses Pengolahan dan Hazzard
5
4 Memipihkan adonan dengan botol kaca
- Botol kaca tidak pernah dibersihkan
- Botol kaca digiling dengan tangan tanpa sarung tangan
Memudahkan transmisi agen infeksi
- - Posisi berdiri dengan agak membungkuk dengan posisi tangan tetap menggiling dan terus menerus
Tangan pekerja beresiko terkena pecahan botol kaca
Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja- CTS
5 Memipihkan adonan dengan mesin penggiling
Alat tidak dibersihkan
Memudahkan transmisi agen infeksi
- Pencahaya-an tidak adekuat
Posisi berdiri dengan agak membungkuk
Resiko terjepit mesin penggiling
Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher
6 Memotong adonan dengan menggunakan pisau
Alat tidak dibersihkan
Memudahkan transmisi agen infeksi
- Pencahaya-an tidak adekuat
Posisi berdiri dengan agak membungkuk
Resiko jari terpotong
Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- ThypoidBagi pekerja:- Varises - Myalgia- Kaku leher
7 Adonan dibagikan ke tetangga untuk dibentuk (dalam keadaan
Kontaminasi lingkungan luar pada adonan
Memudahkan transmisi agen infeksi
- Debu yang berasal dari jalan
- Polutan
- - Resiko tersandung saat membawa adonan
Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- Thypoid
6
terbuka)
8 Membentuk adonan siomay dengan tangan
- Tidak mencuci tangan
- Tidak memakai sarung tangan
Memudahkan transmisi agen infeksi
Adonan terkontaminasi debu rumah pekerja
- Posisi duduk yang lama
- Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- Thypoid
9 Siomay yang telah dibentuk dikembalikan ke tempa produksi dalam tampah yang terbuka
Kontaminasi lingkungan luar pada siomay
Memudahkan transmisi agen infeksi
- Debu yang berasal dari jalan
- Polutan
- - Resiko tersandung saat membawa hasil produksi
Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- Thypoid
10 Menggoreng siomay
Alat tidak dibersihkan
Memudahkan transmisi agen infeksi
- Minyak jarang diganti
Cipratan minyak
Posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama
Luka Bakar akibat terkena minyak goreng panas
Cair : minyak bekas pakaiPadat : -
Bagi konsumen :- Diare- Thypoid
11 Ditiriskan dalam tampah
Alat tidak dibersihkan
Memudahkan transmisi agen infeksi
Terkontaminasi debu
- - - Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare- Thypoid
12 Siomay yang telah dingin dikemas dalam plastik
Pembungkus tidak bersih karena disimpan sembarangan
Memudahkan transmisi agen infeksi
Terkontaminasi debu
- Posisi duduk dalam waktu yang lama
- Cair : -Padat : -
Bagi konsumen :- Diare
7
Gambar 1.3 Hasil adonan produksi siomay kering
1.6 Jaminan Kesehatan Pekerja
Jaminan kesehatan untuk pekerja tidak ada, baik BPJS maupun
Jamkesmas. Jika ada pekerja yang sakit maka pemilik dan pekerja lain akan
membantu biaya kesehatan. Tidak ada kotak P3K dan prosedur kesehatan
keselamatan kerja yang tersedia di tempat produksi.
BAB II
HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
2.1 Sanitasi Lingkungan Industri
Industri rumah ini terdapat di belakang rumah pemilik yang merupakan
bangunan permanen di ruang tertutup yang terdiri dari tembok berbahan batu bata
yang tidak dilapisi semen dan beratap seng. Ruang pengerjaan siomay kering ini
luasnya 3x4 m2 dan ruang pembungkusan bahan jadi adalah 3x3 m2. Kondisi
ruangan berlantai tanah.
Sumber air yang ada berasal dari sumur, keadaan air tidak berbau dan
tidak berwarna. Di dekat bangunan produksi terdapat kamar mandi yang
digunakan untuk membersihkan peralatan dan mandi namun tidak ada sarana
untuk cuci tangan.
Peralatan yang digunakan untuk produksi siomay kering ufrie kurang
dijaga kebersihannya, terlihat dari baskom pengaduk adonan, pisau, alat pencetak
adonan dan alat-alat untuk menggoreng yang tidak dibersihkan setelah digunakan.
Terdapat limbah produksi berupa endapan minyak goreng. Pengelolaannya
yaitu ditampung dengan karung untuk dibuang ke tempat sampah, atau terkadang
ada orang yang menggambil untuk dijadikan olahan pangan ternak bebek. Selain
dari itu tidak terdapat limbah yang berbahaya yang dapat mencemari lingkungan
sekitar.
8
9
Gambar 2.1 Peralatan yang digunakan untuk produksi
2.2 Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri
2.2.1 Kesehatan Pekerja
PIRT Siomay Kering Ufrie beranggotakan pekerja yang berasal dari
keluarga pemilik dan tetangga sekitar yang ikut serta membantu. Jika terdapat
pekerja yang sakit, pemilik mengizinkan para pekerja untuk beristirahat karena
tidak ada peraturan tentang jam kerja yang berlaku di tempat tersebut. Dan jika
salah satu pekerja sakit namun ia masih menyanggupi untuk bekerja, pemilik tidak
melarang pekerja tersebut untuk tetap bekerja dan hal ini yang dapat menjadi
faktor resiko penularan penyakit bagi pekerja yang lain. Setiap hari, adonan
siomay dibawa ke rumah masing-masing tetangga untuk dibentuk sehingga tidak
diketahui apabila ada salah satu anggota keluarga para pekerja ada yang sakit,
dapat menjadi sumber penyakit yang mengkontaminasi adonan siomay tersebut
atau tidak. Berdasarkan paparan diatas dapat diketahui adanya faktor risiko
penyebaran penyakit akibat hubungan kerja.
10
2.2.2 Kebersihan Pekerja
Dilihat dari kebersihan para pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie yang
secara umum masih kurang bersih karena pada saat pengolahan bahan pangan
tidak memakai sarung tangan dan masker. Sementara itu untuk pakaian yang
digunakan dalam pengolahan makanan, merupakan pakaian yang ditinggal
ditempat kerja namun digunakan berulang kali dan jarang dicuci sebelumnya
karena hanya digantungkan di pintu kamar mandi.
Gambar 2.2 Baju ganti yang digantung dipintu kamar mandi
2.2.3 Kebiasaan Pekerja
Pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie tidak terbiasa untuk mencuci tangan
dengan menggunakan sabun, baik sebelum dan setelah bekerja maupun setelah
menggunakan kamar mandi.
2.3 Ergonomi
11
Pekerja di PIRT Siomay kering Ufrie melakukan produksi dengan posisi
berdiri bagi yang bertugas untuk memotong adonan dan menggoreng siomay
sementara untuk pekerja yang mengaduk adonan,membentuk siomay dan
mengemas siomay kering dengan posisi duduk, posisi tersebut dilakukan selama
sekitar 3-9 jam. Posisi berdiri dalam jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan kaki sakit, varises, nyeri pinggang serta kekakuan pada leher dan
bahu. Sementara akibat, posisi duduk ini yang terlalu lama pun tidak baik karena
dapat mengakibatkan low back pain dan hipotensi postural. Akibat dari posisi
tidak ergonomis seperti yang telah dipaparkan diatas dapat mengurangi
produktivitas kerja para pekerja.
Gambar 2.3 Posisi berdiri saat memotong adonan
12
Gamabr 2.4 Posisi berdiri saat menggoreng siomay kering
2.4 Kesehatan Kerja
Situasi lingkungan kerja di PIRT Siomay kering Ufrie beberapa
diantaranya dapat menjadi sumber penularan penyakit ataupun dapat
membahayakan kesehatan. Contohnya :
1. Dinding yang lembab dengan bata dan semen, ditambah sinar matahari
yang minim di waktu-waktu tertentu
2. Jarak yang sangat dekat antara ruang produksi dan kamar mandi/WC
3. Jarak yang dekat antara ruang produksi dengan kandang ternak
4. Ruangan yang sempit dengan wadah-wadah yang terkesan berserakan
Penyakit akibat yang dapat timbul akibat keadaan tersebut, diantaranya :
1. Infeksi saluran pernafasan akibat lingkungan yang berdebu dan dinding
yang lembab
2. Myalgia dan nyeri punggung bawah akibat posisi kerja yang tidak
ergonomis
3. Carpal tunnel syndrome akibat seringnya menggunakan putaran tengan
ketika bekerja.
4. Varises tungkai bawah akibat lama berdiri.
5. Letak kandang ternak yang dekat dengan ruang produksi memudahkan
bakteri dapat mengkontaminasi bahan pangan
2.5 Keselamatan Kerja
13
Pada lingkungan kerja terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Kemungkinan kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada
lingkungan kerja PIRT Siomay kering Ufrie diantaranya adalah:
1) Kemungkinan luka bakar diakibatkan alat penggorengan yang besar tanpa
pembatas atau terkena cipratan minyak panas.
2) Kemungkinan cedera tangan terjepit alat cetak akibat pencahayaan minim
dan pekerja terkesan kurang hati-hati.
2.6 Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar
Terdapat limbah produksi berupa endapan minyak goreng. Pengelolaannya
yaitu ditampung dengan karung untuk dibuang ke tempat sampah, atau terkadang
ada orang yang menggambil untuk dijadikan olahan pangan ternak bebek. Selain
dari itu tidak terdapat limbah yang berbahaya yang dapat mencemari lingkungan
sekitar.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN
3.1 Penentuan Prioritas Masalah di Industri
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada industri rumah
tangga Siomay kering Ufrie didapatkan beberapa masalah di antaranya adalah:
Gambar 3.1 Pohon masalah
14
15
Tabel 3.1 Identifikasi MasalahNO PERMASALAHAN
A Pekerja tidak mencuci tangan sebelum dan setelah produksi
B Tempat produksi yang berdekatan dengan kandang ternak
C Sampah berserakan di sekitar tempat produksi
D Sirkulasi udara yang kurang baik
E Lingkungan kerja yang kotor dan lembab
F Tidak membersihkan alat bekas pakai
G Kebersihan pakaian pekerja kurang terjaga
H Posisi kerja tidak ergonomis
I Tidak ada jaminan kesehatan kerja
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diketahui maka ditentukan
prioritas masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks.
Tabel 3.2 Teknik Kriteria Matriks Penentuan Prioritas Masalah UKK
NO. DAFTAR MASALAH
I T R JUMLAH PRIORITASP S RI DU SB PC PC I x T x R
1. A 5 5 4 4 4 2 1 5 5 625 I2. B 5 4 4 2 4 3 1 2 5 230 VII3. C 5 4 5 3 3 2 1 3 5 345 III4. D 5 4 3 3 2 2 1 3 4 240 VI5. E 5 5 4 3 2 3 1 3 4 276 V6. F 5 5 5 2 2 2 1 3 5 330 IV7. G 4 5 5 2 3 3 1 5 4 460 II8. H 5 5 5 1 1 1 1 2 4 152 VIII9. I 4 4 3 2 1 1 1 2 4 128 IX
I : ImportancyP : PrevalenceS : SeverityRI : Rate of IncreaseDU : Degree of unmeet needSB : Social BenefitPC : Public ConcernPC : Politic Climate
T : TechnologyR: Resource Ability1 : sangat kecil2 : kecil3 : sedang4 : besar5 : sangat besar
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria
matriks didapatkan masalah dengan skor terbesar yaitu pekerja yang tidak mencuci
tangan sebelum dan setelah melakukan produksi pangan, sehingga akan dilakukan
intervensi sebagai pemecahan dari prioritas masalah yang ada di PIRT Kerupuk
Siomay Ufrie.
3.2 Penentuan Cara Pemecahan Masalah yang Sudah Ditetapkan
Berdasarkan prioritas masalah yang terjadi pada industri siomay kering
ufrie yaitu pekerja yang tidak rutin mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan
produksi pangan, maka pemecahan masalah yang diambil adalah :
Tabel 3.3 Perhitungan Penyelesaian Masalah
Pemecahan masalah
Efektivitas Efisiensi JumlahPeringkat
M V I C
A 5 5 3 3 25 IIB 5 3 3 2 22,5 IIIC 4 3 3 1 36 ID 4 2 2 1 16 IV
Keterangan :A : Pemberian sabun cuci tanganB : Pemberian poster cara mencuci tangan yang baik dan benarC : Edukasi tentang cuci tangan yang baik dan benar bagi para pekerja industri rumah tanggaD : Advokasi kepada pemilik industri untuk membuat kebijakan tentang kesehatan lingkungan kerjaM (magnitude) : besarnya masalah yang dapat diselesaikan oleh jalan keluarV (vulnerability) : sensitivitas jalan keluar dalam mengatasi masalahI (importancy) : pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalahC (Coast) : biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar1 : sangat tidak penting2 : tidak penting3 : cukup4 : penting5 : sangat penting
3.3 Pelaksanaan Pemecahan Masalah
Berdasarkan prioritas masalah yang didapatkan pada PIRT Kerupuk Siomay
Ufrie yaitu pekerja yang tidak mencuci tangan sebelum dan setelah produksi,
maka pemecahan masalah yang kami ambil adalah edukasi bagi para pekerja
tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar. Diharapkan setelah pemberian
edukasi, pekerja dapat mengetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan jika tidak
melakukan cuci tangan sebelum dan setelah produkasi sehingga dapat
meningkatkan kualitas hasil produk yang sehat nantinya. Pemilik industri
merespon dengan baik saat edukasi diberikan kepada para pekerja.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di pangan industri
dan rumah tangga Kerupuk Siomay Ufrie di Desa Bumiwangi, Kecamatan
Ciparay, Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa :
1. Gambaran umum sehat lingkungan industri ditinjau dari segi bangunan,
fasilitas, dan peralatan produksi yang digunakan belum seluruhnya baik.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat pekerja saat melakukan produksi masih
kurang baik.
3. Kebersihan proses produksi terutama saat pengolahan bahan baku masih
kurang baik.
Dari hasil penilaian diatas, dapat disimpulkan secara keseluruhan sanitasi
lingkungan industri di tempat ini kurang baik.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka saran yang
dapat kami berikan diantaranya :
1. Puskesmas
a. Puskesmas diharapkan dapat melakukan pengawasan secara rutin
pada industri-industri rumah tangga yang ada di wilayah cakupan
puskesmas, terutama kepada PIRT yang belum mendapatkan izin
18
19
b. agar higienitas tempat produksi, kesehatan dan keselamatan
pekerja, serta kualitas hasil produksi dapat terjaga dengan baik.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian kesehatan terhadap
karyawan di PIRT untuk mengetahui ada tidaknya penyakit akibat
kerja, penyakit akibat hubungan kerja, dan kecelakaan kerja
d. Memberikan edukasi dan informasi kepada pengelola PIRT agar
lebih memperhatikan sanitasi tempat industri dan kesehatan serta
keselamatan pekerja
e. Mengawasi dengan ketat untuk mengetahui ada tidaknya PIRT
yang menggunakan zat kimia berbahaya ataupun bahan yang tidak
seharusnya digunakan.
2. Pengelola PIRT
a. Memperhatikan keadaan bangunan, antara lain dengan memperbaiki
konstruksi, dinding dan lantai bangunan
b. Menyediakan fasilitas bagi para pekerja berupa pakaian kerja dan alat
pelindung diri
c. Menjaga kebersihan bangunan dan peralatan yang digunakan untuk
produksi
d. Membiasakan pekerjanya untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
dengan mencuci tangan sebelum dan setelah produksi serta tidak
mengkonsumsi makanan saat melakukan proses produksi
20
e. Pengelola diharapkan dapat memperhatikan kesehatan para
karyawannya dengan pemeriksaan secara rutin ke puskesmas dan
memberikan jaminan kesehatan kepada para perkerja
f. Pengelola harus memperhatikan lingkungan sekitar produksi agar hasil
produksi tidak terkontaminasi
21
Lampiran 1 Denah lingkungan PIRT
KETERANGAN :1 : Rumah tetangga 12 : Rumah tetangga 23 : Rumah tetangga 34 : Rumah Produksi Siomay Kering Ufrie
5 : Jalan6 : Sawah7 : Sumur
22
Lampiran 2 Denah ruang produksi
KETERANGAN :1 : Ruang produksi2 : Kamar mandi3 : Pencetakan adonan4 : Penggorengan5 : Ruang pembungkusan6 : Kandang ayam
7 : Ruang tamu8 : Halaman9 : Kandang ayam10 : Jalan 11 : Sawah12 : Sampah