PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …
Transcript of PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN …
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 205 IBI-K57
PILIHAN KONSUMEN MUDA TERHADAP PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM NEGERI
Reny Andriyanty
Email: [email protected] Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai konsistensi generasi muda Indonesia saat ini untuk tetap mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri di masa yang akan datang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 115 orang dengan kategori berumur di bawah 25 tahun. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda. Variabel independen cita rasa, harga, halal, kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep diri adalah signifikan hanya variabel pendapatan tidak signifikan. Semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri. Semakin rendah harga maka peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 0,118 kali. Semakin halal produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 7,636 kali. Semakin baik kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207 kali. Semakin baik kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Pengetahuan dan konsep diri generasi muda yang semakin tinggi juga akan makin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 10,582. Kata Kunci: Produk dalam negeri, konsistensi, generasi muda.
ABSTRACT The objection of this research get information about the consistency of Indonesia's young generation to consume the domestic food and beverage products in the future. The research design used descriptive methods. The research samples are 115 young people with a category under 25 years old. Data analyzed by multiple logistic regression. The independent variable of taste, price, halal, packaging and presentation, service quality and knowledge as well as self-concept are significant, only the income variable is not significant into model. The better taste of domestic food and drinks will be bigger the probability of young people to be consistent with domestic food and beverage products with value 1,983 times. The lower the price, the opportunity for the younger generation to consistent with domestic products will increase by 0.118 times. The more halal of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation to consistent with domestic products with value 7,636 times. The better packaging and serving of domestic food and beverage products will increase the chances of the younger generation
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 206 IBI-K57
to consistent consuming domestic products by 2,207 times. The better quality of service received by young consumers will increase the chances of young generation to consistent with domestic products by 0.470 times. The higher knowledge and self-concept of young generation will also increase the chances of young people to remain consistent with domestic products will increase by 10,582. Keywords: Domestic Product, Consistency, Young Generation
I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan studi Global Kearney (2017) disebutkan bahwa di tahun
2027, akan ada enam generasi konsumen di pasar internasional. Dua
generasi yaitu generasi Senyap (bagi orang yang lahir di tahun 1928–1945)
dan Generasi Alpha (orang yang lahir di tahun 2017 dan seterusnya), akan
membawa dampak terhadap konsumsi terbatas. Sementara empat
generasi akan memiliki dampak komersial yang tinggi yaitu generasi baby
boomers (orang yang lahir di tahun antara 1946 sampai tahun 1964), Gen
X (orang yang lahir di tahun antara 1965 sampai tahun 1980), Millenials
(orang yang lahir di tahun antara 1981 sampai tahun 1997), dan Gen Z
(orang yang lahir di tahun antara 1998 sampai tahun 2016) (Hillier, Dean;
Dassu, Imran; Warschun, Mirko; Shield, 2017).
Perubahan kekuatan demografi yang tak terhentikan, perubahan nilai,
dan hiper-konektivitas akan mengubah pola konsumsi secara global.
Terutama pada generasi muda yaitu antara generasi Z dan generasi Alpha.
Pada dasarnya, generasi muda adalah generasi yang saat ini berada pada
usia dibawah 25 tahun merupakan generasi yang terpapar teknologi
informasi. Perkembangan teknologi informasi berbasis internet yang sangat
cepat membuat generasi muda menjadi semakin mudah dalam mengakses
pasar (Eriksson, Rosenbröijer, & Fagerstrøm, 2017; Alan & Kabadayı, 2016;
Šramová, 2015). Hal tersebut membuat generasi muda Indonesia dapat
mengakses dan mengonsumsi produk makanan dan minuman lintas batas
antar negara.
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 207 IBI-K57
Generasi muda memiliki pola konsumsi yang berbasis pada inovasi
teknologi, kenyamanan dan keamanan diri. Sebagai generasi 30 tahun
mendatang, preferensi untuk memilih produk makanan dan minuman dalam
negeri adalah menjadi penting untuk dapat menjaga dan meningkatkan
output nasional dimasa mendatang. Kondisi ini menjadi perlindungan bagi
pengembangan produk dalam negeri di era perdagangan bebas (Karoui &
Khemakhem, 2019; Tantray, 2018). Hanya preferensi konsumen yang
menjadi kebijakan non-tarif dalam upaya pengendalian impor.
Preferensi konsumen dalam konsep ekonomi adalah pilihan,
kecenderungan dan kesukaan atas berbagai pilihan produk atau jasa yang
tersedia dan mampu dibeli konsumen. Weedmark menyebutkan bahwa
preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif konsumen
individu yang diukur dari kepuasan mereka terhadap suatu produk atau jasa
setelah dibeli. Kepuasan ini sering disebut sebagai utilitas. Nilai konsumen
dapat ditentukan oleh bagaimana utilitas konsumen membandingkan
antara berbagai pilihan tersebut (https://bizfluent.com/info-8698883-
definition-consumer-preference.html). Dan konsumen akan mempelajari
preferensinya melalui pengalamannya atas produk atau jasa tersebut
(Carpenter & Nakamoto, 1996). Analisis terhadap responden generasi
muda terkait preferensi mereka, menunjukkan bahwa 80, 18 persen
responden cenderung mengonsumsi produk dalam negeri (Andriyanty & Wahab,
2019). Studi Tasurru dan Salehudin (2014) terhadap intensitas membeli
minuman ringan dikalangan generasi muda di Jakarta, menyatakan bahwa
etnosentrisme konsumen mengurangi intensi membeli, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung melalui konstruk citra merek
(Tasurru & Salehudin, 2014).
1.2. Masalah
Terkait preferensi generasi muda di Indonesia yang cenderung untuk
mengonsumsi produk dalam negeri menunjukkan hal positif. Terutama
konsumsi produk makanan dan minuman. Saat ini berdasarkan data BPS
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 208 IBI-K57
menyebutkan bahwa persentase kepemilikan usaha makanan dan
minuman masih didominasi oleh warga negara Indonesia dengan
persentase 97,37 persen dan 2,63 persen dimiliki haknya oleh warga
negara asing (BPS, 2019). Analisis lanjutan menunjukkan bahwa produk
makanan dan minuman dalam negeri disukai konsumen muda karena
harga yang halal, cita rasa, keinginan, kualitas dan kehalalan (Andriyanty &
Wahab, 2019). Kondisi tersebut harus dipertahankan guna menjaga
tingkat konsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri. Sehingga
perlu dianalisis, konsistensi generasi muda dalam mengonsumsi produk
makanan dan minuman dalam negeri dalam kaitannya dengan cita rasa,
harga, kehalalan, kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan serta
pengetahuan dan konsep diri.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai
konsistensi generasi muda Indonesia saat ini untuk tetap mengonsumsi
produk makanan dan minuman dalam negeri di masa yang akan datang.
II. Tinjauan Pustaka
Makanan dan minuman lokal lebih terhubung dengan budaya,
wilayah, dan etnis, selalu tersedia dan memiliki dampak positif pada
ekonomi lokal dimana sebagian besar bersifat tradisional. Makanan lokal,
termasuk di dalamnya street food menjadi sebuah alternatif menghadapi
globalisasi, menjadi instrumen sosialisasi, sarana untuk melakukan bisnis,
dan komunikasi tradisi dengan generasi muda (Privitera & Nesci, 2015).
Preferensi terhadap produk global membawa konsekuensi impor. Dan
produk dalam negeri yang diproduksi secara lokal akan menggunakan
komponen lokal dalam proses produksinya (Tasurru & Salehudin, 2014).
Preferensi generasi muda yang cenderung untuk mengonsumsi produk
dalam negeri (Andriyanty & Wahab, 2019) harus dibuat konsisten sehingga
dimasa yang akan datang, preferensi tersebut tidak hilang. Kekonsistenan
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 209 IBI-K57
terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri akan dipengaruhi
oleh cita rasa (Indrasari & Adnyana, 2015), harga (A. N. Putri, 2017; Pilone,
Stasi, & Baselice, 2017), halal (Abdul, 2014; Said, Hassan, Musa, & A,
2014; Sara et al., 2014), kemasan dan penyajian (T. Putri, 2017), kualitas
pelayanan (Yunita, 2016), pendapatan (Permana P., Sumarni, & Nisa,
2016) dan pengetahuan (Suryawati, Saptanto, & Putri, 2017) dan konsep
diri generasi muda.
Cita rasa makanan dan minuman adalah faktor penting dalam
preferensi konsumen. Untuk menjaga kekonsistenan preferensi konsumen
terhadap produk makanan dan minuman dalam negeri, maka cita rasa
menjadi hal utama (Schifferstein, Wehrle, & Carbon, 2019; WANG, Gao, &
Heng, 2018; McCarthy, Lopetcharat, & Drake, 2017; Annunziata & Vecchio,
2016; Balogh, Békési, Gorton, Popp, & Lengyel, 2016; Shafie & Rennie,
2012; Thompson, Lopetcharat, & Drake, 2007). Hal ini dibuktikan oleh
banyak penelitian, Riset Balogh et al menyatakan studi yang relevan
terkait preferensi konsumen. Preferensi konsumen merupakan penafsiran
dan memprosesan berbagai pilihan produk makanan dan minuman produk
lokal yang berbeda ragamnya, sehingga konsumen menentukan kepastian
tentang pilihan makanan dan minuman mereka (Balogh et al., 2016).
Harga adalah nilai tukar (moneter ataupun barang) yang menunjukkan
manfaat dari suatu produk atau jasa. Harga menjadi faktor penentu utama
dalam preferensi konsumen. Konsumen generasi muda umumnya lebih
cepat dan cerdas dalam melakukan perbandingan harga suatu produk atau
jasa. Teknologi yang mendukung mereka untuk dapat mengakses semua
sumber informasi. Harga dirasakan penting dalam preferensi konsumen.
Pada keputusan pemilihan produk makanan dan minuman yang diambil
individu, harga menjadi penting daripada selera konsumen itu sendiri
(Ritson & Petrovici, 2001). Disebutkan lebih lanjut bahwa konsumen
makanan dan minuman memiliki respons yang peka terhadap harga
(Steenhuis, Waterlander, & De Mul, 2011). Dan saat ini atas interaksi faktor
yang kompleks, termasuk perubahan harga dan preferensi, terdapat
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 210 IBI-K57
tendensi konsumsi rumah tangga untuk mengubah perilaku pembelian
makanan dan minuman (Griffith, O’Connell, & Smith, 2015). Penelitian
Stanton et al menyebutkan ketika hampir makanan organik yang sama
namun ditanam secara lokal berada tersedia di pasar pada saat yang
sama, konsumen lebih suka memilih makanan yang ditanam secara lokal
(Stanton, Wirth, & Dao, 2018).
Penelitian Andriyanty & Wahab (2019) menyebutkan 3,35 persen
generasi muda membuat konsep halal dalam preferensi mereka atas
makanan dan minuman. Saat ini di Malaysia disebutkan bahwa industri
halal domestik menyumbang kurang dari 2% dari produk domestik bruto
dan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 5,8% pada tahun 2020
(Said et al., 2014). Konsep halal menjadi semakin penting seiring
peningkatan pemahaman religius generasi muda (Ismoyowati, 2015; Said
et al., 2014; Sara et al., 2014).
Faktor lain terkait preferensi konsumen adalah kualitas pelayanan,
Kualitas layanan merupakan faktor penentu keberhasilan bisnis makanan
dan minuman. Diperlukan pengetahuan dan pengukuran atas kualitas
layanan dimana kualitas pelayanan adalah konsep abstrak dan sulit
dipahami. Selanjutnya, cara konsumen memersepsikan kualitas layanan
tergantung pada jenis layanan dan konteks di mana layanan disediakan
(Sumaedi & Yarmen, 2015; Garg, 2014).
Terkait kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman,
terdapat studi yang menyebutkan bahwa kemasan menjadi sumber
informasi dalam pemilihan produk makanan dan minuman yang akan dibeli
oleh konsumen (Wyrwa & Barska, 2017). Kemasan adalah wajah dari suatu
produk dan sering kali merupakan satu-satunya pengenal bagi konsumen
sebelum membeli. Karena itu, kemasan yang khas atau inovatif dapat
meningkatkan penjualan secara kompetitif. Kemasan dapat dirancang
untuk meningkatkan citra produk dan / atau untuk membedakan produk dari
pesaing (Marsh & Bugusu, 2007).
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 211 IBI-K57
Kemasan merupakan sumber informasi bagi konsumen yang
berkaitan dengan kualitas dan keamanan pangan yang ditawarkan di
pasar. Kemampuan menangkap informasi tersebut akan terkait dengan
pengetahuan tentang kualitas, keamanan dan kondisi penggunaan produk
(Grujic, Grujic, Petrovic, & Gajic, 2013). Penelitian Yilmaz et al menyatakan
bahwa kesadaran atas pilihan makanan dan minuman dipengaruhi oleh
variabel pengetahuan konsumen secara statistik signifikan (Yilmaz,
Oraman, Unakitan, & Inan, 2015). Pengetahuan konsumen muda atas
produk makanan dan minuman berkontribusi untuk melindungi kepentingan
kesehatan, keselamatan, ekonomi dan hukum konsumen dan masyarakat
(Grujic et al., 2013). Konsep pengetahuan akan membentuk menjadi
konsep diri bagi generasi muda dalam mengonsumsi produk makanan dan
minuman lokal. Terdapat dimensi internal dan eksternal yang berdampak
terhadap pola pembelanjaan makanan dan minuman di Malaysia, dimana
hal tersebut dipengaruhi secara positif yang kuat oleh konsep diri konsumen
tersebut (Manan, 2016).
III. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Selatan dari bulan Februari
sampai September 2019. Penelitian ini didesain dengan menggunakan
metode deskriptif. Sampel penelitian berjumlah 115 orang dengan kategori
berumur dibawah 25 tahun. Analisis data menggunakan regresi logistik
ganda. Regresi logistik adalah suatu pemodelan matematik untuk
mempelajari hubungan satu atau beberapa variabel independen terhadap
suatu variabel dependen dengan sifat biner (Elliot, 2016; Adwere-Boamah
& Hufstedler, 2015; Sperandei, 2014; Heuer, 2004). Probabilitas atas
variabel dependen adalah:
Pi = 𝐄(𝐘 = 𝟏|𝐗) =
1
.................... (1) 1+e -(β
1+β
2X
2+⋯+β
kX
k)
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 212 IBI-K57
Atau:
Pi = 1
.............................................(2) 1+e -Z
Dengan nilai Z = β1+β
2X
2+⋯+β
kX
k Pi bernilai antara 0 dan 1 serta non-linear terhadap Z. Maka Pi diasumsikan
bahwa konsumen muda akan konsisten menyukai produk makanan dan
minuman dalam negeri. Sementara 1-Pi menyatakan bahwa generasi
muda tidak akan konsisten menyukai produk makanan dan minuman dalam
negeri.
Bila:
1-Pi = 1
...................................................(3) 1+e Zi
Maka
Pi
= 1+e Zi
= ezi ...................................................(4) 1-Pi
1+e -Zi
Nilai odds ratio yang terbentuk berdasarkan persamaan di atas adalah:
Li = [𝐏𝐢
𝟏 − 𝐏𝐢] = Zi ...................................................(5)
Dengan nilai Z = β1+β
2X
2+⋯+β
kX
k. Logaritma odds Li tidak hanya menjadi linear ke X tetapi juga untuk linear
koefisien variabel independen. L disebut logit dan model logit berasal dari
persamaan (5) (Gujarati, 2004). Masing-masing. Rasio probabilitas Ln [Pi /
(1-Pi)] menunjukkan probabilitas konsumen untuk tetap konsisten menyukai
makanan dan minuman produk dalam negeri. Variabel yang digunakan
dalam model dan nilainya diberikan dalam persamaan ditunjukkan pada
tabel berikut ini:
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 213 IBI-K57
Tabel 1. Definisi Variabel Penelitian
VARIABEL DEFINISI DAN SKALA
Dependen Konsistensi generasi muda untuk menyukai produk makanan dan minuman dalam negeri
1 = konsisten
0 = tidak konsisten
Independen
X1 Cita rasa
5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik
X2 Harga 5=sangat halal; 4=halal; 3=rata-rata; 2=tidak halal; 1=sangat tidak halal
X3 Halal
5=sangat halal; 4=halal; 3=rata-rata; 2=tidak halal; 1=sangat tidak halal
X4 Kemasan dan penyajian 5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik
X5 Kualitas pelayanan
5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik
X6 Pengetahuan dan konsep diri bahwa konsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri itu adalah baik.
5=sangat baik; 4=baik; 3=rata-rata; 2=tidak baik; 1=sangat tidak baik
X7 Pendapatan konsumen
1 = Pendapatan tinggi
0 = Pendapatan rendah
Maka persamaan statistiknya adalah:
Ln [Pi/(1-Pi)]= ẏ = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + β6x6 + β7x7...(6)
Pengujian terhadap pengaruh signifikasi variabel independen dalam model,
maka hipotesis yang dibuat adalah :
H0: β1 = β2 =....= βk = 0
H1: β1 ≠ β2 ≠.... ≠βk ≠ 0
Odds ratio menunjukkan berapa kali lipat kemungkinan realisasi
dipengaruhi oleh variabel dependen jika variabel independen terkait
mengambil 1 (satu) atau nilai nol (0) ketika variabel lainnya konstan. Selain
itu, jika koefisien regresi mengambil nilai negatif, rasio odds dari ini
koefisien harus dikoreksi.
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 214 IBI-K57
IV. HASIL PENELITIAN
Analisa terhadap seluruh data secara statistik deskriptif menunjukkan
nilai rata-rata antara 0,7 sampai 3,58. Analisis terhadap nilai standar
deviasi tersebar antara nilai 0,3 sampai 1,3. Nilai varian antara 0 sampai
1,8. Berdasarkan data tersebut maka data dinyatakan dapat mewakili
populasi generasi muda yang sesungguhnya. Secara rinci nilai statistik
deskriptif seluruh variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif Seluruh Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
Cita rasa 115 1,00 5,00 2,7652 ,10358 1,11080 1,234 Harga 115 1,00 5,00 3,5043 ,08228 ,88232 ,778 Halal 115 3,00 5,00 3,5826 ,05658 ,60673 ,368 Kemasan 115 1,00 5,00 2,1652 ,12712 1,36324 1,858 Kualitas Pelayanan 115 1,00 5,00 1,7913 ,11421 1,22471 1,500 Pengetahuan dan Konsep Diri 115 0,00 1,00 ,9130 ,02639 ,28300 ,080 Pendapatan 115 0,00 1,00 ,7043 ,04274 ,45833 ,210 Konsistensi 115 0,00 1,00 ,8174 ,03618 ,38804 ,151 Valid N (listwise) 115
Sumber: data primer diolah (2019)
Penaksiran terhadap variabel independen melalui permodelan regresi
logistik menunjukkan bahwa variabel independen cita rasa, harga, halal,
kemasan dan penyajian, kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep
diri adalah signifikan dengan selang kepercayaan 95 persen. Variabel
pendapatan tidak signifikan terhadap kekonsistenan konsumen muda
dalam mengonsumsi produk dalam negeri. Penelitian Chen et al
menyebutkan bahwa adanya kecenderungan seiring peningkatan
pendapatan, konsumsi orang terhadap minuman ringan berkalori tinggi
justru menurun dan orang dengan pendapatan rendah memiliki
kecenderungan untuk tidak membeli makanan enak jika tidak ada manfaat
kesehatan di masa depan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendapatan
memiliki tendensi untuk tidak berkaitan dengan pilihan makanan atau
minuman seorang konsumen. Terkait produk makanan dan minuman
dalam negeri Indonesia secara akar budaya lebih sehat (Situngkir,
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 215 IBI-K57
Maulana, & Dahlan, 2015; Soeroso & Susilo, 2014) dibandingkan produk
makanan dan minuman dari luar negeri.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa secara keseluruhan
variabel dalam model adalah sangat signifikan (0,000) yang ditunjukkan
berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel berikut:
Tabel 3. Analisis Variabel Dalam Persamaan B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant 1,499 ,241 38,559 1 ,000 4,476
Sumber: data primer diolah (2019)
Hasil analisis ke-fit-an model dilakukan dengan uji Omnibus. Uji didasarkan
pada perbedaan nilai statistika -2LL atau chi square hitung, antara model
yang hanya terdiri dari konstanta terhadap model yang diestimasi dari
konstanta dan variabel independen. Bila nilai chi square hitung lebih besar
dari chi square tabel maka hipotesis nol ditolak yang menunjukkan bahwa
ada pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan pengolahan data penelitian menunjukkan angka signifikan
(0,001) yang menandakan bahwa model analisis dalam penelitian ini sudah
fit. Hasil tes secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Tes Omnibus Terhadap Koefisien Dalam Model
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 35,047 7 ,000
Block 35,047 7 ,000
Model 35,047 7 ,000
Sumber: data primer diolah (2019)
Analisis terhadap kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen, digunakan nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke
R Square. kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen adalah sebesar 43 persen sedangkan 57 persen
variabel dependen dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dianalisis
dalam penelitian ini. Secara rinci hasil analisis dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 216 IBI-K57
Tabel 5. Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 74,278a ,263 ,428 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber: data primer diolah (2019)
Analisis terhadap ketepatan model penelitian ini diuji dengan uji
Hosmer and Lemeshow Test. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiadaan
beda antara data empiris terhadap model dalam penelitian. Hal tersebut
menunjukkan model sudah tepat karena tidak ada perbedaan signifikan
(0,781) antara model dengan nilai observasinya. Secara rinci data hasil
pengujian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil uji Hosmer and Lemeshow
Step Chi-square df Sig.
1 4,774 8 ,781
Sumber: data primer diolah (2019)
Analisa terhadap nilai odds ratio seluruh variabel independel dalam
model penelitian adalah signifikan kecuali pendapatan generasi muda.
Secara lebih detail, nilai statistik uji untuk odds-ratio dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 7. Nilai Odds-Ratio Variabel Dalam Model Persamaan Yang Dianalisis
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a C ,685 ,318 4,629 1 ,031 1,983 1,063 3,701
H -2,135 ,704 9,183 1 ,002 ,118 ,030 ,470
HL 2,033 ,679 8,969 1 ,003 7,636 2,019 28,885
K ,791 ,336 5,548 1 ,018 2,207 1,142 4,263
KP -,755 ,330 5,237 1 ,022 ,470 ,246 ,897
PENG 2,359 ,934 6,385 1 ,012 10,582 1,698 65,961
PEND ,713 ,628 1,288 1 ,256 2,039 ,596 6,983
Constant -1,986 2,738 ,526 1 ,468 ,137
a. Variable(s) entered on step 1: C, H, HL, K, KP, PENG, PEND.
Sumber: data primer diolah (2019)
Produk makanan dan minuman dalam negeri pada dasarnya memiliki
cita rasa yang khas dan unik. Dan berdasarkan analisis menunjukkan
bahwa semakin baik cita rasa makanan dan minuman dalam negeri
meningkatkan peluang generasi muda untuk konsisten menyukai produk
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 217 IBI-K57
dalam negeri. Dimana semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka
akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap
produk makanan dan minuman dalam negeri. Analisis terhadap variabel
harga menunjukkan bahwa semakin rendah harga maka peluang generasi
muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat
sebesar 0,118 kali. Faktor halal menjadi variabel dengan nilai tertinggi
kedua setelah pengetahuan dan konsep diri dalam hal probabilitas
dibandingkan variabel independen lainnya. Semakin halal produk makanan
dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda
untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar
7,636 kali. Variabel halal menjadi penting bagi generasi muda dan
konsumen global. Karena konsep halal mengarah pada sehat dikonsumsi
manusia seiring dengan kesesuaian makanan tersebut dipersiapkan dan
diproses (Ismoyowati, 2015). Sedangkan kemasan dan penyajian,
menunjukkan bahwa semakin baik kemasan dan penyajian produk
makanan dan minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi
muda untuk tetap konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207
kali. Marsh et al menyebutkan kemasan dibuat sebagai salah satu
persyaratan dan memenuhi keinginan konsumen, menjaga keamanan
pangan, dan meminimalkan dampak lingkungan (Marsh & Bugusu, 2007).
Data mengenai kualitas pelayanan menunjukkan bahwa semakin baik
kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin
meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan
produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Sedangkan hasil analisis terhadap
tingkat pengetahuan dan konsep diri generasi muda yang semakin tinggi
juga akan makin meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap
konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 10,582.
Kondisi ini terjadi pada saat penelitian dilaksanakan responden diberi
pemahaman atas sikap patriotisme dan cinta bangsa dan negara Indonesia
terkait konsumsi makanan dan minuman dalam negeri. Pada lembar
kuesioner diberikan pernyataan “bahwa dengan mengonsumsi produk
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 218 IBI-K57
dalam negeri, maka generasi muda dapat menghemat belanja negara
melalui penurunan nilai impor”. Hal ini diduga mempengaruhi jawaban
responden sehingga semakin tinggi pengetahuan dan konsep bela negara
membuat kekonsistenan generasi muda untuk menyukai produk dalam
negeri.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Variabel independen cita rasa, harga, halal, kemasan dan penyajian,
kualitas pelayanan dan pengetahuan serta konsep diri adalah signifikan
dengan selang kepercayaan 95 persen. Variabel pendapatan tidak
signifikan terhadap kekonsistenan konsumen muda dalam mengonsumsi
produk dalam negeri. Semakin baik cita rasa makanan dan minuman maka
akan 1,983 kali lebih berpeluang generasi muda untuk konsisten terhadap
produk makanan dan minuman dalam negeri. Semakin rendah harga maka
peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri
akan meningkat sebesar 0,118 kali. Semakin halal produk makanan dan
minuman dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk
tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan meningkat sebesar 7,636
kali. Semakin baik kemasan dan penyajian produk makanan dan minuman
dalam negeri akan meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap
konsisten menyukai produk dalam negeri sebesar 2,207 kali. Semakin baik
kualitas pelayanan yang diterima konsumen generasi muda akan semakin
meningkatkan peluang generasi muda untuk tetap konsisten dengan
produk dalam negeri sebesar 0,470 kali. Pengetahuan dan konsep diri
generasi muda yang semakin tinggi juga akan makin meningkatkan peluang
generasi muda untuk tetap konsisten dengan produk dalam negeri akan
meningkat sebesar 10,582.
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 219 IBI-K57
5.2. Saran
Pengetahuan dan konsep diri yang menunjukkan bahwa
mengonsumsi produk makanan dan minuman dalam negeri menjadi
konsep bela bangsa dan negara menjadi faktor terkuat yang cenderung
mempengaruhi konsistensi generasi muda untuk memilih produk dalam
negeri. Maka perlu dikembangkan upaya-upaya sosialisasi bagi generasi
muda mengenai cinta produk makanan dan minuman dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, A. (2014). Young c onsumers ’ attitude towards halal food outlets and JAKIM ’ s halal certification in Malaysia. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 121(September 2012), 26–34. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1105
Adwere-Boamah, J., & Hufstedler, S. (2015). Predicting social trust with binary logistic regression. Research in Higher Education Journal, 27(27), 1–6. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1056177.pdf
Alan, A. K., & Kabadayı, E. T. (2016). The Effect of Personal Factors on Social Media Usage of Young Consumers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 235(October), 595–602. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.11.086
Andriyanty, Reny, & Dodi Wahab. (2019). Preferensi Konsumen Generasi Z Terhadap Konsumsi Produk Dalam Negeri. Jurnal ETHOS, Vol. 7 No.2 Juni, 2019, 280-296. https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4694
Annunziata, A., & Vecchio, R. (2016). Organic Farming and Sustainability in Food Choices: An Analysis of Consumer Preference in Southern Italy. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 8, 193–200. https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2016.02.093
Balogh, P., Békési, D., Gorton, M., Popp, J., & Lengyel, P. (2016). Consumer willingness to pay for traditional food products. Food Policy, 61, 176–184. https://doi.org/10.1016/j.foodpol.2016.03.005
BPS, R. (2019). Statistik Penyediaan Makanan dan Minuman 2017.
Carpenter, G. S., & Nakamoto, K. (1996). Consumer Preferences. Journal of Consumer Psychology, 5(4), 325–358. https://doi.org/10.1007/978-94-024-1179-9_300320
Elliot, M. (2016). Binary Logistic Regression Mark Tranmer Mark Elliot, (April).
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 220 IBI-K57
Eriksson, N., Rosenbröijer, C. J., & Fagerstrøm, A. (2017). The relationship between young consumers’ decision-making styles and propensity to shop clothing online with a smartphone. Procedia Computer Science, 121, 519–524. https://doi.org/10.1016/j.procs.2017.11.069
Garg, A. (2014). Mechanic Clues vs. Humanic Clues: Students’ Perception towards Service Quality of Fast Food Restaurants in Taylor’s University Campus. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 144, 164–175. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.07.285
Griffith, R., O’Connell, M., & Smith, K. (2015). Relative prices, consumer preferences, and the demand for food. Oxford Review of Economic Policy, 31(1), 116–130. https://doi.org/10.1093/oxrep/grv004
Grujic, S., Grujic, R., Petrovic, D., & Gajic, J. (2013). The Importance of Consumers’ Knowledge About Food Quality, Labeling and Safety in Food Choice. Journal of Food Research, 2(5), 57. https://doi.org/10.5539/jfr.v2n5p57
Gujarati, D. N. (2004). Economia, the primary objective of the fourth edition of. New York. https://doi.org/10.1126/science.1186874
Heuer, C. (2004). Logistic Regression Analysis 2, 1, 1–9.
Hillier, Dean; Dassu, Imran; Warschun, Mirko; Shield, N. (2017). The Consumers of the Future: Influence vs. Affluence. A. T. Kearney Global Future Consumer Study, 12.
Indrasari, S. D., & Adnyana, M. O. (2015). Preferensi Konsumen terhadap Beras Merah sebagai Sumber Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan, 2(2), 227–241.
Ismoyowati, D. (2015). Halal Food Marketing: A Case Study on Consumer Behavior of Chicken-based Processed Food Consumption in Central Part of Java, Indonesia. Agriculture and Agricultural Science Procedia, 3, 169–172. https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2015.01.033
Karoui, S., & Khemakhem, R. (2019). Consumer ethnocentrism in developing countries. European Research on Management and Business Economics, 25(2), 63–71. https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2019.04.002
Manan, H. A. (2016). The Hierarchical Influence of Personal Values on Attitudes Toward Food and Food Choices. Procedia Economics and Finance, 37(16), 439–446. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(16)30149-6
Marsh, K., & Bugusu, B. (2007). Food packaging - Roles, materials, and environmental issues: Scientific status summary. Journal of Food Science, 72(3). https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2007.00301.x
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 221 IBI-K57
McCarthy, K. S., Lopetcharat, K., & Drake, M. A. (2017). Milk fat threshold determination and the effect of milk fat content on consumer preference for fluid milk. Journal of Dairy Science, 100(3), 1702–1711. https://doi.org/10.3168/jds.2016-11417
Permana P., E. B., Sumarni, S., & Nisa, F. Z. (2016). Faktor yang berhubungan dengan preferensi konsumen street food pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 3(3), 131. https://doi.org/10.21927/ijnd.2015.3(3).131-138
Pilone, V., Stasi, A., & Baselice, A. (2017). Quality preferences and pricing of fresh-cut salads in Italy : new evidence from market data, 119(7), 1473–1486. https://doi.org/10.1108/BFJ-09-2016-0419
Privitera, D., & Nesci, F. S. (2015). Globalization vs. Local. The Role of Street Food in the Urban Food System. Procedia Economics and Finance, 22(November 2014), 716–722. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00292-0
Putri, A. N. (2017). Preferensi Konsumen Terhadap Daging Sapi di Pasar Tradisional Kota Padang. Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Putri, T. (2017). Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Abon Ikan Tuna. Вестник Росздравнадзора.
Ritson, C., & Petrovici, D. (2001). The Economics of Food Choice: Is Price Important? Food, People and Society, 339–363. https://doi.org/10.1007/978-3-662-04601-2_21
Said, M., Hassan, F., Musa, R., & A, N. (2014). Assessing Consumers ’ Perception , Knowledge and Religiosity on Malaysia ’ s Halal Food Products. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 130, 120–128. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.015
Sara, N., Muhamad, N., Edura, W., Rashid, W., Mohd, N., & Mohd, N. (2014). Muslim ’ s Purchase Intention towards Non-Muslim ’ s Halal Packaged Food Manufacturer. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 130, 145–154. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.018
Schifferstein, H. N. J., Wehrle, T., & Carbon, C. C. (2019). Consumer expectations for vegetables with typical and atypical colors: The case of carrots. Food Quality and Preference, 72(November 2017), 98–108. https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2018.10.002
Shafie, F. A., & Rennie, D. (2012). Consumer Perceptions Towards Organic Food. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 49, 360–367. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.07.034
Situngkir, H., Maulana, A., & Dahlan, R. M. (2015). A Portrait of Diversity In
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 222 IBI-K57
Indonesian Traditional Cuisine. Munich Personal RePEc Archive. https://doi.org/10.1227/01.NEU.0000349921.14519.2A
Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). Traditional Indonesian Gastronomy As A Cultural Tourism Attraction. Journal of Applied Economics in Developing Countries, 1(March 2014), 45–59.
Sperandei, S. (2014). Understanding logistic regression analysis. Biochemia Medica, 24(1), 12–18. https://doi.org/10.11613/BM.2014.003
Šramová, B. (2015). Marketing and Media Communications Targeted to Children as Consumers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 1522–1527. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.568
Stanton, J., Wirth, F. F., & Dao, Y. (2018). An Analysis of Consumers’ Preferences between Locally Grown/Processed Food and Organic Food. Current Investigations in Agriculture and Current Research, 4(1), 480–490. https://doi.org/10.32474/ciacr.2018.04.000180
Steenhuis, I. H. M., Waterlander, W. E., & De Mul, A. (2011). Consumer food choices: The role of price and pricing strategies. Public Health Nutrition, 14(12), 2220–2226. https://doi.org/10.1017/S1368980011001637
Sumaedi, S., & Yarmen, M. (2015). Measuring Perceived Service Quality of Fast Food Restaurant in Islamic Country: A Conceptual Framework. Procedia Food Science, 3, 119–131. https://doi.org/10.1016/j.profoo.2015.01.012
Suryawati, S. H., Saptanto, S., & Putri, H. M. (2017). Analisis Preferensi Konsumsi Ikan Menghadapi Natal 2015 Dan Tahun Baru 2016. Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 6(1), 15. https://doi.org/10.15578/jksekp.v6i1.1614
Tantray, S. (2018). Consumer Ethnocentrism in 21st Century: A Review and Research Agenda. Business and Economics Journal, 09(03). https://doi.org/10.4172/2151-6219.1000368
Tasurru, H. H., & Salehudin, I. (2014). Global Brands and Consumer Ethnocentrism of Youth Soft Drink Consumers in Greater Jakarta, Indonesia. ASEAN Marketing Journal, 6(2), 77–88. https://doi.org/10.21002/amj.v6i2.4212
Thompson, J. L., Lopetcharat, K., & Drake, M. A. (2007). Preferences for commercial strawberry drinkable yogurts among African American, Caucasian, and Hispanic consumers in the United States. Journal of Dairy Science, 90(11), 4974–4987. https://doi.org/10.3168/jds.2007-0313
WANG, E. peng, Gao, Z., & Heng, Y. (2018). Improve access to the EU
Jurnal Mediastima ISSN 0852-7105
Volume 25, No. 2 Okt-Mar 2019
Reny Andriyanty
LPPM 223 IBI-K57
market by identifying French consumer preference for fresh fruit from China. Journal of Integrative Agriculture, 17(6), 1463–1474. https://doi.org/10.1016/S2095-3119(17)61837-9
Weedmark, David. 2018. Definition of Consumer Preference. https://bizfluent.com/info-8698883-definition-consumer-preference.html.
Wyrwa, J., & Barska, A. (2017). Packaging as a Source of Information about Food Products. Procedia Engineering, 182, 770–779. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.03.199
Yilmaz, E., Oraman, Y., Unakitan, G., & Inan, I. H. (2015). Consumer Food Safety Knowledge , Practices and Differences in Behaviors in Thrace Region of Turkey. Journal of Agricultural Sciences, 21, 279–287.
Yunita, E. (2016). Analisis faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen (kasus ozaizy coffee n’ resto, kota bogor). Skripsi pada IPB. Bogor.