Phase Academia Case Report 1
Transcript of Phase Academia Case Report 1
Case Report 1
dr.Kartariadi Gandadinata, Sp.PD
Phase Academia
IDENTITAS
PERJALANAN PENYAKIT
(3 Juli 2021)7 hari SMRS : Demam tidakmendadak tinggi, turun dengan paracetamol, disertai batuk , nyeri ulu hati ,mual , BAB cair. Berobat di Klinik di Jakarta, Swab antigen hasil positif . PCR positif . diberi obatAzytromicin 1x500mg, inpepsa 3x10ml ac, vectrine 3x300mg , pariet 1x40mg moprin3x500mg , surbex 1x1
Riwayat stroke ringan Juni 2021. obat rutin : Cholinar, panvel, nospirinal, kutoin, zitanid, nistrol, pletaal.Riwayat rambut rontok (-), nyeri sendi (-), sering sariawan (-).Riwayat DM (-)Riwayat Hipertensi (-) Riwayat sakit kuning (-), sudah cek HbsAg dan anti HCV negatif Riwayat merokok (-)
11 Juli 2021 Pk 19.25: sesak nafas yang memberat sejak 1 jam SMRS, bertambah dengan aktivitas , mual , BAB cair 3x/hr , wajah semakin bengkak , bercak kemerahan semakin gatal dan perih. obat untuk covid sudah berhenti sejak 1 hari SMRS sesak disertai demam naik turun , batuk berdahak , dahak sulit dikeluarkan, pilek.
AUTOANAMNESIS
(7 Juli 2021) 3 hari SMRS : mulai bercak kemerahan,terasa panas di wajah,leher , dada perut serta ekstrimitas atas dan bawah. Keesokannya bengkak bertambah diwajah dan bibir.
Belum Vaksin Covid 19
PEMERIKSAAN FISIKoleh dokter IGD
Keadaan umum:Tampak sakitberatKesadaran : Compos mentis Tekanan Darah : 100/67 mmHgNadi: 115 x/menit, regular, equal, isi cukupPernafasan : 24 x/ menit,Suhu : 38,7 0 CSaturasi : 93% --> menggunakanNasal kanul 3 lpm saturasi 95%
SM 6 lpm saturasi 97%
KEPALA : WAJAH: tampak eksantema disertai edem pada seluruh wajah disertai edem palpebra , kedua pipi dan bibir . Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterikLEHER: tampak eksantema disertai edem pada seluruh leher. JVP tidak meningkat Tidak ada pembesaran KGBTHORAX: tampak eksantema di area dada. Bentuk dan gerak simetris. Batas paru hepar intercostal V dekstra, peranjakan 2cm.Cor : Cor dalam batas normalBunyi jantung S1 S2 normal reguler,S3(-),S4(-),murmur (-) Pulmo : Pulmo : Vocal fremitus kanan =kiri, sonor, vesikuler breath sound kanan = kiri, rhonchi basah +/+ di basal kedua lapang paru, wheezing (-/-)
BB 76TB 167BMI 27,3(obesitas)
PEMERIKSAAN FISIKoleh dokter IGD ABDOMEN: regio abdomen pars
epigastrium tampak makula eritema sedikit disekitar umbilikus. datar lembut, nyeri tekan epigastrium +, Hati/limpa tidak terabaBising Usus normal, EKSTRIMITAS: ekstrimitas atas dan bawah terdapat lesi makulo papul eritem yang tersebar generalisata dan berkonfluens membentuk plak. tampak beberapa lesi sudah tereksfoliasimakula eritema dikedua lengan dan tanganAkral hangat, CRT <2s, edema -/-
Status NeurologisKaku kuduk (-)Rangsang Meningen: Brudzinki I/II/III/IV -/-/-/-Parese CN VII (-)Latelarisasi motoric tidak adaRefleks fisiologis +/+ ,tidak hiper/hiporefleksRefleks patologis Babinksi -/-Refleks patologis Chaddock -/-
Eksantematous makulapapular ec Covid 19 dd /erupsi obat
Pneumonia Covid 19 terkonfirmasi
DIAGNOSA KLINIS
Transminitis + Cholestasis ec Covid 19 dd/ Hepatitis A dd / drug induced
Hasil Pemeriksaan Penunjang di UGD (11/07/21)
Laboratorium Hasil
Hb 15,1
Leukosit 12.590
Ht 43,6
Trombosit 308.000
BasofilEosinofilBatangSegmenLimfosit Monosit
0.6 0062.4 31.9 5.1
SGOT/SGPT 1.326/1.180
Ureum/Kreatinin 13,8/0,53
Natrium/Kalium 131/5,2
Laboratorium Hasil
GDS 101
D-Dimer 4,56
Asam Urat 3,7
CRP 160,9
AGD dengan SM 6 lpmPHpCO2pO2Sat O2BEHCO3Total CO2
7,50230,461,094,32,224,024,9alkalosis respiratorik
*cek bilirubin dan hepatitis A belum acc
Hari 1 (IGD) 11/07/21
Irama sinus, HR 112x/menit
Kesan : sinus takikardi
RONTGEN THORAKS PA
Konsolidasi heterogen terutama di lapangan tengah bawah kedua paru, DD/ pneumonia viral.Suspek efusi pleura bilateral terutama kanan.
Anamnesis : Demam, batukberdahak, pilek, sesak nafas, mual, diare
Pemeriksaan fisik: SpO2 93% , rhonkibasah +/+
Penunjang: Swab PCR +, PO2 61mmHg (Horowitz index = PaO2/FiO2 = 61 mmHg/35% = 174.2 mmHg, CRP 160.9, d-dimer 4.56, Ro thorax gambaran pneumonia
Anamnesis : Demam, mual
Pemeriksaan fisik: sklera ikterik , nyeri tekan epigastrium
Penunjang: SGOT/SGPT meningkat1.326/1.180
Pneumonia Covid 19 terkonfirmasi ARDS sedang
Transminitis + Cholestasis ec Covid
19 dd/ Hepatitis A dd / drug induced
Anamnesis : ruamkemerahan , gatal , bengkak , riwayat minumobat baru 4 harisebelumnya.
Pemeriksaan fisik: eksantema generalisata , makulopapular
Eksantematous makulapapular ec
Covid 19 dd /erupsi obat
Rubenfeld GD, Thompson T, Ferguson ND, Caldwell E, Fan E, Camporota L, Slutsky AS. Acute respiratory distress syndrome. The Berlin definition. Jama. 2012;307(23):2526-33.
Tatalaksana di IGD
• Bed rest , semi fowler • O2 target saturasi > 94% : NK 3 lpm SM 6 lpm• NaCl 0.9% 500ml /12 jam• Antipiretik : Paracetamol 1 gr iv • PPI : Pantoprazole 40mg iv • Antiemetik: Ondansetron 8mg iv• Glucocorticoids: Methylprednisolone 150mg iv • Antihistamin : Dyphenhidramine 20mg iv
Pasien pindah ke Ruangan pada tanggal 12/07/21 pk 03.30 (UGD pro ruanganintensif tetapi full--> pasien dirawat di ruangan isolasi biasa dengan risiko danpersetujuan keluarga.
Terapi di ruangan
• NS 0.9% 500 cc/12 jam iv• Meropenem 3x1 gr iv• Remdesivir 200 mg LD --> 1x100 mg iv • Methilprednisolon 2mg/kg bb iv drip
selama 60 menit (hari 1-5) ,1mg/kgbb iv drip
selama 60 menit (hari 6-10)
• Dyphenhidramine 3x25 mg iv• Pantoprazole 2x40 mg iv• Ondansetron 3x8 mg iv• Enoxaparin 2x40mg sc• Acetilsistein 9-8-8 8cc/hr iv
• SNMC 1X3 ampul iv
• Vitamin C 3x1 gr iv• Vitamin D 1x5000u po• Vitamin E 1x400mg po• Colchicine 1x1mg po• Newdiatab 2 tab po tiap diare• Lodia 2 tab po tiap diare• Probiotik 3x1 tab po kunyah• Topikal : Clobetasone proprionate 0.05%
+ urea 10% + feracylum 1% : 3x ue• fisioterapi
RONTGEN THORAKS PA (14/07/2021)
Konsolidasi heterogen terutama di lapangan tengah bawah kedua paru tidak berubah bermakna.
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(15/07/21)
Hasil
Hb 13.1
Leukosit 19010
Ht 37.9
Trombosit 532000
BasofilEosinofil BatangSegmenLimfosit Monosit
0.20.0077.7175.1
Ureum/Kreatinin 28.4/0.74
Laboratorium(15/07/21)
Hasil
SGOT/SGPT 272/726
Bilirubin TotalBilirubin DirekBilirubin Indirek
7,686,880,80
Alkali phospatase 1102
IgM anti HAV negatif
Kultur darah steril
Laboratorium(17/07/21)
Hasil
PCR positif , CTV 30
Plan of action
terapi tambahan• asam ursodeoxycholic 3x250mg po
• USG abdomen dan CT abdomen dengan kontras tidak acc
15/08/21
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(18/07/21)
Hasil
Hb 11.6
Leukosit 15680
Ht 34.6
Trombosit 649000
BasofilEosinofilBatangSegmenLimfosit Monosit
0.30091.85.22.7
CRP 40.2
Laboratorium(18/07/21)
Hasil
D-dimer 1.92
SGOT/SGPT 43/274
Amilase Lipase
4470
Natrium/Kalium 141/3.9
Kolesterol totalLDLHDL Trigliseride
18610246140
ANA negatif
ANA profile negatif
ICU tersedia pada tanggal 20/07/21 Jam
15.45
(20/08/21) sesak pasien bertambah , batuk berdahak , dahak sulit dikeluarkan , diare , gatal di kulit sudahberkurang , SpO2 85-88 % dengan NRM 15 lpm , RR 38-40 x/m , HR 120 1x/m
UGD: 11/07/21 RUANGAN:14/07/21 ICU:20/07/21
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(20/07/21)
HasilNRM 15 lpm
HasilHFNC 50 lpm FiO2 70%
AGDpHpCO2pO2Sat O2BEHCO3Total CO2
7.5664737.880.816.640.241.5Alkalosis metabolik
7.54538.565.595.810.933.634.8Alkalosis metabolik
pewarnaan gram
kultur sputum
negatif
steril
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(21/07/21)
Hasil
Hb 14.4
Leukosit 30630
Ht 42.5
Trombosit 754000
BasofilEosinofilBatangSegmenLimfositMonosit
0.50090.94.04.6
Laboratorium(21/07/21)
Hasil
D-dimer 1.24
Procalcitonin 0.34
CRP 14.5
Interleukin 6 11.91
Horowitz index = PaO2/FiO2 = 37.8 mmHg/90% = 42 mmHg
Severe ARDS
Horowitx index (P/F Ratio) mmHg
Severity of ARDS
> 300 Not ARDS
>200 – 300 Mild
> 100 – 200 Moderate
≤ 100 Severe
Rubenfeld GD, Thompson T, Ferguson ND, Caldwell E, Fan E, Camporota L, Slutsky AS. Acute respiratory distress syndrome. The Berlin definition. Jama. 2012;307(23):2526-33.
Lesi pada kulit :lesi kulit pada covid erupsi obat
SOFA score = 7
Vincent JL, Moreno R, Takala J, Willatts S, De Mendonça A, Bruining H, Reinhart CK, Suter P, Thijs LG. The SOFA (Sepsis-related Organ Failure Assessment) score to describe organ dysfunction/failure.
Eksantematous Covid 19 dd/ erupsi obat
ARDS Berat pada Covid 19 terkonfirmasi dengan infeksi
sekunder
DIAGNOSA KERJA
Transaminitis + cholestatis pada Covid 19
Terapi di ICU
• HFNC 50 lpm FiO2 70%
• Meropenem stop di gantikan Linezolid 2x600mg iv
• Methylprednisolone turundosis 1mg/kgbb iv drip 60 menit
• Fisioterapi
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(24/07/21)
Hasil
Hb 13.9
Leukosit 19840
Ht 41.4
Trombosit 426000
BasofilEosinofilBatangNeutrofilLimfositMonosit
0.30.0089.66.14
Laboratorium(24/07/21)
Hasil
Procalcitonin 0.2
SGOT/SGPT 75/128
Bilirubin TotalBilirubin DirekBilirubin Indirek
2.842.490.35
Alkali phospatase 508
Ur/Cr 38.9/0.55
Dibandingkan foto tanggal 20-07-2021, ada perbaikan.
RONTGEN THORAKS PA
(24/07/2021)
Konsolidasi heterogen terutama di lapangan tengah bawah kedua paru tidak berubah bermakna
(27/07/2021)
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(29/07/21)
Hasil
SGOT/SGPT 28/102
Bilirubin Direk 1.53
Alkali phospatase 384
FT 4 15.5
TSHS 0.689
Laboratorium(29/07/21)
Hasil
PCR inkonklusif
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium(02/08/21)
Hasil
Hb 12.6
Leukosit 14860
Ht 36.5
Trombosit 229000
BasofilEosinofilBatangSegmenLimfositMonosit
0.34085.46.71.6
Natrium /Kalium 137/3.5
D-dimer 0.82
Laboratorium(02/08/21)
Hasil
CRP 3.1
Procalcitonin 0.15
RONTGEN THORAKS PA (02.08/2021)
Dibandingkan foto tanggal 27-07-2021, belum ada perbaikan yang signifikan.
Terapi pulang :• cefdinir 3x100mg po • lansoprazole 2x30mg po ac• acetilsistein 3x600mg po• edoxaban 1x30mg po • multivitamin 2x1
(05/08/21) pasien dipulangkan dengan masih memakai nasal kanul 2 lt per menit intermitten
RONTGEN THORAKS PA
Kontrol tgl 19/08/2021
PEMBAHASAN
Kassirian S, Taneja R, Mehta S. Diagnosis and Management of Acute Respiratory Distress Syndrome in a time of COVID-19. Diagnostics. 2020 Dec;10(12):1053.
Definisi
Kasus
Burhan E, Susanto AD, Nasution SA, Ginanjar E, Pitoyo CW, Susilo A, et al. Pedoman tatalaksana Covid-19. 3rd ed. Burhan E, Susanto AD, Isbaniah F, Nasution SA, Ginanjar E, Pitoyo CW, et al., editors. Jakarta: PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI; 202.
Kasus
Suspek
Kasus
ProbableKasus
Konfirmasi
Kriteria
Kasus
Tanpa
Gejala
Gejala ringan
-Gejala tidak
spesifik
-Tidak ada
tanda
pneumonia
Gejala sedang:
-demam , batuk ,
sesak , nafas
cepat
-tidak ada tanda
pneumonia berat
-SpO2 ≥ 93%
dengan udara
ruangan
Gejala Berat :
-tanda klinis
pneumonia
ditambah satu
dari:
-Frekuensi napas
> 30 x/menit,
-SpO2 < 93%
pada udara
ruangan.
Kritis :
Pasien
dengan
ARDS,
sepsis dan
syok
sepsis.
PATOGENESIS BADAI SITOKIN
Kumar M, Al Khodor S. Pathophysiology and treatment strategies for COVID-19. Journal of translational medicine. 2020 Dec;18(1):1-9.
Manifestasi ekstrapulmonal pada Covid 19
Gupta A, Madhavan MV, Sehgal K, Nair N, Mahajan S, Sehrawat TS, Bikdeli B, Ahluwalia N, Ausiello JC, Wan EY, Freedberg DE. Extrapulmonary manifestations of COVID-19. Nature medicine. 2020 Jul;26(7):1017-32.
Nardo AD, Schneeweiss‐Gleixner M, Bakail M, Dixon ED, Lax SF, Trauner M. Pathophysiological mechanisms of liver injury in COVID‐19. Liver International. 2021 Jan;41(1):20-32.
Patofisiologi liver injury
pada Covid 19
Transaminitis dan Kolestasis
Peningkatan enzim hati :
o Tipe hepatosit→ SGOT/SGPT
>3x dari batas atas nilai normal
o Tipe kolangiosit→ ALP dan
GGT >2x dari batas atas nilai
normal
o Tipe campuran
Kolestasis :ALP meningkat >3x dari
batas atas nilai normal
Cai Q, Huang D, Yu H, Zhu Z, Xia Z, Su Y, Li Z, Zhou G, Gou J, Qu J, Sun Y. COVID-19: abnormal liver function tests. Journal of
hepatology. 2020 Sep 1;73(3):566-74.
Ali N. Relationship between COVID-19 infection and liver injury: A review of recent data. Frontiers in Medicine. 2020 Jul 21;7:458.
Da BL, Suchman K, Roth N, Rizvi A, Vincent M, Trindade AJ, Bernstein D, Satapathy SK, Northwell COVID‐19 Research Consortium.
Cholestatic liver injury in COVID‐19 is a rare and distinct entity and is associated with increased mortality. Journal of internal medicine. 2021
Mar 30.
26.7% pneumonia
berat →
perawatan ICU
Prevalensi
peningkatanSGOT,SGPT,
GTT 76.3%
ALP 13.8%
o Covid-19 : infeksi langsung , respon
inflamasi
o Obat-obatan
o Penyakit hati yang mendasari
Prevalensi kolestasis pada
covid-19 → 0.7%
Peningkatan mortalitas
hampir 2x lipat
Da BL, Suchman K, Roth N, Rizvi A, Vincent M, Trindade AJ,
Bernstein D, Satapathy SK, Northwell COVID‐19 Research
Consortium. Cholestatic liver injury in COVID‐19 is a rare and
distinct entity and is associated with increased mortality.
Journal of internal medicine. 2021 Mar 30.
Eksantematous Covid 19 dd/ erupsi obat
• Urtikaria akut 19%
• Eksantema makulapapular
(eritematous) 47%
• Eksantema varicella like 9%
Gelincik A, Brockow K, Çelik GE, Doña I, Mayorga C, Romano A, Soyer Ö, Atanaskovic‐Markovic M, Barbaud A, Torres MJ. Diagnosis and
management of the drug hypersensitivity reactions in Coronavirus disease 19: An EAACI Position Paper. Allergy. 2020 Nov;75(11):2775-93.
Infeksi virus
Hipersensitivitas
obat
PERJALANAN PENYAKIT DAN TERAPI POTENSIAL
Treatments for COVID-19 and their timing. Georgios D. Kitsios, CC BY-ND
• Conditional recommendation against remdesivir in hospitalizedpatient with Covid-19
• Strong recommendation for systemic corticosteroid in patient with severe and critical Covid-19
• Not to use ivermectin in patient with Covid-19 except in the contect of clinical trial
• Recommendation of using emipiricantimicrobials as soon as possible
• Recommendation of using remdesivir for patient with SpO2≤94 % in room air.
• Suggest treatment with 5 days of remdesivir rather than 10 days of remdesivir
World Health Organization. Clinical management of COVID-19: interim guidance, 27 May 2020. World Health Organization; 2020.Bhimraj A, Morgan RL, Shumaker AH, Lavergne V, Baden L, Cheng VC, Edwards KM, Gandhi R, Gallagher J, Muller WJ, O'Horo JC, Shoham S, Murad MH, Mustafa RA, Sultan S, Falck-Ytter Y. Infectious Diseases Society of America Guidelines on the Treatment and Management of Patients with COVID-19. Infectious Diseases Society of America 2021; Version 5.1.1.
• Against remdesivir for routine use • Recommendation remdesivir for
patient need supplemental oxygen • Add dexamethasone for patient
require increasing amount of supplemental oxygen
POLA BIAKAN KUMAN DAN SENSITIVITAS TERHADAP ANTIBIOTIK PRIMAYA HOSPITAL 2020
SENSITIVITAS• Acinetobacter sp. : Meropenem
100%, Ceftazidim 63% • MRSA : Linezolid 100% ,
Vancomycin 100%• Eschericia coli : Piperacilin
tazobactam 100% , Aztreonam 100%
• Klebsiella oxytoca : Meropenem 63% , Aztreonam 63%
• Streptococcus intermedius : Levofloxacin 70%, Meropenem 60%
• Pseudomonas aeruginosa: Piperacilin tazobactam 100%, Aztreonam 100%
double blind
Beigel JH, Tomashek KM, Dodd LE, Mehta AK, Zingman BS,
Kalil AC, et al. Remdesivir for the treatment of Covid-19 -
final report. N Engl J Med. 2020;383(19):1813–26.
ACTT-1Merekomendasikan pemberian remdesivir pada pasien dengan gejala berat (SpO2 ≤94% room air).perbaikan klinis lebih cepat
sub group: menurunkan
mortalitas pada pasien yang
memerlukan oksigen tetapi
tidak terintubasi
SOLIDARITY
25% pasien menggunakan glucocorticoid
tidak
menurunkan
mortalitas
50% pasien menggunakan glucocorticoid
25% on
ventilator
8% on
ventilator
ada data awal
gejala
tidak ada
data awal
gejala
open label
double blind
Amerika Utara
Asia, Afrika , Amerika Latin
Aleem A, Kothadia J. Remdesivir. StatPearls. 2021 Apr 8.
Singh S, Khera D, Chugh A, Khera PS, Chugh VK. Efficacy and safety of remdesivir in COVID-19 caused by SARS-CoV-2: a systematic review and meta-analysis. BMJ Open. 2021;11(6):e048416.
Bansal, S., Kalpakam, H., Bysani, S.,
Varsha, A. and Mehta, R.M., 2021. A
Shorter Symptom Onset to Remdesivir
Treatment (SORT) Interval Is Associated
with a Lower Mortality in Moderate to
Severe COVID-19: A Real-World
Analysis. In TP92. TP092 CLINICAL
Bansal, S., Kalpakam, H., Bysani, S., Varsha, A. and Mehta, R.M., 2021. A Shorter Symptom Onset to Remdesivir Treatment (SORT) Interval Is
Associated with a Lower Mortality in Moderate to Severe COVID-19: A Real-World Analysis. In TP92. TP092 CLINICAL
Bansal, S.,
Kalpakam, H.,
Bysani, S., Varsha,
A. and Mehta,
R.M., 2021. A
Shorter Symptom
Onset to
Remdesivir
Treatment (SORT)
Interval Is
Associated with a
Lower Mortality in
Moderate to Severe
COVID-19: A Real-
World Analysis.
In TP92. TP092
CLINICAL
tidak ada perbedaan
bermakna antara pasien
dengan pemberian
remdesivir 5hari atau 10
hari
Goldman JD, Lye DCB, Hui DS, Marks KM, Bruno R, Montejano R, et al. Remdesivir for 5 or 10 days in
patients with severe Covid-19. N Engl J Med. 2020;383(19):1827–37.
Remdesivir alone or combination ?
ACTT-2 Baricitinib + Remdesivir
vs Remdesivir + Placebo)
Kalil AC, Patterson TF, Mehta AK, Tomashek KM, Wolfe CR,
Ghazaryan V, et al. Baricitinib plus remdesivir for
hospitalized adults with Covid-19. N Engl J Med.
2021;384(9):795–807.
Remdesivir alone or combination ?
ACTT-3 Interferon 𝛽 + Remdesivir
vs Remdesivir
ACTT-4 Dexamethasone + Remdesivir
vs Baricitinib + Remdesivir
Colchicine
Reyes AZ, Hu KA, Teperman J, Muskardin TL, Tardif JC, Shah B, Pillinger MH. Anti-inflammatory therapy for COVID-19 infection: the case for colchicine. Annals of the
rheumatic diseases. 2021 May 1;80(5):550-7.
Tardif JC, Bouabdallaoui N, L'Allier PL, Gaudet D, Shah B, Pillinger MH, Lopez-Sendon J, da Luz P, Verret L,
Audet S, Dupuis J. Colchicine for community-treated patients with COVID-19 (COLCORONA): a phase 3,
randomised, double-blinded, adaptive, placebo-controlled, multicentre trial. The Lancet Respiratory Medicine. 2021
May 27.
outpatient
examining the
association
between colchicine
use and risk of
mortality in patient
with covid-19
infection
examining the
association between
colchicine use and
risk of mechanical
ventilation in patient
with covid-19
infection
Salah HM, Mehta JL. Meta-analysis of the Effect of Colchicine on Mortality and Mechanical Ventilation in COVID-19. American Journal of Cardiology. 2021
Apr 15;145:170-2.
Meta-analysis of the Effect of Colchicine on Mortality and Mechanical
Ventilation in Covid.
KESIMPULAN
Belum ada antivirus yang spesifik untuk covid-19
Tidak ada perbedaan bermakna antara pemberian remdesivir selama 5
hari atau 10 hari
Remdesivir menurunkan mortalitas dan mempercepat perbaikan klinis bila
diberikan ≤ 9 hari , pada pasien covid-19 sedang dan berat
Colchicine masih perlu penelitian yang lebih besar selain untuk
menatalaksana pasien juga sebagai antifibrosis
Tantangan dan Dinamika
Pengelolaan Kasus Covid - 19 di Daerah
dr. Dendi Djuanda, SpPD. Finasim
Tasikmalaya
Kasus 2
02
Penderita Laki laki 60 th
KU : sesak nafasSesak nafas dirasakan bertambah berat sejak 1 hari SMRS
Batuk batuk tidak sering dan tidak berdahakPenciuman dirasakan menurun, lidah terasa pahit dan rasa mengecap yang berkurang
Keluhan didahului panas badan sejak 6 hari SMRS, disertai keluhan badan terasa dingin,lesu,tidak mau makan dan nyeri persendian
RPD : DM yang tidak terkontrol
Penderita belum diberikan vaksinasi Covid 19
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
Diff Count : 0/1/0/93/4/2
SGOT 68/SGPT 49 , GD:
356 g/dl CRP : 46
Ureum/Kreatinin
48,6/1,05 D dimer : 2,67 (
N < 0,5 )
01
02
03
05
06
07
TD : 130/80 mm Hg
N : 100 x/m
R : 32 x /m cepat dalam
S : 38 C
Saturasi O2 : 87 %
Pemeriksaan Fisik Cor /
Pulmo dalam batas
normal
03Laboratorium : HB : 14,7
g/dl, Leukosit 12,3 g/dl
Trombosit 271000
04Rapid Ag ( + ), PCR swab
(+)08
Pemeriksaan Laboratorium
Thorax Foto : Kardiomegali
Pulmo hilus aerasi suram dan
gambaran konsolidasi opak pada
kedua sisi bilateral perifer laterobasal
Diagnosa kerja:
Covid 19 severe
Pneumonia bilateral ec viral
DM type 2
● Bed rest, diit DM 1900 kalori
● 02 10 – 15 L/M NRM
● Redemsivir 2 x100 mg iv lanjut 1 x 100 mg
● Kalmetason 6 mg/hari iv
● Pantoprazole 1 x 40 mg iv
● Ondansentron 3 x 8 mg iv
● Anticoagulant Fondaparinux 1 x 2,5 mg sk
● Vit C 2 x 1 gram , Vit D 1 x 5000 unit
● Novorapid 3 x 6 unit
● N-asetilsistein drip
● Rencana pemberian Plasma Konvalesen 2 x 200 cc selang 2 hari
Terapi
Terapi
Hari ke 3 perawatan :
• Pasien gelisah disertai penurunan saturasi menjadi 60 %
• Tanda Vital : TD 160/80 mm Hg, N : 112 x/m RR : 32 – 36 x/m
• S : 37,8
• Diagnosa tambahan : Gagal nafas dengan ARDS
Tindakan Lanjutan:
Pemberian O2 dengan Ventilator HFNC mulai 30 L/ m Fi O2 mulai 40%
Metilprednisolon 3 x 62,5 mg secara drip dlm 100 cc Nacl
Fondaparinux ditingkatkan menjadi 1 x 5 mg sc
Rencana pemberian antagonis IL -6
Skrining parameter badai sitokin Feritin dan IL 6
Rawat ruang ICU isolasi Regulasi GD dengan insulin drip untuk mempertahankan GD < 200 mg/dl
Follow Up:
IL-6 : 6,39
Rencana pemberian actemra : Tidak ada
Terapi tambahan : Plasma konvalesen 2 x 200 ml
Rencana pemberian antagonis IL -6
Skrining parameter badai sitokin Feritin dan IL 6
Pemerikaan Lab Tambahan :Ferritin : 7282,43
Regulasi GD dengan insulin drip untuk mempertahankan GD < 200 mg/dl
Penderita dirawat di ruang intensive selama 10 hari dengan
klinis dan paramaeter badai sitokin perbaikan
Pemerikaan Lab Tambahan :Ferritin : 7282,43
IL-6 : 6,39
Rencana pemberian actemra : Tidak ada
Terapi tambahan : Plasma konvalesen 2 x 200 ml
Hasil saat keluar ruang intensif :
Ferritin : 1313 ng/ml, IL-6 : 2,03
pg/ml. CRP menurun dan Hasil
swab PCR ulang negatif
Kebutuhan oksigen saat keluar
dari ruang intensif sudah dengan
O2 kanula 5 liter/m
Diskusi
● Telah dibuat laporan sebuah kasus Covid 19 severe dengan komorbid DM pada penderita yang belum dilakukan vaksinasi
● Penderita masuk dalam keadaan gagal nafas dan badai sitokin yang merupakan keadaan berat yang mengancam jiwa dengan tingkat kematian yang tinggi
● Terapi pada keadaan ini menurut pedoman bisa diberikan beberapa pilihan terapi seperti IVIG, monoclonal antibodi sampai stem cel namun pilihan pilihan terapi tersebut sulit di dapatkan didaerah sehingga diperlukan ketepatan deteksi secara dini terjadinya keadaan badai sitokin dan diberikan terapi imunosupresif segera untuk menekan respon inflamasi secara cepat
Diskusi
● Pemberian kortikosteroid harus segera diberikan dengan pilihan jenis steroid yang mempunyai sifat anti inflamasi yg tinggi dalam dosis besar untuk awal awal terapi dan bertahap diturunkan
● Pemberian Plasma konvalesen harus dihitung secara tepat mulai onset kejadian penyakit diberikan dalam 3 hari saat masuk RS dan tidak terlambat saat fase penyakit sudah menjadi berat
● Pemantauan efek samping kortikosteroid harus dipantau ketat terutama terhadap kenaikan gula darah dan infeksi jamur
Diskusi
● Pemberian antikoagulan dosis terapetik dipertimbangkan untuk preventif risiko perburukan Penyakit akibat kejadian tromboemboli
● Pemantauan ketat tanda vital dan saturasi oksigen serta nutrisi dan cairan menjadi salah satu kunci penanganan yang optimal
● Pemantauan kejadian komplikasi tromboemboli harus dipantau secara cermat
● Dukungan psikososial serta spiritual sangat penting pada tatalaksana penderita covid 19 karena adanya penyerta depresi pada penderita S covid
Kasus 3
03
Penderita Laki laki 30 th
KU : nyeri badan dan sendi sendi
Keluhan lain : sakit kepala,
panas badan tidak begitu
tinggi
nyeri nyeri badan dirasakan sejak 2 hari SMRS
Keluhan batuk,sesak nafas,
diare tidak ada
Anosmia ( + ) dan ageusia
stidak ada
RPD : asma bronchial
Riwayat alergi obat
metampiron
Status vaksinasi (+) lengkap
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium
DC : 0/1/0/80/4/15
GD : 156 mg ?dl
CRP : + 48 D dimer : < 0.1
NS 1 ( - )
Thorak Foto PA : Tidak
tampak
bronchopneumonia dan
kardiomegali
01
02
03
05
06
07
TD : 110 /80 mmHg
N : 94 x/m R : 24 -26 x /m
S: 38
Sat O2 :91%
Cor / Pulmo dalam batas
normal
Lain lain dalam batas
normal
03Hb 14,6 gr/dl
Leukosit 8600
Trombosit 224000
04Diagnosa kerja : Covid 19
non severe 08
● Diit TKTP
● Infus RL 2000 cc/24 jam
● O2 5 – 10 L /m
● Redemsivir 2 x 100 mg i.v lanjut 1 x 100 mg ( selama 5 hari )
● Vit C 2 X 1 gram iv
● Vit D 1 x 5000 unit
● Pantoprazole 1 x 20 mg 1v
● Cataflam fast ( bila perlu )
● Rencana pemberian Plasma Konvalesen 2 x 200 ml
Terapi
Follow Up Keluhan membaik setelah hari ke 4
perawatan, panas tidak ada, sakit sakit badan
berkurang,nafsu makan membaik
Saturasi O2 meningkat 96 -98 %
Hari ke 5 pemberian Redemsivir terakhir
infus di aff, dilanjutkan terapi per oral
Pemeriksaan PCR ulang hari 7 didapatkan
hasil negatif
Penderita pulang hari ke 7 perawatan dengan
klinis perbaikan dan Hasil PCR ulang negatif.
Diskusi
● Telah dilaporkan kasus penderita Covid 19 moderate pada penderita usia muda tanpa komorbid dengan status vaksinasi lengkap
● Dengan pemberian Antiviral serta PK yang diberikan cepat pada fase awal penyakit memperlihatkan respon perbaikan klinik yang cepat
● Diperlukan pengelolaan yang komprehensif dan holistik dalam kasus dengan Covid 19 karena penyakit Covid 19 selain menyerang organ pulmonal banyak bermanifestasi pada sistem extra pulmonal.
Pembahasan
Diskusi
● Pendekatan kasus Covid terutama pada stadium awal yang belum melibatkan
organ pulmonal memerlukan ketajaman klinis seorang dokter dalam mengkaji
gejala gejala klinis yang sangat bervariasi pada setiap penderita, sehingga
kasus suspek dapat terdeteksi secara dini sebelum berkembang menjadi fase
pulmonal dan fase hiperinflamasi yang modalitas pengobatan nya lebih
kompleks dan prognosis penyakit makin memburuk pada kasus kasus yang
kritis.
Pemilihan terapi disesuailan dengan stadium perjalanan
penyakit Covid 19
Siddiqi HK, et al. The Journal of Heart and lulng Transplantation, 2020; 39:405-7
Diskusi
● Pemilihan obat anti virus dan obat lain yg dapat menekan respon inflamasi
disesuaikan atas dasar tempat target obat tersebut bekerja dalam replikasi
siklus virus dalam tubuh manusia setelah melalui serangkaian uji klinis yang
tersebar diseluruh dunia dan melalui peer review ahli ahli dari beberapa
metanalisis yang sudah dilakukan dan disetujui organisasi organisasi
kesehatan yang kredibel.
JAMA. doi: 10.1001/jama.2020.6019.Published online April 13, 2020
Pemilihan Terapi● Disesuaikan dengan berat ringannya penyakit serta stadium perjalanan penyakit
R. Sinto, June, 2021
Diskusi● Pada Kasus ini memperlihatkan pasien dengan status vaksinasi yang
lengkap
● Usia muda
● Tanpa komorbid
● Pemberian antiviral dan plasma konvalesen yang diberikan pada fase
awal penyakit memperlihatkan hasil perbaikan klinis yang cepat serta
memberikan perubahan nilai PCR menjadi negatif yang lebih cepat
sehingga memperpendek masa perawatan dan isolasi.
https://www.jwatch.org/na54069/2021/09/24/remdesivir-reduced-mortality-when-given-early
Kapan pemilihan antiviral favipiravir atau redemsivir diberikan
”
Permasalahan
Apakah steroid selalu diberikan pada seluruh penderita dengan
mempertimbangkan risk dan benefit nya terutama pada kasus kasus dengan DM dengan risiko infeksi
jamur
Pentingnya deteksi dini kasus dan terapi yang cepat saat awal penyakit
serta isolasi yang segera untuk mencegah transmisi makin meluas
( 3 T)
Anamnesa yang cermat untuk menentukan onset terjadinya penyakit sehingga dapat ditentukan stadium perrjalanan penyakit apakah stadium 1 ( awal ) , stadium 2 ( Fase pulmonal ) atau stadium 3 ( fase
hiperinflamasi”
01
0204
03
Apabila kasus Covid sudah melandai dan menjadi endemis bagaimana penapisan penderita yang masuk RS harus diskrining status Covid nya dengan pemeriksaan RT PCR
mengingat kasus Covid sering berkoinsidensi dengan Penyakit penyakit komorbid lainnya
”
Bagaimana dengan modalitas terapi pada stadium lanjut/berat seperti
tocilizumab, Plasma konvalesent,IVIG pada setiap kasus apakah harus
diberikan?”
Permasalahan
Bagaimana pilihan obat obat untuk kasus kasus berat didaerah dengan
pilihan yang terbatas. ?
Bagaimana efek mutasi virus terhadap perjalanan klinis dan pilihan terapi
apakah ada perbedaan
Kapan dipertimbangkan pemberian anticoagulant dengan merujuk pedoman
guidelene dari organisasi yang telah merekomendasikan (NIH / ASH )
07
05
08
06
09
Take Home Message
Faktor risiko yang meningkatkan angka mortalitas pada pasien Covid 19
yang masuk RS harus dikaji saat pasien dirawat di RS berupa :
● Usia
● Ada tidaknya komorbid yang memperberat
● Status vaksinasi
● Peningkatan parameter risiko perburukan seperti IL 6,Ferritin, D dimer,
CRP, Skore SOFA
● Di era variant baru yang dinamai Variant of Concern yg meningkatkan kemampuan transmisi virus dan mempercepat perburukan penyakit secara cepat harus dicermati adanya kecenderungan penurunan kemampuan neutralisasi antibodi dari vaksinasi dan dari paparan infeksi sebelummya
● Covid 19 dengan kemampuan mutasi virusnya yang cepat dapat menyebabkan strain strain hasil mutasi ini menurunkan efektivitas modalitas pengobatan dan vaksinasi serta kegagalan deteksi penyakit oleh pemeriksaan yang standar seperti RT PCR.
● Tetap diperlukan kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit emerging infeksi seperti Covid yang sifatnya sangat dinamis dan belum diketahui sepenuhnya kinetika virus dan perjalanan penyakitnya
Pemilihan terapi Covid 19 pada kasus kasus berat :
● Anti virus Redemsivir sebagai first line
(pemberian cukup selama 5 hari )
● Kortikosteroid sistemik
● Antimikroba empirik diberikan sesegera mungkin
● Terapi suportif lainnya : IVIG, Antagonis IL 6 dengan mengkaji risiko dan
manfaatnya
TERIMAKASIH