pharmacology

100
FARMAKOLOGI AKBID Drs. WIRATMO, MSc.,Apt. Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas Fakultas Farmasi UNEJ

Transcript of pharmacology

FARMAKOLOGI AKBID

Drs. WIRATMO, MSc.,Apt.Bagian Farmasi Klinik dan Komunitas

Fakultas Farmasi UNEJ

PENDAHULUAN

• Farmakologi dibidang kebidanan/keperawatan berkaitan dg terapi obat berdasarkan kontraindikasi, interaksi obat, farmakokinetik, farmakodinamik, efek terapeutik, efek samping dan efek2 yg merugikan.

• Pengkajian efek seorang pasien thd terapi obat mrp tanggung jawab bidang keperawatan/kebidanan.

• Untuk dapat mengkaji, merencanakan, memberi layanan dan mengevaluasi efek2 obat dg tepat , maka diperlukan pengetahuan tentang farmasetik, farmakokinetik dan fase2 farmakodinamik dari kerja obat.

DEFINISI-DEFINISI• Farmakologi=Ilmu Khasiat Obat adalah

ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dalam seluruh aspeknya, yaitu :

- sifat kimia dan fisikanya- efek fisiologinya- absorpsi dan nasibnya di dalam organisme hidup

Farmakologi klinik :mempelajari semua interaksi antara obat dengan organisme hidup, khususnya manusia, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit.

• Ilmu khasiat obat mencakup beberapa ilmu bagian, yaitu :

- Farmakognosi- Biofarmasetika- Farmakokinetika- Farmakodinamik- Toksikologi- Farmakoterapi

• Farmakognosi ; mempelajari obat-obat (zat aktif) yang berasal dari tanaman, hewan dan mineral.

• Biofarmasetika ; mempelajari pengaruh formulasi obat terhadap efek terapetik.

• Farmakokinetika ; mempelajari nasib obat di dalam tubuh mulai saat pemberian sampai akhirnya diekskresikan.

• Farmakodinamik ; mempelajari aktivitas obat terhadap organisme hidup, terutama mekanisme kerjanya serta efek terapi yang ditimbulkannya.

• Toksikologi ; mempelajari tentang efek toksik terhadap tubuh.Efek toksik berkaitan dengan efek terapetiknya.

Apa yang disebut OBAT ???

• OBAT adalah : bahan atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok badan atau bagian badan manusia serta alat kontrasepsi.

PRINSIP PEMBERIAN OBAT

ENAM HAL YG BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT:Supaya dpt tercapainya pemberian obat yg aman,

harus ada 6 hal yg benar:- Klien yg benar.- Obat yg benar- Dosis yg benar

- Waktu yg benar- Rute yg benar.

- Dokumen yg benar

KOMPONEN PERINTAH PENGOBATAN ADALAH :

• 1. Tanggal dan saat perintah ditulis• 2. Nama obat.• 3. Dosis obat.• 4. Rute pemberian.• 5. Frekuensi pemberian • 6. Tanda tangan dokter.

ExtravascularAdministration

Intravascular Administration

GutWall

Bodytissues

Blood

Liver

KidneyABSORPTION

DISTRIBUTION

METABOLISM

EXCRETION

ASPEK BIOFARMASETIK

• Obat yg diberikan kepada pasien akan mengalami banyak proses sebelum sampai pada tempat kerjanya.

• Untuk itu perlu tahu :– Farmakokinetik– Farmakodinamik– Biofarmasetik

• Biofarmasetik adalah ilmu yg mempelajari pengaruh formulasi/cara pembuatan sediaan obat terhadap aktivitas terapinya.

• Efek obat tdk hanya tergantung pada zat aktif saja, tapi juga bentuk sediaan & cara formulasinya.

• Formulasi :– Derajat kehalusan serbuk zat aktif– Bentuk kristal zat aktif (polimorfi, amorf, kristal)– Keadaan kimiawi (ester,garam,kompleks)– Bahan penolong ( pengisi, pengikat, pelicin,

penghancur)– Teknik & proses untuk membuat sediaan.

• Ketersediaan farmasi = Farmaceutical availability, adl ukuran untuk bagian zat aktif yg dilepaskan dari bentuk sediaan obat yg diberikan &tersedia untuk diabsorpsi.

• Kecepatan ketersediaan farmasi dlm berbagai bentuk sediaan :larutan-emulsi-suspensi-serbuk-kapsul-tablet

• Kesetaran terapetik adl sediaan obat yg mempunyai kadar zat aktif yg sama dlm darah, sehingga memberikan efek sama.

• Bioavailability, adl julmah obat yg diabsorpsi dari suatu dosis yg diberikan & tersedia untuk efek terapetik.

Rute Penggunaan Obat

Disamping faktor formulasi, cara pemberian obat juga menentukan kecepatan absorpsi & efek obat yg diinginkan.

I. Efek sistemik

II. Efek lokal

I. Efek sistemik

1. Oral

Pemberian obat melalui mulut (peroral).Mrp cara yg paling lazim, sangat praktis, mudah & aman.

Tdk semua obat dpt diberikan p.o., yi : obat yg merangasang/ diuraikan getah lambung.

1. Per-oral…….

Seringkali obat diabsorpsi tdk sempurna. Mengalami metabolisme dahulu sblm didistribusikan.

Untuk memperoleh efek lokal dlm usus, obat harus tdk diabsorpsi.

2. Sublingual

Obat dikunyah halus & diletakkan di bawah lidah. Zat aktif langsung diabsorpsi oleh selaput lendir setempat ke vena lidah.

Obat langsung masuk ke peredaran darah besar, tanpa melalui hepar untuk dimetabolisme.

2.sublingual………….

Dipilih jika diinginkan yg cepat & lengkap. Kurang praktis untuk digunakan terus menerus & dpt merangsang selaput lipofil yg dpt diberikan dg cara lain

3. InjeksiPemberian obat secara parenteral (di luar

usus). Jika diinginkan efek cepat, kuat, lengkap. Untuk obat yg merangsang / dirusak oleh getah lambung atau absorpsinya di usus buruk.

Lebih mahal,nyeri, sukar digunakan sendiri oleh pasien.

3.1.Subkutan (hipodermal), s.cInjeksi di bawah kulit.Untuk obat yg tdk merangsang & larut dlm

air/minyak.Mudah digunakan oleh pasien sendiri. Efek tdk

secepat i.m atau i.v

3.4. Implantasi subkutan

Obat dlm bentuk pellet steril (tablet silindris kecil) dimasukkan di bawah kulit dg suatu alat khusus ( trocar).

Untuk efek sistemik yg lama.

Absorpsi lambat. Satu pellet dpt melepaskan zat aktifnya secara teratur selama 3-5 bulan.

3.5. RektalPemberian obat melalui rektum. Untuk obat yg

merangsang & dirusak asam lambung. Dlm bentuk suppositoria, cairan (klisma,lavemen).Untuk pasien yg mual, sakit untuk menelan. Ada juga untuk efek lokal, misalnya laksansia

I. Efek Lokal1. intranasalPemberian obat melaui hidung, digunakan

tetes hidung.Dpt terserap dg baik oleh mukosa hidung,

menghasilkan efek setempat.

2. Inhalasi

Larutan obat disemprotkan ke dlm rongga mulut dg alat aerosol.

Semprotan obat dihirup & diabsorpsi oleh mukosa mulut, tenggorokan, saluran nafas.

3. Mukosa mata & telinga

Obat tetes mata & salep digunakan untuk mengobati penyakit maat/ elinga.

Ada beberapa obat yg diberikan dlm btk tetes mata dpt diabsorpsi, masuk dlm peredaran darah……akibatnya toksis

4. IntravaginalUntuk mengobati secara lokal gangguan

pd vagina. Tersedia dlm salep/tablet.5. Kulit/topikal

Bentuk sediaan obat salep,krim,lotio ut penyakit kulit. Kulit sehat sukar dimasuki obat / mengapsorpsi obat.Bila tjd kerusakan dikulit, maka absorpsi akan tjd (Jika tjd absorpsi hingga menimbulkan efek sistemik…..berbahaya. Untuk memperbaiki absorpsi ditambahkan zat keratolitik /melarutkan lapisan tanduk dari kulit)

FARMAKOPE DAN NAMA OBAT

• FARMAKOPE adalah buku resmi yang ditetapkan hukum dan memuat standaridasi obat-obat penting serta persyaratannya akan identitas, kadar kemurnian, dan sebagainya, begitu pula metode-metode analisa dan resep-resep sediaan farmasi.

• Di Indonesia ada FARMAKOPE INDONESIA edisi I, II, III dan IV

OBAT PATEN adalah spesialit/obat milik suatu perusahaan dg nama khas yg dilindungi hukum.

OBAT GENERIK adalah obat dengan nama generik/umum dan dg tanda khusus G

NNOO

NAMA KIMIANAMA KIMIA NAMA NAMA GENERIKGENERIK

NAMA NAMA PATENPATEN

11 Asam asetil Asam asetil salisilatsalisilat

AsetosalAsetosal AspirinAspirin

NasproNaspro

22 N-asetil para-N-asetil para-aminofenolaminofenol

ParasetamolParasetamol SanmolSanmol

PanadolPanadol

33 Aminobenzil Aminobenzil penisilinpenisilin

AmpisilinAmpisilin KalpisilinKalpisilin

BinotalBinotal

PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN DOSAGE FORM

• PADAT : pil, tablet, kapsul, serbuk, caplet dll

• SEMIPADAT/UNGUENTUM : pasta, cream salep, supositoria.

• CAIR : syrup, drop, suspensi, emulsi, injeksi, infusa, guttae

Dosis obat .

Bagian Biomedik Farmasi

Dosis = takaran pemakaian

• Dosis obat yg diberikan pd pasien untuk menghasilkan efek yg diharapkan tergantung pd :– Usia– Berat badan– Luas permukaan badan– Beratnya penyakit– Keadaan fisiologis & patologis pasien

• Dosis normal = dosis lazim

adl dosis rata-rata yg biasanya memberikan efek yg diinginkan.

Dosis ini merupakan petunjuk & tdk mengikat.

Didptkan dari pengamatan profil farmakokinetika obat.

• Dosis maksimal

adl dosis terbesar yg masih aman digunakan untuk terapi.

Bila dilampaui dpt mengakibatkan efek toksik.

Tidak mutlak hrs ditaati.

Di Indonesia, informasi mengenai dosis lazim & dosis maksimal dpt dilihat dlm Farmakope Indonesia.

• Dosis letal

adl dosis yg menimbulkan kematian.

• Dosis terapi

adl dosis yg menghasilkan efek yg diinginkan.

Usia

I. Anak-anak, terutama bayi menunjukkan kepekaan yg lbh besar thdp efek obat. Krn fungsi hepar & ginjal blm sempurna, serta sistem-sistem enzimnya blm lengkap, blm sempurna berkembang.

• Dosis anak : penyesuaian dosis ut anak dpt dilakukan berdasarkan :

Perhitungan dosis anak berdasarkan :

• Usia• Berat badan• Luas permukaan tubuh

PERHITUNGAN DOSIS ANAK

• BERDASARKAN UMUR• RUMUS FRIED– Untuk anak di bawah 1 tahun

– Dosis anak = n/150 X Dosis dewasa

• n = umur dalam bulan

• RUMUS YOUNG–Untuk Anak umur 2 – 12 tahun– Dosis anak = n/(n+12) X Dosis dewasa• n = umur anak dalam tahun

• RUMUS DILLING–Untuk Anak umur dibawah 20 tahun– Dosis anak = n/20 X Dosis dewasa

BERDASARKAN BERAT BADAN

• RUMUS CLARK– Dosis anak = L/150 X Dosis dewasa• L = berat badan anak dalam pound

– Dosis anak = w/68 X Dosis dewasa• w = berat badan anak dalam kg

II. Orang tua Usia >65 th lbh peka thdp obat. Sebab :- sirkulasi darahnya sdh berkurang- fungsi hepar & ginjal sdh berkurang → eliminasi obat lbh lambat.- jumlah albumin darah lbh sedikit → pengikatan obat berkurang → obat dlm btk bebas >>> → bahaya keracunan meningkat.

Orang tua lbh peka obat krn :

- tjd kerusakan umum (difus) pd otak → kepekaan ut obat-obat yg bekerja sentral meningkat.

Contoh : obat tidur, morfin, antidepresan.

Pd orang tua dianjurkan dosis lbh rendah :

65-74 th : dosis biasa - 10%

75-84 th : dosis biasa - 20%

>85 th : dosis biasa - 30%

Indeks terapi

• Mrpkan ukuran keamanan obat. Semakin besar indeks ini, semakin aman penggunaanya.

• Mrpkan perbandingan dosis letal dg dosis efektif.

• Indeks terapi = LD 50/ED 50

KERJA OBAT : FASE2 FARMASETIK, FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

• Suatu obat yg diminum peroral akan melalui tiga fase: farmasetik, farmakokinetik dan farmakodinamik shg obat dapat bekerja.

1. Fase farmasetik : obat dapat siap absorpsi

2. Fase farmakokinetik: ADME

3. Fase farmakodinamik : O+R -- ORAL -- EFEK

ExtravascularAdministration

Intravascular Administration

GutWall

Bodytissues

Blood

Liver

KidneyABSORPTION

DISTRIBUTION

METABOLISM

EXCRETION

PERJALANAN OBAT

• MEC = Minimum effectif concentration.• MTC = Minimum toxicf concentration.• Titik A = Onset O – A = Waktu laten• A – B = Durasi• Waktu paruh ?

MTC

MEC

Cp

O A B

FASE FARMASETIK

• Fase farmasetik adl fase pertama dari kerja obat (sekitar 80 % obat melalui po).

• Cairan gastrointestinal --- cairan utama.– pH lambung bayi berbeda dg dewasa – Contoh Penisilin sulit diabsorpsi dg penambahan K

atau Na ---- absorpsi mudah

• Obat mrp campuran bahan lain (pengisi )• Disolusi ------- siap absorpsi.

FASE FARMAKOKINETIK

• Fase ini meliputi waktu selama obat diangkut ke organ yang ditentukan, setelah obat dilepas dari bentuk sediaan. Obat harus diabsorpsi ke dlm darah yg segera didistribusikan melalui tiap2 jaringan tubuh sampai obat diekskresikan keluar tubuh. (ADME)

ABSORPSI

• Faktor yg mempengaruhi absorpsi :– 1. Kelarutan obat.– 2. Kemampuan obat melalui sel membran.– 3. Konsentrasi obat.– 4. Sirkulasi pada letak absorpsi.– 5. Luas permukaan kontak obat.– 6. Bentuk sediaan obat.– 7. Route cara pemberian obat.

DISTRIBUSI

• Obat setelah mengalami absorpsi akan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah, dan harus melalui membran sel agar mencapai tepat pada letak aksi.

• Distribusi obat ke susunan saraf pusat dan janin harus menembus sawar khusus yaitu sawar darah otak dan sawar uri.

BIOTRANSFORMASI (METABOLISME)

• Pada dasarnya setiap obat mrp zat asing untuk tubuh yg tidak diinginkan, karena merusak sel dan mengganggu fungsinya. Maka tubuh akan berusaha merombak zat asing ini menjadi metabolit yg tidak aktif lagi dan bersifat lebih hidrofil, agar dapat diekskresikan oleh ginjal.

METABOLISME

• Umumnya terjadi di hati (retikulum endoplasma). • Obat --- metabolisme ---- metabolit• Metabolit --

• bioaktivasi • bioinaktivas (detoksifikasi).• Sama aktivitasnya.

• Proses metabolisme berperan penting dalam mengakiri efek obat tersebut.

Faktor2 yg mempengaruhi metabolisme.

• Fungsi hati• Usia --- bayi metabolisme lebih lambat.• Faktor Genetik (keturunan), • Adanya pemakaian obat lain secara

bersamaan, dapat mempercepat atau memperlambat metabolisme.

EKSKRESI

• Pengeluaran obat atau metabolit2nya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal dg air seni, disamping itu ada pula beberapa cara lain, yaitu melalui :– Kulit.– Paru-paru– Empedu– Air susu ibu– Usus– Saliva

FASE FARMAKODINAMIK

• Farmakodinamik mempelajari cara kerja obat dan efeknya terhadap berbagai fungsi organ dan reaksi biokimia.

• Mekanisme kerja obat adalah akibat langsung penggabungan (interaksi) molekul obat dengan suatu reseptor–O + R ------ OR ------ Efek

Selain interaksi obat dg reseptor, masih ada beberapa mekanisme kerja obat lain yaitu :

• 1. Secara Fisika– Contoh : Laxantia, diuretik Osmotik.

• 2. Secara Kimia– Contoh : Antasida

• 3. Secara Kompetisi– Contoh : Sulfonamid.

• 4. Melalui proses metabolisme – Contoh : Penisilin.

EFEK TERAPEUTIKTidak semua obat bersifat betul2 menyembuhkan penyakit, ada

yg hanya meringankan gejala2.

• Oleh sebab itu dapat dibedakan tiga jenis pengobatan (terapi) yaitu :– Terapi Kausal• Contoh : Antibiotika

– Terapi Simptomatis• Contoh : Analgetik

– Terapi Substitusi• Contoh : Insulin.

PLACEBO

• Placebo adalah suatu cara dlm kefarmasian dg mempergunakan suatu zat yg tidak mempunyai efek farmakodinamik, untuk maksud tertentu.– 1. Sugesti– 2. Digunakan dalam uji klinis– 3. Pelengkap pil KB.

EFEK-EFEK OBAT YG TIDAK DIINGINKAN

• 1. Efek samping/side effect• 2. Idiosinkrasi.• 3. Allergi• 4. Fotosensitasi

– Sedangkan EFEK TOKSIK berhubungan dg dosis obat.

ADICTION

• 1. Toleransi .• 2. Habituasi.• 3. Adiksi

• TERATOGEN adalah obat yg pada dosis terapeutik untuk ibu yang sedang mengandung, mengakibatkan cacad pada janin.

• Contoh : Kasus Thalidomid (1961) di USA

ANTIMIKROBA

• Drs. Wiratmo, Apt.• FARMASI UNEJ

ANTI MIKROBA

ADALAH SENYAWA ATAU OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH ATAU

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBA (MIKROORGANISME) YANG MERUGIKAN

MANUSIA.

ANTIMIKROBA

• ANTIBIOTIKA • KEMOTERAPETIKA • DESINFEKTAN • ANTISEPTIKA

• ANTIBIOTIKAADALAH SENYAWA ATAU OBAT YANG DIHASILKAN OLEH MIKROBA DAN DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH ATAU MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBA LAIN

YANG MERUGIKAN MMANUSIA.

•KEMOTERAPETIKA ADALAH SENYAWA SINTETIS YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH ATAU MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBA YANG MERUGIKAN MANUSIA.

ANTISEPTIKA ADALAH ANTIMIKROBA YG DIGUNAKAN SECARA

TOPIKAL PADA TUBUH MANUSIA

• DESINFEKTAN ADALAH ANTIMIKROBA YANG DIGUNAKAN PADA ALAT-ALAT KESEHATAN.

TOKSISITAS SELEKTIF

PENGGOLONGAN ANTIMIKROBA

• BERDASARKAN SPEKTRUMNYA– BROAD SPECTRUM/SPEKTRUM LUAS

contoh : Amoksisilin, ampisilin, Tetrasiklin

– NARROW SPECTRUM/SPEKTRUM SEMPIT

Contoh : Streptomisin , Eritromisin,

Kanamisin, Penisilin G

BERDASARKAN AKTIVITASNYA :

BAKTERIOSTATIK. Contoh : Sulfonamid.

BAKTERISIDContoh : Amoksisilin, ampisilin.

BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA1. MENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL MIKROBA

Contoh : Ampisilin, amoksisilin, cefalosporin

2. MENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN SEL MIKROBA

Contoh : Tetrasiklin,Makrolida, Aminoglikosida

3. MENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT SEL

Contoh : Rifampisin.

4. MENGGAGALKAN KEMAMPUAN PERMEABILITAS MEMBRAN SEL

Contah : Polimiksin

5. ANTAGONIS KOMPETITIF ----- Metabolisme sel mikroba.

Contoh : Sulfonamid, PAS.

BERDASARKAN STRUKTUR KIMIA

• 1. GOL. BETHA LAKTAM • 2. GOL. AMINOGLIKOSIDA• 3. GOL. MAKROLIDA• 4. GOL. TETRASIKLIN• 5. GOL. KHLORAMFENIKOL• 6. GOL. POLIPEPTIDA• 7. GOL. RIFAMPISIN• 8. GOL. QUINOLON.• 9. GOL. SULFONAMID

EFEK NEGATIF PADA PENGGUNAAN ANTIMIKROBA YANG TIDAK TEPAT :

• RESISTENSI : adalah keadaan dimana mikroba tidak diganggu oleh antimikroba

• SUPRA INFEKSI : Infeksi skunder (tambahan) yang terjadi pada waktu terapi dengan antimikroba tertentu yang sedang berlangsung, dimana sifat infeksinya berbeda dengan infeksi sebelumnya.

• SENSITASI : Kepekaan berlebihan dari hospes akibat penggunaan antimikroba secara lokal.

RESISTENSI DISEBABKAN :

• * SERINGNYA PENGGUNAAN ANTIMIKROBA• * TIDAK TEPATNYA PENGGUNAAN A.M.• * DOSIS TERLALU KECIL• * LAMANYA TERAPI (terlalu singkat)• * KOMBINASI ANTIMIKROBA

EFEK SAMPING ANTIMIKROBA :

–REAKSI ALERGI–REAKSI IDIOSINKRASI – GENETIK

–REAKSI TOKSIK - DOSIS

–PERUBAHAN BIOLOGIK DAN METABOLIK DARI HOSPES.

FAKTOR PENENTU TERAPI ANTIMIKROBA

• Pada dasarnya, sesuatu infeksi lazimnya dapat ditangani secara berhasil oleh system pertahanan alamiah tubuh. Namun adakalanya system ini perlu ditunjang oleh penggunaan antimikroba

• Dewasa ini sangat disadari bahwa amat sering antimikroba telah mengalami penyalahgunaan ataupun penggunaan yang salah oleh masyarakat

• Kelemahan yang masih ada pada pemeriksaan bakteriologik, maupun kemugkinan kelemahan penfsiran hasil pemeriksaan, mengakibatkan bahwa suatu antimikroba diberikan kepada seseorang penderita infeksi untuk menaggulangi suatu bakteri yang secara keliru dinyatakan sebagai penyebab infeksi.

Penyalahgunaan antibiotik secara luas mengadung berbagai resiko berikut:

–Kebanyakan AM menimbulkan efek samping & reaksi toksik;–Hipersensitivitas dpt diinduksi, shg

memugkinkan terjadi berbagai reaksi ringan ataupun gawat pada pemakain berulang AM tersebut;– Flora normal usus sering dimodifikasi

sehigga menigkatkan kemungkinan untuk terjadi superinfeksi;

.

– muatan mikroba yang resisten sering terseleksi dari populasi bakteri dan merupakan ancaman individual atau epidemiologik;

– Status fisiopatologi pasien sering kali menuntut perhatian khusus pada disain terapi dengan AM

• Factor lingkungan, seperti diet, terapi lain yang dilaksanakan sejajar ataupun bersama-sama dengan terapi AM merupakan hal-hal yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap terapi AM.

Pertimbangan Dasar Penggunaan AM Secara

Rasional :• STRATEGI TERAPI DG ANTIMIKROBA DITENTUKAN

OLEH KARAKTERISTIK FENOMENA INFEKSI, LOKASI INFEKSI, PENGENALAN PENYEBAB INFEKSI,KONDISI FISIOPATOLOGIK PENDERITA SERTA PENGETAHUAN MENYELURUH TENTANG ANTIMIKROBA YG TERSEDIA.

FAKTOR YG PERLU DIPERHATIKAN UTK MENUNJANG

TERCAPAINYA TERAPI : • AKTIVITAS ANTIMIKROBA• EFEKTIVITAS & EFSIENSI PROSES FARMAKOKINETIKA• TOKSISITAS ANTIMIKROBA• REAKSI KARENA MODIFIKASI FLORA ALAMIAH HOSPES• PENGGUNAAN KOMBINASI AM.• POLA PENANGANAN INFEKSI. AKTIVITAS

ANTIMIKROBA

PENYEBAB KEGAGALAN TERAPI ANTIMIKROBA

– Dosis yg kurang (meningitis–sal. Nafas)– Masa terapi yg kurang.– Adanya factor mekanik : abses, jar. Nekrosis,

batu sal. Kemih, mucus yg banyak, dll.– Kesalahan dlm menetapkan etiologi. Demam– Faktor farmakokinetika.– Pemilihan AM yg kurang tepat.– Faktor pasien.kondisi patologis

PEMILIHAN ANTIMIKROBA YG RATIONAL

• IDENTITAS MIKROBA• LOKASI INFEKSI• KEAMANAN OBAT (AM)• KONDISI PASIEN• COST (BIAYA)

BAKTERIAEROB ANAEROB

GRAM (-) GRAM (+)GRAM (+) GRAM (-)

COCCIStreptococciEnterococciStaphylococci

BACILLIClostridiaProprionibacterium

COCCIPeptococcusPeptostreptococcus

COCCINeisseriaMoxarella

BACILLIEnterobacteriaceaePseudomonasHelicobacterHaemophilusLegionella

BACILLIBacteroidesFusobacterium

KLASIFIKASI BAKTERI

BACILLICorynebacteriumListeria

COCCITidak ada

ANATOMI JENIS ORGANISME

KULITStaphylococcus, Corynebacterium, Acinetobacter, Pityrosporum (yeast), Propionibacterium

MULUTStreptococcus, Lactobacillus, Fusobacterium, Veillonella, Corynebacterium, Neisseria, Actinomyces

SALURAN NAFAS Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium, Neisseria

SALURAN CERNA

Lactobacillus, Streptococcus, Bacteroides, Bifidobacterium, Eubacterium, Peptococcus, Peptostreptococcus, Ruminococcus, Clostridium, Escherichia, Klebsiella, Proteus, Enterococcus

SALURAN KEMIHEscherichia, Klebsiella, Proteus, Neisseria, Lactobacillus

BAKTERI PADA TUBUH MANUSIA

OBAT CACING

Antelmintika : memusnahkan cacing di tubuh manusia maupun hewan

Membasmi : cacing, larvaMacam obat : lokal tdk diresorpsi cacing dlm rongga

usus, toksikSistemik : resorpsi cacing yg menembus

dinding usus jaringan dan organ (c.gelang)

Penularan : luka di kulit, telur, larva

Tergantung jenis dlm saluran cerna atau penetrasi ke jaringan.

Jumlah mrpk faktor penentu orang mjd sakit atau tidak

Diagnosis : pemeriksaan mikroskopis dari teluratau larva dlm tinja, urin, darah, jaringan penting krn daya kerja obat kebanyakan tergantung dr jenis parasitnya.

• Anthelmintika (obat cacing ) adalah obat2 yg dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia atau hewan.

• Untuk cacing yg terdapat di rongga usus, lebih disukai obat2 yg tdk diabsorpsi.

• Untuk cacing yg dpt menembus dinding usus dan menjalar ke jaringan2 dan organ2 lain, seperti cacing gelang , hendaknya digunakan obat cacing yg mudah diabsorpsi, shg dpt mencapai jaingan2 tsb.

• PENGGOLONGAN OBAT CACING– Obat cacing dapat dibagi menjadi dua golongan,

yaitu:– 1 VERMIFUGE : • Obat cacing yang pada dosis terapinya dapat

mengeluarkan cacing tanpa mematikannya.

– 2. VERMICIDE :• Obat cacing yang pada dosis terapinya dapat

mengeluarkan cacing yang sudah dimatikannya.

Dalam hal ini dg sendirinya hal konsentrasi adalah sangat penting. Obat yg dalam dosis rendah bekerja sebagai VERMIFUGE, dalam dosis yg lebih besar bekerja sebagai VERMICIDE

• Infeksi cacing mrp salah satu penyakit yg paling umum tersebar di dunia. Terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit2 cacing adalah suatu penyakit rakyat umum yg sama pentingnya dg malaria dan TBC. Diperkirakan lebih dari 60 % anak2 di Indonesia menderita infeksi cacing.

• Penularan umumterjadi melalui mulut, adakalanya melalui luka2 di kulit (cacing tambang dan cacing benang) dg perantaraan telur2 atau larva (bentuk pemula) yg senantiasa ada dimana-mana di atas tanah, terutama bila pembuangan kotoran dilakukan dg sembarangan (sistem riol terbuka) dan tidak memenuhi persyaratan hygiene. Terutama anak2 kecil yg lazim belum paham azas2 hygiene, mudah terkena auto-infeksi. Disamping itu dapat juga ditularkan oleh nyamuk (Filariasis).

• Gejala2nya sering kali tidak begitu nyata dan berupa gangguan2 lambung usus seperti mulas, kejang dan diare berkala dg hilangnya nafsu makan. Pada sejumlah cacing yg menghisap darah hospes dapat terjadi anemia, misalnya pada cacing tambang, pita dan cambuk. Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu dg mentaati aturan hygiene. Yang terpenting harus selalu cuci tangan sebelum makan atau sebelum memasak atau mengolah makanan.

• Dg tindakan2 ini infeksi melalui mulut dapat dihindari.

• JENIS-JENIS CACING:• 1. Cacing Gelang (Ascaris Lumbricoides)– Cirinya : Kejang, sakit perut dan diare– Terapi : Piperazin dan Pyrantel Pamoat.

• 2. Cacing Kremi (Oxyuris vermicularis)– Cirinya : gatal2 disekitar dubur & kejang2 – Terapi : Piperazin, Pyrantel Pamoat & Pyrivinum.

• 3. Cacing Tambang (Anncylostoma duodenale)

– Cirinya : Anemia, diare & pertumbuhan lambat– Terapi : Niklosamid, Ekstrak Fillices.

• 4. Cacing Pita (Taenia Saginata/Solium)– Cirinya : mulas, diare, sembelit, dan anemia– Terapi : Niklosamid, Ekstrak Fillices.

• 5. Cacing cambuk (Trichuris Trichuria)– Cirinya : diare, mual, anemia, pertumbuhan –– Terapi : Thiabendazol

• 6. Cacing Benang (Strongyloides stecolaris)

– Cirinya : gatal2 hebat dibagian pantat– Terapi : Mebendazol, Thiabendazol

• 7. Filaria (Kaki gajah)– Terapi : Dietilkarbamazin.

• 8. Schistosom Cacing halus– Terapi : Praziquantel.

ANTIFUNGI

• Pengobatan infeksi jamur bersifat kompleks dg adanya perjalanan penyakit yg kronis serta kurangnya obat2 yg efektif dg toksisitas rendah.

• Kebanyakan infeksi jamur superficial dan hanya melibatkan kulit, tetapi dapat juga menembus kulit yg menyebabkan infeksi subkutan.

• Kesempatan berkembangnya mikosis sistemik meningkat disebabkan pemakaian antineoplastik dan imunosupresan yg meluas.

• Infeksi jamur yg paling sulit diobati ialah mikosis sistemik.

• Berkembangnya infeksi oleh jamur kemungkinan disebabkan oleh :– * Penggunaan antibiotik broad

spectrum – * Penggunaan kortikosteroid yg

mengurangi daya tanggkas infeksi.– * Penggunaan hormon2 kelamin,

dapat menstimulir terjadinya infeksi oleh Candida albicans

– * Makin banyaknya kolam renang dan sauna

– * Makin banyaknya turis internasional.

• Contoh obat jamur:• Griseofulvin nama paten: Fulcin• Grivin • Nistatin nama paten: Mycostatin• Amfoterisin B nama paten: Fungisid• Mikonazol nama paten: Brentan.

• Anti jamur lain :• Asam organik : – Asam Salisilat : Sbg fungisid pada konsentrasi 3 – 6

%, selebihnya berfungsi sbg keratolitik.

• Derivat fenol dan zat warna (fuchsinn, gentian violet) berfungsi sbg fungistatik.

TUBERKULOSTATIKA

• Tuberkulosa adalah penyakit menular yang biasanya dimulai dari paru2, dan pembangkitnya adalah Mycobacterium Tuberculosis.

• Penularannya melalui organ2 pernafasan.• Organ2 lain yg dapat terinfeksi TBC adalah

tulang, usus, mata, kandung kemih, kelenjar getah bening, buah pinggang, kulit, selaput otak dll.

PENULARANNYA• Dapat melalui makanan dan minuman • Di Indonesia TBC mrp salah satu penyakit rakyat yg

tiap tahun banyak membawa korban, terutama yg sering diserang TBC di antara rakyat kecil karena :

- perumahan & kebersihan belum memenuhi syarat.- gizi makanan belum lengkap.

• Penyakit menular karena bibit penyakit yg dikeluarkan dari paru2 penderita TBC pada saat bernafas beterbangan di udara, sehingga pada saat kita menghirup didekatnya akan terkena kuman TBC.

• Orang yg belum pernah terkena infeksi TBC lebih mudah diserang dibanding yg sudah pernah terinfeksi.

• Sesudah perang dunia kedua ditemukan beberapa kemoterapi yg berkhasiat terhadap TBC antara lain : Streptomisin, INH, dan PAS Natrium. Sampai tahun 1970 kombinasi ketiga obat ini mrp standart untuk Tuberkulosis. Dg ditemukannya obat2 baru Ethambutol dan rifampisin kini banyak digunakan kombinasi kedua obat ini dg INH. Obat2 lain yg dapat digunakan antara lain : Pirasinamid, Kanamisin, Sikloserin, Viomisin.

OBAT KOLERA

• Kolera adalah penyakit infeksi usus yg disebabkan bakteri Vibrio cholerae asiaticae dg ciri2 seperti berikut : Diare seperti air beras, muntah2 kejang dan anuria.

• Bahaya dehidrasi pada kolera besar sekali, maka penderita harus minum banyak (garam oralit) jika perlu diinfus larutan garam.

• Obat-obatnya : Tetrasiklin, Kotrimoksazol dan Khloramfenikol.

OBAT-OBAT DISENTRI BASILER• Disentri basiler atau Shigellosis adalah

penyakit infeksi usus yg diakibatkan oleh beberapa jenis basil gram negatif dari genus Shigella.

• Ciri2 : radang selaput lendir, terutama dari usus besar dg kejang dan nyeri perut, mulas waktu buang air besar. Diare berlendir dan berdarah.

• Obat2nya: Sulfonamid, Ampisilin, Tetrasiklin dan Kotrimoksazol.

OBAT-OBAT TYPHUS

• Typhus disebabkan Salmonella typhosa, sedangkan paratyhus disebabkan oleh Salmonella lainnya.

• Penularannya dapat melalui basil ternak.• Ciri2nya : demamtinggi, kepala sangat nyeri, lidah

putih dan adakalanya diare berdarah.• Obat2nya : Kloramfenikol, Tetrasiklin

Ampisilin/Amoksisilin dan Cotrim• Catatan: Khloramfenikol penggunaan dalam jangka

panjang pada anak2 dapat menyebabkan Anemia Aplastika