VCD 2007 Strategien und Kampagnen für den Verkehrsclub Deutschland – VCD Gedanken von Ingolf Hetzel.
(Pgpaud)-Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Vcd Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan...
-
Upload
agung-supriyadi -
Category
Documents
-
view
178 -
download
3
description
Transcript of (Pgpaud)-Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Vcd Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan...
-
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perkembangan Kemampuan Berbicara Anak
1. Pengertian Berbicara
Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat
komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran
dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Wilkin dalam Oktarina (2002) menyatakan bahwa keterampilan berbicara
adalah kemampuan menyusun kalimat-kalimat karena komunikasi terjadi melalui
kalimat-kalimat untuk menampilkan perbedaan tingkah laku yang bervariasi dari
masyarakat yang berbeda.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan (Tarigan, 1993).
Menurut Nuraeni (2002), Berbicara adalah proses penyampaian informasi
dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang
diterimanya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan berbicara tidak hanya sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-
kata saja tetapi juga bagaimana cara mengekspresikan, menyampaikan pikiran,
-
17
gagasan, dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh
orang lain.
2. Tujuan Berbicara
Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Anak dapat
menyampaikan pikiran secara efektif, sehingga pembicara memahami makna
segala sesuatu yang dikomunikasikan atau disampaikan, pembicara harus mampu
mengevaluasi efek komunikasinya dan harus mengetahui prinsip-prinsip yang
mendasari segala situasi pembicaraan baik secara umum maupun perorangan
(Tarigan, 1981 :15).
Tujuan umum berbicara menurut Tarigan 1986 terdiri dari beberapa
golongan, yaitu menghibur, menginformasikan, menstimulasi dan menggerakan.
Berbicara untuk menghibur yaitu dengan cara pembicara menarik perhatian
pendengar dengan berbagai cara seperti humor, spontanitas, mengisahkan kisah-
kisah jenaka. Suasana pembicaraan biasanya santai dan menyenangkan.
Berbicara untuk menginformasikan dilaksanakan apabila seseorang ingin
melakukan hal-hal seperti menjelaskan sesuatu proses, menafsirkan sesuatu hal,
menyebarkan pengetahuan, menjelaskan hubungan, relasi antara benda, hal atau
peristiwa. Tujuan berbicara dalam menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan berbicara untuk menghibur dan memberikan informasi. Hal
ini disebabkan karena berbicara untuk menstimulasi pembicara merupakan upaya
untuk membangkitkan inspirasi, kemamuan atau minat pendengarnya untuk
melaksankan sesuatu. Berbicara untuk menggerakkan menuntut pembicara agar
-
18
bisa membuat pendengar berbuat atau bertindak seperti yang dikehendaki
pembicara.
3. Perkembangan Berbicara Anak
Menurut Rahmawati dalam Daulay (2009:19) perkembangan berbicara
anak menurut usia dibagi dua yaitu berdasarkan kemampuan reseptif dan
ekspresif.
a. Pada Usia 4-5 Tahun
Kemampuan Reseptif 1. Mengerti 1500-2000 kata. 2. Dapat menyelesaikan perintah yang lebih kompleks dengan 2-3 perbuatan. 3. Mengerti kata penghubung : jika, sebab, kapan, dan mengapa.
Kemampuan Ekspresif 1. Memiliki pembendaharaan kata hampir 200 kata. 2. Rata-rata panjang kalimat 3-4 kata. 3. Dapat membatasi pemakaian bentuk kata tertentu. 4. Bahasa sudah lengkap, baik bentuk maupun strukturnya. 5. Menggunakan kata penghubung dan mengerti kata depan. 6. Menggunakan kalimat yang lebih panjang dan kompleks. 7. Menjawab pertanyaan sederhana. 8. Dapat memisahkan suatu cerita tentangdirinya atau lingkungannya dengan
diberi sedikit rangsangan. 9. Masih ada kesalahan-kesalahan dalam tata bahasa walaupun tidak sering. 10. Artikulasi 80% sudah benar.
b. Pada Usia 5-6 Tahun
Kemampuan Reseptif 1. Mengerti pembendaharaan kata kurang lebih 2500-2800 kata. 2. Bereaksi dengan benar terhadap kalimat-kalimat yang lebih sulit, tetapi
masih bingung mengenal waktu yang tersurat dalam kalimat.
Kemampuan Ekspresif 1. Mampu mengucapkan 2500 kata. 2. Rata-rata panjang kalimat terdiri atas 5-6 kata. 3. Kemampuan artikulasi sudah baik. 4. Menggunakan hamper semua struktur ungkapan-ungkapan dan aturan-
aturan penambah.
-
19
5. Semua kata ganti dapat digunakan dengan mantap dan benar. 6. Dapat menggunakan kata sifat komperatif, besar, lebih kecil, keras, lebih
keras dan lain-lain. 7. Dapat menjawab telepon dan melanjutkannya dengan bercakap-cakap. 8. Dapat menceritakan cerita-cerita khayal. 9. Memberikan informasi, membuat pertanyaan dan bercerita. 10. Pemakaian kata sandang dengan benar. 11. Dapat menggunakan kata depan : di -, ke -, dan me -. 12. Dapat bercerita tentang kisah yang sudah diketahui.
4. Tugas Utama Dalam Belajar Berbicara
Belajar berbicara mencangkup tiga proses yang terpisah tetapi saling
berhubungan satu sama lain, yakni : belajar mengucapkan kata, membangun kosa
kata dan membentuk kalimat. Karena ketiga proses itu saling berkaitan, kegagalan
menguasai salah satunya akan membahayakan keseluruhan pola bicara.
a. Pengucapan
Tugas yang pertama dalam belajar berbicara adalah belajar
mengucapkan kata. Pengucapan dipelajarai dengan meniru. Sebenarnya
anak hanya mengikuti pengucapan dari orang lain disekitarnya.
Keseluruhan pola pengucapan anak akan berubah dengan cepat jika anak
ditempatkan dalam lingkungan baru yang orang-orang di lingkungan
tersebut mengucapkan kata-kata yang berbeda.
Menurut Hurlock (1993) bahwa keluwesan anak meniru bunyi
sebagai akibat mekanisme suara dan belum ada kebiasaan pengucapan
yang sudah matang, sebagai orang tua dan pendidik mengatakan bahwa
awal masa kanak-kanak adalah saat yang tepat untuk mulai mempelajari
bahasa asing. Jika anak mempelajari pengucapan tertentu kemudian
merasa senang, maka mereka akan dapat berbicara seperti dengan bahasa
-
20
ibu. Akan tetapi, jika mereka belajar setelah masuk sekolah menengah
pertama atau sekolah menengah atas, maka mereka selamanya akan
berbicara bahasa asing dengan asal logat yang sebenarnya.
Setiap anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan dan
logatnya. Perbedaan dalam ketepatan pengucapan sebagian bergantung
pada tingkat perkembangan mekanisme suara tetapi sebagian besar
bergantung pada bimbingan yang diterimanya dalam mengkaitkan suara
kedalam kata yang berarti.
b. Pengembangan kosa kata
Tugas kedua dalam belajar berbicara adalah mengembangkan
jumlah kosa kata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi.
Karena banyak kata yang memiliki arti yang lebih dari satu dan karena
sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang yang
berbeda maka membangun kosa kata jauh lebih sulit dibandingkan
mengucapkannya. Anak-anak lebih dahulu mempelajari arti kata yang
sangat dibutuhkannya. Akan tetapi, sebelum kosa kata yang mereka
butuhkan memadai jumlahnya, mereka masih terus menggunakan isyarat
dengan bahasa pengganti. Pada waktu mereka bertambah besar dan
melepaskan prabicara, mereka sering kali menggunakan ucapan popular
sebagai penggantinya.
Anak mempelajari dua jenis kosa kata yakni kosa kata umum dan
kosa kata ganda khusus. Kosa kata umum terdiri atas kata yang dapat
-
21
digunakan dalam berbagai situasi yang berbeda seperti : manusia, baik dan
pergi. Sebaliknya kosa kata khusus terdiri atas kata dengan arti spesifik
yang hanya dapat di gunakan dalam situasi tertentu. Kata-kata dalam kosa
kata umum paling banyak digunakan, maka kata-kata tersebut dipelajari
lebih dulu. Menurut Hurlock (1993) kosa kata pada masa kanak-kanak
dibagi atas dua kosa kata umum dan kosa kata khusus diantaranya :
1) Kosa kata umum
a) Kata benda. Kata yang pertama yang diperoleh anak adalah kata
benda. Umumnya yang bersuku kata satu yang diambil dari bunyi
celotehan yang disenangi.
b) Kata kerja. Setelah anak mempelajari kata benda yang cukup untuk
menyebutkan nama orang dan dalam benda dalam lingkungan yang
bersangkutan, mereka mulai mempelajari kata-kata baru,
khususnya yang melukiskan tindakan seperti : beri, atau
pegang.
c) Kata sifat. Kata sifat muncul dalam kosa kata anak yang berumur
1 tahun. Pada mulanya kata sifat yang paling umum digunakan
adalah baik, buruk, bagus, nakal, panas, dingin. Pada
prinsipnya, kata-kata tersebut digunakan pada orang, makanan dan
minuman.
d) Kata keterangan. Kata keterangan digunakan pada umur yang sama
untuk kata sifat. Kata keterangan muncul paling awal dalam kosa
kata anak, umumnya adalah disinidan dimana.
-
22
e) Kata perangkai dan kata ganti. Ini muncul paling akhir karena
paling sulit digunakan ku, Nya, kami dan mereka.
2) Kosa kata khusus
a) Kosa kata warna. Sebagian besar anak mengetahui nama warna
dasar pada usia 4 tahun. Seberapa cepat anak akan mempelajari
warna lainnya bergantung pada kesempatan belajar dan minat
mereka tentang warna.
b) Jumlah kosa kata. Dalam skala intelegensi Stanford-Binet, anak
yang berusia lima tahun diharapkan dapat menghitung tiga objek,
dan pada usia enam tahun diharapkan cukup baik memahami kata
tiga, sembilan, sepuluh, dan tujuh untuk menghitung
jumlah biji.
c) Kosa kata waktu. Biasanya anak yang berusia enam dan tujuh
tahun mengetahui arti : pagi, siang, malam, musing panas dan
musim hujan.
d) Kata uang. Anak yang berumur empat atau lima tahun mulai
menamani mata uang logam sesuai dengan ukuran dan warna.
e) Kata ucapan popular. Kebanyakan anak yang berusia empat dan
delapan tahun khususnya anak laki-laki menggunakan ucapan
popular untuk mengungkapkan emosi dan kebersamaan dengan
kelompok sebaya.
-
23
c. Pembentukan kalimat
Tugas ketiga dalam belajar berbicara, yaitu menggabungkan kata
kedalam kalimat dimana tata bahasanya betul dan dapat dipahami oleh
orang lain. Hal tersebut merupakan sesuatu yang paling sulit dari ketiga
tugas tersebut. Pada mulanya anak menggunakan kalimat satu kata, yaitu
kata benda atau kata kerja, yang kemudian digabungkan dengan isyarat,
untuk mengungkapkan satu pikiran utuh. Sebagai satu contoh, dengan
mengatakan beri sambil mangacu pada sebuah mainan berarti berikan
saya mainan itu, anak yang berusia 2 tahun menggabungkan kata kedalam
kalimat pendek yang sering kali berupa kalimat yang tidak lengkap yang
berisi satu atau dua kata benda, satu kata kerja, kadang-kadang satu kata
sifat atau kata keterangan. Mereka menghapuskan kata depan, kata ganti,
dan kata sandang. Bentuk kalimatnya adalah : Pegang boneka, pergi
tidur, selamat jalan, ingin minum. Pada waktu usia 4 tahun, kalimat
mereka hampir lengkap, dan setahun kemudian kalimatnya sudah lengkap
berisi semua unsur kalimat.
Menurut Hurlock (1993) analisis kalimat yang diucapkan anak
dibawah 8 tahun mengungkapkan bahwa anak mulai menggunakan
kalimat lengkap sejalan dengan bertambah lengkapnya tata bahasanya,
sekalipun secara fungsional tidak. Penggunaan kalimat sederhana, kalimat
majemuk dan kalimat kompleks, serta kalimat kalimat yang diuraikan
terdapat peningkatan kecil tetapi sempurna.
-
24
Salah satu bentuk kalimat yang paling umum digunakan anak
adalah kalimat bertanya. Meyer dan Shane (Hurlock 1993) telah menelaah
bentuk dan fungsi pertanyaan anak melaporkan bahwa bentuk kalimat
tersebut mengikuti model perkembangan kognitif Piaget. Menurut Mayer
dan Shane (Hurlock 1993) adalah :
Perilaku mengajukan pertanyaan mencerminkan logika proses berfikir mereka. Pada tahap oprasionalnya, pertanyaan anak yang menyangkut kausalitas fisik mencerminkan strukutur kognitif yang sebagian besar tidak di beda-bedakan dimana kerisauan anak dengan motivasi dan maksud tidak terpisahkan dari penjelasan kausal. Pada waktu anak bergerak ke dalam tahap oprasional yang kongkret, perilaku bertanyanya mencerminkan tingkat deferensial yang lebih tinggi, dengan demikian pertanyaan tersebut memisahkan antara kausalitas fisik dengan kausalitas psikologis. Perilaku anak mengajukan pertanyaan pada tingkat oprasional kongkret pada mulanya menyangkut kausalitas fisik dan kemudian berubah menjadi sejumlah penggolongan yang berbeda.
Pada setiap tingkatan umur, anak memperlihatkan perbedaan
individual yang menonjol dalam pembentukan kalimat baik mengenal
panjang maupun mengenal pola. Anak yang cerdas dan berasal dari
kelompok sosial ekonomi lebih tinggi biasanya menggunakan kalimat
yang lebih panjang dan lebih lengkap dari pada anak yang biasa saja. Pada
waktu bermain dengan anak sebaya, mungkin berbicara dengan ungkapan
dari pada berbicara dengan kalimat lengkap. Pada waktu berbicara dengan
orang dewasa, mereka sedikit memanjangkan kalimatnya tetapi dalam
situasi kelas yang terdapat guru dan anak-anak, mereka akan lebih
memperpanjang kalimat.
-
25
5. Ukuran Kemampuan Berbicara Anak
Menurut Dhieni (2005 :3.5) terdapat beberapa faktor yang dapat dijadikan
ukuran kemampuan berbicara seseorang yang terdiri dari dua aspek kebahasaan
diantaranya adalah :
a. Aspek kebahasaan, meliputi :
1. Ketepatan ucapan
2. Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai
3. Pilihan kata
4. Ketepatan sasaran pembicaraan
b. Aspek non kebahasaan , meliputi :
1. Sikap tubuh, pandangan, bahasa tubuh dan mimik yang tepat
2. Kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain
3. Kenyaringan suara dan kelancaran berbicara
4. Relevansi, penalaran dan penguasaan terhadap topik tertentu
Hurlock dalam Dhieni (Cahyaningsih, 2006) mengemukakan dua kriteria
untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah anak berbicara benar
atau hanya sekedar membeo, yaitu :
a. Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu
menghubungkannya dengan yang diwakilinya.
b. Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan
mudah.
-
26
c. Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah seering mendengar
atau menduga-duga.
6. Hambatan-Hambatan Berbicara Anak
Beberapa hambatan yang ditemukan ketika akan berbicara adalah :
a. Keberanian, percaya diri
Dale Carnigie (1995:380), mengungkapkan bahwa hampir semua
orang mampu berbicara dengan cara yang bisa diterima oleh publik, jika
dia memiliki rasa percaya diri dan sebuah ide yang ada di dalam dirinya.
Cara mengembangkan rasa percaya diri adalah dengan mengerjakan hal-
hal yang ditakutkan dan memperoleh satu catatan dari pengalaman orang-
orang yang sukses. Hambatan berbicara dapat diminimalisir dengan cara
latihan yang dilakukan terus menerus. Sehingga keberanian dan rasa
percaya diri akan muncul pada saat berbicara.
b. Rasa gugup
Perasaan gugup umum dialami olah sebagian besar pembicara.
Tetapi sebenarnya hal tersebut dapat dihindari melalui persiapan yang
matang dan banyak latihan. Abernathy dan Reardon (2004:100)
menyebutkan bahwa, lima belas peresen dengan menarik napas panjang,
dan sisanya sepuluh persen melalui persiapan mental.
-
27
c. Gejala-gejala tertekan
1. Gelaja fisik
Ciri-cirinya yaitu detak jantung yang semakin cepat, lutut gemetar
atau sulit berdiri tenang di muka pendengar, suara yang bergetar,
gelombang hawa nafsu atau perasaan seperti akan pingsan, hiperventilasi
yaitu termasuk kesulitan untuk bernafas, mata berair dan hidung berlendir.
2. Gejala mental
Gejala mental ditunjukkan dengan perilaku mengulang kata,
kalimat atau pesan, hilang ingatan termasuk ketidakmampuan pembicara
untuk mengingat angka atau fakta secara tepat dan melakukan hal-hal yang
sangat penting serta bentuk-bentuk kekacauan yang lain.
B. Media Pembelajaran VCD Interaktif
1. Konsep Media Pembelajaran
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi
pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai
media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Menggunakan media
komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses
pembelajaran, akan tetapi bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik
(Sanjaya 2007).
-
28
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi
selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru),
komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya
berupa materi pembelajaran. Proses pembelajaran terkadang terjadi kegagalan
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak
dapat diterima oleh siswa dengan optimal, yang lebih menghawatirkan bila siswa
sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan, untuk
menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar (Sanjaya 2007).
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media pembelajaran berasal dari kata medium yang secara
harfiah artinya perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media
pembelajaran yang memberikan batasan tentang pengertian media.
Menurut Rohani (1997:2) Media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk proses penyaluran informasi . Sedangkan pengertian
media menurut Djamarah (1995 : 136) media adalah alat bantu apa saja
yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran . Ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni ( 2001 : 4 )
yaitu: media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga
terjadi proses belajar.
-
29
Menurut Gerlach media meliputi orang, bahan, perlatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
AECT (Association for Education and Communicatian
Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. NEA
(National Education Association) memaknai media sebagai segala benda
yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan
beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Menurut Gagne dan Bringgs (1975) secara implisit mengatakan
bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape
recorder, kaset, video, camera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.
Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah
dan sebagainya.
Pernyataan diatas dapat disimpulkan media adalah komponen
sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
-
30
b. Jenis media pembelajaran
Masruroh, S (2000), berbagai ragam dan bentuk dari media
pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar dapat juga
ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media visual,
media audio-visual dan media serba aneka.
1. Media Audio
Media audio merupakan media yang mengandung pesan dalam
membentuk auditif (hanya dapat didengar), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak untuk mempelajari isi
tema. Contoh : Radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan
telepon.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media ini
menyampaikan isi dari tema yang akan disampaikan
a. Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar,
buku referensi dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi,
kliping, film bingkai/slide, film rangkai (film stip) , transparansi,
mikrofis, overhead proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa,
poster, gambar kartun, peta, dan globe.
b. Media visual gerak : film bisu.
3. Media Audio-visual.
Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual.
Dengan menggunakan media ini maka penyajian pesan-pesan sesuai
-
31
dengan tema kegiatan kepada anak akan semakin lengkap dan optimal.
Contoh :
a. Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film
rangkai dan suara , buku dan suara.
b. Media audio visual gerak : video, CD, film rangkai dan suara,
televisi, gambar dan suara.
4. Media Serba aneka :
a. Papan dan display: papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah
dinding, papan magnetik, white board, mesin pangganda.
b. Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama,
display.
c. Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran,
demonstrasi, pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka,
simulasi.
d. Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata,
perkemahan.
Pemilihan setiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas
tersendiri. Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain.
Sifat-sifat yang biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau
pemilihan media ialah jangkauan seperti : beberapa media tertentu lebih sesuai
untuk pengajaran individual misalnya buku teks, modul, program rekaman
interaktif (audio, video, dan program komputer). Jenis yang lain lebih sesuai
untuk pengajaran kelompok di kelas, misalnya media proyeksi (OHT, Slide, Film)
-
32
dan juga program rekaman (audio dan video). Ada juga yang lebih sesuai untuk
pengajaran masal , misalnya program siaran ( radio, televisi, dan konferensi jarak
jauh dengan audio).
2. Media Pembelajaran VCD Interaktif
Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media
konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media
modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun alat
peraga modern lainnya. Ragamnya media tersebut menjadikan maka suatu sistem
pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan. Oleh karena itu
tidak salah jika VCD interaktif merupakan salah satu alternatif media yang dapat
menjawab kebutuhan tersebut. Media ini disebut VCD Multimedia Interaktif,
karena media ini memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi) yang mana
bahan-bahan audio dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif
dalam proses pembelajaran (Dale, 2002:24).
a. Definisi VCD Interaktif
Vidio compact disk berasal dari bahasa Inggris kata Discuse.
Video compact disk merupakan kaset optik yang dapat memuat data
berupa musik, teks, dan gambar. VCD interaktif mulai berkembang sejak
tahun 1986 yang di buat oleh Philip dan Sony. Vidio compact disk
interaktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran berbasis komputer
dalam bentuk multimedia. Compact disk interaktif ini menyajikan pesan
yang menggabungkan teks, musik, foto, serta animasi, sehingga tampilan
-
33
lebih menarik. VCD pembelajaran interaktif ini termasuk salah satu jenis
multimedia dalam pembelajaran.
Jonassen (artikel multimedia pembelajaran, 2006) berpendapat
bahwa tampilan VCD interaktif multimedia adalah lebih menarik perhatian
karena melibatkan rangsangan lebih dari pada satu objek pada waktu yang
sama. Menurut Johassen (artikel multimedia pembelajaran, 2006) kajian
tentang kesan multimedia pembelajaran menunjukkan bahwa peningkatan
pembelajaran terjadi apabila saluran media yang berlainan menyediakan
isi yang lengkap melengkapi antara satu sama lain.
VCD interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah
format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk)
dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya. CD ROM (Read Only
Memory) merupakan satu-satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat
menyatukan suara, video, teks, dan program dalam CD (Tim Medikomp,
1994). Kemudian dalam program talk show e-Lifestyle disebutkan bahwa
VCD interaktif adalah sebuah CD yang berisi menu-menu yang dapat
diklik untuk menampilkan sebuah informasi tertentu.
Dari sini jelas bahwa sistem interaktif yang dipakai VCD interaktif
sama persis dengan sistem navigasi pada internet, hanya yang berbeda di
sini adalah media yang dipakai keduanya. VCD interaktif memakai media
off line berupa VCD sementara internet memakai media on line.
-
34
b. Jenis VCD Inetraktif
Saat ini di Indonesia banyak sekali dijual VCD interaktif. VCD
tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal (dalam
negeri). Terdapat VCD interaktif untuk anak-anak balita, yang tujuannya
merangsang aspek kognitif anak. Ada juga untuk pelajar SD, yang isinya
antara lain mengenal huruf, belajar membaca dan berhitung, dan yang
berisi aneka gambar. Sedangkan untuk sekolah menengah ada VCD
interaktif berbagai mata pelajaran, seperti mengenal organ tubuh manusia
(Tim Metro TV, 2004: 22)
Terdapat dalam http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTeda
Ena.doc disebutkan bahwa Propinsi Bali telah menggunakan VCD
interaktif dalam mempromosikan pariwisatanya. Perusahaan, baik
pemerintah maupun swasta telah banyak memakai media ini untuk
menginformasikan profilnya pada calon-calon investor.
Jenis VCD interaktif dengan asumsi menurut tujuannya dapat dibagi
menjadi:
1) Komersial, seperti VCD interaktif tutorial maupun pembelajaran untuk
anak-anak.
2) Non-Komersial, seperti VCD interaktif profil pemerintahan, wisata,
kota, maupun profil perusahaan.
-
35
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran VCD Interaktif
Media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan
membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada
peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses
belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih
efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang
dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera
penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20%
dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan
didengar.
Hal tersebut dipertegas oleh pendapat Edgar Dale, bahwa semakin konkret
peserta didik mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman
langsung, peserta didik semakin bertambah pengalaman yang diperoleh.
Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya
mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan
diperoleh siswa.
Mengingat pentingnya media pembelajaran bagi anak Sanjaya (2007:167-
168) mengungkapkan fungsi media pembelajaran diantaranya :
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-perisiwa tertentu
Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat di abadikan
dengan foto, film, atau rekaman melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu
dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan, seperti gerhana
-
36
matahari, proses metamorphosis kupu-kupu, proses bayi dalam rahim dari mulai
sel telur hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi dll.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu
Media pembelajaran dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat
abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan
verbalisme. Selain itu media pmebelajaran juga bisa mambantu menampilkan
objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas,
atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan
mata secara langsung. Misalnya : berbagai binatang buas, benda-benda langit (tata
surya), bakteri, jamur virus dan sebagainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Sebagai contoh sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang populasi, untuk
dapat menarik perhatian peserta didik terhadap topic tersebut maka guru memutar
film terlebih dahulu tentang banjir atau tentang kotoran limbah industri.
Manfaat VCD interaktif (artikel cd interaktif sebagai wadah penyampaian
ilmu oleh prop. Madya dr. noriab Mohamed) sebagai berikut :
1. Menyediakan keberbagaian pembelajaran.
2. Menyediakan penyampaian, penerimaan yang konsisten dan penilaian.
3. Pembelajaran sendiri.
4. Mengurangi masa pencarian sesuatu informasi.
5. Mengatasi ketiadaan bahan ajar.
-
37
6. Mengatasi masalah penyampaian pembelajaran.
4. Kelebihan dan Kekurangan VCD Interaktif sebagai Media
Pembelajaran
Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media
konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional samapi dengan media
modern audio visual berupa kaset tape, VCD (Video Compact Disk), maupun alat
peraga modern lainnya. Beragamnya media tersebut menjadikan sistem
pembelajaran yang dapat menghadirkan suasana menyenangkan. Oleh karena itu
tidak salah jika VCD interaktif merupakan salah satu alternatif media yang dapat
menjawab kebutuhan tersebut.
Menurut praktisi media Augus Savara (2003), kelebihan dan kekurang
VCD ineraktif antara lain :
1. Penggunaannya bisa berinteraksi dengan program komputer. 2. Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang dimaksud pelajaran yang
disajikan VCD interaktif. 3. Tampilan audio visual yang menarik.
Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunaannya bisa
berinteraksi dengan komputer adalah bahwa dalam VCD interaktif terdapat menu-
menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa
audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna. Kelebihan kedua
adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan disini adalah materi pembelajaran
yang dirancang kemudahannyaa dalam VCD interaktif bagi pengguna. Kelebihan
ke tiga adalah tampilan audio visual yang menarik. Menarik disini tentu saja jika
-
38
dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi
lainnya. Kemenarikan disini utamanya karena system interaksi yang tidak dimiliki
oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film, TV, audio).
Adapun kekurangan VCD interaktif antara lain :
1. Medium yang digunakan hanya komputer 2. Membatasi target audience karena hanya pemakai computer saja yang
dapat mengaksesnya. 3. Pemeliharannya harus lebih hati-hatidaripada buku (tidak boleh terkena
panas, tergores berat atau pecah).
Beberapa keunggulan VCD interaktif, diketahui bahwa VCD interaktif
dapat membantu mempertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya
menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara
pandangan, suara dan gerakan (Suyanto,2003:18).
5. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran VCD Interaktif untuk Anak
TK
Media pembelajaran VCD interaktif yang baik untuk anak usia TK
diperlukan kriteria-kriteria agar VCD tersebut dapat digunakan dengan tepat untuk
pembelajaran di Taman Kanak-kanak sebagaimana yang dikemukakan oleh
Edmund Fasion dalam Juwita (2009 :54). Kriteria tersebut diantaranya :
a. Memiliki niali edukatif, disesuaikan dengan materi atau tema yang akan
diberikan di Taman Kanak-kanak
b. Memiliki gambar yang menarik bagi anak
c. Sederhana dan mudah diamati oleh anak
-
39
d. Bersifat realistik. Cerita dan tokoh disesuaikan dengan dunia anak
C. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran VCD Interaktif terhadap
Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak
Pesatnya perkembangan dunia pendidikan, menuntut kita sebagai pendidik
untuk bisa lebih berinovasi dalam hal menyediakan media pembelajaran yang
lebih menarik dan efektif untuk digunakan. Ragam media pembelajaran saat ini
sudah banyak sekali ditemukan di lingkungan sekitar kita, salah satunya yaitu
dengan pemanfaatan media Audio visual. Media audio visual sudah tidak asing
lagi digunakan baik untuk kepentingan hiburan, perusahaan maupun pendidikan
seperti : televisi, slide, film animasi, media pembelajaran VCD interaktif dan lain-
lain.
Media pembelajaran VCD interaktif adalah media pembelajaran berbasis
komputer (audio visual) dimana di dalamnya berisi gabungan teks, gambar,
musik, suara, dan animasi, dimana hal tersebut bisa membantu proses
pembelajaran terhadap kemampuan berbicara pada anak.
Hal ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Siti Masruroh (2009),
bahwa siswa dapat menyerap ilmu melalui indra penglihatannya sebanyak 83 %,
melalui indra pendengarannya 11 % dan melalui indra yang lainnya 6 %. Berarti
dengan menggunakan media audio visual gerak (LCD), anak dapat menyerap ilmu
sebanyak 94 % dari materi yang ditampilkan dengan perincian 83 % melalui indra
penglihatannya dan 11 % melalui indra pendengarannya. Hal ini menunjukkan
-
40
bahwa media audio visual gerak seperti LCD sangat baik digunakan sebagai
media pembelajaran di sekolah.
Hasil penelitian diatas dapat diuraikan bahwa media pembelajaran VCD
interaktif berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan belajar siswa.
Namun penelitian media pembelajaran VCD interaktif untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak belum ada penelitian lebih lanjut, untuk itu perlu
digali informasinya lebih lanjut.