PETUNJUK HIDUP
description
Transcript of PETUNJUK HIDUP
PETUNJUK HIDUPPETUNJUK HIDUP
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak,
Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya,Keong memandangku dengan pandangan me
minta-maaf,Serasa berkata : “aku sudah berusaha dengan
segenap tenaga !”Aku menariknya, menyeret, bahkan menendan
gnya, keong terluka.Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-seng
al, merangkak ke depan.Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku m
engajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ?Langit sunyi-senyap
Ah! Mungkin Tuhan sudah mengangkat keong k
esana!Baiklah! Lepaskan saja!
Toh Tuhan sudah tak peduli, untuk apa mengur
usnya
Biarkan saja keong merangkak didepan, aku ke
sal dibelakang.
Pelankan langkah, tenangkan hati….
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh?Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ? Barulah ak
u teringat,Mungkin aku telah salah menduga! Ternyata Tuhan
meminta keong menuntunku jalan-jalan.
BERTEMUBERTEMU
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.Karena ketika dia telah pergi, segalanya t
elah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya,
rukunlah bersamanya.Karena seumur hidup manusia, teman se
jati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kas
ih .Karena ia lah orang yang membuatmu lebih meng
erti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.Karena ia membuatmu semakin teguh
/ kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,
Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak mema
hami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bah
agia ?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meningga
lkanmu,Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam
hidupmu.Karena ia adalah bagian
dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-p
aham padamu, Gunakan saat tersebut untuk menjelaska
nnaya.Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidu
p,Berterima-kasihlah sepenuhny
a bahwa ia mencintaimu.Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta s
ejati.
KELILING 3 LINGKARANKELILING 3 LINGKARAN
Dahulu kala di Tibet…Ada seeorang bernama Adiba, setiap kai ia bertengkar dan marah pada orang, dengan segera ia akan lari pulang dan lari mengelilingi rumah dan tanahnya sebanyak 3 kali, kemudian duduk tersengal-sengal.
Adiba sangat rajin bekerja, rumahnya makin lama makin besar, tanah makin luas, namun tak pedulu berapa besar rumah dan tanahnya, setiap bertengkar atau marah, ia tetap akan berkeliling rumah dan tanahnya 3 keliling.
Semua orang heran mengapa Adiba setiap kali marah akan berlari 3 keliling melingkari rumah dan tanahnya, namun bagaimanapun ditanya, Adiba tak bersedia menjelaskan.
Hingga suatu saat ketika Adiba beranjak tua, rumah dan tanahnya makin luas, saat marah dengan memegang tongkat ia mengelilingi rumah dan tanahnya, hingga ia selesai, matahari telah terbenam……….
Adiba duduk sendiri tersengal-sengal nafasnya, cucunya duduk disebelah dan memohonnya : kakek, usiamu telah lanjut, sekitar area ini juga tak ada seorangpun yang memiliki tanah seluas milikmu, jangan seperti dulu lagi setiap marah berkeliling 3 putaran. Bolehkah kau katakan padaku rahasa ini? Adiba tak tahan mendengar permohonan cucunya, akhirnya diungkapkanlah rahasia yang selama ini terpendam dalam hatinya.
Ia berkata : ketika aku muda dan setiap bertengkat, berdebag dan marah, kemudian berlari keliling 3 putaran, sambil berlari sambil aku berpikir, rumah dan tanahku demikian kecil, mana aku ada waktu dan mana aku punya hak marah pada orang lain ?
Berpikir demikian, maka hilanglah amarahnya, dan waktunya dipergunakan untuk berjuang dan berusaha bekerja.
Cucu bertanya lagi : Kakek, umurmu sudah lanjut, juga sudah menjadi orang terkaya, mengapa masih lari berkeliling demikian?
Adiba dengan tersenyum berkata : sekarang aku masih bisa marah, saat marah sambil berjalan keliling 3 putaran sambil berpikir, rumah dan tanahku sudah sedemikian luas, untuk apa aku berperhitungan dengan orang lain, maka hilanglah amarahku.
Melindungki sekuntum bunga mawar, tidak harus menghilangkan durinya, hanya bisa belajar bagaimana tidak terluka oleh durinya, masi ada lagi, yaitu bagaimana tidak membiarkan duri kita melukai orang yang kita cintai.
Setiap mawar berduri, sama seperti sifat dalam setiap diri manusia, ada sebagian hal yang tak dapat kau tahan/sabar.