Petrologi Batuan Metamorf _ Catatan Lapangan
-
Upload
erwin-bakker -
Category
Documents
-
view
101 -
download
3
description
Transcript of Petrologi Batuan Metamorf _ Catatan Lapangan
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 1/13
Catatan LapanganRangkaian Catatan Yang Terjadi di "Lapangan"
Blog Catatan Geologi Si Pencatat
Petrologi Batuan MetamorfPosted August 14, 2009
Filed under: Catatan Kuliah |
1. PENDAHULUAN
Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada
sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral,
tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat
adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers
& Blatt, 1982).
Batuan metamorf adalah hasil dari perubahan-perubahan fundamental batuan
yang sebelumnya telah ada. Panas yang intensif yang dipancarkan oleh suatu
massa magma yang sedang mengintrusi menyebabkan metamorfosa kontak.
Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas disebabkan oleh
efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat dalam.
Namun perlu dipahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat,
dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-
proses rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan
penyusunan kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada. (
Graha, D.S, 1987 .)
Menurut Turner (1954, lihat Williams dkk, 1954:161-162) menyebutkan bahwa
batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan mineralogik dan
struktur oleh proses metamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat tanpa
melalui fase cair.
Search
Dari PencatatSelamat datang dalam catatan
singkat kehidupan seseorang
bernama Febry Irfansyah. Banyak
mengungkap catatan tentang ilmu
yang digelutinya sehari-hari
maupun catatan santai yang
semoga dapat menambah
wawasan. Selamat Membaca!!
August 2009
M T W T F S S
Jun Nov
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
Catatan
Catatan Biasa
Catatan Kuliah
Uncategorized
Catatan Stats
63,426 hits
Simpanan Catatan
October 2011
August 2011
November 2009
August 2009
June 2009
Catatan Terakhir
Why should you study overseas?
Taman Mungil di Selatan Kota
Malang : Pulau Sempu
Di Saat Yang Lain Mengguncang
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 2/13
Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh
proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan
batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia
fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa
merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia
pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C-
8000 C, tanpa melalui fase cair (batuan tetap berada pada fase padat).
Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab antara
lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradien
geothermal. Panas dalam skala kecil juga bisa terjadi akibat adanya
gesekan/friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan
silikat batas bawah terjadinya metamorfosa umumnya pada suhu 1500 500 C
yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg-carpholite, Glaucophane,
lawsonite, paragonite, prehnite atau stilpnomelane. Sedangkan batas atas
terjadinya metamorfosa sebelum terjadinya pelelehan adalah berkisar 6500
11000 C, tergantung jenis batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan
mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak
berperan adalah air beserta karbon dioksida , asam hidroklorik dan hidroflourik.
Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta
bersifat membantu reaksi kimia dan penyetimbangan mekanis (Huang, 1962).
2. PROSES METAMORFISME
Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi ( 3 20 km )
yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni
tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru yang
sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan ( P ) dan temperatur ( T )
tertentu.
Menurut H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau tanggapan
Media, Saatnya Kembali
Mengguncang Dunia
HUT Kemerdekaan RI Refleksi
Jiwa Bangsa Indonesia
Catatan makna Idul Adha
Catatan Ngetop
Petrologi Batuan Sedimen
Petrologi Batuan Beku
Petrologi Batuan Metamorf
Tahap Eksplorasi MIGAS
Catatan Anda
carlos mendonca
hahi on Petrologi
Batuan Sedimen
callme on Petrologi
Batuan Sedimen
Budi Pangea 04 on
Petrologi Batuan
Sedimen
Risal Zulfikar on
Petrologi Batuan
Sedimen
zaaf_11 on Petrologi
Batuan Beku
Catatan Kegiatan
Error: Twitter did not respond.
Please wait a few minutes and
refresh this page.
Blogroll
AAPG
Blog AAPG UNDIP SC
Blog ISAMABA SEMARANG
Facebook
KASKUS
WordPress.com
Halaman Catatan
Catatan Geologi
Si Pencatat
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Catatan Detik
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 3/13
terhadap kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan
kimia tersebut berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak
termasuk pelapukan dan diagenesis. Batuan metamorf adalah batuan yang berasal
dari batuan induk, bisa batuan beku, batuan sedimen, ataupun batuan metamorf
itu sendiri yang mengalami metamorfosa.
Proses metamorfisme kadang-kadang tidak berlangsung sempurna, sehingga
perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakkan
pada batuan saja yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna
menyebabkan karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi
perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur
batuan, padahal perubahan batuan selama proses metamorfisme harus tetap
dalam keadaan padat. Apabila sampai mencapai titik lebur batuan maka proses
tersebut bukan lagi proses metamorfisme tetapi proses aktivitas magma.
Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan
dan cairan kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersama-sama pada
batuan yang mengalami proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan
kontribusi dari tiap agen tersebut berbeda-beda. Pada proses metamorfisme
tingkat rendah, kondisi temperatur dan tekanan hanya sedikit diatas kondisi
proses pembatuan pada batuan sedimen. Sedangkan pada proses metamorfisme
tingkat tinggi, kondisinya sedikit dibawah kondisi proses peleburan batuan.
Tahap-Tahap Proses Metamorfisme
1. Rekristalisasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini terjadi penyusunan kembali
kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya sudah
ada.
1. Reorientasi
Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, disini pengorientasian kembali
dari susunan kristal-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur
yang ada.
1. Pembentukan mineral-mineral baru
Proses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang
sebelumnya telah ada.
3. TIPE METAMORFOSA
Bucher & Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya,
metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
III.1. Metamorfosa regional/ dinamothermalMetamorfosa regional/dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada
daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga, yaitu
metamorfosa orogenik, burial dan dasar samudera(Ocean-floor).
III.1.1. Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses
deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang
Taylor Lautner dan Marie
Avgeropoulos Makin Mesra
Setelah putus dari Lily Collins
pada 2011 lalu, Taylor Lautner
pun cukup lama menjomblo.
Hingga pada akhirnya pada 2013,
aktor saga 'Twilight' tersebut
berpacaran dengan aktris Marie
Avgeropoulos yang hingga kini
makin mesra.
Jokowi Protes Namanya di Soal
UN, Mendikbud: Saya Juga Protes
Gubernur DKI Joko Widodo
(Jokowi) protes namanya muncul
di soal Ujian Nasional (UN) 2014
tingkat SMA. Menanggapi hal itu,
Mendikbud M Nuh mengaku
dirinya juga memprotes hal itu.
Aneh, Se Desa di Sampang Tidak
Ada TPS Tapi Ribuan Surat Suara
Tercoblos
Pemilu Legislatif (Pileg) 2014
masih menyisakan kejanggalan
dan keanehan seperti di
Sampang, Madura. Meski satu
desa tidak ada TPS-nya, dan
masyarakat yang masuk DPT
tidak mencoblos, namun laporan
di formulir C-1 tercatat ribuan
suara untuk caleg.
E! Siap Hadirkan Fashion Police:
The 2014 MTV Movie Awards
Tim Fashion Police merayakan
salah satu malam terbesar
industri film dengan edisi Rabu
special Fashion Police: The 2014
MTV Movie Awards. Acara ini
akan menampilkan gaya busana
para selebriti yang paling banyak
dibicarakan.
Mobil Listrik Nasional Belum Bisa
Diproduksi Massal
Para pencipta atau peneliti
Indonesia telah mampu
menciptakan purwarupa atau
prototype mobil listrik berbagai
tipe, sebagai bagian dari
penelitian.
Masa Depan Dispekulasikan,
Ranieri Minta Bos Monaco
Gantian Percaya pada Dirinya
Claudio Ranieri terlihat tidak mau
terlalu memusingkan spekulasi
masa depannya di Monaco. Tapi
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 4/13
dihasilkan mempunyai butiran mineral yang teroreintasi dan membentuk sabuk
yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa
memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun.
III.1.2. Metamorfosa Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada
daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat.
Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dengan fluida.
III.1.3. Metamorfosa dasar Samudera(Ocean-Floor)
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar
punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang
dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut
menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut.
III.2. Metamorfosa LokalMetamorfosa lokal merupakan proses metamorfosa yang terjadi pada daerah yang
sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini
dapat dibedakan menjadi :
(1) Metamorfosa Kontak
Metamorfosa kontak terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar
kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena
pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta kadang oleh
deformasi akibat gerakan magma. Zona metamorfosa kontak disebut contact
aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antar mineral,
reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian/penambahan material. Batuan
yang dihasilkan umumnya berbutir halus.
(2) Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal
Metamorfosa ini adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan
efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada
kondisi volkanik atau quasi volkanik, contohnya pada xenolith atau pada zona
dike.
(3) Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinematik/Dinamik
Metamorfosa kataklastik terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif,
seperti pada patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang
mengakibatkan penggerusan dan granulasi batuan. Batuan yang dihasilkan
bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge, atau milonit.
(4) Metamorfosa Hidrotermal/Metasomatisme
Metamorfosa hidrothermal terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang
panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga
menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga
dipengaruhi oleh adanya confining pressure.
Gambar Tipe-tipe metamorfosa
(5) Metamorfosa Impact
ia juga minta pemilik klub itu
untuk gantian percaya kepada
dirinya.
Bawaslu: Surat Suara Tertukar
Tanggung Jawab KPU
Peran KPU bukan hanya
mengarahkan petugas di daerah
namun seharusnya bisa
mengontrol serta memprediksi
kejadian yang tidak terduga.
Pixelmaster, Minim Cahaya Tak
Masalah di Kamera Zenfone
Salah satu kemampuan ponsel
Asus Zenfone terletak pada fitur
kamera yang disebut pixelmaster.
Fitur ini diklaim mampu
memberikan hasil terbaik meski
saat melakukan penjepretan
objek di kondisi tanpa cahaya.
Pencoblosan Ulang Berpotensi
Meningkatkan Angka Golput
Anggota Badan Pengawas Pemilu
Nasrullah menyebut adanya
Pemilu ulang di sejumlah daerah
membuat angka golput berpotensi
meningkat.
Caleg Hanafi Rais Diperiksa
Bawaslu Terkait Temuan Uang Rp
510 Juta
Bawaslu DIY resmi memanggil
caleg nomer urut 1 DPR RI dapil
DIY, Ahmad Hanafi Rais. Hanafi
dipanggil berkaitan dengan uang
sebesar Rp 510 juta yang
diamankan Polres Gunungkidul
saat Operasi Yustisi sebelum
pencoblosan.
Catatan AAPG
An error has occurred; the feed is
probably down. Try again later.
Catatan Gambar
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 5/13
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit.
Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan
terbentuknya mineral coesite dan stishovite.
(6) Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga kumpulan
mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil
pada temperatur yang lebih rendah.
IV. MINERALOGIMineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang
berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang terbentuk akibat
proses metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3,yaitu :
1. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf
seperti kuarsa, felspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivin dan
bijih besi.
2. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sedimen dan batuan metamorf
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dan dolomit.
3. Mineral indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit, silimanit,
stautolit, kordierit, epidot dan klorit.
Proses pertumbuhan mineral saat terjadinya metamorfosa pada fase padat dapat
dibedakan menjadi secretionary growth, concentrionary growth dan replacement
(Ramberg, 1952 dalam Jackson, 1970). Secretionary growth merupakan
pertumbuhan kristal hasil reaksi kima fluida yang terdapat pada batuan yang
terbentuk akibat adanya tekanan pada batuan tersebut. Concentrionary growth
adalah proses pendesakan kristal oleh kristal lainnya untuk membuat ruang
pertumbuhan. Sedangkan replacement merupakan proses penggantian mineral
lama oleh mineral baru. Secara umum model pertumbuhan kristal ini dapat dilihat
pada gambar IV.1.
Kemampuan mineral untuk membuat ruang bagi pertumbuhannya tidak sama satu
dengan yang lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan oleh percobaan Becke,
1904 (Jackson, 1970). Percobaan ini menghasilkan Seri Kristaloblastik yang
menunjukkan bahwa mineral pada seri yang tinggi akan lebih mudah membuat
ruang pertumbuhan dengan mendesak mineral pada seri yang lebih rendah.
Mineral dengan kekuatan kristaloblastik tinggi umumnya besar dan euhedral.
Tekanan merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas mineral pada batuan
metamorf (Huang, 1962). Dalam hal ini dikenal dua golongan mineral yaitu stress
mineral dan antistress mineral. Stress mineral merupakan mineral yang kisaran
stabilitasnya akan semakin besar bila terkena tekanan atau dengan kata lain
merupakan mineral yang tahan terhadap tekanan. Mineral-mineral tersebut
umumnya merupakan penciri batuan yang terkena deformasi sangat kuat. seperti
sekis. Contoh stress mineral antara lain kloritoid, stauroilit dan kianit.
Sedangkan antistress mineral adalah mineral yang kisaran stabilitasnya akan
menurun pada kondisi tekanan yang sama. Mineral ini tidak tahan terhadap
tekanan tinggi sehingga tidak pernah ditemukan pada batuan yang terdeformasi
kuat. Contoh mineralnya antara lain andalusit, kordierit, augit, hypersten, olivin,
potasium felspar dan anortit.
More Photos
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 6/13
V. FASIES METAMORFIKKonsep fasies metamorfik diperkenalkan oleh Eskola, 1915 (Bucher & Frey, 1994).
Eskola mengemukakan bahwa kumpulan mineral pada batuan metamorf
merupakan karakteristik genetik yang sangat penting sehingga terdapat
hubungan antara kumpulan mineral dan kompisisi batuan pada tingkat
metamorfosa tertentu. Dengan kata lain sebuah fasies metamorfik merupakan
kelompok batuan yang termetamorfosa pada kondisi yang sama yang dicirikan
oleh kumpulan mineral yang tetap. Tiap fasies metamorfik dibatasi oleh tekanan
dan temperatur tertentu serta dicirikan oleh hubungan teratur antara komposisi
kimia dan mineralogi dalam batuan.
VI. STRUKTUR BATUAN METAMORF
Struktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran,
bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut(Jackson, 1970).
Pembahasan mengenai struktur juga meliputi susunan bagian massa batuan
termasuk hubungan geometrik antar bagian serta bentuk dan kenampakan
internal bagian-bagian tersebut. (Bucher & Frey, 1994).
Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi struktur foliasi
dan nonfoliasi.
VI.1. Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa batuan
(Bucher & Frey, 1994). Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran
mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissosity), orientasi
butiran(schistosity), permukaan belahan planar(cleavage) atau kombinasi dari
ketiga hal tersebut (Jackson, 1970).
1. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
Struktur Slaty Cleavage
1. 2. Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan
mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
1. 3. Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau
lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar.
Batuannya disebut schist (sekis).
1. 4. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai
bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa)
dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 7/13
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus.
Batuannya disebut gneiss.
VI.2. Struktur Non Foliasi.
Struktur ini terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara
lain :
1. 1. Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan
umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)
1. 2. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi
akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
1. 3. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri
struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-
goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya
disebut mylonite (milonit).
1. 4. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya
telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada
batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit)
VII. TEKSTUR BATUAN METAMORF
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk
dan orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf (Jackson,
1970). Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto
atau akhiran blastic yang ditambahkan pada istilah dasarnya. Penamaan tekstur
tersebut akan dibahas pada bagian berikut ini.
VII.1. Tekstur berdasarkan ketahanan terhadap proses metamorfosa
Berdasarkan ketahanannya terhadap proses metamorfosa ini tekstur batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi :
1) Relict/Palimset/Sisa
Tekstur ini merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa
tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya masih tampak pada batuan
metamorf tersebut. Awalan blasto digunakan untuk penamaan tekstur batuan
metamorf ini. Contohnya adalah blastoporfiritik yaitu batuan metamorf yang
tekstur porfiritik batuan beku asalnya masih bisa dikenali. Batuan yang
mempunyai kondisi seperti ini sering disebut batuan metabeku atau
metasedimen.
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 8/13
2) Kristaloblastik
Tekstur kristloblastik merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh
sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah
mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya
menggunakan akhiran blastik.
VII.2. Tekstur berdasarkan ukuran butirBerdasarkan ukuran butirnya, tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi
:
1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
2. Afanit, Bila butiran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata
VII.3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristalBentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi :
1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri
2. Subhedral, bila kristal dibatasi sebagian oleh bidang permukaannya sendiri
dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
Pengertian bentuk kristal ini sama dengan yang dipergunakan pada batuan beku.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi :
(1) Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh Kristal berbentuk euhedral
(2) Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal
berbentuk anhedral.
VII.4. Tekstur berdasarkan bentuk mineralBerdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi :
(1) Lepidoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk tabular
(2) Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic
(3) Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured(tidak teratur) dan umumnya
kristalnya berbentuk anhedral.
(4) Granuloblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular,
equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured(lebih teratur) dan
umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Selain tekstur yang telah disebutkan diatas terdapat beberapa tekstur khusus
lainnya yang umumnya akan tampak pada pengamatan petrografi, Yaitu:
Porfiroblastik, apabila terdapat beberapa mineral yangh ukurannya lebih
besar tersebut sering disebut sebagai porphyroblasts
Poikiloblastik/Sieve Texture yaitu tekstur porfiroblastik dengan
porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 9/13
Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat pada
massa dasar material yang berasal dari kirstal yang sama yang terkena
pemecahan (crushing).
Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang
tidak menunjukkan keteraturan orientasi.
Sacaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut
bertekstur homeoblastik, sedangkan batuan yang mempunyai lebih dari satu
tekstur disebut bertekstur heteroblastik.
VIII. PENAMAAN DAN KLASIFIKASI BATUAN METAMORF
Tatanama batuan metamorf secara umum tidak sesismatik penamaan batuan
beku atau sedimen. Kebanyakan nama batuan metamorf didasarkan pada
kenampakan struktur dan teksturnya. Untuk memperjelas banyak dipergunakan
kata tambahan yang menunjukkan ciri khusus batuan metamorf tersebut,
misalnya keberadaan mineral pencirinya (contohnya sekis klorit) atau nama
batuan beku yang mempunyai komposisi yang sama (contohnya granite gneiss).
Beberapa nama batuan juga berdasarkan jenis mineral penyusun utamanya
(contohnya kuarsit) atau dapat pula dinamakan berdasarkan fasies
metamorfiknya (misalnya granulit).
Selain batuan yang penamaannya berdasarkan struktur, batuan metamorf lainnya
yang banyak dikenal antara lain :
Amphibolit yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar
dan mineral utama penyusunnya adalah amfibol(umumnya hornblende) dan
plagioklas. Batuan ini dapat menunjukkan schystosity bila mineral
prismatiknya terorientasi.
Eclogit yaitu batuan metamorf dengan besar butir sedang sampai kasar dan
mineral penyusun utamanya adalah piroksen ompasit (diopsid kaya sodium
dan aluminium) dan garnet kaya pyrope.
Granulit, yaitu tekstur batuan metamorf dengan tekstur granoblastik yang
tersusun oleh mineral utama kuarsa dan felspar serta sedikit piroksen dan
garnet. Kuarsa dan garnet yang pipih kadang dapat menunjukkan struktur
gneissic.
Serpentinit, yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineralnya hampir
semuanya berupa mineral kelompok serpentin. Kadang dijumpai mineral
tambahan seperti klorit, talk dan karbonat yang umumnya berwarna hijau.
Marmer, yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral karbonat (kalsit
atau dolomit) dan umumnya bertekstur granoblastik.
Skarn, Yaitu marmer yang tidak murni karena mengandung mineral calc-
silikat seperti garnet, epidot. Umumnya terjadi karena perubahan komposisi
batuan disekitar kontak dengan batuan beku.
Kuarsit, Yaitu batuan metamorf yang mengandung lebih dari 80% kuarsa.
Soapstone, Yaitu batuan metamorf dengan komposisi mineral utama talk.
Rodingit, Yaitu batuan metamorf dengan komposisi calc-silikat yang terjadi
akibat alterasi metasomatik batuan beku basa didekat batuan beku
ultrabasa yang mengalami serpentinitasi. (Diktat praktikum petrologi,
2007)
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 10/13
TABEL IDENTIFIKASI BATUAN METAMORF
STRUKTUR CIRI LAIN KOMPOSISI
MINERAL UTAMA
GENESA NAMA
BATUAN
FOLIASISLATY
CLEAVAGE
- Abu-abu
kehitaman,
hijau, merah
- Kilap
suram
- Belahan
berkembang
baik
Klorit Mika Kwarsa- Metamorfosa
regional
- Dari
mudstone,
siltstone,
claystone dll
BATU
SABAK
(SLATE)
- Kehijauan
atau merah
- Kilap
sutera
- Belahan
tidak
berkembang
baik
FILIT
SCHISTOSE - Foliasi
kadang-
kadang
bergelombang
- Kadang-
kadang hadir
garnet
Amphibole Metamorfosa
Regional
SEKIS
GNEISSIC Kwarsa dan
feldspar
nampak
berselang
seling dengan
lapisan tipis
yang kaya
amphibol dan
mika
Piroksen Metamorfosa
Regional
GENIS
NON FOLIASI- Warna
beragam
- Lebih keras
dibanding
kaca
KWARSA
KWARSIT
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 11/13
- Warna
gelap
- Berbutir
halus
- Lebih
keras
dibanding
gelas
KWARSA/MIKAMetamorfosa
Termal/Kontak
HORNFELS
- Warna putih
sampai
dengan hitam
- Kadang
masih
terdapat fosil
- Lebih keras
dibanding
kuku jari
- Bereaksi
dengan HCl
DOLOMIT
Atau
KALSIT
MARMER
- Hijau
terang
sampai gelap
- Kilap
berminyak
- Lebih
keras dari
kuku jari
SERPENTIN
SERPENTIN
- Hitam
- Pecahan
konkoidal
- Lebih
keras dari
kuku jari
ANTRASITE
COAL
- Abu-abu
hijau sampai
abu-abu biru
- Kilap
berminyak
TALK
SOAP
STONE
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 12/13
Petrologi Batuan Sedimen Tahap Eksplorasi MIGAS
- Lebih
lunak dari
kuku jari
6 comments so far
conny on November 1, 2009
Tolong Pak, saya butuh file ttg sistem kristal mineral, dan trik yg paling mudah
untuk mempelajarinya
Reply
febryirfansyah on November 1, 2009
@ conny : kalo ingin mencari referensi tentang sistem kristal masing2 mineral
mungkin bisa dicari di link bawah ini :
http://www.mindat.org/
langsung bisa di-search sesuai permintaan.
Reply
You May Like
1.
About these ads
Like
Be the f irst to like this.
Related
Petrologi Batuan
Sedimen
Petrologi Batuan Beku Tahap Eksplorasi
MIGAS
In "Catatan Kuliah"
In "Catatan Kuliah"
In "Catatan Kuliah"
Follow
Follow CatatanLapangan
Get every new post delivered
to your Inbox.
Enter your email address
Sign me up
Pow ered by WordPress.com
-
4/16/2014 Petrologi Batuan Metamorf | Catatan Lapangan
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-metamorf/ 13/13
[email protected] on December 16, 2010
metamof
Reply
latifah on January 28, 2012
membantu sekali ..
terimakasih
Reply
fauzi on March 5, 2012
izin copas ya mas. keren banget!
Reply
Norakma Abdullah on July 16, 2012
tqinformasi ini sangat membantu
=)
Reply
Leave a Reply
Blog at WordPress.com. | The Light Theme.net.
Enter your comment here...