1/46 Implementation of Green Growth Concept in Korean K-12 Education.
Pestalozzi and Concept of Education
-
Upload
jack-sudrajat -
Category
Documents
-
view
74 -
download
0
Transcript of Pestalozzi and Concept of Education
1 | P a g e
Bagian 9
Pendidikan Intelektual
Pestalozzi mempunyai pemikiran bahwa ada perbedaan yang jelas antara
metode mengajarnya dengan metode lain pada masanya.
Di dalam satu kasus anak akan dirangsang dan diaktifkan semua kemampuannya lebih awal, dalam lain kasus sesuatu yang paling dalam di dalam diri anak akan dipaksa untuk ada dalam suatu ruang hampa, padang pasir, meskipun kemampuan yang dunia akan berusaha untuk menyembunyi-kannya, akan muncul dengan jelas kepada semua orang dari peristiwa yang berlawanan yang ditunjukkan menjadi kebenaran yang tak bisa disangkal.
Apapun yang diajarkan kepada anak-anak, Pestalozzi meminta dengan
tegas untuk tidak memaksakan pengetahuan dari luar ke dalam diri mereka. Akan
tetapi dibutuhkan usaha untuk merespon agar pengetahuan tumbuh dari dalam.
Pengajaran tidak berupa mengajarkan anak tentang pemikiran, akan tetapi
membentuk kemampuan untuk berfikir. Oleh karena itu guru harus menolak
metode pengajaran yang konvensional dan mulai untuk menganalisis proses
mental dalam diri anak dalam rangka untuk menemukan bagaimanakah konsep
seorang anak dapat menjadi komprehensif sesuai dengan usia dan tahap
perkembangannya. Dengan mengambil suatu pendekatan tertentu guru akan
menjadi pengajar sesuai dengan metode Pestalozzi yaitu:
Suatu metode yang membangun dirinya sendiri keluar dari pikiran umat manusia. Semua orang yang mengambil metode ini, semuanya, bahkan anak muda akan menemukan hal ini di dalam diri mereka. Bakat dan kemampuan anak yang paling muda akan dibangun dalam garis yang sama menurut hukum yang sama, mulai dari titik yang sama, seperti guru-guru tersebut. Guru pertama pada suatu institut mencari dan mengikuti trek dari metode tersebut, hanya karena anak yang termuda tersebut mencari dan mengikutinya.
Jadi guru dihadapkan pada tugas untuk melakukan pengelompokan
kembali dan beradaptasi dengan pengetahuan dimana anak memperoleh suatu
cara dimana untuk segera menjadi komprehensif, jelas untuknya. Pada saat yang
sama guru mengabaikan penanaman fakta, dan yakin bahwa anak mempunyai
genggaman yang nyata tentang esensi dari suatu mata pelajaran tertentu.
2 | P a g e
Tujuan pertama adalah menemukan titik permulaan yang paling sederhana
dan kemudian membangunnya dari sana. Pestalozzi menggambarkan usahanya
untuk mengerjakan hal ini di Burgdof sebagai berikut:
Aku mencoba dengan semua cara untuk membuat unsur-unsur dari spelling (mengeja) dan aritmatika sesederhana mungkin dan mengambil cara yang sama dimana anak dapat mengambil langkah pertama menuju langkah kedua secara perlahan dengan kemampuan psikologis yang besar, tetapi kemudian tanpa pemisah di dalam sisa-sisa pengetahuannya-dan kemudian mendasar-kan diri mereka pada pemahaman yang penuh pada langkah kedua, dia secara cepat dan yakin akan mengambil langkah ketiga dan keempat.
Sebagai indikasi bagaimanakah caranya mengadaptasikan mata pelajaran
untuk membuat kemajuan yang alami dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks, Pestalozzi membuat saran yang menarik bahwa konsep-konsep
mungkin disampaikan kepada anak dengan perintah yang sama karena manusia
berusaha untuk menggenggamnya. Apakah suatu metode secara nyata valid untuk
menemukan perintah ideal secara aktual, kelihatannya sangat meragukan. Dalam
beberapa pelajaran khususnya mata pelajaran ilmu alam pendekatan menyeluruh
dapat berubah secara radikal dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai
langkah mundur untuk menunjukkan bagaimana manusia menerima pendekatan
yang memadai sebelum mengambil pendekatan lainnya yang lebih modern. Juga
menjadi hal yang sulit untuk mempunyai informasi sejarah yang cukup untuk
mengikuti secara benar pengambilalihan konsep-konsep oleh manusia. Di dalam
semua kejadian Pestalozzi sendiri tidak pernah mencoba melakukan studi historis
untuk mencoba menemukan perintah tetapi menyandarkan sepenuhnya kepada
proses trial and error (mencoba-coba).
Jika guru tidak memaksakan ide dari luar kepada anak, dia harus percaya
kepada anak dan lingkungannya, pengetahuan yang ingin dia tanamkan. Oleh
karenanya lingkungan anak dan kemampuan anak untuk memahami
lingkungannya menjadi hal yang penting dalam teori pendidikan intelektual
Pestalozzi. Sebelum anak dapat menggambarkan kesimpulannya tentang dunia di
sekitarnya, dia harus belajar untuk menilainya dengan baik.
Menahan penilaian sampai kita melihat dan mendengar dan kemudian ... untuk berkata dan menilai secara penuh pendirian seseorang adalah faktor yang esensial yang membawa seseorang untuk reflektif dan bijaksana
3 | P a g e
Pengamatan harus mendahului penilaian:
Alam semesta secara perlahan membawa manusia untuk memikirkan dan mengabtraksikannya; dalam suatu keanekaragaman yang tak terhingga alam semesta merupakan tempat sebelum kita, dengan ratusan objek dan gambar. Mengamati gambar-gambar tersebut dengan cara yang benar merupakan alat untuk memahami secara benar perbedaan-perbedaan yang ada diantara semua benda.
Anak-anak belajar untuk menggunakan perasaannya dengan baik dan
sebelumnya dia akan merubah dari “pengamatan menjadi konsep yang jelas”.
Seorang ibu mempercayakan anak tiga tahunnya untuk belajar secara privat
kepada Pestalozzi:
Aku mencoba melalui huruf, gambar, dan semua hal di sekitarnya untuk mengajarnya – dengan kata lain, dengan alat-alat itu untuk menghasilkan di dalam dirinya – konsep dan refleksi tertentu. Aku membuatkan dia secara khusus nama untuk semua hal yang dia ketahui tentang masing-masing objek: warna, bagian, sudut, ketajaman dan angka. Aku segera dipaksa untuk berada di samping anak muda yang mengalami penyiksaan, huruf-huruf yang menyedihkan, dia hanya ingin melihat gambar dan benda yang terkait dengan pengalamannya.
Menanyakan kepada dirinya sendiri apa kontribusi nyata dirinya terhadap
pendidikan, Pestalozzi menjawab bahwa ini meletakkan hukum pendidikan yang
pertama dan terkemuka yaitu: pengamatan merupakan dasar yang mutlak dari
semua pengetahuan.
Sedemikian jauh kita mempertimbangkan bagaimanakah pengetahuan
yang esensial bagi seorang anak seharusnya disampaikan kepadanya dengan cara
yang paling baik. Bagaimanapun juga tidak mungkin mendiskusikan cara-cara
pengajaran tanpa mempertimbangkan materinya. Pestalozzi menyatakan bahwa
di Yverdom “kita mempertimbangkan mata pelajaran dimana kita memberikan
pengajaran lebih sebagai alat untuk melatih pikiran daripada sebagai alat untuk
memperluas pengetahuan”, yang menitikberatkan kepada apa yang disebut
sebagai tujuan pengajaran. Tetapi dia tidak percaya bahwa tujuan dapat dicapai
dengan memisahkan bahan pelajaran dari cara penyampaian.
Secara kontradiktif, kita yakin bahwa unsur yang benar dan umum, serta prinsip-prinsip melatih pikiran, pada saat yang sama secara umum unsur abadi dan titik keberangkatan dari mata pelajaran sendiri, dan bahwa tidak ada yang lain atau dapat menjadi ada.
4 | P a g e
Pestalozzi tidak menyerang isi aktual dari pendidikan, tetapi cara
mengajarkannya sebagai fakta yang kering daripada sebagai pengalaman hidup.
Pelajaran sekolah dipisahkan dari pendidikan, sebagai perlawanan pada praktik
murninya, dan fungsinya menjadi dikesampingkan. Bagaimanapun ketika
Pestalozzi mencoba untuk mereduksi pendidikan menjadi unsur yang paling
sederhana, dia menolak untuk memisahkan pengetahuan ke dalam mata pelajaran
dan malahan membagi ke dalam tiga proses mental dasar. Dia menyatakan bahwa
semua unsur pendidikan didasarkan pada bahasa, angka, dan bentuk sebuah
penyesuaian yang menarik pada kemampuan verbal, numerikal, dan keruangan
(dimana uji kecerdasan sekarang ini hal tersebut yang dinilai). Anak akan meng-
gunakan bahasa, angka, dan bentuk dalam rangka memahami dan menilai
informasi yang diterima melalui inderanya. Tidak melulu untuk mengetahui
kebenarannya, akan tetapi juga untuk menemukannya. Dengan kata lain bahasa,
angka dan bentuk tidak hanya menyediakan pigeon-holes (tempat di dalam otak)
dimana pengetahuan dapat ditempatkan, tetapi mengatur pikiran di dalam suatu
gerakan yang benar bahwa ini dapat mengenal pengetahuan dari tempat pertama
tersebut. Hal ini memberikan indikasi bahwa sistem pendidikan dasar harus
membuat anak sebagai sefamiliar mungkin dengan tiga bentuk proses mental
tersebut.
Bagi Pestalozzi, bahasa lebih dari sekedar alat untuk berkomunikasi:
Bahasa ... sangat diperlukan untuk perkembangan kemanusiaan kita. ... Untuk orang bahasa diterima sebagai alat untuk mengekspresikan refleksinya, perasaan, tujuan, harapan, dan kekhawatirannya. Bahasa sendiri hakikatnya merupakan kesadaran mental dari manusia tentang dirinya dan alam semesta. Meskipun setiap aktivitas manusia dapat tidak dapat dipisahkan dari kesadaran dan hanya belakangan muncul sendiri secara alami sebagaimana manusia, maka perbincangan tidak dapat dipisahkan dari proses belajar dan aktivitas manusia. Ketika anak tidak akan menjadi jelas kesadaran dan kesannya atas pengamatan alam tanpa bahasa, maka dia tidak akan mampu untuk mendapatkan pengetahuan dari unsur pertama yaitu angka dan bentuk.
karena ada hubungan antara bahasa dan kesadaran, bahasa ibu merupakan hal
pertama yang sangat penting bagi pengajaran Pestalozzi.
Aspek dari pengajaran bahasa Pestalozzi dapat dibagi dalam tiga bidang
yaitu: (1) mengajarkan suara dan kata, (2) tata bahasa dan struktur kalimat, (3)
5 | P a g e
bahasa sebagai makna. Sebelum anak masuk ke dunia sekolah ibunya seharusnya
mendorongnya untuk berbicara dan mengizinkannya untuk mencoba-coba suara.
Ibunya juga seharusnya mengajarkan kepadanya nama dari semua benda di
sekitarnya dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika anak mampu membedakan
berbagai macam suara dengan telinganya seharusnya pengajaran mengeja dan
membaca segera dimulai. Di Stans, Pestalozzi mulai mengembangkan sebuah
latihan yang efektif:
Semua konsonan ditempatkan di depan dan dibelakang semua vokal: ab, ba, ec, ce, di, id, fo, of, gu, ug, dan lain-lain. Aku kemudian mengikutinya dengan tiga huruf: bud, dub, bic, cib, fag, goh, hog.
kombinasi tiga huruf tersebut kemudian diikuti dengan empat dan lima huruf dan
akhirnya dia membentuk sebuah kata yang panjang, dimana hal ini menjadi lebih
mudah bagi anak. Cara Pestalozzi yang memecah topik dalam unsur-unsur yang
lebih kecil dikritisi sebagai pekerjaan yang berlebihan. Bisa dikatakan misalnya
sebuah mosaik yang terdiri dari batu-batu yang lebih kecil, lebih pas untuk secara
bersama-sama membentuk gambar atau pola yang ekspresif, akan tetapi benar
juga bila batu tersebut kecil lebih sulit untuk memegangnya atau lebih lama untuk
mengerjakannya. Jadi kritisisme seharusnya tidak mengesahkan keuntungan dari
unsur-unsur itu, tetapi melihat bahwa menemukan unsur-unsur dari topik tidak
perlu memecah menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah itu semua Pestalozzi
menolak untuk mengajarkan mengeja dan membaca dan mengganti dengan
mengajarkan huruf dari awal sampai akhir. Bahasa bekerja berlanjut dari
membaca ke menulis dimana yang pertama beberapa huruf diajarkan, tetapi bila
tidak dikombinasikan untuk membentuk kata dengan hasil anak dapat menulis
beberapa kata sebelum mengetahui separo dari huruf. Kadang-kadang dalam
membaca, latihan yang diberikan menjadi sangat sederhana sehingga kehilangan
maknanya. Pada sisi yang lain mereka (Yverdon Institut) mengakui bahwa bahasa
seharusnya menjadi dasar bagi semua pendidikan dan mereka kemudian
memperbaikinya dengan fokus pada kerja bahasa.
Pemahaman yang lengkap tentang konsep angka dan bentuk merupakan
bagian yang penting dari pendidikan intelektual anak. Angka membantu mereka
6 | P a g e
untuk menyadari realitas dalam tertentu dari dunia di sekitar mereka. Melalui hal
tersebut mereka akan sadar tentang kuantitas (jumlah).
Cara mengembangkan kekuatan menghitung tidak melalui sebuah pengeta-huan bentuk belaka, tetapi melalui penanaman kesan secara mendalam pada anak sebagai dasar untuk semua hitungan dan pengurangan, serta kuadrat sebagai dasar memecah sebuah unit.
Melalui konsep angka anak akan mendapatkan pemahaman tentang angka
positif dan negatif dan pecahan. Persepsi bentuk akan membuat anak menjadi
sadar tentang realita luar tertentu yang berhubungan diantar objek-objek.
Mengajarkan bentuk didasarkan pada garis lurus dan garis lengkung dalam
seluruh manifestasinya.
Pengalaman mengenali dua konsep tersebut seharusnya diperoleh melalui
perasaan, dan jika dibuatnya peduli dengan dunia di sekitarnya oleh ibunya, anak-
anak seharusnya siap menjadi sadar dengan kuantitas, jarak, dan bentuk sebelum
masuk ke sekolah. Pestalozzi diserang oleh pengajar matematika kontemporer:
Katakan bagaimana perasaan anda, pada ujian umum di sekolah yang mem-menganggap dirinya sendiri baik rata-rata yang di atas, anda realistis bahwa anak yang melengkapi hitungan dagang yang sulit tidak mempunyai genggaman yang tipis tentang hubungan elementer antar angka. Atau anak-anak sulit menjelaskan permasalahan matematika jika mempunyai semangat berbicara lebih tinggi dari mereka dan jika rahasia alam dalam proses diungkapkan kepada mereka dihadapi dengan beberapa keadaan yang kecil yang tidak dihitung untuk contoh berkali-kali, dan tidak mampu untuk segera melihat perbaikan yang dibutuhkan untuk meningkatkannya didasarkan pada prinsip-prinsip abad 7-11 dan kemudian mereka di sana tanpa kekuatan observasi, tanpa kebebasan, tanpa dorongan untuk menolong mereka sendiri seperti mentega di matahari.
Pestalozzi diharapkan tidak semata-mata mengambil cara menyulap
dengan rumus dan mengganti dengan yang nyata, prinsip pemahaman di dalam
di dalam matematika.
Bentuk dihargai oleh Pestalozzi sebagai dasar dalam menulis, geometri,
dan menggambar dimana mata pelajaran tersebut membutuhkan koordinasi
antara tangan dan mata. Pada tahun 1806 Pestalozzi merasa puas dengan
perkembangan yang dibuat:
Skema pengajaran bentuk dan hubungan antar bentuk yang didasarkan pada geometri dan menggambar mencapai tahap perkembangan dan tingkat
7 | P a g e
penyatuan yang tidak diperkirakan setahun sebelumnya. Setiap orang dari kita di sini, bekerja dengan anak-anak berumur lima tahun, mengerjakan latihan-latihannya dengan minat yang tertinggi.
Matematika merupakan mata pelajaran yang paling berkembang di
Yverdon. Pestalozzi mengklaim bahwa pengajarannya lebih edukatif dan lebih
lengkap dari pada di tempat lain. Girard melaporkan, bahwa Schimidt mengakui
bahwa matematika di Institut Yverdon menjadi kurang praktis dan diberikan
tempat yang lebih banyak di dalam kurikulum. Dikatakan juga bahwa latihan-
latihan yang dilakukan jauh dari sempurna. Kritik berikutnya, mengatakan hanya
dengan cara yang sama kritik atas beberapa latihan bahasa dibenarkan. Tujuan
memecah masalah matematika ke dalam operasi yang berbeda-beda dengan
demikian membuat lebih sulit. Hal ini tentu saja tidak diniatkan oleh Pestalozzi,
yang mempunyai tujuan untuk melindungi perubahan dalam pengajaran
matematika, yaitu untuk membuat anak-anak mengabaikan teknik mekanis dalam
pemecahan masalah dan mengajarkan mereka prinsip-prinsip dasar di dalamnya.
Melalui cara ini Pestalozzi berusaha untuk menunjukkan hubungan antar
mata pelajaran, membangun sebuah kemajuan dari hal sederhana ke hal yang
lebih rumit yang sesuai dengan psikologi anak dan menitikberatkan pada
pelatihan mental daripada pengetahuan tentang fakta-fakta.
Di Institut Yverdon Pestalozzi mencoba memperkenalkan fleksibilitas dan
makna dalam kerangka waktu konvensional. Dia berharap:
Tidak ada murid yang mampu memahami segala hal, sama dengan tidak ada orang yang dapat menikmati satu mata pelajaran tertentu yang tidak diinginkan jika dia tidak mencoba secukupnya untuk itu, untuk mendapat hal yang bagus. Seseorang yang menikmati angka dan bentuk dan menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap semua hal. Yang lain dengan tekun dan mudah belajar bahasa, yang ketiga mengambil mata pelajaran artistik tertentu dan menggambar bentuk tertentu yang sangat bagus dan bentuk-bentuk lain di sekitarnya. Yang lainnya dapat menerima semua mata pelajaran dengan baik tetapi agar bervariasi mereka belajar semua hal dengan penuh kegembiraan. Waktu yang tepat untuk memulai pelajaran juga bermacam-macan dan tiba-tiba seorang murid mendapatkan suatu pemahaman baru terhadap mata pelajaran yang tidak menarik. Barangkali ini tidak menjadi tanda alami dan bukan jumlah yang besar untuk diperoleh jika mengajarkan anak hanya sekali, hanya mengerjakan pilihan tertentu yang menjadi nyata dan kemudian puas sampai mata pelajaran ini dibutuhkan dan dipertimbangkan untuk diajarkan kepada yang lain di antara mereka.
8 | P a g e
Pestalozzi berpendapat bahwa harus ada pendidikan umum minimal yang
diberikan kepada anak, tetapi harus harus dipastikan bahwa pengajaran diberikan
pada suatu waktu ketika anak merasa secara alami cenderung untuk
menerimanya.
Apakah mungkin diterapkan sistem pendidikan sebagaimana diharapkan
oleh Pestalozzi sekarang ini? Jawabannya tidak, karena sistem pendidikan
akhirnya akan membuktikan kekurangannya dan dan kelambatannya, tetapi
dengan menyampaikan sebuah pendidikan yang ideal untuk semua kepribadian di
samping beradaptasi dengan kemampuan dan kebutuhan anak sejak lahir,
Pestalozzi menantang masyarakat menjelaskan tujuan dan metode pendidikan
dan menolak dugaan orang selama ini.