PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU...
Transcript of PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU...
-
PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA
LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA ROLLAND
BARTHES PADA LIRIK LAGU “HALUAN”
BARASUARA)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Amalia Safitri
NIM. 43010160065
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
ii
-
iii
PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA
LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA ROLLAND
BARTHES PADA LIRIK LAGU “HALUAN”
BARASUARA)
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Amalia Safitri
NIM. 43010160065
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
-
iv
-
v
-
vi
-
vii
-
viii
Motto
Semua akan percuma, jika tubuh ini diam
Hanya mengeluh, apakah selesai jika tak mencari jalan keluar
Ini kehidupan nyata, bukan hanya cerita hidup
Berdoa saja tak akan cukup
Ini kehidupan nyata, bukan hanya mimpi-mimpi
Teori saja tak akan cukup.
(Tumbuh karya Nosstress)
-
ix
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kebaikan, karunia dan kasih sayang-Nya yang telah mem-
berikan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada
Lirik Lagu (Analisis Semiotika pada Lirik Lagu “Haluan”
Barasuara)”. Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimb-
ingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat,
motivasi, kasih sayang serta doa tanpa henti (Suparman dan
Sri Sularni).
2. Adik tersayang Aden Bima Sukma Aji yang selalu memberi
semangat dan dukungan penuh.
3. Isma Ayu, terima kasih telah menemani peneliti serta men-
jadi teman diskusi dan wira wiri.
4. Teman-teman seperjuangan, Prodi Komunikasi dan Peny-
iaran Islam angkatan 2016. Dan Seluruh pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu, semoga Tuhan Yang Maha
Esa selalu melimpahkan kasih-Nya.
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT
terhadap berkah, ramat serta hidayah-Nya yang senantiasa
diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada
Lirik Lagu (Analisis Semiotika Rolland Barthes Pada Lirik La-
gu “Haluan” Barasuara)”. Tujuan penyusunan sktripsi ini
ialah untuk memenuhi syarat-syarat agar dapat mencapai gelar
Sarjana Sosial di IAIN Salatiga.
Hambatan dan rintangan yang peneliti hadapi memang
tidak dapat terhindarkan, namun peneliti akhirnya mampu me-
laluinya dengan bantuan dan juga bimbingan dari berbagai
pihak, baik moral maupun spiritual. Oleh sebab itu, peneliti
mengucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Hj Maryatin, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga.
-
xi
4. Dr. Rifqi Aulia Erlangga, S.Fil., M.Hum. Dosen pembimb-
ing skripsi yang sudah rela meluangkan waktunya untuk
memberikan pengarahan dan nasehat selama melakukan
bimbingan.
5. Seluruh Dosen serta staf Prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam IAIN Salatiga, terima kasih terhadap segala ilmu, pen-
galaman dan bantuan yang diberikan kepada peneliti selama
di bangku perkuliahan. .
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, terutama untuk
pembaca. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna karena terbatasnya pengetahuan serta pengala-
man. Maka dari itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Salatiga, 28 Juli 2020
Amalia Safitri
-
xii
ABSTRAK
Safitri, Amalia, 2020. Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada
Lirik Lagu (Analisis Semiotika Rolland Barthes Pada Lirik
Lagu “Haluan” Barasura). Skripsi. Fakultas Dakwah. Pro-
gram Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Rifqi Aulia Er-
langga, S.Fil.,M.Hum.
Kata Kunci: Pesan Dakwah, Kritik Sosial, Lirik Lagu, Se-
miotika
Awalnya musik digunakan sebatas kepentingan upacara
adat dan ritual, namun kini menjadi media untuk mengungkap-
kan dan menuangkan ekspresi yang turut mencerminkan ke-
budayaan masyarakat pendukungnya. Dan musik berkembang
menjadi sarana hiburan hingga sebagai alat penyampai pesan.
Barasuara menjadi salah satu band indie bergenre rock yang
kerap menyisipkan isu-isu dari situasi sosial kedalam lagu-
lagunya melalui berbagai diksi dan kiasan, sehingga diperlukan
aktivitas baca dan tafsir agar dapat memahaminya. Seperti pada
album kedua Barasuara yaitu Pikiran dan Perjalanan pada lagu
Haluan. Tujuan penelitian ini ialah untuk memaparkan dan
menguraikan pesan dakwah serta bentuk-bektuk kritik sosial
yang terdapat dibalik lirik lagu Haluan.
Metode yang diterapkan dalam penelitian adalah
metode analisis semiotika Rolland Barthes, dengan proses
pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Barasuara
ingin menyampaikan keresahan dan kepeduliannya terhadap
fenomena persebaran berita atau informasi yang diakibatkan
oleh perubahan zaman dan pikiran. Melalui berbagai diksi dan
kiasan pada lirik lagu “Haluan”, Barasuara merepresentasikan
realiatas kehidupan sosial masyarakat yang terjebak dalam
belenggu persebaran berita hoax. Dibalik lirik lagu tersebut ter-
dapat pesan dakwah kepada pendengarnya berupa ajakan untuk
dapat menahan diri dari konflik dengan saling menghargai
perbedaan dan tidak mudah percaya pada informasi dan per-
kataan orang lain tanpa mengetahui kebenarannya.
-
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………....i
HALAMAN BERLOGO …………………………………….......ii
HALAMAN JUDUL…………………………………….…….....iii
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING………………….….....iv
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………...v
HALAMAN DEKLARASI…………………………………........vi
HALAMAN PERYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI……....vii
MOTTO…………………………………………………………viii
PERSEMBAHAN………………………………………………..ix
KATA PENGANTAR…………………………………………….x
ABSTRAK………………………………………………………xii
DAFTAR ISI….………………………………………………...xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………..xvi
DAFTAR TABEL………………………………………….......xvii
HALAMAN BERLOGO……………………………………....xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….………………………...…..….....….1
B. Rumusan Masalah………………………….....……..…9
C. Tujuan Penelitian…………………………….…….....10
D. Manfaat Penelitian………………………….....……...10
E. Penjelasan Istilah………………………….……...…...11
-
xiv
F. Kerangka Berfikir……………………………………13
G. Sistematika Penulisan……………………………….19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka…………………………...…........21
B. Landasan Teori……………...……...…………........25
1. Dakwah……….………...……….….........….......25
2. Kritik sosial…………...………………..….…....37
3. Lagu dan Lirik….…...………………...…...........40
4. Lirik lagu sebagai alat penyampai pesan dakwah
dan kritik sosial…………………….………...…45
5.Analisis Semiotika Rolland Barthes…………......49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………...…………...………….....54
B. Lokasi dan jadwal penelitian………………….….....56
C. Sumber Data………………..………….…………....56
D. Prosedur Pengumpulan Data………………………..58
E. Teknik Analisis Data……………………………......59
F. Teknik Validasi Data……………………………......60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian………………….….......62
1. Musik Indie……………………………….............62
2. Sepak Terjang Barasuara……………....………....65
3. Tentang lagu Haluan…………………...……...….68
-
xv
B. Pesan dakwah dan kritk sosial pada lirik lagu
"Haluan"………………………………….…………….70
1. Analisis Semiotika Rolland Barthes pada lirik lagu
Haluan Barasuara…………………………….....70
a. Analisis semiotika pada bait pertama lirik lagu
Haluan.............................................................70
b. Analisis semiotika pada bait ke-dua lirik lagu
Haluan..................................................................77
c. Analisis semiotika pada bait ke-tiga lirik lagu
Haluan………………………….…………….....80
d. Analisis semiotika pada bait ke-empat lirik lagu
Haluan.............................................................88
e. Analisis semiotika pada bait ke-lima lirik lagu
Haluan…………………………………...…..91
f. Mitos pada lirik lagu Haluan……………........95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………..……………….......97
B. Saran…………..……………………………….…....98
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…….100
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………….….107
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil Barasuara…………………………………..65
Gambar.2 Album Pertama…………..………………..………66
Gambar.3 Album kedua……………………………………...68
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kerangka berfikir…………………………………….18
Tabel 2. Peta Tanda Rolland Barthes………………..………...53
-
xviii
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh komu-
nikator kepada komunikan melalui proses komunikasi atau
lebih umum dikenal sebagai sebuah isi atau informasi dari
komunikasi, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) mengartikan pesan sebagai perintah, permintaan,
nasehat, amanat atau semacamnya untuk disampaikan kepa-
da individu lain (https://kbbi.web.id/pesan, diakses pada
tanggal 26 April 2020). Dalam proses mentransmisikan in-
formasi, pesan perlu dikemas dan menggunakan media
perantara yang tepat sehingga tidak terjadi gangguan saat
pengiriman dan tidak mengubah makna saat diterima nant-
inya.
Pesan memiliki berbagai bentuk dan memiliki
berbagai cara untuk disampaikan pada orang lain. Apalagi
dengan perkembangan teknologi saat ini, proses menyam-
paikan pesan yaitu komunikasi juga mengalami perkem-
bangan, dan hadirnya media-media baru semakin memper-
https://kbbi.web.id/pesan
-
2
mudah penyebaran pesan. Musik salah satunya, ia merupa-
kan media untuk mengungkapkan dan menuangkan ekspresi,
yang turut mengandung nilai dan norma-norma yang men-
jadi bagian dari proses enkulturasi budaya dan musik menc-
erminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya (Iswari,
2015:254).
Di Indonesia sendiri industri musik berkembang se-
jalan dengan perkembangan dari berbagai sektor lainnya. Ini
ditandai dengan munculnya berbagai platform yang kian
menjadikan musik sebagai budaya populer di masyarakat.
Musik notabenenya merupakan cabang seni yang telah lama
ada, tetapi dapat terus eksis dikarenakan musik selalu
berkembang mengikuti perubahan zaman. Musik dulu
digunakan sebatas kepentingan upacara keagamaan, adat
dan ritual (Rusnianto, 2016:2). Namun, sekarang berkem-
bang menjadi sarana hiburan bahkan alat penyampai pesan.
Lagu terbentuk dari unsur musik dan syair atau lirik
lagu (Iswari, 2015:254). Musik sebagai media perantara dan
lirik lagu sebagai isi atau pesan yang ingin disampaikan.
Dengan kata lain lagu merupakan alat penyampai pesan
-
3
yang selain dapat didengar dapat pula dirasakan. Setiap lagu
memiliki magnetnya tersendiri, liriknya terbentuk dari
pengungkapan ekspersi yang diciptakan dengan suasana,
kondisi serta perasaan sang penulis lirik, yang ditangkapnya
dari realitas yang berkembang di masyarakat.
Cara kerja lagu sebagai alat penyampai pesan cukup
sederhana, yaitu ketika seorang penyanyi menyanyikan la-
gunya yang kemudian diperdengarkan kepada masyarakat
luas. Inilah bentuk komunikasinya, penyanyi sebagai komu-
nikator atau penyampai pesan, lirik lagu sebagai pesan atau
informasi, lagu sebagai medianya dan pendengar sebagai
komunikan atau penerima pesan. Maka dapat dikatakan
musik sebagai jembatan kamunikasi, dengan lirik dan melo-
di yang indah sebagai sarana penyampai pesan dan sifatnya
seperti komunikasi massa yang dapat dikonsumsi oleh
masyarakat luas.
Melalui musik orang-orang dari berbagai belahan
dunia dapat terhubung, ini dikarenakan musik memiliki daya
tarik dan ciri khasnya tersendiri, terlebih ia merupakan akses
hiburan yang murah sehingga dapat dinikmati oleh berbagai
-
4
golongan masyarakat. Faktanya dapat kita temukan dari
banyaknya konser musik yang akan diselenggarakan sepan-
jang tahun 2020 ini yang tak hanya di isi musisi lokal tetapi
musisi manca Negara juga (Setianingrum, tirto.id, 3 Januari
2020), di mana sangat besar kemungkinan untuk orang-
orang dari negara lain hadir dan bergabung menikmati
konser serta merasakan adanya kesatuan.
Pemanfaatan lagu sebagai alat menyampaikan pesan
memang bukan hal baru dan biasa, tetapi akan menjadi luar
biasa ketika pesan dari lagu tersebut dapat ditangkap oleh
pendengarnya. Seperti yang dilakukan oleh Walisongo yaitu
Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga yang memanfaatkan seni
sebagai alat berdakwah (Yamani, 2011:28). Siapa yang tidak
mengenal tembang Tombo Ati hingga lir-ilir. Ini bukti bah-
wa musik memiliki efek psikologis kepada pendengarnya,
memalui musik orang-orang melewati proses kognitif atau
berfikir, persepsi dan aspek perilaku. Hal ini sekaligus men-
jadi cara alternatif yang efektif dalam berdakwah, dakwah
tidak harus melulu melalui pertemuan rutin majelis yang
terbatas ruang dan waktu serta terbatas pula pendengarnya.
-
5
Pesan yang disampaikan pun tak memiliki kesan yang
menggurui karena disampaikan dengan cara yang me-
nyenangkan, memberikan kritik sekalipun akan terasa nya-
man karena dikemas memalui musik yang indah. Menyam-
paikan hal baik (berdakwah) pada orang lain memang men-
jadi sebuah keharusan, bahkan menjadi kewajiban bagi umat
muslim untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain,
sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125:
تِ ۖ ىَ سَ َح تِ اىْ ِػظَ ْى َم اىْ تِ َو َم نْ ِح بىْ َل بِ ِ بّ يِو َر بِ ىَٰى سَ ِ عُ إ ادْ
ْه َم مُ بِ يَ َػْ َى أ بََّل هُ ُه ۚ إِنَّ َر سَ َْح َي أ تِي هِ بىَّ ْم بِ هُ ىْ بِد َج َو
هُ هِ ۖ َو ييِ بِ ْه سَ يهَ َضوَّ ػَ َِذ ت ْه ُم بىْ مُ بِ يَ َْػ َى أ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.(Q.S An-Nahl 16:125).
Begitu pula yang dilakukan oleh Barasuara grup
musik indie asal Jakarta yang beranggotakan Iga Masardi
(vocal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass),
Marco Steffiano (drum), Asteriska (vocal), dan Puti Chitara
(vocal) (Pamurgawati, kompas.com) yang memanfaatkan
-
6
musik sebagai sarana menyampaikan pesan, keluh kesah,
pendapat dan pandangan terhadap gejala sosial maupun re-
alitas yang berkembang di masyarakat. Grup musik atau
band indie muncul pertama kali di Inggris pada pertengahan
tahun 80-an (Aidadinsyah, 2015:1). Ketika grup musik atau
band-band dari perusahaan rekaman besar berlomba-lomba
mengkomersilkan lagu-lagu percintaan, band indie cender-
ung menawarkan isu sosial, budaya, politik, lingkungan
hingga feminisme. Untuk memahami karya dari band indie,
pendengar tidak bisa dengan hanya menikmati musiknya sa-
ja, diperlukan effeort lebih terutama harus tertarik lebih dulu
pada isu-isu yang diangkat oleh band indie tersebut.
Dalam bermusik Barasuara menggunakan perjalanan
hidup sebagai inspirasi lirik lagunnya. Dan pada album
Pikiran dan Perjalanan Barasuara ingin menggambarkan se-
buah memoar yang didalamnya mengandung kompleksitas
perasaan, ekspektasi, kebahagiaan dan naik turunya kondisi
mental manusia (Silvianus, pophariini.com, akses 16
Desember 2019). Dengan genre musiknya yang luas seperti
-
7
psychedelic, rok, flok, blues dan jazz, menjadikan Barasuara
berbeda dari grup musik pada umumnya.
Konsep atau tema lagu yang diusung oleh band indie
biasanya merupakan representasi dari realitas yang berkem-
bang di masyarakat seperti sosial, budaya, politik maupun
idealisme dari band itu sendiri. Seperti Barasuara yang
menyatakan bahwa proyek musiknya mengusung konsep
“menjadi sebenar-benarnya orang Indonesia”, yang artinya
mereka selalu membuat lagu dengan lirik bahasa Indonesia.
Ini yang menjadi pembeda Barasuara dengan band indie
lainya penggunaan bahasa Indonesia yang baik.
Berawal dari menonton langsung konser Barasuara
dalam peluncuran albumnya terdahulu penulis menyadari
bahwa lagu-lagu yang dibawakan berbeda dengan band lain.
Selain penggunaan bahasa Indonesia dengan gaya satrawi,
lirik lagu yang sarat makna kaya akan diksi dan kiasan serta
besarnya antusiasme penggemarnya yang hapal setiap bait-
nya menarik perhatian penulis, ditambah dengan isu-isu
yang diangkat setiap lagunya. Berkaitan dengan kritik sosial
dan pesan dakwah dalam lirik lagu, terdapat lirik lagu
-
8
Barasuara yang menarik untuk diteliti yaitu ”Haluan”.
Menurut penulis, lagu tersebut masuk kedalam bentuk repre-
sentasi kepedulian dan keresahan terhadap fenomena sosial
yang terjadi. Dalam kutipan isi lirik Haluan, “Deras berita
beda cerita membakar kita” lirik lagu ini menyuarakan
kritik sosial sekaligus pesan dakwah kepada pendengar agar
bisa menyadari bahwa kini kita berada pada era dimana beri-
ta dan informasi beredar bebas, di mana sebuah berita dapat
di-twist dan memprovokasi kita semua. Padahal dalam Islam
menyebarkan berita bohong adalah suatu kejahatan atau
perbuatan tercela yang dapat menyesatkan kesadaran para
pembaca atau pendengarnya. Jika di ibaratkan sebagai kasus
pencurian, penyebaran berita bohong bisa dikatakan sebagai
kasus pencurian akal sehat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, di mana lirik la-
gu sebagai sarana berkomunikasi, maka penulis tertarik un-
tuk meneliti lirik lagu dari Barasuara. Band tersebut dipilih
kerana mayoritas lagunya terinspirasi dari isu dan situasi so-
sial. Dan lagu Barasuara yang dipilih oleh peneliti adalah la-
gu yang berjudul ”Haluan”. Melalui penelitian ini penulis
-
9
ingin memaparkan dan menguraikan bentuk kritik sosial dan
pesan dakwah serta makna yang tersembunyi dibaliknya,
yang coba disampaikan Barasuara lewat lagunya sebagai
bentuk keresahan dan kepedulian atas fenomena yang terjadi
di masyarakat. Untuk dapat memberikan pemaknaan para
lirik lagu, peneliti mengunakan analisis semiotika sebagai
acuan untuk menganalisis lirik lagu tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam lirik
lagu Haluan yang dipopulerkan oleh Barasuara dalam
perspektif semiotik menurut Roland Barthers?
2. Apa bentuk kritik sosial yang dapat ditangkap dibalik
lirik lagu Haluan dari Barasuara?
-
10
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan
yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui, menguraikan dan memahami pesan
dakwah yang terdapat dalam lirik lagu Haluan yang
dipopulerkan oleh Barasuara.
2. Untuk mengetahui bentuk kritik sosial yang coba
digambarkan Brasuara melalui lirik lagu Haluan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan melalui penelitian ini, dapat mem-
berikan manfaat dalam pendalaman, pengembangan dan
menambah literature penelitian ilmu komunikasi, terkhu-
sus pada kajian analisis dalam lirik lagu untuk menge-
tahui pesan dakwah dan kritik sosial dengan
menggunakan metode analisis semiotika.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dapat diambil
dari penelitian ini ialah dapat memberikan gambaran ten-
tang pesan dakwah dan kritik sosial dalam lirik lagu “Ha-
-
11
luan” yang ingin disampaikan Barasuara kepada pen-
dengar. Dan diharapkan dapat menambah wawasan teru-
tama pada topik tentang grup musik atau band indie,
Barasuara, musik, kritik sosial, dakwah dan penelitian
dengan menggunkan metode analisis semiotika.
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari adanya kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam hal penafsiran terhadap istilah yang
digunakan dalam penulisan judul skripsi di atas, maka
penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan terlebih
dahulu pada istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai
berikut:
1. Kritik sosial
Kritik sosial terdiri dari dua istilah yaitu kritik dan
sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kritik berarti kecaman atau tanggapan, terkadang disertai
dengan uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sua-
tu hasil karya, pendapat dan sebagainya
(https://kbbi.web.id/kritik, diakses 19 April 2020). Ada
pula yang mengartikannya sebagai bentuk penilaian dan
https://kbbi.web.id/kritik
-
12
tanggapan atas sesuatu. Sedangkan sosial berarti berke-
naan dengan masyarakat (https://kbbi.web.id/sosial, di-
akses 19 April 2020). Maka kritik sosial dapat diartikan
penilaian atau pengungkapan terhadap kondisi sosial
masyarakat. Kritik sosial juga dapat dikaitkan sebagai
tindakan dengan cara melihat, mengamati serta mem-
bandingkan secara teliti perkembangan mengenai baik
buruknya kualitas masyarakat (Purwa, 2019:5).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpul-
kan, kritik sosial adalah sebuah bentuk tanggapan atau
sindiran dari masyarkat akibat dari ketidak sesuaian atau
ketidak selarasan antara aturan dan kebijakan dengan re-
alitas sosial.
2. Lirik lagu
Lirik lagu merupakan ungkapan ekspresi
seseorang tentang suatu hal yang pernah dilihat, dengar
dan dialami penulisnya yang dituangkan dalam bentuk
kata-kata dan bahasanya. Ada pula yang mengartikan
lirik lagu sebagai puisi, seperti yang diungkapkan Jan van
Luxemburg (1989) seperti dikutip Iswari (2015:254) di
https://kbbi.web.id/sosial
-
13
mana definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya men-
cakup berbagai jenis sastra, namun juga ungkapan yang
lain seperti pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan
politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Sedangkan da-
lam puisi yunani lirik diartikan sebagai sebuah syair yang
dinyanyikan untuk mengiri sebuah permainan. Adapun
istilah umum lirik yaitu teks yang ada pada melodi yang
di dalamnya mengandung suatu makna dari lagu. Maka
dapat disimpulkan bahwa lirik lagu merupakan bahasa
verbal yang digunakan penyair atau pencipta lagu untuk
mengekspresikan perasaannya dari suatu realitas yang ia
pernah lihat, dengar atau alami.
F. Kerangka berfikir
Komunikasi adalah satu dari aktifitas yang selalu kita
lakukan setiap hari, ini menandakan bahwa komunikasi
penting, tanpa komunikasi kesalahpahaman dapat saja ter-
jadi antara satu dengan yang lain. Inti dari pentinganya
komunikasi bagi kehidupan yaitu untuk mendorong manusia
agar dapat lebih berinteraksi dengan individu lain . Maka
-
14
dari itu manusia mulai berkreasi menciptakan media baru
untuk mempermudah proses komunikasi.
Komunikasi merupakan proses mentransmisikan pe-
san atau informasi, gagasan, serta emosi yang dirangkai
dengan menggunakan simbol-simbol dengan tujuan untuk
memperoleh kesamaan makna serta mengubah perilaku
orang lain baik secara langsung atau tidak langsung (Arrafi,
2019:42).
Berkomunikasi dapat dilakukan dengan banyak cara,
mulai dari yang mudah seperti berbicara hingga yang rumit
dengan proses editing dan sebagainya seperti komunikasi
massa. Lagu adalah salah satu bentuk komunikasi massa, hal
ini dikarenakan lagu digunakan sebagai media atau alat
menyampaikan pesan oleh komunikator kepada komunikan
dalam jumlah besar melalui media massa dan lirik lagu men-
jadi kuncinya. Melalui lirik seorang musisi mengekspresikan
segala hal yang pernah dilihat, dengar dan alami yang
kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata dan bahasanya
sendiri.
-
15
Pemainan bahasa berupa gaya bahasa yang diperkuat
dengan melodi akan menghasilkan daya tarik dan ciri khas
dari masing-masing karya. Bahasa inilah yang digunakan
untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan diri sendiri
atau orang lain untuk merepresentasikan rasa takut, frustasi,
kecewa, marah, sedih dan bahagia. Lirik lagu adalah bahasa
yang diciptakan musisi (penulis lirik).
Menurut Etawa seperti dikutip Purwa (2019:2) lagu
dapat dikatakan sebagai pidato (bicara atau interaksi), se-
hingga lagu dapat diaplikasikan sebagai media berkomu-
nikasi dengan individu lain secara tidak langsung. Dengan
kata lain lagu mampu melakukan kontrol sosial yang dapat
menumbuhkan keyakinan bahkan berdampak pada peru-
bahan tingkah laku atau sikap bagi pendengarnya. Namun,
pesan yang terdapat dalam lagu selalu dapat memberikan
pemaknaan yang berbeda dan dapat pula berkembang sesuai
dengan interpretasi pendengarnya. Interpretasi adalah
penafsiran mengenai suatu istilah sesuai dengan bagaimana
kita memahami suatu pengalaman. Jika kita mengacu pada
tujuan komunikasi yaitu untuk memperoleh kesamaan mak-
-
16
na, maka pada penelitian ini penulis ingin menemukan dan
memaparkan makna atau arti dibalik setiap tanda dalam lirik
lagu dan mengupas pesan apa yang ingin disampaikan mu-
sisi (penulis lirik).
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian
ialah lirik lagu dari band Barasuara yang berjudul “Halu-
an”. Untuk dapat menguraikan dan memahami makna lirik
lagu tersebut peneliti menggunakan analisis semiotika Ro-
land Barthes. Kajian ini dipilih karena semiotika mempela-
jari tentang tanda, yang mana tanda dapat merefleksikan
suatu keadaan, situasi, perasaan, persepsi atau pandangan
tentang realitas yang kemudian dikontruksikan oleh kata-
kata. Pada dasarnya, semiotika ialah kajian yang mempela-
jari bagaimana manusia memaknai suatu hal. Dan pemikiran
Roland Barthes dipilih menjadi acuan dalam penelitian ini
karena selain mempelajari pembentukan kalimat dan menen-
tukan makna ia juga melihat pada interaksi antara teks
dengan pengalam personal atau kultur penggunanya (Mudji-
yanto dan Nur, 2013:73-77).
-
17
Kajian semiotika milik Barthes terbagi menjadi dua
sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem de-
notasi dan konotasi. Sistem denotasi adalah sistem per-
tandaan tingkat pertama, yang terdiri dari rantai penanda dan
petanda, yang kemudian menghasilkan makna nyata yang
tampak pada tanda. Pada sistem konotasi atau sistem penan-
daan tingkat kedua, sistem tingkat pertandaan pertama men-
jadi penanda yang menghasilkan tanda baru dan berkaitan
dengan tingkat pertandaan yang lebih tinggi (Iswari,
2015:260). Untuk memperjelas kerangka berpikir peneliti
membuat kerangka pemikiran seperti dibawah ini:
-
18
Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Kerangka pemikiran
1. Signifier (penanda) 2.signified (petanda)
3. Denotative sign (tanda denotative)
4. Connotative signifier 5. Conotative signified
(penanda konotatif) (petanda konotatif)
6.Connotative sign (tanda konotatif)
Pesan Dakwah Dan Kritik Sosial pada lirik lagu
(Analisis Semiotika Roland Barthers Pada Lirik Lagu “Haluan”
Barasuara)
Lirik Lagu “Haluan” Barasuara
Model Analisis Semiotika Roland Barthers
-
19
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan merupakan susunan atau uru-
tan dari penulisan skripsi untuk mempermudah dalam me-
mahami isi. Maka dalam sistematika penulisan, peneliti
membaginya dalam lima bab:
Pada BAB I. berisi tentang pendahuluan yang terdiri
dari: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, penjelasan istilah, kerangka pemikiran,
dan sistematika penulisan.
BAB II. Berisikan tinjauan pustaka dan landasan te-
ori. Landasan teori yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian berkaitan dengan pesan dakwah, kritik so-
sial, lagu, lirik dan analisis semiotika Rolland Barthes.
BAB III. Metode penelitian meliputi jenis penelitian,
lokasi dan jadwal penelitian, sumber data, proses pengum-
pulan data, dan teknik analisis data serta teknik validasi da-
ta.
BAB IV, berisi pembahasan berupa hasil penelitian
yang dipaparkan dan uraiankan dari penyajian data dan ana-
lisis data tentang pesan dakwah dan kritik sosial dalam lirik
-
20
lagu analisis semiotika Roland Barthers pada lirik lagu “Ha-
luan” Barasuara.
BAB V. Penutup berisi kesimpulan dan saran.
Bagian akhir merupakan bagian skripsi yang dida-
lamnya meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan
daftar riwayat hidup.
-
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, terdapat
beberapa penelitian yang terdahulu yang telah membahas hal-
hal terkait dengan penelitian ini. Untuk menghindari asumsi
plagiasi terhadap penelitian penulis, berikut beberapa penelitian
terdahulu yang telah penulis temukan:
1. Skripsi yang ditulis Angki Chandra Rusnianto mahasiswa
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hi-
dayatullah Jakarta (2016), dengan judul “Musik Sebagai
Media Kritik Sosial (Analisis Lagu Karya Grup Band Sim-
poni)”. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengemasan pesan kritik sosial yang
ada dalam lagu milik grup band Simponi. Perbedaannya
dengan penelitian penulis terletak pada objek penelitian dan
metode yang digunakan, yang mana pada skripsi ini, Angki
menggunakan objek lagu grub band Simponi dengan metode
analisis framing Zhongdan pan dan Gerald M. Kosicky se-
dangkan penulis menggunakan objek lirik lagu dari band
-
22
Barasuara dengan metode penelitian analisis semiotik Ro-
land Barthers.
2. Skripsi yang ditulis oleh Ahmat Rozaq, mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Salatiga (2018),
dengan judul “Seni Musik Kontemporer Sebagai Media
Dakwah (Studi Pada Grup Musik Seloso Kliwon Salati-
ga)”. Fokus penelitian skripsi tersebut adalah untuk menge-
tahui serta memahami metode dan media dakwah serta
faktor pendukung maupun pengahambat aktivitas dakwah
dari grup musik seloso kliwon salatiga. Perbedaannya
dengan penelitian penulis terletak pada fokus penelitian
yang berbeda dimana penulis memfokuskan penelitian pada
pesan dakwah dan kritik sosial dari lirik lagu.
3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Naufal Arrazzaqu, ma-
hasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyaiaran Islam, IAIN
Salatiga (2017), dengan judul “Analisis Isi Pesan Dakwah
dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album „Maha Besar‟
Tahun 2017”. Fokus penelitian skripsi ini adalah untuk
mengetahui isi pesan dakwah dalam lirik lagu grup band
Ungu album „Maha Besar‟, serta pesan dakwah apa yang
-
23
mendominasi pada album tersebut. Perbedaannya dengan
penelitian penulis terletak pada objek penelitian dan metode
yang digunakan, yang mana pada skripsi ini, menggunakan
objek lagu grub band Ungu dengan metode analisis isi se-
dangkan penulis menggunakan objek lirik lagu dari band
Barasuara dengan metode penelitian analisis semiotik Ro-
land Barthers.
4. Skripsi yang ditulis oleh Lilis Nikmatul Jannah, mahasiswi
Jurusan Kommunikasi Penyiaran Islam, IAIN Purwokerto
(2019), dengan judul “Makna Perdamaian Pada Lagu
Deen Assalam yang Dipopulerkan oleh Sabyan Gambus
(Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)”. Fokus
penelitian skripsi tersebut adalah untuk mengetahui
bagaimana makna perdamaian yang terdapat didalam lagu
Deen Assalam yang dipopulerkan oleh Sabyan Gambus da-
lam perspektif semiotika Ferdinand De Saussure. Perbe-
daannya dengan penelitian penulis terletak pada fokus
penelitian yang berbeda dimana penulis memfokuskan
penelitian pada pesan dakwah dan kritik sosial dari lirik lagu
-
24
serta menggunakan metode yang berbeda pula yaitu analisis
semiotik Roland Barthers.
5. Skripsi yang ditulis oleh Nofanda Al Ikhlas Putra Purwa,
mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Muham-
madiyah Surakarta (2019), dengan judul “Lagu sebagai
Media Kritik sosial (Analisis Isi Pesan Kritik Sosial Pada
Lirik Lagu Karya A. Muhibbin)”. Fokus penelitian skripsi
ini adalah untuk mendeskripsikan isi pesan kritik sosial yang
terkandung di dalam lirik lagu A.Muhibbin yang berfokus
pada masalah sosial yang meliputi; masalah generasi muda
di masa modern, masalah lingkungan dan masalah birokrasi.
Perbedaannya dengan penelitian penulis terletak pada objek
penelitian dan metode yang digunakan, yang mana pada
skripsi ini, menggunakan objek lagu karya A. Muhibbin
dengan metode analisis isi sedangkan penulis menggunakan
objek lirik lagu dari band Barasuara dengan metode
penelitian analisis semiotik Roland Barthers.
-
25
B. Landasan teori
1. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Dinamika kehidupan kini telah berubah, kita
dipaksa mengikuti arus jika tak ingin tertinggal. Hal ini
cukup adil, karena kita mendapat segala kemudahan aki-
bat globalisasi namun kita tidak bisa menutup mata dari
konsekuensi dibaliknya yaitu besar dan derasnya arus in-
formasi yang masuk dan merubah perilaku kehidupan
manusia. Dengan melakukan kontrol dan memilah infor-
masi yang dilakukan oleh setiap individu diharapkan pe-
rubahan hidup bisa berdampak positif. Maka dari itu
upaya penyelamatan moral generasi muda perlu dil-
akukan agar tidak tersesat dan dapat sesuai dengan pe-
doman hidup dari Allah SWT, salah satunya dengan jalan
berdakwah.
Dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab
"Da'wah" dengan tiga huruf asal yaitu dal, „ain dan
wawu. Melalui ketiga huruf tersebut terbentuklah bebera-
pa kata dan makna yang diantaranya berarti memanggil,
-
26
mengundang, minta tolong, meminta, memohon,
menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebab-
kan, mendatangkan dan mendoakan (Aziz, 2019:5). Se-
dangkan secara umum dakwah dikenal sebagai usaha
mengajak, memanggil, mengundang, menyeru, dan men-
dorong manusia untuk melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi segala larangannya.
Para ahli seperti HSM Nasaruddin latif sendiri
berpendapat, dakwah adalah setiap aktivitas atau usaha
baik dengan lisan, tulisan atau media lainnya yang bersi-
fat memanggil, menyeru dan mengajak manusia untuk
beriman dan menaati Allah SWT termasuk menjalankan
perintah dan menjauhi larangannya, sesuai dengan garis-
garis kaidah dan syariat islam (Yamani, 2011:23). Intinya
dakwah merupakan sebuah aktifitas mengajak dan me-
nyeru dengan lisan ataupun perbuatan dengan tujuan un-
tuk mengingatkan sesama manusia agar beriman kepada
Allah.
Senada dengannya, Musyawarah kerja Nasional-I
PTDI di Jakarta merumuskan dakwah sebagai bentuk
-
27
usaha baik berupa aktivitas mengajak, menyeru untuk
melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran,
melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, men-
gubah umat dari satu kondisi ke kondisi lain yang lebih
baik dalam segala bidang dengan meralisasikan ajaran is-
lam dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi, keluar-
ga, dan masyarakat (Aziz, 2019:11). Dakwah selain be-
rarti sebuah seruan untuk beriman pada Allah, ia juga
memiliki tujuan untuk mengingatkan manusia untuk terus
berpegang teguh pada pedoman hidup dari Allah dalam
menjalani kehidupannya.
Jika kita mengacu pada Alquran, Allah menyeru
dengan jelas kepada umatnya untuk berdakwah atau
menyampaikan hal baik berupa kebenaran dengan cara
bijaksana, nasihat dan berdiskusi. Dan Allah menegaskan
beruntunglah bagi mereka (umatnya) yang selalu menye-
ru pada kebaikkan serta senantiasa menjauhi
kemungkaran atau kemaksitan seperti pada firmanya
yang berbunyi;
-
28
تٌ يَْذُػىَن إِىَى اْىَخْيِز َويَأُْمُزوَن بِبْىَمْؼُزوِف َوْىتَُنْه ِمْىُنْم أُمَّ
ئَِل هُُم اْىُمْفِيُحىنَ َويَْىَهْىَن َػِه اْىُمْىَنِز ۚ َوأُوىَٰ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung”.(Q.S. Ali Imran 3:104).
Dari pemaparan diatas, definisi dakwah berangkat
dari arti dakwah menurut bahasa. Di mana kata-kata sep-
erti seruan, anjuran, ajakan, panggilan selalu ada dalam
setiap definisi dakwah. Hal ini menandakan bahwa
dakwah bersifat persuasif dan informatif. Dan bukanlah
dakwah apabila tindakan itu bersifat memaksa, memutar
balikkan fakta dan kebenaran demi keuntungan pribadi
juga golongan semata. Maka dapat disimpulkan bahwa
dakwah adalah kegiatan atau usaha mengajak dan men-
dorong serta mengingatkan manusia untuk meningkatkan
keimanannya sesuai dengan syariat Islam. Dapat pula di-
artikan sebagai usaha meningkatkan pemahaman dan
pengertian terhadap keagamaan sehingga dapat mengu-
bah pandangan hidup, sikap, batin dan prilaku yang tidak
-
29
sesuai dengan tutunan syariat, terlebih dari kegiatan yang
berbau maksiat dan merusak sendi-sendi kehidupan.
b. Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicampai
melalui sebuah tindakan atau perbuatan dengan usaha dan
konsisten. sehubungan dengan dakwah, maka tujuan
dakwah ialah membimbing manusia dalam rangka men-
capai kebaikan dan mewujudkan kebahagiaan.
Moh. Ali Aziz seperti dikutip Malihah (2014:24)
menyatakan, bahwa tujuan dakwah adalah untuk
menghidupkan hati yang mati dengan cara mengajak dan
menuntun manusia untuk menegakkan agama dan senan-
tiasa menyembah Allah serta tidak menyekutukan-Nya,
agar manusia selalu pada jalan yang lurus atau benar dan
mendapat ampunan serta terhindar dari azab.
Melalui kegiatan dakwah masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan spiritualnya (Muchtar dan Ghalia,
2018:147), sekaligus bertujuan untuk mengedukasi
masyarakat terlebih pada informasi-informasi soal
-
30
keagamaan yang berkembang di masyarakat dan terka-
dang dipertanyakan kebenarannya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan
dakwah adalah untuk mengingatkan dan menyelamatkan
manusia dari kemungkaran, kemaksiatan dan membawa
mereka ke jalan yang terang sehingga dapat terwujud
masyarakat muslim yang diidam-idamkan serta sejahtera
dibawah limpahan ramat, karunia dan ampunan Allah.
c. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah ialah komponen-komponen
yang selalu ada dalam setiap kegiatan berdakwah. Unsur-
unsur tersebut antara lain; subyek dakwah (da‟i), obyek
dakwah (mad‟u), materi dakwah (maddah), metode
dakwah (thariqah) dan media dakwah (wasilah).
1) Subyek Dakwah (Da‟i)
Subyek dakwah atau da‟i ialah orang yang
menyampaikan dan meyebarluaskan pesan berupa se-
buah ajaran keagamaan kepada masyarakat. Subyek
dakwah di sini adalah unsur terpenting dalam
berdakwah, yang mana ia berperan sebagai komu-
-
31
nikator yang akan menentukan berhasil atau tidaknya
sebuah pesan sampai kepada komunikan (mad‟u).
Subyek dakwah perlu memperhatikan obyek
dakwahnya baik dalam perilaku, budaya dan ling-
kungan. Sebab hal ini akan berpengaruh terhadap
metode dan media apa yang akan dipilih sehingga pe-
san dapat diterima. Selain itu terdapat pula sikap dan
kepribadian yang perlu diperhatikan karena akan
mempengaruhi respon dari masyarakat.
2) Obyek Dakwah (mad‟u)
Obyek dakwah adalah individu, kelompok atau
masyarakat sebagai penerima pesan. Obyek dakwah
begitu luas meliputi seluruh umat manusia yang ber-
beda dalam hal agama, latar belakang sosial, budaya
dan pendidikan.
Sebagai sasaran dari subyek dakwah, obyek
dakwah terbagi dalam tiga golongan, yaitu:
a) Golongan cendekiawan, golongan yang cinta pada
kebenaran dan dapat berfikir kritis serta cepat da-
lam menangkap persoalan.
-
32
b) Golongan awam ialah golongan masyarakat umum
yang belum mampu berfikir kritis dan mendalam
pada pengertian yang tinggi.
c) Golongan yang berbeda dengan dua golongan sebe-
lumnya, di mana individu atau klompok pada go-
longan ini senang membahas sesuatu, namun masih
dalam batas tertentu dan tidak mendalam (Khasani,
2014:22).
Dengan mengetahui dan memahami pembagian
golongan di atas akan mempermudah subyek dakwah
dalam memilh serta menentukan metode juga materi
yang akan disampaikan. Sebab hal tersebut akan ber-
pengaruh pada sampai atau tidaknya pesan kepada
obyek dakwah.
3) Materi Dakwah (maddah)
Materi merupakan bahan atau pesan yang akan
disampaikan subyek dakwah kepada obyek dakwah.
Materi tersebut berisi ajaran Islam yang tentunya ber-
sumber pada al quran dan hadist yang didalamnya ter-
dapat tiga pokok ajaran yaitu;
-
33
a) Aqidah
Aqidah adalah pokok ajaran yang
menyangkut atau berhubungan dengan keyakinan
yang meliputi keimanan dan kepercayaan kepada
Allah SWT, dan segala sesuatu yang harus diimani
atau diyakini menurut ajaran al quran dan hadist
(Gunawan, 2017:14). Maka dapat dikatakan bahwa
aqidah di sini ialah dasar dan landasan fundamental
yang perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap
umat.
b) Syariat
Syariat adalah rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan segala aktivitas atau kegiatan
manusia dengan penciptanya dan manusia dengan
sesamanya, mulai dari apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan hingga mana yang halal dan haram
(Malihah, 2014:32).
c) Akhlaq
Akhlaq adalah pokok ajaran Islam yang
berisi panduan tata berperilaku manusia sebagai
-
34
hamba Allah, individu, anggota masyarakat dan ba-
gian dari lingkungan (Gunawan 2017:14). Akhlaq
ini merupakan ajaran pokok yang akan terus diprak-
tekkan manusia selama masa hidupnya karena
berhubungan dengan perilaku atau kebiasaan, maka
dari itu pembelajaran mengenai akhlaq perlu dipela-
jari dan dipahami oelh setiap umat.
4) Metode Dakwah (Thariqah)
Metode ialah cara atau langakah-langkah yang
ditempuh guna mencapai suatu tujuan. Maka metode
dakwah adalah cara yang digunakan oleh subyek
dakwah dalam menyampaikan pesan atau materi
dakwah. Penggunaan metode yang dipilih oleh subyek
dakwah akan menentukan diterima atau tidaknya se-
buah pesan kepada obyek dakwah, berikut beberapa
metode dakwah yang dapat diterapkan:
a) Metode dakwah bil-hikmah, metode dakwah
dengan memperhatikan latar belakang, situasi dan
kondisi obyek dakwah dengan melihat pada ke-
-
35
mampuan obyek dakwah hingga tidak merasa
terbebani dalam menerima pesan.
b) Metode dakwah mau‟izatul hasanah, menyam-
paikan ajaran Islam dengan memberikan nasihat
atau pengajaran yang baik dan diikuti dengan rasa
cinta kasih sehingga pesan yang ingin disam-
paikan dapat menyentuh hati.
c) Metode dakwah mujadalah billati hiya ahsan,
metode dakwah yang menerapkan cara dengan
berdiskusi, bertukar pikiran dan membantah
dengan baik. Dalam menggunakan metode ini
subyek dakwah perlu memerhatikan dan
menghindari sikap emosional dan merendahkan
martabat mitra diskusi dengan mengedepankan
argumentasi yang dapat dibantah kebenarannya
(Pirol ,2017:54-55).
5) Media Dakwah (Wasilah)
Media dakwah adalah media atau sarana yang
diaplikasikan untuk menyampaikan pesan dalam hal
ini materi atau ajaran Islam kepada obyek dakwah.
-
36
Pemilihan dan penggunaan media perlu diperhatikan
karena akan berpengaruh pada tersampainya pesan ju-
ga agar tercapainya efektivitas dalam berdakwah, apa-
lagi dengan perkembangan zaman media juga turut
mengalami perkembangan. Berikut adalah lima
macam media dakwah yang dapat diterapkan:
a) Lisan, ialah metode dakwah paling sedernaha dan
umum digunakan. Dakwah dengan lisan dapat ber-
bentuk ceramah, pidato, khutbah, bimbingan dan
penyuluhan.
b) Tulisan, media dakwah yang memanfaatkan media
tulis berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan
sebagainya.
c) Lukisan adalah media dakwah yang menggunakan
media visual berupa gambar dengan berbagai ragam
jenisnya.
d) Audio visual, media atau sarana dakwah yang me-
manfaatkan gambar dan suara, sehingga dapat me-
rangsang indera pendengaran, pengelihatan maupun
-
37
keduanya. Media tersebut dapat berupa tayangan
televisi, film, musik video dan sebagainya.
e) Akhlak, ialah media dakwah melalui perbuatan atau
aksi nyata dalam kegiatan sehari-hari yang dapat
mencerminkan ajaran Islam (Khasani, 2014:25-26).
2. Kritik Sosial
Hidup ditengah arus perubahan menuntut masyarakat
merubah pola kehidupan mereka, tidak terkecuali kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kita sebagai bagian dari masyara-
kat yang hidup dalam aturan dan kebijikan pasti tidak akan
terlepas dari masalah-masalah sosial. Masalah sosial akan
terus hadir beriringan dengan realitas sosial yang terus
berkembang dimasyarakat. Masalah sosial tak hanya muncul
dari ranah politik pemerintahan saja, namun juga pada ranah
pendidikan, pergaulan remaja, isu-isu lingkungan dan
keadaan sekitar.
Ketika masalah sosial muncul kemudian mengaki-
batkan keadaan sosial dimasyarakat tidak berjalan semesti-
nya, akhirnya memaksa kita sebagai masyarakat untuk ber-
-
38
tindak dan melakukan protes dengan menyalurkan aspirasi
dan pendapat, dalam bentuk kritik sosial.
Kritik sosial terbentuk dari dua istilah yaitu kritik dan
sosial. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan
kritik sebagai bentuk kecaman atau tanggapan, yang terka-
dang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya
(https://kbbi.web.id/kritik, diakses tanggal 19 April 2020).
Ada pula yang mengartikan kritik sebagai bentuk penilaian
dan tanggapan atas sesuatu. Sedangkan sosial berarti sesuatu
yang berkenaan dengan masyarakat (kbbi.web.id/sosial, di-
akses tanggal 19 April 2020). Maka kritik sosial dapat di-
artikan penilaian atau pengungkapan terhadap kondisi sosial
masyarakat. Kritik sosial juga dapat dikaitkan sebagai se-
buah tindakan dari masyarakat di mana mereka mengamati
serta membandingkan secara teliti perkembangan mengenai
baik buruknya kualitas masyarakat.
Sedangkan Zaini (1997:44) berpendapat bahwa kritik
sosial adalah salah satu bentuk inovasi sosial dalam komu-
nikasi yang dikembangkan masyarakat dengan tujuan atau
https://kbbi.web.id/kritikhttps://kbbi.web.id/sosial
-
39
berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem
sosial atau proses bermasyarakat. Dengan kata lain kritik so-
sial digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyam-
paikan gagasan-gagasan baru sembari menilai gagasan-
gagasan terdahulu untuk mendapatkan perubahan sosial se-
hingga dapat mempertahankan keseimbangan sosial.
Kritik sosial dapat ditujukan untuk semua kalangan,
mulai dari masyarakat biasa sampai kalangan pejabat
pemerintahan. Bentuk kritiknya juga beragam, mulai dari
kritik yang berbau politik sampai isu-isu sosial yang
berkembangan dimasyarakat. Diharapkan dengan adanya
kritik sosial ini dapat dipahami sebagai tindakan mem-
perkuat persatuan dan memberikan kontribusi terhadap har-
monisasi sosial (Susetiawan, 1997:14). Bukan dianggap se-
bagai bentuk kecaman, celaan, atau pemberontakan semata
karena dapat menimbulkan konflik baru bahkan permusu-
han. Maksud harmonisasi sosial di sini ialah suatu keadaan
seimbang dalam sebuah kehidupan, di mana individu hidup
sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya (Amalia,
2017:23).
-
40
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, kritik so-
sial adalah sebuah bentuk tanggapan atau sindiran dari
masyarakat akibat dari ketidak sesuaian atau ketidak
selarasan antara aturan atau kebijakan dengan realitas sosial.
Fungsi kritik disini adalah sebagai sarana masyarakat untuk
melakukan kontrol sosial terhadap sistem yang berjalan.
3. Lagu dan lirik
Seni merupakan hasil karya cipta manusia sebagai
bentuk pencurahan ekspresi dan perasaan yang memiliki un-
sur estetika atau keindahan didalamnya (maxmanroe, max-
manroe.com/vid/umum/pengertian-seni.html. diakses 21
Juni 2020). Seni juga merupakan bentuk dari peradaban
manusia sebab seni dapat berkembang dan bergerak mengi-
kuti perubahan zaman baik perkembangannya dalam bu-
daya, teknologi serta ilmu pengetahuan. Musik salah
satunya, ia adalah satu dari sekian banyak cabang seni yang
digunakan sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi
dan perasaan yang turut mencerminkan kebudayaan
masyarakat pendukungnya, dan juga mengandung begitu
banyak nilai dan norma dari proses enkulturasi budaya
http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-seni.htmlhttp://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-seni.html
-
41
(Iswari, 2015:254). Sehingga musik tidak akan lepas dari
kehidupan manusia, bahkan dari dulu sampai sekarang tidak
ada masyarakat atau budaya yang tidak mengenal musik.
Berbicara soal musik tidak diragukan lagi pasti juga
akan membahas tentang lagu. Lagu merupakan bagian dari
musik, ia terbentuk dari hubungan antara unsur musik dan
lirik. Jika musik merupakan ilmu menyusun nada atau suara
dalam urutan dan kombinasi sehingga membentuk gabun-
gan nada, maka lagu adalah seni nada atau suara dalam uru-
tan kombinasi dan hubungan temporal alat musik yang dis-
ertai dengan lirik didalamnya sehingga dapat dinyanyikan
(Denissesusanna, kaskus.co.id).
Jamallus dalam Muttaqin (2008:3) mengartikan mus-
ik sebagai salah satu hasil karya seni dalam bentuk lagu atau
komposisi musik yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan
penciptaannya mealalui unsur-unsur musik meliputi irama,
harmoni, melodi, struktur lagu dan ekspresi sebagai satu
kesatuan.
Dalam Collins Dictionary, lagu adalah bagian dari
musik, biasanya terdapat teks verbal didalamnya yang dicip-
-
42
takan untuk dinyanyikan, terutama ditujukan untuk penam-
pilan solois (Marloysa, kompasiana.com, diakses 20 Mei
2020). Namun, seiring dengan perkembangan musik, lagu
tidak hanya dinyanyikan solois saja tetapi juga dalam grup
vokal atau band. Begitu pula yang tertera pada kamus musik,
bahwa lagu berarti nyanyian, melodi pokok, juga berarti
karya musik untuk dinyanyikan atau dimainkan dengan pola
dan bentuk tertentu (Banoe, 2003:233). Maka yang mem-
bedakan antara musik dan lagu ialah ada tidaknya unsur lirik
atau teks didalam rangkaian nada tersebut.
Dalam menikmati sebuah lagu pendengar tidak hanya
menikmati alunan nada dan melodi saja, lirik yang dinyan-
yikan sang musisi juga tidak luput dari perhatiannya. Lirik
lagu merupakan ungkapan ekspresi seseorang tentang suatu
hal yang pernah dilihat, dengar dan dialami penulisnya yang
dituangkan dalam bentuk kata-kata dan bahasanya. Ada pula
yang mengartikan lirik lagu sebagai puisi, seperti yang
diungkapkan Jan van Luxemburg dalam Iswari (2015:254)
bahwa definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya men-
cakup beberapa jenis sastra, namun juga ungkapan seperti
-
43
pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair lagu
pop dan doa-doa.
Adapun istilah umum lirik yaitu teks yang ada pada
rangkaian melodi dan nada yang didalamnya mengandung
suatu makna dari lagu. Maka dapat diartikan bahwa lirik la-
gu merupakan bahasa verbal yang digunakan penyair atau
pencipta lagu untuk mengekspresikan perasaannya dari suatu
fenomena-fenomena dan realitas yang ia pernah lihat, dengar
atau alami (Rusnianto, 2016:18).
Melalui lirik musisi berusaha menyampaikan apa
yang dirasa dan dialaminya, dimana pada setiap bait lirik ter-
tuang perasaan dan emosi sang penyair yang ingin dic-
eritakan, sehingga musik atau lagu tentu dapat
mempengaruhi seseorang yang mendengarnya. Hal ini di-
perkuat oleh pernyataan Machlis dalam Muttaqin (2008:4)
bahwa di dalam musik terdapat bahasa-bahasa emosi yang
punya tujuan sama dengan bahasa pada umumnya yaitu un-
tuk mengkomunikasikan pemahaman. Dalam bahasa musik
juga terdapat tata bahasa, sintaksis dan retorika, namun ten-
tunya bahasa musik berbeda. Setiap kata pada lirik memiliki
-
44
pengertian atau arti tersendiri karena berhubungan dengan
nada-nada lainnya. Kata-kata dalam lirik mengekspresikan
ide-ide dan emosi yang spesifik sedangkan musik digunakan
untuk mensugestikan penyataan-pernyataan misterius dari
pikiran dan perasaan sehingga mampu membangkitkan
perasaan dan meransang imajinasi pendengarnya.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa lagu
merupakan seni nada atau suara dalam urutan kombinasi dan
hubungan temporal alat musik yang disertai dengan lirik
didalamnya sehingga dapat dinyanyikan. Maka lagu dan lirik
saling berkaitan, sebab liriklah yang menggambarkan ek-
spresi, perasaan dan pesan dari sang musisi, lagu tanpa lirik
akan kurang untuk dinikmati begitupun sebaliknya. Dan lirik
merupakan bahasa verbal yang digunakan penyair atau pen-
cipta lagu untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya
dari suatu realitas yang ia pernah lihat, dengar atau alami,
sehingga musik atau lagu dapat mempengaruhi pen-
dengarnya. Sebab, lagu merupakan alat penyampai pesan
yang selain dapat di dengar dapat pula dirasakan.
-
45
4. Lirik lagu sebagai alat penyampai pesan dakwah dan
kritik sosial
Musik adalah bagian dari seni yang terus hidup dan
tumbuh di masyarakat. Dalam perspektif filsafat, musik atau
lagu diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan
pemahaman dan pengertian antar individu pada sudut ruang
dan waktu, dimanapun kita berada. Nietzsche seorang filsut
Jerman meyakini musik atau lagu mampu memberikan dam-
pak dan kontribusi positif bagi kehidupan manusia. Sehub-
ungan dengan itu muncul ungkapan “without music, life
would be an error” tanpa musik, hidup akan menjadi
kesalahan atau eror (Muttaqin, 2008:5). Dari pernyataan di-
atas membuat kita sadar bahwa begitu dekatnya kehidupan
kita dengan musik, bahkan tidak ada masyarakat atau bu-
daya yang tidak mengenal musik.
Musik memiliki sifat universal, hal ini menjadikan
musik dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat dan
pendengarnya dimanapun mereka berada (Rusnianto,
2016:23). Atas dasar tersebut musik kemudian dijadikan se-
bagai media hiburan hingga media komunikasi yang dida-
-
46
lamnya berisi berbagai pesan termasuk dakwah dan kritik
sosial. Komunikasi merupakan proses mentranmisikan pesan
atau informasi, gagasan, serta emosi yang dirangkai dengan
menggunakan simbol-simbol dengan tujuan untuk mem-
peroleh kesamaan makna dan mengubah perilaku orang lain
baik secara langsung atau tidak langsung (Arrafi, 2019:42).
Dengan kata lain inti dari proses komunikasi adalah ter-
sampaikannya sebuah pesan. Dan cara lagu menyampaikan
pesan pun cukup sederhana yaitu, ketika seorang penyanyi
menyanyikan lagunya yang kemudian diperdengarkan kepa-
da masyarakat luas. Inilah bentuk komunikasinya, penyanyi
sebagai komunikator atau penyampai pesan, lirik lagu se-
bagai pesan atau informasi, lagu sebagai medianya dan pen-
dengar sebagai komunikan atau penerima pesan.
Sebagai bagian dari kebudayaan yang universal dan
biasa digunakan sebagai media hiburan dan komunikasi,
musik atau lagu juga memiliki fungsi respon sosial. Jika kita
melihat kiprah para musisi Indonesia seperti Bimbo, Ebiet
G. Ade dan Iwan Fals, mereka menggunakan musik sebagai
media menyampaikan pesan, aspirasi, pendapat dan kritik
-
47
sosial yang ditangkapnya dari realitas sosial di masyarakat
baik kondisi sosialnya, tingkat kesejahteraan sampai kegeli-
sahan masyarakat (Muttaqin, 2008:10). Dengan menciptakan
lagu yang menggunakan syair-syair serta gaya bahasa yang
unik diharapkan dapat menyentuh dan menarik perhatian
publik sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat
diterima.
Pada dasarnya, menyampaikan pesan entah itu kritik
sosial, pesan moral atau dakwah tidak akan sampai pada
sasarannya jika kita sebagai komunikator tidak membaur
dengan perilaku, kebudayaan dan keadaan masyarakatnya
(Permana, 2013:121). Singkatnya, apa yang selalu mereka
kerjakan dan gemari disanalah kita dapat memanfaatkannya
sebagai media menyampaikan pesan. Seperti musik yang
dekat dengan kehidupan masyarakat, kita dapat memanfaat-
kannya sebagai alat komunikasi atau menyampaikan pesan
tanpa adanya kesan menggurui dan tanpa mengganggu
kegemaran mereka.
Sebenarnya banyak cara yang dapat digunakan untuk
menyampaikan kritik sosial maupun berdakwah, selain
-
48
menggunakan cara-cara konvensional seperti demonstrasi
untuk kritik sosial dan majlis taklim untuk berdakwah, me-
dia seni dan sastra juga tak jarang digunakan seperti musik
misalnya. Hanya saja tidak semua media seni dan sastra
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, karena sering-
kali pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh pencipta
seni tidak dapat tersalurkan dengan benar dan tidak semua
orang dapat menangkap dan mengerti maksudnya (Rusni-
anto, 2016:24) misalnya saja karya seni dalam bentuk lukis-
an dan patung.
Ada beberapa hal yang menjadikan musik lebih efek-
tif sebagai media menyampaikan pesan dibandingkan
dengan seni yang lain. Dan berikut keunggulan musik se-
hingga dapat digunakan sebagai media menyampaikan pesan
kritik sosial dan dakwah yaitu;
a. Universal, sifat musik yang universal membuat musik
mudah diterima oleh masyarakat dan pendengarnya di-
manapun mereka berada. Sehingga musik cukup efektif
digunakan sebagai alat menyampaikan pesan, karena
-
49
musik dapat didengar oleh siapa saja, kapan saja dan di-
mana saja.
b. Musik sebagai jembatan antar individu dengan ling-
kungannya, melalui lirik pada setiap bait musik atau lagu
dapat memfasilitasi hubungan belajar, self-expression dan
komunikasi.
c. Musik sebagai sarana menangkap dan memelihara per-
hatian. Maksudnya musik dapat digunakan untuk me-
nangkap apa yang menjadi perhatian dimasyarakat
kemudian menyalurkan perhatian itu kepada sasaran yang
dituju (misalnya pemerintah) guna mendapatkan per-
hatian lainnya sebagai bentuk feedback.
d. Manfaat musik sebagai penurun stress, relaksasi serta sa-
rana motivasi dan digunakan sebagai natural reinforce
(Geraldina, 2017:47).
5. Analisis semiotik Roland Barthers
Manusia memiliki kelebihan jika dibandingkan
dengan ciptaan Tuhan lainnya yaitu akal dan pikiran, lebih
dari itu manusia juga memiliki keunikan dalam merangkai
kata dan berbahasa yang menyimpan berbagai makna dan
-
50
pesan dibaliknya. Namun dalam praktiknya, manusia masih
harus melakukan interpretasi atau upaya memberikan makna
terhadap bahasa. Apalagi jika sudah menjadi sebuah karya
dengan bahasa yang lebih baku yang kemudian dipublikasi-
kan (Wibowo, 2019:3). Maka dibutuhkan sebuah metode
analisis guna menguraikan bahasa dan simbol komunikasi
verbal melalui sebuah kajian yang disebut semiotika.
Semiotika umum dikenal sebagai pengkajian tanda-
tanda atas kode. Istilah semiotika secara etimologis berasal
dari kata yunani semeion yang berarti tanda. Tanda disini be-
rarti sebagai suatu yang dianggap dapat mewakili sesuatau
yang lain, misalnya janur sebagai petanda adanya hajatan,
atau asap yang menandai adanya api. Sedangkan secara ter-
minologis, semiotik diartikan sebagai ilmu yang mengamati
dan mempelajari objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan se-
luruh kebudayaan sebagai tanda (wibowo, 2019:8). Pada in-
tinya, analisis semiotika merupakan sebuah usaha untuk
mengkaji dan mempelajari lebih lanjut teks atau narasi atau
wacana, ketika kita membacanya.
-
51
Kemunculan semiotika ini berawal dari pakar bahasa
Swiss Ferdinand de Saussure dan filsuf Amerika Charsles
Peirce yang mengawali cara pandang baru terhadap bahasa,
diawali dengan beralihnya filsafat bahasa ke pengkajian
tanda dan lahirlah semiologi kontemporer (Riadanarta,
2017:15).
Barthes adalah seorang kritikus asal Prancis yang
turut mengembangkan konsep semiotika dari Saussure dan
juga penganut paham sktrukturalisme. Menurut Sauuaure
strukturalisme adalah aliran filsafat yang ingin memahami
manusia mulai dari sejarah, kebudayaan hingga hubungan
kebudayaan dengan alam atau realitas, menggunakan
metode struktural. Strukturalisme inilah yang menyelidiki
pola-pola dasar yang tetap dalam berbagai realitas yang ada
dalam masyarakat (Yusida, www.academia.edu, diakses 13
September 2020).
Berdasarkan semiotika dari Saussure, tingkat penan-
daan Barthes terbagi menjadi dua sistem penandaan berting-
kat yaitu sistem denotasi dan konotasi. Sistem pertandaan
tingkat pertama adalah denotasi, sistem ini terdiri dari rantai
-
52
penanda dan petanda, yaitu hubungan materialitas penanda
atau konsep abstrak di baliknya. Pada sistem konotasi atau
sistem penandaan tingkat kedua sistem pertandaan pertama
menjadi penanda, yang menghasilkan petanda baru pada
rantai pertandaan yang lebih tinggi (Iswari, 2015:260).
Melalui model ini Barthes menjelaskan bahwa signif-
ikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier
dan signified didalam realitas external. Ini yang dimaksud
Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari
tanda. Sedangkan konotasi digunakan Barthes untuk menun-
jukkan penandaan tingkat kedua guna menggambarkan in-
teraksi yang terjadi ketika sebuah tanda bertemu dengan
perasaan atau emosi pembaca dan nilai-nilai kebudayaannya.
Pada signifikasi tahap kedua ini juga terdapat tanda yang
berkerja melalui mitos (Wibowo, 2019:22). Mitos inilah
yang akan menjelaskan bagaimana suatu kebudayaan
melihat dan memahami berbagai aspek tentang raslitas dan
gejala sosial. Intinya mitos adalah rantai penandaan yang
menggali lebih jauh dari sistem konotasi untuk mencapai
-
53
penandaan baru yang tergambar dari realitas masyarakat
sehari-hari.
Dengan kata lain, denotasi adalah tingkat penandaan
yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda dengan
realitas yang kemudian menghasilkan makna secara harfiah,
eksplisit atau gamblang dan makna nyata yang tampak pada
tanda. Dan konotasi adalah penandaan kedua yang men-
jelaskan hubungan penanda dan petanda yang didalamnya
beroprasi makna tidak langsung karena dikaitkan dengan
aspek psikologis seperti emosi dan perasaan serta ke-
budayaan pembacanya.
Peta Tanda Rolannd Barthes
Tabel 2. Peta Tanda Rolland Barthes
(Sumber: Iswari, e-journal komunikasi vol.3 No.1, 2015:260)
1. Signifier (penanda) 2.signified (petanda)
3. Denotative sign (tanda denotative)
4. Connotative signifier 5. Conotative signified
(penanda konotatif) (petanda konotatif)
6.Connotative sign (tanda konotatif)
-
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan prosedur atau langkah-
langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam memperkuat suatu
teori. Menurut The Liang Gie dalam Widiawati (2020:23)
metode penelitian adalah prosedur berupa langkah-langkah
penelitian yang mencangkup berbagai kegiatan atau tindakan
seperti tata langkah, pola kerja dan teknis guna memperoleh
pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan terdahulu.
Untuk memperoleh tujuan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut:
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif
kualitatif. Penelitian kualitatif berarti penelusuran atau
penelitian secara mendalam dengan menggunakan prosedur
ilmiah untuk menghasilkan kesimpulan naratif berdasarkan
analisis data tertentu. Hal serupa juga diungkapkan oleh
Bogdan dan Taylor seperti di kutip Suwendra (2018:4) bahwa
-
55
penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku atau fenomena sosial yang diamati.
Menurut Denzin dan linclon (dalam Anggito dan Jo-
han, 2018:7-8) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar alamiah obyek penelitian untuk menafsir-
kan fenomena yang terjadi dengan melibatkan berbagai
metode yang ada. Penelitian kualitatif sendiri ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena yang terjadi dari sudut pan-
dang partisipan dan kedudukan peneliti menjadi instrument
kunci dalam penelitian.
Pada penelitian kualitatif, penulis menggunakan
langkah-langkah penelitian dengan metode pengumpulan data
dan menggunakan analisis data diperkuat dengan teori yang
sesuai dengan objek penelitian sehingga memperoleh hasil
berupa kesimpulan yang mendetail. Dengan penelitian kuali-
tatif deskriptif inilah penulis akan mengungkapkan dan men-
guraikan objek penelitian serta makna dibaliknya sehingga
dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.
-
56
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang
terdapat dalam lirik lagu “Haluan” dari Barasuara yang
kemudian di analisis menggunakan analisis semiotika yang
diperkenalkan oleh Roland Barthes. Data yang terkumpul ter-
sebut kemudian diseleksi dan dianalisa sehingga
menghasilkan data berupa kesimpulan yang naratif dan
deskriptif.
B. Lokasi dan Jadwal penelitian
Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang
dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli. Sedangkan un-
tuk lokasi penelitian peneliti menggunakan platfrom seperti
website dan channel YouTube dari Barasuara.
C. Sumber data
1. Data primer
Data Primer adalah data yang bersumber atau
diperoleh secara langsung dari hasil penelitian di lapangan
atau objek penelitian seperti data dari hasil observasi, wa-
wancara, jajak pendapat dan pengujian. Dapat pula di-
artikan sebagai sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan (Bungin, 2017:132). Data primer yang diperoleh
-
57
dalam penelitian ini terdapat pada objek penelitian yaitu
lirik lagu “Haluan” Barasuara. Penulis akan mendengar
dengan seksama lagu karya dari Band Barasuara guna me-
mahami tanda-tanda serta makna apa yang terkandung
dibaliknya. Sehingga pada setiap bait liriknya penulis dapat
melakukan interpretasi sehingga menghasilkan data yang
deskriptif.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
sumber kedua seperti, media perantara baik berupa buku,
catatan, bukti yang telah ada, arsip, majalah, web, maupun
jurnal (Bungin, 2017:132). Data sekunder dapat disebut se-
bagai data tambahan yang akan digunkan penulis untuk
memperkuat hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari buku-buku, skripsi, jurnal, maja-
lah, internet serta sumber data lainnya yang berhubungan
dengan objek penelitian seperti platform musik dan web
resmi dari band Barasuara.
-
58
D. Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk
menguatkan serta menunjang penelitian ini ialah pengum-
pulan data dengan observasi dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah sebuah aktivitas mengamati suatu
objek secara cermat dan sistematis guna mendapatkan data
berupa fakta, pernyataan-pernyataan serta gambaran ken-
yataan. Observasi memiliki fungsi deskriptif yang berguna
untuk menjelaskan dan merinci data atau gejala yang ter-
jadi (Widiawati, 2020:137). Observasi atau pengamatan
yang diterapkan penulis dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mendengarkan lagu “Haluan” karya Barasu-
ara, membaca lirik lagunya dan menganalisisnya sehingga
mampu menemukan pesan dalam lagu yang berkaitan
dengan kritik sosial dan dakwah.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ialah proses pengumpulan data
yang bersumber dari dokumen-dokumen atau rekaman
(Suwendra, 2018:65). Dapat pula diartikan sebagai teknik
-
59
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari dokumen guna memperoleh data atau infor-
masi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Fat-
in, seputarpengertian.blogspot.com, diakses 13 Juli 2020).
Dokumen-dokumen yang dimaksud dapat berupa memo,
jurnal, majalah, koran, bulletin, pernyataan, serta berita
yang disiarkan oleh media massa. Untuk mendukung data
penelitian penulis mengumpulkan data mengenai informasi
dari objek yang diteliti melalui berbagai macam literature
guna memperkuat dan memperkaya analisis. Sumber-
sumber lain yang digunakan peneliti berupa artikel-artikel
dan video-video yang berhubungan dengan grup band
Barasuara dari blog maupun dari situs YouTube.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian
ini ialah teknik analisis semiotika Roland Barthes. Peneliti
akan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait
yang kemudian akan dianalisis menggunakan teori semiotika
Roland Barthes.
-
60
Pemikiran Roland Barthes dipilih menjadi acuan dalam
penelitian ini karena selain mempelajari tanda-tanda dan
menentukan makna ia juga melihat pada interaksi antara teks
dengan pengalam personal atau kultur penggunanya (Mudji-
yanto dan Nur, 2013:77). Dan dengan melakukan pembagian
yaitu pemisahan antar bait, ini akan mempermudah peneliti
dalam melakukan interpretasi atau pemaknaan pada setiap
tanda pada lirik lagu "Haluan" dari Barasuara yang berhub-
ungan dengan pesan-pesan kritik sosial dan dakwah.
F. Teknik Validasi Data
Teknik validasi data digunakan untuk menyakinkan
data yang ada pada penelitian ini adalah valid. Dengan kata
lain teknik validasi data merupakan teknik pemeriksaan ke-
absahan data yang digunakan peneliti untuk memastikan data
hasil penelitian (Rismawan, 2014:4).
Dalam penelitian ini, penulis melalukan validasi data
dengan meningkatkan kecermatan atau ketekunan, perpanjan-
gan pengamatan dan penggunaan berbagai referensi (Suwen-
dra, 2018:100). Peningkatan kecermatan atau ketekunan be-
rarti dengan melakukan check dan recheck pada semua hasil
-
61
penelitian secara teliti. Sedangkan perpanjangan pengamatan
yang dimaksud adalah memperpanjang waktu pengamatan
guna memeperdalam hasil pengamatan.
-
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Musik indie
Musik indie kini mulai terdengar familiar ditelinga
yang diikuti dengan menjamurnya berbagai festival musik,
namun masih banyak yang mengira indie sebagai aliran atau
genre musik. Istilah indie berasal dari bahasa inggris yaitu in-
dependent yang berarti merdeka, berdiri sendiri, dan berjiwa
bebas (Fakhrizal, https://www.qureta.com/post/fenomena-
kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indie, diakses 13 Juli 2020).
Musisi indie adalah musisi yang memproduksi dan memasar-
kan sendiri karyanya.
Band indie memiliki kebebasan dalam hal berkarya
dan menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka rasa-
kan, bahkan tak jarang lagu yang diciptakan merupakan
ungkapan ekspresi keresahan terhadap fenomena dan realitas.
Disebut indie karena untuk membedakan dengan yang main-
stream, kata mainstream yang dimaksud di sini adalah tempat
band-band pada umumnya bernaung dibawah label besar
https://www.qureta.com/post/fenomena-kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indiehttps://www.qureta.com/post/fenomena-kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indie
-
63
dengan industri yang mapan dalam hal pemasaran dan pro-
mosi. Biasanya label-label ini mendominasi promosi
diberbagai media massa sehingga band dibawah naungannya
dapat terekspos dengan baik. Maka yang membedakan band
indie dengan mainstream adalah industrinya.
Musik indie mulai dikenal di Indonesia sekitar 1900,
dimulai dengan God Bless yang beraliran atau bergenre rock.
Hanya saja pada saat itu band indie lebih dikenal dengan
istilah underground. Mereka mendeklarasikan diri pada Maja-
lah Aktuil terbitan 1971 bahwa mereka adalah band dengan
kategori underground. Dan pada majalah itu pula ditulis bah-
wa ada Underground Music Festival di Surabaya yang di-
wakili oleh God Bless dari Jakarta, Giant Step dari Bandung,
Bentoel dari Malang dan Terncem dari Solo, dan inilah yang
disebut sebagai cikal bakal dari scene underground atau indie
(Anaya, https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-
penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/, diakses
13 Juli 2020). Dari band-band tersebut pula yang kemudian
memunculkan band-band indie yang berkembang di kota-kota
besar dan turut mewarisi apa yang dilakukan pendahulunya.
https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/
-
64
Perkembangan musik indie terlihat cerah pada tahun
1990-an, diawali dengan Pas Band yang kala itu berhasil
menjual album sebanyak 5000 keping dan kemudian disusul
Mocca yang berhasil menembus 100.000 kopi (Riadanarta,
2017:29). Keberhasilan para musisi terdahulu inilah kemudian
membawa semangat dan dampak pada perkembangan band
indie sampai sekarang. Bahkan kini kita sudah tidak asing
dengan band-band seperti Efek Rumah Kaca, Superman Is
Dead, Fourtwenty, Payung Teduh, Dialog Dini Hari, Naif,
Mocca, Barasuara dan masih banyak yang lainnya.
Dalam hal eksistensi band indie juga tidak kalah
dengan band-band dibawah naungan label besar, terlebih
dengan perkembangan dan peranan media, ditambah dengan
semakin tersedianya platform-platfrom musik saat ini yang
mampu menopang kuat promosi dan pemasaran lagu-lagu
karya band indie. Apalagi dengan karya musik yang catchy
dan selling band indie sangat berpeluang menjadi artis dengan
jutaan kopi.
-
65
2. Sepak Terjang Barasuara
Gambar.1 Personil Barasuara Sumber: http://www.barasuara.com/
Barasuara, grup musik indie asal Jakarta yang ter-
bentuk dari sebuah visi menyuarakan semangat dan ke-
merdekaan pikiran orang Indonesia didalam sebuah koridor
musik yang membara, yang beranggotakan Iga Masardi (vo-
cal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass),
Marco Steffiano (drum), Asteriska (vocal), dan Puti Chitara
(vocal) (DCDC.com, www.djarumcoklat.com/article/alunan-
estetis-di-tubuh-barasuara, diakses 13 Juli 2020).
Karir Barasuara dimulai pada tahun 2012, dengan al-
bum perdananya bertajuk “Taifun” pada tahun 2015. Dengan
nuansa rock experimental Barasuara berhasil mendapat respon
http://www.barasuara.com/http://www.djarumcoklat.com/article/alunan-estetis-di-tubuh-barasuarahttp://www.djarumcoklat.com/article/alunan-estetis-di-tubuh-barasuara
-
66
positif dari berbagai kalangan dan media, bahkan beberapa di-
antara antusias dalam mengulas lagu-lagu didalamnya. La-
gunya pun cukup dikenal dikalangan anak muda lewat aksi
mereka dipanggung-panggung pensi dan festival musik lokal.
Lewat album ini pula Barasuara memenangkan penghargaan
di ajang Anugrah Musik Indonesia (AMI) tahun 2016 dalam
kategori Karya Produksi Alternatif Terbaik dan me-
menangkan „Best Live Act‟ di Rolling Stone Editors‟ Choice
Award 2016 (Kukuh, kumparan.com, diakses 13Juli 2020 ).
Gambar.2 Album Pertama
Sumber: http://www.barasuara.com/
Sejak awal kemunculannya Barasuara begitu menarik
perhatian, banyak pula yang menyebutkan warna musik
http://www.barasuara.com/
-
67
Barasuara rock, flock. Tetapi Barasuara tak pernah mem-
berikan batasan aliran musiknya secara gamblang. Walaupun
tidak menentukan genre, bukan berarti Barasuara bergerak
tanpa arah. Justru Barasuara ingin kebebasan itu membuat la-
gunya dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan lintas usia
dan latar belakang.
Selain warna musik, Barasuara juga memiliki ciri khas
dalam liriknya, dimana lirik lagunya menggunakan kalimat
baku bahasa Indonesia yang bergaya sastrawi. Hal ini sejalan
dengan konsep yang diusung oleh Barasuara yaitu “menjadi
sebenar-benarnya orang Indonesia” yang artinya mereka sela-
lu membuat lagu dengan lirik bahasa Indonesia.
Barasuara sampai saat ini telah mengeluarkan dua al-
bum dengan “Taifun” dan “Pikiran dan Perjalanan”, satu mini
album “PQ-Race dan Perjalanan” dan empat single yang
terdiri dari “Bahas Bahasa”, “Sendu Melagu”, “Guna Manu-
sia” dan “Pikiran dan Perjalanan”.
-
68
3. Tentang lagu Haluan
Gambar.3 Album Kedua
Sumber: http://www.barasuara.com/
Pada tanggal 8 Maret 2019 setelah empat tahun tera-
khir akhirnya Barasuara merilis album terbaru dengan judul
“Pikiran dan Perjalanan” melalui label Darlin‟ Records. Judul
“Pikiran dan Perjalanan” dipilih karena diangggap mewakili
semua perubahan yang terjadi pada Barasuara selama proses
pembuatan album tersebut sejak album perdana dirilis pada
tahun 2015.
Dalam album pikiran dan perjalanan barasuara ingin
menggambarkan sebuah memoar yang didalamnya mengan-
dung kompleksitas perasaan, ekspektasi, kebahagiaan dan
http://www.barasuara.com/
-
69
naik turunnya kondisi mental manusia. Singkatnya pada al-
bum ini berisi sebuah dokumentasi musikal Barasuara selama
hampir 3,5 tahun, yang didalmnya berisi potret pembelajaran
apa yang mempengaruhi Barasuara secara musikal. Setiap la-
gu dalam album pikiran dan perjalanan berisi kalimat dan ka-
ta-kata yang ditulis dengan sangat personal pada setiap ke-
jadian, tentang bertahan hidup, tentang melaju dari yang gelap
dan merayakannya (fisandra, Tempo.co, 8 Maret 2019). Me-
lalui album ini Barasuara juga ingin mengajak para pen-
dengarnya untuk tetap optimis, percaya bahwa masih ada
harapkan dan ajakan keluar dari belenggu kegelapan.
Dan hal ini tergambar dari susunan lagu yang terdapat
dalam album, dimana pada album ini terdiri dari Sembilan la-
gu yang masing-masing berjudul “Seribu Racun”, “Pikiran
dan Perjalanan”, Guna Manusia”, “Pancarona”. “Tentukan
Arah”, “Masa Mesias Mesias”, “Haluan”, “Samara” dan “Ti-
rai Cahaya”.
Pada penelitian ini penulis memilih lagu dengan judul
“Haluan” yang terdapat dalam album pikiran dan perjalanan.
Menurut penulis, lagu tersebut masuk kedalam bentuk repre-
-
70
sentasi keresahan dan kepedulian terhadap fenomena sosial
yang terjadi yang dituangkan kedalam lagu dengan muatan
kritik sosial dan pesan dakwah didalamnya. Jika didengar
dengan seksama pada setiap baitnya terdapat makna yang
cukup dalam dan relevan dengan kehidupan manusia sekarang
yang telah mengalami perubahan zaman dan pikiran.
B. Pesan dakwah dan kritik sosial pada lirik lagu "Haluan" Barasuara
1. Analisis semiotik Roland Barthes pada lirik lagu "Haluan"
Barasuara
a. Analisis semiotik pada bait pertama lirik lagu "Haluan"
1) Makna denotasi pada bait pertama pada lagu Haluan
Bait pertama:
"Menari melibas antara"
"Huru hara, huru hara"
"Bersulang untuk perbedaan"
"Satukan Haluan"
Makna denotasi pada lirik diatas yaitu kata
"menari" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
-
71
2008:1633) berarti memainkan tari atau menggerakkan
badan dan sebagainya dengan irama atau bunyi-
bunyian. Lalu kata "melibas" menurut KBBI (2008:923)
memiliki arti memukul. Ini berarti sebuah gerakan
memukul. Kata "antara" berarti jarak, sela-sela, antara
disini dihubungkan pada lirik selanjutnya yaitu huru ha-
ra yang berarti keributan atau kerusuhan. Kemudian pa-
da lirik selanj