Pertemuan 11

28
PERTEMUAN 11 PEMOTIVASIAN

Transcript of Pertemuan 11

Page 1: Pertemuan 11

PERTEMUAN 11

PEMOTIVASIAN

Page 2: Pertemuan 11

M o t i v a s i

A. KONSEP DASAR

Motivasi tidak dapat dibahas dengan cermat apabila masihdipahami sebagai suatu kepribadian (personality) yangdimiliki oleh sementara orang sajadimiliki oleh sementara orang saja

Berelson dan Steiner dalam Siswanto (2006:119)mendefinisikan motivasi sebagai keadaan kejiwaan dansikap mental manusia yang memberikan energi,mendorong kegiatan, dan mengarahkan atau menyalurkanperilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberikepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Page 3: Pertemuan 11

B. MOTIVASI DAN PERILAKU

Menurut Hersey dan Blanchard dalam Siswanto ( 2006:120)bahwa perbedaan individu tidak hanya terletak padakemampuan saja, tetapi juga terletakpada kemauannya.Sedangkan motif seringkali dirumuskan sebagai:1. Kebutuhan (need)1. Kebutuhan (need)2. Keinginan (want)3. Dorongan (drive)4. Bisikan hati (impluse)

Page 4: Pertemuan 11

Berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan menurut Herseydan Blanchard dalam Siswanto (2006:121) disebabkan hal-hal sebagai berikut:1. Pemuasan kebutuhan (need satisfaction)2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan (bloking need

satisfaction)3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)3. Ketegangan kognitif (cognitive dissonance)4. Frustasi (frustration)5. Rasionalisasi (rasionalization)6. Regresi (regrision)7. Fiksasi (fixation)8. Resignasi (resignation)9. Kekuatan motif yang meningkat (increasing motive

strength)

Page 5: Pertemuan 11

1. Pemuasan kebutuhanMenurut Abraham Maslow, bila suatu kebutuhan sudah dipuaskan stimulusperilaku akan menurun dan timbul kebutuhan lain yg lebih penting.

2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan.Pemuasan kebutuhan yg telah diblokir terjadi pengurangan kekuatankebutuhan. Sbg gantinya, individu cenderung melakukan penurunanperilaku dlm rangka mencapai pemecahan secara coba dan ralat (trial anderror).

3. Ketegangan kognitif (stres)3. Ketegangan kognitif (stres)Ketegangan kognitif timbul bila dua buah persepsi yg relevan satu samalain berada dlm konflik.

4. Frustasi.Suatu hambatan bagi pencapaian tujuan yg disebabkan oleh kondisiindividual.

5. Rasionalisasi.Dapat diartikan sbg permintaan maaf (misalnya individu yg tdk mampumenyelesaikan tugas yg diberikan mungkin akan berkata “keadaan ituadalah kesalahan bos saya, akibatnya saya tdk naik pangkat)”.

Page 6: Pertemuan 11

6. RegresiTindakan seseorang yg tdk sesuai dengan usianya. Individu ygmengalami frsutasi cenderung menyerah pd usaha pemecahanpermasalahan mereka yg konstruktif dan regresi adalah perilaku yglebih primitif dan kekanak-kanakan.

7. FiksasiTerjadi bila individu terus-menerus memperlihatkan pola perilaku ygsama berulang-ulang meskipun pengalamannya telahmemperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.memperlihatkan bahwa hal itu tdk akan menghasilkan apa pun.

8. ResignasiPengunduran diri / apatis terjadi setelah frustasi yg berkepanjangan.Gejala tsb menunjukkan individu yg bosan.

9. Kekuatan motif yg meningkat.Kekuatan motif akan meningkat bila individu terikat pd aktivitas ygdiarahkan pd tujuan. Selanjutnya bila aktivitas tujuan di mulai,kekuatan motif tsb akan berkurang dan timbul motif lain yg merubahperilaku. Kepuasan individu hanya satu jangka waktu saja.

Page 7: Pertemuan 11

C. ELEMEN DAN BENTUK MOTIVASI

Page 8: Pertemuan 11

C. ELEMEN PENGGERAK MOTIVASI

1. Kinerja (achievement).Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagaisuatu kebutuhan (needs) dapat mendorongnyamencapai sasaran.

2. Penghargaan (recognition)Penghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telahPenghargaan, pengakuan atas suatu kinerja yang telahdicapai oleh seseorang merupakan stimulus yang kuat.

3. Tantangan ( challenge )Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuatbagi manusia untuk untuk mengatasinya.

4. Tanggung jawab (responsibility)Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akanmenimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggungjawab.

Page 9: Pertemuan 11

5.. Pengembangan ( development )Pengembangan kemampuan seseorang, baik daripengalaman kerja atau kesempatan untuk maju,dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untukbekerja lebih giat atau lebih bergairah.

6. Keterlibatan ( involvement )Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan sajamerupakan rasa memiliki dan rasa turutbertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasabertanggung jawab,tetapi juga menimbulkan rasaturut mawas diri untuk bekerja lebih baik danmenghasilkan produk yang lebih bermutu.

7. Kesempatan ( opportunity )Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang kariryang terbuka, dari tingkat bawah sampai tingkatmanajemen puncak merupakan stimulus yang cukupkuat bagi karyawan.

Page 10: Pertemuan 11

D. TEORI-TEORI MOTIVASI

Page 11: Pertemuan 11

lanjutan

Page 12: Pertemuan 11

* Teori harapan1. P = F ( M X A)

Ket : P = kinerjaF = fungsiM = motivasi (kekuatan)A = ability (kemampuan)

NB : kinerja adalah fungsi (F) perkalian antara motivasi (M) dan ability (A).

2. M = F (V1 X E)2. M = F (V1 X E)Ket : V1 = valensi tingkat 1

E = expectancy (harapan)NB = Motivas (M) adalah fungsi (F) perkalian valensi tk1 (V1) dan expectancy(E). Perilaku tertentu akan diikuti oleh suatu hasil tingkat pertama. Bilaharapan tsb rendah maka motivasinya kecil.Valensi = berhubungan dengan preferensi hasil sbgmn yg dilihat individu.Suatu hasil memiliki valensi positif bila dipilih dan lebih disenangi, danmemiliki valensi negatif bila tdk dipilih, serta memiliki valensi nol bila individuacuh tak acuh memperolehnya.

Page 13: Pertemuan 11

3. V1 = F (V2 X I )Ket : V2 = valensi tingkat 2

I = instrumentalitasNB = Valensi yg berhubungan dengan berbagai macam hasil tk 1 merupakanfungsi (F) perkalian antara jumlah valensi yg melihat pd semua hasil tk kedua(V2) dan Instrumentalitas (I).

Hasil tk pertama yg timbul dari perilaku adalah hasil yg berhubungan denganpelaksanaan pekerjaan (produktivitas, kemangkiran, kualitas atasproduktivitas.Hasil tk kedua adalah ganjaran yg mungkin ditimbulkan oleh hasil tk pertama(kenaikan gaji, promosi, penerimaan / penolakan oleh kelompok)Instrumentalitas = pertautan antara pencapaian perolehan tk pertamadengan pencapaian perolehan tk kedua.

Page 14: Pertemuan 11

* Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)1. Faktor hygiene atau dissatisfier meruapakan faktor pencegah yang

esensial untuk mengurangi adanya ketidak puasan, artinya bahwatidak adanya faktor-faktor tersebut dalam organisasi cenderungmenyebabkan adanya ketidak puasan yang mendalam dankeberadaannya menciptakan suatu keadaan ketidak puasan nol ataubersikap netral. Faktor tersebut berkaitan dengan keadaan pekerjaanyang meliputi gaji, jaminan pekerjaan, kondisi kerja, kebijakanperusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadidengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.dengan atasan, bawahan dan sesama serta adanya jaminan sosial.

2. Faktor pemuas atau motivator merupakan kondisi kerja intrinsik yangdapat memotivasi prestasi kerja seseorang. Menurut Herzberg faktortersebut seperti tantangan tugas, penghargaan atau hasil kerja yangbaik, peluang untuk menciptakan kemajuan, pertumbuhan pribadi danpengembangan dapat memotivasi perilaku.Teori dua faktor memperidiksikan bahwa perbaikan dalam motivasihanya akan nampak jika tindakan manajer tidak hanya dipusatkanpada kondisi ekstrinsik pekerjaan tetapi juga pada faktor kondisiintrinsik pekerjaan itu sendiri.

Page 15: Pertemuan 11

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Page 16: Pertemuan 11

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

A. KONSEP DASAR

Menurut Handoko (2003:272) bahwa komunikasi adalahproses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasanatau informasi dari seseorang ke orang lain.

Konsep rantai pertukaran informasi mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:1. Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti2. Suatu sarana pengaliran informasi3. Suatu system bagi terjalinnya komunikasi di antara

individu-individu

Page 17: Pertemuan 11

B. PROSES KOMUNIKASI

Model komunikasi antar pribadi

Model ini menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi. Bilasalah satu unsur hilang, maka komunikasi tidak dapatberlangsung. Sebagai contoh, seseorang dapatmengirimkan berita tetapi bila tidak ada yang menerimaatau mendengar maka komunikasi tidak akan terjadi.

Page 18: Pertemuan 11

Model komunikasi lebih terperinci

Page 19: Pertemuan 11

C. TIPE JARINGAN DAN SALURAN KOMUNIKASIDALAM ORGANISASI

Menurut Handoko (2003:278) bahwa tipe jaringankomunikasi berbentuk:1. Lingkaran2. Rantai3. Huruf Y3. Huruf Y4. Bintang

Sedangkan saluran komunikasi dalam organisasi terdiridari:1. Komunikasi vertikal2. Komunikasi lateral atau horizontal3. Komunikasi Diagonal

Page 20: Pertemuan 11

* Jaringan komunikasi1. Lingkaran

A

B E

NB : B hanya dpt berkomunikasi A dan C. Untuk berkomunikasidengan E, B harus melalui A atau C dan D

C D

Page 21: Pertemuan 11

2 . RantaiC

B D

NB : menunjukkan dua bawahan (A dan E) yg melapor kpd atasanmereka (B dan D), yg selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C.

Jaringan “lingkaran” dan “rantai” adalah komunikasi yg didesentralisasi.Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikan masalah ygkompleks, karena akan lebih cepat dan akurat penyelesaiannya.Kepuasan anggota kelompok juga cenderung lebih tinggi.

A E

Page 22: Pertemuan 11

3. Bintang

C

B

D

A

E

NB : C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D, E, walaupunmereka tdk dpt berkomunikasi satu sama lain. Contoh : empat tenagapenjual (A, B, D, E) melapor ke manajer cabang (C)

D E

Page 23: Pertemuan 11

3. Huruh Y

C

B

D

A

E

NB : Terdapat dlm bagian sekretariat dimana surat-surat diterima olehE, di sortir oleh D dan di distribusikan oleh C ke A dan B.Jaringan “ bintang” dan “huruf Y” adalah komunikasi yg terpusat,dengan C pd posisi pusat. Hal ini lebih efektif untuk menyelesaikanmasalah-masalah rutin dan tidak kompleks, karena lebih cepat danakurat.

E

Page 24: Pertemuan 11

* Saluran komunikasi dlm organisasi :1. Komunikasi vertikal

Terdiri atas komunikasi ke bawah dan ke atas.a. Komunikasi ke bawah (downward communication) = memberikan

pengarahan, instruksi, nasehat/saran, penilaian bawahan, daninformasi tentang tujuan dan kebijaksanaan organisasi.

b. Komunikasi ke atas (upward communication) berisi data / umpanbalik bagi manajemen = mensuplai informasi kpd tingkatanmanajemen atas tentang apa yg terjadi pd tingkat bawah (laporanperiodik, penjelasan, gagasan dan permintaan untuk diberikankeputusan).

2. Komunikasi Lateral / horizontal (koordinatif)a. Komunikasi di antara para anggota dlm kelompok kerja yg sama.b. Komunikasi di antara departemen-departemen pd tingkatan

organisasi yg sama.3. Komunikasi diagonal.

Komunikasi yg memotong secara menyilang rantai perintah organisasi

Page 25: Pertemuan 11
Page 26: Pertemuan 11

D. HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Hambatan – hambatan Organisasia. Tingkatan Hirarkib. Wewenang Manajerialc. Spesialisasi

2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi, yang terdiri dari :a. Persepsi Selektifb. Status / Kedudukan Komunikatorc. Keadaan Membela Dirid. Pendengaran Lemahe. Ketidaktepatan Penggunaan Bahasa

Page 27: Pertemuan 11

E. PENINGKATAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

Cara-cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yangdihadapi oleh para manajer untuk dapat meningkatkanefektivitas komunikasi antara lain:1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif1. Kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif2. Penggunaan umpan-balik3. Menjadi komunikator yang lebih efektif4. Pedoman komunikasi yang baik

Page 28: Pertemuan 11

* Pedoman komunikasi yg baik.American Management Associations (AMA) telah menyusun sepuluhpedoman komunikasi yg baik (The Ten Commandments of GoodCommunication) :1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum

dikomunikasikan.2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.3. Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan kapan saja

komunikasi akan dilakukan.4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain.5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita

selama berkomunikasi.6. Ambil kesempatan, bila timbul, untuk mendapatkan segala sesuatu yg

membantu atau umpan balik.7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yg telah dilakukan.8. Perhatikan konsistensi komunikasi.9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.10. Jadilah pendengar yg baik, berkomunikasi tdk hanya untuk dimengerti

tetapi untuk mengerti.