PERLEMBANGAN FILSAFAT BAHASA - …€¦ · ABAD KINI ADALAH ABAD BAHASA ... pelafalan, dialog...
Transcript of PERLEMBANGAN FILSAFAT BAHASA - …€¦ · ABAD KINI ADALAH ABAD BAHASA ... pelafalan, dialog...
PERIHAL
FILSAFAT BAHASA
Dr. Wahyu Wibowo
Riko, S.S.
Universitas Nasional
2010
ABAD KINI ADALAH ABAD BAHASA
Manusia tidak lagi menjadi subjek bahasa, sejarah, wacana, pemikiran dalam memaknai realitas; manusia justru dibicarakan/dikendalikan oleh bahasa (cara pandang seseorang dipengaruhi oleh bahasa yang dikuasainya);
Pembenaran bahwa ada TATA PERMAINAN BAHASA (language games) => bahasa Indonesia (a) laras tulisan: populer, ilmiah, ilmiah-populer; jurnalistik; sastra (b) laras lisan: pelafalan, dialog resmi, dialog sehari-hari; (c) bahasa SMS (“aq syg bgt sm km coz km krn”); (d) bahasa gado-gado (interferensi): tadi kamu masuknya keluar mana; tolong telornya digoreng saja; hendak mandikah suamiku?
KITA “SENANG” BERBAHASA
ATAUKAH KITA SENANG NGERUMPI?
Simbol eksistensi manusia: BERKUASA atau HENDAK MENGUASAI ORANG LAIN. Wujud kekuasaan ini berupa bahasa, baik dalam berbicara maupun dalam menulis (ungkapan lain: di dalam bahasa tersembunyi kelenjar-kelenjar kekuasaan). Implikasi dari hal ini…
KOMUNIKASI, dengan demikian, adalah penstrukturan kosa kata dan sintaksis berdasarkan konstruksi fakta yang terekspresikan. Akibatnya, sering kali kita melakukan KEKELIRUAN EPISTEMOLOGI: “saya berjanji mewakafkan sisa hidup saya…”. Ungkapan lain: batas bahasaku adalah batas duniaku;
BAHASA & KEBENARAN ILMIAH
BAHASA (definisi kritis): makna sebuah kata adalah penggunaannya dalam kalimat; makna sebuah kalimat adalah penggunaannya dalam bahasa; makna bahasa adalah penggunaannya dalam hidup (Ludwig Wittgenstein, tokoh aliran Filsafat Bahasa Abad ke-20);
KONSTRUKSIONISME SOSIAL: tujuannya mencari pemahaman bersama dalam budaya yang berbeda-beda, sehingga peneliti mampu memilah pemahaman yang dibentuk oleh budaya dan mana yang dapat dipakai sebagai postulat;
HERMENEUTIKA (takwil/memaknai): prinsipnya, perilaku tidak ditentukan oleh hukum empiris, prinsip rasional, atau sebab-sebab lingkungan yang tidak tergantung manusia. Konsentrasinya pada makna bahasa, karena yang dapat dipahami manusia tentang “yang ada” (being) hanyalah melalui bahasa. Bahasa, dengan demikian, adalah pusat kekuatan manusia (zoon logon echon, animal syimbolicum, al insan hayawan naathiq)…
Pemikiran Kritis tentang Hakikat
dan Peranan Bahasa yang
Diilhami oleh Pemikiran
FILSAFAT BAHASA:
Pragmatik Robert Ross & George Lakoff (AS) & John Searle (Inggris) (1950/60)
Hermeneutika-dialektis Hans Georg Gadamer (Jerman) (1960)
Teori Kritis Jurgen Habermas (Jerman) (1971)
Poststrukturalisme Jacques Derrida (Prancis) (1973)
Postmodernisme Lyotard (Prancis) (1984)
Ciri-ciri FILSAFAT BAHASA
Paradigmanya kritis (tidak positivistik): bahwa
bahasa tidak ditentukan oleh struktur logisnya;
Memfokus pada “pencarian” hakikat bahasa
(ontologis): bahwa pada dasarnya eksistensi
bahasa adalah khas milik manusia;
Menggarisbawahi hubungan bahasa & teori
kebenaran (epistemologis/aksiologis): (1) teori
kebenaran koherensi; (2) teori kebenaran
korespondensi; (3) teori kebenaran pragmatis.
Teori-teori Kebenaran
Teori Kebenaran KOHERENSI: teori konsistensi;
menyatakan bahwa kebenaran tergantung adanya saling
hubungan di antara ide-ide secara tepat, yakni ide-ide
yang sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran;
Teori Kebenaran KORESPONDENSI: pendapat mengenai
suatu fakta dikatakan benar jika pendapat itu sendiri
disebut fakta yang dimaksud;
Teori Kebenaran PRAGMATIS: teori kegunaan; suatu
fakta dikatakan benar jika berkaitan dengan kemanfaatan
atau kepraktisan.
ILMU PENGETAHUAN
ILMU PENGETAHUAN: tidak peduli dengan “gunanya”;
orang hanya ingin tahu secara mendalam (walau
kemudian ada gunanya!); tujuannya mencapai kebenaran
ilmiah tentang objek tertentu melalui cara pandang
(approach),metode, dan sistem tertentu;
OBJEK ILMU PENGETAHUAN: objek material (sasaran
material suatu penyelidikan: benda, hal, masalah, ide,
konsep); objek formal (cara pandang atau cara
pendekatan yang dikonsentrasikan hanya pada satu segi
saja).
Tokoh-tokoh Aliran FILSAFAT BAHASA…
George Edward Moore (1873-1958):
PERINTIS FILSAFAT BAHASA
• Prinsip Umum: Filsafat adalah penjelasan, mengingat banyak persoalan dalam filsafat ternyata tidak lain dari persoalan semu dan menghilang begitu saja. Andai dicermati, apakah sebenarnya yang hendak ditanyakan tentangnya, misalnya tentang “segala sesuatu bersifat spiritual”;
• Pengaruh Asal: Idealisme atau Neohegelian Inggris yang ditokohi T.H. Green, Edward Caird, John Caird, dan Francis Herbert Bradley;
• Penjelasan: Moore “mencurigai” dan “meragukan” ungkapan filsafat yang dilontarkan kaum Neohegelian. Ia mengungkapkan bahwa idealisme kaum Neohegelian telah menyimpang dari akal sehat.
Aliran Atomisme Logis
Bertrand Russell (1872-1970) • Prinsip Umum: Menelanjangi struktur hakiki bahasa
dan dunia melalui jalan analisis. Yang dianalisis adalah fakta, bukan pendapat para filsuf seperti yang dilakukan Moore. Deskripsi Russell: (a) (b) Formulasi Logika Bahasa; (c) Prinsip Kesesuaian; dan (d) Struktur Proposisi;
• Pengaruh Asal: Logika simbolis yang modern, yang dicetuskan matematikus Jerman Frege dan matematikus Italia Peano. Russell juga tampak dipenga-ruhi empirisme John Lock dan David Hume;
• Penjelasan: Atomisme Logis diuraikannya dalam majalah The Monis, AS (1918). Lalu, dimuat dalam kumpulan artikel Logic and Knowledge (1956).
Aliran Atomisme Logis
Ludwig Wittgenstein (1889-1951) • Prinsip Umum: Tugas utama filsafat memberikan
analisis logis yang disertai dengan sintesis logis. Ketidakjelasan dan kekacauan bahasa filsafat karena tidak digunakannya tolok ukur yang jelas, yang dapat menentukan bermakna-tidaknya. Atomisme Logis Wittgenstein mendeskripsiksan perihal Struktur Logika Bahasa, Teori Gambar dan Tipe-tipe Kata;
• Pengaruh Asal: Bertrand Russell;
• Penjelasan: Terungkap melalui bukunya, Tractatus Logico Philosophicus (1922). Ia juga murid (dan kemudian sahabat) Russell.
Aliran Positivisme Logis
Alfred Jules Ayer (1910-1989)• Prinsip Umum: Positivisme Logis menerima konsep Atomisme Logis
mengenai logika dan teknik analisisnya, walau menolak metafisikanya. Ayer yang berasal dari Oxford (bukan Cambridge) mengem-bangkan Positivisme Logis dengan lebih radikal demi menciptakan klarifikasi dan ketelitian. Ia juga menyintesiskan pandangan Moore dan Russell. Deskripsi pemikirannya mengenai: (a) Prinsip Verifikasi Ketat; (b) Prinsip Verifikasi Lunak;
• Pengaruh Asal: Mazhab Wina yang didirikan Moritz Schlik (1882-1936) ini, dipengaruhi oleh tradisi empirisme David Hume, John Stuart Mill, dan Ernest Mach. Mazhab ini juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh Wittgensetein dan linguistik struktralisme empiris Saussure;
• Penjelasan: Nama “positivisme logis” dianjurkan untuk diubah menjadi “empirisme logis”, karena sudah lazim digunakan di AS, Inggris, dan Skandinavia. Namun, akhirnya lebih dikenal dengan“neopositivisme” atau “positivisme logis”. Pemikiran Ayer mengenai Positivisme Logis terdapat dalam bukunya, Language, Truth and Logic (1936).
Aliran Filsafat Bahasa Biasa
Ludwig Wittgenstein (1889-1951)• Prinsip Umum: Pemikiran Wittgenstein yang kerap disebut sebagai
“periode kedua” ini berpangkal pada prinsip bahwa kata-kata banyak dipakai dengan banyak cara (dapat dibandingkan dengan alat-alat). Tidak ada gunanya dan tidak mungkin untuk merumuskan berfungsinya alat-alat dengan satu cara saja. Artinya, ada macam-macam alat yang memiliki macam-macam fungsi; ada banyak cara untuk menggunakan bahasa. Oleh karena itu, lahirlah konsepnya mengenai Tata Permainan Bahasa (Language games);
• Pengaruh Asal: Pemikiran Wittgenstein sendiri yang tertuang dalam Tractatus Logico Philosophicus (1922);
• Penjelasan: Terungkap melalui bukunya, Philosophical Investigations. Pemikiran Wittgenstein ini kemudian dianggap sebagai cikal-bakal aliran Filsafat Bahasa Biasa.
Aliran Filsafat Bahasa Biasa
Gilbert Ryle (1900-1976)• Prinsip Umum: Kekeliruan yang sering terjadi dalam
filsafat adalah “kekeliruan kategori” (category mistake), yakni melukiskan fakta-fakta yang sebenarnya termasuk kategori satu dengan menggunakan ciri-ciri logis yang menandai kategori lain;
• Pengaruh Asal: Wittgenstein, terutama dalam Philosophical Investigations;
• Penjelasan: Sesudah PD II, Oxford menjadi pusat baru dalam gerakan Filsafat Bahasa; objek yang mereka perhatikan adalah bahasa biasa atau bahasa yang digunakan sehari-hari. Pikiran Ryle tertuang dalam The Concept of Mind (1949).
Aliran Filsafat Bahasa Biasa
John Langshaw Austin (1911-1960) • Prinsip Umum: Penggunaan bahasa tidak boleh
dilepaskan dari situasi konkret di mana ucapan-ucapan kita dikemukakan dan dari fenomena-fenomena yang dimaksudkan dengannya. Sumbangan Austin terbesar dalam studi bahasa adalah perbedaan yang dibuatnya mengenai ucapan performatif, ucapan konstatif, dan tindak-tutur;
• Pengaruh Asal: Wittgenstein, terutama dalam Philosophical Investigations;
• Penjelasan: Filsuf Oxford yang paling bersemangat menyelidiki bahasa pergaulan biasa. Pemikiran Austin yang paling mendapat perhatian terdapat dalam How to do Things with Word (1962).
Aliran Filsafat Bahasa Biasa
Peter Strawson (1919-…) • Prinsip Umum: Ucapan-ucapan yang kita kemukakan
selalu menunjuk pada sesuatu objek. Untuk dapat mengidentifikasikan objek tersebut, kita harus mencari objek-objek individual atau the basic particulars dalam realita. Dengan demikian individu-individulah yang memungkinkan kita mengidentifikasikan hal-hal lain seperti pengalaman psikis, peristiwa, proses, dan bagian-bagian fisis yang terkecil;
• Pengaruh Asal: Wittgenstein & Austin;
• Penjelasan: Pemikiran Strawson yang paling banyak menarik perhatian adalah Individuals: an Essay in Descriptive Methaphysics (1959).
Ludwig Wittgenstein (1889-1951)
Pencetus Aliran Filsafat Bahasa Biasa
Okeeee….selamat belajar yaaa…