PERKEMBANGAN PERKERETAAPIAN PADA MASA …lib.unnes.ac.id/22622/1/3111411030-s.pdf · yaitu...
Transcript of PERKEMBANGAN PERKERETAAPIAN PADA MASA …lib.unnes.ac.id/22622/1/3111411030-s.pdf · yaitu...
i
PERKEMBANGAN PERKERETAAPIAN PADA MASA
KOLONIAL DI SEMARANG TAHUN 1867-1901
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
Oleh
Yusi Ratnawati
NIM. 3111411030
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hidup adalah soal keberanian,menghadapi yang tanda tanya tanpa kita
mengerti,tanpa kita bisa menawar,terimalah dan hadapilah” (Penulis).
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles).
Skripsi ini sebagai bukti perjuanganku
Saya persembahkan
Bapak dan Ibu yang tercinta, yang selalu
mendukung dan mendoakan saya.
Kakak-kakakku tersayang mba Titin, mba Fitri,
mas Hendro yang selalu memberikan semangat
dan doanya, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Segenap Dosen dan Guruku, terima kasih atas
ilmu yang diberikan.
Untuk yang tersayang terimakasih telah
memberikan saya semangat dalam mengerjakan
skripsi ini.
Sahabatku Refina terimakasih telah menemani
saya dalam melakukan penelitian untuk
meyelesaikan skripsi ini.
Teman-teman Ilmu Sejarah 2011 (MUSE)
kenangan bersama kalian adalah hal yang
terindah yang tidak dapat dilupakan.
vi
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah- Nya, serta limpahan Sholawat dan
salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang
mengajarkan kepada kita semua agar senantiasa bersyukur kepada-Nya. Rasa
syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena telah diberikan kemudahan,
kelancaran dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Bagi penulis, lulus
tepat waktu atau molor adalah suatu pilihan yang ada pada pribadi masing-
masing. Penulis berharap agar skripsi ini bukan karya terakhir dari penulis,
semoga suatu saat penulis bisa membuat karya yang dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan pada penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pada hakekatnya penulis adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Penulis membutuhkan dukungan,
semangat, bantuan dan bimbingan dari orang lain. Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Fatkhurrohman, M. Hum, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menimba ilmu dengan segala kebijakannya.
2. Dr. Subagyo M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang.
vii
3. Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Sejarah Universitas
Negeri Semarang, terima kasih atas nasehat, petuah dan kebijakan yang
membantu penulis selama proses perkuliahan.
4. Drs. Bain, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan, semangat dan nasehat dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Segenap Dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan bekal ilmu pada penulis.
6. Mbah Wagimin selaku informan dan segenap pegawai Kantor Daerah
Operasi IV Semarang terimakasih atas informasi yang telah diberikan
kepada penulis.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Penulis berharap
skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada dunia pendidikan.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih banyak dan selamat membaca.
Semarang, April 2015
Penulis
viii
SARI
Yusi Ratnawati. 2015. Perkembangan Perkeretaapian Pada Masa Kolonial Di
Semarang Tahun 1867-1901. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang.
Kata Kunci: Perkembangan, Perkeretaapian.
Semarang dipilih sebagai awal pembangunan rel kereta api sebab kota ini
memiliki peran penting bagi pemerintah Kolonila Belanda. Selain sebagai kota
administrasi Semarang juga dijadikan sebagai pusat perdagangan terutama gula yang
pada saat itu menjadi komoditas utama. Perkembangan perkeretaapian di Semarang
sangat pesat bahkan bisa dikatakan Semarang merupakan pusat bagi perkembangan
perkeretaapian. Setidaknya ada 6 stasiun di kota Semarang ini yaitu stasiun Kemijen,
stasiun Jurnatan, stasiun Jomblang, stasiun Pendikran, stasiun Tawang dan stasiun
Poncol. Berdasarkan dengan keberadaan perekeretaapian ini, muncul beberapa
permasalahan, yaitu: (1) Bagaimana sejarah perkeretaapian pada masa kolonial di
Semarang pada tahun 1867-1901, (2) Bagaimana perkembangan perkeretaapian di
Semarang tahun 1867-1901, dan (3) Bagaimana fungsi transportasi kereta api di
Semarang tahun 1867-1901.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah,
yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Teknik mendapatkan
sumber penulis lakukan dengan observasi, wawancara, dokumen, studi pustaka
dan studi dokumen. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan sumber sejarah
dari wawancara dan didukung dengan dokumen dari Arsip Kota Semarang dan
Perpustakaan Daerah Provinsi Jateng.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh
informan bahwa (1) sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan
pembangunan jaringan rel yang menghubungkan antara Semarang-Vorstenlanden
di bawah pengawasan NISM. Pembangunan jaringan jalan rel kereta api terus
meluas keseluruh Jawa dan pulau-pulau di luar Jawa. Pelaksanaan pembangunan
dilakukan oleh SS dan SSS yang merupakan milik Pemerintah. (2) Perkembangan
transportasi, kereta api di Semarang di mulai dengan pembangunan jalan kereta
api antara Semarang (Kemijen) dan Tanggung. Tahun 1900 industri
perkeretaapian di Semarang semakin bertambah dengan hadirnya beberapa
perusahaan swasta yang membangun jalan-jalan trem. (3) Peranan perkretaapian
di Semarang mempercepat terjadinya mobilitas penduduk dikota Semarang. Hal
ini karena peningkatan hasil perkebunan dan pertanian mendorong Pemerintah
Hindia Belanda menambah transportasi darat yang dapat menembus ke wilayah-
wilayah pedalaman Jawa Tengah dengan biaya yang lebih murah, lebih cepat
untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian dalam kapasitas yang besar
sehingga Pemerintah membangun jalan kereta api. Adapun fungsi kereta api
adalah untuk mengangkut manusia,barang, hasil perkebunan, pertanian, dan
ternak.
ix
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... i
PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... ii
PERNYATAAN .................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PRAKATA ............................................................................................................ v
SARI..................................................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 7
G. Metode Penelitian. ................................................................................. 10
H. Sistem Penulisan................................................................................... 14
x
BAB II SEMARANG AKHIR ABAD 19 . ........................................................ 16
A. Keadaan Geografis Semarang.............................................................. 16
B. Perkembangan Penduduk ….................................................................18
C. Sejarah Tata Kota Semarang............................................................... 19
BAB III PERKEMBANGAN SEKTOR PERKEBUNAN DAN
PEMBANGUNAN PERKERETAAPIAN DI SEMARANG DAN
SEKITARNYA.................................................................................................... 24
A. Perkembangan Kapitalisme Di Belanda Dan Hindia Belanda..............24
B. Usulan Pembangunan Kereta Api di Hindia Belanda..........................30
BAB IV SEJARAH PERKEMBANGAN PERKERETAAPIAN PADA
MASA KOLONIAL DI SEMARANG TAHUN 1867-1901 ............................38
A. Perkembangan Perkeretaapian Di Semarang ..........................................38
B. Daya Angkut Jaringan Kereta Api Di Semarang Tahun 1867-1901
(Manusia Dan Barang)..................................................................................52
1. Barang...............................................................................................52
2. Penumpang.......................................................................................57
BAB V PENUTUP...............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 65
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Biodata Informan ............................................................................. 66
Gambar 2 : Foto stasiun Tambaksari ................................................................. 67
Gambar 3 : Foto stasiun Tanggung ................................................................... 68
Gambar 4 : Foto stasiun Jurnatan ...................................................................... 69
Gambar 5 : Foto stasiun Pendikran ................................................................... 70
Gambar 6 : Foto stasiun Poncol ........................................................................ 71
Gambar 7 : Foto stasiun Lawang Sewu ............................................................. 72
Gambar 8 : Foto stasiun Tawang ..................................................................... 73
Gambar 9 : Foto Kereta Api Barang....................................................................74
Gambar 10 : Foto Kereta Api Penumpang............................................................75
Gambar 11 : Situasi perkeretaapian di Semarang dan
Yogya dan sekitarnya......................................................................76
Ganbar 12 : Gambar Peta Semarang tahun 1898..................................................77
Gambar 13 : Struktur Organisasi Jawatan Kereta Api..........................................78
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat jalan Trem.......................................................................................79
2. Surat jalan Kereta Api di Semarang.........................................................83
3. Surat Kereta Api di Semarang..................................................................87
4. Surat izin penelitian di kantor Daerah Operasional IV PT Kereta
Api Semarang........................................................................................... 91
5. Surat izin pencarian data di kantor Arsip Prov. Jawa Tengah................. 92
xiii
DAFTAR SINGKATAN
1. KPM : Koninklijke Paketvoart Maatschappij
2. KSM : Kediri Stoomtram Maatschappij
3. MSM : Madura Stoomtram Maatschappij
4. NISM : Nederlandsch Indische Spporweg Maatschappij
5. NV : Naalooze Venootschap
6. OJS : Oost Java Stoomtram Maatschappij
7. PSM : Pasuruan Stroomtram Maatschappij
8. SCS : Semarang Cheribon Stroomtram Maatschappij
9. SDS : Serajoe Dal Stroomtram Maatschappij
10. SJS : Semarang Joana Stroomtram Maatschappij
11. SS : Staatsspoorwegen
12. VOC :Vere enigde Oost Indische Compagnie
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Pada abad ke-19 kapitalisme di negeri Belanda berkembang pesat yang
akhirnya mempengaruhi pula kegiatannya di tanah jajahan Indonesia. Adanya
perubahan politik dan perekonomian yang terjadi di Indonesia adalah atas
dorongan kaum industri dan kapitalis yang ada pada waktu itu berkuasa di
parlemen Belanda. Hal ini membawa pengaruh bagi Indonesia yakni
diterapkannya politik liberal yang ditandai dengan dikeluarkannya Undang-
undang agraria dan Undang-Undang gula pada tahun 1870.
Penerapan Undang-Undang ini membawa pengaruh masuknya
pemerintah liberal di Indonesia di mana kegiatan ekonomi mengalami
perkembangan pesat terutama perkebunan-perkebunan besar dan tambang-
tambang yang digunakan untuk industri ekspor. Sebagai penunjang bagi
perkembangan perkebunan dan pertambangan yang pesat maka pemerintah
Belanda telah membangun berbagai prasarana sebagai alat transportasi yang
sallah satunya yaitu dengan membangun jaringan jalan kereta api (Kartodirdjo
1987:360).
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dari pembangunan rel
pertama Semarang-Tanggung pada tanggal 17 juni 1864 desa Kemijen
Semarang. Pembangunan rel pertama kareta api di Indonesia, sebagian besar
2
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta. Akan tetapi pemerintah juga
membangun untuk pertama lakinya jalur Surabaya-Pasuruan-Malang pada
tahun 1879 (Santoso 1983:3).
Pelaksanaan pembangunan jaringan jalan kereta api ini sebagian besar
dilakukan dengan beban mewajibkan penduduk setempat untuk melakukan
pekerjaan rodi. Pembangunan itu berjalan dengan pesat tetapi dilain pihak
beban pekerjaan rodi sangatlah terasa berat,bahkan sistem liberal yang
ditetapkan oleh pemerintah Hindia Belanda ini dirasakan pleh penduduk lebih
berat dari masa sebelumnya. Penutupan biaya pembangunan jaringan jalan
kereta api sebagian besar diambil dari penarikan pajak terutama dari
perkebunan-perkebunan, perusahaan, dan melalui pinjaman.
Usulan mengenai pembangunan jaringan kereta api dilontarkan oleh
kolonel Jhn. Van Der Wijk dan mendapat dukungan dari J. Trom, seorang
insinyur kepala bagian pengairan dan bangunan. Pada tahun 1860 Raja
Willem III memerintahkan menteri urusan jajahan T.J Stilcjes untuk
mengadakan penelitian. Atas penelitian yang dilakukannya, T.J. Stilcjes
menyarankan agar pembangunan rel lewat Ungaran-Salatiga. Nederlands
Indische Spoorweg Maatschaj (NISM) sebuah perusahaan swasta yang
kemudian memulai pembangunan jalan kereta api di Indonesia dari desa
Kemijen Semarang pada tanggal 17 Juni 1864. Enam tahun kemudian kereta
apai yang pertama melaju pada tanggal 10 Agustus 1870 dan pada tahun 1874
jalur kereta api sudah sampai di Yogyakarta. Untuk kantor pusat NISM
menggunakan Gedung Lawang Sewu terletak di jalan Bojong 160 (sekarang
3
jalan Pemuda 160), sampai sekarang gedung ini menjadi salah satu
peninggalan sejarah kota semarang (Santoso 1983:5).
Semarang dipilih sebagai awal pembangunan rel kereta api di masa
Kolonial, sebab kota ini memiliki peran penting bagi pemerintah kala itu.
Selain sebagai kota administrasi, Semarang juga menjadi pusat perdagangan
terutama gula yang pada saat itu menjadi komoditas utama. Perkembangan
perkeretaapian di Semarang sangat pesat karena kota ini adalah jaringan
penghubung antara daerah-daerah pedalaman yang menjadi tempat produksi
gula ke pelabuhan Semarang yang menjadi gerbang ekspor-impor
internasional. Peran kereta api yang amat penting inilah yang menjadikan
Semarang sebagai kota yang ramai dengan aktivitas perdagangan dan
industrialisasi. Peran kereta api sebagai bagian dari sejarah kita, setidaknya
ada 6 stasiun di kota Semarang ini yaitu stasiun Kemijen, stasiun Jurnatan,
stasiun Tanggung, stasiun Pendikran, stasiun Tawang dan stasiun Poncol.
Stasiun Poncol dan stasiun Tawang selesai di bangun pada tahun 1914
dan masih berfungsi hingga saat ini. Stasiun Tawang dibangun oleh NISM
diresmikan pada tahun 1914. Pada tahun yang sama Semarang–Cirebon-
Stroomtram Maatschappij (SCS) juga menyelesaikan pembangunan stasiun
barunya. Dalam perjalanan sejarahnya di stasiun Poncol ini muncul suatu
pemberontakan berupa pemogokan yang dilakukan oleh para buruh kereta api.
Namun aksi pemogokan yang terjadi pada tahun 1920 ini dapat diredakan
(Inglesson 2004: 48).
4
Mengkaji perkembangan dari perkeretaapian di Semarang adalah
sangat menarik. Semarang pernah dijadikan sebagai pusat perkembangan
kereta api dan trem, sehingga menjadikan Semarang sebagai kota besar utama
yang menyangkut jalan kereta api dan trem dalam sejarah Indonesia. Beberapa
bangunan yang berkaitan dengan sejarah perkeretaapian di Semarang sampai
sekarang masih ada beberapa yang dapat disaksikan. Bangunan-bangunan
tersebut antara lain : bekas kantor NISM didaerah pemuda yang lebih di kenal
dengan sebutan Lawang Sewu, stasiun Tawang dan stasiun Poncol. Namun
sayang beberapa bekas stasiun telah berubah fungsi menjadi perumahan
ataupun kawasan pertokoan seperti bekas stasiun Jurnatan dan stasiun
Pendikran.
Dari uraian di atas dapat di lihat pembangunan jaringan kereta api ini
mempunyai pengaruh besar terhadap pasaran hasil bumi, misalnya beras, gula
dan lain-lain. Kecuali itu, mempermudah perdagangan serta komunikasi antar
daerah dan kota, mempermudah mobilitas penduduk, mempercepat urbanisasi
dan meringankan penjagaan keamanan oleh pemerintah Belanda pada
umumnya. Meskipun pembangunan jaringan kereta api juga membawa
manfaat, namun tetap saja menimbulkan penderitaan bagi rakyat Indonesia
karena yang diuntungkan oleh pembangunan jaringan kereta api initetap saja
adalah bangsa penjajah.
Berdasarkan Latar belakang di atas muncul permasalahan yang
menarik untuk dikaji dengan judul “Perkembangan Perkeretaapian Pada
Masa Kolonial Di Semarang Tahun 1867-1901”.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkeretaapian pada masa kolonial di
Semarang pada tahun 1867-1901 ?
2. Bagaimana perkembangan perkeretaapian di Semarang tahun
1867-1901 ?
3. Bagaimana fungsi transportasi kereta api di Semarang tahun 1867-
1901?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskan
manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Menjelaskan tentang perkembangan perkeretaapian pada masa
kolonial di Semarang tahun 1867-1901.
2. Menjelaskan tentang fungsi perkeretapian pada masa kolonial
di Semarang tahun 1867-1901.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
6
1. Manfaat Akademis
a). Penelitian ini dapat menambah khasanah penulisan sejarah lokal
tentang perkembangan perkeretaapian pada masa kolonial pada
tahun 1867-1901.
b). Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya tentang
perkeretaapian di Semarang, dimana hasil penelitian diharapkan
mampu memberikan rangsangan agar diasakan penelitian lebih
lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Secara praktis penelitian ini meberikan pemahaman terhadap
perkembangan dan fungsi Transportasi Kereta Api di Semarang
Pada Masa Kolonial tahun 1867-1901
b. Menambah khasanah sumber-sumber tertulis tentang
perkembangan perkeretaapian pada masa kolonial di Semarang
tahun 1867-1901.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi kekaburan dalam melakukan interpretasi, maka perlu
ditentukan ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian dari Sejarah
Perkembangan Perkretaapian Pada Masa Kolonial di Semarang Tahun
1867-1901 meliputi spasial (tempat) dan temporal (waktu). Batasan tempat
yang di gunakan adalah Semarang sebagai lokasi penelitian.
Perkeretaapian di Semarang sangat menarik jika di cermati
7
perkembangannya. Dari sejak berdiri hingga sekarang kereta api memiliki
peran yang penting. Meskipun telah ada beberapa penulisan tentang
perkeretaapian di Semarang, namun banyak tema-tema yang masih dapat
di kembangkan.
Batasan waktu untuk pembahasan meliputi tahun 1867-1901.
Pengambilan tahun ini dengan alasan bahwa masa-masa ini merupakan
masa yang sangat penting dari sejarah perkembangan perkeretaapian di
Semarang. Dimana dalam tahun tersebut di Semarang telah di bangun
stasiun kereta api pertama serta jaringan jalan (rel) transportasi kereta api
pertama di Indonesia. Adapun penelitian ini di batasi tahun 1901 karena
pada tahun ini merupakan masa transisi dari fungsi kereta apai yang pada
saat itu digunakan untuk mengangkut barang seperti hasil bumi dan hasil
tambang berubah menjadi transportasi untuk mengangkut manusia.
F. Kajian Pustaka
Tema dalam ini sebenarnya bukan tema baru, dan sudah pernah
diteliti sebelumnya. Sebagian besar hasil penelitian yang telah menjadi
sumber kepustakaan juga digunakan dalam penulisan skripsi ini. Beberapa
buku yang di gunakan dalam penulisan skripsi yang disusun antara lain
buku yang digunakan adalah terbitan dari PT Kereta Api (Persero) Daerah
Perasional IV Semarang dengan judul Kereta Api Dari Masa Ke
Masa.Karya Roesdi Santoso Dalam buku ini dibahas mengenai sejarah
8
perkeretaapian di Indonesia secara singkat, sejarah museum kereta api di
Ambarawa, dan koleksi dari museum ini. Tetapi dalam buku ini kurang
banyak menyinggung mengenai sejarah yang dimaiknkan oleh
perkeretaapian. Hal ini dikarenakan buku ini hanya bertujuan untuk
panduan pariwisata saja.
Buah karya R.Z Leirissa dengan judul Terwujudnya Suatu
Gagasan Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-1950 yang diterbitkan oleh
Akademika Pressindo juga memberikan referensi dalam penulisan skripsi
ini. Dalam buku ini diuraikan mengenai perkembangan-perkembangan
baru dalam masyarakat Indonesia sejak awal 20. Seperti di ketahui bahwa
sejak sistem liberal diberlakukan di Indonesia ditambah dengan semakin
banyaknya jaringan perkeretaapian menjadikan semakin penetrasi
pemerintahan kolonial kedaerah-daerah pedalaman. Hal ini kemudian
menjadikan timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat.
Buku karya Tim Telaga Bakti Nusantara yang berjudul Sejarah
perkeretaapian indonesia yang di terbitkan oleh Angkasa Bandung buku
ini terbagi menjadi 2 jilid yaitu jilid 1 dan jilid 2. Buku ini banyak
menggambarkan tentang sejarah perkembangan perkeretaapian. Pada jilid
pertama pada buku ini membahas tentang politik kolonial dan
perkembangan transportasi pada abad 19 serta bagaimana lahirnya
perkeretaapian, pembangunan kereta api di indonesia serta prasarana,
sarana, operasi, kepegawaian dan keuangan. Buku ini mengetengahkan
sejarah kereta api di Inondesiadengan latar belakang sejarah indonesia.
9
Jilid 1 ini mengisahkan kejadian antara tahun 1808 sampai masa
pendudukan Jepang. Pada buku jilid ke 2 buku ini membahas kondisi
perkeretaapian pada masa kolonial hingga pada masa kemerdekaan.
Dimulai dengan peran kereta api sebagai alat perjuangan pada permulaan
revolusi kemerdekaan kita. Kereta api yang tidak mungkin dipisahkan
dengan perjuangan itu sendiri. Diikuti dengan pasang surut kereta api
setelah berbenah diri sebagai alat transportasi darat dari negara yang masih
muda. Beberapa hal yang perlu disimak antara lain perubahan perannya
terutama di Jawa yang sebelum perang terfokus pada angkutan barang
menjadi terpusat pada angkutan penumpang serta apa dibalik perannya
yang semula dalam banyak hal memegang peran monopoli angkutan darat
yang makin pudar dengan perkembangan yang pesat dari jalan darat. Buku
ini sangat menarik karena buku ini sangat lengkap membahas tentang
sejarah perkeretaapian yang ada di Indonesia.
Buku lain yang digunakan yaitu karya Imam Subarkah dengan
judul Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867-1992. Buku ini banyak
memeberikan informasi seputar kereta api. Dimulai dari sejarah penemuan
transportasi khususnya kereta api di Indonesia adalah unik, yaitu bahwa
kereta api mengalami tiga kali perpindahan kepemilikan Belanda,
kemudian berganti ketangan pemerintah Jepang, dan terakhir oleh bangsa
Indonesia sampai saat ini. Selain membahas soal hal tersebut, buku ini
juga membahas mengenai perkembangan perkeretaapian setelah
kemerdekaan dan juga disinggung tentang kondisi perkeretaapian pada
10
masa orde baru. Buku ini sangat menarik karena beberapa kejadian
didalam nya penulis terlibat secara langsung. Namun sayang buku ini
ulasannya kurang begitu mendalam. Dengan demikian penulisan skripsi
ini berbeda dengan penulisan-penulisan kepustakaan yang telah ada.
G. Metode Penelitian
1. Metode penelitian Sejarah
Sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
ini,metode yanag akan digunakan adalah metode historis / metode
sejarah.Adapun langkah-langkah dalam metode historis ini
adaempattahapyaitu:
a. Heuristik
Langkah ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
peneliti. Dalam usaha ini peneliti mencari sumber yang berhubungan
dengan judul penelitian. Peneliti mencari sumber data di beberapa
perpustakaan, yaitu perpustakaan Jurusan Sejarah Unnes, Perpustakaan
Daerah Kota Semarang, Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa
Tengah, buku-buku yang relevan, dan internet.
Untuk memperoleh data berkenaan dengan fokus penelitian,maka
penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengumpulan data
sebagaiberikut :
Mencari dan penghimpunan data sejarah dengan cara terjun
langsung kelokasi/lapangan adalah salah satau kegiatan yang
11
dilakukan dalam tahapan pengumpulan data. Adapun lokasi yang dapat
dikunjungi antara lain :
- Bangunan gedung Lawang sewu yang terletak di JL.
Pemuda Semarang, merupakan sumber benda
peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih
berdiri dengan megah di Semarang dan sekarang
digunakan untuk museum kereta api. Selain
mendatangi tempat tersebut juga mengunjungi tempat
atau gedung-gedung yang dapat menunjang dalam
penelitian ini seperti : Kantor Pusat PJKA Semarang,
stasiun Tawang, stasiun Poncol, dan lain sebainya.
- Perpustakaan wilayah, Perpustakaan UNNES,
perpustakaan UNDIP, perpustakaan jurusan sejarah,
Perpustakaan Arsip Daerah, Perpustakaan Arsip Kota,
dan lain sebagainya.
b. Kritik Sumber
Langkah ini peneliti lakukan untuk menilai sumber-sumber
yang dibutuhkan dalam penelitian. Peneliti melakukan kritik sumber
dengan dua cara, yaitu:
12
1.Kritik Intern
Yaitu usaha untuk menelaah isi dari sumber untuk menemukan
kebenaran guna menjelaskan masalah yang diteliti oleh peneliti.
Bila masuk akal maka peneliti akan mengkategorikan sebagai fakta
sejarah dalam penelitian ini.
2. Kritik Ekstern
Yaitu peneliti menilai hal-hal yang nampak dari luar. Yang
dilakukan melihat kertas, tulisan atau tinta yang di gunakan
sejaman atau tidak. Peneliti meneliti dan menguji secara cermat
sumber-sumber yang didapatkan. Peneliti mencermati sumber-
sumber tersebut dalam hal pengarangan akan pengarang, tahun
pembuatan, maupun judul buku sehingga peneliti mendapatkan
fakta.
c. Interpretasi
Menetapkan makna dan saling hubungan dari fakta-fakta
yang diperoleh (Notosusanto 1971:17). Tahap ini merupakan
kumpulan dari data-data sejarah dan pennyajiannya dalam batas-
batas kebenaran objektif dalam arti atau maksudnya. Fakta-fakta
sejarah yang telah diwujudkan perlu duhubungkan dan dikait-
kaitkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga antara fakta satu
dengan lainnya kelihatan sebagai suatu rangkaian yang masuk akal,
dalam arti menunjukkan kesesuaian antara satu dengan lainnya.
13
Dengan kata lain bahwa rangkaian fakta-fakta itu harus
menunjukkan diri sebagai rangkaian yang bermakna dari
kehidupan masa lampau suatu masyarakat atau bangsa (Widja
1988: 23). Agar tidak terjadi kekaburan dalam tahapan interpretasi
maka dalam penulisan skripsi ini hanya dibatasi pada
perkembangan dan peranan perkeretaapian pada tahun 1867-1901.
d. Historiografi
Historiografi adalah penyajian berupa peristiwa sejarah.
Langkah ini merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah. Dalam
penelitian ini akan menyajikan hasil bentuk deskriptif analisis,
artinya bentuk cerita sejarah dengan pengambaran secara jelas
dengan memasukkan analisa peneliti. Pada tahap akhir
memerlukan kemampuan menyusun fakta yang frahmentaris ke
dalam suatu uraian yang sistematis, utuh, dan komunikatif
(Abdullah 1985:14). Untuk menyusun historiografi yang baik
setidaknya harus memenuhi empat ukuran yaitu: membuat detai
aktual yang akurat, kelengkapan bukti yang cukup, struktur yang
logis, dan penyajian yang terang dan halus (Gottschalk 1975:131).
Pada tahapan ini yang akan disusun menjadi sebuah
hostoriografi adalah deskripsi analisis mengenai sejarah
perkembangan perkereretaapian pada masa kolonial. Dalam
pembahasannya hanya akan dibatasi pada tahun 1867-1901.
14
H. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian yang berjudul “Perkeretaapian Pada Masa Kolonial Di
Semarang Tahun 1867-1901” ini secara garis besar sistematika skripsinya dapat
dibagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu :
1. Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari : halaman judul, sari, halaman persetujuan,
halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, halaman
pernyataan, kata pengatar, daftar isi dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Bagian ini terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ruang lingkup
penelitian, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian, sertasistematikaskripsi.
Bab II : Gambaran Semarang akhir abad 19
Bab ini berisi tentang keadaan geografis Semarang,
perkembangan penduduk di Semarang dan sejarah tata kota
Semarang.
Bab III: Kapitalisasi Sektor Perkebunan Dan Pembangunan
Perkeretaapian di Semarang Dan Sekitarnya .
15
Bab ini berisi tentang perkembangan kapitalisme di Belanda
dan Hindia Belanda serta sejarah transportasi kereta api di
semarang dan sekitarnya.
Bab IV : Perkembangan Perkeretaapian Pada Masa Kolonial Di
Semarang Tahun 1867-1901.
Bab ini membahas tentang sejarah perkembangan dan daya
angkut jaringan kereta Api di Semarang tahun 1867-1901.
Bab V : Simpulan
Bab ini berisi tentang simpulan dari penulisan skripsi ini.
3 Bagian Penutup
Pada bagian ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
56
56
BAB V
PENUTUP
Bab V dalam skripsi ini merupakan bab penutup di dalamnya berisi
simpulan. Adapun simpulan yang dapat diambil dalam penulisan skripsi
yang berjudul “Perkembangan Perkeretaapian Pada Masa Kolonial di
Semarang Tahun 1867-1901” adalah sebagai berikut :
1. Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan pembangunan
jaringan rel yang menghubungkan antara Semarang-Vorstenlanden di
bawah pengawasan NISM. Pembangunan jaringan jalan kereta api ini
digunakan untuk mengangkut produksi gula perkebunan-perkebunan
swasta Belanda yang beroprasi di daerah Vorstenlanden dan sekitar
Jawa Tengah. Pembangunan jaringan jalan rel kereta api terus meluas
keseluruh Jawa dan pulau-pulau di luar Jawa seperti Madura, Sumatra,
Kalimantan, dan Sulawesi. Namun perkembangan dari lintasan kereta
api di luar Jawa tidak mengalami kemajuan yang pesat seperti halnya
perkembangannya di Jawa. Adapun pelaksanaan pembangunan
dilakukan oleh SS dan SSS yang merupakan perusahaan milik
pemerintah. Di samping dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah,
golongan swastapun memiliki peranan penting dalam pengembangan
perkeretaapian seperti : NISM, SJS, SCS, SDS, OJS, PSM, MSM,
KSM dan masih banyak lagi perusahaan kereta api swasta yang lain.
57
57
2. Perkembangan transportasi kereta api di Semarang di mulai dengan
pembangunan jalan kereta api antara Semarang (Kemijen) dan
Tanggung. Memasuki tahun 1900 industri perkeretaapian di Semarang
semakin bertambah dengan hadirnya beberapa perusahaan swasta yang
membangun jalan-jalan trem. Beberapa perusahaan swasta yang
mengembangkan usahannya di Semarang antara lain : NISM dengan
kantor pusatnya di gedung Lawang Sewu, SJS yang mengembangkan
trem dalam kota Semarang dengan rute Jurnatan-Jomblang-Bulu, dan
SCS yang membangun stasiun Poncol.
3. Peranan perkeretaapian di Semarang mempercepat terjadinya mobilitas
penduduk dikota Semarang. Hal ini karena peningkatan hasil
perkebunan dan pertanian mendorong pemerintah Hindia Belanda
menambah transportasi darat yang dapat menembus ke wilayah-
wilayah pedalaman Jawa Tengah dengan biaya yang lebih murah, lebih
cepat untuk mengangkut hasil perkebunan dan pertanian dalam
kapasitas yang besar sehingga pemerintah membangun jalan kereta
api. Pembangunan lintas kereta api ini bertujuan untuk mengangkut
hasil bumi dari wilayah pedalaman yang akan diekspor melalui
pelabuhan Semarang dan memajukan pertumbuhan perekonomian
penduduk pribumi di Semarang. Fungsi kereta api adalah untuk
mengangkut hasil-hasil perkebunan, pertanian, barang, dan ternak.
58
DAFTAR PUSTAKA
Burger. D. H. 1962. Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia. Jakarta: Negara
Praja Paramita.
Budiman, Amien. 1979. Semarang Juwita Semarang Tempo Doeloe
Semarang Masa Kini Dalam Rekaman Kamera. Semarang. Tanjung Sari.
Dalima. A. 2012. Sejarah Indonesia Abad XIX-Awal Abad XX.
Yogyakarta : Penerbit ombak
Eddy Supangkat. 2008. Ambarawa Kota Lokomotif Tua. Salatiga : Griya Media.
Geertz, Clifford.1983.Involusi Pertanian Proses Perubahan ekologi Di Indonesia.
Terjemahan S,Supomo. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Terjemahan Nugroho Notosusanto.
Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Inglesson, John. 2004. Tangan Dan Kaki Terikat. Dinamika Buruh, Sarekat Kerja
Dan Perkotaan Masa Kolonial. Terjemahan Iskandar P. Nugroho. Jakarta:
Komunitas Bambu.
Joe, Thian, Liem.1931. Riwayat Semarang. Hasta wahana Yogyakarta.
Kartodirdjo, Sartono . 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900
(Dari Emporium sampai Imporium) Jilid 1. Jakarta : Gramedia.
Kartodirjdo, Sartono dan Djoko Suryo. 1991. Sejarah Perkebunan di Indonesia:
kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media
Leirissa, R.Z 1983. Sejarah Masyarakat Indonesia 1900-1950. Jakarta : CV.
Akademika Presindo.
59
Muhammad, Djawahir. 1995. Semarang Sepanjang Jalan Kenangan. Semarang:
Pemda Dati II Semarang.
Niel, van , Robert. 2003. Sistem Tanam Paksa Di Jawa. Terjemahan Hardoyo.
Jakarta : LP3ES Indonesia.
Poesponegoro, Mawarti Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah
Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka .
Rajardjo. Tjahjono. Stasiun Pendikran Yang Terlupakan. Seputar Semarang.
Ricklefs, M.C. 1993. Sejarah Idonesia Modern. Terjemahan Dharmono
Hardjowidjoyo.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Suroyo, Djuliati, A,M. 2000. Eksploitasi Kolonial Abad XIX. Kerja Wajib Di
Karesidenan Kedu 1800-1890. Yogyakarta : Y.U. Indonesia.
Subarkah, Imam. 1922 . Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867-1992. Bandung:
Intergrafika.
Suryo, Djoko. 1984. Sejarah Sosial Pedesaan Karisidenan Semarang 1830-1900.
Yogyakarta : PAU. SS. UGM.
Santoso, Roesdi. 1988. Kereta Api Dari Masa Kemasa. (tidak terbit).
Tim, Telaga Bakti Nusantara. 1997. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid I.
Bandung. CV. Angkasa.
Tim, Telaga Bakti Nusantara. 1997. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid II.
Bandung. CV. Angkasa.
Widja, I, Gde. 1988. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah.
Jakarta : Depdikbud.
Yan Pramadya Puspa . 1997. Kamus Hukum Bahasa Belanda indonesia inggris.
60
Semarang : Aneka Ilmu.
Arsip :
Bundel Arsip Jalan Trem no : 528.
Bundel Arsip Surat Jalan Kereta Api di Semarang no : 529.
Bundel Arsip Surat Kereta Api di Semarang no : 530.
Internet :
Grammy. 2009. Jurnatan, Tinggal Nama.
http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2009/08/04/12034623/Jurnat
an..Tinggal.Nama.(30/03/2015).
Mulyono. 2013. Gambaran umum Semarang.
http://www.lppmhpsemarang.com/gambaran-umum-semarang.html// (25-
Desember-2014).
Ninna. 2011. Tanam Paksa di Indonesia.
http//WWW.erakas.blogspot.com/cultuurstelsel-tanam-paksa-1830/(10-
Februari-2015).
Reddit. 2009. Kebijakan Pemerintah Pendudukan
Jepang di Bidang Pemerintahan. http//WWW.Wordpress.com/kebijakan-
pemerintah-pendudukan-Jepang-dibidang-ekonomi/. (15/1/2015).
62
Gambar 1.
Biodata Narasumber
Nama : Wagimin
Tempat tanggal lahir : Semarang, 12 Desember 1920
Alamat : Kp. Rahayu 2 no . 565
Pekerjaan : Pensiunan PJKA
Pengalaman Kerja : Mulai bekerja pada tahun 1940 pada bagian pengecatan
Kereta api di bengkel jalan pengapon bekerja selama 28
tahun dari tahun 1940-1968.
63
Gambar 2. Stasiun Tambaksari
Keterangan :
Stasiun ini diresmikan tanggal 17 Juni 1864 bersamaan dengan pencakulan
pertama pembangunan jalan kereta api Semarang-Virstenlenden, dikenal juga
dengan sebutan stasiun kemijen.
Sumber :
Koleksi Foto Museum Gedung Lawang Sewu Semarang
64
Gambar 3. Stasiun Tanggung
Keterangan :
Stasiun Tanggung adalah stasiun tertua di Indonesia yang masih berdiri. Saat ini
stasiun tersebut berfungsi sebagai control perjalanan kereta yang melaui rute
Tanggung.
Sumber:
Koleksi museum Gedung Lawang Sewu Semarang
65
Gambat 4. Stasiun Jurnatan
Keterangan :
Stasiun ini di sebut “ sentral stasiun” karena letaknya di tengah-tengah kota.
Dididrikan pada tahun 1882 oleh SJS. Namun sayang pada tahun 1974 fasilitas
publik ini tidak difungsukan dan akhirnya mejadi kawasan pertokoan.
Sumber:
Grammy. 2009. Jurnatan, Tinggal Nama.
http://lipsus.kompas.com/grammyawards/read/2009/08/04/12034623/Jurnat
an..Tinggal.Nama.(30/03/2015).
66
Gambar 5. Stasiun Pendikran
Keterangan :
Stasiun ini nerupakan stasiun ketiga setelah stasiun Kemijen dan stasiun Jurnatan.
Didirikan pada tahun 1879 oleh SCS. Stasiun Pendikran hanya berfungsi sampai
dengan tahun 1914, karena SCS telah selesai membangun stasiun barunya di
poncol.
Sumber :
Rajardjo. Tjahjono. Stasiun Pendikran Yang Terlupakan.Seputar Semarang
hlm:24.
67
Gambar 6. Stasiun Poncol
Keterangan :
Stasiun Poncol didirikan oleh SCS. Rencana arsitekturnya di kerjakan oleh Henry
Maclaine Pont. Bangunan bersejarah ini masih berfungsi sebagai stasiun kereta
api hingga saat ini.
Sumber :
Budiman, Amien. 1979. Semarang Juwita. Halaman : 72.
68
Gambar 7. Gedung Lawang Sewu
Keterangan :
Gedung ini berfungsi sebagai kantor pusat NISM. Dirancang oleh Profesor
Klikkamer dan Quendag. Bangunan yang memiliki banyak pintu ini oleh
masyarakat Semarang lebih di kenal dengan sebutan gedung Lawang Sewu.
Sumber:
Koleksi foto museum Gedung Lawang Sewu
69
Gambar 8. Stasiun Tawang
Keterangan :
Merupakan stasiun kereta api milik NISM, berdiri pada tahun 1914. Stasiun
Tawang digunakan sebagai pengganti stasiun Tambaksari yang sudah tidak
mencukupi untuk kegiatan perkeretaapian yang di jalankan oleh NISM.
Sumber :
Koleksi Foto Museum Gedung Lawang Sewu
70
Gambar 9. Kereta Api yang sedang mengangkut barang
Keterangan :
Kereta Barang yang sedang mengangkut hasil bumi para msyarakat
Sumber :
Koleksi foto museum Gedung Lawang Sewu Semarang
71
Gambar 10. Kereta Api yang sedang Mengangkut penumpang
Sumber :
Koleksi foto museum Gedung Lawang sewu Semarang dan Arsip Provinsi Jawa
Tengah
78
PIMPINAN PUSAT
KEPALA
ADMINISTRASI
JALAN & BANGUNAN
TRAKSI & MATERIAL
LALU LINTAS & PERNIAGAAN
WAKIL KEPALA
PIMPINAN DAERAH JAWA
KEPALA EKSPL. JAWA BARAT
WAKIL KEPALA
KEPALA EKSPL JAWA TENGAH
WAKIL KEPALA KEPALA
SEKERTARIAT
KEPALA DINAS PERSEDIAAN &GUDANG
REGISTRATUR & UMUM
KEUANGAN PEGAWAI
BANGUNAN LOGAM
&JEMBATAN
SINYAL & TELEGRAM
JALAN & BANGUNAN
KEP. LISTRIK & MATERIAL
BENGKEL LISTRIK
BAKAL PELANTING TREINDIENST PERJALANAN
PERNIAGAAN
LALU LINTAS
KEPALA EKSPL. JAWA TIMUR
WAKIL KEPALA
Gambar 13. Struktur Organisasi Jawatan Kereta Api
Tim, Telaga Bakti Nusantara. 1997. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Hal : 54
79
DAFTAR LAMPIRAN
528. Jalan Trem : Berkas laporan Dinas Kontruksi dan pembangunan jembatan
mengenai keadaan/situasi kereta api dan jalan trem
80
MAGELANG, 29 Agustus 1931.
Laporan Pembangunan 1931
Departemen Luar Negeri dan Jembatan
Kereta Api dan Trem.
Dengan ini saya mendapat kehormatan untuk menginformasikan
UHoogEdelGestrenge, perhatian saya tertarik pada alasan yang disebutkan dalam
catatan ini, untuk pemeliharaan jembatan laporan sangat penting. Saya
memberikan karena itu Anda mempertimbangkan untuk kantor Anda dan Kantor
Kecamatan dengan menekan mereka untuk menerapkan kepada Kepala Dinas
Bangunan dan Jembatan, Kereta Api dan Trem di Bandung.
Menurut saya, hal yang disampaikan tersebut sangat bersedia untuk memberikan
dorongan semacam itu.
Kepala Distrik 3c
Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Jawa Tengah ke
Magelang
Untuk
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Provinsial
SEMARANG.
82
PROVINSI JAWA TENGAH
Semarang, 18 September 1933
Nomor Fb 42/19/19
LAMPIRAN:
PERIHAL:
Cat bangunan provinsi dll
Atas nama Dewan Deputi, saya mendapat kehormatan untuk menarik perhatian
UHoogSdelGestrenge belum lama di Departemen Kereta Api Negara
mengeluarkan "Laporan Cat" yang mengakses memiliki Layanan yang pasti akan
menarik.
Atas nama Dewan Deputi,
Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Untuk ini:
Sekretaris,
Untuk
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi
SEMARANG
83
529. Surat Jalan Kereta Api di Semarang : Permohonan NV Semarang Joana
Stoomtram Mij intuk menyetujui gambar yang di beri tanda F391 untuk jalan
kereta api.
84
N.V. SAMARANG-JOANA
STOOMTRAM-MAATSCHAPPIJ
Semarang, 14 Maret 1932
Nomor 343.
Lampiran: 1 gambar dalam 4 rangkap.
PERIHAL: Permintaan persetujuan gambar.
Dengan ini saya memiliki persetujuan kehormatan UHoogEdelGestrenge
menawarkan gambar berikut dalam rangkap empat, ditandai:
N.V.Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij
Jalur pelabuhan di Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Hotel Semarang
Kota Semarang
Siding H.W. 13
Skala 1: 1000
Disain
F 391
Dalam penjelasan dapat berfungsi untuk mengalihkan disebut atas permintaan
Direktur Pelabuhan Semarang akan di-diletakkan.
Kepala Distributor
Untuk
Direktur perusahaan Pemerintah
untuk
Bandung
Dengan campur tangan dari
Gubernur Jawa Tengah
untuk
Semarang
dan
Direktur Pekerjaan Umum Sipil
untuk
Batavia Pusat.
86
Salinan.
Semarang, 29 April 1932
RESIDENT
dari
SEMARANG
Nomor 8532/66
Lampiran: 10 w. o. 6 gambar. (Melalui intervensi dari Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Provinsial Jawa
Tengah Semarang)
Perihal: Permintaan NV Semarang
Joana Stoomtram Maatschappij untuk
persetujuan gambar berlabel F 391.
Dengan mengacu pada surat Anda tertanggal 21 Maret 1932 No. 6556/66.S dan di
bawah lampiran penawaran ulang di dalamnya, bersama dengan salinan surat
pasar bersangkutan dari: 1. wd. Direktur Haven ke Semarang tanggal 1 April 1932 No. 1676/24,
2. Kepala Departemen Irigasi Provinsi Serang ke Semarang pada 12 April 1932 No.
3450/Q.
3. Dewan Walikota dan Aldermen Kota Semarang Kota 18 April 1932 No.109/ W;
dengan isi dokumen untuk mempersingkat referensi dapat dibuat, saya mendapat
kehormatan UHoogEdelGestrenge menanamkan sopan dez itu. terhadap
penerimaan permintaan subjek eksis sebagai bahkan ada semacam keberatan.
Atas nama Residen Semarang,
Sekretaris,
(W. G.)
Sertifikasi salinan benar,
Untuk
Gubernur Jawa Tengah
di SEMARANG
88
DINAS PEKERJAAN UMUM
PROVINSI JAWA TENGAH
SEMARANG, 18 Juli 1933
verz. ddo. 21/07:33
Nomor 2840
Lampiran: 10
w. o. 4 gambar
BAGIAN: N.I.S.
PERIHAL: Permintaan dari Komite Gubernur N.V. N.I.S.My Revisi persetujuan
gambar W. 6329 S/V, W. 6330 S/V, W. 6331 S/V dan W 6332 S/V
Di bawah kembalinya lampiran yang diterima dalam surat dari 15 mengirimkan
nomor ini 5617/B, saya memiliki UHoogEdelGestrenge kehormatan untuk
menyampaikan bahwa tidak ada kepentingan dZZ. Layanan di materi dalam
permohonan persetujuan revisi gambar melibatkan data.-
Kepala District Pertama Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Jawa Tengah
Untuk
Kepala ma Dinas Pekerjaan Umum
Provinsi Jawa Tengah
di SEMARANG
90
Salinan.
SEMARANG
Nomor. 9779/66.
SEMARANG, 4 Juli 1935.
Lampiran: 25 W. O. 20 gambar.
Perihal: Permintaan Komite v/h Direksi N.V. N.I.S.My persetujuan revisi gambar.
D/t/k v/h Kepala v/d Dinas Pekerjaan Umum
Provinsial Jawa Tengah
Di SEMARANG
Menyusul surat 14 Maret j.l. No.3978 dan di bawah penawaran ulang bylagen dari
surat dari 1 N ber 1932 nomor 26674. / 66-S bersama dengan salinan surat pasar
bersangkutan dari: 1. Bertindak Direktur Pelabuhan Semarang pada tanggal 12 November 193 ...
nomor 5786/24.;
2. Kepala Daerah Irigasi Departemen "Serang" ke Semarang dari 18 November DAV
Nomor 10461/Q;
3. Dewan Walikota dan Aldermen Kota Semarang Kota 24 ap November Tidak.
56/W;
4. Asisten Residen Semarang pada 29 Juni 1953 nomor A/2829/66,
dengan isi yang dapat disebut memperpendek sederhana, saya mendapat
kehormatan UHoogEdelGestrenge sopan untuk menyampaikan dZZ itu. juga ada
semacam keberatan pemberian verzoek ini.-
Residen Semarang,
Atas nama:
Sekretaris,
salinan benar tersertifikasi,
Klerk 2,
Untuk
Gubernur
Jawa Tengah
SEMARANG