Perkembangan Perencanaan
-
Upload
rizki-adriadi-ghiffari -
Category
Documents
-
view
504 -
download
0
Transcript of Perkembangan Perencanaan
PERKEMBANGAN
PERENCANAAN
PERKEMBANGAN PERENCANAAN
Sebelum revolusi industri, konsep perencanaan dan penataan kota didasarkan pada kepentingan pihak penguasa pada masanya. Unsur-unsur kota yang akan dikembangkan didasarkan pada kepentingan raja dan bangsawan, militer, kelompok agama, rakyat, atau kombinasi di antaranya.
Setelah revolusi industri, perencanaan dan penataan kota mulai memasukkan pertimbangan-pertimbangan keilmuan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat yang menghuni wilayah bersangkutan.
Perkembangan :
- Muncul konsep Geddes yang mendasarkan perencanaan kota pada unsur-unsur : folk – place – work.
- Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Corbusier yang mencakup unsur- unsur : habiter – travailler – cultiver le’corps et l’esprit – transportation.
- Di Indonesia diadopsi sebagai : wisma – karya – marga – suka, kemudian disempurnakan menjadi : wisma – karya – marga – suka – penyempurna.
Sekarang telah berkembang lebih kompleks sesuai dengan hirarki rencana yang akan dibuat.
Sebelum revolusi industri, konsep perencanaan dan penataan kota didasarkan pada kepentingan pihak penguasa pada masanya. Unsur-unsur kota yang akan dikembangkan didasarkan pada kepentingan raja dan bangsawan, militer, kelompok agama, rakyat, atau kombinasi di antaranya.
Setelah revolusi industri, perencanaan dan penataan kota mulai memasukkan pertimbangan-pertimbangan keilmuan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat yang menghuni wilayah bersangkutan.
Perkembangan :
- Muncul konsep Geddes yang mendasarkan perencanaan kota pada unsur-unsur : folk – place – work.
- Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Corbusier yang mencakup unsur- unsur : habiter – travailler – cultiver le’corps et l’esprit – transportation.
- Di Indonesia diadopsi sebagai : wisma – karya – marga – suka, kemudian disempurnakan menjadi : wisma – karya – marga – suka – penyempurna.
Sekarang telah berkembang lebih kompleks sesuai dengan hirarki rencana yang akan dibuat.
PERKEMBANGAN TEORI DAN KONSEP PERENCANAAN
SAINT SIMONFREDERIQUE LE PLAY(Era Revolusi Industri)
SAINT SIMONFREDERIQUE LE PLAY(Era Revolusi Industri)
KELUARGAKELUARGA
LINGKUNGAN FISIKLINGKUNGAN FISIK
POLA KERJAPOLA KERJA
PATRICK GEDDES(Era Revolusi Industri)
PATRICK GEDDES(Era Revolusi Industri)
FOLK (PENDUDUK)FOLK (PENDUDUK)
PLACE (LOKASI)PLACE (LOKASI)
WORK (LAPANGAN KERJA)WORK (LAPANGAN KERJA)
PIAGAM ATHENA(1933)
PIAGAM ATHENA(1933)
HABITER (PERMUKIMAN)HABITER (PERMUKIMAN)
TRAVAILLER (KERJA)TRAVAILLER (KERJA)
CULTIVER LE CORPS ET L’ESPRIT (REKREASI)CULTIVER LE CORPS ET L’ESPRIT (REKREASI)
TRANSPORTATION (TRANSPORTASI)TRANSPORTATION (TRANSPORTASI)
MENJADI SUMBERINSPIRASI BAGI PERENCANA
WILAYAH DAN KOTADI SELURUH DUNIA
MENJADI SUMBERINSPIRASI BAGI PERENCANA
WILAYAH DAN KOTADI SELURUH DUNIA
KONSEP COBUSIERMENJADI INSPIRASI
PERENCANA DISELURUH DUNIA
KONSEP COBUSIERMENJADI INSPIRASI
PERENCANA DISELURUH DUNIA
INDONESIAPROF. HADINOTO
INDONESIAPROF. HADINOTO
WISMAWISMA
KARYAKARYA
MARGAMARGA
SUKASUKA
RUU POKOK-POKOKBINA KOTA
(1970)
RUU POKOK-POKOKBINA KOTA
(1970) MARGAMARGA
KARYAKARYA
WISMAWISMA
SUKASUKA
PENYEMPURNAPENYEMPURNA
PERKEMBANGANLEBIH LANJUT
PERKEMBANGANLEBIH LANJUT
WISMA- Wadah kegiatan sosial dalam keluarga.- Mengembangkan perumahan sesuai dengan kebutuhan yang akan datang.- Memperbaiki kondisi lingkungan perumahan yang ada agar mencapai standar kehidupan yang layak.
KARYA- Syarat utama jaminan kehidupan masyarakat.- Penyediaan lapangan kerja untuk kegiatan perdagangan, pelabuhan, terminal, dan lainnya.
MARGA- Fasilitas hubungan internal dan eksternal kota.- Penyediaan dan pengembangan jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya.- Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.
SUKA- Penyediaan ruang kota untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.
PENYEMPURNA- Merupakan elemen yang melengkapi empat unsur di atas.- Meliputi fasilitas keagamaan, pekuburan, pendidikan, kesehatan dan jaringan utilitas umum.
WISMA- Wadah kegiatan sosial dalam keluarga.- Mengembangkan perumahan sesuai dengan kebutuhan yang akan datang.- Memperbaiki kondisi lingkungan perumahan yang ada agar mencapai standar kehidupan yang layak.
KARYA- Syarat utama jaminan kehidupan masyarakat.- Penyediaan lapangan kerja untuk kegiatan perdagangan, pelabuhan, terminal, dan lainnya.
MARGA- Fasilitas hubungan internal dan eksternal kota.- Penyediaan dan pengembangan jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya.- Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai bagian dari sistem transportasi dan komunikasi kota secara keseluruhan.
SUKA- Penyediaan ruang kota untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian.
PENYEMPURNA- Merupakan elemen yang melengkapi empat unsur di atas.- Meliputi fasilitas keagamaan, pekuburan, pendidikan, kesehatan dan jaringan utilitas umum.
ELEMEN PERENCANAAN KOTA
WISMAWISMA PERUMAHANPERUMAHAN
KARYAKARYA
PERDAGANGANPERDAGANGAN
PELABUHAN, TERMINAL
PELABUHAN, TERMINAL
MARGAMARGA
TRANSPORTASITRANSPORTASI
TELEKOMUNIKASITELEKOMUNIKASI
SUKASUKA
REKREASIREKREASI
KEBUDAYAANKEBUDAYAAN
PENYEMPURNAPENYEMPURNA
FASILITAS UMUMFASILITAS UMUM
UTILITAS UMUMUTILITAS UMUM
PENGGUNAAN LAHANPERUMAHAN, PERDAGANGAN,JASA, FAS. UMUM, INDUSTRI, RTH
PENGGUNAAN LAHANPERUMAHAN, PERDAGANGAN,JASA, FAS. UMUM, INDUSTRI, RTH
TRANSPORTASIJALAN (STRUKTUR, FUNGSI, DIMENSI, GEOMETRIK), MODA
TRANSPORTASIJALAN (STRUKTUR, FUNGSI, DIMENSI, GEOMETRIK), MODA
FASILITAS UMUMPENDIDIKAN, KESEHATAN, PERIBADATAN, BANGUNAN UMUM
FASILITAS UMUMPENDIDIKAN, KESEHATAN, PERIBADATAN, BANGUNAN UMUM
UTILITAS UMUMAIR BERSIH, LISTRIK, TELEPON,DRAINASE, SAMPAH
UTILITAS UMUMAIR BERSIH, LISTRIK, TELEPON,DRAINASE, SAMPAH
INTENSITAS GUNA LAHANKDB, KLB, GSB
INTENSITAS GUNA LAHANKDB, KLB, GSB
KEPENDUDUKANJUMLAH, PERKEMBBANGAN,STRUKTUR
KEPENDUDUKANJUMLAH, PERKEMBBANGAN,STRUKTUR
EKONOMI-SOSIAL-BUDAYAPOTENSI DAERAH, KARAKTERSOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
EKONOMI-SOSIAL-BUDAYAPOTENSI DAERAH, KARAKTERSOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
FISIOGRAFIKLIMATOLOGI, HIDROLOGI, TOPOGRAFI, GEOLOGI, VEGETASI, FAUNA, PESISIR
FISIOGRAFIKLIMATOLOGI, HIDROLOGI, TOPOGRAFI, GEOLOGI, VEGETASI, FAUNA, PESISIR
PERTUMBUHAN KOTA
MENURUT ASAL-USUL(RANGWALA)
NATURAL
PLANNED
CONCENTRIC &NUCLEUS
RIBBON
SATELITE
SCATTERED
DIRENCANAKAN PLANNER
DIKONTROL PERATURAN
DISTRIBUSI LAND USE
PENERAPAN TEORI DANKONSEP BARU
MENURUT ARAH((RANGWALA)
HORISONTAL
VERTIKAL
MENURUTKEBUTUHAN(GEDDES)
PRIMER
SEKUNDER
TERSIER
PERTANIAN
PASAR
PERUMAHAN,REKREASI, PENDIDIKAN
MENURUTPERKEMBANGANSOSIAL(MUMFORD)
EOPOLIS
POLIS
METROPOLIS
MEGALOPOLIS
TYRANOPOLIS
NECROPOLIS
EKONOMI PERTANIAN
ADA SPESIALISASI MESIN
PUSAT PELAYANAN WILAYAH
TANDA-TANDA KEMUNDURAN
LEBIH MEROSOT
TAHAP PALING BURUK
MENURUT TAHAPANKEMATANGANKOTA(TAYLOR)
MENURUT TAHAPANKEMATANGANKOTA(TAYLOR)
INFANTILEINFANTILE
JUVENILEJUVENILE
MATUREMATURE
SENILESENILE
TIDAK TERBAGI DALAMZONA PENGGUNAAN YANGTERPISAH
TIDAK TERBAGI DALAMZONA PENGGUNAAN YANGTERPISAH
MULAI ADA PEMISAHAN ZONAPENGGUNAAN
MULAI ADA PEMISAHAN ZONAPENGGUNAAN
ADA PEMBAGIAN PASTI : ZONA PERMUKIMAN, KOMERSIAL,INDUSTRI
ADA PEMBAGIAN PASTI : ZONA PERMUKIMAN, KOMERSIAL,INDUSTRI
TERJADI KERUSAKAN FISIKPADA BERBAGAI BAGIANKOTA
TERJADI KERUSAKAN FISIKPADA BERBAGAI BAGIANKOTA
PERKEMBANGAN PERENCANAAN DI INDONESIA
PERIODE PRA KEMERDEKAAN
Pada masa kerajaan Nusantara :Perencanaan didasarkan pada kepentingan raja atau penguasa yang mempunyai kekuasaan absolut.
- Pada kota pedalaman : Orientasi didasarkan pada pola Utara-Selatan; pola zonasi didasarkan pada pola sirkular yang membentuk lingkaran konsentris mulai dari pusat sampai periferi. Semakin ke periferi pengaruh kekuasaan semakin melemah.
- Pada kota pesisir : Didasarkan pada kepentingan untuk mengembangkan perdagangan yang memisahkan kekuasaan pemerintahan dan pelabuhan.
Pada masa VOC (Indische) :Didasarkan pada kepentingan Belanda dengan membangun benteng dan bangunan-bangunan yang mencontoh bangunan dinegera asalnya (Belanda); antara lain : jembatan angkat; pemanfaatan sungai atau kanal untuk transportasi; deretan bangunan di sepanjang kiri kanan kanal.
Pada masa kolonial :Belanda mulai mengalihkan kepentingannya dari perdagangan menjadi penguasaan teritorial, dengan membentuk pemerintahan mulai dari pusat sampai kecamatan. Sistem ini menghasilkan pola kota yang disebut hibrid atau Kromo-Belanda atau Timur-Barat.
Pada awal abad 20 :Muncul decentralisatiewet (undang-undang desentralisasi) yang membolehkan gemente membuat perencanaan kotanya sendiri.Muncul Thomas Karsten yang dipandang sebagai “bapak perencana kota” karena jasa-jasanya meletakkan dasar-dasar perencanaan kota di Hindia Belanda dan mendorong disusunnya undang-undang pembentukan kota (stadsvormingordonantie).
KOTA-KOTA PADA PERIODE INDISCHE
JEMBATAN MERAH-KOTA LAMA SURABAYA : GEDUNG-GEDUNG DIBANGUN DI SEPANJANG TEPI KALIMAS.
KOTA LAMA JAKARTA : JEMBATAN KOTA INTAN; JEMBATAN ANGKAT MELINTASI KALI BESAR
KOTA PADA PERIODE KOLONIAL
POLA HIBRID ATAU KROMO BELANDA ATAU TIMUR-BARAT :
TATANAN ALUN-ALUN DAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN KOMBINASI TATANAN TRADISIONAL JAWA DAN BANGUNAN-BANGUNAN BELANDA. TATANAN JAWA : PENDOPO KABUPATEN, MASJID, PASAR, ALUN- ALUN.• BANGUNAN BELANDA : KANTOR RESIDEN, PENJARA, GEREJA, KANTOR-KANTOR LAIN.
KEMITRAAN SUSUHUNAN DAN
RESIDEN SURAKARTA
HERMAN THOMAS KARSTEN
HERMAN THOMAS KARSTEN (1885 – 1945)ARSITEK DAN PERENCANA KOTA BANGSA BELANDAYANG BERJASA DALAM PENGEMBANGAN KOTA DI
INDONESIA
SALAH SATU KARYA KARSTEN :PERLUASAN BUITENZORG
(BOGOR)
PERIODE PASCA KEMERDEKAAN
Perencanaan kota di Indonesia pasca kemerdekaan berlandaskan SVO dan SVV yang khusus menangani perkotaan; membagi lingkungan utama kota menjadi lima lingkungan : lingkungan bangunan; lingkungan ruang terbuka termasuk kuburan; lingkungan lalu lintas; lingkungan air dan saluran; lingkungan agraria dan alam.
Pada tahun yang sama Sekretaris Negara Departemen Pekerjaan Umum dan Rekonstruksi mengusulkan pemisahan antara perencanaan perkotaan dan non perkotaan (perdesaan) , dengan memasukkan aspek pertanian, tanaman pangan, pertambangan, dan lalu-lintas antar wilayah.
Thijsse seoran planner dari Central Planning mengusulkan perencanaan yang lebih makro, yaitu perencanaan regional, dengan memasukkan aspek, sosial, ekonomi dan kependudukan.
Perencanaan kota pada dekade 60-an dikembangkan oleh Kenneth Watts sebagaimana dilakukan di Jakarta, yang mengembangkan teori Geddes dan Corbusier dalam wujud : wisma-karya-marga-suka-penyempurna.
KOTA BARU DI INDONESIA
RENCANA KOTA BARU KEBAYORAN (1949)RENCANA METROPOLITAN
JABOTABEK (70-AN)