Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
-
Upload
hariyatunnisa-ahmad -
Category
Education
-
view
2.735 -
download
2
Transcript of Perkembangan Alam Pikir Manusia Sejak Zaman Purba hingga saat ini
PERKEMBANGAN ALAM PIKIR MANUSIA
SEJAK ZAMAN PURBA SAMPAI DEWASA INI
1. Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Ciri – ciri zaman Palaeolihtikum :
- Alat-alat batu
buatan manusia
masih dikerjakan
secara kasar, tidak
diasah atau
dipolis
- Manusianya
masih hidup
secara nomaden
(berpindah-
pindah) dan belum tahu bercocok tanam
- Mata pencahariannya food gathering (mengumpulkan makanan).
Alat-alat yang dihasilkan antara lain :
- kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong)
- Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
- Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
Kebudayaan zaman Palaeolithikum :
- Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
- Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo
Wajakinensis dan Homo Soloensis)
2. Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)
Ciri – ciri zaman Mesolithikum :
- Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan
makanan)
- Alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar
- Ditemukannya bukit-bukit kerang
di pinggir pantai yang disebut
Kjoken Mondinger (sampah
dapur)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain :
- Kapak genggam (Pebble)
- Kapak pendek (hache Courte)
- Pipisan (batu-batu penggiling)
- kapak-kapak dari batu kali yang dibelah
Kebudayaan zaman Mesolithikum :
- Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken
Mondinger)
- Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
- Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri – ciri zaman Neolithikum :
- alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga
halus dan indah
- Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan
makanan)
Alat – alat yang dihasilkan antara lain :
- Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah
- Kapak batu (kapak persegi berleher)
- Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
- Pakaian dari kulit kayu
- Tembikar (periuk belaga)
4. Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Hasil kebudayaan zaman Megalithikum :
- Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-
arwah nenek moyang
- Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan
roh nenek moyang
- Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
- Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
- Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-
tutup
- Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
5. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam,
mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam
ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut
masa perundagian. Zaman logam dibagi atas :
a. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan
Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia purba sudah dapat
mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga
diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
- Kapak Corong
- Nekara Perunggu (Moko)
sejenis dandang yang
digunakan sebagai maskawin
- Benjana Perunggu
- Arca Perunggu
b. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk
dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain :
- Mata Kapak bertungkai kayu
- Mata Pisau
- Mata Sabit
- Mata Pedang
- Cangkul
Antara zaman neolithikum dan zaman logam telah berkembang
kebudayaan megalithikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-
batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithikum justru
pada zaman logam.
6. Zaman Berburu dan Meramu Tingkat Awal
Pada zaman ini
manusia hidup dengan
menggantungkan dirinya
penuh pada alam. Mereka
masih berpindah-pindah
(nomaden). Hidup dengan
cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan. Manusia pada zaman ini
belum mengenal kepercayaan dan cara berpikir mereka masih sangat
sederhana, buktinya yaitu alat-alat yang dihasilkan pada zaman ini masih
sangat sederhana, kasar, dan hanya bersifat praktis.
7. Zaman Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap meskipun sementara (semi
sedenter). Hidupnya sudah tidak menggantungkan penuh pada alam. Alat yang
dihasilkan sudah tidak mutlak bersifat praktis, unsur estetikanya mulai muncul.
8. Zaman Bercocok Tanam
Jenis manusia yang hidup pada masa ini sudah mencapai taraf Homo
Sapien penuh artinya jenis
manusia yang cerdas atau manusia
yang tingkat pemikirannya sudah
meningkat jauh dari pada jenis
manusia sebelumnya. Awalnya
mereka sangat menggantungkan
kehidupannya pada alam tetapi lama-kelamaan karena persediaan alam terbatas
maka mereka berusaha untuk mengadakan persediaan makanan yang cukup
hingga mereka tidak perlu mengembara lagi.
Manusia pada masa ini juga sudah memiliki kepercayaan. Inti
kepercayaan pada masa ini adalah penghormatan dan pemujaan terhadap roh,
terutama terhadap roh nenek moyang (animisme).
9. Zaman Perundagian
Pada masa ini manusia memiliki kemampuan baru yaitu kemampuan
dalam peleburan biji logam dan pembuatan alat-alat dari logam (perunggu dan
besi). Masyarakat pada
masa ini juga sudah mempunyai
norma- norma.
10. Keadaan Manusia Menjelang
Zaman Prasejarah
Masyarakat pada zaman ini telah :
- Pandai bercocok tanam
- Pandai berlayar
- Memiliki pengetahuan perbintangan (astronomi)
- Pandai membuat bangunan Megalithik
- Pandai menenun dan membuat pakaian dari serat kayu
- Pandai membuat alat-alat dari logam
- Mengenal kepercayaan animisme, dinamisme, dan totemisme
- Kehidupannya sudah menetap
- Pandai membuat gerabah
- Keseniannya sudah berkembang
11. Kesimpulan
Pada zaman purba, manusia sudah menghadapi berbagai teka-teki yakni
terbit dan terbenamnya matahari, perubahan bentuk bulan, dll. Terdorong rasa
ingin tahu yang sangat kuat, manusia purba mulai menyelidiki apa yang terjadi,
apa penyebab terjadinya fenomena-fenomena itu dan apa akibatnya.
Penyelidikan ini menghasilkan jawaban atas banyaknya persoalan, tapi
kemudian akan timbul persoalan-persoalan baru. Dengan demikian alam
pikiran manusia purba mulai berkembang. Perkembangan itu berlangsung
terus-menerus sampai sekarang dan akan berlanjut di masa mendatang.