Peribadi Sis Pertanian Terpadu Prof Eka.ppt
-
Upload
muntasir-ld -
Category
Documents
-
view
171 -
download
2
description
Transcript of Peribadi Sis Pertanian Terpadu Prof Eka.ppt
APLIKASI SISTEM PERTANIAN TERPADU
Oleh
Peribadi (G3IP 012004)
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO
2012/2013
URGENSI SPT
Pertama, Malthus melukiskan sebuah kecenderungan universal bahwa jumlah
populasi akan meningkat sangat cepat menurut deret ukur atau tingkat
geometrik setiap 30 – 40 tahun. Ketika hasil kian
berkurang dari suatu faktor produksi (Tanah), maka
persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung atau tingkat
aritmetik (Todaro dan Smith, 2004).
Kedua, revolusi hijau yang sukses gemilang
mencapai swasembada beras 1984 by program Bimas. Namun ternyata
menimbulkan aneka ragam masalah. Betapa tidak, tingkat kesuburan
tanah yang terus berkurang akibat dari
penggunaan pupuk yang berlebihan. Maka,
degradasi lingkungan dan kerusakan ekosistem kian
menggelegar.
Ketiga, Betapa banyak produk pertanian yang
terkontaminasi oleh pestisida, hingga berimplikasi pada
penyakit degeneratif. Selain itu, penggunaan
pestisida yang berlebihan pun mengundang hama yang resisten, apalagi
didukung oleh penanaman yang sejenis (monokultur).
Keempat, Revolusi hijau menuntut input dengan biaya besar
seperti benih, pupuk, pestisida, energi,
pakan, obat-obatan dan tenaga kerja.
Akibatnya, pendapatan petani kian kecil,
terutama petani rakyat yang berlahan sempit
serta dependent kepada kaum kapitalis
dan rentenir.
Sementara itu, ketidakadilan yang
dialami petani rakyat dalam skala yang lebih
luas, karena negara berkembang hanya dijadikan sebagai
pemasok bahan baku. Petani menjual produk dengan harga murah dan terus murah, dan
kemudian membeli hasil olahan dengan mahal
dan terus mahal.
Kini, kita sudah menyadari betapa urgensinya produk pertanian organik dalam hubungannya
dengan ekosistem, lingkungan hidup dan kesehatan anak manusia. Karena Sistem
Pertanian berbasis pupuk dan pestisida kimia sintetik telah mengecewakan dan menyengsarakan anak manusia.
Lintasan menuju Perkebunan Kelapa Sawit Kec Asera Konut
Karena itu, kita harus bergegas untuk mensinergikan beberapa komponen
penting, yang kita kenal dengan Sistem Pertanian Terpadu.
Beberapa Komponen dimaksud, antara lain: (1) Ternak Sapi perah; (2) Rumput Gajah; (3) Jagung; (4) Sayuran: Sawi dan Kacang
Panjang; (5) Ternak Ikan Lele;(6) Instalasi Biogas; (7) Tanaman Nimba dan
Maja; (8) Kandang Pembuatan Pupuk; dan (9) Pakan Ternak
Sistem pertanian terpadu adalah satu sistem yang mendaur ulang dengan menggunakan tanaman dan hewan sebagai mitra, menciptakan suatu ekosistem
yang meniru cara alam bekerja. Dalam artian, sebuah praktek budidaya aneka tanaman/aneka kultur dimana output dari salah satu budidaya
menjadi input kultur lainnya, sehingga kesuburan tanah, keseimbangan semua unsur hara organik dan
pertanian organik ramah lingkungan dan berkelanjutan, terwujud secara integral
Peternakan Penyu di Kec Mawasangka Kab Buton
Aplikasi Konsep Keterpaduan
Komponen utama terletak pada usaha ternak sapi dalam rangka peningkatan kualitas kesuburan
tanah, sehingga dapat membuahkan tanaman yang subur untuk kemudian menjadi pakan sapi. Proses yang berlangsung demikian secara terus menerus,
akan membentuk suatu siklus yang saling menguntungkan, dan siklus tersebut juga disebut
pertanian secara terpadu.
Ketika sapi menghasilkan kotoran dan urin, maka dapat diolah menjadi biogas untuk kebutuhan rumah
tangga. Sementara limbah biogas dengan pengolahan tertentu dapat menjadi pupuk tanaman dan pakan lele. Selanjutnya lele dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomis rumah tangga
maupun kebutuhan pangan.
Tanaman rumput gajah seluruhnya digunakan untuk sumber pakan utama sapi. Sedangkan jagung dan sayur merupakan sumber pangan
utama manusia, tetapi rendemennya dapat dijadikan sebagai pakan sapi dan campuran pupuk. Pupuk dapat diaplikasikan pula untuk
tanaman nimba dan maja yang dapat difungsikan sebagai tanaman pemecah angin, peneduh dan
penghasil pestisida nabati.
Pestisida nabati yang dihasilkan dapat digunakan untuk
mengendalikan hama dan pathogen pada
tanaman jagung dan sayuran. Dan setelah
dihasilkan pakan untuk sapi, maka sapi akan menghasilkan susu
untuk kebutuhan manusia. Tak pelak lagi
kotoran dari sapi tersebut .
Hanya saja, sistem pemberian pakan dalam peternakan menggunakan sumberdaya yang
sama dengan makanan manusia, yakni serealia dan tepung kedele adalah komponen terbesar
pakan ternak yang juga dikonsumsi oleh manusia. Karena itu, di masa mendatang perlu
dikembangkan sistem produksi ternak yang tidak tergantung pada biji-bijian serealia.
Model Sistem Pertanian Terpadu
(1)Sistem pertanian terpadu konvensional sudah banyak diterapkan oleh petani kita pada masa lalu,
namun sekarang sudah banyak ditinggalkan; (2) Sistem pertanian terpadu dengan teknologi EM
(effective micro-organisme); (3) Sistem pertanian terpadu sekaligus manajemen limbah terpadu (IF-
IWM); dan (4) Sistem Pertanian Organik
SPK….Kandang hewan dibangun di atas kolam sehingga limbah hewan jatuh langsung ke dalam air memberi bahan bakar kepada ekosistem kolam. Atau
di Jawa Barat MCK dibangun di atas kolam ikan. Diperoleh ikan dan air kolam dengan ekstra unsur hara untuk mengairi tanaman. Sisa-sisa tanaman dibuang balik kedalam kolam untuk menciptakan
satu “sistem tertutup”
SPTM….Sistem pertanian terpadu modern memadukan pertanian dan peternakan dengan
memanfaatkan seluruh sumberdaya yang ada dalam sistem. Petani bisa menanam padi, jagung, palawija
dan hasil pertanian lainnya. Selain itu petani juga beternak sapi, kambing, ayam atau hewan ternak
lainnya.
Hasil utama yang bisa diperoleh petani dari pertanian adalah seperti beras,
jagung, kedele, dll. Dari hasil utama ini maka petani bisa menjualnya atau
dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan sehari-hari.
Hasil sampingnya adalah limbah pertanian yang berupa jerami padi, dedak, bekatul, jerami jagung. Limbah pertanian tersebut bisa digunakan sebagai pakan ternak yang memiliki nutrisi yang tinggi dan
tahan lama. Caranya adalah mencampur limbah pertanian dengan mikroorganisme dekomposisi
dan ditambah urea plus tetes.
Hasilnya adalah pakan ternak yang bergizi dan mampu bertahan hingga 1 tahun
lamanya. Bayangkan jika seluruh limbah pertanian diolah dan digunakan sebagai
pakan ternak. Tentu saja para petani tidak akan kekurangan pakan ternak pada musim
kemarau sekalipun.
Selain itu akan menurunkan biaya produksi karena
rendahnya biaya pakan. Bekatul, dedak, limbah kacang, limbah kedele, ampas tahu dan ampas tempe bisa digunakan
sebagai pakan konsentrat untuk meningkatkan
pertumbuhan ternak. Dan hasil utama yang didapat
petani dari peternakan adalah daging, susu, telur
dan bibit (anakan).
Sekali lagi bahwa hasil utama yang didapat petani dari peternakan adalah daging, susu, telur dan bibit (anakan). Sedangkan hasil samping dari
peternakan adalah berupa kotoran, dan terutama ternak ruminansia yang sungguh banyak
manfaatnya
Manfaat Pertama adalah kompos yang diperoleh dari kotoran ternak yang difermentasi dan dicampur dengan dedak selama 3-5 hari.
Kedua, potensi pengembangannya pun kian besar karena nilai hasil pertanian organik jauh lebih besar ketimbang pertanian biasa. Selain itu,
pemasok pertanian organik masih sedikit sehingga ada peluang besar bagi yang
memanfaatkannya.
Manfaat ketiga adalah bokhasi yang mirip dengan kompos, namun komponen
utamanya adalah jerami padi atau limbah pertanian lainnya yang diolah menjadi
pupuk.
Keempat adalah biogas sebagai sebuah sistem dari
bakteri pembentuk gas metan secara anaerob dengan memanfaatkan bahan-bahan organik.
Kelima adalah urine ternak dan limbah cair lainnya dari
yang bisa dimanfaatkan menjadi pupuk cair.
Dan manfaat terakhir adalah kotoran ternak sebagai pakan ternak.
Dengan demikian....Pertanian menghasilkan hasil utama yang bisa dimanfaatkan langsung oleh
petani. Namun hasil samping pertanian menjadi input bagi peternakan. Petani juga bisa
mendapatkan hasil utama peternakan dan hasil samping peternakan menjadi input bagi pertanian.
Proses integrasi antara tanaman perkebunan dan peternakan dapat meningkatkan kualitas tanah, produksi kelapa, produksi kopra, hasil buah sawit segar dan keuntungan ekonomis
serta meningkatkan hasil ternak, menurunkan biaya penyiangan dan
mempermudah pengumpulan buah kelapa.
Adapun Keuntungan dari sistem ini antara lain : (1) tersedianya tanaman peneduh bagi ternak
sehingga dapat mengurangi stress karena panas; (2) meningkatkan kesuburan tanah melalui proses kembalinya air seni dan feces ke dalam tanah; (3)
meningkatkan kualitas pakan ternak dan membatasi pertumbuhan gulma; (4) mengurangi penggunaan herbisida; (5) meningkatkan hasil
tanaman perkebunan; dan (6) meningkatkan keuntungan ekonomis termasuk hasil ternaknya.
Wassalaamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh