Pergerakan Sarekat Islam
Transcript of Pergerakan Sarekat Islam
Sarekat Islam
Siapa pendiri SDI???
Tirto Adisuryo pernah mendirikan
Sarekat Dagang Islamiyah di Bogor
1909
Tirto mendapat dukungan dari
keluarga Badjanet (keturunan arab)
Tujuan SDI Bogor adalah meningkatkan
ekonomi terutama keturunan arab
Pengecilan Peranan Tirto
Keluarga Badjanet tidak mendukung SDI lagi setelah
Tirto mengarahkan SDI kerah politik
Tirto berkeliling kota untuk mendapat dukungan hingga
akhirnya sampai di Solo dan memprakarsai SDI bersama
Samahudi.
Peranan Tirto yang radikal menyebabkan sering
dicurigai pemerintah,
Tirto adalah pemimpin surat kabar “Medan Priyayi”
yang dianggap membahayakan.
Latar belakang terbentuknya
Persaingan Antara pedagang cina dengan jawa
Pedagang Jawa dan firma Sie Dian Ho (sama-sama
anggota Kong Sing)
Revolusi Cina tahun 1911
Rekso Rumekso (sebuah perkumpulan ronda)
Muncul SDI 1911: untuk memajukan perdagangan
pribumi, menggalang persatuan Islam, Islam sebagai
pemersatu
Konflik di tubuh SI
Semaun pemimpin sarekat buruh kereta api mempunyai
pengaruh besar terhadap perubahan SI
SI menjadi lebih militan dan bergeser dengan tujuan awal.
Disisi lain Cokroaminoto membentuk gerakan Jawa Dwipa
(mengubah bahasa jawa kromo menjadi ngoko),
membentuk tentara kangjeng Nabi Muhammad untuk
kehormatan Islam, mendirikan sekolah berdasar moeslim
national onderwijs 1925. pelajarannya arti kemerdekaan,
budi pekerti, ilmu umum, dan ilmu keislaman
1912 SDI diubah menjadi SI dengan tujuan yang sama
Pendirian koperasi, surat kabar Utusan Hindia,
penggilingan padi dan mendirikan bank di Surabaya
Cokroaminoto sebagai pemimpinnya.
Awalnya bersifat kooperatif dan memperjuangkan
hak otonomi untuk Indonesia
SI sebagai wadah wong cilik yg menginginkan
perbaikan pekerjaan.
Tujuan SI
Menghapus kerja paksa dan sistem perijinan
bepergian
Menuntut berdirinya dewan daerah dan perluasan
hak volkraad
Menghapusan diskriminasi murid, wajib belajar
sampai umur 15 tahun, beasiswa untuk pribumi
Penghapusan peraturan yang menghambat
penyebaran islam, penghulu dan kiyai di gaji
Pengakuan terhadap hari besar islam
Perkembangan SI
SI tumbuh dengan berbagai cabang: Jakarta 25 ribu
anggota, Solo 30 ribu, Cirebon, 23 ribu, Surabaya 16
ribu
Idenburgh mewaspadai SI yang berkembang begitu
pesat, muncul kegelisahan dari pengusaha.
Pengusaha meminta untuk menggunakan opsir
tentara dan senjata untuk pengamanan tapi ditolak
Idenburgh.
Politik kanalisasi terhadap SI.
Hanya cabang-cabang SI yg berbadan hukum resmi,
sedangkan CSI baru akan diberikan kemudian.
CSI baru diakui pada Maret 1916 dengan kondisi
yang sudah mulai ada perpecahan.
SI sudah terasuki paham Marxis melalui ISDV (Indiche
Social Democratische Vereniging) SI Semarang
Semaun pemimpinnya
Muncul keanggotaan ganda (SI dan PKI)
Target SI untuk bangsa 1918
Adanya dewan negara sebagai wakil dari
pribumi
Pertanggungjawaban pemerintah kepada wakil
rakyat
Pertanggungjawaban Keuangan pada wakil
rakyat
Desentralisasi pemerintahan (sistem parlementer)
Otonomi Hindia (didukung oleh bupati serang,
bandung, jepara) tapi gagal: bupati diancam
dipecat pemerintah
PSI
Kongres di Madiun 1923 mengubah CSI menjadi PSI
SI merah bergabung menjadi Sarekat rakyat (pondasi awal
PKI)
PSI bersifat nonkooperatif dg tujuan mencapai
kemerdekaan nasional berdasarkan Islam
1927 PSI bergabung dengan permufakaatan perhimpunan-
perhimpunan politik kebangsaan Indonesia (PPPKI). Tahun
itu juga PSI berganti nama menjadi PSII (Dr. Sukiman)
Perpecahan PSII karena berbeda pendapat Antara
Cokroaminoto (perjuangan kebangsaan) dengan Dr.
Sukiman (Partai Islam Indonesia)
Perpecahan SI
Pengaruh Semaun semakin besar setelah SI
memasukan Sarekat sekerja kedalam politiknya.
Terjadi penangkapan terhadap Cokroaminoto 1919
tersangka sebagai penggerak pemberontakan di
Cimareme (Garut)
Perpecahan dalam kongres kelima 1921 terlihat ketika
Semaun mengeritik SI pusat
Diadakan disiplin partai (tidak boleh beranggota
rangkap)
Konflik Intern
Terbentuknya CSI menempatkan Cokroaminoto
sebagai ketua, raden Gunawan sebagai wakil ketua
(SI Batavia dan perwakilan Sumatera) dan
Samanhudi sebagai ketua kehormatan.
Keuangan semakin menipis ketika dana 10% dari
sumbangan SI lokal wilayah Jawa Barat dan
sumatera dipegang Gunawan.
Hal ini dilandasi kekecewaan SI Sumatera karena
tidak ditempatkannya wakil di CSI.
CSI SempalanMuncul CSI tandingan yang diprakarsai Samanhudi dan
Gunawan 1916. Pendukungnya SI Bengkulen, SI Batavia
dan SI Kotabumi
Diangkat Ardiwinata sebagai perwakilan CSI dari Batavia,
Munculnya Cipto Mangunkusumo dari SI Bandung
membongkar keborokan Gunawan dengan
membeberkan penyelewengan 60 Gulden oleh
Gunawan
Dalam majalah Sarotomo Cipto menyebut Gunawan
sebagai “ksatria maling”
Kehancuran Reputasi Sang Cokro
Dituduh menggelapkan uang CSI oleh
pihak SI merah (Semaun dkk)
2000 gulden untuk membelikan perhiasan
istri keduanya
Tersangka penggerak pemberontakan di
Garut dan pemberontakan SI Sulawesi
Utara1919. Cokro ditangkap Agustus 1921.
1923 CSI berganti menjadi PSI
1927 PSI bertujuan kemerdekaan
nasional dg dasar Islam
PSI bergabung dg PPPKI menjadi
PSII 1927
Abdurrachman Bajanet
(keturunan arab di bogor) Tirto Adi Suryo