PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETER PENGARUH TEBAL LAPIS...
-
Upload
debora-elluisa-manurung -
Category
Education
-
view
1.686 -
download
8
description
Transcript of PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETER PENGARUH TEBAL LAPIS...
ANDIKA SETIAWAN
RAMADHAN SYAHRIADI
ZAENUDIN
KELOMPOK
2
PERENCANAAN TEBAL
PERKERASAN LENTUR DENGAN
PROGRAM KENPAVE DAN STUDI
PARAMETER PENGARUH TEBAL
LAPIS DAN MODULUS
ELASTISITAS TERHADAP NILAI
TEGANGAN, REGANGAN DAN
REPETISI BEBAN
Putri Nathasya
Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam suatu negara
yang memfasilitasi sarana transportasi antar daerah maupun kota. Berdasarkan jenis
perkerasannya, jalan terdiri dari dua jenis salah satunya adalah perkerasan lentur. Untuk
merencanakan tebal perkerasan lentur ada dua metode yang dapat digunakan yaitu
metode empiris, yang umumnya digunakan di Indonesia adalah metode empiris Bina
Marga 1987 dan metode analitis berdasarkan teori sistem lapis banyak.
Perhitungan metode analitis pada penelitian ini menggunakan program KENPAVE.
Langkah awal perencanaan ini adalah dengan mengasumsikan tebal lapis perkerasan.
Dan juga dibutuhkan parameter modulus elastisitas dan poisson ratio. Dari data tersebut
maka akan didapatkan nilai tegangan dan regangan pada struktur perkerasan. Dengan
menggunakan analisa kerusakan struktur perkerasan, dari nilai regangan tarik horisontal
dapat diperoleh jumlah repetisi beban yang terjadi dengan menggunakan persamaan
retak fatik (Nf). Dari nilai regangan tekan vertikal juga dapat diperoleh jumlah repetisi
beban dengan menggunakan persamaan kerusakan rutting (Nd). Hasil nilai Nf dan Nd
harus lebih besar dari Nrencana.
Pada penelitian ini dilakukan studi parameter yaitu studi parameter tebal lapis
perkerasan dan nilai modulus elastisitas. Pada studi parameter ini akan dihasilkan
pengaruh tebal lapis perkerasan terhadap nilai tegangan dan regangan tarik di bawah
lapisan permukaan serta repetisi beban berdasarkan kerusakan fatik dan regangan tekan
di bawah lapisan pondasi bawah serta repetisi beban berdasarkan kerusakan rutting.
Begitu juga dengan studi parameter modulus elastisitas. Dari studi parameter ini dapat
disimpulkan semakin besar tebal lapis perkerasan dan nilai modulus elastisitas semakin
kecil nilai regangan yang dihasilkan dan semakin besar repetisi beban.
• Kerusakan pada jalan diakibatkan oleh beban lalu lintas
yang diterima permukaan perkerasan. Hal ini
berpengaruh kepada struktur perkerasan di bawahnya.
Setiap lapis struktur perkerasan akan mengalami
tegangan dan regangan, nilai tegangan dan regangan
maksimal berada tepat di bawah beban kendaraan
tersebut.
a. Merencanakan tebal perkerasan lentur menggunakan
metode analitis dengan program KENPAVE.
b. Menganalisa pengaruh tebal lapis perkerasan terhadap
nilai – nilai regangan yang terjadi.
c. Menganalisa pengaruh modulus elastisitas lapis
perkerasan terhadap nilai – nilai regangan yang terjadi.
Batasan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Perencanaan tebal perkerasan lentur sesuai dengan
Metode Analisa Komponen Bina Marga (1987).
b. Studi kasus yang disajikan adalah Jalan Tol Cipularang
(perkerasan lentur) tahun 2005 dengan data yang
didapat adalah volume lalu litas, kondisi lingkungan,
data jenis perkerasan.
c. Penggunaan metode analitis multilayer system dengan
menggunakan program KENPAVE (Huang, 1993).
Data – data yang digunakan adalah sebagai berikut
Tabel 3.1 Tabel Volume Lalu Lintas Jalan Tol Cipularang Tahun 2005 Fungsi jalan : Jalan Tol
Jumlah lajur dan arah : 2
Umur rencana : 20 tahun
CBR : 6 %
Masa pelaksanaan : 2 tahun
Jalur dan distribusi kendaraan
- Jumlah jalur : 2 jalur
- Koefisien distribusi (C) : 0.5
Faktor regional
- Kelandaian : < 6%
- Kendaraan berat : >30 %
- Iklim /curah hujan : >900 mm/thn
Asumsi tebal lapisan perkerasan berdasarkan tebal minimum
lapis perkerasan.
Jumlah repetisi beban yang didapat dari asumsi tebal perkerasan di
atas jauh lebih besar dari jumlah repetisi beban rencana. Dengan
menggunakan cara yang sama, mengasumsikan tebal perkerasan
dapat diperoleh nilai optimum jumlah repetisi beban yang mendekati
nilai repetisi beban rencana, yaitu 52340.
Tabel 3.3 Asumsi Tebal Lapis Perkerasan Program KENPAVE
Tabel 3.4 Tebal Perkerasan Jalan Metode Bina Marga dan Program KENPAVE
Berikut adalah data asumsi untuk analisa studi parameter:
Contact pressure : 539 kPa
Contact radius : 22 cm
Poisson ratio : 0.5
Tabel 3.5 Data Studi Parameter
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan. Antara lain adalah:
• a. Program KENPAVE dapat digunakan untuk merencanakan tebal perkerasan dengan mengetahui nilai regangan tarik bagian bawah lapis permukaan dan regangan tekan bagian bawah lapis pondasi bawah, maka akan diperoleh jumlah repetisi beban.
• b. Data lalu lintas Tol Cipularang Tahun 2005 dalam perencanaan tebal lapis perkerasan dengan menggunakan metode Bina Marga dan program KENPAVE menghasilkan tebal lapis perkerasan yang berbeda.
• c. Perubahan tebal lapis perkerasan sangat berpengaruh terhadap nilai regangan, semakin tebal lapisan maka semakin kecil regangan sehingga diperoleh repetisi beban yang besar. Hal ini disebabkan karena bertambahnya tebal lapis perkerasan maka akan memperpanjang waktu untuk memulai retak, memperpanjang waktu untuk terjadinya perambatan hingga terjadi kerusakan.
• d. Perubahan nilai modulus elastisitas lapis perkerasan cukup berpengaruh terhadap nilai regangan, semakin besar nilai modulus elastisitas maka semakin kecil regangan sehingga diperoleh repetisi beban yang besar. Hal ini disebabkan oleh semakin besar nilai modulus elastisitas bahan maka akan menambah kekakuan bahan tersebut sehingga memperkecil nilai regangan.
• [1] AI. 1981b.Asphalt Pavement Thickness Design, Information Series No. 181. Asphalt Institute
• [2] Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen.Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta
• [3] Dirjen Bina Marga, Bipran. (1970). Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/1970. Jakarta
• [4] Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen Bina Marga. (1983). Buku Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/B/1983. Jakarta
• [5] Ekwulo, E.O & Eme, D. B.(2009). Fatigue and Rutting Strain Analysis of Flexible Pavements Designed Using CBR Methods. African Journal of Environmental Science and Technology, Vol. 3 (12), pp. 412-421.
• [6] Huang, Yang H. (2004). Pavement Analysis And Design. Pearson Education, Upper Saddle River, New Jersey
• [7] Sugeng, Bambang.(2007). Peranan Rekayasa Perkerasan Jalan Dalam Mendukung Terwujudnya “Sustainable Transportation”. Kolokium Puslitbang Jalan dan Jembatan. Institut Teknologi Bandung
• [8] Suryadharma, Hendra & Benediktus Susanto (1999). Rekayasa Jalan Raya. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
• [9] Yoder E.J & M.W Witczak. (1975). Principles Of Pavement Design. Wiley, New York
• [10] Yoder E.J. (1959). Principles Of Pavement Design. Wiley, New York
• [11] Wright, B.H. (1996). Highway Engineering. Jhon Wiley & Sons Inc. New York