PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG … · 2020. 5. 12. · iii PENGESAHAN Skripsi dengan...
Transcript of PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG … · 2020. 5. 12. · iii PENGESAHAN Skripsi dengan...
PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG
APARTEMEN 11 LANTAI DI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Sipil S1 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Disusun Oleh :
Novtafian Adek Saputra NIM.5113415026
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia Ujian
Skripsi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Hari : Senin
Tanggal : 23 Desember 2019
Nama : Novtafian Adek Saputra
NIM : 5113415026
Program Studi : Teknik Sipil, S1
Judul : Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung
Apartemen 11 Lantai di Semarang
Dosen Pembimbing
ARIE TAVERIYANTO, S. T., M. T.
NIP. 196507222001121001
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
GEDUNG APARTEMEN 11 LANTAI DI SEMARANG“ telah dipertahankan di
depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
pada Tanggal, 27 Desember 2019.
Oleh :
Nama : Novtafian Adek Saputra
NIM : 5113415026
Program Studi : Teknik Sipil, S1
Panitia:
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik UNNES
Dr. Nur Qudus, M.T.
NIP. 196911301994031001
Penguji 1
Dr. Eng. Mahmud Kori E,S.T.,M.T.
NIP.198004022006041001
., M.T., M.Sc NIP.197809212005012001
Ketua
Aris Widodo, S.Pd, M.T
NIP. 19710207199031001
Penguji 2
Mego Purnomo, S.T, M.T
NIP.197306182005011001
Sekretaris
Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M.Sc
NIP.197809212005012001
Penguji 3/ Dosen Pembimbing
Arie Taveriyanto, S.T, M.T
NIP.196507222001121001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi/TA ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas
Negeri Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka
saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang
telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Semarang, 27 Desember 2019
Yang membuat pernyataan,
Novtafian Adek Saputra
NIM. 5113415026
v
PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG
APARTEMEN 11 LANTAI SEMARANG
Novtafian Adek Saputra
Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Semarang, Indonesia
Email : [email protected]
ABSTRAK
Kebutuhan gedung tinggi menjadi sangat penting seiring perkembangan
jaman saat terbatasnya lahan untuk mendirikan bangunan. Suatu bangunan gedung
yang berlantai banyak perlu direncanakan dengan tepat dan teliti agar memenuhi
kriteria kekuatan, kenyamanan, keselamatan dan umur rencana bangunan.
Gedung direncanakan dengan tingkat daktilitas tinggi, agar saat terjadi
gempa kuat struktur gedung tidak runtuh. Dengan menentukan kategori seismik
berdasarkan kategori resiko gempa, bangunan masuk kategori D. Gedung termasuk
ke dalam kategori resiko IV dengan faktor keutamaan gempa Ie = 1,5. Tanah di
lokasi yang tergolong tanah lunak didapat dari hasil penyelidikan tanah dengan N-
SPT kedalaman sampai 30 meter. Parameter percepatan gempa, spektrum respons
percepatan dan respons spektrum desain dapat diketahui secara detail melalui situs
online Dinas PU di link:http://puskim.go.id/Aplikasi/desainspektraindonesia2011/.
Struktur didesain menggunakan Sistem Ganda yaitu gabungan dari sistem rangka
pemikul momen dengan dinding geser dengan nilai koefisien modifikasi respons
(R) 8. Faktor kegempaan dirancang menggunakan statik ekivalen dan dinamik
respons spektrum.
Periode maksimum untuk syarat batas periode gedung adalah 1,805 detik.
Waktu getar gedung untuk mode satu didapatkan sebesar 1,404 detik dan mode dua
sebesar 1,489 detik, sehingga batasan periode terpenuhi. Simpangan antar lantai
baik gempa statik dan dinamik arah x dan y tidak melebihi simpangan yang
diijinkan sehingga struktur tahan terhadap gempa.
Kata Kunci : Respon Spektrum, Daktilitas, Gempa
vi
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah yang telah
melimpahkan rahmat-Nya dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Gedung Apartemen 11 Lantai di Semarang. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu
syarat meraih gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil S1 Jurusan
Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih sebagai penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. , Rektor Universitas Negeri Semarang;
2. Dr. Nur Qudus M.T. , Dekan Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang;
3. Aris Widodo S.Pd., M.T. , Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri
Semarang;
4. Dr. Rini Kusumawardani S.T., M.T., M.Sc. , Ketua Program Studi Teknik Sipil
S1, Universitas Negeri Semarang;
5. Dr. Eng. Mahmud Kori Effendi., S.T., M.T. , selaku Dosen Penguji 1 yang
memberi masukan berupa kritik dan saran perbaikan sehingga menambah
kualitas karya penulis;
6. Mego Purnomo, S. T., M. T. , selaku Dosen Penguji 2 yang memberi masukan
berupa kritik dan saran perbaikan sehingga menambah kualitas karya penulis;
vii
7. Arie Taveriyanto, S.T., M.T. , selaku Dosen Penguji 3 sekaligus Dosen
Pembimbing yang selalu penuh kesabaran dan perhatian dalam membimbing
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
8. Karuniadi Satrijo Utomo, S. T., M. T., selaku Dosen Wali yang selalu memberi
dukungan dan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
9. Semua dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES yang telah mendidik penulis
dan memberikan ilmu yang berharga;
10. Semua teman-teman di Universitas Negeri Semarang yang selalu memberi
dukungan kepada penulis selama masa studi dan penyusunan skripsi ini;
11. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian lain
yang relevan dibidang struktur bangunan.
Semarang, 27 Desember 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan dan Manfaat ..................................................................................... 3
D. Batasan Masalah ........................................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan ................................................................................... 4
BAB II STUDI PUSTAKA .................................................................................... 6
A. Umum ........................................................................................................... 6
B. Pembebanan dan Kombinasinya .................................................................. 7
B.1 Pembebanan .................................................................................................. 7
B.1.a Beban Mati ........................................................................................ 7
B.1.b Beban Hidup .................................................................................... 7
ix
B.1.c Beban Gempa ................................................................................. 12
B.1.d Beban Angin .................................................................................. 13
B.2 Kombinasi Pembebanan ............................................................................. 14
C. Gempa ........................................................................................................ 14
C.1 Definisi Gempa .......................................................................................... 14
C.2 Gaya Gempa ............................................................................................... 15
C.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Gempa ....................................... 16
C.3.a Kategori Risiko Gempa .................................................................. 16
C.3.b Faktor Keutamaan Gempa .............................................................. 18
D. Perencanaan Struktur Atas ........................................................................ 18
D.1 Kolom ......................................................................................................... 18
D.2 Balok .......................................................................................................... 20
D.3 Pelat ............................................................................................................ 22
E. Perencanaan Struktur Bawah ..................................................................... 23
E.1 Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ................................................................. 23
E.2 Daya Dukung Tiang .................................................................................... 25
E.3 Tie Beam ..................................................................................................... 25
F. ETABS ........................................................................................................ 25
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN .................................................... 28
A. Bagan Alir Perencanaan Struktur ............................................................... 28
B. Tahap Pengumpulan Data .......................................................................... 29
B.1 Data Tanah.................................................................................................. 29
B.2 Data Lokasi Perencanaan ........................................................................... 30
x
B.3 Pemilihan Kriteria Desain .......................................................................... 30
C. Pembebanan Struktur ................................................................................. 31
C.1 Kombinasi Pembebanan ............................................................................. 31
C.2 Jenis Pembebanan ....................................................................................... 32
C.2.a Beban Mati ...................................................................................... 32
C.2.b Beban Hidup ................................................................................... 34
C.2.c Beban Angin ................................................................................... 36
C.2.d Beban Gempa ................................................................................. 38
C.3 Analisis Desain Seismik ............................................................................. 39
C.3.a Menentukan Kategori Risiko dan Faktor Keutamaan ..................... 39
C.3.b Menentukan Parameter Percepatan Gempa .................................... 41
C.3.c Menentukan Kelas Situs ................................................................ 42
C.3.d Menentukan Koefisien Situs dan Parameter Respons Spektral
Percepatan .................................................................................................. 45
C.3.e Parameter Percepatan Spektral Desain ........................................... 47
C.3.f Menentukan Spektrum Respon Desain ........................................... 47
C.3.g Menentukan Kategori Desain Seismik ........................................... 48
C.3.h Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem .......................... 49
C.3.i Batasan Perioda Fundamental ........................................................ 50
C.3.j Perhitungan Geser Dasar Seismik .................................................. 51
D. Perencanaan Pelat Lantai ........................................................................... 53
D.1 Diagram Alir Perencanaan Pelat Lantai ..................................................... 53
D.2 Menentukan Syarat-Syarat Batas Pelat Lantai ........................................... 54
xi
D.3 Menentukan Panjang Bentang Pelat Lantai .............................................. 55
D.4 Menentukan Tebal Pelat Lantai .................................................................. 55
D.5 Menentukan Pembebanan Pelat Lantai ...................................................... 56
D.6 Menentukan Momen Pelat Lantai .............................................................. 57
D.7 Menghitung Tulangan Pelat Lantai ............................................................ 57
E. Perencanaan Balok...................................................................................... 60
E.1 Diagram Alir Perencanaan Balok ............................................................... 60
E.2 Menentukan Syarat-Syarat Batas Balok ..................................................... 61
E.3 Menentukan Dimensi Balok ...................................................................... 61
E.4 Menentukan Momen Balok ........................................................................ 61
E.5 Menentukan Tulangan Utama Balok .......................................................... 61
E.6 Penulangan Balok Daerah Tumpuan dan Lapangan ................................. 63
E.7 Perencanaan Tulangan Geser Balok .......................................................... 66
E.8 Perhitungan Gaya Geser Balok .................................................................. 67
E.9 Perencanaan Tulangan Torsi Balok ........................................................... 71
E.10 Perencanaan Tulangan Badan Balok ......................................................... 71
E.11 Perencanaan Panjang Penyaluran Balok ................................................... 71
F Perencanaan Kolom .................................................................................... 72
F.1 Diagram Alir Perencaan Kolom ................................................................. 72
F.2 Menentukan Dimensi Kolom ..................................................................... 73
F.3 Menentukan Beban Kolom ........................................................................ 73
F.4 Menentukan Momen Kolom ...................................................................... 73
F.5 Penentuan Struktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak Bergoyang ...... 73
xii
F.6 Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom ................................... 74
F.7 Faktor Pembesaran Momen ....................................................................... 77
F.8 Perhitungan Tulangan Geser Kolom .......................................................... 80
F.9 Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom .............................................. 82
G. Perencanaan Pondasi Tiang Bor ................................................................. 83
G.1 Diagram Alir .............................................................................................. 83
G.2 Menghitung Daya Dukung Ujung Tiang Ultimate ..................................... 84
G.3 Penentuan Kapasitas Tiang Group ............................................................. 85
G.4 Menentukan Jumlah Tiang dan Konfigurasi Titik Tiang ........................... 86
G.5 Cek Terhadap Geser Pons .......................................................................... 86
G.6 Cek Terhadap Geser Lentur ....................................................................... 87
G.7 Perhitungan Pile Cap .................................................................................. 88
H. Perencanaan Tie Beam ............................................................................... 89
H.1 Gaya Aksial ................................................................................................ 89
H.2 Pembebanan Tie Beam ............................................................................... 90
H.3 Perhitungan Tulangan Utama ..................................................................... 90
H.4 Perhitungan Tulangan Transversal ............................................................. 90
BAB IV DESAIN STRUKTUR ........................................................................... 92
A. Pembebanan Struktur ................................................................................. 92
A.1 Material Struktur ........................................................................................ 93
A.1.a Beton ............................................................................................... 93
A.1.b Baja Profil ....................................................................................... 93
A.2 Pembebanan Gedung ................................................................................... 93
xiii
A.2.a Jenis Pembebanan ........................................................................... 93
A.2.b Kombinasi Pembebanan ................................................................. 94
A.2.c Perhitungan Pembebanan ............................................................... 95
A.3 Analisis Beban Gempa ............................................................................. 103
A.3.a Tahap Analisis Gempa ................................................................. 103
A.3.b Gempa Statik Ekivalen ................................................................. 113
A.3.c Gempa Dinamik Respons Spektrum ........................................... 118
B. Perhitungan Praktis dengan ETABS v.16.2.1 .......................................... 124
B.1 Perhitungan Pelat Lantai .......................................................................... 125
B.2 Perhitungan Balok Utama ........................................................................ 128
B.2.a Perhitungan Tulangan Balok Utama ............................................ 128
B.2.b Perhitungan Tulangan Geser Balok .............................................. 129
B.2.c Desain Tulangan Torsi Balok ....................................................... 131
B.3 Perhitungan Kolom ................................................................................. 132
B.3.a Perhitungan Tulangan Kolom Utama ........................................... 133
B.3.b Perhitungan Tulangan Geser Kolom ............................................ 136
C. Perhitungan Manual.................................................................................. 137
C.1 Perencanaan Pelat Lantai ......................................................................... 137
C.1.a Menentukan Pembebanan Pelat Lantai ........................................ 137
C.1.b Perencanaan Tulangan Pelat Lantai.............................................. 138
C.1.b.1 Menentukan Syarat-Syarat Batas dan Bentang
Perancanaan pada Pelat Lantai ................................... 138
C.1.b.2 Menentukan Tulangan Pokok Daerah Lapangan dan
xiv
Tumpuan ........................................................................... 142
C.2 Perencanaan Balok ................................................................................... 150
C.2.a Menentukan Persyaratan Komponen Struktur Balok ................... 150
C.2.b Perhitungan Tulangan Utama Balok ............................................ 151
C.2.c Penulangan Balok Daerah Tumpuan ............................................ 152
C.2.d Penulangan Balok Daerah Lapangan ............................................ 154
C.2.e Perhitungan Tulangan Geser Balok .............................................. 156
C.2.f Perhitungan Gaya Geser Balok .................................................... 157
C.2.g Perencanaan Tulangan Torsi Balok .............................................. 161
C.2.h Perencanaan Tulangan Badan Balok ............................................ 161
C.2.i Perencanaan Panjang Penyaluran Balok ...................................... 161
C.3 Perencanaan Kolom ................................................................................. 163
C.3.a Denah Struktur Kolom yang Ditinjau........................................... 163
C.3.b Gaya Dalam pada Kolom ............................................................. 164
C.3.c Penentuan Struktur Rangka Portal Bergoyang atau Tidak
Bergoyang..................................................................................... 164
C.3.d Perhitungan Faktor Panjang Tekuk Efektif Kolom ...................... 164
C.3.e Faktor Pembesaran Momen .......................................................... 171
C.3.f Diagram Interaksi Kolom ............................................................. 174
C.3.g Perhitungan Tulangan Geser Kolom ............................................ 175
C.3.h Panjang Penyaluran pada Tulangan Kolom ................................. 180
C.4 Perencanaan Pondasi Bor Pile .................................................................. 182
C.4.a Data Tanah.................................................................................... 183
xv
C.4.b Kapasitas Daya Dukung Tiang Tunggal Bor................................ 183
C.4.c Hasil Beban Struktur Atas ............................................................ 185
C.4.d Kebutuhan Jumlah Tiang .............................................................. 185
C.4.e Daya Dukung Grup Tiang ............................................................ 186
C.4.f Distribusi Beban Kolom ke Masing-Masing Tiang...................... 193
C.4.g Perencanaan Pile Cap ................................................................... 198
C.4.h Cek Terhadap Geser Pons ............................................................ 199
C.4.i Cek Terhadap Geser Lentur .......................................................... 200
C.4.j Perhitungan Penulangan Pile Cap ................................................ 201
C.5 Perencanaan Tie Beam ............................................................................. 204
C.5.a Gaya Aksial yang Bekerja pada Tie Beam Diambil Dari Beban
Kolom Diatasnya .......................................................................... 204
C.5.b Pembebanan Tie Beam ................................................................. 205
C.5.c Perhitungan Tulangan Longitudinal ............................................. 205
C.5.d Perhitungan Tulangan Transversal ............................................... 207
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 210
A. Simpulan .................................................................................................. 210
B. Saran ......................................................................................................... 212
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 212
LAMPIRAN ......................................................................................................... 213
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup
Terpusat Minimum ................................................................................................... 8
Tabel 2.2 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban
Gempa .................................................................................................................... 16
Tabel 2.3 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................... 18
Tabel 3.1 Data Tanah N-SPT ............................................................................... 29
Tabel 3.2 Berat Sendiri Bahan Bangunan ............................................................ 32
Tabel 3.3 Berat Sendiri Komponen Gedung ........................................................ 33
Tabel 3.4 Beban Hidup Terdistribusi Minimum .................................................. 35
Tabel 3.5 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban
Gempa .................................................................................................................... 39
Tabel 3.6 Faktor Keutamaan Gempa ................................................................... 41
Tabel 3.7 Klasifikasi Situs ................................................................................... 42
Tabel 3.8 Koefisien Situs, Fa ............................................................................... 46
Tabel 3.9 Koefisien Situs, Fv ............................................................................... 46
Tabel 3.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda Pendek .............................................................................................. 48
Tabel 3.11 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda 1 Detik .............................................................................................. 49
Tabel 3.12 Faktor R, Cd, dan Ωo Untuk Sistem Penahan Gaya Gempa
(Untuk
Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen) ..................................................... 49
Tabel 3.13 Koefisien Untuk Batas Atas Pada Perioda yang Dihitung ................... 51
xvii
Tabel 3.14 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x ...................................... 51
Tabel 4.1 Perhitungan Beban Angin Arah X Dipihak Angin .............................. 98
Tabel 4.2 Perhitungan Beban Angin Arah X Dibelakang Angin ......................... 99
Tabel 4.3 Perhitungan Beban Angin Arah Y Dipihak Angin ............................ 101
Tabel 4.4 Perhitungan Beban Angin Arah Y Dibelakang Angin ....................... 102
Tabel 4.5 Nilai N-SPT Data Tanah .................................................................... 104
Tabel 4.6 Klasifikasi Situs ................................................................................. 105
Tabel 4.7 Koefisien Situs, Fa ............................................................................. 107
Tabel 4.8 Koefisien Situs, Fv ............................................................................. 108
Tabel 4.9 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda Pendek ............................................................................................ 110
Tabel 4.10 Kategori Desain Seismik Berdasarkan Parameter Respons Percepatan
pada Perioda 1 Detik ............................................................................................ 110
Tabel 4.11 Nilai Parameter Perioda Pendekatan Ct dan x .................................... 111
Tabel 4.12 Koefisien Batas Atas Periode yang Dihitung ..................................... 112
Tabel 4.13 Berat Struktur Gedung ....................................................................... 116
Tabel 4.14 Nilai Kurva Spektrum Gempa............................................................ 118
Tabel 4.15 Besarnya Gaya Geser Dasar (Base Shear) Nominal Untuk Masing-
Masing Gempa ............................................................................................... 121
Tabel 4.16 Simpangan Struktur Akibat Gempa Statik Arah x dan Arah y .......... 123
Tabel 4.17 Simpangan Struktur Akibat Gempa Dinamik Arah x dan Arah y ..... 124
Tabel 4.18 Nilai Momen ...................................................................................... 140
Tabel 4.19 Rekap Hasil Tulangan Pelat yang Ditinjau ........................................ 149
xviii
Tabel 4.20 Rekap Hasil Tulangan Balok yang Ditinjau ...................................... 162
Tabel 4.21 Rekap Hasil Tulangan Kolom yang Ditinjau ..................................... 181
Tabel 4.22 Data Tanah BH-1 ............................................................................... 183
Tabel 4.23 Hasil Beban Struktur Atas.................................................................. 185
Tabel 4.24 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-1 .................................................. 193
Tabel 4.25 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-2 .................................................. 194
Tabel 4.26 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-3 .................................................. 195
Tabel 4.27 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-4 .................................................. 196
Tabel 4.28 Nilai Distribusi Beban ke Tiang P-5 .................................................. 197
Tabel 4.29 Rekap Hasil Penulangan Pile Cap Untuk Pondasi Tipe P-5 .............. 204
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Elemen Balok dan Kolom Portal ...................................................... 21
Gambar 2.2 Jenis Perletakan Pelat pada Balok .................................................... 23
Gambar 3.1 Lokasi Perencanaan Apartemen ....................................................... 30
Gambar 3.2 Koefisien Angin Struktur Rangka .................................................... 37
Gambar 3.3 Diagram Regangan—Tegangan Balok............................................. 63
Gambar 3.4 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan .............................. 68
Gambar 3.5 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri .................................. 68
Gambar 4.1 Rencana Permodelan Struktur Gedung Apartemen 11 Lantai ......... 92
Gambar 4.2 Denah Area Pembebanan Angin Arah X ......................................... 97
Gambar 4.3 Denah Area Pembebanan Angin Arah Y ....................................... 101
Gambar 4.4 Output Desain Spektra pada Website puskim.go.id ....................... 107
Gambar 4.5 Respons Spektrum Desain Tanah Lunak Berdasarkan Website
puskim.pu.go.id .................................................................................................... 109
Gambar 4.6 Waktu Getar Struktur Mode 1 (arah Y) ......................................... 111
Gambar 4.7 Waktu Getar Struktur Mode 2 (arah X) ......................................... 112
Gambar 4.8 Berat dan Massa Bangunan Tiap Lantai ........................................ 114
Gambar 4.9 Nilai Partisipasi Massa untuk Arah X dan Arah Y ........................ 120
Gambar 4.10 Pendefinisian Struktur Pemikul Momen Khusus pada ETABS ..... 125
Gambar 4.11 Nilai Momen Arah Y ..................................................................... 126
Gambar 4.12 Nilai Momen Arah X ..................................................................... 127
Gambar 4.13 Luas Tulangan Utama Balok Arah Memanjang ............................. 128
Gambar 4.14 Tampak Luas Tulangan Geser........................................................ 130
Gambar 4.15 Tampak Luas Tulangan Torsi ........................................................ 132
xx
Gambar 4.16 Tampak Luas Tulangan Kolom ...................................................... 133
Gambar 4.17 Diagram Interaksi Kolom yang Ditinjau ........................................ 135
Gambar 4.18 Tampak Luas Tulangan Geser Kolom yang Ditinjau..................... 136
Gambar 4.19 Detail Penulangan Pelat Lantai Tipe S1 ......................................... 150
Gambar 4.20 Nilai Geser Maksimum pada Balok (B1-325x650)........................ 157
Gambar 4.21 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kanan ............................ 158
Gambar 4.22 Rangka Bergoyang Akibat Gempa Arah Kiri ................................ 158
Gambar 4.23 Nilai Torsi Balok yang Ditinjau ..................................................... 161
Gambar 4.24 Detail Penulangan Tumpuan Balok B1 – 32,5 x 65 ....................... 163
Gambar 4.25 Detail Penulangan Lapangan Balok B1 – 32,5 x 65 ...................... 163
Gambar 4.26 Kolom yang Ditinjau ...................................................................... 164
Gambar 4.27 Faktor Panjang Efektif k ................................................................ 170
Gambar 4.28 Diagram Interaksi Kolom ............................................................... 174
Gambar 4.29 Detail Penulangan Kolom didalam Bentang lo .............................. 182
Gambar 4.30 Detail Penulangan Kolom diluar Bentang lo.................................. 182
Gambar 4.31 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-1 ..................................... 187
Gambar 4.32 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-2 ..................................... 188
Gambar 4.33 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-3 ..................................... 190
Gambar 4.34 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-4 ..................................... 191
Gambar 4.35 Konfigurasi Pondasi Grup Tiang Tipe P-5 ..................................... 192
Gambar 4.36 Denah Pondasi ................................................................................ 198
Gambar 4.37 Bidang Kritis Pons ......................................................................... 200
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Tanah BH-1 .............................................................................. 213
Lampiran 2 Data Tanah BH-2 .............................................................................. 214
Lampiran 3 Data Tanah Sondir S-1 ..................................................................... 215
Lampiran 4 Data Tanah Sondir S-2 ..................................................................... 216
Lampiran 5 Surat Permohonan Izin Permintaan Data ......................................... 217
Lampiran 6 Surat Pengantar Permohonan Data ................................................... 218
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kota – kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup
pesat, termasuk Semarang. Disebabkan oleh berbagai bidang yang terlibat dari
perkotaan mengalami perkembangan yang cukup pesat seperti dibidang kependudukan,
ekonomi, perdagangan dan jasa. Dengan berkembangnya di bidang kependudukan
yang cukup pesat maka diharapkan adanya wadah yang dapat menunjang dan
menampung penduduk atau pekerja ditambah lagi dengan adanya pendatang yang ingin
mengubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan di kota Semarang semakin
terbatas untuk dijadikan sebuah tempat tinggal.
Apartemen diniliai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti
sekarang, lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas.
Menurut Buku Site Planing (1984 : 252 ) Apartemen didefinisikan sebagai “Several
dwelling units a common (usually an indoor ) acces and area enclosed by a common
structural envelope” yang berarti unit hunian yang saling berbagi akses yang sama dan
dilengkapi oleh struktur kulit bangunan yang sama”.
Menurut situs MAGMA Indonesia disebutkan bahwa Semarang masih masuk
dalam kategori kawasan daerah rawan gempa bumi rendah. Kawasan yang berpotensi
terlanda goncangan gempa bumi dengan intensitas antara IV-V MMI (Modified
2
Mercalli Intensity). Pada kawasan ini masih berpotensi terjadi kerusakan bangunan
namun kecil kemungkinan terjadi kerusakan geologis. Percepatan gempa bumi 0,10 g
– 0,20 g. Meskipun disebutkan demikian kita sebagai seorang engineer harus mampu
untuk meminimalisir adanya kerusakan struktur bangunan oleh gempa. Oleh karena
itu, perencanaan Gedung Apartemen Skyland 11 Lantai ini direncanakan sesuai
standarisasi SNI Gempa 1726:2012.
Gedung Apartemen 11 Lantai yang direncanakan tidak hanya disesuaikan dengan
SNI Gempa 1726:2012 untuk gedung yang mampu menahan gempa. Namun, juga
diperlukannya perencanaan gedung sesuai standar SNI yang sudah ada. Untuk
perencanaan gedungnya menggunakan SNI Beton Bertulang 2847:2013 dan
pembebanannya sesuai dengan SNI 1727:2013 untuk beban minimum perancangan
bangunan gedung dan struktur lain. Agar gedung tersebut sesuai dengan standarisasi
SNI yang sudah ada. Perhitungan untuk pendesainan struktur gedung ini menggunakan
software ETABS v16.2.1 (Extended Three Dimensional Analysis of Building Systems).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan diatas, rumusan masalah pada
Skripsi ini adalah :
1. Bagaimana merencanakan struktur beton bertulang pada Apartemen 11 Lantai
sesuai SNI 03-22847-2013 untuk perencanaan struktur?
2. Bagaimana merencanakan struktur beton bertulang pada Apartemen 11 Lantai
dengan menggunakan software ETABS v16.2.1?
3
3. Bagaimana merencanakan pondasi tiang bor pada Apartemen 11 Lantai
berdasarkan data tanah yang diperoleh?
4. Bagaimana perencanaan struktur tahan gempa pada Apartemen 11 Lantai di
Semarang sesuai SNI 1726:2012?
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui langkah-langkah dalam mendesain struktur beton bertulang
Apartemen 11 Lantai di Semarang sesuai dengan SNI perencanaan struktur
beton bertulang.
2. Mengetahui perencanaan struktur beton bertulang menggunakan software
ETABS v16.2.1.
3. Mengetahui perencanaan pondasi tiang bor untuk Apartemen 11 Lantai.
4. Mengetahui perencanaan struktur tahan gempa Apartemen 11 Lantai di
Semarang sesuai SNI 1726:2012.
D. Batasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini dapat terarah dan terencana, maka dibuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Perencanaan struktur beton bertulang Apartemen 11 lantai Semarang
direncanakan tahan gempa dengan menggunakan Software ETABS v16.2.1.
2. Perencanaan meliputi struktur bawah pondasi tiang bor dan tie beam, serta
struktur atas yaitu kolom, balok, plat lantai menggunakan struktur beton
bertulang.
4
3. Perencanaan elemen struktur menggunakan analisis yang mengacu pada
Persyaratan Beton Struktur untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2013.
4. Perhitungan pengecekan manual dimensi dan penulangan elemen struktur
hanya di beberapa bagian yang ditinjau.
5. Analisis pembebanan menggunakan beban mati, beban hidup, dan beban gempa
sesuai dengan Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktrur Lain SNI 1727:2013.
6. Analisis perencanaan bangunan tahan gempa mengacu pada Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI 1726:2012
7. Gambar kerja hanya sebatas gambar detail struktur per elemen yang ditinjau
menggunakan Software AutoCAD 2017.
8. Tidak menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya).
9. Tidak membahas RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat).
10. Tidak membahas metode pelaksanaan.
E. Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini secara garis besar disusun dalam 5 bab, dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.
2. BAB II STUDI PUSTAKA
5
Bab ini berisikan tentang Uraian secara Umum. Prosedur Perencanaan
Struktur Atas, Prosedur Perencanaan Struktur Bawah dan Bangunan Tahan
Gempa.
3. BAB III METODOLOGI PERENCANAAN
Bab ini berisikan tentang Tahap Pengumpulan Data, Bagan Alir Desain
Struktur, Langkah-langkah perencanaan struktur bangunan tahan gempa,
aturan-aturan dan rumus yang dipakai dalam perhitungan gedung tinggi
meliputi perhitungan Pondasi, Tie Beam, Kolom, Balok, Plat Lantai.
4. BAB IV DESAIN STRUKTUR
Bab ini berisikan tentang Uraian secara Umum mengenai desain struktur,
Permodelan Struktur, Analisis Struktur, Desain Struktur Atas, Desain Struktur
Bawah, Gambar Detail Struktur Per Elemen yang ditinjau.
5. BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang Kesimpulan, dan Saran.
6
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Umum
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari dua bagian yaitu struktur bawah
(lower structure) dan struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower structure)
yang dimaksudkan adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper structure)
adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok,
pelat, tangga dan lain-lain. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-
beda di dalam sebuah struktur.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan
terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan
suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar memenuhi kriteria kekuatan,
kenyamanan, dan keselamatan.
Beban-beban yang bekerja pada struktur seperti beban mati (dead load), beban
hidup (live load), beban gempa (earthquake), dan beban angin (wind load) menjadi
bahan perhitungan awal dalam perencanaan struktur untuk mendapatkan besar dan arah
gaya-gaya yang bekerja pada setiap komponen struktur, ekmudian dapat dilakukan
analisis struktur untuk mengetahui besarnya kapasitas penampang dan tulangan yang
dibutuhkan oleh masing-masing struktur (Gideon dan Takin, 1993).
7
B. Pembebanan dan Kombinasinya
B.1 Pembebanan
Beban menurut SNI 1727:2013 adalah gaya atau aksi lainnya yang diperoleh
dari berat seluruh bahan bangunan, penghuni, barang-barang yang ada di dalam
bangunan gedung, efek lingkungan, selisih perpindahan, dan gaya kekangan akibat
perubahan dimensi.
Struktur sebuah gedung harus direncanakan kekuatannya terhadap beban-beban
berikut:
B.1.a Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta
peralatan layan terpasang lain termasuk berat keran (SNI 1727-2013). Beban mati
dapat dinyatakan sebagai gaya statis yang disebabkan oleh berat setiap unsur di dalam
struktur. Gaya-gaya yang menghasilkan beban mati terdiri dari berat unsur pendukung
beban dari bangunan, lantai, penyelesaian langit-langit, dinding partisi tetap,
penyelesaian fasade, tangki simpan, sistem distribusi mekanis, dan seterusnya.
Gabungan beban semua unsur ini menjadikan beban mati dari suatu bangunan
(Schueller, 1989:8). Pada analisis permodelan software ETABS v16.2.1, pembebanan
mati dapat dihitung secara langsung.
B.1.b Beban Hidup
Beban hidup merupakan beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
8
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban
mati.
Tabel 2.1 Beban Hidup Terdistribusi Merata Minimum, Lo dan Beban Hidup
Terpusat Minimum (SNI 1727-2013)
Hunian atau penggunaan Merata psf
(kN/m²)
Terpusat lb (kN)
Apartemen (lihat rumah tinggal)
Sistem lantai akses
Ruang kantor 50 (2,4) 2 000 (8,9)
Ruang Komputer 100 (4,79) 2 000 (8,9)
Gudang persenjataan dan ruang latihan 150 (7,18)a
Ruang pertemuan
Kursi tetap (terikat di lantai) 100 (4,79)a
Lobi 100 (4,79)a
Kursi dapat dipindahkan 100 (4,79)a
Panggung pertemuan 100 (4,79)a
Lantai podium 150 (7,18)a
Balkon dan dek 1,5 kali
beban hidup
untuk daerah
yang dilayani
tidak perlu
melebihi 100
psf (4,79
kN/m2)
Jalur akses pemeliharaan 40 (1,92) 300 (1,33)
Koridor
Lantai pertama 100 (4,79)
9
Lantai lain sama seperti
pelayanan
hunian
kecuali
disebutkan
lain
Ruang makan dan restoran 100 (4,79)a
Hunian (lihat rumah tinggal)
Ruang mesin elevator (pada daerah 2 in.x 2 in.
[50 mm x 50 mm])
300 (1,33)
Konstruksi pelat lantai finishing ringan (pada
area 1 in.x 1 in. [25 mm x 25 mm])
200 (0,89)
Jalur penyelamatan terhadap kebakaran 100 (4,79)
Hunian satu keluarga saja 40 (1,92)
Tangga permanen lihat pasal
4.5
Garasi/parkir 40 (1,92)a,b,c
Mobil penumpang saja
Truk dan Bus
Susuran tangga, rel pengaman, dan batang
pegangan
lihat pasal
4.5
Helipad 60 (2,87)de
tidak boleh
direduksi
e,f,g
Rumah sakit :
Ruang operasi, laboratorium 60 (2,87) 1 000 (4,45)
Ruang pasien 40 (1,92) 1 000 (4,45)
koridor di atas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,45)
Hotel (lihat rumah tinggal)
Perpustakaan
Ruang baca 60 (2,87) 1 000 (4,45)
Ruang penyimpanan 150 (7,18)a,h 1 000 (4,45)
Koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,45)
Pabrik
Ringan 125 (6,00)a 2 000 (8,90)
Berat 250 (11,97)a 3 000 (13,40)
Gedung perkantoran:
10
Ruang arsip dan komputer harus dirancang
untuk beban yangb lebih berat berdasarkan
pada perkiraan hunian lobi dan koridor lantai
pertama
100 (4,79) 2 000 (8,90)
kantor 50 (2,40) 2 000 (8,90)
koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 2 000 (8,90)
Lembaga hukum
Blok sel 40 (1,92)
Koridor 100 (4,79)
Tempat rekreasi
Tempat bowling, kolam renang, dan
penggunaan yang sama
75 (3,59)a
bangsal dansa dan ruang dansa 100 (4,79)a
Gimnasium 100 (4,79)a
tempat menonton baik terbuka ataupun tertutup 100 (4,79)a,k
stadium dan tribun/arena dengan tempat
duduk tetap (terikat pada lantai)
60 (2,87)a,k
Rumah tinggal
Hunian (satu keluarga dan dua keluarga)
Loteng yang tidak dapat didiami tanpa
gudang
10 (0,48)/
Loteng yang tidak dapat didiami dengan
gudang
20 (0,96)m
Loteng yang dapat didiami dan ruang
tidur
30 (1,44)
Semua ruang kecuali tangga dan balkon 40 (1,92)
Semua hunian rumah tinggal lainnya
ruang pribadi dan koridor yang melayani
mereka
40 (1,92)
Ruang publik a dan koridor yang melayani
mereka
100 (4,79)
Atap
Atap datar, berbubung, dan lengkung 20 (0,96)n
Atap digunakan untuk taman atap 100 (4,79)
Atap yang digunakan untuk tujuan lain sama seperti
hunian
dilayani a
Atap yang digunakan untuk hunian lainnya
Awning dan kanopi
11
konstruksi pabrik yang didukung oleh
struktur rangka kaku ringan
5 (0,24) tidak
boleh
direduksi
rangka tumpu layar penutup 5 (0,24) tidak
boleh
direduksi dan
berdasarkan
luas tributari
dari atap
yang ditumpu
oleh rangka
200 (0,89)
Semua konstruksi lainnya 20 (0,96) 2 000 (8,9)
Komponen struktur atap utama, yang
terhubung langsung dengan pekerjaan lantai
Titik panel tunggal dari batang bawah
rangka atap atau setiap titik sepanjang
komponen struktur utama yang mendukung
atap diatas pabrik, gudang, dan perbaikan
garasi
300 (1,33)
Semua komponen struktur atap utama lainnya 300 (1,33)
Semua permukaan atap dengan beban pekerja
pemeliharaan
Sekolah
Ruang kelas 40 (1,92) 1 000 (4,5)
Koridor diatas lantai pertama 80 (3,83) 1 000 (4,5)
Koridor lantai pertama 100 (4,79) 1 000 (4,5)
Bak-bak/scuttles, rusuk untuk atap kaca dan
langit-langit yang dapat diakses
200 (0,89)
pinggir jalan untuk pejalan kaki, jalan lintas
kendaraan, dan lahan/jalan untuk truk-truk
250 (11,97)a,p 8 000 (35,6)q
Tangga dan jalan keluar 100 (4,79) 300r
Rumah tinggal untuk satu dan dua keluarga
saja
40 (1,92) 300r
Gudang diatas langit-langit 20 (0,96)
Gudang penyimpanan barang sebelum
disalurkan ke pengecer (jika diantisipasi
menjadi gudang penyimpanan, harus dirancang
untuk menjadi beban lebih berat)
Ringan 125 (6,00)a
12
Berat 250 (11,97)a
Toko
Eceran
Lantai pertama 100 (4,79) 1 000 (4,45)
Lantai diatasnya 75 (3,59) 1 000 (4,45)
Grosir di semua lantai 125 (6,00)a 1 000 (4,45)
Penghalang kendaraan lihat pasal
4.5
Susuran jalan dan panggung yang
ditinggikan (selain jalan keluar)
60 (2,87)
Pekarangan dan teras, jalur pejalan kaki 100 (4,79)a
B.1.c Beban Gempa
Beban gempa adalah beban yang timbul akibat percepatan getaran tanah pada
saat gempa terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya beban gempa yang
terjadi pada struktur bangunan, yaitu massa dan kekakuan struktur, waktu getar alami
dan pengaruh redaman pada struktur, kondisi tanah, dam wilayah kegempaan dimana
struktur gedung tersebut berada.
Pada dasarnya ada dua metode Analisa Perencanaan Gempa, yaitu :
1. Analisis Beban Statik Ekuivalen (Equivalent Static Load Analysis).
Analisis ini adalah suatu cara analisa struktur, dimana pengaruh gempa pada struktur
dianggap sebagai beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh gempa yang
sesungguhnya akibat gerakan tanah. Metode ini digunakan untuk bangunan struktur
yang beraturan dengan ketinggian tidak lebih dari 40 m.
2. Analisis Dinamik (Dynamic Analysis).
Metode ini digunakan untuk bangunan dengan struktur yang tidak beraturan.
13
Perhitungan gempa dengan analisis dinamik ini terdiri dari :
a. Analisa Ragam Spektrum Respons.
Analisa Ragam Spektrum Respons adalah suatu cara analisa dinamik struktur,
dimana suatu model dari matematik struktur diberlakukan suatu spektrum
respons gempa rencana, dan ditentukan respons struktur terhadap gempa
rencana tersebut.
b. Analisa Respons Riwayat Waktu.
Analisa Respons Riwayat Waktu adalah suatu cara analisa dinamik struktur,
dimana suatu model matematik dari struktur dikenakan riwayat waktu dari
gempa-gempa hasil pencatatan atau gempa-gempa tiruan terhadap riwayat
waktu dari respons struktur ditentukan.
B.1.d Beban Angin
Beban mempunyai definisi yang kompleks. Beban angin mempunyai efek statis
dan dinamis. Efek statis menurut Schodek (1999:80), struktur yang berada pada
lintasan angin akan menyebabkan angin berbelok atau berhenti. Sebagai akibatnya,
energi kinetik angin berubah bentuk menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau
isapan pada struktur.
Sedangkan efek dinamis menurut Schodek (1999:82), efek dinamis dapat
muncul dengan berbagai cara. Salah satunya adalah bahwa angin sangat jarang
mempunyai fenomena steady-state (dalam keadaan tetap). Dengan demikian, gedung
dapat mengalami beban yang berbalik arah. Apabila ada gedung-gedung yang terletak
berdekatan, pola angin menjadi kompleks karena dapat terjadi suatu aliran yang
14
turbulen di antara gedung-gedung itu. Aksi angin tersebut dapat menyebabkan
terjadinya goyangan pada gedung ke berbagai arah.
B.2 Kombinasi Pembebanan
Struktur, komponen, dan pondasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga
kekuatan desainnya sama atau melebihi efek dari beban terfaktor dalam kobinasi
berikut :
DL = Beban mati (Dead Load)
LL = Beban Hidup (Live Load)
Lr = Beban hidup pada atap (roof live load)
E = Beban gempa (Earthquake load )
Menurut SNI 1727-2013, kombinasi dasar pembebanan, sebagai berikut:
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
C. Gempa
C.1 Definisi Gempa
Gempa bumi merupakan sebagian dari proses alam yang membentuk
permukaan bumi dan terbentuknya gunung, bukit dan lembah-lembah. Gempa bumi
15
yang sering terjadi adalah gempa tektonik yaitu terlepasnya energi pada kerak bumi
yang dilepaskan secara tiba-tiba sehingga menimbulkan arah gaya yang tidak
beraturan.
Pada prinsipnya gempa bekerja sebanding dengan berat massa bangunan dan
dapat dirumuskan dengan hukum newton F=m.a (m=massa bangunan ; a = percepatan
yang dihasilkan). Sehingga semakin berat masas bangunan semakin besar gaya yang
bekerja pada bangunan terserbut. Hal ini sangat berpengaruh pada konsep dasar
perencanaan bangunan untuk dapat bertahan terhadap gaya gempa yang timbul.
C.2 Gaya gempa
Gaya yang bekerja pada elemen struktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gaya Vertikal
Gaya vertikal yang berpengaruh terhadap elemen bangunan pendukung gaya
normal, seperti kolom, jenis balok kantilever dan dinding pendukung.
2. Gaya Horizontal
Gaya horizontal yang bekerja pada bangunan akibat respons bangunan dan
sistem pondasinya dan bukan disebabkan oleh percepatan gerakan tanah.
Muatan gempa horizontal dianggap bekerja dalam arah sumbu-sumbu utama
bangunan yang pada bangunan bertingkat tinggi gaya yang lebih menonjol
adalah gaya-gaya dorong yang berasal dari tiap lantai. Gaya horizontal ini
bekerja sebagai muatan lateral terpusat pada elemen-elemen pendukung
vertikal seperti kolom-kolom dan dinding geser pada “core” atau pengaku
lateral lainnya (ikatan silang).
16
C.3 Faktor Keutamaan dan Kategori Risiko Struktur Bangunan
C.3.a Kategori Risiko Gempa
Untuk kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung sesuai SNI
03-1726-2012 ditentukan berdasarkan jenis pemanfaatan bangunan yang ditunjukkan
dengan Tabel 2.1
Tabel 2.2 Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non Gedung Untuk Beban
Gempa
Jenis Pemanfaatan Kategori
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk tapi tidak dibatasi
untuk, antara lain :
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan, dan
Perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
I
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam
kategori resiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran
- Gedung Apartemen/rimah susun
- Pusat perbelanjaan/mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
II
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap
jiwa manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak
dibatasi untuk :
III
17
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori
resiko IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak
ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegaga;an,
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori resiko
IV, (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur,
prosses, penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat
pembuangan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya,atau bahan yang mudah
meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak dimana
jumlah kandungan bahannyamelebihi nilai batas yang diisyaratkan
oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi
masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas
yang penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk :
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasi kendaraan darurat lainya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat
- Struktur tambahan (temasuk menara telekominikasi, tangki
penyimpanan bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun
IV
18
listrik, tangki air pemadam kebakaran atau struktur rumah atau
struktur pendukung air atau material atau peralatan pemadam
kebakaran) yang diisyaratkan untuk operasi pada saat keadaan
darurat.
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko
IV
C.3.b Faktor Keutamaan Gempa
Tabel 2.3 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori risiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Dari tabel 2.2 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban
gempa, dengan jenis pemanfaatan bangunan sebagai gedung apartemen dengan
kategori risiko II maka faktor keutamaan gempa (Ie) yaitu 1,0 yang dapat dilihat dari
tabel 2.3.
D. Perencanaan Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur yang berada di atas
muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, balok, plat yang masing-
masing mempunyai peran sangat penting.
D.1 Kolom
Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994). Kolom adalah
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan
19
vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil. Sedangkan komponen struktur yang menahan beban aksial vertikal dengan
rasio bagian tinggi dengan dimensi lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal.
Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan, kegagalan kolom
akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan
dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan.
Oleh karena itu, dalam merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara
cermat dengan memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi daripada untuk komponen
struktur lainnya.
Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994), terdapat beberapa
jenis kolom beton bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral, untuk melindungi tulangan
utama yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke
arah lateral.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral, bentuknya sama dengan sengkang
lateral, hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah
tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di
sepanjang kolom.
Momen dapat terjadi karena adanya eksentrisitas dari kekangan pada ujung-
ujung kolom yang dicetak, pelaksanaan pemasangan yang kurang sempurna, ataupun
penggunaan mutu yang tidak merata. Maka sebagai tambahan faktor reduksi kekuatan
untuk memperhitungkan eksentrisitas minimum, peraturan memberikan ketentuan
20
bahwa kekuatan nominal kolom dengan pengikat sengkang di reduksi 20% dan untuk
kolom dengan pengikat spiral direduksi 15%.
Selain harus dilakukan pengecekan kuat beban aksial, pada perencanaan
gedung juga dilakukan pengecekan batas kelangsingan kolom.
D.2 Balok
Dalam buku Balok dan Pelat Beton bertulang (Ali Asroni, 2002). Balok dapat
didefinisikan sebagai salah satu dari elemn struktur portal dengan bentang yang
arahnya horizontal, sedangkan portal merupakan kerangka utama dari struktur
bangunan, khususnya bangunan gedung. Portal digambarkan dalam bentuk garis-garis
horizontal (disebut: balok) dan vertikal (disebut: kolom) yang saling
bertemu/berpotongan pada titik buhul (joint), seperti terlihat pada Gambar 2.1.
biasanya pada perencanaan portal dengan bahan beton bertulang, ujung kolom bagian
bawah dari portal tersebut bertumpu/ tertanam kuat pada pondasi dan dapat
dianggap/direncanakan sebagai perletakan jepit ataupun sendi.
Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur, beban geser
maupun torsi (momen puntir), sehingga perlu baja tulangan untuk menahan beban-
beban tersebut. Tulangan ini berupa tulangan memanjang atau tulangan longitudinal
(yang menahan beban lentur) serta tulangan geser/begel (yang menahan beban geser
dan torsi).
Dalam buku Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang (Gideon H Kusuma,
1993). Pada perencanaan tulangan balok di samping beban-beban pada balok ternyata
ukuran dan syarat-syarat tumpuan pun perlu diketahui juga. Tumpuan akan dianggap
21
kaku, yaitu tidak dapat berdeformasi, sehingga hanya tiga syarat-syarat tumpuan yang
dipertimbangkan:
- Tumpuan bebas (sederhana)
- Tumpuan terjepit penuh
- Tumpuan terjepit sebagian
Balok sederhana yang ditumpu bebas dapat mengalami perputaran sudut pada
perletakan. Balok dikatakan terjepit penuh bila terdapat jepitan penuh, sehingga rotasi
tidak mungkin terjadi. Tumpuan terjepit sebagian (parsial) adalah suatu keadaan di
antara dua situasi tersebut yang memungkinkan tumpuan ini dapat sedikit berotasi. Bila
sebuah balok secara teoritis dianggap tertumpu bebas, tetapi jenis tumpuan ini
memungkinkan terjadinya jepitan tak terduga, maka harus dipertimbangkan dengan
adanya momen jepit tak terduga.
Gambar 2.1 Elemen Balok dan Kolom Portal
22
D.3 Pelat
Dalam buku Balok dan Pelat Beton Bertulang (Ali Asroni, 2002), yang
dimaksud dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus
pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini
sangat kaku dan arahnya horizontal yang sangat bermanfaat untuk mendukung
ketegaran balok portal.
Pelat beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai
lantai bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap beban
grativasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut mengakibatkan terjadi
momen lentur. Oleh karena itu pelat juga direncanakan terhadap beban lentur (seperti
pada kasus balok).
Jenis perletakan pelat pada balok ada 3:
1. Terletak bebas
Keadaan ini terjadi jika pelat diletakkan begitu saja di atas balok, atau
antara pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat
berotasi bebas pada tumpuan tersebut. Pelat yang ditumpu oleh tembok juga
termasuk dalam kategori terletak bebas.
2. Terjepit elastis
23
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolit,
tetapi ukuran balok cukup kecil, sehingga balok tidak cukup kuat untuk
mencegah terjadinya rotasi pelat.
3. Terjepit penuh
Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor dan bersama-sama secara
monolit, dan ukuran balok cukup besar, sehingga mampu untuk mencegah
terjadinya rotasi pelat.
Gambar 2.2 Jenis Perletakan Pelat pada Balok
E. Perencanaan Struktur Bawah
E.1 Pondasi Tiang Bor ( Bored Pile)
Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored pile dipasang ke
dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, baru kemudian diisi tulangan
dan dicor beton. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga
memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah
24
mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini
ditarik ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak,
dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang. (Enden
Mina, 2014)
Keuntungan penggunaan tiang bor ini antara lain:
a. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran yang
membahayakan bangunan sekitarnya.
b. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile
cap). Kolom dapat secara langsung di letakkan di puncak tiang bor.
c. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
d. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.
e. Tiang bor dapat dipasang menembus batuan.
f. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat
dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas dukungnya.
Kerugian pemakaian tiang bor ini antara lain:
a. Pengecoran tiang bor dipengaruhi kondisi cuaca.
b. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak
dapat dikontrol dengan baik.
c. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang
badan tiang bor mengurangi kapasitas dukung tiang bor, terutama bila tiang bor
cukup dalam.
25
d. Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir
atau tanah yang berkerikil.
e. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah,
sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
f. Akan terjadi tanah runtuh (ground loss) jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan.
E.2 Daya Dukung Tiang
Daya dukung tiang adalah kemampuan atau kapasitas tiang dalam mendukung/
memikul beban. Dalam beberapa literatur digunakan istilah pile capacity atau pile
carrying capacity.
E.3 Tie Beam
Tie beam merupakan konstruksi pengaku yang mengikat atau menghubungkan
pondasi satu dengan yang lainnya. Sama halnya dengan balok, tie beam adalah balok
yang letaknya paling bawah dari semua balok pada sebuah struktur bangunan.
Fungsi dari Tie Beam adalah sebagia balok pengikat antar pile cap, untuk
mengurangi penurunan akibat pembebanan pada struktur, untuk mengikat pondasi satu
sama lain agar tidak terjadi pergeseran dan meminimlisir penurunan pada pondasi dan
apabila ada penurunan tanah pada bagian bangunan, dengan adanya tie beam maka
penurunan tanahnya akan sama.
F. ETABS
Program ETABS merupakan program analisis struktur yang dikembangkan
oleh perusahaan software Computers and Structures, Incorporated (CSI) yang
26
berlokasi di Barkeley, California, Amerika Serikat. Berawal dari penelitian dan
pengembangan riset oleh Dr. Edward L. Wilson pada tahun 1970 di University of
California, Barkeley, Amerika Serikat, maka pada tahun 1975 didirikan perusahaan
CSI oleh Ashraf Habibullah.
Selain program analisis struktur ETABS ada beberapa program yang
dikembangkan oleh CSI diantaranya program SAP dan program SAFE. Program SAP
sendiri adalah program pertama kali yang dikembangkan oleh perusahaan CSI.
Program SAP, ETABS dan SAFE sudah dipakai dan diaplikasikan (teruji) di lapangan
oleh konstruktor-konstruktor di lebih dari 100 negara di dunia.
Program ETABS secara khusus difungsikan untuk menganalisis lima
perencanaan struktur, yaitu analisis frame baja, analisis frame beton, analisis balok
komposit, analisis baja rangka batang, analisis dinding geser. Penggunaan program ini
untuk menganalisis struktur, terutama untuk bangunan tinggi sangat tepat bagi
perencana struktur karena ketepatan dari output yang dihasilkan dan efektif waktu
dalam menganalisisnya.
Program ETABS sendiri telah teruji aplikasinya di lapangan. Di Indonesia
sendiri, konsultan-konsultan perencana struktur ternama telah menggunakan program
ini untuk analisis struktur dan banyak gedung yang telah dibangun dari hasil
perencanaan tersebut.
Komputer yang artinya penghitung merupakan alat bantu yang pertama-tama
dikembangkan untuk bidang sains dan rekayasa. Dikaitkan dengan rekayasa konstruksi
atau struktur atau tepatnya structural engineering maka tugas utama komputer adalah
27
sebagai penghitung seperti maksud awal alat tersebut diciptakan yaitu dari asal kata to
compute. Akan tetapi, berbeda dengan alat hitung sebelumnya ternyata komputer
mengubah pola pikir bekerjanya insinyur dalam melakukan analisa struktur. Jika tradisi
sebelumnya, untuk dapat memahami perilaku struktur dengan benar maka harus
memahami metode-metode perhitungan manual yang dilakukan, tetapi dengan
tersedianya komputer untuk analisa struktur maka tanpa mengetahui metode yang
digunakan, insinyur dapat dengan mudah dan cepat memperoleh hasil yang diinginkan.
Selain itu, berbagai model struktur dapat dengan mudah dibuat, termasuk manipulasi
matematik yang diperlukan. Meskipun demikian, tidak ada jaminan bahwa itu semua
membuat para insinyur dapat memahami perilaku struktur sebenarnya karena untuk itu
perlu, (a) paham aumsi-asumsi dasar analisis; (b) paham perilaku struktur yang
sebenarnya; (c) mampu membuat model struktur dan validasi hasilnya.
Komputer untuk bidang rekayasa adalah alat bantu yang sangat berguna, bagi
pengguna kompeten, maka dapat dihasilkan pemahaman yang lebih dalam tentang
permasalahan bidang rekayasa yang mana teknik-teknik tradisional sebelumnya tidak
mampu atau kesulitan mendapatkannya.
210
BAB V
PENUTUP
E. Simpulan
Perencanaan struktur beton bertulang Gedung Apartemen 11 Lantai yang
berada di Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kedungmundu, Tembalang, Semarang
dirancang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Permodelan dan
pembebanan gedung menggunakan Program ETABS v16.2.1 dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Untuk bangunan gedung yang direncanakan tahan gempa telah memenuhi
persyaratan karena batas perioda fundamental yang didapat dari ETABS
untuk arah y 1,489 detik dan untuk arah x 1,404 detik tidak melebihi batas
maksimal perioda fundamental yang didapat dari ETABS sebesar 1,805
detik. Batas maksimal simpangan antar lantai didapatkan nilai 87,5 mm
sedangkan untuk nilai simpangan yang didapatkan tidak ada yang melebihi
nilai tersebut untuk gempa dinamik maupun statik. Simpangan antar lantai
akibat gempa statik yang paling besar yaitu 40,711 mm untuk arah x dan
39,969 mm untuk arah y terjadi pada lantai 4. Sedangkan simpangan antar
lantai akibat gempa dinamik yang paling besar yaitu 31,759 mm untuk arah
x dan 32,201 mm untuk arah y terjadi pada lantai 3.
2. Pelat lantai yang ditinjau sudah aman atau telah memenuhi persyaratan
karena momen rencana lebih besar daripada momen terfaktor (𝜙Mn ≥ Mu).
211
Untuk pelat arah x daerah tumpuan didapatkan bahwa momen rencana
bernilai 20,296 kN lebih besar daripada momen terfaktor yang bernilai
18,809 kN, untuk pelat arah x daerah lapangan didapatkan bahwa momen
rencana bernilai 20,359 kN lebih besar daripada momen terfaktor yang
bernilai 11,671 kN, sedangkan untuk pelat arah y daerah tumpuan
didapatkan bahwa momen rencana bernilai 20,359 kN lebih besar daripada
momen terfaktor yang bernilai 11,199 kN, untuk pelat arah y daerah
lapangan didapatkan bahwa momen rencana bernilai 20,359 kN lebih besar
daripada momen terfaktor yang bernilai 11,235 kN.
3. Pada perencanaan balok kurang lebih sama seperti perencanaan pelat, balok
yang ditinjau sudah aman atau memenuhi persyaratan karena momen
rencana lebih besar daripada momen terfaktor (𝜙Mn ≥ Mu). Untuk balok
daerah tumpuan didapatkan nilai momen rencana bernilai 492,472 kN lebih
besar daripada momen terfaktor yang bernilai 446,777 kN, sedangkan untuk
balok daerah lapangan didapatkan nilai momen rencana bernilai 215,354
kN lebih besar daripada momen terfaktor yang bernilai 190,304 kN.
4. Kolom yang ditinjau sudah aman atau memenuhi persyaratan. Karena nilai
𝜙Pn > Pu yaitu 7055,14 kN > 6865,1767 kN.
5. Pondasi yang direncanakan sudah aman karena nilai daya dukung grup
tiang lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya (Qug > Pu). Untuk
pondasi tipe P-1 didapatkan nilai Qug sebesar 2545 kN lebih besar daripada
212
beban yang bekerja diatasnya senilai 2400 kN, untuk pondasi tipe P-2
didapatkan nilai Qug sebesar 4323 kN lebih besar daripada beban yang
bekerja diatasnya senilai 3498 kN, untuk pondasi tipe P-3 didapatkan nilai
Qug sebesar 5765 kN lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya
senilai 5200 kN, untuk pondasi tipe P-4 didapatkan nilai Qug sebesar 7046
kN lebih besar daripada beban yang bekerja diatasnya senilai 6820 kN,
untuk pondasi tipe P-5 didapatkan nilai Qug sebesar 8456 kN lebih besar
daripada beban yang bekerja diatasnya senilai 7400 kN.
F. Saran
Berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan maka disarankan:
1. Perlu diperhatikan mengenai analisis perhitungan secara manual dan
perhitungan dengan bantuan perangkat lunak seperti ETABS.
Menggunakan keduanya dapat memperkuat hasil analisis, karena dalam
perencanaan gedung mempunyai faktor yang kompleks.
2. Untuk perencanaan struktur gedung ini, penulis mengacu pada peraturan
SNI terbaru tanpa mengabaikan peraturan yang teradahulu. Dalam setiap
perencanaan struktur sebaiknya diperhatikan peraturan-peraturan yang
terus berkembang. Karena dengan berkembangnya peraturan tersebut pasti
ada perubahan dari peraturan sebelumnya. Agar gedung yang direncanakan
aman dan nyaman untuk di fungsikan sebagaimana mestinya.
208
DAFTAR PUSTAKA
Andiyarto H.T.C, dan C Chotimah. 2015. Short Course Aplikasi SNI Terbaru untuk
Mahasiswa Tugas Akhir. Bambang Dewasa File.
Asroni A. 2010. Kolom, Fondasi dan Balok T Beton Bertulang. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.
_______. 2010. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726,2012. BSN. Jakarta.
_______. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur
Lain, SNI 03-1727,2013. BSN. Jakarta.
_______. 2013. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI
03-2847,2013. BSN. Jakarta.
Chasanah U, dan A Kusbiantoro. 2016. Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Bangunan Hotel Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen. Jurnal Neo
Teknika 2(1): 37-47.
Indarto H, H.T.C Andiyarto, dan K.C.A Putra. 2013. Aplikasi SNI Gempa 2012 for
Dummies. Bambang Dewasa File.
Kusuma H.G, dan W.C Vis. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.
Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta.
Pratikto. 2009. Konstruksi Beton 1. Politeknik Negeri Jakarta. Jakarta.
Prasetyo M.E, dan D Wicaksono. 2012. Desain Gedung Kuliah 21 Lantai di Universitas
Trunojoyo Bangkalan Madura Tahun 2016. Skripsi. Program S1 Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang (UNNES). Semarang.
Rudiatmoko R.W, N.M.A Wiryasa, dan I.A.M Budiwati. 2012. Perancangan Struktur
Gedung Beton Bertulang Menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPMK) dengan RSNI 03-1726-xxxx. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur
Teknik Sipil.
Sigit K.S, N Carlo, dan L Utama. 2017. Perencanaan Pondasi Bored Pile di Proyek
Rekonstruksi Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatra Barat.